View
222
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
Euis Maryam Maryani, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU PADA SEKOLAH DASAR NEGERI TERAKREDITASI A DI KABUPATEN PURWAKARTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. LOKASI, POPULASI DAN SAMPEL
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di seluruh Sekolah Dasar Negeri Terakreditasi A di
Kabupaten Purwakarta Propinsi Jawa Barat yang berjumlah 33 Sekolah.
2. Populasi Penelitian
Penelitian selalu berhadapan dengan objek yang akan diteliti, baik itu
berupa manusia, benda, peristiwa maupun gejala yang terjadi. Hal-hal tersebut
merupakan variabel yang diperlukan untuk memecahkan masalah atau menunjang
keberhasilan penelitian. Kumpulan keseluruhan objek penelitian yang menjadi
pusat perhatian peneliti untuk memperoleh berbagai data atau informasi yang
dibutuhkan dalam penelitian disebut populasi. Menurut Arikunto (2010, hlm. 123)
populasi adalah sekumpulan subyek penelitian. Jadi populasi adalah seluruh data
baik subyek maupun obyek yang mempunyai karakteristik sesuai dengan
penelitian yang akan dilakukan. Sedangkan menurut Widiyanto (2010, hlm. 5)
adalah suatu kelompok atau kumpulan subyek atau obyek yang akan
digeneralisasikan dari hasil penelitian.
Sedangkan pengertian populasi menurut wibisono (2013, hlm. 81) adalah
sekumpulan entitas yang lengkap yang dapat terdiri atas orang, kejadian, atau
benda yang memiliki karakteristik yang umum. Sebagaimana dikemukakan
Sugiyono (2015, hlm. 117) bahwa: “populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.”
Populasi dalam penelitian ini adalah 33 Sekolah Dasar Negeri terakreditasi
A yang ada di Kabupaten Purwakarta dengan responden kepala sekolah, guru
kelas yang berstatus PNS. Dengan rincian 33 orang kepala sekolah, 239 orang
Euis Maryam Maryani, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU PADA SEKOLAH DASAR NEGERI TERAKREDITASI A DI KABUPATEN PURWAKARTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
guru kelas sehingga total berjumlah 272 orang. Adapun rincian dari populasi
tersebut dapat dilihat pada tabel 3.1 sebagai berikut:
Tabel 3.1
Data kepala sekolah dan guru sekolah dasar Negeri terakreditasi A
di Kabupaten Purwakarta
NO NAMA SEKOLAH DASAR KEP SEK JUMLAH GURU
1 Sdn Cibatu 1 7
2 Sdn Cijaya 1 5
3 Sdn Sirnamanah 1 4
4 Sdn 1 Ciwareng 1 9
5 Sdn 1 Cibening 1 7
6 Sdn 1 Gunung Karung 1 3
7 Sdn 1 Jatiluhur 1 12
8 Sdn 1 Mulya Mekar 1 11
9 Sdn 1 Nagrak 1 5
10 Sdn 1 Sindang Sari 1 12
11 Sdn 1 Sidangkasih 1 8
12 Sdn 1 Cadassari 1 7
13 Sdn 2 Cikumpay 1 5
14 Sdn 2 Cilandak 1 7
15 Sdn 2 Ciwareng 1 8
16 Sdn 2 Ganda Mekar 1 5
17 Sdn 2 Gandasoli 1 6
18 Sdn 2 Kertasari 1 4
19 Sdn 2 Linggarsari 1 14
20 Sdn 2 Margasari 1 7
21 Sdn 2 Nagrikaler 1 6
22 Sdn 2 Pasawahan Kidul 1 6
23 Sdn 2 Sawah Kulon 1 9
24 Sdn 2 Sinargalih 1 10
25 Sdn 2 Sukajaya 1 10
26 Sdn 3 Ciherang 1 5
27 Sdn 3 Nagrak 1 4
28 Sdn 3 Nagri Kaler 1 5
29 Sdn 4 Nagri Kaler 1 4
30 Sdn 4 Cikopo 1 6
31 Sdn 5 Nagri Kaler 1 10
32 Sdn 8 Sindang Kasih 1 7
33 Sdn 12 Ciseureuh 1 11
Jumlah 33 239
Sumber : Disdikpora Kabupaten Purwakarta
Euis Maryam Maryani, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU PADA SEKOLAH DASAR NEGERI TERAKREDITASI A DI KABUPATEN PURWAKARTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari
semua yang ada pada populasi, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang
diambil dari populasi itu (Sugiyono, 2015, hlm. 81).
Teknik sampling adalah suatu cara mengambil sampel yang representative
dari populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah lembaga sekolah dasar, teknik
sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah total sampling yaitu
mengambil semua populasi sebagai sampel penelitian. Hal ini dilakukan karena
jumlah populasi yang sedikit dan dari segi geografis masih bisa dijangkau.
Responden dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas enam yang ada di
unit sekolah dasar yang dijadikan populasi. Untuk menentukan jumlah responden
dilakukan dengan rumus taro Yamane atau slovin dalam (Riduwan, 2010, hlm.
65) yaitu:
n=𝑁
𝑁.𝑑²+1
Keterangan :
n = Jumlah sampel
N = Jumlah Populasi
d² = Presisi (yang ditetapkan 10% dengan tingkat kepercayaan 90%)
1 = angka konstan
Diketahui N = 239 orang guru dengan presisi 10% maka dapat dihitung
Sebagai berikut;
n =239
239.0,1²+1=
239
239.0,01+1
n =239
3,39= 70,50 = 71 Responden guru
Dari perhitungan tersebut maka ditentukan banyaknya responden untuk
penelitian ini, Dari jumlah responden yang didapat kemudian dicari untuk
pengambilan responden dari tiap-tiap unit sekolah dengan rumus berikut:
nᵢ = Nᵢ/N.n
Euis Maryam Maryani, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU PADA SEKOLAH DASAR NEGERI TERAKREDITASI A DI KABUPATEN PURWAKARTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.2
Distribusi responden kepala sekolah dan guru
No Nama Sekolah Kep
Sek
Jumlah
Guru Perhitungan
Pembulat
an
1 Sdn Cibatu 1 7 7/239 x 71= 2,07 2
2 Sdn Cijaya 1 5 5/239 x 71 = 1,48 1
3 Sdn Sirnamanah 1 4 4/239 x 71 = 1,18 1
4 Sdn 1 Ciwareng 1 9 9/239 x 71 = 2,67 3
5 Sdn 1 Cibening 1 7 7/239 x 71 = 2,07 2
6 Sdn 1 Gunung Karung 1 3 3/239 x 71 = 0,89 1
7 Sdn 1 Jatiluhur 1 12 12/239 x 71= 3,56 4
8 Sdn 1 Mulya Mekar 1 11 11/239 x 71 =3,26 3
9 Sdn 1 Nagrak 1 5 5/239x 71 = 1,48 2
10 Sdn 1 Sindang Sari 1 12 12/239 x71 = 3.56 4
11 Sdn 1 Sidangkasih 1 8 8/239 x 71 = 2,37 2
12 Sdn 1 Cadassari 1 7 7/239 x 71 = 2,07 2
13 Sdn 2 Cikumpay 1 5 5/239 x 71= 1,48 1
14 Sdn 2 Cilandak 1 7 7/239 x 71 = 2,07 2
15 Sdn 2 Ciwareng 1 8 8/239 x 71 =2,37 2
16 Sdn 2 Ganda Mekar 1 5 5/239 x 71 =1,48 1
17 Sdn 2 Gandasoli 1 6 6/239 x 71 = 1,78 1
18 Sdn 2 Kertasari 1 4 4/239 x 71 = 1,18 1
19 Sdn 2 Linggarsari 1 14 14/239 x 71= 4,15 4
20 Sdn 2 Margasari 1 7 7/239 x 71 = 2,07 2
21 Sdn 2 Nagrikaler 1 6 6/239 x 71 = 1,78 2
22 Sdn 1 Pasawahan Kidul 1 6 6/239 x 71 = 1,78 2
23 Sdn 2 Sawah Kulon 1 9 9/239 x 71 = 2,67 3
24 Sdn 2 Sinargalih 1 10 10/239 x 71= 2,97 3
25 Sdn 2 Sukajaya 1 10 10/239 x 71= 2,97 3
26 Sdn 3 Ciherang 1 5 5/239 x 71 =1,48 1
27 Sdn 3 Nagrak 1 4 4/239 x 71 = 1,18 1
28 Sdn 3 Nagri Kaler 1 5 4/2239 x 71= 1,48 1
29 Sdn 4 Nagri Kaler 1 4 4/239 x 71 = 1,18 1
30 Sdn 4 Cikopo 1 6 6/239 x 71 = 1,78 2
31 Sdn 5 Nagri Kaler 1 10 10/239 x 71= 2,97 3
32 Sdn 8 Sindang Kasih 1 7 7/239 x 71 =2,07 2
33 Sdn 12 Ciseureuh 1 11 11/239 x 71= 3,26 3
Euis Maryam Maryani, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU PADA SEKOLAH DASAR NEGERI TERAKREDITASI A DI KABUPATEN PURWAKARTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
JUMLAH 33 239 68
Setelah dilakukan perhitungan distribusi responden ke tiap-tiap unit
sekolah, maka ditemukan jumlah sampel responden sebanyak 33 orang kepala
sekolah, 68 orang guru, Jumlah responden guru lebih kecil dari jumlah sampel
responden yang telah ditentukan yakni 71 orang guru, perbedaan jumlah ini
disebabkan adanya pembulatan. Sehingga jumlah responden yang akan digunakan
dalam penelitian ini sebanyak 68 orang guru.
