View
10
Download
3
Category
Preview:
Citation preview
HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN MOTIVASI
BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS V SEKOLAH DASAR
(Skripsi)
Oleh
ELZA INDAH SAPUTRI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2020
ABSTRAK
HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN MOTIVASI
BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS V SEKOLAH DASAR
Oleh
ELZA INDAH SAPUTRI
Masalah penelitian ini adalah masih rendahnya motivasi belajar peeserta didik
kelas V Gugus Nusa Indah Kecamatan Natar Lampung Selatan. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui hubungan antara interaksi teman sebaya dengan
motivasi belajar peserta didik. Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian
kuantitatif yang bersifat korelasional. Subjek dalam penelitian ini adalah peserta
didik kelas V Gugus Nusa Indah Kecamatan Natar Lampung Selatan yang diambil
dengan teknik multistage random sampling sebanyak 91 peserta didik.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket. Teknik analisis data
menggunakan rumus korelasi product moment. Hasil penelitian menunjukan
bahwa ada hubungan yang signifikan antara interaksi teman sebaya dengan
motivasi belajar peserta didik kelas V Gugus Nusa Indah Kecamatan Natar
Lampung Selatan Tahun Ajaran 2018/2019. Artinya interaksi antar teman sebaya
sangat berperan penting dalam memotivasi belajar peserta didik.
Kata kunci: interaksi teman sebaya, motivasi belajar.
ABSTRACT
PEER INTERACTION RELATIONSHIP WITH MOTIVATION TO LEARN
STUDENTS CLASS V ELEMENTARY SCHOOL
By
ELZA INDAH SAPUTRI
The purpose of this study was to determine the relationship between peer
interactions and students' learning motivation. The research was a correlated
quantitative research. The subjects in this study was fifth Grade of Nusa Indah
cluster elementary school students, Natar, South Lampung, who were taken with a
multistage random sampling technique of 91 students. Data collection used were
questionnaires while the data analysis technique used was the product moment
correlation formula. The result showed that there was significant a relationship
between peer interactions and students' learning in fifth of the Nusa Indah
Cluster, Natar, Lampung Selatan academic year 2018/2019. This means that
interaction between peers is very important in motivating student learning.
Keywords: learning motivation, peer interaction relationship.
HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN MOTIVASI
BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS V SEKOLAH DASAR
Oleh
ELZA INDAH SAPUTRI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDARLAMPUNG
2020
RIWAYAT HIDUP
Elza Indah Saputri lahir di Branti, Kecamatan Natar
Kabupaten Lampung selatan pada tanggal 20 Agustus 1997.
Penulis merupakan anak sulung dari dua bersaudara, putri
pasangan dari bapak Sukamto dan Nenis Herawati.
Penulis mengawali pendidikan formal peertama kali di Taman Kanak-kanak (TK)
Swadhipa, yang diselesaikan pada tahun pada tahun 2003. Kemudian penulis
melanjutkan pendidikan dasar di SDS Swadhipa Natar yang diselesaikan yang
diselesaikan pada tahun 2009. Penulis melanjutkan pendidikan menengah di SMP
Negeri 1 Natar Lampung selatan, yang diselesaikan pada tahun 2012. Pendidikan
menengah atas penulis di SMA Negeri 1 Natar Lampung selatan, pada tahun 2015.
Pada tahun 2015, penulis terdaftar sebagai mahasiswa di Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Lampung Program Studi Pendidikan Guru Sekolah
Dasar melalui Jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN).
Padatahun 2018 , penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Pekon
Dadirejo, Kecamatan Wonosobo,Kabupaten Tanggamus yang terintegrasi dengan
Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SD Negeri Dadirejo.
MOTTO
“Raihlah ilmu, dan untuk meraih ilmu belajarlah untuk tenang dan sabar”.
(Khalifah ‘Umar)
“Selalu optimis bahwa Allah lebih mengerti kita dibanding diri kita sendiri
kuncinya hanya perlu memperbaiki diri maka kebahagiaan
akan datang menyertai kita.”
(Penulis)
PERSEMBAHAN
Bismilahirrahmaanirrahiim
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.
Alhamdulillahirobbil’alaamiin, berhimpun syukur kepada sang maha kuasa,
atas karunia yang kau berikan kupersembahkan skripsi sederhana ini kepada:
Ayahanda tercinta Sukamto dan Ibunda tercinta Nenis Herawati, Terima kasih
telah tulus dan iklas memberikan sedala pengorbanan, cinta dan kasih sayang
yang tiada batas, dan memberikan nasihat bagi kebaikan putrimu ini,
serta segala untaian doa yang senantiasa dipanjatkan dalam
setiap sujudmu, dan selalu memberikan semangat
untukku menyelesaikan skripsi ini.
Adikku tersayang, Elvira Qonita yang selalu menghadirkan keceriaan hariku. yang
tersayang Galuh Gilang W, tanda cinta kasihku, aku persembahkan karya kecil ini
untukmu. Terima kasih atas kasih sayang, perhatian, dan kesabaranmu
yang telah memberikanku semangat dalam menyelesaikan Tugas
Akhir ini, serta seluruh keluarga besarku terimakasih atas doa,
dukungan, dan terus memberikan motivasi agar menjadi
orang yang sukses yang bisa mengangkat harkat,
derajat, dan martabat serta membanggakan
keluargaku.
Almamater tercinta Universitas Lampung
ii
SANWACANA
Alhamdulillahirabbil’alamin, Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah
Subhanahu WaTa’ala, yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-NYA
sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian serta dapat menuliskannya
dalam bentuk karya tulis ilmiah.
Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Progaram Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) FKIP
Universitas lampung. Judul dari skripsi ini adalah “ Hubungan Interaksi
Teman Sebaya Dengan Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas V Sekolah
Dasar.”
Penyusunan skripsi ini, penulis banyak menghadapi kesulitan. Namun
berkat bantuan dan dorongan berbagai pihak, akhirnya penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu, pada kesempatan ini peneliti
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Karomani, M.Si., selaku Rektor Universitas Lampung;
2. Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd., selaku Dekan Pendidikan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;
3. Dr. Riswandi, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;
iii
4. Drs. Rapani, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung, yang telah memotivasi sehingga penulisan skripsi ini dapat
diselesaikan;
5. Drs. Rapani, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung, yang telah memotivasi sehingga penulisan skripsi ini dapat
diselesaikan;
6. Dr. Lilik Sabdaningtyas, M.Pd., selaku pembimbing utama atas
kesediannya untuk memberikan bimbingan, saran dan kritik dalam
proses penyelasaian skripsi ini;
7. Dra. Loliyana, M.Pd., selaku pembimbing kedua serta sebagai
Pembimbing akademik yang telah bersedia untuk memberikan
bimbingan, saran dan kritik dalam proses penyelasaian skripsi ini;
8. Dra. Sasmiati, M.Hum., selaku penguji terima kasih untuk masukkan
saran-saran pada saat seminar dan ujian skripsi;
9. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang
telah member ilmu pengetahuan dan membantu peneliti sehingga skripsi
ini dapat terselesaikan;
10. Dra. Hj. Suryani, M.Pd., selaku kepala sekolah yang telah memberikan
izin penelitian di SDS Swadipha Natar;
11. Dra. Herlinawati, M.Pd., selaku kepala sekolah yang telah memberikan
izin penelitian di SD Negeri Bumisari Natar;
iv
12. Dra. Sriyani, M.Pd., selaku kepala sekolah yang telah memberikan izin
penelitian di SD Negeri 2 Candimas Natar;
13. Rekan-rekan PGSD 2015 dan teman seperjuangan PGSD angakatan
2015 yang telah menerimaku dan bergabung bersama. Terima kasih atas
kebersamaan, semangat, bantuan, dan motivasinya, sukses untuk kita
semua;
14. Intan Putri Arbain, Lia Puspita, Murty Ayu Tyastini, Wildha Wardani,
Novia Aristanti, Shinta Sukma Mustika dan Kadek Grenita Arya Putri
terima kasih telah memberikanku semangat, teman curhat dan menjadi
sahabat terbaik;
15. Sahabat pejuang skripsi Novita Sari Lubis, Norma Hidayatika, Siska
Arisa, Devi Ratna Yanti, Siska Amalia, Resta Dwi Cahyani, Nurul
Chintya Chardi Subing, Diah Trisna Jayanti;
16. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan namanya satu per satu
yang telah banyak membantu dalam kelancaran penyusunan skripsi ini.
