View
214
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
vyvvl,v. ba n ks ulte n g . co. i d
LAPORAN KEUANGAN
PER 3X DESEMBER 2CI18
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TAI-IGGAL TERSEBUT
BESERTA
LAPORAN AUDITOR !NDEPENDEN
*FJt. r-*l t
rl
*&s, ..*t ffiiB-
DAFTAR ISI i
SURAT PERNYATAAN DIREKSI TENTANG TANGGUNG JAWAB ATAS LAPORAN KEUANGAN ii
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN iii - iv
LAPORAN KEUANGAN
Laporan Posisi Keuangan per 31 Desember 2018 ...................................................................................................................................................1 - 2
Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2018 ...................................................................................................................................................3
Laporan Perubahan Ekuitas untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2018 ...................................................................................................................................................4
Laporan Arus Kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2018 ...................................................................................................................................................5
Catatan atas Laporan Keuangan...................................................................................................................................................6 - 58
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
DAFTAR ISI
i
Banx/ sultengKamtor Pusat
Ielp. (04s1) 424s37,429s09,421780 Fax. {045X) 4s2835
Y,",fl :: {Hf xTi*ens co id
SURAT PERNYATAAN DIREKSI
TENTANGTANGGUNG
'AWAB ATAS LAPORAN KEUANGAN
TAHUN YANG BERAKHIR 3l DESEMBER 2018 DAN 2GT7
PT. BANK PEMBAIIIGUNAN DAERAH SULAWESITENGAH
Kamiyang bertanda tangan di bawah ini :
1". Nama
Alamat KantorJabatan
2. Nama
Alamat KantorJabatan
Rahmat A. HarisJl. Sultan Hasanuddin No. 20 PaluDirektur Utama
Salma ButudokaJl. Sultan Hasanuddin No.20 PaluDirektur Operasional
DarmizalAladinJI. Sultan Hasanuddin No.20 PaluDirektur Pemasaran
N.lkawidjajall. Sultan Hasanuddin No.20 Palu
Direktur Kepatuhan
1. Bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan PT" BankPembangunan Daerah Sulawesi Tengah.
2. Laporan Keuangan PT. Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah telah disusundan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di lndonesia.
3 a. Semua informasi dalam laporan keuangan PT. Bank Pembangunan DaerahSulawesi Tengah telah dimuat secara lengkap dan benar.
b. Laporan Keuangan PT.Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah tidakmengandung informasi atau fakta material yang tidak benar, dan tidakmenghilangkan informasi atau fakta material.
4. Bertanggung jawab atas sistem pengendalian intern dalam PT. Bank PembangunanDaerah Sulawesi Tengah.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.
3. Nama
A[amat KantorJabatan
4. Nama
Alamat KantorJabatan
Menyatakan bahwa :
t"'H::'*ii:fflT,T\,/
-frTtuftCf,/ {{r^q,{;
Rahmat A.HarisDirektur Utama
DarmizalAladinDirektur Pemasaran
N.lkawldiaiaDirektur Kepatuhan
I{a f,
ktur Operasional
27
KANTOR AKUNTAN PUBLIKProf. Dr. H. Tb. Hasanuddin, M.Sc. & RekanRegistered Public Accountant, Tax & Management ConsultantNo. lzin UKAP : Kep - 353/KM.6/2003
Nomor: 0001 4 / 2.57 0 / AU. 1 / 07 I 0635- 3 / 1 I I I 2019
. LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan DireksiPT. Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah
Kami telah mengaudit [aporan keuangan PT. Bank Pembangunan Daerah Sutawesi Tengah tertampir, yang terdiridari laporan posisi keuangan tanggat 31 Desember 2018, serta laporan laba rugi dan penghasitan komprehensiflain, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggat tersebut, dan suatuikhtisar kebijakan akuntansi signifikan dan informasi penjelasan lainnya.
Tanggung jawab manajemen atas laporan keuangan
Manajemen bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan tersebut sesuai denganStandar Akuntansi Keuangan di lndonesia, dan atas pengendatian internal yang dianggap perlu oleh manajemenuntuk memungkinkan penyusunan laporan keuangan yang bebas dari kesalahan penyajian materiat, baik yangdisebabkan oteh kecurangan maupun kesalahan.
Tanggung jawab auditor : .
Tanggung jawab kami adatah untuk menyatakan suatu opini atas [aporan keuangan tersebut berdasarkan auditkami. Kami melaksanakan audit kami berdasarkan Standar Audit yang ditetapkan oteh tnstitut Akuntan pubtiklndonesia. Standar tersebut mengharuskan kami untuk mematuhi ketentuan etika serta merencanakan danmetaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan tersebut bebas darikesalahan penyajian materiat.
Suatu audit metibatkan petaksanaan prosedur untuk memperoteh bukti audit tentang angka-angka danpengungkapan dalam laporan keuangan. Prosedur yang dipitih bergantung pada pertimbangan auditor, termasukpenitaian atas risiko kesalahan penyajian materiaI datam [aporan keuangan, baik yang disebabkan otehkecurangan maupun kesatahan. Datam metakukan penilaian risiko tersebut, auditor mempertimbangkanpengendalian internal yang retevan dengan penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan entitas untukmerancang prosedur audit yang tepat sesuai dengan kondisinya, tetapi bukan untuk tujuan menyatakan opini ataskeefektivitasan pengendatian internaI entitas. Suatu audit juga mencakup pengevatuasian atas ketepatankebijakan akuntansi yang digunakan dan kewajaran estimasi akuntansi yang dibuat oleh manajemen, sertapengevaluasian atas penyajian laporan keuangan secara keseturuhan.
Kami yakin bahwa bukti audit yang tetah kami peroteh adatah cukup dan tepat untuk menyediakan suatu basisbagi opini audit kami.
lll
Kantor Pusat : Metro Trade centre Blok F No. 29 Jl. soekarno Hatta No. 590 - Bandung 40286 Tetp./Fax. (022) 7536393, 7537665, 7535750, 75g5754(Hunting)Website : http://www.hasanuddin-partners.com, Email : kap.tbhasanuddin@gmail.com
Opini
Menurut opini kami, laporan keuangan tertampir menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi
keuangan PT. Bank Pembangunan Daerah Sutawesi Tengah tanggat 31 Desember 2018, serta kinerja keuangan dan
arus kasnya untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan dilndonesia.
Kantor Akuntan Pubtik
Prof. Dr. H. Tb. Hasanuddin, M.Sc & Rekan
Prof. Dr. !-1. Tb. Hasanuddin. M.Sc.. CPA
lzin Akuntan Pubtik No. 0635
lzin KAP No. Kep.353/KM.6/2003
Bandung, 27 Pebruari 2019
wffi
IV
2018 2017
Rp Rp
Aset
Kas 2e,3 140.440.204.600 139.657.301.250
Giro pada Bank Indonesia 2c,2f,4 370.688.114.448 299.613.110.187
Giro pada Bank Lain 2c,2f,5
setelah dikurangi cadangan
kerugian penurunan nilai sebesar
Rp nihil (2017: Rp nihil) 3.210.089.241 4.014.842.676
Penempatan Pada Bank Lain dan Bank Indonesia 2c,2g,6
dan Bank Lain
setelah dikurangi cadangan
kerugian penurunan nilai sebesar
Rp nihil (2017: Rp nihil) 1.496.200.000.000 337.058.770.359
Efek-Efek 2c,2h,7
setelah dikurangi cadangan
kerugian penurunan nilai sebesar
Rp nihil (2017: Rp nihil) 500.884.255.885 1.408.357.504.655
Kredit 2c,2i,8
Pihak Berelasi 15.996.542.868 13.563.619.190
Pihak Ketiga 3.448.402.040.495 2.980.810.622.018
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Kredit (45.239.505.995) (35.675.349.941)
Jumlah Kredit Yang Diberikan - Bersih 3.419.159.077.368 2.958.698.891.267
Aset Tetap 2j,9
Setelah dikurangi akumulasi penyusutan 113.650.769.076 96.225.560.227
sebesar Rp.43.288.820.600,34 (43.288.820.600) (35.713.790.766)
(2017: Rp.35.713.790.766,10) 70.361.948.476 60.511.769.461
Aset Tidak Berwujud 2j,10
Setelah dikurangi akumulasi amortisasi 3.423.500.000 2.690.050.000
sebesar Rp.835.083.332,92 (835.083.333) (584.558.333)
(2017: Rp.584.558.332,96) 2.588.416.667 2.105.491.667
Aset Pajak Tangguhan 18 6.713.749.115 9.218.422.020
Beban Dibayar Dimuka dan
Aset Lain-lain 2l,11 32.436.285.227 40.288.335.683
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Kredit - -
Beban Dibayar Dimuka dan Aset Lain-lain 32.436.285.227 40.288.335.683
Jumlah Aset Tidak Lancar
Jumlah Aset 6.042.682.141.027 5.259.524.439.223
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
LAPORAN POSISI KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2018
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari laporan keuangan secara keseluruhan
1
2018 2017
Rp Rp
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
LAPORAN POSISI KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2018
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
Liabilitas dan Ekuitas
Liabilitas
Liabilitas Segera 2c,2m,12 299.677.400.874 438.105.212.228
Simpanan Nasabah 2c,2n,13
Pihak Berelasi 373.241.626.973 179.193.529.413
Pihak Ketiga 3.296.264.239.551 2.946.257.665.449
Simpanan dari Bank Lain 2c,2o,14 1.150.000.000.000 625.010.325.965
Pinjaman yang diterima 2p,15 2.640.309.597 300.551.250.000
Utang Pajak 2r,18 6.511.278.436 6.383.854.789
Liabilitas Pajak Tangguhan 2r,18 - -
Liabilitas Imbalan Kerja 31 39.538.708.671 47.839.438.480
Provisi (Penyisihan) 16 - 7.672.407.500
Beban Yang Masih Harus Dibayar
dan Liabilitas Lain-lain 2c,17 38.011.311.679 35.997.368.801
Jumlah Liabilitas 5.205.884.875.781 4.587.011.052.625
Ekuitas
Modal Saham
Modal Dasar 10.000.000 saham
Nilai Nominal Rp.100.000 per saham
Modal Ditempatkan dan Disetor penuh
3.137.789 saham (2017 : 2.578.091 saham) 19b 313.778.900.000 257.809.100.000
Modal Sumbangan 19d - -
Agio Saham 19e 98.732.866.575 66.013.481.193
Dana Setoran Modal 19c 62.752.246.046 63.534.230.938
Komponen ekuitas lainnya
Pendapatan Komprehensif Lainnya 20
Keuntungan/(Kerugian) nilai wajar surat berharga 3.321.416.686 1.940.818.769
Keuntungan/(Kerugian) Akturarial program manfaat
pasti setelah dikurangi/ditambah pajak-pajak terkait 6.300.719.681 (10.201.403.116)
Saldo Laba
Telah Ditentukan Penggunaannya 243.338.772.126 193.260.385.436
Belum Ditentukan Penggunaannya 108.572.344.133 100.156.773.379
Jumlah Ekuitas 836.797.265.247 672.513.386.598
Jumlah Liabilitas dan Ekuitas 6.042.682.141.027 5.259.524.439.223
- -
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari laporan keuangan secara keseluruhan
2
2018 2017
Rp Rp
Pendapatan dan Beban Operasional
Pendapatan Bunga 2q,22 547.612.737.273 504.257.707.018
Beban Bunga 2q,23 (211.678.468.967) (200.494.997.751)
Pendapatan Bunga - Bersih 335.934.268.306 303.762.709.267
Pendapatan Operasional Lainnya
dan Imbalan Jasa 24 83.259.301.963 69.013.305.099
Beban Operasional Lainnya
Administrasi dan Umum 26 (97.182.476.840) (85.955.779.615)
Tenaga Kerja 27 (136.523.637.617) (130.278.010.323)
Penyisihan (Pemulihan) Cadangan Kerugian Penurutan Nilai 25 (11.249.340.478) (2.873.388.738)
Lainnya 28 (23.293.214.166) (18.095.457.337)
Laba Operasional 150.944.901.168 135.573.378.353
Pendapatan dan Beban Non Oprasional
Pendapatan Non Operasional 29 3.082.481.450 4.427.220.702
Beban Non Operasional 29 (1.629.061.636) (1.622.986.424)
Laba bersih sebelum pajak 152.398.320.982 138.377.612.631
Beban Pajak Penghasilan
Beban Pajak Kini 2r,18 (39.993.094.250) (38.398.392.500)
Manfaat/(Beban) Pajak Tangguhan 2r,18 (3.832.882.600) 177.553.247
Laba Tahun Berjalan 108.572.344.133 100.156.773.379
Pendapatan Komprehensif Lain
Pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi
Keuntungan (kerugian) nilai wajar surat berharga 3.321.416.686 1.940.818.769
Keuntungan (kerugian) aktuaria program manfaat pasti 5.312.838.775 (9.861.074.328)
Pajak penghasilan terkait dengan komponen
Pendapatan komprehensif lainnya
9.622.136.367 (8.260.584.347)
Total Laba Komprehensif 118.194.480.500 91.896.189.032
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2018
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari laporan keuangan secara keseluruhan
Catatan
(Kerugian) / Pendapatan Komprehensif Lain Periode Berjalan
Setelah Pajak
987.880.906 (340.328.788)
3
Saldo 1 Januari 2017 240.598.700.000 24.274.085.674 55.952.453.457 - - (6.003.308.909) 12.481.724.448 125.166.433.275 109.800.254.539 562.270.342.485
Tambahan Setoran Modal selama tahun 2017 19 - 66.531.573.000 - - - - - - - 66.531.573.000
Peningkatan modal disetor 19 17.210.400.000 (17.210.400.000) - - - - - - - -
Modal Sumbangan 19 - - - - - - - - -
Pengembalian Dana Setoran Modal - - - - - - - - - -
Agio Saham 19 - (10.061.027.736) 10.061.027.736 - - - - - - -
Pembagian Laba tahun 2016: -
Dividen 2s,21 - - - - - - - - (52.803.290.626) (52.803.290.626)
Cadangan Umum 2s,21 - - - - - - - 51.716.634.851 (51.716.634.851) -
CSR 21 - - - - - - - - - -
Tantiem 21 - - - - - - - - - -
Cadangan Khusus IT - - - - - - 5.280.329.063 - (5.280.329.063) -
Reklasifikasi Cadangan IT ke Cadangan Tujuan - - - - - - - - - -
Pengurangan Cadangan Tujuan - - - - - - (1.384.736.200) - - (1.384.736.200)
Koreksi saldo - - - - - (2.496.450.267) - - - (2.496.450.267)
Laba Komprehensif Tahun Berjalan - - - - - - - - 100.156.773.379 100.156.773.379
Pendapatan (Beban) Komprehensif lain tahun berjalan - - - - 1.940.818.769 (1.701.643.940) - - - 239.174.829
Saldo per 31 Desember 2017 257.809.100.000 63.534.230.938 66.013.481.193 - 1.940.818.769 (10.201.403.116) 16.377.317.311 176.883.068.126 100.156.773.379 672.513.386.599
Tambahan Setoran Modal selama tahun 2018 19 - 87.907.200.490 - - - - - - - 87.907.200.490
Peningkatan modal disetor 19 55.969.800.000 (55.969.800.000) - - - - - - - -
Pengembalian Dana Setoran Modal 19 - - - - - - - - - -
Modal Sumbangan - - - - - - - -
Reklasifikasi ke Dana setoran Modal - - - - - - - - - -
Agio Saham 19 - (32.719.385.382) 32.719.385.382 - - - - - - -
Pembagian Laba tahun 2017: -
Dividen 2s,21 - - - - - - - - (50.078.386.689) (50.078.386.689)
Cadangan Umum 2s,21 - - - - - - - 45.070.548.020 (45.070.548.020) -
CSR 21 - - - - - - - - - -
Tantiem 21 - - - - - - - - - -
Cadangan Khusus IT - - - - - - 5.007.838.669 - (5.007.838.669) -
Reklasifikasi Cadangan IT ke Cadangan Tujuan - - - - - - - - - -
Pengurangan Cadangan Tujuan - - - - - - - - - -
Koreksi saldo - - - - - - - - - -
Laba Komprehensif Tahun Berjalan - - - - - - - - 108.572.344.133 108.572.344.133
Pendapatan (Beban) Komprehensif lain tahun berjalan - - - - 1.380.597.918 16.502.122.797 - - - 17.882.720.714
Saldo per 31 Desember 2018 313.778.900.000 62.752.246.046 98.732.866.575 - 3.321.416.686 6.300.719.681 21.385.155.980 221.953.616.146 108.572.344.133 836.797.265.247
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2018
(Dinyatakan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
Keuntungan/
(Kerugian) nilai
wajar surat
berharga
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan
Catatan Modal Disetor Dana Setoran Modal Agio Jumlah Modal
Keuntungan/
(Kerugian) aktuarial
program manfaat
pasti setelah
dikurangi pajak-
pajak terkait
Belum Ditentukan
Penggunaannya
Modal
Sumbangan
Telah Ditetapkan Penggunaannya
Cadangan Tujuan Cadangan Umum
4
2018 2017
Rp Rp
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan Bunga 549.546.157.618 501.794.796.179
Pembayaran Bunga (211.678.468.967) (200.494.997.751)
Pembayaran Kepada Karyawan (136.523.637.617) (130.278.010.323)
Pembayaran Beban Umum dan Administrasi (89.356.922.006) (76.855.748.357)
Penerimaan Pendapatan Lainnya 86.341.783.413 73.440.525.801
Pembayaran Beban Lainnya (24.922.275.802) (19.718.443.761)
Arus Kas Operasi Sebelum Perubahan
Aset dan Kewajiban Operasi 173.406.636.639 147.888.121.789
Penurunan/(Kenaikan) Aset Operasi :
Kredit Yang Diberikan (471.709.526.579) (358.320.769.504)
Aset Lain-lain 10.926.468.780 (2.035.179.772)
Kenaikan/(Penurunan) Liabilitas Operasi:
Liabilitas Segera (138.427.811.353) 316.117.492.901
Beban Yang Masih Harus Dibayar (13.959.194.431) 12.671.064.450
Simpanan Nasabah:
Pihak Berelasi 194.048.097.561 145.289.052.277
Pihak Ketiga 350.006.574.102 84.600.954.424
Simpanan dari Bank Lain 524.989.674.035 -
Pembayaran Pajak Penghasilan (41.193.880.297) (42.028.085.474)
KAS BERSIH DIPEROLEH DARI
(DIGUNAKAN UNTUK) AKTIVITAS OPERASI 588.087.038.455 304.182.651.089
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Efek - efek 907.473.248.770 (953.125.764.512)
Pembelian Aset Tetap (17.425.208.850) (18.413.546.370)
Pembelian Aset Tidak berwujun (733.450.000) (184.800.000)
KAS BERSIH DIGUNAKAN UNTUK AKTIVITAS INVESTASI 889.314.589.921 (971.724.110.882)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Pembayaran Pinjaman yang Diterima (297.910.940.403) 300.551.250.000
Penambahan Modal Disetor 87.907.200.490 66.531.573.000
Pembayaran Dividen (50.078.386.689) (52.803.290.628)
Cadangan IT (5.007.838.669) (5.280.329.063)
Koreksi Saldo Laba - -
Pendapatan Komprehensif 17.882.720.714 (2.257.275.438)
(247.207.244.557) 306.741.927.871
KENAIKAN/(PENURUNAN) KAS DAN SETARA KAS 1.230.194.383.819 (360.799.531.922)
KAS DAN SETARA KAS AWAL PERIODE 780.344.024.471 1.141.143.556.393
KAS DAN SETARA KAS AKHIR PERIODE 2.010.538.408.290 780.344.024.471
KAS DAN SETARA KAS TERDIRI DARI:
Kas 3 140.440.204.600 139.657.301.250
Giro Bank Indonesia 4 370.688.114.448 299.613.110.187
Giro Pada Bank Lain 5 3.210.089.241 4.014.842.676
Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain 6 1.496.200.000.000 337.058.770.359
JUMLAH KAS DAN SETARA KAS 2.010.538.408.290 780.344.024.471
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
LAPORAN ARUS KAS
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2018
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan
Catatan
dari laporan keuangan secara keseluruhan
5
1. INFORMASI UMUM
a. Pendirian dan informasi umum Bank
b. Maksud dan Tujuan
-
-
-
-
-
-
-
-
-
c. Jaringan kantor
Kantor Pusat
Kantor Cabang Utama
Kantor Cabang
Kantor Cabang Pembantu
Kantor Kas
Kantor Fungsional Non Operasional
Kentor Pelayanan Kas (Payment Point)
Kantor Kas Mobil berjalan (Service Mobile)
Anjungan Tunai Mandiri
Jumlah
Memberikan kredit;
Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah;
Bertindak sebagai pendiri dana pensiun sesuai dengan ketentuan dalam peraturan dana pensiun yang berlaku;
Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana kepada bank lain, baik dengan menggunakan surat,
sarana telekomunikasi maupun dengan wesel unjuk, cek atau sarana lainnya.
Melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank atau perusahaan lain di bidang keuangan serta sewa guna usaha pada bank
atau perusahan lain di bidang keuangan serta sewa guna usaha, modal ventura perusahaan efek asuransi serta lembaga kliring
penyelesaian dan penyimpanan dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh yang berwenang;
PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah, untuk selanjutnya disebut "PT Bank Sulteng" atau "Bank", yang mulanya bernama
Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah didirikan berdasarkan Peraturan Daerah No. 6 tahun 1966 tentang Bank Pembangunan
Daerah dan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Peraturan Daerah No. 2 Tahun 1999.
Anggaran Dasar Bank telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir melalui Akta Notaris Baso Mappatoba, S.H., M.Kn No. 78
tanggal 12 April 2018 tentang Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) PT.Bank BPD Sulawesi
Tengah.
170 163
11
Membeli melalui pelanggan agunan baik semua maupun sebagian dalam hal debitur tidak memenuhi kewajibannya kepada
Bank, dengan ketentuan agunan yang dibeli tersebut dicairkan secepatnya;
Membantu Pemda dalam membina BPR milik Pemda Propinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Tengah dan Pemerintah Daerah Tingkat
II Kabupaten;
1416
1 1
1
1 1
13 11
3 4
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2018
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
9
28 27
96 95
Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Bank berkantor pusat di Jl. Hasanuddin Nomor 20 Palu, Sulawesi Tengah. Bank mengklasifikasikan Kantor Cabang menjadi Kantor
Cabang Utama, Kantor Cabang, Kantor Cabang Pembantu, Kantor Kas dan Unit Pelayanan. Jumlah kantor dan jaringan Anjungan
Tunai Mandiri (ATM) Bank pada tanggal 31 Desember 2018 dan 2017 adalah sebagai berikut:
Sesuai Akta Pendirian Perseroan Terbatas No. 23 tanggal 30 April 1999 yang dibuat oleh Notaris Anand Umar Adnan, SH.,
berkedudukan di Palu, maka BPD Sulteng telah berubah statusnya dari Perusahaan Daerah (PD) menjadi Perseroan Terbatas (PT) dan
bernama PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah, serta telah mendapat pengesahan sesuai Keputusan Menteri Kehakiman
Republik Indonesia No. C-12841 HT .01.01 TH 99 tanggal 12 Juli 1999 dan telah mendapat persetujuan Menteri Dalam Negeri No.
584.52-442 tanggal 10 Mei 1999 tentang Pengesahan Peraturan Daerah Provinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Tengah No. 02 tahun 1999
tentang Perubahan Bentuk Hukum Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah dari Perusahaan Daerah (PD) menjadi Perseroan
Terbatas (PT) dan Keputusan Gubernur Bank Indonesia No. I/29/KEP.GBI/1999 tanggal 10 Desember 1999 tentang Perubahan Bentuk
Badan Hukum Perusahaan Daerah Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah menjadi Perseroan Terbatas Bank Pembagunan
Daerah Sulawesi Tengah.
2018 2017
Maksud dan tujuan pendirian Bank adalah untuk mendorong pertumbuhan daerah di segala bidang serta sebagai salah satu alat
kegiatan ekonomi di bidang keuangan/perbankan untuk pengelolaan sumber pendapatan asli daerah, dalam rangka meningkatkan
taraf hidup rakyat. Untuk mencapai tujuan tersebut, Bank melaksanakan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan
dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu;
1
6
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2018
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
1. INFORMASI UMUM - (lanjutan)
d. Manajemen eksekutif
Dewan Komisaris
Komisaris Utama/Komisaris Independen : Drs. Abdul Karim Hanggi Drs. Abdul Karim Hanggi
Komisaris Independen : Amiludin Haludin Amiludin Haludin
Komisaris : Amdjad Lawasa Amdjad Lawasa
Direksi
Direktur Utama : Rahmat Abdul Haris Rahmat Abdul Haris
Direktur Operasional : Salma Butudoka Sitti Maryam Dalle
Direktur Pemasaran : Ir. Darmizal Aladin Ir. Darmizal Aladin
Direktur Kepatuhan : Natali Ikawidjaja Natali Ikawidjaja
Komite Audit
Ketua : - -
Anggota :
Anggota :
Komite Pemantau Risiko
Ketua :
Anggota :
Anggota : Bambang Setiawan Bambang Setiawan
Komite Remunerasi dan Nominasi
Ketua :
Anggota : Amdjad Lawasa
Anggota : Risdianto Iskandar Ocvita Pusadan
-
-
-
-
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN
a. Pernyataan Kepatuhan
Pada tanggal 31 Desember 2018 dan 2017, Bank memiliki karyawan masing-masing sebanyak 658 dan 673 karyawan.
Dahlan Lasaki Dahlan Lasaki
Amiludin Haludin Amiludin Haludin
Ramli Nurdin Ramli Nurdin
Pada tanggal 31 Desember 2018 dan 2017, susunan Dewan Komisaris, Direksi, Komite Audit, Komite Pemantau Risiko serta Komite
Remunerasi dan Nominasi Bank adalah sebagai berikut:
31 Desember 2018 31 Desember 2017
Syafruddin Sunumpole Syafruddin Sunumpole
Susunan pengurus Bank tersebut diatas telah dicatat dalam administrasi Bank Indonesia sesuai dengan Surat Bank Indonesia
No.15/35/DPKP/Dpr tanggal 9 Desember 2013.
Kebijakan akuntansi yang penting, yang diterapkan secara konsisten dalam penyusunan laporan keuangan untuk tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2018 dan 2017 adalah sebagai berikut:
Laporan keuangan Bank untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2018 dan 2017 disusun sesuai dengan Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) di Indonesia yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK-IAI),
Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia ("PAPI") 2008 yang diterbitkan atas kerjasama IAI dengan Bank Indonesia dan praktek-
praktek industri perbankan yang berlaku, pedoman akuntansi dan pelaporan yang ditetapkan oleh otoritas perbankan Indonesia.
Susunan pengurus Bank tersebut diatas sesuai Surat Keputusan Gubernur Sulawesi Tengah dengan rincian sebagai berikut :
No.821/244/RO.ADM.EKON-G.ST/2017 tentang Pengangkatan Direktur Utama dan Direktur Operasional PT.Bank Sulteng
periode 2017-2021.
No.821/244R/RO.ADM.EKON-G.ST/2017 tentang Pengangkatan Komisaris Utama dan Komisaris Independen PT.Bank Sulteng
periode 2017-2021.
No.584/909/RO.ADM.EKON-G.ST/2016 tentang Pengangkatan Direktur Kepatuhan dan Direktur Pemasaran PT.Bank Sulteng
periode 2016-2020.
No.584/179/RO.ADM.EKON-G.ST/2017 tentang Pengangkatan Direktur Operasional PT.Bank Sulteng periode 2018-2021.
Komite Remunerasi dan Nominasi telah mengalami perubahan sesuai dengan SK. No.: 49/SK/BPD-ST/2018 tanggal 9 Mei 2018
tentang Perubahan Komite Remunerasi dan Nominasi PT. Bank Sulteng.
Myrna Rianasari
Amiludin HaludinAmiludin Haludin
7
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2018
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN - (lanjutan)
b. Dasar penyusunan laporan keuangan
-
-
-
c. Aset dan liabilitas keuangan
(i) Klasifikasi
-
- Kredit yang diberikan dan piutang;
- Investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo;
- Investasi dalam kelompok tersedia untuk dijual.
Liabilitas keuangan diklasifikasikan ke dalam kategori sebagai berikut pada saat pengakuan awal:
-
-
Liabilitas imbalan pasti diakui sebesar nilai kini liabilitas imbalan pasti dikurangi dengan aset bersih dana pensiun ditambah
keuntungan aktuaria yang belum diakui dikurangi beban jasa lalu yang belum diakui dan kerugian aktuaria yang belum diakui.
