52
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lalu lintas merupakan masalah penting karena lalu lintas adalah sarana untuk bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain. Apabila lalu lintas terganggu atau terjadi kemacetan, maka mobilitas masyarakat juga akan mengalami gangguan. Gangguan ini dapat menyebabkan pemborosan bahan bakar, pemborosan waktu dan dapat mengakibatkan polusi udara. Masalah lalu lintas merupakan masalah yang sangat penting, karena masalah ini adalah masalah sulit yang harus dipecahkan bersama. Apabila masalah lalu lintas tidak terpecahkan, maka masyarakat sendiri yang akan menanggung kerugiannya, dan apabila masalah ini dapat terpecahkan dengan baik, maka masyarakat sendiri yang akan mengambil manfaatnya. Masalah ini juga merupakan masalah lama yang sampai saat ini belum ditemukan solusi yang tepat. Untuk itu perlu adanya kerja sama yang baik antara pemerintah dengan masyarakat agar masalah ini cepat terselesaikan. Setiap individu berhak memikirkan masalah ini, karena sekecil apapun peran yang diberikan oleh individu tersebut tentu akan memberikan pengaruh yang besar bagi dunia lalu lintas agar menjadi lebih aman dan nyaman. Dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 1992, tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, dijelaskan bahwa untuk keselamatan,

Survey lalu lintas kelompok 6

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Survey lalu lintas kelompok 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lalu lintas merupakan masalah penting karena lalu lintas adalah sarana untuk bergerak

dari satu tempat ke tempat yang lain. Apabila lalu lintas terganggu atau terjadi kemacetan,

maka mobilitas masyarakat juga akan mengalami gangguan. Gangguan ini dapat

menyebabkan pemborosan bahan bakar, pemborosan waktu dan dapat mengakibatkan

polusi udara. Masalah lalu lintas merupakan masalah yang sangat penting, karena masalah

ini adalah masalah sulit yang harus dipecahkan bersama. Apabila masalah lalu lintas tidak

terpecahkan, maka masyarakat sendiri yang akan menanggung kerugiannya, dan apabila

masalah ini dapat terpecahkan dengan baik, maka masyarakat sendiri yang akan mengambil

manfaatnya.

Masalah ini juga merupakan masalah lama yang sampai saat ini belum ditemukan solusi

yang tepat. Untuk itu perlu adanya kerja sama yang baik antara pemerintah dengan

masyarakat agar masalah ini cepat terselesaikan. Setiap individu berhak memikirkan

masalah ini, karena sekecil apapun peran yang diberikan oleh individu tersebut tentu akan

memberikan pengaruh yang besar bagi dunia lalu lintas agar menjadi lebih aman dan

nyaman.

Dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 1992, tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan,

dijelaskan bahwa untuk keselamatan, keamanan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas serta

memudahkan bagi pemakai jalan, maka jalan wajib dilengkapi dengan rambu-rambu lalu

lintas. Di samping itu dalam tata laksana lalu lintas upaya-upaya dalam menuntun,

mengarahkan, memperingatkan, melarang dan sebagainya atau lalu lintas yang ada dengan

sedemikian rupa agar lalu lintas dapat bergerak dengan aman, lancar dan nyaman di

sepanjang jalur lalu lintas maka dibutuhkan penggunaan rambu-rambu lalu lintas. Pada kota

yang berpenduduk dalam jumlah besar dan mempunyai kegiatan perkotaan yang sangat luas

dan intensif, maka diperlukan pelayanan transportasi berkapasitas tinggi dan ditata secara

terpadu atau dinamis. Oleh karena itu pada dasarnya transportasi merupakan derived

demand artinya permintaan akan jasa transportasi timbul dari permintaan sektor-sektor lain.

Dengan semakin majunya perkembangan pembangunan saat ini, kebutuhan akan

penggunaan jalan amatlah penting. Baik untuk masyarakat yang berada di perkotaan

Page 2: Survey lalu lintas kelompok 6

maupun di pedesaan, terlebih dalam pemenuhan perekonomian masyarakat itu sendiri yang

nantinya diharapkan dapat menciptakan keselarasan dan kesejahteraan masyarakat sehingga

negara kita dapat maju dan dapat tercapainya tujuan pembangunan itu sendiri.

Seperti diketahui bahwa sekarang ini banyak sekali alat transportasi yang dapat

digunakan, namun alat transportasi daratlah yang banyak dan sering digunakan oleh

pemakainya. Sekarang ini pengaturan lalu lintas tidak hanya terbatas pada arus lalu lintas

saja, tetapi juga dirasakan perlu diketahui hubungan dan akibat dari adanya fasilitas-

fasilitas transportasi pada keadaan lingkungan sekitarmya, sehingga akan sesuai dengan apa

yang diingini. Menajemen lalu lintas harus dilihat sebagai bagian yang tak terpisahkan dari

teknik transportasi dimana jaringan jalan raya merupakan suatu bagian dari system

transportasi secara keseluruhan.

Untuk memenuhi hal-hal tersebut, setiap pihak- pihak yang berkaitan sangatlah dituntut

kerjasamanya yang baik. Pemerintah telah merencanakan dan meningkatkan prasarana jalan

yang sudah ada sedangkan pemakai jalan dituntut untuk menjaga dan memelihara jalan

tersebut agar tingkat pelayanan dapat terpenuhi. Selain hal diatas perlu juga fasilitas

penunjang, antara lain rambu-rambu lalu lintas, pemisah arah dsb.Pemisah arah (Median)

merupakan salah satu fasilitas yang juga berpengaruh pada karakteristik arus lalu lintas.

Penempatan median bertujuan untuk memisahkan arus dalam lalu lintas yang berlawanan.

Jalan merupakan suatu sarana transportasi yang sangat penting karena dengan jalanlah

maka daerah yang satu dapat berhubungan dengan daerah yang lainnya. Untuk menjamin

agar jalan dapat memberikan pelayanan sebagaimana yang diharapkan maka selalu

diusahakan peningkatan-penigkatan jalan itu. Dengan bertambahnya jumlah kendaraan

bermotor, hal ini menyebabkan meningkatnya jumlah arus lalu lintas dengan kemampuan

jalan yang terbatas.

Keadaan jalan yang macet bukanlah hal yang baru dialami di Kota-kota besar

khususnya di Indonesia. Hal ini diutamakan karena bertambahnya keinginan masyarakat

untuk menggunakan kendaraan-kendaraan bermotor pribadi untuk memenuhi aktivitas

kehidupannya tanpa melihat jauh dampak yang ditimbulkan. Dengan selalu bertambahnya

pengguna jalan, terutama pada jam-jam tertentu sehigga menuntut adanya peningkatan

kualitas dan kuantitas suatu jalan, untuk itulah perlu adanya penelitian mengenai kapasitas

Page 3: Survey lalu lintas kelompok 6

jalan yang ada sehingga dapat dievaluasi dan dianalisa untuk mengantisipasi perkembangan

jumlah kendaraan dan perkembangan penduduk.

Jalan yang cukup vital dengan tipe jalan 4 lajur 2 arah, dimana ada sebagian jalan yang

menggunakan pemisah jalan permanen dan ada pula yang tidak menggunakan pemisah

jalan. Dengan kondisi jalan yang termasuk kawasan pemukiman, pertokoan, sekolahan,

rumah sakit, tempat ibadah, dan sebagainya menyebabkan lalu lintas jalan tersebut

mengalami perkembangan sesuai dengan keadaan sekitar jalan tersebut.