Bandar Lampung, 14 Februari 2020
Elza Indah Saputri
NPM. 1513053188
vi
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ....................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ ix
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................... 5
C. Pembatasan Masalah .......................................................................... 5
D. Rumusan Masalah .............................................................................. 5
E. Tujuan Penelitian ................................................................................ 6
F. Manfaat Penelitian .............................................................................. 6
G. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................. 7
II. KAJIAN PUSTAKA
A. Motivasi Belajar ................................................................................. 8
1. Pengertian Motivasi ....................................................................... 8
2. Motivasi Belajar ............................................................................ 9
3. Bentuk-bentuk Motivasi Belajar .................................................... 10
4. Fungsi Motivasi Belajar ................................................................ 11
5. Indikator Motivasi Belajar ............................................................. 13
B. Interaksi Teman Sebaya ..................................................................... 14
1. Pengertian Interaksi ....................................................................... 14
2. Bentuk-bentuk Interaksi Sosial ...................................................... 15
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Interaksi Sosial ...................... 17
4. Teman Sebaya................................................................................ 20
5. Aspek-aspek Interaksi Teman Sebaya ........................................... 21
C. Penelitian yang Relevan ..................................................................... 22
D. Kerangka Pikir ................................................................................... 24
E. Hipotesis Penelitian ............................................................................ 25
III.METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ................................................................................... 26
B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 26
C. Populasi dan Sampel Penelitian ......................................................... 27
D. Variabel Penelitian ............................................................................. 28
E. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel .................................. 29
1. Definisi Konseptual Variabel ...................................................... 29
vi
2. Definisi Operasional Variabel ..................................................... 29
F. TeknikPengumpulan Data .................................................................. 31
G. Instrumen Penelitian ........................................................................... 31
H. Uji Persyaratan Instrumen .................................................................. 32
1. Uji Validitas ................................................................................... 32
I. Teknik Analisis Data .......................................................................... 33
J. Uji Hipotesis .......................................................................................... 34
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran umum lokasi penelitian ..................................................... 35
B. Hasil Uji Prasyaratan Instrumen ........................................................ 36
1. Hasil Uji Validitas ......................................................................... 36
C. Deskripsi Data Variabel Penelitian .................................................... 36
1. Data Interaksi Teman Sebaya (X) ................................................. 36
2. Data Motivasi Belajar Peserta Didik (Y) ....................................... 38
3. Data Interaksi Teman Sebaya dan Motivasi Belajar
Peserta Didik ................................................................................. 39
D. Hasil Hipotesis ................................................................................... 40
E. Pembahasan ........................................................................................ 41
V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ..................................................................................... 44
B. Saran ................................................................................................. 44
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 46
LAMPIRAN .................................................................................................. 48
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Jumlah populasi kelas V SD Gugus Nusa Indah Natar
Lampung Selatan ....................................................................................... 27
2. Skor jawaban angket menurut skala likert ................................................. 32
3. Pedoman untuk memberikan interpretasi koefesien korelasi…………. ... 33
4. Distribusi Frekuensi Interaksi Teman Sebaya ........................................... 37
5. Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Peserta Didik ................................ 39
6. Persentase Interaksi Teman Sebaya dan Motivasi Belajar Peserta Didik.. 39
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka Pikir ........................................................................................... 25
2. Teknik Sampel Acak Bertingkat ................................................................ 28
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Lembar Observasi ...................................................................................... 48
2. Lembar wawancara .................................................................................... 51
3. Kisi-kisi instrumen (X) Sebelum di Validasi............................................. 57
4. Kisi-kisi instrumen (Y) Sebelum di Validasi............................................. 59
5. Angket Interaksi Teman Sebaya Sebelum di Validasi .............................. 61
6. Angket Motivasi Belajar Sebelum di Validasi .......................................... 63
7. Lampiran ValidasiAhli (X) Interaksi Teman Sebaya ................................ 65
8. Lampiran ValidasiAhli (Y) Motivasi Belajar ............................................ 67
9. Lampiran Validasi (X) Sesudah di UjiAhli ............................................... 69
10. Lampiran Validasi (Y) Sesudah di UjiAhli ............................................... 71
11. Kisi-kisi instrumen (X)Sesudah di Validasi .............................................. 73
12. Kisi-kisi instrumen (Y) Sesudah di Validasi ............................................. 75
13. Angket Interaksi Teman Sebaya Sesudah di Validasi ............................... 77
14. Angket Motivasi BelajarSesudah di Validasi ............................................ 79
15. Hasil Data Kuisioner Interaksi Teman Sebaya .......................................... 81
16. Hasil Data Kuisioner Motivasi Belajar Peserta Didik ............................... 84
17. Tabel Penolong Variabel (X) dan (Y) ....................................................... 87
18. Uji Hipotesis .............................................................................................. 90
19. Tabel Nilai-nilai R Product Moment......................................................... 95
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina
kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan
kebudayaan. Istilah pendidikan berarti bimbingan atau pertolongan yang
diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa.
Menurut Undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
pendidikan nasional pasal 1 ayat 1 (2003) secara tegas menyatakan
pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan
Negara.
Berdasarkan pengertian tersebut diketahui bahwa pendidikan merupakan
usaha yang dilandasi kesadaran dan terencana untuk menciptakan proses
pembelajaran dan suasana belajar, supaya peserta didik dapat
mengembangkan potensi diri secara aktif untuk mendapatkan keterampilan,
akhlak mulia, kecerdasan, kepribadian, pengendalian diri yang diperlukan
oleh dirinya sendiri maupun orang lain. Proses kegiatan belajar dalam
pendidikan merupakan kegiatan yang paling pokok, artinya tercapai
tidaknya tujuan pendidikan sangat bergantung pada proses belajar. Hal ini
sependapat dengan Hamalik (2001: 36) yang menyatakan bahwa belajar
2
adalah “suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan.
Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas daripada itu, yakni
mengalami”. Apabila proses belajar berlangsung baik, maka tujuan
pendidikan dapat tercapai dengan baik. Agar proses belajar dapat berjalan
dengan baik, diperlukan motivasi yang dapat mendorong semangat belajar
peserta didik. Motivasi merupakan kekuatan yang terdapat dalam diri
seseorang yang mendorong orang tersebut melakukan kegiatan tertentu
untuk mencapai tujuan. Menurut Mc. Donald dalam Sadirman (2012: 73)
“motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai
dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap
adanya tujuan, sehingga tujuan yang dikehendaki dapat tercapai.
Motivasi sangat diperlukan pada kegiatan belajar, sebab seseorang yang
tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan
aktivitas belajar”. Timbulnya motivasi belajar pada diri seseorang
disebabkan oleh beberapa faktor. Menurut Uno ( 2008: 23) mengatakan
bahwa “motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat
dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar dan harapan akan
cita-cita. Sedangkan yang termasuk faktor ekstrinsik adalah penghargaan,
lingkungan belajar yang kondusif dan kegiatan yang menarik”. Semakin
banyak faktor pendukung kegiatan belajar, maka semakin besar pula
motivasi belajar seseorang. Begitupun sebaliknya, apabila banyak faktor
yang menghambat kegiatan belajar seseorang maka motivasi untuk belajar
akan rendah sehingga mengakibatkan kecilnya kemungkinan perubahan
3
tingkah laku yang lebih baik. Menurut Djali (2013: 99) rendahnya motivasi
belajar peserta didik dapat disebabkan oleh :
1. Faktor internal, yakni dari kesehatan, intelegensi, serta dalam diri
peserta didik itu sendiri.