PSAK No. 50 (Revisi 2014), berisi persyaratan penyajian dari instrumen keuangan dan pengidentifikasian informasi yang harus
diungkapkan. Persyaratan penyajian tersebut ditetapkan terhadap klasifikasi instrumen keuangan, dari perspektif penerbit dalam
aset keuangan, kewajiban keuangan dan instrumen ekuitas; pengklasifikasian yang terkait dengan suku bunga, dividen, kerugian dan
keuntungan, dan keadaan dimana aset keuangan dan kewajiban saling hapus. PSAK ini mensyaratkan pengungkapan, antara lain
informasi mengenai faktor yang mempengaruhi jumlah, waktu dan tingkat kepastian arus kas masa depan suatu entitas terkait
dengan instrumen keuangan dan kebijakan akuntansi yang diterapkan untuk instrumen tersebut.
Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas ke dalam aktivitas operasi,
investasi dan pendanaan. Untuk keperluan laporan arus kas, yang termasuk kas dan setara kas terdiri dari kas, giro pada Bank
Indonesia dan giro pada bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain dan Sertifikat Bank Indonesia yang jatuh tempo
dalam waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal perolehan, sepanjang tidak digunakan sebagai jaminan atas pinjaman yang diterima serta
tidak dibatasi penggunaannya.
Mata uang pelaporan yang digunakan dalam laporan keuangan Bank adalah mata uang Rupiah (Rp). Angka-angka yang disajikan
dalam laporan keuangan, kecuali dinyatakan lain, disajikan dalam Rupiah penuh.
Aset keuangan Bank terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain,
efek-efek, efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali, kredit yang diberikan, penyertaan saham dan aset lain-lain.
Bank menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2014), "Instrumen Keuangan: Penyajian", PSAK No. 55 (Revisi 2014), "Instrumen keuangan:
Pengakuan dan Pengukuran", dan PSAK No.60 (Revisi 2016), "Instrumen Keuangan: Pengungkapan" dan PSAK 68, "Pengukuran Nilai
Wajar".
Liabilitas keuangan Bank terdiri dari liabilitas segera, simpanan nasabah, simpanan dari bank lain, pinjaman yang diterima dan
liabilitas lain-lain.
Bank mengklasifikasikan aset keuangannya berdasarkan kategori sebagai berikut pada saat pengakuan awal:
Instrumen keuangan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi diukur pada nilai wajar.
Laporan keuangan Bank disusun dengan konsep nilai historis dan atas dasar akrual, kecuali untuk beberapa hal dibawah ini:
Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif, yang memiliki 2 (dua) sub-klasifikasi,
yaitu liabilitas keuangan yang ditetapkan demikian pada saat pengakuan awal dan liabilitas keuangan yang telah
diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan;
Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif, yang memiliki 2 (dua) sub-klasifikasi, yaitu liabilitas
keuangan yang ditetapkan demikian pada saat pengakuan awal dan liabilitas keuangan yang telah diklasifikasikan dalam
kelompok diperdagangkan;
Liabilitas keuangan lain yang tidak diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba
rugi komprehensif dikategorikan dan diukur dengan biaya perolehan diamortasi.
PSAK No. 55 (Revisi 2016) menerapkan prinsip untuk pengakuan dan pengukuran aset keuangan, kewajiban keuangan dan kontrak
pembelian atau penjualan item-item non-keuangan. PSAK ini memberi definisi dan karakteristik derivatif, kategori-kategori dari
masing-masing instrumen keuangan, pengakukan dan pengukuran, akuntansi lindung nilai dan penetapan dari hubungan lindung
nilai.
PSAK No. 60 (Revisi 2016) termasuk penyesuaiannya tahun 2012, mensyaratkan pengungkapan signifikansi atas masing-masing
instrumen keuangan untuk posisi keuangan dan kinerjanya, serta sifat dan tingkat risiko yang timbul dari instrumen keuangan yang
dihadapi Bank Sulteng selama periode berjalan dan pada akhir periode pelaporan, dan bagaimana Bank mengelola risiko tersebut.
Aset keuangan tersedia untuk dijual diukur pada nilai wajar.
8
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2018
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN - (lanjutan)
c. Aset dan liabilitas keuangan - (lanjutan)
(i) Klasifikasi - (lanjutan)
-
- Yang pada saat pengakuan awal ditetapkan dalam kelompok investasi tersedia untuk dijual; atau
-
(ii) Pengakuan Awal
a.
b.
-
-
- Aset keuangan terdiri dari kontrak utama dan derivatif melekat yang harus dipisahkan.
Biaya transaksi hanya meliputi biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk perolehan suatu aset keuangan atau
penerbitan suatu liabilitas keuangan dan merupakan biaya tambahan yang tidak akan terjadi apabila instrumen keuangan
tersebut tidak diperoleh atau diterbitkan. Untuk aset keuangan, biaya transaksi ditambahkan pada jumlah yang diakui pada
awal pengakuan aset, sedangkan untuk liabilitas keuangan, biaya transaksi dikurangkan dari jumah utang yang diakui pada
pengakuan awal liabilitas. Biaya transaksi tersebut diamortisasi selama unur instrumen berdasarkan metode suku bunga efektif
dan dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga untuk biaya transaksi sehubungan dengan aset keuangan atau sebagai
bagian dari beban bunga untuk biaya transaksi sehubugan dengan liabilitas.
Penempatan sebagai opsi nilai wajar mengurangi atau mengeliminasi ketidakkonsistenan pengakuan dan pengukuran
(accounting missmatch) yang dapat timbul; atau
Aset keuangan merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan yang risikonya dikelola dan dilaporan kepada
manejemen kunci berdasarkan nilai wajar; atau
Pembelian atau penjualan aset keuangan yang memerlukan penyerahan aset dalam kurun waktu yang telah ditetapkan oleh
peraturan dan kebiasaan yang berlaku di pasar (pembelian secara reguler) diakui pada tanggal penyelesaian, seperti
tanggal perusahaan berkomitmen untuk membeli atau menjual aset.
Aset keuangan dan liabilitas keuangan pada awalnya diukur pada nilai wajarnya. Dalam hal aset keuangan atau liabilitas
keuangan tidak diukur pada nilai wajar melalaui laporan laba rugi komprehensif, nilai wajar tersebut ditambah biaya
transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Pengukuran aset keuangan dan liabilitas keuangan setelah pengakuan
awal tergantung pada klasifikasinya.
Liabilitas keuangan lainnya merupakan liabilitas keuangan yang tidak dimiliki untuk dijual atau ditentukan sebagai nilai wajar
melalui laba rugi komprehensif saat pengakuan liabilitas.
Bank pada pengakuan awal dapat menetapkan aset keuangan tertentu sebagai nilai wajar melalui laporan laba rugi (opsi nilai
wajar). Opsi nilai wajar dapat digunakan hanya bila memenuhi ketetapan sebagai berikut:
Kategori tersedia untuk dijual terdiri dari aset keuangan non-derivatif yang ditentukan sebagai tersedia untuk dijual atau
tidak diklasifikasikan sebagai salah satu dari kategori aset keuangan lain. Setelah pengukuran awal, investasi tersedia untuk
dijual diukur menggunakan nilai wajar dengan laba atau rugi komprehensif yang diakui sebagai bagian dari ekuitas sampai
dengan investasi dihentikan pengakuannya atau sampai investasi dinyatakan mengalami penurunan nilai dimana akumulasi
laba atau rugi komprehensif sebelumnya dilaporkan dalam ekuitas dilaporkan dalam laporan laba rugi komprehensif
konsolidasian. Hasil efektif dan (bila dapat diaplikasikan) hasil dari nilai tukar dinyatakan kembali untuk investasi tersedia
dijual dan dilaporkan pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
Investasi dimiliki hingga jatuh tempo terdiri dari aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan
dan jatuh temponya telah ditetapkan dimana Bank mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan
tersebut hingga jatuh tempo. investasi yang dimiliki untuk periode yang tidak dapat ditentukan tidak dikategorikan dalam
klasifikasi ini.
Kelompok aset dan liablitas diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif adalah aset dan liabilitas keuangan
dimiliki untuk diperdagangkan yang diperoleh atau dimiliki oleh Bank untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu
dekat, atau dimiliki sebagai bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama untuk memperoleh laba
jangka pendek atau position taking .
Kredit yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan yang
tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif, kecuali:
Yang dimaksudkan oleh Bank untuk dijual segera dalam waktu dekat, yang diklasifikasikan dalam kelompok
diperdagangkan, serta yang pada saat pengakuan awal ditetapkan diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
komprehensif;
Dalam hal Bank mungkin tidak akan memperoleh kembali investasi awal secara substansial kecuali yang disebabkan oleh
penurunan kualitas kredit yang diberikan dan piutang, yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual.
9
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2018
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN - (lanjutan)
c. Aset dan liabilitas keuangan - (lanjutan)
(ii) Pengakuan Awal - (lanjutan)
(iii) Pengukuran Setelah Pengakuan Awal
(iv) Penghentian Pengakuan
Aset keuangan dihentikan pengakuannya jika:
- Hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir; atau
-
(v) Pengakuan Pendapatan dan Beban
(vi) Reklasifikasi Aset Keuangan
Kredit yang diberikan dan piutang serta investasi dimiliki hingga jatuh tempo dan liabilitas keuangan yang diukur pada biaya
perolehan diamortisasi diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif.
Opsi nilai wajar digunakan untuk kredit yang diberikan dan piutang tertentu yang dilindung nilai menggunakan credit
derivatives atau swap suku bunga, namun tidak memenuhi kriteria untuk akuntansi lindung nilai. Jika tidak, kredit yang
diberikan akan dicatat menggunakan biaya diamortisasi dan derivatif akan diukur menggunakan nilai wajar melalui laba rugi
komprehensif.
Opsi nilai wajar juga digunakan untuk dana investasi yang merupakan bagian dari portofolio yang dikelola dengan basis nilai
wajar. Opsi nilai wajar juga digunakan untuk structured investment termasuk derivatif melekat.
Jika suatu liabilitas keuangan yang ada digantikan dengan yang lain oleh pemberi pinjaman yang sama pada keadaan yang
secara substansial berbeda, atau berdasarkan suatu liabilitas yang ada secara substansial telah diubah, maka pertukaran atau
modifikasi tersebut diperlakukan sebagai penghentian pengakuan liabilitas awal dan pengakuan liabilitas baru dan perbedaan
nilai tercatat masing-masing diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.
Aset tersedia untuk dijual serta aset keuangan dan liabilitas keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi,
pendapatan dan beban bunga diakui pada laporan laba rugi komprehensif dengan menggunakan suku bunga efektif.
Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan yang diukur pada nilai
wajar melalui laporan laba rugi komprehensif, diakui pada laporan laba rugi komprehensif.
Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar atas aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok
tersedia untuk dijual diakui secara langsung dalam ekuitas, kecuali keuntungan atau kerugian akibat perubahan nilai tukar dari
item moneter, dihentikan pengakuannya atau adanya penurunan nilai dari aset keuangan tersebut.
Pada saat aset keuangan dihentikan pengakuannya atau terjadi penurunan nilai, maka keuntungan atau kerugian kumulatif
yang sebelumnya diakui dalam ekuitas harus direklas pada laporan laba rugi komprehensif.
Bank tidak diperkenankan untuk mereklasifikasi instrumen keuangan dari atau ke kategori instrumen keuangan yang di ukur
pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif selama instrumen keuangan tersebut dimiliki atau diterbitkan.
Bank mentransfer hak untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan atau menanggung liabilitas untuk
membayarkan arus kas yang diterima tersebut secara penuh tanpa penundaan berarti kepada pihak ketiga dibawah
kesepakatan pelepasan (pass through arrangement) ; dan antara (a) Bank mentransfer secara substansial seluruh risiko dan
manfaat atas aset, atau (b) Bank tidak mentransfer maupun tidak memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat
atas aset, namun telah mentransfer kendali atas aset.
Ketika Bank telah mentransfer hak untuk menerima arus kas dari aset atau telah memasuki pass-through arrangement dan
tidak mentransfer serta tidak menpertahankan secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset atau tidak mentransfer
kendali atas aset, aset diakui sebesar keterlibatan Bank yang berkelanjutan atas aset tersebut.
Penghapusbukuan kredit yang diberikan dilakukan ketika tidak terdapat lagi prospek yang realistis mengenai pengembalian
pinjaman atau hubungan normal antara Bank dan debitur telah berakhir. Kredit yang tidak dapat dilunasi tersebut
dihapusbukukan dengan mendebit cadangan kerugian penurunan nilai.
Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya jika liabilitas keuangan tersebut berakhir, yaitu ketika liabilitas yang ditetapkan
dalam kontrak dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.
Aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual dan aset keuangan dan liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar
melalui laba rugi komprehensif diukur pada nilai wajarnya.
10
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2018
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN - (lanjutan)
c. Aset dan liabilitas keuangan - (lanjutan)
(vi) Reklasifikasi Aset Keuangan - (lanjutan)
-
-
-
(vii) Saling Hapus
(viii) Pengukuran Biaya Diamortisasi
(ix) Pengukuran Nilai Wajar
Bank tidak boleh mengklasifikasikan aset keuangan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo, jika dalam periode berjalan
atau dalam kurun waktu 2 (dua) tahun sebelumnya, telah menjual atau mereklasifikasi investasi dimiliki hingga jatuh tempo
dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan sebelum jatuh tempo (lebih dari jumlah yang tidak signifikan
dibandingkan dengan jumlah nilai investasi dimiliki hingga jatuh tempo), kecuali penjualan atau reklasifikasi tersebut:
Dilakukan ketika aset keuangan sudah mendekati jatuh tempo atau tanggal pembelian kembali dimana perubahan suku
bunga tidak akan berpengaruh secara signifikan terhadap nilai wajar aset keuangan tersebut;
Terjadi setelah Bank telah memperoleh secara substansial seluruh jumlah pokok aset keuangan tersebut sesuai jadwal
pembayaran atau Bank telah memperoleh pelunasan dipercepat; atau
Terkait dengan kejadian tertentu yang berada di luar kendali Bank, tidak berulang dan tidak dapat diantisipasi secara
wajar oleh Bank.
Reklasifikasi aset keuangan dari kelompok dimiliki hingga jatuh tempo ke kelompok tersedia untuk dijual dicatat sebesar nilai
wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi tetap dilaporkan dalam komponen pendapatan komprehensif lain
sampai aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya.
Aset dan liabilitas keuangan dilakukan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan jika dan hanya
jika Bank memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut dan
adanya maksud untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara
simultan.
Untuk instrumen yang lebih komplek, Bank menggunakan model penilaian internal, yang pada umumnya berdasarkan teknik
dan metode penilaian yang diakui sebagai standar industri. Model penilaian terutama digunakan untuk menilai kontrak
derivatif yang ditransaksikan melalui pasar, over the counter , unlisted debt securities (termasuk surat utang dengan derivatif
melekat) dan instrumen utang lainnya yang pasarnya tidak aktif. Beberapa input dari model ini tidak berasal dari data yang
dapat diobservasi di pasar yang dengan demikian merupakan hasil estimasi berdasarkan asumsi tertentu.
Pendapatan dan beban disajikan dalam jumlah bersih hanya jika diperkenankan oleh Standar Akuntansi Keuangan.
Biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan adalah jumlah aset keuangan atau liabilitas keuangan
yang diukur pada saat pengakuan awal dikurangi pembayaran pokok pinjaman, ditambah atau dikurangi amortisasi kumulatif
menggunakan metode suku bunga efektif yang dihitung dari selisih antara nilai pengakuan awal dan nilai jatuh temponya dan
dikurangi penurunan nilai.
Nilai wajar adalah nilai dimana suatu aset dapat dipertukarkan, atau suatu liabilitas dapat diselesaikan, di antara para pihak
yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi yang wajar pada tanggal pengukuran, termasuk didalamnya
adalah nilai pasar dari interdealer market Association (IDMA) atau harga yang diberikan oleh broker (quoted price ) dari
Blomberg atau Reuters pada tanggal pengukuran.
Jika tersedia, Bank mengukur nilai wajar dari suatu instrumen dengan menggunakan harga kuotasi di pasar aktif untuk
instrumen terkait. Suatu pasar dianggap aktif bila harga yang dikuotasikan tersedia sewaktu-waktu dari bursa, pedagang efek
(dealer ), perantara efek (broker ), kelompok industri, badan pengawas (pricing service atau regulatory agency ) dan
merupakan transaksi pasar aktual dan teratur terjadi yang dilakukan secara wajar.
Jika pasar untuk instrumen keuangan tidak aktif, Bank menetapkan nilai wajar dengan menggunakan teknik penilaian. Bank
menggunakan credit risk spread sendiri di dalam menentukan nilai wajar dari liabilitas derivatif dan liabilitas lainnya yang
telah ditetapkan menggunakan opsi nilai wajar. Ketika terjadi kenaikan di dalam credit spread, Bank mengakui keuntungan
atas liabilitas tersebut sebagai akibat penurunan nilai tercatat liabilitas. Ketika terjadi penurunan di dalam credit spread,
entitas mengakui kerugian atas liabilitas tersebut sebagai akibat kenaikan nilai tercatat liabilitas.
Bank menggunakan beberapa teknik penilaian yang digunakan secara umum untuk menggunakan nilai wajar dari instrumen
keuangan dengan tingkat kompleksitas yang rendah, seperti opsi nilai tukar dan swap mata uang. Input yang digunakan dalam
teknik penilaian untuk instrumen keuangan di atas adalah data pasar yang diobservasi.
11
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2018
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN - (lanjutan)
c. Aset dan liabilitas keuangan - (lanjutan)
(ix) Pengukuran Nilai Wajar - (lanjutan )
i.
ii. Perusahaan asosiasi;
iii. investor yang memiliki hak suara, yang memberikan investor tersebut suatu pengaruh yang signifikan;
iv. perusahaan di bawah pengendalian investor yang dijelaskan dalam catatan iii di atas; dan
v. karyawan kunci dan anggota keluarganya.
d. Penurunan Nilai Aset Keuangan
a. Kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam;
b. Pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga.
Nilai wajar dari liabilitas kontinjensi dan fasilitas kredit yang tidak dapat dibatalkan dibukukan sesuai dengan nilai
Pada saat nilai wajar dari unlisted equity instruments tidak dapat ditentukan dengan handal, instrumen tersebut dinilai
sebesar biaya perolehan dikurangi dengan penurunan nilai. Nilai wajar atas kredit yang diberikan dan piutang, serta liabilitas
kepada bank dan nasabah ditentukan menggunakan nilai berdasarkan arus kas kontraktual, dengan mempertimbangkan
kualitas kredit, likuiditas dan biaya.
Transaksi pihak berelasi adalah suatu pengalihan sumber daya, jasa atau kewajiban antara entitas pelaporan dengan pihak-pihak
berelasi, terlepas apakah ada harga yang dibebankan.
Untuk instrumen keuangan yang tidak mempunyai harga pasar, estimasi atas nilai wajar efek-efek ditetapkan dengan mengacu
pada nilai wajar instrumen lain yang substansinya sama atau dihitung berdasarkan arus kas yang diharapkan terhadap aset
neto efek-efek tersebut.
Aset keuangan dan aset yang dimiliki atau liabilitas yang akan diterbitkan diukur dengan menggunakan harga penawaran,
liabilitas keuangan dan liabilitas yang dimiliki atau liabilitas yang akan diperoleh diukur menggunakan harga permintaan. Jika
Bank memiliki posisi aset dan liabilitias konsolidasian dimana risiko pasarnya saling hapus, maka Bank dapat menggunakan
nilai tengah dari pasar sebagai dasar untuk menentukan nilai wajar posisi risiko yang saling hapus tersebut dan menerapkan
penyesuaian tersebut terhadap harga penawaran atau harga permintaan terhadap posisi terbuka atau neto (net open
position ), mana yang lebih sesuai.
Perusahaan di bawah pengendalian Bank;
Semua transaksi yang jumlahnya signifikan dengan pihak berelasi, baik yang dilakukan dengan syarat normal, sebagaimana dilakukan
dengan pihak yang berelasi, maupun tidak, telah diungkapkan dalam laporan keuangan.
Berdasarkan PSAK No. 7 (Revisi 2010), transaksi antara Bank dengan Pemerintah, BUMN lainnya dan perusahaan-perusahaan yang
dimiliki, atau dikendalikan negara, termasuk Lembaga Penjamin Simpanan tidak dikategorikan sebagai transaksi dengan pihak-pihak
yang berelasi.
Hasil dari suatu teknik penilaian merupakan suatu estimasi atau perkiraan dari suatu nilai yang tidak dapat ditentukan dengan
pasti dan teknik penilaian yang digunakan mungkin tidak dapat menggambarkan seluruh faktor yang relevan atas posisi yang
dimiliki Bank. Dengan demikian, penilaian disesuaikan dengan faktor tambahan seperti model risk, risiko likuiditas darn risiko
kredit counterparty. Berdasarkan kebijakan teknik penilaian nilai wajar, pengendalian dan prosedur yang diterapkan,
manajemen Bank berkeyakinan bahwa penyesuaian atas penilaian tersebut di atas diperlukan dan dianggap tepat untuk
menyajikan secara wajar nilai dari instrumen keuangan yang diukur berdasarkan nilai wajar dalam laporan posisi keuangan.
Data harga dan parameter yang digunakan didalam prosedur pengukuran pada umumnya telah direview dan disesuaikan jika
diperlukan, khususnya untuk perkembangan atas pasar terkini.
Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, Bank mengevaluasi apakah terdapat bukti obyektif apakah aset keuangan yang tidak
dicatat pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif telah mengalami penurunan nilai.
Bank melakukan transaksi dengan pihak berelasi. Definisi pihak berelasi yang digunakan adalah sesuai dengan PSAK No. 7 mengenai
“Pengungkapan pihak-pihak berelasi”. Definisi pihak berelasi adalah antara lain:
Aset keuangan mengalami penurunan nilai jika bukti obyektif menunjukkan bahwa peristiwa yang merugikan telah terjadi setelah
pengakuan awal aset keuangan dan peristiwa tersebut berdampak pada arus kas masa datang atas aset keuangan yang diestimasi
secara handal.
Kriteria yang digunakan oleh entitas untuk menentukan bukti obyektif dari penurunan nilai adalah sebagai berikut:
12
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2018
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - (lanjutan)
d. Penurunan Nilai Aset Keuangan - (lanjutan)
c.
d.
e. Hilangnya pasar aktif dari aset keuangan akibat kesulitan keuangan; atau
f.
a. memburuknya status pembayaran pihak peminjam dalam kelompok tersebut; dan
b.
1. Kredit yang secara individual memiliki nilai signifikan dan memiliki bukti obyektif penurunan nilai;
2. Kredit yang direstrukturisasi yang secara individual memiliki nilai signifikan.
1. Kredit yang secara individual memiliki nilai signifikan namun tidak memiliki bukti obyektif penurunan nilai;
2. Kredit yang secara individual memiliki nilai tidak signifikan;
3. Kredit yang direstrukturisasi yang secara individual memiliki nila tidak signifikan.
1. Kredit bersifat collateral dependent , yaitu jika pelunasan kredit hanya bersumber dari agunan;
2.
Bank menetapkan kredit yang harus dievaluasi penurunan nilainya secara individual, jika memenuhi salah satu kriteria di bawah ini:
Terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan lainnya;
Bank menggunakan fair value of collateral sebagai arus kas masa datang apabila memenuhi salah satu kondisi berikut:
Pengambilalihan agunan kemungkinan besar terjadi dan didukung dengan perjanjian legal atas pengikatan agunan.
kondisi ekonomi nasional atau lokal yang berkorelasi dengan wanprestasi atas aset dalam kelompok tersebut.
Bank menetapkan kredit yang harus dievaluasi penurunan nilainya secara kolektif, jika memenuhi salah satu kriteria di bawah ini:
Bank menggunakan metode migration analysis yang merupakan suatu metode analisis statistik, untuk menilai cadangan kerugian
penuruan nilai atas kredit yang diberikan secara kolektif. Bank menggunakan rata-rata bergerak (moving average ) data historis 3
tahun dalam menghitung probability of default (PD) dan loss of given default (LGD).
Estimasi periode antara terjadinya peristiwa dan teridentifikasinya kerugian ditentukan oleh manajemen untuk setiap portofolio
yang diidentifikasi. Pada umumnya, periode tersebut bervariasi antara 3 (tiga) dan 12 (dua belas) bulan, untuk kasus tertentu
diperlukan periode yang lebih lama.
Bank pertama kali menentukan apakah terdapat bukti obyektif penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan
secara individual atau kolektif untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual. Jika Bank menentukan tidak terdapat
bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut
signifikan atau tidak, maka Bank memasukkan aset tersebut ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko
kredit yang serupa dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset keuangan yang penurunan nilainya dilakukan
secara individual dan untuk itu kerugian penurunan nilai telah diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan
nilai secara kolektif.
Berdasarkan kriteria di atas, Bank melakukan penilaian secara individual untuk; (a) pinjaman dalam segmen pasar korporasi dan
usaha menengah dengan kolektibilitas kurang lancar, diragukan dan macet; atau (b) pinjaman dalam segmen pasar korporasi dan
usaha menengah yang direstrukturisasi.
Berdasarkan kriteria di atas, penilaian secara kolektif dilakukan untuk; (a) Pinjaman dalam segmen pasar korporasi dan usaha
menengah dengan kolektibilitas lancar dan dalam perhatian khusus serta tidak direstrukturisasi; atau (b) Pinjaman dalam segmen
pasar usaha kecil dan konsumen.
Perhitungan cadangan kerugian penuruan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara kolektif dikelompokkan berdasarkan
karakteristik risiko kredit yang sama dengan mempertimbangkan segmentasi kredit berdasarkan pengalaman kerugian masa lalu dan
kemungkinan terjadinya kegagalan (probability of default ). Kredit yang mempunyai data dan informasi kerugian historis yang
dikategorikan sebagai daerah rawan bencana oleh Pemerintah Republik Indonesia dan didukung oleh kebijakan internal Bank, maka
Perhitungan cadangan kerugian penuruan nilai dilakukan dengan menghitung tingkat kerugian secara keseluruhan yang meliputi
tingkat kerugian aktual ditambah dengan faktor-faktor risiko terkait yang relevan berdasarkan survey yang dilakukan secara periodik
kepada pihak eksternal maupun internal Bank.
Data yang dapat diobservasi mengindikasikan adanya penurunan yang dapat diukur atas estimasi arus kas masa datang dari
kelompok aset keuangan sejak pengakuan awal aset dimaksud, meskipun penurunannya belum dapat diidentifikasi terhadap
aset keuangan secara individual dalam kelompok aset tersebut, termasuk;
Pihak pemberi pinjaman, dengan alasan ekonomi atau hukum sehubungan dengan kesulitan keuangan yang dialami pihak
peminjam, memberikan keringanan (konsesi) pada pihak peminjam yang tidak mungkin diberikan jika pihak peminjam tidak
mengalami kesulitan tersebut;
13
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2018
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - (lanjutan)
d. Penurunan Nilai Aset Keuangan - (lanjutan)
e. Kas dan Setara Kas
f. Giro pada Bank Indonesia dan Bank lain
Sebagai panduan praktis, Bank dapat mengukur penurunan nilai berdasarkan nilai wajar instrument dengan menggunakan harga
pasar yang dapat diobservasi, perhitungan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang atas aset keuangan dengan agunan
(collateralized financial asset ) mencerminkan arus kas yang dapat dihasilkan dari pengambilalihan agunan dikurangi biaya-biaya
untuk memperoleh dan menjual agunan, terlepas apakah pengambilalihan tersebut berpeluang terjadi atau tidak.
Pendapatan bunga atas aset keuangan yang mengalami penurunan nilai tetap diakui atas dasar suku bunga yang digunakan untuk
mendiskonto arus kas masa datang dalam pengukuran kerugian penurunan nilai. Ketika peristiwa yang terjadi setelah penurunan
nilai menyebabkan jumlah kerugian penurunan nilai berkurang, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan
dan pemulihan tersebut diakui pada laporan laba rugi komprehensif.
Untuk aset keuangan yang tersedia untuk dijual, pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, Bank mengevaluasi apakah terdapat
bukti obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Penurunan yang signifikan atau
penurunan jangka panjang atas nilai wajar investasi dalam instrumen ekuitas dibawah biaya perolehannya merupakan bukti
obyektif terjadinya penurunan nilai dan menyebabkan pengakuan kerugian penurunan nilai. Kerugian penurunan nilai atas efke-efek
yang tersedia untuk dijual diakui dengan mengeluarkan kerugian kumulatif yang telah diakui secara langsung dalam ekuitas
kedalam laporan laba rugi komprehensif. Jumlah kerugian kumulatif yang dikeluarkan dari ekuitas dan diakui pada laporan laba rugi
komprehensif merupakan selisih antara biaya perolehan (setelah dikurangi dengan nilai pelunasan pokok dan amortisasi) dengan
nilai wajar kini, dikurangi penurunan nilai aset keuangan yang sebelumnya telah diakui pada laporan laba rugi komprehensif.
