24
BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Segala puji bagi Allah yang telah memberikan perencanaan yang baik bagi makhlukNya. Allah menciptakan bumi sebagai tempat menumbuhkan benih dan tumbuhan serta menciptakan langit yang menyirami tumbuhan tersebut dengan air hujan. Dan Allah pula yang memberikan harta serta makanan kepada kita. Dengan terpeliharanya segala makhluk yang berada di bumi ini dengan adanya tumbuhan dan hewan sebagai penopang kebutuhan makanan yang lagi baik baginya. Kita sebagai mankhluk tidak mungkin mampu bertahan jasmaninya tanpa adanya makanan sebagai sumber energi dan tenaga bagi kita. Dan adapun waktu penghidangannya harus sesuai kebutuhan peredarannya. Sehingga, adapun beberapa ‘Ulama Salaf menyatakan bahwasanya ,“sesungguhnya makan itu termasuk agama”. Maka oleh karenanya, segala sesuatu yang merupakan sebab dan perantara menuju kepada agama sebaiknya turut pula disertai dengan adab dan tata karma yang baik pula. Sehingga akan tampak cahaya –cahaya agamanya.

Tata krama makan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Tata krama makan

BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan perencanaan yang baik bagi

makhlukNya. Allah menciptakan bumi sebagai tempat menumbuhkan benih dan

tumbuhan serta menciptakan langit yang menyirami tumbuhan tersebut dengan air

hujan. Dan Allah pula yang memberikan harta serta makanan kepada kita. Dengan

terpeliharanya segala makhluk yang berada di bumi ini dengan adanya tumbuhan dan

hewan sebagai penopang kebutuhan makanan yang lagi baik baginya.

Kita sebagai mankhluk tidak mungkin mampu bertahan jasmaninya tanpa adanya

makanan sebagai sumber energi dan tenaga bagi kita. Dan adapun waktu

penghidangannya harus sesuai kebutuhan peredarannya. Sehingga, adapun beberapa

‘Ulama Salaf menyatakan bahwasanya ,“sesungguhnya makan itu termasuk agama”.

Maka oleh karenanya, segala sesuatu yang merupakan sebab dan perantara menuju

kepada agama sebaiknya turut pula disertai dengan adab dan tata karma yang baik

pula. Sehingga akan tampak cahaya –cahaya agamanya.

Seorang hamba menjalani hidupnya haruslah senantiasa menyertakan sunah-

sunah Rasul disertai tata kesopanan. Sehingga dia akan menimbang dengan

timbangan syara’ dalam maju dan mengekang syahwat (keinginan) untuk makan.

Dengan sebab itu ia menjadi mampu menolak dosa dan dapat menarik pahala

meskipun dia dapat memenuhi bagian nafsu.

Dan sesungguhnya seseorang tersebut akan diberi pahala sehingga dalam suapan

yang diangkatkan ke dalam mulutnya. Namun hal ini apabila ia menjalaninya didasari

pada agama, sedang agama itu memelihara tata krama. Maka, sudah seharusnya kita

harus menunjukkan tata kesopanan dalam kita makan dan kesopanan pada saat

penghormatan dan penjamuan tamu.

Page 2: Tata krama makan

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana tata kesopanan kita pada saat kita makan maupun minum?

2. Bagaimana tata kesopanan kita ketika melakukan penghormatan atau

penjamuan tamu?

Page 3: Tata krama makan

BAB II

Pembahasan

A. Tata Kesopanan Makan dan Minum

Dalam hal tata kesopanan makan, hal pertama yang perlu kita perhatikan

adalah dari segi kehalalan makanan tersebut, baik dalam hal wujud maupun cara

memperolehnya. sesungguhnya baik tidaknya keadaan asal makanan tersebut adalh

termasuk fardlu dan pokok agama. Allah SWT berfirman:

ت�ك�ون� أ�ن� إ�ال ب�ال�ب�اط�ل� ب�ي�ن�ك�م� ال�ك�م� و� م�أ� ت�أ�ك�ل�وا ال� ن�وا آ�م� الذ�ين� ا ي ه�

