Upload
mayawi-karim
View
588
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
Hakikat Belajar dan Pembelajaran | 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Revolusi di bidang teknologi komunikasi dan informasi ternyata telah mempengaruhi
hampir seluruh sendi-sendi kehidupan manusia modern, termasuk dalam dunia pendidikan
dengan munculnya istilah-istilah seperti e-learning, e-book sampai e-education. Revolusi ini juga
berpengaruh pada paradigma pendidikan akan “tempat” belajar, dimana gedung sekolah yang
berdiri tegak dengan atap dan dinding akan semakin tak populer karena manusia bisa belajar di
mana saja dengan bantuan teknologi. Di sini yang terpenting adalah interaksi manusia itu
dengan materi pelajaran dan proses terusannya, pemahaman dan penguasaan ilmu. Belajar
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam pembentukan
pribadi dan perilaku individu. Nana Syaodih Sukmadinata (2005) menyebutkan bahwa sebagian
terbesar perkembangan individu berlangsung melalui kegiatan belajar.
Proses belajar pada hakekatnya juga merupakan kegiatan mental yang tidak dapat
dilihat. Artinya, proses perubahan yang terjadi dalam diri seseorang yang belajar tidak dapat
disaksikan. Manusia hanya mungkin dapat menyaksikan dari adanya gejala-gejala perubahan
perilaku yang tampak. Oleh karena itu, George R. Knight (1982: 82) menganjurkan lebih banyak
kebebasan untuk berekspresi bagi peserta didik dan lingkungan yang lebih terbuka sehingga
peserta didik dapat mengerahkan energinya dengan cara yang efektif. Lebih lanjut, peserta
didik harus dianggap sebagai makhluk yang dinamis, sehingga harus diberi kesempatan untuk
menentukan harapan dan tujuan mereka dan guru (pendidik) lebih berperan sebagai
penasehat, penunjuk jalan, dan rekan seperjalanan. Guru bukanlah satu-satunya orang yang
paling tahu. Oleh karena itu, pembelajaran harus berpusat pada peserta didik (child centered),
tidak tergantung pada text book atau metode pengajaran tekstual.
Hakikat Belajar dan Pembelajaran | 2
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis mengajukan makalah yang berjudul “
Hakekat Belajar dan Pembelajaran” yang nantinya dapat memperjelas pengertian dan hakekat
dari belajar.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan belajar dan pembelajaran?
2. Apakah tujuan dari belajar dan pembelajaran?
3. Apakah ciri-ciri dari belajar dan pembelajaran?
4. Apa sajakah unsur-unsur dalam belajar dan pembelajaran?
5. Apa sajakah pilar-pilar pendidikan?
C. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penulisan makalah ini selain untuk memenuhi tugas
mata kuliah yaitu sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian dari belajar dan pembelajaran.
2. Untuk mengetahui dan memahami tujuan dari belajar dan pembelajaran.
3. Untuk mengetahui dan memahami ciri-ciri belajar dan pembelajaran.
4. Untuk mengetahui dan memahami unsur-unsur belajar dan pembelajaran.
5. Untuk mengetahui dan memahami pilar-pilar pendidikan.
D. Manfaat
Hasil penulisan makalah ini diharapkan mempunyai manfaat teoritis dan manfaat praktif,
sebagai berikut:
1. Manfaat bagi mahasiswa diharapkan dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa
terhadap hakekat belajar dan pembelajaran.
2. Manfaat bagi penulis sendiri selain untuk meningkatkan pemahaman penulis sekaligus
juga sebagai salah satu syarat penilaian pada pata kuliah Belajar dan Pembelajaran.
Hakikat Belajar dan Pembelajaran | 3
BAB II
Pembahasan
A. Pengertian Belajar dan Pembelajaran
a. Pengertian Belajar
Belajar adalah aktifitas mental atau psikis yang terjadi karena adanya interaksi aktif
antara individu dengan lingkungannya yang menghasilkan perubahan-perubahan dan
menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengatahuan, pemahaman, ketrampilan, sikap dan
kebiasaan yang bersifat relatif tetap dalam aspek-aspek berupa kognitif, psikomotor dan afektif
yang disebabkan oleh pengalaman. Perubahan tersebut dapat berubah sesuatu yang sama
sekali baru atau penyempurnaan atau dengan kata lain dari hasil belajar yang telah di peroleh
sebelumnya.
