10
Paper Mata Kuliah Seminar Pemberantasan Korupsi-Bintaro, 2 April 2014 PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI DI FINLANDIA oleh: Moch Reza Agung Yudhalaksana (22) NPM: 134060018326 Semester VII D-IV Akuntansi Kelas BPKP Angkatan II, Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Tangerang Selatan [email protected] Abstrak – Finlandia adalah salah satu negara terbesar di kawasan Eropa Skandinavia. Indeks persepsi korupsi (IPK) Finlandia tahun 2013 berdasarkan hasil survey Lembaga Transparansi Internasional ada pada peringkat ke-3 dunia. Di lain pihak, Indonesia berada pada peringkat ke-114. Ketertinggalan Indonesia terhadap pencegahan dan pemberantasan korupsi di Finlandia tersebut memerlukan kajian mendalam, agar dapat dijadikan bahan untuk meningkatkan prestasi atas pencegahan dan pemberantasan korupsi di Indonesia. Kata Kunci : Korupsi, Finlandia, NBI, NAO, OCRC, NCCP, Helsinski 1. PENDAHULUAN 1) Gambaran Umum Negara Finlandia Finlandia negeri asal Nokia dan Angry Bird ini adalah sebuah negara Republik dengan sistem pemerintahan Semi Presidensil, dengan Presiden sebagai Kepala Negara dan Perdana Menteri sebagai Kepala Pemerintahan. Finlandia yang memiliki luas wilayah 338.424km 2 yang memiliki penduduk berjumlah sekitar 5,5 juta jiwa dan pendapatan per kapita sebesar USD46.000 atau setara Rp527 juta merupakan salah satu negara termaju di dunia. 2) Peringkat Korupsi Finlandia di dunia Kemakmuran dan kemajuan Republik Finlandia tidak terlepas dari komitmen rakyat dan pemerintahannya untuk mencegah dan memberantas korupsi. Hal ini terlihat dari hasil survey Lembaga Transparansi Internasional yang memberikan peringkat ke-3 dunia untuk Finlandia dengan Skor 89 pada tahun 2013. Dengan skor tersebut, Finlandia lebih unggul dari segi pencegahan dan pemberantasan korupsi dibandingkan dengan Indonesia yang bertengger pada peringkat ke-114 dengan skor 32 pada tahun 2013. 3) Tujuan Penulisan Paper Melalui paper ini, penulis mencoba menganalisis upaya pencegahan dan penanganan kasus korupsi di Finlandia sehingga menjadi peringkat ke- 3 dunia sebagai negara terbersih yang bebas dari tindak pidana korupsi sehingga dari analisis tersebut menghasilkan faktor-faktor 1

pemberantasan korupsi di finlandia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

korupsi di finlandia

Citation preview

Page 1: pemberantasan korupsi di finlandia

Paper Mata Kuliah Seminar Pemberantasan Korupsi-Bintaro, 2 April 2014

PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI DI FINLANDIA

oleh:

Moch Reza Agung Yudhalaksana (22)

NPM: 134060018326

Semester VII D-IV Akuntansi Kelas BPKP Angkatan II, Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Tangerang Selatan

[email protected]

Abstrak – Finlandia adalah salah satu negara terbesar di kawasan Eropa Skandinavia. Indeks persepsi korupsi (IPK) Finlandia tahun 2013 berdasarkan hasil survey Lembaga Transparansi Internasional ada pada peringkat ke-3 dunia. Di lain pihak, Indonesia berada pada peringkat ke-114. Ketertinggalan Indonesia terhadap pencegahan dan pemberantasan korupsi di Finlandia tersebut memerlukan kajian mendalam, agar dapat dijadikan bahan untuk meningkatkan prestasi atas pencegahan dan pemberantasan korupsi di Indonesia.

Kata Kunci : Korupsi, Finlandia, NBI, NAO, OCRC, NCCP, Helsinski

1. PENDAHULUAN

1) Gambaran Umum Negara FinlandiaFinlandia negeri asal Nokia dan Angry Bird ini adalah sebuah negara Republik dengan sistem pemerintahan Semi Presidensil, dengan Presiden sebagai Kepala Negara dan Perdana Menteri sebagai Kepala Pemerintahan. Finlandia yang memiliki luas wilayah 338.424km2 yang memiliki penduduk berjumlah sekitar 5,5 juta jiwa dan pendapatan per kapita sebesar USD46.000 atau setara Rp527 juta merupakan salah satu negara termaju di dunia.

