Transcript
Page 1: Teori Dan Prinsip Belajar Dan Pembelajaran

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Teori ialah prinsip kasar yang menjadi dasar pembentukan sesuatu ilmu

pengetahuan. Dasar teori ini yang akan di kembangkan pada ilmu pengetahuan agar

dapat di ciptakan pengetahuan baru yang lebih lengkap dan detail sehingga dapat

memperkuat pengetahuan tersebut.Teori juga merupakan satu rumusan daripada

pengetahuan sedia ada yang memberi panduan untuk menjalankan penyelidikan dan

mendapatkan maklumat baru. Sehingga ada ahli yang mengemukakan asumsinya

terhadap kebutuhan adanya sebuah rumusan teori. Menurut Snelbecker (di situs

www.teknologi-pembelajaran.com) menjelaskan sejumlah asumsi dijadikan dasar

untuk menentukan gejala yang diamati dan atau teori yang dirumuskan. Asumsi-

asumsi itu adalah:

1. Pertambahan penduduk akan senantiasa terjadi meskipun dengan derajat

perbandingan yang kian mengecil. Perkembangan penduduk ini membawa

implikasi makin banyaknya mereka yang perlu memperoleh pendidikan.

2. Terjadinya perubaha-perubahan mendasar dan bersifat menetap di bidang sosial,

politik, ekonomi, industri, atau secara luas kebudayaan, yang menghendaki re-

edukasi atau pendidikan terus-menerus bagi semua orang.

3. Penyebaran teknologi ke dalam kehidupan masyarakat yang makin meluas.

Masyarakat mengandung budaya dan teknologi, yang memengaruhi segenap

bidang kehidupan, termasuk di dalamnya bidang pendidikan.

Makin terbatasnya sumber-sumber tradisional sehingga harus diciptakan sumber-

sumber baru dan sementara itu memanfaatkan sumber yang makin terbatas itu secara

1

Page 2: Teori Dan Prinsip Belajar Dan Pembelajaran

lebih berdaya guna dan berhasil guna. Termasuk dalam sumber tradisional ini adalah

sumber insani untuk keperluan pendidikan.

Pendidikan senantiasa berkembang dari waktu ke waktu. Mutu pendidikan kian

hari kian dituntut untuk selalu meningkat. Meningkatkan mutu pendidikan tidak

hanya merupakan tanggung jawab pemerintah, tetapi juga tanggung jawab pendidik

sebagai ujung tombak pendidikan. Pendidik berkewajiban menciptakan suasana

pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis serta

mempunyai komitmen secara professional untuk meningkatkan mutu pendidikan

(Undang-Undang Pendidikan Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003). Hal itu

dikarenakan selain harus menciptakan suasana pendidikan bermakna, menyenangkan,

kreatif, dinamis, dan dialogis juga harus mendesain materi, dan proses pembelajaran

yang mengantarkan siswanya memiliki kompetensi seperti yang dirumuskan dalam

kurikulum. Maka dari itu guru harus mengetahui dan memahami tentang teori-teori

belajar dan hendaknya dapat mengaplikasikan teori-teori belajar dalam pembelajaran

agar dapat tercapainya kompetensi yang telah ditargetkan.

Secara empiris calon pendidik masih banyak yang belum menguasai prinsip dan

teori belajar dan pembelajaran. Calon pendidik belum memahami berbagai teori dan

prinsip belajar dan pembelajaran. Padahal untuk mengaplikasikannya para colon

pendidik haruslah menguasai dan memahami terlebih dahulu teori-teori tersebut.

Belum dikuasainya materi dasar tersebut disebabkan karena kurang banyak membaca

buku teori, sumber-sumber belajar tentang teori belajar masih terbatas dan materi ini

masih termasuk materi baru bagi calon pendidik.

Jadi jika guru tidak menguasai kompetensi tersebut hal ini akan berdampak pada

penjabaran kemampuan-kemampuan dalam standar kompetensi tersebut hal ini akan

berdampak pada penjabaran kemampuan-kemampuan dalam standar kompetensi dan

2

Page 3: Teori Dan Prinsip Belajar Dan Pembelajaran

kompetensi dasar yang harus dikuasai. Untuk itu, di dalam amkalah ini akan

dijabarkan tentang berbagai teori belajar dan pembelajaran.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah teori belajar itu?

2. Apakah prinsip belajar itu?

3. Apakah teori pembelajaran itu?

4. Apakah prinsip pembelajaran itu?

C. Tujuan

1. Untuk memberikan pengetahuan kepada calon guru tentang teori-teori

belajar.

2. Untuk memberikan pengetahuan kepada calon guru tentang prinsip-prinsip

belajar.

3. Untuk memberikan pengetahuan kepada calon guru tentang teori-teori

pembelajaran.

4. Untuk memberikan pengetahuan kepada calon guru tentang prinsip-prinsip

pembelajaran.

D. Maanfaat

1. Memberikan pengetahuan kepada calon guru tentang teori-teori belajar.

2. Memberikan pengetahuan kepada calon guru tentang prinsip-prinsip

belajar.

3. Memberikan pengetahuan kepada calon guru tentang teori-teori

pembelajaran.

3

Page 4: Teori Dan Prinsip Belajar Dan Pembelajaran

4. Memberikan pengetahuan kepada calon guru tentang prinsip-prinsip

pembelajaran.

BAB II

PEMBAHASAN

A. TEORI BELAJAR

1. Teori Behavioristik

Teori belajar behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan

Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Aliran ini

menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. Teori

behavioristik mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon

atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan

semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan

menghilang bila dikenai hukuman.

Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan

perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa

stimulus dan output yang berupa respon. Stimulus adalah apa saja yang diberikan

guru kepada pebelajar, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan pebelajar

terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi antara

stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat diamati dan

tidak dapat diukur. Yang dapat diamati adalah stimulus dan respon, oleh karena itu

apa yang diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh pebelajar

(respon) harus dapat diamati dan diukur. Teori ini mengutamakan pengukuran, sebab

pengukuran merupakan suatu hal penting untuk melihat terjadi atau tidaknya

perubahan tingkah laku tersebut.

4

Page 5: Teori Dan Prinsip Belajar Dan Pembelajaran

Faktor lain yang dianggap penting oleh aliran behavioristik adalah faktor

penguatan (reinforcement). Bila penguatan ditambahkan (positive reinforcement)

maka respon akan semakin kuat. Begitu pula bila respon dikurangi/dihilangkan

(negative reinforcement) maka respon juga semakin kuat.

Tokoh-tokoh aliran behavioristik di antaranya:

a) Teori Belajar Menurut Edward Lee Thorndike

Menurut Thorndike, belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan

respon. Stimulus adalah apa yang merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti

pikiran, perasaan, atau hal-hal lain yang dapat ditangkap melalui alat indera.

Sedangkan respon adalah reaksi yang dimunculkan peserta didik ketika belajar,

yang dapat pula berupa pikiran, perasaan, atau gerakan/tindakan.

Percobaan Thorndike yang terkenal dengan binatang coba kucing yang telah

dilaparkan dan diletakkan di dalam sangkar yang tertutup dan pintunya dapat

dibuka secara otomatis apabila kenop yang terletak di dalam sangkar tersebut

tersentuh. Percobaan tersebut menghasilkan teori “trial and error” atau “selecting

and conecting”, yaitu bahwa belajar itu terjadi dengan cara mencoba-coba dan

membuat salah. Dalam melaksanakan coba-coba ini, kucing tersebut cenderung

untuk meninggalkan perbuatan-perbuatan yang tidak mempunyai hasil. Setiap

response menimbulkan stimulus yang baru, selanjutnya stimulus baru ini akan

menimbulkan response lagi, demikian selanjutnya.

Teori Thorndike disebut pula dengan Teori Koneksionisme (Slavin, 2000).

Ada tiga hukum belajar yang utama, menurut Thorndike yakni:

(1) Hukum Kesiapan (law of readiness), yaitu semakin siap suatu organisme

memperoleh suatu perubahan tingkah laku, maka pelaksanaan tingkah laku

5

Page 6: Teori Dan Prinsip Belajar Dan Pembelajaran

tersebut akan menimbulkan kepuasan individu sehingga asosiasi cenderung

diperkuat. Prinsip pertama teori koneksionisme adalah belajar suatu kegiatan

membentuk asosiasi (connection) antara kesan panca indera dengan

kecenderungan bertindak.

(2) Hukum Latihan (law of exercise), yaitu semakin sering tingkah laku diulang/

dilatih (digunakan), maka asosiasi tersebut akan semakin kuat. Prinsip law of

exercise adalah koneksi antara kondisi (yang merupakan perangsang) dengan

tindakan akan menjadi lebih kuat karena latihan-latihan, tetapi akan melemah

bila antara keduanya tidak dilanjutkan atau dihentikan. Prinsip menunjukkan

bahwa prinsip utama dalam belajar adalah ulangan. Makin sering diulangi,

materi pelajaran akan semakin dikuasai.

