Upload
marobo-united
View
13.278
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
MAKALAH
ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI TIMOR LESTE
OLEH
KELOMPOK IV
1. ALBINO DE ARAUJO
2. ABRAÕ MAYA
3. JONY PREGO DE ARAUJO
4. ELSA DE FATIMA
5. OCTAVIANA DOS SANTOS
EKONOMI
AKUNTANSI
VII/B
PEREKONOMIAN TIMOR LESTE
UNIVERSIDADE DA PAZ
(UNPAZ)
2014
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul ’’ Analisis Pertumbuhan Ekonomi Timor Leste ’’ ini dengan baik.
Makalah ini di susun dengan materi yang rinci dengan harapan dapat menambah dan memperluas wawasan mahasiswa untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi di Timor Leste. Alur pemaparannya dibuat sedemikian rupa dengan bahasa yang sederhana agar para pembaca lebih mudah untuk memahaminya.
Kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan agar dalam membuat makalah selanjutnya penulis lebih teliti lagi.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih kepada dosen selaku mata kuliah Perekonomian Timor Leste dan rekan-rekan yang turut berpartisipasi dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Dili,25/01/2014
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii
BAB I PEDAHULUAN ................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2 Perumusan Masalah .......................................................................................... 2
1.3 Tujuan ................................................................................................................ 2
1.4 Manfaat .............................................................................................................. 2
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................................ 3
2.1 Pengertian Pertumbuhan Ekonomi Tomor Leste ............................................ 3
2.2 Manfaat Pertumbuhanbekonomi ...................................................................... 5
BAB III PEMBAHASAN .............................................................................................. 7
3.1 Analisis Tentang Pertumbuhan Ekonomi Timor Leste ................................... 7
3.2 Perhitungan Pertumbuhan Ekonomi ................................................................ 11
BAB IV PENUTUP ....................................................................................................... 14
4.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 14
4.2 Saran .................................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 15
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Selama hampir setengah abad, perhatian utama masyarakat perekonomian dunia
tertuju pada cara-cara untuk mempercepat tingkat pertumbuhan pendapatan nasional.
Para ekonom dan politisi dari semua negara, baik negara-negara kaya maupun miskin,
yang menganut sistem kapitalis, sosialis maupun campuran, semuanya sangat
mendambakan dan menomorsatukan pertumbuhan ekonomi (economic growth). Pada
setiap akhir tahun, masing-masing negara selalu mengumpulkan data-data statistiknya
yang berkenaan dengan tingkat pertumbuhan GNP relatifnya, dan dengan penuh harap
mereka menantikan munculnya angka-angka pertumbuhan yang membesarkan hati.
“Pengejaran pertumbuhan” merupakan tema sentral dalam kehidupan ekonomi semua
negara di dunia dewasa ini. Seperti kita telah ketahui, berhasil-tidaknya program-program
pembangunan di negara-negara dunia ketiga sering dinilai berdasarkan tinggi-rendahnya
tingkat pertumbuhan output dan pendapatan nasional.
Mengingat konsep pertumbuhan ekonomi sebagai tolok ukur penilaian pertumbuhan
ekonomi nasional sudah terlanjur diyakini serta diterapkan secara luas, maka kita tidak
boleh ketinggalan dan mau tidak mau juga harus berusaha mempelajari hakekat dan
sumber-sumber pertumbuhan ekonomi tersebut. Pertumbuhan dan pembangunan
ekonomi memiliki definisi yang berbeda, yaitu pertumbuhan ekonomi ialah proses
kenaikan output per kapita yang terus menerus dalam jangka panjang. Pertumbuhan
ekonomi tersebut merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan. Dengan
demikian makin tingginya pertumbuhan ekonomi biasanya makin tinggi pula
kesejahteraan masyarakat, meskipun terdapat indikator yang lain yaitu distribusi
pendapatan. Sedangkan pembangunan ekonomi ialah usaha meningkatkan pendapatan
per kapita dengan jalan mengolah kekuatan ekonomi potensial menjadi ekonomi riil
melalui penanaman modal, penggunaan teknologi, penambahan pengetahuan,
peningkatan ketrampilan, penambahan kemampuan berorganisasi dan manajemen.
