karsinoma-larynk

Preview:

DESCRIPTION

cdsdsd

Citation preview

KARSINOMA LARING

Oleh :

Dr. Harianto, Sp.THT-KL

PENDAHULUAN

Tumor ganas laring memiliki prevalensi 25 % dari seluruh tumor di daerah kepala leher

Data terbaru di Amerika Serikat tahun 2005 terdapat 9.880 kasus dengan angka kematian 3.770 Kasus

Usia terbanyak 45 – 75 Th Pria 10 x lebih tinggi daripada wanita

ETIOLOGI Penyebab pasti dari karsinoma laring belum

diketahui Tetapi peningkatan insiden keganasan laring

karena :a. merokokb. alkoholc. paparan sinar radioaktifd. paparan bahan metal seperti chromium, nikel,

uranium, asbestos e. pekerja pabrik

Faktor lain :

a. Jenis kelamin

b. Infeksi kuman HPV

c. Kurang Vitamin A, sayuran hijau

d. Peningkatan Usia

KLASIFIKASI

Klasifikasi berdasarkan letaknya:

1. Tumor Supraglotis

2. Tumor Glotis

3. Tumor Subglotis

4. Tumor Transglotis

GEJALA KLINIS

Serak Dispnea & Stidor Nyeri tenggorokan Disfagia Batuk & Hemoptisis Nyeri tekan laring Pembesaran kelenjar getah bening leher Gejala lain berupa: nyeri alih telinga ke

ipsilateral,halitosis,batuk, penurunan berat badan yg menandakan metastasis jauh

Supraglotis

1. Rasa tidak nyaman

2. Rasa mengganjal pada tenggorokan

3. Dispneu & Stridor

4. Nyeri tenggorokan

5. Disfagia

6. Batuk & Hemoptisis

7. Serak

Glotis

1. Serak

2. Hemoptisis

3. Nyeri Menelan

4. Disfagia

5. Dispneu & Stridor

6. Nyeri tekan laring

7. Pembesaran KGB

Subglotis1. Rasa tidak nyaman2. Rasa mengganjal pada tenggorokan3. Dispneu & Stridor4. Nyeri tenggorokan5. Disfagia6. Batuk & hemoptisis7. Serak

DIAGNOSISDitegakkan melalui :1. Anamnesis

gejala klinis, onset dari gejala,faktor resiko yang ada,kebiasaan hidup, riwayat penyakit keluarga & gejala dari proses metastasis

2. Pemeriksaan fisik keadaan umum pasien, keadaan jalan nafas,pemeriksaan rongga mulut, kepala, leher,kelenjar getah benih, pemeriksaan dgn kaca laring

3. Pemeriksaan lain Laboratorium,radiologi ( foto torak), CT Scan Laring

DIAGNOSIS BANDING

1. Penyakit granulomatous laring

2. Karsinoma verukosa & papilloma respiratoir laring

3. Tumor sel granular

4. Limfoma di laring

5. Penyebaran kanker tiroid

KLASIFIKASI & STADIUM TUMOR

Klasifikasi tumor berdasarkan UICC :1. Tumor Primer ( T )Supraglotis :T is : tumor insituT 0 : Tidak adanya tumor primerT1 : Tumor trdpt pd supraglotis dgn pergerakan normalT 1 a : Tumor terbatas pada permukaan laring

epiglotis, plika ariepiglotika,ventrikel/pita suara palsu satu sisi

T 1 b : Tumor telah mengenai epiglotis & meluas ke

rongga ventrikel

T 2 : Tumor telah meluas ke 1& 2 sis daerah supraglotis & glotis tidak terfiksir.

T 3 : Tumor terbatas pada laring dengan fiksasi & / atau adanya infiltrasi ke dalam

T 4 : Tumor dengan penyebaran langsung sampai ke luar laring, menginfiltrasi orofaring, sudah merusak tulang rawan tiroid

GLOTIS :T is : Karsinoma insitu

T0 : Tidak adanya tumor primer

T 1 : Tumor trbts pd pita suara dngn pergerakan

normal.

T 1 a : Tumor trbts pd 1 pita suara asli

T 1 b : Tumor mengenai kedua pita suara

T 2 : Tumor trbts di laring dgn perluasan daerah supraglotis maupun subglotis dgn pergerakan pita suara normal /terfiksir

T 3 : Tumor terbatas pada laring dengan fiksasi dari 1 atau 2 pita suara

T4 : Tumor dengan perluasan ke luar faring

Subglotis :T is : Tumor insituT 0 : Tidak adanya tumor primerT 1 : Tumor terbatas pada subglotisT 1a : Tumor terbatas pada 1 sisiT 1b : Tumor telah mengenai kedua sisiT 2 : Tumor dgn perluasan pd 1/2 pita suara asli dgn pergerakan normal / tergangguT 3 : Tumor trbts pd laring dgn terfiktir 1/2 pita SuaraT 4 : Tumor dgn kerusakan tulang rawan & / atau meluas ke luar faring

