PEMANFAATAN SABUT KELAPA DAN LIMBAH CAIR TAHU
SUMEDANG TERHADAP PRODUKSI JAMUR LINGZHI
(Ganoderma lucidum Leyss.Fr)
LAPORAN PENELITIAN
OLEH :
Dra. Betty Mayawati MZ M.Si
Dr. Nia Rossiana M.S.
Asri Peni Wulandari Ph.D
Dibiayai oleh Dana DIPA Universitas Padjadjaran tahun anggaran 2010
No SPK 695a/H6.26/LPPM/PL/2010 tanggal 29 Maret 2010
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS PADJADJARAN
1
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGANBIOTEKNOLOGI
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2010
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN PENELITIAN
PENELITIAN MUDA (LITMUD)
SUMBER DANA DIPA PNBP UNPAD TAHUN ANGGARAN 2010
1. a. Judul penelitian :Pemanfaatan sabut kelapa dan limbah cair tahu sumedang terhadap
produksi jamur lingzhi (Ganoderma lucidum Leyss.Fr.)
b.Bidang Ilmu : MIPA
c. Katagori penelitian : II
2. a. Ketua Peneliti
b.Nama Lengkap dan Gelar : Dr. Betty Mayawatie M.Si.
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Gol/Pangkat dan NIP : Penata /III-c dan 195804
e. Jabatan Fungsional : Lektor
f. Fakultas/Jurusan : MIPA/Biologi
2
3. Jumlah Anggota Peneliti : 2 orang
a. Anggota peneliti 1 : Dr.Nia Rossiana M.S.
b. Anggota peneliti 2 : Asri Peni Wulandari Ph.D
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
4. Lokasi Penelitian : Kubung jamur Jurusan Biologi FMIPA UNPAD
5. Lama Penelitian : 6 bulan
6 Biaya Yang Diperlukan : Rp. 7000.000,- (Tujuh juta rupiah)
Bandung, 30 September 2010
Mengetahui,
Kepala Pusat Peneltian dan Pengembangan Ketua Peneliti
Bioteknologi
Dr. Ratu Safitri M.S. Dra. Betty Mayawatie M.Si.
NIP. 1 NIP. 1958
Menyetujui,
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
Universitas Padjadjaran
Prof.. H. Oekan S. Abdoellah M.A. Ph.D
NIP 19540506 198103 1 002
3
PENGARUH PENAMBAHAN LIMBAH CAIR TAHU PADA MEDIA SABUT KELAPA TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN JENIS
TRITERPENOID LINGZHI (Ganoderma lucidum (Fr.) Karst)
oleh :Nia Rosianna, Asri Peni Wulandari, Ambar Wulan Sari
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian mengenai pengaruh penambahan limbah cair tahu pada media sabut kelapa terhadap produktivitas dan jenis triterpenoid Lingzhi. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dan deskriptif. Metode eksperimental Rancangan Acak Lengkap digunakan untuk analisis produktivitas Lingzhi yang terdiri dari lima perlakuan yaitu penambahan limbah cair tahu konsentrasi 0%, 3%, 6%, 9% dan 12%. Metode deskriptif digunakan untuk analisis jenis triterpenoid Lingzhi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan limbah cair tahu sebesar 3% memberikan hasil yang optimal terhadap waktu munculnya primordia yaitu 205,2 hari setelah inokulasi (HSI) dan rata-rata berat basah tubuh buah Lingzhi yaitu 3,95 gram pada panen pertama, tetapi tidak berpengaruh terhadap jumlah, diameter dan berat kering tubuh buah Lingzhi. Penambahan limbah cair tahu dengan konsentrasi yang berbeda menghasilkan jenis triterpenoid yang berbeda. Penambahan limbah cair tahu konsentrasi 0% menghasilkan 8 jenis triterpenoid yaitu ganoderic acid (β, Mg, H, dan Y ), lucidenic acid (D1 dan N), ganodermic acid TQ, dan 3,15-Diacetoxy-23-oxo-7,9(11),24E-lanostatrien-26-oicacid ; konsentrasi 3% menghasilkan 3 jenis triterpenoid yaitu ganoderic acid (Y, C2, dan P) ; konsentrasi 6% menghasilkan 12 jenis triterpenoid yaitu ganoderic acid (Mg, Y, K, L, dan Mi) dan lucidenic acid (D1, M, dan G), ganoderiol A, ganodermic acid Ja, lucidone A dan ganoderol A ; konsentrasi 9% menghasilkan 5 jenis triterpenoid yaitu ganoderic acid (Y U, dan N), lucidenic acid D1 dan ganoderal A ; konsentrasi 12% menghasilkan 5 jenis triterpenoid yaitu ganoderic acid (Y dan N), lucidenic acid (D1 dan G), dan lucidone A.
Kata kunci : Lingzhi (Ganoderma lucidum (Fr.) Karst), limbah cair tahu, produktivitas dan jenis triterpenoid.
4
THE EFFECT OF THE TOFU’S LIQUID WASTE ADDITION AT COCOPEAT MEDIUM TO PRODUCTIVITY AND TRITERPENOID
KIND OF LINGZHI (Ganoderma lucidum (Fr.) Karst)
By :Nia Rosianna, Asri Peni Wulandari, Ambar Wulan Sari
ABSTRACT
The research about the effect of the Tofu’s liquid waste addition at cocopeat medium to productivity and triterpenoid Lingzhi (Ganoderma lucidum (Fr.) Karst) kind has been done. This research used to experimental and descriptive method.The experimental method Complete Random Design was used to analyze the productivity consist of the treatment was added the Tofu’s liquid waste there are 0%, 3%, 6%, 9%, and 12%. The descriptive method was used to analyze the triterpenoid content. The result from this research showed that the added of tofu’s waste 3% gives optimum the effect of when primordial appears that is 205,2 day after inoculation (DAI) and wet weight mean that is 3,94622 gram on the first harvest but there’s no effect at amount, diameter, and dry weight of Lingzhi. The added of Tofu’s liquid waste with different concentrate will product a different kind of triterpenoid. The added of Tofu’s liquid with concentration 0% producted 8 types of triterpenoids there are ganoderic acid (β, Mg, H,and Y), lucidenic acid ( D1 and N), ganodermic acid TQ, and 3,15-Diacetoxy-23-oxo-7,9(11),24E-lanostatrien-26-oic acid ; concentration 3% producted 3 types there are ganoderic acid (Y, C2, and P);concentration 6% producted 12 types there are ganoderic acid (Mg, Y, K, L and Mi), lucidenic acid (D1, M, and G),ganoderiol A, ganodermic acid Ja, lucidone A and ganoderol ; concentration 9% producted 5 types there are ganoderic acid (Y, U and N), lucidenic acid D1 , and ganoderal A; concentration 12% producted 5 types there are ganoderic acid (Y and N), lucidenic acid (D1 and G) and lucidone A.