� أ ي�ا

ن�ك�م� … م� اض! ت�ر� ع�ن� ة% ار� ت�ج�

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta

sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku

dengan suka sama suka di antara kalian…”(An-Nisa: 29)

Adapun beberapa tata kesopananan dalam hal makan juga telah diajarkan oleh

Rasulullah SAW kepada kita, sehingga akan lebih baik dalam pengamalannya oleh

kita. Di antara beberapa tata kesopanan adalah:

1. Mencuci tangan atau berwudlu terlebih dahulu.

Sebelum kita makan hendaknya kita mencuci tangan atau ber wudlu terlebih

dahulu. Ada sebuah riwayat mengatakan:

اللمم ينفى وبعده الفقر ينفى الطعام قبل الوضوء

“Wudlu sebelum makan itu meniadakan kefakiran, dan wudlu setelah makan

itu meniadakan dosa kecil.”

Karena sesungguhnya mencuci tangan sebelum makan itu dapat

menghilangkan kotoran dan hal ini lebih dapat mendekatkan kepada kebersihan dan

Page 4: Tata krama makan

kesucian. Dan sesungguhnya kita makan itu dengan tujuan untuk menyempurnakan

ibadah jasmani kita, sehingga dalam hal ini hendaknya kita juga dalam keadaan suci

sama halnya dengan keadaan kita saat beribadah.

2. Membaca bismillah sebelum dan hamdalah sesudah makan.

Termasuk dari adab makan dan minum adalah membaca basmalah sebelum

makan dan minum, dan membaca hamdalah setelahnya. diriwayatkan dari Umar bin

Abi Salamah berkata :

- تطيش� - �دي ي ،وكانت وسلم عليه الله صلى الله رسول حج+ر* في غ�الما كنت�

: - - م3 س� ، ياغالم� وسلم عليه الله صلى الله رسول لي فقال ، الصحف�ة في

يل�يك مما وكل+ ، بيمينك وكل+ ، 3ه الل

Artinya : "Ketika aku masih kecil dalam didikan Rosulullah -sholallahu 'alaihi

wasallam-. dan tanganku mengambil makanan dari segala sisi piring. maka berkata

kepadaku Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- : wahai anak. bacalah basmalah,

dan makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah apa yang dekat darimu." (HR

Bukhori, Muslim, Ahmad, Abu Daud dan Ibnu Majah)1

Adapun hadits dari sahabat Jabir bin Abdullah r.a, beliau pernah mendengar

dari Rasulullah SAW. bersabda,”Jika seseorang memasuki rumahnya dan menyebut

nama Allah ketika memasukinya dan ketika makan, setan berkata kepada anak-

anaknya,’tidak ada tempat menginap dan makanan bagi kalian.’ Jika kalian masuk

rumah tidak menyebut nama Allah ketika memasukinya, setan berkata,’ kalian punya

tempat menginap.’ Jika kalian tidak menyebutkan nama Allah ketika makan, setan

berkata,’ kalian mendapatkan tempat menginap dan makan’.”

3. Meletakkan tempat makan pada lantai

1 http://www.artikelislami.com/2012/04/adab-makan-dan-minum-dalam-islam.html#ixzz26X0DcFyy 15/09/12 15.45 WIB

Page 5: Tata krama makan

Hal ini lebih disukai oleh Rasulullah dari pada meletakkan tempat makan dia

atas meja. Hal ini mendekatkan diri pada tawadhu’ . adapun riwayat dari Anas bin

Malik r.a, menyebutkan:

سكرجة في وال خوان على سلم و عليه الله صلى الله رسول أكل ما

“Rasulullah SAW tidak makan di atas meja dan tidak di dalam piring.”

4. Tidak makan maupun minum dalam posisi bersandar

من البخاري أخرجه متكئا آكل ال يقول كان حديث متكئا آكل ال

كما وأجلس العبد يأكل كما آكل عبد أنا إنما جحيفة أبي حديث

يجلسالعبد

”saya tidak makan dengan bersandar, aku hanyalah hamba seorang hamba

yang makan sebagaimana seorang hamba itu makan, dan aku duduk sebagi mana

hamba itu duduk.”