Daerah atau lokasi yang dijadikan objek yaitu pada jalan . Untuk mengetahui apakah

pemisah arah yang ada dijalan itu sangat berpengaruh terhadap kinerja jalan atau tidak

maka perlu adanya peninjauan terhadap median jalan yang sudah ada. Adapun berdasarkan

pada ketentuan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) tahun 1997, dimana diperlukan

data-data pendukung yang didapat melalui survey seperti volume lalu lintas, hambatan

samping, geometrik jalan.

Page 4: Survey lalu lintas kelompok 6

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Berapa volume lalu lintas per jam tertinggi pada waktu pagi – siang – sore?

2. Berapa kapasitas setiap pendekat pada simpang bersinyal Jl. Imam Bonjol – Jl. Teuku

Umar – Jl. Teuku Umar Barat ?

1.3 MAKSUD DAN TUJUAN

1.3.1 Maksud

Maksud dari penyusunan laporan ini untuk mendapatkan nilai jam puncak

berdasarkan hasi survey lalu lintas pada simpang bersinyal Imam Bonjol – Jl. Teuku

Umar – Jl. Teuku Umar Barat .

1.3.2 Tujuan

Tujuan dari penyusunan laporan ini adalah untuk mencari data volume lalu

lintas dan mendapatkan jam puncak berdasarkan data tersebut.

Page 5: Survey lalu lintas kelompok 6

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 KARAKTERISTIK SINYAL LALU LINTAS

Untuk sebagian besar fasilitas jalan, kapasitas dan perilaku lalu-lintas terutama adalah

fungsi dari keadaan geometrik dan tuntutan lalu-Iintas. Dengan menggunakan sinyal,

perancang/insinyur dapat mendistribusikan kapasitas kepada berbagai pendekat melalui

pengalokasian waktu hijau pada masing- masing pendekat. Maka dari itu untuk menghitung

kapasitas dan perilaku lalu-Iintas, pertama-tama perlu ditentukan fase dan waktu sinyal

yang paling sesuai untuk kondisi yang ditinjau.

Penggunaan sinyal dengan lampu tiga-warna (hijau, kuning, merah) diterapkan untuk

memisahkan lintasan dari gerakan-gerakan lalu-lintas yang sating bertentangan dalam

dimensi waktu. Hal ini adalah keperluan yang mutlak bagi gerakan-gerakan lalu-lintas yang

datang dari jalan jalan yang saling berpotongan = konflik-konflik utama. Sinyal-sinyal

dapat juga digunakan untuk memisahkan gerakan membelok dari lalu-lintas lurus melawan,

atau untuk memisahkan gerakan lalu-lintas membelok dari pejalan-kaki yang menyeberang

= konflik-konflik kedua, lihat Gbr 2.1 di bawah.

Jika hanya konflik-konflik primer yang dipisahkan, maka adalah mungkin untuk

mengatur sinyal lampu lalu-lintas hanya dengan dua fase, masing-masing sebuah untuk Gambar 2.1 Konflik-konflik utama dan kedua pada simpang bersinyal dengan empat lengan

Page 6: Survey lalu lintas kelompok 6

jalan yang berpotongan, sebagaimana ditunjukan dalam Gambar 2.1. Metoda ini selalu

dapat diterapkan jika gerakan belok kanan dalam suatu simpang telah dilarang. Karena

pengaturan dua fase memberikan kapasitas tertinggi dalam beberapa kejadian, maka

pengaturan tersebut disarankan sebagai dasar dalam kebanyakan analisa lampu lalu-lintas.

Gambar 2.1 juga memberikan penjelasan tentang urutan perubahan sinyal dengan sistim

dua fase, termasuk definisi dari waktu siklus, waktu hijau dan periode antar hijau (lihat juga

Bagian 1.3).

Maksud dari periode antar hijau (IG = kuning + merah semua) di antara dua fase yang

berurutan adalah untuk:

1. Memperingatkan lalu-lintas yang sedang bergerak bahwa fase sudah berakhir.

2. Menjamin agar kendaraan terakhir pada fase hijau yang baru saja diakhiri

memperoleh waktu yang cukup untuk ke luar dari daerah konflik sebelum kendaraan

pertama dari fase berikutnya memasuki daerah yang sama.

Fungsi yang pertama dipenuhi oleh waktu kuning, sedangkan yang kedua dipenuhi oleh

waktu merah semua yang berguna sebagai waktu pengosongan antara dua fase.

Waktu merah semua dan waktu kuning pada umumnya ditetapkan sebelumnya dan

tidak berubah selama periode operasi. Jika waktu hijau dan waktu siklus juga ditetapkan

sebelumnya, maka dikatakan sinyal tersebut dioperasikan dengan cara kendali waktu tetap.

Gambar 2.2 Urutan waktu pada pengaturan sinyal denggan dua-fase.

Page 7: Survey lalu lintas kelompok 6

Dalam sistem lama, pola waktu yang sama digunakan sepanjang hari/minggu; pada

sistim yang lebih modern, rencana waktu sinyal yang berbeda yang ditetapkan sebelumnya,

dan digunakan untuk kondisi yang berbeda pula, sebagai contoh, kondisi lalu-lintas puncak

pagi, puncak sore dan lewat puncak. Dengan tersedianya data lalu-lintas, manual ini dapat

digunakan untuk menghitung waktu-sinyal terbaik bagi setiap kondisi.

Jika pertimbangan keselamatan lalu-lintas atau pembatasan-pembatasan kapasitas

memerlukan pemisahan satu atau lebih gerakan belok kanan, maka banyaknya fase

harusditambah. Gambar 2.3 menunjukan contoh-contoh rencana fase yang berlainan untuk

keperluan tersebut. Penggunaan lebih dari dua fase biasanya akan menambah waktu siklus

dan rasio waktu yang disediakan untuk pergantian antara fase (kecuali untuk tipe tertentu

dari Sinyal aktuasi kendaraan yang terkendali). Meskipun hal ini memberi suatu

keuntungan dari sisi keselamatan lalu-lintas, pada umumnya berarti bahwa kapasitas

keseluruhan dari simpang tersebut akan berkurang.

Berangkatnya arus lalu-lintas selama waktu hijau sangat dipengaruhi oleh rencana fase

yang memperhatikan gerakan belok kanan. Jika arus belok kanan dari suatu pendekat yang

ditinjau dan/atau dari arah berlawanan terjadi dalam fase yang sama dengan arus berangkat

lurus dan belok kiri dari pendekat tersebut (seperti Kasus 1 dalam Gambar 2.3), maka arus

berangkat tersebut dianggap sebagai terlawan. Jika tidak ada arus belok kanan dari

pendekat-pendekat tersebut, atau jika arus belok kanan diberangkatkan ketika lalu-lintas

lurus dari arah berlawanan sedang menghadapi merah (seperti dalam kasus 5 dan 6 pada

Gambar 2.3), arus berangkat tersebut dianggap sebagai terlindung. Pada kasus 2 dan 3 arus

berangkat dari pendekat Utara adalah terlawan sebagian dan terlindung sebagian. Pada

kasus 4 arus berangkat dari pendekat Utara dan Selatan adalah terlindung, sedangkan dari

pendekat Timur dan Barat adalah terlawan.