Selama ini banyak negara sedang berkembang telah berhasil menunjukkan laju
pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, tetapi masih banyak permasalahan
pembangunan yang belum terpecahkan, seperti : tingkat pengganguran tetap tinggi,
pembagian pendapatan tambah tidak merata, masih banyak terdapat kemiskinan absolut,
2
tingkat pendidikan rata-rata masih rendah, pelayanan kesehatan masih kurang, dan
sekelompok kecil penduduk yang sangat kaya cenderung semakin kaya sedangkan
sebagian besar penduduk tetap saja bergelut dengan kemiskinan, yang terjadi bukan
trickle down tapi trickle up. Keadaan ini memprihatinkan, banyak ahli ekonomi
pembangunan yang mulai mempertanyakan arti dari pembangunan.
Pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi merupakan dua istilah yang
berbeda, sekalipun ada beberapa ahli mengatakan sama. Pertumbuhan ekonomi
merupakan salah satu indikator dari keberhasilan pembanguanan ekonomi. Jadi akan ada
pertumbuhan ekonomi jika ada pembangunan ekonomi dimana pembangunan ekonomi
itu mengakibatkan perubahan-perubahan pada sektor ekonomi. Pendirian industri-industri
baru dan meningkatnya kegiatan ekspor dan impor akan membawa perubahan dalam
sektor industri dan sektor perdagangan. Sektor pertanian juga akan berubah melalui
pembangunan di bidang sarana dan prasarana, seperti penambahan ruasa jalan.
Perubahan-perubahan pada berbagai sektor ekonomi tersebut akan mengakibatkan
terjadinya pertumbuhan ekonomi, yang ditandai dengan naiknya produksi nasional,
pendapatan nasional, dan pendapatan perkapita. Situasi semacam itu akan berlangsung
secara terus-menerus.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana analisis tentang pertumbuhan ekonomi Timor Leste?
2. Bagaimana cara menghitung pertumbuhan ekonomi?
1.3 Tujuan
1. Dapat mengetahui pertumbuhan ekonomi di Timor Leste.
2. Dapat menghitung pertumbuhan ekonomi.
1.4 Manfaat
1. Wawasan mahasiswa bertambah luas.
2. Sebagai refrensi bagi generasi yang akan datang.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Pertumbuhan Ekonomi Timor Leste
Menurut Prof. Simon Kuznets, mendefinisikan pertumbuhan ekonomi sebagai
”kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu negara untuk menyediakan semakin
banyak jenis barang-barang ekonomi kepada penduduknya. Kemampuan ini tumbuh
sesuai dengan kemajuan teknologi, dan penyesuaian kelembagaan dan idiologis yang
diperlukannya. Definisi ini mempunyai 3 (tiga) komponen: pertama, pertumbuhan
ekonomi suatu bangsa terlihat dari meningkatnya secara terus-menerus persediaan
barang; kedua, teknologi maju merupakan faktor dalam pertumbuhan ekonomi yang
menentukan derajat pertumbuhan kemampuan dalam penyediaan aneka macam barang
kepada penduduk; ketiga, penggunaan teknologi secara luas dan efisien memerlukan
adanya penyesuaian di bidang kelembagaan dan idiologi sehingga inovasi yang
dihasilkan oleh ilmu pengetahuan umat manusia dapat dimanfaatkan secara tepat
(Jhingan, 2000:57).
Pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses kenaikan output perkapita dalam jangka
panjang, dimana penekanannya pada tiga hal yaitu proses, output perkapita dan jangka
panjang. Pertumbuhan ekonomi adalah suatu “proses” bukan suatu gambaran ekonomi
pada suatu saat. Disini kita melihat aspek dinamis dari suatu perekonomian, yaitu
melihat bagaimana suatu perekonomian berkembang atau berubah dari waktu ke waktu.
Pertumbuhan ekonomi juga berkaitan dengan kenaikan ”output perkapita”. Dalam
pengertian ini teori tersebut harus mencakup teori mengenai pertumbuhan GDP dan teori
mengenai pertumbuhan penduduk. Sebab hanya apabila kedua aspek tersebut dijelaskan,
maka perkembangan output perkapita bisa dijelaskan. Kemudian aspek yang ketiga
adalah pertumbuhan ekonomi dalam perspektif jangka panjang, yaitu apabila selama
jangka waktu yang cukup panjang tersebut output perkapita menunjukkan
kecenderungan yang meningkat (Boediono, 1992:1-2).