(3) Hukum akibat (law of effect), yaitu hubungan stimulus respon cenderung

diperkuat bila akibatnya menyenangkan dan cenderung diperlemah jika

akibatnya tidak memuaskan. Hukum ini menunjuk pada makin kuat atau

makin lemahnya koneksi sebagai hasil perbuatan. Suatu perbuatan yang

disertai akibat menyenangkan cenderung dipertahankan dan lain kali akan

diulangi. Sebaliknya, suatu perbuatan yang diikuti akibat tidak menyenangkan

cenderung dihentikan dan tidak akan diulangi.

b) Teori Belajar Menurut Watson

Watson mendefinisikan belajar sebagai proses interaksi antara stimulus dan

respon, namun stimulus dan respon yang dimaksud harus dapat diamati

(observable) dan dapat diukur. Jadi walaupun dia mengakui adanya perubahan-

perubahan mental dalam diri seseorang selama proses belajar, namun dia

menganggap faktor tersebut sebagai hal yang tidak perlu diperhitungkan karena

tidak dapat diamati.

c) Teori Belajar Menurut Clark Hull

6

Page 7: Teori Dan Prinsip Belajar Dan Pembelajaran

Clark Hull juga menggunakan variabel hubungan antara stimulus dan respon

untuk menjelaskan pengertian belajar. Namun dia sangat terpengaruh oleh teori

evolusi Charles Darwin. Bagi Hull, seperti halnya teori evolusi, semua fungsi

tingkah laku bermanfaat terutama untuk menjaga agar organisme tetap bertahan

hidup. Oleh sebab itu Hull mengatakan kebutuhan biologis (drive) dan pemuasan

kebutuhan biologis (drive reduction) adalah penting dan menempati posisi sentral

dalam seluruh kegiatan manusia, sehingga stimulus (dorongan) dalam belajarpun

hampir selalu dikaitkan dengan kebutuhan biologis, walaupun respon yang akan

muncul mungkin dapat berwujud macam-macam.

d) Teori Belajar Menurut Edwin Guthrie

Azas belajar Guthrie yang utama adalah hukum kontiguiti, yaitu gabungan

stimulus-stimulus yang disertai suatu gerakan, pada waktu timbul kembali

cenderung akan diikuti oleh gerakan yang sama (Bell, Gredler, 1991). Guthrie

juga menggunakan variabel hubungan stimulus dan respon untuk menjelaskan

terjadinya proses belajar. Belajar terjadi karena gerakan terakhir yang dilakukan

mengubah situasi stimulus sedangkan tidak ada respon lain yang dapat terjadi.

Hubungan antara stimulus dan respon bersifat sementara, oleh karena dalam

kegiatan belajar peserta didik perlu sesering mungkin diberi stimulus agar

hubungan stimulus dan respon bersifat lebih kuat dan menetap. Hukuman yang

diberikan pada saat yang tepat akan mampu mengubah tingkah laku seseorang.

Pebelajar harus dibimbing melakukan apa yang harus dipelajari.

e) Teori Belajar Menurut Burrhus Frederic Skinner

Menurut Skinner hubungan antara stimulus dan respon yang terjadi melalui

interaksi dengan lingkungannya, yang kemudian menimbulkan perubahan tingkah

laku. Menurutnya respon yang diterima seseorang tidak sesederhana itu, karena

stimulus-stimulus yang diberikan akan saling berinteraksi dan interaksi antar

7

Page 8: Teori Dan Prinsip Belajar Dan Pembelajaran

stimulus itu akan mempengaruhi respon yang dihasilkan. Respon yang diberikan

ini memiliki konsekuensi-konsekuensi yang nantinya mempengaruhi munculnya

perilaku (Slavin, 2000).

B.F. Skinner meyakini bahwa perilaku dikontrol melalui proses operant

conditioning. Di mana seorang dapat mengontrol tingkah laku organisme melalui

pemberian reinforcement yang bijaksana dalam lingkungan relatif besar. Dalam

beberapa hal, pelaksanaannya jauh lebih fleksibel daripada conditioning klasik.

Operant Conditioning adalah suatu proses perilaku operant (penguatan positif

atau negatif) yang dapat mengakibatkan perilaku tersebut dapat berulang kembali

atau menghilang sesuai dengan keinginan.

Gaya mengajar guru dilakukan dengan beberapa pengantar dari guru secara

searah dan dikontrol guru melalui pengulangan dan latihan. Menajemen Kelas

menurut Skinner adalah berupa usaha untuk memodifikasi perilaku antara lain

dengan proses penguatan yaitu memberi penghargaan pada perilaku yang

diinginkan dan tidak memberi imbalan apapun pada perilaku yanag tidak tepat.

Skinner membuat eksperimen sebagai berikut:

Dalam laboratorium Skinner memasukkan tikus yang telah dilaparkan dalam

kotak yang disebut “skinner box”, yang sudah dilengkapi dengan berbagai

peralatan yaitu tombol, alat pemberi makanan, penampung makanan, lampu yang

dapat diatur nyalanya, dan lantai yanga dapat dialir listrik. Karena dorongan lapar

tikus beruasah keluar untuk mencari makanan. Selama tikus bergerak kesana

kemari untuk keluar dari box, tidak sengaja ia menekan tombol, makanan keluar.

Secara terjadwal diberikan makanan secara bertahap sesuai peningkatan perilaku

yang ditunjukkan si tikus, proses ini disebut shapping.

8

Page 9: Teori Dan Prinsip Belajar Dan Pembelajaran

Berdasarkan berbagai percobaannya pada tikus dan burung merpati Skinner

mengatakan bahwa unsur terpenting dalam belajar adalah penguatan. Maksudnya

adalah pengetahuan yang terbentuk melalui ikatan stimulus respon akan semakin

kuat bila diberi penguatan. Skinner membagi penguatan ini menjadi dua yaitu

penguatan positif dan penguatan negatif. Bentuk-bentuk penguatan positif berupa

hadiah, perilaku, atau penghargaan. Bentuk bentuk penguatan negatif antara lain

menunda atau tidak memberi penghargaan, memberikan tugas tambahan atau

menunjukkan perilaku tidak senang.

Beberapa prinsip Skinner antara lain:

1. Hasil belajar harus segera diberitahukan kepada siswa, jika salah dibetulkan,

jika beban diberi penguat.

2. Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar.

3. Materi pelajaran, digunakan sistem modul.

4. Dalam proses pembelajaran, tidak digunakan hukuman. Untuk itu lingkungan

perlu diubah, untuk menghindari adanya hukuman.

5. Dalam proses pembelajaran, lebih dipentingkan aktifitas sendiri.

6. Tingkah laku yang diinginkan pendidik, diberi hadiah, dan sebaiknya hadiah

diberikan dengan digunakannya jadwal variabel Rasio rein forcer.

7. Dalam pembelajaran digunakan shaping.

f) Ivan Petrovich Pavlov

Classic conditioning (pengkondisian atau persyaratan klasik) adalah proses

yang ditemukan Pavlov melalui percobaannya terhadap anjing, dimana

perangsang asli dan netral dipasangkan dengan stimulus bersyarat secara

berulang-ulang sehingga memunculkan reaksi yang diinginkan.

9

Page 10: Teori Dan Prinsip Belajar Dan Pembelajaran

Eksperimen-eksperimen yang dilakukan Pavlov dan ahli lain tampaknya

sangat terpengaruh pandangan behaviorisme, dimana gejala-gejala kejiwaan

seseorang dilihat dari perilakunya. Hal ini sesuai dengan pendapat Bakker bahwa

yang paling sentral dalam hidup manusia bukan hanya pikiran, peranan maupun

bicara, melainkan tingkah lakunya. Pikiran mengenai tugas atau rencana baru

akan mendapatkan arti yang benar jika ia berbuat sesuatu (Bakker, 1985).

Bertitik tolak dari asumsinya bahwa dengan menggunakan rangsangan-

rangsangan tertentu, perilaku manusia dapat berubah sesuai dengan apa yang

diinginkan. Kemudian Pavlov mengadakan eksperimen dengan menggunakan

binatang (anjing) karena ia menganggap binatang memiliki kesamaan dengan

manusia. Namun demikian, dengan segala kelebihannya, secara hakiki manusia

berbeda dengan binatang.

Ia mengadakan percobaan dengan cara mengadakan operasi leher pada seekor

anjing. Sehingga kelihatan kelenjar air liurnya dari luar. Apabila diperlihatkan

sesuatu makanan, maka akan keluarlah air liur anjing tersebut. Kin sebelum

makanan diperlihatkan, maka yang diperlihatkan adalah sinar merah terlebih

dahulu, baru makanan. Dengan sendirinya air liurpun akan keluar pula. Apabila

perbuatan yang demikian dilakukan berulang-ulang, maka pada suatu ketika

dengan hanya memperlihatkan sinar merah saja tanpa makanan maka air liurpun

akan keluar pula.

Makanan adalah rangsangan wajar, sedang merah adalah rangsangan buatan.

Ternyata kalau perbuatan yang demikian dilakukan berulang-ulang, rangsangan

buatan ini akan menimbulkan syarat (kondisi) untuk timbulnya air liur pada

anjing tersebut. Peristiwa ini disebut: Reflek Bersyarat atau Conditioned Respons.

Pavlov berpendapat, bahwa kelenjar-kelenjar yang lain pun dapat dilatih.

Bectrev murid Pavlov menggunakan prinsip-prinsip tersebut dilakukan pada

10

Page 11: Teori Dan Prinsip Belajar Dan Pembelajaran

manusia, yang ternyata diketemukan banyak reflek bersyarat yang timbul tidak

disadari manusia.

Dari eksperimen Pavlov setelah pengkondisian atau pembiasaan dapat

diketahui bahwa daging yang menjadi stimulus alami dapat digantikan oleh bunyi

lonceng sebagai stimulus yang dikondisikan. Ketika lonceng dibunyikan ternyata

air liur anjing keluar sebagai respon yang dikondisikan.

Apakah situasi ini bisa diterapkan pada manusia? Ternyata dalam kehidupan

sehar-hari ada situasi yang sama seperti pada anjing. Sebagai contoh, suara lagu

dari penjual es krim Walls yang berkeliling dari rumah ke rumah. Awalnya

mungkin suara itu asing, tetapi setelah si pejual es krim sering lewat, maka nada

lagu tersebut bisa menerbitkan air liur apalagi pada siang hari yang panas.

Bayangkan, bila tidak ada lagu tersebut betapa lelahnya si penjual berteriak-teriak

menjajakan dagangannya. Contoh lain adalah bunyi bel di kelas untuk penanda

waktu atau tombol antrian di bank. Tanpa disadari, terjadi proses menandai

sesuatu yaitu membedakan bunyi-bunyian dari pedagang makanan (rujak, es, nasi

goreng, siomay) yang sering lewat di rumah, bel masuk kelas-istirahat atau usai

sekolah dan antri di bank tanpa harus berdiri lama.