5. Jangan memulai mengambil makanan di tengah piring

Hendaknya kita mulai mengambil makan dari pinggir atau yang lebih dekat

kepada kita. Diriwayatkan dari mutafaq ‘alaih dari hadits Umar bin Abi Salamah,

Rasulullah SAW bersabda:

حديث من عليه متفق يليك مما كل

”makanlah apa yang ada di dekatmu”

6. Jangan mencela makanan

تركه وإال أكله أعجبه إذا كان مأكوال يعيب ال سلم و عليه الله صلى كان

“Adapun Rasulullah SAW tidak mencela sesuatu yang dimakan, apabila

beliau tertarik maka beliau akan memakannya, dan jika tidak tertarik maka Rasulullah

akan menigglkannya”.

Page 6: Tata krama makan

7. Dilarang meniup makanan yang panas.

Janganlah meniup makanan dan minuman yang panas sehingga dingin, karena

hal ini sangatlah dilarang oleh Rasulullah SAW. Sebagaimana hadits dari Ibnu Abbas

Radhiyallahu’anhu: “Rasulullah SAW telah melarang untuk menghirup udara di

dalam gelas (ketika minum) dan meniup di dalamnya.” (HR. At Tirmidzi)2

Hal ini juga didasarkan pada hadist yang diriwayatkan dari Asma' binti Abu

Bakar r.a:

: ( تقول ( ثم فوره، يذهب حتى شيئا غطته ثريدا أعدت أي ثردت إذا كانت أنها

" " للبركة أعظم إنه يقول وسلم عليه الله صلى الله رسول سمعت إني

Artinya : "Bahwa ketika dia (Asma' binti Abu Bakar) menyiapkan bubur, kemudian

dia menutupnya sampai berkurang panasnya. dia berkata : aku pernah mendengar dari

Rasulullah SAW bersabda : Begitu adalah lebih besar berkahnya." (HR Ad-Darimi

dan Ahmad)

8. Hendaknya menghindarkan diri dari kenyang yang melampaui batas.

Berdasarkan pada hadits Rasulullah SAW: “Tidak ada bejana yang diisi oleh

manusia yang lebih buruk dari perutnya, cukuplah baginya memakan beberapa

suapan sekedar dapat menegakkan tulang punggungnya (memberikan tenaga), maka

jika tidak mau, maka ia dapat memenuhi perutnya dengan sepertiga makanan,

sepertiga minuman dan sepertiga lagi untuk bernafasnya.” (HR. Ahad, Ibnu Majah)3

9. Hendaknya menjilati jari jemarinya sebelum dicuci tangannya.

Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

2 http://muslimah.or.id/akhlak-dan-nasehat/adab-adab-makan.html 15/09/12 14.23 WIB3 ibid

Page 7: Tata krama makan

“Apabila salah seorang diantara kalian telah selesai makan maka janganlah ia

mengusap tangannya hingga ia menjilatinya atau minta dijilati (oleh Isterinya,

anaknya).” (HR. Bukhari Muslim)4

10. Tidak Berlebihan Dalam Makan Dan Tidak Juga Kekurangan

Kita harus mengkira-kira seberapa banyak yang dia butuhkan agar tidak

berlebihan dan juga tidak kekurangan. Dalam hadist, Rasulullha SAW bersabda :

لنفسه وثلث لشرابه وثلث لطعامه 5فثلث

Artinya : "Sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga untuk

nafas."

Adapun dalam hal minum juga terdapat tata kesopanannya, diantaranya

adalah hendaknya mengambil gelas dengas dengan tangan kanan dan mengucapkan

lafal bismillah dan meminumnya dengan dihisab. Rasulullah SAW bersabda:

العب من الكباد فإنه عبا تعبوه وال مصا الماء 6مصوا

“Hisaplah air dan jangan tanpa menghisap karena penyakit hati itu disebabkan

minum tanpa hisap.”

