12
PDIA Akan Mendigitalisasi DOKUMEN No.4 Tahun I / Juni 2013 Bangunan Kuno di Banda Aceh Hak Cipta©2013 Pemerintah Aceh. Dilindungi Undang-undang Hak Cipta yang berlaku di Negara Republik Indonesia. Diterbitkan oleh: Dishubkomintel Aceh Email: [email protected] website: http://seuramoe.acehprov.go.id 10 Program Prioritas Pemerintah Aceh adalah 6. Penanggulangan kemiskinan. 7. Pendidikan dan kesehatan, 8. Infrastruktur yang terintegrasi, 9. Sumber daya alam berkelanjutan 10. Pembangunan lingkungan hidup dan kebencanaan. 1. Reformasi birokrasi dan tata kelola pemerintahanAceh, 2. Keberlanjutan perdamaian, 3. Dinul Islam, 4. Sosial, adat dan budaya, 5. Ketahanan pangan dan nilai tambah pertanian Bukti SEJARAH yang Mulai HILANG H Harun Keuchik Leumik, Arkeolog Otodidak Penyelamat Sejarah Aceh Bukti SEJARAH yang Mulai HILANG Foto Cover: Tower Air Taman Sari kini menjadi Arena Bermain Anak

Tabloid Seuramoe Edisi IV

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Tabloid Seuramoe Edisi IV

Citation preview

Page 1: Tabloid Seuramoe Edisi IV

PDIA AkanMendigitalisasi

DOKUMEN

No.4 Tahun I / Juni 2013

Bangunan Kuno di Banda Aceh

Hak Cipta©2013 Pemerintah Aceh.Dilindungi Undang-undang HakCipta yang berlaku di NegaraRepublik Indonesia.

Diterbitkan oleh:Dishubkomintel Aceh

Email: [email protected] website: http://seuramoe.acehprov.go.id

10 Program Prioritas Pemerintah Aceh adalah6. Penanggulangan kemiskinan.7. Pendidikan dan kesehatan,8. Infrastruktur yang terintegrasi,9. Sumber daya alam berkelanjutan10. Pembangunan lingkungan hidup dan kebencanaan.

1. Reformasi birokrasi dan tata kelola pemerintahan Aceh,2. Keberlanjutan perdamaian,

3. Dinul Islam,4. Sosial, adat dan budaya,

5. Ketahanan pangan dan nilai tambah pertanian

Bukti SEJARAH yangMulai HILANG

H Harun Keuchik Leumik,Arkeolog OtodidakPenyelamat Sejarah Aceh

Bukti SEJARAH yangMulai HILANG

Foto Cover: Tower Air Taman Sari kini menjadi Arena Bermain Anak

Page 2: Tabloid Seuramoe Edisi IV

No.4 Tahun I / Juni 2013

SSSSSeuramoeeuramoeeuramoeeuramoeeuramoe Publik Publik Publik Publik Publik

Saleum

22222

PENGARAH: Dr. Zaini Abdullah(Gubernur Aceh)

PENANGGUNG JAWAB: Drs Said Rasul(Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi, Informasi

dan Telematika Aceh)

DEWAN PENYUNTING:Drs. A. Aziz. (Kabid Manajemen Data Base)

Dr. Rahmawati, M. Si. (Kasubbag TU Seuramoe)

PEMIMPIN UMUM: Ir. Sanasi, MM.(Kepala UPTD Seuramoe Informasi Aceh)

Pemimpin Redaksi:Asriani, S.Sos

Redaktur Pelaksana:Irwanda, ST, M.Si

Koordinator Liputan:Nining Khairani, S.Sos

Redaktur:Imran Joni

Penyunting/Editor:Iranda Novandi, S.Sos

Design/Layout Aditya AR

Konsultan Media:Arief RahmanFotografer:Amiruddin

Dharwanda, A. Md

Reporter/Kontributor:Fahmi, ST - Muslem, A. Md -

Dedi Irawan - Gito Rolis - Rahmat

Keuangan: Sri Trisna Fitri, SETata Usaha: Azhar - Syamsuarni

Distribusi: Syaukani - RazaliLogistik Umum: Syarwan - Amri, A. Md

Alamat Redaksi: Gedung Seuramoe Informasi AcehJl. Slt. Alaidin Mahmudsyah, Banda Aceh No. 14. Telp . 0651- 33615

Email: [email protected]: http://seuramoe.acehprov.go.id

Memuseumkan Permainan Tradisional

Budaya Aceh yang Hilang

Jaga Kelestarian Peninggalan Sejarah

Makmur,Mahasiswa di Banda Aceh

Fahrijal,Mahasiswa Unsyiah

Musliyadi, DosenUniversitas Serambi Mekkah

Redaksi menerima sumbangan tulisan, artikel dan foto yang sesuaidengan misi penerbitan. Redaksi berhak mengubah isi tulisantanpa mengubah maksud dan substansi dari tulisan tersebut.

Tulisan harus dilampiri tanda pengenal.

redaksiredaksiredaksiredaksiredaksi

Menyelamatkan Bukti SejarahMenyelamatkan Bukti SejarahMenyelamatkan Bukti SejarahMenyelamatkan Bukti SejarahMenyelamatkan Bukti Sejarah

PENINGGALANPENINGGALANPENINGGALANPENINGGALANPENINGGALAN sejarah adalah bukti otentik yang dapat dirasakan atau dilihat sekarang ter-hadap kejadian-kejadian masa lalu yang pernah terjadi terhadapagama, keluarga maupun nega-ra. Peninggalan sejarah tersebutsangatlah penting dilestarikan untuk menjadi bahan acuan/renungan terhadap apa-apa saja yangtelah terjadi pada masa lampau.

Di Aceh, peninggalan sejarahdalam pengelolaannya masih sebatas pilih kasih, seperti pahlawan yang terkenal akan dilakukanrestorasi yang bagus, tetapi jikapahlawan yang kurang terkenal,maka restorasi yang dilakukan juga asal-asalan, kadang juga tidakpernah adanya niat untuk resto-rasi. Aceh yang terkenal dengan

KITA KITA KITA KITA KITA melihat ada banyak perbedaan gayahidup antara anak-anak sekarang denganera 90-an misalnya. Perbedaan ini mung-kin disebabkan oleh pengaruh westernisasi. Westernisasi atau virus-virus barat meng-incar kehidupan masyarakat timur sepertianak Indonesia. Kita bisa melihat contohnyadalam kehidupan anak-anak Aceh jamansekarang. Semakin hari semakin sulit kitamenemukan anak-anak Aceh yang menyukai permainan tradisional .

Kita tidak lagi menemukan anak-anakAceh di pedesaan (jangankan perkotaan)yang bermain ‘patok lele’, ‘maen ting’, ‘ma-en che’, atau permainan menciptakan ken-daraan dari batang rumbia dan banyak permainan lainnya tergantung daerah mas-ing-masing. Sekarang anak-anak lebih memilih gem made in barat seperti game on-

ASSALAMUALAIKUM.ASSALAMUALAIKUM.ASSALAMUALAIKUM.ASSALAMUALAIKUM.ASSALAMUALAIKUM.Saya sangat prihatin dengan nasib

budaya Aceh sekarang, sudah jauh sekali berubah. Orang Aceh sudah meninggalkan kebiasaan lamanya, baik dari segipakaian, makanan, hiburan, dan lain-lainMisal makanan, masyarakat Aceh tidaklagi suka boh meuria (salak Aceh/rumbia)atau beurteh tum tetapi lebih menyukaiKFC dan Pizza Hut. Kita bahkan sangatsulit mencari boh meuria bila tiba-tiba ingin sekali mencicipinya. Kemudian kita lihat pakaian, rindu hendak melihat anakdara Aceh memakai sarung ketika jalan-

line atau jejaring sosial. Padahal permainan tra-disional merupakan wadah mengembangkankreativitas anak-anak.

Namun kita juga tak bisa menyalahkan jaman.Manusia hidup berdasarkan zamannya. Kehidu-pan masa lalu berbeda dengan hari ini apalagiesok. Tapi setidaknya permainan tradisional Acehdapat dijadikan koleksi museum Aceh sehinggabisa dipelajari oleh anak-anak daerah lain selainpenduduk asli. Memuseumkan permainan tradi-sional tampaknya akan menjadi objek wisata me-narik untuk saat ini. Kalaulah permainan tradisio-nal tersebut tak bisa lagi dimainkan anak-anak sekarang, setidaknya mereka bisa melihat bekaspeuneu-en orangtuanya dulu di museum. Peri-hal ini patut mendapat perhatian pemerintah Ac-eh. Semoga!

jalan sore, tidak akan pernah kita dapat yang demikian, mereka sudah pakaian legin-lah, celana ketat, baju rapat, dan lainnya yang arat-arat.Lalu pada hiburan, mana ada anak Aceh jamanini yang masih suka menyanyikan lagu Aceh atau mengembangkan kesenian rebana di meunasah-meunasah, hana le atra nyan, hilang ditelan globalisasi. Nah, alangkah baiknya jika orang Aceh untuk kembali mencintai budaya lokalnya yang murah dan meriah. Pemerintah sudahseharusnya mengingatkan rakyatnya agarmencintai budaya Aceh.

sebutan Serambi Mekkah yaitudengan agama yang sangat me-lekat tentunya banyak sekali ter-dapat peninggalan sejarah, mis-alkan adanya Monumen Islam Asia Tenggara (Monisa) yang terle-tak di Desa Paya Meuligoe, Peu-reulak, Aceh Timur sampai kini proses restorasinya masih sete ngahhati, karena banyak sekali benda-benda peninggalan yang sudahlapuk tak terurus dan hilang men-jadi barang kiloan bagi pemulung.

Jika kita lihat dari sudut politik,maka Aceh memiliki peranan yang sangat penting yaitu sanggupmembeli sebuah pesawat ter-bang jenis Dakota yang nomor penerbangannya 001 yang danan-ya terkumpul melalui swadayamasyarakat Aceh dengan men-

jual segala hartanya untuk pros-es menuju Indonesia yang lebihbaik, tetapi sampai sekarang tera-sa seakan Aceh ini tidak berhar-ga di mata pemerintah, karena jika kita lihat pembangunan, justruJakarta lah yang sangat maju, se-dangkan di Aceh jangankan pem-bangunan, tingkat industri punsangat minim ditemukan hampirdi seluruh Aceh.

Saya berharap kepada Pemerintah Pusat dan Pemerintah Aceh agar bisa menjaga kelestariapeninggalan sejarah yang ada diAceh agar nantinya bisa dikenangdan bisa menjadi bahan cerita untuk anak cucu kita kelak, semoga.

BANGGABANGGABANGGABANGGABANGGA, ketika beberapa tahun lalu kita melihatmasih banyak bukti peninggalan sejarah berdirikokoh di tengah kota Banda Aceh yang mulaimerangkak menuju kota metropolitan. Dari sekianbanyak benda dan bangunan bersejarah tersebut,tidak sedikit yang bernilai tinggi bagi bangsa ini.Bahkan merupakan cikal bakal dari kelanjutanIndonesia.

Salah satu contoh adalah Hotel Aceh.Di hotel berkonstruksi kayu inilah Soekarno.

Presiden Pertama Indonesia mengucurkan airmata kala meminta ‘sumbangan’ masyarakatAceh untuk melanjutkan perjuangan kemerdekaan.Kala itu, Indonesia nyaris tidak ada lagi. Untungsaja para bpejuang Aceh masih setia denganNKRI, sehingga melalui Radio Rimba Raya,propaganda Belanda yang mengabarkanIndonesia tidak ada berhasil dipatahkan.

Sumbangan yang terkumpul di Hotel Aceh kalaitu berbuah sebuah pesawat Dakota, yangkemudian diberi nomor sayap “Seulawah RI-001”.Belakangan, sebagai pesawat angkut, SeulawahRI-001 melahirkan Garuda bIndonesia Airways.

Tapi di mana Hotel Aceh? Jika melintas disamping Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh,tepatnya di Jalan Mohammad Djam, lihatlah kekiri. Puluhan tiang pancang warna-warni tertanamdengan tinggi tak beraturan. Itulah Hotel Aceh.

Masih banyak lagi bangunan yang menjadibukti sejarah Aceh kini ‘menghilang’. Tower air diTaman Sari, misalnya. Kini berubah menjadi arenabermain anak-anak. Belum lagi ratusan bangunanrumah yang telah berubah menjadi gedungbertingkat atau pertokoan.

Mengapa bisa terjadi?Banyak faktor yang menyebabkan bukti-bukti

sejarah ini hilang. Kepedulian masyarakat danterutama pemerintah yang minim, ditambah lagidengan alasan pembangunan yang tidakmemperhatikan kasanah budaya, menjadipenyebab utama.

Maka jangan panik, jika sepuluh tahun lagi, kitatak mampu menjawab kala anak-anak kitabertanya, “Pernahkan kita punya kereta api?” atau,“Katanya Soekarno pernah ‘menangis’ di Aceh, dimana?

Oleh sebab itu, mulai sekarang, mari kitaselamatkan semua bukti sejarah yang ada diAceh. Dimulai dari yang ada di lingkungan kita.Semoga anak cucu kita tidak menagih yang terlalusulit untuk kita pertanggungjawabkan!

Page 3: Tabloid Seuramoe Edisi IV

UtamaUtamaUtamaUtamaUtama

No.4 Tahun I / Juni 2013 33333

Bukti Sejarah yang Mulai Hilang

B

Bangunan Peninggalan Masa Lalu

ANYAKANYAKANYAKANYAKANYAK bukti peni-nggalan sejarah diAceh mulai hilang se-perti halnya tower air

di Taman Sari Banda Aceh. Ko-non tower air tersebut merupa-kan sumber air warga ibu kotaAceh. Kereta api Aceh yang dulu menjadi sarana transportasiyang menghubungkan lintasibu kota provinsi ke wilayah ut-ara-timur Aceh. Hotel Aceh ya-ng kini tinggal tiang pancang,padahal, keberlangsungan re-publik ini sempat tercatat di hotel tersebut. Dan banyak lagiyang kini telah tiada.

Dari sisi tradisi dan buda ya,banyak juga yang telah terkikis. Seperti halnya adat perkawinan yang kini cendrungmengikuti budaya barat.

Melihat kondisi ini, sebagaigenerasi penerus bangsa ini,dan demi menggali dan meles-tarikan bukti sejarah dan buda-ya yang menghilang ini, perludicari solusi bagaimana itu bi-sa terus dipertahankan dandibangkitkan kembali. Sebab,Aceh sangat kental akan se-jarah dan budayanya.

Sayangnya, seperti yangdikatakan Dra. Zunaimar, Di-rektur Pusat Dokumentasi danInformasi Aceh (PDIA), genera-si sekarang mulai tidak tertarikdengan hal-hal yang berbau‘usang’. “Kita lihat ketertarikangenerasi muda kita lebih sukatehnologi informasi. Jadi wajar-lah jika yang mengunjungi PD-IA dan yang peduli denganbukti sejarah lainnya, hanyamereka yang melakukan pe-nelitian tentang Aceh, sepertidosen dan peneliti,” katanyaSenin 17 Juni lalu.

Menyedihkan memang jikaobjek-objek sejarah tak lagi

mendapat perhatian. Lebih iro-nis, malah banyak objek yangkini ‘dihilangkan’ atau dihancur-kan, hanya untuk kepentinganpembangunan yang notabeneberdampak pada pengaburansejarah.

Contoh nyata tower air Ta-man Sari. Bangunan tua terse-but kini berubah menjadi bukitbatu untuk permainan prosotandan panjat tebing anak-anak.Padahal, untuk membangunobjek permainan ini bisa dilaku-kan di tempat lain dalam ka-wasan Taman Sari. Belum lagikalau kita bicara Hotel Aceh.

“Perlu dilakukan pelestari-an sejarah yang ada di Acehsaat ini. Sebab, jika ini tidak di-lakukan maka bukan tidak mu-

ngkin suatu saat Aceh akankehilangan sejarahnya.” Demi-kian dikatakan Wakil KetuaMajelis Adat Aceh (MAA) Ban-da Aceh, Rukaiyah IbrahimNain, Selasa 18 Juni 2013, diPWI Aceh.

Menurutnya, salah satu caradengan membangun berb-agai reflika di sejumlah titik diibu kota Provinsi Aceh. Reflikaini dapat dijadikan sebagai su-mber pengetahuan dan pene-litian sejarah akan kejayaan A-ceh pada tempoe doeloe.“Contoh reflika kereta api Acehyang terletak di komplek Bara-ta Swalayan. Meskipun hanyalokomotifnya, kiranya Pemerin-tah Aceh atau Pemko BandaAceh bisa membuat tugu kecil

yang berisikan sejarah keretaapi Aceh ini. Ini sejarah, bahwaAceh punya kejayaan yangmaju dalam dunia transportasizaman dulu,” ujar Rukaiya.

Rukaiyah, menegaskan ki-ni sudah saatnya PemerintahAceh mengembalikan bukti se-jarah yang mulai menghilang.Hal ini sangat perlu, agar gen-erasi muda Aceh dimasa men-datang, mengetahui identitasdiri sebagai generasi yang se-lalu menjadikan sejarah seba-gai titik tolak untuk kemajuanAceh di masa mendatang.

