Upload
imid-hapsari
View
2.217
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Makalah tentang protein dan lemak, ditulis oleh mahasiswa jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat dari Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Malang pada matakuliah Dasar Gizi. Menjelaskan ciri-ciri, klasifikasi, fungsi, kebutuhan, dan sumber protein
Citation preview
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
yang dibina oleh Bu. Anny Martiningsih
Firdausi Nuzula
Fitriyatul Khoir
Hamidah Indrihapsari
Hanida Hanik Wahyunijati
Heri Susanto
Indara Tri
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
PROTEIN DAN LEMAK
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Dasar-Dasar Gizi
yang dibina oleh Bu. Anny Martiningsih
oleh:
Firdausi Nuzula (130612607869)
Fitriyatul Khoir (130612607895)
Hamidah Indrihapsari (130612607876)
Hanida Hanik Wahyunijati (130612607829)
Heri Susanto (130612607838)
Indara Tri (130612607839)
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
Februari 2014
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB 1. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG .................................................................................... 1
1.2 RUMUSAN MASALAH ............................................................................... 2
1.3 TUJUAN ......................................................................................................... 2
BAB 2. PEMBAHASAN ........................................................................................ 3
2.1 PROTEIN ....................................................................................................... 3
2.1.1 Ciri Khas Protein ..................................................................................... 3
2.1.2 Klasifikasi Protein ................................................................................... 4
2.1.3 Sumber Protein ...................................................................................... 10
2.1.4 Kebutuhan Protein ................................................................................ 11
2.1.5 Fungsi Protein ....................................................................................... 12
2.2 LEMAK ........................................................................................................ 13
2.2.1 Ciri Khas Lemak ................................................................................... 14
2.2.2 Klasifikasi Lemak ................................................................................ 14
2.2.3 Sumber Lemak ..................................................................................... 16
2.2.4 Kebutuhan Lemak ................................................................................ 18
2.2.5 Fungsi Lemak ....................................................................................... 18
BAB 3. PENUTUP ................................................................................................ 20
3.1 KESIMPULAN ............................................................................................ 20
3.2 SARAN ......................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Zat gizi merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi agar dapat
melaksanakan berbagai aktivitas. Zat gizi sangat diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan energi, metabolisme tubuh, menjaga daya tahan tubuh terhadap
penyakit, membentuk sel-sel tubuh yang telah rusak, dan berbagai fungsi lain
yang sangat vital bagi tubuh.
Protein dan lemak merupakan bagian dari zat gizi yang juga berperan
penting dalam memelihara tubuh manusia. Sebagai sumber kebutuhan energi
setelah karbohidrat, protein dan lemak juga sangat diperlukan untuk membangun
dan memelihara berbagai komponen dalam tubuh, dan lain-lain.
Protein dan lemak merupakan zat yang kompleks sehingga dibutuhkan
proses metabolisme yang cukup rumit agar protein dan lemak dalam makanan
dapat diserap oleh tubuh. Selain itu, protein dan lemak juga memiliki klasifikasi
yang cukup banyak dan rumit karena kekompleksannya.
Meskipun kebutuhan protein dan lemak tergolong sedikit bila dibandingkan
dengan karbohidrat, namun pemenuhan kebutuhan protein dan lemak di Indonesia
masih cenderung kurang. Hal ini dapat dikarenakan oleh banyak hal, misalnya
faktor ekonomi, maupun budaya dan kebiasaan. Masyarakat Indonesia pada
umumnya mengonsumsi karbohidrat lebih banyak daripada yang seharusnya dan
cenderung kurang dalam konsumsi protein dan lemak. Padahal konsumsi zat gizi
ini haruslah sesuai dengan yang sudah ditetapkan, demi menjaga kesehatan tubuh.
Namun banyak orang yang menganggapnya sepele yang pada akhirnya akan
menambahkan jumlah risiko penyakit yang akan diderita.
Oleh karena itulah, kami menyusun makalah ini, guna menjelaskan secara
detail tentang protein dan lemak, juga untuk menjabarkan berbagai fungsinya
dalam tubuh. Selain itu kami juga akan menjelaskan betapa pentingnya kebutuhan
protein dan lemak serta keseimbangan konsumsi protein dan lemak yang
dianjurkan demi menjaga kesehatan tubuh dan mengurangi risiko penyakit yang
diderita.
2
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apakah ciri khas protein dan lemak?
2. Apa sajakah klasifikasi protein dan lemak?
3. Darimana sajakah protein dan lemak dapat diperoleh?
4. Seberapa besar kebutuhan protein dan lemak sehari-hari?
5. Apakah fungsi protein dan lemak?
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui ciri khas protein dan lemak.
2. Untuk mengetahui klasifikasi protein dan lemak.
3. Untuk memahami sumber protein dan lemak.
4. Untuk mengetahui besar kebutuhan protein dan lemak sehari-hari.
5. Untuk memahami fungsi protein dan lemak.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PROTEIN
Istilah protein berasal dari kata Yunani yaitu proteos, yang berarti yang
utama atau yang didahulukan. Kata ini diperkenalkan oleh seorang ahli kimia
Belanda, Gerardus Mulder (1802-1880), karena ia berpendapat bahwa protein
adalah zat yang paling penting dalam setiap organisme.
Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian terbesar
penyusun tubuh setelah air. Seperlima bagian tubuh adalah protein, setengahnya
berada di otot, seperlimanya di dalam tulang dan tulang rawan, sepersepuluhnya
berada di dalam kulit, dan selebihnya di dalam jaringan lain dan cairan tubuh.
Semua enzim, hormon, pengangkut zat gizi dan darah, matriks interseluler dan
sebagainya adalah protein. Disamping itu asam amino yang membentuk protein
bertindak sebagai prekursor sebagian koenzim, hormon,asam nukleat, dan
molekul-molekul yang esensial untuk kehidupan.
Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein
lain berperan dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya protein yang
membentuk batang dan sendi sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem kekebalan
(imun) sebagai antibodi, sistem kendali dalam bentuk hormon, sebagai komponen
penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam transportasi hara. Sebagai salah satu
sumber gizi, protein berperan sebagai sumber asam amino bagi organisme yang
tidak mampu membentuk asam amino tersebut (heterotrof).
2.1.1 Ciri Khas Protein
Protein adalah molekul makro yang mempunyai berat molekul antara lima
ribu hingga beberapa juta. Protein terdiri atas rantai-rantai panjang asam amino,
yang terikat satu sama lain dalam ikatan peptida. Asam amino terdiri atas unsur C
(Karbon), H (Hidrogen), O (Oksigen), dan N (Nitrogen), beberapa asam amino
juga mengandung P (Fosfor), Fe (Besi), I (Iodium), dan Co (Kobalt). Unsur
nitrogen adalah unsur utama protein karena terdapat dalam semua protein tetapi
4
tidak terdapat pada karbohidrat dan lemak. Unsur nitrogen merupakan penyusun
16% dari keseluruhan berat protein.
Protein merupakan salah satu dari biomolekul raksasa, selain polisakarida,
lipid, dan polinukleotida, yang merupakan penyusun utama makhluk hidup. Selain
itu, protein merupakan salah satu molekul yang paling banyak diteliti dalam
biokimia. Protein ditemukan oleh Jöns Jakob Berzelius pada tahun 1838.
Molekul protein lebih kompleks dari pada karbohidrat dan lemak dalam hal
berat molekul dan kanekaragaman unit-unit asam amino yang membentuknya.
Secara umum protein tersusun oleh 20 macam asam amino. Molekul protein
biasanya mengandung kira-kira 500 asam amino yang tergabung bersama dengan
ikatan peptida. Setiap molekul asam amino mengandung paling sedikit sebuah
gugus amino (NH2) dan sekurang-kurangnya sebuah gugus asam (COOH). Hal
tersebut menyebabkan asam amino dapat bersifat asam atau basa.
Pada umumnya asam amino yang diisolasi dari protein dihidroksilat alfa-
asam amino, yaitu guguskarboksil dan amino terikat pada atom karbon yang sama.
Yang membedakan asam amino satu sama lain adalah rantai cabang atau gugus
–R nya.
Pada umumnya, protein akan terkoagulasi atau menggumpal jika dipanaskan.
Hal ini karena suhu yang tinggi akan membuat ikatan-ikatan kimia dalam protein
berubah. Sifat koagulasi tersebut bersifat irreversible atau tidak bisa kembali.
Selain itu, protein juga akan terkoagulasi jika berubah keasamannya. Misalnya,
susu yang ditambahkan asam bakteri susu yang kemudian akan memfermentasi
laktosa, akan menghasilkan asam laktat. Keasaman menyebabkan protein susu
(kasein) terkoagulasi. Enzim rennin juga dapat mengkoagulasi protein, garam
tertentu seperti natrium klorida juga bisa mengkoagulasi protein.
2.1.2 Klasifikasi Protein
Klasifikasi protein tergolong cukup banyak dan rumit. Hal ini karena protein
tergolong zat yang sangat kompleks serta memiliki berbagai sifat dan ciri khas
yang berbeda dari zat gizi lainnya. Keanekaragaman unit-unit asam amino
penyusunnya juga sangat banyak sehingga menambah klasifikasi yang ada.
5
Klasifikasi protein berdasarkan kelarutannya, yaitu:
a. Albumin: protein yang larut dalam air dan garam. Tidak mempunyai
asam amino khusus.
b. Globulin: sedikit larut dalam air tetapi larut dalam air garam. Tidak
mempunyai asam amino khusus.
c. Protamin: larut dalam 70% sampai 80% etanol tetapi tidak larut dalam
air dan etanol absolut. Kaya akan arginin.
d. Histon: larut dalam air garam.
Protein juga diklasifikasikan berdasarkan bentuknya secara umum. Dibagi
menjadi tiga kelompok, yakni bentuk serabut (fibrous), globular, dan konjugasi.
Protein bentuk serabut: protein jenis ini terdiri atas beberapa rantai
peptida berbentuk spiral yang terjalin satu sama lain oleh ikatan
disulfida sehingga menyerupai batang yang kaku. Dalam protein fibrosa
ini biasanya terdapat susunan teratur dan molekul-molekulnya tersusun
rapat. Protein ini biasanya tidak larut dalam air, tahan terhadap enzim
pencernaan. Protein ini terdapat dalam unsur-unsur struktur tubuh.
Contohnya, kolagen, elastin, keratin, miosin, gluten.