Pada dasarnya, belajar adalah masalah setiap orang. Dengan belajar maka pengetahuan,
keterampilan, kebiasaan, nilai, sikap, tingkah laku, dan semua perbuatan manusia terbentuk,
disesuaikan dan dikembangkan. Oleh karena itu, banyak ahli yang mencoba memberikan
definisi tentang belajar. Adapun beberapa ahli yang mencoba mendefinisikan tentang
pengertian belajar yaitu :
a. Menurut Winkel, Belajar adalah semua aktivitas mental atau psikis yang berlangsung
dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan
dalam pengelolaan pemahaman.
b. Menurut Ernest R. Hilgard dalam (1984) belajar merupakan proses perbuatan yang
dilakukan dengan sengaja, yang kemudian menimbulkan perubahan, yang keadaannya
berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya. Sifat perubahannya relatif
permanen, tidak akan kembali kepada keadaan semula. Tidak bisa diterapkan pada
perubahan akibat situasi sesaat, seperti perubahan akibat kelelahan, sakit, mabuk, dan
sebagainya.
c. Sedangkan Pengertian Belajar menurut Gagne dalam bukunya The Conditions of
Learning 1977, mengemukakan bahwa : Learning is a change in human disposition or
capacity, wich persists over a period time, and wich is not simply ascribable to process of
growth atau belajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia setelah
Hakikat Belajar dan Pembelajaran | 4
belajar secara terus menerus, bukan hanya disebabkan oleh proses pertumbuhan saja.
Gagne berkeyakinan, bahwa belajar dipengaruhi oleh faktor dari luar diri dan faktor
dalam diri dan keduanya saling berinteraksi. Dalam teori psikologi konsep belajar Gagne
ini dinamakan perpaduan antara aliran behaviorisme dan aliran instrumentalisme.
d. Moh. Surya, definisi belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai hasil
pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan.
e. Ngalim Purwanto, mengemukakan belajar adalah setiap perubahan yang relatif
menetap dalam tingkah laku, yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau
pengalaman.
f. Ernest R. Hilgard, mengemukakan bahwa Belajar merupakan proses perbuatan yang
dilakukan dengan sengaja, yang kemudian menimbulkan perubahan, yang keadaannya
berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya. Sifat perubahannya relatif
permanen, tidak akan kembali kepada keadaan semula. Tidak bisa diterapkan pada
perubahan akibat situasi sesaat, seperti perubahan akibat kelelahan, sakit, mabuk, dan
sebagainya.
g. Moh. Surya, mendefinisikan belajar sebagai suatu proses usaha yang dilakukan individu
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai hasil
pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan. Kesimpulan yang
bisa diambil dari kedua pengertian di atas, bahwa pada prinsipnya, belajar adalah
perubahan dari diri seseorang.
Proses belajar sebagai suatu proses berubahnya bentuk tingkah laku tertentu yang
secara relatif permanen, perubahan tingkah laku tersebut hendaknya bukan disebabkan oleh
proses pertumbuhan fisik dan juga bukan karena perubahan kondisi fisik yang temporer
sifatnya.
b. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar
dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan , penguasaan kemahiran dan tabiat ,
serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran
adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Proses
pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku di manapun dan
Hakikat Belajar dan Pembelajaran | 5
kapanpun. Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, walaupun
mempunyai konotasi yang berbeda. Pembelajaran adalah pemberdayaan potensi peserta didik
menjadi kompetensi. Kegiatan pemberdayaan ini tidak dapat berhasil tanpa ada orang yang
membantu. Adapun beberapa pengertian pembelajaran menurut para ahli adalah sebagai
berikut :
1. Warsita (2008) “Pembelajaran adalah suatu usaha untuk membuat peserta didik belajar
atau suatu kegiatan untuk membelajarkan peserta didik”.
2. UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 1 Ayat 20 “Pembelajaran adalah proses
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar”.
3. Sudjana, “Pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap upaya yang sistematik dan
sengaja untuk menciptakan agar terjadi kegiatan interaksi edukatif antara dua pihak,
yaitu antara peserta didik (warga belajar) dan pendidik (sumber belajar) yang
melakukan kegiatan membelajarkan”.
4. Corey, “Pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara
disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu
dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu,
pembelajaran merupakan subset khusus dari pendidikan”.
5. Dimyati dan Mudjiono, “Pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam
desain instruksional, untuk membuat siswa belajar aktif, yang menekankan pada
penyediaan sumber belajar”.
6. Trianto, “Pembelajaran merupakan aspek kegiatan manusia yang kompleks, yang tidak
sepenuhnya dapat dijelaskan”. Pembelajaran secara simpel dapat diartikan sebagai
produk interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup.
Pembelajaran dalam makna kompleks adalah usaha sadar dari seorang guru untuk
membelajarkan siswanya (mengarhkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya)
dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan.
Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi,
material, fasiliti, peralatan, dan prosedur yang saling mempengaruhi bagi mencapai tujuan
pembelajaran.
Hakikat Belajar dan Pembelajaran | 6
Pembelajaran yang dimaksud di sini merupakan kurikulum yang menuntut sikap
proaktif guru dalam menciptakan dan memodifikasi aktivitas pelajar bersesuaian dengan
perancangan yang telah dibuat. Yang menjadi kunci atau persoalan pokok dalam rangka
menentukan tujuan pembelajaran adalah keperluan pelajar, mata pelajaran atau bidang
pembelajaran yang diajarkan dan guru itu sendiri. Berdasarkan silabus atau sukatan pelajaran
yang ada dalam kurikulum, hasil-hasil pembelajaran yang diinginkan oleh guru dapat
ditentukan. Guru sendiri adalah sumber utama tujuan bagi para pelajar. Sehubungan itu, guru
seharusnya mampu menentukan tujuan-tujuan pembelajaran yang bermakna dan dapat diukur.