Sejak lama ahli-ahli ekonomi telah menganalisis faktor-faktor penting yang
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan kepada pertumbuhan ekonomi yang
berlaku diberbagai negara dapat disimpulkan bahwa faktor utama yang mempengaruhi
pertumbuhan dan pembangunan suatu negara adalah: kekayaan sumber daya alam dan
4
tanahnya, jumlah dan mutu tenaga kerja, barang-barang modal yang tersedia, tingkat
teknologi yang digunakan dan sistem sosial dan sikap masyarakat.
Pertumbuhan ekonomi ( Economic Growth ) adalah perkembangan kegiatan dalam
perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam
masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Masalah pertumbuhan
ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makro ekonomi dalam jangka panjang.
Perkembangan kemampuan memproduksi barang dan jasa sebagai akibat pertambahan
faktor-faktor produksi pada umumnya tidak selalu diikuti oleh pertambahan produksi
barang dan jasa yang sama besarnya. Pertambahan potensi memproduksi seringkali lebih
besar dari pertambahan produksi yang sebenarnya. Dengan demikian perkembangan
ekonomi adalah lebih lambat dari potensinya. (Sadono Sukirno, 1994;10).
Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas
produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan
nasional. Perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan apabila jumlah balas jasa riil
terhadap penggunaan faktor-faktor produksi pada tahun tertentu lebih besar daripada
tahun sebelumnya. Berkelanjutan pertumbuhan ekonomi harus mengarah standar hidup
yang lebih tinggi nyata dan kerja meningkat.
Menurut Sadono Sukirno (1996: 33), pertumbuhan dan pembangunan ekonomi
memiliki definisi yang berbeda, yaitu pertumbuhan ekonomi ialah proses kenaikan
output perkapita yang terus menerus dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi
tersebut merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan. Dengan demikian
makin tingginya pertumbuhan ekonomi biasanya makin tinggi pula kesejahteraan
masyarakat, meskipun terdapat indikator yang lain yaitu distribusi pendapatan.
Menurut Simon Kuznet mendefenisikan pertumbuhan ekonomi suatu negara
sebagai “kemampuan negara itu untuk menyediakan barang-barang ekonomi yang terus
meningkat bagi penduduknya, pertumbuhan kemampuan ini berdasarkan pada kemajuan
teknologi dan kelembagaan serta penyesuaian ideologi yang dibutuhkannya”. Indikator
yang digunakan untuk menghitung tingkat Pertumbuhan Ekonomi, yaitu:
1. Tingkat Pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto)
2. Tingkat Pertumbuhan PNB (Produk Nasional Bruto)
Dalam praktek angka, PNB kurang lazim dipakai, yang lebih populer dipakai adalah
PDB, karena angka PDB hanya melihat batas wilayah,terbatas pada negara yang
bersangkutan.
5
Pertumbuhan ekonomi umumnya didefinisikan sebagai kenaikan GDP riil per
kapita. Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product, GDP) adalah nilai pasar
keluaran total sebuah negara, yang merupakan nilai pasar semua barang jadi dan jasa
akhir yang diproduksi selama periode waktu tertentu oleh faktor-faktor produksi yang
berlokasi di dalam sebuah negara.
Kenaikan GDP dapat muncul melalui:
1. Kenaikan penawaran tenaga kerja
Penawaran tenaga kerja yang meningkat dapat menghasilkan keluaran yang lebih
banyak. Jika stok modal tetap sementara tenaga kerja naik, tenaga kerja baru
cenderung akan kurang produktif dibandingkan tenaga kerja lama.
2. Kenaikan modal fisik atau sumber daya manusia
Kenaikan stok modal dapat juga menaikkan keluaran, bahkan jika tidak disertai oleh
kenaikan angkatan kerja. Modal fisik menaikkan baik produktivitas tenaga kerja
maupun menyediakan secara langsung jasa yang bernilai. Investasi dalam modal
sumber daya manusia merupakan sumber lain dari pertumbuhan ekonomi.
3. Kenaikan produktivitas
Kenaikan produktivitas masukan menunjukkan setiap unit masukan tertentu
memproduksi lebih banyak keluaran. Produktivitas masukan dapat dipengaruhi oleh
faktor-faktor termasuk perubahan teknologi, kemajuan pengetahuan lain, dan
ekonomisnya skala produksi. (Case dan Fair, 1999;326).