B. METODE DAN PENDEKATAN PENELITIAN
Dalam setiap penelitian memerlukan metode agar proses penelitian dapat
berjalan dengan lancar dan mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Metode
penelitian merupakan cara yang digunakan dalam penelitian secara ilmiah guna
mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya. Sesuai dengan
permasalahan yang diteliti, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.
Metode deskriptif merupakan metode yang digunakan untuk dapat
menggambarkan secara jelas tentang masalah-masalah atau kejadian-kejadian
yang sedang berlangsung pada saat sekarang. Pendekatan kuantitatif yaitu
pendekatan yang menjawab permasalahan penelitian dengan menganalisis dan
menggunakan perhitungan statistik.
Menurut Sugiyono (2015, hlm. 14) pendekatan penelitian kuantitatif dapat
diartikan sebagai pendekatan penelitian yang berlandaskan pada filsafat
positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,
pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah survey melalui analisis korelasi
dan regresi. Survey menurut Sugiyono (2015, hlm. 12) digunakan untuk
mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), peneliti
melakukan perlakuan dalam pengumpulan data misalnya dengan mengedarkan
kuesioner, tes, wawancara terstruktur, dan sebagainya.
Pemilihan metode ini didasarkan pada keinginan peneliti untuk
Euis Maryam Maryani, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU PADA SEKOLAH DASAR NEGERI TERAKREDITASI A DI KABUPATEN PURWAKARTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mendapatkan deskripsi mengenai kepemimpinan kepala sekolah, iklim sekolah,
dan kinerja mengajar guru pada Sekolah Dasar Negeri terakreditasi A di
Kabupaten Purwakarta, serta pengaruhnya baik secara langsung maupun tidak
langsung dari variabel-variabel penelitian yang ditetapkan tersebut. Dengan
metode ini diharapkan pula akan diperoleh data yang hasilnya akan diolah dan
dianalisis serta pada akhirnya dibuat kesimpulan. Kesimpulan yang dibuat akan
berlaku bagi seluruh populasi yang menjadi objek penelitian berdasarkan sampel
yang telah ditentukan. Pendekatan kuantitatif dalam penelitian ini digunakan
karena didasari filsafat positivisme, yang menekankan kepada fenomena-
fenomena obyektif.
C. DEFENISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN
Definisi operasional merupakan suatu definisi yang memberikan
penjelasan atas suatu variabel yang dapat diukur. Definisi operasional
dimaksudkan untuk menghindari salah penafsiran terhadap judul dan ruang
lingkup masalah yang diteliti, maka perlu dijelaskan beberapa istilah yang
terkandung dalam judul penelitian ini, sehingga terdapat persamaan pandangan
atau keseragaman landasan berfikir antara penulis dengan pembaca. Dengan
demikian, definisi operasional merupakan hal penting dalam penelitian, karena hal
tersebut memberikan kejelasan makna bagaimana definisi-definisi suatu variabel
digunakan dalam penelitian ini.
Berdasarkan kajian pustaka pada bab sebelumnya, definisi operasional
dalam penelitian ini diperoleh dari langkah-langkah penjabaran definisi
konseptual menurut pendapat beberapa ahli yang kemudian disimpulkan oleh
peneliti. Adapun secara ringkas definisi operasional setiap variabel dalam
penelitian ini diuraikan sebagai berikut:
1. Kinerja Mengajar Guru (Y)
Kinerja mengajar guru adalah bidang kegiatan guru meliputi bidang
kegiatan pendidikan, proses belajar mengajar, atau bimbingan dan penyuluhan,
pengembangan profesi, dan penunjang proses belajar mengajar atau bimbingan
Euis Maryam Maryani, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU PADA SEKOLAH DASAR NEGERI TERAKREDITASI A DI KABUPATEN PURWAKARTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dan penyuluhan ( SK Menpan no 84/Menpan/1993). Kinerja mengajar guru adalah
gambaran tentang hasil kerja seseorang yang berkaitan dengan tugas yang
diembannya, dan didasarkan pada tanggungjawab professional yang dimiliki
seseorang (King dalam Uno B Hamza dan Nina, 2012). Dimensi kinerja mengajar
guru dalam penelitian ini meliputi : (1) kegiatan guru dalam proses pembelajaran
yaitu bagaimana seorang guru merencanakan pembelajaran, (2) melaksanakan
kegiatan pembelajaran, (3) melaksanakan evaluasi pembelajaran, melaksanakan
tindak lanjut dan (4) melaksanakan bimbingan belajar. Kinerja mengajar guru
dalam penelitian ini adalah unjuk kerja guru yang ditunjukkan guru dalam
memberikan instruksi secara sistematis pada kegiatan pembelajaran yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran serta tindak lanjut yang
didasari kompetensi, motivasi, dan komitmen.
2. Kepemimpinan Kepala Sekolah (X₁)
Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam penelitian ini adalah kepemimpinan
kepala sekolah adalah sebagai berikut kepemimpinan menurut Edwin A Locke
(1997:3) menyatakan bahwa kepemimpinan merupakan: proses membujuk
(inducting) orang-orang lain untuk mengambil langkah menuju suatu sasaran
bersama. Dimana definisi ini mengkatagorikan tiga elemen, yaitu (1)
kepemimpinan merupakan suatu konsep relasi (relational concept), (2)
kepemimpinan merupakan suatu proses, (3) kepemimpinan harus membujuk
orang-orang lain untuk mengambil tindakan.