Di samping itu, seorang guru juga harus berupaya memilih dan menentukan model
pembelajaran yang sesuai dengan situasi pelajar yang mengarah kepada matlamat yang telah
diharapkan tersebut.
Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu
seseorang mempelajari suatu kemampuan dan nilai yang baru. Proses pembelajaran pada
awalnya meminta guru untuk mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa meliputi
kemampuan dasarnya, motivasinya, latar belakang akademisnya, latar belakang ekonominya,
dan lain sebagainya. Kesiapan guru untuk mengenal karakteristik siswa dalam pembelajaran
merupakan modal utama penyampaian bahan belajar dan menjadi indikator suksesnya
pelaksanaan pembelajaran.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa Pembelajaran adalah usaha sadar dari guru untuk
membuat siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang belajar,
dimana perubahan itu dengan didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu
yang relative lama dan karena adanya usaha.
B. Tujuan Belajar dan Pembelajaran
a. Tujuan Belajar
Belajar merupakan kegiatan penting yang harus dilakukan setiap orang secara maksimal
untuk dapat mengusai atau memperoleh sesuatu. Belajar dapat didefinisikan sebagai “suatu
usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri seseorang, mencakup
perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan keterampilan, dan sebagainya.
Tujuan belajar dapat diartikan sebagai suatu kondisi perubahan tingkah laku dari
individu setelah individu tersebut melaksanakan proses belajar. Melalui belajar diharapkan
Hakikat Belajar dan Pembelajaran | 7
dapat terjadi perubahan (peningkatan) bukan hanya pada aspek kognitif, tetapi juga pada aspek
lainnya. Selain itu tujuan belajar yang lainnya adalah untuk memperoleh hasil belajar dan
pengalaman hidup. Benyamin S Bloom, menggolongkan bentuk tingkah laku sebagai tujuan
belajar atas tiga ranah, yakni:
1. Ranah kognitif berkaitan dengan perilaku yang berhubungan dengan berpikir, mengetahui,
dan memecahkan masalah. Ranah kognitif menurut Bloom, et.al (Winkel, 1999; Dimyati &
Modjiono, 1994) dibedakan atas 6 tingkatan dari yang sederhana hingga yang tinggi, yakni:
Pengetahuan (knowledge), meliputi kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari
dan tersimpan dalam ingatan.
Pemahaman (comprehension), meliputi kemampuan menangkap arti dan makna dari hal
yang dipelajari. Ada tiga subkategori dari pemahaman, yakni:
a. Translasi, yaitu kemampuan mengubah data yang disajikan dalam suatu bentuk ke
dalam bentuk lain.
b. Interpretasi, yaitu kemampuan merumuskan pandangan baru.
c. Ekstrapolasi, yaitu kemampuan meramal perluasan trend atau kemampuan meluaskan
trend di luar data yang diberikan.
d. Penerapan (aplication), meliputi kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk
menghadapi masalah yang nyata dan baru.
e. Analisis (analysis), meliputi kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-
bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik. Analisis dapat pula
dibedakan atas tiga jenis, yakni:
1. Analisis elemen, yaitu kemampuan mengidentifikasi dan merinci elemen-elemen
dari suatu masalah atau dari suatu bagian besar.
2. Analisis relasi, yaitu kemampuan mengidentifikasi relasi utama antara elemen-
elemen dalam suatu struktur.
3. Analisis organisasi, yaitu kemampuan mengenal semua elemen dan relasi dari
struktur kompleks.
e. Sintesis (synthesis), meliputi kemampuan membentuk suatu pola baru dengan
memperhatikan unsur-unsur kecil yang ada atau untuk membentuk struktur atau
sistem baru. Dilihat dari segi produknya, sintesis dapat dibedakan atas:
1) Memproduksi komunikasi unik, lisan atau tulisan.
2) Mengembangkan rencana atau sejumlah aktivitas.
Hakikat Belajar dan Pembelajaran | 8
3) Menurunkan sekumpulan relasi-relasi abstrak.
f. Evaluasi (evaluation), meliputi kemampuan membentuk pendapat tentang sesuatu atau
beberapa hal dan pertanggungjawabannya berdasarkan kriteria tertentu.
2. Ranah afektif berkaitan dengan sikap, nilai-nilai, minat, aspirasi dan penyesuaian perasaan
sosial. Ranah efektif menurut Karthwohl dan Bloom (Bloom.,et.al,1971) terdiri dari 5 jenis
perilaku yang diklasifikasikan dari yang sederhana hingga yang kompleks, yakni:
a. Penerimaan (reseving) yakni sensitivitas terhadap keberadaan fenomena atau stimuli
tertentu, meliputi kepekaan terhadap hal-hal tertentu, dan kesediaan untuk
memperhatikan hal tersebut.
b. Pemberian respon (responding) yakni kemampuan memberikan respon secara aktif
terhadap fenomena atau stimuli.
c. Penilaian atau penentuan sikap (valuing) yakni kemampuan untuk dapat memberikan
penilaian atau pertimbangan terhadap suatu objek atau kejadian tertentu.
d. Organisasi (organization), yakni konseptualisasi dari nilai-nilai untuk menentukan
keterhubungan diantara nilai-nilai.
e. Karakterisasi, yakni kemampuan yang mengacu pada karakter dan gaya hidup
seseorang.
