12
NASAKH NASIKH DAN MANSUKH MAKALAH Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Ulumul Qur’an Dosen Pengampu : Ibu Kurnia Muhajarah Disusun Oleh : KPI CI Arina Mana Sikana 1801026090 Fitria Soefiyani 1801026091 Fu’adz Abdilla 1801026092 Muhammad Taufiurrohman 1801026093 FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2018

NASAKH NASIKH DAN MANSUKH · 2018. 12. 20. · Al Quran, tentu untuk melakukan hal tersebut terdapat syarat-syarat yang harus kita ketahui. Maka dari itu, harapan kami sebagai pemakalah

  • Upload
    others

  • View
    12

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: NASAKH NASIKH DAN MANSUKH · 2018. 12. 20. · Al Quran, tentu untuk melakukan hal tersebut terdapat syarat-syarat yang harus kita ketahui. Maka dari itu, harapan kami sebagai pemakalah

NASAKH NASIKH DAN MANSUKH

MAKALAH

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Ulumul Qur’an

Dosen Pengampu : Ibu Kurnia Muhajarah

Disusun Oleh :

KPI CI

Arina Mana Sikana 1801026090

Fitria Soefiyani 1801026091

Fu’adz Abdilla 1801026092

Muhammad Taufiurrohman 1801026093

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2018

Page 2: NASAKH NASIKH DAN MANSUKH · 2018. 12. 20. · Al Quran, tentu untuk melakukan hal tersebut terdapat syarat-syarat yang harus kita ketahui. Maka dari itu, harapan kami sebagai pemakalah

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam kehidupan modern pada saat ini, Al Quran sebagai salah satu

mukjizat terbesar yang diturunkan pada Nabi Muhammad melalui perantara

malaikat Jibril yang terdiri atas 114 surah, 30 Juz, dan 6236 ayat yang berawal

dari surah Al-Baqoroh dan berakhir pada surah An-nas yang diturunkan secara

berangsur-angsur ada yang turun di kota Makkah danu ada yang turun dikota

Madinah.

Seiring perkembangan zaman dan problematika masyarakat yang semakin

berkembang Al Quran sangat dibutuhkan untuk menjawab berbagai hal

tersebut namun, terkadang isi yang ada dalam Al Quran masih bersifat global

yang menuntut manusia untuk bertindak dan berijtihad sesuai dengan tuntutan

zaman yang semakin berkembang.

Didalam Al Quran terkadang ada ayat yang perlu ‘dihilangkan’ karna

suatu sebab yang berlandasan syar’i sebagai bentuk berkembangan zaman dan

jawaban atas segala permasalahan yang ada di masyarakat.

Pada makalah kali ini, kami akan menjelasakan tentang ilmu Nasikh dan

Mansukhyang berkaitan dengan penghilangan dan pembatalan ayat di dalam

Al Quran, tentu untuk melakukan hal tersebut terdapat syarat-syarat yang

harus kita ketahui.

Maka dari itu, harapan kami sebagai pemakalah para audiens dapat

mengetahui dan memahami pengertian serta syarat-syarat terjadinya Nasakh,

Nasikh dan Mansukh sehingga kita mampu mempelajari Al Quran dengan baik

dan benar.

A. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud Nasakh, Nasikh, dan Mansukh?

2. Apa saja syarat-syarat terjadinya Nasakh, Nasikh dan

Mansukh?

3. Apa perbandingan Nasakh dan Takhsis?

4. Apa saja macam-macam Nasakh beserta contohnya?

5. Bagaimana cara mengetahiu adanya Nasakh?

6. Bagaimna pendapat para Ulama’ tentang Nasakh?

Page 3: NASAKH NASIKH DAN MANSUKH · 2018. 12. 20. · Al Quran, tentu untuk melakukan hal tersebut terdapat syarat-syarat yang harus kita ketahui. Maka dari itu, harapan kami sebagai pemakalah

2

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Nasakh, Nasikh, dan Mansukh

1. Nasakh

Nasakh menurut bahasa dipergunakan untuk arti izalah

(menghilangkan). Kata nasakh juga dipergunakan untuk makna

memindahkan sesuatu dari suatu tempat ketempat lain. Menurut istilah

nasakh ialah mengangkat (menghapuskan) hukum syara’ dengan dalil

hukum (khitab) syara’ yang lain. Dengan perkataan “hukum”, maka tidak

termasuk dalam pengertian nasakh menghapuskan “kebolehan” yang

bersifat asal (al-bara’ah al-asliyah). Dan kata-kata “dengan khitab syara’”

mengecualikan pengangkatan (penghapusan) hukum disebabkan mati atau

gila, atau penghapusan dengan ijma’ atau qiyas.1

Di dalam Al-Quran, kata nasakh dalam berbagai bentuknya,

ditemukan sebanyak empat kali, yaitu dalam QS 2:106, 7:154, 22:52, dan

45:29.

