CSS 1- Reisya anafilaktik syok.ppt

Preview:

Citation preview

SMF ILMU KESEHATAN ANAKRS ISLAM AL-ISLAM BANDUNG

P3D FK UNISBA2011

SYOK ANAFILAKTIKDisusun Oeh : Reisya Gina

Nurfajri12100103068

Perseptor : dr. Lia Marlia,. Sp.A

- Hipertermia dan hipotermia- Takikardia- Hipotensi, gejala awal:

hipertensi- Takipnea- Gelisah,bingung- Muntah, hematemesis, melena- Kulit pucat, sianotik, dingin

VertigoPingsanHipotensiUrtikariaAngioedemaGatal pada kulit, kemerahan pada wajahNyeri kepalaRinitisSesak, mengiNyeri substernalEdema saluran nafas atasMual, muntah, diare, nyeri abdomen

Anamnesis•Onset•Terapi yang sudah diberikan•Lama terjadinya serangan•Riwayat konsumsi obat-obatan seperti antibiotik, analgetik, golongan opiat, foto kontras (dalam 6 jam terakhir)•Riwayat konsumsi makanan susu, telur, gandum, kedelai (Milk, egg, wheat, soy [MEWS]). Kemudian kacang tanah, kacang kenari, ikan, kerang.•Riwayat terkena racun hewan seperti sengatan lebah, gigitan ular.•Riwayat atopi penderita

organ Tanda dan gejala klinisKulit dan mukosa Pruritus, kemerahan,

urtikaria, paresthesia, dan angio edema

Sistem respirasi Bagian atas (rhinitis, bersin, stridor, serak) dan bagian bawah ( batuk, wheezing, sesak) dan dapat terjadi juga sianosis, asfiksia, dan henti napas

Sistem kardiovaskular Vasodilatasi, palpitasi, takikardi, bradikardi, aritmia, hipotensi, infark myocardium, shock, dan henti jantung

Gastrointetinal Gatal pada bibir dan lidah, mual, muntah, nyeri perut, diare

Reproduksi Nyeri pelvisNeurologis Gelisah, nyeri kepala, pening,

inkontinensia, kejang dan tidak sadar

Kriteria diagnostik Anafilaksis

Onset akut dengan ketrlibatan kulit atau mukosa, atau keduanya (urtikaria, pruritus, kemerahan, pembengkakan pada bibir, lidah dan uvula) dan ditemukan salah satu dari :

Gangguan sistem respirasi

Terdapat 2 atau lebih : Keterlibatan kulit dan mukosaGangguan sistem respirasiGangguan GIPenurunan tekanan darah

Tekanan darah turun dengan kriteria tertentu :Bayi dan anak apabila ditemukan TDS rendah sesuai usia atau TDS berkurang <30%

Klasifikasi AnafilaksisTahapan

Kulit Saluran Cerna

Saluran napas

Kardiovaskular

1 Pruritus, kemerahan, urtikaria, angioedema

- - -

2 Pruritus, kemerahan, urtikaria, angioedema

Mual, keram Rinore, hoarseness, dypsnea

Takikardi, perubahan tekanan darah, aritmia

3 Pruritus, kemerahan, urtikaria, angioedema

Muntah, defekasi, diare

Edema laring, bronkospasm, sianosis

Shock

4 Pruritus, kemerahan, urtikaria, angioedema

Muntah, defekasi, diare

Henti nafas Henti jantung

• Hentikan obat, identifikasi obat yang diduga menyebabkan reaksi anafilaksis

• Torniquet, pasang torniquet di bagian proksimal daerah masuknya obat atau sengatan hewan longgarkan 1-2 menitn tiap 10 menit.

• Posisi, tidurkan dengan posisi Trandelenberg, kaki lebih tinggi dari kepala (posisi shock) dengan alas keras.

• Bebaskan airway, bila obstruksi intubasi-cricotyrotomi-tracheostomi

• Oksigen, melalui hidung atau mulut 5-10 liter /menit bila tidak persiapkan dari mulut ke mulut

• Pasang cathether intra vena (infus) dengan cairan elektrolit seimbang atau Nacl fisiologis, 0,5-1liter dalam 30 menit (dosis dewasa) monitoring dengan Tensi dan produksi urine

• Pertahankan tekanan darah sistole >100mmHg diberikan 2-3L/m2 luas tubuh /24 jam Bila 100 mmHg 500 cc/ 1 Jam

• Bila perlu pasang CVP

Algoritma

Usulan Pemeriksaan•Hematologi rutin: hemokonsentrasi, eosinofilia•Foto thoraks: hiperinflasi dengan atau tanpa atelektasis yang disebabkan mukus di jalan nafas•EKG: konduksi yang abnormal, atrial atau disritmia ventrikular, perubahan gelombang ST-T karena iskemia miokardial atau jejas, dan kor pulmonale akut.•Plasma histamine dan serum tryptase meningkat•Diagnostik imunologis:

Skin test Wheal and Flare skin test Test prick RAST (radioallergosorbent test)

MEDIKAMENTOSA I

• Adrenalin 1:1000, 0,3 –0,5 ml SC/IM lengan atas, paha, sekitar lesi pada venom

• Dapat diulang 2-3 x dengan selang waktu 15-30 menit

• Pemberian IV pada stadium terminal /pemberian dengan dosis1 ml gagal , 1:1000 dilarutkan dalam 9 ml garam fisiologis diberikan 1-2 ml selama 5-20 menit (anak 0,1 cc/kg BB)

MEDIKAMENTOSA II

• Diphenhidramin IV pelan (+ 20 detik ) ,IM atau PO (1-2 mg/kg BB) sampai 50 mg dosis tunggal,

• PO dapat dilanjutkan tiap 6 jam selama 48 jam, bila tetap sesak + hipotensi segera rujuk, (anak :1-2 mg /kgBB/ IV) maximal 200mg IV

MEDIKAMENTOSA III

• Aminophilin, bila ada spasme bronchus beri 4-6 mg/ kg BB dilarutkan dalam 10 ml garam faali atau D5

• IV selama 20 menit dilanjutkan 0,2 –1,2 mg/kg/jam IV. • Corticosteroid 5-20 mg/kg BB dilanjutkan 2-5 mg/kg

selama 4-6 jam, pemberian selama 72 jam• Hidrocortison IV, beri cimetidin 300mg setelah 3-5

menit Monitoring

OBSERVASI

Observasi ketat selama 24 jam, 6jam berturut-turut tiap 2 jam sampai keadaan fungsi membaik

• Mencegah reaksi ulang• Anamnesa penyakit alergi px sebelum terapi

diberikan (obat,makanan,atopik)• Lakukan skin test bila perlu• Encerkan obat bila pemberian dengan

SC/ID/IM/IV dan observasi selama pemberian• Catat obat px pada status yang menyebabkan

alergi• Hindari obat-obat yang sering menyebabkan

syok anafilaktik.• Desensitisasi alergen spesifik• Edukasi px supaya menghindari makanan atau

obat yang menyebabkan alergi• Bersiaga selalu bila melakukan injeksi dengan

emergency kit Prognosis Bila penanganan cepat, klinis masih ringan dapat membaik dan tertolong

TERIMAKASIH