Kepala sekolah menurut Peterson dan Deal (2009: 207)
menyatakan“Principals take on eight major roles: organizational planners,
resource allocators, program coordinators, supervisors of staff and outcomes,
disseminators of ideas and information, jurists of adjudicate disagreements and
conflicts, gatekeepers of at the boundaries of the school and analysts who use
systematic approaches to address complex problems”.
Sementara itu, Hoy dan Miskel (2014) mendefinisikan kepemimpinan
secara luas bahwa, “kepemimpinan merupakan proses sosial dengan individu atau
kelompok yang memengaruhi tujuan bersama.”
Euis Maryam Maryani, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU PADA SEKOLAH DASAR NEGERI TERAKREDITASI A DI KABUPATEN PURWAKARTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan beberapan pendapat tersebut, maka yang dimaksud dengan
kepemimpinan kepala sekolah yang dimaksud dalam penelitian ini mencakup
kepemimpinan kepala sekolah adalah perilaku kepemimpinan kepala sekolah yang
mempunyai kemampuan untuk, mempengaruhi, membimbing, mengkoordinir,
dan menggerakkan segala sumber daya yang ada pada suatu sekolah, sehingga
dapat didayagunakan secara maksimal untuk mencapai tujuan bersama yang
lebih efektif dan efisien dengan dimensi struktural, fasilitatif, supportif, dan
fartisipatif.
3. Iklim Sekolah (X₂)
Menurut Cohen (dalam Pinkus: 2009 Jurnal Vol. 16) School climate refers
to the quality and character of school life. School climate is based on patterns of
students’, parents’, and school personnel’s experience of school life and reflects
norms, goals, values, interpersonal relationship, teaching and learning practices,
and organizational structures.
Iklim sekolah mengacu kepada kualitas dan karakteristik dari kehidupan
sekolah. Iklim sekolah didasarkan pada pola dari siswa, orang tua, dan
pengalaman kehidupan sekolah dari personel sekolah dan mencerminkan
aturan/norma-norma, tujuan-tujuan, nilai-nilai, hubungan interpersonal, praktek
pengajaran dan pembelajaran, dan struktur organisasi.
Sedangkan menurut Hoy dan Miskel (2014: 313), iklim sekolah
merupakan serangkaian karakteristik internal yang dapat membedakan satu
sekolah dengan sekolah yang lainnya dan dapat mempengaruhi perilaku dari
anggota pada masing-masing sekolah yang bersangkutan.
Berdasarkan beberapan pendapat tersebut, maka yang dimaksud dengan
iklim sekolah dalam penelitian ini adalah karakteristik personel yang bersifat
kolektif yang menunjukkan atmosfer dan kualitas dari kehidupan sekolah yang
mempengaruhi perilaku dari anggota pada masing-masing sekolah.
Iklim sekolah dalam penelitian ini adalah kualitas dan karakter dari
kehidupan sekolah, berdasarkan pola perilaku siswa, orang tua dan pengalaman
personil sekolah tentang kehidupan sekolah yang mencerminkan norma-norma,
Euis Maryam Maryani, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU PADA SEKOLAH DASAR NEGERI TERAKREDITASI A DI KABUPATEN PURWAKARTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tujuan, nilai, hubungan interpersonal, praktek belajar mengajar, serta struktur
organisasi sehingga dapat menciptakan kenyamanan. Dimensi Iklim Sekolah
dalam penelitian ini adalah; (1) safety, (2) teaching and leaning, (3) interpersonal
relationships, (4) institusional environment.
D. KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN
1. Instrumen Penelitian
Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada
alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian dinamakan instrumen penelitian.
Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data
penelitian. Terdapat beberapa jenis instrumen penelitian, salah satunya angket.
Pengembangan instrumen ditempuh melalui beberapa cara, yaitu: (a) menyusun
indikator variabel penelitian; (b) menyusun kisi-kisi instrumen; (c) melakukan uji
coba instrumen; dan (d) melakukan pengujian validitas dan reliabilitas instrumen.
Dalam penelitian ini, data akan dikumpulkan dengan menggunakan
instrumen penelitian berupa angket. Secara rasional dan teoritis, peneliti
menggunakan angket sebagai alat pengumpul data dikarenakan beberapa alasan
sejalan dengan pendapat Arikunto (2010, hlm. 67), bahwa:
1. Indikator pada masing-masing variabel penelitian cukup kompleks, oleh karena
itu angket merupakan instrumen yang tepat.
2. Pertanyaan atau pernyataan dalam angket dapat dibuat homogen (standar) bagi
seluruh responden.
3. Pertanyaan atau pernyataan dalam angket dapat disusun secara cermat
berdasarkan permasalahan yang diteliti.
4. Angket dapat disebar dan dijawab oleh responden dalam waktu relatif singkat
sehingga penelitian menjadi lebih efektif dan efisien.
Skala yang digunakan dalam pengukuran angket ini adalah Skala Likert.
Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang
atau sekelompok orang tentang kejadian atau gejala sosial (Sugiyono, 2015, hlm.
107). Jawaban setiap item pada angket dengan Skala Likert.
Euis Maryam Maryani, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU PADA SEKOLAH DASAR NEGERI TERAKREDITASI A DI KABUPATEN PURWAKARTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Pengembangan Instrumen Penelitian
Prosedur penelitian dimaksudkan agar peneliti dapat memberikan hasil
maksimal dengan langkah-langkah yang benar serta menepis kekeliruan yang
sekecil-kecilnya. Di samping itu, untuk menetapkan data yang memiliki validitas
dan reliabilitas yang tinggi. Mengawali penelitian ini dilakukan beberapa
persiapan diantaranya: (1) menyusun latar belakang masalah, mengidentifikasi
masalah, merumuskan masalah sampai hipotesis penelitian, dilanjutkan dengan
asumsi-asumsi dari kajian kepustakaan; (2) membuat kisi-kisi penyusunan
instrumen; (3) menyusun pra instrumen penelitian; (4) membuat model inventori
dalam bentuk kuesioner sementara; (5) kuesioner sementara dijustifikasi oleh
dosen pembimbing; (6) setelah dinyatakan layak, instrumen kemudian
diujicobakan di 33 sekolah yang terdapat di Kabupaten Purwakarta (7) selanjutnya
mengolah data menjadi data mentah hasil uji coba; (8) menganalisis item dengan
uji validitas dan reliabilitas instrumen (bila item tidak valid dan tidak reliabel
maka dilakukan koreksi atau dibuang, bila item benar-benar valid dan reliabel
maka item tersebut digunakan); (9) item yang sudah valid dan reliabel disebarkan
kepada responden penelitian yang sebenarnya; (10) hasil penelitian ditabulasi;
(11) data hasil penelitian dianalisis; (12) temuan penelitian dibahan dan dimaknai
sesuai dengan hasil analisis; (13) implementasi, rekomendasi, dan simpulan
penelitian.
Berikut ini dipaparkan kisi-kisi instrumen variabel penelitian, yang terdiri
dari dua variabel independent yaitu Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Iklim
Sekolah (X1 dan X2) dan satu variabel dependent yaitu Kinerja Mengajar Guru
(Y). Angket yang dibuat berbentuk angket tertutup menggunakan skala interval
dengan jarak 1 sampai 5, adapun alternatif jawaban sebagai berikut:
1) Angka 1 berarti responden menjawab TIDAK PERNAH terhadap pernyataan
pada kolom alternatif jawaban.
2) Angka 2 berarti responden menjawab JARANG terhadap pernyataan pada
kolom alternatif jawaban.