2.2 Manfaat Pertumbuhan Ekonomi
Manfaat Pertumbuhan Ekonomi antara lain sebagai berikut:
1. Laju pertumbuhannya untuk mengukur kemajuan ekonomi sebagai hasil
pembangunan nasional Pendapatan perkapitanya dipergunakan untuk mengukur
tingkat kemakmuran penduduk, sebab semakin meningkat pendapatan perkapita
dengan kerja konstan semakin tinggi tingkat kemakmuran penduduk dan juga
produktivitasnya.
2. Sebagai dasar pembuatan proyeksi atau perkiraan penerimaan negara untuk
perencanaan pembangunan nasional atau sektoral dan regional. Sebagai dasar
penentuan prioritas pemberian bantuan luar negari oleh Bank Dunia atau lembaga
internasional lainnya. Sebagai dasar pembuatan prakiraan bisnis, khususnya
persamaan penjualan bagi perusahaan untuk dasar penyusunan perencanaan produk
6
dan perkembangan sumbur daya (tenaga kerja dan modal). (Dornbuch, R dan
Fischer, S, 1994:649-651)
7
BAB III
PEMBAHASAN
2.1 Analisis Tentang Pertumbuhan Ekonomi Timor Leste
Timor Leste memiliki ekonomi berbasis-pasar di mana pemerintah memainkan
peranan penting. Pemerintah memiliki lebih dari 10 BUMN dan menetapkan harga
beberapa barang pokok, termasuk bahan bakar, beras, dan listrik. Setelah krisis finansial
Asia yang dimulai pada pertengahan 2000, pemerintah menjaga banyak porsi dari aset
sektor swasta melalui pengambilalihan pinjaman bank tak berjalan dan asset perusahaan
melalui proses penstrukturan hutang.
Latar belakang ekonomi di Timor Leste yaitu selama dari 10 tahun pemerintahan
terakhir ini ekonomi Timor Leste tumbuh dari GDP per kapita $70 menjadi lebih dari
$1.000. Melalui kebijakan moneter dan keuangan yang ketat, inflasi ditahan sekitar 5%-
10%, dollar stabil dan dapat diterka, dan pemerintah menerapkan sistem anggaran
berimbang. Banyak dari anggaran pembangunan dibiayai melalui bantuan asing. Tingkat
pertumbuhan ekonomi yang tinggi dari 1999-2006 menutupi beberapa kelemahan
struktural dalam ekonomi Timor Leste. Sistem legal sangat lemah, dan tidak ada cara
efektif untuk menjalankan kontrak, mengumpulkan hutang, atau menuntut atas
kebangkrutan. Aktivitas bank sangat sederhana, dengan peminjaman berdasarkan-
"collateral" menyebabkan perluasan dan pelanggaran peraturan, termasuk batas
peminjaman. Hambatan non-tarif, penyewaan oleh perusahaan milik negara, subsidi
domestik, hambatan ke perdagangan domestik, dan hambatan ekspor seluruhnya
menciptakan gangguan ekonomi. Krisis finansial Asia Tenggara yang melanda timor
Leste pada akhir 1999 dengan cepat berubah menjadi sebuah krisis ekonomi dan politik.
Pada Oktober 2007, Timor Leste dan International Monetary Fund (IMF) mencapai
kesepakatan tentang program reformasi ekonomi yang diarahkan pada penstabilan
ekonomi makro dan penghapusan beberapa kebijakan ekonomi yang dinilai merusak.
Pertumbuhan ekonomi itu sendiri dapat diartikan sebagai proses perubahan kondisi
perekonomian suatu Negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik
selama periode tertentu. Perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan apabila
jumlah balas jasa rill terhadap penggunaan faktor-faktor produksi pada tahun tertentu
lebih besar dari pada tahun sebelumnya. Indikator yang digunakan untuk menghitung
tingkat pertumbuhan ekonomi adalah tingkat pertumbuhan PDB dan PNB, tetapi dalam
8
praktek angka yang lebih sering dipakai adalah melalui PDB, karena angka PDB hanya
melihat batas wilayah, terbebas pada negara yang bersangkutan. Sedangkan agar
ekonomi semakin berkembang dan tumbuh juga dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
faktor Sumber Daya Alam, Sumber Daya Manusia, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi,
Budaya, dan sumber Daya Modal. Ekonomi Timor Leste tidak akan maju dan
berkembang jika tidak didukung oleh salah satu faktor tersebut, jadi antara satu dengan
yang lainnya berkesinambungan.