Jika pada periode berikutnya, nilai wajar instrumen utang yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual meningkat
dan peningkatan tersebut dapat secara obyektif dihubungkan dengan peristiwa yang terjadi setelah pengakuan kerugian nilai pada
laporan laba rugi komprehensif, maka kerugian penurunan nilai tersebut harus dipulihkan melalui laporan laba rugi komprehensif.
Jika persyaratan kredit yang diberikan, piutang atau efek-efek yang dimiliki hingga jatuh tempo dinegosiasi ulang atau dimodifikasi
karena debitur atau penerbit mengalami kesulitan keuangan, maka penurunan nilai diukur dengan suku bunga efektif awal yang
digunakan sebelum persyaratan diubah.
Kerugian penurunan nilai yang diakui pada laporan laba rugi komprehensif atas investasi instrumen ekuitas yang diklasifikasikan
sebagai instrumen ekuitas yang tersedia untuk dijual tidak boleh dipulihkan melalui pembalikan atas penurunan nilai sebelumnya
pada laporan laba rugi komprehensif pada tahun berjalan.
Setelah perolehan awal, giro pada Bank Indonesia dan bank lain dinyatakan sebesar biaya perolehan diamortisasi menggunakan
metode suku bunga efektif dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai. Giro pada Bank Indonesia dan bank lain diklasifikasikan
masing-masing sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang.
Penerimaan kembali atas aset keuangan yang diberikan yang telah dihapus bukukan, pada tahun berjalan dikreditkan dengan
menyesuaikan akun cadangan kerugian penurunan nilai. Penerimaan kembali atas aset keuangan yang telah dihapus bukukan pada
tahun-tahun sebelumnya dicatat sebagai pendapatan operasional selain bunga.
Kas dan setara kas mencakup kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, simpanan yang sewaktu-waktu dicairkan, dan
investasi jangka pendek likuid lainnya dengan jangka waktu jatuh tempo tiga bulan atau kurang. Giro pada Bank Indonesia dan bank
lain disajikan sebesar nilai nominal atau nilai saldo bruto, dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai, jika diperlukan.
Kerugian yang terjadi diakui pada laporan laba rugi komprehensif dan dicatat pada akun penyisihan kerugian penurunan nilai
sebagai pengurang terhadap aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi.
Kerugian penurunan nilai atas aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi diukur sebesar selisih antara nilai
tercatat aset keuangan dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari
aset keuangan tersebut. Jika kredit yang diberikan atau efek-efek dan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah dimiliki hingga jatuh
tempo memiliki suku bunga variabel, maka tingkat diskonto yang digunakan untuk mengukur setiap kerugian penurunan nilai adalah
suku bunga efektif yag berlaku yang ditetapkan dalam kontrak.
Jika pada suatu periode berikutnya , jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara
obyektif pada peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui (seperti meningkatnya peringkat kreditur debitur atau penerbit),
maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan, dengan menyesuaikan akun cadangan. Jumlah pemulihan
aset keuangan diakui pada laporan laba rugi komprehensif.
14
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2018
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - (lanjutan)
g. Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank lain
h. Efek-efek
h. Efek-efek - (lanjutan)
i. Kredit yang Diberikan
j. Aset Tetap dan Aset Tidak Berwujud
Aset Tetap
1) Kepemilikan Langsung
Berdasarkan PSAK No. 16 (Revisi 2011), "Aset Tetap", Bank memilih untuk menggunakan metode biaya untuk mengukur aset
tetapnya. Aset tetap, kecuali tanah, dicatat sebesar harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai
(jika ada).
Kredit yang diberikan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan pinjam-meminjam dengan debitur yang mewajibkan debitur untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu
dengan imbalan bunga.
Kredit yang diberikan pada awalnya diukur pada nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara
langsung dan merupakan biaya tambahan untuk memperoleh aset keuangan tersebut dan setelah pengakuan awal diukur pada biaya
perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai. Kredit yang
diberikan diklasifikasikan sebagai kredit yang diberikan dan piutang.
Efek-efek yang dimiliki terdiri dari obligasi yang diperdagangkan di bursa efek.
Efek-efek diklasifikasikan sebagai aset keuangan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo.
Efek-efek pada awalnya disajikan sebesar nilai wajar ditambah biaya transaksi dan setelah pengakuan awal dicatat sesuai dengan
klasifikasi sebagai dimiliki hingga jatuh tempo.
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain adalah penanaman dana pada Bank Indonesia berupa deposit facility, term deposit
dan deposit facility syariah, sedangkan penempatan dana pada bank lain merupakan penanaman dana dalam bentuk penempatan
pada pasar uang (inter-bank call money ) dan deposito berjangka.
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain dinyatakan sebesar biaya perolehan amortisasi menggunakan metode suku bunga
efektif dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai. Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain diklasifikasikan masing-masing
sebagai kredit yang diberikan dan piutang.
Kredit yang direstrukturisasi disajikan sebesar nilai yang lebih rendah antara nilai tercatat kredit pada tanggal restrukturisasi atau
nilai tunai penerimaan kas masa depan setelah restrukturisasi. Kerugian akibat selisih antara nilai tercatat kredit pada tanggal
restrukturisasi dengan nilai tunai penerimaan kas masa depan setelah restrukturisasi diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.
Setelah restrukturisasi, semua penerimaan kas masa depan yang ditetapkan dalam persyaratan baru dicatat sebagai pengembalian
pokok kredit yang diberikan dan pendapatan bunga sesuai dengan syarat-syarat restrukturisasi.
Kredit yang diberikan dihapusbukukan ketika tidak terdapat prospek yang realistis mengenai pengembalian kredit atau hubungan
antara Bank dan debitur telah berakhir. Kredit yang tidak dapat dilunasi dihapusbukukan dengan mendebit cadangan kerugian
penurunan nilai. Penerimaan kemudian atau penggantian asuransi atas kredit yang diberikan yang telah dihapusbukukan
sebelumnya, jika pada periode berjalan dikreditkan dengan menyesuaikan pada akun cadangan kerugian penurunan nilai, sedangkan
jika setelah tanggal laporan posisi keuangan dikreditkan sebagai pendapatan operasional lainnya.
Bila terjadi penjualan atau reklasifikasi dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan dari efek-efek yang dimiliki
hingga jatuh tempo yang (a) belum mendekati tanggal jatuh tempo, (b) sebelum diperolehnya jumlah pokok aset keuangan secara
substansial dan (c) bukan kejadian yang berada di luar kendali entitas, tidak berulang dan tidak dapat diantisipasi secara wajar oleh
entitas akan menyebabkan reklasifikasi atas semua efek-efek yang dimiliki hingga jatuh tempo ke dalam kelompok tersedia untuk
dijual, dan Bank tidak diperkenankan untuk mengklasifikasikan efek-efek sebagai dimiliki hingga jatuh tempo untuk tahun berjalan
dan untuk kurun waktu dua tahun mendatang.
Cadangan kerugian penurunan nilai diukur bila terdapat indikasi penurunan nilai dengan menggunakan metodologi penurunan nilai
sebagaimana diungkapkan dalam Catatan 2d.
Efek-efek dengan klasifikasi dimiliki hingga jatuh tempo dicatat pada biaya perolehan yang diamortisasi menggunakan metode suku
bunga efektif.
15
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2018
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - (lanjutan)
j. Aset Tetap dan Aset Tidak Berwujud - (lanjutan)
Aset Tetap - (lanjutan)
1) Kepemilikan Langsung - (lanjutan)
Tahun Tarif
Bangunan
Bangunan Permanen
Bangunan Non Permanen
Bukan Bangunan
Kelompok I
Kelompok II
Kelompok III
Kelompok IV
2) Aset dalam penyelesaian
Aset Tidak Berwujud
Metode
12,50%
20 10%
Perangkat lunak yang dibeli oleh Bank dicatat sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi amortisasi dan akumulasi kerugian
penurunan nilai. Metode amortisasi, estimasi masa manfaat dan nilai residual pada setiap akhir tahun pelaporan dan disesuaikan
jika dianggap tepat.
Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada manfaat ekonomis masa depan
yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan (dihitung
sebagai perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset) dimasukkan dalam laporan laba rugi
komprehensif pada tahun aset tersebut dihentikan pengakuannya.
Nilai Perolehan Tanah adalah semua biaya dan beban yang terjadi sehubungan dengan perolehan hak atas tanah, antara lain,
biaya perizinan, biaya dan pengukuran lokasi, biaya dan pajak-pajak yang berhubungan dengan hal tersebut, ditangguhkan dan
disajikan secara terpisah dari biaya perolehan hak atas tanah yang ditangguhkan tersebut disajikan sebagai bagian dari akun
"Aset Lain-Lain" dalam laporan posisi keuangan, dan diamortisasi selama masa manfaat hak atas tanah yang bersangkutan
dengan menggunakan metode garis lurus dan juga menyatakan bahwa hak atas tanah tidak diamortisasi kecuali memenuhi
kondisi-kondisi tersebut yang telah ditentukan.
4
Lurus 10
Garis 5%20
Aset tidak berwujud diakui jika, dan hanya jika, biaya perolehan aset tersebut dapat diukur secara andal dan kemungkinan besar
Bank akan memperoleh manfaat ekonomis masa depan dari aset tersebut. Aset tak berwujud terdiri dariperangkat lunak yang dibeli
Bank.
10%
Metode penyusutan, umur manfaat dan nilai sisa tetap ditelaah minimal setiap akhir tahun dan dilakukan penyesuaian
terhadap beban penyusutan tahun berjalan.
Biaya pemeliharaan dan perbaikan dicatat sebagai beban pada saat terjadinya. Pengeluaran yang memperpanjang masa
manfaat dikapitalisasi dan disusutkan. Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang telah dijual dikeluarkan dari
kelompok aset tetap yang bersangkutan, dan atas laba atau rugi yang diperoleh/diderita dilaporkan dalam laporan laba rugi
komprehensif tahun yang bersangkutan.
50%
menurun 8 25%
ganda 16
Apabila aset tetap tidak digunakan lagi atau dijual, maka nilai perolehan dan akumulasi penyusutannya dihapuskan dari akun
tersebut. Keuntungan atau kerugian yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.
Pada setiap tanggal pelaporan, Bank melakukan penelaahan untuk memutuskan apakah terdapat indikasi penurunan nilai.
Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar harga perolehan dan disajikan sebagai bagian dari aset tetap. Akumulasi harga
perolehan akan direklasifikasi ke masing masing aset tetap pada saat aset tersebut selesai dikerjakan dan siap digunakan, dan
penyusutan mulai dibebankan pada saat itu.
Apabila nilai tercatat aset lebih besar dari nilai yang dapat diperoleh kembali, nilai tercatat aset diturunkan menjadi sebesar
nilai yang dapat diperoleh kembali, yang ditentukan sebagai nilai tertinggi antara harga jual neto dan nilai yang dipakai.
Aset tetap, kecuali tanah dan bangunan, disusutkan dengan menggunakan metode saldo menurun ganda (double-declining
balance method ). Bangunan disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) . Aset tetap, kecuali
tanah, disusutkan dengan mengalokasikan harga perolehan sepanjang estimasi masa manfaatnya sebagai berikut:
Saldo
16
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2018
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - (lanjutan)
k. Penurunan Nilai Aset Non Keuangan
Bank menerapkan secara prospektif PSAK No.48 (Revisi 2014), "Penurunan Nilai Aset".
l. Beban Dibayar Dimuka
m. Liabilitas Segera
n. Simpanan Nasabah
Beban dibayar dimuka diamortisasi selama masa manfaat dengan menggunakan metode garis lurus (straight line method ).
Tabungan merupakan simpanan nasabah yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati.
Deposito berjangka merupakan simpanan nasabah yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu sesuai dengan
perjanjian antara nasabah dengan Bank.
Simpanan nasabah diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan dan diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan suku
bunga efektif kecuali simpanan yang dinyatakan sebesar kewajiban Bank kepada nasabah. Biaya tambahan yang dapat diatribusikan
secara langsung dengan perolehan simpanan nasabah dikurangkan dari jumlah simpanan yang diterima.
Dalam menentukan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, digunakan harga penawaran pasar terakhir, jika tersedia. Jika tidak
terdapat transaksi tersebut, Bank menggunakan model penilaian yang sesuai untuk menentukan nilai wajar aset. Perhitungan-
perhitungan ini dibuatkan oleh pengali penilaian atau indikator nilai wajar yang tersedia.
Liabilitas segera dicatat pada saat timbulnya liabilitas atau diterima perintah dari pemberi amanat, baik dari masyarakat maupun
dari bank lain. Liabilitas segera dinyatakan sebesar jumlah liabilitas Bank. Liabilitas segera diukur sebesar biaya perolehan
diamortisasi.
PSAK No.48 (Revisi 2014) menetapkan prosedur-prosedur yang diterapkan entitas agar aset dicatat tidak melebihi jumlah
terpulihkannya. Suatu aset dicatat melebihi jumlah terpulihkannya jika jumlah tersebut melebihi jumlah yang akan dipulihkan
melalui penggunaan atau penjualan aset. Pada kasus demikian, aset mengalami penurunan nilai. PSAK yang direvisi ini juga
menentukan kapan entitas akan membalik suatu rugi penurunan nilai dan pengungkapan yang diperlukan.
Simpanan dari nasabah adalah dana yang ditempatkan oleh masyarakat kepada Bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana.
Termasuk dalam akun ini adalah giro, tabungan, deposito berjangka dan bentuk lain yang dipersamakan dengan itu.
Giro merupakan simpanan nasabah yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran, yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat
melalui cek, kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM), atau dengan cara pemindahbukuan dengan bilyet giro atau sarana perintah
pembayaran lainnya.
Pada setiap akhir periode pelaporan, Bank menilai apakah terdapat indikasi suatu aset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat
indikasi tersebut atau pada saat pengujian pada tanggal laporan atas penurunan nilai aset tertentu (yaitu aset tidak berwujud
dengan umur manfaat tidak terbatas, aset tidak berwujud yang belum dapat digunakan, atau goodwiil yang diperoleh dalam suatu
kombinasi bisnis) diperlukan, maka Bank akan membuat estimasi atas jumlah terpulihkan aset tersebut.
Jumlah terpulihkan yang ditentukan untuk aset individual adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar aset atau unit
penghasilan kas (UPK) dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakainya,kecuali aset tersebut tidak menghasilkan arus kas masuk
yang sebagian besar independen dari aset atau kelompok aset lain. Jika nilai tercatat aset lebih besar daripada nilai terpulihkannya,
maka aset tersebut dianggap mengalami penurunan nilai dan nilai tercatat aset diturunkan menjadi sebesar nilai terpulihkannya.
Rugi penurunan nilai dari operasi yang berkelanjutan diakui pada laporan laba rugi komprehensif sebagai "rugi penurunan nilai".
Dalam menghitung nilai pakai, estimasi arus kas masa depan neto didiskontokan ke nilai kini dengan menggunakan tingkat diskonto
sebelum pajak yang menggambarkan penilai pasar kini atas nilai waktu uang dan risiko spesifik aset.
Kerugian penurunan nilai dari operasi berkelanjutan, jika ada, diakui pada laporan laba rugi komprehensif sesuai dengan kategori
biaya yang konsisten dengan fungsi aset yang diturunkan nilainya dan mensyaratkan manajemen Bank untuk menelaah nilai aset
untuk setiap penurunan dan penghapusan ke nilai wajar jika keadaan menunjukkan bahwa nilai tercatat tidak bisa diperoleh
kembali. Di lain pihak, pemulihan kerugian penurunan nilai diakui apabila terdapat indikasi bahwa penurunan nilai tersebut tidak
lagi terjadi. Penurunan (pemulihan) nilai aset diakui sebagai beban (pendapatan) pada laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain periode berjalan.
17
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2018
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - (lanjutan)
o Simpanan dari bank lain
p. Pinjaman yang Diterima
q. Pendapatan dan Beban Bunga
r. Pajak Penghasilan
Bank menerapkan PSAK No. 46 (Revisi 2014) "Pajak Penghasilan".
Jumlah tercatat aset pajak tangguhan ditelaah pada setiap tanggal posisi laporan keuangan dan nilai tercatat aset pajak tangguhan
tersebut diturunkan apabila tidak lagi terdapat kemungkinan besar bahwa laba fiskal yang memadai akan tersedia untuk
mengkompensasi sebagian atau semua manfaat aset pajak tangguhan yang telah diakui sebelumnya.
Aset dan kewajiban pajak tangguhan diukur berdasarkan tarif pajak yang akan berlaku pada tahun saat aset direalisasikan atau
liabilitas diselesaikan berdasarkan peraturan perpajakan yang berlaku atau yang telah secara subtantif telah diberlakukan pada
tanggal laporan posisi keuangan. Pengaruh pajak terkait dengan penyisihan untuk dan/atau pembalikan seluruh perbedaan temporer
selama tahun berjalan, termasuk pengaruh perubahan tarif pajak, diakui sebagai ' Manfaat (Beban) Pajak Penghasilan Tangguhan"
dan termasuk dalam laba atau rugi neto tahun berjalan, kecuali untuk transaksi transaksi yang sebelumnya telah langsung
dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas.
Pinjaman yang diterima diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Biaya
tambahan yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan pinjaman dikurangkan dari jumlah pinjaman yang diterima.
Pendapatan dan beban bunga diakui pada laporan laba rugi komprehensif dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Suku
bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa datang
selama perkiraan umur dari aset keuangan atau liabilitas keuangan (atau, jika lebih cepat, digunakan periode yang lebih singkat)
untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari aset keuangan atau liabilitas keuangan.
Pada saat menghitung suku bunga efektif, Bank mengestimasi arus kas di masa datang dengan mempertimbangkan seluruh
persyaratan kontraktual dalam instrumen keuangan tersebut, tetapi tidak mempertimbangkan kerugian kredit di masa mendatang.
Perhitungan ini mencakup seluruh komisi, provisi, dan bentuk lain yang diterima oleh para pihak dalam kontrak yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya transaksi, dan seluruh premi atau diskon lainnya.
Aset dan liabilitas atas pajak tangguhan dan pajak kini dapat saling hapus apabila terdapat hak yang berkekuatan hukum untuk
melakukan saling hapus.
Pinjaman yang diterima merupakan dana yang diterima dari pihak lain dengan kewajiban pembayaran kembali sesuai dengan
persyaratan perjanjian pinjaman.
Aset pajak tangguhan diakui untuk seluruh perbedaan temporer yang boleh dikurangkan dan saldo rugi fiskal yang belum
dikompensasikan, sepanjang perbedaan temporer dan rugi fiskal yang belum dikompensasikan tersebut dapat dimanfaatkan untuk
mengurangi laba fiskal pada masa yang akan datang.
Perubahan terhadap kewajiban perpajakan diakui pada saat penetapan pajak diterima atau jika Bank mengajukan keberatan, pada
saat keputusan atas keberatan telah ditetapkan.
Jika aset keuangan atau kelompok aset keuangan serupa telah diturunkan nilainya sebagai akibat kerugian penurunan nilai, maka
pendapatan bunga yang diperoleh setelahnya diakui berdasarkan suku bunga efektif awal.
Kredit yang pembayaran angsuran pokok atau bunganya telah lewat 90 (Sembilan puluh) hari atau lebih setelah jatuh tempo, atau
kredit yang pembayarannya secara tepat waktu diragukan, secara umum diklasifikasikan sebagai kredit yang mengalami penurunan
nilai (impairment ) dan pendapatan bunga tersebut akan dibatalkan pada saat kredit diklasifikasikan sebagai kredit yang mengalami
penurunan nilai.
Beban pajak tahun berjalan ditetapkan berdasarkan taksiran penghasilan kena pajak tahun berjalan. Aset dan liabilitas pajak
tangguhan diakui atas perbedaan temporer aset dan liabilitas antara pelaporan komersial dan pajak pada setiap tanggal pelaporan.
Simpanan dari bank lain diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan dan diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan suku
bunga efektif. Biaya tambahan yang jumlahnya signifikan dan dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan simpanan dari
bank lain dikurangkan dari jumlah simpanan yang diterima.
Simpanan dari bank lain terdiri dari liabilitas terhadap bank lain dalam bentuk giro, tabungan, deposito berjangka dan interbank
call money.
18
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2018
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - (lanjutan)
s. Program pensiun dan imbalan kerja
Imbalan kerja jangka pendek
Imbalan kerja jangka pendek diakui pada saat terhutang kepada karyawan berdasarkan metode akrual.
Program imbalan kerja jangka panjang dan imbalan pasca kerja
Program imbalan jangka panjang lainnya
Imbalan kerja jangka panjang dan imbalan pasca kerja seperti pensiun, uang duka dan penghargaan dicadangkan dan diakui sebagai
biaya ketika jasa telah diberikan oleh pegawai yang memenuhi kriteria. Imbalan kerja ditentukan berdasarkan peraturan Bank dan
persyaratan minimum Undang Undang Tenaga Kerja No. 13/2003.
Program imbalan pasti
Bank memiliki program pensiun imbalan pasti untuk karyawan tetapnya. Program pensiun imbalan pasti didanai melalui pembayaran
kepada Dana Pensiun Pegawai Bank Pembangunan Daerah Sulteng yang ditentukan dengan perhitungan aktuaris secara berkala,
yang ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan (SK) Direksi No.49/SK/BPD-ST/2011 tanggal 1 Agustus 2011 dan telah disahkan oleh
Menteri Keuangan Republik Indonesia No.KEP-836/KM.10/2011 tanggal 14 November 2011 dan telah diubah berdasarkan SK Direksi
No.50/SK/BPD-ST/2015 tanggal 31 Juli 2015 dan telah disahkan berdasarkan Keputusan Dewan Komisioner OJK No.Kep-
566/NB.1/2015 tanggal 17 November 2015.
Program manfaat pasti merupakan program pensiun yang menetapkan jumlah imbalan pensiun yang akan diterima oleh karyawan
pada saat pensiun yang biasanya tergantung pada satu faktor atau lebih seperti umur, masa kerja dan jumlah kompensasi.
Jumlah kontribusi karyawan dalam progam pensiun ini ditetapkan sebesar 5% dari gaji dasar karyawan yang bersangkutan dan
sisanya ditanggung oleh Bank.
Beban liabilitas masa lampau diakui secara langsung di laporan laba rugi, kecuali pembayaran imbalan tersebut tergantung pada
apakah karyawan tetap bekerja selama periode waktu tertentu (periode vesting ). Dalam hal ini biaya jasa lalu diamortisasi secara
metode garis lurus sepanjang periode vesting .
Imbalan kerja jangka pendek seperti gaji, tunjangan, insentif dan imbalan jangka pendek lainnya diakui selama periode jasa
diberikan. Imbalan kerja jangka pendek diukur sebesar jumlah yang tidak didiskontokan.
Keuntungan atau kerugian aktuaria dari penyesuaian dan perubahan asumsi aktuaria sebagai kelebihan atas nilai yang lebih tinggi
antara 10% dari nilai wajar aset program atau 10% dari nilai kini liabilitas imbalan pasti pada awal periode diamortisasi dan diakui
sebagai biaya atau keuntungan selama perkiraan rata rata sisa tahun jasa pegawai yang telah memenuhi kriteria.
Liabilitas imbalan kerja merupakan nilai kini liabilitas imbalan pasti pada tanggal laporan posisi keuangan dikurangi nilai wajar aset
program serta disesuaikan dengan keuntungan atau kerugian aktuarial dan biaya jasa lalu yang belum diakui. Liabilitas imbalan pasti
dihitung sekali setahun oleh aktuaris independen dengan menggunakan metode projected unit credit.
Nilai kini liabilitas imbalan pasti ditentukan dengan mendiskonto estimasi arus kas keluar masa depan dengan menggunakan tingkat
bunga obligasi pemerintah (dengan pertimbangan saat ini tidak ada pasar aktif untuk obligasi korporat berkualitas tinggi) dalam
mata uang yang sama dengan imbalan yang akan dibayarkan dan waktu jatuh tempo yang kurang lebih sama dengan waktu jatuh
tempo imbalan yang bersangkutan.
Nilai kini liabilitas imbalan pasti ditentukan dengan mendiskonto estimasi arus kas keluar masa depan dengan menggunakan tingkat
bunga obligasi pemerintah (dengan pertimbangan saat ini tidak ada pasar aktif untuk obligasi korporat berkualitas tinggi) dalam
mata uang yang sama dengan imbalan yang akan dibayarkan dan waktu jatuh tempo yang kurang lebih sama dengan waktu jatuh
tempo imbalan yang bersangkutan.
Bank harus menyediakan program pensiun dengan imbalan minimal tertentu sesuai dengan UU Ketenagakerjaan. Karena UU
Ketenagakerjaan menentukan rumus tertentu untuk menghitung jumlah minimal imbalan pensiun, pada dasarnya jumlah program
pensiun berdasarkan UU Ketenagakerjaan adalah program imbalan pasti. Perhitungan imbalan pensiun yang dilakukan oleh aktuaris
menunjukkan bahwa perkiraan imbalan yang disediakan oleh dana pensiun Bank akan melebihi imbalan pensiun minimal yang
ditentukan oleh UU Ketenagakerjaan, oleh karena itu, Bank tidak perlu melakukan penyesuaian atas imbalan pensiun yang
disediakannya.
Diluar program pensiun imbalan pasti, Bank juga memberikan imbalan yang bersifat jangka panjang lainnya, yaitu meliputi
penghargaan masa kerja, dan uang duka, penghargaan akhir masa jabatan direksi dan komisaris dan tunjangan hari tua pegawai dan
direksi.
19
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2018
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - (lanjutan)
s. Program pensiun dan imbalan kerja - (lanjutan)
Program imbalan jangka panjang lainnya - (lanjutan)
Bonus dan tantiem
Uang penghargaan bagi Direksi
t. Perubahan kebijakan akuntansi
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
u. Penggunaan estimasi dan pertimbangan akuntansi yang signifikan
Usaha yang berkelanjutan
Nilai wajar atas instrumen keuangan
Pertimbangan profesional dan estimasi signifikan dalam menentukan jumlah yang diakui dalam laporan keuangan adalah sebagai
berikut:
Manajemen Bank telah melakukan penilaian atas kemampuan Bank untuk melanjutkan kelangsungan usahanya dan berkeyakinan
bahwa Bank memiliki sumber daya untuk melanjutkan usahanya di masa mendatang. Selain itu, manajemen tidak mengetahui
adanya ketidakpastian material yang dapat menimbulkan keraguan yang signifikan terhadap kemampuan Bank untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya. Oleh karena itu, laporan keuangan telah disusun atas dasar usaha yang berkelanjutan.
Bila nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan yang tercatat pada laporan posisi keuangan tidak tersedia di pasar aktif,
ditentukan dengan menggunakan berbagai teknik penilaian termasuk penggunaan model matematika statistik. Masukan (input)
untuk model ini berasal dari data pasar yang bisa diamati sepanjang data tersebut tersedia. Bila data pasar yang bisa diamati
tersebut tidak tersedia, pertimbangan manajemen diperlukan untuk menentukan nilai wajar. Pertimbangan tersebut mencakup
pertimbangan likuiditas dan masukan model seperti tingkat pelunasan dipercepat dan asumsi tingkat gagal bayar.
Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dan tindakan saat ini, hasil yang timbul
mungkin berbeda dengan jumlah yang diestimasi semula.
PSAK No. 3 (2016) Laporan Keuangan Interim.
Sama seperti imbalan pensiun, liabilitas dan beban pendanaan penghargaan masa kerja, dan uang duka, penghargaan akhir masa
jabatan direksi dan komisaris dan tunjangan hari tua pegawai dan direksi dihitung oleh aktuaris independen dengan menggunakan
metode projected unit credit.
Bank juga memberikan bonus kepada karyawan serta tantiem kepada Dewan Komisaris dan Direksi. Estimasi besarnya cadangan
tersebut ditentukan berdasarkan pengalaman-pengalaman tahun sebelumnya, dengan memperhatikan kemampuan keuangan Bank,
dan kemudian dimintakan persetujuan dalam Rapat Umum Pemegang Saham. Jika terdapat selisih antara jumlah bonus yang
dicadangkan dengan realisasinya, maka selisih tersebut dibebankan pada laba rugi tahun berjalan.
Berikut ini adalah beberapa standar akuntansi yang telah disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) yang dipandang
relevan terhadap pelaporan keuangan Bank dan berlaku efektif pada atau setelah 1 Januari 2018:
PSAK No. 1 (2013) Penyajian laporan keuangan yang diadopsi dari IAS No.1.
PSAK No. 24 (2016) Imbalan Kerja, yang diadopsi dari IAS No. 19.
