64
vyvvl,v. ba n ks ulte n g . co. i d LAPORAN KEUANGAN PER 3X DESEMBER 2CI18 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TAI-IGGAL TERSEBUT BESERTA LAPORAN AUDITOR !NDEPENDEN *FJt. r -*l t rl *& s, ..*t ffii B-

LAPORAN KEUANGAN PER 3X DESEMBER 2CI18 DAN … KEUANGAN AUDITED 2018.pdf · Laporan Perubahan Ekuitas untuk tahun yang berakhir pada tanggal ... Suatu audit metibatkan petaksanaan

Embed Size (px)

Citation preview

vyvvl,v. ba n ks ulte n g . co. i d

LAPORAN KEUANGAN

PER 3X DESEMBER 2CI18

DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TAI-IGGAL TERSEBUT

BESERTA

LAPORAN AUDITOR !NDEPENDEN

*FJt. r-*l t

rl

*&s, ..*t ffiiB-

DAFTAR ISI i

SURAT PERNYATAAN DIREKSI TENTANG TANGGUNG JAWAB ATAS LAPORAN KEUANGAN ii

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN iii - iv

LAPORAN KEUANGAN

Laporan Posisi Keuangan per 31 Desember 2018 ...................................................................................................................................................1 - 2

Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain untuk tahun yang berakhir pada tanggal

31 Desember 2018 ...................................................................................................................................................3

Laporan Perubahan Ekuitas untuk tahun yang berakhir pada tanggal

31 Desember 2018 ...................................................................................................................................................4

Laporan Arus Kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal

31 Desember 2018 ...................................................................................................................................................5

Catatan atas Laporan Keuangan...................................................................................................................................................6 - 58

PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH

DAFTAR ISI

i

Banx/ sultengKamtor Pusat

Ielp. (04s1) 424s37,429s09,421780 Fax. {045X) 4s2835

Y,",fl :: {Hf xTi*ens co id

SURAT PERNYATAAN DIREKSI

TENTANGTANGGUNG

'AWAB ATAS LAPORAN KEUANGAN

TAHUN YANG BERAKHIR 3l DESEMBER 2018 DAN 2GT7

PT. BANK PEMBAIIIGUNAN DAERAH SULAWESITENGAH

Kamiyang bertanda tangan di bawah ini :

1". Nama

Alamat KantorJabatan

2. Nama

Alamat KantorJabatan

Rahmat A. HarisJl. Sultan Hasanuddin No. 20 PaluDirektur Utama

Salma ButudokaJl. Sultan Hasanuddin No.20 PaluDirektur Operasional

DarmizalAladinJI. Sultan Hasanuddin No.20 PaluDirektur Pemasaran

N.lkawidjajall. Sultan Hasanuddin No.20 Palu

Direktur Kepatuhan

1. Bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan PT" BankPembangunan Daerah Sulawesi Tengah.

2. Laporan Keuangan PT. Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah telah disusundan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di lndonesia.

3 a. Semua informasi dalam laporan keuangan PT. Bank Pembangunan DaerahSulawesi Tengah telah dimuat secara lengkap dan benar.

b. Laporan Keuangan PT.Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah tidakmengandung informasi atau fakta material yang tidak benar, dan tidakmenghilangkan informasi atau fakta material.

4. Bertanggung jawab atas sistem pengendalian intern dalam PT. Bank PembangunanDaerah Sulawesi Tengah.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.

3. Nama

A[amat KantorJabatan

4. Nama

Alamat KantorJabatan

Menyatakan bahwa :

t"'H::'*ii:fflT,T\,/

-frTtuftCf,/ {{r^q,{;

Rahmat A.HarisDirektur Utama

DarmizalAladinDirektur Pemasaran

N.lkawldiaiaDirektur Kepatuhan

I{a f,

ktur Operasional

27

KANTOR AKUNTAN PUBLIKProf. Dr. H. Tb. Hasanuddin, M.Sc. & RekanRegistered Public Accountant, Tax & Management ConsultantNo. lzin UKAP : Kep - 353/KM.6/2003

Nomor: 0001 4 / 2.57 0 / AU. 1 / 07 I 0635- 3 / 1 I I I 2019

. LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan DireksiPT. Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah

Kami telah mengaudit [aporan keuangan PT. Bank Pembangunan Daerah Sutawesi Tengah tertampir, yang terdiridari laporan posisi keuangan tanggat 31 Desember 2018, serta laporan laba rugi dan penghasitan komprehensiflain, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggat tersebut, dan suatuikhtisar kebijakan akuntansi signifikan dan informasi penjelasan lainnya.

Tanggung jawab manajemen atas laporan keuangan

Manajemen bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan tersebut sesuai denganStandar Akuntansi Keuangan di lndonesia, dan atas pengendatian internal yang dianggap perlu oleh manajemenuntuk memungkinkan penyusunan laporan keuangan yang bebas dari kesalahan penyajian materiat, baik yangdisebabkan oteh kecurangan maupun kesalahan.

Tanggung jawab auditor : .

Tanggung jawab kami adatah untuk menyatakan suatu opini atas [aporan keuangan tersebut berdasarkan auditkami. Kami melaksanakan audit kami berdasarkan Standar Audit yang ditetapkan oteh tnstitut Akuntan pubtiklndonesia. Standar tersebut mengharuskan kami untuk mematuhi ketentuan etika serta merencanakan danmetaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan tersebut bebas darikesalahan penyajian materiat.

Suatu audit metibatkan petaksanaan prosedur untuk memperoteh bukti audit tentang angka-angka danpengungkapan dalam laporan keuangan. Prosedur yang dipitih bergantung pada pertimbangan auditor, termasukpenitaian atas risiko kesalahan penyajian materiaI datam [aporan keuangan, baik yang disebabkan otehkecurangan maupun kesatahan. Datam metakukan penilaian risiko tersebut, auditor mempertimbangkanpengendalian internal yang retevan dengan penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan entitas untukmerancang prosedur audit yang tepat sesuai dengan kondisinya, tetapi bukan untuk tujuan menyatakan opini ataskeefektivitasan pengendatian internaI entitas. Suatu audit juga mencakup pengevatuasian atas ketepatankebijakan akuntansi yang digunakan dan kewajaran estimasi akuntansi yang dibuat oleh manajemen, sertapengevaluasian atas penyajian laporan keuangan secara keseturuhan.

Kami yakin bahwa bukti audit yang tetah kami peroteh adatah cukup dan tepat untuk menyediakan suatu basisbagi opini audit kami.

lll

Kantor Pusat : Metro Trade centre Blok F No. 29 Jl. soekarno Hatta No. 590 - Bandung 40286 Tetp./Fax. (022) 7536393, 7537665, 7535750, 75g5754(Hunting)Website : http://www.hasanuddin-partners.com, Email : [email protected]

Opini

Menurut opini kami, laporan keuangan tertampir menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi

keuangan PT. Bank Pembangunan Daerah Sutawesi Tengah tanggat 31 Desember 2018, serta kinerja keuangan dan

arus kasnya untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan dilndonesia.