3) Angka 3 berarti responden menjawab KADANG-KADANG terhadap
pernyataan pada kolom alternatif jawaban.
Euis Maryam Maryani, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU PADA SEKOLAH DASAR NEGERI TERAKREDITASI A DI KABUPATEN PURWAKARTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4) Angka 4 berarti responden menjawab SERING terhadap pernyataan pada
kolom alternatif jawaban.
5) Angka 5 berarti responden menjawab SELALU terhadap pernyataan pada
kolom alternatif jawaban.
Tabel 3.3
Pengembangan Instrumen Kinerja Mengajar Guru (Y)
Defenisi Aspek/
Dimensi Indikator
Skala
Penilaian
No
Item
Kinerja
Mengajar
Guru (Y)
Kinerja
Mengajar
Guru
adalah
Unjuk
kerja guru
dalam
proses
pembelaja
ran yaitu
bagaiman
a seorang
guru
merencan
kan
pembelaja
ran,melak
sanakan
kegiatan
pembelaja
ran,melak
sanakan
evaluasi
pembelaja
ran, dan
melaksan
akan
tindak
lanjut.
Merencanakan
program
pembelajaran
Mampu mendeskripsikan tujuan
pembelajaran 1-5 1
Mampu memilih/menentukan materi 1-5 2
Mampu menentukan metoda
pembelajaran 1-5 3-4
Mampu menentukan media/alat
pembelajaran 1-5 5
Mampu menentukan teknik penilaian 1-5 6
Mampu mengalokasikan waktu 1-5 7
Melaksanakan
kegiatan
pembelajaran
Mampu membuka pembelajaran 1-5 8-9
Mampu menyajikan materi 1-5 10-11
Mampu menggunakan
metode/strategi 1-5 12
Mampu menggunakan alat
peraga/media 1-5 13-14
Mampu menggunakan bahasa yang
komunikatif 1-5 15
Mampu memotivasi siswa 1-5 16
Mampu mengorganisasi kegiatan 1-5 17-19
Mampu berinteraksi dengan siswa
secara komunikatif 1-5 20-26
Mampu menyimpulkan pembelajaran 1-5 27
Mampu memberikan umpan balik 1-5 28
Mampu melaksanakan penilaian 1-5 29
Mampu menggunakan waktu 1-5 30
Mengevaluasi
kegiatan
pembelajaran
Mampu memilih soal berdasarkan
tingkat kesukaran 1-5 31-32
Mampu memeriksa jawaban 1-5 33
Mampu mengolah dan menganalisis
hasil penilaian 1-5 34
Mampu menyusun laporan hasil
penilaian 1-5 35
Mengadakan
tindak lanjut
Mengklasifikasikan kemampuan
siswa 1-5 36
Euis Maryam Maryani, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU PADA SEKOLAH DASAR NEGERI TERAKREDITASI A DI KABUPATEN PURWAKARTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Mengidentifikasikan kebutuhan
perbaikan dan pengayaan 1-5 37
Menyusun program perbaikan
dan pengayaan 1-5 38
Melaksanakan perbaikan-
perbaikan dan pengayaan 1-5 39
Mengevaluasi hasil perbaikan
dan pengayaan 1-5 40
Tabel 3.4
Pengembangan Instrumen Kepemimpinan Kepala Sekolah (X₁)
Defenisi Dimensi Indikator
Skala
Penilaia
n
No
Item
Kepemimpinan
Kepala Sekolah
(X₁)
Seorang
pemimpin yang
mempunyai
kemampuan
untuk,
mempengaruhi,
membimbing,
mengkoordinir,
dan
menggerakkan
segala sumber
daya yang ada
pada suatu
sekolah,
sehingga dapat
didayagunakan
secara
maksimal
untuk mencapai
tujuan bersama
yang lebih
efektif dan
efisien dengan
dimensi
struktural,
fasilitatif,
supportif, dan
fartisipatif.
Struktural Cepat mengambil tindakan dan
keputusan mendesak 1-5 1-4
Mendelegasikan tugas dengan jelas
kepada anggota staf/bawahan 1-5 5-8
Menekankan hasil dan tujuan
organisasi 1-5 9-13
Mengembangkan suatu pandangan
organisasi yang kohesif sebagai dasar
pengambilan keputusan
1-5 14-17
Membantu penerapan keputusan 1-5 18-19
Memperkuat relasi yang positif dengan
pemerintahmaupun masyarakat
setempat
1-5 20-22
Fasilitatif Mengusahakan dan menyediakan
sumber-sumber yang diperlukan 1-5 23-25
Menetapkan dan memperkuat kembali
kebijakan organisasi 1-5 26-27
Memberikan saran atas masalah kerja
yang terkait 1-5 28-29
Membuat jadwal kegiatan 1-5 30
Membantu pekerjaan agar dapat
dilaksanakan 1-5 31-32
Suportif Memberikan dorongan dan
penghargaan 1-5 33-34
Keramahan dalam melakukan
pendekatan 1-5 35-36
Mendelegasikan tanggungjawab 1-5 37-38
Meningkatkan moral atau semangat staf 1-5 39-41
Partisipatif Pendekatan akan berbagai persoalan
dengan pikiran terbuka 1-5 42
Euis Maryam Maryani, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU PADA SEKOLAH DASAR NEGERI TERAKREDITASI A DI KABUPATEN PURWAKARTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Mencari masukan atau nasihat dalam
menentukan kebijakan 1-5 43
Bekerja secara aktif dengan
perseorangan atau kelompok 1-5 44
Melibatkan orang lain secara tepat
dalam pengambilan keputusan. 1-5 45
Tabel 3.5
Pengembangan Instrumen Iklim sekolah (X₂)
Defenisi Dimensi Indikator Skala
Nilai
No
Item
Iklim Sekolah (X₂)
Iklim sekolah
sebagai kualitas dan
karakter dari
kehidupan sekolah,
berdasarkan pola
perilaku siswa,
orang tua, dan
pengalaman
personil sekolah
tentang kehidupan
sekolah yang
mencerminkan
norma-norma,
tujuan, nilai,
hubungan
interpersonal,
praktek belajar dan
mengajar, serta
struktur organisasi.
berkaitan dengan
lingkungan yang
produktif dan
kondusif untuk
belajar siswa
dengan suasana
yang
mengutamakan
kerjasama,
kepercayaan,
kesetiaan,
Rule and norms Mengkomunikasikan tata tertib
sekolah kepada seluruh warga
sekolah
1-5 1-2
Semua warga sekolah mentaati
dan melaksanakan tata tertib
sekolah secara konsisten
1-5 3-4
Physsical safety Siswa merasa aman selama
belajar di sekolah 1-5 5
Orang tua merasa aman selama
anaknya berada di sekolah 1-5 6
Social and
emotional security
Siswa saling menghargai antara
satu dengan yang lain 1-5 7
Support for
learning
Tersedianya fasilitas
pembelajaran yang memadai 1-5 8
Mendorong semua siswa untuk
mengembangkan
kemampuannya sesuai bakat
yang dimilikinya
1-5 9
Selalu ada tanggapan yang
fositif dan konstruktif terhadap
segala prestasi siswa
1-5 10
Melakukan layanan individual
terhadap siswa 1-5 11
Siswa diberi kesempatan untuk
menunjukkan keterampilan
yang dimiliki
1-5 12
Social and civic
learning
Mendukung pengembangan
akademik siswa 1-5 13
Mendukung pengembangan
keterampilan sosial dan
kemasyarakatan siswa
1-5 14
Membiasakan siswa untuk 1-5 15
Euis Maryam Maryani, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU PADA SEKOLAH DASAR NEGERI TERAKREDITASI A DI KABUPATEN PURWAKARTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
keterbukaan,
bangga, dan
komitmen sehingga
menunbuhkan rasa
aman dan nyaman.
