21
KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR ( 4 KDM PERTAMA) Disusun Untuk Memenuhi Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran Disusun Oleh: Kelompok 8 1. Teria Mei Andika (06081181320020) 2. Meisindi Galuh Kurnia (06081181320024) 3. Aisyah Riski Novianti (06081181320029) 4. Nova Amalia (06081181320033) Dosen pembimbing: Meryamsumayeka,S.Pd.,M.Pd. Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2014

Makalah keterampilan dasar_mengajar_pertama

  • Upload
    iskawia

  • View
    141

  • Download
    3

Embed Size (px)

Citation preview

KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR

( 4 KDM PERTAMA)

Disusun Untuk Memenuhi Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran

Disusun Oleh:

Kelompok 8

1. Teria Mei Andika (06081181320020)

2. Meisindi Galuh Kurnia (06081181320024)

3. Aisyah Riski Novianti (06081181320029)

4. Nova Amalia (06081181320033)

Dosen pembimbing: Meryamsumayeka,S.Pd.,M.Pd.

Program Studi Pendidikan Matematika

Jurusan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya

jualah kami dapat menyelesaikan penulisan makalah yang berjudul “Keterampilan Dasar Mengajar

Pertama”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Belajar dan

Pembelajaran.

Kami menyadari bahwa di dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kesalahan. Oleh

karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan

makalah ini.

Kami berharap agar tugas ini bermanfaat bagi pembaca, khususnya dalam memberikan

informasi tentang pentingnya guru memiliki keterampilan dasar mengajar.

Indralaya, November 2014

Penulis

Daftar isi

Halaman depan……………………………………………………………………………...…

Kata Pengantar…………………………………………………………………………….... i

Datar isi…………………………………………………………………………………….. ii

BAB I

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………………. 1

1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………………… 1

1.3 Tujuan………………………………………………………………………………….. 1

BAB II

2.1 Pengertian Keterampilan Dasar Mengajar…………………………………………….. 3

2.2 Jenis-Jenis Keterampilan Dasar Mengajar…………………………………………….. 3

2.2.1 Keterampilan Dasar Mengajar Membuka dan Menutup Pelajaran………………….. 3

2.2.2 Keterampilan Dasar Mengajar Menanya……………………………………………. 6

2.2.3 Keterampilan Dasar Mengajar Menjelaskan………………………………………… 9

2.2.4 Keterampilan Dasar Mengajar Memberi Penguatan………………………………… 13

2.3 Pengaruh Keterampilan Dasar Mengajar Guru Terhadap Prestasi Siswa……………... 16

BAB III

3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………. 17

3.2 Penutup…..……………………………………………………………………………. 17

Daftar Pustaka…………………………………………………………………………….. iii

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 latar Belakang

Peran pendidikan pada era globalisasi semakin nyata dan penting. Hal ini sebagaimana

dinyatakan Nata (2009:1) bahwa “paradigma mengukur kemajuan suatu bangsa ini sudah

bergeser, yaitu dari semula mengukur kemajuan suatu bangsa dengan bertumpu semata-mata

pada kekayaan sumber daya alam (SDA), menjadi mengukur kemajuan suatu bangsa dengan

bertumpu pada kekuatan sumber daya manusia (SDM)”.

Adanya paradigma baru tersebut mengharuskan suatu bangsa memperkuat sektor

pendidikan, yaitu mewujudkan pendidikan yang memiliki mutu unggul. Dalam hal ini banyak

faktor yang mempengaruhi, salah satunya adalah guru. Sebagaimana dinyatakan Kunandar

(2004 : 40) bahwa “salah satu faktor utama yang menentukan mutu pendidikan adalah guru”.

Gurulah yang berada di barisan terdepan dalam menciptakan kualitas sumber daya manusia.

Guru berhadapan langsung dengan para peserta didik di kelas melalui proses belajar mengajar.

Di tangan gurulah akan dihasilkan peserta didik yang berkualitas, baik secara akademis, skill

(keahlian), kematangan emosional, dan moral serta spritual. Dengan demikian, akan dihasilkan

generasi masa depan yang siap hidup dengan tantangan zamannya. Oleh karena itu, diperlukan

sosok guru yang mempunyai kualifikasi, kompetensi, dan dedikasi yang tinggi dalam

menjalankan tugas profesionalnya.

Guru dituntut untuk tidak hanya pandai tetapi juga memiliki kemampuan untuk mentranfer

ilmunya kepada peserta didik agar dapat lebih mudah dimengerti. Mengingat guru mempunya i

arti penting dalam pendidikan yang bertolak dari tugas dan tanggung jawab guru yang cukup

berat untuk mencerdaskan anak didiknya. Kerangka berfikir yang demikian menghendak i

seorang guru untuk melengkapi dirinya dengan berbagai keterampilan yang diharapkan dapat

membantu dalam menjalankan tugasnya. Dalam hal ini pemerintah harus memberikan

perhatian khusus terhadap para guru di Indonesia karena gurulah yang akan menciptakan

generasi yang akan membawa perubahan yang baik pada negeri ini. Salah satunya adalah

peningkatan profesionalitas guru, khususnya peningkatan keterampilan dasar mengajar.

