9
KONSELING EGO (KONEGO) ERIC ERICSON

N2. (konego)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: N2. (konego)

KONSELING EGO (KONEGO)ERIC ERICSON

Page 2: N2. (konego)

Pandangan tentang manusia

Manusia tidak sekedar terikat oleh instink Melainkan Manusia Dipengaruhi o/ lingkungan Manusia mengutamakan fungsi ego yang

merupakan energi psikologikal individu

indvidu dalam kehidupannya perlu menyesuaikan diri dengan lingkungan.

Menurut Erikson egolah yang mengembangkan segala sesuatunya. Misalnya: kemampuan individu keadaan dirinyahubungan sosialnya dan penyaluran minatnya. Seorang individu haruslah memiliki ego yang sehat dan kuat guna merespon kondisi lingkungan sebagai salah satu proses beradaptasi

Page 3: N2. (konego)

TAHAP PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN

Menurut Erickson:Basic Trust Vs Miss Basic Trust(0-

2tahun)Autonomy Vs Doubt (2-3 tahun)Inisiativ Vs Shame (3-5 tahun)Industry Vs Inferiority (6-11 tahun)Identity Vs Confusion (12-20 tahun)Intimacy Vs Isolasi (21-30 tahun)Generative Vs Stagnasi (30-55 tahun)Integritas Vs Despire (55 tahun lebih)

Page 4: N2. (konego)

KATEGORI FUNGSI EGO

Ego merupakan energy psikologikal individu3 kategori fungsi Ego:

Impulse economics(Tingkah laku efisien yg dpt diterima lingkungan)

Kognitif function (Kemampuan berpikir logis/rasional)

Controlling function (hendaknya ada kontrol/pengawasan yg baik)

Page 5: N2. (konego)

Proses perkembangan kepribadian

Jika ketiga fungsi ego berjalan dengan baik maka individu akan KES dan sebaliknya

Page 6: N2. (konego)

Perkembangan tingkah laku salah suai

Terkait dg nilai-nilai yg kakuCoping behavior /pola tinglak tdk

tepat, tdk fleksibel, tdk rasional, tdk spontan

Interaksi antar individu tdk baikEgo strength lemahTdk diperkenankan merespon dg

tepat pd masa laluFungsi ego tidak berjalan dengan baik

Page 7: N2. (konego)

Tujuan konseling dan proses konseling

Tujuan konseling: memperkuat ego ki

Memfungsikan ego klienMemperbaiki coping behaviorAdanya analisis masa lalu

Page 8: N2. (konego)

Teknik konseling

Membina hubungan yang akrab dengan klien. Usaha yang dilakukan oleh konselor dipusatkan pada masalah

klien, khususnya thp masalah yang di dalamnya tampak ego yang lemah.

Pembahasan itu dipusatkan pada aspek-aspek kognitif dan aspek lain yang terkait

Mengembangkan situasi ambiguitas (keadaan bebas dan tak terbatas) yang dapat dibina

Konselor memberi kesempatan kepada klien untuk memunculkan perasaan yang ada dalam dirinya.

Klien diperkenankan mengemukakan kondisi diri yang mungkin berbeda dengan orang lain.

Konselor menyediakan fasilitas yang memungkinkan terjadinya transference melalui proyeksi.

Pada saat klien transference, konselor hendaknya melakukan kontra transference.

Page 9: N2. (konego)

Konselor hendaknya melakukan diagnosis dengan dimensi-dimensinya, yaitu:

1. Perincian dari masalah yang sedang dialami klien saat

diselenggarakan konseling itu.

2. Sebab-sebab timbulnya masalah tersebut, bisa juga titik api

yang menyebabkan masalah tersebut menyebar.

3. Menentukan letak masalah, apakah pada kebiasaan klien, cara

bersikap atau cara merespon lingkungan.

4. Kekuatan dan kelemahan masing-masing orang yang

bermasalah. Membangun fungsi ego yang baru dengan cara:

1. Berdasarkan diagnosis dan gagasan tersebut diberikan upaya

pengubahan tingkah laku

2. Pembuatan kontrak untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang

telah diputuskan dalam konseling.