Page 8: Survey lalu lintas kelompok 6

Gambar 2.3 Kasus dan karakteristik lalu lintas

Page 9: Survey lalu lintas kelompok 6

2.2 METODOLOGI

2.2.1 Prinsip Umum

Metodologi untuk analisa simpang bersinyal yang diuraikan di bawah ini, didasarkan

pada prinsip- prinsip utama sebagai berikut:

a. Geometri

Perhitungan dikerjakan secara terpisah untuk setiap pendekat. Satu lengan simpang

dapat terdiri lebih dari satu pendekat, yaitu dipisahkan menjadi dua atau lebih sub-

pendekat. Hal ini terjadi jika gerakan belok-kanan dan/atau belok-kiri mendapat sinyal

hijau pada fase yang berlainan dengan lalu-lintas yang lurus, atau jika dipisahkan secara

fisik dengan pulau-pulau lalu-lintas dalam pendekat.

Untuk masing-masing pendekat atau sub-pendekat lebar efektif (We) ditetapkan

dengan mempertimbangkan denah dari bagian masuk dan ke luar suatu simpang dan

distribusi dari gerakan-gerakan membelok.

Gambar 2.4 Denah simpang

Page 10: Survey lalu lintas kelompok 6

b. Arus lalu-lintas

Perhitungan dilakukan per satuan jam untuk satu atau lebih periode, misalnya

didasarkan pada kondisi arus lalu-lintas rencana jam puncak pagi, siang dan sore. Arus

lalu-lintas (Q) untuk setiap gerakan (belok-kiri QLT, lurus QST dan belok-kanan

QRT)dikonversi dari kendaraan per-jam menjadi satuan mobil penumpang (smp) per-

jam dengan menggunakan ekivalen kendaraan penumpang (emp) untuk masing-masing

pendekat terlindung dan terlawan:

Contoh : Q = QLV + QHV × empHV + QMC × empMC

c. Model dasar

Kapasitas pendekat simpang bersinyal dapat dinyatakan sebagai berikut

C = S × g/c ………………………………………(1)di mana : C = Kapasitas (smp/jam)

S = Arus Jenuh, yaitu arus berangkat rata-rata dari antrian dalam

pendekat selama sinyal hijau (smp/jam hijau =smp per-jam hijau).

g = Waktu hijau (det).

c = Waktu siklus, yaitu selang waktu untuk urutan perubahan sinyal

yang lengkap (yaitu antara dua awal hijau yang berurutan pada fase

yang sama)

Oleh karena itu perlu diketahui atau ditentukan waktu sinyal dari simpang agar

dapat menghitung kapasitas dan ukuran perilaku lalu-lintas lainnya.

Pada rumus (1) di atas, arus jenuh dianggap tetap selama waktu hijau. Meskipun

demikian dalam kenyataannya, arus berangkat mulai dari 0 pada awal waktu hijau dan

mencapai nilai puncaknya setelah 10-15 detik. Nilai ini akan menurun sedikit sampai

akhir waktu hijau, lihat Gambar 2.5 di bawah. Arus berangkat juga terus berlangsung

selama waktu kuning dan merah-semua hingga turun menjadi 0, yang biasanya terjadi 5

- 10 detik setelah awal sinyal merah.

Page 11: Survey lalu lintas kelompok 6

Gambar 2.5 Arus jenuh yang diamati per selang waktu enam detik

Permulaan arus berangkat menyebabkan terjadinya apa yang disebut sebagai

'Kehilangan awal' dari waktu hijau efektif, arus berangkat setelah akhir waktu hijau

menyebabkan suatu 'Tambahan akhir' dari waktu hijau efektif, lihat Gambar 2.6. Jadi

besarnya waktu hijau efektif, yaitu lamanya waktu hijau di mana arus berangkat terjadi

dengan besaran tetap sebesar S, dapat kemudian dihitung sebagai:

Waktu Hijau Efektif = Tampilan waktu hijau - Kehilangan awal + Tambahan akhir ….

(2)

Page 12: Survey lalu lintas kelompok 6

Gambar 2.6 Model dasar untuk arus jenuh (Akcelik 1989)

Melalui analisa data lapangan dari seluruh simpang yang disurvei telah ditarik

kesimpulan bahwa rata- rata besarnya Kehilangan awal dan Tambahan akhir, keduanya

mempunyai nilai sekitar 4,8 detik. Sesuai dengan rumus (1a) di atas, untuk kasus

standard, besarnya waktu hijau efektif menjadi sama dengan waktu hijau yang

ditampilkan. Kesimpulan dari analisa ini adalah bahwa tampilan waktu hijau dan besar

arus jenuh puncak yang diamati dilapangan untuk masing-masing lokasi, dapat

digunakan pada rumus (1) di atas, untuk menghitung kapasitas pendekat tanpa

penyesuaian dengan kehilangan awal dan tambahan akhir.

Arus jenuh (S) dapat dinyatakan sebagai hasil perkalian dari arus jenuh dasar (S0)

yaitu arus jenuh pada keadaan standar, dengan faktor penyesuaian (F) untuk

penyimpangan dari kondisi sebenarnya, dari suatu kumpulan kondisi-kondisi (ideal)

yang telah ditetapkan sebelumnya

S = S0 × F1 × F2 × F3 × F4 ×….× Fn ………………………….(3)Untuk pendekat terlindung arus jenuh dasar ditentukan sebagai fungsi dari lehar

efektif pendekat (We):

Page 13: Survey lalu lintas kelompok 6

S0 = 600 × We ………(4)Penyesuaian kemudian dilakukan untuk kondisi-kondisi berikut ini :

Ukuran kota CS ; jutaan penduduk

Hambatan samping SF ; kelas hambatan samping dari lingkungan jalan dan

kendaraan tak bermotor

Kelandaian G; % naik(+) atau turun (-)

Parkir P ; jarak garis henti - kendaraan parkir pertama.

Gerakan membelok RT, % belok-kanan ;LT, % belok-kiri

Untuk pendekat terlawan, keberangkatan dari antrian sangat dipengaruhi oleh

kenyataan bahwa sopir- sopir di Indonesia tidak menghormati "aturan hak jalan" dari

sebelah kiri yaitu kendaraan-kendaraan belok kanan memaksa menerobos lalu-lintas

lurus yang berlawanan. Model-model dari negara Barat tentang keberangkatan ini, yang

didasarkan pada teori "penerimaan celah" (gap - acceptance), tidak dapat diterapkan.

Suatu model penjelasan yang didasarkan pada pengamatan perilaku pengemudi telah

dikembangkan dan diterapkan dalam manual ini. Apabila terdapat gerakan belok kanan

dengan rasio tinggi, umumnya menghasilkan kapasitas-kapasitas yang lebih rendah jika

dibandingkan dengan model Barat yang sesuai. Nilai-nilai smp yang berbeda untuk

pendekat terlawan juga digunakan seperti diuraikan diatas.

Arus jenuh dasar ditentukan sebagai fungsi dari lebar efektif pendekat (We) dan

arus lalu-lintas belok kanan pada pendekat tersebut dan juga pada pendekat yang

berlawanan, karena pengaruh dari faktor- faktor tersebut tidak linier. Kemudian

dilakukan penyesuaian untuk kondisi sebenarnya sehubungan dengan Ukuran kota,

Hambatan samping, Kelandaian dan Parkir sebagaimana terdapat dalam rumus 2 di atas.

d. Penentuan waktu sinyal.

Penentuan waktu sinyal untuk keadaan dengan kendali waktu tetap dilakukan

berdasarkan metoda Webster (1966) untuk meminimumkan tundaan total pada suatu

simpang. Pertama-tama ditentukan waktu siklus ( c ), selanjutnya waktu hijau ( gi) pada

masing-masing fase ( i ).