Keprihatinan akan semakinmenghilangnya situs-situs ber-sejarah ini juga diungkapkanKetua PWI Aceh, Tarmilin Us-man. Menurut dia, semua pihakharus terlibat aktif untuk menye-lamatkan situs-situs tersebut.“Minimal, kalau tidak bisa me-nyelamatkan fisiknya, ya den-gan mendokumentasikannya,”kata Tarmilin. Menurut Tarmilin,media memilkiki peran pentingdalam menyelamatkan situs-situs bersejarah ini. Pember-itaan dan pendokumentasianyang dilakukan media akanmemberi manfaat bagi genera-si mendatang. “Jika fisiknya hi-lang dari muka bumi, palingtidak akan ada dokumentasin-ya di media,” kata Tarmilin.

Keprihatinan juga disam-paikan Teuku Ali Basyah Tals-ya (TA Talsya), pelaku sejarahyang sampai kini masih meng-ikuti perkembangan Aceh. Me-nurut Dia, penghancuran se-jumlah besar bangunan pen-inggalan sejarah ini membuatgenerasi muda Aceh ke depan‘buta’ akan kegigihan dan pa-triotisme pendahulunya.

“Contoh kecil gedung Dja-watan Penerangan—kini jadi

Melihat kondisi Aceh saat ini perkembangan pembangunan sangat pesat,Melihat kondisi Aceh saat ini perkembangan pembangunan sangat pesat,Melihat kondisi Aceh saat ini perkembangan pembangunan sangat pesat,Melihat kondisi Aceh saat ini perkembangan pembangunan sangat pesat,Melihat kondisi Aceh saat ini perkembangan pembangunan sangat pesat,ditambah era keterbukaan publik juga sudah menyentuh semua lapisanditambah era keterbukaan publik juga sudah menyentuh semua lapisanditambah era keterbukaan publik juga sudah menyentuh semua lapisanditambah era keterbukaan publik juga sudah menyentuh semua lapisanditambah era keterbukaan publik juga sudah menyentuh semua lapisan

masyarakat, tanpa ada kecuali. Pada satu sisi, hal positif ini patut kira berimasyarakat, tanpa ada kecuali. Pada satu sisi, hal positif ini patut kira berimasyarakat, tanpa ada kecuali. Pada satu sisi, hal positif ini patut kira berimasyarakat, tanpa ada kecuali. Pada satu sisi, hal positif ini patut kira berimasyarakat, tanpa ada kecuali. Pada satu sisi, hal positif ini patut kira beriapresiasi, namun di sisi lain, karena pesatnya perkembangan zaman ini banyakapresiasi, namun di sisi lain, karena pesatnya perkembangan zaman ini banyakapresiasi, namun di sisi lain, karena pesatnya perkembangan zaman ini banyakapresiasi, namun di sisi lain, karena pesatnya perkembangan zaman ini banyakapresiasi, namun di sisi lain, karena pesatnya perkembangan zaman ini banyak

hal yang telah hilang terkikis zaman.hal yang telah hilang terkikis zaman.hal yang telah hilang terkikis zaman.hal yang telah hilang terkikis zaman.hal yang telah hilang terkikis zaman.

kantor Seuramo Informasi Ac-eh, di Jl Sultan Alaidin Mahmudsyah No.14 Banda Aceh—yangmerupakan milik Jepang danmenjadi markas Sato (peting-gi Jepang pada masa penja-jahan Jepang di Aceh).

Jelang Kemerdekaan RI,pejuang Aceh berhasil mere-butnya dan dijadikan kantorDjawatan Penerangan, den-gan kepalanya yang pertamaditunjuk Said Ahmad Dahlan,”kata Talsya.

Sayang, tambahnya, dja-watan yang merupakan Depar-temen ke-5 dari KabinetSoekarno ini harus dihapuskan(dilebur) setelah melalui berb-agai perubahan, dari mulaiKanwil Penerangan yang meru-pakan departemen dalambidang Politik, Hukum danKeamanan (POLHUKAM),hingga Dinas Informasi danKomunikasi, dan kini menjadiDishubkomintel.

TA Talsya yang pernahmenjadi Kepala Kantor DJawa-tan Penerangan Propinsi Daer-ah Istimewa Aceh tahun 1965-1967 ini sangat menyayangkanpenerangan (informasi) yangdigabung dengan perhubun-gan, sehingga menjadi kacau-balau. “Makin kacau dengankeadaan kantornya yang an-gker, gedungnya berlapis-la-pis, sehingga masyarakat tidakberani datang, apalagi orangkampung.”

Ironis memang. Pemban-gunan menuju modernisasiyang kini gencar dilakukan diAceh, tak dinyana turut andildalam mengaburkan fakta-fak-ta sejarah dengan semakinminimnya bukti fisik yang masihterselamatkan. ningningningningning/ a n d i n o v a / f a h m i / w a n d r a / a m i r/ a n d i n o v a / f a h m i / w a n d r a / a m i r/ a n d i n o v a / f a h m i / w a n d r a / a m i r/ a n d i n o v a / f a h m i / w a n d r a / a m i r/ a n d i n o v a / f a h m i / w a n d r a / a m i r

WAKILWAKILWAKILWAKILWAKIL Ketua Majelis Adat Ac-eh (MAA) Banda Aceh, Rukai-yah Ibrahim Nain menilai, perludilakukan pelestarian sejarahyang ada di Aceh saat ini. Se-bab, jika ini tidak dilakukan ma-ka bukan tidak mungkin suatusaat Aceh akan kehilangan se-jarahnya. Salah satu caranya dengan mendirikan berbagai ref-lika di sejumlah titik di ibu kotaProvinsi Aceh. Seperti reflika kereta api Aceh yang terletak dikomplek Barata Swalayan. Meskipun hanya lokomotifnya, kiranya Pemerintah Aceh atau Pemko Banda Aceh bisa membuattugu kecil yang berisikan sejarahkereta api Aceh ini. “Ini sejarah,bahwa Aceh punya kejayaan yang maju dalam dunia transpor-tasi zaman dulu,” ujar Rukaiya.

Bagi Rukaiyah, Kereta Api(KA) Aceh memiliki kenangan

tersendiri. Sebab, pada saat masih aktifnya KA Aceh ini, bukan saja sebagai sarana tranportasi bagimasyarakat Aceh, namun KA pada saat itu juga menjadi objek perjalanan wisata yang sangat meny-enangkan.

Bagaimana tidak, kenang tokoh perempuan Aceh ini, denganKA ia bersama keluarga kerap menggunakannya untuk berliburandari pusat kota Koetaradja (Ban-da Aceh) yang terletak di dekatMasjid Raya Baiturrahman keUlee lheue. Sorenya, ia bersamakeluarga pulang kembali denganKA tersebut.

Dikatakannya, gagalnya ren-cana Pemerintah Aceh untuk menghidupkan kembali kereta apiAceh perlu ditinjau ulang. Pasal-nya KA saat ini bukan saja sebagai sarana transportasi bagi manusia, namun juga bisa dijadikan

sebagai angkutan berbagai ko-moditi Aceh dari satu daerahke daerah lain.

“Di Jawa dan sejumlah kotabesar di dunia, KA masih menja-di sarana transportasi utama,mengapa kita yang memiliki se-jarah manis dengan KA tidak maumengembalikan kejayaan se-jarah tersebut,” ujar Rukaiyah.

Kereta Api Aceh ini memangtidak bisa lepas dari sejarah Acehitu sendiri. Almarhum Dr Muham-mad Gade Ismail MA, Pakar IlmuSejarah Aceh dari FKIP Unsyiahdalam sebuah tulisannya pernahmengungkapkan, Kereta api diAceh yang muncul pada sepe-rempat terakhir abad yang laludan terus berjalan dengan baikselama pertengahan pertamaabad ini, memasuki tahun enampuluhan mulai berjalan tersendat-sendat dan pada akhirnya pada

1980 sama sekali terhenti keg-iatannya. Munculnya kereta apidi Aceh untuk pertama kali, sama sekali tidak dapat dipisah-kan dari sejarah penegakan kekuasaan Hindia Belanda diAceh. Setelah pasukan ekspe-disi Belanda untuk kedua kalin-ya berhasil merebut Dalam/Istana dari sultan Aceh pada awaltahun 1874, untuk menunjangoperasi militer mereka di Kutaraja (sekarang Banda Aceh) dansekitarnya, mereka langsungmemikirkan pentingnya komu-nikasi dan pembangunan jalandarat yang menghubungkanUlee lheue dengan Banda Aceh

“Maka lahirlah kereta apiAceh ini. Dan generasi kitasekarang pasti tidak tahu. Ma-kanya, perlu dilestarikan se-bagai situs sejarah,” katanya.

andinovaandinovaandinovaandinovaandinova

Rukaiyah Ibrahim Nain: Sudah SaatnyaSudah SaatnyaSudah SaatnyaSudah SaatnyaSudah SaatnyaMENGEMBALIKANMENGEMBALIKANMENGEMBALIKANMENGEMBALIKANMENGEMBALIKAN Bukti Sejarah yang Bukti Sejarah yang Bukti Sejarah yang Bukti Sejarah yang Bukti Sejarah yang HILANGHILANGHILANGHILANGHILANG

Tower Taman Sari tinggal Kenangan. Seuramoe/amir Seuramoe/amir Seuramoe/amir Seuramoe/amir Seuramoe/amir

Page 4: Tabloid Seuramoe Edisi IV

UtamaUtamaUtamaUtamaUtama

44444 No.4 Tahun I / Juni 2013

Apa saja yang didoku-Apa saja yang didoku-Apa saja yang didoku-Apa saja yang didoku-Apa saja yang didoku-mentasikan di PDIA ini?mentasikan di PDIA ini?mentasikan di PDIA ini?mentasikan di PDIA ini?mentasikan di PDIA ini?

Zunaimar: PDIA dalammencapai tujuannya menghim-pun dan menata segala ben-tuk publikasi/penerbitan beru-pa buku, naskah, akta, risalah,panflet, buletin dan sebagain-ya mengenai Aceh. Apa sajayang dapat memberikan infor-masi tentang Aceh mulai bah-an informasi dalam bentuk ter-cetak ataupun nonprinted mate-rial seperti peta, silsilah, naskahlama dalam tulisan arab yangdisebut manuscript, rekaman.Jadi segala sesuatu tentang A-ceh didokumentasi, mengolahdan menyebarluaskan kepa-da pihak yang membutuhkan.

Dari mana saja didap-Dari mana saja didap-Dari mana saja didap-Dari mana saja didap-Dari mana saja didap-atkan dokumen tersebut?atkan dokumen tersebut?atkan dokumen tersebut?atkan dokumen tersebut?atkan dokumen tersebut?

Zunaimar: Sebelum dilan-da tsunami bahan tentang Aceh didapat dari Koninklijk Ins-tiute voor Taal Land Volkenkun-de (KITLV) di Leiden Belanda,sebelum lembaga ini didirikantahun 1977. Tahun 1974 lemba-ga itu telah mengumpulkan da-ta dan buku-buku dan menye-leksi bahan-bahan informasiyang berkaitan dengan Acehdi Negeri Belanda dan mengir-imkannya ke Aceh, seperti film,microfilm dan rekaman semen-tara dari daerah Pusat Peneli-tian Ilmu Sosial

Zunaimar: Kami Akan Mendigitalisasi PDIAPUSATPUSATPUSATPUSATPUSAT Dokumentasi dan Informasi Aceh (PDIA), Dokumentasi dan Informasi Aceh (PDIA), Dokumentasi dan Informasi Aceh (PDIA), Dokumentasi dan Informasi Aceh (PDIA), Dokumentasi dan Informasi Aceh (PDIA),

merupakan lembaga daerah yang dapat dikatakanmerupakan lembaga daerah yang dapat dikatakanmerupakan lembaga daerah yang dapat dikatakanmerupakan lembaga daerah yang dapat dikatakanmerupakan lembaga daerah yang dapat dikatakansebagai penyelamat asset sejarah. Sayang, sejauhsebagai penyelamat asset sejarah. Sayang, sejauhsebagai penyelamat asset sejarah. Sayang, sejauhsebagai penyelamat asset sejarah. Sayang, sejauhsebagai penyelamat asset sejarah. Sayang, sejauh

ini kantor PDIA hanya menjadi kantor ‘hening’,ini kantor PDIA hanya menjadi kantor ‘hening’,ini kantor PDIA hanya menjadi kantor ‘hening’,ini kantor PDIA hanya menjadi kantor ‘hening’,ini kantor PDIA hanya menjadi kantor ‘hening’,karena nyaris tidak ada pengunjung. Padahal, cukupkarena nyaris tidak ada pengunjung. Padahal, cukupkarena nyaris tidak ada pengunjung. Padahal, cukupkarena nyaris tidak ada pengunjung. Padahal, cukupkarena nyaris tidak ada pengunjung. Padahal, cukup

banyak informasi tentang Aceh dan sejarahnyabanyak informasi tentang Aceh dan sejarahnyabanyak informasi tentang Aceh dan sejarahnyabanyak informasi tentang Aceh dan sejarahnyabanyak informasi tentang Aceh dan sejarahnyatersimpan di sini.tersimpan di sini.tersimpan di sini.tersimpan di sini.tersimpan di sini.

Menurut Dra. Zunaimar, Direktur PDIA, selama iniMenurut Dra. Zunaimar, Direktur PDIA, selama iniMenurut Dra. Zunaimar, Direktur PDIA, selama iniMenurut Dra. Zunaimar, Direktur PDIA, selama iniMenurut Dra. Zunaimar, Direktur PDIA, selama iniyang mengunjungi PDIA hanya mereka yang melaku-yang mengunjungi PDIA hanya mereka yang melaku-yang mengunjungi PDIA hanya mereka yang melaku-yang mengunjungi PDIA hanya mereka yang melaku-yang mengunjungi PDIA hanya mereka yang melaku-

kan penelitian tentang Aceh, seperti dosen dankan penelitian tentang Aceh, seperti dosen dankan penelitian tentang Aceh, seperti dosen dankan penelitian tentang Aceh, seperti dosen dankan penelitian tentang Aceh, seperti dosen danpeneliti. Pengunjung terseleksi sesuai kebutuhannya,peneliti. Pengunjung terseleksi sesuai kebutuhannya,peneliti. Pengunjung terseleksi sesuai kebutuhannya,peneliti. Pengunjung terseleksi sesuai kebutuhannya,peneliti. Pengunjung terseleksi sesuai kebutuhannya,

meski ada juga pelajar yang mengunjungi PDIA,meski ada juga pelajar yang mengunjungi PDIA,meski ada juga pelajar yang mengunjungi PDIA,meski ada juga pelajar yang mengunjungi PDIA,meski ada juga pelajar yang mengunjungi PDIA,namun jumlahnya sangat kecil.namun jumlahnya sangat kecil.namun jumlahnya sangat kecil.namun jumlahnya sangat kecil.namun jumlahnya sangat kecil.

Lalu mengapa banyak pihak yang tidak tertarikLalu mengapa banyak pihak yang tidak tertarikLalu mengapa banyak pihak yang tidak tertarikLalu mengapa banyak pihak yang tidak tertarikLalu mengapa banyak pihak yang tidak tertarikdengan pusat dokumentasi dan informasi ini? Berikutdengan pusat dokumentasi dan informasi ini? Berikutdengan pusat dokumentasi dan informasi ini? Berikutdengan pusat dokumentasi dan informasi ini? Berikutdengan pusat dokumentasi dan informasi ini? Berikutwawancara Nining dari Seuramoe Informasi denganwawancara Nining dari Seuramoe Informasi denganwawancara Nining dari Seuramoe Informasi denganwawancara Nining dari Seuramoe Informasi denganwawancara Nining dari Seuramoe Informasi denganDirektur PDIA yang dilakukan Senin 17 Juni 2013, diDirektur PDIA yang dilakukan Senin 17 Juni 2013, diDirektur PDIA yang dilakukan Senin 17 Juni 2013, diDirektur PDIA yang dilakukan Senin 17 Juni 2013, diDirektur PDIA yang dilakukan Senin 17 Juni 2013, di

kantor PDIA, Jalan Prof A Majid Ibrahim 1 No. 5kantor PDIA, Jalan Prof A Majid Ibrahim 1 No. 5kantor PDIA, Jalan Prof A Majid Ibrahim 1 No. 5kantor PDIA, Jalan Prof A Majid Ibrahim 1 No. 5kantor PDIA, Jalan Prof A Majid Ibrahim 1 No. 5Banda Aceh.Banda Aceh.Banda Aceh.Banda Aceh.Banda Aceh.

Saat tsunami, gedung i-Saat tsunami, gedung i-Saat tsunami, gedung i-Saat tsunami, gedung i-Saat tsunami, gedung i-ni merupakan salah satuni merupakan salah satuni merupakan salah satuni merupakan salah satuni merupakan salah satubangunan yang tersapu gebangunan yang tersapu gebangunan yang tersapu gebangunan yang tersapu gebangunan yang tersapu gelombang. Bagaimana na-lombang. Bagaimana na-lombang. Bagaimana na-lombang. Bagaimana na-lombang. Bagaimana na-sib dokumen yang tersim-sib dokumen yang tersim-sib dokumen yang tersim-sib dokumen yang tersim-sib dokumen yang tersim-pan di sini?pan di sini?pan di sini?pan di sini?pan di sini?

Zunaimar: Tidak ada yangterselamatkan karena yangtinggal hanya lantai gedung.Hanya beberapa bahan yangdisimpan staf terbitan PDIA,yaitu seri informasi Aceh.