2. Faktor eksternal, yakni seperti faktor keluarga, lingkungan sekolah,
masyarakat, atau lingkungan sekitar.
Faktor lingkungan sekolah diantaranya tenaga pendidik, fasilitas penunjang
pembelajaran, peserta didik termasuk teman sebaya. Teman sebaya
merupakan teman yang memiliki tingkat usia dan tingkat kematangan yang
kurang lebih sama. Menurut Santrock (2007: 55) mengatakan bahwa
“pengaruh kelompok teman sebaya dapat dilihat dari keseharian peserta
didik yang banyak menghabiskan waktu dengan teman-temannya’’.
Fenomena yang sering terjadi secara umum banyak peserta didik yang
mengalami kesulitan dalam melakukan proses pembelajaran sehingga dapat
mengakibatkan rendahnya motivasi belajar ada peserta didik tersebut.
Motivasi belajar peserta didik rendah juga seringkali menunjukkan sikap
yang kurang wajar, seperti suka menentang, tidak bersemangat dalam
menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh pendidik, suka mengganggu
teman yang lain, dan bermalas-malasan pada saat proses pembelajaran
berlangsung.
Sedangkan fenomena yang terjadi di Sekolah Dasar Gugus Nusa Indah
Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan, yaitu SDS SWADHIPA,
SD Negeri Bumisari, SD Negeri 2 Candimas Natar, motivasi belajar peserta
didik masih tergolong rendah. Pada saat proses pembelajaran berlangsung
4
sebagian besar peserta didik mengerjakan tugas sembari bercanda, sebagian
besar peserta didik tidak tekun dalam mengerjakan tugas, dan bahkan
sebagian besar peserta didik yang memilih untuk menyontek pekerjaan
teman daripada menyeselaikan tugasnya sendiri. Sebagian besar peserta
didik tidak bisa bekerjasama dengan kelompok untuk menyelesaikan tugas
dan kurang berusaha untuk mendapatkan nilai terbaik sehingga nilai terbaik
didominasi oleh peserta didik yang sama serta kurangnya rasa ingin tahu
peserta didik untuk bertanya dengan pendidik.
Selain observasi, peneliti juga melakukan wawancara dengan pendidik kelas
V SD di Gugus Nusa Indah, dan memperoleh informasi bahwa motivasi
belajar peserta didik masih cukup rendah. Rendahnya motivasi belajar
peserta didik dapat dilihat dari kebiasaan mengerjakan PR di sekolah,
kurang antusias mengikuti pembelajaran, acuh apabila diberikan nasehat,
dan sering mengobrol sendiri pada saat pendidik menjelaskan materi
pembelajaran. Beberapa cara sudah dilakukan pendidik misalkan dengan
memberikan reward kepada peserta didik yang telah berhasil mengerjakan
tugas dengan baik, memberikan permainan edukasi agar peserta didik tidak
bosan dalam pembelajaran, memberikan nasihat agar peserta didik semakin
termotivasi dalam belajar. Akan tetapi motivasi belajar peserta didik belum
juga tinggi. Hal tersebut dikarenakan banyak faktor yang mempengaruhi
motivasi belajar peserta didik.
Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dikemukakan oleh
peneliti, maka peneliti tertarik untuk mengambil judul penelitian “Hubungan
5
Interaksi Teman Sebaya Dengan Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas V
Sekolah Dasar”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka terdapat identifikasi masalah
sebagai berikut:
1. Sebagian besar peserta didik tidak tekun dalam mengerjakan tugas.
2. Sebagian besar peserta didik memilih untuk menyontek pekerjaan teman
daripada menyeselaikan tugasnya sendiri.
3. Kurangnya rasa ingin tahu peserta didik untuk bertanya dengan
pendidik.
4. Banyak peserta didik yang kurang antusias dalam mengikuti
pembelajaran.
C. Pembatasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada interaksi teman sebaya dan motivasi belajar
peserta didik.
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Apakah terdapat Hubungan Interaksi Teman Sebaya dengan Motivasi
Belajar Peserta Didik Kelas V Sekolah Dasar Gugus Nusa Indah Natar
Lampung Selatan?
6
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai melalui kegiatan penelitian ini adalah:
Untuk mengetahui Hubungan Interaksi Teman Sebaya Dengan Motivasi
Belajar Peserta Didik Kelas V Sekolah Dasar Gugus Nusa Indah Natar
Lampung Selatan.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini , adalah:
1. Manfaat praktis
a. Bagi peneliti lain
Untuk menambah pengetahuan, pengalaman dan wawasan berfikir
kita guna melatih kemampuan, memahami dan menganalisis
masalah-masalah psikologi dan pendidikan.
b. Bagi Peserta Didik
Diharapkan hasil penelitian dapat meningkatkan keakraban antar
teman sebaya dalam belajar serta interaksi sosial yang ada sehingga
berdampak pada meningkatnya motivasi belajar.
c. Bagi Pendidik
Diharapkan hasil penelitian dapat memberikan pengetahuan
mengenai hubungan interaksi teman sebaya dengan motivasi
belajar peserta didik.
2. Manfaat Teoritis
Diharapkan hasil penelitian dapat memperkaya serta memperbanyak
khazanah kependidikan dalam hal yang berhubungandengan interaksi
teman sebaya dan motivasi belajar peserta didik.
7
G. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini meliputi:
1. Subjek penelitian adalah seluruh peserta didik kelas V Sekolah Dasar
Gugus Nusa Indah Natar Lampung Selatan.
2. Objek penelitian ini adalah Motivasi Belajar peserta didik kelas V
Sekolah Dasar Gugus Nusa Indah Natar Lampung Selatan.
3. Tempat penelitian ini adalah di SDS SWADHIPA Natar Lampung
selatan, SD Negeri Bumisari Natar Lampung Selatan, dan SD Negeri 2
Candimas Natar Lampung Selatan.
II. KAJIAN PUSTAKA
A. Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi
Motivasi adalah suatu pendorong yang mengubah energi dari dalam diri
seseorang ke dalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu.
Dimana dorongan tersebut untuk mengarah kearah perubahan yang lebih
baik lagi. Menurut Uno (2016: 3) istilah motivasi berasal dari kata motif
yang dapat diartikan sebagai daya penggerak dalam diri seseorang untuk
melakukan aktivitas tertentu, demi mencapai tuuan tertentu. Motivasi
sendiri merupakan dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk
berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam
memenuhi kebutuhannya.
Menurut Hani Handoko dalam Wahab (2016: 128) mengemukakan bahwa
motivasi adalah keadaan pribadi seseorang yang mendorong keinginan
individu untuk melakukan kegiatan tertentu guna mencapai tujuan.
Menurut Prawira (2014: 319) motivasi memiliki akar kata dari bahasa latin
movere, yang berarti gerak atau dorongan untuk bergerak. Memberikan
motivasi ini bisa diartikan memberikan daya dorong sehingga sesuatu yang
dimotivasi tersebut dapat bergerak.
9
Berdasarkan beberapa pendapat di atas,maka dapat disimpulkan bahwa
motivasi merupakan suatu kondisi seseorang untuk melakukan sesuatu
dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan
perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya
2. Motivasi Belajar
Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak baik dari dalam diri
peserta didik maupun dari luar diri peserta didik yang memberikan arah
pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki dapat tercapai.
Menurut Slameto (2010: 2) motivasi belajar ialah suatu proses usaha yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya.
Menurut Winkel dalam Wahab (2016: 17) motivasi belajar adalah semua
aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam
lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengelolaan
pemahaman. Menurut Uno (2016: 23) motivasi belajar adalah dorongan
internal dan eksternal pada peserta didik yang sedang belajar untuk
mengaadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa
indikator atau unsur yang mendukung. Hal itu mempunyai peranan besar
dalam keberhasilan seseorang dalam belajar.