الله ت بخيرمنهااومثلها الم تعلم انما ننسخ من ءاية اوننسها نا

على كل شي قدير

“Kami tidak me-nasakh-kan satu ayat atau Kami menjadikan

manusia lupa kepadanya kecuali Kami mendatangkan yang lebih

baik darinya atau yang sebanding. Apakah kamutidak mengetahui

sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al-

Baqarah: 106).

1 Drs. Mudzakir AS., Studi Ilmu-Ilmu Quran, Bogor: Litera AntarNusa, 2016, hal. 327-328

Page 4: NASAKH NASIKH DAN MANSUKH · 2018. 12. 20. · Al Quran, tentu untuk melakukan hal tersebut terdapat syarat-syarat yang harus kita ketahui. Maka dari itu, harapan kami sebagai pemakalah

3

Ibn Katsir menyatakan: “Tidak ada alasan yang menunjukkan

kemustahilan adanya nasakh atau pembatalan dalam hukum-hukum Allah,

karena Dia (Tuhan) menetapkan hukum sesuai kehendak-Nya dan

melakukan apa saja yang diinginkan-Nya.”2

Dapat dipahami bahwa nasakh berarti penghapusan/pembatalan

hukum syar’i yang lama dengan hukum syar’i yangbaru berdasarkan dalil

syar’i yang datang kemudian.

2. Nasikh

Nasikh merupakan isim fa’il dari bentuk fi’il madhi nasakha,

sehingga berarti pelakunya. Nasikh itu ialah Allah SWT. Nasikh juga

dapat dikatakan sebagai subyek penghapus (dalil hukum yang

menghapus). Nasikh ialah hukum syara’ atau dalil syara’ yang

menghapuskan atau mengubah hukum/dalil syara’ yang terdahulu dan

menggantinya dengan ketentuan hukum yang baru yang dibawahnya.

Nasikh, yaitu dalil kemudian yang menghapus hukum yang telah ada. Pada

hakikatnya, nasikh itu berasal dari Allah, karena Dia-lah yang membuat

hukum dan Dia pulalah yang menghapusnya.3

Sedangkan para ulama memperluas makna nasikh menjadi

beberapa pengertian :

a. Pembatalan hukum yang ditetapkan oleh hukum yang

ditetapkan kemudian

b. Pengecualian hukum yang bersifat umum yang bersifat umum

oleh hukum yang spesifik yang datang kemudian

c. Penjelasan susulan terhadap hukum yang bersifat ambigius

d. Penetapan syarat bagi hukum yang datang kemudian guna

membatalkan atau merebut.

2 Mohammad Gufron, Rahmawati, Ulumul Quran: Praktis dan Mudah, Yogyakarta: Kalimedia,

2017, hal. 63-64 3 Rosihon Anwar, Ulum Al-Quran, Bandung: CV Pustaka Setia, 2007, hal. 166

Page 5: NASAKH NASIKH DAN MANSUKH · 2018. 12. 20. · Al Quran, tentu untuk melakukan hal tersebut terdapat syarat-syarat yang harus kita ketahui. Maka dari itu, harapan kami sebagai pemakalah

4

3. Mansukh

Mansukh merupakan isim maf’ul dari bentuk kata kerja lampau

(fi’il madhi) nasakha, sehingga berarti objeknya. Mansukh (objek

penghapusan) ialah dalil hukum yang dihapus. Mansukh berarti pula

sesuatu yang dihapus, dihilangkan, dipindah, ataupun disalin. Sedangkan

menurut para ulama, mansukh ialah hukum syara’ yang diambil dari dalil

syara’ yang pertama, yang belum diubah dengan dibatalkan dan diganti

dengan hukum dari dalil syara’ baru yang datang kemudian.