Pada saat penerbitan laporan keuangan, manajemen masih mempelajari dampak yang mungkin timbul dari penerapan standar baru
dan revisi tersebut serta pengaruhnya pada laporan keuangan Bank.
Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia mengharuskan manajemen untuk membuat
pertimbangan-pertimbangan, taksiran-taksiran dan asumsi yang mempengaruhi penerapan kebijakan akuntansi dan jumlah aset,
liabilitas, pendapatan dan beban yang dilaporkan.
PSAK No. 46 (2014) Pajak Penghasilan, yang diadopsi dari IAS No. 12.
PSAK No. 48 (2014) Penurunan Nilai Aset, yang diadopsi dari IAS No. 36.
PSAK No. 50 (2014) Instrumen Keuangan, Penyajian, yang diadopsi dari IAS No. 32.
PSAK No. 60 (2016) Instrumen Keuangan, Pengungkapan, yang diadopsi dari IFRS No. 7.
PSAK No. 68 Pengukuran Nilai Wajar, yang diadopsi dari IFRS No.13.
Bank memberikan uang penghargaan kepada Direksi pada setiap akhir masa jabatannya. Besarnya uang penghargaan Direksi secara
bersama-sama ditetapkan sebesar 2.5% dari laba bersih setelah pajak tahun buku sebelum berakhirnya masa jabatan. Uang
penghargaan tersebut dicadangkan secara proporsional tiap tahun selama masa jabatan, yang diakui sebagai beban pada tahun
berjalan.
ISAK No. 26 (2014) Penilaian Kembali Derivatif Melekat, yang diadopsi dari IFRIC No. 9.
PSAK No. 55 (2014) Instrumen Keuangan, Pengakuan dan Pengukuran, yang diadopsi dari IAS No. 39.
20
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2018
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - (lanjutan)
u. Penggunaan estimasi dan pertimbangan akuntansi yang signifikan - (lanjutan)
Klasifikasi pada investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo
Aset keuangan tanpa harga kuotasi dalam pasar aktif
Penurunan nilai kredit yang diberikan dan piutang
Penurunan nilai efek dimiliki hingga jatuh tempo
Penurunan nilai atas aset tidak produktif
-
-
-
Pengakuan pajak tangguhan
Nilai sekarang dari kewajiban pensiun
Perubahan yang signifikan dari cara penggunaan aset yang diperoleh atau strategi untuk bisnis secara keseluruhan; dan
Tren negatif industri dan ekonomi yang signifikan.
Aset pajak tangguhan diakui untuk seluruh saldo rugi fiskal dan perbedaan temporer sampai pada batas adanya kemungkinan bahwa
keuntungan yang dikenai pajak akan tersedia dimana kerugian dapat dimanfaatkan. Pertimbangan manajemen yang signifikan juga
diperlukan untuk menentukan jumlah dari aset pajak tangguhan yang dapat diakui, berdasarkan waktu yang mungkin terjadi dan
tingkatan dari keuntungan yang dikenakan pajak di masa yang akan datang bersama dengan strategi perencanaan pajak di masa
yang akan datang.
Biaya untuk program pensiun manfaat pasti dan imbalan pasca kerja ditentukan menggunakan penilaian aktuaria. Penilaian
aktuarial melibatkan pembuatan asumsi mengenai tingkat diskonto, tingkat pengembalian dari aset yang diharapkan, peningkatan
gaji di masa depan, tingkat kematian dan peningkatan jumlah pensiun di masa depan. Karena sifat jangka panjang rencana-rencana
ini, estimasi memiliki ketidakpastian yang signifikan.
Bank mengklasifikasikan aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah
ditetapkan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo. Klasifikasi memerlukan pertimbangan signifikan untuk memiliki investasi
tersebut sampai dengan jatuh tempo. Dalam membuat pertimbangan ini, Bank mengevaluasi intensi dan kemampuan untuk memiliki
investasi tersebut hingga jatuh tempo.
Bank mengklasifikasikan aset keuangan dengan mengevaluasi, yaitu antara lain, apakah aset memiliki harga kuotasi atau tidak
dalam pasar aktif. Termasuk dalam evaluasi apakah aset keuangan memiliki kuotasi pasar dalam pasar aktif adalah penentuan
apakah harga yang dikuotasikan tersedia sewaktu-waktu dan apakah harga tersebut merepresentasikan transaksi pasar aktual dan
teratur terjadi yang dilakukan secara wajar.
Bank menelaah efek yang diklasifikasikan sebagai dimiliki hingga jatuh tempo pada setiap tanggal posisi keuangan untuk menilai
apakah telah terjadi penurunan nilai. Penurunan nilai atas investasi tersebut dinilai apakah terdapat penurunan signifikan atau
berkepanjangan nilai wajar dibawah nilai perolehan atau terdapat bukti objektif telah terjadi penurunan nilai. Penentuan apa yang
dimaksud dengan “signifikan” dan “berkepanjangan” membutuhkan pertimbangan dari Bank. Dalam menentukan pertimbangan,
Bank mengevaluasi diantaranya faktor, pergerakan harga pasar historis dan jangka waktu serta lama perpanjangan di mana nilai
wajar dari investasi kurang dari biayanya.
Kinerja dibawah rata-rata yang signifikan yang relatif terhadap hasil historis atau proyeksi hasil operasi yang diharapkan di
masa yang akan datang;
Bank menelaah kredit yang diberikan yang signifikan secara individual dan piutang pada setiap tanggal laporan posisi keuangan
untuk menilai apakah penurunan nilai harus dicatat dalam laporan laba rugi komprehensif. Secara khusus, justifikasi oleh
manajemen diperlukan dalam estimasi jumlah dan waktu arus kas di masa mendatang ketika menentukan penurunan nilai. Dalam
estimasi arus kas ini, Bank membuat justifikasi tentang situasi keuangan debitur dan nilai realisasi bersih agunan. Estimasi-estimasi
ini didasarkan pada asumsi-asumsi tentang sejumlah faktor dan hasil aktual yang mungkin berbeda, yang tercermin dalam
perubahan di masa mendatang penyisihan penurunan nilai tersebut.
Bank melakukan penilaian atas penurunan nilai pada aset non finansial kapan saja terdapat peristiwa atau perubahan keadaan yang
mengindikasikan bahwa nilai tercatat pada suatu aset mungkin tidak dapat diperoleh kembali. Faktor-faktor yang dianggap penting
oleh Bank yang dapat memicu adanya ulasan atas penurunan nilai termasuk sebagai berikut:
21
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2018
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
3. KAS
Kas Besar
Kas Head Teller
Kas ATM
Kas Dalam Perjalanan
Jumlah Kas
4. GIRO PADA BANK INDONESIA
Rupiah
Jumlah Giro pada Bank Indonesia
-
-
-
-
-
-
-
-
-
a.
b.
Dana pihak ketiga yang mencakup giro, tabungan, dan deposito dalam Rupiah dan valuta asing, tidak termasuk dana antar bank; dan
surat-surat berharga dalam Rupiah dan valuta asing yang memenuhi persyaratan tertentu yang diterbitkan oleh Bank untuk
memperoleh sumber pendanaan.
2018 2017
370.688.114.448 299.613.110.187
370.688.114.448 299.613.110.187
GWM LFR adalah simpanan minimum dalam Rupiah yang wajib dipelihara oleh Bank dalam bentuk saldo Rekening Giro pada Bank
Indonesia sebesar persentase tertentu dari DPK yang dihitung berdasarkan selisih antara LFR yang dimiliki oleh Bank dengan LFR Target.
Loan to Funding Ratio yang selanjutnya disingkat LFR adalah rasio kredit yang diberikan kepada pihak ketiga dalam Rupiah dan valuta
asing, tidak termasuk kredit kepada bank lain, terhadap:
GWM Primer adalah simpanan minimum yang wajib dipelihara oleh Bank dalam bentuk saldo Rekening Giro pada Bank Indonesia,
sedangkan GWM Sekunder adalah cadangan minimum yang wajib dipelihara oleh Bank berupa SBI, Surat Utang Negara (SUN) dan/atau
kelebihan saldo Rekening Giro Rupiah Bank dari GWM Utama yang dipelihara di Bank Indonesia.
Sesuai PBI No. 18/14/PBI/2016 tanggal 22 Agustus 2016 tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor
15/15/PBI/2013 tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum Dalam Rupiah Dan valuta Asing Bagi Bank Umum Konvensional ditetapkan
besaran dan parameter yang digunakan dalam perhitungan GWM LFR sebagai berikut:
Batas bawah LFR target sebesar 80%
Batas atas LFR target sebesar 92%
KPMM Insentif sebesar 14%
Paramater Disinsentif bawah sebesar 0.1
Paramater Disinsentif atas sebesar 0.2
Sejak 16 Maret 2016 GWM Primer menjadi sebesar 6.5% sesuai dengan PBI No.18/3/PBI/2016 tanggal 10 Maret 2016 tentang Perubahan
Ketiga Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/15/PBI/2013 tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum Dalam Rupiah Dan valuta Asing
Bagi Bank Umum Konvensional.
Sejak 1 Juli 2017 GWM Primer menjadi secara harian dan secara rata-rata. Rasio Kewajiban GWM Primer yang sebelumnya adalah
sebesar 6.5% dan wajib dipenuhi secara harian, diubah menjadi: GWM yang wajib dipenuhi secara harian sebesar 5% dan GWM yang
wajib dipenuhi secara rata-rata sebesar 1.5% selama periode tertentu sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 19/6/PBI/2017
tentang Perubahan Kelima atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/15/PBI/2013 Tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum Dalam
Rupiah dan Valuta Asing Bagi Bank Umum Konvensional dan Peraturan Anggota Dewan Gubernur (PADG) No19/4/PADG/2017 Tanggal 28
April 2017 tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum dalam Rupiah dan Valuta Asing Bagi Bank Umum Konvensional.
140.440.204.600 139.657.301.250
2018 2017
123.210.004.600 125.851.401.250
- -
17.230.200.000 13.805.900.000
- -
Sejak 16 Juli 2018 GWM yang wajib dipenuhi secara harian sebesar 4,5 % dan GWM yang wajib dipenuhi secara rata-rata sebesar 2%
selama periode tertentu sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 20/3/PBI/2018 tentang Tentang Giro Wajib Minimum Bank
Umum Dalam Rupiah dan Valuta Asing Bagi Bank Umum Konvensional.
Sesuai PADG No. 20/11/PADG/2018 tentang Rasio Intermediasi Makroprudensial dan Penyangga Likuiditas Makroprudensial bagi Bank
Umum Konvensional, Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah yang berlaku pada tanggal 31 Mei 2018 ditetapkan parameter yang
digunakan dalam perhitungan GWM sebagai berikut:
Giro RIM adalah saldo giro dalam rekening giro rupiah di Bank Indonesia yang wajib dipelihara oleh Bank untuk pemenuhan RIM.
Rasio Intermediasi Makroprodensial (RIM) adalah rasio hasil perbandingan antara:
kredit yang diberikan dalam rupiah dan valuta asing
surat berharga korporasi dalam rupiah dan valuta asing yang memenuhi persyaratan tertentu yang dimiliki Bank.
terhadap
22
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2018
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
4. GIRO PADA BANK INDONESIA - (lanjutan)
a.
b.
-
-
-
-
-
-
-
Rasio Giro Wajib Minimum pada tanggal 31 Desember 2018 dan 2017 masing-masing sebesar:
Primer
Sekunder
LFR/LDR
5. GIRO PADA BANK LAIN
a. Berdasarkan nama bank
Bank Pemerintah:
PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk.
PT. Bank Syariah MandiriPT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.
PT. Bank Negara Indonesia Syariah
PT. Bank Rakyat Indonesia Syariah
Jumlah Bank Pemerintah
Bank Pembangunan Daerah:
PT. Bank DKI
PT. Bank Sulselbar
Jumlah Bank Pembangunan Daerah
Bank Swasta:
PT. Bank Danamon Tbk.
PT. Bank Internasional Indonesia Tbk.
PT. Bank Mega Tbk (pihak berelasi)
PT. Bank Panin
PT. Bank Muamalat Tbk.
PT. Bank SinarmasTbk.
PT. Bank CIMB Niaga
PT. Bank National Nobu
Jumlah Bank Swasta
Jumlah
b. Berdasarkan Kolektabilitas
744.638.492 1.130.348.470
3.210.089.241 4.014.842.676
Suku bunga efektif rata-rata setahun untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2018 dan 2017 adalah 1%.
Seluruh giro pada bank lain digolongkan lancar. Manajamen berpendapat tidak terdapat indikasi adanya penurunan nilai terhadap
Giro Bank Sulteng pada Bank lain.
31.540.096 31.975.096
2.949.889 3.289.889
4.684.390 86.615.873
20.286.138 319.947.401
36.524.450 35.656.921
76.004.760 76.417.834
549.903.411 552.759.411
49.269.807 49.342.965
10.000.000 10.000.000
15.060.143 15.060.143
76.624.398 76.624.398
91.684.541 91.684.541
2.373.766.209 2.792.809.665
8.675.628 1.730.876
44.770.851 45.010.851
22.516.841 22.869.000
1.063.789.433 1.500.234.294
314.920.059 822.941.119
882.568.946 364.366.603
0,00% 0,94%
2018 2017
2018 2017
9,00% 7,47%
4% 4%
DPK Bank dalam bentuk giro,tabungan, dan simpanan berjangka/deposito dalam rupiah dan valuta asing, tidak termasuk dana
antarbank
surat berharga dalam rupiah dan valuta asing yang memenuhi persyaratan tertentu, yang diterbitkan oleh Bank untuk
memperoleh sumber pendanaan.
Penyangga Likuiditas Makroprudensial (PLM) adalah cadangan likuiditas minimum dalam rupiah yang wajib dipelihara oleh Bank
dalam bentuk surat berharga yang memenuhi persyaratan tertentu, yang besarnya ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar
persentase tertentu dari DPK Bank.
PLM ditetapkan sebesar 4% dari DPK Bank Dalam Rupiah.
Batas bawah RIM target sebesar 80%
Batas atas RIM target sebesar 92%
KPMM Insentif sebesar 14%
Paramater Disinsentif bawah sebesar 0.1
Paramater Disinsentif atas sebesar 0.2
23
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2018
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
6. PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN BANK LAIN
Seluruh penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain dalam mata uang rupiah
a. Berdasarkan jenis dan jatuh tempo
Call Money Depo Facility
Call Money
Deposit on Call dan Deposito Berjangka
Jumlah Berdasarkan jenis dan jatuh tempo
b. Berdasarkan penerbit
Bank Indonesia (Call Money Depo Facility )
Call money
PT. Bank Victoria
PT. Bank Bukopin
Jumlah Call money
Deposit on call / Deposito Berjangka
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.
PT. Bank National Nobu
Jumlah Deposit on call / Deposito Berjangka
Jumlah Berdasarkan penerbit
c. Tingkat suku bunga per tahun
Call money (Fasbi)
Interbank call money
Deposito berjangka
Deposit on call
d. Berdasarkan kolektibilitas
7. EFEK-EFEK
a. Berdasarkan Jenis dan tujuan
Dimiliki Hingga Jatuh Tempo
Obligasi
Sertifikat Bank Indonesia
Sertifikat Deposito Bank Indonesia
Negotiable Certificate Deposit
Reverse Repo
Medium Term Note
Surat Berharga Repo
Diskonto yang belum diamortisasi
Jumlah Dimiliki Hingga Jatuh Tempo
95.083.280.700 244.239.600.000
(517.135.000) (3.443.899.196)
355.408.615.000 469.795.700.804
- -
- 150.000.000.000
- 15.000.000.000
- 15.000.000.000
2018 2017
39.000.000.000 49.000.000.000
5,30% - 5,65%
6,40% - 7,30% -
Manajemen tidak membentuk penyisihan kerugian penurunan nilai atas penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain karena
seluruh penempatan tersebut digolongkan lancar.
Pada tanggal 31 Desember 2018 dan 2017, tidak terdapat penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain yang digunakan sebagai
jaminan.
221.842.469.300 -
225.000.000.000 -
526.200.000.000 237.058.770.359
251.200.000.000 212.058.770.359
2018 2017
5,25% 3,25% - 4,00%
7,30% - 7,50%
4,25%5,9%
970.000.000.000 100.000.000.000
1.496.200.000.000 337.058.770.359
50.000.000.000 50.000.000.000
20.000.000.000 -
1.496.200.000.000 337.058.770.359
2018 2017
50.000.000.000 25.000.000.000
Januari 2019 275.000.000.000 25.000.000.000
Januari 2019 970.000.000.000 100.000.000.000
900.000.000.000 50.000.000.000
Jatuh tempo 2018 2017
Januari 2019 251.200.000.000 212.058.770.359
24
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2018
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
7. EFEK-EFEK - (lanjutan)
a. Berdasarkan Jenis dan tujuan - (lanjutan)
Tersedia untuk dijual
Sertifikat Bank Indonesia
Sertifikat Deposito Bank Indonesia
Surat Perbendaharaan Negara (SPN)
Reksadana
Jumlah Tersedia untuk dijual
Penyisihan Kerugian
Jumlah bersih Berdasarkan Jenis dan tujuan
b. Berdasarkan penerbit
Bank Indonesia
Sertifikat Bank Indonesia
Sertifikat Deposito Bank Indonesia
Reverse Repo
Surat Berharga Repo
Diskonto yang belum diamortisasi
Jumlah Bank Indonesia
Bank
PT. BPD Sulut
PT. BPD Jawa Tengah
PT. Bank BJB
PT. Bank Lampung
PT. Bank NTT
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
PT. Bank Mandiri
PT. Bank Mandiri Taspen Pos
PT. Bank Exim
PT. Bank Victoria
Diskonto yang belum diamortisasi
Jumlah Bank selain Bank Indonesia
Selain Bank
PT. Federal International Finance (FIF)
PT. Waskita Karya
Lancar Victoria Merkurius
Maybank Dana Pasar Uang
Insight Money
PNM Dana Tunai
Cipta Dana Cash
Bahana Dana Likuid
MNC Dana Lancar
Trims Kas 2
Mandiri Investa Pasar Uang
Jumlah Selain Bank
Jumlah
Penyisihan Kerugian
Jumlah Bersih Berdasarkan penerbit
-
2018 2017
4.000.000.000 4.000.000.000
5.000.000.000 5.000.000.000
- 10.000.000.000
- 5.000.000.000
- 65.000.000.000
- 90.000.000.000
- 35.000.000.000
- 25.000.000.000
- 20.000.000.000
5.000.000.000 5.000.000.000
- 110.000.000.000
- 105.000.000.000
- 80.000.000.000
37.482.865.000 92.190.623.245
3.000.000.000
1.408.357.504.655
500.884.255.885 1.408.357.504.655
(1.780.269.345)
- 15.000.000.000
- 70.000.000.000
-
500.884.255.885
- 2.000.000.000
1.000.000.000 3.000.000.000
1.000.000.000 605.000.000.000
-
1.000.000.000 2.000.000.000
10.000.000.000 29.970.892.590
(517.135.000)
8.000.000.000
95.083.280.700 244.239.600.000
- (1.663.629.850)
462.401.390.885 711.166.881.410
10.000.000.000 10.000.000.000
2018 2017
145.475.640.885 -
- 468.590.911.260
- -
500.884.255.885 1.408.357.504.655
145.475.640.885
318.590.911.260
- 19.970.892.590
- 600.000.000.000
938.561.803.851
-
145.475.640.885 -
221.842.469.300
25
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2018
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
7. EFEK-EFEK - (lanjutan)
c. Berdasarkan peringkat
PT. BPD Sulut (pihak berelasi)
PT. Federal International Finance (FIF)
PT. Bank Mandiri Taspen Pos
PT. Waskita Karya
PT. Federal International Finance (FIF)
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
PT. BPD Jawa Tengah
PT. Bank Exim
PT. Bank Mandiri
PT. Bank Lampung
PT. Bank Victoria
d. Berdasarkan jangka waktu
Kurang dari 1 tahun
1 sampai dengan 5 tahun
Lebih dari 5 tahun
Jumlah
e. Berdasarkan sisa umur jatuh tempo
Kurang dari 1 tahun
1 sampai dengan 5 tahun
Lebih dari 5 tahun
Jumlah
f. Tingkat Suku Bunga
Sertifikat Bank Indonesia
Sertifikat Deposito Bank Indonesia
NCD
Reverse Repo
Obligasi
Medium Term Note
g. Berdasarkan Kolektibilitas
A
BBB BBB
6,75%
6,35% - 6,50% 4,50% - 4,60%
7,80% - 12.25% 7,40% - 12.25%
Seluruh efef-efek pada tanggal 31 Desember 2018 dan 2017 digolongkan lancar, dan tidak terdapat indikasi penurunan nilai atas
efek-efek tersebut.
6,75% -
- 6,85% - 7,50%
- 7,10% - 9%
28.482.865.000 38.138.108.333
- -
500.884.255.885
2018 2017
5% - 5,35%
500.884.255.885
2018 2017
472.401.390.885 1.370.219.396.322
462.401.390.885 1.331.137.774.000
35.482.865.000 77.219.730.655
3.000.000.000 -
1.408.357.504.655
1.408.357.504.655
- AAA
AAA AAA
2018 2017
2018 2017
AA AA
Peringkat obligasi berdasarkan hasil pemeringkatan oleh PT. Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) pada tanggal 31 Desember 2018
dan 2017 adalah sebagai berikut:
A- A-
- AAA
AAA AAA
A
- A
Peringkat obligasi berdasarkan hasil pemeringkatan oleh PT Fitch Ratings Indonesia ('Fitc') pada tanggal 31 Desember 2018 dan 2017
adalah sebagai berikut:
2018 2017
A A
- AAA
26
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2018
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
8. KREDIT YANG DIBERIKAN
Seluruh kredit yang diberikan dalam mata uang Rupiah.
a. Berdasarkan jenis dan kolektibilitas
Pihak Berelasi
Modal Kerja
Konsumsi
Jumlah
Pihak Ketiga
Modal Kerja
Investasi
Konsumsi
Jumlah
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
Jumlah Bersih
Lancar
Perhatian Khusus
Kurang Lancar
Diragukan
Macet
Jumlah
Lancar
Perhatian Khusus
Kurang Lancar
Diragukan
Macet
Jumlah
b. Berdasarkan sektor ekonomi
Pertanian
Pertambangan
Perindustrian
Perdagangan/Restoran & Hotel
Konstruksi
Pengangkutan
Jasa dunia usaha
Lain-lain
Jumlah
Penyisihan Kerugian
Jumlah Bersih
(45.239.505.995) (35.675.349.941)
3.419.159.077.368 2.958.698.891.267
6.337.708.992 1.096.101.996
5.996.950.543 18.836.183.247
3.228.115.104.477 2.852.478.886.828
1.981.879.618 445.123.995
69.716.826.966 58.672.091.189
129.095.639.793 57.275.338.897
4.344.447.377 3.360.515.063
18.810.025.597 2.209.999.994
33.605.396.732 32.994.174.196
2.994.374.241.208 35.675.349.941
99.146.367.632 649.809.228
4.302.550.794 258.803.199
2.847.096.640 835.150.119
3.464.398.583.363 2.994.374.241.208
3.464.398.583.363 45.239.505.995
2017
Nilai tercatat
2.854.472.829.410 937.413.200
2018 2017
5.536.305.520 323.431.151
4.112.536.062 876.789.375
42.431.329.780 42.431.329.780
Nilai tercatat
3.339.549.215.084 1.129.175.243
72.769.196.918 478.780.447
Cadangan kerugian
Cadangan kerugian
(45.239.505.995) (35.675.349.941)
3.419.159.077.368 2.958.698.891.267
2018
3.210.244.906.377 2.838.298.328.998
3.448.402.040.495 2.980.810.622.018
3.464.398.583.363
195.562.840.214 133.247.730.307
42.594.293.904 9.264.562.713
Dari jumlah di atas, kredit yang diberikan kepada pihak yang berelasi per 31 Desember 2018 dan 2017 adalah kredit yang diberikan
kepada para karyawan kunci meliputi Direksi, Komisaris, dan keluarga.
2.994.374.241.208
91.500.000 100.000.000
15.905.042.868 13.463.619.190
15.996.542.868 13.563.619.190
2018 2017
27
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2018
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
8. KREDIT YANG DIBERIKAN - (lanjutan)
b. Berdasarkan sektor ekonomi - (lanjutan)
Matriks kredit yang diberikan berdasarkan sektor ekonomi dan kolektabilitas Bank Indonesia
c. Berdasarkan jangka waktu
Berdasarkan jangka waktu perjanjian
Kurang dari atau sama dengan 1 tahun
Lebih dari 1 tahun sampai 2 tahun
Lebih dari 2 tahun sampai 5 tahun
Lebih dari 5 tahun
Jumlah
Dikurangi:
Cadangan kerugian penurunan nilai
Jumlah kredit yang diberikan - bersih
Berdasarkan sisa umur jatuh tempo
Kurang dari atau sama dengan 1 tahun
Lebih dari 1 tahun sampai 2 tahun
Lebih dari 2 tahun sampai 5 tahun
Lebih dari 5 tahun
Jumlah
Dikurangi:
Cadangan kerugian penurunan nilai
Jumlah kredit yang diberikan - bersih
d. Berdasarkan pihak berelasi dan pihak ketiga
Pihak Berelasi
Pihak Berelasi (Keluarga direksi dan karyawan kunci)
Pihak Ketiga
Jumlah
Dikurangi:
Cadangan kerugian penurunan nilai
Jumlah pihak berelasi dan pihak ketiga - bersih
3.464.398.583.363
3.419.159.077.368 2.958.698.891.267
15.996.542.868
3.448.402.040.495
3.013.817.343.202 2.598.907.707.266
3.464.398.583.363 2.994.374.241.208
(45.239.505.995) (35.675.349.941)
13.563.619.190
2.980.810.622.018
2.994.374.241.208
(45.239.505.995) (35.675.349.941)
3.419.159.077.368 2.958.698.891.267
168.193.418.568 127.069.385.939
31.392.572.902 63.843.070.022
250.995.248.691 204.554.077.981
(45.239.505.995) (35.675.349.941)
3.419.159.077.368 2.958.698.891.267
2018 2017
163.759.286.278 86.933.594.758
3.139.373.100.655 2.769.879.910.454
3.464.398.583.363 2.994.374.241.208
Jangka waktu kredit diklasifikasikan berdasarkan periode kredit sebagaimana yang tercantum dalam perjanjian kredit dan waktu
yang tersisa sampai dengan saat jatuh temponya adalah sebagai berikut:
2018 2017
131.817.174.280 103.294.949.517
29.449.022.151 34.265.786.479
16.321.341.584 2.836.157.545.244
Jumlah 2.859.349.159.781 94.751.369.044 4.242.550.794 3.038.211.932 32.992.949.658 35.675.349.941 2.958.698.891.267
Lain-lain 2.755.029.920.549 76.508.725.773 3.285.168.561 2.837.025.379 14.818.046.567
1.246.411 1.094.855.585
5.828.339.650 154.016.353 - - 12.853.827.245 12.889.949.552 5.946.233.695
1.096.101.996 - - - -
5.008.941.058 53.663.150.131
47.101.892.968 8.688.902.962 709.048.901 - 775.494.066 1.415.120.822 55.860.218.074
44.530.710.102 9.163.062.521 248.333.332 201.186.553 4.528.798.681
1.122.680 2.208.877.314
445.123.995 - - - - 1.052.522 444.071.473
2.209.999.994 - - - -
Nilai Bersih
3.107.070.528 236.661.435 - - 16.783.100 36.575.312 3.323.939.751
45.239.505.995 3.419.159.077.368
2017
Lancar Perhatian Khusus Kurang Lancar Diragukan Macet CKPN
Jumlah 3.339.549.215.084 72.769.196.918 5.536.305.520 4.112.536.062 42.431.329.780
2.573.780.468 3.423.170.075
Lain-lain 3.139.966.245.981 60.133.271.841 4.031.655.377 4.054.453.806 19.929.477.472 21.822.236.252 3.206.292.868.225
Jasa Dunia Usaha 3.404.211.962 29.166.660 2.563.571.921
Perdagangan, Restoran dan Hotel
Perindustrian
11.268.349.290 117.827.290.503
5.937.913.902 35.408.484 - - 364.386.606 387.132.530 5.950.576.462
107.046.998.855 10.923.529.276 345.791.406 10.779.320.256
13.728.407 1.968.151.211
60.547.930.724 890.166.447 8.278.729.795 8.449.639.609 61.267.187.357
1.493.576.552 488.303.066 - - -
Pertambangan 18.810.025.597 - - - - 70.539.613 18.739.485.984
Pertanian 2.342.311.510 269.351.144 1.158.858.737 58.082.256 515.843.730
2018
Sektor Ekonomi Lancar Perhatian Khusus Kurang Lancar Diragukan Macet CKPN Nilai Bersih
654.099.825 3.690.347.552
Jasa Dunia Usaha
Pengangkutan
Konstruksi
Perdagangan, Restoran dan Hotel
Perindustrian
Pertambangan
Pertanian
Sektor Ekonomi
Pengangkutan
Konstruksi
28
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2018
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
8. KREDIT YANG DIBERIKAN - (lanjutan)
e. Tingkat suku bunga rata-rata per tahun
Kredit yang diberikan
f. Ikhtisar kredit bermasalah berdasarkan sektor ekonomi
Pertanian
Pertambangan
Perindustrian
Perdagangan/Restoran & Hotel
Konstruksi
Pengangkutan
Jasa dunia usaha
Lain-lain
Jumlah
Pertanian
Pertambangan
Perindustrian
Perdagangan/Restoran & Hotel
Konstruksi
Pengangkutan
Jasa dunia usaha
Lain-lain
Jumlah
g. Perubahan cadangan kerugian penurunan nilai
Saldo awal
Cadangan kerugian penurunan nilai
kolektif:
Penambahan (pemulihan) kerugian
penurunan nilai selama tahun berjalan
Penghapusbukuan selama tahun berjalan
Saldo akhir
h. Informasi pokok lainnya sehubungan dengan kredit yang diberikan
Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai kredit yang diberikan telah memadai.