Keterampilan dasar mengajar adalah keterampilan yang mutlak harus dimiliki oleh seorang

guru. Dengan adanya peningkatan keterampilan dasar mengajar tersebut diharapkan guru dapat

mengoptimalkan peranannya dalam dalam mendidik peserta didik.

1.2 Rumusan Masalah

Dalam makalah ini dirumuskan beberapa masalah, meliputi:

1.2.1 Apa Pengertian Keterampilan Dasar Mengajar?

1.2.2 Apa Jenis-Jenis Keterampilan Dasar Mengajar Pertama?

1.2.3 Apa Pengaruh Keterampilan Dasar Mengajar Guru Terhadap Prestasi Siswa?

1.3 Tujuan

Dalam pembuatan makalah ini bertujuan:

1.3.1 untuk mengetahui pengertian keterampilan dasar mengajar;

1.3.2 untuk mengetahui jenis- jenis keterampilan dasar mengajar yang pertama;

1.3.3 untuk mengetahui pengaruh keterampilan dasar mengajar guru terhadap prestasi siswa.

BAB 11

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Keterampilan Dasar Mengajar

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1998:933) keterampilan diartikan sebagai

“kecakapan untuk menyelesaikan tugas”. Secara sederhana kemampuan dasar dikatakan

sebagai suatu kemampuan dasar untuk mengubah sesuatu yang ada menjadi apa yang

dikehendaki sesuai dengan rencana. Menurut Sardiman (2011:47) “mengajar pada dasarnya

merupakan suatu usaha untuk menciptakan kondisi yang mendukung dan memungkinkan

untuk berlangsungnya proses belajar. Adapun menurut As. Gilcman (1991), Keterampilan

dasar mengajar (teaching skill) adalah suatu keterampilan atau kemampuan khusus yang wajib

dimiliki oleh pendidik. Hal tersebut bertujuan agar pendidik mampu melaksanakan tugasnya

dengan cara yang afektif, efisien serta profesional ketika memberikan materi pelajaran kepada

peserta didik dalam proses belajar mengajar. Jadi, kemampuan dasar mengajar mutlak harus

dimiliki guru agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik.

Jadi, keterampilan dasar mengajar adalah kemampuan atau kecakapan yang harus dimilik i

guru yang pada dasarnya merupakan usaha atau rencana untuk menciptakan kondisi yang

mendukung dan memungkinkan berlangsungnya proses belajar.

2.2 Jenis Keterampilan Dasar Mengajar Pertama

Keterampilan dasar mengajar pertama mutlak diperlukan pendidik untuk mengelo lah

pembelajaran. Ada 4 jenis keterampilan dasar mengajar yang harus dimiliki guru untuk

mengajar, meliputi:

2.2.1 Keterampilan Dasar Mengajar Membuka dan Menutup Pelajaran

2.2.1.1 Keterampilan Dasar Mengajar Membuka Pelajaran

Menurut Soli Abimanyu, membuka pelajaran berarti “kegiatan yang dilakukan guru

untuk menciptakan suasana siap mental dan untuk menimbulkan perhatian siswa agar terpusat

pada pelajaran”. Menurut Ahmad Sabri Membuka pelajaran atau set induction adalah “usaha

atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk menciptakan

prakondisi bagi siswa agar mental maupun perhatiannya terpusat pada apa yang akan

dipelajarinya sehingga usaha tersebut memberikan efek yang positif terhadap kegiatan belajar

dan pada akhirnya akan memudahkan untuk mencapai kompetensi yang diharapkan”.

Jadi, membuka pelajaran adalah cara yang dilakukan oleh guru untuk menciptakan

siap mental dan menimbulkan perhatian anak didik agar tepusat pada apa yang akan dipelajari.

Contoh set induction:

Guru: nah, anak-anak! Pada pertemuan kali ini kita akan mempelajari tentang “bangun

data”. Tetapi sebelum kita pelajari lebih lanjut topic itu, cobalah perhatikan dahulu kedepan.

Gambar apakah yang ibu pegang ini? Ya, kamu Indra! Dan seterusnya

1) Tujuan Membuka Pelajaran

Tujuan membuka pelajaran yaitu:

a. Menarik perhatian siswa,dengan cara:

Meyakinkan siswa bahwa materi atau penglaman belajar yang dilakukan berguna

untuk dirinya.

Melakukan hal-hal yang dianggap aneh bagi siswa

Melakukan interaksi yang menyenangkan

b. Menumbuhkan motivasi belajar siswa, dengan cara;

Membangun suasana akrab

Menimbulkan ras ingin tahu

Mengkaitkan materi atau pengalaman belajar dilakukan dengan kebutuhan siswa.

c. Memberikan acuan atau rambu-rambu tentang pembelajaran yang akan dilakukan,

dengan cara :

Mengemukakan tujuan yang akan dicapai

Menjelaskan langkah- langkah pembelajaran, sehingga siswa memahami apa yang

harus dilakukan.

Menjelaskan target atau kemampuan yang harus dimiliki setelah pembelajaran

berlangsung.

2) Komponen Keterampilan Membuka

a. Fokus

Memfokuskan siswa dapat dilakukan dengan mengubah gaya mengajar guru. Guru

yang biasa berdiri di depan, kemudian berdiri di belakang. Selain itu bisa dengan doa

atau absensi.