Dari contoh tersebut dapat diketahui bahwa dengan menerapkan strategi

Pavlov ternyata individu dapat dikendalikan melalui cara mengganti stimulus

alami dengan stimulus yang tepat untuk mendapatkan pengulangan respon yang

diinginkan, sementara individu tidak menyadari bahwa ia dikendalikan oleh

stimulus yang berasal dari luar dirinya.

g) Robert Gagne (1916-2002)

Gagne adalah seorang psikolog pendidikan berkebangsaan amerika yang

terkenal dengan penemuannya berupa condition of learning. Gagne pelopor dalam

11

Page 12: Teori Dan Prinsip Belajar Dan Pembelajaran

instruksi pembelajaran yang dipraktekkannya dalam training pilot AU Amerika.

Ia kemudian mengembangkan konsep terpakai dari teori instruksionalnya untuk

mendisain pelatihan berbasis komputer dan belajar berbasis multi media. Teori

Gagne banyak dipakai untuk mendisain software instruksional.

Gagne disebut sebagai Modern Neobehaviouris mendorong guru untuk

merencanakan instruksioanal pembelajaran agar suasana dan gaya belajar dapat

dimodifikasi. Ketrampilan paling rendah menjadi dasar bagi pembentukan

kemampuan yang lebih tinggi dalam hierarki ketrampilan intelektual. Guru harus

mengetahui kemampuan dasar yang harus disiapkan. Belajar dimulai dari hal

yang paling sederhana dilanjutnkan pada yang lebih kompleks (belajar SR,

rangkaian SR, asosiasi verbal, diskriminasi, dan belajar konsep) sampai pada tipe

belajar yang lebih tinggi (belajar aturan dan pemecahan masalah). Prakteknya

gaya belajar tersebut tetap mengacu pada asosiasi stimulus respon.

h) Albert Bandura (1925-masih hidup)

Bandura seorang psikolog yang terkenal dengan teori belajar sosial atau

kognitif sosial serta efikasi diri. Eksperimennya yang sangat terkenal adalah

eksperimen “Bobo Doll” yang menunjukkan anak meniru secara persis perilaku

agresif dari orang dewasa disekitarnya

Faktor-faktor yang berproses dalam belajar observasi adalah:

1. Perhatian, mencakup peristiwa peniruan dan karakteristik pengamat.

2. Penyimpanan atau proses mengingat, mencakup kode pengkodean simbolik.

3. Reproduk di motorik, mencakup kemampuan fisik, kemampuan meniru,

keakuratan umpan balik.

4. Motivasi, mencakup dorongan dari luar dan penghargaan terhadap diri sendiri.

12

Page 13: Teori Dan Prinsip Belajar Dan Pembelajaran

Selain itu juga harus diperhatikan bahwa faktor model atau teladan

mempunyai prinsip-prinsip sebagai berikut:

1. Tingkat tertinggi belajar dari pengamatan diperoleh dengan cara

mengorganisasikan sejak awal dan mengulangi perilaku secara simbolik

kemudian melakukannya.

2. Individu lebih menyukai perilaku yang ditiru jika sesuai dengan nilai yang

dimilikinya.

3. Individu akan menyukai perilaku yang ditiru jika model atau panutan tersebut

disukai dan dihargai dan perilakunya mempunyai nilai yang bermanfaat.

Karena melibatkan atensi, ingatan dan motivasi, teori Bandura dilihat dalam

kerangka Teori Behaviour Kognitif. Teori belajar sosial membantu memahami

terjadinya perilaku agresi dan penyimpangan psikologi dan bagaimana

memodifikasi perilaku. Teori Bandura menjadi dasar dari perilaku pemodelan

yang digunakan dalam berbagai pendidikan secara massal.

2. Teori Kognitifistik

a) Teori Perkembangan Piaget

Menurut Piaget perkembangan kognitif merupakan suatu proses genetik yaitu

proses yang didasarkan atas mekanisme biologis yaitu perkembangan sistem

syaraf. Dengan bertambahnya umur maka susunan syaraf seseorang akan semakin

komplek dan ini memungkinkan kemampuannya meningkat (Traves dalam Toeti

1992:28). Oleh karena itu proses belajar seseorang akan mengikuti pola dan tahap

perkembangan tertentu sesuai dengan umurnya. Perjenjangan ini bersifat hierarkis

13

Page 14: Teori Dan Prinsip Belajar Dan Pembelajaran

yaitu melalui tahap-tahap tertentu sesuai dengan umurnya. Seseorang tidak dapat

mempelajari sesuatu diluar kemampuan kognitifnya.

Ada empat tahap perkembangan kognitif anak yaitu:

1. Tingkat Sensorimotor (0-2 tahun)

Anak mulai belajar dan mengendalikan lingkungannya melalui

kemampuan panca indra dan gerakannya. Perilaku bayi pada tahap ini semata-

mata berdasarkan pada stimulus yang diterimanya. Sekitar usia 8 bulan, bayi

memiliki pengetahuan object permanence yaitu walaupun objek pada suatu

saat tak terlihat di depan matanya, tak berarti objek itu tidak ada. Sebelum

usia 8 bulan bayi pada umumnya beranggapan benda yang tak mereka lihat

berarti tak ada. Pada tahap ini, bayi memiliki dunianya berdasarkan

pengamatannya atas dasar gerakan/aktivitas yang dilakukan orang-orang di

sekelilingnya.

2. Tahap Preoporational (2-7 tahun)

Pada tahap ini anak sudah mampu berpikir sebelum bertindak, meskipun

kemampuan berpikirnya belum sampai pada tingkat kemampuan berpikir

logis. Masa 2-7 tahun, kehidupan anak juga ditandai dengan sikap egosentris,

di mana mereka berpikir subyektif dan tidak mampu melihat obyektifitas

pandangan orang lain, sehingga mereka sukar menerima pandangan orang

lain. Ciri lain dari anak yang perkembangan kognisinya ada pada tahap

preporational adalah ketidakmampuannya membedakan bahwa 2 objek yang

sama memiliki masa, jumlah atau volume yang tetap walau bentuknya

berubah-ubah. Karena belum berpikir abstrak, maka anak-anak di usia ini

lebih mudah belajar jika guru melibatkan penggunaan benda yang konkrit

daripada menggunakan hanya kata-kata.

14

Page 15: Teori Dan Prinsip Belajar Dan Pembelajaran

3. Tahap Concrete (7-11 thn)

Pada umumnya, pada tahap ini anak-anak sudah memiliki kemampuan

memahami konsep konservasi (concept of conservacy), yaitu meskipun suatu

benda berubah bentuknya, namun masa, jumlah atau volumenya adalah tetap.

Anak juga sudah mampu melakukan observasi, menilai dan mengevaluasi

sehingga mereka tidak se-egosentris sebelumnya. Kemampuan berpikir anak

pada tahap ini masih dalam bentuk konkrit, mereka belum mampu berpikir

abstrak, sehingga mereka juga hanya mampu menyelesaikan soal-soal

pelajaran yang bersifat konkrit. Aktifitas pembelajaran yang melibatkan siswa

dalam pengalaman langsung sangat efektif dibandingkan penjelasan guru

dalam bentuk verbal (kata-kata).

4. Tahap Formal Operations (11 tahun ke atas)

Pada tahap ini, kemampuan siswa sudah berada pada tahap berpikir

abstrak. Mereka mampu mengajukan hipotesa, menghitung konsekuensi yang

mungkin terjadi serta menguji hipotesa yang mereka buat. Kalau dihadapkan

pada suatu persoalan, siswa pada tahap perkembangan formal operational

mampu memformulasikan semua kemungkinan dan menentukan

kemungkinan yang mana yang paling mungkin terjadi berdasarkan

kemampuan berpikir analistis dan logis.

Sehingga pada yang terakhir inilah merupakan kesempurnaan dari

penerimaan pembelajaran yang baik dan mengembangkan potensi diri yang

sempurna.

15

Page 16: Teori Dan Prinsip Belajar Dan Pembelajaran

b) Teori kognitif Bruner

Menurut Bruner perkembangan kognitif seseorang terjadi melalui tiga tahap

yang ditentukan oleh caranya melihat lingkungan. Tahap pertama adalah tahap

enaktif, dimana siswa melakukan aktifitas-aktifitasnya dalam usahanya

memahami lingkungan. Tahap kedua adalah tahap ikonik dimana ia melihat dunia

melalui gambar-gambar dan visualisasi verbal. Tahap ketiga adalah tahap

simbolik, dimana ia mempunyai gagasan-gagasan abstrak yang banyak

dipengaruhi bahasa dan logika dan komunikasi dilkukan dengan pertolongan

sistem simbol. Semakin dewasa sistem simbol ini samakin dominan.

Menurut Bruner untuk mengajar sesuatu tidak usah ditunggu sampai anak

mancapai tahap perkembangan tertentu. Yang penting bahan pelajaran harus

ditata dengan baik maka dapat diberikan padanya. Dengan lain perkataan

perkembangan kognitif seseorang dapat ditingkatkan dengan jalan mengatur

bahan yang akan dipelajari dan menyajikannya sesuai dengan tingkat

perkembangannya. Penerapan teori Bruner yang terkenal dalam dunia pendidikan

adalah kurikulum spiral dimana materi pelajaran yang sama dapat diberikan mulai

dari Sekolah Dasar sampai Perguruan tinggi disesuaikan dengan tingkap

perkembangan kognitif mereka. Cara belajar yang terbaik menurut Bruner ini

adalah dengan memahami konsep, arti dan hubungan melalui proses intuitif

kemudian dapat dihasilkan suatu kesimpulan (discovery learning).

