13
POSTMODERNISME SUMBER Dominiq Strinati. 2004. An Introduction to Theories of Popular Culture.

Ppt 11 postmodernisme

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Ppt 11 postmodernisme

POSTMODERNISME

SUMBERDominiq Strinati. 2004. An Introduction to Theories of

Popular Culture.

Page 2: Ppt 11 postmodernisme

KONSEP POSTMODERNISME

• Postmodernisme, secara etimologis berasal dari kata Post-modern-isme. Post dapat diartikan setelah, Isme diartikan sebuah faham. Jadi, postmodernisme dapat diartikan sebagai sebuah faham yang berkembang setelah masa modern.

• Konsep postmodernisme lebih menekankan pada emosi daripada rasio, media daripada isi, tanda daripada makna, kemajemukan daripada penunggalan, kemungkinan daripada kepastian, permainan daripada keseriusan, keterbukaan daripada pemusatan, lokal daripada universal, fiksi daripada fakta, estetika daripada etika, dan narasi daripada teori

Page 3: Ppt 11 postmodernisme

• Postmodernisme merupakan sebuah konsep yang dikembangkan oleh Dominic Strinati dalam kajian budaya populer. Konsep ini digunakan untuk menggambarkan dan menganalisis aspek penting dalam kebudayaan kontemporer atau budaya masa kini.

• Dalam konsep postmodernisme, keterkaitan antara media massa dan budaya sangat erat. Keduanya tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lainnya karena keduanya mempunyai kepentingan yang saling menguntungkan.

Page 4: Ppt 11 postmodernisme

KARAKTERISTIK POSTMODERNISME

• Runtuhnya batasan antara kebudayaan dan masyarakat, dimana budaya tidak lagi ‘agung’ karena media massa sudah merefleksikannya dalam dunia sosial masyarakat. Artinya media massa menjadi cermin realitas sosial. Exp: budaya konsumsi

• Penekanan pada gaya daripada substansi. Singkatnya dalam budaya populer pencitraan lebih penting daripada nilai manfaat.

• Runtuhnya batasan kebudayaan tinggi dengan budaya populer, dimana masyarakat tidak lagi bisa membedakan karya seni dengan karya populer.

Page 5: Ppt 11 postmodernisme

• Kekacauan antara ruang dan waktu, disebabkan karena teknologi yang berkembang pesat. Masyarakat seringkali dibuat bingung dengan konsep ‘kekinian’ dan ‘keakanan’.

• Memudarnya META-NARATIVES, dalam hal ini budaya populer telah melonggarkan batasan nilai agama, ilmu pengetahuan, dan seni, sehingga masyarakat tidak tahu lagi apa yang menjadi pijakan hidupnya.

• Semakin kuatnya hiperealitas media yang dikuasai oleh dua hal, yaitu kekuatan politik dan kekuatan ekonomi. Hal ini menyebabkan media massa menjadi mudah untuk direkayasa sesuai dengan keinginan para pemilik modal.

Page 6: Ppt 11 postmodernisme

CIRI-CIRI POSTMODERNISME

1. Uang dianggap sangat penting bukan hanya digunakan sebagai alat tukar melainkan juga sebagai simbol bagi pemiliknya.

2. Budaya yang cenderung mengeksploitasi kesenangan daripada manfaatnya.

3. Memudarnya kepercayaan pada agama yang dianutnya.4. Meledaknya industri media massa yang menjelma menjadi

“Tuhan” yang menentukan kebenaran.5. Munculnya radikalisme etnis dan agama sebagai reaksi dari

kekuatan media massa.

Page 7: Ppt 11 postmodernisme

6. Semakin kuatnya perkotaan sebagai pusat kebudayaan dibandingkan pedesaan yang dianggap daerah pinggiran.

7. Semakin terbukanya peluang bagi pelbagai kelas sosial atau kelompok minoritas untuk mengemukakan pendapat secara lebih bebas dan terbuka.

8. Bahasa yang digunakan seringkali tidak memiliki kejelasan makna sehingga terdengar ambigu.

9. Hilangnya batas antara seni dan kehidupan sehari-hari karena orang seringkali mengatasnamakan “seni” sebagai pembiasaan.

Page 8: Ppt 11 postmodernisme

BUDAYA POSTMODERNISME

BUDAYA KAPITALIS• Budaya kapitalis muncul sebagai akibat dari meledaknya

industri media massa.• Pemilik modal lebih suka menanamkan modalnya diindustri

media massa karena keuntungan lebih menggiurkan, seperti menjadi sponsor atau partnership.

• Adanya monopoli pemilik modal sebagai penentu keberlangsungan konten media massa.

• Iklan menjadi lahan “eksklusif” bagi pemilik modal karena media massa akan selalu bergantung pada hal tersebut.

Page 9: Ppt 11 postmodernisme

KRISIS DALAM BUDAYA KAPITALIS

Page 10: Ppt 11 postmodernisme

BUDAYA KONSUMSI• Objek-objek konsumsi menjadi bagian internal pada diri

seseorang. Sehingga sangat berpengaruh dalam pembentukan dan pemahaman konsep diri, seperti ketika seorang remaja dianggap “gaul” maka remaja itu harus berpenampilan mengikuti tren saat itu.

• Saat ini objek konsumsi mampu menentukan prestise, status dan simbol-simbol sosial tertentu bagi pemakainya. orang cenderung menilai dan mengenali seseorang dari penempilan luarnya, apa yang dikenakannya, aksesorisnya—mulai dari tas, sepatu, kacamata, dsb.

• Barang-barang bermerek merupakan simbol sosial yang menunjukkan kelas dan status seseorang yang tinggi dan cenderung eksklusif.

Page 11: Ppt 11 postmodernisme

TRAVELING N’ SHOPPING

Page 12: Ppt 11 postmodernisme

• Pada era postmodernisme banyak sekali kelompok-kelompok sosial yang terbentuk berdasarkan konsumsi terhadap produk tertentu.

• Tren yang berkembang ini adalah membangun fanatisme konsumen melalui inklusi konsumen dalam komunitas tertentu.

• Dalam komunitas, sense of belonging anggota terhadap produk tertentu akan meningkat sehingga mereka menjadi fanatik terhadap produk tersebut sebagai wujud loyalitas terhadap komunitasnya.

• Tidak sampai disitu, saat ini hampir setiap produk yang dipasarkan sudah memiliki komunitas tersendiri sehingga para produsen bisa mengikuti tren pasar.

Page 13: Ppt 11 postmodernisme

GADGET