Bagaimana peran ma-Bagaimana peran ma-Bagaimana peran ma-Bagaimana peran ma-Bagaimana peran ma-syarakat dalam menghim-syarakat dalam menghim-syarakat dalam menghim-syarakat dalam menghim-syarakat dalam menghim-pun koleksi untuk diserah-pun koleksi untuk diserah-pun koleksi untuk diserah-pun koleksi untuk diserah-pun koleksi untuk diserah-kan ke PDIA?kan ke PDIA?kan ke PDIA?kan ke PDIA?kan ke PDIA?

Zunaimar: Biasanya mere-ka yang peduli dengan Acehdan peduli terhadap budayaAceh, jumlahnya kecil, seba-gaimana kita tahu sedikit sekalidi Aceh peminat sejarah danbudaya. Karena orang kitasuka dengan hal yang baru,sementara ini adalah hal yanglama seperti masa kesultananatau sejarah masa lalu tentangAceh.

Apa upaya yang dila-Apa upaya yang dila-Apa upaya yang dila-Apa upaya yang dila-Apa upaya yang dila-kukan PDIA dalam menye-kukan PDIA dalam menye-kukan PDIA dalam menye-kukan PDIA dalam menye-kukan PDIA dalam menye-barkan informasi yang di-barkan informasi yang di-barkan informasi yang di-barkan informasi yang di-barkan informasi yang di-miliki?miliki?miliki?miliki?miliki?

Zunaimar: Kita lihat ketertari-kan generasi muda kita lebihsuka tehnologi informasi. Kare-na itu PDIA berencana mendig-italisasikan semua bahan infor-masi dalam upaya meningkat-

kan pelayanandengan menye-suaikan kebutu-han user, sehingga menjadi per-pustakaan digitaldan ini pasti lebihmurah dan dapatdiakses di manasaja penggunaberada dan sem-ua bahan informasi akan terselam-atkan. Semogaproposal yangkami ajukan kePemerintah Acehdapat disetu jui.

Soal minatSoal minatSoal minatSoal minatSoal minatm a s y a r a k a tm a s y a r a k a tm a s y a r a k a tm a s y a r a k a tm a s y a r a k a tseberapa be-seberapa be-seberapa be-seberapa be-seberapa be-sar untuk mengunjungisar untuk mengunjungisar untuk mengunjungisar untuk mengunjungisar untuk mengunjungiPDIA?PDIA?PDIA?PDIA?PDIA?

Zunaimar: PDIA adalahbadan yang bersifat mandirisebagai salah satu perwujudankerjasama antara PemerintahAceh dengan Unsyiah, bertu-juan memajukan studi men-genai Aceh dalam kedudukandan hubungannya di wilayahnusantara dan mancanegarapada masa lalu, sekarang danmasa mendatang.

PDIA ini dibangun untukmemajukan studi tentangAceh, jadi wajarlah jika yangmengunjungi PDIA hanyamereka yang melakukanpenelitian tentang Aceh, sep-erti dosen dan peneliti. Jadipengunjung kita terseleksi kare-na kebutuhannya, sementaraada juga pelajar yang men-gunjungi PDIA, namun jumlah-nya kecil.

Sejauh mana perhatianSejauh mana perhatianSejauh mana perhatianSejauh mana perhatianSejauh mana perhatianPemerintah Aceh?Pemerintah Aceh?Pemerintah Aceh?Pemerintah Aceh?Pemerintah Aceh?

Zunaimar: Saya dilantik 25Pebruari 2013, belum dapat ke-sempatan beraudiensi dengangubernur. Sementara saya su-dah menyampaikan kepadastaf ahli dan dijanjikan dalamwaktu tidak terlalu lama, kare-na saya ingin menyampaikankepada gubernur, bahwa me-mang organisasi ini kurang po-puler dan dianggap kurangkontribusi terhadap masyara-

kat namun di sisi lain saya ha-rus memperkenalkan apayang menjadi tujuan pokok danfungsi dari PDIA. Selama ini adaanggapan PDIA adalah ya-yasan, sehingga pemerintahmemberi hi bah, padahal kitamelakukan program pemerin-tah. Jadi alangkah tidak pan-tas jika disamakan denganyayasan yang hanya mem-bantu bukan melakukan.

PDIA menda pat bimbinganadministratif dari GubernurAceh serta bimbingan teknis il-miah dari Rektor Unsyiah. Dankedua pejabat tersebut meru-pakan unsur pimpinan tertinggiPDIA. Ini tercantum dalam bab3 pasal 7 dari statuta PDIA. Wa-laupun ini hanya merupakankerja sama Unsyiah denganPemerintah Aceh, di mana darisegi tehnis ilmiah merupakantanggung jawab Unsyiah, se-mentara tanggung jawab ad-ministratif dan biaya kepadagubernur.

Pekerja di PDIA sudah 11bulan ini tidak mendapat honorkarena uang operasional han-ya sampai April 2012. Kondisiini semakin memprihantinkandengan adanya Pergub No 93tahun 2012 tentang TatacaraPengangaran, Pelaksanaandan Penatausahaan, Pertang-gungjawaban serta Monitoringdan Evaluasi Hibah dan Ban-tuan Sosial. Peraturan ini meru-pakan pil pahit bagi PDIA, ma-nakala sebuah lembaga yangtelah lahir sejak 26 tahun silam(26 Maret 1977), dengan Tu-poksinya semata-mata menja-lankan program pemerintah, di-pandang sama dengan isi pa-sal 12 ayat 4, di mana hibahberupa uang kepada masya-rakat dan organisasi kema-syarakatan paling banyak Rp100.000.000,-. PDIA sebuah lembaga mandiri yang melakukanprogram pemerintah hanyamendapat 100 juta pertahun.Untungnya pascatsunami PDI-A dibantu pembangunan danbiaya hunting bahan dokumen-tasi oleh BRR.

Apa yang paling men-Apa yang paling men-Apa yang paling men-Apa yang paling men-Apa yang paling men-desak yang harus dilaku-desak yang harus dilaku-desak yang harus dilaku-desak yang harus dilaku-desak yang harus dilaku-kan PDIA?kan PDIA?kan PDIA?kan PDIA?kan PDIA?

Zunaimar: Mendigitalkanbahan yang bernilai sejarahsehingga saudara kita yang di

Seuramoe Informasi saat mewawancarai Direktur PDIA, Dra. Zunaimar: foto:nining foto:nining foto:nining foto:nining foto:nining

kaki gunung dapat mengaksesdengan mudah, cepat danmurah. Kemudian menyela-matkan manuscript di mana kitahanya mampu seperti membe-li sebuah buku. Sementaranegara tetangga kita, Singapu-ra, Malaysia dan Brunei Darus-salam memburunya ke Aceh.Di mata orang kita, mungkinmahal dengan nilai uang yangmereka bayar, tetapi nilainyadi mata dunia sangat mahal.

Hampir semua sisi kehidu-pan ada dalam manuscript se-hingga kita bisa mengetahuisisi kehidupan kita sejak masakesultanan. Karena itu, palingtidak kita mendiskripsikan pe-milik manuscript, sehinggaPDIA bisa membuat katalog,yang membutuhkan bisa ber-hubungan langsung denganpemilik manuscript demi men-jaga keselamatan manuscript.

Apa pernah dokumenApa pernah dokumenApa pernah dokumenApa pernah dokumenApa pernah dokumenyang dimiliki PDIA menyel-yang dimiliki PDIA menyel-yang dimiliki PDIA menyel-yang dimiliki PDIA menyel-yang dimiliki PDIA menyel-esaikan masalah di Aceh?esaikan masalah di Aceh?esaikan masalah di Aceh?esaikan masalah di Aceh?esaikan masalah di Aceh?

Zunaimar: Pernah. Persen-gketaan antara Kodam deng-an masyarakat Lambaro Ang-an mempersoalkan lapangan.Di mana Kodam mengklaim la-pangan itu milik tentara Belan-da. Padahal lapangan itu han-ya sebagai tempat latihan me-nembak tentara Belanda. Se-telah di mejahijaukan denganbukti dokumen yang ada padaPDIA, maka lapangan tersebutkembali kepada masyarakat.

Apa suka duka selamaApa suka duka selamaApa suka duka selamaApa suka duka selamaApa suka duka selamadi PDIA?di PDIA?di PDIA?di PDIA?di PDIA?

Zunaimar: Saya sudah 27tahun mengabdi di PDIA. Padamasa konflik saya berusahamenyelamatkan dokumenpenting dengan membawanyakemanapun saya pergi. Danitu adalah masa sulit. Lalu padasaat menjelang pembuatan filmCut Nyak Dhien, 1986, kitamemberikan referensi pentingtentang Aceh, sehingga film CutNyak Dhien hampir sama den-gan keadaan sesungguhnya.Dan itulah saat yang memba-hagiakan. Namun hari ketigasetelah Aceh dilanda tsunami,hati dan tulang-belulang sayaterasa hancur dan perasaansaya sangat sedih, karena ti-dak satupun dokumen dan ba-han informasi penting tentangAceh terselamatkan.

jak tahun 2009, sebelum ak-hirnya, Maret 2013, dilantik men-jadi Direktur PDIA.

Di PDIA sendiri, Istri AmirFauzi SAB ini sudah lebih 27tahun mengabdi.

Bagi Zunaimar, mengabdimenyelamatkan bukti sejarahtentang Aceh adalah ibadah.Karena hanya itu yang dapatdilakukan bagi bangsa dan generasi yang akan datang. “Se-hingga pada saat diminta per-tanggung-jawaban di akhiratkelak tentang untuk apa sepan-jang usia digunakan, saya da-pat menjawabnya,” ujarnya ke-pada Nining, dari SeuramoeInformasi.

Zunaimar mengajak gene-rasi muda, kususnya Aceh, un-tuk mau belajar tentang Aceh

demi menumbuhkan rasacinta terhadap sesamadan kepada tanah air, karena orang Aceh “Janji bekmeubah, amanah bek meutuka dan menyo na pakatlampoh jeurat ta peugala”.

“Ini adalah pengabdiansaya sebagai seorang ibu.Saya ingin semua orangtau tentang betapa besarpengaruh Aceh di tengahkancah perpolitikan duniadan banyak catatan yangmenjelaskan itu. Dan Acehtelah memiliki peradabanyang maju di berbagaisendi kehidupan, tidakhanya di bidang agama Is-lam, tapi juga di bidangpemerintahan, pertaniandan ilmu pengetahuan.”

DRA. ZUNAIMAR DRA. ZUNAIMAR DRA. ZUNAIMAR DRA. ZUNAIMAR DRA. ZUNAIMAR merupa-kan angkatan pertama Fakul-tas Sastra Universitas Sumat-era Utara (USU) dan merupa-kan sarjana sastra jurusan IlmuPerpustakaan pertama diAceh. Wanita kelahiran Meula-boh, Aceh Barat, 24 Mei 1956ini pernah menjadi Kepala Per-pustakaan Pusat Unsyiah se-

Sekilas tentang Dra. Zunaimar

Page 5: Tabloid Seuramoe Edisi IV

OOOOOpinipinipinipinipini

55555No.4 Tahun I / Juni 2013

MENGEJUTKAN.MENGEJUTKAN.MENGEJUTKAN.MENGEJUTKAN.MENGEJUTKAN. Hampirsetiap hari media di Aceh men-yuguhi kita dengan berita ten-tang narkoba. Tidak nyamanmemang, apalagi jika kita kait-kan dengan status Aceh yangterbalut bingkai syariat Islam.

Kasus penyalahgunaannarkoba di Aceh mengalamipeningkatan yang signifikansepanjang tahun 2012. Datadari Polda Aceh, dari 605 ka-sus pada 2011, meningkatmenjadi 999 kasus pada 2012.Terjadi peningkatan 394 kasusatau 76 persen.

Kepolisian juga berhasilmengamankan 1.131 orang ter-sangka, dengan rincian 13 or-ang bandar, 85 pengedar dan1.036 orang tersangka peng-guna narkoba. Jumlah tersang-ka juga mengalami peningka-tan dari 2011 yang berjum-lah 864 orang.

Sedangkan barangbukti yang disita berupa gan-ja 5.931 kilogram dengannilai Rp.4,7 miliar, sabu-sabu3,57 kilogram senilai Rp.5,3miliar, heroin 1,99 kilogram se-nilai Rp.1,59 miliar serta eksta-si dan putaw mencapaiRp.208,9 juta.

Tak hanya pengguna,Aceh belakangan juga dijadi-kan pintu masuk peredarannarkoba ke Indonesia. Beru-langkali petugas Bea dan Cu-kai Bandara Sultan IskandarMuda, Blang Bintang, AcehBesar berhasil menggagalkanpenyeludupan sabu-sabu dariMalaysia dengan memanfaat-kan jasa kurir, warga lokal.

Tak hanya itu, berita pene-muan hektaran ladang ganjajuga menjadi santapan harianwarga Aceh, di samping ter-tangkapnya para kurir denganberbagai jenis narkoba yangdibawa, termasuk status sos-ial mereka yang beragam.

Pertengahan tahun lalu Bi-reuen dan Aceh Utara sempatmenjadi perhatian BadanNarkotika Nasional (BNN).Pasalnya puluhan hektareladang ganja ditemukan didaerah pemekaran Kabupat-en Aceh Utara ini. Belum lagitemuan narkotika jenis sabu-sabu di kabupaten yang sama.

Satu di antara sekian bany-ak newsmaker Bireuen danAceh Utara saat itu adalah MNasir, 28 tahun, warga DusunLhok Drien, Desa Seumirah, Ni-sam, Aceh Utara. Polisi mene-mukan ladang ganja seluas

400 meter miliknya di desa ter-sebut, dengan 700 batang tana-man ganja siap untuk dipanen.

Temuan ini dilanjutkan den-gan temuan berikutnya. Ahad(28/4), Tim Kepolisian Resort(Polres) Bireuen mencabut danmemusnahkan ganja di ladangseluas 1,5 hektare, di kawasanKrueng Meusagop, Kecama-tan Simpang Mamplam, Bi-reuen. Sayang, tidak seorang-pun pelaku yang berhasil dia-mankan. (prohaba/29/4/2012)

Kok mereka mau?MA misalnya, warga Desa

Tulang, Serbajadi, Aceh Timurini mengaku terpaksa menjadikurir ganja karena desakanekonomi. Pria 24 tahun yangberprofesi sebagai petani ini,mengaku mendapat bayaranmenggiurkan, Rp.500 ribu un-

tuk tiap paket yang berhasildibawanya. Sayangnya, be-lum tiba ditujuan, MA terjaringrazia polisi di Simpang DesaKarang Inong, Ranto Peu-reulak, Selasa (4/9/2012) dini-hari. Padahal Nopember diaakan menikah. (prohaba/5September 2012)

Nasib yang sama juga di-alami Hanum Farida. UpahRp.500 ribu membuat wanita30-an tahun ini nekad memba-wa enam kilogram ganja keJakata. Mengaku disuruh se-orang wanita di Aceh, Hanumterpaksa menginap di selMapolres Binjai, setelah ter-tangkap razia di kawasan Bin-jai. Sumatera Utara.

Kabupaten Langkat mem-ang jadi kawasan razia polisi,khususnya terhadap kendaranyang datang dari Aceh. Dan la-gi-lagi razia yang dilakukan ja-jaran kepolisian setempat ber-hasil menggagalkan penye-lundupan ganja ke luar Aceh.

Kali ini Nurpati pelakunya.Wanita 31 tahun asal Aceh

itu kedapatan membawa 10 ki-logram ganja kering, Ahad (16/12/2012), saat menumpangminibus menuju Medan. Lagi-lagi tersangka mengaku han-ya sebagai kurir. Janji bayaranyang menggiurkan, menjadialasan utama mereka nekadmembawa barang terlarangtersebut. (sumutpos/17/12/2012)

Alternative DevelopmentAlternative DevelopmentAlternative DevelopmentAlternative DevelopmentAlternative DevelopmentMenilik alasan para ter-

sangka, meski terdengar klise,rasanya kita perlu segera men-goreksi program pemban-gunan yang diusung Pemerin-

tah Aceh. Alasan ekonomiyang digaungkan ini membuatkita urut dada. Pasalnya, daer-ah yang mendapat kucurandana hingga Rp.11,7 triliun initak mampu menjauhkan rak-yatnya dari keterlibatan dengannarkoba, baik sebagai peng-guna, terlebih sebagai penge-dar dan petani.

Jika pernyataan para ter-sangka ini jujur, kita patut ber-sedih. Begitu sulitkah mencarinafkah di negeri ini? Atau me-mang pemerintah kita yangtidak peduli? Atau memangrakyat kita yang selalu inginmenggunakan jalan pintas?

Mungkin kita harus men-gakui, semua itu tidak benar.Dan Pemerintah Aceh me-mang harus segera bertindakmenggagas program yang

berbasis kerakyatan se-bagai

program alternative develop-ment untuk menangkal angga-pan miring tersebut.

Minimnya industri di Acehsama artinya minim lapangankerja yang berakibat padatidak tertampungnya tenagakerja produktif. Berbagai up-aya telah dilakukan untuk men-gatasi hal ini. Tapi pada umum-nya tidak berbasis kerakyatansehingga tidak memberikanhasil yang signifikan. Lagi-lagi,mereka yang butuh ‘makan’mengambil jalan pintas.

Tapi benarkah ada petaniganja? Lalu mengapa merekamemilih menanam Ganja?

Ganja (Cannabis sativa)adalah tumbuhan budidayapenghasil serat, namun lebihdikenal karena zat narkotika,Tetrahidrokanabinol (THC, tet-ra-hydro-cannabinol) yang di-kandungnya dapat membuatpemakainya mengalami eufo-ria (rasa senang yang berke-panjangan tanpa sebab). Tan-aman ganja biasanya dibuatmenjadi rokok mariyuana.