2) Peringkat Korupsi Finlandia di duniaKemakmuran dan kemajuan Republik Finlandia tidak terlepas dari komitmen rakyat dan pemerintahannya untuk mencegah dan memberantas korupsi.

Hal ini terlihat dari hasil survey Lembaga Transparansi Internasional yang memberikan peringkat ke-3 dunia untuk Finlandia dengan Skor 89 pada tahun 2013.

Dengan skor tersebut, Finlandia lebih unggul dari segi pencegahan dan pemberantasan korupsi dibandingkan dengan Indonesia yang bertengger pada peringkat ke-114 dengan skor 32 pada tahun 2013.

3) Tujuan Penulisan PaperMelalui paper ini, penulis mencoba menganalisis upaya pencegahan dan penanganan kasus korupsi di Finlandia sehingga menjadi peringkat ke-3 dunia sebagai negara terbersih yang bebas dari

tindak pidana korupsi sehingga dari analisis tersebut menghasilkan faktor-faktor yang dapat ditiru oleh Indonesia dalam rangka melakukan upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi yang sudah mengakar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sehingga menjadi bahaya laten nasional yang harus segera dimusnahkan.

2. PEMBAHASAN

1) Persepsi Tentang Korupsi

Negara Finlandia mendefinisikan korupsi sebagai eksploitasi posisi pengaruh untuk keuntungan pribadi. Hal ini mencakup penyuapan (aktif dan pasif), penggelapan, penyalahgunaan wewenang, dan memperkaya diri dengan kecurangan.

2) Pengaruh Budaya

Terdapat nilai luhur kebudayaan yang menjadi faktor utama pencegahan korupsi di Finlandia, yaitu:(1) Obidience (sikap taat atau patuh terhadap

hukum),(2) Honesty (sikap jujur kepada diri sendiri

dan org lain dimana telah menjadi motto hidup bahwa Honesty is the best policy)

(3) gaya hidup sederhana dan tidak konsumeris.

(4) Keteladanan Pejabat mencerminkan perilaku masyarakat secara umum

1

Page 2: pemberantasan korupsi di finlandia

Paper Mata Kuliah Seminar Pemberantasan Korupsi-Bintaro, 2 April 2014(5) Sektor Swasta menerapkan Best

Practices, Fairness, dan Kejujuran. Para pengusaha di Finlandia meyakini bahwa kepatuhan terhadap peraturan adalah hal utama dalam menjalankan bisnisnya.

3) Sistem Pendidikan

Sistem pendidikan di Finlandia sangat tertata rapi dengan menerapkan prinsip-prinsip sebagai berikut:(1) Kesetaraan kesempatan (equal

opportunities),(2) Pendidikan komprehensif,(3) Kompetensi guru yang tinggi,(4) Pembinaan siswa dan pendidikan khusus

bagi siswa yang membutuhkan perlakuan khusus,

(5) Evaluasi partisipasi dan dorongan pemerintah dan masyarakat terhadap pendidikan,

(6) Sistem pendidikan yang lentur berdasarkan pada penguatan kerja sama seluruh pemangku kepentingan pendidikan di Finlandia;

(7) Pendidikan yang berorientasi pada siswa (student-oriented education),

(8) Prinsip longlife learning.

4) Tata Hukum dan Administrasi Pemerintahan

Hukum Finlandia mengharamkan dan mengkriminalisasi berbagai macam pelanggaran secara spesifik, yang diatur dalam:(1) Konstitusi,(2) Undang-Undang Prosedur Administrasi,(3) UU tentang Keterbukaan Kegiatan

Pemerintah,(4) KUHP,(5) Undang-Undang Anggaran Pendapatan

dan Belanja Negara,(6) UU Akuntansi,(7) UU Auditing dan(8) UU Pengadaan Publik.