Page 14: Survey lalu lintas kelompok 6

WAKTU SIKLUS

c = (1,5 x LTI + 5) / (1 - ΣFRcrit) …………………(5)di mana: c = Waktu siklus sinyal (detik)

LTI = Jumlah waktu hilang per siklus (detik)

FR = Arus dibagi dengan arus jenuh (Q/S)

FRcrit = Nilai FR tertinggi dari semua pendekat yang berangkat pada

suatu fase sinyal.

Σ(FRcrit) = Rasio arus simpang = jumlah FRcrit dari semua fase pada siklus

tersebut.

Jika waktu siklus tersebut lebih kecil dari nilai ini maka ada risiko serius akan

terjadinya lewat jenuh pada simpang tersebut. Waktu siklus yang terlalu panjang akan

menyebabkan meningkatnya tundaan rata-rata. Jika nilai E(FRcrit) mendekati atau lebih

dari 1 maka simpang tersebut adalah lewat jenuh dan rumus tersebut akan menghasilkan

nilai waktu siklus yang sangat tinggi atau negatif.

WAKTU HIJAU

gi = (c - LTI) x FRcrit, / L(FRCrit)…………..(6)di mana: gi = Tampilan waktu hijau pada fase i (detik)

Kinerja suatu simpang bersinyal pada umumnya lebih peka terhadap kesalahan-

kesalahan dalam pembagian waktu hijau daripada terhadap terlalu panjangnya waktu

siklus. Penyimpangan kecilpun dari rasio hijau (g/c) yang ditentukan dari rumus 5 dan 6

diatas menghasilkan bertambah tingginya tundaan rata-rata pada simpang tersebut.

e. Kapasitas dan derajat kejenuhan

Kapasitas pendekat diperoleh dengan perkalian arus jenuh dengan rasio hijau (g/c)

pada masingmasing pendekat, lihat Rumus (1) di atas.

Derajat kejenuhan diperoleh sebagai:

DS = Q/C = (Q×c) / (S×g) …………….. (7)

Page 15: Survey lalu lintas kelompok 6

f. Perilaku lalu-lintas (kualitas lalu-lintas)

Berbagai ukuran perilaku lalu-lintas dapat ditentukan berdasarkan pada arus lalu-

Iintas (Q), derajat kejenuhan (DS) dan waktu sinyal (c dan g) sebagaimana diuraikan di

bawah.

PANJANG ANTRIAN

Jumlah rata-rata antrian smp pada awal sinyal hijau (NQ) dihitung sebagai jumlah

smp yang tersisa dari fase hijau sebelumnya (NQ1) ditambah jumlah smp yang datang

selama fase merah (NQ2).

NQ = NQ1 +NQ2 ……………….(8)

Untuk keperluan perencanaan, Manual memungkinkan untuk penyesuaian dari nilai

rata-rata ini ketingkat peluang pembebanan lebih yang dikehendaki. Panjang antrian

(QL) diperoleh dari perkalian (NQ) dengan luas rata-rata yang dipergunakan per smp

(20m2) dan pembagian dengan lebar masuk.

QL=N QMAX x 20W MASUK

…………………………………..(9)

Page 16: Survey lalu lintas kelompok 6

ANGKA HENTI

Angka henti (NS), yaitu jumlah berhenti rata-rata per-kendaraan (termasuk berhenti

terulang dalam antrian) sebelum melewati suatu simpang, dihitung sebagai

NS=0,9 x NQQxc

x3600 ………………………………….(10)

dimana : c = waktu siklus (det) dan Q arus lalu-lintas (smp/jam) dari pendekat yang

ditinjau.

RASIO KENDARAAN TERHENTI

Rasio kendaraan terhenti PSV , yaitu rasio kendaraan yang harus berhenti akibat

sinyal merah sebelum melewati suatu simpang, i dihitung sebagai:

PSV= min (NS,1)dimana : NS a= angka henti dan suatu pendekat.

TUNDAAN

Tundaan pada suatu simpang dapat terjadi karena dua hal:

1. TUNDAAN LALU LINTAS (DT) karena interaksi lalu-lintas dengan gerakan

lainnya pada suatu simpang.

2. TUNDAAN GEOMETRI (DG) karena perlambatan dan percepatan saat

membelok pada suatu simpang dan/atau terhenti karena lampu merah.

Tundaan rata-rata untuk suatu pendekat j dihitung sebagai:

Dj=DTj+DGj ……………….. (12)dimana:

Dj = Tundaan rata-rata untuk pendekat j (det/smp)

DTj = Tundaan lalu-lintas rata-rata untuk pendekat j (det/smp)

DGj = Tundaan geometri rata-rata untuk pendekat j (det/smp)

Tundaan lalu-lintas rata-rata pada suatu pendekat j dapat ditentukan dari rumus ber

ikut (didasarkan pada Akcelik 1988):

Page 17: Survey lalu lintas kelompok 6

dimana:

DTj = Tundaan lalu-lintas rata-rata pada pendekat j (det/smp)

GR = Rasio hijau (g/c)

DS = Derajat kejenuhan

C = Kapasitas (smp/jam)

NQ1 = Jumlah smp yang tertinggal dari fase hijau sebelumnya (Rumus 8.1 diatas).

Perhatikan bahwa hasil perhitungan tidak berlaku jika kapasitas simpang dipengaruhi

oleh faktor-faktor "luar" seperti terhalangnya jalan keluar akibat kemacetan pada bagian

hilir, pengaturan oleh polisi secara manual dsb.

Tundaan geometri rata-rata pada suatu pendekat j dapat diperkirakan sebagai berikut

DGj = (1-psv) × PT × 6 +(psv×4) ………………..(14)dimana:

DGj = Tundaan geometri rata-rata pada pendekat j (det/smp)

Psv = Rasio kendaraan terhenti pada suatu pendekat

PT = Rasio kendaraan membelok pada suatu pendekat

Nilai normal 6 detik untuk kendaraan belok tidak berhenti dan 4 detik untuk yang

berhenti didasarkan anggapan-anggapan: 1) kecepatan = 40 km/jam; 2) kecepatan belok

tidak berhenti = 10 km/jam; 3) percepatan dan perlambatan = 1,5 m/det2; kendaraan

berhenti melambat untuk meminimumkan tundaan, sehingga menimbulkan hanya

tundaan percepatan.

2.2.2 Nilai Normal

Pada tingkat operasional (c di atas) masukan semua data yang diperlukan pada

umumnya dapat diperoleh karena perhitungan-perhitungan merujuk ke pada simpang

bersinyal yang telah ada. Tetapi untuk keperluan perancangan dan perencanaan sejumlah

anggapan harus dibuat agar dapat menerapkan prosedur-prosedur perhitungan yang

diuraikan pada Bagian 3. Pedoman awal sehubungan dengan anggapan dan nilai normal

untuk digunakan dalam kasus-kasus ini diberikan dibawah:

Page 18: Survey lalu lintas kelompok 6

a. Arus lalu-lintas

Jika hanya arus lalu-lintas harian (LHRT) saja yang ada tanpa diketahui

distribusi lalu-lintas pada setiap jamnya, maka arus rencana per jam dapat

diperkirakan sebagai suatu persentase dari LHRT sebagai berikut:

Jika distribusi gerakan membelok tidak diketahui dan tidak dapat diperkirakan,

15% belok-kanan dan 15% belok-kiri dari arus pendekat total dapat dipergunakan

(kecuali jika ada gerakan membelok tersebut yang akan dilarang):

Nilai-nilai normal untuk komposisi lalu-lintas berikut dapat digunakan bila

tidak ada taksiran yang lebih baik:

Page 19: Survey lalu lintas kelompok 6

b. Penentuan fase dan waktu sinyal

Jika jumlah dan jenis fase sinyal tidak diketahui, maka pengaturan dengan

dua-fase sebaiknya digunakan sebagai kasus dasar. Pemisahan gerakan-gerakan

belok kanan biasanya hanya dapat dipertimbangkan kalau suatu gerakan membelok

melebihi 200 smp/jam.