B. Tata Kesopanan Bertamu

Kehadiran seorang tamu adalah sebuah barokah dan juga termasuk dalam

salah satu dari lima hal yang wajib dilakukan oleh seorang muslim terhadap muslim

yang lain. Oleh karenanya, adapun beberapa etika yang harus diperhatikan saat kita

bertamu maupun menerima tamu. Beberapahal yang perlu kita perhatikan kurang

lebihnya adalah sebagai berikut:

1. Memuliakan tamu hukumnya adalah wajib, sebagaimana sabda Rasulullah:

+ف�ه� ض�ي +ر*م+ �ك +ي ف�ل +ألخ*ر* ا * �و+م +لي و�ا *الله* ب �ؤ+م*ن� ي �ان� ك 7 م�ن+

4 ibid5Abu Abdullah Muhammad bin ahmad al-qurthubi, al-jami’ li ahkam al-quran, dar ilmu al-kutub, Riyadh: 2003, juz. 7, hlm. 1926 Imam al-ghazali, ihya’ ulumuddin, darul marfu’, tt, tk, juz 2. Hlm. 67 Shohih muslim: 3255

Page 8: Tata krama makan

“Barang siapa yang beriman pada Allah pada hari akhir maka hendaklah

dia memuliakan tamunya”.(H.R Muslim)

Dalam hal ini Abu Rafi’ maula (bekas budak) Rasulullah SAW berkata:

: فقال ضيف سلم و عليه الله صلى به نزل بي إنه نزل اليهودي لفالن قل

أسلفه ما والله اليهودي فقال رجب إلى الدقيق من شيئا فأسلفني ضيف

ولو األرض في أمين السماء في ألمين إني والله فقال فأخبرته برهن إال

عنده وارهنه بدرعي فاذهب ألديته أسلفني

“bahwasanya singgah seorang tamu pada Rasulullah SAW maka beliau

bersabda:”katakanlah kepada seorang yahudi ‘seoarang tamu singgah padaku,

maka pinjamilah saya sesuatu dari tepung (gandum) sampai bulan Rajab”. Lalu

orang yahudi itu berkata:”demi Allah saya tidak meminjami beliau kecuali dengan

gadain”. Lalu saya memberitahukannya maka beliau bersabda :”demi Allah aku

adalah orang yang dipercaya di langit, orang yang dipercaya di bumi. Dan

seandainya ia meminjami aku niscaya aku menunaikannya. Bawalah baju besiku

dan gadaikanlah disisinya.”8

Adapun masa penjamuannya ialah tiga hari. Adapun bila lebih dari tiga hari

maka tuan rumah diwajibkan memberkan jamuan terhadap tamunya.

2. Mengucapkan salam kepada tamu sebagaimana dalam sebuah riwayat, ketika

Rasulullah SAW ditanya: “apakah iman itu?” beliau bersabda:

السالم وبذل الطعام إطعام

“memberi makan dan member salam”.9

3. Wajib memenuhi undangan, sebagaimana sabda Rasulullah:

�ه� و+ل س� و�ر� الله� ع�ص�ى ف�ق�د+ و�ة� الد3عـ+ ك� �ر� ت و�م�ن+

8 Imam al-ghazali, ihya ulumuddin, darul marfu’, tt, tk, juz 2, hlm 69 Kitab al-takhrij: 1350

Page 9: Tata krama makan

“Dan barang siapa yang tidak memenuhi undangan maka ia telah bermaksiat

kepada Allah dan Rasul-Nya.”10

Beliau juga bersabda:

– - و�ة* الد3عـ+ �ة� اب *ج� و�إ +ه�ا م*ن �ر� و�ذ�ك خ�مس+ * *م ل +لم�س+ ا ع�لى� * *م ل +لم�س+ ا ح�ق[

“Kewajiban seorang muslim kepada muslim yang lainnya ada lima-diantaranya

disebutkan-Memenuhi undangan”.11

Sebagian para ulama menyebutkan untuk menghadiri undangan maka harus

memenuhi syarat sebagai berikut:

a. Orang yang mengundang bukan orang yang harus dihindari dan dijauhi.

b. Tidak ada kemungkaran pada tempat undangan tersebut.

c. Orang yang mengundang adalah muslim.

d. Penghasilan orang yang mengundang bukan dari penghasilan yang

diharamkan, sementara ulama yg lain mengatakan dosanya bagi orang yang

mengundang, berbeda dengan jika sesuatu yang diharamkan itu zatnya,

seperti minuman keras.