Tanaman semusim ini ting-ginya dapat mencapai dua me-ter. Berdaun menjari dan han-ya tumbuh di pegunungan tro-pis dengan ketinggian di atas1.000 meter di atas permukaanlaut. Tanaman ini ditemukanhampir di setiap negara tropis.Bahkan beberapa negara ber-iklim dingin pun sudah mulaimembudidayakannya dalamrumah kaca.

Di Indonesia, ganja dibudi-dayakan secara ilegal di Pro-vinsi Aceh. Biasanya ganja di-tanam pada awal musim pen-

ghujan, menjelang kemarau su-dah bisa dipanen hasilnya.Hasil panen ganja berupa daunberiut ranting dan bunga sertabuahnya berupa biji-biji kecil.Campuran daun, ranting, bun-ga, dan buah yang telah diker-ingkan inilah yang biasa dilint-ing menjadi rokok mariyuana.Kalau bunga betinanya dieks-trak, akan dihasilkan damar pe-kat yang disebut hasyis. (http://id.wikipedia.org/wiki/Ganja)

Jauh sebelum ganja masukdalam kategori narkotika, bagimasyarakat Aceh, tanaman inimerupakan bagian dari bum-bu dapur. Khususnya bagimasakan daging. Selain men-jadi penyedap rasa—yang di-gunakan umumnya bijinya—ganja juga menjadi bahan un-tuk melunakkan daging yangdimasak. Kuah beulangong,nama hidangan yang menjadi

masakan wajib

pada setiap acara kenduri diAceh, umumnya meng-gunakan bumbu yang ditam-bah biji ganja.

Lalu Majelis Ulama Indone-sia (MUI/MPU) Aceh mengelu-arkan fatwa yang mengharam-kan ganja, tahun 1982. Sejak itu,ganja bukan lagi bagian bum-bu dapur. Haram, yang berartitidak diizinkan dalam agama,menjadi alasan mengapamereka meninggalkannya, disamping masuk dalam kate-gori narkotika dan terlarangdalam hukum negara.

Pilihan petani (jika bolehdisebut demikian) untukmenanam ganja, sebenarnyatidak terlalu benar. Ganja um-umnya tumbuh dengan sendi-rinya di Aceh, tanpa harus dibu-didayakan. Meskipun ada se-bagian yang membudidaya-kan tanaman ini. Sehinggasangat jarang pemilik ladangganja yang berhasil diaman-kan aparat keamanan dalamsetiap operasi pemusnahan.Bukan karena kebocoran infor-masi, tapi memang karena um-umnya ladang ganja ini tanpapemilik.

Logikanya begini. Dalamsetiap operasi pemusnahanladang ganja, aparat selalumelakukan pemusnahan den-gan cara mencabut dan mem-bakar tanaman haram tersebutdi lokasi. Hanya beberapa ba-tang yang dibawa ke markassebagai barang bukti. Nah,saat dicabut, butiran biji ganjaini rontok dan menyebar di lua-san areal ladang. Lalu tungguempat sampai lima bulan kedepan, di areal yang samaakan ditemukan lagi tanamanganja, siap panen.

Warga yang berdekatandengan lokasi ini, yang kemu-dian disebut petani ganja, ha-pal betul dengan siklus terse-but. Tak harus merawat, yangnekad, kemudian mencobamemanen ‘anugerah alam’Aceh. Kalau selamat, untung didepan mata. Kalau lagi sial, ter-tangkap saat memanen, ya buitempatnya.

Lalu apa solusinya?Ada beberapa cara yang

dapat ditempuh untuk mengikisnarkoba (ganja) dari bumi Ac-eh. Yang penting ada komit-men semua pihak di Aceh, dariPemerintah Daerah, Kepolisi-an, hingga SKPA yang ada ser-ta warga masyarakat Acehsendiri.

Pertama, mengembang-kan program alternative devel-opment. Mengganti tanamanganja dengan tanaman pro-duktif dan berusia muda, se pertikedelai, jagung, singkong, ca-

bai, dan tanaman pro-duktif lainnya, seperti bu-ah naga dan rosella. Ha-rapannya, para petanidan petani ganja kaget-an ini beralih dari tana-man haram tersebut ketanaman yang lebih pro-

duktif dan aman.Namun pemerintah harus

proaktif. Tidak sekedar mem-beri imbauan, apalagi anca-man. Sosialisasi, penyuluhanhingga penyediaan bantuanbibit, pupuk dan modal kerjaserta dana untuk pengadaanpagar mutlak harus dilakukan.Yang terpenting, PemerintahAceh melalui SKPA yang ditun-juk terus-menerus melakukanpemantauan. Tidak sekedarmelepaskan mereka tanpa memberi tanggungjawab apapun.Pemerintah Aceh juga harusmenyediakan lembaga atau unit usaha yang siap menampung hasil panen mereka. Seh-ingga tidak terjadi permainanharga, apalagi sampai hasilpanen membusuk, karena har-ga jual yang anjlok

Kedua, dengan menem-patkan warga transmigrasi asalluar Aceh di lahan eks ladangganja. Pemahaman akan ben-tuk tanaman canabis sativa(ganja) yang masih minim bah-kan cenderung nol ini akan da-pat membantu mengikis habistanaman haram tersebut daribumi Aceh. Para transmigranyang umumnya petani murni initentu tidak akan membiarkanadanya tanaman liar yang tum-buh di sela-sela tanaman per-tanian mereka.

Dengan semakin seringn-ya tanaman baru ganja ini di-cabut, maka akan semakincepat tanaman yangmenyebabkan aparatkeamanan repot dan generasimuda kita hancur, hilang dariBumi Iskandar Muda ini.

Bagaimana PemerintahAceh? Solusi mana yang akandiambil? Bisa satu diantaranya,bisa juga kedua-duanya. Han-ya kemauan kita semua yangmenentukan apakah ini akanberhasil atau tidak.

Semoga harapan kita un-tuk mengikis narkoba dariAceh bisa tercapai.*

Mengikis Mengikis Mengikis Mengikis Mengikis NARKOBANARKOBANARKOBANARKOBANARKOBAdari Aceh.dari Aceh.dari Aceh.dari Aceh.dari Aceh.MUNGKINKAH?MUNGKINKAH?MUNGKINKAH?MUNGKINKAH?MUNGKINKAH?

Oleh M Arief RahmanOleh M Arief RahmanOleh M Arief RahmanOleh M Arief RahmanOleh M Arief RahmanWartawan di Banda AcehWartawan di Banda AcehWartawan di Banda AcehWartawan di Banda AcehWartawan di Banda Aceh

Sekretaris SIWO PWI AcehSekretaris SIWO PWI AcehSekretaris SIWO PWI AcehSekretaris SIWO PWI AcehSekretaris SIWO PWI Aceh

NARKOBANARKOBANARKOBANARKOBANARKOBA bukan bukan bukan bukan bukanlagi barang anehlagi barang anehlagi barang anehlagi barang anehlagi barang aneh

di ‘Nanggroedi ‘Nanggroedi ‘Nanggroedi ‘Nanggroedi ‘NanggroeSyariat’ Aceh.Syariat’ Aceh.Syariat’ Aceh.Syariat’ Aceh.Syariat’ Aceh.

Setiap tahunSetiap tahunSetiap tahunSetiap tahunSetiap tahunterjaditer jaditer jaditer jaditer jadi

peningkatanpeningkatanpeningkatanpeningkatanpeningkatankasus, tersangkakasus, tersangkakasus, tersangkakasus, tersangkakasus, tersangkadan barang bukti.dan barang bukti.dan barang bukti.dan barang bukti.dan barang bukti.Sepanjang tahunSepanjang tahunSepanjang tahunSepanjang tahunSepanjang tahun

2012, tercatat 9992012, tercatat 9992012, tercatat 9992012, tercatat 9992012, tercatat 999kasus narkobakasus narkobakasus narkobakasus narkobakasus narkoba

dengan 1.131dengan 1.131dengan 1.131dengan 1.131dengan 1.131tersangka sertatersangka sertatersangka sertatersangka sertatersangka sertamiliaran rupiahmiliaran rupiahmiliaran rupiahmiliaran rupiahmiliaran rupiah

barang bukti.barang bukti.barang bukti.barang bukti.barang bukti. araaraaraaraara

Page 6: Tabloid Seuramoe Edisi IV

Arkeolog OtodidatPenyelamat Sejarah Aceh

TTTTTokohokohokohokohokoh

66666 No.4 Tahun I / Juni 2013

H Harun Keuchik Leumik

I RUMAHI RUMAHI RUMAHI RUMAHI RUMAH itu–dari segi ar-sitektur moderen tidak ter-kesan mewah–kini tersim-pan aneka bentuk dan rag-am jenis benda budayapeninggalan masa lalu,mulai dari senjata-senjata

khas tradisional Aceh yang terbuat dari ber-bagai jenis logam mulia, bahan pecahbelah, sampai kain songket yang terbuatdari aneka bentuk sulaman benang emasdan sutra halus yang sudah berusia ratu-san tahun. Serta banyak aneka benda bu-daya lainnya yang kini mungkin sudah ter-golong barang langka ditemukan.

Rumah yang sekaligus kini telah difung-sikan sebagai Museum pribadi itu adalahmilik H. Harun Keuchik Leumiek. Bagi se-bagian masyarakat, nama H. HarunKeuchik Leumiek boleh dibilang tidak as-ing lagi, karena lelaki berkulit kuning lang-sat dan selalu berpenampilan rapi ini ad-alah termasuk seorang tokoh masyarakatyang dikenal luas, bukan saja di Aceh, tapijuga di luar Aceh, bahkan luar negeri.

Harun Keuchik Leumiek termasuk se-orang kolektor yang paling tekun dalammencari dan memburu benda-benda bu-daya peninggalan sejarah Aceh. Sejauhini, mungkin belum ada koleksi benda-benda budaya peninggalan sejarah Acehyang lebih lengkap kita temukan di Acehselain dari koleksi yang dimiliki H. HarunKeuchik Leumiek. Bahkan, koleksi benda-benda budaya warisan sejarah Aceh yangdimilikinya dapat dikatakan lebih lengkap.

Sejak tahun 1960-an lelaki yang mewa-risi bakat dan usaha orang tuanya, H. Keu-chik Leumiek, Harun sudah terjun dalamdunia bisnis souvenir dengan membukasebuah toko mas, yaitu “Toko Mas & Sou-venir H. Harun Keuchik Leumiek” di JalanTgk. Chik Pante Kulu d/h Jalan Perdagan-gan No. 68, Pasar Aceh, kota Banda Aceh.Harun mengaku, pada awalnya cukup ba-nyak benda-benda budaya bernilai sejarahAceh yang dijual masyarakat kepadanya,tapi barang-barang bernilai sejarah danbudaya itu setelah dibeli, kemudian dijualkembali kepada siapa yang berminat dantertarik dengan harga yang lebih tinggi.

Namun, sepuluh tahun kemudian—se-kitar tahun 1970-an—H. Harun Keuchik Le-umiek mengaku seperti mendapatkan se-macam ilham untuk menyimpan benda-benda budaya bernilai sejarah itu, sebagaiwarisan indatu (nenek moyang) masyara-kat Aceh yang harus dirawat dan diselamat-kan. Jadi, mulai saat itu, ia tidak lagi men-jual benda-benda budaya yang dibeli dandidapatkannya dari masyarakat kepadaorang lain, meski tak jarang para kon-sumen yang ingin membeli kembali ba-rang-barang benilai budaya itu dengan ta-waran harga yang cukup menggiurkan.Namun barang-barang tersebut tetap tidaklagi dilepaskan Harun kepada orang lain.

DDDDD

TIDAK banyak yang mengetahui, kalau diTIDAK banyak yang mengetahui, kalau diTIDAK banyak yang mengetahui, kalau diTIDAK banyak yang mengetahui, kalau diTIDAK banyak yang mengetahui, kalau didalam sebuah rumah yang terletak didalam sebuah rumah yang terletak didalam sebuah rumah yang terletak didalam sebuah rumah yang terletak didalam sebuah rumah yang terletak diJalan Teuku Imeum Lueng Bata No.1Jalan Teuku Imeum Lueng Bata No.1Jalan Teuku Imeum Lueng Bata No.1Jalan Teuku Imeum Lueng Bata No.1Jalan Teuku Imeum Lueng Bata No.1

Desa Lamseupeung, Simpang Surabaya,Desa Lamseupeung, Simpang Surabaya,Desa Lamseupeung, Simpang Surabaya,Desa Lamseupeung, Simpang Surabaya,Desa Lamseupeung, Simpang Surabaya,Banda Aceh, tersimpan berbagai jenisBanda Aceh, tersimpan berbagai jenisBanda Aceh, tersimpan berbagai jenisBanda Aceh, tersimpan berbagai jenisBanda Aceh, tersimpan berbagai jenis

benda purbakala yang merupakanbenda purbakala yang merupakanbenda purbakala yang merupakanbenda purbakala yang merupakanbenda purbakala yang merupakanwarisan budaya masa lalu. Benda-bendawarisan budaya masa lalu. Benda-bendawarisan budaya masa lalu. Benda-bendawarisan budaya masa lalu. Benda-bendawarisan budaya masa lalu. Benda-bendabudaya yang sebagian besar merupakanbudaya yang sebagian besar merupakanbudaya yang sebagian besar merupakanbudaya yang sebagian besar merupakanbudaya yang sebagian besar merupakanwarisan peninggalan budaya masyarakatwarisan peninggalan budaya masyarakatwarisan peninggalan budaya masyarakatwarisan peninggalan budaya masyarakatwarisan peninggalan budaya masyarakatAceh masa silam itu, kini tersimpan rapiAceh masa silam itu, kini tersimpan rapiAceh masa silam itu, kini tersimpan rapiAceh masa silam itu, kini tersimpan rapiAceh masa silam itu, kini tersimpan rapidan terpelihara dengan baik di dalamdan terpelihara dengan baik di dalamdan terpelihara dengan baik di dalamdan terpelihara dengan baik di dalamdan terpelihara dengan baik di dalam

rumah ini.rumah ini.rumah ini.rumah ini.rumah ini.

Dan sejak itu, Harun Keuchik Leumiek ter-us merasa termotifasi untuk lebih tekunmemburu dan mengumpulkan benda-benda budaya yang dalam bahasa sehari-harilebih dikenal dengan sebutan “barangantik” untuk dikoleksikan.

Secara keseluruhan, tampak bahwakoleksi benda-benda warisan budaya yangdimiliki H. Harun Keuchik Leumiek, me-mang sangat beragam jenisnya. Ia tidakmemfokuskan koleksinya pada satu ben-da budaya tertentu saja, karena dalampandangan dan penilaiannya, setiap ben-da budaya pasti memiliki pertalian dan“benang merah” dengan sejarah masalalu, dan itu harus diselamatkan.

“Yang namanya benda-benda warisanbudaya sejarah Aceh, kita berusaha men-goleksi dan memeliharanya dengan baik,“ kata Harun Keuchik Leumiek.

Harun telah mulai mengoleksikan ben-da-benda budaya Aceh bernilai sejarah inisudah sejak akhir tahun 1960-an atau menjelang tahun 1970. Sejak itu ia sudah mu-lai menekuni profesinya sebagai kolektorbenda-benda budaya peninggalansejarah Aceh–di samping sebagai se-orang jurnalis. Benda-benda peninggalan sejarah yang telah dikumpul-kannya saat itu, belum sempat teru-rus dengan baik. Apalagi, sejak beru-mah tangga, selama lebih kurang10 tahun ia tinggal bersama mertua di rumah isterinya Salbiah, di Kampung AteukMunjeng, Banda Aceh.

Harun Keuchik Leu-miek mengaku baru be-nar-benar dapat mena-ta “barang-barang antik”hasil koleksinya secarateratur dan sempurnamulai tahun 1976, sete-lah ia mampu memban-gun rumahnya sendiri diDesa Lamseupeung,Simpang Surabaya, Banda Aceh. Sampaisekarang rumah tersebut selain menjaditempat tinggalnya bersama keluarga,sekaligus dijadikannya sebagai Museumatau gallery benda-benda budaya pening-galan sejarah Aceh milik pribadinya.

“Rumah ini saya bangun tahun 1975,selesainya tahun 1976. Jadi kalau di hi-tung-hitung, meski saya sudah mengum-pulkan benda-benda bersejarah ini mulaisejak akhir tahun 1960-an, namun yangbenar-benar baru dapat saya koleksikansecara lengkap dan teratur adalah mulaitahun 1976. Karena sejak itu saya sudahmemiliki rumah sendiri. Maka semua pen-gaturan benda-benda koleksi saya didalam rumah ini dapat saya atur menurutjenisnya masing-masing, sesuai denganbentuk ruangan yang saya desain khususuntuk menata-letakkan benda-benda kole-ksi itu hingga kelihatan lebih teratur, rapi

dan indah,” tutur Harun Keuchik Leumiek.Memang benda-benda budaya ber-

nilai sejarah yang dikoleksikan Harun tidakdalam satu jenis. Meskipun di awal-awalmemulai koleksinya hanya dalam bentukperhiasan saja, namun kemudian HarunKeuchik Leumiek berfikir bahwa benda-benda bersejarah lainnya—seperti ren-cong, siwah (sejenis rencong yang gagang-nya tidak melengkung yang pemakaian-nya khusus bagi kaum bangsawan diAceh), pedang, lembing dan tumbak (sen-jata memburu binatang)—yang banyak ter-dapat di Aceh, juga perlu diselamatkan.