Berikut adalah tiga dalil pokok Piaget dalam kaitannya dengan tahap

perkembangan intelektual atau tahap perkembangan kognitif atau biasa juga

disebut tahap perkembagan mental. Ruseffendi (1988: 133) mengemukakan:

16

Page 17: Teori Dan Prinsip Belajar Dan Pembelajaran

(1) perkembangan intelektual terjadi melalui tahap-tahap beruntun yang selalu

terjadi dengan urutan yang sama. Maksudnya, setiap manusia akan mengalami

urutan-urutan tersebut dan dengan urutan yang sama,

(2) tahap-tahap tersebut didefinisikan sebagai suatu cluster dari operasi mental

(pengurutan, pengekalan, pengelompokan, pembuatan hipotesis dan penarikan

kesimpulan) yang menunjukkan adanya tingkah laku intelektual dan

(3) gerak melalui tahap-tahap tersebut dilengkapi oleh keseimbangan

(equilibration), proses pengembangan yang menguraikan tentang interaksi

antara pengalaman (asimilasi) dan struktur kognitif yang timbul (akomodasi).

c) Teori belajar bermakna menurut Ausubel

Menurut Ausubel belajar haruslah bermakna, dimana materi yang dipelajari

diasimilasikan secara non-arbitrari dan berhubungan dengan pengetahuan yang

telah dimiliki sebelumnya. Menurut Reilly & Lewis, (1983) ada dua persyaratan

untuk membuat materi pelajaran bermakna yaitu:

Pilih materi yang secara potensial bermakna lalu diatur sesuai dengan tingkat

perkembangan dan pengetahuan masa lalu;

Diberikan dalam situasi belajar yang bermakna;

Ausubel mengatakan bahwa ada dua jenis belajar, yaitu belajar bermakna

(meaningful learning) dan belajar menghafal (rote learning). Bahan pelajaran

yang dipelajari haruslah bermakna. Belajar bermakna adalah suatu proses di mana

informasi baru dihubungkan dengan struktur pengertian yang sudah dipunyai

seseorang yang sedang belajar. Belajar akan bermakna bila siswa mengaitkan

informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif

seseorang. Struktur kognitif ialah fakta-fakta, konsep konsep dan generalisasi-

generalisasi yang telah dipelajari dan diingat oleh siswa.

17

Page 18: Teori Dan Prinsip Belajar Dan Pembelajaran

Lebih lanjut Ausubel (dalam Kartadinata, 2001) mengemukakan, seseorang

belajar dengan mengasosiasikan fenomena, pengalaman dan fakta-fakta baru ke

dalam skemata yang telah dipelajari.

d) Teori Vygotsky

Hal terpenting dari teori ini adalah pentingnya interaksi antara aspek internal

dan eksternal pembelajaran dengan menekankan aspek lingkungan sosial

pembelajaran. Vygotsky yakin bahwa pembelajaran terjadi ketika siswa bekerja

menangani tugas-tugas yang belum dipelajari, namun tugas-tugas itu masih

berada dalam jangkauan kemampuannya atau tugas-tugas itu berada dalam zona

perkembangan proksimal (zone of proximal development).

Sumbangan teori Vigotsky adalah penekanan pada bakat sosio budaya dalam

pembelajaran. Menurutnya, pembelajaran terjadi ketika siswa bekerja dalam zona

perkembangan proksima (zone of proximal development). Zona perkembangan

proksima adalah tingkat perkembangan sedikit di atas tingkat perkembangan

seseorang pada ketika pembelajaran berlaku. Secara terperinci, yang dimaksudkan

dengan “zona per-kembangan proksima” adalah jarak antara tingkat per-

kembangan sesungguhnya dengan tingkat perkembangan potensial. Tingkat

perkembangan sesungguhnya adalah kemampuan pemecahan masalah secara

mandiri sedangkan tingkat per-kembangan potensial adalah kemampuan

pemecahan masalah di bawah bimbingan orang dewasa melalui kerja sama

dengan rakan sebaya yang lebih mampu. Oleh yang demikian, maka tingkat

perkembangan potensial dapat disalurkan melalui model pembelajaran koperatif.

Ide penting lain juga diturunkan Vygotsky ialah konsep pemenaraan

(scaffolding) (Nur 2000), yaitu memberikan sejumlah bantuan kepada siswa pada

tahap-tahap awal pembelajaran, kemudian menguranginya dan memberi

kesempatan kepada siswa untuk mengambil alih tanggungjawab sekadar yang

18

Page 19: Teori Dan Prinsip Belajar Dan Pembelajaran

mereka mampu. Bantuan tersebut berupa petunjuk, peringatan, dorongan,

menguraikan masalah pada langkah-langkah pemecahan, memberi contoh

ataupun hal-hal lain yang memungkinkan siswa tumbuh sendiri.

3. Teori Humanistik

Menurut Teori humanistik, tujuan belajar adalah untuk memanusiakan manusia.

Proses belajar dianggap berhasil jika si pelajar memahami lingkungannya dan dirinya

sendiri. Tujuan utama para pendidik adalah membantu si siswa untuk

mengembangkan dirinya, yaitu membantu masing-masing individu untuk mengenal

diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu dalam mewujudkan

potensi-potensi yang ada dalam diri mereka. Para ahli humanistik melihat adanya dua

bagian pada proses belajar, ialah :

1. Proses pemerolehan informasi baru,

2. Personalia informasi ini pada individu.

Tokoh penting dalam teori belajar humanistik secara teoritik antara lain adalah:

a) Arthur Combs (1912-1999)

Bersama dengan Donald Snygg (1904-1967) mereka mencurahkan banyak

perhatian pada dunia pendidikan. Meaning (makna atau arti) adalah konsep dasar

yang sering digunakan. Belajar terjadi bila mempunyai arti bagi individu. Guru

tidak bisa memaksakan materi yang tidak disukai atau tidak relevan dengan

kehidupan mereka. Anak tidak bisa matematika atau sejarah bukan karena bodoh

tetapi karena mereka enggan dan terpaksa dan merasa sebenarnya tidak ada alasan

penting mereka harus mempelajarinya. Perilaku buruk itu sebenarnya tak lain

hanyalah dati ketidakmampuan seseorang untuk melakukan sesuatu yang tidak

akan memberikan kepuasan baginya.

19

Page 20: Teori Dan Prinsip Belajar Dan Pembelajaran

Untuk itu guru harus memahami perlaku siswa dengan mencoba memahami

dunia persepsi siswa tersebut sehingga apabila ingin merubah perilakunya, guru

harus berusaha merubah keyakinan atau pandangan siswa yang ada. Perilaku

internal membedakan seseorang dari yang lain. Combs berpendapat bahwa

banyak guru membuat kesalahan dengan berasumsi bahwa siswa mau belajar

apabila materi pelajarannya disusun dan disajikan sebagaimana mestinya. Padahal

arti tidaklah menyatu pada materi pelajaran itu. Sehingga yang penting ialah

bagaimana membawa si siswa untuk memperoleh arti bagi pribadinya dari materi

pelajaran tersebut dan menghubungkannya dengan kehidupannya.

Combs memberikan lukisan persepsi diri dan dunia seseorang seperti dua

lingkaran (besar dan kecil) yang bertitik pusat pada satu. Lingkaran kecil (1)

adalah gambaran dari persepsi diri dan lingkungan besar (2) adalah persepsi

dunia. Makin jauh peristiwa-peristiwa itu dari persepsi diri makin berkurang

pengaruhnya terhadap perilakunya. Jadi, hal-hal yang mempunyai sedikit

hubungan dengan diri, makin mudah hal itu terlupakan.

b) Maslow

Teori Maslow didasarkan pada asumsi bahwa di dalam diri individu ada dua

hal yaitu:

(1) suatu usaha yang positif untuk berkembang

(2) kekuatan untuk melawan atau menolak perkembangan itu.

Maslow mengemukakan bahwa individu berperilaku dalam upaya untuk

memenuhi kebutuhan yang bersifat hirarkis.

Pada diri masing-masing orang mempunyai berbagai perasaan takut seperti

rasa takut untuk berusaha atau berkembang, takut untuk mengambil kesempatan,

20

Page 21: Teori Dan Prinsip Belajar Dan Pembelajaran

takut membahayakan apa yang sudah ia miliki dan sebagainya, tetapi di sisi lain

seseorang juga memiliki dorongan untuk lebih maju ke arah keutuhan, keunikan

diri, ke arah berfungsinya semua kemampuan, ke arah kepercayaan diri

menghadapi dunia luar dan pada saat itu juga ia dapat menerima diri sendiri (self).

Maslow membagi kebutuhan-kebutuhan (needs) manusia menjadi tujuh

hirarki. Bila seseorang telah dapat memenuhi kebutuhan pertama, seperti

kebutuhan fisiologis, barulah ia dapat menginginkan kebutuhan yang terletak di

atasnya, ialah kebutuhan mendapatkan ras aman dan seterusnya. Hierarki

kebutuhan manusia menurut Maslow ini mempunyai implikasi yang penting yang

harus diperharikan oleh guru pada waktu ia mengajar anak-anak. Ia mengatakan

bahwa perhatian dan motivasi belajar ini mungkin berkembang kalau kebutuhan

dasar si siswa belum terpenuhi.

c) Carl Rogers

Rogers membedakan dua tipe belajar, yaitu:

1. Kognitif (kebermaknaan)

2. experiential ( pengalaman atau signifikansi)

Guru menghubungan pengetahuan akademik ke dalam pengetahuan terpakai

seperti memperlajari mesin dengan tujuan untuk memperbaiki mobil. Experiential

Learning menunjuk pada pemenuhan kebutuhan dan keinginan siswa. Kualitas

belajar experiential learning mencakup: keterlibatan siswa secara personal,

berinisiatif, evaluasi oleh siswa sendiri, dan adanya efek yang membekas pada

siswa.

