Upload
zahrana-ummu-abdirrahman
View
64
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
Pengaruh Ekstrak Daun Beluntas (Pluchea
Indica) terhadap Penurunan Kadar Serum Total
Kolesterol pada Tikus (Rattus norvegicus) yang
diberi Diet Hiperkolesterol
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
BRAWIJAYA Dr. Titin Andri Wihastusti, S.Kp., M.Kes.
Siti Nur Aliyatul Azizah
Pembimbing :
Ns. Tony Suharsono, S.Kep., M.Kep.
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
That’s JUNK!!
Mengkonsumsi yang tidakbermanfaat bagi tubuh
Makananinstan &
berlemak
HEALTH PROBLEM
ALERT !!
Beban penyakit degeneratifvaskuler di Indonesia semakin
meningkat. Ischaemic heart disease dan stroke
berkontribusi secara global sebesar 80% sebagai penyakit
kardiovaskuler yang disebabkan oleh komplikasi
hiperkolesterolemia(WHO , 2011).
Komplikasi hiperkolesterolemiaterjadi melalui berbagai
mekanisme patogenesis. Salahsatunya adalah mekanisme
oksidasi dan inflamasi.
Daun beluntas (Pluchea indica) mengandung antioksidan dan
mampu berperan sebagaiantiinflamasi.
Rumusan Masalah
↓ kadarserum total kolesterol
• Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh ekstrak daun beluntas
(Pluchea indica) terhadap penurunan kadar
serum total kolesterol pada tikus (Rattus
novergicus) wistar jantan yang diberi diet
hiperkolesterol.
• Tujuan Khusus
Kadar TC diet hiperkolesterol
Kadar TC padakelompok
perlakuan I, II, III
Kadar TC diet normal
Membandingkan kadar TC pada semua
kelompok
Manfaat Penelitian
Manfaat Akademik :
Pengembanganfitofarmakologi
Manfaat Praktis :
Tambahan pengetahuan dandapat diaplikasikan olehmasyarakat
TINJAUAN PUSTAKA
HIPERKOLESTEROL
Komplikasi hiperkolesterolemia
SERUM TOTAL CHOLESTEROL• kolesterol darah merupakan marker lipid kunci untuk
melihat derajat keparahan plak pada pembuluh darahdengan sensitif (Chen et al, 2010)
• Pada beberapa penelitian, terdapat kecenderunganpeningkatan kadar serum total kolesterol dan LDL padamodel aterosklerosis (Nakajima et al., 2006)
• Meskipun peningkatan LDL terlihat lebih dominan, pemeriksaan serum total cholesterol tidak dapatditinggalkan karena mampu memvalidasi hasilpemeriksaan lipid yang lain (Malati dan Mahesh, 2009).
Pluchea indica
• Daun beluntas memiliki beberapa efek farmakologi, seperti antiinflamasi, antinociceptive (Rosilda et al, 2008), dan antituberculosis (Mohamad et al, 2011).
• Senyawa aktif dalam beluntas juga memiliki aktivitasantioksidan yang tinggi dan mampu menghambatperoksidasi lipid (Andarwulan et al, 2010).
EKSTRAKSI• Ekstraksi merupakan metode yang
umum digunakan untukmengidentifikasi senyawa-senyawafitokimia dari suatu bahan alam(Handa et al., 2008)
• Tidak memungkinkan bagi hewancoba untuk memakan seluruh bahanalam dengan dosis yang diinginkan, sehingga dibutuhkan konversi. Konversi ini tidak dapat dilakukanjika bahan alam tidak diekstrakterlebih dahulu dan dilakukanpengenceran (Hamid et al., 2008).
• Teknik prosedur ekstraksi yang digunakan dalam penelitian iniadalah maserasi. mengacu pada penelitian Hamid et al. (2008)
• Prinsip pemilihan pelarut adalah “like dissolve like” sehinggapelarut harus sesuai dengan senyawa apa yang diinginkanuntuk diekstrak.
