Upload
kentos2069
View
133
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
KOMUNIKASI KELOMPOK
Drs. Kentos R. Artoko, M.Si
MATA KULIAHTEORI DAN PERSPEKTIF
KOMUNIKASI
• Komunikasi kelompok adalah interaksi tatap muka dari tiga atau lebih individu guna memperoleh maksud atau tujuan yang dikehendaki seperti berbagi informasi, pemeliharaan diri atau pemecahan masalah sehingga semua anggota dapat menumbuhkan karakteristik pribadi anggota lainnya dengan akurat (Michael Burgoon dan Michael Ruffner)
• Komunikasi kelompok terjadi ketika tiga orang atau lebih bertatap muka, biasanya di bawah pengarahan seorang pemimpin untuk mencapai tujuan atau sasaran bersama dan mempengaruhi satu sama lain (Dan B. Curtis, James Floyd dan Jerrul Winsor)
Komunikasi kelompok ……..
Tatap muka
Sedikit partisipan
Di bawah arahan pemimpin
Tujuan atau sasaran bersama
Anggota memiliki pengaruh satu dengan lainnya
(Dan B. Curtis, James Floyd dan Jerrul Winsor)
KARAKTERISTIKKOMUNIKASI KELOMPOK
Konformitas
• perubahan perilaku atau kepercayaan menuju (norma) kelompok sebagai akibat tekanan kelompok-yang real atau dibayangkan
Fasilitasi sosial
• Fasilitasi menunjukkan kelancaran atau peningkatan kualitas kerja
• Robert Zajonz (1965) menjelaskan bahwa kehadiran orang lain dianggap menimbulkan efek pembangkit energi pada perilaku individu
Polarisasi
• Polarisasi adalah kecenderungan ke arah posisi yang ekstrem. Bila sebelum diskusi kelompok para anggota mempunyai sikap agak mendukung tindakan tertentu, setelah diskusi mereka akan lebih kuat lagi mendukung tindakan itu
Pengaruh Kelompok pada Perilaku Komunikasi
• suatu kelompok mampu memelihara dan memantapkan hubungan sosial di antara para anggotanya
Hubungan sosial
• sebuah kelompok secara formal maupun informal bekerja untuk mencapai dan mempertukarkan pengetahuan
Pendidikan
• seorang anggota kelompok berupaya mem-persuasi anggota lainnya supaya melakukan atau tidak melakukan sesuatu
Persuasi
• berkaitan dengan penemuan alternatif atau solusi yang tidak diketahui sebelumnya
• berhubungan dengan pemilihan solusi
Pemecahan masalah dan pembuatan keputusan
• membantu setiap individu mencapai perubahan personalnyaTerapi
FUNGSI Komunikasi Kelompok
Faktor situasional karakteristik kelompok
Ukuran kelompok
Jaringan komunikasi
Kohesi kelompok
Kepemimpinan
Faktor personal karakteristik kelompok
Kebutuhan interpersonal William C. Schultz (1966) - Teori FIRO (Fundamental Interpersonal Relations
Orientatation)
Tindak komunikasi Robert Bales (1950) - sistem kategori untuk menganalisis tindak komunikasi,
Interaction Process Analysis (IPA).
Faktor-faktor yang mempengaruhi keefektifan kelompok
TRADISI SOSIOPSIKOLOGIS
Robert Gales • Dalam kelompok, setiap individu dapat memperlihatkan sikap positif
atau gabungan, yakni dengan: menjadi ramah, mendramatisasi (suka bercerita/bicara), atau menyetujui.
• Dapat pula bersikap negatif dengan: penolakan, memperlihatkan ketegangan, atau menjadi tidak ramah.