Peradilan Finlandia mencakup:(1) Kantor Ombudsman Parlemen,(2) Kanselir Kehakiman(3) Pengadilan administratif(4) Kejaksaan(5) Kepolisian(6) National Bureau of Investigation(7) National Audit Office(8) OCRC(9) NCCP

(10) Financial Supervision Authority

Dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana terdapat pasal-pasal khusus yang mengatur perbuatan-perbuatan pegawai pemerintah yang dikategorikan sebagai melanggar hukum, seperti menerima suap, melakukan pemerasan, menerima suap sebagai anggota parlemen, membocorkan rahasia jabatan, dan melanggar kewajiban jabatan.Kanselir Kehakiman dan Parlemen Ombudsman memonitor tindakan semua pegawai negeri dari tingkat tertinggi ke bawah. Keduanya independen, dengan kewenangan untuk menyelidiki tindakan anggota DPR, menteri dan bahkan kepala negara.Kantor Ombudsman secara khusus memantau pengumuman harta kekayaan.

Konstitusi Finlandia mewajibkan pengisian jabatan publik harus didasarkan pada hukum dengan cara fit and proper test.

Setiap warga negara tidak puas dengan keputusan administratif mengenai hak atau kewajibannya dapat menantang legalitas sebelum pengadilan administratif.

Hak banding tercakup dalam ketentuan administratif Judicial Procedures Act. Undang-undang ini mewajibkan pengadilan administratif untuk memastikan bahwa setiap kasus diperiksa dengan benar. Oleh karena itu, pihak-pihak dalam persidangan biasanya mampu mengejar kasus mereka tanpa bantuan hukum profesional, yang memfasilitasi prosedur banding dan akses ke pemulihan hukum. Administrasi Mahkamah Agung adalah jalan terakhir dalam kasus-kasus administratif.

Finlandia terinspirasi oleh tradisi legalis yang kuat yang ditegakkan oleh persyaratan kualifikasi yang jelas, kewajiban untuk menjelaskan secara terbuka alasan di balik semua keputusan, sistem pemasyarakatan yang efisien, metode investigasi state-of-the-art, serta anggaran, akuntansi dan audit yang modern. Semua ini, didukung oleh akses publik terhadap dokumen resmi dan kebebasan pers, mempermudah pendeteksian pelanggaran. Penggunaan kriteria profesional untuk menyelidiki kejahatan memastikan probabilitas tinggi bahwa pelaku tindak pidana korupsi akan diidentifikasi dan dihukum.

2

Page 3: pemberantasan korupsi di finlandia

Paper Mata Kuliah Seminar Pemberantasan Korupsi-Bintaro, 2 April 2014Kewajiban untuk menjelaskan keputusan publik meningkatkan transparansi dan kepercayaan publik dalam pemerintahan dan menghindari keputusan partisan dan bias. Pengawasan independen dari LSM, pelapor, sistem yang mapan juga membantu mencegah pelanggaran oleh desentralisasi kekuatan pegawai negeri.

Desentralisasi kekuasaan memainkan peran penting dalam meningkatkan efisiensi pemerintah dan menghindari sentralisasi yang berlebihan.

5) Kejaksaan (Valtakunnansyyttäjä)

Kejaksaan berada di bawah Kementerian Kehakiman yang terdiri dari 320 jaksa di kejaksaan distrik dan 13 jaksa di Kejaksaan Agung.

Jaksa distrik berwenang melakukan penyidikan dan penuntutan atas semua jenis kasus kejaksaan. Sedangkan untuk kasus yang berdampak lebih luas seperti korupsi ditangani oleh Jaksa Negara.

6) National Bureau of Investigation (Keskusrikospoliisi)

Biro Nasional Investigasi adalah sebuah lembaga yang berada di bawah naungan Kepolisian Nasional Finlandia. Kepolisian sendiri berada di bawah naungan Kementerian Dalam Negeri Finlandia.

NBI sebagai pusat kegiatan intelijen berfokus pada kejahatan serius dan terorganisir. NBI juga bekerja sama dengan Interpol. Laboratorium Forensik kami bertanggung jawab atas forensik dan investigasi kejahatan adegan di Finlandia

NBI memiliki kewenangan sebagai berikut:(1) Melawan kejahatan internasional dan

terorganisir(2) Memberikan jasa spesialis dalam

memerangi kejahatan(3) Menghasilkan up-to-date dan kesadaran

situasional yang dapat diandalkan terhadap kejahatan dengan penekanan khusus pada kejahatan terorganisir

(4) Memimpin proses pemilihan target dalam kasus-kasus kejahatan serius

(5) Mengembangkan metode untuk memerangi kejahatan.