Protein globular: protein globular berbentuk bola,terdapat dalam cairan
jaringan tubuh. Protein ini larut dalam larutan garam dan asam
encer,mudah berubah di bawah pengaruh suhu, garam serta mudah
mengalami denaturasi. Contoh protein globular adalah insulin, albumin,
globulin plasma, kasein, histon, protamin.
Protein konjugasi: protein konjugasi adalah protein sederhana yang
terikat dengan bahan-bahan nonasam amino. Gugus nonasam amino ini
dinamakan gugus prostetik. Contoh jenis protein ini adalah
nukleoprotein, lipoprotein, fosfoprotein, metaloprotein.
Protein juga diklasifikasikan berdasarkan strukturnya, yaitu:
Ada 4 struktur protein antara lain ;
1) Struktur Primer
Struktur primer adalah rantai polipeptida. Struktur primer protein
di tentukan oleh ikatan kovalen antara residu asam amino yang berurutan
yang membentuk ikatan peptida.
sebagai rumus bangun yang biasa di tulis untuk senyawa organik.
2) Struktur Sekunder
Struktur sekunder ditentukan ol
lipatan, atau gulungan yang mempengaruhi sifat dan kemungkinan jumlah
protein yang dapat dibentuk.
antara atom O dari gugus karbonil ( C=O) dengan atom H dari gugus
amino ( N-H ) dalam satu rantai peptid
konfirasi spiral yang disebut struktur
3) Struktur tersier
Struktur tersier ditentukan oleh ikatan tambahan antara gugus R
pada asam-asam a
membentuk struktur kompak dan padat suatu protein.
4) Struktur kuarte
Struktur kuartener
rantai polipeptida atau
struktur primer, sekunder, tersier membentuk satu molekul pro
besar dan aktif secara biologis.
Gambar 1
ng membentuk ikatan peptida. Struktur primer dapat di gambarkan
sebagai rumus bangun yang biasa di tulis untuk senyawa organik.
Struktur Sekunder
Struktur sekunder ditentukan oleh bentuk rantai asam amino : lurus,
lipatan, atau gulungan yang mempengaruhi sifat dan kemungkinan jumlah
protein yang dapat dibentuk. Struktur ini terjadi karena ikatan hydrogen
antara atom O dari gugus karbonil ( C=O) dengan atom H dari gugus
H ) dalam satu rantai peptida, memungkinkan terbentuknya
konfirasi spiral yang disebut struktur helix.
Struktur tersier
Struktur tersier ditentukan oleh ikatan tambahan antara gugus R
asam amino yang memberi bentuk tiga di
struktur kompak dan padat suatu protein.
Struktur kuartener
Struktur kuartener adaalah susunan kompleks yang terdiri dari dua
rantai polipeptida atau lebih, yang setiap rantainya ber
struktur primer, sekunder, tersier membentuk satu molekul pro
besar dan aktif secara biologis.
Gambar 1. Jenis protein berdasarkan strukturnya
6
Struktur primer dapat di gambarkan
sebagai rumus bangun yang biasa di tulis untuk senyawa organik.
eh bentuk rantai asam amino : lurus,
lipatan, atau gulungan yang mempengaruhi sifat dan kemungkinan jumlah
Struktur ini terjadi karena ikatan hydrogen
antara atom O dari gugus karbonil ( C=O) dengan atom H dari gugus
, memungkinkan terbentuknya
Struktur tersier ditentukan oleh ikatan tambahan antara gugus R
mino yang memberi bentuk tiga dimensi sehingga
adaalah susunan kompleks yang terdiri dari dua
lebih, yang setiap rantainya bersama dengan
struktur primer, sekunder, tersier membentuk satu molekul protein yang
7
Klasifikasi protein juga ditentukan oleh rantai-rantai penyusunnya yakni
asam amino. Klasifikasi asam amino juga dibedakan dalam beberapa macam
klasifikasi.
Klasifikasi yang paling umum adalah klasifikasi asam amino berdasarkan
kemampuan tubuh mensistesis asam amino tersebut. Klasifikasi ini ditemukan
oleh Dr. William Rose. Dibedakan menjadi asam amino essensial dan asam amino
nonessensial.
a. Asam amino essensial merupakan asam amino yang harus dipenuhi
tubuh dan berasal dari luar tubuh, artinya tubuh tidak dapat mensistesis
asam amino tersebut sendiri sehingga membutuhkan makanan dari luar
untuk dapat memenuih kebutuhan asam amino tersebut. Yang termasuk
asam amino essensial pada manusia yaitu histidin, isoleusin, leusin,
lysin, metionin, phenylalanin, threonin, tryptophan, dan valin.
b. Asam amino nonessial adalah asam amino yang dapat disisntesis sendiri
oleh tubuh manusia. Belakangan ini diketahui bahwa asam amino
nonessensial dibagi menjadi dua yaitu asam amino nonessensial tidak
bersarat dan bersarat. Asam amino nonessensial tidak bersarat adalah
asam amino yang dapat disintesis aminase reduktif asam keton atau
melalui transaminase, yang termasuk asam amino ini adalah glutamat,
alanin, aspartat, dan glutamin. Sedangkan asam amino nonessensial
bersyarat adalah asam amino yang disintesis dari asam amino lain yang
dilakukan oleh transaminase sederhana, yang termasuk asam amino ini
adalah prolin, serin, arginin, tirosin, sistein, trionin, dan glisin.