B. Syarat-Syarat Terjadinya Nasakh

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam nasakh

diperlukan syarat-syarat. Syarat-syarat tersebut, yaitu :

1. Hukum yang dinasakh (mansukh) berupa hukum syar’i , baik

yang berbentuk perintah ataupun larangan.

2. Hukum dalil yang berfungsi sebagai nasikh harus berasal dari

nash syar’i, sebagaimana hukum pada dalil mansukh.

3. Terdapat dua ayat hukum yang saling bertolak belakang dan

tidak dapat dikompromikan.

4. Harus diketahui secara meyakinkan perurutan turunnya ayat-

ayat tersebut, sehingga yang lebih dahulu ditetapkan sebagai

mansukh, dan yang kemudian sebagai nasikh.4

C. Perbandingan Antara Nasakh dengan Takhsish

Sebagaiman telah dikemukakan sebelumnya, nasakh adalah

membatalkan atau menghapus hukum yang telah diperoleh dari nash yang

datang kemudiannya. Sedangkan takhsish adalah membatasi keumuman

suatu lafal hanya pada bagian-bagiannya.

4 Mohammad Gufron, Rahmawati, Ulumul Quran: Praktis dan Mudah, Yogyakarta: Kalimedia,

2017, hal. 64

Page 6: NASAKH NASIKH DAN MANSUKH · 2018. 12. 20. · Al Quran, tentu untuk melakukan hal tersebut terdapat syarat-syarat yang harus kita ketahui. Maka dari itu, harapan kami sebagai pemakalah

5

Dengan demikian, pembatasan seperti itu tidak benar-benar

mencabut beberapa bagiannya saja harus ditempuh dengan jalan majaz.

Artinya, bahwa kata keumuman adalah subyek pokok bagi setiap bagian

dan setiap bagian itu tidak dapat dibatasi kecuali jika disertai

pengkhususan.5

Bertolak dari pengertian nasakh dan takhsish tersebut di atas,

perbedaan prinsipil antara keduanya bisa dijelaskan sebagai berikut:6

NASAKH TAKHSISH

1. Satuan yang terdapat

dalam nasakh bukan

merupakan bagian satuan

yang terdapat dalam

mansukh.

2. Nasakh adalah

menghapuskan hukum dari

seluruh satuan yang

tercakup dalam dalil

mansukh.

3. Nasakh hanya terjadi

dengan dalil yang datang

kemudian.

4. Nasakh adanya

menghapuskan hubungan

mansukh dalam rentang

waktu yang tidak terbatas.

5. Setelah terjadi nasakh,

seluruh satuan yang

terdapat dalam nasikh

1. Satuan yang terdapat dalam

takhsish merupakan

sebagian dari satuan yang

terdapat dalam lafazh ‘amm.

2. Takhsish adalah merupakan

hukum dari sebagian satuan

yang tercakup dalam dalil

‘amm.

3. Takhsish dapat terjadi baik

dengan dalil yang kemudian

maupun menyertai dan

mendahuluinya.

4. Takhsish tidak

menghapuskan hukum

‘amm sama sekali. Hukum

‘amm tetap berlaku

meskipun sudah

dikhususkan.

5. Setelah terjadi takhsish, sisa

satuan yang terdapat pada

5 Dr. Usman, M.Ag, Ulumul Quran, Yogyakarta: TERAS, 2009, hal. 265 6 Rosihon Anwar, Ulum Al-Quran, Bandung: CV Pustaka Setia, 2007, hal. 167

Page 7: NASAKH NASIKH DAN MANSUKH · 2018. 12. 20. · Al Quran, tentu untuk melakukan hal tersebut terdapat syarat-syarat yang harus kita ketahui. Maka dari itu, harapan kami sebagai pemakalah

6

tidak terikat dengan

hukum yang terdapat

dalam mansukh.

‘amm tetap terikat oleh dalil

‘amm.

D. Macam-Macam Nasakh Beserta Contohnya

Berdasarkan kejelasan & cakupan maknanya, naskh dalam Al Qur’an

dibagi menjadi empat macam yaitu :

1. Nask Sharih, yaitu ayat yang secra jelas menghapus hukum yang terdapat

pada ayat terdahulu. Misalnya ayat tentang perang(qital) pada ayat65 surat

al anfal yang mengharuskan satu orang muslim melawn spuluh orang

kafir:

ض المؤمنين على القتال إن يكن منكم ع رون ش ياأيها النبي حر

ين صابرون يغلبوا مائتين وإن يكن منكم مائة يغلبوا ألفا م ن ال

أنهم قوم ل يفقهونكفروا ب

“Hai Nabi, kobarkanlah semangat para mukmin untuk berperang. Jika

ada dua puluh orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat

mengalahkan dua ratus orang musuh. Dan jika ada seratus orang yang

sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan seribu dari

pada orang kafir, disebabkan orang-orang kafir itu kaum yang tidak

mengerti.”