Waktu antar hijau sebaiknya ditentukan dengan menggunakan metodologi

yang diuraikan pada langkah B-2. Untuk keperluan perancangan dan simpang

simetris nilai normal berikut dapat digunakan (lihat juga langkah C dibawah):

c. Lebar pendekat

Panduan rekayasa lalu-lintas pada bagian 2.3 di bawah memberikan saran

pemilihan tipe simpang, jumlah lajur dan fase sinyal yang dapat digunakan sehagai

anggapan awal dalam analisa rinci. Untuk perencanaan simpang baru, pemilihan

sebaiknya didasarkan terutama pada pertimbangan ekonomis (bagian 2.3.3b). Untuk

analisa operasional 'simpang yang sudah ada' pemilihan terutama didasarkan pada

perilaku lalu- lintas (bagian 2.3.3c), biasanya dengan tujuan untuk memastikan agar

derajat kejenuhan pada jam puncak tidak lebih besar dari 0,75.

2.3 PANDUAN REKAYASA LALU LINTAS

2.3.1 Definisi Tipe (Jenis) Simpang Standar Dan Pola-Pola Fase Sinyal

Buku Standar Spesifikasi Perencanaan Geometrik untuk Jalan Perkotaan (Direktorat

Jenderal Bina Marga, Maret 1992) mencantumkan panduan umum untuk perencanaan

Page 20: Survey lalu lintas kelompok 6

simpang sebidang. Informasi lain yang berhubungan terutama tentang marka jalan terdapat

pada huku "Produk Standar untuk Jalan Perkotaan" (Direktorat Jenderal Bina Marga,

Februari 1987).

Dokumen ini mencantumkan parameter-parameter perencanaan untuk simpang-simpang

berbagai kelas jalan, tetapi tidak menentukan jenis simpang tertentu. Sejumlah jenis jenis

simpang ditunjukkan pada Gambar 2.7 dan Tabel 2.3.2:1 dibawah untuk penggunaan

khusus pada Bagian panduan ini.

Semua jenis simpang dianggap mempunyai kereb dan trotoar yang cukup, dan

ditempatkan pada daerah perkotaan dengan hambatan samping yang sedang.

Semua gerakan membelok dianggap diperbolehkan dan beberapa gerakan membelok

adalah gerakan yang terus menerus (Belok kiri langsung = LTOR) jika ditunjukkan seperti

pada Tabel 2.3.2:1. Metode perhitungan rinci dalam manual ini juga memungkinkan analisa

jalan satu arah.

Pengaturan lalu-lintas (pada simpang terisolir) dengan waktu tetap dianggap

menggunakan fase sinyal seperti disarankan dalam Tabel 2.3.2:1 (lihat Gambar 2.8). Lihat

juga Bagian 2.3.5 untuk penjelasan jenis-jenis pengaturan sinyal.

Gambar 2.7 Jenis-jenis simpang empat lengan

Page 21: Survey lalu lintas kelompok 6

Gambar 2.8 Jenis-jenis simpang tiga lengan

Gambar 2.9 Jenis – jenis rencana Ease sinyal

Page 22: Survey lalu lintas kelompok 6

2.4 RINGKASAN PROSEDUR PERHITUNGAN

Bagan alir prosedur perhitungan digambarkan seperti dibawah. Berbagai langkah yang

berbeda diuraikan secara rinci dalam Bagian 3. Pada laporan ini perhitungan dilakukan

hanya sampai Kapasitas dan Derajat kejenuhan.

Gambar 2.10 Bagan alir analisa simpang bersinyal

Page 23: Survey lalu lintas kelompok 6

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 INPUT DATA

Yang dimaksud dengan input adalah dapat berupa data primer yang didapatkan

dari survei pada lokasi penelitian dan data sekunder yang didapatkan dari instansi

pemerintah. Penginputan data ini terdiri atas dara kondisi geometrik, data survey

dan data kondisi lingkungan. Data masukan diperlukan dalam proses analisis data dan

analisis kinerja simpang bersinyal Jl. Imam Bonjol – Jl. Teuku Umar – Jl.Teuku Umar

Barat.

Data yang diperoleh dari hasil survei lalu lintas pada hari Senin, 18 April 2016

dengan menggunakan metode survei secara manual menggunakan handy cam. Survei

dilakukan dari pukul 07.00-16.30.

Berikut hasil dari survei lalu lintas simpang Jl. Imam Bonjol – Jl. Teuku Umar –

Jl.Teuku Umar Barat dengan format berdasarkan formulir lalu lintas simpang:

Page 24: Survey lalu lintas kelompok 6

FORM NO. : 1

UNIVERSITAS UDAYANAFAKULTAS TEKNIKJURUSAN TEKNIK SIPIL

Kampus Bukit Jimbaran Telp./Fax : (0361) 703385http://www.sipil.unud.ac.id

FORMULIR SURVEIVOLUME LALU LINTAS DI PERSIMPANGAN

LOKASI: JL. Imam Bonjol UtaraHARI/TANGGAL : Senin, 18 April 2016WAKTU : 07.00 – 16.15PENDEKAT: MAYOR APERGERAKAN :CUACA: CerahSURVEYOR: -

Periode

Arah : Timur (LT) Arah : Barat (RT) Arah : Selatan (ST)Jenis Kendraan

TotalJenis Kendraan

TotalJenis Kendraan

Total

MC LV HV UM MC LV HV UM MC LV HV UMKend/ 15

mnt

Kend/ 15

mnt

Kend/ 15

mnt07.00-07.15 64 4 4 0 72 96 8 4 0 108 168 48 6 0 22207.15-07.30 76 8 0 2 86 97 32 6 0 135 544 88 9 0 641

07.30-07.45 89 12 0 1 102 104 8 9 0 121 618144 7 0 769

07.45-08.00 77 8 0 0 85 136 16 8 0 160 424160 8 0 592

08.00-08.15 82 11 0 0 93 168 28 10 0 206 360 56 11 0 42708.15-08.30 104 14 1 0 119 208 26 11 0 245 280 64 13 0 357

08.30-08.45 101 12 2 0 115 152 24 18 0 194 152152 24 0 328

08.45-09.00 65 13 5 0 83 136 32 14 0 182 336104 8 0 448

09.00-09.15 69 10 6 1 86 248 16 16 0 280 228 64 16 0 30809.15-09.30 79 9 2 0 90 176 44 22 0 242 360 72 22 0 45409.30-09.45 104 8 1 0 113 152 48 14 0 214 376 96 14 0 486

09.45-10.00 96 16 2 0 114 160 24 23 0 207 336128 26 0 490

10.00-10.15 97 18 5 1 121 136 40 22 0 198 248 96 48 0 39210.15-10.30 64 10 4 1 79 176 32 25 0 233 352 64 32 0 44810.30-10.45 76 13 3 0 92 144 36 28 0 208 392 56 28 0 47610.45-11.00 89 15 3 0 107 152 32 32 0 216 320 96 56 0 47211.00-11.15 79 17 2 0 98 168 40 27 0 235 280 12 27 0 427