Klasifikasi asam amino juga didasarkan menurut jumlah gugus asam
(karboksil) dan basa (amino). Dibagi menjadi :
Asam amino netral: terdiri atas asam amino alifatik (glisin, alanin, valin,
leusin, isoleusin), asam amino dengan rantai cabang karboksil (serin,
treonin), asam amino dengan rantai cabang aromatik (fenilalanin,
tirosin, triptofan), asam amino dengan rantai cabang yang mengandung
sulfur (sistein dan metionin).
8
Asam amino asam, yang termasuk asam amino asam adalah asam
aspartat, asam glutamat, aspargin serta glutamin.
Asam amino basa, yang termasuk asam amino basa adalah lisin, arginin,
histidin, dan ornitin.
Tabel 1. Pengelompokan Asam Amino Menurut Jumlah Gugus Amino dan
Gugus Karboksil
Nama Singkatan Rumus
A. Asam amino dengan sebuah gugus amino dan karboksil (Netral)
1. Glisin Gly H CH CO2H
NH2
2. Alanin Ala CH CO2H
NH2
CH3
3. Valin Val CH CO2H
NH2
CH
CH3
CH3
4. Leusin Leu CH3 CH CH2 CH CO2H
NH2CH3
5. Isoleusin Ile* CH3 CH2 CH CH CO2H
NH2CH3
6. Serin Ser CH2 CH CO2H
NH2OH
7. Treonin Thr* CH CH CO2H
NH2OH
CH3
8. Sistein Cys CH2 CH CO2H
NH2SH
9
9. Metionin Met* CH3S CH2 CH2 CH CO2H
NH2
10. Prolin Pro NH
CO2H
11. Fenilalanin Phe* CH2 CH CO2H
NH2
12. Tirosin Tyr CH2 CH CO2H
NH2
HO
13.Triptofan Trp*
HN
CH2
CH CH2N
O
OH
B. Asam amino dengan sebuah gugus amino dan dua buah gugus karboksil
(Asam)
14. Asam aspartat Asp CH2 CHHOOC COOH
NH2
15. Asam glutamat Glu CH2 CH2HOOC CH COOH
NH2
16. Asparagin Asn NH2 CH C
O
OHCH2
C
OHO
10
17. Glutamin Gln NH2 CH C
O
OHCH3
C. Asam amino dengan sebuah gugus karboksil dan dua buah gugus amino
(Basa)
18. Lisin Lys* CH2CH2CH2CH2 CH
NH2
CO2H
NH2
19. Arginin Arg NH2 CH C
O
OHCH2
CH2
CH2
NH
C NH
NH2
20. Histidin His
NH
N
CH2
CH CH2N
O
OH
2.1.3 Sumber Protein
Protein dapat diperoleh dalam beberapa bahan makanan. Sumber dari
protein dibedakan menjadi dua, yakni sumber protein hewani dan nabati. Sumber
protein hewani adalah sumber protein yang berasal dari hewan, sedangkan
sumber protein nabati adalah sumber protein yang berasal dari tumbuhan.
Sumber protein hewani merupakan sumber protein yang baik, dalam jumlah
maupun mutu, beberapa sumber protein hewani adalah telur, susu, daging, ikan,
dan lain sebagainya. Protein hewani pada umumnya memiliki susunan asam
amino yang paling sesuai untuk kebutuhan manusia, dianjurkan sepertiga dari
kebutuhan protein berasal dari protein hewani. Meskipun bahan protein hewani
11
kaya akan protein, akan tetapi prosentase konsumsi di Indonesia masih tergolong
sedikit jika dibandingkan dengan konsumsi protein nabati. Hal ini karena
mayoritas harga bahan makanan yang merupakan sumber protein hewani berharga
cukup mahal.
Sumber protein nabati merupakan kacang kedelai dan hasilnya seperti tahu,
tempe, serta kacang-kacangan lain. Kacang kedelai merupakan sumber protein
nabati yang memiliki mutu tinggi.
2.1.4 Kebutuhan Protein
Kebutuhan protein menurut FAO/WHO/UNU adalah konsumsi yang
diperlukan untuk mencegah kehilangan protein tubuh dan memungkinkan
produksi protein yang diperlukan dalam masa pertumbuhan, kehamilan, atau
menyusui.
Angka Kecukupan Protein (AKP) orang dewasa menurut hasil penelitian
keseimbangan nitrogen adalah 0,75 gram/kg berat badan, berupa protein patokan
tinggi yaitu protein telur. Angka ini dinamakan safe level of intake.
Tabel 2. Angka kecukupan protein yang dianjurkan (per orang per hari)
Golongan Umur Berat Badan (kg) Tinggi Badan (cm) Protein (g)
0 – 6 bulan 5,51 60 12
7 – 12 bulan 8,5 71 15
1 – 3 tahun 12 90 23
4 – 6 tahun 18 110 32
7 – 9 tahun 24 120 37
Pria
10 – 12 tahun 30 135 45
13 – 15 tahun 45 150 64
16 – 19 tahun 56 160 66
20 – 45 tahun 62 165 55
46 – 59 tahun 62 165 55
≥ 60 tahun 62 165 55
12
Wanita
10 – 12 tahun 35 140 54
13 – 15 tahun 46 153 62
16 – 19 tahun 50 154 51
20 – 45 tahun 54 156 48
46 – 59 tahun 54 154 48
≥ 60 tahun 54 154 48
Hamil + 12
Menyusui 0 – 6 bulan + 16
Menyusui 7 – 12
bulan
+ 12
Sumber: Widya Pangan dan Gizi,1998.