2. PEMBESARAN KELENJAR LIMFE (N)

N x : kelenjar limfe tidak teraba

N 0 : Secara klinis tidak ada kelenjar limfe

teraba

N 1 : Secara klinis teraba kelenjar limfe

homolateral dgn diameter ≤ 3 cm

N 2 : Secara klinis teraba kelenjar limfe

tunggal ipsilateral dgn diameter 3-6 cm

N 2a : Klinis terdapat 1 kelenjar limfe ipsilateral dgn

diameter >3 cm tp tdk lebih dari 6 cm

N 2 b : Klinis terdapat kelenjar limfe ipsilateral

multipel dgn diameter tdk lebih 6 cm

N 2c : metastasis bilateral / kontralateral, diameter

tdk lebih 6 cm

N 3 : metastasis kelenjar limfe lebih dari 6 cm

3. Metastase jauh ( M )

M 0 : Tidak ada metastase jauh

M 1 : terdapat metastase jauh

4. Kelompok Stadium :

Stadium 0 : Tis, N0,M0

Stadium 1 : T1,N0,M0

Stadium II : T2,N0,M0

Stadium III : T3, N0,M0 atau T1/T2/T3, N1,M0

Stadium IV : T4,N0/N1, M0

Setiap T, N2 /N3, M0

Setiap T, Setiap N, M1

PENATALAKSANAAN

Diambil setelah diagnosis & stadium tumor telah ditegakkan.

Penatalaksanaan yang lazim dilakukan :1. Pembedahan2. Radiasi3. pemberian obat sitostatik

Penatalaksanaan tumor ganas laring melibatkan multidisiplin ilmu, yaitu ahli bedah plastik, onkologi, ahli terapi bicara,radiologi,dll

TERAPI YANG DIGUNAKAN Stadium 1

A. Supraglotis :

radiasi tunggal sinar eksternal Laringekto

supraglotikal

B. Glotis :

Radiasi Hemilaringektomi, total laringektomi,

insisi laser

C. Subglostis

Radiasi tunggal, operasi

Stadium II

A. Supraglotis

terapi radiasi tunggal sinar eksternal,laringek

tomi supraglotikal,total laringektomi,radiasi post

operatif, radiasi hiperfraksionis, isotretinoin

B. Glotis radiasi, hemilaringektomi, total laringektomi,laser

mikrosurgery,radiasi hiperfraksionis, isotretinoin

C. Subglotis

radiasi tunggal dengan mempertahankan pita suara, radiasi hiperfraksionis, isotretinoin

Stadium III

A. Supraglotis

Operasi dgn tanpa radiasi post operatif, radiasi

dgn operasi defenitif, kemoterapi, isotretinoin,

radiasi hiperfraksionis,radiosensitizer / terapi

radiasi sinar partikel.

B. Glotis

Operasi dgn tanpa radiasi post operatif, radiasi

dgn operasi defenitif, kemoterapi, isotretinoin,

radiasi hiperfraksionis,radiosensitizer / terapi

radiasi sinar partikel.

C. Subglotis laringektomi dgn tiroidektomi isolasi & diseksi

nodul trakeosofageal, radiasi tunggal, radiasi hiperfraksionis,isotretinoin, kemoterapi, isotretinoin,radiasi hiperfraksionis,radiosensitizer / terapi radiasi sinar partikel.

Stadium IV A. Supraglotis

Defenitif,kemoterapi, radiasi hiperfraksionis, isotretinoin, kemoterapi, isotretinoin,radiasi hiperfraksionis,radiosensitizer,radiasi sinar partikel.

B. GlotisDefenitif,kemoterapi, radiasi hiperfraksionis,

isotretinoin, kemoterapi, isotretinoin,radiasi hiperfraksionis,radiosensitizer,radiasi sinar partikel.

C. Subglotisisotretinoin,kemoterapi,radiosensitizer,radiasi

sinar partikel.

Komplikasi dari operasi :

1.Hematom 3. Aspirasi Pneumonia

2.Hipotiroid 4. Infeksi luka

KOMPLIKASIKomplikasi dari operasi :1.Hematom 3. Aspirasi Pneumonia2.Hipotiroid 4. Infeksi luka 5. hipokalsemia

Komplikasi dari radiasi :1. Fibrosis dari kulit2. Mukosa3. Jaringan lunak4. Hipotiroid5. Trismus6. Edema Laring yang persisten

PROGNOSIS

Tergantung pada stadium penyakit, lokasi,

proses penyebaran & metastasis tumor, umur,keadaan umum pasien

Lokasi tumor juga berperan penting dimana daerah supraglotis mempunyai prognosis yg jelek, karena daerah supraglotis terdapat banyak aliran limfe sehingga kemungkinan metastasis lebih besar ke organ lain.

SISTEM ALIRAN LIMFE LEHER

Jumlah sekitar 75 setiap sisi leher Berperan dalam proses metastase Menetukan stadium serta prognosis

penyakit Membantu tindakan diseksi leher

Lokasinya ada 5 daerah, yaitu :

1. daerah submental & segitiga submandibula

2. daerah jugularis interna superior

3. daerah jugularis interna media

4. daerah jugularis interna inferior

5. daerah segitiga servikal belakang