Sejak tahun 2007, Biro Investigasi Nasional telah mengoperasikan unit anti – korupsi dengan fungsi utamanya adalah untuk

mendeteksi pelanggaran ekonomi. Sumber daya yang ditujukan untuk unit anti - korupsi masih terbatas.

Dalam prakteknya, hanya ada satu petugas yang terletak di National Bureau of Investigation. Fungsi utama dari orang ini adalah untuk menjaga dan memperbarui gambaran situasi nasional dalam hal korupsi, dan untuk mendukung deteksi dan penyelidikan kejahatan yang berkaitan dengan korupsi.

7) National Audit Office (Valtiontalouden tarkastusvirasto)

Pengendalian administratif didesentralisasikan ke berbagai institusi pemerintah dan pencegahan korupsi ditangani oleh beberapa institusi. Hal ini dilakukan karena pemerintahan setempat tidak mempunyai lembaga khusus untuk menangani masalah korupsi. Audit internal pun akhirnya memegang peran penting dalam mencegah korupsi karena kedudukannya yang semi-otonomi dan fungsinya sebagai lembaga penelaah mekanisme pengendalian internal. Di samping itu, di Finlandia juga terdapat The National Audit Office (semacam BPK di Indonesia) yang mandiri. Tugasnya melakukan audit keuangan dan audit kinerja. Masyarakat dapat menyampaikan komplain/ keluhan atas berbagai masalah terkait dengan manajemen keuangan pemerintah, ekonomi publik, atau dugaan penyalahgunaan dana pemerintah.

8) Criminal Investigation of Corruption

Criminal Investigation of Corruption (O.C.R.C.) atau Lembaga Investigasi Korupsi yang didirikan pada tanggal 17 Februari 1998 ini bertugas hanya jika diminta oleh kejaksaan dan tidak dapat bertindak atas inisiatif sendiri.

OCRC bertanggung jawab untuk: (1) Menyelidiki kejahatan yang kompleks

dan serius serta pelanggaran kepentingan publik termasuk korupsi di sektor swasta;

(2) Mendukung brigade polisi peradilan (judicial police) dalam menyelidiki pelanggaran dan kejahatan tersebut;

3

Page 4: pemberantasan korupsi di finlandia

Paper Mata Kuliah Seminar Pemberantasan Korupsi-Bintaro, 2 April 2014(3) mendukung kegiatan dalam kasus

menyelidiki pelanggaran yang dilakukan terkait dengan kontrak pengadaan publik dan subsidi publik. OCRC juga bertugas mengawasi urusan otorisasi, izin, dan persetujuan yang relatif rawan korupsi,

(4) Mengelola dan memanfaatkan dokumentasi khusus dalam mencegah dan melawan korupsi.

9) Dewan Nasional untuk Pencegahan Kejahatan (Rikoksentorjunta/National Council for Crime Prevention)

NCCP juga berperan dalam pencegahan korupsi. NCCP adalah sebuah otoritas di Finlandia yang bertugas mendampingi lembaga negara lain dalam mengembangkan dan melaksanakan pengukuran spesifik dalam aksi pencegahan korupsi.

10)Keterwakilan Wanita di ParlemenStudi Bank Dunia tmenunjukkan korelasi antara keterwakilan perempuan di parlemen dan pos publik terhadap pencegahan korupsi dan budaya pertanggungjawaban. Hal ini menunjukkan pentingnya kesetaraan gender dalam mencegah korupsi.Perempuan berperan penting dalam administrasi publik di Finlandia sejak lama. Pada tahun 1906, Finlandia menjadi negara pertama di dunia yang memberikan hak baik untuk memilih dan mencalonkan diri untuk jabatan terpilih perempuan. 19 anggota parlemen perempuan terpilih dalam pemilihan umum pertama yang diselenggarakan di Finlandia pada tahun berikutnya adalah perintis untuk jenis kelamin mereka di bidang ini di seluruh dunia.Lebih dari sepertiga anggota Parlemen Finlandia dan Dewan Kota adalah perempuan, seperti setengah anggota kabinet saat ini. Menetapkan kuota jender memastikan keterwakilan perempuan yang lebih seimbang di semua tingkat pelayanan publik. Hal ini menjadikan Finlandia sebagai negara dengan tingkat keterwakilan perempuan tertinggi di dunia.