Angka Kecukupan Protein dipengaruhi oleh mutu protein hidangan yang
dinyatakan dalam Skor Asam Amino (SAA), daya cerna protein (DP) dan berat
badan seseorang. Cara menaksir angka kecukupan protein adalah sebagai berikut:
100 X 100
SAA X DP
2.1.5 Fungsi Protein
Protein memiliki banyak sekali fungsi dalam membangun dan memelihara
tubuh. Diantara beberapa fungsi protein adalah sebagai berikut:
1. Sebagai biokatalisator (enzim).
2. Sebagai protein transport contohnya hemoglobin mengangkut oksigen
dalam eritrosit, mioglobin mengangkut oksigen dalam otot. Ion besi
diangkut dalam plasma darah oleh transferin dan disimpan dalam hati
sebagai kompleks dengan feritin.
3. Sebagai pengatur pergerakan. Protein merupakan komponen utama daging.
Gerakan otot terjadi karena ada dua molekul (aktin dan miosin) protein
yang saling bergeseran. Pergerakan silia dan flagela pada organisme
protista akibat dari protein tubulli pada organel tersebut.
AKP = Tarif Suapan Terjamin x Berat badan
13
4. Sebagai penunjang mekanis. Kekuatan dan daya tahan robek kulit dan
tulang disebabkan adanya kolagen. Pada persendian ada elastin. Pada kuku,
bulu rambut ada protein keratin.
5. Pertahanan tubuh dalam bentuk antibodi. Suatu protein khusus yang
mengikat benda asing yang masuk kedalam tubuh seperti virus, bakteri
dan lain lain.
6. Sebagai media perambatan impuls saraf. Protein ini biasanya berbentuk
reseptor misalnya rodopsin suatu protein yang bertindak sebagai reseptor
atau penerima warna atau cahaya pada sel sel mata.
7. Sebagai pengendalian pertumbuhan. Protein bekerja sebagai reseptor yang
dapat mempengaruhi fungsi bagian bagian DNA yang mengatur sifat dan
karakter.
2.2 LEMAK
Lemak merupakan salah satu kandungan utama dalam makanan, dan
penting dalam diet karena beberapa alasan. Lemak merupakan salah satu sumber
utama energi dan sangat dibutuhkan dalam membangun tubuh serta memelihara
tubuh. Namun konsumsi lemak berlebihan juga dapat merugikan kesehatan,
misalnya kolesterol dan lemak jenuh. Konsumsi lemak harus benar-benar sesuai
dengan aturan yang telah ditentukan agar kesehatan tubuh dapat terjaga dengan
baik. Di Indonesia, telah banyak kasus penyakit yang membahayakan terjadi
dikarenakan konsumsi lemak yang tidak sesuai dengan tempatnya. Beberapa
penyakit seperti stroke, darah tinggi dan lain sebagainya dapat terjadi jika
konsumsi lemak tidak diperhatikan dengan sungguh-sungguh.
Dalam berbagai makanan, komponen lemak memegang peranan penting
yang menentukan karakteristik fisik keseluruhan, seperti aroma, tekstur, rasa
dan penampilan. Oleh karena itu sulit untuk menjadikan makanan tertentu
menjadi rendah lemak (low fat), karena jika lemak dihilangkan, salah satu
karakteristik fisik menjadi hilang. Lemak juga merupakan target untuk oksidasi,
yang menyebabkan pembentukan rasa tak enak dan munculnya bahaya dalam
makanan karena lemak yang telah mengalami proses ketengikan yang berpotensi
bersifat toksik.
14
2.2.1 Ciri Khas Lemak
Lemak memiliki beberapa ciri yang dpaat membedakannya dari substansi
lainnya. Lemak merupakan sumber energi yang dipadatkan. Berat jenis lemak
lebih rendah daripada air, oleh karena itulah lemak akan mengapung di air.
Lemak terdiri atas gabungan gliserol dengan asam-asam lemak. Suatu zat dapat
dikatakan lemak jika memiliki kelarutan yang rendah di dalam air, larut dalam
pelarut organik seperti eter dan kloroform, serta tersusun atas C, H, dan O.
Senyawa yang termasuk golongan ini meliputi triasilgliserol, diasilgliserol,
monoasilgliserol, asam lemak bebas, fosfolipid, sterol, karotenoid dan vitamin A
dan D. Fraksi lemak sendiri mengandung campuran kompleks dari berbagai jenis
molekul. Namun triasilgliserol merupakan komponen utama sebagian besar
makanan, jumlahnya berkisar 90-99% dari total lemak yang ada.
Lemak seperti halnya hidratarang, tersusun atas atom karbon, hidrogen dan
oksigen, tetapi pola penataan dan proporsinya yang berbeda. Lemak dibentuk
melalui penggabungan gliserol dengan asam-asam lemak. Setiap unit gliserol
yang bergabung dengan tiga unit asam lemak akan menjadi satu unit trigliserida.
Suatu senyawa trigliserida dapat mengandung tiga buah asam lemak yang identik
atau mengandung campuran berbagai asam lemak. Jenis asam lemak dan
gabungan asam-asam lemak ini menentukan setiap tipe lemak yang memiliki
identitas serta ciri-ciri fisiknya tersendiri.