• Senyawa flavonoid banyak terlarut di methanol atau ethanol . Namun ethanol dipilih karena lebih cocok dan amanWidyawati et al, 2014)
KERANGKA KONSEP & HIPOTESIS
Modifikasi gaya
hidup :
exercise,
pengaturan BB
+
Regimen statin
HIPOTESIS
Ekstrak daun beluntas (Pluchea indica) mampumenurunkan kadar serum kolesterol total pada tikus (Rattus novergicus) wistar jantanyang diberi diet hiperkolesterol.
METODE
True Experimental Study
Randomized Controlled Post-test only
Simple Random Sampling
Rumus jumlah sampel :(n-1) (t-1) >15 di mana t = banyak kelompok perlakuan; n = jumlah sampelsehingga (n-1) (t-1) ≥ 15 ; (n-1) (5-1) ≥ 15 ; (n-1) 4 ≥ 15 ; n-1 = 3,75 ; n = 4,75
Koreksi = 1/(1-f), di mana f adalah proporsi unit eksperimen yang hilang atau mengundurkan diri atau drop out.kemungkinan mati adalah 1/5 = 20% = 0,2Sehingga 1/(1-0,2) = 1/0,8 = 1,25
Untuk menghindari lose of sample, jumlah minimal per kelompok adalah 4,75 + 1,25 = 6 ekor.
Rumus jumlah sampel :(n-1) (t-1) >15 di mana t = banyak kelompokperlakuan; n = jumlah sampelsehingga (n-1) (t-1) ≥ 15 ; (n-1) (5-1) ≥ 15 ; (n-1) 4 ≥ 15 ; n-1 = 3,75 ; n = 4,75
Koreksi = 1/(1-f), di mana f adalah proporsi unit eksperimen yang hilang atau mengundurkan diri ataudrop out.kemungkinan mati adalah 1/5 = 20% = 0,2Sehingga 1/(1-0,2) = 1/0,8 = 1,25
Untuk menghindari lose of sample, jumlah minimal per kelompok adalah 4,75 + 1,25 = 6 ekor.
Rancangan Penelitian
Diet Normal
Persiapanalat danbahan
Prosesekstraksi : maserasidenganetanol 96% danevaporasi
Perawatantikus , pemberiandiet hiperkolesterol dan sondeekstrakselama 10 minggu
Eutanasia, Pembedahantikus danpengambilanspesimen
PengecekkanProfil Lipid (termasuk TC)
Analisa Data
• menggunakan uji parametrik One Way ANOVA
• Menggunakan bantuan software SPSS
HASIL
38.72
29.63
31.01 31.24 30.94
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
Kontrol (-) Kontrol (+) P1 P2 P3
rata-rata jumlahpakan
(dalam gr)
Asupan Pakan Tikus
129.5
151
161.7
152.1
179.9
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
200
Kontrol (-) Kontrol (+) P1 P2 P3
angka kenaikan BB (dalam gr)
Kenaikan BB Tikus
Kadar Serum Total Kolesterol
Kelompok Mean Std.
DeviasiMinimum Maksimum 95% Interval
Kepercayaan
Kontrol negatif 67 9.19239 55.00 77.00 55.5861 - 78.4139
Kontrol positif 101.2 12.93058 84.00 114.00 85.1446 - 117.2554
P1 (150mg/kgBB) 127.6 18.13284 103.00 152.00 105.0851 - 150.1149
P2 (300mg/kgBB) 104.2 11.81948 85.00 116.00 89.5242 - 118.8758
P3 (600mg/kgBB) 90.6 16.65233 70.00 111.00 69.9234 - 111.2766
Normalitas semua kelompok bernilai p>0.05
Homogenitas, bernilai p>0.05
One way ANOVA
Kelompok Mean Std. Deviasi p-value
Kontrol negatif 67 9.19239 0.000
Kontrol positif 101.2 12.93058
P1 (150mg/kgBB) 127.6 18.13284
P2 (300mg/kgBB) 104.2 11.81948
P3 (600mg/kgBB) 90.6 16.65233
Post Hoc Tukey HSD
Kelompok p-value
Kontrol negatif dengan kontrol positif 0.008
Kontrol negatif dengan P1 0.000
Kontrol negatif dengan P2 0.004
P1 dengan P3 0.004
PEMBAHASAN
Kadar TC pada Kelompok Diet Normal
• Kadar TC pada kelompok diet normal paling rendah. Mean = 67 mg/dL.