Keyword : Lingzhi (Ganoderma lucidum (Fr.) Karst), tofu’s liquid waste, productivity,and triterpenoids kind.
5
A.Judul Penelitian : Pemanfaatan sabut kelapa dan limbah cair tahu sumedang terhadap
produksi jamur lingzhi (Ganodema lucidum (leyss: fr.)
B.Pendahuluan
Sabut kelapa merupakan bagian terbesar dari buah kelapa (35 %), selain tempung 25 %, daging
buah 28 % dan air buah 25 %. Serbuk sabut kelapa merupakan komponen cukup besar dari buah
kelapa dengan komponen utamanya adalah lignin dan selulosa. Serbuk ini juga bebas dari bahan-
bahan kimia berbahaya. Sedangkan limbah tahu selain dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan
dengan kualitas tinggi, kandungan protein bahan ini sebesar 30,3% Serbuk sabut kelapa dan
limbah tahu dapat digunakan sebagai media yang baik bagi jamur yang mempunyai potensi
sebagai bahan pangan dan bahan obat. Jamur yang telah berhasil dibudidayakan dan banyak
dimanfaatkan sebagai bahan obat jumlahnya cukup banyak, salah satunya adalah jamur
Ganoderma lucidum.
Jamur Lingzhi menduduki peringkat pertama dari ratusan tanaman berkhasiat obat/herbal karena
zat-zat yang terkandung didalamnya.
Media dari limbah cair tahu juga dapat dijadikan sebagai bahan alternatif campuran
media jamur. Limbah cair tahu merupakan sisa dari proses pencucian, perendaman,
penggumpalan, dan pencetakan selama pembuatan tahu. Sugiharto (1978)mengemukakan bahwa
limbah cair tahu banyak mengandung bahan organik dibandingkan dengan bahan anorganik.
Kandungan protein limbah cair tahu mencapai (40-60) %, karbohidrat (25-50) %, dan lemak 10
%. Bahan organik tersebut berpengaruh terhadap tingginya kandungan fosfor, nitrogen dan sulfur
didalam air. Sumiati (1983) menjelaskan bahwa bahan makanan yang kaya akan protein
berguna bagi pertumbuhan jamur tiram putih karena dapat digunakan sebagai suplemen yang
akan mempertinggi produksi dan meningkatkan kadar protein jamur. Prasetiya (2006)
menjelaskan bahwa komponen terbesar dari limbah cair tahu adalah protein yaitu sebesar 226,06
mg/L sampai 434,78 mg/L.
Nurlita (2003) dalam Rossiana dkk (2006) melaporkan penelitian terhadap tanaman Lema sp
yang ditanam pada limbah cair tahu pada berbagai konsentrasi menunjukkan pertumbuhan yang
maksimal pada perlakuan penambahan limbah cair tahu 10 %. Widhyastuti (2007) menjelaskan
bahwa penambahan limbah cair tahu terhadap media bibit jamur tiram putih dapat mempercepat
6
pertumbuhan miselium yaitu sebesar 0,495 mm/hari, dibandingkan dengan media kontrol yang
tanpa pemberian limbah cair tahu yaitu sebesar 0,365 mm/hari.
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan diatas, maka dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.Apakah penambahan limbah cair tahu Sumedang berpengaruh terhadap pertumbuhan
miselium, produksi tubuh buah jamur lingzhi (Ganodema lucidum (leyss: fr.)
2.Pada takaran limbah cair tahu berapa yang tepat untuk pertumbuhan jamur lingzhi yang
maksimal
D. Tinjauan Pustaka
.
The Materia Medica Classic of Shengnong juga menilai Lingzhi sebagai “crème de la crème”
dari obat-obatan herbal, atau obat herbal yang paling agung dan mulia tanpa efek
sampingLimbah cair tahu merupakan salah satu alternatf bahan yang dapat digunakan sebagai
campuran media untuk menanam jamur. Limbah cair tahu adalah sisa buangan dari proses
pembuatan tahu. Jumlah limbah tahu sangat besar dimana dalam pembuatan tahu dari 1 kg
kedelai menghasilkan 45 liter limbah cair. Saat ini keberadaan limbah cair tahu masih belum
banyak dimanfaatkan walaupun telah dilakukan penelitian dimana limbah cair tahu dapat
dijadikan sebagai bahan makanan berupa nata de soya, media fermenstasi bakteri dan bahan
bakar berupa biogas (Dhahiyat 1990 dalam Rossiana, 2006).
Sumedang merupakan salah satu sentra produksi tahu di Jawa Barat yang memiliki produktivitas
yang cukup tinggi. Banyaknya jumlah industri tahu akan berpengaruh terhadap jumlah limbah
cair yang dihasilkan. Jumlah cair tahu yang melimpah apabila tidak ditangani dengan baik maka
dikhawatirkan akan menyebabkan terhgangunya kualitas lingkungan perairan di sekitranya. Hasil
penelitian mengemukakan bahwa konsentrasi COD (Chemical Oxygen Demand) di dalam limbah
ciar tahu cukup tinggi yaitu berkisar antara 7.000-10.000 mg/L, ditinjau dari Kep
03/MENKLH/11/1991 tentang baku mutu limbah cair tahuhu, maka industri tahuh memerlukan
pengolahan limbah. Limbah cair tahu mempunyai nilai gizi yang cukup baik sebagai sumber
protein dan energi. Syarat pangan sebagai sumber protein adalah bahan pangan yang memiliki
kandungan protein yang berkisar antara 16 – 33 % per 100 g (Syarif, 1988 dalam Tarigan,
7
2003).Kadar protein limbah cair tahu adalah sekitar 22 % dimana sebagai limbah buangan,
kandungan protein itu tidak berbeda jauh jika dibandingkan dengan kandungan protein kacang
kedelai yang berkisar 38 %
E. Kegunaan Penelitian
Pengolahan limbah untuk medium produksi jamur merupakan wujud waste to
product,diharapkan mendapatkan takaran tepat untuk campuran medium jamur sehingga
produksi tubuh buahnya meningkat.
F..Tujuan Kegiatan
Rangkaian kegiatan penelitian ini bertujuan untuk optimalisasi percobaan, mendapatkan suatu
cara pengolahan dan pengelolaan limbah tanaman perkebunan khususnya sabut kelapa secara
efektif, selektif dan ramah lingkungan. Dengan cara mendayagunakan kemampuan jamur ling-
zhi edible mushroom potensi pangan dan obat yang dapat mendegradasi senyawa organik dan
dimanfaatkan untuk media pertumbuhan dan hasil.