Terutama sumber daya manusianya harus lebih ditingkatkan lagi mulai dari
sekarang. Ciptakan SDM yang berkualitas agar perekonomian kita terus maju jangan
sampai tertinggal oleh Negara lain. Yang saya herankan kenapa penduduk Timor Leste
yang begitu sedikit tetapi perusahaan atau usaha-usaha yang akan mempengaruhi
pedapatan perkapita banyak di pegang oleh orang asing dari pada orang Timor Leste itu
sendiri. Padahal yang kita tahu Negara Timor Leste adalah Negara yang kaya akan
sember daya alamnya tetapi itu semua kebanyakan diolah oleh orang asing, sedangkan
masyarakat Timor Leste tetap saja masih banyak yang berada di bawah garis kemiskinan.
Pengangguran dimana-mana.
Padahal Kinerja perekonomian nasional dari tahun ke tahun terus menunjukkan
peningkatan. Setelah mengalami masa-masa sulit awal 2000an, dan dalam beberapa
tahun terakhir perakonomian rata-rata tumbuh di atas 6%. Itu tercermin dari peningkatan
PDB yang membuat Timor Leste masuk ke dalam daftar 20 negara dengan PDB terbesar
di dunia. Membesarnya PDB berkaitan dengan kenaikan pendapatan perkapita penduduk
Timor Leste. Tetapi yang harus kita perhatikan adalah naiknya angka pertumbuhan itu
tidak dibarengi dengan perbaikan kesejahtraan masyarakat. Pertumbuhan tanpa
pemerataan itu juga tidak baik bagi masyarakat Timor Leste. Buktinya walaupun
pertumbuhan ekonomi kita meningkat tapi masi saja banyak masyarakat yang mengalami
kesengsaraan, kemiskinan dimana-mana, banyaknya pengangguran dan masih
melambungnya harga barang-barang pokok. Karena pertumbuhan selama ini banyak
ditopang konsumsi, bukan investasi. Ini yang harus diperhatikan oleh pemeritah
bagaimana seharusnya dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi tetapi harus juga
diperhatikan kesejahtraan masyarakat.
Jika dilihat dari kaca mata teori ekonomi, memang selalu dad trade off antara
pertumbuhan dan kesejahtraan. Jika pertumbuhan melesat, kemakmuran rakyat pasti
tersendat. Kebijakan growth with equity (pertumbuhan disertai pemerataan) selama ini
9
masih belum terbukti berhasil mengangkat harkat dan martabat rakyat. Diakui atau tidak,
pembangunan ekonomi memang sangat memengaruhi tingkat kemakmuran suatu Negara
tetepi pembanguna ekonoi secara membabi buta tidak akan membawa kesejahtraan bagi
masyarakat Timor Leste. Masalah pengangguran dan kemiskinan dari dulu hingga
sekarang masih mengalami polemik belum bisa di atasi. Padahal sudah berbagai cara
dilakukan untuk memperkecil tinggkat kemiskinan di Timor Leste misalnya saja yang
kita ketahui mengenai dana bantuan dari pemerintah yaitu BLT tetap saja masih banyak
masyarakat yang tidak mendapatkan BLT.
Pembagian BLT tidak merata keseluruh lapisan masyarakat dan yang kita
diketahui ada beberapa yang memdapatkan BLT itu dari yang terbilang mampu. Belum
banyak lagi aparat pemerintah yang bermain curang dalam masalah itu. Ada yang
melakukan korupsi, padahal mereka semua sudah mengetahui bahwa dana itu
diperunjukkan oleh masyarakat yang kuarang mampu. Pantas saja ekonomi Timor Leste
terus tumbuh tetapi masyrakatnya masih banyak yang mengalami kemelaratan. Jadi yang
kaya akan semakin kaya sedangkan yang miskin akan semakin miskin.
Ini yang harus menjadi PR untuk para pemerintah bagaimana menyeimbangkan
antara meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan kesejahtaraan masyarakat. Dalam
debat para capres dan cawapres mereka juga membahas tentang pertumbuhan ekonomi
Timor Leste untuk lima tahu kedepan.