3. Ranah psikomotor mencakup tujuan yang berkaitan dengan keterampilan (skill) yang
bersifat manual dan motorik. Ranah psikomotor menurut Simpson (Winkel,
1999;Fleishman & Quaintance, 1984) dapat diklasifikasikan atas:
a. Persepsi (perception), meliputi kemampuan memilah-milah 2 perangsang atau lebih
berdasarkan perbedaan antara ciri-ciri fisik yang khas pada masing-masing perangsang.
b. Kesiapan melakukan suatu pekerjaan (set), meliputi kemampuan menempatkan diri
dalam keadaan dimana akan terjadi suatu gerakan atau rangkaian gerakan.
c. Gerakan terbimbing (mechanism), meliputi kemampuan melakukan gerakan sesuai
contoh atau gerak peniruan.
d. Gerakan terbiasa, meliputi kemampuan melakukan suatu rangkaian gerakan dengan
lancar, karena sudah dilatih sebelumnya.
e. Gerakan kompleks (complex overt response), meliputi kemampuan untuk melakukan
gerakan atau keterampilan yang terdiri dari beberapa komponen secara lancar, tepat,
dan efisien.
Hakikat Belajar dan Pembelajaran | 9
f. Penyesuaian pola gerakan (adaptation), meliputi kemampuan mengadakan perubahan
dan penyesuaian pola gerak-gerik dengan persyaratan khusus yang berlaku.
g. Kreativitas, meliputi kemampuan melahirkan pola gerak-gerik yang baru atas dasar
prakarsa dan inisiatif sendiri.
Selain beberapa tujuan belajar diatas, terdapat pula tujuan belajar yang lain yaitu :
1. Belajar adalah suatu usaha. Perbuatan yang dilakukan secara sungguh-sungguh, dengan
sistemamatis dengan mendayagunakan semua potensi yang dimiliki, baik fisik ,mental
serta dana, panca indera , otak dan anggota tubuh lainnya , demikian pula aspek-aspek
kejiwaan intelegensi, bakat, motivasi, minat dan sebagainya.
2. Belajar bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri antara lain tingkah laku.
3. Belajar bertujuan mengubah kebiasaan, dari yang buruk menjadi baik.
4. Belajar bertujuan untuk mengubah sikap dari negatif menjadi positif, tidak hormat
menjadi hormat, benci menjadi sayang, dan sebagainya.
5. Belajar bertujuan untuk meningkatkan keterampilan atau kecakapan.
6. Belajar bertujuan untuk menambah pengetahuan dalam berbagai bidang ilmu.
7. Dari uraian diatas dapat diketahui belajar adalah kegiatan manusia yang sangat penting
dan harus dilakukan selama hidup, karena melalui belajar manusia dapat melakukan
perbaikan dalam berbagai hal yang menyangkut kepentingan hidup.
8. Pengertian belajar yang secara umum disepakati secara luas adalah bahwa pada
dasarnya belajar merujuk pada suatu perubahan.
b. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran pada dasarnya merupakan harapan, yaitu apa yang diharapkan
dari siswa sebagai hasil belajar. Robert F. Meager (2009) memberi batasan yang lebih jelas
tentang tujuan pembelajaran, yaitu maksud yang dikomunikasikan melalui pernyataan yang
menggambarkan tentang perubahan yang diharapkan dari siswa.
Menurut H. Daryanto (2005) tujuan pembelajaran adalah tujuan yang menggambarkan
pengetahuan, kemampuan, keterampilan, dan sikap yang harus dimiliki siswa sebagai akibat
dari hasil pembelajaran yang dinyatakan dalam bentuk tingkah laku yang dapat diamati dan
diukur. B. Suryosubroto (1990: 23) menegaskan bahwa tujuan pembelajaran adalah rumusan
Hakikat Belajar dan Pembelajaran | 10
secara terperinci apa saja yang harus dikuasai oleh siswa sesudah ia melewati kegiatan
pembelajaran yang bersangkutan dengan berhasil. Tujuan pembelajaran memang perlu
dirumuskan dengan jelas, karena perumusan tujuan yang jelas dapat digunakan sebagai tolak
ukur keberhasilan dari proses pembelajaran itu sendiri. Tujuan pembelajaran tercantum dalam
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). RPP merupakan komponen penting dalam kurikulum
tingkat satuan pendidikan yang pengembangannya harus dilakukan secara profesional.
Tujuan pembelajaran pada hakekatnya mempunyai kedudukan yang sangat penting.