• Diperkuat dengan peningkatan BB yang paling rendah meskipun intake pakannya yang paling tinggi.
• Pada tikus dengan diet normal tidak terjadisintesis kolesterol yang berlebih karenakomposisi pakan yang ringan.
Kadar TC pada Kelompok Diet Hiperkolesterol
• Dibandingkan diet normal, kadar TC nya lebihtinggi. Mean = 101.2 mg/dL.
• BB lebih tinggi dibanding kelompok diet normal.
• Pada kelompok diet hiperkolesterol tidak adayang membantu mensupresi kadar lemak yang tinggi dalam darah.
• Kadar TC pada kelompok ini juga lebih tinggidaripada kadar TC kelompok P3 (hiperkolesterol + ekstrak 600mg/kgBB)
Modifikasi gaya
hidup : exercise,
pengaturan BB
+
Regimen statin
Kadar TC pada Kelompok Diet Hiperkolesterol + Ekstrak Daun Beluntas
• P1 dosis 150mg/kgBB : Mean 127.6 mg/dL
– kadar TC lebih tinggi daripada P2 dan P3.
– Kadar TC juga lebih tinggi daripada kelompok diet hiperkolesteroltanpa tambahan ekstrak.
• P2 dosis 300mg/kgBB : Mean 104.2 mg/dL
– kadar TC dibawah P1 tapi lebih tinggi daripada P3.
– Kadar TC lebih tinggi daripada kelompok diet hiperkolesterol tanpatambahan ekstrak.
• P3 dosis 600mg/kgBB : Mean 90.6 mg/dL
– Kadar TC paling rendah jika dibandingkan dengan kelompok P1, P2 dan kelompok diet normal
– Kadar TC nya lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok diet normal
Pengaruh senyawa aktif…
HMG-CoASekresi ApoB
ikatan asam empedu-pencernaan kolesterol
Absorbsi kolesterol diusus
Modifikasi gaya
hidup : exercise,
pengaturan BB
+
Regimen statin
Kadar TC pada Semua Kelompok
Kelompok RerataKadar TC
Keterangan
Kontrol (-) / diet normal 67 Paling rendah di antara semua kelompok.
Kontrol (+) / diet
hiperkolesterol
101,2 Lebih tinggi dari kelompok kontrol positif dan P3.
P1 / diet hiperkolesterol +
ekstrak daun beluntas
150mg/kgBB
127,6
Paling tinggi di antara semua kelompok.
P2 / diet hiperkolesterol +
ekstrak daun beluntas
300mg/kgBB
104,2
Lebih rendah 1 tingkat daripada P1 dan lebih
tinggi daripada P3, kontrol negative dan kontrol
positif.
P3 / diet hiperkolesterol +
ekstrak daun beluntas
600mg/kgBB
90,6
Paling rendah di antara semua kelompok dengan
sonde ekstrak tapi masih lebih tinggi daripada
kontrol negatif.
hiperkolesterol
inflamasi
imun
oksidasi
Proliferasiotot polos
Implikasi Keperawatan
• Preventif
• Promotif
PENUTUP
Kesimpulan• Kadar serum TC pada kelompok tikus diet normal tidak meningkat secara
signifikan. Namun terlalu cepat meningkatkan BB tikus.
• Kadar serum TC pada kelompok tikus diet hiperkolesterol meningkat secara
signifikan jika dibandingakan dengan tikus kontrol negatif.
• Kadar serum TC pada kelompok tikus yang diberi diet hiperkolesterol + sonde
ekstrak daun beluntas memiliki kecenderungan turun. Pemberian ekstrak daun
beluntas (Pluchea indica) dosis 600mg/kgBB mampu menurunkan kadar serum
total kolesterol tikus yang diberi diet hiperkolesterol, tetapi belum ideal karena
nilainya belum mampu mendekati kadar serum total kolesterol tikus normal tanpa
perlakuan diet hiperkolesterol.
• Perbedaan kadar serum TC tikus pada semua kelompok terletak pada peningkatan
kadar serum total kolesterol kelompok positif dan kecenderungan penurunan
kadar pada kelompok yang diberi sonde ekstrak daun beluntas.
Dokumentasi
Dokumentasi