Berdasarkan pengertian para ahli diatas, maka peneliti menyimpulkan
bahwa motivasi belajar adalah semua aktivitas mental atau psikis yang
10
berasal dari dorongan internal dan eksternal sehingga menimbulkan
perubahan tingkah laku yang berbeda antara sesudah belajar dan sebelum
belajar dalam arti dengan belajar seseorang dapat mengetahui sesuatu itu
dengan belajar. Perubahan-perubahan itu bukan perubahan yang negatif,
tetapi perubahan yang positif, yaitu perubahan yang menuju ke arah
kemajuan atau perbaikan. Berdasarkan pendapat di atas, peneliti
menggunakan teori motivasi belajar menurut Uno.
3. Bentuk-bentuk Motivasi Belajar
Ada berbagai macam bentuk-bentuk motivasi belajar diantaranya adalah
sebagai berikut:
Menurut Sadirman (2012: 89) motivasi terbagi menjadi dua jenis yaitu
motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.
a. Motivasi intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau
berfungsinya tidak perlu dirangsang dari dalam, karena dalam diri
setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
b. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya
karena adanya perangsang dari luar diri individu .dalam kegiatan
pembelajaran motivasi tidak hanya timbul dari diri setiap individu
melainkan motivasi bisa didapatkan dari luar dirinya.
Menurut Hamalik (2009: 122) ada beberapa bentuk motivasi belajar, yaitu
sebagai berikut:
a) Pemberian pujian;
b) Kepuasan kebutuhan psikologis;
c) Intrinsik;
d) Penguatan;
e) Penjalaran;
f) Pemahaman atas tujuan;
g) Tugas yang dibebankan oleh diri sendiri;
11
h) Ganjaran dari luar;
i) Teknik pembelajaran yang bervariasi;
j) Minat khusus peserta didik;
k) Penyesuaian dengan kondisi peserta didik;
l) Menghindari adanya kecemasan;
m) Tingkat kesulitan tugas;
n) Kadar emosi;
o) Pengaruh kelompok;
p) Kreativitas peserta didik.
Berdasarkan pengertian para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
terdapat berbagai cara agar motivasi dapat dikembangan untuk
memperoleh hasil belajar yang baik. Kemudian terdapat dua macam
motivasi belajar, yaitu motivasi intrinsik merupakan motivasi yang berasal
dari dalam diri individu itu sendiri.
4. Fungsi Motivasi Belajar
Menurut Djamarah (2011: 156-157) terdapat tiga fungsi motivasi dalam
belajar, yaitu:
a. Motivasi sebagai pendorong perbuatan
Pada mulanya peserta didik tidak ada hasrat untuk belajar, tetapi
karena ada sesuatu yang dicari munculah minatnya untuk belajar.
Sesuatu yang akan dicari itu dalam rangka untuk memuaskan rasa
ingin tahu dari suatu yang akan dipelajari. Sesuatu yang belum
diketahui tersebut akhirnya mendorong peserta didik untuk belajar
dalam rangka mencari tahu tentang sesuatu. Sikap itulah yang
mendasari dan mendorong ke arah sejumlah perbuatan dalam
belajar. Jadi, motivasi yang berfungsi sebagai pendorong ini
mempengaruhi sikap apa yang seharusnya peserta didik ambil
dalam rangka belajar.
b. Motivasi sebagai penggerak perbuatan
Dorongan psikologis yang melahirkan sikap terhadap peserta didik
itu merupakan suatu kekuatan yang tak terbendung, yang kemudian
terjelma dalam bentuk gerakan psikofisis. Di sini peserta didik
sudah melaksanakan aktivitas belajar dengan segenap jiwa dan
raga.Akal pikiran berproses dengan kehendak perbuatan belajar.
Sikap berada dalam kepastian perbuatan dan akal pikiran mencoba
12
membedah nilai yang terpatri dalam wacana, prinsip, dalil, dan
hukum, sehingga mengerti betul isi uang dikandungnya
c. Motivasi sebagai pengarah perbuatan
peserta didikyang mempunyai motivasi dapat menyeleksi mana
perbuatan yang harus dilakukan dan mana perbuatan yang
diabaikan. Sesuatu yang akan dicari peserta didik merupakan tujuan
belajar yang akan dicapainya. Tujuan belajar itulah sebagai
pengarah yang memberikan motivasi kepada peserta didik dalam
belajar.
Menurut Sardiman (2008: 85) motivasi belajar memiliki 3 fungsi,
diantaranya:
a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau
motor yang melepaskan energi.
b. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak
dicapai.
c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan
apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan,
dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat
bagi tujuan tersebut.
Menurut Hamalik (2004: 161) Motivasi mendorong timbulnya kelakuan
dan mempengaruhi serta mengubah kelakuan. Jadi, fungsi motivasi yaitu:
1) Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa
motivasi maka tidak akan timbul sesuatu perbuatan seperti
belajar.
2) Motivasi berfungsi sebagai pengarah. Artinya mengarahkan
perbuatan kepencapaian tujuan yang diinginkan.
3) Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Berfungsi sebagai mesin
bagi mobil. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau
lambatnya suatu pekerjaan.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa fungsi
motivasi belajar meliputi motivasi pendorong perbuatan yaitu motivasi
yang mendorong peserta didik memunculkan minatnya dalam
belajar.menentukan arah perbuatan, untuk mencapai tujuan, dan
13
menyeleksi perbuatan. Motivasi sebagai penggerak perbuatan dimana
peserta didik sudah melakukan aktivitas belajar dengan segenap jiwa dan
raga, dan motivasi sebagai pengarah perbuatan dimana peserta didik yang
mempunyai motivasi dapat membedakan mana perbuatan yang harus
dilakukan dan mana perbuatan yang tidak baik dilakukan, dan peserta
didik mempunyai tujuan belajar sebagai pengarah yang memberikan
motivasi kepada peserta didik dalam belajar.
5. Indikator Motivasi Belajar
Hakikat motivasi belajar adalah dorongan dari dalam diri individu atau
disebut dorongan internal dan dan dorongan yang berasal dari luar diri
individu eksternal pada peserta didik yang sedang belajar untuk
mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan indikator-
indikator yang mendukung. Menurut Uno (2012: 23) indikator motivasi
belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Adanya hasrat dan keinginan berhasil;
b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar;
c. Adanya harapan dan cita-cita masa depan;
d. Adanya penghargaan dalam belajar;
e. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar;
f. Adanya lingkungan belajar yang kondusif.
Menurut Sardiman (2008: 83) motivasi yang ada pada diri setiap orang
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam
waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).
b. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa) tidak cepat puas
dengan prestasi yang telah dicapainya).
c. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah .
14
d. Lebih senang bekerja mandiri.
e. Cepat bosan dengan tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat
mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif).
f. Mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu).
g. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu.
h. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa indikator
motivasi belajar adalah ciri-ciri peserta didik yang memiliki motivasi
belajar. Indikator motivasi belajar yang dipakai dalam penelitian ini adalah
indicator menurut pendapat Uno, yaitu indikator di atas terbagi kedalam
motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.
B. Interaksi Teman Sebaya
1. Pengertian Interaksi
Interaksi adalah hubungan manusia dengan manusia lain yang saling
mempengaruhi atau memiliki efek satu sama lain. Menurut Walgito (1999:
65) interaksi adalah hubungan antara individu satu dengan individu yang
lain, individu saatu dapat mempengaruhi individu yang lain atau
sebaliknya, jadi terdapat antara hubungan yang saling timbal balik.
Hubungan tersebut dapat antara individu dengan individu, individu dengan
kelompok, kelompok dengan kelompok.
Menurut soekanto (2007: 55) interaksi merupakan hubungan-hubungan
sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-orang
perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang
perorangan dalam kelompok manusia. Menurut Booner dalam Ahmadi
15
(2002: 54) interaksi adalah suatu hubungan antara dua individu atau lebih,
di mana kelakuan indiviu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau
memperbaiki kelakuan individu yang lain atau sebaliknya.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
interaksi adalah hubungan antara individu satu dengan individu yang lain,
individu satu dapat mempengaruhi individu yang lain atau sebaliknya, jadi
terdapat antara hubungan yang saling timbal balik. Hubungan tersebut
dapat antara individu dengan individu, individu dengan kelompok,
kelompok dengan kelompok.
