KBBA - Beton.ppt

Preview:

DESCRIPTION

KBBA - Beton.ppt

Citation preview

Kelompok 3

Egi Azikin MaulanaNi Luh Linda Ayu Oktaviani

I Made Dupi AndikaMarjoanna Burju HarahapI Made Adi SuardhyanaDevi Esteria Hasianna P

Tutut HardikawatiD.A.M Wira Adi Capayanti

Ni Putu Ayu SusilawatiI Wayan Hermawan

Materi :

Beton

Pengertian Beton

Beton adalah : hasil pengerasan semen, agregat halus, agregat kasar dan air dengan atau tidak memakai bahan tambahan, dalam perbandingan tertentu.

Bahan yang digunakan sebagai penguat pada daerah tarik dan daerah geser adalah : besi/baja batang tulangan. Dengan pemberian besi/baja tulangan ini, beton dapat bekerjasama dalam memikul gaya-gaya yang terjadi, ini disebut : Beton Bertulang.

Bahan Pembentuk Beton

Dalam hal ini adalah : Semen Portland, yaitu sejenis bahan pengikat hidrolis berbentuk butiran-butiran yang mengandung kapur (Cao), Silikat (SiO2), Alumina ( Al2O3) dan Besi ( Fe2O3). Apabila semen ini diberi air akan menghasilkan pasta yang jika mengering akan mempunyai kekuatan seperti batu.

S E M E N

Proses Pembuatan Semen

Secara umum proses pembentukan semen dapat dibagi atas beberapa tahap :

Tahap I : penambangan bahan baku, bahan baku diambil dari alam dengan teknik tertentu. Tahap II : pencampuran dan penggilingan, bahan baku hasil penambangan dicampur, digi- ling halus, kering maupun basah. Hasil ini disebut : “Slurry”. Tahap III : Pembakaran, hasil dari tahap kedua di- masukkan ke dalam tungku, hasilnya : “Klinker”.

Tahap IV : penggilingan, klinker semen halus tambah

dengan gypsum utk mengatur pengikatan

semen. Hasil dari proses ini disebut dengan :

“Semen Portland”. Tahap V : pengepakan ke dalam kantong atau silo.

Untuk pemasaran semen dimasukkan

ke dalam kantong-kantong berat 50 kg.

Jenis-jenis Semen Portland

Untuk keperluan konstruksi, American Society Testing and Materials (ASTM) dan Standar Industri Indonesia (SII); membagi jenis-jenis Semen Portland atas 5 tipe : Tipe I : Semen normal, beton digunakan untuk

konstruksi; spt: jalan, gedung, waduk, jembatan, dll.

Tipe II : Semen dengan ketahanan sedang ter- hadap serangan sulfat.

Tipe III : Semen dengan waktu pengerasan yang

cepat, umumnya keras dalam waktu

kurang dari seminggu.

Tipe IV : Semen dengan hidrasi panas rendah, di

gunakan untuk struktur dam, pondasi

sumuran, dermaga dll.

Tipe V : Semen penangkal sulfat, digunakan utk

daerah yang mengandung sulfat pada

tanah maupun air.

A G R E G A T

Agregat merupakan komponen paling berperan dlm campuran, dimana 60 % sampai 80 % campuran beton terdiri dari agregat.

Pada beton, campuran agregat terdiri atas : agregat halus dan agregat kasar, dimana agregat yang berukuran kecil berfungsi : sebagai pengisi celah yang ada antara agregat besar.

Agregat terbagi atas 2 :

1. Agregat Kasardisebut agregat kasar apabila ukurannya sudah melebihi 4,75 mm. Sifat agregat kasar mempengaruhi kekuatan akhir beton dan daya tahannya terhadap pengaruh cuaca.

Jenis agregat kasar yang umum dipakai :

1. Batu pecah alamibahan ini didapat dari batu pecah yang digali

berasal dari gunung api, jenis sedimen atau jenis metamorf.

2. Kerikil alami didapat dari proses alami, yaitu :pengikisan tepi maupun dasar sungai oleh air yang mengalir.

3. Agregat kasar buatan berupa slag atau shale (hasil pembakaran lempung) biasa digunakan utk beton berbobot ringan.

4. Agregat untuk pelindung nuklir Pada zaman atom sekarang perlu pelindung

radiasi nuklir, akibat dari banyaknya pembangkit atom dan stasiun tenaga nuklir.

Kerikil (Agregat Kasar)

Yang dimaksud kerikil adalah : agregat dengan besar butir antara 5 mm s/d 40 mm, dapat berupa kerikil sbg hasil desintegrasi alam, dari batuan, atau berupa batu pecah (stone crusher).

Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang keras dan berpori (berongga) dan bersifat kekal.

Bila mengandung butir-butir pipih, kerikil dapat dipakai apabila butir-butir pipih tidak melebihi 20%.

Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 %.

Tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak beton seperti : alkali.

2. Agregat halus merupakan agregat pengisi yang berbentuk

pasir. Ukurannya bervariasi antara 4,75 mm dan 0,15 mm. Agregat halus harus baik, yang bebas bahan organik, lempung, partikel yang lebih kecil

dari saringan 0,15 mm dan bahan lain yang dapat merusak beton.

P a s i r (Agregat Halus)

Pasir untuk beton dapat berupa pasir alami sebagai hasil dehidrasi (pemisahan) alami dari batu-batuan, atau berupa pasir buatan yang dihasilkan dari pemecahan batu (stone crusher).

Pasir tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5%, jika lebih dari 5% maka pasir harus dicuci.

Pasir tidak boleh mengandung bahan-bahan organik terlalu banyak, harus dibuktikan dengan percobaan warna Abrams Harder (Larutan NaOH)

Ukuran butir pasir antara : ± 0,25 mm s/d 5 mm.

Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua mutu beton.

Pasir harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras serta bersifat kekal, artinya tidak mudah pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca.

Tujuan pemberian bahan batuan pada adukan beton :

1. Menghasilkan kekuatan yang besar terhadap betonnya.

2. Mengurangi susut pada pengeringan beton.

3. Menghemat penggunaan semen.

A i r

Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali, garam dan sebagai patokan adalah : air bersih yang dapat diminum.

Jumlah air yang dipakai, untuk membuat beton ditentukan sesuai dengan mutu beton dalam perencanaan diistilahkan : jumlah Faktor Air Semen ( F.A.S ).

Faktor yang Mempengaruhi Kecepatan Pengerasan Beton

1. Mempercepat- Temperatur yang pertinggi.- Untuk campuran memakai air panas.- Kehalusan butir yang dipertinggi.- Menambah zat kimia tertentu..

2. Memperlambat - Air campuran yang banyak. - Campuran pasir dan kerikil diperbanyak. - Menambah zat kimia tertentu.

Kelas dan Mutu Beton

Beton dibedakan atas beberapa kelas :

Kelas I : Mutu BoKelas II : Mutu B1 / K 125

Mutu K 175 Mutu K 225

Kelas III : Mutu > 225

Beton Kelas I

adalah : beton yang dipergunakan untuk pekerjaan

non struktural, dalam pelaksanaannya tidak

diperlukan keahlian khusus, dan biasanya

sering digunakan untuk lantai kerja.

Beton Kelas II

adalah : beton yang dipergunakan untuk pekerjaan

struktural secara umum, dalam pelak - sanaannya diperlukan keahlian yang cukup

dan harus dilakukan dibawah pimpinan

tenaga ahli.

Penggunaan Beton Kelas II

Mutu B1 / K 125digunakan : untuk badan jalan, bahu jalan pada jalan, tanpa tulangan.

Mutu K 175digunakan sebagai bahan pengisi pondasi sumuran (beton cyclopen), dan lainnya yang mempergunakan beton mutu K 175.

Mutu K 225

digunakan untuk balok, kolom, plat lantai, gelagar pada jembatan, pondasi, abutmen, dan lainnya yang mempergunakan beton mutu K 225.

Beton Kelas III

adalah : beton yang dipergunakan untuk pekerjaan

struktural, dimana mutu beton dengan

kekuatan tekan karakteristik > 225 kg/cm²

Penggunaan Beton Kelas III

Beton Kelas III biasanya digunakan pada pekerjaan khusus (mutu tinggi), seperti : untuk plat lantai jembatan kelas I, tiang pancang, beton pratekan (press tressed) dan lainnya yang mempergunakan beton mutu tinggi > 225 kg/cm².

KEUNGGULAN BETON

1. Ketersediaannya (availability) meterial dasar. Biaya Relatif Murah, Agregat & air biasanya didapat dari lokal setempat, semen merupakan bahn termahal yang bisa diproduksi dalam negeri.

2. Kemudahan untuk digunakan (versatility). Pengangkutan mudah karena masing-masing bisa diangkut secara terpisah. Beton bisa dipkai untuk berbagai struktur, seperti bendungan, jalan, landasan, dsb. Beton bertulang bisa untuk struktur yang lebih berat, seperti jembatan, gedung, bangunan air lainnya dsb.

3. Kemampuan beradaptasi (adaptability). Beton bersifat monolit sehingga tidak memerlukan sambungan seperti baja. Beton dapat dicetak dengan bentul dan ukuran berapapun, misalnya pada struktur cangkang (shell) maupun bentuk-bentuk khusus 3 dimensi. Beton dapat diproduksi dengan berbagai cara yang disesuaikan dengan situasi sekitarnya, Dari cara sederhana yang tidak memerlukan ahli khusus (kecuali beberapa pengawas yang sudah mempelajari teknologi beton), sampai alat modern di pabrik yang serba otomatis dan terkomputerisasi (industri beton yang profesional).

4. Kebutuhan pemeliharaan yang Minimal. Secara umum ke tahanan (durability) beton cukup tinggi, lebih tahan karat, sehingga tidak perlu dicat seperti baja, dan lebih tahan terhadap bahaya kebakaran

KEUNGGULAN BETON

29

Kelemahan Beton & Cara Mengatasinya1. Berat sendiri beton besar, sekitar 2.400

kg/m3.

2. Kekuatan tariknya rendah meskipun kekuatan tekannya besar.

3. Beton cenderung untuk retak karena semen hidrolis. Baja tulangan bisa berkarat, meskipun tidak terekspose separah struktur baja.

4. Kualitas sangat tergantung cara pelaksanaan di lapangan. Beton yang baik maupun yang buruk dapat terbentuk dari rumus dan campuran yang sama.

5. Struktur beton sulit untuk dipindahkan. Pemakaian kembali atau daur ulang sulit dan tidak ekonomis. Dalam hal ini struktur baja lebih unggul, misalnya tinggal melepas sambungannya saja.

1. Untuk elemen struktur: membuat beton mutu tinggi, beton pratekan, atau keduanya, sedangkan untuk elemen non-struktur dapat memakai beton ringan.

2. Memakai beton bertulang atau pratekan.

3. Melakukan perawatan (curing) yang baik untuk mencegah terjadinya retak, memakai beton pratekan, atau memakai bahan tambahan yang mengembang (expansive admixture)

4. Mempelajari teknologi beton dan melakukan pengawasan dan kontrol kualitas yang baik. Bila perlu bisa memakai beton jadi (ready mix) atau beton pracetak.

5. Beberapa elemen struktur dibuat pracetak (precast) sehingga dapat dilepas per elemen seperti baja. Kemungkinan untuk melakukan beton recycle sedang dioptimasikan.

30

31