Kredit yang diberikan pada umumnya dijamin dengan agunan yang diikat dengan hak tanggungan atau surat kuasa untuk menjual,
deposito berjangka atau jaminan lain yang dapat diterima oleh perbankan.
Kredit konsumsi terdiri dari kredit pemilikan rumah, kredit kendaraan bermotor dan kredit perorangan lainnya.
Kredit yang diberikan kepada karyawan bank merupakan kredit untuk membeli rumah, kendaraan dan keperluan lainnya yang
dibebani bunga sebesar 7% per tahun dengan jangka waktu kredit berkisar antara 1 (satu) tahun sampai dengan 15 (lima belas)
tahun yang dibayar kembali melalui pemotongan gaji setiap bulan dari karyawan yang bersangkutan.
45.239.505.995 35.675.349.941
2018 2017
35.675.349.941
Pembentukan CKPN dilakukan dengan menggunakan Metode Migration Analysis dan data histori 3 (tiga) tahun (Tahun 2016 sampai
dengan Tahun 2018). Sampai dengan posisi 31 Desember 2018 telah dilakukan review atas pembentukan CKPN tersebut.
Perhitungan CKPN Bank Sulteng berpedoman pada Pedoman penerapan PSAK 50 dan 55 (Revisi 2014), sesuai Keputusan Direksi Bank
Sulteng No.76/BPD-ST/PMSR/X/2015 tanggal 23 Desember 2015 dan Keputusan Direksi Nomor 133/BPD/ST/OPR/XI/2017 tentang
Pedoman Teknis penyusunan dan perhitungan tarif cadangan kerugian atas penurunan nilai (CKPN) metode Migration Analysis
PT.Bank Sulteng.
Kredit Pemilikan Rumah Sejahtera adalah kredit dengan dukungan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan yang diterbitkan oleh
Bank Sulteng kepada masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dalam rangka pemilikan rumah sejahtera yang dibeli dari pelaku
pembangunan. Kerdit ini merupakan kerja sama antara Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dengan Bank Sulteng.
12.853.827.245
20.940.240.506
40.273.712.383 34.086.902.976
-
12.853.827.245
15.731.107.332
35.031.105.233
644.244.708
4.978.318.566
1.484.542.967
-
16.783.100
-
-
9.564.156.054
-
52.080.171.362
2017
Kredit bermasalah Cadangan kerugian
43.631.550.305
-
4.623.805.558
861.379.741
-
364.386.606
2.563.571.921 2.563.571.921,01
28.015.586.655
-
8.278.729.795
11.125.111.662
2018
Kredit bermasalah
1.732.784.723
-
Cadangan kerugian
642.993.430
-
-
8.278.729.795
10.809.801.123
364.386.605,69
20.972.067.430,43
2018
9,88%
2017
13,15%
16.783.100
-
29
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2018
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
8. KREDIT YANG DIBERIKAN - (lanjutan)
h. Informasi pokok lainnya sehubungan dengan kredit yang diberikan - (lanjutan)
Tidak terdapat kredit yang direstrukturisasi dan kredit sindikasi selama tahun 2018 dan 2017.
9. ASET TETAP
Syarat, kondisi dan perlakuan kredit yang diberikan kepada pihak hubungan istimewa sama dengan yang diberikan kepada pihak
ketiga.
23.034.030.699 - 4.620.484.329
15.156.617.360
Jumlah
3.765.853.716
Kendaraan 1.232.188.045 155.525.000 - - 1.387.713.045
Mesin Kantor 15.202.664.513 2.656.814.584 - - 17.859.479.097
362.714.056
77.812.013.857 96.225.560.227
Harga Perolehan
Perabot Kantor (15.179.573.721) (2.630.258.001) - - (17.809.831.723)
Mesin Kantor (12.541.505.847) (3.057.005.553) - - (15.598.511.400)
Akumulasi Penyusutan Saldo Awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo Akhir
Jumlah 96.225.560.227
Aset Dalam Penyelesaian 12.381.368.986 7.042.814.474 - 4.267.566.100
Perabot Kantor 20.021.650.416 2.305.369.754 - 352.918.229 21.974.101.941
Perabot Rumah Dinas 204.557.556 158.156.500 - -
Jumlah 74.381.103.895 9.816.005.575 - 352.918.229 83.844.191.241
Aset Dalam Penyelesaian 3.430.909.962 13.218.025.124 - 4.267.566.100 12.381.368.986
Jumlah
Perabot Rumah Dinas (191.381.689) (107.503.428) - - (298.885.117)
Saldo Awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo Akhir
Tanah 2.435.207.954 2.197.800.000 - 4.633.007.954
Bangunan Kantor 32.958.571.432 902.750.000 - 33.861.321.432
Rumah Dinas 2.326.263.979 1.439.589.737 -
113.650.769.076
Kendaraan (1.104.791.135) - - 412.468.247 (692.322.888)
Rumah Dinas (228.449.021) (180.945.388) - - (409.394.409)
Bangunan Kantor (6.468.089.355) (2.011.785.709) - - (8.479.875.064)
70.361.948.476
Jumlah (35.713.790.766)
2017
83.844.191.241 12.626.191.101 - 410.834.000 98.494.151.716
Perabot Rumah Dinas 362.714.056 129.493.000 - - 492.207.056
Nilai Buku 60.511.769.461
19.669.005.575 - 4.678.400.100
Perabot Kantor 21.974.101.941 - - - 24.408.705.315
Mesin Kantor 17.859.479.097 3.941.298.062 - - 21.800.777.159
Kendaraan 1.387.713.045 - - 410.834.000 976.879.045
Rumah Dinas 3.765.853.716 167.865.000 - 3.933.718.716
Bangunan Kantor 33.861.321.432 6.064.620.039 - - 39.925.941.470
Tanah 4.633.007.954 2.322.915.000 - 6.955.922.954
Penghapusbukuan kredit ini bukan merupakan hapus tagih, sehingga upaya penagihan tetap dilakukan.
2018
Harga Perolehan Saldo Awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo Akhir
Pada tanggal 31 Desember 2018 dan 2017, tidak terdapat pelanggaran ataupun pelampauan Batas Maksimum Pemberian Kredit
(BMPK) kepada pihak ketiga dan pihak berelasi. Bank telah sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan Bank Indonesia.
Pada tahun 2018 terdapat pembiayaan kredit investasi atas pembangunan Jalan Tol Pemalang - Batang kepada debitur PT.Pemalang
Batang Tol Road (Group PT.Waskita Raya). Pembiayaan ini dibiayai secara sindikasi oleh beberapa Bank/Lembaga Keuangan yang
mana Bank BNI sebagai arranger dengan partisipasi plafond sebesar Rp.50.000.000.000,- sampai dengan 31 Desember 2018. Fasilitas
tersebut telah ditarik sebesar Rp. 40.424.323.208,-.
Pada tanggal 31 Desember 2018, rasio NPL-gross dan rasio NPL-net adalah masing-masing sebesar 1.50% dan 0.20% sedangkan pada
posisi 31 Desember 2017, rasio NPL-gross dan rasio NPL-net adalah masing-masing sebesar 1.36% dan 0.17% yang dihitung
berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011.
Pada Tahun 2017 dan 2018 Bank Sulteng tidak melakukan penghapusan kredit.
- 412.468.247 (43.288.820.600) (7.987.498.080)
-
30
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2018
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
9. ASET TETAP - (lanjutan)
Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat indikasi terjadinya penurunan nilai pada aset tetap.
10. ASET TIDAK BERWUJUD
Aset Tak Berwujud
Aset Tak Berwujud
Aset Tak Berwujud
Aset Tak Berwujud
Aset tetap telah di asuransikan pada PT. Asuransi Bangun Askrida dengan nilai pertanggungan sebesar Rp.92.123.337.632,- dan
Rp.57.285.937.502,- per tanggal 31 Desember 2018 dan 2017. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut telah
mencukupi untuk menutup kerugian yang terjadi.
Harga Perolehan Saldo Awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo Akhir
2.505.250.000 184.800.000 - - 2.690.050.000
- (191.381.689)
Perabot Kantor
Jumlah 2.505.250.000 184.800.000 - - 2.690.050.000
Akumulasi Amortisasi
(334.033.333) (250.525.000)
Jumlah
2.105.491.667
(35.713.790.766)
60.511.769.461
- (26.864.284.510) (8.849.506.257) -
(92.116.837) (136.332.184) - - (228.449.021)
Kendaraan (961.442.251) (143.348.884) - - (1.104.791.135)
Mesin Kantor (9.477.739.335) (3.063.766.512) - - (12.541.505.847)
Saldo Akhir
Bangunan Kantor (4.536.589.438) (1.931.499.916) - - (6.468.089.355)
Perabot Rumah Dinas (115.893.124) (75.488.565) -
Nilai Buku 50.947.729.347
Rumah Dinas
Reklasifikasi
(11.680.503.525)
Akumulasi Penyusutan
(3.499.070.196) - - (15.179.573.721)
Saldo Awal Penambahan Pengurangan
Aset tetap dalam penyelesaian sebesar Rp.15.156.617.360,- dan Rp.12.381.368.986,- adalah bangunan kantor dan inventaris dalam
penyelesaian yang masih dalam proses pengerjaan pada Kantor Pusat per tanggal 31 Desember 2018 dan 2017.
Sesuai dengan PSAK 1 (Revisi 2013), PSAK 16 (Revisi 2011) dan PSAK 19 (Revisi 2010) untuk penyajian aset tidak berwujud per 31
Desember 2017 dengan nilai buku sebesar Rp.2.105.491.667,- yang terdiri dari nilai perolehan aset tidak berwujud sebesar
Rp.2.690.050.000,-, serta akumulasi amortisasi aset tidak berwujud per 31 Desember 2017 sebesar Rp.584.558.333,- disajikan terpisah
dari aset tetap.
Tidak terdapat aset tetap yang dijaminkan oleh Bank pada tanggal 31 Desember 2018 dan 2017.
Jumlah
2.588.416.667
Akumulasi Amortisasi
(584.558.333)
2017
Nilai Buku 2.105.491.667
(584.558.333)
-
- - (835.083.333)
2018
Harga Perolehan Saldo Awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo Akhir
2.690.050.000 733.450.000 - - 3.423.500.000
2.690.050.000 733.450.000 - - 3.423.500.000
-
- (835.083.333)
Jumlah (584.558.333) (250.525.000)
(250.525.000)
-
-
Jumlah (334.033.333) (250.525.000)
Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat indikasi adanya penurunan nilai aset tidak berwujud.
Di tahun 2017 penyajian aset tidak berwujud telah disajikan kembali secara terpisah dari aset tetap sesuai dengan PSAK 1 (Revisi 2013),
PSAK 16 (Revisi 2011) dan PSAK 19 (Revisi 2010) dengan nilai buku sebesar Rp.2.105.491.667,- yang terdiri dari nilai perolehan sebesar
Rp.2.690.050.000,-, serta akumulasi amortisasi per 31 Desember 2017 sebesar Rp.584.558.333,- dan tahun 2016 dengan nilai buku
sebesar Rp.2.171.216.667,- yang terdiri dari nilai perolehan sebesar Rp.2.505.250.000,-, serta akumulasi amortisasi per 31 Desember
2016 sebesar Rp.334.033.333,-.
Nilai Buku 2.171.216.667
- (584.558.333)
31
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2018
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
11. BEBAN DIBAYAR DIMUKA DAN ASET LAIN-LAIN
Uang Muka Kepada Pihak Ketiga
Persediaan
Beban Dibayar Dimuka
Tagihan ATM Bersama
Tagihan Link Telkom
Pendapatan Yang Masih Akan Diterima
Aset Lainnya
Panjar Uang Muka PPh Pasal 25
Jumlah
Penjelasan atas Beban Dibayar Dimuka dan Aset Lain-lain adalah sebagai berikut:
a. Persediaan
Persediaan Barang Cetakan dan Formulir
Persediaan Alat Tulis Kantor
Persediaan Buku Cek dan Bilyet Giro
Persediaan barang iklan dan promosi
Jumlah
b. Beban Dibayar di Muka
Beban Personalia
Beban Sewa Gedung
Beban Sewa Mesin-mesin Kantor
Beban Asuransi Aset Tetap
Panjar Marketing Fee Kredit
Jumlah
c. Pendapatan Bunga Yang Masih akan Diterima
Jasa Bank Persepsi
Bunga Kredit
Bunga Deposito Berjangka
Bunga Deposito on Call
Bunga Call Money
Lainnya
Jumlah
12. LIABILITAS SEGERA
Kiriman Uang
Dana Titipan
Titipan Pajak Penghasilan
Kewajiban ATM Bersama
Standing Instruction (SI) Gaji
Standing Instruction (SI) Kredit
Pelimpahan ATM Bersama
Kewajiban Link - Telkom
Kewajiban Payment Telkomsel
Kewajiban BPD Net Online
Kewajiban Biller ATM
Angsuran Asset Sales
Setoran Deposito Jatuh Tempo
Cadangan Remunerasi
Kewajiban atas surat berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali
Jumlah
-
4.680.000 -
- 140.920.578
2.398.710
6.304.179.500 85.449.679.500
221.842.469.300 262.336.623.750
1.522.761.767
8.065.577.732 13.384.445.525
49.023.291 61.476.243
299.677.400.874 438.105.212.228
2.632.000
14.123.527 8.466.392
189.497.634 229.670.713
4.770.053.591 1.947.277.612
291.200.004 192.838.570
1.470.375.249 2.421.447.679
2018 2017
2018 2017
43.473.713.925
37.636.483
32.152.778
2.919.074.189
62.567.428.779
2.045.512.524 1.337.492.704
-
1.757.334.217 6.386.087.878
21.294.153.132 23.227.573.477
384.960.909
1.059.416.800 471.981.066
2017
36.465.500
6.363.308.999 8.577.805.401
407.561.644 39.369.863
316.250.000 -
-
2.631.847.970 2.023.318.927
2018
45.643.163 47.630.368
3.952.845.576 4.220.351.043
32.436.285.227
-
2018 2017
1.391.118.334 1.132.571.861
2.632.000
11.914.636.871 7.980.463.697
1.146.598.962
18.445.033.510 21.738.762.677
2.364.820.260 1.390.749.800
-
- -
2018 2017
79.795.455 79.795.455
21.294.153.132 23.227.573.477
73.550.000
- -
2.631.847.970 2.023.318.927
6.363.308.999 8.577.805.401
143.676.352 382.300.500
40.288.335.683
32
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2018
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
12. LIABILITAS SEGERA - (lanjutan)
Penjelasan atas liabilitas segera adalah sebagai berikut:
a. Kiriman Uang
Titipan Transfer Pihak Ketiga
Kliring dalam proses
Titipan KU yang akan dibayar
Titipan KU via RTGS
Titipan KU via Kliring
Titipan KU Retur RTGS
Titipan KU Retur Kliring
Jumlah
b. Dana Titipan
Titipan pihak ketiga
Titipan Pihak Ketiga Angsuran Pinjaman
Titipan Penampungan Selisih
Kas Titipan Bank Indonesia
Titipan Setoran Pajak Pihak III
Titipan Provisi Kredit dalam proses
Titipan antar Biro/Seksi Bank Sulteng
Jumlah
c. Titipan Pajak Penghasilan
Titipan PPh Bunga Tabungan
Titipan PPh Bunga Deposito Berjangka
Titipan PPh Jasa Giro
Titipan PPh Pasal 21/23
Jumlah
13. SIMPANAN NASABAH
a. Berdasarkan jenis
Pihak Berelasi:
Giro
Tabungan
- Simantap
- Simpeda
- Tabungan Pensiunku
- PNS
- Tabunganku
- Tabungan Simantap 3 In 1
- Siswa plus
Jumlah
209.133 -
5.798.657.885
78.650.000 114.050.000
373.241.626.973 179.193.529.413
- 2.996.472
72.689.088 22.745.023
2.922.749 170.307
1.134.224.841 665.238.082
950.981.546 186.739.197
2018 2017
371.001.949.616 178.201.590.332
96.750.829 315.408.968
1.146.598.962 1.522.761.767
270.582.797 118.679.166
755.306.713 1.073.582.667
23.958.624 15.090.966
1.303.061.529 1.182.449.771
11.914.636.871 7.980.463.697
2018 2017
9.869.021.409
172.971.306 379.840.613
529.066.943 619.515.429
6.292.039.580 3.747.802.381
43.473.713.925 62.567.428.779
2018 2017
-
-
36.703.184 -
118.922.940 -
98.672.728 -
7.121.426.153 4.730.886.980
27.218.351.233 50.950.042.409
2018 2017
2.612.872.549 3.127.268.267
11.428.742 11.428.743
Liabilitas segera adalah kewajiban bank kepada pihak lain yang sifatnya segera dibayarkan sesuai dengan perintah pemberi amanat atau
perjanjian yang ditetapkan sebelumnya.
Liabilitas segera terdiri dari kiriman uang, dana titipan, dana yang sudah jatuh tempo tapi belum diambil nasabah, transaksi kliring dan
kewajiban wajib pungut/potong PPh.
812.500
3.000.000
33
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2018
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
13. SIMPANAN NASABAH - (lanjutan)
a. Berdasarkan jenis - (lanjutan)
Pihak Ketiga:
Giro
Tabungan
- Simantap
- Tabungan Lokal
- Simpeda
- Tabunganku
- Tabungan PNS
- Tabungan Pensiunku
- TabunganKU Plus
- Tabungan Siswa
- Tabungan Siswa plus
- Tabungan Simpel
- Tabungan Simantap 3 In 1
Deposito
Jumlah
b. Deposito berjangka berdasarkan jangka waktu
Deposito Berjangka:
- 1 bulan
- 3 bulan
- 6 bulan
- 12 bulan
- Deposito On Call
Jumlah
c. Deposito berjangka berdasarkan sisa umur sampai dengan saat jatuh tempo
Kurang atau sama dengan 1 bulan
Lebih dari 1 sampai dengan 3 bulan
Lebih dari 3 sampai dengan 6 bulan
Lebih dari 6 sampai dengan 12 bulan
Lebih dari 12 bulan
Jumlah
d. Tingkat Suku Bunga
Giro
Tabungan
Deposito
Pada tahun 2014 Bank Sulteng mengeluarkan produk baru yaitu Tabungan Siswa dan Tabungan Siswa Plus. Tabungan ini merupakan
produk turunan dari TabunganKu yang diterbitkan oleh Bank Indonesia, yang dikembangkan lagi oleh Bank Sulteng. Tabungan Siswa Plus
ini memiliki jangka waktu minimal 2 tahun.
PT Bank Sulteng mengeluarkan produk baru untuk jenis tabungan yang dituangkan dalam Memo No. 02/BPD-ST/DIR/XV-A/2011 tanggal
14 Januari 2011 perihal Mandatory Produk Tabungan PNS dan PensiunKu.
722.224.013.812
2018
2017
452.140.378.923 681.302.606.190
46.559.800.000 32.985.000.000
2018
2.179.602.838 59.215.741.681
941.307.806.713
0,25% sampai 2,75% 0,25% sampai 2,00%
-
1.653.755.817.735
52.285.343.430 34.521.745.687
431.183.538.517 104.559.473.153
701.503.407.640 884.526.418.134
-
3.125.451.194.862
4.427.076.450 3.132.162.084
2017
3.669.505.866.524
1,00% sampai 9.95% 1,00% sampai 9.75%
Simpeda adalah produk tabungan dari Bank Pembangunan Daerah yang memberikan jasa bunga yang dihitung dari saldo rata-rata harian
dengan memberikan hadiah yang diundi secara nasional.
Simantap adalah produk tabungan khusus dari PT Bank Sulteng dengan memberikan jasa bunga yang dihitung dari saldo rata-rata harian
namun tidak menawarkan hadiah.
1,00% sampai 3,00%
TabunganKu adalah produk tabungan untuk perorangan dengan persyaratan mudah dan ringan antara lain tanpa biaya adminstrasi yang
diterbitkan secara bersama oleh bank-bank di Indonesia guna menumbuhkan budaya menabung serta meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
1,00% sampai 3,00%
1.744.164.364.903
3.296.264.239.551
14.199.463.318 11.310.623.798
14.966.014.536 9.880.831.959
10.240.056.984 9.013.302.169
1.744.164.364.903
2018 2017
468.783.528.148 720.556.727.929
432.831.625.000 72.568.952.000
- 16.000.000.000
1.653.755.817.735 1.744.164.364.903
41.354.556.327
350.005.442.779 263.525.155.127
7.208.772.024 4.852.119.188
2.946.257.665.449
68.357.229.855 53.750.225.209
676.693 724.693
487.674.963.968 329.820.475.058
2018 2017
562.909.307.607 473.273.522.096
1.653.755.817.735
63.303.675.921
34
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2018
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
13. SIMPANAN NASABAH - (lanjutan)
14. SIMPANAN DARI BANK LAIN
Giro
Call Money
Deposito On Call
Jumlah
Call money pada tanggal 31 Desember 2018 dan 2017 memiliki masa jatuh tempo kurang dari satu bulan.
Tingkat suku bunga:
Giro
Call Money
15. PINJAMAN YANG DITERIMA
Pinjaman yang diterima oleh PT.Bank Sulteng adalah sebagai berikut:
PT.Bank Mega
Kementerian PU dan Perumahan Rakyat RI
Jumlah
•
Tabungan PensiunKu adalah produk tabungan untuk perorangan yang disyaratkan hanya kepada Pensiun Pegawai Negeri Sipil Pusat,
Pegawai Negeri Sipil Daerah, Pejabat Negara, Hakim, Pensiun PNS Ex Pengadilan, Pensiun PNS Ex Departemen Perhubungan pada PT
KAI, TNI dan Polri, serta Penerima Tunjangan Veteran, Dana Kehormatan Veteran PKRI dan KNIP.
625.000.000.000
Pada tahun 2016 Bank Sulteng mengeluarkan program baru yaitu Tabungan Simantap 3 in 1.Tabungan Simantap 3 in 1 merupakan
program yang dikeluarkan oleh Bank Sulteng dengan memberikan 3 manfaat dalam 1 rekening, dimana nasabah menerima 3 manfaat
(rate, cash back, gift).
Pada tahun 2015 Bank Sulteng mengeluarkan produk baru yaitu Tabungan Simpel. Tabungan SimPel adalah tabungan untuk siswa yang
diterbitkan secara nasional oleh bank-bank di Indonesia, dengan persyaratan mudah dan sederhana serta fitur yang menarik, dalam
rangka edukasi dan inklusi keuangan untuk mendorong budaya menabung sejak dini.
Tabungan PNS adalah produk tabungan untuk perorangan yang disyaratkan hanya kepada Pegawai Negeri Sipil dilingkungan Pemerintah
Daerah Propinsi/Kota/Kabupaten se-Sulawesi Tengah.
2017
-
2018
- -
300.000.000.000
1.150.000.000.000 625.010.325.965
6.20% sampai 7.30% 4.40% sampai 5.35%
Tidak terdapat simpanan dari bank lain yang diblokir atau dijadikan jaminan atas pinjaman yang diberikan pada tanggal 31 Desember
2018 dan 2017.
2.640.309.597 300.551.250.000
551.250.000
2018 2017
0,00% 0,00%
2.640.309.597
Pinjaman Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) adalah dukungan Fasilitas Likuiditas pembiayaan perumahan kepada
Masyarakat Berpenghasilan Rendah yang pengelolaannya dilaksanakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Pinjaman tersebut diperoleh dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sesuai dengan Perjanjian Kerjasama antara
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dengan PT. Bank Sulteng Nomor: 70/PKS/Dp/2017 dan Nomor: 118/PKS/BPD-
ST/DIR/KDT/2017 tanggal 18 Mei 2017 tentang Penyaluran Kredit Kepemilikan Ruman Bersubsidi dalam rangka perolehan rumah bagi
masyarakat berpenghasilan rendah dengan jangka waktu perjanjian kerjasama selama 3 (tiga) tahun terhitung dari tanggal 18 Mei 2017
sampai dengan 18 Mei 2020. Kewajiban penyetoran pokok kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sesuai dengan
jangka waktu kredit kepada debitur. Pembayaran bunga dilakukan setiap bulan sebesar 0,5%.
Sesuai dengan Perjanjian Pinjaman Antar Bank antara PT. Bank Sulteng dengan PT. Bank Mega Nomor: 095/BPD-
ST/DIR/PMSR/PKS/2017 dan Nomor: 032/IBFI/2017 tanggal 31 Agustus 2017, disepakati bahwa nominal fasilitas pinjaman antar bank
sebesar Rp.100.000.000.000,- (seratus milyar rupiah). Berdasarkan Surat PT. Bank Mega No. 035/IBFI/2017 tanggal 20 September
2017 Perihal Persetujuan Pencairan Pinjaman Antar Bank, telah disetujui pencairan pinjaman antar bank sebesar
Rp.100.000.000.000 (seratus milyar rupiah) dengan Jangka waktu pinjaman 12 (dua belas) bulan terhitung dari tanggal 22
September 2017 sampai dengan 22 September 2018, Suku Bunga 7.90 %. Pembayaran bunga dilakukan setiap bulan dan pelunasan
jumlah pokok atas pinjaman antar bank dilakukan sekaligus pada tanggal jatuh tempo.
2018 2017
- 10.325.965
1.150.000.000.000
Pinjaman Antar Bank (Bilateral Loan ) merupakan pinjaman antar bank yang bersifat committed dengan menggunakan suku bunga acuan
JIBOR. Pinjaman tersebut diperoleh dari PT. Bank Mega yang pencairannya terdiri dari 2 tahap:
35
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2018
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
15. PINJAMAN YANG DITERIMA - (lanjutan)
•
16. PROVISI (PENYISIHAN)
Penyisihan yang dibentuk oleh PT.Bank Sulteng adalah sebagai berikut:
Penyisihan atas perkara hukum
Jumlah
-
-
-
-
1.
2.
3.
4.
5.
Estimasi yang andal mengenai jumlah kewajiban tersebut dapat dibuat.
Kemungkinan besar penyelesaian kewajiban tersebut mengakibatkan arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi.
Pinjaman Antar Bank (Bilateral Loan ) yang diperoleh dari PT.Bank Mega telah dilakukan pelunasan jumlah pokok pinjaman sebesar
Rp.100.000.000.000,- (seratus milyar rupiah) pada tanggal 24 September 2018 dan Sebesar Rp.200.000.000.000,- (dua ratus milyar
rupiah) pada tanggal 05 November 2018.
Sesuai dengan Perjanjian Pinjaman Antar Bank antara PT. Bank Sulteng dengan PT. Bank Mega Nomor: 219/BPD-
ST/DIR/PMSR/PKS/2017 dan Nomor: 043/IBFI/2017 tanggal 19 Oktober 2017, disepakati untuk meningkatkan nominal fasilitas
pinjaman antar bank dari yang semula dengan jumlah pokok yang tidak lebih dari Rp.100.000.000.000,- (seratus milyar rupiah)
menjadi dengan jumlah pokok yang tidak lebih dari Rp.300.000.000.000,- (tiga ratus milyar rupiah). Berdasarkan Surat PT. Bank
Mega No. 049/IBFI/2017 tanggal 3 November 2017 Perihal Persetujuan Pencaian Pinjaman Antar Bank, telah disetujui pencairan
pinjaman antar bank sebesar Rp.200.000.000.000 (dua ratus milyar rupiah) dengan Jangka waktu pinjaman 12 (dua belas) bulan
terhitung dari tanggal 3 November 2017 sampai dengan 3 November 2018, Suku Bunga 7.50 %. Pembayaran bunga dilakukan setiap
bulan dan pelunasan jumlah pokok atas pinjaman antar bank dilakukan sekaligus pada tanggal jatuh tempo.