2. Bentuk-bentuk Interaksi Sosisal
Menurut Gillin dan Gillin dalam Soekanto (2015: 65) bentuk-bentuk
interaksi sosial adalah sebagai berikut:
a. Interaksi yang bersifat asosiatif, yakni yang mengarah kepada
bentuk-bentuk asosiasi (hubungan atau gabungan) seperti:
1) Kerja sama
Kerja sama adalah suatu usaha bersama antara orang
peroranganatau kelompok untuk mencapai tujuan bersama.
2) Akomodasi
Istilah akomodasi dipergunakan dalam dua arti yaitu untuk
menunjuk pada suatu keadaan untuk menunjuk pada suatu
proses.
3) Asimilasi
Asimilasi adalah proses interaksi yang timbul bila ada
kelompok masyarakat dengan latar belakang kebudayaan yang
berbeda.
4) Akulturasi
Akulturasi adalah proses interaksi yang timbul, apabila suatu
kelompok masyarakat manusia dengan suatu kebudayaan
tertentu.
16
b. Interaksi yang bersifat disosiatif, yakni yang mengarah kepada
bentuk-bentuk pertentangan atau konflik, seperti :
1) Persaingan
Persaingan adalah suatu perjuangan yang dilakukan
perorangan atau kelompok tertentu.
2) Kontravensi
Kontravensi adalah bentuk proses interaksi yang berada di
antara persaingan dan pertentangan atau konflik.
3) Konfilk
Konflik adalah proses interaksi antar perorangan atau
kelompok masyarakat tertentu.
Menurut Santosa (2006: 11) mengemukakan bahwa bentuk-bentuk
interaksi social, yaitu meliputi:
1) Adanya individu
Setiap proses interaksi sosial tentu perlu menuntut adanya
individu-individu yang melaksanakan hubungan.
2) Adanya tujuan
Setiap interaksi sosial memiliki tujuan tertentu yakni
mempengaruhi individu lain, hal tersebut yang membuat proses
interaksi dapat terjadi.
3) Adanya hubungan
Setiap interaksi pasti terjadi karena adanya hubungan antara
individu dengan individu maupun antar individu dengan
kelompok.
4) Adanya hubungan dengan struktur dan fungsi kelompok ini terjadi
karena seorang individu dalam hidupnya tidak dapat terpisah dari
kelompok, disamping itu setiap individu memiliki fungsi dalam
kelompoknya.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
terdapat berbagai macam bentuk-bentuk dalam interaksi sosial.
Diantaranya adalah Interaksi yang bersifat asosiatif, Interaksi yang bersifat
disosiatif , adanya individu, adanya tujuan, adanya hubungan, dan adanya
hubungan dengan struktur dan fungsi kelompok.
17
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Interaksi Sosial
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi interaksi, antara lain:
a. Imitasi
Menurut Soekanto (2007: 57) Imitasi merupakan dorongan untuk
meniru orang lain. Imitasi tidaklah berlangsung dengan sendirinya,
sehingga individu yang satu akan dengan sendirinya mengimitasi
individu yang lain, demikian sebaliknya. Faktor imitasi mempunyai
peranan yang sangat penting dalam proses interaksi social. Salah satu
segi positifnya adalah bahwa imitasi dapat mendorong seseorang untuk
mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku. Namun
demikian, imitasi mungkin pula mengakibatkan terjadinya hal-hal yang
negatif di mana misalnya, yang ditiru adalah tindakan-tindakan yang
menyimpang. Kemudian menurut Walgito (2003: 26) mengemukakan
bahwa masyarakat itu tiada lain dari pengelompokan manusia di mana
individu-individu yang satu mengimitasi dari yang lain dan sebaliknya,
bahkan masyarakat itu baru menjadi masyarakat sebenarnya apabila
mulai mengimitasi kegiatan manusia lainnya.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
imitasi merupakan dorongan untuk meniru orang lain. Salah satu segi
positifnya adalah bahwa imitasi dapat mendorong seseorang untuk
mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku. Namun
demikian, imitasi mungkin pula mengakibatkan terjadinya hal-hal yang
18
negatif di mana misalnya, yang ditiru adalah tindakan-tindakan yang
menyimpang.
b. Sugesti
Menurut Walgito (2003: 27) sugesti adalah pengaruh psikis, baik yang
datang dari diri sendiri, maupun yang datang dari orang lain, yang
pada umumnya diterima tanpa adanya kritik dari individu yang
bersangkutan.Sama halnya menurut Ahmadi (2002: 58) sugesti adalah
pengaruh psychis, baik yang datang dari dirinya sendiri maupun dari
orang lain, yang pada umumnya diterima tanpa adanya daya kritik.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
sugesti merupakan pengaruh psikis baik yang datangnya dari diri
sendiri maupun dari orang lain yang umumnya diterima tanda adanya
kritik dari individu yang bersangkutan.
c. Identifikasi
Menurut soekanto (1995: 70) merupakan kecendrungan-kecendrungan
atau keinginan-keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama
dengan pihak lain. Kemudian munurut Walgito (2003: 72) Identifikasi
merupakan dorongan untuk menjadi identik (sama) dengan orang lain,
identifikasi sifatnya lebih mendalam daripada imitasi, karena
kepribadian seseorang dapat terbentuk atas dasar proses ini. Proses
identifikasi dapat berlangsung dengan sendirinya (secara tidak sadar),
19
maupun dengan disengaja karena sering kali seseorang memerlukan
tipe-tipe ideal tertendu di dalam proses kehidupannya.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
identifikasi merupakan dorongan untuk menjadi sama (identik) dengan
orang lain. Proses identifikasi dapat berlangsung dengan sendirinya,
maupun dengan disengaja karena sering kali seseorang memerlukan
tipe-tipe ideal tertendu di dalam proses kehidupannya.
d. Simpati
menurut Soekanto (1995: 70) simpati merupakan suatu proses dimana
seseorang merasa tertarik kepada pihak lain. Proses ini memegang
peranan yang sangat penting, walaupun dorongan utama pada simpati
adalah keinginan untuk memahami pihak lain dan untuk bekerja sama
dengannya. Kemudian Menurut Ahmadi (2002:59) simpati adalah
perasaan tertariknya orang yang satu terhadap orang yang lain. Simpati
timbul tidak atas dasar logis rasionil, melainkan berdasarkan penilaian
perasaan seperti juga pada proses identifikasi. Bahkan orang dapat
tiba-tiba merasa tertarik kepada orang lain dengan sendirinya karena
keseluruhan cara-cara bertingkah laku menarik baginya.
Berdasarkan pengertian para ahli diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa simpati merupakan suatu proses dimana seseorang merasa
tertarik kepada orang lain agar simpati dapat berlansung, kedua pihak
perlu terbuka dan saling mengungkapkan pikirannya.
20
4. Teman sebaya
Teman sebaya adalah anak-anak dengan tingkat kematangan atau usia
yang kurang lebih sama. Kelompok sebaya adalah lingkungan kedua
setelah keluarga, yang berpengaruh bagi kehidupan individu. Terpengaruh
tidaknya individu dengan teman sebaya tergantung pada persepsi individu
terhadap kelompoknya, sebab persepsi individu terhadap kelompok
sebayanya akan menentukan keputusan yang diambil nantinya. Menurut
Latif (2005: 82) teman sebaya merupakan teman yang setingkat untuk
membantu perkembangan peserta didik.Teman yang setingkat yang
dimaksud adalah setingkat umumnya, setingkat dalam sepermainan,
setingkat dalam hobi, dan setingkat dalam minat, serta membantu
perkembangan peserta didik.faktor teman sebaya sangat besar
pengaruhnya dalam memicu perkembangan peserta. Baik yang bersifat
dalam mendukung belajar ataupun tidak mendukung dalam belajar
(unsuport learning).