Tujuan pembelajaran ini merupakan landasan bagi:
a. Penentuan isi (materi) bahan ajar.
b. Penentuan dan pengembangan strategi pembelajaran.
c. Penentuan dan pengembangan alat evaluasi.
Tujuan pembelajaran dapat diklasifikasikan atas tujuan umum dan tujuan khusus.
Tujuan umum adalah pernyataan umum tentang hasil pembelajaran yang diinginkan yang
mengacu pada struktur orientasi, sedangkan tujuan khusus adalah pernyataan khusus tentang
hasil pembelajaran yang diinginkan yang mengacu pada konstruk tertentu.
Tujuan umum pembelajaran dapat dibedakan atas:
1. Tujuan yang bersifat orientatif, dapat diklasifikasikan pula atas 3 tujuan, yakni:
a. Tujuan orientatif konseptual. Pada tujuan ini tekanan utama pembelajaran adalah agar
siswa memahami konsep-konsep penting yang tercakup dalam suatu bidang studi.
b. Tujuan orientatif prosedural. Pada tujuan ini tekanan utama pembelajaran adalah agar
siswa belajar menampilkan prosedur.
c. Tujuan orientatif teoritik. Pada tujuan ini tekanan utama pembelajaran adalah agar
siswa memahami hubungan kausal penting yang tercakup dalam suatu bidang studi.
2. Tujuan pendukung dapat diklasifikasikan menjadi 2 tujuan, yakni:
a. Tujuan pendukung prasyarat, yaitu tujuan pendukung yang menunjukkan apa yang
harus diketahui oleh siswa agar dapat mempelajari tugas yang didukungnya.
b. Tujuan pendukung konteks, yaitu tujuan pendukung yang membantu menunjukkan
konteks dari suatu tujuan tertentu dengan tujuan yang didukungnya.
c. Selain tujuan umum dan tujuan khusus di atas, terdapat pula tujuan pembelajaran yang
lain yaitu untuk mengembangkan kemampuan, membangun watak dan peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka pencerdasan kehidupan bangsa.
Hakikat Belajar dan Pembelajaran | 11
C. Ciri-Ciri Belajar dan Pembelajaran
a. Ciri-ciri belajar adalah sebagai berikut :
1. Adanya kemampuan baru atau perubahan. Perubahan tingkah laku bersifat
pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik), maupun nilai dan sikap (afektif).
2. Perubahan itu tidak berlangsung sesaat saja melainkan menetap atau dapat disimpan.
3. Perubahan itu tidak terjadi begitu saja melainkan harus dengan usaha. Perubahan
terjadi akibat interaksi dengan lingkungan.
4. Perubahan tidak semata-mata disebabkan oleh pertumbuhan fisik/ kedewasaan, tidak
karena kelelahan, penyakit atau pengaruh obat-obatan.
Dari beberapa pengertian belajar tersebut diatas, kata kunci dari belajar adalah
perubahan perilaku. Dalam hal ini, Moh Surya (1997) mengemukakan ciri-ciri dari perubahan
perilaku, yaitu :
1. Perubahan yang disadari dan disengaja (intensional).
Perubahan perilaku yang terjadi merupakan usaha sadar dan disengaja dari
individu yang bersangkutan. Begitu juga dengan hasil-hasilnya, individu yang
bersangkutan menyadari bahwa dalam dirinya telah terjadi perubahan, misalnya
pengetahuannya semakin bertambah atau keterampilannya semakin meningkat,
dibandingkan sebelum dia mengikuti suatu proses belajar. Misalnya, seorang mahasiswa
sedang belajar tentang psikologi pendidikan. Dia menyadari bahwa dia sedang berusaha
mempelajari tentang Psikologi Pendidikan. Begitu juga, setelah belajar Psikologi
Pendidikan dia menyadari bahwa dalam dirinya telah terjadi perubahan perilaku,
dengan memperoleh sejumlah pengetahuan, sikap dan keterampilan yang berhubungan
dengan Psikologi Pendidikan.
2. Perubahan yang berkesinambungan.
Bertambahnya pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki pada dasarnya
merupakan kelanjutan dari pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh
sebelumnya. Begitu juga, pengetahuan, sikap dan keterampilan yang telah diperoleh itu,
akan menjadi dasar bagi pengembangan pengetahuan, sikap dan keterampilan
berikutnya. Misalnya, seorang mahasiswa telah belajar Psikologi Pendidikan tentang
Hakikat Belajar dan Pembelajaran | 12
“Hakekat Belajar”. Ketika dia mengikuti perkuliahan “Strategi Belajar Mengajar”, maka
pengetahuan, sikap dan keterampilannya tentang “Hakekat Belajar” akan dilanjutkan
dan dapat dimanfaatkan dalam mengikuti perkuliahan “Strategi Belajar Mengajar”.