Contoh: guru: “ siapa yang tidak masuk pada pelajaran hari ini Suep? “

b. Apersepsi

Apersepsi adalah link pengetahuan lama atau mengingat kembali apa yang kemarin

dipelajari

Contoh: guru: “ kemarin kita telah belajar tentang bilangan bulat, apa itu bilangan

bulat?”

c. Motivasi

Untuk menimbulkan motivasi anak didik terhadap pelajaran yang akan diberikan dapat

dilakukan dengan mencipkan rasa ingin tahu atau memberi kejutan di kelas.

Contoh: guru: “mati sebelum lahir, ditutup sebelum dibuka”

d. Menyampaikan Tujuan

Tujuan disesuaikan atau berpatokan dengan kopetensi dasar (KD) selanjutanya guru

membuat indikator materi pelajaran sesuai dengan Kompetensi dasar pada kurikulum

yang berlaku.

e. Skenario

Skenario merupakan acuan tentang apa saja yang akan dilakukan, guru menentukan

batas-batas tugas anak didik yang segera harus dilakukan.

Contoh: guru: “ hari ini kita akan membahas tentang bilangan pecahan, dan setelah itu

kalian diminta untuk mengerjakan soal-soal yang berkaitan dengan bilangan pecahan

dalam permasalahan sehari-hari”

2.2.1.2 Keterampilan Dasar Mengajar Menutup Pelajaran

Menutup pelajaran (closure) diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan guru untuk mengakhiri pelajaran dengan maksud untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari serta mengetahui tingkat keberhasilan siswa dan guru dalam

pelaksanaan proses pembelajaran. Bentuk usaha guru dalam mengakhiri kegiatan proses pembelajaran, yaitu:

a. Merangkum atau membuat garis-garis besar persoalan yang baru dibahas; b. Mengonsolidasikan perhatian terhadap hal-hal pokok agar informasi yang telah

diterima dapat membangkitkan minat untuk mempelajari lebih lanjut.

c. Mengorganisasikan kegiatan yang telah dilakukan untuk membentuk pemahaman baru

d. Memberikan tindak lanjut serta saran-saran untuk memperluas wawasan yang berhubungan dengan materi pelajaran

1) Tujuan menutup pelajaran

Menurut Santridarus (2008),tujuan menutup pelajaran, antara lain:

a. Untuk meberikan pemahaman siswa terhadap materi pokok yang telah dilakukan;

b. Memantapkan pemahaman siswa terhadap materi pokok atau kegiatan

pembelajaran yang telah dilakukan;

c. Untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil pembelajaran yang telah diperoleh

siswa sekaligus berfungsi sebagai umpan balik bagi guru;

d. Untuk memberikan tindak lanjut yang diperlukan sesuai dengan proses dan hasil

pembelajaran;

2) Komponen Keterampilan Menutup Pelajaran

a. Refleksi

Refleksi adalah kegiatan dimana guru meminta siswanya untuk mengulangi

kembali atau menyimpulkan hal-hal yang penting tentang materi pelajaran yang

telah dipelajari

b. Outcome

Outcome adalah keterampilam guru untuk mengetahui tingkat pencapaian peserta.

Misalnya pada akhir mata pelajaran guru memeberikan soal dan PR sesuai dengan

tujuan pada pembukaan pelajaran, soal tersebut hanya 2-5 saja.

c. Feedback

Feedback adalah tingkat keberhasilan pengajar dalam proses belajar mengajar yang

bisa dilihat dari outcome.

d. Future

Guru sebaiknya memberikan gambaran atau mengaitkan dengan materi selanjutnya

agar pada pertemuan selanjutnya siswa tersebut bisa lebih aktif dalam proses

pembelajaran.

2.2.1.2 Prinsip-Prinsip Pengguaan

a. Kebermaknaan

Dalam menarik perhatian atau memperoleh motiasi anak didik, guru dapat

memilih cara atau alat yang bermanfaat bagi anak didik dan yang memilik i

relevansi dengan bahan pelajaran dan tujuan pengajaran

b. Beurutan dan bersinambungan

Aktivitas yang dillakukan guru dalam memperkenalkan dan merangkum kembali

bagian-bagian pelajaran sebaiknya merupakan suatu kebulatan yang utuh. Hal ini

untuk memperoleh minat anak didik yang relevan dan semuanya

bersinambungan dan berkaitan antar bagian dengan pengetahuan anak didik

sebelumnya.

2.2.2 Keterampilan Dasar Mengajar Menanya

Keterampilan bertanya merupakan salah satu keterampilan dasar pembelajaran

yang harus dikuasai guru. Keterampilan bertanya mengandung makna keterampilan

dalam mengunakan pertanyaan atau bertanya. Menurut Brown (dalam Hasibuan dkk,

1988:19) mengartikan bertanya sebagai “… any statement which tests or creates

knownledge in the leaner”. Jadi keterampilan bertanya merupakan pernyataan atau

ucapan mendorong siswa untuk berpikir sehingga menemukan atau merumuskan suatu

ilmu pengetahuan. Cara bertanya kepada anak didik memiliki pengaruh yang sangat

berarti, tidak hanya pada hasil belajar siswa tetapi juga pada suasana kelas baik sosial

maupun emosional. Dengan bertanya akan membantu siswa belajar dengan kawannya,

membantu siswa lebih sempurna menerima informasi atau dapat mengembangkan

keterampilan kognitifnya. Dengan demikian guru tidak hanya akan belajar bertanya

bagaimana bertanya yang baik dan benar, tetapi juga belajar bagaimana pengaruh

bertanya di dalam kelas. Ada dua tingkatan keterampilan menanya yaitu keterampilan

menanya dasar dan keterampilan menanya lanjutan.