Menurut Damsar (2017: 74) kelompok teman sebaya merupakan suatu
kelompok dari orang-orang yang seusia dan memiliki status yang sama
dengan siapa seseorang umummnya berhubungan atau bergaul. Menurut
Haditomo dalam Santrock (2007: 55) mengatakan bahwa teman sebaya
adalah individu-individu yang memiliki usia atau tingkat kematangan yang
kurang lebih sama. Teman sebaya memberikan sarana untuk melakukan
perbandingan sosial dan dapat menjadi sumber informasi diluar keluarga.
21
Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa teman
sebaya adalah teman yang setingkat yaitu yang usianya sama, setingkat
dalam sepermainan, setingkat dalam hobi, dan setingkat dalam minat.yang
memberikan pengaruh besar dalam memicu perkembangan peserta didik
baik yang mengarah kepositif ataupun negatif.
5. Aspek-aspek Interaksi Teman Sebaya
Menurut Partowisastro dalam Yunita (2019: 03) merumuskan aspek-
aspek interaksi teman sebaya sebagai berikut:
a. Keterbukaan individu dalam kelompok
b. Kerjasama individu dalam kelompok
c. Frekuensi hubungan individu dalam kelompok
Kemudian menurut Parten dalam Dagun (2002: 86) mengemukakan aspek-
aspek interaksi teman sebaya, yaitu:
a. Jumlah waktu anak yang berada di luar rumah
b. Keterlibatan anak bermain dengan teman sebaya
c. Kecenderungan untuk bermain sendiri
d. Kecenderungan bermain paralel
e. Bermain asosiatif
f. Sikap kerjasama
Selanjutnya menurut Hartup dalam Dagun (2002: 55) membagi beberapa
aspek-aspek interaksi teman sebaya, yaitu:
a. Perasaan ketergantungan kepada teman sebaya lebih besar dari
pada orang dewasa.
b. Perasaan simpati dan cinta semakin bertambah.
c. Mempunyai keinginan untuk dapat memperngaruhi orang lain
menjadi pemimpin.
d. Perasaan kompetisi bertambah.
22
e. Suka bertengkar.
f. Aktifitas bernada agresif semakin bertambah.
Berdasarkan uraian diatas peneliti menggunakan aspek-aspek interaksi
teman sebaya menurut Partowisastro dalam Yunita yaitu, keterbukaan,
kerjasama, dan frekuensi hubungan individu dalam kelompok.
C. Penelitian yang Relevan
1. Fatimah Saguni dan Sangir M. Amin (2014) “Hubungan Penyesuaian Diri,
Dukungan Sosial Teman Sebaya Dan Self Regulation Terhadap Motivasi
Belajar Peserta Didik Kelas Akselerasi Smp Negeri 1 Palu”. Volume 1,
Nomor 1, Tahun 2014. Dari hasil penelitian di atas dapat disimpulkan
bahwa ada hubungan negatif antara penyesuaian diri dengan motivasi
belajar pada peserta didik kelas akselerasi SMP Negeri 1 Palu. Artinya
semakin baik penyesuaian diri maka akan semakin rendah motivasi
belajarnya. Begitupula sebaliknya, semakin buruk penyesuaian dirinya,
maka semakin tinggi pula motivasi belajarnya.
2. Ika Rahmawati (2016)”Hubungan Interaksi Teman Sebaya dengan
Motivasi Belajar Peserta didik Kelas V Sekolah Dasar Negeri Dinoyo 01
Malang”. Dari penelitian yang dilakukan oleh oleh Ika Rahmawati dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara
interaksi teman sebaya dengan motivasi belajar peserta didik Sekolah
Dasar Negeri Dinoyo 01 Malang. Artinya, semakin baik interaksi teman
sebaya terhadappeserta didik , maka semakin tinggi tingkat motivasi
belajar peserta didik . Sebaliknya, semakin buruk interaksi teman sebaya
23
terhadappeserta didik , maka semakin rendah tingkat motivasi belajar
peserta didik .
3. Nadzifah Rose Ahady (2014) “Hubungan antara Dukungan Sosial Teman
Sebaya dengan Motivasi Belajar Peserta didik Kelas VII di SMP Islam
Almaarif 01 Singosari”. Dari penelitian yang dilakukan oleh dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positifantara dukungan sosial
teman sebaya dengan motivasi belajar pada peserta didik SMP Islam
Almaarif Singosari. Artinya apabila dukungan sosial yang diberikan oleh
teman sebaya tinggi, maka motivasi belajar peserta didik akan tinggi.
Begitu pula sebaliknya, apabila dukungan sosial yang diberikan oleh
teman sebaya rendah, maka motivasi belajar peserta didik akan rendah.
4. Mochamad Dhihinur Fadli (2018) “Hubungan Interaksi Sosial Teman
Sebaya dengan Motivasi Belajar Peserta didik Kelas IX Di UPTD SMP
Negeri 2 Papar Kabupaten Kediri”, Volume 2 Nomor 4 Tahun 2018. Dari
penelitian yang dilakukan oleh dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan antara interaksi sosial teman sebaya dengan motivasi belajar
peserta didik kelas IXUPTD SMP Negeri 2 Papar Kabupaten Kediri.
Artinya, semakin baik interaksi teman sebaya terhadappeserta didik , maka
semakin tinggi tingkat motivasi belajar peserta didik . Sebaliknya, semakin
buruk interaksi teman sebaya terhadappeserta didik , maka semakin rendah
tingkat motivasi belajar peserta didik .
24
D. Kerangka Pikir
Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak baik dalam diri maupun
dari luar diri peserta didik dengan melakukan serangkaian aktivitas mental
atau psikis yang dilakukan oleh seseorang sehingga menimbulkan perubahan
tingkah laku yang berbeda antara sesudah belajar dan sebelum belajar.
Perubahan-perubahan itu bukan perubahan yang negatif, tetapi perubahan
yang positif, yaitu perubahan yang menuju kearah kemajuan atau perbaikan.
Agar perubahan tersebut dapat tercapai, dibutuhkan orang lain agar dapat
membantu peserta didik menuju ke arah yang lebih baik, karena manusia
adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri tanpa adanya orang lain.
Peserta didik membutuhkan orang lain untuk dapat berinteraksi dalam
mewujudkan perubahan yang lebih baik dalam belajar, terutama pada saat
sekolah, dimana peserta didik saling berinteraksi satu sama lain, baik dengan
pendidiknya ataupun dengan teman sebayanya yang terdapat hubungan
emosional, yang setiap harinya saling berinteraksi di dalam kelas.
Interaksi teman sebaya merupakan teman yang setingkat yaitu yang usianya
sama, setingkat dalam sepermainan, setingkat dalam hobi, dan setingkat dalam
minat yang memberikan pengaruh besar dalam memicu perkembangan peserta
didik. Sehingga diharapkan interaksi teman sebaya di sekolah dapat membuat
peserta didik termotivasi dalam belajarnya.
25
Berdasarkan pemaparan di atas pemaparan di atas, apabila ditulis secara
skematis maka menjadi:
Gambar 1. Kerangka Pikir
Keterangan:
= hubungan
X = Interaksi Teman Sebaya
Y = Motivasi Belajar
E. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan deskripsi teoritik dan kerangka pikir di atas, dapat diajukan
hipotesis yaitu:
Terdapat hubungan yang signifikan antara Interaksi Teman Sebaya Dengan
Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas V Sekolah Dasar Gugus Nusa Indah
Natar Lampung Selatan.
Interaksi Teman Sebaya
(X)
Motivasi Belajar
(Y)
III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan
termasuk dalam jenis penelitian korelasional atau penelitian hubungan.