Jika tidak memberi informasi secara memadai
jika tidak berbagi opini
jika tidak meminta atau memberi saran
jika tidak dapat mencapai kesepakatan
jika ada dramatisasi yang tidak memadai
jika kelompok tidak ramah
permasalahan dalam komunikasi
permasalahan dalam evaluasi
permasalahan dalam kendali
permasalahan dalam keputusan
permasalahan ketegangan
permasalahan reintegrasi
PENYELESAIAN PEKERJAAN KELOMPOK
Pemimpin karena tugas adalah yang bekerja untuk memfasilitasi dan mengoordinasikan terkait tugasnya dan mengarahkan energinya untuk menyelesaikan tugas.
Perilaku Komunikasi
1. Perilaku emosi sosial (socioemotional), seperti kelihatan ramah, menunjukkan ketegangan, dan dramatisasi
2. Perilaku tugas (task behavior) disajikan oleh saran, opini dan informasi
Pemimpin karena emosi social bekerja untuk memperbaiki hubungan dalam kelompok, berkonsentrasi pada area positif dan negatif. Posisi individu dalam sebuah kelompok merupakan fungsi dari tiga dimensi, yakni: dimensi lawan pasif, ramah lawan tidak ramah, dan aktif lawan emosional.
Bales:
PEMIMPIN
• Tradisi Sibernetika sangat membantu dalam melihat sIstem sifat kelompok.
• Kelompok adalah bagian dari sistem yang lebih besar dalam kekuatan interaksi.
• Sebuah kelompok mendapat input segar dari luar, berhubungan dengan input dengan berbagai cara, dan menciptakan output atau akibat yang mempengaruhi sistem yang lebih besar
Tradisi Sibernetika
sebuah peristiwa alamiah kelompok, yakni semua kelompok adalah terpercaya karena merupakan bagian dari sIstem yang lebih besar
Teori Kelompok Terpercaya (Bonafide theory)Linda Putnam dan Cynthia Stohl
Batasan yang dapat ditembus, yakni definisi antara yang ‘di luar’ dan ‘di dalam’ terkadang tidak jelas, tidak tetap dan sering berubah. Kelompok tidak memiliki ide sendiri dalam hubungannya dengan sebuah lingkungan, tetapi batasannya dapat dirundingkan.
Saling tergantung kepada lingkungan, yakni lingkungan sangat mempengaruhi konteks yang relevan pada tempat kerja kelompok itu.
KARAKTERISTIK
Mengelola informasi dan pengaruh datang kepada kelompok (input), kelompok mengolah informasi dan hasilnya berputar kembali untuk
memengaruhi orang lain (output)
Model Input Proses OutputBarry Collins dan Harold Guetzkow (1964)
Analisis Interaksi Fisher• B. Aubrey Fisher dan Leonard Hawes mengacu pada pendekatan model system
manusia (system human model), yang memandang pada perilaku manusia. tidak fokus pada tindakan.
• Interaksi dapat digolongkan ke dalam dimensi isi, yakni memberi jawaban atas pertanyaan seseorang, dan dimensi hubungan, yakni penjelasan yang lebih mendalam dengan non-verbal
Pengambilan Keputusan
Fase orientasi Fase konflik Fase kemunculan
Fase penguatan
Teori Kerja Kelompok Efektif Antar Budaya
Perbedaan Budaya yang Paling Penting(John G. Oetzel, 2005)
Individualisme kolektivisme, banyak budaya cenderung individualism, sebaliknya budaya kolektif mengutamakan tujuan kelompok.
Kehendak diri, atau mengutamakan diri sendiri, terdiri atas dua tipe, yakni pertama ‘bebas’ yang mendorong seseorang menjadi unik dengan pikiran dan perasaan berbeda dengan orang lain. sedangkan yang kedua adalah ‘saling ketergantungan’ yang mendorong untuk berhubungan dengan orang lain.