11)National Integrity SystemFinlandia juga membangun Sistem Integritas Nasional. Di Finlandia, Sistem Integritas Nasional mampu menciptakan masyarakat yang bersih, korupsi termasuk suap di sektor bisnis hampir nol. Supremasi hukum benar-benar ditegakkan. Sistem Integritas Nasional

itulah, akhirnya menjadikan Finlandia tidak perlu mengeluarkan banyak keringat birokrasi dan proses produksi dunia usaha berjalan sangat efisien.

12)Indeks-indeks Pengukuran Tingkat Korupsi Berdasar Transparansi Internasional(1) Indeks Persepsi Korupsi peringkat 3 dari

177 negara dengan skor 89 dari 100.(2) Penegakan Konvensi Anti Suap OECD

dengan peringkat “moderat”(3) Pengendalian dan penanganan kasus

korupsi sebesar 98% pada tahun 2010.(4) Indeks Kompetitivitas Dunia dengan

peringkat ke-3 dari 142 negara.(5) Independensi Lembaga Kehakiman

peringkat ke-4 dari 142 negara.(6) Indeks Pembangunan SDM peringkat ke-

22 dari 187 negara.(7) Penegakan Hukum dengan persentase

100%(8) Kebebasan Pers dengan peringkat ke-1

dari 179 negara(9) Kebebasan Bersuara dan Akuntabilitas

dengan persentase 97%.

13)Barometer Korupsi Global

Berdasarkan survey masyarakat terhadap penanganan korupsi di Finlandia, Transparansi Internasional melaporkan bahwa pelaporan penyuapan di Korea hanya sekitar 9% yang diekspos/dilaporkan.

Hanya 36% masyarakat menganggap langkah pemerintah mengatasi korupsi telah efektir.

Sekitar 29% masyarakat menganggap bahwa penanganan korupsi di korea mengalami stagnasi. Sekitar 46% menganggap terjadi peningkatan kasus korupsi, dan 25% menganggap bahwa korupsi menurun.

Berdasarkan survey, bahwa lembaga yang paling korup adalah swasta.

14)Komitmen Pemerintah Finlandia Memberantas Korupsi(1) Menciptakan tata pemerintahan dan tata

administrasi yang baik. Pegawai Negeri diberikan kebebasan untuk menjadi anggota partai, namun tetap menjaga integritas kinerjanya. Ketika terpilih menjadi anggota legislatif, PNS tersebut harus melepaskan jabatannya di pemerintahan selama menjadi anggota legislatif.

(2) Untuk mendorong integritas, Pemerintah Finlandia meninggikan gaji PNS

4

Page 5: pemberantasan korupsi di finlandia

Paper Mata Kuliah Seminar Pemberantasan Korupsi-Bintaro, 2 April 2014sehingga terjadi disparitas yang rendah antara pendapatan sektor swasta dengan pemerintah atau antar sesama PNS itu sendiri. Hal ini dilakukan dalam rangka menghapuskan kesenjangan sosial dan menghapuskan niatan individu untuk melakukan korupsi.

(3) Mewajibkan kota dan daerah agar menegakkan transparansi dalam kontrak publik dengan pengusaha swasta.

(4) Mengaktifkan unit anti - korupsi dari Biro Nasional Investigasi untuk secara efektif mendukung deteksi dan investigasi kejahatan terkait korupsi, dan untuk mengkoordinasikan prosedur anti - korupsi antara lembaga pemerintah.

(5) Koordinasi prosedur anti - korupsi antara lembaga pemerintah

(6) Berpartisipasi dalam kerjasama nasional dan internasional dengan otoritas yang kompeten.

15)Keunggulan Pemberantasan Korupsi Finlandia yang Patut Diteladani

(1) Rasa yang kuat dari aturan hukum

Pejabat publik dan warga menerima begitu saja bahwa hukum harus dan akan diikuti.

(2) Pencegahan konflik kepentingan

Persyaratan umum dan mutlak bahwa tidak ada pejabat publik (atau hakim) dapat berpartisipasi dalam membuat keputusan di mana ia (atau kerabat dekat atau tanggungan) memiliki kepentingan pribadi.