selalu menerapkan sikap
tanggung jawab
Membantu siswa dalam
memecahkan masalah akademik
atau social
1-5 16
Respect for
diversity
Hubungan yang harmonis antara
guru dan orang tua siswa 1-5 17
Hubungan yang harmonis antara
guru di sekolah 1-5 18
Hubungan yang harmonis antara
guru dan kepala sekolah 1-5 19
Hubungan yang harmonis antara
guru dan siswa 1-5 20
Menyadari dan menghormati
adanya perbedaan sesama warga
sekolah
1-5 21
Lanjutan tabel pengembangan instrument iklim sekolah
Social support
adults
Terjalin kerjasama antar orang
tua 1-5 22
Orang tua mendukung program
sekolah 1-5 23
Orang tua mempunyai harapan
yang tinggi terhadap prestasi
sekolah
1-5 24
social support
students,
Masyarakat mendukung upaya
sekolah untuk meningkatkan
prestasi siswa
1-5 25
school
connectedness /
engagement
Siswa memiliki motivasi untuk
berprestasi 1-5 26
Semua warga sekolah merasa
peduli dan memiliki terhadap
sekolah
1-5 27
Semua warga sekolah mampu
berpartisipasi untuk kemajuan
sekolah
1-5 28
physical
sorroundings
Lingkungan sekolah yang bersih
dan asri 1-5 29
Semua fasilitas sekolah tersedia
dan terawat dengan baik 1-5 30
E. UJI PERSYARATAN INSTRUMEN PENELITIAN
Syarat pokok pengumpulan data yang baik, yaitu valid dan reliabel.
Menurut Sugioyono (2015, hlm. 363) dalam penelitian kuantitatif kriteria utama
terhadap data hasil penelitian adalah valid, reliabel, dan objektif. Untuk
mendapatkan data yang valid dan reliabel perlu dilakukan pengujian terhadap alat
Euis Maryam Maryani, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU PADA SEKOLAH DASAR NEGERI TERAKREDITASI A DI KABUPATEN PURWAKARTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ukur yang akan digunakan. Pengujian yang mesti dilakukan tersebut adalah uji
validitas dan uji reliabilitas.
Untuk mendapatkan data dan hasil penelitian yang akurat, dibutuhkan
instrumen pengumpul data yang baik, oleh karena itu sebelum instrument
pengumpul data penelitian digunakan maka perlu dilakukan pengujian berkenaan
dengan validitas dan reliabilitas instrumen. Tujuan uji validitas dan reliabilitas
adalah untuk mengetahui dan menganalisa kelemahan yang mungkin terjadi dari
masing-masing item pertanyaan/pernyataan.
1. Uji Validitas Instrumen
Valid berarti instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang
seharusnya diukur (Sugiyono, 2015, hlm. 172) Untuk menguji validitas instrumen
terlebih dahulu dicari harga korelasi antara bagian-bagian dari alat ukur secara
keseluruhan dengan cara mengkorelasikan setiap butir pertanyaan dengan skor
total yang merupakan jumlah tiap skor butir. Untuk menghitung validitas alat ukur
digunakan rumus Pearson Product Moment; (Budi Susetyo, 2012, hlm. 180)
adalah sebagai berikut :
2222 )()(
))(()(
YYNXXN
YXXYNr
Keterangan:
r hitung= Koefisien korelasi validitas item yang dicari
∑ X = Jumlah skor item
∑Y = Jumlah skor total
N = Jumlah sampel
Dengan taraf nyata (α) 0,05 dengan derajat kebebasan (dk), dimana dk
merupakan jumlah total koresponden -1 dengan kriteria pengujian. maka kaidah
keputusannya adalah;
Jika rhitung > rtabel berarti valid, sebaliknya
jika rhitung, < rtabel berarti tidak valid. Sumber (Budi Susetyo, 2012,
hlm. 182)
Euis Maryam Maryani, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU PADA SEKOLAH DASAR NEGERI TERAKREDITASI A DI KABUPATEN PURWAKARTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pada pengujian validitas, peneliti menggunakan bantuan software SPSS
ver.21 for windows (hasil lengkapnya ada di lampiran), Adapun hasilnya sebagai
berikut:
Tabel 3.6
Hasil uji validitas kinerja mengajar guru (Y)
No Item rtabel rhitung Keputusan
1 0.374 0.699 Valid
2 0.374 0.727 Valid
3 0.374 0.506 Valid
4 0.374 0.601 Valid
5 0.374 0.682 Valid
6 0.374 0.638 Valid
7 0.374 0.713 Valid
8 0.374 0.457 Valid
9 0.374 0.586 Valid
10 0.374 0.889 Valid
Lanjutan tabel hasil uji validitas kinerja mengajar guru
11 0.374 0.811 Valid
12 0.374 0.651 Valid
13 0.374 0.614 Valid
14 0.374 0.570 Valid
15 0.374 0.529 Valid
16 0.374 0.804 Valid
17 0.374 0.627 Valid
18 0.374 0.732 Valid
19 0.374 0.656 Valid
20 0.374 0.731 Valid
21 0.374 0.676 Valid
22 0.374 0.699 Valid
23 0.374 0.649 Valid
24 0.374 0.737 Valid
25 0.374 0.756 Valid
26 0.374 0.504 Valid
27 0.374 0.643 Valid
28 0.374 0.623 Valid
29 0.374 0.718 Valid
30 0.374 0.677 Valid
31 0.374 0.642 Valid
32 0.374 0.552 Valid
33 0.374 0.777 Valid
Euis Maryam Maryani, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU PADA SEKOLAH DASAR NEGERI TERAKREDITASI A DI KABUPATEN PURWAKARTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
34 0.374 0.524 Valid
35 0.374 0.698 Valid
36 0.374 0.578 Valid
37 0.374 0.592 Valid
38 0.374 0.702 Valid
39 0.374 0.636 Valid
40 0.374 0.468 Valid
Pada pengujian validitas pada variabel kinerja mengajar guru
menunjukkan hasil bahwa semua item pernyataan yang berjumlah 40 item valid.
Maka semua item digunakan dalam penelitian.
Tabel 3.7
Hasil uji validitas Kepemimpinan kepala sekolah (X1)
No Item rtabel rhitung Keputusan
1 0.374 0.505 Valid
2 0.374 0.801 Valid
3 0.374 0.749 Valid
4 0.374 0.706 Valid
Lanjutan tabel hasil uji validitas kepmimpinan kepala sekolah
5 0.374 0.694 Valid
6 0.374 0.600 Valid
7 0.374 0.744 Valid
8 0.374 0.601 Valid
9 0.374 0.557 Valid
10 0.374 0.838 Valid
11 0.374 0.891 Valid
12 0.374 0.908 Valid
13 0.374 0.883 Valid
14 0.374 0.784 Valid
15 0.374 0.835 Valid
16 0.374 0.929 Valid
17 0.374 0.867 Valid
18 0.374 0.805 Valid
19 0.374 0.765 Valid
20 0.374 0.766 Valid
21 0.374 0.730 Valid
22 0.374 0.627 Valid
23 0.374 0.872 Valid
24 0.374 0.818 Valid
25 0.374 0.885 Valid
Euis Maryam Maryani, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU PADA SEKOLAH DASAR NEGERI TERAKREDITASI A DI KABUPATEN PURWAKARTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
26 0.374 0.767 Valid
27 0.374 0.935 Valid
28 0.374 0.905 Valid
29 0.374 0.803 Valid
30 0.374 0.818 Valid
31 0.374 0.810 Valid
32 0.374 0.924 Valid
33 0.374 0.883 Valid
34 0.374 0.727 Valid
35 0.374 0.893 Valid
36 0.374 0.899 Valid
37 0.374 0.935 Valid
38 0.374 0.647 Valid
39 0.374 0.838 Valid
40 0.374 0.822 Valid
41 0.374 0.698 Valid
42 0.374 0.904 Valid
43 0.374 0.875 Valid
44 0.374 0.698 Valid
45 0.374 0.795 Valid
Jumlah item pernyataan pada variabel kepemimpinan kepala sekolah
berjumlah 45 item, dan hasil uji validitas menunjukkan semua item valid.