Menggunakan kultur jamur ling-zhi unggul yang dapat berkembangbiak dengan baik dalam
media limbah sabut kelapa dan limbah cair tahu
Mendapatkan kondisi dan komposisi optimum campuran medium pembibitan dan produksi
G. Kontribusi penelitian
1.Memanfaatkan sabut kelapa, limbah tahu sebagai campuran medium jamur
2. Mendapatkan takaran yang tepat untuk mempercepat pertumbuhan bibit,
menaikkan produksi
3.Mendapatkan bahan material obat anti kolesterol
4. Menjadikan kelompok kewirausahaan baru dalam bidang jamur untuk obat
8
H.Metode penelitian
1. Lingkup kegiatan yang dilakukan seperti pada alur kegiatan tersebut :
Metode penelitian yang digunakan untuk mengetahui pengaruh penambahan limbah tahu pada
media bibit induk sabut kelapa terhadap laju pertumbuhan jamur Lingzhi (Ganoderma lucidum)
adalah metode eksperimental di laboratorium dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap
dengan tiga perlakuan yang diulang sebanyak enam belas kali.
Perlakuan berupa penanaman jamur Lingzhi (G. lucidum) pada media bibit sabut kelapa tanpa
penambahan limbah tahu (P0) dan penanaman jamur Lingzhi (G. lucidum) pada media bibit
induk sabut kelapa dengan penambahan limbah tahu (P1).
Jumlah seluruh baglog yang dibutuhkan adalah sebanyak 3 x 16 = 48 tiap ulangan ada 3 baglog
jadi seluruhnya 144 baglog dengan berat kering media tumbuh tiap baglog 500 gram.
Penelitian dilakukan menggunakan rancangan eksperimental dengan pemberian perlakuan
konsentrasi berdasarkan kisaran batas yang telah diketahui.
Penelitian ini menggunakan tiga parameter yaitu laju pertumbuhan miselium, tingkat produksi,
dan jamur Lingzhi (G. lucidum). Parameter pertama yang diamati adalah laju pertumbuhan
miselium vertikal dan horizontal (cm/hari), produksi tubuh buah.
Adapun tahapan kerja penelitian adalah sebagai berikut :
9
Pembibitan
EK
SPL
OR
ASI
JMR
LG
Z
DI
BD
G
SMD
JTN
G
Isolasi pembuatan isolat murni
Campuran sabut kelapa, limbah cair tahu dan pupuk organik
Produksi jamur ling-zhi
TAHAPAN KERJA PENELITIAN
A. PEMBIBITAN
10
PEMBUATAN PDA
INOKULASI
PEMELIHARAAN BIAKAN MURNI
PEMBUATAN MEDIA BIBIT
INOKULASI BIAKAN MURNI KE MEDIA BIBIT
STERILISASI MEDIA BIBIT
INKUBASI 3 minggu
B. BUDIDAYA
11
MEDIA TANAM 2Sabut Kelapa 85 %Kapur gamping 1 %Gips 0,5 %TSP 0,5 %Limbah cair tahu 3 %, 6%, 9 %, dan 12 %
PENGOMPOSAN3 hari
BUDIDAYA5 – 6 bulan
STERILISASI3 X 1 jam
INKUBASI1 bulan
INOKULASI
MEDIA TANAM 1Sabut Kelapa 85 %Kapur gamping 1 %Gips 0,5 %TSP 0,5 %
MEDIA TANAM 3Sabut Kelapa 85 %Kapur gamping 1 %Gips 0,5 %TSP 0,5 %Limbah cair tahu 3 %, 6%, 9 %, dan 12 %
MEDIA TANAM 4Sabut Kelapa 85 %Kapur gamping 1 %Gips 0,5 %TSP 0,5 %Pupuk cair organik 3 %, 6%, 9 %, dan 12 %
PANEN
C. Tabel 3.2 Komposisi Media Tumbuh Lingzhi
I.Hasil dan pembahasan
Penelitian ini terdiri dari dua pengamatan yaitu pengamatan penunjang yaitu pengamatan
terhadap faktor-faktor lingkungan dan pengamatan utama yaitu pengaruh penambahan limbah
cair tahu pada media sabut kelapa terhadap produktivitas Lingzhi.
1.Pengamatan penunjang
Pada penelitian ini dilakukan pengamatan terhadap faktor-faktor lingkungan yang
mempengaruhi pertumbuhan dan produktivitas Lingzhi sejak awal inokulasi sampai dengan
panen pertama meliputi suhu dan kelembaban ruangan budidaya serta hama dan penyakit yang
menyerang Lingzhi.
2.. Suhu dan Kelembaban
Rata-rata suhu di dalam ruangan budidaya selama proses pertumbuhan dan
perkembangan Lingzhi adalah 23,790C (Tabel 4.1) dan rata-rata kelembaban di dalam ruangan
12
PerlakuanJumlah (gram) Penambahan
Limbah Cair Tahu (ml)Sabut Kelapa Bekatul Kapur Gula Gips TSP
p0 8500 1300 100 100 50 50 0p1 8500 1300 100 100 50 50 300p2 8500 1300 100 100 50 50 600p3 8500 1300 100 100 50 50 900p4 8500 1300 100 100 50 50 1200
budidaya adalah 74,13% (Tabel 4.2). Suhu dalam ruangan budidaya tersebut telah memenuhi
syarat pertumbuhan dan perkembangan Lingzhi yang optimum, namun kelembaban dalam
ruangan budidaya kurang optimal untuk pertumbuhan dan perkembangan Lingzhi. Parjimo dan
Soenanto (2008) mengemukakan bahwa suhu dan kelembaban optimum untuk pertumbuhan dan
perkembangan tubuh buah Lingzhi adalah (18-30)0C dan (80-90)%.
Tabel 4.1. Suhu Harian di dalam dan luar Kubung
Waktu
Suhu Harian di dalam Kubung (0C)
Suhu Harian di luar Kubung (0C)
Kisaran Suhu Rata – rata Suhu Harian Kisaran Suhu Rata – rata
Suhu HarianPagi 20 – 25 22,63 20 – 26 23,39Siang 22 – 27 24,79 22 – 28 25,06Sore 20 – 27 23,96 20 – 27 23,76Rata-rata 23,79 24,07
Tabel 4.2. Kelembaban Udara harian di dalam dan luar Kubung
Waktu
Kelembaban Harian di dalam Kubung (%)
Kelembaban Harian di luar Kubung (%)
Kisaran Kelembaban
Rata – rata Kelembaban
Harian
Kisaran Kelembaban
Rata – rata Kelembaban
HarianPagi 63 – 87 77,84 53 – 87 75,33Siang 53 – 87 70,75 49 – 86 66,88Sore 54 – 88 73,79 50 – 87 72,91Rata-rata 74,13 71,71
Peranan suhu sebagai pengendali proses fisiologi dan kimiawi selanjutnya akan
menentukan laju transfer nutrisi dari media ke miselium jamur dan kecepatan reaksi kimia
tersebut dipengaruhi oleh suhu. Suhu berkaitan dengan aktivitas enzim, enzim akan bekerja baik
pada kondisi suhu yang sesuai dan sesuai dan enzim akan berpengaruh terhadap metabolisme
jamur dan penguraian media (Raharjo, 1991 dalam Rahmaniza, 2009).