1) Tujuan Menanya dalam Proses Belajar

a. Untuk meningkatkan perhatian dan rasa ingin tahu siswa terhadap satu topik;

b. Memfokuskan perhatian pada suatu konsep masalah tertentu;

c. Mengembangkan belajar secara aktif;

d. Menstimulasi siswa untuk bertanya pada diri sendiri ataupun pada orang lain;

e. Mengkomunikasikan kelompok, bahwa keterlibatan dan partisipasi semua anggota

kelompok dalam belajar sangat diharpakan;

f. Mendiagnosis kesulitan belajar siswa;

g. Mengembangkan kemampuan berpikir siswa;

h. Mengembangkan refleksi dan komentar siswa terhadap respon siswa lain maupun

guru;

i. Mengungkapkan keinginan yang sebenarnya dari siswa melauli ide dan perasaan;

2) Prinsip-Prinsip Bertanya

a. Pertanyaan hendaknya mengenai satu masalah saja;

b. Pertanyaan hendaknya singkat,jelas dan disusun dengan kata-kata sederhana;

c. Pertanyaan didistribusikan secara merata kepada para peserta didik;

d. Pertanyaan langsung sebaiknya diberikan secara random;

e. Pertanyaan hendaknya disesuaikan dengan kemampuan dan kesiapan peserta

didik

3) Komponen Menanya Dasar

a. Pemusatan

Ada dua aspek yang diambil dari komponen pemusatan. Pertama, terhadap ruang

lingkup pertanyaan yang luas atau sempit. Kedua, pertanyaan yang dipusatkan

pada satu masalah, dengan demikian akan menjadi jelas spesifikasi tugas yang

diharapkan oleh siswa.

Contoh: “sebutkan ciri-ciri bangun datar segi empat?”

b. Pemberian waktu

Setiap siswa memiliki perbedaan kecepatan dalam merespon pertanyaan,dengan

memberi waktu berpikir setelah pertanyaan diajukan dapat membantu mereka

dalam menjawab pertanyaan sebelum guru menunjuk siswa tertentu untuk

menjawabnya.

c. Bahasa sederhana

Untuk membantu siswa merespon pertanyaan guru, pertanyaan harus disusun

dengan kata-kata yang cocok dengan tingkat kemampuan dan kesiapan siswa.

Pertanyaan yang panjang dan melantur akan sulit ditangkap dan biasanya tidak

jelas apa yang menjadi tugas siswa secara spesifik.

Contoh: “Mengapa pada waktu malam hari angin bertiup dari arah laut menuju

daratan?”

d. Stuktur

Selama diskusi berlangsung usahakan guru memberi informasi yang relevan

dengan tugas siswa, baik sesudah atau sebelum pertanyaan-pertanyaan. Hal

tersebut memiliki pengaruh yang penting bagi siswa, yaitu memberi memberikan

materi yang cukup untuk pemecahan masalah.

Contoh: sebelum guru memberi latihan tentang operasi hitung penjumlahan

bilangan pecahan, siswa harus telah diajarkan tentang bilangan bulat, KPK dan

FPB.

e. Distribusi

Distribusi adalah melibatkan siswa langsung dalam pelajaran dengan mengajukan

pertanyaan secara random (acak) selama proses belajar mengajar berlangsung.

Contoh: guru menanyakan tentang definisi segitiga keseluruh anggota kelas,

kemudian baru menunjuk salah seorang siswa.

f. Hangat dan Antusias

Kehangatan dan antusias yang diperlihatan guru terhadap jawaban siswa,

mempunyai arti penting dalam meningkatkan partisipasi siswa dalam pelajaran.

Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan penguatan terhadap siswa.

g. Prompting

Prompting adalah cara yang dilakukan guru untuk menuntun siswa memberikan

jawaban yang baik dan benar atas pertanyaan yang guru berikan. Dengan kata lain,

prompting adalah cara lain dalam merespon jawaban siswa apabila siswa gagal

menjawab atau jawaban atas pertanyaan kurang sempurna. Cara ini bisa dilakukan

dengan:

Menyusun kembali kata-kata pertanyaan (rephrasing) yang sama dalam

versi yang berbeda dan menggunkan kata-kata yang mudah ditangkap;

Mengulang (review) informasi yang diberikan sebelumnya agar dapat

membantu siswa dalam menjawab pertanyaan.

4) Komponen Bertanya Lanjut

a. Variasi Taksonomi

Untuk mengklasifikasi cara berpikir siswa dalam hubungannya dengan bertanya

lanjut guru, digunakan konsep dan terminologi dari bloom:

Recall (mengingat kembali) yaitu pertanyaan yang meminta siswa untuk

mengingat kembali informasi yang telah diterima sebelumnya.