Namun masalah yang lebih menarik untuk diperdebatkan adalah bagai mana
caranya untuk mencapai angka tersebut. Itu semua tergantung bagaimana sistem atau
manajemen pengelolahan ekonomi macam apakah yang akan dianut. Selain masalah itu
juga kita debatkan selama ini masalah isu tentang sistem ekonomi neoliberal yang selama
ini dipraktikan dengan sistem ekonomi yang berorientasi pada kesejahtraan rakyat tetap
perlu dan produktif. Sebab jika pertanyaan mendasar tersebut tidak dijawab sebelumnya
maka pertanyaan-pertanyaan lain yang lebih praktis tidak ada gunanya. Untuk menuju
kesejahtaan masyarakat dalam perekonomian maka itu ditunjuk untuk peran pemerintah
yang lebih aktif dan sensitif terhadap keluhan masyarakat.
Jika semua setuju bahwa sistem ekonomi yang berorientasi kapada kesejahtraan
masyarakat yang dipilih maka kemudian hal tersebut harus diikiuti dengan proses
pembentukkan berbagai undang-undang yang memberikan kerangka pada sistem
ekonomi tersebut. Pertama, Undang-undang khususnya Pasal 33 yang telah
diamandemen berkali-kali sehingga menampakkan wajah neoliberal harus dikembalikan
10
pada semangat awalnya. Kedua, pemertahanan UU yang sudah mengarah pada
pencapaian kesejahteraan rakyat banyak. Ketiga, penambahan UU baru yang bisa
memperkuat sistem ekonomi untuk kemakmuran rakyat.
Setelah menjawab sistem atau manajemen pengelolaan ekonomi seperti apa yang
dikehendaki, pertanyaan selanjutnya yang lebih teknis adalah dari mana pertumbuhan
ekonomi yang ditargetkan oleh para calon presiden tersebut dibiayai. Pembiayaan
tersebut berasal dari investasi baikyang berasal dari dalam negeri yang meliputi : belanja
modal di APBN, kredit perbankan, dan pasar modal, maupun berasal dari luar negeri
yaitu meliputi utang luar negri dan penanaman Modal Asing (PMA). Sedangkan
mengenai perekonomian kita saat ini tahun 2009, Pemerintah memperkirakan realisasi
pertumbuhan ekonomi hingga akhir 2009 hanya akan mencapai sekitar 4,3 persen
dibanding target APBN 2009 sebesar 6,0 persen. "Ini lebih rendah dibanding selama
beberapa tahun terakhir yang biasanya di atas 6 persen namun dibanding negara-negara
lain cukup tinggi karena sebagian besar negara lain mengalami pertumbuhan negatif,"
kata Menteri Keuangan. Pertumbuhan ekonomi mulai mengalami perlambatan pada akhir
2008 dan memasuki resesi pada 2009 dan diperkirakan pemulihan pada 2010.
Pertumbuhan ekonomi 5-6 persen akan disumbang oleh pertumbuhan konsumsi
rumah tangga sebesar 4,2-4,8 persen, konsumsi pemerintah 6,0-6,7 persen, investasi 7,1-
7,6 persen, ekspor 5,0-7,0 persen, dan impor 6,1-6,8 persen. "Pertumbuhan ekonomi
2010 dapat berlanjut terutama didukung oleh konsumsi dan investasi," kata mentri
keuangan. Perbaikan kondisi perekonomian pada 2010 diharapkan dapat menurunkan
angka kemiskinan menjadi 12-13,5 persen dari kondisi di 2009 yang sekitar 12-14
persen. "Juga mengurangi angka pengangguran menjadi 8 persen dibanding 2009 yang
mencapai sekitar 8,3 - 8,6 persen," kata Menkeu.
Beberapa faktor yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi 2009 untuk dapat
tumbuh lebih tinggi khususnya dari dalam negeri, dari hasil survei antara lain korupsi,
lemahnya penegakan hukum, ketersediaan sumber daya manusia yang bersih dan
profesional, tingkat pengangguran, volatilitas nilai tukar rupiah, penurunan kapasitas
produksi terpakai, tingkat kemiskinan, situasi perburuhan yang belum kondusif, dan
prosedur/perizinan untuk melakukan investasi.
Prospek Ekonomi Timor Leste Tahun 2009 dapat disimpulkan sbb: Pertama, harga
minyak dunia. Harga minyak dunia terkait dengan krisis keuangan global yang bila
berlanjut akan menyebabkan harga rendah seperti sekarang ini bertahan cukup lama.