Ayat ini menurut jumhur ulama di-naskh oleh ayat yang mnegharuskan

satu orang mkmin melaan dua orang kafir pada ayat 66 surat yang sama:

“Sekarang Allah telah meringankan kepadamu dan dia telah mengetahui

bahwa padamu ada kelemahan. Maka jika ada diantaramu seratus orang

yang sabar, niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang

kafir; dan jika diantaramu ada seribu orang (yang sabar), niscaya mereka

akan dapat mengalahkan dua ribu orang, dengan seizin Allah. Dan Allah

beserta orang-orang yang sabar.”

Page 8: NASAKH NASIKH DAN MANSUKH · 2018. 12. 20. · Al Quran, tentu untuk melakukan hal tersebut terdapat syarat-syarat yang harus kita ketahui. Maka dari itu, harapan kami sebagai pemakalah

7

2. Naskh dhimmy, yaitu jika terdapat dua naskh yang saling bertentangan &

tidak di kompromkan, dan keduanya turun untuk sebuah masalah yang

sama,serta menghapusan ayat yang terdahulu.Contohnya ketetapan Allah

yang mewajibkan berwasiat bagi orang-orang yang akan mati dalam surat

al baqarah:180

ى المتقين عروف حقا عل كتب عليكم إذا حضر أحدكم الموت إن ترك خيرا الوصية للوالدين والقربين بالم

“Diwajibkan atas kamu, apabila seorang di antara kamu kedatangan

(tanda-tanda) maut, jika ia meninggalkan harta yang banyak, berwasiat

untuk ibu-bapak dan karib kerabatnya secara ma'ruf, (ini adalah)

kewajiban atas orang-orang yang bertakwa.”

3. Naskh kully ,yaitu menghapus hukum yang sebelumnya secara

keseluruhan.Contohnya,ketentuan ‘idah empat bulan sepuluh hari pada

surat al baqarah:234 di-naskh oleh ketentuan ‘iddah satu tahun pada ayat

240 dalam surat yang sama.

4. Naskh juz’iy,yaitu menghapus hukum umum yang berlaku bagi semua

individu dengan yang hanya berlaku bagi sebagian individu,atau

menghapus hukum yang bersifat muthlak dengan hukum yang

muqoyyadh.Contohnya, hukum dera 80 kali bagi orang yang menuduh

seorang wanita tanpa adanya saksi pada surat An nur: 4, dihapus oleh

ketentuan li’an, yaitu bersumpah empat kali dengan nama Allah,jika

penuduh suami yang tertuduh, pada ayat 6 surat yang sama.

Dilihat dari segi bacaan dan hukumnya, mayoritas ulama membagi naskh

kepada tiga macam yaitu:

1. Penghapusan terhadap hukum (hukm) dan bacaan (tilawah) secara

bersaman. Ayat-ayat yang terbilang kategori ini tidak dibenarkan dibaca

dan tidak dibenarkan diamalakan.

Page 9: NASAKH NASIKH DAN MANSUKH · 2018. 12. 20. · Al Quran, tentu untuk melakukan hal tersebut terdapat syarat-syarat yang harus kita ketahui. Maka dari itu, harapan kami sebagai pemakalah

8

2. Penghapusan terhadap hukumnya saja, sedangkan bacaannya tetap ada.

Contohnya, ajakan para penyembah berhala dari kalangan musyrikin

kepada umat islam untuk saling bergantian dalam beribadah, telah dihapus

oleh ketentuan ayat qital (peperangan).

3. Penghapusan terhadap bacaannya saja, sedangkan hukumnya tetap

berlaku. Contoh kategori ini biasanya diambil dari ayat rajam.