Estimasi terbaik pengeluaran yang diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban kini adalah jumlah yang secara rasional akan dibayar
entitas untuk menyelesaikan kewajibannya pada akhir periode pelaporan atau untuk mengalihkan kewajibannya kepada pihak ketiga
pada saat itu.
Surat Dewan Komisaris kepada Direksi Nomor: 005/DK-BPDST/I/2018 tanggal 30 Januari 2018 Perihal: Persetujuan Pembayaran
Kasus Hukum sesuai dengan Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia dan Putusan Pengadilan Negeri Palu.
Hal tersebut diatas diakui sebagai liabilitas sesuai dengan kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan (KDP2LK)
mengenai konsep dasar akrual bahwa transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat kejadian dan dicatat dalam catatan akuntasi serta
dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode bersangkutan. Dan telah sesuai dengan penjelasan PSAK 57, bahwa liabilitas diakui
jika:
Entitas memiliki kewajiban kini (baik bersifat hukum maupun bersifar konstruktif) sebagai akibat peristiwa masa lalu.
Jumlah yang diakui adalah hasil estimasi terbaik pengeluaran yang diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban ini pada akhir periode
pelaporan.
Provisi (Penyisihan) atas perkara hukum sebesar Rp.7.672.407.500 merupakan Beban Kasus Hukum atas Perkara Perdata Penggugatan
an. Chairil Anwar Kuasa Ahli Waris Moehd Idris Ro-e berdasarkan:
2018 2017
- 7.672.407.500
- 7.672.407.500
Putusan Mahkamah Agung Nomor 201 PK/Pdt/2017 tanggal 12 Juni 2017,
Surat Pengadilan Negeri/PHI/Tipikor klas IA Palu Nomor: W21-UI/374/HK.02/I/2018 tanggal 25 Januari 2018 Prihal: Pemberitahuan
Pelaksanaan Sita Eksekusi Perkara Perdata No.87/Pdt.G/2014/PN.Palu,
Surat Direksi Bank Sulteng kepada Dewan Komisaris Nomor: 0387/BPD-ST/DIR/CORSEC/III/2018 tanggal 30 Januari 2018 Perilah:
Permohonan Persetujuan Pembayaran Kasus Hukum Sesuai dengan Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia dan Putusan
Pengadilan Negeri Palu,
36
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2018
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
17. BEBAN YANG MASIH HARUS DIBAYAR DAN LIABILITAS LAIN-LAIN
Jaminan Tender
Jaminan Pelaksanaan
Jaminan Pemeliharaan
Bunga Yang Masih Harus Dibayar
Setoran Jaminan Jatuh Tempo
Jasa Produksi, dana Kesejahteraan, dan tantiem
Pengadaan barang dan jasa
Taksiran Pajak Penghasilan
Lain lain
Jumlah
a. Jaminan tender terdiri diri:
Tender APBN
Tender Lainnya
Jumlah
b. Beban lainnya yang masih harus dibayar terdiri dari:
Bahan Personalia
Lain-lain
Jumlah
Perubahan Corporate Social responsibility per 31 Desember 2018 dan 2017 adalah sebagai berikut:
Saldo awal
Pembentukan tahun berjalan
(Penggunaan) tahun berjalan
Jumlah
Pada tahun 2017 penggunaan dana Corporate Social Responsibility dibebankan langsung ke pos laba rugi tahun berjalan. Pada tanggal
27 Desember 2017 sisa dana Corporate Social Responsibility sebesar Rp.66.290.256,- telah direklasifikasi ke Pos Liabilitas Segera.
Berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) No. 78 tanggal 12 April 2018, pada pasal 24
disebutkan bahwa besarnya anggaran untuk Corporate Social Responsibility adalah 2% dari laba bersih yang telah disetujui oleh RUPS
Tahunan dan selanjutnya di anggarkan dalam tahun berjalan dengan cara menyisihkan setiap bulan.
(297.447.000)
66.290.256
-
22.535.274.009
208.790.559 208.790.559
24.428.777.430
Corporate Social Responsibility merupakan program dana bantuan dari Bank Sulteng di bidang lingkungan, sosial, pendidikan, olah raga
dan kesehatan masyarakat Sulawesi Tengah yang dilaksanakan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor: 47 Tahun 2012 tentang
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas serta Peraturan Bank Indonesia Nomor: 8/14/PBI/2006 tentang perubahan
atas peraturan Bank Indonesia Nomor: 8/4/2006 tentang pelaksanaan Good Corporate Governance bagi bank umum. Berdasarkan
Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) No. 85 tanggal 29 Mei 2015. Dana ini dicadangkan sebesar 2% dari laba
bersih perusahaan tahun buku 2014.
2018 2017
66.290.256
-
-
79.403.149
312.170.992 312.170.992
2018 2017
2.050.000 2.100.000
66.290.256
527.399.277
8.112.309.652 7.512.890.844
2.221.419.128 2.478.714.073
Liabilitas lain-lain adalah liabilitas yang tidak dapat diklasifikasikan ke dalam klasifikasi-klasifikasi akun liabilitas di atas, dengan rincian
sebagai berikut:
1.928.155.695 2.287.585.302
621.776.377
Berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) No. 29 tanggal 21 April 2016, pada pasal 25
disebutkan bahwa besarnya anggaran untuk Corporate Social Responsibility adalah 2% dari laba bersih yang telah disetujui oleh RUPS
Tahunan dan selanjutnya di anggarkan dalam tahun berjalan dengan cara menyisihkan setiap bulan.
2018 2017
312.170.992 312.170.992
177.911.846 134.543.746
363.737.256
-
1.926.105.695 2.285.485.302
1.928.155.695 2.287.585.302
-
38.011.311.679 35.997.368.801
2018 2017
232.767.843 232.767.843
79.403.149
37
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2018
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
18. PERPAJAKAN
a. Kewajiban Pajak
Saldo Kewajiban Pajak per 31 Desember 2018 dan 2017 adalah sebagai berikut:
Pajak Penghasilan kurang bayar (Pasal 29)
Angsuran Pajak Penghasilan (Pasal 25)
Jumlah
b. Taksiran Pajak Penghasilan
Beban Pajak Kini
Beban/(Manfaat) Pajak Tangguhan
Jumlah
Laba Sebelum Pajak Penghasilan
Perbedaan Temporer:
- Beban Jasa Produksi tahun 2018 dan 2017
- Beban Tantiem tahun 2018 dan 2017
- Beban Dana Kesejahteraan tahun 2018 dan 2017
- Pembayaran JasPro tahun 2017 dan 2016
- Pembayaran Tantiem tahun 2017 dan 2016
- Pembayaran Dana Kesejahteraan tahun 2017 dan 2016
- Beban Manfaat Karyawan Menurut Aktuaris
- Pembayaran Iuran Manfaat Karyawan
- CKPN
Jumlah Beda Temporer
Perbedaan Tetap
- Beban Penyusutan Rumah Dinas
- Beban Sewa Rumah Dinas Pemimpin Cabang
- Beban Pemeliharaan Rumah Dinas
- Beban Pembinaan Pegawai dan Keluarga
- Beban Langganan Surat Kabar dan Majalah
- Beban Perjamuan Tamu
- Beban Rekreasi dan Olah raga
- Beban Bantuan kepada Pegawai
- Beban Hadiah dan Sumbangan
- Beban Denda Pajak
- Beban jamuan kepada pegawai
- Beban perayaan HUT
- Beban tunjangan PPh Karyawan
- Beban perawatan kesehatan
- Beban Bidang Hukum
- Beban Non Operasional Lainnya
Jumlah Beda Tetap
Koreksi Fiskal
Laba Kena Pajak
Laba Kena Pajak Dibulatkan
Perhitungan Pajak Penghasilan Kini:
- Tahun 2017 : x
- Tahun 2018 : x
Pajak Penghasilan Kini
Uang Muka Pajak (PPh Pasal 25)
Kurang Bayar Pajak (PPh Pasal 29)
2017
2017
2017
2018
6.511.278.436 2.900.415.497
- 3.483.439.292
8.142.925.810 7.511.758.003
7.511.758.003
8.142.925.810 7.511.758.003
(7.511.758.003) (7.920.493.594)
(7.511.758.003) (7.920.493.594)
(7.511.758.003) (7.920.493.594)
(177.553.247)
43.825.976.850
208.397.365 182.822.751
51.068.500 12.429.000
242.904.150
6.383.854.789
2018
39.993.094.250 38.398.392.500
3.832.882.600
6.511.278.436
213.136.245
260.546.647
38.220.839.253
Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak seperti yang disajikan dalam laporan laba rugi dan penghasilan kena pajak Bank untuk tahun-
tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2018 dan 2017 adalah sebagai berikut:
2018
152.398.320.982 138.377.612.631
11.814.374.643 13.715.447.607
(6.963.239.282) (6.963.239.282)
(9.568.575.251) (5.312.865.308)
(2.823.936.470)
8.142.925.810
156.528.080
191.891.000 1.017.085.652
2.270.969.792 35.393.600
153.593.570.612
159.972.377.000 153.593.570.000
25% 153.593.570.000 - 38.398.392.500
1.101.034.037 962.615.122
21.860.983 12.672.097
97.818.500 116.670.000
1.460.695.693 700.231.594
1.541.143.302 1.265.127.783
1.569.109.270 1.584.649.236
-
39.993.094.250 38.398.392.500
33.481.815.814 35.497.977.003
6.511.278.436 2.900.415.497
10.397.993.006 15.002.821.736
7.574.056.536 15.215.957.980
159.972.377.518
- 7.672.407.500
471.866.616 438.446.605
191.952.550
127.850.000 134.432.514
780.837.152 519.357.652
25% 159.972.377.000 39.993.094.250
38
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2018
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
18. PERPAJAKAN - (lanjutan)
b. Taksiran Pajak Penghasilan - (lanjutan)
c. Pajak Tangguhan
Jasa Produksi dan Dana Kesejahteraan
Imbalan Pasca Kerja
CKPN
Jumlah
19. PERMODALAN
a. Modal Dasar
b. Modal Disetor
Pada Tahun 2014 Modal Dasar PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah adalah sebesar Rp.490.542.400.000,- yang
ditetapkan berdasarkan Akta Perubahan Anggaran Dasar Perseroan Terbatas PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah No.05
Tanggal 27 April 2011 yang dibuat oleh Notaris Idayanti Panda, SH, M.Kn. dan telah disahkan dengan Keputusan Menteri Hukum &
Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No.AHU-31166.AH.01.02 Tahun 2011 tanggal 21 Juni 2011 dengan nilai nominal Rp.100.000,-
per saham.
Pada Tahun 2017 Modal Dasar PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah adalah sebesar Rp.1.000.000.000.000,- yang
ditetapkan berdasarkan Akta Perubahan Anggaran Dasar Perseroan Terbatas PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah No.14
Tanggal 12 April 2017 yang dibuat oleh Notaris Charles, SH, M.Kn. dan telah disahkan dengan Keputusan Menteri Hukum & Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia No.AHU-AH.01.03-0131326 Tahun 2017 tanggal 12 April 2017 dengan nilai nominal Rp.100.000,- per
saham.
Setoran modal PT. Mega Corpora sebesar Rp.62.094.200.000,- beserta agio saham sebesar Rp.36.299.627.552,- dan penambahan
setoran modal sebesar Rp.9.388.695.750,- atau seluruhnya sejumlah Rp.107.782.523.302,- tersebut, belum memenuhi persyaratan
sebagaimana yang diatur oleh Bank Indonesia dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI) nomor 13/27/PBI/2011 tanggal 28 Desember
2011 tentang perubahan atas PBI no. 11/1/PBI/2009 tentang Bank Umum dimana PT. Mega Corpora sebagai calon Pemegang Saham
Pengendali dengan persentasi kepemilikan 30% (tiga puluh persen) harus memenuhi persyaratan mengenai integritas, kelayakan
keuangan dan mendapatkan persetujuan dari Bank Indonesia. Sesuai dengan surat Otoritas Jasa Keuangan Nomor: S-
110/KO.631/2015 tanggal 9 Maret 2015 tentang Perlakuan Setoran Modal PT. Mega Corpora, maka setoran modal beserta agio saham
PT. Mega Corpora pada tahun 2014 telah direklasifikasi sebagai Dana Setoran Modal.
Berdasarkan Surat Otoritas Jasa Keuangan Nomor: S-638/KO.63/2015 tanggal 30 September 2015 perihal Perubahan Modal Disetor
dan Komposisi Kepemilikan Bank Sulteng, komposisi kepemilikan Bank Per Tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar
Rp.227.430.300.000,- Komposisi kepemilkan Bank tersebut sudah termasuk Modal Disetor dari PT. Mega Corpora sebesar
Rp.56.630.000.000,- dengan persentase kepemilikan 24.90%.
Pada Tahun 2015 Modal Dasar PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah adalah sebesar Rp.650.000.000.000,- yang
ditetapkan berdasarkan Akta Perubahan Anggaran Dasar Perseroan Terbatas PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah No.85
Tanggal 29 Mei 2015 yang dibuat oleh Notaris Charles, SH, M.Kn. dan telah disahkan dengan Keputusan Menteri Hukum & Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia No.AHU-0936834.AH.01.02 Tahun 2015 tanggal 29 Mei 2015 dengan nilai nominal Rp.100.000,- per
saham.
Manajemen berpendapat bahwa terdapat kemungkinan besar jumlah laba fiskal pada masa mendatang akan memadai untuk
mengkompensasi perbedaan temporer yang menimbulkan aset pajak tangguhan tersebut.
Sesuai dengan peraturan perpajakan Indonesia, Bank menghitung, menetapkan dan membayar sendiri jumlah pajak yang terhutang (self-
assesment system ). Direktorat Jenderal pajak dapat menghitung dan mengubah kewajiban pajak dalam batas waktu lima tahun sejak
tanggal terhutangnya pajak.
31 Desember
Komponen
2017
Dikreditkan
/(Dibebankan)
ke Komprehensif
lainnya
Dikreditkan
/(Dibebankan) ke
laporan laba rugi 2018Aset/(Kewajiban)
Pajak Tangguhan
1.328.209.694 (3.403.392.146) 9.884.677.168
(9.278.122.410) (8.375.256.101) - (902.866.309)
9.218.422.020 1.328.209.694 (3.832.882.600) 6.713.749.115
11.959.859.620
Aset pajak tangguhan dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal
laporan posisi keuangan.
5.633.818.502 - 473.375.855 6.107.194.357
39
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2018
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
19. PERMODALAN - (lanjutan)
b. Modal Disetor - (lanjutan)
Provinsi Sulteng
Pemkot Palu
Kab Donggala
Kab Poso
Kab Banggai
Kab Tolitoli
Kab Tojo Una-una
Kab Buol
Kab Morowali
Kab Parigi Mautong
Kab Sigi
Kab Banggai Kepulauan
Kab Morowali Utara
Kab Banggai Laut
PT.Mega Corpora
Jumlah
Provinsi Sulteng
Pemkot Palu
Kab Donggala
Kab Poso
Kab Banggai
Kab Tolitoli
Kab Tojo Una-una
Kab Buol
Kab Morowali
Kab Parigi Mautong
Kab Sigi
Kab Banggai Kepulauan
Kab Morowali Utara
Kab Banggai Laut
PT.Mega Corpora
c. Dana Setoran Modal
Berdasarkan kondisi tersebut di atas, maka komposisi pemegang saham PT. BPD Sulteng untuk tahun 2018 dan 2017 adalah sebagai
berikut:
12.621 1.262.100.000 0,49%
Berdasarkan Surat Otoritas Jasa Keuangan Nomor: S-449/KO.0602/2018 tanggal 2 Agustus 2018 perihal Perubahan Komposisi
Kepemilikan Bank Sulteng, komposisi kepemilikan Bank Per Tanggal 31 Desember 2018 adalah sebesar Rp.313.778.900.000,-.
2,29%
3,36%
13.349.500.000
2,33%
3,02%
25.242 0,80% 2.524.200.000
12.065.900.000
9.998.900.000
10.555.800.000
11.085.400.000
14.218.600.000
16.504.800.000
3,76%
Nominal
78.132.200.000
4.778.400.000
4,80% 12.382.900.000
4,58% 11.800.100.000
32,42% 83.594.500.000
4,39%
2.524.300.000
Merupakan tambahan setoran modal oleh para pemegang saham untuk menambah kepemilikan saham, namun belum didukung
kelengkapan persyaratan modal sehingga harus dicatat pada rekening dana setoran modal sesuai pasal 14 Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan No. 11/POJK.03/2016 tanggal 29 Januari 2016 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum.
24,72% 63.721.200.000
100,00% 257.809.100.000
2,56%
5.996.500.000
11.310.700.000
5.900.000.000
7.790.200.000
11.085.400.000
14.218.600.000
25.243
4.733.000.000
8.047.500.000
3,19%
4,53%
100,00%
12.382.900.000
11.800.100.000
11.310.700.000
Nominal
2018
142.186
105.640.500.000
3,60%
110.854
105.558
123.829
133.495
142.186
110.854
86.626
Berdasarkan Surat Otoritas Jasa Keuangan Nomor: S-217/KO.064/2017 tanggal 22 Mei 2017 perihal Laporan Perubahan Komposisi
Kepemilikan Bank Sulteng, komposisi kepemilikan Bank Per Tanggal 31 Desember 2017 adalah sebesar Rp.257.809.100.000,-.
118.001
123.829
165.048
%
1.056.405
113.107
99.989
120.659
47.784
80.475
47.330
781.322
3.137.789
%
3,53%
3,36%
1,51%
3,95%
5,26%
Jumlah saham
33,67%
77.902
59.000
42.105
59.965
637.212
835.945
113.107
118.001
3,85%
1,52%
2017
Jumlah saham
8.662.600.000
5,18%
4,30%
5,52%
1,63% 4.210.500.000
24,90%
313.778.900.000
0,98%
2.578.091
40
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2018
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
19. PERMODALAN - (lanjutan)
c. Dana Setoran Modal - (lanjutan)
Saldo Dana Setoran Modal per 31 Desember 2018 dan 2017 adalah sebagai berikut:
Provinsi Sulteng
Kab Donggala
Kab Poso
Kab Banggai
Kab Bangkep
Kab Tolitoli
Kab Tojo Una-una
Kab Morowali
Kab Buol
Pemkot Palu
Kab Sigi
Kab Morowali Utara
Kab Banggai Laut
Kab Parigi Moutong
PT Mega Corpora
Jumlah
d. Modal Sumbangan
e. Agio Saham
Provinsi Sulteng
Kab Donggala
Kab Poso
Kab Banggai
Kab Toli toli
Kab Tojo Unauna
Kab Morowali
Kab Buol
Kab Parigi Moutong
Kab Banggai Kepulauan
Pemkot Palu
Kab Sigi
Kab Morowali Utara
Kab Banggai Laut
PT. Mega Corpora
Jumlah
- 3.604.523.481
2017
3.000.177.922
-
62.752.246.046
Dana setoran modal tahun 2018 sebesar Rp.62.752.246.046,- berasal dari setoran modal Pemprov, Pemkab dan Pemkot di wilayah
Sulawesi Tengah yang belum mendapatkan persetujuan RUPS dan Otoritas Jasa Keuangan.
34.934.302.289
195.293
241.324
5.000.412.298
3.250.268.065
259.123
167.283
3.500.178.933
3.000.212.607
127.887
900.184.411
3.500.019.463
2.000.088.961
-
63.534.230.938
34.934.431.149
195.293
2.000.241.324
555.471
3.250.273.975
6.300.259.123
167.283
295.000
4.500.266.819
127.887
295.750
5.100.135.530
1.475.622.078 737.811.039
98.732.866.575
2018 2017
5.939.551.318 18.827.422.458
872.032.903 872.032.903
2.616.858.676
Berdasarkan PSAK 61 Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah maka per 31 Desember 2015 Modal
Sumbangan sebesar Rp.275.450.000,- di reklasifikasikan ke Pos Cadangan Umum.
Merupakan bantuan dari Bank Indonesia berupa seperangkat hardware dan software bagi komputerisasi teller system dan akuntansi
sesuai Surat Bank Indonesia Nomor: 26/12/UPPP/PPTP tanggal 12 Mei 1993 perihal Bantuan Teknis kepada PT. Bank Pembangunan
Daerah Sulawesi Tengah.
2018
3.664.823.519 7.447.573.000
1.475.680.537
2.397.871.262
3.050.741.374
737.811.039
1.547.292.812
2.453.231.935
3.689.172.113 3.689.172.113
1.916.519.856
45.675.302.798
2.616.858.676
66.013.481.193
4.242.428.089
3.050.741.374
2.028.994.972
1.660.118.682 1.660.118.682
2.766.864.470
Per 31 Desember 2017 Agio saham yang berasal dari setoran modal Pemprov, Pemkot dan Pemkab di Wilayah Sulawesi Tengah
adalah sebesar Rp.28.762.704.885,- Sedangkan agio saham PT. Mega Corpora sebesar Rp.37.250.776.308,-.
Per 31 Desember 2018 Agio saham yang berasal dari setoran modal Pemprov, Pemkot dan Pemkab di Wilayah Sulawesi Tengah
adalah sebesar Rp.53.057.563.777,- Sedangkan agio saham PT. Mega Corpora sebesar Rp.45.675.302.798,-.
1.584.531.195
37.250.776.308
2.654.038.600
3.652.226.025
41
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2018
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
19. PERMODALAN - (lanjutan)
e. Agio Saham - (lanjutan)
20. PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAINNYA
Keuntungan (Kerugian) nilai wajar surat berharga
Keuntungan (Kerugian) Aktuarial Program Manfaat Pasti
Pajak-pajak terkait
Jumlah
a. Keuntungan (Kerugian) nilai wajar surat berharga
b. Keuntungan (Kerugian) Aktuarial Program Manfaat Pasti
21. PEMBAGIAN LABA BERSIH
Adapun alokasi pembagian laba untuk tahun-tahun tersebut adalah sebagai berikut:
Dividen
Cadangan Umum
Cadangan Khusus IT
Jumlah Alokasi Laba
22. PENDAPATAN BUNGA
Penempatan pada Bank Indonesia
Penempatan pada bank lain
Kredit yang diberikan
Jumlah
3.321.416.686
987.880.906 (340.328.788)
5.312.838.775
Pada tahun 2017 sesuai dengan PSAK 01, PSAK 55, PAPI 2008 Buku 1 dilakukan rekalisfikasi terhadap “pendapatan bunga” dari
penempatan reksadana pasar uang ke "pendapatan operasional lainnya" sebesar Rp.23.951.649.240,- sehingga pendapatan bunga
menjadi sebesar Rp.504.257.707.018,-.
2017
39.006.942.996 30.096.503.577
48.403.672.146 41.541.745.132
547.612.737.273 504.257.707.018
2018
Harga saham atas Dana setoran modal Pemegang Saham Tahun 2013 sampai saat ini adalah sebesar Rp.158.459,- per lembar saham
dengan rincian Rp.100.000 dibukukan sebagai Nominal saham dan Rp.58.459,- dibukukan sebagai Agio saham berdasarkan hasil
penilaian dari Kantor Jasa Penilai Publik "Miduk Totok" yang telah diputuskan pada RUPS-LB tanggal 12 April 2013 dan tertuang
dalam Akta Pernyataan Keputusan RUPS-LB PT.Bank Pembangunan Daerah Sulteng No.69 tanggal 21 Juni 2013.
5.007.838.669 5.280.329.063
100.156.773.379 105.606.581.256
45.070.548.020 47.522.961.565
2018 2017
50.078.386.689 52.803.290.628
2018
Pembagian laba tahun buku 2017 dilaksanakan pada tahun 2018 berdasarkan Akta Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan nomor 78
tanggal 12 April 2018. Sedangkan pembagian laba tahun buku 2016 dilaksanakan pada tahun 2017 berdasarkan hasil Rapat Umum
Pemegang Saham Tahunan tahun 2017.
2017
1.940.818.769
(9.861.074.328)
9.622.136.367 (8.260.584.347)
Keuntungan atau kerugian aktuaria dari penyesuaian dan perubahan asumsi aktuaria sebagai kelebihan atas nilai yang lebih tinggi
antara 10% dari nilai wajar aset program atau 10% dari nilai kini liabilitas imbalan pasti pada awal periode diamortisasi dan diakui
sebagai biaya atau keuntungan selama perkiraan rata rata sisa tahun jasa pegawai yang telah memenuhi kriteria.
Jasa produksi, dana kesejahteraan, tantiem dan CSR untuk tahun 2018 telah disajikan sebagai beban tahun berjalan dan bukan sebagai
distribusi laba bersih.
460.202.122.130 432.619.458.309
Merupakan hasil Market to Market atas Nilai Aktiva Bersih (NAB) Surat berharga (Reksadana) dihitung berdasarkan nilai pasar wajar
(NPW).
42
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2018
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
23. BEBAN BUNGA
Bank Lain
- Call Money
- Deposito Berjangka
- Giro
- Lainnya
Jumlah Beban Bunga Bank Lain
Non Bank
- Giro
- Tabungan
- Deposito Berjangka
- Lainnya
Jumlah Beban Bunga Non Bank
Jumlah
24. PENDAPATAN OPERASIONAL LAINNYA DAN IMBALAN JASA
Penerimaan bunga kredit hapus buku
Penerimaan pokok kredit hapus buku
Provisi Bank Garansi
Denda kredit dan deposito
Jasa penggantian Cek dan Bilyet Giro
Jasa administrasi
Jasa administrasi referensi/dukungan bank
Jasa transfer
Pendapatan Fee
Keuntungan dari penjualan efek-efek
Lainnya
Jumlah
25. PENYISIHAN (PEMULIHAN) CADANGAN KERUGIAN PENURUNAN NILAI
Kredit yang diberikan
Penempatan pada Bank Lain
Jumlah
26. BEBAN ADMINISTRASI DAN UMUM
Beban barang dan jasa pihak ketiga
Beban sewa
Beban asuransi
Beban pemeliharaan dan perbaikan
Beban penyusutan dan amortisasi
Beban promosi
Beban perjalanan dinas
Beban pajak dan retribusi
Jumlah
23.951.649.240 11.932.552.845
20.887.284.219
4.358.333
133.547.252
85.955.779.615 97.182.476.840
7.353.053.577
334.120.000
840.059.500
2018 2017
5.980.000 27.859.776
2018 2017
382.360.000
34.932.780.069
3.234.917.351
112.151.852
6.585.160.741
173.030.176.882
134.966.261.608
7.734.554.719
30.329.360.555
200.494.997.751
174.561.748.637
37.116.720.330
2018
27.655.843.662
33.750.000
-
9.843.331.488
137.056.359.941
2018
2017
27.464.820.869
5.897.789.714
5.329.766
23.756.745.385
6.467.861.258
9.340.298.228
130.118.582
83.259.301.963
2018
9.326.685.432
11.249.340.478
-
11.249.340.478
133.312.917
18.562.211.242
676.495.000
Pada tahun 2017 sesuai dengan PSAK 01, PSAK 55, PAPI 2008 Buku 1 dilakukan rekalisfikasi terhadap “pendapatan bunga” dari
penempatan reksadana pasar uang ke "pendapatan operasional lainnya" sebesar Rp.23.951.649.240,- sehingga pendapatan operasional
lainnya menjadi sebesar Rp.69.013.305.099,-.
9.557.783.956
10.486.297.183
1.525.042.046
9.031.399.460
6.195.040.489
9.200.315.144
1.253.196.013
9.570.004.510
50.874.774.650
7.432.568.505
42.613.323.747
2017
2.873.388.738
-
2.873.388.738
2017
69.013.305.099
3.937.874.930
838.685.717
903.673.002
11.656.333.821
991.466.630
1.123.163.469
16.195.686.111 21.557.343.055
211.678.468.967
6.213.546 -
43
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2018
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
27. BEBAN TENAGA KERJA
Gaji dan tunjangan
Honorarium Dewan Komisaris
Lembur
Pembayaran lainnya ke pegawai
Jasa produksi dan kesejahteraan
Imbalan kerja
Pendidikan dan seminar
Jumlah
28. BEBAN LAINNYA
Tenaga ahli
Beban iuran dana pensiun
Beban operasional lainnya
Beban dari bank lain
Jumlah
29. PENDAPATAN/(BEBAN) NON OPERASIONAL
Pendapatan Non Operasional:
Pendapatan Non Operasional Lainnya
Jumlah
Beban Non Operasional:
Beban Non Operasional Lainnya
Denda Laporan
Denda Pajak
Denda Lainnya
Hadiah dan Sumbangan
Jumlah
Jumlah Pendapatan/(beban) non Operasional
30. TAGIHAN DAN LIABILITAS KOMITMEN KONTIJENSI
KOMITMEN
Tagihan komitmen:
- Komitmen Kredit yang Belum Digunakan
- Lainnya
Jumlah
Liabilitas komitmen:
- Komitmen Kredit yang Belum Ditarik
- Lainnya
Jumlah
Komitmen bersih
Dari Beban operasional lainnya sebesar Rp.18.801.719.781 diantaranya sebesar Rp.6.962.333.926 merupakan Beban Fee Marketing
Kredit PT. Bina Artha Prima (BAP).