Urusan rupa, perbedaan anggota dalam mengatur kesan diri.
semakin heterogen suatu kelompok, semakin sulit berkomunikasi efektif
(John G. Oetzel, 2005)
Partisipasi setara Mufakat dalam pengambilan keputusan
Manajemen konflik yang tidak mendominasi
Komunikasi dengan penuh hormat
Tingkatan sebuah kelompok yang mampu mengatur perbedaan antar budaya ditentukan oleh:
Sebuah sejarah konflik yang tidak selesai antar kelompok budaya yang luas
Keseimbangan keluar masuk kelompok ditentukan oleh jumlah anggota kelompok
yang mewakili budaya berbeda
teori penyusunan yang menjelaskan bahwa kelompok menciptakan struktur dengan focus pada tugas
teori fungsional yang memandang pada keragaman faktor yang memengaruhi efektivitas tugas
teori pemikiran kelompok yang berfokus pada salah satu masalah yang paling sering dihadapi tugas kelompok
Tradisi Sosiokultural
Tradisi sosiokultural berhubungan dengan dua topik dasar, yakni struktur
dan tugas kelompok. Untuk mengatur tugas-tugas dalam kelompok
dibutuhkan adanya struktur
• Teori ini menyebutkan bahwa tindakan manusia adalah sebuah proses produksi dan reproduksi dalam berbagai system sosial
• Ketika kita berkomunikasi, kita menciptakan struktur yang memberi pengaruh terhadap lembaga social dan budaya yang lebih besar dari hubungan individu yang lebih kecil
Teori Penyusunan (Giddens dan kawan-kawan,1976)
Dimensi Utama
penafsiran atau pemahaman rasa moralitas atau tindakanyang layak
karakteristik tujuan tugas (objective characteristics task), yang melengkapi standar tugas seperti tingkat masalah, kejelasan
masalah, kebutuhan terhadap ahli, keluasan akibat dari masalah, sifat dan jumlah nilai implisit dalam masalah, dan
solusinya.
mempengaruhi keputusan kelompok, yakni karakteristik tugas kelompok (group task characteristics). Pengalaman kelompok
turut mempengaruhi terhadap permasalahan, luasan yang membutuhkan solusi inovatif, dan keputusan dalam kondisi
mendesak.
mempengaruhi alur kelompok, yakni karakteristik struktur kelompok (group structural characteristics), meliputi
kepaduan, distribusi kekuatan, sejarah konflik, dan ukuran kelompok.
Teori ini mengajarkan bahwa pengambilan keputusan kelompok adalah sebuah proses
yang anggota kelompoknya berusaha
untuk mencapai penyatuan atau kesepakatan dalam
keputusan terakhir sebagai system social mereka(Marshall Scott Poole
(1985)
KERAGAMAN ALUR DALAM
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
standar kesatuan rangkaian (standard unitary sequence)
siklus angkaian kompleks (complex
cyclic sequence)
orientasi solusi (solution oriented)
Titik Temu Pengambilan Keputusan
• Titik temu normal (normal breakpoint) adalah yang terduga, titik alamiah dari penghentian atau transisi.
Penundaan (delays) adalah masalah yang tak terduga yang menyebabkan adanya jeda dalam fungsi kelompok.
Kekacauan (disruption) adalah berisikan banyak pertentangan dan kegagalan dalam kelompok.
Jalur Pengambilan Keputusan
Jalur proses tugas ((task-process track) terdiri atas aktivitas yang berhubungan secara langsung dengan masalah, termasuk menganalisis masalah, merancang solusi, mengevaluasi solusi, dan menghindari kelakuan kasar.
Jalur hubungan (relational track) melibatkan aktivitas yang mempengaruhi hubungan antar pribadi dalam kelompok, weperti mempertentngkan dan membuat penyesuaian.
Jalur topic terfokus (topic-focus tract) yakni serangkaian isu, topic atau menyangkut kelompok dari waktu ke waktu.