Menurut Rogers yang terpenting dalam proses pembelajaran adalah

pentingnya guru memperhatikan prinsip pendidikan dan pembelajaran, yaitu:

21

Page 22: Teori Dan Prinsip Belajar Dan Pembelajaran

1. Menjadi manusia berarti memiliki kekuatan yang wajar untuk belajar.

Siswa tidak harus belajar tentang hal-hal yang tidak ada artinya.

2. Siswa akan mempelajari hal-hal yang bermakna bagi dirinya.

Pengorganisasian bahan pelajaran berarti mengorganisasikan bahan dan ide

baru sebagai bagian yang bermakna bagi siswa

3. Pengorganisasian bahan pengajaran berarti mengorganisasikan bahan dan

ide baru sebagai bagian yang bermakna bagi siswa.

4. Belajar yang bermakna dalam masyarakat modern berarti belajar tentang

proses.

Dari bukunya “Freedom To Learn”, ia menunjukkan sejumlah prinsip-prinsip

dasar humanistik yang penting diantaranya ialah :

a. Manusia itu mempunyai kemampuan belajar secara alami.

b. Belajar yang signifikan terjadi apabila materi pelajaran dirasakan murid

mempunyai relevansi dengan maksud-maksud sendiri.

c. Belajar yang menyangkut perubahan di dalam persepsi mengenai dirinya

sendiri diangap mengancam dan cenderung untuk ditolaknya.

d. Tugas-tugas belajar yang mengancam diri ialah lebih mudah dirasakan dan

diasimilasikan apabila ancaman-ancaman dari luar itu semakin kecil.

e. Apabila ancaman terhadap diri siswa rendah, pengalaman dapat diperoleh

dengan berbagai cara yang berbeda-beda dan terjadilah proses belajar.

f. Belajar yang bermakna diperoleh siswa dengan melakukannya.

g. Belajar diperlancar bilamana siswa dilibatkan dalam proses belajar dan

ikut bertanggungjawab terhadap proses belajar itu.

22

Page 23: Teori Dan Prinsip Belajar Dan Pembelajaran

h. Belajar inisiatif sendiri yang melibatkan pribadi siswa seutuhnya, baik

perasaan maupun intelek, merupakan cara yang dapat memberikan hasil yang

mendalam dan lestari.

i. Kepercayaan terhadap diri sendiri, kemerdekaan, kreativitas, lebih mudah

dicapai terutama jika siswa dibiasakan untuk mawas diri dan mengritik

dirinya sendiri dan penilaian dari orang lain merupakan cara kedua yang

penting.

j. Belajar yang paling berguna secara sosial di dalam dunia modern ini

adalah belajar mengenai proses belajar, suatu keterbukaan yang terus menerus

terhadap pengalaman dan penyatuannya ke dalam diri sendiri mengenai proses

perubahan itu.

Salah satu model pendidikan terbuka mencakup konsep mengajar guru yang

fasilitatif yang dikembangkan Rogers diteliti oleh Aspy dan Roebuck pada tahun

1975 mengenai kemampuan para guru untuk menciptakan kondidi yang

mendukung yaitu empati, penghargaan dan umpan balik positif. Ciri-ciri guru

yang fasilitatif adalah :

1. Merespon perasaan siswa

2. Menggunakan ide-ide siswa untuk melaksanakan interaksi yang sudah

dirancang

3. Berdialog dan berdiskusi dengan siswa

4. Menghargai siswa

5. Kesesuaian antara perilaku dan perbuatan

6. Menyesuaikan isi kerangka berpikir siswa (penjelasan untuk mementapkan

kebutuhan segera dari siswa)

23

Page 24: Teori Dan Prinsip Belajar Dan Pembelajaran

7. Tersenyum pada siswa

Dari penelitian itu diketahui guru yang fasilitatif mengurangi angka bolos

siswa, meningkatkan angka konsep diri siswa, meningkatkan upaya untuk meraih

prestasi akademik termasuk pelajaran bahasa dan matematika yang kurang

disukai, mengurangi tingkat problem yang berkaitan dengan disiplin dan

mengurangi perusakan pada peralatan sekolah, serta siswa menjadi lebih spontan

dan menggunakan tingkat berpikir yang lebih tinggi.

4. Teori Sibernetik

Menurut teori sibernetik, belajar adalah pengolahan informasi. Teori ini

mempunyai kesamaan dengan teori kognitif yang mementingkan proses belajar dari

pada hasil belajar. Hanya saja system informasi yang diproses yang akan dipelajari

siswa lebih dipentingkan. Hal lain yang berkaitan dengan teori sibernetik adalah

bahwa tidak ada satu proses belajar yang ideal untuk segala situasi, dan yang cocok

untuk semua siswa. Sebab cara belajar sangat ditentukan oleh system informasi.

Komponen pemrosesan informasi dipilah berdasarkan perbedaan fungsi,

kapasitas, bentuk informasi, serta proses terjadinya “lupa”. Ketiga komponen tersebut

adalah:

1. Sensory Receptor (SR), merupakan sel tempat pertama kali informasi diterima

dari luar. Di dalam SR informasi ditangkap dalam bentuk aslinya, bertahan dalam

waktu sangat singkat, dan informasi tadi mudah terganggu atau berganti.

2. Working Memory (WM) diasumsikan mampu menangkap informasi yang diberi

perhatian oleh individu. Karakteristik WM adalah memiliki kapasitas terbatas

(informasi hanya mampu bertahan kurang lebih 15 detik tanpa pengulangan) dan

informasi dapat disandi dalam bentuk yang berbeda dari stimulus aslinya. Artinya

24

Page 25: Teori Dan Prinsip Belajar Dan Pembelajaran

agar informasi dapat bertahan dalam WM, upayakan jumlah informasi tidak

melebihi kapasitas disamping melakukan pengulangan.

3. Long Term Memory (LTM) diasumsikan; 1) berisi semua pengetahuan yan telah

dimiliki individu, 2) mempunyai kapasitas tidak terbatas, 3) sekali informasi

disimpan di dalam LTM ia tidak akan pernah terhapus atau hilang. Persoalan lupa

pada tahapan ini disebabkan oleh kesulitan atau kegagalan memunculkan kembali

informasi yang diperlukan.

Sejalan dengan teori pemrosesan informasi, Ausubel (1968) mengemukakan

bahwa perolehan pengetahuan baru merupakan fungsi srtuktur kognitif yang telah

dimiliki individu.

Reigeluth dan Stein (1983) mengatakan pengetahuan ditata didalam struktur

kognitif secara hirarkhis. Ini berarti pengetahuan yang lebih umum dan abstrak yang

diperoleh lebih dulu oleh individu dapat mempermudah perolehan pengetahuan baru

yang rinci.

Proses pengolahan informasi dalam ingatan dimulai dari proses penyandian

informasi (encoding), diikuti dengan penyimpanan informasi (storage), dan diakhiri

dengan mengungkapkan kembali informasi-informasi yang telah disimpan dalam

ingatan (retrieval). Ingatan terdiri dari struktur informasi yang terorganisasi dan

proses penelusuran bergerak secara hirarkhis, dari informasi yang paling umum dan

inklusif ke informasi yang paling umum dan rinci, sampai informasi yang diinginkan

diperoleh.

Menurut Landa ada dua macam proses berpikir. Pertama disebut proses berpikir

algoritmik, yaitu proses berpikir sistematis, tahap demi tahap, linear, konvergen, lurus

menuju ke satu target tertentu. Kedua adalah cara berpikir heuristik, yaitu cara

berpikir devergen, menuju ke beberapa target sekaligus. Memahami suatu konsep

25

Page 26: Teori Dan Prinsip Belajar Dan Pembelajaran

yang penuh arti ganda dan penafsiran biasanya menuntut cara berpikir heuristik.

Proses belajar akan berjalan dengan baik jika apa yang hendak dipelajari atau

masalah yang hendak dipecahkan diketahui ciri-cirinya. Suatu materi lebih tepat

disajikan dalam urutan teratur, linear, sekuensial. Materi lainnya lebih tepat disajikan

dalam bentuk terbuka dan memberi keleluasaan kepada siswa untuk berimajinasi dan

berpikir.

Pendekatan serialis yang diusulkan oleh Pask dan Scott sama dengan pendekatan

algoritmik. Sedangkan cara berpikir menyeluruh (wholist) adalah berpikir yang

cenderung melompat ke depan, langsung ke gambaran lengkap sebuah system

informasi. Siswa tipe wholist atau menyeluruh cenderung mempelajari sesuatu dari

tahap yang paling umum kemudian bergerak ke yang lebih khusus. Sedangkan siswa

tipe serialist cenderung berpikir secara algoritmik.

Teori sibernetik sebagai teori belajar dikritik karena lebih menekankan pada

system informasi yang akan dipelajari, sedangkan bagaimana proses belajar

berlangsung sangat ditentukan oleh system informasi tersebut. Selain itu teori ini

tidak membahas proses belajar secara langsung sehingga hal ini menyulitkan

penerapannya. Teori ini memandang manusia sebagai pengolah informasi yang akan

dipelajari, pemikir, dan pencipta. Sehingga diasumsikan manusia mampu mengolah,

menyimpan, dan mengorganisasikan informasi.