Asam lemak jarang terdapat bebas di alam, akan tetapi banyak terdapat
dalam bentuk ikatan ester atau amida dalam berbagai lipida. Asam lemak
merupakan asam organik yang terdiri atas rantai hidrokarbon lurus yang pada satu
ujung mempunyai gugus karboksil (COOH) dan pada ujung lain gugus metil
(CH3). Asam lemak alami biasanya mempunyai rantai dengan jumlah atom
karbon genap, berkisar antara empat hingga dua puluh dua karbon.
2.2.2 Klasifikasi Lemak
Lemak memiliki klasifikasi yang cukup banyak dan beraneka ragam karena
susunannya yang juga cukup banyak dan rumit.
Klasifikasi lipida yang penting dalam ilmu gizi adalah berdasarkan
komposisi kimianya, menurut Bloor dikelompokkan sebagai berikut:
15
1. Lemak sederhana (homolipida): suatu bentuk ester yang mengandung C,
H, dan O. Jika dihidrolisis menghasilkan asam lemak dan alkohol
Lemak netral: monogliserida, dogliserida, dan trigliserida (ester
asam lemak dengan gliserol). Merupakan lipida sederhana dan
paling banyak mengandung asam lemak sebagai unit penyusun.
Ester asam lemak dengan alkohol berberat molekul tinggi
(malam,ester sterol, ester nonsterol, ester vitamin A dan ester
vitamin D). Merupakan ester dari asam lemak berntai panjang yang
jenuh dan jenuh dengan alkohol monohidrat. Terdapat sebagai
pelindung kulit, bulu, daun, biuh dan lain-lain. Tidak larut dalam
air.
2. Lemak majemuk: kelompok ini berupa ester asam lemak dengan alkohol
yang mengandung gugus lain.
Fosfolipida: dinamakan fosfolipida karena mengandung fosfor,
semua bersifat amfipatik (gugus kepala bersifat polar dan ekor
bersifat nonpolar).
Spingolipid: mengandung fosfat, secara khas mengandung
fosfokolin, terdapat pada membran dan mielin sel saraf.
Lipoprotein: dibentuk dari beberapa lipida yang berikatan dengan
protein spesifik, terdiri atas HDL, LDL, VLDL dan kilomikron
3. Lemak turunan: merupakan hasil hidrolisis kelompok lipida terdahulu.
Termasuk lipida yang tidak tersabunkan artinya jika dihidrolisis dengan
basa tidak menghasilkan sabun.
Steroid: molekul kompleks yang larut dalam lemak dengan empat
cincin yang saling bergabung. Steroid yang paling banyak adalah
sterol. Sterol utama pada hewan adalah kolesterol dan lanosterol,
sedangkan pada tumbuhan adalah fitosterol. Sterol terdiri atas
gugus hidroksil alkohol pada atom C3 dan rantai alifatik bercabang
8 atau lebih pada atom C17.
Terpena: memberikan ciri khas bau dan rasa minyak.
16
Lemak juga memiliki klasifikasi lain yaitu menurut fungsi biologiknya
dalam tubuh adalah:
a. Lemak simpanan yang terutama terdiri atas trigliserida yang disimpan di
dalam jaringan tumbuh-tumbuhan dan hewan. Lemak ini merupakan
simpanan energi utama dalam tubuh, selain itu khusus untuk simpanan
yang berada dalam jaringan hewan termasuk sumber zat gizi essensial.
b. Lemak struktural yang terdiri dari fosfolipida dan kolesterol. Di dalam
jaringan lenak lemak struktural ini, sesudah protein, merupakan ikatan
ikatan struktural paling penting dalam tubuh. Di dalam otak lemak
struktural terdapat dalam konsentrasi yang tinggi.
Asam lemak yang merupakan penyusun lipida juga memiliki kalsifikasi
yang patut untuk diketahui, karena asam lemak yang berbeda juga akan
mempengaruhi lipida. Asam lemak dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Asam lemak jenuh: asam lemak jenuh adalah asam lemak yang tidak
memiliki struktur ikatan rangkap. Contohnya adalah asam butirat, asam
kaproat, asam palmitat, asam stearat dan lain-lain. Lemak jenuh
biasanya ditemukan pada susu, mentega, keju, santan, dan lain-lain.
b. Asam lemak tak jenuh: asam lemak tak jenuh adalah asam lemak yang
memiliki ikatan rangkap. Yang termasuk asam lemak tak jenuh adalah
asam palmitoleat, asam oleat dan lain sebagainya. Lemak tak jenuh
biasanya ditemukan pada minyak kedelai, minyak zaitun, dan minyak
ikan.
2.2.3 Sumber Lemak
Sumber utama lemak dapat berasal dari nabati maupun hewani. Lemak yang
berada dalam keadaan cair pada suhu di bawah 20°C disebut minyak. Lemak ikan
dan sayuran disebut minyak karena sifatnya yang cair pada suhu kamar.
a. Lemak hewani mencakup gajih berbagai hewan seperti sapi, kambing,
dan ayam. Mencakup lemak hasil ternak unggas, yaitu telur dan susu
serta produk olahannya seperti krim, mentega, dan keju. Semua ini
17
mengandung kolesterol, baik dalam bentuk bebas maupun dalam bentuk
gabungan dengan gliserol yang menghasilkan bentuk ester.
b. Lemak nabati mencakup minyak zaitun, minyak kelapa, kelapa sawit,
dan sebagainya. Semua lemak ini mengandung sterol nabati yang tidak
mudah diserap usus, dan sterol nabati ini bukan kolesterol.