13
Kelembaban erat kaitannya dengan kandungan air baik dalam bentuk air maupun uap air.
Kelembaban di ruang pertumbuhan berubah sewaktu-waktu, hal tersebut dipengaruhi oleh suhu,
gerakan udara dan ventilasi udara. Suhu berkaitan dengan kelembaban, apabila temperatur tinggi
dimana kandungan air meningkat, maka suhu akan turun. Pengaturan suhu dan kelembaban
ruangan budidaya dilakukan dengan penyiraman air bersih pada lantai kumbung Penyiraman
dilakukan dua kali sehari, namun apabila kondisi hujan tidak dilakukan penyiraman.
3. Hama dan Penyakit Hama dan penyakit yang muncul selama penelitian menyebabkan terhambatnya
pertumbuhan Lingzhi, baik pertumbuhan miselium maupun tubuh buah. Hama yang sering
ditemukan selama perkembangan dan pertumbuhan Lingzhi adalah tikus, kutu, semut, kecoa dan
laba-laba. Hama-hama tersebut menyerang dengan cara memakan tubuh buah jamur sehingga
jamur yang dihasilkan cacat atau bahkan patah. Sumber kontaminan antara lain dapat berasal dari
spora kontaminan yang terdapat di dalam bahan baku media dan dari udara di sekitar tempat
pemeliharaan dan bibit yang terkontaminasi.
Penyakit yang banyak ditemukan pada budidaya Lingzhi disebabkan oleh kontaminasi dari
jamur kontaminan dan serangan bakteri serta virus. Pada awal inkubasi ditemukan kontaminasi
pada media tumbuh oleh jamur lain seperti Trichoderma sp dan Aspergillus sp. Oei (2002)
menyatakan kontaminasi media oleh Trichoderma sp ditandai dengan adanya warna hijau pada
media tumbuh sedangkan kontaminan oleh Aspergillus sp ditandai dengan warna hitam pada
media (penyebab penyakit black mold). Apabila media sudah terkontaminasi oleh dengan salah
satu atau kedua jamur ini maka pertumbuhan jamur akan terhambat bahkan terhenti sama sekali.
Kontaminasi oleh bakteri dan virus lebih sukar diketahui, keberadaan bakteri dapat diketahui dari
media yang terlihat berminyak dan berlendir serta mengeluarkan bau asam.
14
Kontaminasi dapat terjadi mulai dari tahap sterilisasi, inokulasi, inkubasi dan pemanenan.
Kontaminasi media tumbuh oleh jamur lain disebabkan pula oleh kandungan air yang berlebih.
Tingginya kandungan air pada media menghambat pertukaran udara sehingga menciptakan
kondisi anaerob. Kondisi Anaerob ini akan memicu tumbuhnya mikroba lain yang kemudian
akan menghasilkan metabolit yang akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan jamur
(Oei, 2002).
Kontaminasi tersebut dapat menurunkan produktivitas media sehingga berpengaruh
terhadap kualitas dan kuantitas hasil panen. Pengendalian kontaminasi dilakukan dengan cara
memisahkan media yang telah terkontaminasi dengan media yang tidak terkontaminasi agar
tidak menjadi sumber kontaminasi baru, membersihkan sarang laba-laba di sekitar ruang
budidaya dan menyemprotkan orten di sekitar rak inkubasi untuk pembasmi serangga serta
pemeliharaan yang teliti.
4. Pengamatan utama.
Pengamatan utama terhadap produktivitas dan kandungan triterpenoid Lingzhi
diantaranya meliputi waktu yang dibutuhkan untuk munculnya primordia (HSI), jumlah tubuh
buah, diameter tubuh buah (cm), berat basah (g), berat kering (g), dan jenis triterpenoid yang
dihasilkan oleh Lingzhi. Pengamatan ini dilakukan sampai panen pertama yaitu dengan umur
panen 246 HSI.
5. Pengaruh Penambahan Limbah Cair Tahu terhadap Waktu Munculnya Primordia Lingzhi (Ganoderma lucidum (Fr.) Karst).
Primordia didefinisikan sebagai suatu daerah penebalan miselium dan membentuk
tonjolan dengan diameter lebih dari 1 mm, serta memiliki permukaan yang halus (Flegg, dkk,
1985) dalam Chaldun, 1999). Hasil Analisis ragam (Lampiran 1), memperlihatkan bahwa
15
penambahan limbah cair tahu memberikan pengaruh yang nyata terhadap waktu munculnya
primordia Lingzhi (Lampiran 1 pada Tabel 6.2). Pengujian data kemudian dilanjutkan dengan
Uji Wilayah Beganda Duncan (Tabel 4.3).
Tabel 4.3. Pengaruh Penambahan Limbah Cair Tahu pada Media Tumbuh Sabut Kelapa Terhadap Waktu Munculnya Primordia Lingzhi.Perlakuan Rata-rata Waktu Munculnya
PrimordiaHasil Uji
p0 206 bp1 205,2 bp2 219 cp3 192,4 ap4 205,8 b
Keterangan : Perbandingan nilai rata-rata yang diikuti dengan huruf yang sama dinyatakan sebagai tidak berbeda nyata menurut uji Duncan dengan taraf signifikan 5%.
p0 = tanpa penambahan limbah cair tahu (kontrol) pada media tumbuh Lingzhip1 = penambahan 3% limbah cair tahu pada media tumbuh Lingzhip2 = penambahan 6% limbah cair tahu pada media tumbuh Lingzhip3 = penambahan 9% limbah cair tahu pada media tumbuh Lingzhip4 = penambahan 12% limbah cair tahu pada media tumbuh Lingzhi
Berdasarkan Tabel 4.3 menunjukkan bahwa perlakuan p2 dan p3 berbeda nyata dengan
perlakuan p0, p1 dan p4. Nilai rata-rata waktu muncul primordia Lingzhi paling cepat pada
perlakuan p3 (penambahan limbah cair tahu 9%) yaitu dengan rata-rata 192,4 HSI. Hal ini
menyatakan bahwa penambahan limbah cair tahu sebesar 9% mempercepat waktu munculnya
primordia. Menurut Suriawiria (2001), pertumbuhan dan perkembangan Lingzhi dipengaruhi
oleh empat faktor penting yaitu bibit jamur, substrat penanaman, kondisi lingkungan, dan bahan
media.
Kandungan bahan organik seperti C/N pada subtrat penanaman sangat berpengaruh
terhadap perkembangan jamur karena berhubungan dengan kandungan nutrien dan unsur hara
yang diperlukan oleh jamur. Perbandingan C/N pada perlakuan p3 yaitu 31:1, pada rasio C/N
tersebut mikroba mendapatkan cukup karbon untuk energi dan nitrogen untuk sintesis protein.