Pengambilan Keputusan
Teori fungsional dalam komunikasi kelompok memandang proses sebagai sebuah instrumen dimana kelompok membuat keputusan, menekakan hubugnan antara kualitas komunikasi dan hasil d`ri kelompok. Pendekatan fungsional sangat berpengaruh terhadap pengajaran pragmatis dalam kelompok diskusi kecil.
Menurut John Dewey (1910), proses pemecahan masalah meliputi: Mengungkapkan kesulitan, Menjelaskan permasalahan, Menganalisis masalah, Menyarankan solusi, Membandingkan alternatif dan mengujinya dengan tujuan dan
kriteria yang berlawanan Menerapkan solusi terbaik
Teori Fungsional
Keputusan dapat salah bila ditemui faktor-faktor sebagai berikut: Penilaian yang salah (improper assessment) Sasaran dan tujuan tidak tepat
(inappropriate goals and objective) Penilaian salah terhadap kualitas positif dan
negative (improper assessment of positive and negative qualities)
Informasi dasar tidak cukup (inadequate information base)
Berpendapat salah
Langkah-langkah Proses Pengambilan Keputusan meliputi: Mengidentifikasi dan menilai masalah Kelompok berkumpul dan
mengevaluasi informasi Menentukan beberapa alternative
solusi dan membahas tujuan Mengevaluasi alternative Mufakat untuk tindakan
Langkah-langkah Proses Pengambilan Keputusan (Randi Hirokawa, 1986)
Teori Pemikiran Kelompok
• Pemikiran kelompok adalah sebuah hasil langsung terhadap kepaduan kelompok
• Kepaduan adalah tingkatan minat ganda di antara anggota kelompok atau hasil dari tingkatan yang semua anggota merasa bahwa tujuannya dapat tercapai dalam kelompok
• tidak dibutuhkan anggota yang memiliki sikap sama, tetapi anggota yang dapat menunjukkan tingkat ketergantungan dan bersandar pada tujuan yang sama
• Kepaduan dapat menjadi sesuatu yang baik, karena membawa anggotanya bersama dan mempererat hubungan antar pribadi.
• Ada potensi tidak efektif karena kelompok yang sangat padu mungkin menghabiskan banyak energi dalam menjaga niat baik dalam kelompok yang mengganggu pengambilan keputusan
• Anggotanya menanamkan energi intrinsik terlalu banyak dalam kelompok karena hadiah: persahabatan, gengsi, dan pengakuan harga diri.
Teori Pemikiran Kelompok
a. Kelompok membatasi diskusi hanya untuk beberapa alternative tanpa mempertimbangkan kreativitas.
b. Posisi awal yang dipilih oleh sebagian besar anggota tidak pernah ditinjau kembali untuk mencari hal-hal yang diluar dugaan.
c. Kelompok tidak dapat menguji kembali semua alternatif yang bukan dari mayoritas.
d. Pendapat para ahli tidak dicari, karena puas dengan kemampuan sendiri dalam pengambilan keputusan.
e. Kelompok sangat selektif dalam mengumpulkan dan menghadirkan informasi yang ada, hanya memusatkan pada informasi yang mendukung rencana.
f. Kelompok begitu percaya diri dengan idenya tanpa mempertimbangkan kemungkinan lain.
Pemikiran kelompok dapat menghasilkan sesuatu yang negatif
Titik temu yang sangat jelas antara feminis dan pemikir komunikasi kelompok terjadi dalam kelompok terpercaya, khususnya pada batasan daya serap dan saling ketergantungan kelompok dan
konteks.
Tradisi Kritis
Kelompok-kelompok tidak dapat dipisahkan dari konteks tempat mereka bekerja
Kerja kelompok yang efektif menyelesaikan tugas-tugas dan membangun hubungan antar pribadi
Proses dan struktur adalah terikat dengan erat Kerja kelompok efektif memerlukan perhatian lebih pada kualitas
komunikasi, pemikiran kreatif, dan pemikiran kritis
Aplikasi dan ImplikasiKomunikasi Kelompok
Terima Kasih