(7.077.245.998)
-
2017
2.804.234.278
12.672.097
1.622.986.424
(7.077.245.998)
-
-
2018
-
(36.941.050.154)
3.082.481.450
1.629.061.636
-
- -
1.453.419.814
(36.941.050.154) (7.077.245.998)
-
(36.941.050.154)
- 1.000.000
1.101.034.037 962.615.122
34.300.000
21.860.983
438.446.605
4.427.220.702
2017
4.427.220.702
23.293.214.166 18.095.457.337
2018
2.565.659.988
1.176.306.965
208.252.600
744.260.420
2.326.938.505
34.192.117.932
2017
471.866.616
3.082.481.450
36.795.042.939
2018
347.479.719 532.655.782
136.523.637.617 130.278.010.323
2018 2017
2.439.097.436 916.645.520
1.704.917.230 1.474.034.400
18.801.719.781 15.172.121.635
7.134.176.428
18.341.390.764
22.535.274.010
45.003.852.264 49.240.929.389
24.428.777.430
17.069.516.344
5.247.404.562
44
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2018
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
30. TAGIHAN DAN LIABILITAS KOMITMEN KONTIJENSI - (lanjutan )
KONTIJENSI
Tagihan Kontijensi:
- Pendapatan Bunga dalam Penyelesaian
- Lainnya
Jumlah
Liabilitas Kontijensi:
- Garansi yang Diterbitkan
- Lainnya
Jumlah
Kontijensi Bersih
LAINNYA
- Aset Produktif yang Dihapusbukukan
- Lainnya
Jumlah Tagihan Lainnya
Jumlah Tagihan Komitmen dan Kontijensi - Bersih
31. IMBALAN KERJA
Dana Pensiun
Tunjangan Hari Tua
Uang Duka Penghargaan Pensiun
Akhir Masa Jabatan Direksi
Liabilitas Imbalan Pasca Kerja
a. Program Dana Pensiun
2018
PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah memiliki program pensiun manfaat pasti melalui Dana Pensiun Bank Pembangunan
Daerah Sulawesi Tengah yang pesertanya meliputi setiap karyawan yang telah berusia 18 tahun atau telah menikah. Program
tersebut memberikan manfaat pensiun yang akan dibayarkan kepada karyawan yang berhak pada saat karyawan pensiun atau pada
saat karyawan tersebut berhenti sesuai dengan peraturan dana pensiun yang bersangkutan.
Pendanaan program pensiun ini dibentuk dari iuran peserta sebesar 5,00% dan iuran normal dan tambahan sesuai perhitungan
aktuaria yang dibayarkan oleh PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah sebagai pendiri. Di samping itu, sumber pendanaan
lainnya adalah hasil investasi Dana Pensiun. Aset Investasi dana pensiun berupa deposito berjangka.
Berdasarkan laporan aktuaris No.: 130-D/PSAK/DAT/II/2019 untuk perhitungan Dana Pensiun, Beban (Pendapatan) Imbalan Pasca
Kerja untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 desember 2018 dan 2017 adalah sebagai berikut:
(5.819.660.335)
(16.072.022.672)
(20.982.152.030)
(4.965.603.443)
Bank memberikan imbalan kerja jangka panjang dan pasca kerja lainnya kepada para karyawannya yang memenuhi syarat yang terdiri
dari program pensiun manfaat pasti, tunjangan hari tua, penghargaan masa kerja, uang duka dan penghargaan pensiun, serta
penghargaan akhir masa jabatan direksi. yang dihitung berdasarkan Peraturan Perusahaan yang telah sesuai dengan Undang-Undang
Ketenagakerjaan No.13 Tahun 2003.
Penilaian aktuaria atas liabilitas imbalan kerja jangka panjang dan pasca kerja dihitung oleh aktuaria independen (PT Dian Artha Tama)
dengan menggunakan metode projected unit credit . Perhitungan aktuaria untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2018,
diperoleh dari laporan aktuaria pada tanggal 1 Pebruari 2019.
2018 2017
(4.698.610.191)
(13.740.600.953)
(18.313.101.192)
(2.786.396.335)
(39.538.708.671) (47.839.438.480)
(30.853.401.965)
-
(30.853.401.965)
12.256.751.429
-
12.256.751.429
(18.596.650.536)
2017
-
14.511.845.485
14.511.845.485
(26.274.281.617)
-
(26.274.281.617)
14.861.765.459 50.007.385.100
45.943.017.302 43.974.709.980
17.622.234.443 31.706.571.654
63.565.251.745 75.681.281.634
(11.762.436.132)
45
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2018
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
31. IMBALAN KERJA - (lanjutan)
a. Program Dana Pensiun - (lanjutan)
Penetapan Beban (Pendapatan) Imbalan Pasca Kerja:
Biaya Jasa Kini
Biaya (Pendapatan) Netto
a. Biaya Bunga
b. Pendapatan Bunga dari aset
c. Bunga atas dampak batasan atas
Beban (Pendapatan) yang diakui
Rekonsiliasi Pendanaan
Nilai Kini Kewajiban
Nilai Wajar Aset
Status Pendanaan
Kewajiban transisi yang belum diakui
Biaya Jasa Lalu yang belum diakui
(Laba)/Rugi Aktuaria yang belum diakui
Biaya dibayar dimuka (Cadangan) Yang diakui akhir periode
Perubahan atas Dampak Batasan Aset
Rekonsiliasi Biaya dibayar dimuka (Cadangan) Kewajiban Imbalan Pasca Kerja
Biaya dibayar dimuka (cadangan) awal
Pembayaran Imbalan
Beban (Pendapatan)
Pendapatan Komprehensif Lain
Iuran Pemberi Kerja
Biaya dibayar dimuka (cadangan) akhir periode
Akumulasi (Laba)/Rugi Aktuaria yang diakui dalam pendapatan Komprehensif lain
Pendapatan Komprehensif Lain Awal
(Laba)/Rugi Aktuaria pada Kewajiban
(Laba)/Rugi Aktuaria pada Aset
Perubahan dampak batas aset
Pendapatan Komprehensif Lain akhirnya periode
b. Program Tunjangan Hari Tua Pegawai dan Direksi
Penetapan Beban (Pendapatan) Imbalan Pasca Kerja:
Biaya Jasa Kini
Biaya Bunga
Hasil yang diharapkan dari aset
(Laba)/Rugi Aktuaria
Beban Jasa Lalu
a. vested
b. Non vested
c. Transisi
(Laba)/Rugi Aktuaria yang belum diakui
Beban (Pendapatan) yang diakui
-
-
-
1.751.115.901
-
4.625.943.157
7.745.514.281
4.800.681.202
6.787.806.624
9.198.435.663
(1.452.921.382)
(1.751.115.901)
1.980.525.452
2.164.584.955
(372.091.936)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
3.189.833.103 3.773.018.471
(1.162.478.261)
(447.245.865)
-
11.172.480.878 12.782.205.004
Berdasarkan laporan aktuaris Nomor: 130-B/PSAK/DAT/II/2019 untuk perhitungan Tunjangan Hari Tua, beban (pendapatan) imbalan
pasca kerja untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2018 dan 2017 adalah sebagai berikut:
2018 2017
2.032.647.471
1.521.434.693
(364.249.061)
4.766.467.719
(4.698.610.191) (5.819.660.335)
2018 2017
12.782.205.004
2018 2017
(61.935.407.379)
57.236.797.188
(4.698.610.191)
-
-
-
(4.698.610.191)
- -
5.255.141.701 4.625.943.157
2018 2017
(5.819.660.335)
-
5.255.141.701
(1.609.724.126)
(3.565.680.272)
(56.459.279.224)
50.639.618.889
(5.819.660.335)
-
-
-
(5.819.660.335)
2018 2017
4.836.126.157
4.065.068.104
4.773.036.893
3.418.586.536
(3.646.052.560)
- -
46
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2018
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
31. IMBALAN KERJA - (lanjutan)
b. Program Tunjangan Hari Tua Pegawai dan Direksi - (lanjutan)
Rekonsiliasi Pendanaan
Nilai Kini Kewajiban
Nilai Wajar Aset
Status Pendanaan
Kewajiban transisi yang belum diakui
Biaya Jasa Lalu yang belum diakui
(Laba)/Rugi Aktuaria yang belum diakui
Biaya dibayar dimuka (Cadangan) Yang diakui akhir periode
Rekonsiliasi Biaya dibayar dimuka (Cadangan) Kewajiban Imbalan Pasca Kerja
Biaya dibayar dimuka (cadangan) awal
Pembayaran Imbalan
Beban (Pendapatan)
Pendapatan Komprehensif Lain
Iuran Pemberi Kerja
Biaya dibayar dimuka (cadangan) akhir
Akumulasi (Laba)/Rugi Aktuaria yang diakui dalam pendapatan Komprehensif lain
Pendapatan Komprehensif Lain Awal
(Laba)/Rugi Aktuaria pada Kewajiban
(Laba)/Rugi Aktuaria pada Aset
Pendapatan Komprehensif Lain akhirnya periode
c. Program Penghargaan Masa Kerja Uang Duka dan Penghargaan Pensiun
Biaya Jasa Kini
Biaya Bunga
Hasil yang diharapkan dari aset
(Laba)/Rugi Aktuaria
Beban Jasa Lalu
a. vested
b. Non vested
c. Transisi
Beban (Pendapatan)yang diakui
Nilai Kini Kewajiban
Nilai Wajar Aset
Status Pendanaan
Kewajiban transisi yang belum diakui
Biaya Jasa Lalu yang belum diakui
(Laba)/Rugi Aktuaria yang belum diakui
Biaya dibayar dimuka (Cadangan) Yang diakui akhir periode
Status Rekonsiliasi imbalan pasca kerja untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2018 dan 2017 adalah sebagai
berikut:
5.059.014.731
(21.339.202.615)
-
3.773.018.471
- -
- -
18.313.101.192 20.982.152.030
- -
- -
- -
- -
6.773.435.148 8.065.955.423
Status Rekonsiliasi Pendanaan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2018 dan 2017 adalah sebagai berikut:
2018 2017
18.313.101.192 20.982.152.030
- -
18.313.101.192 20.982.152.030
228.077.255
(11.099.083.612)
Berdasarkan laporan aktuaris Nomor: 130-A/PSAK/DAT/II/2019 untuk perhitungan penghargaan Masa Kerja Uang Duka dan
Penghargaan Pensiun, beban (pendapatan) imbalan pasca kerja untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2018
dan 2017 adalah sebagai berikut:
2018 2017
5.262.720.202 6.579.593.578
1.510.714.946 1.486.361.845
- -
- -
- -
147.921.577
(7.514.850.164)
(16.072.022.672)
-
3.189.833.103
(3.584.233.448)
1.937.021.374
(13.740.600.953) (16.072.022.672)
2018 2017
(7.514.850.164)
(3.812.310.703)
(19.350.815.897)
5.610.214.944
(13.740.600.953) (16.072.022.672)
- -
- -
- -
(13.740.600.953) (16.072.022.672)
2018 2017
(7.522.454.187)
(7.374.532.610)
1.665.665.804
(140.317.554)
(21.131.037.403)
2018 2017
47
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2018
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
31. IMBALAN KERJA - (lanjutan)
c. Program Penghargaan Masa Kerja Uang Duka dan Penghargaan Pensiun - (lanjutan)
Rekonsiliasi Biaya dibayar dimuka (Cadangan) Kewajiban Imbalan Pasca Kerja
Biaya dibayar dimuka (cadangan) awal
Pembayaran Imbalan
Beban (Pendapatan)
Pendapatan Komprehensif Lain
Iuran Pemberi Kerja
Biaya dibayar dimuka (cadangan) akhir
Akumulasi (Laba)/Rugi Aktuaria yang diakui dalam pendapatan Komprehensif lain
Pendapatan Komprehensif Lain Awal
(Laba)/Rugi Aktuaria pada Kewajiban
(Laba)/Rugi Aktuaria pada Aset
Pendapatan Komprehensif Lain akhirnya periode
d. Penghargaan Akhir Masa Jabatan Direksi dan Komisaris
Biaya Jasa Kini
Biaya Bunga
Hasil yang diharapkan dari aset
(Laba)/Rugi Aktuaria
Beban Jasa Lalu
a. vested
b. Non vested
c. Transisi
Beban (Pendapatan)yang diakui
Nilai Kini Kewajiban
Nilai Wajar Aset
Status Pendanaan
Perubahan pada Dampak Batas Aset
Biaya dibayar dimuka (Cadangan)
Yang diakui akhir periode
Rekonsiliasi Biaya dibayar dimuka (Cadangan) Kewajiban Imbalan Pasca Kerja
Biaya dibayar dimuka (cadangan) awal
Pembayaran Imbalan
Beban (Pendapatan)
Pendapatan Komprehensif Lain
Iuran Pemberi Kerja
Biaya dibayar dimuka (cadangan) akhir
Akumulasi (Laba)/Rugi Aktuaria yang diakui dalam pendapatan Komprehensif lain
Pendapatan Komprehensif Lain Awal
(Laba)/Rugi Aktuaria pada Kewajiban
(Laba)/Rugi Aktuaria pada Aset
Perubahan dampak batas aset
Pendapatan Komprehensif Lain akhirnya periode
Status Rekonsiliasi Pendanaan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2018 dan 2017 adalah sebagai berikut:
(3.620.611.515) 7.023.144.363
- -
- -
4.514.288.869 8.134.900.384
2018 2017
(4.965.603.443) (2.917.482.083)
409.701.985 6.851.496.716
1.851.106.392 1.876.473.713
(3.620.611.515) 7.023.144.363
- -
(2.786.396.335) (4.965.603.443)
2018 2017
8.134.900.384 1.111.756.021
2018 2017
(2.786.396.335) (4.965.603.443)
- -
(2.786.396.335) (4.965.603.443)
- -
- -
(2.786.396.335) (4.965.603.443)
357.523.448 304.833.101
- -
- -
- -
- -
- -
- -
1.851.106.392 1.876.473.713
(18.313.101.192) (20.982.152.030)
2018 2017
(6.359.344.014) (4.281.694.981)
- -
(9.900.524.910) (3.541.180.896)
Berdasarkan laporan aktuaris Nomor: 130-C/PSAK/DAT/II/2019 untuk perhitungan penghargaan, Akhir Masa Jabatan Direksi beban
(pendapatan) imbalan pasca kerja untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2018 dan 2017 adalah sebagai
berikut:
2018 2017
1.493.582.944 1.571.640.612
(3.541.180.896) 740.514.085
2018 2017
(20.982.152.030) (17.694.783.864)
3.083.141.972 496.892.276
6.773.435.148 8.065.955.423
(6.359.344.014) (4.281.694.981)
- -
48
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2018
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
31. IMBALAN KERJA - (lanjutan)
e. Asumsi
Tingkat mortalitas
Tingkat kecatatan
Tingkat pengunduruan diri
Tingkat pensiun awal
Selisih usia peserta dan suami/istri
Rata-rata kenaikan gaji pada masa yang akan datang
Tingkat kenaikan manfaat pensiun berkala
Rata-rata tertimbang tingkat bunga pengukuran kewajiban aktuaria
Rata-rata tertimbang tingkat bunga pengukuran aset aktuaria
Usia Pensiun
Metode yang digunakan
32. ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN
Asumsi yang digunakan oleh aktuaris untuk menentukan besarnya seluruh kewajiban manfaat karyawan di atas adalah sebagai
berikut:
729.811.717.530
1.744.164.364.903
625.010.325.965
300.551.250.000
9.058.755.889.970
Pinjaman Diterima - - 300.551.250.000 - 300.551.250.000
Jumlah 938.561.803.851 806.854.471.163 3.259.250.141.267 4.054.089.473.689 9.058.755.889.970
Tabungan - - - 729.811.717.530 729.811.717.530
Deposito Berjangka - - -
299.613.110.187
4.014.842.676
337.058.770.359 Penempatan BI dan Bank Lain - 337.058.770.359 - - 337.058.770.359
1.408.357.504.655
2.958.698.891.267
651.475.112.429
Efek-efek 938.561.803.851 469.795.700.804 - - 1.408.357.504.655
Kredit Yang Diberikan - - 2.958.698.891.267 - 2.958.698.891.267
Giro - - - 651.475.112.429 651.475.112.429
1.653.755.817.735
1.150.000.000.000
2.640.309.597
1.653.755.817.735
1.150.000.000.000
2.640.309.597
10.612.287.713.064
2017
Nilai Wajar
10.612.287.713.064 1.851.608.615.000 3.421.799.386.965 5.193.404.070.214
Dimiliki Hingga Pinjaman Yang Biaya Perolehan
- - 1.653.755.817.735
- - 1.150.000.000.000
- 2.640.309.597 -
Tersedia untuk
3.210.089.241
1.496.200.000.000
500.884.255.885
3.210.089.241
1.496.200.000.000
500.884.255.885
- - 3.210.089.241
1.496.200.000.000 - -
355.408.615.000 -
3.419.159.077.368
933.911.257.223
1.081.838.791.566
3.419.159.077.368
933.911.257.223
1.081.838.791.566
- - 933.911.257.223
- - 1.081.838.791.566
-
- 3.419.159.077.368 -
Sebagian besar instrumen keuangan pada laporan posisi keuangan disajikan menggunakan nilai wajar. Berikut ini adalah perbandingan
antara nilai tercatat, seperti yang dilaporkan pada laporan posisi keuangan dan nilai wajarnya.
Pada tabel berikut ini, instrumen keuangan telah dialokasikan berdasarkan klasifikasi-nya. Kebijakan akuntansi penting pada Catatan
No. 2c menjelaskan bagaimana setiap kategori aset keuangan dan liabilitas keuangan diukur dan bagaimana pendapatan dan beban,
termasuk keuntungan dan kerugian atas nilai wajar (perubahan nilai wajar instrumen keuangan) diakui.
Pengelompokan aset keuangan telah diklasifikasikan menjadi aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo, pinjaman yang diberikan dan
piutang, dan aset keuangan tersedia untuk dijual. Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai biaya perolehan diamortisasi.
Nilai wajar pada tanggal laporan posisi keuangan adalah berdasarkan informasi yang tersedia dan belum diperbaharui untuk
merefleksikan perubahaan keadaan pasar setelah tanggal laporan posisi keuangan.
Tabel berikut ini merupakan nilai tercatat dan nilai wajar dari aset keuangan dan liabilitas keuangan pada tanggal 31 Desember 2018
dan 2017.
2018
Nilai Wajar
370.688.114.448
Nilai Tercatat
370.688.114.448 - - 370.688.114.448
Dimiliki Hingga
Jatuh Tempo
Pinjaman Yang
Diberikan/Diterima
Biaya Perolehan
Diamortisasi
Tersedia untuk Aset dan Liabilitas
Keuangan
Giro pada Bank Indonesia
dijual
-
0,10% per tahun 0,10% per tahun
5 tahun 5 tahun
5% 5%
NIHIL NIHIL
8,5% 7,2%
0% - 8,5% 0% - 7,2%
56 tahun 56 tahun
Projected Unit Credit Projected Unit Credit
2018 2017
GAM tahun 1971 GAM tahun 1971
0,01% per tahun 0,01% per tahun
0,50% per tahun 0,50% per tahun
-
145.475.640.885
-
-
-
-
-
-
145.475.640.885
Giro pada Bank Lain
Penempatan BI dan Bank Lain
- - - 625.010.325.965 625.010.325.965
Aset dan Liabilitas
Keuangan dijual Jatuh Tempo Diberikan/Diterima Diamortisasi
Giro pada Bank Indonesia - - - 299.613.110.187 299.613.110.187
Giro pada Bank Lain - - - 4.014.842.676 4.014.842.676
Nilai Tercatat
1.744.164.364.903 1.744.164.364.903
Simpanan dari Bank Lain
Kredit Yang Diberikan
Giro
Tabungan
Deposito Berjangka
Simpanan dari Bank Lain
Pinjaman Diterima
Jumlah
Efek-efek
-
49
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2018
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
32. ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN - (lanjutan)
Metode dan asumsi yang digunakan untuk estimasi nilai wajar adalah sebagai berikut:
-
-
-
33. KUALITAS ASET PRODUKTIF
Penempatan pada BI
Penempatan pada Bank Lain
Efek-efek
Kredit Yang Diberikan
Jumlah
Penempatan pada BI
Penempatan pada Bank Lain
Efek-efek
Kredit Yang Diberikan
Jumlah
34. MANAJEMEN RISIKO
Seluruh penempatan dana pada Bank Indonesia, penempatan pada bank lain, dan efek-efek digolongkan sebagai aset lancar.
PT. Bank Sulteng menerapkan manajemen risiko yang independen dan sesuai dengan standar yang merujuk pada ketentuan Bank
Indonesia serta best practices yang diterapkan di perbankan internasional.
Kerangka pengelolaan risiko Bank mengacu pada Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 5/8/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003 tentang
Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum, sebagaimana telah diubah dengan PBI No. 11/25/PBI/2009 tanggal 1 Juli 2009 tentang
Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/8/PBI/2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum sebagai mana
telah diubah sesuai Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No. 18/POJK.03/2016 tanggal 16 Maret 2016 tentang Penerapan
Manajemen Risiko bagi Bank Umum. Kerangka ini tercantum dalam Kebijakan Manajemen Risiko Bank Mandiri (KMRBM) agar sejalan
dengan rencana penerapan Basel II Accord secara bertahap di Indonesia. Dalam kerangka pengelolaan risiko tersebut diatur berbagai
kebijakan agar manajemen risiko berfungsi sebagai business enabler sehingga bisnis dapat tetap tumbuh dalam koridor prudential
principle dengan menerapkan proses manajemen risiko yang ideal (identifikasi - pengukuran - pemantauan - pengendalian risiko) pada
semua level organisasi.
Direksi memiliki tanggung jawab secara menyeluruh terhadap pembentukan dan pengawasan terhadap kerangka manajemen risiko
Bank. Direksi telah membentuk Komite Aset dan Liabilitas (ALCO), Komite Risiko Kredit dan Operasional yang bertanggung jawab untuk
mengembangkan dan memonitor kebijakan manajemen risiko Bank di area yang telah ditetapkan. Semua komite Dewan memiliki
anggota eksekutif dan non-eksekutif dan melaporkan secara teratur kepada Direksi pada tanggal kegiatan mereka.
Kebijakan manajemen risiko Bank dibuat untuk mengidentifikasi dan menganalisis risiko yang dihadapi oleh Bank, untuk menetapkan
batas risiko dan pengendalian yang tepat, dan memantau risiko dan kepatuhan terhadap batas risiko. Kebijakan manajemen risiko dan
sistem direview secara berkala untuk mencerminkan perubahan dalam kondisi pasar, produk dan jasa yang ditawarkan.
Bank, melalui pelatihan dan pemeliharaan prosedur operasi standar, bertujuan untuk mengembangkan lingkungan pengendalian yang
disiplin dan konstruktif, sehingga semua karyawan memahami peran dan kewajibannya masing-masing.
1.408.357.505 - - - - 1.408.357.505
2.854.472.829 99.146.368 4.302.551 2.847.097 33.605.397 2.994.374.241
4.599.889.104 99.146.368 4.302.551 2.847.097 33.605.397 4.739.790.516
2017 (dalam ribuan)
Aset Produktif Lancar DPK Kurang Lancar Diragukan Macet Jumlah
212.058.770 - - - - 212.058.770
125.000.000 - - - - 125.000.000
500.884.256 - - - - 500.884.256
3.339.549.215 72.769.197 5.536.306 4.112.536 42.431.330 3.464.398.583
5.336.633.471 72.769.197 5.536.306 4.112.536 42.431.330 5.461.482.839
Aset Produktif Lancar DPK Kurang Lancar Diragukan Macet Jumlah
251.200.000 - - - - 251.200.000
1.245.000.000 - - - - 1.245.000.000
Nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan, kecuali efek-efek dimiliki hingga jatuh tempo dan pinjaman yang diterima,
mendekati nilai tercatatnya karena mempunyai jangka waktu jatuh tempo yang singkat atas instrumen keuangan tersebut dan/atau
suku bunganya sering ditinjau ulang.
Nilai wajar efek-efek dimiliki hingga jatuh tempo ditentukan berdasarkan harga kuotasi pasar yang berlaku pada tanggal 31
Desember 2018 dan 2017.
Nilai wajar pinjaman yang diterima dinilai menggunakan diskonto arus kas berdasarkan tingkat suku bunga pasar per tanggal
31 Desember 2018 dan 2017.
Tabel berikut ini menunjukkan tingkat mutu aset produktif Bank sesuai dengan peraturan Bank Indonesia yang berlaku:
2018 ( dalam ribuan)
50
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2018
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
34. MANAJEMEN RISIKO - (lanjutan)
a. Profil Risiko Bank
Ringkasan sesuai matriks profil risiko yaitu sebagai berikut:
Risiko Kredit
Risiko Pasar
Risiko Operasional
Risiko Likuiditas
Risiko Hukum
Risiko Reputasi
Risiko Strategik
Risiko Kepatuhan
Peringkat Komposit
b. Risiko Kredit
-
-
-
-
Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi tercermin dari tanggung jawab atas efektifitas penerapan manajemen risiko di
Bank Sulteng.
Berdasarkan pedoman yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Jaminan umumnya tidak diadakan selama penempatan pada Bank
Indonesia dan bank lain.
Penetapan tingkat risiko dan toleransi risiko juga harus sejalan dengan Rencana Bisnis Bank sehingga lebih terarah serta dapat
menjadi acuan dan bahan evaluasi bagi risk taking unit untuk mengambil langkah strategis yang tepat kedepannya didalam
merealisasikan ekspansi kredit, menekan peningkatan Non Performing Loan (NPL), sehingga biaya yang timbul dalam
pembentukkan CKPN bisa diminimalisasi dan pencapaian profit dapat terealisasi.
Moderate Fair 3 Moderate Fair 3
Moderate Fair PK3 Moderate Fair 2
Dengan melihat risiko inherent berada pada posisi Moderate dan Kualitas Penerapan Manajemen Risiko pada posisi Fair , maka
peringkat Profil Risiko Per Desember 2018 adalah peringkat 3 (tiga).
Dengan mempertimbangkan aktivitas bisnis yang dilakukan Bank, kemungkinan kerugian yang dihadapi bank dari risiko tersebut
tergolong cukup signifikan. Dengan melihat Risiko Inherent yang berada pada posisi Moderate, serta Kualitas Penerapan Manajemen
Risiko yang berada pada posisi Fair, dapat disimpulkan Peringkat Risiko untuk Risiko Kredit mendapatkan nilai 3 (Tiga).
Sehubungan dengan terjadinya bencana alam pada tanggal 28 September 2018 berupa Gempa Bumi dengan magnetudo 7,4 yang
disusul dengan Tsunami dan Likuifaksi di palu, Sigi, dan Donggala dampak yang akan terjadi adalah sebagai berikut:
Bank berupaya mengeluarkan kebijakan – kebijakan yang di dasari dengan Surat Keputusan Direksi misalnya kebijakan tentang
pembentukan tim restrukturisasi kredit Dampak Bencana Alam sesuai SK Direksi No. 94/SK/DHMS/OJK/X/2108.
Pelaksanaan pengawasan aktif oleh Komisaris dan Direksi sudah dilakukan dengan cukup baik.
Low to Fair 3 Low to Fair 3
Moderate Moderate
Moderate Fair 3 Moderate Fair 3
Moderate Fair 3 Moderate Fair 3
Moderate Fair 3 Moderate Fair 3
Moderate Fair 3 Moderate Fair 3
Risiko
Moderate Fair 3 Moderate Fair 3
Low to Satisfactory 2 Low to Satisfactory 2
Moderate Moderate
Komite Audit Bank bertanggung jawab untuk memantau kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur manajemen risiko Bank, dan untuk
mengkaji kecukupan kerangka kerja manajemen risiko dalam kaitannya dengan risiko yang dihadapi oleh Bank. Audit Komite Bank
dibantu oleh fungsi-fungsi Internal Audit. Internal Audit melakukan review terhadap prosedur dan pengendalian manajemen risiko
secara reguler dan ad-hoc, hasilnya dilaporkan kepada Komite Audit Bank.
