Hernia Scrotalis

Preview:

DESCRIPTION

Hernia

Citation preview

SEORANG LAKI-LAKI DENGAN KELUHAN

BENJOLAN PADA BUAH ZAKAR

Andravina Pranathania

030.09.015

Identitas

Nama : Tn. S Jenis kelamin : Laki – laki Umur : 44 tahun Suku bangsa : Indonesia Status perkawinan : Menikah Agama : Islam Pekerjaan : Karyawan swasta Pendidikan : Sarjana Alamat : Grogol Selatan, Kebayoran Lama Tanggal masuk RS : 15 April 2014

Anamnesis

Keluhan utama Benjolan pada buah zakar sejak 1 tahun yang lalu

Anamnesis Riwayat penyakit sekarang

Pasien datang ke poliklinik bedah RSAL Mintohardjo dengan keluhan adanya benjolan pada buah zakar. Benjolan berjumlah satu disebelah kiri. Menurut pasien ukuran benjolannya sebesar telur ayam. Pada perabaan benjolan terasa lunak. Awalnya benjolan bisa menghilang sendiri bila sedang dalam posisi berbaring, tetapi 2 bulan terakhir benjolan tidak dapat menghilang sendiri. Benjolan tidak pernah terasa nyeri. Benjolan bisa membesar dan mengecil. Biasanya benjolan akan membesar saat mengejan dan batuk dan mengecil saat berbaring istirahat.

Buang air kecil dan buang air besar pasien normal tidak ada keluhan. Adanya demam, mual, kembung, dan muntah disangkal.

Anamnesis Riwayat penyakit dahulu

Riwayat batuk lama, hipertensi, DM, asma, sakit jantung, paru, alergi, riwayat perawatan, dan operasi sebelumnya disangkal.

Riwayat penyakit keluarga Riwayat batuk lama, hipertensi, DM, asma, sakit

jantung, paru, alergi, riwayat perawatan, dan operasi sebelumnya pada keluarga pasien disangkal.

Riwayat kebiasaan Pasien tidak merokok dan minum alkohol, pasien

jarang olah raga. Pasien bekerja sebagai karyawan swasta di perusahaan produksi film dan sering mengangkat barang berat.

Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan Umum Keadaan umum : Tampak sakit

ringan Kesadaran : Compos mentis Tanda Vital

Tekanan Darah : 120/80 mmHg Nadi : 84 x/menit Suhu : 36,5o C Pernapasan : 18 x/menit

Pemeriksaan fisik

Berat Badan : 70 kg Tinggi Badan : 175 cm Kesan Gizi : Normal Status Gizi : BMI : 22,85

Pemeriksaan fisik

Kulit : Warna kulit sawo matang, tidak pucat, tidak sianosis, tidak ikterik, tidak ada efloresensi yang bermakna, teraba hangat dan tidak kering

Tanda Dehidrasi : ( - ) Cara Berjalan : Normal Habitus : Atletikus Sianosis : ( - ) Udema Umum : ( - ) Mobilitas ( aktif / pasif ) : Aktif Umur menurut taksiran pemeriksa : Sesuai umur

Pemeriksaan fisik

KGB : Tidak teraba membesar Kepala : Normochepali Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik

-/- Telinga, hidung, mulut : DBN Thorax : Simetris

Paru : SN vesikuler, rhonci -/-, wheezing -/- Jantung : BJ I/II reguler, mur-mur -, gallop -

Abdomen : Supel, hati limpa ginjal DBN, BU + 2x

Pemeriksaan fisik

Status lokalis Inspeksi

Tampak benjolan, warna benjolan sama dengan sekitarnya, hiperemis (-).

Palpasi Suhu sama dengan sekitarnya, benjolan

berukuran ±4 x 5 x 3 cm, konsistensi kenyal, permukaan rata, nyeri tekan (-).

Pemeriksaan khusus Finger tip test (+) benjolan menyentuh

ujung jari.

Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang

  Pemeriksaan radiologi (7 April 2014)

Tidak ditemukan adanya kelainan radiologik.

Resume

Anamnesis Pasien datang ke poliklinik bedah RSAL Mintohardjo

dengan keluhan adanya benjolan pada buah zakar. Benjolan berjumlah satu disebelah kiri. Ukurannya sebesar telur bebek. Pada perabaan benjolan terasa lunak. Awalnya benjolan bisa menghilang sendiri bila sedang dalam posisi berbaring, tetapi 2 bulan terakhir benjolan tidak dapat menghilang sendiri. Benjolan tidak pernah terasa nyeri. Benjolan bisa membesar dan mengecil. Biasanya benjolan akan membesar saat mengedan dan batuk dan mengecil saat berbaring istirahat. Pasien tidak memiliki riwayat batuk lama. Pasien bekerja sebagai karyawan swasta di perusahaan produksi film dan sering mengangkat barang berat.