A

Page 25: Survey lalu lintas kelompok 6

011.15-11.30 98 16 6 0 120 296 56 22 0 374 256 72 29 0 35711.30-11.45 92 12 12 0 116 176 28 21 0 225 184 64 72 0 32011.45-12.00 93 15 15 0 123 216 26 31 0 273 312 96 56 0 46412.00-12.15 105 23 13 0 141 184 38 24 0 246 224 64 40 0 328

12.15-12.30 110 21 16 0 147 152 40 28 0 220 360104 33 0 497

12.30-12.45 104 24 18 0 146 136 32 28 0 196 416 56 28 0 500

12.45-13.00 106 20 19 0 145 188 28 41 3 260 400120 40 0 560

13.00-13.15 101 19 13 0 133 192 29 32 0 253 320 88 34 0 44213.15-13.30 97 28 18 0 143 180 28 36 0 244 336 64 26 0 42613.30-13.45 98 27 12 0 137 104 32 32 0 168 344 96 32 0 47213.45-14.00 92 16 21 0 129 128 48 29 1 206 312 80 24 0 41614.00-14.15 93 28 10 0 131 102 40 38 0 180 328 88 38 0 45414.15-14.30 105 19 9 0 133 104 56 34 0 194 304 64 26 0 39414.30-14.45 110 24 8 0 142 72 48 29 0 149 320 80 29 0 429

14.45-15.00 104 15 11 0 130 80 32 35 0 147 296128 28 0 452

15.00-15.15 101 23 7 0 131 88 40 29 0 157 224 72 16 0 31215.15-15.30 97 21 6 0 124 152 48 31 0 231 232 96 24 0 35215.30-15.45 98 24 19 0 141 172 56 38 0 266 249 72 27 0 348

15.45-16.00 92 20 18 0 130 89 40 31 0 160 348104 26 0 478

16.00-16.15 93 19 22 0 134 106 28 26 0 160 346 88 25 0 45916.15-16.30 96 28 13 0 137 88 40 23 0 151 320 80 26 0 426

Page 26: Survey lalu lintas kelompok 6

FORM NO. : 2

UNIVERSITAS UDAYANAFAKULTAS TEKNIKJURUSAN TEKNIK SIPIL

Kampus Bukit Jimbaran Telp./Fax : (0361) 703385http://www.sipil.unud.ac.id

FORMULIR SURVEIVOLUME LALU LINTAS DI PERSIMPANGAN

LOKASI: JL. Teuku UmarHARI/TANGGAL : Senin, 18 April 2016WAKTU : 07.00 – 16.15PENDEKAT: MINOR BPERGERAKAN :CUACA: CerahSURVEYOR: -

Periode

Arah : Utara (RT) Arah : Barat (ST) Arah : Selatan (LT)Jenis Kendraan

TotalJenis Kendraan

TotalJenis Kendraan

Total

MC LV HV

UM MC LV H

VUM MC L

VHV

UM

Kend/ 15

mnt

Kend/ 15

mnt

Kend/ 15

mnt

07.00-07.15 40 8 8 0 56320 80 16 0 416 80

40 0 16 136

07.15-07.30104 8 8 0 120

160 88 8 0 256 48

16 0 8 72

07.30-07.45120 16 8 0 144

248 32 24 0 304

160

48 8 8 224

07.45-08.00136 24 16 0 176

264 64 8 0 336

168

32 8 0 208

08.00-08.15 96 16 24 0 136328 96 24 8 456

184

64 0 40 288

08.15-08.30 80 24 16 8 128344 72 16 0 432

144

40 8 0 192

08.30-08.45 88 32 8 0 128312

105 40 0 457

168

64 0 8 240

08.45-09.00168 16 8 0 192

352

112 8 0 472 88

48 0 0 136

09.00-09.15 88 16 24 0 128288 64 8 0 360

176

48 8 0 232

09.15-09.30128 24 32 0 184

416 96 24 8 544

192

24 8 8 232

B

Page 27: Survey lalu lintas kelompok 6

09.30-09.45 88 16 40 0 144328 80 16 0 424

160

32 16 0 208

09.45-10.00 32 48 8 0 88424 72 8 0 504

184

32 16 16 248

10.00-10.15152 32 16 8 208

456

120 16 0 592

144

64 8 0 216

10.15-10.30160 8 8 8 184

384

128 24 0 536 88

48 0 0 136

10.30-10.45176 40 32 0 248

400

120 16 0 536

128

56 0 0 184

10.45-11.00192 24 24 0 240

440 96 8 0 544

136

48 0 8 192

11.00-11.15168 48 16 0 232

360

112 8 0 480

144

40 8 0 192

11.15-11.30184 40 16 0 240

448 80 8 0 536

120

16 0 0 136

11.30-11.45152 32 48 8 240

400

104 16 0 520

128

32 0 24 184

11.45-12.00258 40 8 8 314

456

112 24 0 592

112

24 0 0 136

12.00-12.15168 64 8 0 240

392 88 40 0 520 80

40 16 0 136

12.15-12.30 88 24 24 0 136328

104 8 0 440 88

48 0 0 136

12.30-12.45144 32 8 0 184

432 96 16 8 552

112

24 0 8 144

12.45-13.00112 16 24 0 152

440

128 32 0 600

120

56 0 0 176

13.00-13.15120 32 16 0 168

206

152 24 0 382

136

48 8 0 192

13.15-13.30168 24 16 8 216

264

128 8 0 400

144

24 0 24 192

13.30-13.45 80 48 8 16 152312 88 16 0 416

112

40 0 0 152

13.45-14.00152 40 8 0 200

288

104 48 0 440 64

48 16 0 128

14.00-14.15 88 16 8 0 112272

196 56 0 524 64

32 8 0 104

14.15-14.30168 32 16 8 224

323

112 16 0 451 72

24 0 16 112

14.30-14.45128 24 32 0 184

280

128 24 0 432

128

16 0 0 144

14.45-15.00160 40 16 0 216

216 80 40 0 336 72

40 0 0 112

15.00-15.15184 64 8 0 256

256 72 8 0 336

120

32 16 0 168

15.15-15.30160 24 24 16 224

264 64 16 0 344 88

48 0 0 136

15.30-15.45136 64 16 16 232

232 88 56 0 376 64

16 8 0 88

15.45-16.00176 40 24 0 240

240 96 48 0 384

104

24 0 8 136

16.00-16.15160 32 16 0 208

451 70 24 1 546 80

48 16 8 152

16.15-16.30184 40 8 0 232

320

101 16 8 445 88

56 8 0 152

Page 28: Survey lalu lintas kelompok 6

FORM NO. : 3

UNIVERSITAS UDAYANAFAKULTAS TEKNIKJURUSAN TEKNIK SIPIL

Kampus Bukit Jimbaran Telp./Fax : (0361) 703385http://www.sipil.unud.ac.id

FORMULIR SURVEIVOLUME LALU LINTAS DI PERSIMPANGAN

LOKASI: JL. Imam Bonjol SelatanHARI/TANGGAL : Senin, 18 April 2016WAKTU : 07.00 – 16.15PENDEKAT: MAYOR CPERGERAKAN :CUACA: CerahSURVEYOR: -

Arah : Utara (ST) Arah : Barat (LT) Arah : Timur (RT)