3. Perubahan yang fungsional.
Setiap perubahan perilaku yang terjadi dapat dimanfaatkan untuk kepentingan
hidup individu yang bersangkutan, baik untuk kepentingan masa sekarang maupun
masa mendatang. Contoh : seorang mahasiswa belajar tentang psikologi pendidikan,
maka pengetahuan dan keterampilannya dalam psikologi pendidikan dapat
dimanfaatkan untuk mempelajari dan mengembangkan perilaku dirinya sendiri maupun
mempelajari dan mengembangkan perilaku para peserta didiknya kelak ketika dia
menjadi guru.
4. Perubahan yang bersifat positif.
Perubahan perilaku yang terjadi bersifat normatif dan menujukkan ke arah
kemajuan. Misalnya, seorang mahasiswa sebelum belajar tentang Psikologi Pendidikan
menganggap bahwa dalam dalam Prose Belajar Mengajar tidak perlu
mempertimbangkan perbedaan-perbedaan individual atau perkembangan perilaku dan
pribadi peserta didiknya, namun setelah mengikuti pembelajaran Psikologi Pendidikan,
dia memahami dan berkeinginan untuk menerapkan prinsip – prinsip perbedaan
individual maupun prinsip-prinsip perkembangan individu jika dia kelak menjadi guru.
5. Perubahan yang bersifat aktif.
Untuk memperoleh perilaku baru, individu yang bersangkutan aktif berupaya
melakukan perubahan. Misalnya, mahasiswa ingin memperoleh pengetahuan baru
tentang psikologi pendidikan, maka mahasiswa tersebut aktif melakukan kegiatan
membaca dan mengkaji buku-buku psikologi pendidikan, berdiskusi dengan teman
tentang psikologi pendidikan dan sebagainya.
6. Perubahan yang bersifat pemanen.
Perubahan perilaku yang diperoleh dari proses belajar cenderung menetap dan
menjadi bagian yang melekat dalam dirinya. Misalnya, mahasiswa belajar
mengoperasikan komputer, maka penguasaan keterampilan mengoperasikan komputer
tersebut akan menetap dan melekat dalam diri mahasiswa tersebut.
7. Perubahan yang bertujuan dan terarah.
Hakikat Belajar dan Pembelajaran | 13
Individu melakukan kegiatan belajar pasti ada tujuan yang ingin dicapai, baik
tujuan jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang. Misalnya, seorang
mahasiswa belajar psikologi pendidikan, tujuan yang ingin dicapai dalam panjang
pendek mungkin dia ingin memperoleh pengetahuan, sikap dan keterampilan tentang
psikologi pendidikan yang diwujudkan dalam bentuk kelulusan dengan memperoleh
nilai A. Sedangkan tujuan jangka panjangnya dia ingin menjadi guru yang efektif dengan
memiliki kompetensi yang memadai tentang Psikologi Pendidikan. Berbagai aktivitas
dilakukan dan diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.
8. Perubahan perilaku secara keseluruhan.
Perubahan perilaku belajar bukan hanya sekedar memperoleh pengetahuan
semata, tetapi termasuk memperoleh pula perubahan dalam sikap dan
keterampilannya. Misalnya, mahasiswa belajar tentang “Teori-Teori Belajar”, disamping
memperoleh informasi atau pengetahuan tentang “Teori-Teori Belajar”, dia juga
memperoleh sikap tentang pentingnya seorang guru menguasai “Teori-Teori Belajar”.
Begitu juga, dia memperoleh keterampilan dalam menerapkan “Teori-Teori Belajar”.
Menurut Gagne (Abin Syamsuddin Makmun, 2003), perubahan perilaku yang
merupakan hasil belajar dapat berbentuk :
1. Informasi verbal; yaitu penguasaan informasi dalam bentuk verbal, baik secara tertulis
maupun tulisan, misalnya pemberian nama-nama terhadap suatu benda, definisi, dan
sebagainya.
2. Kecakapan intelektual; yaitu keterampilan individu dalam melakukan interaksi dengan
lingkungannya dengan menggunakan simbol-simbol, misalnya: penggunaan simbol
matematika. Termasuk dalam keterampilan intelektual adalah kecakapan dalam
membedakan (discrimination), memahami konsep konkrit, konsep abstrak, aturan dan
hukum. Ketrampilan ini sangat dibutuhkan dalam menghadapi pemecahan masalah.
3. Strategi kognitif; kecakapan individu untuk melakukan pengendalian dan pengelolaan
keseluruhan aktivitasnya. Dalam konteks proses pembelajaran, strategi kognitif yaitu
kemampuan mengendalikan ingatan dan cara – cara berfikir agar terjadi aktivitas yang
efektif. Kecakapan intelektual menitikberatkan pada hasil pembelajaran, sedangkan
strategi kognitif lebih menekankan pada pada proses pemikiran.
Hakikat Belajar dan Pembelajaran | 14
4. Sikap; yaitu hasil pembelajaran yang berupa kecakapan individu untuk memilih macam
tindakan yang akan dilakukan. Dengan kata lain. Sikap adalah keadaan dalam diri
individu yang akan memberikan kecenderungan vertindak dalam menghadapi suatu
obyek atau peristiwa, didalamnya terdapat unsur pemikiran, perasaan yang menyertai
pemikiran dan kesiapan untuk bertindak.