Perlu kita perhatikan bahwasannya saat kita mau menghadiri suatu undangan,

maka diharapkan ketika menghadiri undangan tersebut tidak menggugurkan

sesuatu kewajiban tertentu dan tidak mandatangkan madharat bagi kita orang yang

menghadiri undangan.

Sebagian Ulama ahli fiqih berpendapat bahwa wajib bagi tamu memenuhi

empat syarat:

a. Duduk di mana dia ditempatkan.

b. Ridho dengan sesuatu yang dihidangkan tuan rumah.

c. Tidak beranjak meninggalkan tempat duduk melainkan setelah meminta

izin dari tuan rumah.

d. Mendoakan tuan rumah bila hendak pamitan pulang.

10 Abdullah bin abdurrahman abu muahmmad al-darami, sunan al-darami, Darul kitab al-arabi, Beirut: tt, juz 2, hlm. 14311 http://www.rahasiasunnah.com/251/tatakrama-bertamu-adab-tamu-dan-tuan-rumah.htm 13/09/2012 22.34 WIB

Page 10: Tata krama makan

4. Tidak menolak undangan meski dalam keadaan puasa. Dianjurkan kepada kita

untuk menghadiri undangan tersebut, karena memuliakan undangan. Dan

seandainya kita dijamua akan tetapi kita dalam keadaan berpuasa sunah maka lebih

baik kita membatalkannya dengan maksud untuk membahagiakan tuan rumah.

Sesungguhnya hal ini lebih baik bagi kita.

5. Bilamana seorang tamu datang bersama orang yang tidak diundang, maka ia

harus meminta izin kepada tuan rumah sebagaimana hadits riwayat Ibnu Mas’ud

radhiallahu anhu:

�ع+ اص+ن ف�ق�ال� �ح3ام_ ل م_ غ�ال� �ه� ل �ان� و�ك +ب ع�ي ش� �و ب� أ �ه� ل �ق�ال� ي ج�ل_ ر� +ص�ار* ن

� األ+ م*ن+ �ان� ك

ف�د�ع�ا ة` خ�م+س� خ�ام*س� 3م� ل و�س� +ه* �ي ع�ل 3ه� الل ص�ل3ى 3ه* الل س�ول� ر� د+ع�و� أ ط�ع�امaا ل*ي

*ي[ 3ب الن ف�ق�ال� ج�ل_ ر� *ع�ه�م+ �ب ف�ت ة` خ�م+س� خ�ام*س� 3م� ل و�س� +ه* �ي ع�ل 3ه� الل ص�ل3ى 3ه* الل س�ول� ر�

*ن+ ف�إ �ا *ع�ن �ب ت ق�د+ ج�ل_ ر� و�ه�ذ�ا ة` خ�م+س� خ�ام*س� �ا �ن د�ع�و+ت 3ك� *ن إ 3م� ل و�س� +ه* �ي ع�ل 3ه� الل ص�ل3ى

�ه� ل +ت� ذ*ن� أ �ل+ ب ق�ال� �ه� +ت ك �ر� ت +ت� ئ ش* *ن+ و�إ �ه� ل +ت� ذ*ن

� أ +ت� ئ ش*

“Ada seorang laki-laki dari kalangan Anshor yang biasa dipanggil Abu Syuaib, Ia

mempunyai seorang anak tukang daging kemudian dia berkata kepadanya:

Buatkan aku makanan di kemudian. Mana aku bisa mengundang lima orang

bersama Rasulullah mengundang empat orang di mana orang yang kelimanya

adalah beliau, Rasulullah berkata: kemudian ada seseorang yang mengikutinya,

maka Rasulullah Engkau mengundang kami 5 orang dan orang ini mengikuti

kami, bilamana engkau ridha izinkanlah ia, dan bilamana tidak maka aku akan

meninggalkannya, Kemudian Abu Syuaib berkata: Aku telah mengizinkannya”.12

12 Shohih bukhari: 5014

Page 11: Tata krama makan

6. Tidak selayaknya berlebih-lebihan dalam menjamu tamu, sehingga keluar dari

kewajaran ataupun berlebih-lebihan itu dilihat dari kebiasaan. Rasulullah

bersabda:”Janganlah memaksakan diri berlebih-lebihan menjamu tamu”.13

7. Masuk dgn seizin tuan rumah, begitu juga berpaling setelah beres memakan

hidangan, kecuali tuan rumah menghendaki tinggal bersama mereka.