Pemahaman (comprehension) yaitu pertanyaan pemahaman yang

menyangkut kemampuan siswa penyadap informasi, menginterpretasi arti,

dan melakukan ekstrapolasi atau memberikan saran-saran.

Aplikasi yaitu pertanyaan yang meminta siswa menggunakan abstraksi dan

generalisasi pada situasi tertentu

Analasis yaitu pertanyaanyang meminta siswa untuk dapat memcahakan

(break down) masalah sampai kebagian-bagaian kecil untuk mempelaja r i

bagaimana hubungan antara bagian-bagian itu.

Sintesis yaitu pertanyaan yang meminta siswa untuk membuat atau

membentuk pikiran baru tentang konsep, perencanaan atau percobaan.

Evaluasi yaitu pertanyaan yang meminta siswa untuk membuat keputusan

atau menyatakan pendapat khususnya tentang kualitas.

Sikuen yaitu apabila guru mengembangkan proses belajar mengajar

dengan menggunkan keterampilan bertanya, sebaiknya digunakan

pertanyaan yang bersifat umum dari tingkat berpikir yang rendah menuju

ke tingkat berpikir yang lebih kompleks.

b. Pertanyaan Melacak

Pertanyaan melacak digunakan untuk membantu siswa dalam menjawab

pertanyaan guru secara memadai, dari jawaban yang sederhana menuju yang lebih

tinggi. Jenis-jenis pertanyaan melacak:

Klasifikasi yaitu pertanyaan yang digunakan bila guru menghendak i

jawaban yang jelas dan singkat.

Mendukung yaitu pertanyaan yang meminta siswa untuk memberikan

bukti terhadap pendapatnya.

Konsensus yaitu pertanyaan yang memberikan kesempatan kepada

seseorang anggota kelompok untuk menyebutkan pandagan/pendapat yang

disetujui atau tidak.

Kecermatan yaitu pertanyaan yang digunakan untuk menarik perhatian

siswa dalam memperbaiki kesalahan mereka.

Relevansi yaitu pertanyaan yang memberi kesempatan kepada siswa untuk

menilai kembali ketetapan jawabannya agar lebih relevan dan jelas.

Contoh yaitu pertanyaan melacak yang meminta siswa untuk memberi

contoh sederhana khusus atau kongret terhadap respon mereka yang

kelihatan meragukan.

Kompleks yaitu pertanyaan melacak yang diguanakan guru dalam

meminta kelompok memberi respon penting dari suatu konsep yang lebih

luas.

c. Pemberian Waktu

Pada keterampilan bertanya lanjut, pemberian waktu memberi arti tambahan dan

makna khusus. Siswa memerlukan waktu berpikir agar jawaban tepat dan efektif.

d. Meningkatkan Interaksi Antara Siswa

Guru meiliki peranan penting dalam meningkatkan saling tukar pendapat

antarsiswa. Caranya ialah dengan meminta siswa memberi komentar atau

mengembangkan respon pertama disertai alasan. Kemudian guru benar-benar mau

menerima dan membantu hasil pikiran siswa. Tetapi dapat juga guru secara akt if

lebih jauh meminta siswa lain untuk memberi komentar secara langsung terhadap

terpon pertama, atau guru dengan sengaja mengurangi komentar dan kontribus inya

sendiri

5) Hal-hal yang Perlu Dihindari dalam Proses Menanya

a. Mengulangi Pertanyaan Sendiri

Jika guru mengulangi beberapa kali pertanyaan yang sama karena siswa tidak

menjawab, maka proses belajar akan menjadi kurang. Untuk komunikasi yang

baik antara guru dan siswa, susunlah pertanyaan yang sederhana agar siswa dapat

segera memahami pertanyaan.

b. Mengulangi Jawaban Siswa

Ada pendapat yang berbeda terhadap pengulangan jawaban siswa. Di satu sisi

mengatakan bahwa pengulangan jawaban siswa akan menambah atau mempererat

hubungan guru-siswa. Di sisi lain mengatakan hal itu akan memperlambat proses

belajar mengajar, kebiasaan mendengarkan orang lain berkurang dan mengurangi

kebebasan memberi komentar terhadap siswa lain.

c. Menjawab Pertanyaan Sendiri

Bila guru sering menjawab pertanyaan sendiri sebelum siwa mempunya i

kesempatan untuk menjawab, akan menyebabkan siswa menjadi frustasi dan

perhatian siswa menjadi keluar atau keluar dari proses belajar mengajar. Yang

berbahaya ialah bila mncul salah pengertian dari siswa, akan mengakibatkan

tujuan pelajaran tidak tercapai.

d. Meminta Jawaban Serentak

Bila proses pembelajaran sesuai dengan rencana dan guru memiliki kesempatan

untuk mengevaluasi pencapaian siswa secara individual, sebaiknya guru tidak

mengunakan pertanyaan yang meminta jawaban serentak karena pertanyaan

tersebut tidak memecahkan masalah dan tidak produktif terhadap kelompok.