Menurut Sangadji dan Sopiah (2010: 22) penelitian korelasional adalah tipe
penelitian dengan karakteristik masalah berupa hubungan korelasional antara
dua variabel atau lebih. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada
tidaknya hubungan interaksi teman sebaya dengan motivasi belajar peserta
didik kelas V Sekolah Dasar Gugus Nusa Indah Natar Lampung Selatan.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di gugus Nusa Indah di Kecamatan Natar
Lampung Selatan, yaitu meliputi SD Negeri Bumisari Natar Lmpung Selatan,
SDS SWADHIPA Natar Lampung Selatan, dan SD Negeri 2 Candimas Natar
Lampung Selatan. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun
ajaran 2018/2019.
27
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas V SD Gugus
Nusa Indah Natar Lampung Selatan Tahun Ajaran 2018/2019.
Tabel 1. Jumlah populasi kelas V SD Gugus Nusa Indah Natar
Lampung Selatan
No Nama Sekolah Kelas Jumlah Peserta
Didik
1. SD Negeri Bumisaari
Natar Lampung Selatan
VA 32
VB 31
VC 30
VD 32
2. SDS SWADHIPA Natar
Lampung Selatan V 28
3.
SD Negeri 2 Candimas
Natar Lampung Selatan VA 31
VB 28
Jumlah 212
2. Sampel
Teknik sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah multistage
random sampling yaitu teknik sampel acak bertingkat. Pengambilan
sampel dengan teknik sampel acak bertingkat (multistage random
sampling) digambarkan sebagai berikut. Menurut Jaya (2017: 72-73)
Multistage sampling adalah cara pengambilan sampel dimana kita
memilih sebuah sampel dengan menggunakan kombinasi dari metode
pengambilan sampel yang berbeda.
28
Gambar 2. Teknik Sampel Acak Bertingkat (Multistage Random Sampling)
Sumber: Jaya (2017: 72)
Berdasarkan alur gambar di atas dapat dijelaskan bahwa stage 1 merupakan
kumpulan sekolah pada Gugus Nusa Indah Natar Lampung Selatan, sebagai
satuan pertama sampel yang akan diambil disebut sebagai Primary Sampling Unit
(PSU). Stage 2 adalah kelas yang dipilih, dan stage 3 yaitu kumpulan peserta
didik yang akan digunakan sebagai sampel penelitian. Sampel dalam penelitian ini
berjumlah 91 peserta didik.
D. Variabel Penelitian
Terdapat dua macam variabel dalam penelitian ini, yaitu:
1. Variabel independen (bebas), adalah tipe variabel yang menjelaskan atau
mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
interaksi teman sebaya (X).
V
A
V
B
V
C
V
D
V
B
V
A
V
SDN
B SDS SDN 2
31 32 28
Kelas V
Peserta Didik
Gugus Nusa Indah
STAGE I
STAGE II
STAGE III
29
2. Variabel dependen (terikat), adalah tipe variabel yang dijelaskan atau
dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel terikat dalam dalam
penelitian ini yaitu motivasi belajar (Y).
E. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel
1. Definisi Konseptual Variabel
a. Interaksi Teman Sebaya (X)
Interaksi teman sebaya adalah hubungan antara teman yang setingkat
yaitu yang usianya sama, setingkat dalam sepermainan, setingkat
dalam hobi, dan setingkat dalam minat.yang memberikan pengaruh
besar dalam memicu perkembangan anak baik yang mengarah
kepositif ataupun negatif.
b. Motivasi belajar (Y)
Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak baik dari dalam
diri peserta didik maupun dari luar diri peserta didik yang memberikan
arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki dapat
tercapai.
2. Definisi Operasional Variabel
a. Interaksi Teman Sebaya (X)
Interaksi teman sebaya adalah hubungan antara satu anak dengan anak
yang lain dengan tingkat usia yang relatif sama serta melibatkan
keakraban yang besar untuk saling mempengaruhi antara yang satu
dengan yang lain.
30
Indikator yang akan digunakan untuk pembuatan angket interaksi
teman sebaya adalah :
1) Keterbukaan individu dalam kelompok
2) Kerjasama individu dalam kelompok
3) Frekuensi hubungan individu dalam kelompok
a. Motivasi Belajar (Y)
Motivasi belajar adalah semua aktivitas mental atau psikis yang
berasal dari dorongan internal dan eksternal sehingga menimbulkan
perubahan tingkah laku yang berbeda antara sesudah belajar dan
sebelum belajar. Perubahan yang menuju ke arah kemajuan atau
perbaikan. Indikator yang akan digunakan untuk pembuatan angket
motivasi belajar peserta didik adalah:
1. Adanya hasrat dan keinginan berhasil
2. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar
3. Adanya harapan dan cita-cita masa depan
4. Adanya penghargaan dalam belajar
5. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar
6. Adanya lingkungan belajar yang kondusif
31
F. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data diperlukan untuk menguji anggapan dasar hipotesis. Untuk
mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, teknik pengumpulan
data yang digunakan adalah Kuesioner. Kuesioner adalah sejumlah pernyataan
tertulis yang digunakan dalam memperoleh informasi dari responden tentang
laporan pribadinya, atau hal-hal yang diketahuinya. Dalam penelitian ini
digunakan kuesioner tertutup dan tidak langsung yaitu responden (peserta
didik) hanya memilih alternatif jawaban yang disediakan oleh peneliti atas
pernyataan yang diajukan. Kuesioner digunakan untuk memperoleh informasi
data dari variabel (X) yaitu interaksi teman sebaya dan variabel (Y) motivasi
belajar peserta didik. Dapat dilihat pada lampiran 5 dan 6, hal 61 dan 63.
Rumus interval yang digunakan untuk menentukan kategori interaksi teman
sebaya dan motivasi belajar menurut Soegyarto Mangkumatjo (1997: 37)
menggunakan kriterium Stugess yaitu :
Keterangan:
i = Interval
NT = Nilai Tertinggi
NR = Nilai Rendah
K = Kategori
G. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa koesioner yang
diberikan kepada peserta didik kelas V di SD N Bumisari, SDS SWADHIPA,
SD N 2 Candimas yang menjadi sampel untuk mengukur interaksi teman
32
sebaya dan motivasi belajar. Responden diminta unruk memberi tanda centang
(√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Dalam
penelitian ini menggunakan skala likert dengan rentang 4 pilihan jawaban
sebagai berikut:
Tabel 2. Skor jawaban angket menurut skala likert
Alternatif Jawaban Skor
Selalu 4
Sering 3
Kadang-kadang 2
Tidak pernah 1
Sumber :Kasmadi dan Nia (2014: 76)
Terdapat 20 pernyataan yang digunakan untuk mengungkap variabel interaksi
teman sebaya, dan 20 pernyataan untuk variabel motivasi belajar.Sehingga
terdapat 40 butir pernyataan yang digunakan dalam penelitian. Kisi-kisi kedua
variabel tersebut dapat di lihat pada lampiran 3 dan 4, hal 57 dan 59.
H. Uji Persyaratan Instrumen
1. Uji Validitas
Uji instrumen dilakukan untuk mengukur sejauh mana instrumen dapat
mengungkap dengan tepat dan benar mengenai gejala yang akan diukur,
baik instrumen interaksi teman sebaya maupun motivasi belajar. Menurut
Sutrisno Hadi (2004: 123-128) Logical validity dan content validity
diperoleh dari penilaian ahli atau “expert judgement”. Dalam hal ini
peneliti melakukan uji validitas menggunakan expert judgement yaitu
penilaian ahli. Instrumen penilaian ahli terdapat pada lampiran 7, hal 65.
33
I. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data bertujuan untuk membuktikan hipotesis yang
diajukan.Penelitian ini merupakan penelitian korelasi yaitu penelitian yang
dilakukan untuk mengetahui ada dan tidaknya hubungan interaksi teman
sebaya dengan motivasi belajar peserta didik kelas V SD Gugus Nusa Indah
tahun ajaran 2018/2019. Teknik analisis data menggunakan rumus korelasi
product moment yang merupakan salah satu teknik untuk mencari keeratan
hubungan antara variabel X dan Y. Adapun rumusnya sebagai berikut:
Keterangan:
= koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
N = jumlah responden
∑XY = total perkalian skor X dan Y
∑X = jumlah skor variabel X
∑Y = jumlah skor variabel Y
∑X2 = total kuadrat skor variabel X
∑Y2 = total kuadrat skor variabel Y
Sugiyono (2013: 213).