8. Hadits ini merupakan penghormatan kpd orang tua. Rasulullah SAW bersabda:

*ر� �اب ك� +أل ا �ق�دbم� أ �ن+ أ +ل� +ر*ي ب ج* *ي ن م�ر�

� أ

“Jibril memerintahkanku untuk mendahulukan yang lebih tua”.14

9. Seorang tamu hendaknya mendoakan orang yang memberi hidangan kepadanya

setelah selesai mencicipi makanan tersebut dangan doa:

, , �ة� *ك �ئ +لم�ال ا �م� +ك �ي ع�ل و�ص�ل3ت+ ار� +ر� ب� +أل ا �م� ط�ع�ام�ك �ل� ك

� و�أ *م�و+ن� الص3ائ �م� +د�ك ن ع* ف+ط�ر�� أ

10. Disunahkan agar tidak mengarahkankan pandangan kepada teman duduknya

dan mengutamakan orang yang lebih butuh dari pada dirinya, bilamana di

belakangnya ada orang yang berdiri, perintahkan dia supaya duduk dan bilamana

menolak maka biarkanlah. Ataupun orang yg berdiri itu seorang budak, karena

ingin sesuatu maka berilah dia minum dan ambilkan dari makanan yang terbaik

kemudian menyuapkannya, bilamana dia makan bersama orang buta beri tahukan

tentang makanan yang ada dihadapannya.

11. Mendekatkan makanan kepada tamu tatkala menghidangkan makanan

tersebut.

13 http://www.rahasiasunnah.com/251/tatakrama-bertamu-adab-tamu-dan-tuan-rumah.htm 13/09/2012 22.34 WIB14 Al-salsalah al-shahihah, juz 4, hlm. 74

Page 12: Tata krama makan

12. Tamu meminta persetujuan pelayan untuk menyantap makanan dan tidak

menanyakan kepada tuan rumah tentang keadaan rumah kecuali kiblat dan kamar

nandi. Tamu juga tidak melihat ke arah tempat keluarnya perempuan. Bilamana

dia melihat tuan rumah bertindak dengan suatu tindakan maka dia tidak

menghalanginya untuk melakukan hal seperti itu. Diperbolehkan memakan

makanan yang ada di rumah kerabat & teman karib bilamana makanan itu berada

pada tempat yang tidak terjaga, apabila dia mengetahui atau menduga kerelaan

orang yang memiliki memakan tersebut menurut adat kebiasaan yg ada.

Mempercepat untuk menghidangkan makanan bagi tamu sebab hal tersebut

merupakan penghormatan bagi mereka.

13. Sebaiknya tuan rumah tidak mengangkat tangan dari hidangan sampai mereka

selesai menyantap hidangan kecuali dia mengetahui kerelaan mereka dgn hal

tersebut.

14. Di sunnahkan mengiringi tamu hingga pintu rumah. Tatkala Abu Abdul Qosim

bin Abdus Salam berkunjung kpd Imam Ahmad bin Hambal semoga Allah

merahmati mereka berdua. Abu Ubaid berkata: Tatkala aku hendak berdiri diapun

berdiri, aku berkata kepadanya: “Jangan engkau lakukan itu wahai Abu Abdallah,

As Sya’bi berkata: “Dari kesempurnaan sikap berkunjung adalah berjalan

bersamanya ke pintu rumah hingga mengambilkan tali kendaraannya.

15. Tidak mengkhususkan jamuan hanya untuk orang kaya saja dan

menghiraukan : “Sejelek-jeleknya orang miskin sebagaimana Abu hurairah berkata

makanan adalah makanan orang hajatan, di mana yang diundang hanya orang-

orang kaya sedangkan orang-orang miskin di biarkan saja, barang siapa yang tidak

menghadiri undangan maka ia telah berbuat dosa kpd Allah & Rasul-Nya”.