Teori belajar pemrosesan informasi mendeskripsikan tindakan belajar merupakan

proses internal yang mencakup beberapa tahapan. Sembilan tahapan dalam peristiwa

pembelajaran sebagai cara-cara eksternal yang berpotensi mendukung proses-proses

internal dalam kegiatan belajar adalah:

1. Menarik perhatian

2. Memberitahukan tujuan pembelajaran kepada siswa

3. Merangsang ingatan pada pra syarat belajar

26

Page 27: Teori Dan Prinsip Belajar Dan Pembelajaran

4. Menyajikan bahan peransang

5. Memberikan bimbingan belajar

6. Mendorong unjuk kerja

7. Memberikan balikan informative

8. Menilai unjuk kerja

9. Meningkatkan retensi dan alih belajar Keunggulan strategi pembelajaran yang

berpijak pada teori pemrosesan informasi :

a. Cara berpikir yang berorientasi pada proses leboh menonjol

b. Penyajian pengetahuan memenuhi aspek

c. Kapabilitas belajar dapat disajikan lebih lengkap

d. Adanya keterarahan seluruh kegiatan belajar kepada tujuan yang ingin dicapai

e. Adanya transfer belajar pada lingkungan kehidupan yang sesungguhnya

f. Kontrol belajar memungkinkan belajar sesuai irama masing-masing individu

g. Balikan informativ memberikan rambu-rambu yang jelas tentang tingkat

unjuk kerja yang telah dicapai dibandingkan dengan unjuk kerja yang

diharapkan

5. Teori Konstruktivistik

Teori-teori baru dalam psikologi pendidikan dikelompok dalam teori

pembelajaran konstruktivis (constructivist theories of learning). Teori konstruktivis

ini menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan

informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan

merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai. Bagi siswa agar benar-benar

memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, mereka harus bekerja memecahkan

masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, berusaha dengan susah payah

dengan ide-ide. Teori ini berkembang dari kerja Piaget, Vygotsky, teori-teori

27

Page 28: Teori Dan Prinsip Belajar Dan Pembelajaran

pemrosesan informasi, dan teori psikologi kognitif yang lain, seperti teori Bruner

(Slavin dalam Nur, 2002: 8).

Mengikut Bruner (1999), pembelajaran secara konstruktivisme berlaku dimana

siswa membina pengetahuan dengan menguji ide dan pendekatan berasaskan

pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki, mengimplikasikannya pada satu

situasi baru dan mengintegerasikan pengetahuan baru yang diperoleh dengan binaan

intelektual yang sudah ada.

Menurut Mc Brien dan Brandt (1997), konstruktivisme adalah satu pendekatan

pembelajaran berasaskan kepada penelitian tentang bagaimana manusia belajar.

Kebanyakan peneliti berpendapat setiap individu membina pengetahuan dan

bukannya hanya menerima pengetahuan dari orang lain.

Brooks dan Books (1993) pula menyatakan konstruktivisme berlaku apabila siswa

membina makna tentang dunia dengan mensintesis pengalaman baru pada apa yang

mereka telah faham sebelum ini. Mereka akan membentuk peraturan melalui

cerminan tentang tindak balas mereka dengan objek dan ide. Dalam teori

konstruktivisme, penekanan diberikan lebih pada siswa daripada guru. Ini karena

siswalah yang bertindak balas dengan bahan dan peristiwa dan memperoleh

kepahaman tentang bahan dan peristiwa tersebut. Justru, siswa membina sendiri

konsep dan membuat penyelesaian kepada masalah (Sushkin 1999). Pada teori

menekankan pada siswa untuk mencari cara sendiri untuk setiap penyelesaian

masalah. Sehingga dapat ditemukan cara yang sesuai dengan dirinya.

Salah satu teori atau pandangan yang sangat terkenal berkaitan dengan teori

belajar konstruktivisme adalah teori perkembangan mental Piaget. Teori ini biasa juga

disebut teori perkembangan intelektual atau teori perkembangan kognitif. Teori

belajar tersebut berkenaan dengan kesiapan anak untuk belajar, yang dikemas dalam

tahap perkembangan intelektual dari lahir hingga dewasa. Setiap tahap perkembangan

28

Page 29: Teori Dan Prinsip Belajar Dan Pembelajaran

intelektual yang dimaksud dilengkapi dengan ciri-ciri tertentu dalam mengkonstruksi

ilmu pengetahuan. Misalnya, pada tahap sensori motor anak berpikir melalui gerakan

atau perbuatan (Ruseffendi, 1988: 132).

Selanjutnya, Piaget yang dikenal sebagai konstruktivis pertama (Dahar, 1989:

159) menegaskan bahwa pengetahuan tersebut dibangun dalam pikiran anak melalui

asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah penyerapan informasi baru dalam pikiran.

Sedangkan, akomodasi adalah menyusun kembali struktur pikiran karena adanya

informasi baru, sehingga informasi tersebut mempunyai tempat (Ruseffendi 1988:

133). Pengertian tentang akomodasi yang lain adalah proses mental yang meliputi

pembentukan skema baru yang cocok dengan ransangan baru atau memodifikasi

skema yang sudah ada sehingga cocok dengan rangsangan itu (Suparno, 1996: 7).

Lebih jauh Piaget mengemukakan bahwa pengetahuan tidak diperoleh secara

pasif oleh seseorang, melainkan melalui tindakan. Bahkan, perkembangan kognitif

anak bergantung pada seberapa jauh mereka aktif memanipulasi dan berinteraksi

dengan lingkungannya. Sedangkan, perkembangan kognitif itu sendiri merupakan

proses berkesinambungan tentang keadaan ketidakseimbangan dan keadaan

keseimbangan (Poedjiadi, 1999: 61).

Berkaitan dengan anak dan lingkungan belajarnya menurut pandangan

konstruktivisme, Driver dan Bell (dalam Susan, Marilyn dan Tony, 1995: 222)

mengajukan karakteristik sebagai berikut:

(1) siswa tidak dipandang sebagai sesuatu yang pasif melainkan memiliki tujuan,

(2) belajar mempertimbangkan seoptimal mungkin proses keterlibatan siswa,

(3) pengetahuan bukan sesuatu yang datang dari luar melainkan dikonstruksi secara

personal,

29

Page 30: Teori Dan Prinsip Belajar Dan Pembelajaran

(4) pembelajaran bukanlah transmisi pengetahuan, melainkan melibatkan pengaturan

situasi kelas,

(5) kurikulum bukanlah sekedar dipelajari, melainkan seperangkat pembelajaran,

materi, dan sumber.

Berbeda dengan kontruktivisme kognitif ala Piaget, konstruktivisme sosial yang

dikembangkan oleh Vigotsky adalah bahwa belajar bagi anak dilakukan dalam

interaksi dengan lingkungan sosial maupun fisik. Penemuan atau discovery dalam

belajar lebih mudah diperoleh dalam konteks sosial budaya seseorang (Poedjiadi,

1999: 62). Dalam penjelasan lain Tanjung (1998: 7) mengatakan bahwa inti

konstruktivis Vigotsky adalah interaksi antara aspek internal dan ekternal yang

penekanannya pada lingkungan sosial dalam belajar.

B. PRINSIP BELAJAR

Prinsip belajar adalah konsep-konsep yang harus diterapkan didalam proses

belajar mengajar. Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik

apabila ia dapat menerapkan cara mengajar yang sesuai dengan prinsip-prinsip orang

belajar. Dengan kata lain supaya dapat mengotrol sendiri apakah tugas-tugas

mengajar yang dilakukannya telah sesuai dengan prinsip-prinsip belajar maka guru

perlu memahami prinisp-prinsip belajar itu.

Pentingnya guru memahami prinsip dari teori belajar menurut Lindgren dalam

Toeti Sukamto (1992: 14) mempunyai alasan sebagai berikut:

1. Teori belajar ini membantu guru untuk memahami proses belajar yang terjadi di

dalam diri siswa;

30

Page 31: Teori Dan Prinsip Belajar Dan Pembelajaran

2. Dengan kondisi ini guru dapat mengerti kandisi0kondisi dan faktor-faktor yang

dapat mempengaruhi, memperlancar atau menghambat proses belajar;

3. Teori ini memungkinkan guru melakukan prediksi yang cukup akurat tentang

hasil yang dapat diharapkan suatu aktifitas belajar;

4. Teori belajar merupakan sumber hipotesis atau dugaan-dugaan tentang proses

belajar yang telah diuji kebenarannya melalui experimen dan penelitian;

5. Dengan mempelajari teori belajar pengertian seseorang tentang bagaimana

terjadinya proses belajar akan meningkat.

Ada banyak teori-teori belajar, setiap teori memiliki konsep atau prinsip sendiri

tentang belajar. Berdasarkan perbedaan sudat pandang ini maka teori belajar tersebut

dapat dikelompokan. Teori belajar yang terkemuka saat ini dapat dikelompokkan

dalam dua kelompok yaitu kelompok teori behaviorisme dan kelompok teori

kognitifisme.

Prinsip-prinsip teori behaviorisme yang banyak diterapkan didunia pendidikan

meliputi (Hartley & Davies, 1978 dalam Toeti S. 1992:23):

Proses belajar dapat terjadi dengan baik bila siswa ikut dengan aktif didalamnya

Materi pelajaran disusun dalam urutan yang logis supaya siswa dapat dengan

mudah mempelajarinya dan dapat memberikan respon tertentu;

Tiap-tiap respon harus diberi umpan balik secara langsung supaya siswa dapat

mengetahui apakah respon yang diberikannya telah benar;

Setiap kali siswa memberikan respon yang benar maka ia perlu diberi penguatan.

31

Page 32: Teori Dan Prinsip Belajar Dan Pembelajaran

Prinsip-prinsip bihaviorisme di atas telah banyak digunakan dan diterapkan dalam

berbagai program pendidikan. Misalnya dalam pengajaran berprogram dan prinsip

belajar tuntas (mastery learning).

Prinsip-prinsip teori kognitifisme menurut teori kognitifiktis, belajar adalah

perubahan persepsi dan pemahaman yang tidak selalu dapat terlihat sebagai tingkah

laku. Teori ini menekankan pada gagasan bahwa bagian-bagian suatu situasi saling

berhubungan dengan kontek situasi secara keseluruhan. Yang termasuk dalam

kelompok teori ini adalah teori perkembangan Piaget, teori kognitif Bruner, teori

belajar bermakna Ausebel dll.