(3) Refendary System

Setiap keputusan harus ditandatangani oleh lebih dari satu institusi/pejabat berwenang.

(4) Kesederhanaan dan transparansi administratif dan hukum

Semua pihak yang berkepentingan dengan keputusan memiliki hak konstitusional untuk didengar oleh otoritas yang tepat, semua keputusan administratif dan peradilan harus dilakukan secara tertulis, dengan alasan substantif dan hukum untuk keputusan jelas ditata, dan instruksi yang diberikan untuk banding.

(5) Pengawasan Publik

Pengawasan publik terhadap kinerja pejabat publik dibudayakan dengan baik.

Siapapun, dimanapun dapat meminta informasi mengenai dokumen yang dimiliki oleh otoritas publik, kecuali pengecualian tertentu yang ditetapkan dalam undang-undang.

(6) Pendidikan dan kesadaran hukum

Warga diberikan informasi tentang hak-hak mereka dan tentang hukum, dan akan berusaha keras untuk memiliki masalah ditangani dengan benar.

(7) e-demokrasi

Sebagian besar, aplikasi dan permintaan dapat disampaikan kepada pihak berwenang secara online.

(8) Birokrasi Peradilan Pro Rakyat

Kemudahan dan keterjangkauan birokrasi dan pengambilan jalur hukum bagi mereka yang percaya bahwa hak-hak mereka telah dilanggar.

16)Contoh Kasus Korupsi di Finlandia

(1) Kebohongan Publik PM Jaatteenmaki

Perdana Menteri (PM) perempuan pertama Finlandia, Anneli Jaatteenmaki harus mundur dari jabatannya bulan Juni 2003 setelah menduduki jabatannya selama 69 hari semenjak pelantikan karena melakukan kebohongan publik terkait kebocoran informasi politik selama kampanye. Jaatteenmaki dituduh telah meminta informasi soal pembicaraan antara PM Paavo Liponnen dan Presiden Amerika Serikat George W. Bush, mengenai isu-isu Irak dan lainnya yang dijadikannya sebagai modal untuk memenangkan pemilu.

Jaatteenmaki berdusta bahwa informasi soal pembicaraan isu Irak itu masuk begitu saja ke faksimilenya. Belakangan diketahui, Jaatteenmaki sengaja meminta informasi tadi dari pihak Kementerian Luar Negeri.

(2) Korupsi Pembangunan

Berdasarkan hasil audit keuangan tahun 2012 pada Kantor Konstruksi Publik Helsinski terdapat 6 orang yang ditangkap karena menerima suap dalam proyek pembangunan Kota Helsinski.

5

Page 6: pemberantasan korupsi di finlandia

Paper Mata Kuliah Seminar Pemberantasan Korupsi-Bintaro, 2 April 2014Mantan Walikota Kota Espoo Marketta Kokkonen, dan Olavi Louko, direktur Espoo Teknis dan Lingkungan Jasa, menerima tuduhan penyuapan terkait dengan perusahaan konstruksi besar di tahun 2010.

(3) Kasus Pajak PLTN

Finlandia kehilangan potensi pajak sebesar 320 juta euro setiap tahun karena masih terbatasnya petugas pemeriksa pajak.

Proyek pembangunan pabrik nuklir Olkiluoto dituduh menyelundupkan pekerja asing tanpa memberitahukan secara jelas untuk menghindari pengenaan pembayaran pajak atas pekerja asing. Controller atau polisi tidak punya akses informasi para pekerja. Setelah pemberitahuan keadaan kerja sering berubah. Selain itu para pekerja asing sering meninggalkan negara itu sebelum kasus pidana dievaluasi. Tenaga Kerja berubah banyak dan orang-orang yang bekerja tidak terdaftar dalam pajak atau register resmi lainnya.

(4) Kasus Suap Koalisi Politik

Direktur Mikko Laaksonen dari Administrasi Pajak menemukan pemilihan perusahaan dana untuk Koalisi Partai Nasional yang salah dikurangi biaya operasional perusahaan di tahun 1980-an. Pada tahun 1979 biaya iklan surat kabar di Helsinki yang dibiayai oleh Anggota Komite Pembangunan.