Resume

Pemeriksaan fisik Keadaan Umum : Tampak sakit ringan GCS : E4 V5 M6 Tekanan Darah : 120/80 mmHg Frekuensi nadi : 84x/menit Frekuensi nafas : 18x/menit Suhu : 36.50 C BMI : 22,85 (normal)

Diagnosis kerja

Hernia Scrotalis Sinistra Irreponibel

Penatalaksanaan

Herniotomy dan pemasangan Mesh

Penatalaksanaan

Instruksi post op Bed rest Infus D5 : RL = 3 : 2 Ceftriaxone 2 x 1 gr Asam Mefenamat 3 x I tab Neurodex 3x I tab

Prognosis

Ad vitam : Bonam Ad functionam : Dubia ad bonam Ad sanationam : Dubia ad bonam

Hernia

Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan yang menberi jalan keluar pada alat tubuh selain yang biasa melalui dinding tersebut. Hernia terdiri atas cincin, kantong dan isi hernia.

Hernia

Hernia pada abdomen dapat terjadi pada berbagai regio, diantaranya :

Lipat paha (inguinal) : Hernia inguinalis, hernia femoralis

Anterior : Hernia umbilikalis, hernia epigastrika, hernia Spieghel

Pelvis : Hernia obturatorius, hernia skiatika, hernia perineal

Posterior : Hernia lumbalis

Anatomi

Dinding anterior abdomen

Anatomi

Canalis inguinalis

Anatomi

Funiculus spermaticus

Fisiologi canalis inguinalis Mekanisme canalis inguinalis dalam mengatasi defek

Dinding anterior canalis inguinalis diperkuat oleh serabut-serabut musculus obliquus abdominis internus dari ligamentum inguinale, tepat di depan annulus inguinalis profundus.

Dinding posterior canalis inguinalis diperkuat oleh conjoint tendon tepat di belakang anulus inguinalis superficialis.

Pada waktu batuk dan mengedan seperti pada miksi, defekasi, dan partus, serabut terbawah musculus obliquua abdominis internus dan musculus transversus abdominis yang melengkung membentuk atap canalis inguinalis akan berkontraksi sehingga atap tersebut mendatar dan menekan isi canalis ke dasar supaya menutup.

Bila diperlukan mengedan dengan kuat, secara alamiah orang cenderung berada dalam posisi jongkok, articulatio coxae fleksi untuk melindungi bagian bawah dinding anterior abdomen dengan tungkai atas.

Klasifikasi hernia

Berdasarkan terjadinya, dibagi atas : Kongenital Akuisita

Berdasarkan sifatnya, dibagi atas : Reponibel Irreponibel Inkarserata Strangulata

Klasifikasi

Berdasarkan lokasi di regio inguinal, terbagi atas : Hernia inguinalis medialis/direk, terjadi

karena peninggian tekanan intraabdomen kronik dan kelemahan otot dinding di trigonum Hesselbach disebelah medial dari arteri epigastrika inferior.

Klasifikasi

Hernia inguinalis lateralis atau indirek, menonjol dari sisi lateral arteri epigastrika inferior, keluar melalui dua pintu dan saluran, yaitu anulus dan canalis inguinalis. Hernia dapat meluas hingga menjadi hernia skrotalis atau labialis

Etiologi

Kongenital DidapatFaktor yang mempengaruhi

Defek pada processus vaginalis Peninggian tekanan intra abdomen

Batuk kronik Konstipasi Ascites

Kelemahan dinding perut karena usia

Patofisiologi

Manifestasi klinis

Benjolan di lipat paha Timbul saat mengedan, batuk, dan

mengangkat beban berat Hilang saat berbaring

Perut kembung, mual, muntah Gangguan BAB Nyeri

Diagnosis

PF Fingertip test

Penunjang Lab darah USG

Penatalaksanaan

Penanganan awal hernia di IGD Analgetik Tirah baring Posisi Trendelenburg Kompres dingin Posisikan dua jari di ujung cincin hernia

untuk mencegah penonjolan yang berlanjut selama proses reduksi penonjolan

Konsul bedah

Penatalaksanaan

Terapi pembedahan Open anterior repair (cara Bassini, McVay,

Shouldice), secar umum melakukan rekonstruksi dinding posterior dengan cara menjahit fascia transveralis, musculus transversus abdominis dan musculus obliquus abdominis internus yang membentuk conjoint tendon dengan ligamentum inguinale.

Open posterior repair (cara illiopubic tract repair, teknik Nyhus), perbedannya dengan teknik pertama adalah rekonstruksi dilakukan dari bagian dalam.

Penatalaksanaan

Tension free repair dengan mesh (Teknik Lichtenstein dan Rutkow), menggunakan pendekatan awal yang sama dengan teknik pertama, namun tidak menjahit lapisan fascia untuk memperbaiki defek, melainkan dengan menempatkan prostetik berupa mesh. Cara ini dilakukan supaya tidak menimbulka tegangan pada dinding abdomen sehingga hasil operasi lebih baik dan angka kekambuhan berkurang.

Penatalaksanaan

Lapraskopi, cara yang dilakukan dapat berupa transabdomilan preperitoneal (TAPP) atau total extraperitoneal (TEP), dengan cara meletakkan mesh secara lapasaskopik.

Komplikasi

Hernia inkarserata Hernia strangulata Komplikasi pascabedah

Infeksi Nyeri Cedera organ visceral

Prognosis

Prognosis hernia adalah baik selama keadaan umum pasien masih baik (belum terjadi inkarserata atau strangulate yang sampai mengancam nyawa). Angka kekambuhan pada operasi tension-free repair adalah dibawah 1%.

Recommended