Kantor Akuntan Pubtik

Prof. Dr. H. Tb. Hasanuddin, M.Sc & Rekan

Prof. Dr. !-1. Tb. Hasanuddin. M.Sc.. CPA

lzin Akuntan Pubtik No. 0635

lzin KAP No. Kep.353/KM.6/2003

Bandung, 27 Pebruari 2019

wffi

IV

2018 2017

Rp Rp

Aset

Kas 2e,3 140.440.204.600 139.657.301.250

Giro pada Bank Indonesia 2c,2f,4 370.688.114.448 299.613.110.187

Giro pada Bank Lain 2c,2f,5

setelah dikurangi cadangan

kerugian penurunan nilai sebesar

Rp nihil (2017: Rp nihil) 3.210.089.241 4.014.842.676

Penempatan Pada Bank Lain dan Bank Indonesia 2c,2g,6

dan Bank Lain

setelah dikurangi cadangan

kerugian penurunan nilai sebesar

Rp nihil (2017: Rp nihil) 1.496.200.000.000 337.058.770.359

Efek-Efek 2c,2h,7

setelah dikurangi cadangan

kerugian penurunan nilai sebesar

Rp nihil (2017: Rp nihil) 500.884.255.885 1.408.357.504.655

Kredit 2c,2i,8

Pihak Berelasi 15.996.542.868 13.563.619.190

Pihak Ketiga 3.448.402.040.495 2.980.810.622.018

Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Kredit (45.239.505.995) (35.675.349.941)

Jumlah Kredit Yang Diberikan - Bersih 3.419.159.077.368 2.958.698.891.267

Aset Tetap 2j,9

Setelah dikurangi akumulasi penyusutan 113.650.769.076 96.225.560.227

sebesar Rp.43.288.820.600,34 (43.288.820.600) (35.713.790.766)

(2017: Rp.35.713.790.766,10) 70.361.948.476 60.511.769.461

Aset Tidak Berwujud 2j,10

Setelah dikurangi akumulasi amortisasi 3.423.500.000 2.690.050.000

sebesar Rp.835.083.332,92 (835.083.333) (584.558.333)

(2017: Rp.584.558.332,96) 2.588.416.667 2.105.491.667

Aset Pajak Tangguhan 18 6.713.749.115 9.218.422.020

Beban Dibayar Dimuka dan

Aset Lain-lain 2l,11 32.436.285.227 40.288.335.683

Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Kredit - -

Beban Dibayar Dimuka dan Aset Lain-lain 32.436.285.227 40.288.335.683

Jumlah Aset Tidak Lancar

Jumlah Aset 6.042.682.141.027 5.259.524.439.223

PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH

LAPORAN POSISI KEUANGAN

PER 31 DESEMBER 2018

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Catatan

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan

dari laporan keuangan secara keseluruhan

1

2018 2017

Rp Rp

PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH

LAPORAN POSISI KEUANGAN

PER 31 DESEMBER 2018

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Catatan

Liabilitas dan Ekuitas

Liabilitas

Liabilitas Segera 2c,2m,12 299.677.400.874 438.105.212.228

Simpanan Nasabah 2c,2n,13

Pihak Berelasi 373.241.626.973 179.193.529.413

Pihak Ketiga 3.296.264.239.551 2.946.257.665.449

Simpanan dari Bank Lain 2c,2o,14 1.150.000.000.000 625.010.325.965

Pinjaman yang diterima 2p,15 2.640.309.597 300.551.250.000

Utang Pajak 2r,18 6.511.278.436 6.383.854.789

Liabilitas Pajak Tangguhan 2r,18 - -

Liabilitas Imbalan Kerja 31 39.538.708.671 47.839.438.480

Provisi (Penyisihan) 16 - 7.672.407.500

Beban Yang Masih Harus Dibayar

dan Liabilitas Lain-lain 2c,17 38.011.311.679 35.997.368.801

Jumlah Liabilitas 5.205.884.875.781 4.587.011.052.625

Ekuitas

Modal Saham

Modal Dasar 10.000.000 saham

Nilai Nominal Rp.100.000 per saham

Modal Ditempatkan dan Disetor penuh

3.137.789 saham (2017 : 2.578.091 saham) 19b 313.778.900.000 257.809.100.000

Modal Sumbangan 19d - -

Agio Saham 19e 98.732.866.575 66.013.481.193

Dana Setoran Modal 19c 62.752.246.046 63.534.230.938

Komponen ekuitas lainnya

Pendapatan Komprehensif Lainnya 20

Keuntungan/(Kerugian) nilai wajar surat berharga 3.321.416.686 1.940.818.769

Keuntungan/(Kerugian) Akturarial program manfaat

pasti setelah dikurangi/ditambah pajak-pajak terkait 6.300.719.681 (10.201.403.116)

Saldo Laba

Telah Ditentukan Penggunaannya 243.338.772.126 193.260.385.436

Belum Ditentukan Penggunaannya 108.572.344.133 100.156.773.379

Jumlah Ekuitas 836.797.265.247 672.513.386.598

Jumlah Liabilitas dan Ekuitas 6.042.682.141.027 5.259.524.439.223

- -

Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan

dari laporan keuangan secara keseluruhan

2

2018 2017

Rp Rp

Pendapatan dan Beban Operasional

Pendapatan Bunga 2q,22 547.612.737.273 504.257.707.018

Beban Bunga 2q,23 (211.678.468.967) (200.494.997.751)

Pendapatan Bunga - Bersih 335.934.268.306 303.762.709.267

Pendapatan Operasional Lainnya

dan Imbalan Jasa 24 83.259.301.963 69.013.305.099

Beban Operasional Lainnya

Administrasi dan Umum 26 (97.182.476.840) (85.955.779.615)

Tenaga Kerja 27 (136.523.637.617) (130.278.010.323)

Penyisihan (Pemulihan) Cadangan Kerugian Penurutan Nilai 25 (11.249.340.478) (2.873.388.738)

Lainnya 28 (23.293.214.166) (18.095.457.337)

Laba Operasional 150.944.901.168 135.573.378.353

Pendapatan dan Beban Non Oprasional

Pendapatan Non Operasional 29 3.082.481.450 4.427.220.702

Beban Non Operasional 29 (1.629.061.636) (1.622.986.424)

Laba bersih sebelum pajak 152.398.320.982 138.377.612.631

Beban Pajak Penghasilan

Beban Pajak Kini 2r,18 (39.993.094.250) (38.398.392.500)

Manfaat/(Beban) Pajak Tangguhan 2r,18 (3.832.882.600) 177.553.247

Laba Tahun Berjalan 108.572.344.133 100.156.773.379

Pendapatan Komprehensif Lain

Pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi

Keuntungan (kerugian) nilai wajar surat berharga 3.321.416.686 1.940.818.769

Keuntungan (kerugian) aktuaria program manfaat pasti 5.312.838.775 (9.861.074.328)

Pajak penghasilan terkait dengan komponen

Pendapatan komprehensif lainnya

9.622.136.367 (8.260.584.347)

Total Laba Komprehensif 118.194.480.500 91.896.189.032

PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH

LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2018

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan

dari laporan keuangan secara keseluruhan

Catatan

(Kerugian) / Pendapatan Komprehensif Lain Periode Berjalan

Setelah Pajak

987.880.906 (340.328.788)

3

Saldo 1 Januari 2017 240.598.700.000 24.274.085.674 55.952.453.457 - - (6.003.308.909) 12.481.724.448 125.166.433.275 109.800.254.539 562.270.342.485

Tambahan Setoran Modal selama tahun 2017 19 - 66.531.573.000 - - - - - - - 66.531.573.000

