10
Mereka mempertaruhkan seluruh usaha dan fikirannya untuk mengejar bayang kemewahan dunia, tidak memperdulikan bagaimana dia mendapatkan apa yang dia hajatkan, apakah dengan menengadahkan kedua tangan, memujuk rayu, menipu ataupun memaksa

Bahan mutivasi dan dawah Menjadi hamba kepada dunia dan bertuhankan nafsu

Embed Size (px)

Citation preview

Mereka mempertaruhkan seluruh usaha dan fikirannya untukmengejar bayang kemewahan dunia, tidak memperdulikanbagaimana dia mendapatkan apa yang dia hajatkan, apakah

dengan menengadahkan kedua tangan, memujuk rayu, menipuataupun memaksa

“Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seandainya manusia diberi lembah penuh dengan emas, maka ia

masih menginginkan lembah yang kedua semisal itu. Jika diberi lembah kedua, ia pun masih menginginkan lembah ketiga. Perut manusia tidaklah akan penuh melainkan dengan tanah. Allah tentu menerima taubat bagi siapa saja yang

bertaubat.” (HR. Bukhari no. 6438)

“Celakalah hamba dinar, hamba dirham, hamba pakaian dan hamba mode. Jika diberi, ia ridho. Namun jika tidak diberi, ia pun tidak ridho”. (HR. Bukhari no.

6435)

“Seandainya manusia memiliki lembah berisi harta, tentu ia masih menginginkan harta yang banyak semisal itu pula. Mata manusia barulah penuh jika diisi dengan

tanah. Allah tentu akan menerima taubat bagi siapa saja yang ingin bertaubat.” (HR. Bukhari no. 6437)

Rasulullah SAW pernah bersabda yang maksudnya: “Hari kiamat telah hampir danmanusia masih lagi bertambah tamak kepada dunia dan bertambah jauh denganAllah.” (Hadis riwayat Tirmizi, Ibnu Majah dan Hakim).

Tamak diibaratkan sebagai benih yang menumbuhkan pohon kehinaan. Dahan-dahan kehinaan akan menjalar dan terhulur ke sana ke mari, sehingga akan semakinbercabang kepada penyakit lainnya, penyakit tamak akan mengikis perasaan maludan menghapuskan harga diri, dia menjadi hina dalam pandangan makhluk dan lebihburuk lagi kedudukannya di sisi Allah SWT

Orang yang tamak dalam mencari kesenangan duniawi, sanggup melakukan apa sajaasalkan tujuannya tercapai, walaupun perbuatan itu bertentangan dengan syariat. Sikap tamak meletakkan urusan mencari kekayaan dan kedudukan dengan jalanketerlaluan dan terdorong melakukan perbuatan salah

“Yang dinamakan dunia (harta, kemewahan. pangkat dan jabatan) itu semua sedikittidak ada nilainya, adapun orang-orang yang selalu asyik dan terlena kepadanya(dunia), maka ia termasuk dalam golongan yang hina”.

“Kekayaan (yang hakiki) bukanlah dengan banyaknya harta. Namun kekayaan (yang hakiki) adalah hati yg selalu merasa cukup.” (HR. Bukhari no. 6446 dan Muslim no. 1051)

“Lihatlah orang yang di bawah kalian dan janganlah melihat orang yang di atas kalian, karena yang demikian itu lebih layak bagi kalian untuk tidak memandang hina nikmat yang Allah limpahkan kepada kalian.” (Hadits riwayat Muslim).

orang yang haus yang hendak minum air laut, semakin banyak ia meminum air laut, semakin bertambah rasa dahaganya. Maksudnya, bertambahnya harta tidak akan menghasilkan kepuasan hidup karena keberhasilan dalam mengumpulkan harta akan menimbulkan harapan untuk mendapatkan harta benda baru yang lebih banyak.

Orang yang tamak senantiasa lapar dan dahaga kehidupan dunia. Makin banyak yang diperoleh dan menjadi miliknya, semakin rasa lapar dan dahaga untuk mendapatkan lebih banyak lagi. Jadi, mereka sebenarnya tidak dapat menikmati kebaikan dari apa yang dimiliki, tetapi sebaliknya menjadi satu bebanan hidup.

Selanjutnya, kehidupannya hanya disibukkan untuk terus mendapat apa yang diinginkannya, karena orang tamak lupa tujuan sebenarnya amanah hidup di duniaini. Mereka tidak peduli hal lain, melainkan mengisi segenap ruang untukmemuaskan nafsu tamaknya.

Orang tamak senantiasa tidak puas dan cukup dengan apa yang dimiliki. Sikap terlalucintakan kebendaan dan kemewahan mendorong perasaan untuk memiliki semua apayang ada di dunia ini. Orang-orang ini sekalipun secara lahiriyah memiliki segalanya, tetapi bathinnya kosong dan selalu tidak puas dengan pemberian dan anugerah Allah SWT“Orang tamak itu fakir hatinya, walaupun ia memiliki dunia beserta isinya”

orang tamak tidak pernah merasa dirinya sebagai hamba-Nya. Sebaliknya, merekamenjadi hamba kepada dunia dan bertuhankan nafsu. Mereka mempertaruhkanseluruh usaha dan fikirannya untuk mengejar bayang kemewahan dunia

Si tamak tidak memperdulikan bagaimana dia mendapatkan apa yang dia hajatkan, apakah dengan menengadahkan kedua tangan, memujuk rayu, menipu ataupunmemaksa

Mengobatinya

“Lihatlah orang yang di bawah kalian dan janganlah melihat orang yang di atas kalian, karena yang demikian itu lebih layak bagi kalian untuk tidak memandang hina nikmatyang Allah limpahkan kepada kalian.” (Hadits riwayat Muslim).

( Qs Asy Syuraa ayat 20) “ Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akanKami tambah keuntungan itu baginya, dan barang siapa yang menghendakikeuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia, dantidak ada baginya suatu bahagianpun di akhirat.”

“Lihatlah orang yang di bawah kalian dan janganlah melihat orang yang di atas kalian, karena yang demikian itu lebih layak bagi kalian untuk tidak memandang hina nikmat yang Allah limpahkan kepada kalian.” (Hadits riwayat Muslim).

Mengobatinya

Adapun dalam urusan akhirat, maka hendaklah setiap muslim berlomba-lombauntuk mencapai derajat kedudukan tertinggi.

Penopang urusan ini adalah sabar dan membatasi harapan serta menyadari bahwasasaran kesabarannya di dunia hanya berlangsung tidak seberapa lama untukmendapatkan kenikmatan yang abadi, seperti orang sakit yang harus menunggupahitnya obat saat menelannya, karena dia mengharapkan kesembuhan selama-lamanya.

Karena itu wahai penempuh Jalan Ilahi, hendaknya anda menghilangkan hasratharapanmu kepada sesama makhluk, dan jangan membuat dirimu hina di hadapanmereka, dalam soal rizki, dimana bagiannya telah tergariskan