16
Simamora dan Salundik (2008) menyatakan bahwa perbandingan C/N yang optimum dalam
proses dekomposisi media secara anaerob adalah 20:1 sampai 40:1. Bila nilai rasio C/N > 40,
maka temperatur pada saat proses pengomposan cenderung akan menurun sehingga
memperlambat pematangan kompos. Sebaliknya, apabila C/N < 20, pH media akan naik
sehingga menyebabkan kematian mikroorganisme tertentu
Hal ini menunjukkan proses dekomposisi pada media tumbuh p3 lebih cepat dalam
membantu penguraian beberapa senyawa kompleks menjadi lebih sederhana sehingga nutrisi
pada media tumbuh p3 lebih mudah diserap oleh miselium untuk pertumbuhan dan
perkembangan primordia Lingzhi.
Pertumbuhan primordia jamur menjadi tubuh buah tergantung dalam sumber karbon dan
nitrogen di dalam media, nitrogen dalam bentuk amonium akan diubah oleh jamur menjadi
protein. Protein merupakan unsur utama yang digunakan jamur untuk membentuk miselium.
Miselium berfungsi sebagai alat untuk mengambil nutrisi yang ada pada media, sehingga apabila
pertumbuhan miselium baik maka nutrisi cepat tersedia untuk pertumbuhan berikutnya (Djarijah
dan Djarijah, 2001; Subowo, 2004; Moerdianti, 1998).
Rasio C/N pada media tumbuh perlakuan p4 adalah 27:1 dan p2 adalah 35:1, hal ini
memenuhi syarat optimum dalam proses dekomposisi media secara anaerob, namun pada media
tumbuh p4 terjadi kontaminasi yang mengakibatkan adanya persaingan nutrisi antara Lingzhi
dan mikroorganisme lain sehingga pertumbuhan dan perkembangan Lingzhi terhambat. Apabila
tidak terjadi kontaminasi, tidak menutup kemungkinan primordia Lingzhi akan muncul dalam
waktu kurang dari 205,8 hari. Adapun waktu munculnya primordia pada perlakuan p2 paling
lambat, diduga disebabkan oleh faktor kondisi fisik seperti aerasi dan kelembaban pada media
tumbuh.
17
Kemunculan primordia Lingzhi pada penelitian ini membutuhkan waktu yang lama karena
umumnya primordia Lingzhi akan muncul sekitar lima hari sejak ring dan kapas penutup baglog
dibuka. Hal ini dapat diduga karena kondisi kelembaban yang kurang sehingga pertumbuhan
miselium menjadi terhambat. Selain itu, dapat dipengaruhi juga oleh faktor ketersediaan nutrisi
yang terkandung dalam media. Jika nutrisi yang tersedia dalam media cukup dan sesuai, maka
Lingzhi akan tumbuh dengan baik. Jika nutrisi dalam media tidak mencukupi persyaratan
Lingzhi untuk tumbuh, maka proses metabolismenya pun terganggu sehingga pertumbuhan dan
perkembangannya menjadi terhambat.
6. Pengaruh Penambahan Limbah Cair Tahu terhadap Rata-rata Jumlah Tubuh Buah Lingzhi (Ganoderma lucidum (Fr.) Karst)
Hasil analisis varians menunjukkan bahwa penambahan limbah cair tahu tidak berpengaruh
nyata terhadap jumlah tubuh buah yang dihasilkan pada panen pertama sehingga perhitungan
tidak dilanjutkan dengan Uji Wilayah Berganda Duncan (Lampiran 2 pada Tabel 6.6). Jumlah
tubuh buah Lingzhi yang dihasilkan adalah satu buah pada setiap perlakuan dan ulangan
(Lampiran 2 pada Foto 8). Hal ini menyatakan bahwa konsentrasi limbah cair tahu yang
ditambahkan belum memenuhi syarat untuk dapat meningkatkan jumlah tubuh buah Lingzhi.
Morfologi dan jumlah tubuh buah yang dihasilkan pada saat panen ditentukan oleh latar
belakang genetik strain yang dipakai, dengan bibit jamur berkualitas baik akan dihasilkan jamur
yang baik pula dari segi kualitas maupun kuantitas jumlah dan kualitas tubuh buah turut
dipengaruhi oleh nutrisi dan lingkungan. Selain faktor genetik, nutrisi, lingkungan dan bibit,
jumlah tubuh buah yang dihasilkan juga dipengaruhi oleh cara membuka plastik yang
membungkus media tumbuh. Hal ini mengakibatkan jumlah tubuh buah akan lebih banyak bila
dibandingkan dengan media tanam yang dibuka dengan cara membuat lubang-lubang kecil di
sekeliling baglog (Djaridjah, 2001 dalam Rahmaniza, 2009).
18
7. Pengaruh Penambahan Limbah Cair Tahu terhadap Diameter Tubuh Buah Lingzhi (Ganoderma lucidum (Fr.) Karst).Diameter tubuh buah dihitung pada bagian terlebar dari tubuh buah pada saat pemanenan
dilakukan. Hasil analisis varians menunjukkan bahwa penambahan limbah cair tahu tidak
berpengaruh nyata terhadap diameter tubuh buah Lingzhi (Lampiran 3 pada Tabel 6.8).
Walaupun hasil analisis menunjukkan bahwa penambahan limbah cair tahu tidak berpengaruh
terhadap diameter tubuh buah Lingzhi, tetapi jika dibandingkan dengan kontrol (p0) diameter
yang diperoleh pada Lingzhi pada perlakuan p1, p2, p3 dan p4 tergolong besar.
Gambar 4.1.Diagram Batang Pengaruh Penambahan Limbah Cair Tahu pada Media Tumbuh Sabut Kelapa Terhadap Rata-rata Diameter Tubuh Buah Lingzhi.
Berdasarkan Gambar 4.1 terlihat pada perlakuan p3 (penambahan konsentrasi limbah cair
9%) cenderung memiliki rata-rata diameter tertinggi yaitu 3,76 cm dan diameter terpendek
adalah pada perlakuan p0 (kontrol) yaitu 3,14 cm. Hal ini dikarenakan pada media kontrol tidak
mendapat tambahan nutrisi dari limbah cair tahu seperti pada perlakuan lainnya.
Djuariah (2006) mengemukakan bahwa diameter tudung pada setiap baglog dipengaruhi
oleh banyaknya tubuh buah yang ada. Bila jumlah tubuh buah sedikit maka diameter tudung pun
akan semakin besar. Hal ini diduga karena adanya persaingan nutrisi antar tubuh buah yang
terbentuk. Penampilan batang atau tangkai jamur sangat dipengaruhi oleh jumlah dan diameter
19
tubuh buah, bila tubuh buah jumlahnya banyak maka batang akan menjadi pendek dan
diameternya kecil. Sebaliknya bila jumlah tubuh buah dalam satu baglog sedikit maka tangkai
jamur akan lebih panjang dan diameternya besar. Lingzhi pada perlakuan p3 dan p4 memiliki
tangkai jamur yang pendek sehingga diameter tubuh buah Lingzhi lebih lebar sedangkan pada
p0, p1 dan p2 tangkai jamur lebih panjang sehingga diameter tubuh buah lebih kecil.
