10
Oleh: Kinanti Wening Astuti Marina Lestari

Nasakh (nasikh mansukh)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Nasakh (nasikh mansukh)

Oleh: Kinanti Wening AstutiMarina Lestari

Page 2: Nasakh (nasikh mansukh)

�ه� ن� الل� �م أ �عل �م ت �ل �ه�ا أ ل و م�ث

� ه�ا أ ر� م�ن ي �خ� ت� ب �أ ه�ا ن �نس� و ن� �ة� أ خ م�ن آي �نس� م�ا ن

يء� ق�د�ير$ �ل� ش� ع�ل�ى� ك Ayat mana saja yang Kami nasakhkan, atau Kami jadikan (manusia) lupa kepadanya, Kami datangkan yang lebih baik daripadanya atau yang sebanding dengannya. Tidakkah kamu mengetahui bahwa sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu (Al-Baqoroh 106)

�عم�ل�ون� �م ت ت �ن خ� ما ك س� �ن ت �س Sا ن �ن Sا ك �ن ح�قU إ �ال �م ب ك �ي ط�ق� ع�ل �ن �نا ي �تاب ه]ذا كInilah kitab (catatan) Kami yang

menuturkan terhadapmu dengan benar. Sesungguhnya Kami telah menyuruh mencatat apa yang telah kamu kerjakan. (Al-Jatsiyah 29)

Page 3: Nasakh (nasikh mansukh)

An-Nasakh ialah membatalkan pengamalan dengan sesuatu hukum syara’ dengan dalil yang datang kemudian dari padanya.Tidak ada nasakh pada masa setelah Rasulullah saw wafat.Nasikh (dalil yang menghapus hukum yang telah ada)Mansukh (hukum yang dibatalkan, dihapuskan, atau dipindahkan)

Page 4: Nasakh (nasikh mansukh)

Hukum yang dinasakh harus hukum syara’ (ketentuan Allah & sunnah Rasulullah)

Hukum dalil yang mansukh sudah berlaku sebelum digantikan dengan hukum nasikh atau dalil penghapusan hukum tersebut adalah khitab syar’i yang datang lebih kemudian dari khitab yang hukumnya mansukh.

Antara dua dalil nasikh dan mansukh atau antara dalil yang I dan dalil II ada pertentangan, sehingga tidak dapat dikompromikan. Contoh : antara ketentuan dalil I ayat 12 al-Mujadilah yang menghapuskan orang bersedekah dulu sebelum menghadap Rasul, dengan ketentuan dalil II dari ayat 13 al-Mujadilah yang membebaskan kewajiban bersedekah.

Kitab yang mansukh hukumnya tidak terikat (dibatasi) dengan waktu tertentu. Contoh : maka maafkanlah dan biarkanlah mereka sampai Allah mendatangkan perintah-Nya (al-Baqarah 109)

Page 5: Nasakh (nasikh mansukh)

Ayat yang mengandung hukum pokok yang tidak bisa berubah dengan sebab berubahnya situasi kondisi manusia. seperti : ayat yang berkaitan dengan ibadah, akidah, keadilan dan amanah.

Ayat yang secara tektual menunjukkan ketentuan hukumnya berlaku sepanjang masa.

Ayat yang berisi berita yang tidak mengandung perintah & larangan seperti kabar tentang umat-umat terdahulu.

Page 6: Nasakh (nasikh mansukh)

1. Nasakh tilawah dan hukum.Contoh : penghapusan ayat yang mengharamkan nikah dengan saudara sepersusuan karena bersama-sama menetek kepada seorang ibu dengan sepuluh susuan, yang di-nasakh dan diganti dengan lima kali susuan.

2. Nasakh hukum, tilawahnya tetap.Tulisan dan bacaan ayatnya masih tetap ada dan masih boleh dibaca, tetapi isi hukum ajarannya sudah di-nasakh, sehingga sudah tidak boleh diamalkan lagi. Contoh: al-baqoroh 240Ayat ini istri-istri yang dicerai harus beridah selama 1 th, kemudian Allah menasakh hukum ayat tersebut, Sehingga keharusan idah 1 th sudah tidak berlaku lagi, sekalipun lafal nash ayatnya masih tetap ada dan boleh dibaca. Lalu diganti dengan al-baqoroh: 234

3. Nasakh tilawah, hukumnya tetap.Tulisan ayatnya sudah dihapus, tetapi hukum isinya masih tetap berlaku dan harus diamalkan. Hadis dari Umar bin Khaththab dan Ubayi bin Ka’ab كان فيما انزل من القران الشيخ و الشيخة اذا زنيا فارجموهما البتة نكاال من الله …Orang tua laki-laki dan orang tua perempuan kalau keduanya berzina, maka rajamlah (dihukum lempar batu sampai mati) sekaligus sebagai balasan dari Allah

Page 7: Nasakh (nasikh mansukh)

a. Al-qur’an menasakhkan Al-qur’an.Contoh: QS al-anfal: 65 yang dinasakhkan oleh ayat berikutnya 66.

b. Al-qur’an menasakhkan As-sunah.Contoh: Perbuatan nabi dan para sahabat menghadap Baitul Maqdis dalam shalat dinasakhkan oleh ayat QS: al-baqoroh: 144

c. As-sunnah menasakhkan As-sunnah.Contoh: “aku telah melarangmu menziarahi kubur, maka (sekarang) ziarahilah.

d. As-sunnah menasakhkan Al-qur’an (imam Syafi’i menolak).Contoh: QS al-baqoroh: 180 dinasakhkan dengan hadits mutawatir “ketahuilah, tidak ada wasiat untuk ahli waris”

Page 8: Nasakh (nasikh mansukh)

Naskh sarih, yaitu ayat yang secara tegas menghapuskan hukum yang terdapat pada ayat terdahulu. Misal : Surat al-Anfal : 65-66.Naskh Dimni, yaitu apabila ada ketentuan hukum ayat-ayat terdahulu tidak bisa dikompromikan dengan ketentuan hukum ayat yang datang kemudian dan ia me-nasakh ayat terdahulu. Misal, ayat tentang kewajiban wasiat kepada ahli waris yang dianggap mansukh oleh ayat waris.Naskh Kull, yaitu me-nasakh hukum yang datang sebelumnya secara keseluruhan. Misal, ketentuan idah 4 bulan 10 hari (al-Baqarah : 234). Naskh Juz’i, yaitu me-naskh hukum yang mencakup seluruh individu dengan hukum yang mencakup sebagian individu, atau me-nasakh hukum yang bersifat mutlak dengan hukum yang bersifat muqayyad (terbatas), misal, an-Nuur : 4 dengan ayat 6. 

Page 9: Nasakh (nasikh mansukh)

Hukum Tuhan maupun hukum manusia pada dasarnya mewajibkan kemaslahatan manusia. Kemaslahatan kadang-kadang berubah dengan berubahnya keadaan. Diantara hikmahnya:

a. Selalu menjaga kemaslahatan hamba agar kebutuhan mereka senantiasa terpelihara dalam suasana keadaan dan di sepanjang zaman.

b. Untuk menjaga agar perkembagan hukum Islam selalu relevan dengan    semua situasi dan kondisi umat yang mengamalkan, mulai dari yang    sederhana sampai ke tingkat yang sempurna.

c. Untuk menguji orang mukallaf, apakah dengan adanya perubahan dan  penggantian-penggantian dari naskh itu mereka tetap taat, setia   mengamalkan hukum-hukum Tuhan, atau dengan begitu lalu mereka ingkar  dan membangkang?

Page 10: Nasakh (nasikh mansukh)

والسالم عليكم و رحمة الله و بركاته