Peningkatan modal disetor 19 17.210.400.000 (17.210.400.000) - - - - - - - -

Modal Sumbangan 19 - - - - - - - - -

Pengembalian Dana Setoran Modal - - - - - - - - - -

Agio Saham 19 - (10.061.027.736) 10.061.027.736 - - - - - - -

Pembagian Laba tahun 2016: -

Dividen 2s,21 - - - - - - - - (52.803.290.626) (52.803.290.626)

Cadangan Umum 2s,21 - - - - - - - 51.716.634.851 (51.716.634.851) -

CSR 21 - - - - - - - - - -

Tantiem 21 - - - - - - - - - -

Cadangan Khusus IT - - - - - - 5.280.329.063 - (5.280.329.063) -

Reklasifikasi Cadangan IT ke Cadangan Tujuan - - - - - - - - - -

Pengurangan Cadangan Tujuan - - - - - - (1.384.736.200) - - (1.384.736.200)

Koreksi saldo - - - - - (2.496.450.267) - - - (2.496.450.267)

Laba Komprehensif Tahun Berjalan - - - - - - - - 100.156.773.379 100.156.773.379

Pendapatan (Beban) Komprehensif lain tahun berjalan - - - - 1.940.818.769 (1.701.643.940) - - - 239.174.829

Saldo per 31 Desember 2017 257.809.100.000 63.534.230.938 66.013.481.193 - 1.940.818.769 (10.201.403.116) 16.377.317.311 176.883.068.126 100.156.773.379 672.513.386.599

Tambahan Setoran Modal selama tahun 2018 19 - 87.907.200.490 - - - - - - - 87.907.200.490

Peningkatan modal disetor 19 55.969.800.000 (55.969.800.000) - - - - - - - -

Pengembalian Dana Setoran Modal 19 - - - - - - - - - -

Modal Sumbangan - - - - - - - -

Reklasifikasi ke Dana setoran Modal - - - - - - - - - -

Agio Saham 19 - (32.719.385.382) 32.719.385.382 - - - - - - -

Pembagian Laba tahun 2017: -

Dividen 2s,21 - - - - - - - - (50.078.386.689) (50.078.386.689)

Cadangan Umum 2s,21 - - - - - - - 45.070.548.020 (45.070.548.020) -

CSR 21 - - - - - - - - - -

Tantiem 21 - - - - - - - - - -

Cadangan Khusus IT - - - - - - 5.007.838.669 - (5.007.838.669) -

Reklasifikasi Cadangan IT ke Cadangan Tujuan - - - - - - - - - -

Pengurangan Cadangan Tujuan - - - - - - - - - -

Koreksi saldo - - - - - - - - - -

Laba Komprehensif Tahun Berjalan - - - - - - - - 108.572.344.133 108.572.344.133

Pendapatan (Beban) Komprehensif lain tahun berjalan - - - - 1.380.597.918 16.502.122.797 - - - 17.882.720.714

Saldo per 31 Desember 2018 313.778.900.000 62.752.246.046 98.732.866.575 - 3.321.416.686 6.300.719.681 21.385.155.980 221.953.616.146 108.572.344.133 836.797.265.247

PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2018

(Dinyatakan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)

Keuntungan/

(Kerugian) nilai

wajar surat

berharga

Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan

Catatan Modal Disetor Dana Setoran Modal Agio Jumlah Modal

Keuntungan/

(Kerugian) aktuarial

program manfaat

pasti setelah

dikurangi pajak-

pajak terkait

Belum Ditentukan

Penggunaannya

Modal

Sumbangan

Telah Ditetapkan Penggunaannya

Cadangan Tujuan Cadangan Umum

4

2018 2017

Rp Rp

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Penerimaan Bunga 549.546.157.618 501.794.796.179

Pembayaran Bunga (211.678.468.967) (200.494.997.751)

Pembayaran Kepada Karyawan (136.523.637.617) (130.278.010.323)

Pembayaran Beban Umum dan Administrasi (89.356.922.006) (76.855.748.357)

Penerimaan Pendapatan Lainnya 86.341.783.413 73.440.525.801

Pembayaran Beban Lainnya (24.922.275.802) (19.718.443.761)

Arus Kas Operasi Sebelum Perubahan

Aset dan Kewajiban Operasi 173.406.636.639 147.888.121.789

Penurunan/(Kenaikan) Aset Operasi :

Kredit Yang Diberikan (471.709.526.579) (358.320.769.504)

Aset Lain-lain 10.926.468.780 (2.035.179.772)

Kenaikan/(Penurunan) Liabilitas Operasi:

Liabilitas Segera (138.427.811.353) 316.117.492.901

Beban Yang Masih Harus Dibayar (13.959.194.431) 12.671.064.450

Simpanan Nasabah:

Pihak Berelasi 194.048.097.561 145.289.052.277

Pihak Ketiga 350.006.574.102 84.600.954.424

Simpanan dari Bank Lain 524.989.674.035 -

Pembayaran Pajak Penghasilan (41.193.880.297) (42.028.085.474)

KAS BERSIH DIPEROLEH DARI

(DIGUNAKAN UNTUK) AKTIVITAS OPERASI 588.087.038.455 304.182.651.089

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

Efek - efek 907.473.248.770 (953.125.764.512)

Pembelian Aset Tetap (17.425.208.850) (18.413.546.370)

Pembelian Aset Tidak berwujun (733.450.000) (184.800.000)

KAS BERSIH DIGUNAKAN UNTUK AKTIVITAS INVESTASI 889.314.589.921 (971.724.110.882)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

Pembayaran Pinjaman yang Diterima (297.910.940.403) 300.551.250.000

Penambahan Modal Disetor 87.907.200.490 66.531.573.000

Pembayaran Dividen (50.078.386.689) (52.803.290.628)

Cadangan IT (5.007.838.669) (5.280.329.063)

Koreksi Saldo Laba - -

Pendapatan Komprehensif 17.882.720.714 (2.257.275.438)

(247.207.244.557) 306.741.927.871

KENAIKAN/(PENURUNAN) KAS DAN SETARA KAS 1.230.194.383.819 (360.799.531.922)

KAS DAN SETARA KAS AWAL PERIODE 780.344.024.471 1.141.143.556.393

KAS DAN SETARA KAS AKHIR PERIODE 2.010.538.408.290 780.344.024.471

KAS DAN SETARA KAS TERDIRI DARI:

Kas 3 140.440.204.600 139.657.301.250

Giro Bank Indonesia 4 370.688.114.448 299.613.110.187

Giro Pada Bank Lain 5 3.210.089.241 4.014.842.676

Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain 6 1.496.200.000.000 337.058.770.359

JUMLAH KAS DAN SETARA KAS 2.010.538.408.290 780.344.024.471

PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH

LAPORAN ARUS KAS

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2018

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan

Catatan

dari laporan keuangan secara keseluruhan

5

1. INFORMASI UMUM

a. Pendirian dan informasi umum Bank

b. Maksud dan Tujuan

-

-

-

-

-

-

-

-

-

c. Jaringan kantor

Kantor Pusat

Kantor Cabang Utama

Kantor Cabang

Kantor Cabang Pembantu

Kantor Kas

Kantor Fungsional Non Operasional

Kentor Pelayanan Kas (Payment Point)

Kantor Kas Mobil berjalan (Service Mobile)

Anjungan Tunai Mandiri

Jumlah

Memberikan kredit;

Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah;

Bertindak sebagai pendiri dana pensiun sesuai dengan ketentuan dalam peraturan dana pensiun yang berlaku;

Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana kepada bank lain, baik dengan menggunakan surat,

sarana telekomunikasi maupun dengan wesel unjuk, cek atau sarana lainnya.

Melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank atau perusahaan lain di bidang keuangan serta sewa guna usaha pada bank

atau perusahan lain di bidang keuangan serta sewa guna usaha, modal ventura perusahaan efek asuransi serta lembaga kliring

penyelesaian dan penyimpanan dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh yang berwenang;

PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah, untuk selanjutnya disebut "PT Bank Sulteng" atau "Bank", yang mulanya bernama

Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah didirikan berdasarkan Peraturan Daerah No. 6 tahun 1966 tentang Bank Pembangunan

Daerah dan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Peraturan Daerah No. 2 Tahun 1999.

Anggaran Dasar Bank telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir melalui Akta Notaris Baso Mappatoba, S.H., M.Kn No. 78

tanggal 12 April 2018 tentang Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) PT.Bank BPD Sulawesi

Tengah.

170 163

11

Membeli melalui pelanggan agunan baik semua maupun sebagian dalam hal debitur tidak memenuhi kewajibannya kepada

Bank, dengan ketentuan agunan yang dibeli tersebut dicairkan secepatnya;

Membantu Pemda dalam membina BPR milik Pemda Propinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Tengah dan Pemerintah Daerah Tingkat

II Kabupaten;

1416

1 1

1

1 1

13 11

3 4

PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PER 31 DESEMBER 2018

DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT

(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)

9

28 27

96 95

Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan

yang berlaku.

Bank berkantor pusat di Jl. Hasanuddin Nomor 20 Palu, Sulawesi Tengah. Bank mengklasifikasikan Kantor Cabang menjadi Kantor

Cabang Utama, Kantor Cabang, Kantor Cabang Pembantu, Kantor Kas dan Unit Pelayanan. Jumlah kantor dan jaringan Anjungan

Tunai Mandiri (ATM) Bank pada tanggal 31 Desember 2018 dan 2017 adalah sebagai berikut:

Sesuai Akta Pendirian Perseroan Terbatas No. 23 tanggal 30 April 1999 yang dibuat oleh Notaris Anand Umar Adnan, SH.,

berkedudukan di Palu, maka BPD Sulteng telah berubah statusnya dari Perusahaan Daerah (PD) menjadi Perseroan Terbatas (PT) dan

bernama PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah, serta telah mendapat pengesahan sesuai Keputusan Menteri Kehakiman

Republik Indonesia No. C-12841 HT .01.01 TH 99 tanggal 12 Juli 1999 dan telah mendapat persetujuan Menteri Dalam Negeri No.

584.52-442 tanggal 10 Mei 1999 tentang Pengesahan Peraturan Daerah Provinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Tengah No. 02 tahun 1999

tentang Perubahan Bentuk Hukum Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah dari Perusahaan Daerah (PD) menjadi Perseroan

Terbatas (PT) dan Keputusan Gubernur Bank Indonesia No. I/29/KEP.GBI/1999 tanggal 10 Desember 1999 tentang Perubahan Bentuk

Badan Hukum Perusahaan Daerah Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah menjadi Perseroan Terbatas Bank Pembagunan

Daerah Sulawesi Tengah.

2018 2017

Maksud dan tujuan pendirian Bank adalah untuk mendorong pertumbuhan daerah di segala bidang serta sebagai salah satu alat

kegiatan ekonomi di bidang keuangan/perbankan untuk pengelolaan sumber pendapatan asli daerah, dalam rangka meningkatkan

taraf hidup rakyat. Untuk mencapai tujuan tersebut, Bank melaksanakan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan

dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu;

1

6

PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PER 31 DESEMBER 2018

DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT

(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)

1. INFORMASI UMUM - (lanjutan)

d. Manajemen eksekutif

Dewan Komisaris

Komisaris Utama/Komisaris Independen : Drs. Abdul Karim Hanggi Drs. Abdul Karim Hanggi

Komisaris Independen : Amiludin Haludin Amiludin Haludin

Komisaris : Amdjad Lawasa Amdjad Lawasa

Direksi

Direktur Utama : Rahmat Abdul Haris Rahmat Abdul Haris

Direktur Operasional : Salma Butudoka Sitti Maryam Dalle

Direktur Pemasaran : Ir. Darmizal Aladin Ir. Darmizal Aladin

Direktur Kepatuhan : Natali Ikawidjaja Natali Ikawidjaja

Komite Audit

Ketua : - -

Anggota :

Anggota :

Komite Pemantau Risiko

Ketua :

Anggota :

Anggota : Bambang Setiawan Bambang Setiawan

Komite Remunerasi dan Nominasi

Ketua :

Anggota : Amdjad Lawasa

Anggota : Risdianto Iskandar Ocvita Pusadan

-

-

-

-

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN

a. Pernyataan Kepatuhan

Pada tanggal 31 Desember 2018 dan 2017, Bank memiliki karyawan masing-masing sebanyak 658 dan 673 karyawan.

Dahlan Lasaki Dahlan Lasaki

Amiludin Haludin Amiludin Haludin

Ramli Nurdin Ramli Nurdin

Pada tanggal 31 Desember 2018 dan 2017, susunan Dewan Komisaris, Direksi, Komite Audit, Komite Pemantau Risiko serta Komite

Remunerasi dan Nominasi Bank adalah sebagai berikut:

31 Desember 2018 31 Desember 2017

Syafruddin Sunumpole Syafruddin Sunumpole

Susunan pengurus Bank tersebut diatas telah dicatat dalam administrasi Bank Indonesia sesuai dengan Surat Bank Indonesia

No.15/35/DPKP/Dpr tanggal 9 Desember 2013.

Kebijakan akuntansi yang penting, yang diterapkan secara konsisten dalam penyusunan laporan keuangan untuk tahun yang berakhir

pada tanggal 31 Desember 2018 dan 2017 adalah sebagai berikut:

Laporan keuangan Bank untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2018 dan 2017 disusun sesuai dengan Pernyataan Standar

Akuntansi Keuangan (PSAK) di Indonesia yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK-IAI),

Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia ("PAPI") 2008 yang diterbitkan atas kerjasama IAI dengan Bank Indonesia dan praktek-

praktek industri perbankan yang berlaku, pedoman akuntansi dan pelaporan yang ditetapkan oleh otoritas perbankan Indonesia.

Susunan pengurus Bank tersebut diatas sesuai Surat Keputusan Gubernur Sulawesi Tengah dengan rincian sebagai berikut :

No.821/244/RO.ADM.EKON-G.ST/2017 tentang Pengangkatan Direktur Utama dan Direktur Operasional PT.Bank Sulteng

periode 2017-2021.

No.821/244R/RO.ADM.EKON-G.ST/2017 tentang Pengangkatan Komisaris Utama dan Komisaris Independen PT.Bank Sulteng

periode 2017-2021.

No.584/909/RO.ADM.EKON-G.ST/2016 tentang Pengangkatan Direktur Kepatuhan dan Direktur Pemasaran PT.Bank Sulteng

periode 2016-2020.

No.584/179/RO.ADM.EKON-G.ST/2017 tentang Pengangkatan Direktur Operasional PT.Bank Sulteng periode 2018-2021.