8. Pengaruh Penambahan Limbah Cair Tahu terhadap Rata-rata Berat Basah Tubuh Buah Lingzhi (Ganoderma lucidum (Fr.) Karst).
Hasil Pengamatan Analisis Varians menunjukkan bahwa penambahan limbah cair tahu
berpengaruh nyata terhadap rata-rata berat basah tubuh buah Lingzhi yang dihasilkan pada panen
pertama (Lampiran 4 pada Tabel 6.9). Pengujian data kemudian dilanjutkan dengan Uji Wilayah
Berganda Duncan (Tabel 4.4). Hasil Uji Wilayah Berganda Duncan menunjukkan bahwa
perlakuan p1 berbeda nyata dengan perlakuan p0, p2, p3, dan p4. Hal ini menunjukkan bahwa p1
berpengaruh terhadap rata-rata berat basah tubuh buah Lingzhi. Nilai Rata-rata berat basah
tertinggi tubuh buah Lingzhi pada panen I adalah perlakuan p1 yaitu 3,95 gram dan nilai rata-rata
berat basah terendah adalah pada perlakuan p4 yaitu 1,60 gram (Gambar 4.2).
Tabel 4.4. Pengaruh Penambahan Limbah Cair Tahu pada Media Tumbuh Sabut Kelapa Terhadap Rata-rata Berat Basah Tubuh Buah Lingzhi.
Keterangan : Perbandingan nilai rata-rata yang diikuti dengan huruf yang sama dinyatakan sebagai tidak berbeda nyata menurut uji Duncan dengan taraf signifikan 5%.
20
Gambar 4.2. Diagram Batang Pengaruh Penambahan Limbah Cair Tahu pada Media Tumbuh Sabut Kelapa Terhadap Rata-rata Berat Basah Lingzhi.
Keterangan :p0 = tanpa penambahan limbah cair tahu (kontrol) pada media tumbuh Lingzhip1 = penambahan 3% limbah cair tahu pada media tumbuh Lingzhip2 = penambahan 6% limbah cair tahu pada media tumbuh Lingzhip3 = penambahan 9% limbah cair tahu pada media tumbuh Lingzhip4 = penambahan 12% limbah cair tahu pada media tumbuh Lingzhi
Kandungan kalium dan fosfor yang paling tinggi adalah pada perlakuan p1 (Lampiran 10
pada Tabel 6.21) sehingga enzim ekstraselluer yang dikeluarkan oleh miselium mudah
menghidrolisis polimer menjadi gula sederhana yang mudah diserap oleh miselium untuk
produktivitas berat basah tubuh buah jamur. Hal ini sesuai dengan pernyataan Suriawiria (2004),
kalium (K) dan fosfor (P) berperan untuk membantu aktivasi enzim dan metabolisme
karbohidrat. Unsur K juga berfungsi mengatur keseimbangan unsur hara N dan P. Ruskandi
(2006) mengemukakan secara alami jamur akan memproduksi berbagai enzim ekstraseluler yang
terdiri dari enzim ligninase, selulase dan hemiselulase. Ketiga enzim ini akan digunakan untuk
mendegradasi lignin, selulosa dan hemiselulosa sehingga siap dimanfaatkan oleh jamur untuk
perkembangan tubuh buah.
Perbandingan setiap bahan dalam media tumbuh yang sesuai dan kadar air yang
terkandung dalam media tumbuh p1 diduga berpengaruh dalam meningkatkan berat basah tubuh
buah Lingzhi. Suriawiria (2000) menyatakan kandungan air di dalam media tumbuh jamur
21
sangat berpengaruh terhadap berat basah tubuh buah jamur. Kadar air yang baik untuk
pertumbuhan dan perkembangan jamur adalah pada kisaran (60-70)% dan perbandingan setiap
bahan dalam media tumbuh yang sesuai akan menjamin kecukupan nutrisi bagi pertumbuhan dan
perkembangan jamur.
8. Pengaruh Penambahan Limbah Cair Tahu terhadap Rata-rata Berat Kering Tubuh Buah Lingzhi (Ganoderma lucidum (Fr.) Karst).
Hasil analisis varians menunjukkan bahwa penambahan limbah cair tahu tidak berpengaruh
nyata terhadap rata-rata berat kering Lingzhi (Lampiran 5 pada Tabel 6.13), sehingga
perhitungan tidak dilanjutkan dengan Uji Wilayah Berganda Duncan. Meskipun hasil analisis
tidak berpengaruh terhadap berat kering total namun terlihat bahwa Lingzhi perlakuan p1
cenderung menghasilkan berat kering paling tinggi yaitu sebesar 2,77 gram dan cenderung paling
rendah adalah p4 yaitu sebesar 1,25 gram (Gambar 4.2).
Gambar 4.3 Diagram Batang Pengaruh Penambahan Limbah Cair Tahu pada Media Tumbuh Sabut Kelapa Terhadap Rata-rata Berat Kering Lingzhi.
Berdasarkan Gambar 4.3, nilai rata-rata berat kering pada perlakuan p2, p3, dan p4
semakin menurun. Hal ini disebabkan kalium dan fosfor pada media tumbuh p2, p3, dan p4 lebih
22
rendah dibandingkan p1 (Lampiran 9 pada Tabel 6.21). Pernyataan ini diperkuat oleh Beveridge
(1996) yang menyatakan bahwa unsur kalium dan fosfor merupakan unsur utama yang
diperlukan oleh semua mikroorganisme untuk pertumbuhan normal, mengatur regulasi asam-
basa dan metabolisme lipid dan karbohidrat.
Proses pengeringan yang dilakukan pada tubuh buah Lingzhi yaitu selama dua hari
(2jam/hari). Diperkirakan proses pengeringan ini belum optimal sehingga adanya perbedaan
antara rata-rata berat basah yang menunjukkan hasil analisis ragam berpengaruh nyata dengan
rata-rata berat kering yang menunjukkan hasil analisis ragam tidak berpengaruh nyata.
Hasil perbandingan antara berat basah dan berat kering yang diperoleh, diketahui bahwa
persentase berat kering adalah 71,68%. Hal ini berarti dalam setiap 100 gram berat basah tubuh
buah akan dihasilkan 71,68 gram berat kering jamur tersebut. Lingzhi yang telah dikeringkan
dapat bertahan cukup lama, selama cara penyimpanannya dilakukan dengan baik.
23
J. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan, analisis dan pembahasan pada uraian sebelumnya maka
diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Penambahan limbah cair tahu pada media sabut kelapa berpengaruh terhadap waktu
munculnya primordia, rata-rata berat basah dan jenis triterpenoid Lingzhi.
2. Penambahan limbah cair tahu konsentrasi 3% pada media sabut kelapa dapat memberikan
hasil yang optimal terhadap produktivitas rata-rata berat basah (3,95 gram) dan
mempercepat waktu munculnya munculnya primordia Lingzhi (205,2 hari setelah inokulasi).