Contoh: “semua telah selesai”

2.2.3 Keterampilan Dasar Mengajar Menjelaskan

Bu Rini menjelaskan pengalamannya pergi ke Jakarta, melihat Taman Mini, Keong

Emas, dan Taman Impian Jaya Ancol.

Bu Ratih menjelaskan : pada hari raya Natal dan Idul Fitri, harga barang kebutuhan

sehari-hari naik, karena banyak orang berbelanja untuk pesta.

Kedua guru tersebut menggunkan istilah menjelaskan, tetapi mempunyai makna

yang berbeda. Penjelasan Guru pertama, mempunyai pengertian melukiskan gambaran

keadaan dan pristiwa sewaktu di Jakarta, sedangakan penjelasan guru kedua mempunya i

pengertian “menggunakan sebab” kenaikan harga yang terjadi di pasar. Pada penjelasan

yang kedua, guru mengorganisasikan bahan pelajaran, sehingga anak didik diberi sajian

bahan pelajaran yang telah direncanakan dan di kontrol sekuennya. Semua itu adalah ciri

umum yang penting untuk prosedur menjelaskan. Pengertian menjelaskan di sini adalah

pemberian informasi secara lisan yang diorganisasi secara sistematis untuk menunjukkan

adanya hubungan sebab akibat antara yang sudah dialami dan yang belum dialami, antara

generalisasi dengan konsep, antara konsep dengan data, atau sebaliknya. Keberhasilan guru

menjelaskan ditentukan oleh tingkat pemahaman yang ditentukan pleh anak didik.

Keterampilan menjelaskan diperlukan dalam pengajaran pada hampir semua topik

yang terdapat dalam kurikulum. Menjelaskan tidak sekedar mengopi apa yang terdapat

dalam silabus. Guru mengajar dengan menjelaskan agar anak didik dapat berpikir secara

logis, estetis dan moral. Menjelaskan yang dilakukan oleh guru harus dapat menjawab

pertanyaan contohnya “mengapa”, dan jawabannya sedemikian rupa sehingga

menimbulkan respon dan pemahaman bagi mereka yang mendengarkan. Respon atas

pertanyaan tersebut memerlukan alasan disertai bukti sebagai dasar pemberian alasan dan

harus dijelakan.

1) Tujuan Memberikan Penjelasan

Memberikan penjelasan dalam proses pembelajaran bertujuan :

a. Membimbing anak didik untuk mendapat dan memahami hukum, dalil, fakta,

definisi, dan prinsip secara objektif dan benar;

b. Melibatkan anak didik untuk berpikir memecahkan masalah-masalah atau

pertanyaan;

c. Untuk mendapatakan balikan dari anak didik mengenai tingkat pemahamannya

dan untuk mengatasi kesalah pahaman mereka;

d. Membimbing anak didik untuk menghayati dan mendapatkan proses penalaran

dan menggunakan bukti-bukti dalam pemecahan masalah.

2) Prinsip-Prinsip Menjelaskan

a. Penjelasan harus sesui dengan kemampuan dan karakteristik peserta didik;

b. Penjelasan harus diselingi tanya jawab;

c. Materi pelajaran harus dikuasai baik oleh guru;

d. Penjelasan harus sesuai dengan tujuan;

e. Materi pelajaran harus bermanfaat dan bermakna bagi peserta didik;

f. Menjelaskan harus disertai dengan contoh-contoh yang kongrkanit dan

dihubungkan dengan kehidupan.

e. Alasan Perlunya Guru Menguasai Keterampilan Menjelaskan

a. Meningkatkan keekfetifan pembicaraan agar benar-benar merupakan

penjelasan yang bermakna bagi anak didik;

b. Penjelasan yang diberikan oleh guru kadang-kadang tidak jelas bagi anak

didiknya. Hal ini tercermin dalam ucapan guru “sudah jelas bukan?“ atau “dapat

dipahami” . pemahaman anak didik sangat penting dalam memberikan

penjelasan;

c. Tidak semua anak didik dapat menggali sendiri pengetahuan dari buku atau dari

sumber lainnya.

d. Kurangnya sumber yang tersedia yang dapat dimanfaatkan oleh anak didik

dalam belajar, sehingga guru perlu membantu anak dengan cara memberikan

informasi lisan berupa penjelasan yang cocok dengan materi yang diperlukan.

f. Komponen Keterampilan Menjelaskan

a. Analisis dan Perencanaan Menjelaskan

Isi pesan

Menganalisi dan merencaan isi pesan meliputi: menetapkan apa yang

memerlukan penjelasan, mengekspresikan bentuk hubungan yang ada antara

unsur/konsep yang dihubungkan, dan membuat generalisasi yang tepat

terhadap hubungan yang telah dibentuk.

Penerima pesan

Ciri-ciri atau karakteristik penerima pesan perlu diperhatikan dalam

menjelaskan seperti: usia, jenis kelamin, kemampuan kelompok, pengalaman,

dan lingkungan sekolah.

b. Penyajian Suatu Penjelasan

Kejelasan

Pertanyaan guru harus jelas dan singkat sehingga anak didik dapat

mendengarkan dengan baik dan menjawab dengan tepat.

Penekanan

Penekanan adalah keterampilan penyajian yang meminta perhatian anak

didik terhadap informasi yang penting.