Komite Remunerasi dan Nominasi telah mengalami perubahan sesuai dengan SK. No.: 49/SK/BPD-ST/2018 tanggal 9 Mei 2018

tentang Perubahan Komite Remunerasi dan Nominasi PT. Bank Sulteng.

Myrna Rianasari

Amiludin HaludinAmiludin Haludin

7

PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PER 31 DESEMBER 2018

DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT

(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN - (lanjutan)

b. Dasar penyusunan laporan keuangan

-

-

-

c. Aset dan liabilitas keuangan

(i) Klasifikasi

-

- Kredit yang diberikan dan piutang;

- Investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo;

- Investasi dalam kelompok tersedia untuk dijual.

Liabilitas keuangan diklasifikasikan ke dalam kategori sebagai berikut pada saat pengakuan awal:

-

-

Liabilitas imbalan pasti diakui sebesar nilai kini liabilitas imbalan pasti dikurangi dengan aset bersih dana pensiun ditambah

keuntungan aktuaria yang belum diakui dikurangi beban jasa lalu yang belum diakui dan kerugian aktuaria yang belum diakui.

PSAK No. 50 (Revisi 2014), berisi persyaratan penyajian dari instrumen keuangan dan pengidentifikasian informasi yang harus

diungkapkan. Persyaratan penyajian tersebut ditetapkan terhadap klasifikasi instrumen keuangan, dari perspektif penerbit dalam

aset keuangan, kewajiban keuangan dan instrumen ekuitas; pengklasifikasian yang terkait dengan suku bunga, dividen, kerugian dan

keuntungan, dan keadaan dimana aset keuangan dan kewajiban saling hapus. PSAK ini mensyaratkan pengungkapan, antara lain

informasi mengenai faktor yang mempengaruhi jumlah, waktu dan tingkat kepastian arus kas masa depan suatu entitas terkait

dengan instrumen keuangan dan kebijakan akuntansi yang diterapkan untuk instrumen tersebut.

Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas ke dalam aktivitas operasi,

investasi dan pendanaan. Untuk keperluan laporan arus kas, yang termasuk kas dan setara kas terdiri dari kas, giro pada Bank

Indonesia dan giro pada bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain dan Sertifikat Bank Indonesia yang jatuh tempo

dalam waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal perolehan, sepanjang tidak digunakan sebagai jaminan atas pinjaman yang diterima serta

tidak dibatasi penggunaannya.

Mata uang pelaporan yang digunakan dalam laporan keuangan Bank adalah mata uang Rupiah (Rp). Angka-angka yang disajikan

dalam laporan keuangan, kecuali dinyatakan lain, disajikan dalam Rupiah penuh.

Aset keuangan Bank terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain,

efek-efek, efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali, kredit yang diberikan, penyertaan saham dan aset lain-lain.

Bank menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2014), "Instrumen Keuangan: Penyajian", PSAK No. 55 (Revisi 2014), "Instrumen keuangan:

Pengakuan dan Pengukuran", dan PSAK No.60 (Revisi 2016), "Instrumen Keuangan: Pengungkapan" dan PSAK 68, "Pengukuran Nilai

Wajar".

Liabilitas keuangan Bank terdiri dari liabilitas segera, simpanan nasabah, simpanan dari bank lain, pinjaman yang diterima dan

liabilitas lain-lain.

Bank mengklasifikasikan aset keuangannya berdasarkan kategori sebagai berikut pada saat pengakuan awal:

Instrumen keuangan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi diukur pada nilai wajar.

Laporan keuangan Bank disusun dengan konsep nilai historis dan atas dasar akrual, kecuali untuk beberapa hal dibawah ini:

Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif, yang memiliki 2 (dua) sub-klasifikasi,

yaitu liabilitas keuangan yang ditetapkan demikian pada saat pengakuan awal dan liabilitas keuangan yang telah

diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan;

Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif, yang memiliki 2 (dua) sub-klasifikasi, yaitu liabilitas

keuangan yang ditetapkan demikian pada saat pengakuan awal dan liabilitas keuangan yang telah diklasifikasikan dalam

kelompok diperdagangkan;

Liabilitas keuangan lain yang tidak diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba

rugi komprehensif dikategorikan dan diukur dengan biaya perolehan diamortasi.

PSAK No. 55 (Revisi 2016) menerapkan prinsip untuk pengakuan dan pengukuran aset keuangan, kewajiban keuangan dan kontrak

pembelian atau penjualan item-item non-keuangan. PSAK ini memberi definisi dan karakteristik derivatif, kategori-kategori dari

masing-masing instrumen keuangan, pengakukan dan pengukuran, akuntansi lindung nilai dan penetapan dari hubungan lindung

nilai.

PSAK No. 60 (Revisi 2016) termasuk penyesuaiannya tahun 2012, mensyaratkan pengungkapan signifikansi atas masing-masing

instrumen keuangan untuk posisi keuangan dan kinerjanya, serta sifat dan tingkat risiko yang timbul dari instrumen keuangan yang

dihadapi Bank Sulteng selama periode berjalan dan pada akhir periode pelaporan, dan bagaimana Bank mengelola risiko tersebut.

Aset keuangan tersedia untuk dijual diukur pada nilai wajar.

8

PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PER 31 DESEMBER 2018

DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT

(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN - (lanjutan)

c. Aset dan liabilitas keuangan - (lanjutan)

(i) Klasifikasi - (lanjutan)

-

- Yang pada saat pengakuan awal ditetapkan dalam kelompok investasi tersedia untuk dijual; atau

-

(ii) Pengakuan Awal

a.

b.

-

-

- Aset keuangan terdiri dari kontrak utama dan derivatif melekat yang harus dipisahkan.

Biaya transaksi hanya meliputi biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk perolehan suatu aset keuangan atau

penerbitan suatu liabilitas keuangan dan merupakan biaya tambahan yang tidak akan terjadi apabila instrumen keuangan

tersebut tidak diperoleh atau diterbitkan. Untuk aset keuangan, biaya transaksi ditambahkan pada jumlah yang diakui pada

awal pengakuan aset, sedangkan untuk liabilitas keuangan, biaya transaksi dikurangkan dari jumah utang yang diakui pada

pengakuan awal liabilitas. Biaya transaksi tersebut diamortisasi selama unur instrumen berdasarkan metode suku bunga efektif

dan dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga untuk biaya transaksi sehubungan dengan aset keuangan atau sebagai

bagian dari beban bunga untuk biaya transaksi sehubugan dengan liabilitas.

Penempatan sebagai opsi nilai wajar mengurangi atau mengeliminasi ketidakkonsistenan pengakuan dan pengukuran

(accounting missmatch) yang dapat timbul; atau

Aset keuangan merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan yang risikonya dikelola dan dilaporan kepada

manejemen kunci berdasarkan nilai wajar; atau

Pembelian atau penjualan aset keuangan yang memerlukan penyerahan aset dalam kurun waktu yang telah ditetapkan oleh

peraturan dan kebiasaan yang berlaku di pasar (pembelian secara reguler) diakui pada tanggal penyelesaian, seperti

tanggal perusahaan berkomitmen untuk membeli atau menjual aset.

Aset keuangan dan liabilitas keuangan pada awalnya diukur pada nilai wajarnya. Dalam hal aset keuangan atau liabilitas

keuangan tidak diukur pada nilai wajar melalaui laporan laba rugi komprehensif, nilai wajar tersebut ditambah biaya

transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Pengukuran aset keuangan dan liabilitas keuangan setelah pengakuan

awal tergantung pada klasifikasinya.