Menurut Hartley & Davies (1978), Prinsip-prinsip kognitifisme dari beberapa

contoh diatas banyak diterapkan dalam dunia pendidikan khususnya dalam

melaksanakan kegiatan perancangan pembelajaran. Prinsip-prinsip tersebut adalah

senagai berikut:

Mahasiswa akan lebih mampu mengingat dan memahami sesuatu apabila

pelajaran tersebut disusun berdasarkan pola dan logika tertentu;

Penyusunan materi pelajaran harus dari yang sederhana ke yang rumit. Untuk

dapat melakukan tugas dengan baik mahasiswa harus lebih tahu tugas-tugas yang

bersifat lebih sederhana;

Belajar dengan memahami lebih baik dari pada menghapal tanpa pengertian.

Sesuatu yang baru harus sesuai dengan apa yang telah diketahui siswa

sebelumnya. Tugas guru disini adalah menunjukkan hubungan apa yang telah

diketahui sebelumnya;

Adanya perbedaan individu pada siswa harus diperhatikan karena faktor ini

sangat mempengaruhi proses belajar siswa. Perbedaan ini meliputi kemampuan

intelektual, kepribadian, kebutuhan akan suskses dan lain-lain. (dalam Toeti

Soekamto 1992 : 36)

32

Page 33: Teori Dan Prinsip Belajar Dan Pembelajaran

C. TEORI PEMBELAJARAN

Berbeda dengan teori belajar maka teori pembelajaran persifat preskriptif. Teori

pembelajaran berusaha merumuskan cara-cara untuk membuat orang dapat belajar

dengan baik. Ia tidak semata-mata merupakan penerapan dari teori atau prinsip-

prinsip belajar walaupun berhubungan dengan proses belajar.

Dalam teori pembelajaran dibicarakan tentang prinsip-prinsip yang dipakai untuk

memecahkan masalah-masalah praktis di dalam pembelajaran dan bagaimana

menyelesaikan masalah yang terdapat dalam pembelajaran sehari hari. (Snelbaker)

Teori pembelajaran tidak saja berbicara tentang bagaimana manusia belajar tetapi

juga mempertimbangkan hal-hal lain yang mempengaruhi manusia secara psikologis,

biografis, antropologis dan sosiologis. Tekanan utama teori ini adalah prosedur yang

telah terbukti berhasil meningkatakan kualitas pembelajaran.

Belajar merupakan suatu kumpulan proses yang bersifat individu, yang merubah

stimuli yang datang dari lingkungan seseorang ke dalam sejumlah informasi yang

selanjutnya dapat menyebabkan adanya hasil belajar dalam bentuk ingatan jangka

panjang. Hasil-hasil belajar ini memberikan kemampuan melakukan berbagai

penampilan. Kemampuan yang merupakan hasil belajar ini dapat dikatagorikan

sebagai bersifat praktis dan teoritis.

Kejadian-kejadian di dalam pembelajaran yang mempengaruhi proses belajar

dapat di kelompokkan ke dalam kategori umum, tanpa memperhatikan hasil belajar

yang diharapkan. Namun tiap-tiap hasil belajar memerukan adanya kejadian-kejadian

khusus untuk dapat terbentuk. (Gagne: 1985)

33

Page 34: Teori Dan Prinsip Belajar Dan Pembelajaran

Dari uraian di atas tampak bahwa teori pembelajaran merupakan suatu kumpulan

prinsip-prinsip yang terintegrasi dan memberikan preskripsi untuk mengatur situasi

agar siswa mudah mencapai tujuan belajar. Prinsip-prinsip pembelajaran dapat

diterapkan dalam pembelajaran tatapmuka dikelas maupun tidak seperti pembelajaran

jarak jauh, terprogram dll. Teori pembelajaran juga memberi arahan dalam memilih

metode pengajaran yang mana yang paling tepat untuk suatu pembelajaran tertentu.

Sehubungan dengan itu berdasarkan teori yang mendasarinya yaitu teori psikologi

dan teori belajar maka teori pembelajaran ini dapat dibagi ke dalam lima kelompok

yaitu

Pendekatan modifikasi tingkahlaku; teori pembelajaran ini menganjurkan agar

para guru menerapkan prinsip penguatan (reinforcment) untuk mengidentifikasi

aspek situasi pendidikan yang penting dan mengatur kondisi sedemikian rupa yang

memungkinkan siswa dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran. Untuk itu guru

sangat penting untuk mengenal karakteristik siswa dan karakteristik situasi belajar

sehingga guru dapat mengetahui setiap kemajuan belajar yang diperoleh siswa.

1. Teori Pembelajaran Konstruk Kognitif

Teori ini diturunkan dari prinsip/teori belajar kognitifisme. Menurut teori ini

prinsip pembelajaran harus memperhatikan perubahan kondisi internal siswa yang

terjadi selama pengalaman belajar diberikan di dikelas. Pengalaman belajar yang

diberikan oleh siswa harus bersifat penemuan yang memungkinkan siswa dapat

memperoleh informasi dan ketrampilan baru dari pelajaran sebelumnya (Bruner).

2. Teori pembelajaran berdasarkan prinsip-prinsip belajar

Dari berbagai teori belajar yang ada, Bulgelski (dalam Snelbecer)

mengidentifikasi beberapa puluh prinsip kemudian dipadatkan menjadi empat

34

Page 35: Teori Dan Prinsip Belajar Dan Pembelajaran

prinsip dasar yang dapat diterapkan oleh para guru dalam melaksanakan tugas

mengajar. Keempat prinsip dasar tersebut adalah:

(a) Untuk belajar siswa harus mempunyai perhatian dan responsif terhadap materi

yang akan diajarkan. Jadi materi pembelajaran harus diatur sedemikian rupa

sehingga dapat menarik perhatian si belajar.

(b) Semua proses belajar memerlukan waktu, dan untuk suatu waktu tertentu

hanya dapat dipelajari sejumlah materi yang sangat terbatas.

(c) Di dalam diri orang yang sedang belajar selalu terdapat suatu alat pengatur

internal yang dapat mengotron motivasi serta menentukan sejauh mana dan

dalam bentuk apa seseorang bertindak dalam suatu situasi tertentu.

(d) Pengetahuan tentang hasil yang diperoleh di dalam proses belajar merupakan

faktor penting sebagai pengontrol. Disini ditekankan juga perlunya kesamaan

antara situasi belajar dengan pengalaman-pengalaman yang sesuai dengan

kehidupan nyata.

3. Teori Pembelajaran berdasarkan analisis tugas

Teori pembelajaran yang ada diperoleh dari berbagai penelitian

dilaboratorium dan ini dapat diterapkan dalam situasi persekolahan namun hasil

penerapannya tidak selalui memuaskan oleh karena itu sangat penting untuk

mengadakan analisis tugas (task analysis) secara sistematis mengenai tugas-tugas

pengalaman belajar yang akan diberikan kepada siswa, yang kemudian disusun

secara hierarkis dan diurutkan sedemikian rupa tergantung dari tujuan yang ingin

dicapai.

4. Teori Pembelajaran berdasarkan Psikologi Humanistik

35

Page 36: Teori Dan Prinsip Belajar Dan Pembelajaran

Teori pembelajaran ini sangat menganggap penting teori pembalajaran dan

psikoterapi dari suatu teori belajar. Prinsip yang harus diterapkan adalah bahwa

guru harus memperhatikan pengalaman emosional dan karakteristik khusus siswa

seperti aktualisasi diri siswa. Dengan memahami hal ini dapat dibuat pilihan-

pilihan kearah mana siswa akan berkembang.

Agar belajar bermakna inisiatif siswa harus dimunculkan dengan kata lain siswa

harus selalu dilibatkan dalam proses belajar mengajar. Pengajaran yang cocok untuk

hal ini adalah dengan pengajaran eksperimental. (Toeti S. 1992:47)

D. PRINSIP PEMBELAJARAN

Tugas guru mengelola pengajaran dengan lebih baik, efektif, dinamis, efisien,

ditandai dengan keterlibatan peserta didik secara aktif, mengalami, serta memperoleh

perubahan diri dalam pengajaran. Ada beberapa prinsip pengajaran diantaranya

adalah:

1. Prinsip Aktivitas

Pengalaman belajar yang baik hanya bisa didapat bila peserta didik mau

mengaktifkan dirinya sendiri dengan bereaksi terhadap lingkungan. Belajar yang

berhasil mesti melalui berbagai macam aktivitas, baik aktivitas fisik maupun aktivitas

psikis. Aktifitas fisik adalah peserta didik giat dan aktif dengan anggota badan.