K. Saran
Adapun saran untuk perbaikan penelitian mendatang yaitu:
1. Konsentrasi limbah cair tahu yang ditambahkan dalam media tumbuh Lingzhi disesuaikan
dengan tujuan dalam bidang pengobatan.
2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk produktivitas sampai panen terakhir untuk
mendapatkan produktivitas yang optimal.
3. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk menentukan kadar triterpenoid Lingzhi dengan
menggunakan HPLC.
4. Perlu adanya penelitian mengenai efektivitas triterpenoid Lingzhi yang dibudidayakan dengan
penambahkan limbah cair tahu pada media tumbuh dalam menyembuhkan penyakit.
24
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009a. Limbah. http://id.wikipedia.org/wiki/Limbah. Diakses tanggal 19 Mei 2009.Anonim. 2009b. Lingzhi Berkhasiat Obat.
http://www.trubus-online.co.id/members/ma/ebook/Ling%20Zhi%20Berkhasiat%20Obat.pdf. Diakses tanggal 19 Mei 2009.
Bahri, Syaiful. 2007. Pemanfaatan Tumbuhan Air Untuk Pengolahan Limbah Cair Industri Tahu Di Desa Bandar Jaya Lampung Tengah. http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=laptunilapp-gdl-res-2006-bahrisyaif-126&q=Limbah ITB. Diakses tanggal 19 Mei 2009.
Calvin. 2003. How Ganoderma (Ling Zhi) In The Treatment of Cancer and HIV. http://www.How%20Ganoderma%20%28Ling%20Zhi%29%20in%20the%20Treatment%20of%20Cancer%20and%20HIV.htm. Diakses 01 Juli 2010.
Campbell, N. A., J. B Reece, dan L. G. Mitchell. 2003. Biologi. Edisi Kelima-Jilid Kedua. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Chang, S.T., dan Miles. 1989. Edible Mushroom and Their Cultivation. CRCPress Inc. New York.
Chung, C.K and Tong, S . 2005. “External Preparation For Skin Containing Oleaginous Subtances Ekstracted From Ganoderma lucidum”. US 7,060,286 B2, Vol 15 p. 195-424.
Cizkah. 2009. Menguak Misteri Lingzhi. http://indoroyal.com/2009/04/22/meng uak-misteri-lingzhi/. Diakses tanggal 19 Mei 2009.
Darwis. 2000. Teknik Dasar Laboratorium Dalam Penelitian Senyawa Bahan Alam Hayati, Workshop Pengembangan Sumber Daya Manusia Dalam Bidang Kimia Organik Bahan Alam Hayati. Universitas Andalas. PadangDjarijah, N. M. dan A. S. Djarijah. 2001. Budidaya Jamur Kuping, Pembibitan dan Pemeliharaan. Yogyakarta: Kanisius.Djauhari, E. 2008. Perbandingan Fermentasi Antibiotik oleh Streptomyces SP, S-34 dan Dua
Rekombinasinya Pada Beberapa Medium. Jurusan Kimia IPB.Djuariah, D. 2006. Uji Daya Hasil Dan Kualitas Hasil Tiga Belas Species Jamur Shiitake
(Lentinus Edodes (Berk) Sing) Di Dataran Tinggi, Jawa Barat. Balai Penelitian tanaman sayuran Lembang
EI-Mekkawy, S., M. R. Meseihy, N. Nakamura, dan Y. Tezuka. 1997. "Anti-HIV1 and Anti-HIV-1 Protease Substances from Ganoderma lucidum", Phytochemisny, Vol. 49(6): 1651-1657.
EMDI dan BAPEDAL. 1994. “Limbah Cair Berbagai Industri Di Indonesia: Sumber, pengendalian dan baku Mutu”. Project of the Ministry for the Environment, Republic of Indonesia and Dalhousie University, Canada.
Erkel, I. 2009. “The effect of different substrate mediums on yield of Ganoderma lucidum (Fr.) Karst”. Journal of Food, Agriculture & Environment Vol.7 (3&4) : 8 4 1 - 8 4 4 .
Gunawan. 2000. Usaha Pembibitan Jamur. Jakarta : PT. Penebar Swadaya.Gunawan., Gede Bawa., dan Sutrisnayanti. 2008. “Isolasi dan Identifikasi Senyawa Terpenoid
Yang Aktif Antibakteri Pada Herba Meniran (Phyllanthus niruri Linn)”,Jurnal Kimia, Vol. 1: No 35-39.
Ginting. 2007. Limbah Cair Organik. http://www.sinarharapan.co.id. Diakses tanggal 19 Mei 2009.
25
Harbone. J. B. 1987. Metode Fitokimia. Penuntun Cara Modern Menganaliasa Tumbuhan Terbitan Kedua. ITB. Bandung.
Hsieh, C. and Yang, F.C. 2003. “Reusing Soy Residue for The Solid-State Fermentation of Ganoderma lucidum”. Bioresource Technology 91 : 105–109.
Ida, J, Sasa M. D., Viktor A and Miomir P. 2008. “Medicinal Mushroom Ganoderma Lucidum In The Production Of Special Beer Types”. Faculty of Agriculture, Institute for Food Technology and Biochemistry, University of Belgrade, Nemanjina 6, 11081 Belgrade, Serbia.
Karsten, P. 1881. "Enumeratio Boletinearum et Polyporearum Fennicarum, Systemate novo dispositarum". Rev. Mycol. (Toulouse) 3: 16-19.
Kartika, L.,Y. M. P. D. Pudyastuti & A. W. Gunawan. 1995. “Campuran Serbuk Gergaji Sengon dan Tongkol Jagung Sebagai Media Untuk Budidaya Jamur Tiram Putih”. Jurnal Hayati. 2(1) : 23-27.
Komala, U. Rossiana N., dan Mayawati B. 2004. Pertumbuhan dan Kadar Protein Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus [Jack. Ex. Fr.] Kummer) Pada Media Serbuk Gergaji Kayu Albasia dengan Penambahan Limbah Cair Tahu. Skripsi. Jatinangor.
Lenny S. 2006. Isolasi dan Uji Bioaktifitas Kandungan Kimia Utama Puding Merah dengan Metoda Uji Brine Shrimp. USU Repository. Medan.
Lenny S. 2006. Senyawa Terpenoid dan Steroida. USU Repository. Medan.Nishitoba, T., H. Sato, T. Kasai, H. Kawagishi and S. Sakamura. 1984. "New Bitter C27 and C30
Terpenoids from the Fungus Ganoderma lucidum (Reishel)". Agric. Biol. Chem 48(1 I):2905-2907.
Nunung dan Abbas . 2001. Budidaya Jamur Tiram. Kanisius. Yogyakarta.Nurvianti, N. 2001. Fitokimia dan Farmakologi Jamur Ganoderma lucidum. Laporan Tugas.