Liabilitas keuangan lainnya merupakan liabilitas keuangan yang tidak dimiliki untuk dijual atau ditentukan sebagai nilai wajar

melalui laba rugi komprehensif saat pengakuan liabilitas.

Bank pada pengakuan awal dapat menetapkan aset keuangan tertentu sebagai nilai wajar melalui laporan laba rugi (opsi nilai

wajar). Opsi nilai wajar dapat digunakan hanya bila memenuhi ketetapan sebagai berikut:

Kategori tersedia untuk dijual terdiri dari aset keuangan non-derivatif yang ditentukan sebagai tersedia untuk dijual atau

tidak diklasifikasikan sebagai salah satu dari kategori aset keuangan lain. Setelah pengukuran awal, investasi tersedia untuk

dijual diukur menggunakan nilai wajar dengan laba atau rugi komprehensif yang diakui sebagai bagian dari ekuitas sampai

dengan investasi dihentikan pengakuannya atau sampai investasi dinyatakan mengalami penurunan nilai dimana akumulasi

laba atau rugi komprehensif sebelumnya dilaporkan dalam ekuitas dilaporkan dalam laporan laba rugi komprehensif

konsolidasian. Hasil efektif dan (bila dapat diaplikasikan) hasil dari nilai tukar dinyatakan kembali untuk investasi tersedia

dijual dan dilaporkan pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

Investasi dimiliki hingga jatuh tempo terdiri dari aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan

dan jatuh temponya telah ditetapkan dimana Bank mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan

tersebut hingga jatuh tempo. investasi yang dimiliki untuk periode yang tidak dapat ditentukan tidak dikategorikan dalam

klasifikasi ini.

Kelompok aset dan liablitas diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif adalah aset dan liabilitas keuangan

dimiliki untuk diperdagangkan yang diperoleh atau dimiliki oleh Bank untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu

dekat, atau dimiliki sebagai bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama untuk memperoleh laba

jangka pendek atau position taking .

Kredit yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan yang

tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif, kecuali:

Yang dimaksudkan oleh Bank untuk dijual segera dalam waktu dekat, yang diklasifikasikan dalam kelompok

diperdagangkan, serta yang pada saat pengakuan awal ditetapkan diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi

komprehensif;

Dalam hal Bank mungkin tidak akan memperoleh kembali investasi awal secara substansial kecuali yang disebabkan oleh

penurunan kualitas kredit yang diberikan dan piutang, yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual.

9

PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PER 31 DESEMBER 2018

DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT

(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN - (lanjutan)

c. Aset dan liabilitas keuangan - (lanjutan)

(ii) Pengakuan Awal - (lanjutan)

(iii) Pengukuran Setelah Pengakuan Awal

(iv) Penghentian Pengakuan

Aset keuangan dihentikan pengakuannya jika:

- Hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir; atau

-

(v) Pengakuan Pendapatan dan Beban

(vi) Reklasifikasi Aset Keuangan

Kredit yang diberikan dan piutang serta investasi dimiliki hingga jatuh tempo dan liabilitas keuangan yang diukur pada biaya

perolehan diamortisasi diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif.

Opsi nilai wajar digunakan untuk kredit yang diberikan dan piutang tertentu yang dilindung nilai menggunakan credit

derivatives atau swap suku bunga, namun tidak memenuhi kriteria untuk akuntansi lindung nilai. Jika tidak, kredit yang

diberikan akan dicatat menggunakan biaya diamortisasi dan derivatif akan diukur menggunakan nilai wajar melalui laba rugi

komprehensif.

Opsi nilai wajar juga digunakan untuk dana investasi yang merupakan bagian dari portofolio yang dikelola dengan basis nilai

wajar. Opsi nilai wajar juga digunakan untuk structured investment termasuk derivatif melekat.

Jika suatu liabilitas keuangan yang ada digantikan dengan yang lain oleh pemberi pinjaman yang sama pada keadaan yang

secara substansial berbeda, atau berdasarkan suatu liabilitas yang ada secara substansial telah diubah, maka pertukaran atau

modifikasi tersebut diperlakukan sebagai penghentian pengakuan liabilitas awal dan pengakuan liabilitas baru dan perbedaan

nilai tercatat masing-masing diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.

Aset tersedia untuk dijual serta aset keuangan dan liabilitas keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi,

pendapatan dan beban bunga diakui pada laporan laba rugi komprehensif dengan menggunakan suku bunga efektif.

Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan yang diukur pada nilai

wajar melalui laporan laba rugi komprehensif, diakui pada laporan laba rugi komprehensif.

Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar atas aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok

tersedia untuk dijual diakui secara langsung dalam ekuitas, kecuali keuntungan atau kerugian akibat perubahan nilai tukar dari

item moneter, dihentikan pengakuannya atau adanya penurunan nilai dari aset keuangan tersebut.

Pada saat aset keuangan dihentikan pengakuannya atau terjadi penurunan nilai, maka keuntungan atau kerugian kumulatif

yang sebelumnya diakui dalam ekuitas harus direklas pada laporan laba rugi komprehensif.

Bank tidak diperkenankan untuk mereklasifikasi instrumen keuangan dari atau ke kategori instrumen keuangan yang di ukur

pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif selama instrumen keuangan tersebut dimiliki atau diterbitkan.

Bank mentransfer hak untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan atau menanggung liabilitas untuk

membayarkan arus kas yang diterima tersebut secara penuh tanpa penundaan berarti kepada pihak ketiga dibawah

kesepakatan pelepasan (pass through arrangement) ; dan antara (a) Bank mentransfer secara substansial seluruh risiko dan

manfaat atas aset, atau (b) Bank tidak mentransfer maupun tidak memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat

atas aset, namun telah mentransfer kendali atas aset.

Ketika Bank telah mentransfer hak untuk menerima arus kas dari aset atau telah memasuki pass-through arrangement dan

tidak mentransfer serta tidak menpertahankan secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset atau tidak mentransfer

kendali atas aset, aset diakui sebesar keterlibatan Bank yang berkelanjutan atas aset tersebut.

Penghapusbukuan kredit yang diberikan dilakukan ketika tidak terdapat lagi prospek yang realistis mengenai pengembalian

pinjaman atau hubungan normal antara Bank dan debitur telah berakhir. Kredit yang tidak dapat dilunasi tersebut

dihapusbukukan dengan mendebit cadangan kerugian penurunan nilai.

Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya jika liabilitas keuangan tersebut berakhir, yaitu ketika liabilitas yang ditetapkan

dalam kontrak dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.

Aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual dan aset keuangan dan liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar

melalui laba rugi komprehensif diukur pada nilai wajarnya.