Tabel 3. Pedoman untuk memberikan interpretasi koefesien korelasi
Interprestasi indeks Kategori
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,199 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat kuat
Sumber : Sugiyono (2013: 257)
34
Setelah mengetahui koefesien korelasinya langkah selanjutnya adalah
mencari kebermaknaan dan kesignifikanan hubungan variabel X dengan
variabel Y akan diuji dengan Uji Signifikansi atau Uji-t dengan rumus :
Keterangan :
thitung = Nilai t
r = Nilai Koefesien korelasi
n = Jumlah sampel
Dengan kriteria pengujian jika thitung > ttabel maka Ha diterima dan HO
ditolak dan jika thitung < ttabel Ho diterima dimana dk = n-2 dengan taraf uji
signifikansi 0,05.
J. Uji Hipotesis
Berdasarkan hipotesis yang telah dikemukakan, maka bentuk pengujian
yang akan diuji dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Ha: terdapat hubungan antara interaksi teman sebaya dengan
motivasi belajar peserta didik kelas V SD Gugus Nusa
IndahNatar Lampung Selatan.
Ho: tidak terdapat hubungan antara interaksi teman sebaya dengan
motivasibelajar peserta didik kelas V SD Gugus Nusa Indah
Natar Lampung Selatan.
t =
44
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang hubungan interaksi
teman sebaya dengan motivasi belajar peserta didik kelas V Gugus Nusa Indah
Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan, dapat disimpulkan bahwa
terdapat adanya korelasi yang signifikan antara variabel X (interaksi teman
sebaya) dengan variabel Y (motivasi belajar) peserta didik kelas V SD Gugus
Nusa Indah Natar Lampung Selatan.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti memberikan beberapa saran
kepada pihak-pihak terkait yaitu:
1. Peserta Didik
Selama proses belajar mengajar di kelas, peserta didik diharapkan untuk
selalu berinteraksi dengan lingkungan sekitar khususnya antar peserta
didik yang harapannya dapat bekerjasama dalam belajar, dapat
menghindari rasa malu, serta dapat bergaul dengan baik dengan teman-
temannya. Diharapkan peserta didik juga dapat meningkatkan motivasi
belajarnya, khususnyadi kelas agar dapat meningkatkan hasil belajarnya.
Salah satu caranya meningkatkan motivasi belajar dengan berinteraksi
denganteman sekelasnya agar terjadi sharing edukasi.
45
2. Pendidik
Pendidik diharapakan dapat membimbingdan mengarahkan interaksi
sosial antar peserta didik yang dimiliki, sehingga peserta didik memiliki
kemampuan untuk berinteraksi dengan teman sebayanya maupun
lingkungan sekitar. Selain itu diharapkan pendidik dapat menumbuhkan
dan meningkatkan motivasi belajar pesertadidik agar hasil belajar akan
lebih maksimal. Pendidik harus mampu memahami potensi yang dimiliki
oleh peserta didik agar dapat berkembang dengan baik dan optimal.
3. Sekolah
Berdasarkan hasil penelitian, sekolah harus menyadari bahwa interaksi
sosialdan motivasi belajar memiliki hubungan dengan hasil belajar
tematik, sehingga sekolah harus mampu meningkatkan dan saling
mengevaluasi kompetensi masing-masing pendidik yang mengajar di
sekolah untuk menumbuhkan dan meningkatkan interaksi sosial dan
motivasi belajar untuk menciptakan hasil belajar peserta didik yang lebih
baik. Sehingga peserta didik dapat dengan senang hati dan memiliki
keinginan sungguh-sungguh dalam mengikuti proses pembelajaran.
4. Peneliti Lain
Kepada peneliti lain, peneliti menyarankan untuk dapat lebih
mengembangkan variabel, populasi maupun instrumen penelitian menjadi
lebih baik, sehingga hasil dari penelitian selanjutnya tersebut dapat lebih
maksimal dari penelitian ini dan memberikan wawasan baik untuk bekal
dalam mengajar sesungguhnya.
46
DAFTAR PUSTAKA
Ahady, N. R. 2014. Hubungan antara Dukungan Sosial Teman Sebaya Dengan
Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas VII di SMP Islam Almaarif 01
Singosari. (Skripsi). Fakultas Psikologi, Malang.
Ahmadi, A. 2002. Sosiologi Pendidikan. PT Rineka Cipta, Jakarta.
______ 2004. Psikologi Sosial. PT Rineka Cipta, Jakarta.
Dagun, M. S. 2002. Psikologi Keluarga. Rineka Cipta, Jakarta.
Damsar. 2011. Pengantar Sosiologi Pendidikan. Kencana Prenada Media Group,
Jakarta.
Djamarah, S. B. 2011. Psikologi Belajar. PT Rineka Cipta, Jakarta.
Fadli, M. D. 2018. Hubungan Interaksi Sosial Teman Sebaya Dengan Motivasi
Belajar Peserta didik Kelas IX Di UPTD SMP Negeri 2 Papar Kabupaten
Kediri. Jurnal Pedagogig. 2, 2-7.
Hamalik, O. 2009. Kurikulum dan Pembelajaran. PT Bumi Aksara, Jakarta.
Hasbullah. 2006. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
Jaya, M. T. B. S. 2017. Metedologi Penelitian Sosial dan Humaniora. (Suatu
Pendekatan Kuantitatif). Anugrah Utama Raharja (AURA), Bandar
Lampung.
Kasmadi, & Nia. 2014. Panduan Modern Penelitian Kuantitatif. Alfabeta,
Bandung.
Prawira, P. A. 2014. Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru. Ar-Ruzz
Media,Yogyakarta.
Rahmawati. 2016. Hubungan Interaksi Teman Sebaya Dengan Motivasi Belajar
Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Dinoyo 01 Malang (Skripsi).
Universitas Islam Negeri Maaulana Malik Ibrahim. Malang.
47
Saguni, F. & Sagir M. A. 2014. Hubungan Penyesuaian Diri, Dukungan Sosial
Teman Sebaya dan Self Regulation Terhadap Motivasi Belajar Siswa
Kelas Akselerasi Smp Negeri 1 Palu. Jurnal Penelitian Ilmiah. 2, 198-223.
Sangadji, E. M & Sopiah. 2010. Metodologi Penelitian. CV Andi Offset,
Yogyakarta.
Santosa, S. 2009. Dinamika Kelompok. PT. Bumi Aksara, Jakarta.
Santrock, J. W. 2003. Adolescence Perkembangan Remaja. Erlangga, Jakarta.
______2007. Remaja Jilid 2 Edisi Kesebelas. Erlangga, Jakarta.
______2011. PsikologiPendidikan (Educational Psichology). Salemba Humanika,
Jakarta Selatan.Penerjemah Diana Angelica.
Sardiman. 2012. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. PT Rineka
Cipta, Jakarta.
Soekanto, S. 1995. Sosiologi Suatu Pengantar. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, Dan R&D. Alfabeta, Bandung.
Syaodih, N. 2004. Kurikulum dan Pembelajaran Kompetensi. Yayasan Kesuma
Karya, Bandung.
Uno, H. B. 2016. Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisi di Bidang
Pendidikan. PT Bumi Aksara, Jakarta.
Wahab, R. 2016. Psikologi Belajar. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Walgito, B.1999. Psikologi Sosial (Suatu Pengantar). CV Andi Offset,
Yogyakarta.
Yunita, F. F. 2019. Hubungan Intraksi Teman Sebaya Dengan Minat Belajar
Siswa. Jurnal Neo Konseling. 1, 1-6.
Recommended