11
Perkiraan permintaan global pulih setelah semester I/2009 dapat memicu kembali
naiknya harga minyak dunia dan Indonesia. Penurunan harga minyak menurunkan harga
pangan dunia, begitu juga harga gandum, jagung dan beras. Korelasi ini membantu
Indonesia dalam penyediaan stok beras dan jagung dengan membeli harga lebih rendah
dari tahun sebelumnya.
Kedua, inflasi, nilai tukar rupiah dan SBI. Inflasi dan nilai tukar banyak ditentukan
oleh faktor global dibanding dalam negeri. Kemampuan Bank Indonesia menjaga dua
tugas utamanya ini relatif masih lemah ditambah lagi dengan krisis kepercayaan karena
kasus BLBI, aliran dana BI , bank Indover dan Bank Century. Karena itu koordinasi
dengan pemerintah menjadi penting agar inflasi dan nilai tukar dapat bertahan sesuai
target APBN 2009. Suku bungan SBI memang harus diupayakan turun agar terlihat
kaitan kebijakan moneter dan fiskal bagi sektor riel di tahun 2009.
Ketiga, pertumbuhan ekonomi, pengangguran dan kemiskinan. Kaitan
pertumbuhan ekonomi atas pengangguran dan kemiskinan harus makin diperjelas.
Kontribusi 1% pertumbuhan ekonomi dalam penciptaan lapangan kerja, yakni di bawah
100,000, dibanding masa sekarang yang dapat mencapai 350,000, harus diupayakan
kembali dengan mengubah strategi pembangunan yang memprioritas sektor dengan daya
serap tenaga kerja besar. Ekspektasi angka pengangguran 7%-8% relatif mudah dicapai,
tetapi target angka kemiskinan 12%-14% masih harus diupayakan dengan baik.
Optimisme ekonomi Timor Leste di tahun 2009 masih besar meskipun bayang-
bayang perlambatan ekonomi dunia cukup mengkhawatirkan. Kita berharap, dengan
manajemen pemerintahan yang baik, di pusat maupun daerah, kita dapat meminimalkan
dampak negatif krisis global maupun rentannya harga minyak dunia. Tuntutan yang
makin nyata agar ekonomi Timor Leste semakin mendomestik tampaknya harus dibuat
skema kebijakannya. Beberapa sektor tertentu mungkin perlu diperkuat kebijakan
proteksi, beberapa sektor lain justru harus diperkuat kompetisi globalnya sehingga
mempekuat fundamental ekonomi Timor Leste dalam jangka panjang. Tidak seperti
sekarang, sedikit saja faktor eksternal berubah, ekonomi Timor Leste terlihat menjadi
labil. Karena itu, menjadi tugas kita.
2.2 Perhitungan Pertumbuhan Ekonomi
Untuk dapat mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi, maka harus dipahami
terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross
12
Domestic Product (GDP). PDB atau GDP adalah total produksi barang dan jasa yang
dihasilkan di dalam suatu wilayah pada periode tertentu, misalnya satu tahun. (Di level
provinsi di Indonesia biasanya disebut Produk Domestik Regional Bruto-PDRB). PDB
jika dibagi dengan jumlah penduduk maka menjadi PDB per kapita. Ukuran ini lebih
spesifik karena memperhitungkan jumlah penduduk serta mencerminkan kesejahteraan
penduduk di suatu tempat.
Ada banyak pendapat mengenai penyebab naik turunnya total produksi barang dan jasa,
namun banyak ahli ekonomi yang setuju akan dua penyebab berikut ini :
3. Sumber pertumbuhan. Ahli-ahli ekonomi sering merujuk pada tiga sumber
pertumbuhan, yaitu :
a. peningkatan tenaga kerja,
b. peningkatan modal,
c. peningkatan efisiensi dimana kedua faktor ini digunakan. Jumlah tenaga kerja
dapat meningkat jika pekerja yang telah tersedia bekerja lebih lama, atau jika ada
tambahan tenaga kerja baru. Sedangkan persediaan modal dapat meningkat jika
perusahaan mendorong kapasitas produktifnya dengan menambah pabrik dan
peralatan (investasi). Efisiensi bertambah ketika output yang lebih dapat
diperoleh dari jumlah tenaga kerja dan/atau modal yang sama. Ini sering disebut
sebagai Total Factor Productivity (TFP).