Semua senjata tradisional Aceh itu se-lain memiliki nilai sejarah, juga termasukbenda-benda budaya yang memiliki nilaiseni tinggi hasil buatan orang Aceh tempodoeloe. Bahkan, menurut Harun, senjatatajam orang Aceh dulu, terutama senjatajenis rencong dan siwah selain difungsi-kan sebagai senjata sekaligus juga dijadi-kan perhiasan. Karenanya, banyak ren-cong Aceh dulu ada yang terbuat dariemas, suasa atau perak, dan gagangnya

terukir dengan indah yang dibuatdari cawardi (sejenis batu yangdicampur porselin) kemudian di-masukkan ke dalam pahatan-pahatan emas hingga menim-bulkan kilauan yang sangat indah. Karena semua itu benda pe

ninggalan sejarah Aceh, maka Harun menganggapnya se ba

gai benda sejarah yangsangat penting untuk dikoleksi dan diselamat-kannya. Itu sebabnya,

koleksi Harun tidak hanyaterfokus pada satu jenisbenda tertentu saja, sebagaimana yang dilakukanpara kolektor lain, yang ha

nya mengoleksikan se-jenis “barang antik” ter-tentu yang disenanginya

saja. Tidak demikian dengan Harun, kole-ksinya sangat beragam bahkan mungkinboleh dikatakan hingga kini belum adaseorang kolektor pun di Aceh yang memi-liki benda-benda budaya peninggalan se-jarah Aceh selengkap yang dimiliki dandikoleksi H. Harun Keuchik Leumiek.

Keahlian arkeologi yang dimiliki HarunKeuchik Leumiek termasuk dalam arke-ologi yang tugasnya menyangkut penyela-matan, pemeliharaan dan perlindunganbenda-benda purbakala untuk kepentin-gan masyarakat masa kini dan yang akandatang. Jadi, kalau Harun mengkhusus-kan diri sebagai seorang kolektor (penye-lamat) benda-benda purbakala mengenaisejarah dan peradaban Aceh, berarti posi-si Harun Keuchik Leumiek dalam ilmuarkeologi ini adalah sebagai arkeolog yangmengemban tugas menyelamatkan ben-da-benda purbakala peradaban Aceh.

Yang menarik dari sosok Harun dalamhal ini adalah adanya perpaduan keahlianarkeologi dalam dirinya. Di satu sisi sedi-kitnya Harun menguasai disiplin arkeologisecara teoritis dari proses belajarnya sendiri(otodidak), sedangkan di sisi lain karenapengalamannya yang luar biasa sebagaikolektor benda-benda sejarah, maka den-gan sendirinya dalam diri Harun tumbuhpula keahlian arkeologi secara alami. Per-paduan antara pengalaman dan prosesbelajar otodidak-nya itulah yang kemudi-an membuat H. Harun Keuchik Leumiekmenjadi seorang arkeolog yang alamiah.

“Saya mendalami ilmu kepurbakalaanini memang tidak melalui studi khusus, hanya dari pengalaman-pengalaman sayasebagai orang yang bergelut dengan ben-da-benda peninggalan sejarah. Maka dengan sendirinya saya merasa dituntut un-tuk mempelajari ilmu-ilmu yang berhu bungan dengan benda-benda kepurbakalaan. Seperti ilmu arkeologi, ilmu etnografi(ilmu yang mempelajari benda-benda budaya peninggalan sejarah, seperti perhiasan, peralatan senjata tajam dan hasil-hasilkerajinan lainnya yang tidak melalui pros-es ekskapasi atau suatu penggalian). Se-mua itu saya pelajari melalui teman-temanyang sudah ahli dalam hal itu. Baik dari teman-teman yang ada di Aceh, Medan, danJakarta,” tutur Harun Keuchik Leumiek.

Di samping itu, untuk mendalami ilmukepurbakalaan ini Harun Keuchik Leumiekjuga belajar sendiri dengan membaca buku-buku yang membahas tentang arkeolo-gi, etnografi dan buku-buku lain yang ber-hubungan dengan itu. Di samping terusmengikuti artikel-artikel tentang sejarahdan kepurbakalaan, baik yang ditulis di koran-koran, majalah, maupun di jurnal-jur-nal terbitan dalam dan luar negeri. Begitu-lah cara Harun belajar sebagai seorangkolektor benda-benda sejarah dalammendalami ilmu kepurbakalaannya.

Kita berharap, kedepan banyak lagi an-ak bangsa yang peduli dengan benda-benda bersejarah, sehingga anak-anak Acehmendatang, tau akan sejarah mereka. Dantentunya, tidak menjadikan sejarah itumenjadi sebuah legenda kelak. Putri Prok-lamator Bangsa ini, Meutia Hatta dalamsebuah kesempatan berkunjung ke Mu-seum H Harun pernah berkata, peran indi-vidu dalam pelestarian dan menyimpanbenda bersejarah tersebut harus menda-pat apresiasi dari pemerintah.

"Kita bangga dan patut memberikanapresiasi terhadap para kolektor seperti Harun Keuchik Leumik yang menyimpan benda-benda bersejarah milik kerajaan Acehtempo dulu," jelasnya. “Sebagian koleksiHarun Keuchik Leumik merupakan asetbangsa dan menjadi kebanggaan nasion-al yang harus diberi perhatian untuk mem-berikan pengetahuan sejarah bagi gene-rasi mendatang. (Iranda Novandi)(Iranda Novandi)(Iranda Novandi)(Iranda Novandi)(Iranda Novandi)

Harun Keuchik Leumiek sedang memperlihatkan koleksi benda peninggalan kerajaan Aceh tempoe doeloe. (seuramo informasi/iranda novandi)(seuramo informasi/iranda novandi)(seuramo informasi/iranda novandi)(seuramo informasi/iranda novandi)(seuramo informasi/iranda novandi)

Arkeolog OtodidakPenyelamat Sejarah Aceh

Page 7: Tabloid Seuramoe Edisi IV

SSSSSosokosokosokosokosok

77777No.4 Tahun I / Juni 2013

REKOMENDASI:REKOMENDASI:REKOMENDASI:REKOMENDASI:REKOMENDASI: Wakil Ketua Bid Organisasi HT Anwar Ibrahim dengan disaksikan Ketua PWI AcehTarmilin Usman dan Ketua SIWO PWI Imran Joni menyerahkan surat rekomendasi bagi PengelilingIndonesia dengan sepeda Aminin Hamid, saat singgah di PWI Aceh, Kamis, 23 Mei 2013.

(Seuramoe Informasi/iranda novandi)(Seuramoe Informasi/iranda novandi)(Seuramoe Informasi/iranda novandi)(Seuramoe Informasi/iranda novandi)(Seuramoe Informasi/iranda novandi)

IKAIKAIKAIKAIKA melihat usianya,rasanya sudah tidakpantas lagi baginyauntuk melakukan se-suatu yang terlalumemberatkan. Kare-

na di usia senja ini seharusnya iasudah beristirahat, kumpul bersa-ma keluarga dan anak cucu.

Namun hal itu ditepis olehAminin Ahmad, lelaki senja beru-sia 56 tahun ini, lebih memilihmengelilingi Indonesia dari padamenghabiskan hari tua hanyaduduk-duduk manis di rumah.Tekad berkeliling nusantara inibaru saja muncul, bukan keinginlama yang terpendam.

Sejak ia menuntaskan berke-liling Aceh tahun 2009, tekad itumuncul untuk menaklukan nusantara dengan menggunakan sepe-da ontel. Tekad dan semangat ya-ng mengebu-gebu itu memaksa-nya untuk meninggalkan Muha-mmad Dahlan, putra semata wa-yangnya yang kala itu baru mena-matkan pendidikan di jenjang Se-kolah Menengah Pertama (SMP)

Dengan berbekal sepeda on-tel, Aminin, lelaki kelahiran AcehTimur 1 Juli 1960 ini, mewujud-kan tekadnya berkeliling Indone-sia. Tepatnya pada 17 Juli 2010,ia bergerak dari kampung hala-mannya di Seulamak Baro, Gam-pong Lubuk Pempeng, Kecama-tan Peurelak, Aceh Timur menu-ju Banda Aceh dengan menggu-nakan bus umum sambil mem-bawa sepeda ontel yang telahdirancangnya secara khusus.

Dari Banda Aceh, dengan menggunakan kapal ferry, Amininmenyeberang ke Sabang deng-an target Kilometer Nol. Dari kilo-meter pertama di paling ujung barat Indonesia inilah, Aminin me-mulai petualangannya sejak 20Juli 2010. Dengan semangat bajamenaklukan nusantara, satu per-satu desa, kecamatan, kabupat-en dan provinsi dijamahinya. Tan-

Aminin Ahmad, Aminin Ahmad, Aminin Ahmad, Aminin Ahmad, Aminin Ahmad, Pengeliling IndonesiaPengeliling IndonesiaPengeliling IndonesiaPengeliling IndonesiaPengeliling IndonesiaPembawa Misi Pembawa Misi Pembawa Misi Pembawa Misi Pembawa Misi ‘‘‘‘‘Duta Perdamaian’Duta Perdamaian’Duta Perdamaian’Duta Perdamaian’Duta Perdamaian’

JCatatan: Iranda NovandiCatatan: Iranda NovandiCatatan: Iranda NovandiCatatan: Iranda NovandiCatatan: Iranda Novandi○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

tangan pertama itu muncul diMedan, Sumatera Utara (Sumut).Tepatnya di depan Terminal Pi-nang Baris, kamera saku yangdimilikinya di jambret.

Pengalaman buruk ini jugadialaminya saat berada di Stasi-un Jati Negera, Jakarta. Di ibu kotaini, Aminin dirampok, uang, HP,KTP dan SIMnya raib. Namun,ironisnya, saat ini dilaporkankepetugas keamanan Stasiun,malah dalam laporannya, men-erangkan bahwa barang milikn-ya tersebut tercecer.

“Saya sempat membantah,dan tidak terima dibuat laporanbahwa barang saya kececer, na-mun petugas tersebut, bapakngaku saja kececer, dari padapanjang urusannya,” ujar Amininmengisahkan pengalamannya.Akhirnya, hingga sampai laporanke polisipun, disebutkan barangsaya tercecer, bukan dirampok.

Yang lebih menyedihkan lagi,Aminin pernah diacuhkan samaWakil Guberbur Aceh Muham-mad Nazar saat itu. Di mana,Aminin mengisahkan, dalam se-buah acara di Taman Mini, sayabertemu dengan Wagub Muha-mmad Nazar dan mengatakan,ia putra Aceh ingin berkeliling In-donesia dengan misi perdama-ian. Namun apa lacur, Nazar me-napik tangan saya dan mengata-kan, “kalau mau uang, pulang keAceh disini ngak ada uang”.

“Saya sontak terkejut dan ra-wat wajah saya seakan-akan takada darah lagi, sangkin malunya,karena hal itu terjadi didepan ban-yak orang,” ujar Aminin sambil menambahkan, bahwa kedatanga-nnya ke Taman Mini bukan untukminta uang, hanya saja kebetu-lan ada “ibunya” orang Aceh ma-kanya saya datang.

Seharusnya sebagai “ibu”, bi-sa menyemangati anaknya. Bu-kan mengacuhkan begitu. Dalampandangan Aminin, seorang wa-

gub itu ibu danseorang gu-bernur itu bap-ak. Sebagaibapak dan ibunya orang Ac-eh saat itu, se-harusnya bisamenyemangati anaknya yang ingin berbuat terbaik untukAceh, meskihanya dengancara bersepe-da mengelilin-gi nusantara.Lagi pula, menurut Aminin,ia berkeliling Indonesia membawa misi per-damaian.

Layaknya“Duta Perdamaian Aceh” disetiap kabupaten/kota yangia singgahi, selalu menyam-

paikan pesan damai. Mencerita-kan bagaimana saat ini bahwa Aceh sudah damai, aman dan ten-tram. Tidak ada lagi permusuhan.Masyarakat Aceh sudah bisa hidup rukun. Dari misi ini, Aminin juga mengajak semua orang ya ngdijumpainya, untuk terus menja-ga perdamaian, karena konflik itutidak enak dan menyengsarakan.

Lebih lanjut, kisah Aminin, melihat ia sangat terpukul, ada seor-ang lelaki separuh baya menjum-painya dan menyerahkan uangsebesar Rp200 ribu. “Maaf Pak,ini yang dapat saya berikan, ini dari saya Bupati Pidie Jaya, bukandari Wagub,” ujar Aminin meniru-kan ucapan lelaki paruh baya itu.

Setelah semuanya berlalu,Aminin pun menanyakan denganorang disekitarnya tentang lelakiparuh baya itu dan orang-orangtersebut menyampaikan bahwaia adalah Gade Salam, Bupati Pidie Jaya (Pijay), sebuah kabupat-en pecahan dari Kabupaten In-duk Pidie. Disamping kisah yangmenyedihkan, banyak juga kisahyang mengharukan dialamini Aminin. Diantaranya, bagaimana anak-anak di perdalaman MetroLam pung, mengantar kepergiannya hingga 20 km dengan meng-gunakan sepeda ontel dibawahguyuran hujan.

Lalu ada juga kisah menarikdialaminya di Sumbawa Besar.Saat itu, saat ia tiba di SumbawaBesar, Aminin dihadang olehsekelompok anak muda pelajarSMK Pelayaran. Anak muda yangjuga menggunakan sepeda iniberputar mengelilinginya. Dalamhati Aminin, ini sudah celaka, na-sib apes kembali menimpanya.

Rasa takut dan kawatir itu se-makin menjadi-jadi, karena se-lang beberapa menit kemudian,sekelompok pelajar SMK Pela-yaran yang lain, juga mendatang-inya dan melakukan hal yangsama. Setelah sekian lama men-gelilinginya, seorang anak mudaitu meloncat ke tengah dan sea-kan ingin merampas bendera

Merah Putih yang terpancang dibelakang sepedanya.

“Saya tidak tau harus berbuatapa mengahadapi anak-anakmuda itu, saya hanya bisa pas-rah,” ujar Aminin. Namun apa yangterjadi, ternyata bendera yanghendak “dirampas” tadi, ternyatadibentangkan. Dan sekelompokanak muda yang berkeliling ituseketika berhenti dan serempakmenyanyikan lagu kebangsaanIndonesia Raya.

“Saya haru dan menangismelihatnya, sambil menyanyikanlagu Indonesia Raya,” kisah Ami-nin sambil menambahkan, sele-pas itu ia kembali menceritakanbetapa pentingnya menjaga per-damaian, karena perdamaian ituteramat mahal harganya.

Akhirnya, Amininpun dilepaskepergiannya dengan dikawal“pasukan sepeda” anak-anakSMK Pelayaran, Sumbawa Be-sar menujun perbatasan. Daniapun melanjutkan perjalanannyadengan misi damai yang terusterpatri di dalam hatinya.

Kisah mengharukan lainnya,juga dialami saat ia diberi izinuntuk memasuki wilayah TimorLeste, Negara tetangga yang du-lunya bagian dari Indonesia. Iamasuk ke Timor Leste melaluiDesa Muta’in Kabupaten Belu,Nusa Tenggara Timur (NTT).Petugas perbatasan memberi-kannya Paspor Lintas Batas (PLB)untuk bisa masuk Timor Lesteselama 36 Jam.

Dari 36 jam yang diberikan itu,ia hanya mampu bertahan sela-ma 3 jam saja. Karena, baru seki-tar 20 km masuk wilayah bekasProvinsi Timor Timur itu, setiappenduduk yang dijumpainya se-muanya menyampaikan inginkembali menjadi warga NegaraIndonesia (WNI) dan ingin jugawilayahnya masuk bagi dariwilayah Indonesia.

“Melihat kondisi ini, saya pu-tuskan untuk kembali ke Muta’in,Belu. Karena kawatir bisa ber-dampak buruk, bagi masyarakat

di Timor Leste tersebut dan sayasendiri. Lagi pula, misi yang sayabawa misi perdamaian,” ujar Aminin memberi alasannya menga-pa hanya 3 jam di wilayah terse-but, kepada petugas keamananyang menjaga diwilayah perbatasannya yang telah memberin-ya PLB. Aminin mengaku terke-san dengan keramahan para petugas, TNI yang berjaga diperbatasan tersebut. Dulu, ia sempatbercita-cita jadi Tentara NasionalIndonesia pada tahun 1979. Demi masuk tentara, ia ‘terpaksa’memudanya usianya tiga tahun.Dimana, selayaknya ia lahir 1 Juli1957, namun karena mau ma-suk tentara dibuat 1 Juli 1960. Akhirnya, semua dokumen pribad-inya kini kelahiran 1960.

Namun, upaya tersebut gagalsuami Almarhumah Fatimah bintiIbrahim ini tidak diterima menja-di TNI. Namun, cita-citanya agarada anaknya menjadi abdi nega-ra tetap besar. Kini tumpuannyake putra semata wayangnya Mu-hammad Dahlan, yang diha rap-kan bisa menjadi anggota Polri.

“Saat saya mau menghadapKapolri, petugas meminta sayamelengkapi surat-surat dari daer-ah, makanya saya kembali ke Aceh lagi,” ujar Aminin yang sudahmenjelajah 24 provinsi di Indone-sia. Aminin, ingin memohon kepada Kapolri agar anaknya yang baru tamat SMA ini bisa diterimamenjadi anggota Polri. Tekadnyausai melengkapi surat-surat ini, iaakan melanjutkan perjalanan ke10 provinsi yang tersisa di wilayahTimur Indonesia dan Pupua. Hingga satu saat, jika misi keliling nu-santara ini tuntas dengan membawa misi damai, ia akan membukukan kisah perjalanannya.