Tabel 3.8
Hasil uji validitas Iklim Sekolah (X2)
No Item rtabel rhitung Keputusan
1 0.374 0.734 Valid
2 0.374 0.708 Valid
3 0.374 0.750 Valid
4 0.374 0.643 Valid
5 0.374 0.492 Valid
6 0.374 0.520 Valid
7 0.374 0.786 Valid
8 0.374 0.525 Valid
9 0.374 0.459 Valid
10 0.374 0.834 Valid
11 0.374 0.679 Valid
12 0.374 0.700 Valid
13 0.374 0.630 Valid
14 0.374 0.530 Valid
15 0.374 0.745 Valid
Euis Maryam Maryani, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU PADA SEKOLAH DASAR NEGERI TERAKREDITASI A DI KABUPATEN PURWAKARTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
16 0.374 0.684 Valid
17 0.374 0.414 Valid
18 0.374 0.801 Valid
19 0.374 0.805 Valid
20 0.374 0.734 Valid
21 0.374 0.864 Valid
22 0.374 0.901 Valid
23 0.374 0.650 Valid
24 0.374 0.718 Valid
25 0.374 0.766 Valid
26 0.374 0.677 Valid
27 0.374 0.470 Valid
28 0.374 0.605 Valid
29 0.374 0.502 Valid
30 0.374 0.601 Valid
Pada pengujian validitas pada variabel iklim sekolah menunjukkan hasil
bahwa semua item pernyataan yang berjumlah 30 item valid. Maka semua item
digunakan dalam penelitian.
2. Uji Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas berkenaan dengan tingkat keajegan dan ketetapan hasil
pengukuran. Suatu instrumen memiliki tingkat reliabilitas yang memadai, jika
instrumen tersebut digunakan untuk mengukur aspek yang diukur beberapa kali
menghasilkan nilai ukur yang sama dan tetap. Uji reliabilitas untuk mengetahui
apakah instrumen yang digunakan terdapat kesamaan data dalam dapat digunakan
sebagai instrumen pengumpul data (Arikunto, 2010, hlm. 170). Hasil penelitian
yang reliabel bila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda (Sugiyono,
2015, hlm. 172).
Pada uji reliabilitas ini, peneliti menggunakan bantuan program komputer
software SPSS ver.21 for windows untuk mengetahui reliabilitas dari setiap
variabel. Setelah dilakukan uji reliabilitas pada setiap variabel maka didapat hasil
sebagai berikut (hasil lengkap ada di lampiran)
Tabel 3.9
Hasil uji reliabilitas Kinerja mengajar guru
Euis Maryam Maryani, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU PADA SEKOLAH DASAR NEGERI TERAKREDITASI A DI KABUPATEN PURWAKARTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of
Items
.966 40
Hasil uji reliabilitas pada variabel kinerja mengajar guru setelah
dibandingkan dengan rtabel yang bernilai 0,374. Maka rhitung lebih besar daripada
rtabel bernilai 0,966 sehingga menunjukkan bahwa semua item pertanyaan pada
variabel kinerja mengajar guru reliabel.
Tabel 3.10
Hasil Uji Reliabilitas Kepemimpinan kepala sekolah
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of
Items
.983 45
Hasil uji reliabilitas pada variabel kepemimpinan kepala sekolah setelah
dibandingkan dengan rtabel yang bernilai 0,374. Maka rhitung lebih besar daripada
rtabel yang bernilai 0,983 menunjukkan bahwa semua item pertanyaan pada
variabel pengaruh kepemimpinan kepala sekolah reliabel.
Tabel 3.11
Hasil uji reliabilitas Iklim sekolah
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of
Items
.955 30
Hasil uji reliabilitas pada variabel iklim sekolah dibandingkan dengan r
tabel yang bernilai 0,374. Maka rhitung lebih besar daripada rtabel yang bernilai 0,955
menunjukkan bahwa semua item pertanyaan pada variabel iklim sekolah reliabel.
Sehingga setelah diuji validitas dan reliabilitas, semua item pertanyaan layak
untuk dilanjutkan.
F. TEKNIK ANALISIS DATA
1. Uji Persyaratan Analisis Data
Euis Maryam Maryani, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU PADA SEKOLAH DASAR NEGERI TERAKREDITASI A DI KABUPATEN PURWAKARTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Langkah langkah yang dilakukan dalam penelitian ini dalam menganalisis
data dilakukan beberapa tahap yaitu; (1) menyeleksi data agar dapat diolah lebih
lanjut yaitu dengan memeriksa jawaban dari responden sesuai dengan kriteria
yang telah ditetapkan, (2) menentukan bobot nilai untuk semua kemungkinan
jawaban yang akan diberikan oleh responden pada setiap item variabel penelitian
dengan menggunakan skala likert, (3) melakukan analisis data yang telah
didapatkan dengan metoda deskriptif, (4) melakukan uji analisis data dengan
menggunakan analisis parametrik. Sebelum melakukan uji analisis data dengan
menggunakan analisis parametrik, data yang akan dianalisis harus memenuhi
beberapa persyaratan yaitu data yang digunakan harus berbentuk interval atau
rasio, data dipilih secara acak, sebaran data berdistribusi normal, datanya linear,
setiap data yang dikorelasikan memiliki pasangan yang sama. Untuk menganalisis
data, data yang akan dianalisis terlebih dahulu harus ditabulasi, dengan
menganalisis data tersebut apakah sesuai dengan persyaratan seperti data tersebut
harus berdistribusi normal dan melakukan uji linearitas (Sugiyono, 2015, Hlm.
241).
Uji persyaratan analisis diperlukan untuk mengetahui apakah analisis data
untuk pengujian hipotesis dapat dilanjutkan atau tidak. Beberapa teknik analisis
data menuntut uji persyaratan analisis. Analisis varian mempersyaratkan bahwa
data berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan kelompok-kelompok
yang dibandingkan homogen. Oleh karena itu analisis varian mempersyaratkan uji
normalitas dan homogenitas data. Begitu pula untuk analisis regresi, menuntut pra
syarat adanya uji normalitas dan uji linearitas. Pengolahan dan analisis data dalam
sebuah penelitian menjadi sangat penting karena dari data yang diperoleh
dilakukan proses pengolahan menghasilkan sebuah kesimpulan.
a). Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data
berdistribusi normal, mendekati normal atau tidak normal, karena dalam statistik
parametrik mempersyaratkan data yang akan diolah harus berdistribusi normal.