C

Page 29: Survey lalu lintas kelompok 6

Periode

Jenis KendraanTotal

Jenis KendraanTotal

Jenis KendraanTotal

MC LV HV

UM

MC LV H

VUM

MC

LV

HV

UM

Kend/ 15

mnt

Kend/ 15

mnt

Kend/ 15

mnt

07.00-07.15 238 80 6 0 324168 28 9 0 205

104 6 3 0 113

07.15-07.30 264 72 4 2 342126 26 8 0 160

128 7 4 0 139

07.30-07.45 328 68 8 0 404142 24 10 0 176

108

10 6 0 124

07.45-08.00 208 88 7 0 303152 32 11 0 195

124

16 8 0 148

08.00-08.15 296 64 11 0 371142 16 18 1 177

162

24 11 0 197

08.15-08.30 298 69 10 1 378123 44 14 0 181

134

32 12 0 178

08.30-08.45 280 96 9 1 386126 48 16 0 190

155

56 9 0 220

08.45-09.00 329 79 12 0 420168 88 22 1 279

158

41 6 1 206

09.00-09.15 364 89 9 0 462175

144 18 0 337

186

18 13 0 217

09.15-09.30 416 89 7 3 515251

160 14 0 425

153

28 19 0 200

09.30-09.45 376 77 8 0 461233 56 26 0 315

137

43 21 0 201

09.45-10.00 404121 11 1 537

191 64 48 0 303

256

29 17 0 302

10.00-10.15 329103 13 0 445

154

152 32 1 339

230

33 16 1 280

10.15-10.30 410 95 24 1 530167

104 28 0 299

157

35 9 0 201

10.30-10.45 378139 8 2 527

171 87 56 0 314

171

39 12 0 222

10.45-11.00 396120 16 0 532

168 97 27 0 292

168

36 15 0 219

11.00-11.15 336 95 22 0 453208

136 29 0 373

188

48 18 0 254

11.15-11.30 356 96 14 0 466243 98 26 0 367

142

32 16 0 190

11.30-11.45 297 80 26 0 403245 72 34 0 351

134

28 19 0 181

11.45-12.00 341 88 22 0 451261 89 23 0 373

122

56 11 0 189

12.00-12.15 352 64 15 0 431197 88 26 0 311

158

27 16 0 201

12.15-12.30 468 80 23 0 571160

144 24 0 328

175

29 19 0 223

12.30-12.45 386128 22 0 536

256

121 32 0 409

140

26 23 0 189

12.45-13.00 392121 18 2 533

184 96 35 2 317

103

34 26 0 163

13.00-13.15 412103 19 0 534

234

128 37 0 399

161

48 22 0 231

13.15-13.30 376 95 13 0 484189 96 29 0 314

169

56 11 0 236

Page 30: Survey lalu lintas kelompok 6

13.30-13.45 404139 18 0 561

251

121 25 0 397

168

59 17 0 244

13.45-14.00 329120 20 0 469

233

103 27 0 363

152

39 21 0 212

14.00-14.15 410106 21 0 537

191 95 29 0 315

142

41 23 0 206

14.15-14.30 378108 26 0 512

154

139 26 0 319

162

42 25 0 229

14.30-14.45 396 97 16 0 509167

120 34 0 321

189

35 21 0 245

14.45-15.00 341114 22 0 477

171

112 23 0 306

204

29 24 0 257

15.00-15.15 352 92 14 0 458235

114 26 0 375

231

37 19 0 287

15.15-15.30 468118 26 2 614

213

121 24 0 358

265

41 18 0 324

15.30-15.45 386105 22 0 513

214 88 32 0 334

189

35 21 0 245

15.45-16.00 392121 20 0 533

244 92 34 0 370

172

36 27 0 235

16.00-16.15 412103 18 0 533

207

101 21 0 329

152

48 32 0 232

16.15-16.30 376106 16 0 498

198

105 19 0 322

144

36 34 0 214

Page 31: Survey lalu lintas kelompok 6

FORM NO. : 4

UNIVERSITAS UDAYANAFAKULTAS TEKNIKJURUSAN TEKNIK SIPIL

Kampus Bukit Jimbaran Telp./Fax : (0361) 703385http://www.sipil.unud.ac.id

FORMULIR SURVEIVOLUME LALU LINTAS DI PERSIMPANGAN

LOKASI: JL. Teuku Umar BaratHARI/TANGGAL : Senin, 18 April 2016WAKTU : 07.00 – 16.15PENDEKAT: MINOR DPERGERAKAN :CUACA: CerahSURVEYOR: -

Periode

Arah : Selatan (RT) Arah : Utara (LT) Arah : Timur (ST)Jenis Kendraan

TotalJenis Kendraan

TotalJenis Kendraan

Total

MC LV

HV

UM MC L

VHV

UM MC LV H

VUM

Kend/ 15

mnt

Kend/ 15

mnt

Kend/ 15

mnt

07.00-07.15 11216 2 0 130

176

32 8 0 216

360 64 8 2 434

07.15-07.30 8024 8 0 112 80

32 2 0 114

288

122 11 1 422

07.30-07.45 21656 8 0 280

120

46 8 0 174

392

144 16 3 555

07.45-08.00 20032 6 0 238

104

12 13 0 129

328

132 13 3 476

08.00-08.15 16048 16 0 224

136

16 16 0 168

360 80 16 1 457

08.15-08.30 19216 12 0 220

160

24 8 0 192

249 64 40 2 355

08.30-08.45 15240 24 0 216

136

32 24 0 192

352 96 24 0 472

08.45-09.00 16832 12 0 212

120

40 12 0 172

416 88 32 1 537

09.00-09.15 22448 14 0 286 80

22 10 0 112

411 98 40 0 549

09.15-09.30 13624 12 0 172

140

31 12 0 183

329 80 22 0 431

09.30-09.45 14432 8 0 184

103

24 15 0 142

442

125 32 0 599

09.45-10.00 17656 13 0 245

161

36 23 0 220

408

143 24 0 575

10.00-10.15 19232 8 0 232

169

45 9 0 223

298

126 16 1 441

10.15-10.30 14432 56 0 232

157

23 16 0 196

327

157 20 1 505

D

Page 32: Survey lalu lintas kelompok 6

10.30-10.45 15224 16 0 192

171

46 24 0 241

384

142 24 4 554

10.45-11.00 20016 40 0 256

168

52 22 0 242

448

109 32 2 591

11.00-11.15 20848 24 0 280

152

31 26 0 209

352

144 40 0 536

11.15-11.30 19232 32 0 256

136

24 21 0 181

416

165 22 1 604

11.30-11.45 16840 40 0 248

144

36 16 0 196

411

135 32 1 579

11.45-12.00 15216 22 0 190

192

45 25 0 262

329

169 42 4 544

12.00-12.15 21624 32 0 272

234

23 18 0 275

442

132 32 2 608

12.15-12.30 23248 24 0 304

184

46 22 0 252

442

143 46 0 631

12.30-12.45 18432 16 0 232

208

52 31 0 291

408

126 56 0 590

12.45-13.00 22440 20 0 284

152

24 22 0 198

298

157 32 0 487

13.00-13.15 20832 33 0 273

144

32 24 0 200

327

142 48 0 517

13.15-13.30 19224 17 0 233

136

40 22 0 198

384

109 47 1 541

13.30-13.45 15216 37 0 205

144

22 26 0 192

448

144 40 0 632

13.45-14.00 16832 32 0 232

128

31 21 0 180

352

144 32 0 528

14.00-14.15 20832 40 0 280

126

32 16 0 174

416

165 48 0 629

14.15-14.30 14448 36 0 228

203

18 25 6 252

416

135 24 0 575

14.30-14.45 20824 45 0 277

166

34 25 5 230

411

169 32 8 620

14.45-15.00 15246 16 8 222

134

32 18 2 186

329

132 56 6 523

15.00-15.15 21631 18 0 265

122

40 22 0 184

442

143 32 3 620

15.15-15.30 20048 23 0 271

128

22 31 0 181

442

126 42 5 615

15.30-15.45 19216 22 0 230

148

28 22 0 198

408

159 32 7 606

15.45-16.00 15226 34 6 218

156

34 24 0 214

432

153 32 0 617

16.00-16.15 13624 19 0 179

144

18 22 0 184

327

133 56 0 516

16.15-16.30 14422 28 0 194

168

36 26 0 230

472

176 32 0 680

Page 33: Survey lalu lintas kelompok 6
Page 34: Survey lalu lintas kelompok 6

3.1.1 Data Lingkungan

Dilihat dari kondisi lalu lintasnya Jl. Imam Bonjol(Jalan Mayor A dan C)

Sedangkan Jl. Teuku Umar (Jalan Minor B dan D) dimana keduanya merupakan daerah

komersil (COM) karena di sepanjang jalan tersebut banyak pertokoan dan restoran.