Semoga sukses Pak Aminin,Aceh sangat butuh banyak orangseperti bapak guna menyampai-kan misi perdamaian ini. Semoganiat tulus ini, bisa merajut perdamaian hakiki di Nusantara yangbanyak “terkoyak” di berbagai provinsi di Indonesia. andinovaandinovaandinovaandinovaandinova

Pengeliling Indonesia dengan sepeda Aminin Hamidbersama penulis.

Page 8: Tabloid Seuramoe Edisi IV

WWWWWarisanarisanarisanarisanarisan

88888 No.4 Tahun I / Juni 2013

Gubernur MintaKabupaten/Kota Segera

Bentuk PPID

IIIIInfoUPTDnfoUPTDnfoUPTDnfoUPTDnfoUPTD

gito/dedygito/dedygito/dedygito/dedygito/dedy

Aceh Expo Sedot Ratusan Ribu Pengunjung

Drs. Said RaKadishubkomint

SEJAKSEJAKSEJAKSEJAKSEJAK berlakunya UU No.14tahun 2008 tentang Keterbu-kaan Informasi Publik (UU KIP),maka seluruh jajaran pemerin-tah wajib membentuk PejabatPengelola Informasi dan Dok-umentasi (PPID), namun untukAceh hingga saat ini baru 10kabupaten/kota saja yang su-dah membentuknya.

Banyak kabupaten/kotabelum atau tidak membentukPPID ini dikarenakan ketidaktahuan, akan tindaklanjut daripembentukan PPID sendiri.Sehingga, kabupaten/kota ter-sebut belum juga membentuk-nya hingga saat ini.

Hal tersebut terungkap da-lam Rapat Koordinasi perce-patan dan pembentukan PPIDkabuapten/kota se Aceh, Se-lasa 21 Mei 2013. Mengingatmasih banyaknya daerah ya-ng belum memiliki PPID, makadalam rapat tersebut PemprovAceh melalui Dinas Perhubun-gan, komunikasi, informasi dantelematika (Dishubkomintel)Aceh mengundang para sek-dakab/sekdako dan Kadis-hubkomintel kabupaten/kota.

Kadishubkomintel Acehmelalui kepala UPTD Seura-moe, Sanasi mengatakan, 10daerah yang telah memilikiPPID tersebut yakni Kota Ban-da Aceh, Lhokseumawe, Sub-ulussalam, Kabupaten AcehJaya, Aceh Singkil, Aceh Teng-gara, Bener Meriah, Siemelue,Pidie Jaya dan Aceh Timur.

Sementara itu, GubernurAceh dr Zaini Abdullah mem-inta seluruh daerah kabupaten/kota yang belum memiliki PPIDuntuk segera membentuknya.Karena, PPID ini berperan da-lam memberikan informasi publik yang benar kepada masyarakat menyakut berbagai infor-masi pemerintahan di daerah.

“Jajaran pemerintahan wa-jib membentuk PPID,” tegas gubernur dalam amanat tertulisyang dibacakan SekdaprovAceh T Setia Budi saat membu-ka kegiatan tersebut di hotelberbintang di Banda Aceh.

Dikatakan, di jajaran pemerintahan Aceh, PPID utama berada di bawah DishubkomintelAceh, tetapi semua SKPA danPemerintah kabupaten/kota la-innya perlu ada PPID yang si-fatnya mendukung. Sebab, PP-ID akan menjadi pintu gerbangbagi masyarakat yang mem-butuhkan informasi. Disampingitu, ingat gubernur, kemampuanPPID memahami UU KIP mutlak dibutuhkan PPID harus mengerti makna informasi yang sifatnya wajib, informasi yang si-fatnya berkala, sertamerta atauinformasi yang dirahasiakan.

ACEHACEHACEHACEHACEH Expo yang dilaksan-akan Pemerintah Aceh pada5-9 Juni lalu, mampu menye-dot ratusan ribu pengunjungdari berbagai daerah diAceh termasuk luar Aceh.Kegiatan ini menjadi semar-ak, karena banyak pesertaterutama para pedanganmelakukan penjualan di are-na Aceh Expo di LapanganBlang Padang Banda Aceh.

Gubernur Aceh, dr ZainiAbdullah saat membuka ke-giatan tersebut mengatakanmasyarakat Aceh punya po-tensi besar untuk mencipta-kan produk-produk berge-ngsi hanya saja perlu seman-gat kerja, promosi dan duku-ngan yang kuat untuk menu-mbuhkan sebuah produk un-tuk didistribusikan ke pasar.

“Melalui Aceh Expo ini ki-ta akan mempromosikan berbagai kerajinan dan prod-uk-produk home industry kar-

GUBERNURGUBERNURGUBERNURGUBERNURGUBERNUR Aceh Zaini Ab-dullah melantik 20 pejabat baruEselon II A dan B di lingkup Pe-merintah Aceh. Acara pelanti-kan dilaksanakan di GedungSerbaguna Kantor GubernurAceh, Jumat sore, 7 Juni 2013.

Salah satu pejabat eselonII tersebut yang dilantik yakniDrs. Said Rasul yang diperca-ya sebagai Kepala Dinas Per-hubungan, Komunikasi, Infor-masi dan Telematika Aceh,menggantikan posisi Prof. Dr.Ir. Husaini, MT yang dikembali-kan ke Unsyiah.

Pejabat tersebut dilantikberdasarkan Surat KeputusanGubernur Aceh nomor PEG.821.22/006/2013 tentang pengangkatan dan pemberhentianpejabat struktural Eselon II diAceh. “Ada yang datang, adayang pergi itu hal yang biasadalam pemerintahan, kegiatankepegawaian seperti ini akanterus berlanjut di waktu menda-tang, seiring dengan terjadinyakekosongan jabatan tertentu,maupun oleh karena adanyakebijakan lain dari Pemerintah Aceh,” ujar Gubernur Aceh saatmelantik para pejabat tersebut.

Pelantikan dan bongkar pasang pejabat ini, merupakan yang kelima dari enam kali yangsudah dilakukan pemerintahanAceh di bawah Gubernur dr Zai-ni Abdullah dan Wakil Guber-nur Aceh Muzakir Manaf. Se-mua ini dilakukan guna menca-

Baru 10 Daerah TerbentukBaru 10 Daerah TerbentukBaru 10 Daerah TerbentukBaru 10 Daerah TerbentukBaru 10 Daerah TerbentukPemahaman terhadap isi

UU KIP sangat penting, sebabakan ada konsekuensi hukumyang akan dihadapi, manaka-la PPID tidak melaksanakantugasnya dengan baik. Sanksihukum tersebut bisa berupasanksi pidana, bisa pula sank-si dalam bentuk denda.

Karenanya, gubernur mem-inta PPID wajib mempersiap-kan diri, sehingga bisa menjawab era keterbukaan informa-si sebagaimana yang tertuangdalam UU KIP tersebut. Sebab,bagaimanapun, lahirnya UUKIP merupakan langkah majudalam sistem demokrasi di In-donesia. Menurut gubernur,UU KIP menunjukan ada inisiatif para pemimpin bangsa untuk membuat badan publik leb-ih transparan dan bertanggub-jawab dalam menjalankan tugas-tugasnya. Badan publik inibukan hanya jajaran pemerin-

tahan atau lembaga yang menggunakan APBD atau APBN,tapi seluruh lembaga berbadan hukum termasuk LSM, partai politik, yayasan dan seba gainya. “Bagi lembaga yang tidak mematuhi aturan yang ter-tuang dalam UU KIP ini, beresi-ko terhadap gugatan ajudika-si lewat komisi informasi.”

Satu contoh kasus, lanjut gubernur, beberapa hari lalu lewat pemberitaan media disebut-kan, Pengadilan Negeri (PN)Bangil, Jawa Timur harus mengakui kekalahannya dalam sidang ajudikasi menghadapi gugatan rakyat yang mengingin-kan transparansi dari lembagaitu. “Bayangkan saja, lembagapengadilan saja bisa kalah, apalagi lembaga pemerintahanyang banyak berhubungan dengan masyarakat,” ingat gubenur.

ya masyarakat Aceh,” katanya.Selain memamerkan hasil

karya rumahan, masih banyaklagi kreativitas masyarakat Ac-eh yang akan ditampilkan da-lam beberapa hari mendatang seperti pagelaran seni buda-ya dan penampilan Atraksi bu-daya provinsi Aceh.

Di sisi lain, menurut guber-nur kejayaan sektor non-migasdalam memberi kontribusi bagisumber pendapatan Aceh mu-lai memperlihatkan titik cerah,terbukti per tahunnya produksinon-migas di Aceh terus men-ingkat hingga 8%. Sektor yangterus berkembang tersebut se-perti pertanian, perkebunan, perikanan dan berbagai industrikerajinan masyarakat lainnya.

Sebelumnya Aceh menga-ndalkan migas sebagai pro-duk unggulan daerah karenamemiliki pertambangan miny-ak dan gas yang sangat besarPenghasilan migas Aceh kala

itu mampu memberikan kontri-busi hingga 60% bagi sumberpendapatan daerah. Namundalam empat tahun terakhirproduksi migas terus menurunhingga 22% pertahun, penge-luarannya terhadap produkdomestik regional bruto Acehhanya tinggal 11%.

“Dengan kondisi tersebutjelas sekali kalau kita tidak lagibisa mengandalkan migas se-bagai produk unggulan daer-ah, kita harus bangkit mengan-dalkan sektor non-migas,” ujarGubernur Zaini Abdullah.

Dalam pidatonya tersebutgubernur menyebutkan masadepan ekonomi dan kesejah-teraan rakyat Aceh bisa lebihstabil apabila seluruh pihakmendukung dan membangkit-kan sektor non-migas tersebut.Selain itu, apabila kreatifitasmasyarakat Aceh bisa dit-ingkatkan, maka sektor non-mi-gas punya potensi besar untuk

menjadi modal bagi ke-bangkitan ekonomi Aceh.

Di luar itu, sejumlah usa-ha rakyat di berbagai kabu-paten dan kota di Aceh kinisudah mampu menembuspasar dunia. Seperti rumahproduksi yang berhasil men-golah minyak nilam Acehmenjadi parfum berkualitasdunia, dan sebuah home in-dustri tas bordir dan tikarkhas Aceh yang telah meng-ekspor produknya ke Ameri-ka dan Eropa.

Fakta di lapangan me-nunjukkan potensi besar ya-ng dimiliki masyarakat Acehdalam menghasilkan pro-duk-produk bergengsi yangdapat bersaing di pasar glo-bal. “Hanya saja perlu sema-ngat kerja, promosi dan du-kungan yang lebih kuat un-tuk menumbuhkan sebuahproduk tersebut di tingkat pa-sar,” tutup Zaini.

gitogitogitogitogito

Menggantikan Prof. HusainiMenggantikan Prof. HusainiMenggantikan Prof. HusainiMenggantikan Prof. HusainiMenggantikan Prof. Husaini

ri formasi yang pas untukbisa bekerjakeras dalammembangunAceh dalam lima tahun kedepan periode 2012-2017.

Sebelum-nya, pada 5Februari 2013Gubernur Ac-eh melantik422 pejabatEselon II,IIIdan IV di jaja-ran pemerin-tah Aceh. Lalu, pada 18 Febru-ari gubernur melakukan muta-si pejabat dan pengambilansumpah pejabat baru gunamemperbaiki kesalahan datadalam pelantikan pejabatpada tanggal 5 Februari 2013.

Kemudian pada 21 Mei2013 Gubernur juga melantik 51pejabat eselon di kalanganpemerintah Aceh, 5 Juni 2013asisten III melantik 35 Pejabateselon III dan IV. Terakhir 11 Juni2013 Gubernur Aceh yang di-wakili Asisten III Setdaprov Mu-zakkar A Gani kembali melan-tik dan mengambil sumpah ja-batan 35 pejabat eselon III danIV di Aula Badan Kepegawa-ian, Pendidikan dan Pelatihan(BKPP) Aceh. Para pejabat ter-sebut ditempatkan di Dinas Pe-ngairan, Dinas Pertanian Tan-

Pengambilan Sumpah PePengambilan Sumpah PePengambilan Sumpah PePengambilan Sumpah PePengambilan Sumpah Pe

Rapat Koordinasi Pembentukan PPID. Rapat Koordinasi Pembentukan PPID. Rapat Koordinasi Pembentukan PPID. Rapat Koordinasi Pembentukan PPID. Rapat Koordinasi Pembentukan PPID. Seuramoe informasi/amirSeuramoe informasi/amirSeuramoe informasi/amirSeuramoe informasi/amirSeuramoe informasi/amir

Page 9: Tabloid Seuramoe Edisi IV

99999No.4 Tahun I / Juni 2013

SSSSSosialitaosialitaosialitaosialitaosialita

Rasulintel Aceh

andinovaandinovaandinovaandinovaandinova

SEBANYAKSEBANYAKSEBANYAKSEBANYAKSEBANYAK 522 orang putra-putri Aceh dididik menjadi bint-ara atau brigadir Polri tahun 2013. Mereka ini merupakan ha-sil seleksi dari penerimaan Brigadir Polri yang dilakukan melalui Polda Aceh.

Para calon brigadir Polri yang diterima melalui seleksi Pol-da Aceh sebanyak 471 menjalani pendidikan Polisi Dalmasdi SPN Seulawah, Saree Kabu-paten Aceh Besar. Sedangkan,51 lagi menjalani pendidikan Brimob di Watukaosek.

Selain 522 ini, Polda Acehjuga mendidik 20 polisi wanita(Polwan) di Jakarta. 20 calonPolwan ini, merupakan hasilseleksi akhir di Ma bes Polri.Sebelumnya Polda Aceh men-girim 24 calon Polwan.

“Mereka dididik selama 7bulan penuh dan nantinya akandititipkan di Pasantren selama

SEBANYAK 98 SEBANYAK 98 SEBANYAK 98 SEBANYAK 98 SEBANYAK 98 pucuk sen-jata api (senpi) ilegal dari ma-syarakat dimusnahkan oleh Komando daerah Militer (Kodam)Iskandar Muda (IM). Pemusna-han senjata tersebut dilauku-kan dengan cara memotong-motong menggunakan mesinpemotong besi.

“Senjata api ini hasil dariPembinaan Teritorial (Binter)Kodam IM,” ujar Pangdam IMMayjen TNI Zahari Siregarmelalui Kepala PeneranganKodam (Kapendam) IM Kolo-nel Arh Subagio Irianto.

Dikatakan, pemusnahansenpi ilegal tersebut langsungdipimpin Pangdam IM yang di-gelar di Lapangan tembak Ma-ta’ie Kabupaten Aceh Besar,Minggu 26 Mei 2013. Dengancara pemotongan senpi ilegalini dipastikan senjata tersebuttidak akan bisa dipakai lagi.

Pelaksanaan Binter di jaja-ran Kodam IM di seluruh Acehdilakukan sejak Oktober 2012hingga Mei 2013. Pemusnah-an senpi ini disaksikan Danrem011/LW Kolonel Inf Hipdizahdan Danrem 012/TU KolonelInf Daddy Estoe Widodo.

Pangdam IM Mayjen TNIZahari Siregar menyampaikanpemusnahan senjata yang di-gelar Kodam Iskandar Mudadapat mewujudkan situasi ke-amanan yang kondusif dan di-harapkan dapat memotivasiseluruh komponen masyara-kat untuk turut serta dalam up-aya menjaga perdamaian se-hingga kesejahteraan masya-rakat akan meningkat.

“Kita berharap, dengan di-lakukan pemusnahan senpi il-egal ini, situasi keamanan diAceh makin kondusif,” ujar Pangdam sebagaimana disampai-kan Kapendam.

Jenderal bintang dua TNIitu juga mengharapkan, masyarakat Aceh dapat membantuKodam IM untuk memberantasberedarnya senjata ilegal yangdapat menganggu situasi dankondisi di Provinsi paling ujungbarat Pulau Sumatera Indone-sia ini. Menyangkut pemusna-

aman Pangan serta Badan Ke-tahanan Pangan dan Penyulu-han. Mereka terdiri dari 9 peja-bat eselon III dan 26 pejabat es-elon IV. dedydedydedydedydedy

N oN oN oN oN o N a m aN a m aN a m aN a m aN a m a JabatanJabatanJabatanJabatanJabatanPEJABAT ESELON II YANG DILANTIK 7 JUNI 2013PEJABAT ESELON II YANG DILANTIK 7 JUNI 2013PEJABAT ESELON II YANG DILANTIK 7 JUNI 2013PEJABAT ESELON II YANG DILANTIK 7 JUNI 2013PEJABAT ESELON II YANG DILANTIK 7 JUNI 2013

Ridwan Hasan, SH, MM Staf Ahli Gubernur Aceh Bidang Hu-kum dan Politik

1

Bukhari, A.Ks, MM Kepala Dinas Pemuda danOlahraga.2

Ir. Zulkifli, MM Dinas Tenaga Kerja dan Mobili-tas Penduduk Aceh.3

dr. M. Yani, M. Kes Staf Ahli Gubernur Aceh Bidang Keistime-waan dan Sumber Daya Manusia.