Umpan balik

Anak didik sebaiknya diberi kesempatan untuk memperlihatkan

pengetahuan atau pengertian tentang sesuatu yang dijelaskan. Cara

tersebut dapat dilakukan dengan memberikan pertanyaan kepada anak

didik. Umpan balik dapat juga diketahui melalui keinginan atau

kesenangan anak didik.

Contoh yang kongrit

Pada setiap tingkat usia sangat sedikit anak didik yang dapat menguasa i

bahan pelajaran baru tanpa ada contohnya. Penggunaan contoh harus

spesifik, jelas dan kongrit. Bila contoh yang kongret banyak digunakan,

maka pelajaran baru akan mudah dicerna dalam pengetahuan anak

didik. Temukan contoh situasi yang tepat dan cocok dengan pengalaman

anak didik.

Contoh: Benda- benda yang berbentuk lingkaran di kelas ini adalah

jam dan cincin

2.2.4 Keterampilan Dasar Mengajar Memberi Penguatan (Reinforcement)

Dalam kehidupan sehari-hari kita mengenal adanya “hadiah”. Orang yang bekerja

untuk orang lain hadiahnya adalah upah atau pujian, orang yang menyelesaikan suatu

program sekolah, hadiahnya adalah ijazah dan sebagainya. Pemberian hadiah tersebut

secara psikologis akan berpengaruh terhadap tingkah laku seseorang yang

menerimanya. Demikian juga halnya dengan hukuman yang diberikan seseorang

karena terlah mencuri, menyontek, dan lain-lain yang pada dasarnya juga akan

berpengaruh terhadap tingkah laku orang yang menerima hukuman. Baik pemberian

hadiah maupun pamberian hukuman merupakan respon seseorang kepada orang lain

karena perbuatannya. Baik respon positif maupun respon negative. Kedua respon

tersebut memiliki tujuan yang sama yaitu ingin mengubah tingkah laku seseorang.

Pemberian respon tersebut dalam proses interaksi edukatif disebut “pemberian

penguatan” karena hal tersebut akan membantu sekali dalam meningkatkan hasil

belajar siswa.

1) Tujuan Penggunaan Penguatan di dalam kelas

a. Meningkatkan perhatian siswa dalam membantu siswa belajar bola pemberian

penguatan di berikan secara selektif.

b. Memberi motivasi kepada siswa

c. Mengubah tingkah laku siswa yang mengganggu dan meningkatkan cara belajar yang

produktif

d. Mengembangkan kepercayaan siswa

2) Komponen pemberian penguatan

Dalam memberikan penguatan diperlukan penggunaan komponen keterampilan yang tepat.

Komponen tersebut yaitu :

a. Pengutan verbal

Penguatan verbal adalah pujian dan dorongan yang di ucapkan oleh guru untuk respon

atau tingkah laku. Ucapan tersebut dapat berupa kata-kata maupun kalimat.

b. Pengutan gestural

Pengutan gestural sangat erat sekali dengan pengutan verbal. Semua gerakan tubuh

merupakan bentuk pemberian pengutan gestural seperti menggelengkan kepala dan

lain-lain.

c. Pengutan kegiatan

Pengutan dalam bentuk kegiatan ini banyak terjadi bila guru mengguankan suatu

kegiatan atau tugas sehingga siswa dapat memilihnya sebagai suatu hadiah atas suatu

pekerjaan sebelumnya. Contohnya pulang lebih dulu, diberi waktu istirahat lebih dan

lain-lain.

d. Pengutan mendekati

Pengutan guru kepada siswa, menunjukkan bahwa guru tertarik, secara fisik guru

mendekati siswa dapat dikatakan sebagai penguatan mendekati. Contohnya berdiri di

samping siswa, berjalan dekat siswa, duduk dekat kelompok diskusi, dan berjalan maju.

e. Pengutan sentuhan

Pengutan sentuhan merupakan pengutan yang terjadi bila guru secara fisik menyentuh

siswa misalnya, menepuk bahu, merangkul, mengusap kepala dan lain-lain yang

semuanya ditunjukkan untuk penghargaan kepada siswa.

f. Pengutan tanda

Pengutan tanda dapat berupa benda atau tulisan yang ditunjukkan kepada siswa.

Pengutan tanda yang berbentuk tulisan misalnya komentar tertulis terhadap pengerjaan

siswa seperti ijazah, raport dan lain-lain. Sedangkan pengutan tanda yang berbentuk

benda misalnya, piala, medali, bintang, dan lain-lain.

3) Model penguatan

a. Penguatan seluruh kelompok

Penguatan verbal, gesture, tanda , dan kegiatan adalah merupakan komponen

penguatan yang dapat diperuntukan kepada seluruh anggota kelompok.

b. Penguatan yang ditunda

Penundaan penguatan pada umumnya adalah kurang efektif bila dibandingkan dengan

pemberian secara langsung. Tetapi penundaan terssebut dapat dilakukan dengan

memberi penjelasan atau isayrat verbal, bahwa penghargaan itu ditunda dan akan

diberikan kemudian.

c. Pengutan partial

Pengutan partial sama dengan penguatan sebagian-sebagian atau tidak

berkesinambungan, diberi kepada siswa untuk sebagian dari responnya. Sebenarnya

penguatan tersebut digunakan untuk menghindari pengguanaan pebguatan negative dan

pemberian kritik.