10

PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PER 31 DESEMBER 2018

DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT

(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN - (lanjutan)

c. Aset dan liabilitas keuangan - (lanjutan)

(vi) Reklasifikasi Aset Keuangan - (lanjutan)

-

-

-

(vii) Saling Hapus

(viii) Pengukuran Biaya Diamortisasi

(ix) Pengukuran Nilai Wajar

Bank tidak boleh mengklasifikasikan aset keuangan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo, jika dalam periode berjalan

atau dalam kurun waktu 2 (dua) tahun sebelumnya, telah menjual atau mereklasifikasi investasi dimiliki hingga jatuh tempo

dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan sebelum jatuh tempo (lebih dari jumlah yang tidak signifikan

dibandingkan dengan jumlah nilai investasi dimiliki hingga jatuh tempo), kecuali penjualan atau reklasifikasi tersebut:

Dilakukan ketika aset keuangan sudah mendekati jatuh tempo atau tanggal pembelian kembali dimana perubahan suku

bunga tidak akan berpengaruh secara signifikan terhadap nilai wajar aset keuangan tersebut;

Terjadi setelah Bank telah memperoleh secara substansial seluruh jumlah pokok aset keuangan tersebut sesuai jadwal

pembayaran atau Bank telah memperoleh pelunasan dipercepat; atau

Terkait dengan kejadian tertentu yang berada di luar kendali Bank, tidak berulang dan tidak dapat diantisipasi secara

wajar oleh Bank.

Reklasifikasi aset keuangan dari kelompok dimiliki hingga jatuh tempo ke kelompok tersedia untuk dijual dicatat sebesar nilai

wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi tetap dilaporkan dalam komponen pendapatan komprehensif lain

sampai aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya.

Aset dan liabilitas keuangan dilakukan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan jika dan hanya

jika Bank memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut dan

adanya maksud untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara

simultan.

Untuk instrumen yang lebih komplek, Bank menggunakan model penilaian internal, yang pada umumnya berdasarkan teknik

dan metode penilaian yang diakui sebagai standar industri. Model penilaian terutama digunakan untuk menilai kontrak

derivatif yang ditransaksikan melalui pasar, over the counter , unlisted debt securities (termasuk surat utang dengan derivatif

melekat) dan instrumen utang lainnya yang pasarnya tidak aktif. Beberapa input dari model ini tidak berasal dari data yang

dapat diobservasi di pasar yang dengan demikian merupakan hasil estimasi berdasarkan asumsi tertentu.

Pendapatan dan beban disajikan dalam jumlah bersih hanya jika diperkenankan oleh Standar Akuntansi Keuangan.

Biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan adalah jumlah aset keuangan atau liabilitas keuangan

yang diukur pada saat pengakuan awal dikurangi pembayaran pokok pinjaman, ditambah atau dikurangi amortisasi kumulatif

menggunakan metode suku bunga efektif yang dihitung dari selisih antara nilai pengakuan awal dan nilai jatuh temponya dan

dikurangi penurunan nilai.

Nilai wajar adalah nilai dimana suatu aset dapat dipertukarkan, atau suatu liabilitas dapat diselesaikan, di antara para pihak

yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi yang wajar pada tanggal pengukuran, termasuk didalamnya

adalah nilai pasar dari interdealer market Association (IDMA) atau harga yang diberikan oleh broker (quoted price ) dari

Blomberg atau Reuters pada tanggal pengukuran.

Jika tersedia, Bank mengukur nilai wajar dari suatu instrumen dengan menggunakan harga kuotasi di pasar aktif untuk

instrumen terkait. Suatu pasar dianggap aktif bila harga yang dikuotasikan tersedia sewaktu-waktu dari bursa, pedagang efek

(dealer ), perantara efek (broker ), kelompok industri, badan pengawas (pricing service atau regulatory agency ) dan

merupakan transaksi pasar aktual dan teratur terjadi yang dilakukan secara wajar.

Jika pasar untuk instrumen keuangan tidak aktif, Bank menetapkan nilai wajar dengan menggunakan teknik penilaian. Bank

menggunakan credit risk spread sendiri di dalam menentukan nilai wajar dari liabilitas derivatif dan liabilitas lainnya yang

telah ditetapkan menggunakan opsi nilai wajar. Ketika terjadi kenaikan di dalam credit spread, Bank mengakui keuntungan

atas liabilitas tersebut sebagai akibat penurunan nilai tercatat liabilitas. Ketika terjadi penurunan di dalam credit spread,

entitas mengakui kerugian atas liabilitas tersebut sebagai akibat kenaikan nilai tercatat liabilitas.

Bank menggunakan beberapa teknik penilaian yang digunakan secara umum untuk menggunakan nilai wajar dari instrumen

keuangan dengan tingkat kompleksitas yang rendah, seperti opsi nilai tukar dan swap mata uang. Input yang digunakan dalam

teknik penilaian untuk instrumen keuangan di atas adalah data pasar yang diobservasi.

11

PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PER 31 DESEMBER 2018

DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT

(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN - (lanjutan)

c. Aset dan liabilitas keuangan - (lanjutan)

(ix) Pengukuran Nilai Wajar - (lanjutan )

i.

ii. Perusahaan asosiasi;

iii. investor yang memiliki hak suara, yang memberikan investor tersebut suatu pengaruh yang signifikan;

iv. perusahaan di bawah pengendalian investor yang dijelaskan dalam catatan iii di atas; dan

v. karyawan kunci dan anggota keluarganya.

d. Penurunan Nilai Aset Keuangan

a. Kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam;

b. Pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga.

Nilai wajar dari liabilitas kontinjensi dan fasilitas kredit yang tidak dapat dibatalkan dibukukan sesuai dengan nilai

Pada saat nilai wajar dari unlisted equity instruments tidak dapat ditentukan dengan handal, instrumen tersebut dinilai

sebesar biaya perolehan dikurangi dengan penurunan nilai. Nilai wajar atas kredit yang diberikan dan piutang, serta liabilitas

kepada bank dan nasabah ditentukan menggunakan nilai berdasarkan arus kas kontraktual, dengan mempertimbangkan

kualitas kredit, likuiditas dan biaya.

Transaksi pihak berelasi adalah suatu pengalihan sumber daya, jasa atau kewajiban antara entitas pelaporan dengan pihak-pihak

berelasi, terlepas apakah ada harga yang dibebankan.

Untuk instrumen keuangan yang tidak mempunyai harga pasar, estimasi atas nilai wajar efek-efek ditetapkan dengan mengacu

pada nilai wajar instrumen lain yang substansinya sama atau dihitung berdasarkan arus kas yang diharapkan terhadap aset

neto efek-efek tersebut.

Aset keuangan dan aset yang dimiliki atau liabilitas yang akan diterbitkan diukur dengan menggunakan harga penawaran,

liabilitas keuangan dan liabilitas yang dimiliki atau liabilitas yang akan diperoleh diukur menggunakan harga permintaan. Jika

Bank memiliki posisi aset dan liabilitias konsolidasian dimana risiko pasarnya saling hapus, maka Bank dapat menggunakan

nilai tengah dari pasar sebagai dasar untuk menentukan nilai wajar posisi risiko yang saling hapus tersebut dan menerapkan

penyesuaian tersebut terhadap harga penawaran atau harga permintaan terhadap posisi terbuka atau neto (net open

position ), mana yang lebih sesuai.

Perusahaan di bawah pengendalian Bank;

Semua transaksi yang jumlahnya signifikan dengan pihak berelasi, baik yang dilakukan dengan syarat normal, sebagaimana dilakukan

dengan pihak yang berelasi, maupun tidak, telah diungkapkan dalam laporan keuangan.

Berdasarkan PSAK No. 7 (Revisi 2010), transaksi antara Bank dengan Pemerintah, BUMN lainnya dan perusahaan-perusahaan yang

dimiliki, atau dikendalikan negara, termasuk Lembaga Penjamin Simpanan tidak dikategorikan sebagai transaksi dengan pihak-pihak

yang berelasi.