4

dr. Taqwallah Kepala Dinas Kesehatan Acehdan Ketua P2K APBA.5

Ir. Rizal Aswandi, Dipl. SE Staf Ahli Gubernur Aceh Bidang Pemban-gunan dan Hubungan Luar Negeri.

6

Drs. Bustami Usman, SH,M.Si

Kepala Badan Pembinaan Pen-didikan Dayah Aceh.7

Nasir Zalba, SE Kepala Badan Kesatuan Bangsa, Politik danPerlindungan Masyarakat Aceh.

8

Drs. Samidan AngkasaWijaya

Staf Ahli Gubernur Aceh BidangEkonomi dan Keuangan9

Syahrul Badaruddin, SE,MSi

Inspektur Aceh.10

A. Hamid Zein, SH, M.Hum Sekretaris Dewan PerwakilanRakyat Aceh.11

Drs. Said Rasul Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi, In-formasi dan Telematika Aceh

12

Drs. Muhammad, MM Kepala Dinas Pendapatan danKekayaan Aceh.13

Drs. Zulkifli Ahmad, MM Staf Ahli Gubernur Aceh BidangPemerintahan.14

Kamaruddin Andalah, S.Sos, M.Si Kepala Biro Tata PemerintahanSetda Aceh.15

Drs. Paradis, M.Si Kepala Sekretariat Majelis AdatAceh.16

Bustami Hamzah, SE, M.Si Kepala Sekretariat Baitul MalAceh.17

Drs. Muhammad Raudhi,MSi

Kepala Biro Perekonomian Set-da Aceh.18

Rusdi Husin, SE Kepala Sekretariat DPP KOR-PRI Aceh19

Ir. Rusmiady Kepala Sekretariat Majelis Pen-didikan Daerah Aceh.20

han amunusi ilegal, Kapendammenjelaskan, itu akan dilaku-kan dalam waktu lain, sebab untuk memusnahkan amunisi harus dipersiapan secara matangdengan cara tersendiri. Sebab,pemusnahan amunisi ini memi-liki resiko yang lebih tinggi.

“Amunisi ilegal juga kita musnahkan, namun waktu yangberbeda dengan persiapanyang lebih matang,” tegas Kap-endam. Menurut Kapendam IMKolonel Arh Subagio Irianto, pemusnahan senpi ilegal secaramassal ini, merupakan yangketiga dilakukan di Aceh, se-belumnya, Kodam IM, bersa-ma Polda Aceh dan MuspidaAceh IM memusnahkan 973senpi ilegal di Lapangan Blang-padang, Banda Aceh, 17 okto-ber 2012 lalu.

Sama dengan senpi yang98 pucuk ini, ratusan senpi yangdimusnahkan tahun lalu itu,umumnya merupakan sisakonflik Aceh itu, 831 pucuk diantaranya dikembalikan war-ga melalui jajaran Polda Acehdan sisanya dikembalikanmelalui jajaran Kodam IM.

Bersamaan dengan pemu-snahan senpi ilegal tahun laluitu, juga dimemusnahkan 5.319kilogram ganja dan 25.300 ba-tang ganja dengan cara mem-bakarnya. Barang bukti itumerupakan hasil operasinarkoba pada September-Oktober 2012, sebagian hasiloperasi TNI.

Sementara itu, sebagaim-ana diketahui, pemusnahansenpi secara massal pertamasekali dilakukan di Aceh padatahun 2005 pasca MoU damaiantara pemerintah RI dan GAM.Hanya saja, saat itu, senpiyang dimusnahkan merupa-kan serahan mantan kom ba-tan GAM kepada AMM seban-yak 1.018 pucuk senjata api.Dari senjata serahan GAM keAMM yang memenuhi syaratsebanyak 640 pucuk. Jumlahsenpi ini sesuai dengan keharusan yang diserahkan GAMkepada AMM untuk dimusnah-kan.

Kodam IM MusnahkanSENPI ILLEGAL

SENPISENPISENPISENPISENPI ILEGAL ILEGAL ILEGAL ILEGAL ILEGAL: Pangdam IM Mayjen TNI Zahari Siregar melihat amunisiilegal hasil serahan masyarakat hasil Binter, Minggu (26/5). Amunisi ilegal ini akandimusnahkan secara khusus. Seuramoe informasi/Pendam IM Seuramoe informasi/Pendam IM Seuramoe informasi/Pendam IM Seuramoe informasi/Pendam IM Seuramoe informasi/Pendam IM

522 Putra/Putri AcehDIDIDIK JADI BINTARA POLRI

3 bulan guna mendalami aga-ma,” ujar Kapolda Aceh Irjen PolHerman Effendi saat pelantikanmenjadi Siswa SPN pada 3Juni 2013 lalu.

Saat pelantikan siswa lalu,Kapolda Aceh membacakanamanat Kapolri Jenderal TimurPradopo yang mengintruksi-kan semua Polda untuk mengantisifasi segala kemungkinanyang bisa mengganggu pelak-sanaan tahapan Pemilu 2014dan menciptakan gangguankeamanan dan ketertiban ditengah masyarakat.

Kapolri mengungkapkan,pendidikan Brigadir Polri meru-pakan tuntutan. Karenanya Polriharus lebih mempersiapkanSDM dan organisasi yang pro-fesional. Disamping itu, Polrimemerlukan penambahanpersonil baru hingga mencapai20 ribu orang di tahun 2013.

Dengan rincian 17 ribu oranguntuk pangkat brigadir dan tigaribu orang pangkat tamtama.

Penerimaan brigadir Polritersebut, diantaranya ditujukanuntuk penguatan postur organ-isasi terutama dalam mengh-adapi pelaksanaan pemilutahun 2014. Sehingga penam-bahan jumlah tersebut akanmemperkuat lini terdepat pel-ayanan kepolisian. Kapolri menekankan pentingnya persia-pan mental dan fisik selama menempuh pendidikan tersebut,penanaman komitmen, tekad,semangat dan motivasi yangtinggi supaya bisa menjadipolisi yang patut dibanggakan.

“Pelajari teori di kelas, prak-tek di lapangan maupun program pelatihan lain harus dilakukan dengan baik,” tegas Kapolri sambil menambahkan, setiap siswa harus menanamkankomitmen, tekad menjadi poli-si yang dapat dibanggakan.

Mengikuti proses pendidi-kan latihan yang diberikan harus dengan penuh ketulusandan keiklasan. Semua siswa juga harus selalu menjalin rasakebersamaan, kekompakkandan keakraban dengan sesa-ma peserta didik, instrukturmaupun pelatih, serta manfaat-kan waktu yang singkat ini seoptimal mungkin untuk mengembangkan pengetahuan danketrampilan. “Teruslah belajar,berlatih dan menempa diri agarmenjadi Polri profesional,” kat-anya.

SIRAMAN: Kapolda Aceh Irjen Pol Herman Effendi melakukan siraman kepada parasiswa SPN saat pelantikan pendidikan. Seuramoe informasi/andinova Seuramoe informasi/andinova Seuramoe informasi/andinova Seuramoe informasi/andinova Seuramoe informasi/andinova andinovaandinovaandinovaandinovaandinova

ejabat Eselon II. ejabat Eselon II. ejabat Eselon II. ejabat Eselon II. ejabat Eselon II. Seuramoe informasi/amirSeuramoe informasi/amirSeuramoe informasi/amirSeuramoe informasi/amirSeuramoe informasi/amir

Page 10: Tabloid Seuramoe Edisi IV

WWWWWarisan Budayaarisan Budayaarisan Budayaarisan Budayaarisan Budaya

1010101010

Buah-buahan Khas yangTinggal Kenangan

S

No.4 Tahun I / Juni 2013

gito/dedygito/dedygito/dedygito/dedygito/dedy

EIRINGEIRINGEIRINGEIRINGEIRING dengan perkembangan zamanbanyak hal yang su-dah terkikis bahkan

tertinggal sebagai khasanahbudaya bangsa bahkan daer-ah, ini dikarenakan telah terjadiperalihan dari berbagai aspekdalam kehidupan masyarakat,sehingga pola pikir masyara-kat telah berubah ke arah mo-dernisasi, salah satu contohadalah ketidaktahuan anak ter-hadap sesuatu yang seharus-nya di ketahui dan dirasakan,dikenal serta dilestarikan se-bagai warisan budaya endatuyang mengandung arti.

Untuk ini dibutuh pemikiranorang-orang yang terkait deng-an hal tersebut baik secara la-ngsung maupun tidak langsu-ng, baik secara teknis maupunteori, baik masyarakat ataupunpemerintah setempat, yang merupakan panutan bagi regena-si yang akan datang dalam bertanggungjawab terhadap keasrian budaya sebagai warisan.

Budidaya tanaman (tana-man yang menghasilkan buah)merupakan salah satu cara un-tuk mempertahankan kekhas-an tanaman di daerah, agar ti-dak hilang dan tetap dapat diperkenalkan pada anak seba-gai pewaris budaya, melaluipembudidayaan perkebunanterhadap tanaman secara me-nyeluruh dan secara kontinyu,maka diharapkan tidak terjad-inya kelangkaan bahkankepunahan yang tergusur den-gan perkembangan zaman.

Dewasa ini banyak tana-man buah-buah yang menjadiprimadona masyarakat Acehnyaris sudah tidak terlihat lagi,miris kedengarannya jika kelakhal ini terjadi terus-menerus tan-pa ada perhatian dari masya-rakat Aceh dan pemerintahdaerah. Akan tetapi Jika hal iniditanggapi dengan penuh ke-seriusan dan tanggung jawab,maka tanaman yang dulu per-nah menjadi prioritas utamadalam pandangan masyara-kat Aceh mungkin akan kem-bali menjadi tanaman andalanyang bisa dikenal oleh anakcucu kita di masa mendatang.

Namun ironisnya sedikitmasyarakat Aceh yang maumemahami tentang hal terse-but, sehingga tanpa kita sadaribukan tidak mungkin satu saatnanti akan punah semuanya.Kelangkaan yang terjadi di bu-mi Seuramoe Aceh salah satubukti bahwa tingkat kepeduliankita terhadap kelestarian bu-daya mulai terkikis, dan men-jadi sebuah kenangan dalamsejarah masyarakat Aceh. Da-lam hal ini diharapkan agar Pe-merintah daerah dapat beker-

jasama dengan masyarakat untuk membudidayakan tanam-an yang mulai punah untuk da-pat kembali menjadi tanamanprimadona bagi masyarakatAceh seperti dulu. Karena buahyang terdapat di Aceh tidak ka-lah menarik, enak dan nikmat-nya jika disejajarkan denganbuah luar negri yang sekarangini lebih dikenal oleh anak cucukita (anggur, apel, pier, dll).

Berikut sebagian nama-nama tanaman yang sifatnyaberbuah dan menjadi andalan-namun telah Langka terdapatdi Aceh yang pernah menjadituan rumah penghasil buahtersebut.

1. Boh Urout Blang:1. Boh Urout Blang:1. Boh Urout Blang:1. Boh Urout Blang:1. Boh Urout Blang:Bentuk buahnya kecil-kecil danberwarna merah, biasanya ber-fungsi untuk mengobati penya-kit bisul, rasnya manis jambu

2. Boh Keulayu:2. Boh Keulayu:2. Boh Keulayu:2. Boh Keulayu:2. Boh Keulayu: Bentukbuahnya kecil-kecil berwarnamerah, jika sudah matang war-nanya merah kehitam-hitamanrasanya manis-manis kelat

3. Boh Karieng:3. Boh Karieng:3. Boh Karieng:3. Boh Karieng:3. Boh Karieng: Bentukbuahnya bulat kecil-kecil ber-warna hitam rasanya asambuah

4. Boh Duri Susuk:4. Boh Duri Susuk:4. Boh Duri Susuk:4. Boh Duri Susuk:4. Boh Duri Susuk: Ben-tuk buahnya kecil-kecil berwar-na hitam

5. Boh Rem:5. Boh Rem:5. Boh Rem:5. Boh Rem:5. Boh Rem: Bentuk buah-nya kecil-kecil seperti anggurwarnanya kuning kehijauanrasanya asam buah

6. Boh Teumeuru:6. Boh Teumeuru:6. Boh Teumeuru:6. Boh Teumeuru:6. Boh Teumeuru: Ben-tuk buahnya lonjong kecil ber-warna hijau jika sudah matangberwarna hitam dan dalamnyaberserat-serat rasanya asam

7. Boh Kupu: 7. Boh Kupu: 7. Boh Kupu: 7. Boh Kupu: 7. Boh Kupu: Bentuknyabulat lonjong rasanya asambuah

8. Boh Ceukok:8. Boh Ceukok:8. Boh Ceukok:8. Boh Ceukok:8. Boh Ceukok: Bentukn-ya bulat kecil warnanya hijaurasanya manis dan cara me-makannya terlebih dahulu dip-utar-putar dikedua belah tela-pak tangan hingga berwarnakemerahan

9. Boh Kupula Jangge:9. Boh Kupula Jangge:9. Boh Kupula Jangge:9. Boh Kupula Jangge:9. Boh Kupula Jangge:Bentuknya bulat lonjong berbijiwarna kemerahan rasanyamanis

10. Boh Kruet Mameh:10. Boh Kruet Mameh:10. Boh Kruet Mameh:10. Boh Kruet Mameh:10. Boh Kruet Mameh:Bentuknya bulat berkerut sep-erti boh kruet biasa, biasanyatumbuh di Daerah KruengRaya

11. Boh Maken:11. Boh Maken:11. Boh Maken:11. Boh Maken:11. Boh Maken: Bentukn-ya bulat berkulit tipis warnanyahijau rasanya asam, digu-nakan untuk masakan berb-agai jenis ikan

12. Boh Reng:12. Boh Reng:12. Boh Reng:12. Boh Reng:12. Boh Reng: Bentukn-ya berkerut kecil-kecil warnahijau rasanya asam, di-gunakan untuk masakan ikanpaya atau hiu dan bisa juga di-gunakan sebagai jeruk sam-bal khas aceh

13. Boh Meunteu:13. Boh Meunteu:13. Boh Meunteu:13. Boh Meunteu:13. Boh Meunteu: Ben-tuknya bulat besar warnanyahijau atau kuning, rasanyaasam, dapat digunakan untukmasakan kuah

14. Boh Geulima Broek:14. Boh Geulima Broek:14. Boh Geulima Broek:14. Boh Geulima Broek:14. Boh Geulima Broek:Bentuknya bulat isinya berbiji(warna merah delima) sedang-kan warna kulit kuning.

15. Boh Nipah:15. Boh Nipah:15. Boh Nipah:15. Boh Nipah:15. Boh Nipah: Bentukn-ya lonjong warna kulit luarcoklat kehitam-hitaman dankeras, sedangkan isi dalamn-

ya berwarna putih mirip kelapamuda dan rasanya manis

16. Boh Keuranji:16. Boh Keuranji:16. Boh Keuranji:16. Boh Keuranji:16. Boh Keuranji: Ben-tuknya bulat kecil berangkai kulitwarnanya hitam isi dalamnya ke-coklat-coklatan dan berbiji rasan-ya asam buah

17. Boh Keutapang:17. Boh Keutapang:17. Boh Keutapang:17. Boh Keutapang:17. Boh Keutapang: Ben-tuknya oval warna kulit luar coklatdan keras isi dalamnya putih ber-lapis-lapis rasanya gurih

18. Boh cirih:18. Boh cirih:18. Boh cirih:18. Boh cirih:18. Boh cirih: Bentuknya bu-lat sedang, warnanya hijau, isi dalamnya putih dan gurih rasanya

19. Boh janeng:19. Boh janeng:19. Boh janeng:19. Boh janeng:19. Boh janeng: Bentukn-ya besar, warnanya kekuning-kuningan, rasanya gurih, cara makannya harus orang yang ahli membuatnya, karena jika salah dalampemrosesan maka dapat gatal.

20. Boh gadong:20. Boh gadong:20. Boh gadong:20. Boh gadong:20. Boh gadong: Warnan-ya coklat, ungu tua dan ada yangberwarna putih, rasanya lemak,bentuknya mengikuti keadaanmedia tanamnya.

21. Boh koeh:21. Boh koeh:21. Boh koeh:21. Boh koeh:21. Boh koeh: Bentuknyabulat berwarna putih, isinya putihkecoklatan dan berbiji kecil, se-bagai pengharum aroma rujak.*

Dr. Rahmawati ZainunDr. Rahmawati ZainunDr. Rahmawati ZainunDr. Rahmawati ZainunDr. Rahmawati Zainun

SETELAHSETELAHSETELAHSETELAHSETELAH hampir setahun,akhirnya Pemerintah meng-ganti 48 uni sepeda motormahasiswa Aceh Tengahyang dibakar saat terjadikerusuhan pada event POPDA XII di Banda Aceh, 27Juni tahun lalu.

Pembayaran ganti rugiini difasilitasi langsung olehGubernur Aceh, dr Zaini Ab-dullah. Pembayaran gantirugi ini juga disaksikan lang-sung oleh dua bupatindikedua daerah tersebut, Bu-pati Aceh Tengah Ir. H. Na-saruddin, MM dan BupatiAceh Selatan, HT. Sama In-dra, SH, di Hall OlahragaStadion Harapan Bangsa,Ban da Aceh, 3 Juni 2013 lalu.

Perdamaian ini juga ditandai dengan peusijuek

perwakilan pihak yang berselisih antara mahasiswa Aceh Tengah dengan mahasiswa AcehSelatan serta penandatanga-nan berita acara perdamaianyang dilakukan kedua bupati.