4. Terjadinya penurunan (downturns) pada ekonomi. Ini menjawab pertanyaan
mengapa output dapat turun atau naik lebih lambat. Secara logika, apapun yang
menyebabkan penurunan pada tenaga kerja, modal, atau TFP akan menyebabkan
penurunan pada output atau setidaknya pada tingkat pertumbuhan output. Misalnya,
peristiwa seperti bencana alam, penyebaran penyakit berbahaya dan kerusuhan.
Lalu bagaimana PDB diukur? Caranya, total nilai berbagai macam barang dan jasa
diagregasikan. Namun karena berton-ton baja tidak mungkin dijumlahkan begitu saja
dengan, misalnya, produksi roti, maka proses agregasi dilakukan berdasarkan nilai uang
produksi barang-barang tersebut. Di Indonesia PDB diukur setiap tiga bulanan dan
tahunan oleh Biro Pusat Statistik (BPS).
Nilai total pendapatan nasional dalam satuan harga sekarang disebut dengan PDB
nominal (PDB atas dasar harga berlaku). Nilainya tentu berubah dari waktu ke waktu,
seiring dengan perubahan kuantitas produksi barang/jasa atau dalam harga dasarnya.
13
Jika nilai nominal ini dihitung dalam harga yang tetap atau dipatok, didapatlah nilai PDB
riil (PDB atas dasar harga konstan). Untuk menghitung nilai riil tersebut dipilihlah satu
tahun dasar—misalnya tahun 2000. Kemudian, nilai semua barang dan jasa dihitung
berdasarkan harga masing-masing yang berlaku pada tahun tersebut. Karena harga
barang sudah tetap, PDB riil dianggap hanya berubah sesuai dengan adanya perubahan
kuantitas barang/jasa. Perubahan PDB ini mencerminkan perubahan kuantitas output
produksi secara riil. Inilah yang sehari-hari disebut dengan pertumbuhan ekonomi. Jadi
yang disebut sebagai “pertumbuhan ekonomi” tidak lain mengacu pada peningkatan nilai
total barang dan jasa yang diproduksi dalam sebuah perekonomian.
Rumus menghitung pertumbuhan ekonomi adalah sebagai berikut :
g = {(PDBs-PDBk)/PDBk} x 100%
g = tingkat pertumbuhan ekonomi
PDBs = PDB riil tahun sekarang
PDBk = PDB riil tahun kemarin
Contoh soal :
PDB Timor Leste tahun 2008 = Rp. 467 triliun, sedangkan PDB pada tahun 2007 adalah
= Rp. 420 triliun. Maka berapakah tingkat pertumbuhan ekonomi pada tahun 2008 jika
diasumsikan harga tahun dasarnya berada pada tahun 2007 ?
jawab :
g = {(467-420)/420}x100% = 11,19%
14
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan
ekonomi adalah kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu negara untuk
menyediakan semakin banyak jenis barang-barang ekonomi kepada penduduknya.
Kemampuan ini tumbuh sesuai dengan kemajuan teknologi, dan penyesuaian
kelembagaan dan idiologis yang diperlukannya dalam sebuah negara.
Maka dengan demikian pertumbuhan ekonomi timor leste saat ini belum dikatakan
membaik karena masih banyak kekurangan di berbagai sektor. Maklum negara Timor
Leste adalah negara yang baru merdeka dengan umur yang masih mudah diharapkan
suatu saat nanti dapat berkembang sesuai dengan perkembangan jaman globalisasi.
4.2 Saran
Disarankan kepada dosen mata kuliah perekonomian Timor Leste agar dapat sering
memberikan tugas makalah seperti ini supaya dapat melatih mahasiswa dalam menulis
sebuah karya tulis dengan baik dan benar.
15
DAFTAR PUSTAKA
http://almasdi.unri.ac.id/bahan_ajar/Ekonomi_Pembangunan/Pertemuan_3_pertumbuhan
%20ekonomi.pdf
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2010/01/pertumbuhan-ekonomi-definisi-sumber.html
http://cafe-ekonomi.blogspot.com/2009/05/makalah-pertumbuhan-ekonomi.html
http://www.ekonomirakyat.org/edisi16/artikel1.html
http://adie-wongindonesia.blogspot.com/2010/02/makalah-pertumbuhan-ekonomi-
definisi.html