Jatinangor.Manuhara, Y.S.W, M. Suryowinoto, dan C.J Sugihaerto. 1995. “Kandungan Alkaloid Vincristina
Kalus Daun Catharanthus roseus (L.) G.Don pada Berbagai Komposisi Media”. BPPS-UGM 8 (3B) : 393-405.
Mizuno, T. 1997. Studies on Bioactive Substances and Medicinal Effects of REISHI,Ganoderma lucidum in Japan. www.reishi.com/Substances%20and%20Effects%20of%20REISHI/Substances%20and%20Effects%20of%20REISHI.htm . Diakses 01 Juli 2010.
Min, B. Y., Nakamura, N., Miyashiro, H., Bae, K. W. and Hattori, M. 1998. “Triterpenes from the spores of Ganoderma lucidum and their inhibitory activity against HIV-1 protease”. Chem. Pharm. Bull. 46: 1607- 1612.Moerdianti E., R. B. Ainurrajid, dan Endah S. 1999. “Pengaruh Berat Media dan Berat Bibit
terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jamur Tiram Putih (Pleurotus florida)”. Habitat Vol 10 No.105 Februari 1999 ISSN : 0853-5167, hal 44-47
Panjikusuma, H. Rossiana N. 2005.Pengaruh Penambahan Ampas Tahu Sumedang pada Media Tumbuh Serbuk Gergaji Kayu Albasia Terhadap Pertumbuhan Kadar Protein Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus Jack.ex Fr. Kummer). Skripsi. Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Padjadjaran.
Pasaribu, T, dkk. 2002. Aneka Jamur Unggulan yang Menembus Pasar. Grasindo. Jakarta.
26
Parjimo dan Soenanto. 2008. Jamur Ling-Zhi Raja Herbal, Seribu Khasiat. PT Agromedia Pustaka. Jakarta.
Prasetya, F.S. 2006. Teknologi Pengelolaan Limbah Cair Tahu dengan Sistem Biofilter Anaerob-aerob. Karya Tulis. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran.
Oei, P. 1996. Mushroom Cultivation, With Special Emphasis Appropiate Technique For Developing Countries. Tool Publication. New York.
Quimio, T. H., S. T. Chang and D. J. Royse. 1990. Technical Guidelinness for Mushroom Growing in The Tropical. Rome : FAO Organization of The United Nation.
Rahmaniza, D. Rossiana N., dan Mayawati B. 2009. Pengaruh Berbagai Konsentrasi Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan dan Produktivitas Jamur Kuping Hitam (Auricularia polytrica (Month.) Sacc) Pada Media Serbuk Gergaji. Skripsi. Jatinangor.
Rossiana, N., Kasmara dan Sunardi. 2006. Uji Toksisitas Limbah Cair Tahu Sumedang terhadap Reproduksi Daphnia carinata KING. Bandung : Lembaga Penelitian Universitas Padjadjaran.
Ruskandi. 2006. “Teknik Pembuatan Kompos Limbah Kebun Pertanaman Kelapa Polikultur”. Buletin Teknik Pertanian Vol. 11 No. 1.
Simamora, S. dan Salundik. 2008. Meningkatkan Kualitas Kompos. PT Agro Media Pustaka. Jakarta.
Subowo, Y.B., HJD Latapupapua, dan E. Susilo. 1994. Pemanfaatan Limbah Pertanian untuk Budidaya Jamur Tiram. Prosiding Seminar Hasil Litbang ADH. Bogor: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia: Hlm: 475-462.
Solomon,W. 2005. “Reishi or Ling Zhi (Ganoderma lucidum)”. Institute of Evolution, University of Haifa. Vol 10 : 603-620
Sumardi dan S.M. Widyastuti. 2001. “Pemanfaatan Sabut Kelapa Untuk Pengembangan Budidaya Jamur Ganoderma Sebagai Bahan Obat Tradisional Di Daerah Sekitar Hutan”. Detil Jurnal Vol. II, No. 5.
Sumiati A. 2005.”Senyawa Triterpenoid Dari N-Heksana Kulit Batang Garcinia picorrhiza MIQ” , MAKARA, SAINS, VOL. 9, NO. 2,66-69.Suriawiria, U. 1986. Pengantar Untuk Mengenal dan Menanam Jamur. Cetakan kesepuluh.
Penerbit Angkasa. Bandung.Suriawiria, U. 2000. Sukses Beragrobisnis Jamur Kayu Shitakke, Kuping, Tiram. Jakarta:
Penebar Swadaya.Suriawiria, 2003. Media Alternatif Jamur. http://www.kompas.org. Diakses tanggal 19 Mei
2009.Suriawiria, U. 2004. Jamur Konsumsi dan Berkhasiat Obat di Indonesia. Prosiding Seminar
Sehari Prospek Jamur dalam Industri dan Lingkungan. Bandung. Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Padjadjaran Hlm 5-24.
Wahyuono, S., SM. Widyastuti dan Sumardi. 2001. “Potensi Ganoderma sp. sebagai Bahan Obat Alternatif”. Buletin Kehutanan (In press).
Wang, C.H., M.H. Shen and X. Y. Yan. 1984 "Isolation and Characterization of Plysaccharide from Ganoderma lucidum ". Chemistry and Industry of Forest Product 4(3): 42-48.
Wattimena, G.A. 1991. Zat Pengatur Tanaman. PAU IPB. Bogor.
27
Widyastuti. 2007. Pengaruh Penambahan Limbah Cair Tahu Sumedang pada Media bibit Induk Serbuk Gergaji Terhadap Laju Pertumbuhan Miselium Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus). Laporan Kerja Praktek. Jurusan Biologi Universitas Padjadjaran.
Widyastuti, S.M., Sumardi dan Harjono. 1998b. "Pengenalan Ganoderma pada Berbagai Tumbuhan Kehutanan". Pros. Sem, Regional Perhimpunan Fitopatologi Indonesia, Solo, 1998.
Willard, T. 2009. Lingzhi Mushoom-Herb of Spiritual Potency and Medical Wonder. http://www.yingzhitang.com/english/culture.htm. (Diakses 28 Oktober 2009)
Wiryani, E. 2008. Analisis Kandungan Limbah Cair Pabrik Tempe. Lab. Ekologi Dan Biosistematik Jurusan Biologi FMIPA. UNDIP Semarang.
Zhang, W. X. and Zhong, J. J. 2009. “Effect of Oxygen Concentration in Gas Phase on Sporulation and Individual Ganoderic Acids Accumulation in Liquid Static Culture of Ganoderma lucidum”. Journal of Bioscience and Bioengineering 109 (1) : 37–40.
28
Lampiran Foto-foto Penelitian
Foto 1. Rumah Jamur di Arboretum UNPAD Foto 2 : Baglog jamur
Foto 3. Primordia dan Tubuh Buah Lingzhi pada Media Tumbuh
29
30