Tabel 3. Nilai lemak berbagai bahan makanan (gram/100gram)
Bahan Makanan Nilai Lemak
Minyak kacang tanah 100
Minyak kelapa sawit 100
Minyak kelapa 98
Lemak sapi 90
Mentega 81,6
Margarin 81
Cokelat manis 52,9
Tepung susu 30
Sarden dalam kaleng 27
Ayam 25
Keju 20
Kacang kedelai 18,1
Telur bebek 14,3
Telur ayam 11,5
Susu kental manis 10
Apokat 6,5
Tahu 4,6
Tempe 4
Jagung kuning 3,9
Susu sapi segar 3,5
Durian 3
Sumber: Daftar Komposisi Bahan Makanan oleh Depkes.
18
2.2.4 Kebutuhan Lemak
Kebutuhan lemak tidak dinyatakan secara mutlak. WHO menganjurkan
konsumsi lemak sebanyak 15 – 30% kebutuhan energi total dianggap baik untuk
kesehatan. Jumlah ini memenuhi kebutuhan akan lemak essensial dan untuk
membantu penyerapan vitamin larut lemak. Diantara konsumsi lemak sehari
dianjurkan paling banyak 100% dari kebutuhan energi total berasal dari lemak
jenuh, dan 3 – 7% dari lemak tidak jenuh.
Lemak memiliki nilai energi yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan
karbohidrat maupun protein. Oleh karena itu, jenis zat gizi ini turut mengambil
bagian penting dalam menentukan kandungan energi pada makanan dan
memperbaiki citrarasa makanan.
Masukan lemak diantara orang-orang Eropa berkisar antara 80 – 160 gram
per hari. Orang-orang Indonesia mengonsumsi lemak lebih sedikit daripada nilai
tersebut mengingat konsumsi makanan orang Indonesia lebih kaya akan
karbohidrat. Kebutuhan akan lemak memang belum dapat dipastikan secara
mutlaj akan tetapi akhir-akhir ini para ahli menganjurkan untuk lebih mengurangi
konsumsi lemak untuk mengurangi risiko terjadinya hiperlipidemia.
Konsumsi lemak yang melampaui kebutuhan tubuh akan energi dapat
menimbulkan penimbunan lemak dalam jaringan adiposa dan menyebabkan
obesitas. Konsumsi lemak yang dianjurkan secara rata-rata adalah ≤ 300 mg per
hari.
2.2.5 Fungsi Lemak
Lemak memiliki banyak sekali fungsi yang vital untuk menjaga
kelangsungan tubuh dalam menjalankan berbagai metabolismenya. Diantaranya
beberapa fungsi lemak tersebut adalah:
a. Sebagai sumber energi. Lemak dioksidasi di dalam tubuh untuk
memberikan energi bagi aktifitas jaringan guna mempertahankan suhu
tubuh. Jenis nutrien ini merupakan sumber energi yang dipadatkan,
dengan memberikan 37 kJ (9 kal) per gram, bila dibandingkan dengan
16 kJ per gram dari karbohidrat dan 17 kJ per gram dari protein.
19
b. Ikut serta dalam membangun jaringan tubuh. Sebagian lemak masuk ke
dalam sel-sel tubuh dan merupakan bagian yang essensial dari struktur
sel tersebut.
c. Perlindungan. Endapan jaringan lemak di sekitar organ tubuh yang
penting seperti jantung, hati, ginjal akan mempertahankan organ tersebut
dalam posisinya serta melindunginya dari bahaya benturan.
d. Memelihara suhu tubuh. Lapisan lemak di bawah kulit mengisolasi
tubuh dan mencegah kehilangan panas tubuh secara cepat.
e. Perasaan kenyang. Adanya lemak dalam kimus ketika lewat dalam
duodenum mengakibatkan penghambatan peristaltis lambung dan
sekresi asam sehingga menunda waktu pengosongan lambung dan
mencegah timbulnya rasa lapar lagi segera setelah selesai makan.
f. Alat angkut vitamin larut lemak. Lemak mengandung vitamin larut
tertentu. Lemak susu dan minyak ikan laut tertentu mengandung vitamin
A dan D dalam jumlah yang cukup banyak. Hampir semua minyak
nabati merupakan sumber vitamin E. Minyak kelapa sawit mengandung
banyak karotenoid. Lemak membantu absorpsi dan transportasi vitamin
A, D, E dan K.
g. Lemak merupakan sumber asam lemak essensial, yaitu asam linoleat
dan asam linolenat. Dikatakan essensial karena tubuh tidak dapat
memproduksinya sendiri. Kedua jenis asam lemak ini sangat dibutuhkan
tubuh untuk pertumbuhan dan fungsi normal semua jaringan. Asam
lemak essensial merupakan prekursor sekelompok senyawa eikosanoid
yang mirip hormon, yang berfungsi mengatur tekanan darah, denyut
jantung, fungsi kekebalan, rangsanga sistem saraf, kontraksi otot serta
penyembuhan luka.