“Peusijuek sebagai wujudrasa syukur terhadap harmon-isasi hubungan para pihakyang berselisih paham. Tidakada yang menghendaki konf-lik yang telah terjadi, namun haltersebut dapat dapat semakinmempererat hu bungan ukhu-wah diantara kita,” ungkap Gu-bernur Zaini Abdullah.

Gubernur juga meminta kedua belah pihak untuk mengambil hikmah dan berfikir agarlebih merajut kebersamaan di-masa depan. Sebab, untukmembangun Aceh ini harus di-lakukan secara bersama deng

an semua lapisan masyarakatyang ada di Aceh.

Pembayaran gantirugi ini dilakukan berdasarkan surat Gubernur Aceh nomor 426.3/36757, 22 November 2012, tak-siran biaya bantuan ganti rugikendaraan roda dua yang ter-bakar sebesar Rp418 juta ru-piah, dengan proporsi 50 % di-tanggung Pemprov Aceh, 25 %Pemkab Aceh Selatan dan 25% Pemkab Aceh Tengah.

Besaran jumlah bantuanper orang pun beragam, mulaidari Rp4 juta hingga Rp18 juta,tergantung dari jenis dan tingkatkerusakan masing-masingkendaraan roda dua yangdibakar saat terjadi keributanpada 27 Juni tahun lalu itu.

Bupati Aceh Tengah, Nasaruddin menilai kerusakan sepe-da motor yang dialami tidaklahseberapa dibanding dengankebersamaan dan hubunganbaik yang harus dijalin lebih erat oleh kedua belah pihak, ter-utama dikalangan mahasiswa.

“Orang tua kita dulu telah memiliki ikatan silaturrahmi, men-jadi tugas kita saat ini untukmemperkuat ikatan tersebut,”ujar Nasaruddin. Berkenaandengan proses penyaluran dana, Nasaruddin mengatakan agar para korban yang mendapat bantuan untuk tidak menghiraukan bila ada pihak yangmeminta kontribusi tertentu se-bagai imbal jasa pengurusandana bantuan.

Nasaruddin meyakinkanpenyaluran dana sesuai den-

gan itikad baik untuk mem-bantu kerugian yang dideri-ta para korban dan tidakadanya kutipan liar merupa-kan komitmen PemprovAceh, Pemkab Aceh Ten-gah dan Aceh Selatan.

Sementara itu, BupatiAceh Selatan, HT Sama In-dra, mengatakan hubunganbaik diantara kedua daerahsebenarnya telah dijalin oleh para pendahulu, bahkanSama Indra menuturkan pada tahun 70-an banyak war-ga Aceh selatan yang mem-buka kebun kopi di wilayahtengah Aceh tersebut.

“Banyak orang Aceh Selatan yang telah menjadi warga dan bekerja di wilayahAceh Tengah, ada petani,guru, bahkan pengusaha,”ujar Sama Indra.

Lebih jauh, Sama Indramenawarkan kerjasama di-bidang pertanian dengantukar-menukar bibit unggulyang dimiliki kedua Daerah.Sebab, di kedua daerah inimemiliki potensi pertanianyang sama-sama bisa dibanggakan untuk Aceh bah-kan nasional.

“Kita ketahui kopi Gayopunya kualitas, kalau bolehkami meminta dapat dikirimke Aceh Selatan, nanti kamikirimkan bibit pala sebagaigantinya,” katanya disambuttepuk tangan hadirin yangmenhadiri perdamaian tersebut.

Gubernur Fasilitasi PerdamaianMahasiswa Aceh Tengah - Aceh Selatan

SALAM DAMAI:SALAM DAMAI:SALAM DAMAI:SALAM DAMAI:SALAM DAMAI: Gubernur Aceh dr Zaini Abdullah bersama Bupati Aceh Selatan HTSama Indra (kiri) dan Bupati Aceh Tengah Nasaruddin (kanan) bersalam damai, usai peny-erahan ganti rugi 48 unit sepedamotor mahasiswa Aceh Tengah yang dibakar pada Popdalalu. Seuramoeinformasi/andinova Seuramoeinformasi/andinova Seuramoeinformasi/andinova Seuramoeinformasi/andinova Seuramoeinformasi/andinova

Page 11: Tabloid Seuramoe Edisi IV

WisataWisataWisataWisataWisata

1111111111No.4 Tahun I / Juni 2013

Taman Putro Phang

SIAPASIAPASIAPASIAPASIAPA yang tak mengenaldengan ungkapan yang me-legenda dan bersejarah terse-but. Ungkapan ini menunjukanbetapa kuatnya aturan yangsudah ada di masa Sultan Is-kandar Muda. Bahkan, peranseorang permaisuripun begitukental dalam pemerintahan.Sehingga ada ungkapan Qa-nun bak Putroe Phang.

Begitu besar perhatian dankasih sayang Sultan pada per-maisurinya yang berasal darinegeri Pahang di Malaysia. Sultanpun membangun sebuah taman yang indah yang bisa mengobati rasa rindu sang permaisuri akan kampung halaman-nya nun jauh di sana.

Taman Putroe Phang dibangun oleh Sultan Iskandar Muda (1608-1636) atau disebut juga Gunongan. Sultan IskandarMuda Membangun Taman Putroe Phang untuk Permaisurin-ya, Putri Pahang. Menurut se-jarah, Putri Pahang selalu mera-sa rindu akan kampung hala-mannya, Pahang, Malaysia.

Sultan yang mengetahui kerinduan permaisurinya kemudi-an membangun taman sari ini,berbentuk menyerupai bukit-bukit yang terdapat di Pahang.Aslinya Putri Pahang ataudalam bahasa Aceh PutroePhang bernama Putri Kamali-ah. Namun rakyat Aceh me-manggilnya dengan sebutanPutroe Phang.

Tidak hanya cantik, tapi be-liau juga seorang wanita yangcerdas. Beliau adalah penase-hat suaminya dalam pemerin-tahan. Seperti terlihat dalamsemboyan yang banyak dike-nal dalam kehidupan ber-masyarakat. Beliau juga mem-buat hukum tentang perlindun-gan anak dan perempuan.

Hukum ini kemudian diterje-mahkan dan diwujudkan olehputri beliau, Ratu Safiatuddinsehingga di Aceh Besar danAceh Pidie, hukum waris tidaksaja berdasarkan pada hukumIslam, tapi juga dipengaruhioleh hukum adat. Misalnya olehorang tua, rumah selalu diwaris-kan pada anak perempuan.Mungkin hal inilah yang menyebabkan munculnya sebutan

Bukti Cinta Sang Sultan

Adat bak Po MeureuhomAdat bak Po MeureuhomAdat bak Po MeureuhomAdat bak Po MeureuhomAdat bak Po MeureuhomHukum bak Syiah KualaHukum bak Syiah KualaHukum bak Syiah KualaHukum bak Syiah KualaHukum bak Syiah KualaQanun bak Putroe PhangQanun bak Putroe PhangQanun bak Putroe PhangQanun bak Putroe PhangQanun bak Putroe Phang

Reusam bak BentaraReusam bak BentaraReusam bak BentaraReusam bak BentaraReusam bak Bentara○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Porumoh (pemilik rumah) untukistri dalam masya rakat Aceh.

Di dalam taman ini terdap-at Pinto Khop yaitu gerbangkecil berbentuk kubah yangmerupakan pintu yang meng-hubungkan taman dengan istana. Pinto Khop ini merupakantempat beristirahat Putri Phang,setelah lelah berenang, letakn-ya tidak jauh dari Gunongan, disanalah dayang-dayang membasuh rambut sang permaisuri.Di sana juga terdapat kolamuntuk sang permaisuri kera-mas dan mandi bunga.

Sayangnya, kini taman Pu-troe Phang ini terkesan tak ter-awat. Dinding-dindingnyamenghitam karena dilumuri lu-mut. Bukti Cinta sang Sultan ituterkesan dibiarkan begitu saja.Sungguh ironis memang. Padahal Taman Putroe Phang inimerupakan salah satu tempatkunjungan wisata yang selaludipromosikan daerah yang ter-letak paling ujung barat PulauSumatera Indonesia ini. Peme-liharaan situs bersejarah ini,sudah selayaknya dikelola dengan benar. Sebab, dibelahandunia lain, situs sejarah yangmelegenda menjadi objek wisata yang diminati para turis.

Sebut saja Taj Mahal di In-dia, yang juga bukti cinta seor-ang raja kepada pemaisurin-ya. Kini Taj Mahal itu merupa-kan salah satu keajabiban du-nia yang selalu dikunjungi ban-yak orang. Bukan saja mem-perkenalkan sejarah, namunsalah satu bangunan termegahdi dunia ini mampu menjadisumber devisi daerah danNegara India tentunya.

***Di antara banyak bangu

nan yang memiliki berbagai catatan sejarah, Taj Mahal adalahsalah satunya. Bangunan nanindah yang termasuk dalam

tujuh keajaiban dunia ini dike-nal sebagai contoh karya ter-masyhur arsitektur muslim India.

Taj Mahal, bangunan yangterletak di Agra, India bagianutara, tepatnya di tepi SungaiJumna ini berdiri pada 1653setelah 22 tahun dikerjakan.Bangunan ini merupakan wu-jud cinta Kaisar Mughal ShahJahan kepada istrinya, MumtazMahal, yang bernama kecil Ar-jumand Bano Begum, yangmeninggal pada 1632.

Awalnya, Shan Jahan han-ya menyebut bangunan itu se-bagai makam Mumtaz Mahal,namun akhirnya berkembang

menjadi Taj Mahal yang berartiIstana Mahkota, sebuah perlu-asan dari nama Mumtaz Ma-hal yang berasal dari Persia.

Raja Shah Jahan menga-rahkan arsitek-arsitek ternamamasa itu, seperti Abdul KarimMa’mur Khan, Makramat Khan,dan Ustad Ahmad Lahauri, be-serta ribuan seniman gunamengerjakan ukiran, lukisan,dan kaligrafi. Marmer putih di-datangkan langsung dari Ra-jashtan, kristal dari China, danbatu safir dari Sri Lanka.

Ketika rampung pada 1653,hasilnya adalah bangunanmegah dan supermewah yangmerepresentasi gaya arsitek-tur Mughal dan Persia, yaitu simetris sekaligus artistik. Kubahbesarnya yang terbuat dari marmer putih menjulang 35 me terdari langit-langit. Sementarabagian luar Taj Mahal ada lahmahakarya arsitektur Mughal.

Taj Mahal menerima 2-4juta wisatawan per tahunnya,baik domestik maupun man-canegara. Untuk masuk kebangunan yang ditetapkan se-bagai situs warisan dunia pada1983 oleh UNESCO ini peng-unjung harus membayar tiket750 rupee India atau kuranglebih 140 ribu rupiah.

Kembali ke Taman PutroePhang. Kapan kiranya bagiandari sejarah emas Aceh itu, bisamenjadi kebanggan dan set-iap orang yang datang selaluingin melihatnya, bukan hanyasekedir singgah lalu pergi tan-pa kesan.

Semoga, dengan niat pe-merintahan Aceh dibawah drZaini Abdullah dan MuzakirManaf yang berniat melestari-kan sejarah dan budaya Aceh,semua ini bisa terwujud nantin-ya. Semoga.

andinova/dbsandinova/dbsandinova/dbsandinova/dbsandinova/dbs

GUNONGAN: GUNONGAN: GUNONGAN: GUNONGAN: GUNONGAN: Bangunan yang dibuat Sultan Iskandar Muda ini kini terkesantak terawat. Seuramoe informasi/andinova Seuramoe informasi/andinova Seuramoe informasi/andinova Seuramoe informasi/andinova Seuramoe informasi/andinova

Kenangan Masa LaluMobil Unit Penerangan danJuru Penerang (penyampai

Informasi) mengunjungimasyarakat di pelosok Aceh

menyampaikan informasidengan bahasa yang di-

mengerti rakyat. Fotokejadian pada era 70-an.

Koleksi pribadi MuhammadWA, Juru Penerang era

Departemen Penerangan

TAMAN PUTROE PHANGTAMAN PUTROE PHANGTAMAN PUTROE PHANGTAMAN PUTROE PHANGTAMAN PUTROE PHANG yang terlihat indah, namun masih butuh perhatian. Seuramoe informasi/andinova Seuramoe informasi/andinova Seuramoe informasi/andinova Seuramoe informasi/andinova Seuramoe informasi/andinova

Page 12: Tabloid Seuramoe Edisi IV

LensaLensaLensaLensaLensa

No.4 Tahun I / Juni 2013

TAHUKAH ANDA…BANDA ACEH, ibu Kota provinsi Aceh yang dulu dikenal dengan

sebutan Koetaradja merupakan daerah bersejarah. Banyak buktipeninggalan bersejarah tersebut, namun kini bukti tersebutsebagian sudah hilang.

Hilangnya bukti sejarah ini, akibat modernisasi Banda Acehsebagai sebuah ibu kota Provinsi. Disamping itu banyaknya buktisejarah yang hilang, akibat bencana dahsyad yang melanda pada26 Desember 2004 silam. Ya…bencana itu berupa gempa dan

tsunami. Bukan saja meluluhlantakan sebagian wilayah Aceh, namun juga menelan banyak korbanjiwa.

Sekeder mengingat masa silam, rekaman lensa ini coba mengkilas balik ke belakang tentangbagaimana Banda Aceh tempoe doeloe. Foto-foto tempo dulu kami ambil dari koleksi H HarunKeuchik Leumiek yang merupakan seorang penyelamat dan pelestari benda bersejarah di Aceh.

Foto-foto masa lalu tersebut, sudah pernah dibukukan H Harun Keuchik Leumiek dalam bukunya“Potret Sejarah Banda Aceh” yang diterbitkan pada tahun 2008 lalu. andinova

TAMAN KOTA:TAMAN KOTA:TAMAN KOTA:TAMAN KOTA:TAMAN KOTA: Diujung jalan Teuku Umar dan persimpangan arah ke Neusu, dulu adasebuah SPBU. Ini merupakan SPBU Modern pertama di Aceh milik Saleh Rahmani.Tahun 1990-an akhir, SPBU tersebut telah dibongkar dan dijadikan taman kota.

SIMPANG SURABAYA:SIMPANG SURABAYA:SIMPANG SURABAYA:SIMPANG SURABAYA:SIMPANG SURABAYA: Tahukan anda, dulu tepat ditengah-tengah Simpang Sura-baya ini terdapat sebuah Galon Minyak. Galon ini menjadi tumpuan masyarakat Koet-aradja kala itu dan kini galon tersebut telah berubah menjadi taman kota.

PERCETAKAN NEGARA:PERCETAKAN NEGARA:PERCETAKAN NEGARA:PERCETAKAN NEGARA:PERCETAKAN NEGARA:Ini merupakan Gedung

percetakan bekas Belanda“Atjeh Drukrij” yang kemudianmenjadi Gedung Percetakan

Negara RI. Di gedung ini dulupernah dicetak “Oeang

Repoeblik Indonesia” (Orida).Kini bangunan ini telahberubah fungsi menjadi

swalayan.

SIMPANGSIMPANGSIMPANGSIMPANGSIMPANGLIMA:LIMA:LIMA:LIMA:LIMA: KawasanSimpang Lima ini

dulunya taksepadat seperti

sekarang ini.Dooloe,

dikawasan initerdapat terdapatRestoran Calipsodan Peruhaman

TNI, AsramaDepo. Kini

bangunan lamaitu telah berubah

menjadipertokoan.

Seuramoe informasi/andinovaSeuramoe informasi/andinovaSeuramoe informasi/andinovaSeuramoe informasi/andinovaSeuramoe informasi/andinova

Seuramoe informasi/andinovaSeuramoe informasi/andinovaSeuramoe informasi/andinovaSeuramoe informasi/andinovaSeuramoe informasi/andinova

Seuramoe informasi/andinovaSeuramoe informasi/andinovaSeuramoe informasi/andinovaSeuramoe informasi/andinovaSeuramoe informasi/andinova

Seuramoe informasi/andinovaSeuramoe informasi/andinovaSeuramoe informasi/andinovaSeuramoe informasi/andinovaSeuramoe informasi/andinova

Koleksi Pribadi H. Harun Keuchik Leumik

Koleksi Pribadi H. Harun Keuchik Leumik

Koleksi Pribadi H. Harun Keuchik Leumik

Koleksi Pribadi H. Harun Keuchik Leumik

Koleksi Pribadi H. Harun Keuchik Leumik

Koleksi Pribadi H. Harun Keuchik Leumik

Koleksi Pribadi H. Harun Keuchik Leumik

Koleksi Pribadi H. Harun Keuchik Leumik

Koleksi Pribadi H. Harun Keuchik Leumik

Koleksi Pribadi H. Harun Keuchik Leumik

Koleksi Pribadi H. Harun Keuchik Leumik

Koleksi Pribadi H. Harun Keuchik Leumik

Koleksi Pribadi H. Harun Keuchik Leumik

Koleksi Pribadi H. Harun Keuchik Leumik

Koleksi Pribadi H. Harun Keuchik Leumik

Ko

leks

i P

rib

ad

i H

. H

aru

n K

eu

chik

Le

um

ikK

ole

ksi

Pri

ba

di

H.

Ha

run

Ke

uch

ik L

eu

mik

Ko

leks

i P

rib

ad

i H

. H

aru

n K

eu

chik

Le

um

ikK

ole

ksi

Pri

ba

di

H.

Ha

run

Ke

uch

ik L

eu

mik

Ko

leks

i P

rib

ad

i H

. H

aru

n K

eu

chik

Le

um

ik