Untuk mengetahui apakah datanya normal, mendekati normal atau tidak normal,
Euis Maryam Maryani, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU PADA SEKOLAH DASAR NEGERI TERAKREDITASI A DI KABUPATEN PURWAKARTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pengujian normalitas data hasil penelitian dengan menggunakan tabel nilai kritis
Lilyfors (Susetyo, 2012, hlm. 172) dilakukan dengan langkah-langkah berikut;
a. Perumusan Hipotesis
Ho : Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
Hi : Sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal
b. Data diurutkan dari yang terkecil ke terbesar
c. Menentukan kumulatif proporsi
d. Data ditransformasikan ke skor baku Zi = 𝑋𝑖−𝑋
𝑆
e. Menentukan luas kurva Z (dari tabel probabilitas normal baku)
f. Menentukan T dengan cara melihat selisih dari luas kurva – skor baku
g. Setelah menentukan nilai T, maka dilihat T maks dari data tersebut
h. Lalu dibandingkan dengan nilai kritis pada tabel Liliyfors dengan taraf
signifikansi 0.05
i. Maka dihasilkan kriteria pengujian
Jika T ≤ nilai kritis Liliyfors maka H0 diterima yaitu data berdistribusi
normal.
Jika T ≥ nilai kritis Liliyfors maka H0 ditolak dengan dinyatakan bahwa
data yang dihasilkan tidak berdistribusi normal (Susetyo, 2012, hlm. 173).
Dalam penelitian ini uji normalitas data digunakan dengan menggunakan
Software SPSS ver 21 for windows.
b). Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang ada bukan
disebabkan oleh adanya perbedaan dasar. Pengujian homogenitas data pada
penelitian ini menggunakan uji normalitas varians dengan leneve statistic dengan
cara membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel. Dengan taraf signifikansi nilai
alpha 0.05. Dengan ketentuan sebagai berikut;
Jika F hitung < F tabel, maka data homogen
Jika F hitung > Ftabel, maka data tidak homogen
Hasil uji homogenitas dengan bantuan software SPSS ver.21 for windows.
c). Uji Linearitas
Euis Maryam Maryani, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU PADA SEKOLAH DASAR NEGERI TERAKREDITASI A DI KABUPATEN PURWAKARTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai
hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Uji ini biasanya digunakan
sebagai pra syarat dalam analisis korelasi atau regresi linear. Uji linearitas
dilakukan terhadap masing-masing variabel penelitian yaitu, uji linearitas variabel
kepemimpinan kepala sekolah (X₁) terhadap kinerja mengajar guru (Y), dan
variabel iklim sekolah (X₂) terhadap kinerja mengajar guru (Y).
Uji linearitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji
regresi sederhana dengan bantuan software SPSS ver.21 for windows.
2. Analisis Data Penelitian
a). Analisis deskripsi
Analisis deskripsi bertujuan untuk melihat kecenderungan distribusi
frekuensi tiap variabel dan menentukan tingkat pencapaian responden pada
masing-masing variabel. Gambaran umum setiap variabel digambarkan oleh skor
rata-rata yang diperoleh dengan menggunakan teknik WMS (Weight Means
Scored), dengan rumus yang dikemukakan Furqon (2011, hlm. 42) yaitu;
𝑋 =∑X
N
Keterangan:
𝑋 = Skor rata-rata yang dicari
∑X = Jumlah skor gabungan ( Hasil kali frekuensi dengan bobot nilai
untuk setiap alternative jawaban)
N = Jumlah responden
Hasil perhitungan dijadikan sebagai pedoman untuk menemukan
gambaran umum rata-rata variabel. Hasil perhitungan tersebut dibandingkan
dengan tabel kategori penafsiran dalam riduwan (2013, hlm. 15) yaitu sebagai
berikut;
Tabel 3.17
Tabel WMS
SKOR KATAGORI
Y X1 X2
4,21 – 5,00 Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi
3,41 – 4,20 Tinggi Tinggi Tinggi
Euis Maryam Maryani, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU PADA SEKOLAH DASAR NEGERI TERAKREDITASI A DI KABUPATEN PURWAKARTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2,61 – 3,40 Cukup Tinggi Cukup Tinggi Cukup Tinggi
1,81 – 2,60 Kurang Kurang Kurang
1,00 – 1,80 Sangat Kurang Sangat Kurang Sangat Kurang
Berdasarkan tabel tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa gambaran
umum rata-rata setiap variabel dikelompokkan menjadi lima katagori yaitu sangat
tinggi, tinggi, cukup tinggi, kurang, dan sangat kurang. Penetapan katagori akan
disesuaikan dengan perolehan skor setiap variabel.
Adapun langkah-langkah dalam pengelolaan WMS adalah;
a) Memberi bobot untuk setiap alternative jawaban yang dipilih.
b) Menghitung jumlah responden setiap item dan katagori jawaban.
c) Menunjukkan jawaban responden untuk setiap item dan langsung dikalikan
dengan bobot alternatif jawaban itu sendiri.
d) Menghitung nilai rata-rata untuk setiap item pada masing-masing kolom.
e) Menentukan kriteria pengelompokan WMS untuk skor rata-rata setiap
kemungkinan jawaban.
f) Menentukan kriteria untuk setiap item dengan menggunakan tabel WMS.
b). Uji hipotesis penelitian
Uji hipotesis penelitian dilakukan untuk menguji hipotesis yang telah
dirumuskan apakah diterima atau ditolak. Analisis pengujian hipotesis dilakukan
untuk menarik kesimpulan apakah hipotesis penelitian didukung atau tidak
didukung oleh fakta empirik. Analisis pengujian hipotesis dapat dilakukan setelah
uji persyaratan analisis dipenuhi yaitu; data penelitian masing-masing variabel
berdistribusi normal dan antar variabel mempunyai hubungan yang linier.
Hipotesis 1 dan 2 menggunakan analisis korelasi parsial dan regresi sederhana,
sedangkan untuk hipotesis 3 menggunakan analisis korelasi simultan (bersama-
sama) dan regresi ganda. Untuk analisis data pengujian hipotesis dalam penelitian
ini dibantu dengan menggunakan software SPSS ver. 21 for windows.
1. Analisis Korelasi
Euis Maryam Maryani, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU PADA SEKOLAH DASAR NEGERI TERAKREDITASI A DI KABUPATEN PURWAKARTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Analisis korelasi dimaksudkan untuk mengetahui derajat pengaruh antar
variabel sesuai dengan yang diungkapkan oleh sugiyono (2014, hlm. 188)
menjelaskan bahwa “teknik analisis korelasional adalah teknik analisis statistik
mengenai hubungan antar dua variabel atau lebih”. Analisis korelasi bisa
dilakukan dengan menggunakan analisis regresi. Analisis regresi digunakan untuk
melihat pengaruh antar variabel X1 (Kepemimpinan kepala sekolah), dan X2 (Iklim
sekolah) serta Y (Kinerja mengajar guru).
Penafsiran analisis korelasi menggunakan tabel interprestasi korelasi yang
dikemukakan oleh riduwan (2013, hlm. 138) dan arikunto (2013, hlm. 319)
sebagai berikut;
Tabel 3.18
Interprestasi Koefesien korelasi Nilai r
Rata-rata skor Penafsiran
0,80 – 1,000 Sangat Tinggi
0,60 – 0,799 Tinggi
0,40 – 0,599 Cukup Tinggi
0,20 – 0,399 Kurang
0,00 – 0,199 Sangat Kurang
1) Analisis Korelasi Parsial
Korelasi parsial adalah “suatu nilai yang memberikan kuatnya pengaruh
atas hubungan dua variabel atau lebih”. (riduwan, 2013, hlm. 233). Analisis
korelasi parsial dilakukan untuk melihat derajat pengaruh antara satu variabel
terhadap variabel dependen yaitu (X1-Y) dan (X2-Y). Pada penelitian ini untuk uji
regresi ganda menggunakan bantuan SPSS ver. 21 for windows. (Riduwan, 2013,
hlm. 93). Langkah-langkah yang dilakukan untuk melakukan analisis korelasi
parsial adalah sebagai berikut;
a). Analisis Persamaan regresi
Sebelum dilakukan analisis persamaan regresi sederhana, terlebih dahulu
harus terpenuhi persyaratan persamaan untuk model persamaan regresi. Menurut
Euis Maryam Maryani, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU PADA SEKOLAH DASAR NEGERI TERAKREDITASI A DI KABUPATEN PURWAKARTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Riduwan dkk ( 2013, hlm. 102) “…apabila nilai probabilitas signifikan jauh lebih
kecil dari 0,005 maka model regresi bisa digunakan”.