3.2 DATA KONDISI LALU LINTAS

3.2.1 Data Survei Volume Lalu Lintas

Data dari volume lalu lintas didapatkan dari hasil survei volume lalu lintas yang

dilakukan pada lokasi simpang Jl. Imam Bonjol – Jl. Teuku Umar – Jl.Teuku Umar

Barat.

Yang dibagi menjadi 4 segmen ruas jalan. Kendaraan digolongkan sesuai dengan

Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997, yaitu terdiri dari: kendaraan

ringan/light vehicle (LV), kendaraan berat/Heavy vehicle (HV), Sepeda

motor/Motorcycle (MC), kendaraan tidak bermotor/Unmotorized (UM).

Berikut ini merupakan grafik fluktuasi volume lalu lintas kendaraan bermotor

selama 9,5 jam dari pukul 07.00-16.30.

Page 35: Survey lalu lintas kelompok 6

07.00-07.15

07.30-07.45

08.00-08.15

08.30-08.45

09.00-09.15

09.30-09.45

10.00-10.15

10.30-10.45

11.00-11.15

11.30-11.45

12.00-12.15

12.30-12.45

13.00-13.15

13.30-13.45

14.00-14.15

14.30-14.45

15.00-15.15

15.30-15.450.0

200.0400.0600.0800.0

1000.01200.01400.01600.01800.0

Volume Lalu LintasPendekat MAYOR A

Waktu (15 mnt)

Volu

me(

smp/

jam

)

Gambar 3.2.1.a. Fluktuasi Volume Lalu Lintas Selama 9,5 jam Pada Pendekat Mayor A

07.00-07.15

07.30-07.45

08.00-08.15

08.30-08.45

09.00-09.15

09.30-09.45

10.00-10.15

10.30-10.45

11.00-11.15

11.30-11.45

12.00-12.15

12.30-12.45

13.00-13.15

13.30-13.45

14.00-14.15

14.30-14.45

15.00-15.15

15.30-15.45

16.00-16.150.0

200.0400.0600.0800.0

1000.01200.01400.01600.01800.0

Volume lalu lintasPendekat MINOR B

Waktu(15 mnt)

Volu

me(

smp/

jam

)

Gambar 3.2.1.b .Fluktuasi Volume Lalu Lintas Selama 9,5 jam Pada Pendekat Minor B

Page 36: Survey lalu lintas kelompok 6

07.00-07.15

07.30-07.45

08.00-08.15

08.30-08.45

09.00-09.15

09.30-09.45

10.00-10.15

10.30-10.45

11.00-11.15

11.30-11.45

12.00-12.15

12.30-12.45

13.00-13.15

13.30-13.45

14.00-14.15

14.30-14.45

15.00-15.15

15.30-15.45

16.00-16.150.0

500.0

1000.0

1500.0

2000.0

2500.0

Volume lalu lintasPendekat MAYOR C

Waktu(15 mnt)

Volu

me(

smp/

jam

)

Gambar 3.2.1.c Fluktuasi Volume Lalu Lintas Selama 9,5 jam Pada Pendekat Mayor C

07.00-07.15

07.30-07.45

08.00-08.15

08.30-08.45

09.00-09.15

09.30-09.45

10.00-10.15

10.30-10.45

11.00-11.15

11.30-11.45

12.00-12.15

12.30-12.45

13.00-13.15

13.30-13.45

14.00-14.15

14.30-14.45

15.00-15.15

15.30-15.45

16.00-16.150.0

500.0

1000.0

1500.0

2000.0

2500.0

Volume lalu lintasPendekat MINOR D

Waktu(15 mnt)

volu

me(

smp/

jam

)

Gambar 3.2.1.d Fluktuasi Volume Lalu Lintas Selama 9,5 jam Pada Pendekat Minor D

Dari Gambar Grafik diatas dapat dilihat fluktuasi dari volume lalu lintas simpang Jl.

Imam Bonjol – Jl. Teuku Umar – Jl.Teuku Umar Barat, selama 9,5 jam serta jam puncak

(peak hour) dari masing-masing pendekat. Berikut adalah penjelasannya :

a. Pendekat Mayor A (Jl.Imam Bonjol)

Page 37: Survey lalu lintas kelompok 6

Pada pendekat memiliki puncak pada pagi hari, tepatnya pada pukul 12.15-13.15

dapat dilihat dari grafik (Gambar 3.2.1 a).

b. Pendekat Minor B (Jl. Teuku Umar)

Pada pendekat ini puncak volume lalu lintas terjadi pada pagi hari pada pukul

10.00-11.00 berdasarkan grafik (Gambar 3.2.1 b).

c. Pendekat Mayor C (Jl.Imam Bonjol)

Pada pendekat ini dapat dilihat di grafik (Gambar 3.2.1.c) puncak volume lalu lintas

terjadi pada pagi hari yang interval waktunya 15.15-16.15.

d. Pendekat Minor D (Jl. Teuku UmarBarat)

Pendekat ini memiliki puncak pada pukul 11.45-12.45 pada pagi hari berdasarkan

grafik (Gambar 3.2.1 d).

Volume Puncak SMP / jam

PENDEKAT WAKTU (jam) Volume (SMP/jam)

Mayor A 12.15-13.15 1656

Minor B 10.00-11.00 1680

Mayor C 15.15-16.15 2210

Minor D 11.45-12.45 2101

Tabel 3,2,1 Volume Puncak (SMP/Jam)

Page 38: Survey lalu lintas kelompok 6

Mayor A Minor B Mayor C Minor D0

500

1000

1500

2000

2500

Gambar 3.2.1 e Grafik Volume Puncak (SMP/Jam)

BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Volume Puncak per jam setiap pendekat adalah:

Mayor A : 1656 SMP/jam (12.15 – 13.15)

Page 39: Survey lalu lintas kelompok 6

Minor B : 1680 SMP/jam (10.00 – 11.00)

Mayor C : 2210 SMP/jam (15.15 – 16.15)

Minor D : 2101 SMP/jam (11.45 – 12.45)

Kapasitas jalan setiap pendekat adalah:

CA = 1154

CB = 1966

CC = 1085

CD = 1887

4.2 SARAN

Masukan untuk laporan ini adalah perhitungan yang lebih teliti dan waktu

pengerjaan yang lebih banyak sehingga mengurangi adanya kesalahan dan keteledoran saat

menulis laporan ini.

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Bina Marga. 1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI).Bandung