Page 13: Tata krama makan

16. Seorang tamu hendaknya pulang dengan memperlihatkan budi pekerti dan

akhlak yang mulia dan meminta maaf pada tuan rumah atas segala

kekurangannya.15

BAB III

Penutup

Kesimpulan:

1. tata kesopanan dalam makan secara umum adalah:

a. Mencuci tangan atau berwudlu terlebih dahulu.

b. Membaca bismillah sebelum dan hamdalah sesudah makan.

c. Meletakkan tempat makan pada lantai

d. Tidak makan maupun minum dalam posisi bersandar

e. Jangan memulai mengambil makanan di tengah piring

f. Jangan mencela makanan

g. Dilarang meniup makanan yang panas.

h. Hendaknya menghindarkan diri dari kenyang yang melampaui batas.

i. Hendaknya menjilati jari jemarinya sebelum dicuci tangannya.

j. Tidak Berlebihan Dalam Makan Dan Tidak Juga Kekurangan

2. tata kesopanan dalam bertamu secara umum adalah:

a. Memuliakan tamu hukumnya adalah wajib.

b. Mengucapkan salam kepada tamu.

c. Wajib memenuhi undangan dari muslum yang lain.

d. Tidak menolak undangan meski dalam keadaan puasa.

e. Jika seorang tamu datang bersama orang yang tidak diundang, maka ia

harus meminta izin kepada tuan rumah.

f. Tidak selayaknya berlebih-lebihan dalam menjamu tamu.

15 http://www.rahasiasunnah.com/251/tatakrama-bertamu-adab-tamu-dan-tuan-rumah.htm 13/09/2012 22.34 WIB

Page 14: Tata krama makan

g. Masuk dengan seizin tuan rumah, begitu juga berpaling setelah beres

memakan hidangan, kecuali tuan rumah menghendaki tinggal bersama

mereka.

h. Dahulukan orang yang lebih tua.

i. Tamu hendaknya mendoakan tuan rumah.

j. Utamakan orang yang lebih membutuhkan terlebih dahulu.

k. Mendekatkan makanan kepada tamu tatkala menghidangkan makanan

tersebut.

l. Tamu meminta persetujuan pelayan untuk menyantap makanan dan tidak

menanyakan kepada tuan rumah tentang keadaan rumah kecuali kiblat dan

kamar mandi.

m. Sebaiknya tuan rumah tidak menyudahi makan seebelum tamu tersebut

selesai makan.

n. Mengantar tamu hingga pintu keluar.

o. Tidak mengkhususkan jamuan hanya untuk orang kaya saja dan

mengabaikan orang miskin

p. Seorang tamu hendaknya pulang dengan memperlihatkan budi pekerti dan

akhlak yang mulia dan meminta maaf pada tuan rumah atas segala

kekurangannya.

Page 15: Tata krama makan

DAFTAR PUSTAKA

Abu Abdullah Muhammad bin ahmad al-qurthubi, al-jami’ li ahkam al-quran,

dar ilmu al-kutub, Riyadh: 2003

Imam al-ghazali, ihya’ ulumuddin, darul marfu’

Abdullah bin abdurrahman abu muahmmad al-darami, sunan al-darami, Darul

kitab al-arabi, Beirut

http://www.rahasiasunnah.com/251/tatakrama-bertamu-adab-tamu-dan-tuan-

rumah.htm 13/09/2012

http://muslimah.or.id/akhlak-dan-nasehat/adab-adab-makan.html 15/09/12

http://www.artikelislami.com/2012/04/adab-makan-dan-minum-dalam-

islam.html#ixzz26X0DcFyy 15/09/12

Page 16: Tata krama makan

TATA KESOPANAN MAKAN DAN MINUM

MAKALAH

TASHAWUF AMALI 2

Disusun oleh:

Nurusshokheh Zakiyuddin

Dosen pembimbing:

Page 17: Tata krama makan

Chafid Wahyudi M. Fil. I

Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Fithrah Surabaya

Tahun Akademik

2011-2012