5. Kecakapan motorik; ialah hasil belajar yang berupa kecakapan pergerakan yang
dikontrol oleh otot dan fisik.
Sementara itu, Moh. Surya (1997) mengemukakan bahwa hasil belajar akan tampak
dalam :
1. Kebiasaan, seperti : peserta didik belajar bahasa berkali-kali menghindari
kecenderungan penggunaan kata atau struktur yang keliru, sehingga akhirnya ia terbiasa
dengan penggunaan bahasa secara baik dan benar.
2. Keterampilan, seperti : menulis dan berolah raga yang meskipun sifatnya motorik,
keterampilan-keterampilan itu memerlukan koordinasi gerak yang teliti dan kesadaran
yang tinggi.
3. Pengamatan, yakni proses menerima, menafsirkan, dan memberi arti rangsangan yang
masuk melalui indera-indera secara obyektif sehingga peserta didik mampu mencapai
pengertian yang benar.
4. Berfikir asosiatif, yakni berfikir dengan cara mengasosiasikan sesuatu dengan lainnya
dengan menggunakan daya ingat.
5. Berfikir rasional dan kritis yakni menggunakan prinsip-prinsip dan dasar-dasar
pengertian dalam menjawab pertanyaan kritis seperti “bagaimana” (how) dan
“mengapa” (why).
6. Sikap yakni kecenderungan yang relatif menetap untuk bereaksi dengan cara baik atau
buruk terhadap orang atau barang tertentu sesuai dengan pengetahuan dan keyakinan.
7. Inhibisi , yaitu menghindari hal yang mubazi
8. Apresiasi, yaitu menghargai karya-karya bermutu.
9. Perilaku afektif yakni perilaku yang bersangkutan dengan perasaan takut, marah, sedih,
gembira, kecewa, senang, benci, was-was dan sebagainya.
Hakikat Belajar dan Pembelajaran | 15
Sedangkan menurut Bloom, perubahan perilaku yang terjadi sebagai hasil belajar
meliputi perubahan dalam kawasan (domain) kognitif, afektif dan psikomotor, beserta
tingkatan aspek-aspeknya.
Berikut beberapa faktor pendorong mengapa manusia memiliki keinginan untuk belajar:
1. Adanya dorongan rasa ingin tahu
2. Adanya keinginan untuk menguasai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sebagai tuntutan
zaman dan lingkungan sekitarnya.
3. Mengutip dari istilah Abraham Maslow bahwa segala aktivitas manusia didasari atas
kebutuhan yang harus dipenuhi dari kebutuhan biologis sampai aktualisasi diri.
4. Untuk melakukan penyempurnaan dari apa yang telah diketahuinya.
5. Agar mampu bersosialisasi dan beradaptasi dengan lingkungannya.
6. Untuk meningkatkan intelektualitas dan mengembangkan potensi diri.
7. Untuk mencapai cita-cita yang diinginkan.
8. Untuk mengisi waktu luang
b. Ciri-Ciri Pembelajaran
Oemar Hamalik memaparkan tiga ciri khas yang terkandung dalam sistem pembelajaran,
yaitu:
a) Rencana;
b) Saling ketergantungan;
c) Tujuan
Selanjutnya ciri-ciri pembelajaran, lebih rinci sebagai berikut:
1) Memiliki tujuan, yaitu membentuk siswa dalam suatu perkembangan tertentu.
2) Terdapat mekanisme, prosedur, langkah-langkah, metode, dan teknik yang
direncanakan dan dirancang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
3) Fokus materi jelas, terarah dan terencana dengan baik.
4) Adanya aktivitas siswa merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya kegiatan belajar
mengajar.
5) Aktor guru yang cermat dan tepat.
6) Terdapat pola aturan yang ditaati guru dan siswa dalam proporsi masing-masing;
Hakikat Belajar dan Pembelajaran | 16
7) Limit waktu untuk mencapai tujuan pembelajaran.
8) Evaluasi, baik evaluasi proses maupun evaluasi produk
D. Unsur-Unsur Belajar dan pembelajaran
a. Unsur-Unsur Belajar
Unsur dinamis dalam belajar adalah unsur – unsur yang dapat berubah dalam proses
belajar. Unsur - unsur itu mungkin ada atau tidak dan mungkin melemah atau menguat.
Adapun beberapa unsur itu adalah sebagai berikut :
a. Motivasi dan upaya memotivasi siswa.
b. Bahan belajar dan upaya penyediaannya.
c. Alat bantu belajar dan upaya penyediaannya.
d. Suasana belajar dan upaya pengembangannya.
e. Kondisi subyek yang belajar dan upaya penyiapan serta peneguhannya.
b. Unsur-Unsur Pembelajaran
Unsur Dinamis Pembelajaran Kongruen dengan Unsur Dinamis dalam Proses belajar
siswa. Unsur dinamis yang ada pada guru utamanya adalah motivasi menjadi pendorong untuk
mau dan berusaha membelajarkan siswa, yaitu untuk dapatnya siswa meraih tujuan
pembelajaran. Demikian juga pada siswa, terdapat unsur dinamis, salah satunya adalah
motivasi. Motivasi dalam hal ini menjadi pendorong atau penggerak dari dalam diri siswa.