Adapun dari sisi otoritas mana yang lebih berhak menghapus sebuah nash,

para ulama membagi nasakh ke dalam empat macam:

1. Nasakh Al-Quran dengan Al-Quran

2. Nasakh Al-Quran dengan As-Sunnah

3. Nasakh As-Sunnah dengan Al-Quran

4. Nasakh As-Sunnah dengan As-Sunnah7

E. Cara Mengetahui Adanya Nasakh

Pengetahuan tentang nasikh dan mansukh mempunyai fungsi dan

manfaat besar bagi para ahli ilmu, terutama fuqaha, mufasir, dan ahli usul,

agar pengetahuan tentang hukum tidak menjadi kacau dan kabur. Oleh

sebab itu, terdapat banyak asar (perkataan sahabat dan atau tabiin) yang

mendorong agar mengetahui masalah ini. untuk mengetahui nasikh dan

mansukh terdapat beberapa cara:

1. Keterangan tegas dari Nabi atau sahabat.

2. Kesepakatan umat bahwa ayat ini nasikh dan yang itu

mansukh.

3. Mengetahui mana yang terlebih dahulu dan mana yang

kemudian dalam perspektif sejarah.8

7 Rosihon Anwar, Ulum Al-Quran, Bandung: CV Pustaka Setia, 2007, hal. 173-178 8 Drs. Mudzakir AS., Studi Ilmu-Ilmu Quran, Bogor: Litera AntarNusa, 2016, hal. 330-331

Page 10: NASAKH NASIKH DAN MANSUKH · 2018. 12. 20. · Al Quran, tentu untuk melakukan hal tersebut terdapat syarat-syarat yang harus kita ketahui. Maka dari itu, harapan kami sebagai pemakalah

9

F. Pendapat Para Ulama Tentang Nasakh

Sebagaimana telah disebutkan di atas, terdapat perbedaan di

kalangan ulama tentang eksistensi nasakh dalam Al-Quran.

1. Menerima keberadaan nasakh dalam Al-Quran. Pendapat ini

dikemukakan mayoritas ulama. Untuk memperkuat

pendapatnya, mereka mengemukakan argumentasi naqliah dan

aqliah.

2. Menolak keberadaan nasakh dalam Al-Quran. Di antara ulama

yang masuk dalam kelompok ini adalah Abu Muslim Al-

Ashfahani.9

9 Rosihon Anwar, Ulum Al-Quran, Bandung: CV Pustaka Setia, 2007, hal. 169-170

Page 11: NASAKH NASIKH DAN MANSUKH · 2018. 12. 20. · Al Quran, tentu untuk melakukan hal tersebut terdapat syarat-syarat yang harus kita ketahui. Maka dari itu, harapan kami sebagai pemakalah

10

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Nasakh adalah penghapusan atau pembatalan hukum syara’.

Nasikh adalah subyek penghapus.

Mansukh adalah obyek penghapusan.

2. Syarat-syarat terjadinya nasakh:

a. Ada mansukh

b. Ada nasikh

c. Terdapat dua ayat yang saling bertolak belakang

d. Harus diketahui secara meyakinkan perurutan turunnya

ayat-ayat tersebut.

3. Takhsis adalah membatasi keumuman suatu lafal hanya pada

bagian-bagiannya.

4. Macam-macam nasakh:

a. Berdasarkan cakupan

b. Berdasarkan hukum bacaan

c. Berdasarkan otoritas

5. Cara mengetahui adanya nasakh:

a. Keterangan tegas dari Nabi atau sahabat

b. Kesepakatan umat bahwa ayat ini nasikh dan yang itu

mansukh

c. Mengetahui mana yang terlebih dahulu dan mana yang

kemudian dalam perspektif sejarah.

6. Pendapat para ulama tentang nasakh

a. Menerima keberadaan nasakh Al-Quran

b. Menolak keberadaan nasakh dalam Al-Quran

Page 12: NASAKH NASIKH DAN MANSUKH · 2018. 12. 20. · Al Quran, tentu untuk melakukan hal tersebut terdapat syarat-syarat yang harus kita ketahui. Maka dari itu, harapan kami sebagai pemakalah

11

DAFTAR PUSTAKA

Anwar rosihon,Ulum al-Qur’an,Bandung,Pustaka Setia,2008.

Al-Qattan,Manna’ khalil,Studi Ilmu Ilmu Qur’an,Bogor,Litera Nusantara,2016.

Usman,Ulumul Qur’an,Yogyakarta,Teras,2009.

Ghufron Moh.,Ulumul Qur’an,Yogyakarta,Kalimedia,2017.