Analisis persamaan regresi bertujuan untuk melihat perubahan yang terjadi
pada variabel dependen (Y) atas keberadaan variabel independen (X). Pada
analisa parsial ini, digunakan rumus regresi sederhana yaitu;
Ŷ = a + bX
Ket: Y = Subjek variabel terikat yang diproyeksikan
X = Variabel independen
A = Nilai konstanta; nilai Y jika X = 0
B = Koefesien regresi, yaitu nilai peningkatan atau penurunan
variabel Y yang didasarkan variabel X.
Untuk mencari nilai a dan b, rumus yang digunakan (Riduwan, 2013, hlm.
244) yaitu;
b =𝑛 .∑𝑋𝑌 − ∑𝑋 .∑𝑌
𝑛.∑𝑋2−(∑𝑋2)
𝑎 =∑𝑌 − 𝑏. ∑𝑋
𝑛
b). Analisis Koefesien Korelasi
Analisis Koefesien korelasi dilakukan untuk melihat derajat pengaruh
yang terjadi antara variabel indevenden (X) terhadap variabel dependen (Y).
Besaran korelasi yang terjadi dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut;
𝑟𝑥𝑦 =𝑁 ∑𝑋𝑌 − (∑𝑋)(∑𝑌)
√[𝑁∑𝑥2 − (∑𝑋)2][(𝑁∑𝑌2 − (∑𝑌)2]
c). Analisis Koefesien Determinasi
Koefesien determinasi digunakan untuk mengetahui sejauh mana
kontribusi yang diberikan variabel X1 dan X2 terhadap Y. Rumus yang digunakan
menurut Riduwan (2013, hlm. 228) yaitu;
KD = r2 x 100%
Euis Maryam Maryani, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU PADA SEKOLAH DASAR NEGERI TERAKREDITASI A DI KABUPATEN PURWAKARTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Keterngan :
KD = Nilai koefesien determinan
r = Nilai koefesien korelasi
Perhitungan koefesien korelasi determinasi menggunakan program
komputer software SPSS ver.21 for windows.
d). Analisis Signifikansi
Analisis signifikansi dilakukan untuk mengetahui apakah pengaruh
pengujian ini signifikan atau tidak, oleh sebab itu perlu dilakukan uji signifikansi.
Pengujian signifikansi secara parsial menggunakan uji t (t-test), rumus yang
digunakan menurut riduwan (2013, hlm. 234) yaitu;
rhitung = r√n−3
√1−r²
Keterangan: t hitung = nilai t
r = nilai koefesien korelasi parsial
n = jumlah sampel
Pengujian signifikansi secara parsial menggunakan uji t (t- test) tersebut
menggunakan software SPSS ver.21 for windows. dengan kaidah pengujian
menurut Riduwan (2013, hlm. 234) yaitu:
Jika t hitung ≥ dari t table, maka signifikan
Jika t hitung ≤ dari t table, maka tidak signifikan
2. Analisis Korelasi Simultan
Analisis korelasi simultan dilakukan dengan derajat pengaruh secara
bersama-sama antara dua variabel independen terhadap variabel dependen (X1, X2,
Y). Langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis korelasi simultan adalah
sebagai berikut;
a) Analisis Persamaan Regresi
Analisis korelasi regresi bertujuan untuk melihat perubahan yang terjadi
pada variabel (Y) atas keberadaan variabel dependen (X1). Pada analisis simultan
ini, digunakan rumus regresi berganda yaitu;
Euis Maryam Maryani, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU PADA SEKOLAH DASAR NEGERI TERAKREDITASI A DI KABUPATEN PURWAKARTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Ŷ = a + b1X1 + b2X2
Keterangan:
Y = nilai prediksi variabel dependen
A = nilai konstanta, nilai Y jika X = 0
B1, b2 = Koefesien regresi
X1, X2 = Variabel independen
Rumus yang digunakan untuk mencari nilai a, b1, b2 menurut Riduwan
(2013, hlm. 254) adalah sebagai berikut;
b₁ = (∑X₂2)(∑X₁Y)−(∑X₁X₂)(∑X₂Y)
(∑X₁2)(∑X₂2)−(∑X₁X₂)²
b₂ = (∑X₂2)(∑X₂Y)−(∑X₁X₂)(∑X₂Y)
(∑X₁2)(∑X₂2)−(∑X₁X₂)²
a =∑Y
n− b₁(
∑X1
n) − b₂(
∑X2
n)
b) Analisis Koefesien Korelasi
Analisis koefesien korelasi dilakukan untuk melihat derajat pengaruh yang
terjadi antara variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y).
Selanjutnya untuk mengetahui seberapa besar pengaruh yang diberikan
variabel X terhadap variabel Y, maka digunakan rumus koefesien determinan,
dengan rumus berikut;
RX1. X2. Y = √r2X1. Y + r² X2. Y − 2(rX1. Y)(rX2Y)(rX1. X2)
1 − (r2X1. X2)
c) Analisis Kofesien Korelasi determinasi
Analisis koefesien korelasi determinasi digunakan untuk mengetahui
sejauh mana pengaruh yang diberikan oleh varibel X1 dan X2 secara bersama-
sama terhadap variabel Y. Rumus yang digunakan menurut Riduwan (2013, hlm.
228) yaitu; KD = r² x 100%
Penghitungan menggunakan bantuan program software SPSS ver.21 for
windows.
d) Analisis signifikansi
Euis Maryam Maryani, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU PADA SEKOLAH DASAR NEGERI TERAKREDITASI A DI KABUPATEN PURWAKARTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Analisis signifikansi dilakukan untuk mengetahui apakah pengaruh yang
diberikan variabel independen dan variabel dependen signifikan atau tidak, karena
itu perlu dilakukan uji signifikansi. Pengujian signifikansi secara parsial
menggunakan menggunakan rumus menurut Riduwan (2013, hlm. 238) yaitu;
thitung =
R²
k(1−R2)
n−k−1
Keterangan:
R = nilai koefesien korelasi ganda
k = jumlah variabel bebas
n = jumlah sampel
t = thitung
Selanjutnya untuk mengetahui signifikansi nilai korelasi maka
dibandingkan nilai probabilitas hitung dengan nilai probabilitas tabel, dengan
hipotesis sebagai berikut;
a) Jika nilai probabilitas hitung lebih kecil dari probabilitas tabel maka H0
diterima dan H1 ditolak, artinya hubungan antar variabel signifikan.
b) Jika nilai probabilitas hitung lebih besar dari probabilitas tabel maka H0 ditolak
dan H1 diterima, artinya hubungan antar variabel tidak signifikan.
Pada penelitian ini, uji regresi ganda menggunakan bantuan program
software SPSS ver.21 for windows (Riduwan, dkk, 2013, hlm 107)
Recommended