4) Prinsip penggunaan

Empat prinsip yang harus diperhatikan oleh guru dalam memberi penguatan kepada siswa,

yaitu:

a. Hangat dan antusias

Kehangatan dan keantusiasan guru dalam pemberian penguatan kepada siswa memilik i

aspek penting terhadap tingkah laku dan hasil belajar siswa. Kehangatan dan

keantusiasan adalah bagian yang tampak dari interaksi guru terhadap siswa.

b. Hindari pengguanaan penguatan negatif

Walaupun pemberian kritik atau hukuman adalah efektif untuk dapat mengubah

motivasi, penampilan , dan tingkah laku siswa namun pemberian itu memilik akibat

yang sangat kompleks dan secara psikologis agak kontraversial, karena itu sebaiknya

dihindari. Banyak akibat yang muncul misanya, siswa menjadi frustasi, menjadi

pemberani, dan lain-lain.

c. Penggunaan bervariasi

Pemberian penguatan harunya diberikan secara bervariasi baik komponennya maupun

caranya, dan diberikan secara hangat dan antusias. Penggunaan cara dan jenis

komponen yang sama, misalnya guru selalu menggunakan kata-kata “bagus” akan

mengurangi efektifitas pemberian penguatan. Pemberian penguatan juga akan

bermanfaat bila arah pemberiannya bervariasi, awlnya keseluruhan anggota kelas,

kemudian ke kelompok kecil, akhirnya ke individu atau sebaliknya dan tidak berurutan.

d. Bermakna

Agar setiap pemberian penguatan menjadi efektif, maka harus dilaksanakan pada

situasi dimana siswa mengetahui adanya hubungan antara pemberian penguatan

terhadap tingkah lakunya dan melihat bahwa itu sangat bermanfaat. Sering penguatan

secara verbal menjadi tidak efektif bahkan menjadi salah terhadap seorang siswa karena

guru menggunakan kalimat “pekerjaanmu bagus.” Siswa curiga dan bahkan merasa di

ejek karena ia sadar pekerjannya tidak bagus. Akibatnya pemberian penguatan tidak

bermakna karena guru kurang hangat dan antusius.

2.3 Pengaruh Keterampilan Dasar Mengajar Guru terhadap Prestasi Siswa

Guru adalah salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa.

Dalam hal ini, guru merupakan subjek yang sangat berperan dalam berlangsungnya suatu

proses pembelajaran. Guru yang memiliki Kemampuan Dasar Mengajar dapat mengemas

proses pembelajar dengan baik dan semenarik mungkin agar dapat menumbuhkan minat

siswa dalam belajar.

Menurut Nana Sudjana (2009:42) mengatakan bahwa “… 76,6 % hasil belajar

siswa dipengaruhi oleh kompetensi guru, dimana 32,43 % diantaranya adalah sumbangan

dari kemampuan guru mengajar”. Berdasarkan pendapatkan tersebut dapat terlihat bahwa

Keterampilan dasar mengajar menjadi faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa.

Di dalam Keterampilan dasar mengajar terkandung kemampuan-kemampuan yang

harus dimiliki guru untuk dapat merangsang minat dan motivasi, mengembangkan bakat,

dan meningkatkan kemampuan itelegensi siswa. Oleh karena itu, seorang guru yang

memiliki KDM dan mempraktekkannya dalam proses pembelajaran akan dapat membantu

siswa untuk menumbuhkan kemauan belajar sehingga siswa tersebut memperoleh prestasi

yang memuaskan.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Keterampilan dasar mengajar adalah kemampuan atau kecakapan yang

harus dimiliki guru yang pada dasarnya merupakan usaha atau rencana untuk

menciptakan kondisi yang mendukung dan memungkinkan berlangsungnya proses

belajar. Ada 4 keterampilan dasar mengajar pertama yang harus dimiliki guru,

yaitu: keterampilan membuka dan menutup pelajar, keterampilan menanya,

keterampilan menjelaskan, dan keterampilan memberi penguatan. Keterampilan

dasar mengajar guru mempengaruhi tingkat prestasi siswa, seorang guru yang

memiliki KDM dan mempraktekkannya dalam proses pembelajaran akan dapat

membantu siswa untuk menumbuhkan kemauan belajar sehingga siswa tersebut

memperoleh prestasi yang memuaskan.

3.2 Saran

Melihat pentingnya keterampilan dasar mengajar guru sebaiknya harus

memiliki dan memperaktekkannya dalam proses belajar mengajar, hal ini bertujuan

agar dapat mempermudah siswa dalam belajar, meningkatkan kemauan dan

kemampuan siswa dalam belajar, serta untuk mencapai hasil belajar siswa yang

baik.

Daftar Pustaka

Djamara, Syaiful Bahri. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta:

Rineka Cipta, 2005.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. Definisi Keterampilan. Jakarta: 1998:933

http://ilham27.wordpress.com/ketrampilan-dasar-mengajar/ Minggu, 19 Oktober 2014 pukul

11.13

http://mp13adelia.blogspot.com/2013/07/keterampilan-dasar-mengajar-1.html