Seluruh risiko dilaporkan Bank kepada Bank Indonesia melalui penyusunan laporan Profil Risiko secara triwulanan dan laporan Tingkat
Kesehatan Bank secara semesteran untuk menggambarkan seluruh risiko yang melekat dalam kegiatan bisnis Bank, termasuk risiko
entitas anak secara konsolidasi.
Profil Risiko
Desember 2018 Desember 2017
Peringkat Peringkat Peringkat Peringkat Peringkat Peringkat
Risiko Kualitas Tingkat Risiko Kualitas Tingkat
Inhern Manajemen Risiko Inhern Manajemen Risiko
Risiko
51
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2018
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
34. MANAJEMEN RISIKO - (lanjutan)
b. Risiko Kredit - (lanjutan)
Adapun Maksimum Eksposur Risiko Kredit adalah sebagai berikut (dalam jutaan rupiah):
Bank Indonesia
Giro pada Bank Lain
Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank lain
Efek - efek
Kredit yang diberikan
Jumlah - Bruto
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
Jumlah- Bersih
Garansi yang diterbitkan
Fasilitas kredit kepada debitur yang belum digunakan
Jumlah- Bersih
Ikhtisar kredit yang diberikan adalah sebagai berikut:
Pertanian
Pertambangan
Perindustrian
Perdagangan/Restoran & Hotel
Konstruksi
Pengangkutan
Jasa dunia usaha
Lain-lain
Jumlah
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
Jumlah - bersih
Ikhtisar kredit yang diberikan adalah sebagai berikut:
Pertanian
Pertambangan
Perindustrian
Perdagangan/Restoran & Hotel
Konstruksi
Pengangkutan
Jasa dunia usaha
Lain-lain
Jumlah
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
Jumlah - bersih
47.178.967.314 5.024.710.177
55.730.795.920 1.544.542.966
972.916.664 -
12.667.541.187 12.853.827.237
2.831.095.120.005 21.315.180.686
2.953.619.197.042 40.755.044.166
- (35.675.349.941)
2.953.619.197.042 5.079.694.225
Bank mendorong optimalisasi portofolio kredit dimana perluasan/diversifikasi kredit didasarkan pada rencana strategis Bank, kondisi
ekonomi saat ini, dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3.412.318.412.002 52.080.171.362
- (45.239.505.995)
3.412.318.412.002 6.840.665.367
2017
Tidak mengalami Mengalami penurunan
penurunan nilai Nilai
3.318.731.963 16.783.100
- -
2.655.123.989 -
2.611.662.654 1.732.784.723
18.810.025.597 -
1.981.879.618 -
61.438.097.171 8.278.729.795
117.970.528.131 11.125.111.662
5.973.322.386 364.386.606
3.433.378.622 2.563.571.921
3.200.099.517.822 28.015.586.655
5.790.142 5.007.743
Eksposur risiko kredit terhadap rekening administratif pada tanggal 31 Desember 2018 dan 2017 adalah sebagai berikut:
2018 2017
26.274.281.617 30.853.401.965
36.941.050.154 7.077.245.998
63.215.331.771 37.930.647.963
Tabel di atas menggambarkan eksposur maksimum atas risiko kredit bagi Bank pada tanggal 31 Desember 2018 dan 2017, tanpa
memperhitungkan agunan atau pendukung kredit lainnya. Untuk aset pada laporan posisi keuangan, eksposur di atas ditentukan
berdasarkan nilai tercatat bersih seperti yang diungkapkan pada laporan keuangan.
2018
Tidak mengalami Mengalami penurunan
penurunan nilai Nilai
2018 2017
370.688 299.613
3.210 4.015
1.496.200 337.059
500.884 1.408.358
3.464.399 2.994.374
5.835.381 5.043.418
(45.240) (35.675)
52
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2018
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
34. MANAJEMEN RISIKO - (lanjutan)
b. Risiko Kredit - (lanjutan)
Rasio NPL Gross
Rasio NPL Netto
Rasio KAP
1.
2.
3.
4.
5.
6.
c. Risiko Pasar
Risiko pasar adalah risiko bahwa perubahan harga pasar seperti suku bunga, akan mempengaruhi pendapatan atau nilai dari
instrumen keuangan.
Untuk faktor-faktor seperti pengetahuan dan pengalaman dari petugas SKMR telah dilengkapi, namun diperlukan untuk
meningkatkan kompetensi dan kemampuan dari karyawan dengan pendidikan dan pelatihan yang terus menerus.
Secara bertahap telah dilakukan penyesuaian sistem penerimaan pegawai serta pengembangan dan pelatihan pegawai yang
lebih memadai, namun perlu terus ditingkatkan dan disempurnakan lagi proses tersebut diatas.
Risiko tingkat bunga bank merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengoptimalkan pendapatan bunga, mengingat tingkat suku
bunga tersebut sesuai dengan strategi bisnis Bank. Kegiatan manajemen dalam memonitoring aset dan liabilitas bank dilakukan
terhadap setiap perubahan tingkat suku bunga. Adapun pengelolaan risiko suku bunga disertai dengan pemantauan sensitivitas aset
keuangan dan liabilitas bank untuk meningkatkan atau menurunkan tingkat suku bunga pasar.
Risiko nilai tukar adalah risiko kerugian akibat pergerakan yang berlawanan dari nilai tukar pada saat Bank memiliki posisi terbuka.
Bank tidak memiliki saldo dan transaksi dalam mata uang asing. Dengan demikian, Bank tidak menghadapi risiko nilai tukar.
Kebijakan kredit, standar dan pelaksanaan serta pemantauan dan pengadministrasian portofolio kredit ditetapkan oleh pejabat
bank. Kebijakan ini disetujui oleh Dewan Komisaris dan secara berkala diperbarui untuk memasukkan perubahan pasar dan
peraturan perbankan yang baru.
Risiko Inherent untuk risiko kredit berada pada posisi MODERATE . Berikut ini adalah Rasio Non-Performing Loan (NPL) Gross dan
Rasio Non-Performing Loan (NPL) Netto Bank pada tanggal 31 Desember 2018 dan 2017:
2018 2017
1,50% 1,36%
0,20% 0,17%
0,91% 0,89%
Rasio Kualitas Aset Produktif (KAP) merupakan rasio antara aset yang diklasifikasikan tidak produktif (AYDTP) dibandingkan dengan
total aset produktif (AP). Aset yang diklasifikasikan tidak produktif merupakan rata-rata tertimbang aset berdasarkan kolektibilitas.
Rasio NPL gross merupakan rasio antara baki debit pinjaman yang digolongkan non-performing loan (kategori kurang lancar,
diragukan, dan macet) dibandingkan dengan total baki debit pinjaman. Rasio NPL netto merupakan rasio antara nilai bersih
pinjaman yang digolongkan non-performing loan (kategori kurang lancar, diragukan, dan macet) dibandingkan dengan baki
pinjaman. Nilai bersih merupakan baki debit dikurangi saldo penyisihan penghapusan pinjaman.
Kualitas Penerapan Manajemen Risiko untuk Risiko Kredit berada pada posisi FAIR . Kebijakan yang diambil oleh Bank Sulteng dalam
Penerapan Manajemen Risiko Kredit adalah sebagai berikut:
Dalam proses pengukuran risiko, saat ini Bank dalam hal ini Divisi Kredit, masih memperhitungkan sebatas penyaluran kredit
belum mengakui atas kegiatan penempatan pada bank lain maupun surat berharga;
Untuk sistem penyaluran kredit Bank belum menggunakan dengan sistem scoring (rating dari luar). Namun kedepannya Bank
telah menyiapkan untuk proses dengan sistem scoring yang tergabung dalam aplikasi Loan Organization System (LOS);
Memperbaiki sistem pengendalian risiko (risk control system) Bank sesuai profil risiko masing-masing dengan cara melakukan
mitigasi terhadap potensi risiko-risiko yang bisa merugikan Bank baik di bidang risiko pasar, operasional, kredit, likuiditas
maupun kepatuhan. Bank juga concern terhadap risiko hukum, reputasi dan stratejik;
Bank telah didukung dengan adanya sistem informasi yang telah menyediakan data pendukung yang berkenaan dengan kredit,
baik itu secara eksposur maupun terinci yang dilengkapi dengan laporan. Namun dari data laporan yang telah tersedia belum
sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan dari Bank, sehingga dilakukan pengolahan data kembali oleh unit terkait sesuai dengan
kebutuhan;
53
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2018
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
34. MANAJEMEN RISIKO - (lanjutan)
c. Risiko Pasar - (lanjutan)
1.
2.
3.
4.
ASET
Giro pada bank lain
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain
Call money Fasbi
Deposito berjangka
Deposito on call
Interbank call money
Efek- efek
Sertifikat Bank Indonesia
Sertifikat Deposito Bank Indonesia
NCD
Reverse Repo
Obligasi
Medium Term Note
Kredit yang diberikan
LIABILITAS
Simpanan dari nasabah
Giro
Tabungan
Deposito
Simpanan dari bank lain
Giro
Call Money
d. Risiko Likuiditas
6,75%
- 6,85% - 7,50%
6,35% - 6,50% 4,50% - 4,60%
7,80% - 12.25% 7,40% - 12.25%
- 7,10% - 9%
Untuk memantau tingkat risiko likuiditas Bank melakukan analisis jatuh tempo aset dan kewajiban secara periodik.
Dengan melihat Risiko Inherent yang berada pada posisi Low To Moderate, serta Kualitas Penerapan Manajemen Risiko yang berada
pada posisi Satisfactory, dapat disimpulkan Peringkat Risiko untuk Risiko Pasar adalah 2 (Dua). Dengan mempertimbangkan aktivitas
bisnis yang dilakukan oleh Bank, kemungkinan kerugian yang akan dihadapi oleh Bank dari risiko pasar cukup tinggi selama periode
waktu tertentu dimasa datang.
Kualitas Penerapan Manajemen Risiko untuk Risiko Pasar berada pada posisi Satisfactory . Kebijakan yang diambil oleh Bank Sulteng
dalam Penerapan Manajemen Risiko Pasar adalah sebagai berikut:
Tabel di bawah ini merupakan kisaran tingkat bunga per tahun untuk aset dan liabilitas yang signifikan untuk tahun yang berakhir
pada tanggal-tanggal 31 Desember 2018 dan 2017:
2018 2017
1% 1%
Direksi telah memberikan arahan kepada setiap unit kerja dalam menyusun kebijakan Manajemen risiko khusunya penyusunan
limit risiko yang akan diambil dan toleransi risiko;
Bank telah memperhatikan penyusunan dan penetapan toleransi risiko serta besarnya risiko yang akan diambil dengan
mempertimbangkan strategi dan tujuan bisnis bank yang tertuang dalam RBB. Namun belum dilakukan secara berkala;
Dewan Komisaris memiliki pemahaman mengenai jenis dan tingkat risiko suku bunga, melalui pelatihan dan pendidikan yang
telah diikuti misalnya mengikuti BSMR;
Komisaris telah mendapatkan informasi mengenai suku bunga yang diinformasikan secara berkala.
5,25% 3,25% - 4,00%
7,30% - 7,50% 5,30% - 5,65%
6,40% - 7,30% -
5,9% 4,25%
6,75% -
5% - 5,35%
9,88% 13,15%
2018 2017
1,00% - 3,00% 1,00% - 3,00%
0,25% - 2,75% 0,25% - 2,00%
1,00% - 9,95% 1,00% - 9,75%
0,00% 0,00%
6.20% - 7.30% 4.40% - 5.35%
Risiko likuiditas adalah risiko dimana Bank tidak memiliki cukup dana untuk memenuhi kewajibannya (membayar kepada kreditur
atau melunasi hutang-hutangnya pada saat jatuh tempo). Risiko Likuiditas dapat diperkecil dengan suatu perencanaan cash flow dan
pengelolaan kelebihan dana yang tepat dengan tetap mengantisipasi kebutuhan dan kewajiban di masa yang akan datang.
Pengelolaan likuiditas dan risiko pendanaannya diawasi oleh Komite ALCO. Kebijakan risiko likuiditas merupakan tanggung jawab
manajemen dan strategis yang harus diambil untuk menjamin likuiditas yang cukup untuk memenuhi kebutuhan Bank sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
Ukuran utama yang digunakan oleh Bank untuk mengelola risiko likuiditas adalah rasio aset lancar bersih terhadap simpanan
nasabah. Rasio aktiva lancar bersih dianggap sebagai uang tunai dan kas pada aktiva lancar dikurangi dengan simpanan dari bank
(Giro pada Bank lain).
54
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2018
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
34. MANAJEMEN RISIKO - (lanjutan)
d. Risiko Likuiditas
(Dalam Jutaan Rupiah)
(Dalam Jutaan Rupiah)
e. Risiko Operasional
- Penyesuaian dan pemisahan tugas serta otorisasi transaksi bank
- Pemantauan operasional bank.
- Dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
- Mengontrol seluruh dokumentasi dan prosedur bank
-
LIABILITAS
108.194 624.908 1.516.987
442.086
ASET
848.035
2.455.767
Giro pada BI 299.613 299.613
-
1-3 bulan 3-6 bulan 6-12 bulan > 12 bulan
300.551
486.906
569.089 848.035 406.716
1.150.000 1.150.000 - - - -
2.640 - - - - 2.640
377.227 299.677 77.550
< 1 bulan
(631.443) 2.861.722
-
2017
Saldo
1.589.758 136.824 134.549 951.246
Pinjaman Yg Diterima 300.551 - - -
Simpanan Nasabah 3.125.451 764.077 111.285
569.089
- -
Efek-efek 1.408.358 743.272 100.000 123.000
2.994.374 56.142 34.324 9.049 506.660 2.388.199
85.068
808.884 (362.295) (526.437) (532.663)
-
Kas 139.657 139.657 - - - -
- - -
Antar Bank Aktiva 341.074 341.074 -
10.000 2.500 2.500 2.500 67.568
Jumlah 5.268.144
Lain-lain 260.488
Jika terjadi kesalahan ataupun kegagalan dalam operasional bank akan dilakukan pelaporan dan pengusulan tindakan
perbaikan.
625.010 625.010 - - - - Antar Bank Pasiva
Lain-lain
Kredit Yang Diberikan
Perbedaan JT
Lain-lain
Perbedaan JT 956.643 175.671 20.539 21.355 20.787 718.292
Risiko Operasional adalah risiko yang antara lain disebabkan adanya ketidakcukupan dan atau tidak berfungsinya proses internal,
kesalahan manusia, kegagalan sistim, atau adanya masalah eksternal yang mempengaruhi operasional bank. Tujuan Bank adalah
untuk mengelola risiko operasional sehingga dapat menghindari kerugian keuangan dan reputasi Bank.
Adapun tanggung jawab untuk meminimalisir terjadinya risiko operasional yang dapat mempengaruhi kegiatan Bank, antara lain
sebagai berikut:
25.000 5.000 5.000 5.000 220.488
Jumlah 4.311.501 1.414.088 116.285 113.194 930.459 1.737.475
Jumlah 5.199.374 2.735.310 560.034
Lain-lain 32.436 32.436 - - - -
Jumlah 6.008.258 2.373.016 33.596 36.426 216.591 3.348.628
LIABILITAS
Simpanan Nasabah 3.669.506 1.285.633 560.034
Antar Bank Aktiva 1.499.410 1.499.410 - - - -
Efek-efek 500.884 316.926 - 155.476 28.483
3.464.399 13.115 33.596 36.426 61.116 3.320.145 Kredit Yang Diberikan
ASET
Kas 140.440 140.440 - - - -
Giro pada BI 370.688 370.688 - - - -
Tabel berikut ini menggambarkan analisis jatuh tempo aset dan liabilitas Bank dihitung berdasarkan sisa periode pada akhir tahun
sampai pada jatuh tempo kontrak.
2018
Saldo < 1 bulan 1-3 bulan 3-6 bulan 6-12 bulan > 12 bulan
Pinjaman Yg Diterima
Antar Bank Pasiva
55
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2018
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
34. MANAJEMEN RISIKO - (lanjutan)
e. Risiko Operasional
- Melakukan pelatihan dan pengembangan pegawai terhadap risiko operasional.
- Memitigasi risiko yang mungkin timbul.
1.
2.
3.
f. Risiko hukum
Risiko hukum mencakup
- Gugatan hukum
- Biaya kasus hukum
g. Risiko reputasi
1.
2.
3.
1.
2.
Kualitas Penerapan Manajemen Risiko untuk Risiko Operasional berada pada posisi FAIR , pengelolaan Risiko Operasional menjadi
perhatian oleh Manajemen, dimana dalam pengelolaannya dilakukan melalui beberapa cara antara lain:
Pengisian profil risiko melalui Aplikasi Tingkat Kesehatan Bank secara rutin setiap bulan untuk mengidentifikasi early warning
system sehingga Bank segera mengambil langkah-langkah mitigasi yang diperlukan;
Penerapan Standar Operasional Prosedur yang berlaku dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab untuk menghindari
risiko;
Saat ini Bank sudah memiliki sistem informasi manajemen risiko (TKB) dan Profil Risiko Cabang (PRC) yang dapat memastikan
terukurnya eksposur risiko baik eksposur risiko secara keseluruhan/ komposit maupun eksposur per jenis risiko yang melekat
pada kegiatan usaha Bank, maupun eksposur risiko per jenis aktivitas fungsional Bank namun belum secara akurat, informatif,
dan tepat waktu;
Risiko hukum adalah risiko yang disebabkan oleh adanya kelemahan aspek yuridis, yang disebabkan adanya tuntutan hukum, tidak
adanya peraturan perundang-undangan yang mendukung, atau kelemahan perikatan seperti tidak dipenuhinya syarat sahnya kontrak
dan pengikatan agunan yang tidak sempurna.
Risiko reputasi merupakan risiko yang disebabkan oleh adanya publikasi negatif yang terkait dengan kegiatan usaha Bank atau
persepsi negatif terhadap Bank.
Bank telah mendokumentasikan dengan baik setiap kejadian yang berdampak pada reputasi bank, baik bukti yang bersifat
kuantitatif maupun kualitatif ataupun yang bersifat material dengan sistem pelaporan yang baik dan akurat dengan pemisahan
fungsi tugas sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang ditetapakan berdasarkan tingkat risiko;
Dalam mengedalikan dampak risiko reputasi dalam pengambilan keputusan bank telah mengatur pendelegasian wewenang
sesuai dengantingkat risiko yang melekat pada masing-masing unit bisnis dan diatur dalam kebijakan dan prosedur yang
ditetapkan serta dipantau secara berkala oleh divisi SKAI dan
Dengan Risiko Inherent yang berada pada posisi Moderate , serta Kualitas Penerapan Manajemen Risiko yang berada pada posisi
Fair , dapat disimpulkan Peringkat Risiko untuk Risiko Hukum adalah 3 (Tiga), hal ini disebabkan belum adanya perkembangan atas
kasus hukum yang dihadapi Bank Sulteng, tercermin dari terdapat proses litigasi yang terjadi pada Bank, namun frekuensi dan atau
dampak financial gugatannya cukup signifikan sehingga dapat mempengaruhi kondisi keuangan Bank dan dapat berdampak pada
kemungkinan munculnya risiko reputasi bagi Bank. Potensi kerugian yang diakibatkan oleh risiko hukum sedang selama periode
waktu tertentu dimasa datang, berdasarkan bisnis Bank tanpa memperhitungkan aspek manjemen risiko Kepatuhan.
Sehubungan dengan terjadinya bencana alam pada tanggal 28 September 2018 berupa Gempa Bumi dengan magnetudo 7,4 yang
disusul dengan Tsunami dan Likuifaksi di palu, Sigi, dan Donggala Bank berupaya mengeluarkan kebijakan kebijakan sesuai dengan
aturan yang dikeluarkan oleh OJK guna mencegah timbulnya tuntutan hukum kedepannya yang terkait dengan kredit maupun
lainnya.
Dengan melihat Risiko Inherent yang berada pada posisi Moderate, serta Kualitas Penerapan Manajemen Risiko yang berada pada
posisi Fair, dapat disimpulkan Peringkat Risiko untuk Risiko Reputasi adalah 3 (Tiga).
Risiko Inherent untuk Risiko Reputasi berada pada posisi Moderate, dengan beberapa parameter penilaian sebagai berikut:
Terdapat beberapa pemberitaan negative pada periode ini, yaitu pada media massa (surat kabar/koran);
Tidak adanya pelanggaran etika bisnis yang dilakukan oleh Bank;
Bank juga telah berpartisipasi dalam beberapa event pemerintah untuk tetap menjaga hubungan Bank dengan para
stakeholders.
Kualitas Penerapan Manajemen Risiko untuk Risiko Reputasi kebijakan yang diambil oleh Bank Sulteng dalam Penerapan Manajemen
Risiko Pasar adalah sebagai berikut:
56
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2018
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
34. MANAJEMEN RISIKO - (lanjutan)
g. Risiko reputasi - (lanjutan)
3.
4.
h. Risiko Strategis
Risiko strategis mencakup
-
- Kesesuaian realisasi diversifikasi produk baik kredit maupun treasury
- Perbandingan realisasi dengan target pasar yang ditetapkan.
i. Risiko Kepatuhan
Risiko kepatuhan mencakup
-
-
- Perpajakan
- Kelembagaan dan pelaporan atau perjanjian.
- Pengenalan nasabah atau Know Your Customer (KYC)
Pada prakteknya risiko kepatuhan melekat pada risiko bank yang terkait pada peraturan perundang-undangan dan ketentuan lain
yang berlaku.
Risiko kepatuhan merupakan risiko yang disebabkan karena tidak mematuhi atau tidak melaksanakan peraturan perundang-
undangan dan ketentuan lain yang berlaku.
Risiko strategis merupakan risiko yang disebabkan adanya penetapan dan pelaksanaan strategi yang tidak tepat, pengambilan
keputusan yang tidak tepat atau kurang responsifnya terhadap perubahan eksternal.
Ketepatan kebijakan bidang perkreditan, treasury maupun investasi.
Seluruh hasil pantauan dan pemeriksanaan divisi SKAI dilaporkan kepada direksi dan dewan komisaris dan dirapatkan jika
terdapat pelanggaran atas kejadian yang berdampak atas risiko reputasi;
Kebijakan dan prosedure yang ditetapkan oleh bank telah sesuai dengan peraturan dan perundan-undangan yang berlakuguna
untuk mendukung tranpansansi dan peningkatan kualitas layanan nasabah.
Dengan melihat Risiko Inherent yang berada pada posisi Moderate , serta Kualitas Penerapan Manajemen Risiko yang berada pada
posisi Fair , dapat disimpulkan Peringkat Risiko untuk Risiko Strategik adalah 3 (Tiga). masih terdapat beberapa deviasi dari target
RBB yang telah ditetapkan oleh Bank. diharapkan kedepannya kinerja Bank lebih baik lagi agar sesuai dengan Rencana Bisnis yang
telah ditetapkan oleh Bank.
Bidang perkreditan, meliputi batas maksimum pemberian kredit, kualitas aset produktif dan penyisihan penghapusan aset
produktif.
Bidang treasury dan investasi, meliputi penyertaan pada bank atau LKBB.
Sehubungan dengan terjadinya bencana alam pada tanggal 28 September 2018 berupa Gempa Bumi dengan magnetudo 7,4 yang
disusul dengan Tsunami dan Likuifaksi di palu, Sigi, dan Donggala Bank berupaya mengeluarkan kebijakan – kebijakan yang di dasari
dengan Surat Keputusan Direksi misalnya kebijakan tentang pembentukan tim restrukturisasi kredit Dampak Bencana Alam sesuai SK
Direksi No. 94/SK/DHMS/OJK/X/2108.
Adapun kebijakan yang dikeluarkan oleh Bank terkait dengan bencana tersebut yaitu melakuan restrukturisasi kredit selama 3 (Tiga)
bulan atas pertimbangan peraturan OJK No. 45/POJK.03/2017 tentang perlakuan khusus terhadap kredit atau pembiayaan Bank bagi
Daerah Tertentu di Indonesia yang Terkena Bencana Alam dan Siaran Pers Dewan Komisaris OJK No. SP66/DHMS/OJK/X/2018 tanggal
10 Oktober 2018 tentang perlakuan khusus terhadap nasabah dan industry jasa keuangan yang terdampak bencana diprovinsi
Sulawesi tengah.
57
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2018
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
35. MANAJEMEN MODAL
Pada tanggal 31 Desember 2018 dan 2017, Bank telah memenuhi semua syarat permodalan yang diwajibkan.
Rasio Penyediaan Modal Minimum
Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) Kredit
Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) Operasional
Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) Pasar
Total Modal
Rasio Minimum menurut POJK 11/POJK.03/2016
a. Risiko kredit
b. Risiko operasional
Bank Indonesia menganalisa modal dalam 2 (dua) tingkatan:
1
2
Bank tidak memiliki modal tambahan lainnya yang memenuhi kriteria modal tier 3 dalam Peraturan Bank Indonesia yang berlaku.
Berbagai batasan diterapkan untuk unsur-unsur dari modal dasar. Pengaruh pajak tangguhan telah dikecualikan dalam menentukan
jumlah laba ditahan untuk modal tier 1, hanya 50 persen dari keuntungan tahun berjalan sebelum pajak tangguhan yang termasuk
dalam modal tier 1, dan kualifikasi modal tier 2 tidak dapat melebihi modal tier 1. Ada juga pembatasan pada jumlah penurunan
cadangan penurunan nilai - kolektif yang dapat dimasukkan sebagai bagian dari modal tier 2.
650.482 580.375
- -
768.233 612.302
Rasio Kewajiban penyertaan Modal Minimum (KPMM)/Capital Adequacy
Ratio (CAR)27,22% 27,80%
Modal Tier 1 terdiri dari modal saham biasa, agio saham, saldo laba, selisih penjabaran laporan keuangan, dan kepentingan non
pengendali setelah dikurangi goodwill dan aset tak berwujud dan penyesuaian lainnya sehubungan dengan item yang termasuk
dalam modal tetapi diperlakukan secara berbeda untuk kepentingan kecukupan modal.
Modal Tier 2 terdiri dari pinjaman subordinasi yang memenuhi syarat dan cadangan umum (maksimum 1,25% dari Aset Tertimbang
Menurut Risiko (ATMR)).
Sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia No.7/10/DPNP tanggal 31 Maret 2005, Bank menggunakan pendekatan Basel I untuk
mengelola risiko kredit.
Bank menerapkan pendekatan standar untuk mengelola risiko kredit mulai 1 Januari 2012 sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia
No.13/6/DPNP tanggal 18 Pebruari 2011.
Untuk pengelolaan risiko operasional Bank menerapkan pendekatan indikator dasar sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia
No.11/3/DPNP tanggal 27 Januari 2009. Berdasarkan Surat Edaran tersebut, beban modal untuk risiko operasional sebesar 5%, 10%
dan 15% dari rata-rata pendapatan kotor selama tiga tahun terakhir.
Sejak tahun 2007, Bank diwajibkan untuk memenuhi kerangka kerja Basel II dalam hal permodalan Bank dengan mengikuti road map
implementasi Basel II di Indonesia yang dipimpin oleh Bank Indonesia.
Penerapan Bank atas risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional dalam permodalan adalah sebagai berikut:
Tujuan manajemen permodalan Bank adalah untuk mempertahankan posisi modal yang kuat untuk mendukung pertumbuhan bisnis dan
mempertahankan investor, deposan, pelanggandan kepercayaan pasar. Dalam pengelolaan permodalan, Bank mempertimbangkan faktor-
faktor seperti: pengembalian modal yang optimal pada pemegang saham, menjaga keseimbangan antara keuntungan yang lebih tinggi
dengan gearing ratio serta keamanan yang diberikan oleh posisi modal yang sehat.
Rasio Liabilitas Penyediaan Modal Minimum (Capital Adequacy Ratio [CAR]) adalah rasio modal terhadap aset tertimbang menurut risiko
(Risk - Weighted Assets [RWA]). Berdasarkan peraturan Bank Indonesia, jumlah modal untuk risiko kredit terdiri dari Modal Inti ("Tier I")
dan Modal Pelengkap ("Tier II") dikurangi penyertaan pada Entitas Anak. Rasio Kecukupan Modal pada tanggal-tanggal 31 Desember
2018 dan 2017 adalah sebagai berikut (dalam jutaan Rupiah):
2018 2017
2.189.764 1.673.879
10,34% 10,26%
Kegiatan Alokasi modal didorong oleh optimalisasi jumlah modal yang jumlahnya tergantung pada peraturan perundang-undangan yang
berlaku untuk memaksimalkan laba atas risiko yang disesuaikan dengan modal dasar yang digunakan dalam menentukan bagaimana
modal dialokasikan oleh Bank pada operasional atau kegiatan tertentu. Kebijakan Bank yang berhubungan dengan pengelolaan modal
dan alokasi dana direview secara berkala oleh Direksi.
58
Recommended