20
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1.a Protein terdiri atas rantai-rantai panjang asam amino, yang terikat satu sama
lain dalam ikatan peptida. Asam amino terdiri atas unsur C (Karbon), H
(Hidrogen), O (Oksigen), dan N (Nitrogen), beberapa asam amino juga
mengandung P (Fosfor), Fe (Besi), I (Iodium), dan Co (Kobalt).
b Lemak merupakan sumber energi yang dipadatkan. Berat jenis lemak lebih
rendah daripada air, oleh karena itulah lemak akan mengapung di air. Lemak
terdiri atas gabungan gliserol dengan asam lemak. Suatu zat dapat dikatakan
lemak jika memiliki kelarutan yang rendah di dalam air, larut dalam pelarut
organik seperti eter dan kloroform, serta tersusun atas C, H, dan O.
2.a Terdapat beberapa macam klasifikasi protein. Klasifikasi protein berdasarkan
kelarutannya dibagi menjadi Albumin, Globulin, Protamin dan Histon.
Klasifikasi protein berdasarkan bentuknya secara umum, dibagi menjadi
protein bentuk serabut, globular, dan konjugasi. Protein juga diklasifikasikan
berdasarkan strukturnya, dibagi menjadi struktur primer, sekunder, tertier dan
kuartener. Protein yang tersusun atas asam amino juga ditentukan oleh
klasifikasi asam amino yang menyusunnya. Asam amino diklasifikasi
berdasarkan kemampuan tubuh mensistesis asam amino tersebut, dibagi
menjadi asam amino esssensial dan asam amino nonessensial. Selain itu asam
amino juga diklasifikasikan berdasarkan jumlah gugus asam (karboksil) dan
basa (amino), dibagi menjadi asam amino netral, asam amino basa dan asam
amino asam.
b Lemak juga memiliki beberapa klasifikasi. Klasifikasi lemak berdasarkan
struktur komposisi kimianya dibagi menjadi lipida sederhana, lipida majemuk,
dan lipida turunan. Selain itu, lemak juga memiliki klasifikasi lain yaitu
lemak simpanan dan lemak struktural. Asam lemak juga menentukan struktur
lemak nantinya, sehingga klasifikasi asam lemak juga patut untuk diketahui.
Asam lemak diklasifikasikan berdasarkan keberadaan ikatan rangkap dibagi
menjadi asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh.
21
3.a Protein dapat diperoleh dari hewan maupun tumbuhan. Protein yang berasal
dari hewan dinamakan protein hewani, yang termasuk protein hewani adalah
telur, susu, daging, ikan, dan lain sebagainya. Protein yang berasal dari
tumbuhan dinamakan protein nabati yang termasuk protein nabati adalah
kacang-kacangan, seperti kedelai, susu, dan lain sebagainya.
b Lemak juga dapat diperoleh dari tumbuh-tumbuhan maupun hewan. Lemak
nabati contohnya adalah minyak zaitun, minyak kelapa, minyak kelapa sawit,
minyak jagung dan sebagainya. Lemak hewani mencakup gajih berbagai
hewan dan produk olahannya.
4.a Kebutuhan protein dinyatakan dalam Angka Kecukupan Protein yang telah
ditentukan. Untuk dapat menaksir jumlah protein yang dibutuhkan per hari
dapat digunakan rumus berikut: SAA (Skor Asam Amino), DP (Daya cerna
Protein)
100 X 100
SAA X DP
b Jumlah kebutuhan tubuh akan lemak belum dapat ditentukan secara pasti. Tapi
WHO menganjurkan untuk mengonsumsi lemak 15 – 30% kebutuhan energi
total.
5.a Protein memiliki fungsi yang sangat penting bagi tubuh diantaranya adalah
sebagai pemelihara dan pertumbuhan tubuh, biokatalisator, pembentukan
antibodi, penunjang mekanis, mengatur keseimbangan air, mengangkut zat
gizi, dan lain sebagainya.
b Lemak memiliki beberapa fungsi diantaranya adalah sebagai sumber energi,
membangun jaringan tubuh, perlindungan, menjaga suhu tubuh, menjaga
perasaan kenyang, alat angkut vitamin larut lemak, menghemat protein,
sumber lemak essensial, dan lain sebagainya.
3.2 SARAN
Konsumsi protein dan lemak hendaklah jangan terlalu berlebihan dan juga
jangan terlampau kurang. Keseimbangan akan konsumsi protein dan lemak akan
sangat mempengaruhi kondisi tubuh. Oleh karena itu, patuhilah anjuran yang telah
ada, sehingga tubuh akan selalu dalam keadaan sehat.
AKP = Tarif Suapan Terjamin x Berat badan
22
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Beck, Mary E. 2011. Ilmu Gizi dan Diet. Yogyakarta: ANDI.
Fachrunnisa, Andi. 2013. Penjelasan tentang Protein, (Online),
(http://organiksmakma3b03.blogspot.com) diakses pada 21 Februari 2014.
Hariyadi, Kusumo. 2010. Kimia Lipid. Artikel tidak diterbitkan.
Herlina, Netti dan Ginting, M.H. 2002. Lemak dan Minyak. Artikel tidak
diterbitkan. Fakultas Tekhnik Universitas Sumatera Utara.
Wilujeng, M.D. 2008. Protein. Makalah tidak diterbitkan. Malang: Fakultas
Kedokteran Universitas Brawijaya.
Zoven. 2009. Protein, (Online),
(http://zoven.wordpress.com/2009/04/21/makalah-gizi-protein) diakses pada
16 Februari 2014.