Dalam prinsip ini, maka tugas guru dalam mengajar antara lain:

a) Prinsip Motivasi

Motivasi berasal kata motive–motivation yang berarti dorongan atau

keinginan, baik datang dari dalam diri (instrinsik) maupun dorongan dari luar diri

36

Page 37: Teori Dan Prinsip Belajar Dan Pembelajaran

seseorang (ekstrinsik). Motif atau biasa juga disebut dorongan atau kebutuhan,

merupakan suatu tenaga yang berada pada diri individu atau siswa, yang

mendorongnya untuk berbuat dalam mencapai suatu tujuan. Beberapa cara untuk

menumbuhkankembangkan motivasi pada siswa adalah:

Prinsip Individualitas (Perbedaan Individu)

Setiap manusia adalah individu yang mempunyai kepribadian dan

kejiwaan yang khas. Secara psikologis, prinsip perbedaan individualitas

sangat penting diperhatikan karena:

a. Setiap anak mempunyai sifat, bakat, dan kemampuan yang berbeda

b. Setiap individu berbeda cara belajarnya

c. Setiap individu mempunyai minat khusus yang berbeda

d. Setiap individu mempunyai latar belakang yang berbeda

e. Setiap individu membutuhkan bimbingan khusus dalam menerima

pelajaran yang diajarkan guru sesuai dengan perbedaan individual

f. Setiap individu mempunyai irama pertumbuhan dan perkembangan yang

berbeda

Maksud dari irama pertumbuhan dan perkembangan yang berbeda adalah

bahwa siswa belajar dalam kelas dalam usia perkembangan. Masing-masing

siswa tidak sama perkembangannya, ada yang cepat ada yang lambat maka

guru harus bersabar dalam tugas pelayanan belajar pada anak didiknya.

b) Prinsip Lingkungan

Lingkungan adalah sesuatu hal yang berada di luar diri individu. Lingkungan

pengajaran adalah segala hal yang mendukung pengajaran itu sendiri yang dapat

37

Page 38: Teori Dan Prinsip Belajar Dan Pembelajaran

difungsikan sebagai sumber pengajaran atau sumber belajar. Diantaranya; guru,

buku, dan bahan pelajaran yang menjadi sumber belajar.

c) Prinsip Konsentrasi

Konsentrasi adalah pemusatan secara penuh terhadap sesuatu yang sedang

dikerjakan atau berlangsungnya suatu peristiwa. Konsentrasi sangat penting

dalam segala aktivitas, terutama aktivitas belajar mengajar.

d) Prinsip Kebebasan

Prinsip kebebasan dalam pengajaran yang dimaksud adalah kebebasan yang

demokratis, yaitu kebebasan yang diberikan kepada peserta didik dalam aturan

dan disiplin tertentu. Dan disiplin merupakan suatu dimensi kebebasan dalam

proses penciptaan situasi pengajaran. Seorang guru dituntut berusaha bagaimana

menerapkan suatu metode mengajar yang dapat mengembangkan dimensi-

dimensi kebebasan self direction, self discipline, dan self control.

e) Prinsip Peragaan

Alat indera merupakan pintu gerbang pengetahuan. Peragaan adalah

menggunakan alat indera untuk mengamati, meneliti, dan memahami sesuatu.

Pemahaman yang mendalam akan lahir dari analisa yang komprehensif sehingga

menghasilkan gambaran yang lengkap tentang sesuatu.

Agar siswa dapat mengingat, menceritakan, dan melaksanakan suatu pelajaran

yang pernah diamati, diterima, atau dialami di kelas, maka perlu didukung dengan

peragaan-peragaan (media pengajaran) yang bisa mengkonkritkan yang abstrak.

38

Page 39: Teori Dan Prinsip Belajar Dan Pembelajaran

f) Prinsip Kerjasama dan Persaingan

Kerjasama dan persaingan adalah dua hal berbeda. Namun dalam dunia

pendidikan (prinsip pengajaran) keduanya bisa bernilai positif selama dikelola

dengan baik. Persaingan yang dimaksud bukan persaingan untuk saling

menjatuhkan dan yang lain direndahkan, tetapi persaingan yang dimaksud adalah

persaingan dalam kelompok belajar agar mencapai hasil yang lebih tinggi tanpa

menjatuhkan orang atau siswa lain.

g) Prinsip Apersepsi

Apersepsi berasal dari kata”Apperception” berarti menyatupadukan dan

mengasimilasikan suatu pengamatan dengan pengalaman yang telah dimiliki.

Atau kesadaran seseorang untuk berasosiasi dengan kesan-kesan lama yang sudah

dimiliki dibarengi dengan pengolahan sehingga menjadi kesan yang luas. Kesan

yang lama itu disebut bahan apersepsi.

1. Leibnitz, membedakan persepsi dan apersepsi. dengan persepsi yang

dimaksud adanya perangsang diterima seseorang, adanya pengamatan.

apersepsi dimaksud bahwa ia tahu bahwa ia melakukan pengamatan.

2. Herbart, apersepsi adalah menerima tanggapan-tanggapan baru dengan

bantuan tanggapan yang telah ada.

3. Wundt, bahwa apersepsi bukan hanya asosiasi belaka melainkan memasukan

tanggapan-tanggapan baru dalam suatu hubungan kategorial atau hubungan

yang lebih umum.

4. Menurut para ahli psikologi modern, apersepsi dimaksud pengamatan dengan

penuh perhatian sambil memahami serta mengolah tanggapan-tanggapan baru

itu dan memasukanya ke dalam hubungan yang kategorial.

2. Prinsip Korelasi

39

Page 40: Teori Dan Prinsip Belajar Dan Pembelajaran

Korelasi yaitu menghubungkan pelajaran dengan kehidupan anak atau dengan

pelajaran lain sehingga pelajaran itu bermakna baginya. Korelasi akan melahirkan

asosiasi dan apersepsi sehingga dapat membangkitkan minat siswa pada pelajaran

yang disampaikan.

3. Prinsip Efisiensi dan Efektifitas

Prinsip efisiensi dan efektifitas maksudnya adalah bagaimana guru menyajikan

pelajaran tepat waktu, cermat, dan optimal. Alokasi waktu yang telah dirancang tidak

sia-sia begitu saja, seperti terlalu banyak bergurau, memberi nasehat, dan sebagainya.

Jadi semua aspek pengajaran (guru dan peserta didik) menyadari bahwa pengajaran

yang ada dalam kurikulum mempunyai manfaat bagi siswa pada masa mendatang.

4. Prinsip Globalitas

Prinsip global atau integritas adalah keseluruhan yang menjadi titik awal

pengajaran. Memulai materi pelajaran dari umum ke yang khusus. Dari pengenalan

sistem kepada elemen-elemen sistem. Pendapat ini terkenal dengan Psikologi Gestalt

bahwa totalitas lebih memberikan sumbangan berharga dalam pengajaran.

5. Prinsip Permainan dan Hiburan

Setiap individu atau peserta didik sangat membutuhkan permainan dan hiburan

apalagi setelah terjadi proses belajar mengajar. Bila selama dalam kelas siswa diliputi

suasana hening, sepi, dan serius, akan membuat peserta didik cepat lelah, bosan,

butuh istirahat, rekreasi, dan semacamnya. Maka guru disarankan agar memberikan

kesempatan kepada anak didik bermain, menghibur diri, bergerak, berlari-lari, dan

sejenisnya untuk mengendorkan otaknya.

40

Page 41: Teori Dan Prinsip Belajar Dan Pembelajaran

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. TEORI BELAJAR

a. Teori Behavioristik

41

Page 42: Teori Dan Prinsip Belajar Dan Pembelajaran

Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan

perubahan perilakunya, yang penting adalah input yang berupa stimulus dan

output yang berupa respon.

1) Teori Belajar Menurut Edward Lee Thorndike

2) Teori Belajar Menurut Watson

3) Teori Belajar Menurut Clark Hull

4) Teori Belajar Menurut Edwin Guthrie

5) Teori Belajar Menurut Burrhus Frederic Skinner

6) Ivan Petrovich Pavlov

7) Robert Gagne (1916-2002)

8) Albert Bandura (1925-masih hidup)

b. Teori Kognitifistik

Teori kognitif pula berpendapat bahwa pembelajaran ialah suatu proses

pendalaman yang berlaku dalam akal pikiran, dan tidak dapat diperhatikan

secara langsung dengan tingkah laku.

1) Teori Perkembangan Piaget

2) Teori kognitif Bruner

3) Teori belajar bermakna menurut Ausubel

4) Teori Vygotsky

c. Teori Humanistik

42

Page 43: Teori Dan Prinsip Belajar Dan Pembelajaran

Menurut Teori humanistik, tujuan belajar adalah untuk memanusiakan

manusia. Proses belajar dianggap berhasil jika si pelajar memahami

lingkungannya dan dirinya sendiri.

1) Arthur Combs (1912-1999)

2) Maslow

3) Carl Rogers

d. Teori Sibernetik

Menurut teori sibernetik, belajar adalah pengolahan informasi. Teori ini

mempunyai kesamaan dengan teori kognitif yang mementingkan proses

belajar dari pada hasil belajar. Hanya saja system informasi yang diproses

yang akan dipelajari siswa lebih dipentingkan.

e. Teori Konstruktivistik

Teori konstruktivis ini menyatakan bahwa siswa harus menemukan

sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi

baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu

tidak lagi sesuai.

2. PRINSIP BELAJAR

Prinsip belajar adalah konsep-konsep yang harus diterapkan didalam proses

belajar mengajar. Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik

apabila ia dapat menerapkan cara mengajar yang sesuai dengan prinsip-prinsip

orang belajar.

3. TEORI PEMBELAJARAN

43

Page 44: Teori Dan Prinsip Belajar Dan Pembelajaran

Berbeda dengan teori belajar maka teori pembelajaran persifat preskriptif.

Teori pembelajaran berusaha merumuskan cara-cara untuk membuat orang

dapat belajar dengan baik. Ia tidak semata-mata merupakan penerapan dari teori

atau prinsip-prinsip belajar walaupun berhubungan dengan proses belajar.

4. PRINSIP PEMBELAJARAN

a. Prinsip Aktivitas

1) Prinsip Motivasi

• Prinsip Lingkungan

• Prinsip Konsentrasi

• Prinsip Kebebasan

• Prinsip Peragaan

• Prinsip Kerjasama dan Persaingan

• Prinsip Apersepsi

2) Prinsip Korelasi

3) Prinsip Efisiensi dan Efektifitas

4) Prinsip Globalitas

5) Prinsip Permainan dan Hiburan

44

Page 45: Teori Dan Prinsip Belajar Dan Pembelajaran

B. SARAN

1. Calon guru hendaknya memepelajari teori-teori belajar

sebab merupakan bekal untuk kegiatan belajar mengajar.

2. Calon guru hendaknya memepelajari prinsip-prinsip

belajar sebab merupakan bekal untuk kegiatan belajar mengajar.

3. Calon guru hendaknya memepelajari teori-teori

pembelajaran sebab merupakan bekal untuk kegiatan belajar mengajar.

4. Calon guru hendaknya memepelajari prinsip-prinsip

pembelajaran sebab merupakan bekal untuk kegiatan belajar mengajar.

45


Recommended