E. Pilar – Pilar Pendidikan
Upaya untuk meningkatkan mutu dari hasil pendidikan, mendorong UNESCO (1988)
mendeklarasikan empat pilar pembelajaran yaitu:
1. learning to know (pembelajaran untuk tahu);
2. learning to do (pembelajaran untuk berbuat);
3. learning to be (pembelajaran untuk membangun jati diri);
4. learning to live together (pembelajaran untuk hidup bersama secara harmonis).
Hakikat Belajar dan Pembelajaran | 17
Misi-misi ini, khususnya learning to live together dalam bidang ilmu-ilmu sosial dan
humaniora, bahkan juga dalam science, tidak mungkin dikembangkan secara speculative
thinking sebagai-mana dikehendaki oleh filsafat ilmu-ilmu sosial dan humaniora yang
mengembangkan pendidikan secara sistematis untuk mendalami ilmu itu sendiri (atau
menjadikan seseorang menjadi ahli di bidang ilmu tersebut), melainkan bagaimana bidang-
bidang ilmu yang ada menjadi alat untuk mengkaji fenomena dan problema sosial serta budaya
yang terjadi sehingga seseorang mampu memecahkan masalah sosial dan budaya tersebut.
Oleh karena itu, mahasiswa diharapkan men-jadi pribadi, anggota keluarga dan masyarakat
yang baik sesuai dengan nilai-nilai pandangan hidup bangsanya. Dengan pemikiran ini
mendorong peran Dosen tidak hanya menggunakan ceramah monolog atau komunikasi satu
arah, melainkan mampu menciptakan suasana yang ber-makna, menyenangkan, kreatif,
dinamis, serta dialog kreatif.
Hakikat Belajar dan Pembelajaran | 18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari makalah ini dapat disimpulkan bahwa :
a. Belajar adalah aktifitas mental atau psikis yang terjadi karena adanya interaksi aktif
antara individu dengan lingkungannya yang menghasilkan perubahan-perubahan
dan menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengatahuan, pemahaman,
ketrampilan, sikap dan kebiasaan yang bersifat relatif tetap dalam aspek-aspek
berupa kognitif, psikomotor dan afektif yang disebabkan oleh pengalaman.
b. Pembelajaran adalah Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
c. Tujuan dari belajar dan pembelajaran semata-mata untuk meningkatkan,
mengembangkan kemampuan yang dimiliki kearah yang lebih baik.
d. Unsur-Unsur belajar dan pembelajaran saling berkaitan antara satu dengan lainnya,
begitu pula dengan cirri-ciri dari belajar dan pembelajaran itu sendiri.
e. Ada 4 pilar pendidikan yaitu, learning to know, learning to do, learning to be, and
learning to live together.
B. Saran
Sebagai seorang calon pendidik, untuk mengetahui hakikat dari belajar dan
pembelajaran sangat penting. Sehingga, diharapkan kepada pembaca makalah ini
terutama calon pendidik dapat memahai betul maksud dari hakikat dan pembelajaran
sehingga dapat mengambil langkah atau cara yang paling tepat untuk menghadapi
perkembangan dalam dunia pendidikan yang terus mengalami perkembangan.
Hakikat Belajar dan Pembelajaran | 19
DAFTAR PUSTAKA
file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BAHASA_DAERAH/195901191986011-
USEP_KUSWARI/Hakikat_Belajar_dan_Pembelajaran.pdf / Rabu 19 Maret 2014/Pukul
16.30
http://belajarpsikologi.com/pengertian-belajar-menurut-ahli/ Rabu 19 Maret 2014/Pukul
16.30
http://dedi26.blogspot.com/2013/04/pengertian-pembelajaran-menurut-para.html/
Rabu 19 Maret 2014/Pukul 16.30
http://eccozoezanto.blogspot.com/2013/04/tujuan-belajar.html/Rabu 19 Maret
2014/Pukul 16.30
http://hikmatunnailah.blogspot.com/2012/10/hakikat-belajar-dan-pembelajaran.html/
Rabu 19 Maret 2014/ Pukul 16.30 WIT
http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&cad=rja&uact=
8&ved=0CDoQFjAC&url=http%3A%2F%2Feprints.uny.ac.id%2F8597%2F3%2Fbab%2520
2%2520%252008108249131.pdf&ei=S6EpU_elDof9rAf6roEY&usg=AFQjCNEd04wJsksS5
AhShIbvUxLjmRXeAQ&bvm=bv.62922401,d.bmk / Rabu 19 Maret 2014/Pukul 16.30
http://pomizipedagogy.wordpress.com/about/pengertian-pembelajaran/Rabu 19 Maret
2014/Pukul 16.30