Mikko Sauli diberitahu (Helsingin Sanomat 2012/11/05) bahwa organisasi pemuda politik memiliki kebiasaan melebih-lebihkan jumlah anggota mereka untuk memiliki lebih banyak dukungan keuangan negara. Semua partai besar menolak untuk memberikan daftar anggota mereka untuk otoritas pengendalian. Hal tersebut adalah ilegal.

Partai-partai politik telah mengendalikan kebijakan. Dukungan negara itu pada tahun 2012 terbesar bagi Partai Centre € 670.000 dan Koalisi Partai Nasional € 657.000.

Ilkka Kanerva Nasional Koalisi Partai dihukum pada bulan April 2012 karena menerima suap. Dia mengundurkan diri dari dewan Turku pada Mei 2012.

(5) Penggelapan Pajak dan Suap Salora

Pada tahun 1977 terjadi penggelapan pajak dan kasus suap. TV Nurmi dan Salora menjual televisi di nilai FMK 6 juta yang tidak dicatat dalam prosedur akuntansi selama 1970-1975. Dalam Imatra memulai sebuah pabrik baru Valco (biaya pembangunan FMK 265 juta) pada tahun 1978, yang mengalami kebangkrutan setelah dua tahun. Politisi dituduh menerima suap dari Salora (TV dan peralatan stereo). Tak satu pun dari politisi terkemuka divonis di pengadilan, tapi Koalisi Partai Sosial Demokrat hilang dalam pemilu berikutnya karena menerima (selain RKP, Liberal dan politisi partai pusat) dari Salora. Bror Wahlroos, ayah dari Björn Wahlroos, dituduh menerima peralatan audio stereo nilai FMK 2 ribu. Dia didenda sebesar FMK 3 ribu.

Kepala direktur Salora dihukum karena suap lima menteri, dua sekretaris jenderal, satu gubernur dan 30 petugas pajak. Dipenjara selama 3,5 tahun.

3. SIMPULAN

Korupsi di Finlandia sangat jarang terjadi disebabkan etika budaya yang menjunjung tinggi nilai kejujuran dan integritas.

Selain itu pemerintah berkomitmen kuat dalam hal pemberantasan korupsi.

Efektivitas kinerja dan kerja sama antar lembaga penegak hukum yang sinergis seperti kejaksaan, kepolisian, kehakiman, OCRC, NAO, NCCP menjadi faktor penting dalam penanganan kasus korupsi secara tuntas dan lugas.

DAFTAR REFERENSI

[1] Komisi Pemberantasan Korupsi. 2006. Memahami Untuk Membasmi: Buku Saku Untuk Memahami Tindak Pidana Korupsi. Jakarta: Komisi Pemberantasan Korupsi.

[2] Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. 2013. Petunjuk Pelaksanaan Sosialisasi Program Anti Korupsi Tahun 2013. Jakarta: BPKP.

[3] http://www.transparency.org/country#FIN_DataResearch

6

Page 7: pemberantasan korupsi di finlandia

Paper Mata Kuliah Seminar Pemberantasan Korupsi-Bintaro, 2 April 2014[4] http://en.wikipedia.org/wiki/

Corruption_in_Finland

[5] http://en.wikipedia.org/wiki/Finland

[6] http://yle.fi/uutiset/finland_slips_in_corruption_index/6965697

[7] http://www.envio.org.ni/articulo/3255

[8] http://www.icac.org.hk/newsl/issue29eng/button3.htm

[9] http://www.vksv.oikeus.fi/en/index.html

[10] http://blog.transparency.org/2011/12/07/what-makes-new-zealand-denmark-finland-sweden-and-others-“cleaner”-than-most-countries/

[11] http://www.poliisi.fi/poliisi/krp/home.nsf/pages/5A23874F6668B910C225702F0023A86E?Opendocument

[12] http://www.rikoksentorjunta.fi/en/Etusivu/Neuvosto

[13] Joutsen, Matti; Keranen, Juha.2009.Ministry of Justice: Corruption and The Prevention of Corruption in Finland.Helsinski:Keili Oy

[14] European Commission.2014.Annex Finland to the EU Anti-Corruption Report.Brussel: European Commission

[15] GRECO. 2013. Evaluation Report-Finland-Corruption Prevention in Respect of Members of Parliament, Judges, and Prosecutors. Strasbourg:GRECO.

7