Hasil dari suatu teknik penilaian merupakan suatu estimasi atau perkiraan dari suatu nilai yang tidak dapat ditentukan dengan

pasti dan teknik penilaian yang digunakan mungkin tidak dapat menggambarkan seluruh faktor yang relevan atas posisi yang

dimiliki Bank. Dengan demikian, penilaian disesuaikan dengan faktor tambahan seperti model risk, risiko likuiditas darn risiko

kredit counterparty. Berdasarkan kebijakan teknik penilaian nilai wajar, pengendalian dan prosedur yang diterapkan,

manajemen Bank berkeyakinan bahwa penyesuaian atas penilaian tersebut di atas diperlukan dan dianggap tepat untuk

menyajikan secara wajar nilai dari instrumen keuangan yang diukur berdasarkan nilai wajar dalam laporan posisi keuangan.

Data harga dan parameter yang digunakan didalam prosedur pengukuran pada umumnya telah direview dan disesuaikan jika

diperlukan, khususnya untuk perkembangan atas pasar terkini.

Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, Bank mengevaluasi apakah terdapat bukti obyektif apakah aset keuangan yang tidak

dicatat pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif telah mengalami penurunan nilai.

Bank melakukan transaksi dengan pihak berelasi. Definisi pihak berelasi yang digunakan adalah sesuai dengan PSAK No. 7 mengenai

“Pengungkapan pihak-pihak berelasi”. Definisi pihak berelasi adalah antara lain:

Aset keuangan mengalami penurunan nilai jika bukti obyektif menunjukkan bahwa peristiwa yang merugikan telah terjadi setelah

pengakuan awal aset keuangan dan peristiwa tersebut berdampak pada arus kas masa datang atas aset keuangan yang diestimasi

secara handal.

Kriteria yang digunakan oleh entitas untuk menentukan bukti obyektif dari penurunan nilai adalah sebagai berikut:

12

PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PER 31 DESEMBER 2018

DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT

(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - (lanjutan)

d. Penurunan Nilai Aset Keuangan - (lanjutan)

c.

d.

e. Hilangnya pasar aktif dari aset keuangan akibat kesulitan keuangan; atau

f.

a. memburuknya status pembayaran pihak peminjam dalam kelompok tersebut; dan

b.

1. Kredit yang secara individual memiliki nilai signifikan dan memiliki bukti obyektif penurunan nilai;

2. Kredit yang direstrukturisasi yang secara individual memiliki nilai signifikan.

1. Kredit yang secara individual memiliki nilai signifikan namun tidak memiliki bukti obyektif penurunan nilai;

2. Kredit yang secara individual memiliki nilai tidak signifikan;

3. Kredit yang direstrukturisasi yang secara individual memiliki nila tidak signifikan.

1. Kredit bersifat collateral dependent , yaitu jika pelunasan kredit hanya bersumber dari agunan;

2.

Bank menetapkan kredit yang harus dievaluasi penurunan nilainya secara individual, jika memenuhi salah satu kriteria di bawah ini:

Terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan lainnya;

Bank menggunakan fair value of collateral sebagai arus kas masa datang apabila memenuhi salah satu kondisi berikut:

Pengambilalihan agunan kemungkinan besar terjadi dan didukung dengan perjanjian legal atas pengikatan agunan.

kondisi ekonomi nasional atau lokal yang berkorelasi dengan wanprestasi atas aset dalam kelompok tersebut.

Bank menetapkan kredit yang harus dievaluasi penurunan nilainya secara kolektif, jika memenuhi salah satu kriteria di bawah ini:

Bank menggunakan metode migration analysis yang merupakan suatu metode analisis statistik, untuk menilai cadangan kerugian

penuruan nilai atas kredit yang diberikan secara kolektif. Bank menggunakan rata-rata bergerak (moving average ) data historis 3

tahun dalam menghitung probability of default (PD) dan loss of given default (LGD).

Estimasi periode antara terjadinya peristiwa dan teridentifikasinya kerugian ditentukan oleh manajemen untuk setiap portofolio

yang diidentifikasi. Pada umumnya, periode tersebut bervariasi antara 3 (tiga) dan 12 (dua belas) bulan, untuk kasus tertentu

diperlukan periode yang lebih lama.

Bank pertama kali menentukan apakah terdapat bukti obyektif penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan

secara individual atau kolektif untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual. Jika Bank menentukan tidak terdapat

bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut

signifikan atau tidak, maka Bank memasukkan aset tersebut ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko

kredit yang serupa dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset keuangan yang penurunan nilainya dilakukan

secara individual dan untuk itu kerugian penurunan nilai telah diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan

nilai secara kolektif.

Berdasarkan kriteria di atas, Bank melakukan penilaian secara individual untuk; (a) pinjaman dalam segmen pasar korporasi dan

usaha menengah dengan kolektibilitas kurang lancar, diragukan dan macet; atau (b) pinjaman dalam segmen pasar korporasi dan

usaha menengah yang direstrukturisasi.

Berdasarkan kriteria di atas, penilaian secara kolektif dilakukan untuk; (a) Pinjaman dalam segmen pasar korporasi dan usaha

menengah dengan kolektibilitas lancar dan dalam perhatian khusus serta tidak direstrukturisasi; atau (b) Pinjaman dalam segmen

pasar usaha kecil dan konsumen.

Perhitungan cadangan kerugian penuruan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara kolektif dikelompokkan berdasarkan

karakteristik risiko kredit yang sama dengan mempertimbangkan segmentasi kredit berdasarkan pengalaman kerugian masa lalu dan

kemungkinan terjadinya kegagalan (probability of default ). Kredit yang mempunyai data dan informasi kerugian historis yang

dikategorikan sebagai daerah rawan bencana oleh Pemerintah Republik Indonesia dan didukung oleh kebijakan internal Bank, maka

Perhitungan cadangan kerugian penuruan nilai dilakukan dengan menghitung tingkat kerugian secara keseluruhan yang meliputi

tingkat kerugian aktual ditambah dengan faktor-faktor risiko terkait yang relevan berdasarkan survey yang dilakukan secara periodik

kepada pihak eksternal maupun internal Bank.

Data yang dapat diobservasi mengindikasikan adanya penurunan yang dapat diukur atas estimasi arus kas masa datang dari

kelompok aset keuangan sejak pengakuan awal aset dimaksud, meskipun penurunannya belum dapat diidentifikasi terhadap

aset keuangan secara individual dalam kelompok aset tersebut, termasuk;

Pihak pemberi pinjaman, dengan alasan ekonomi atau hukum sehubungan dengan kesulitan keuangan yang dialami pihak

peminjam, memberikan keringanan (konsesi) pada pihak peminjam yang tidak mungkin diberikan jika pihak peminjam tidak

mengalami kesulitan tersebut;

13

PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PER 31 DESEMBER 2018

DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT

(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - (lanjutan)

d. Penurunan Nilai Aset Keuangan - (lanjutan)

e. Kas dan Setara Kas

f. Giro pada Bank Indonesia dan Bank lain

Sebagai panduan praktis, Bank dapat mengukur penurunan nilai berdasarkan nilai wajar instrument dengan menggunakan harga

pasar yang dapat diobservasi, perhitungan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang atas aset keuangan dengan agunan

(collateralized financial asset ) mencerminkan arus kas yang dapat dihasilkan dari pengambilalihan agunan dikurangi biaya-biaya

untuk memperoleh dan menjual agunan, terlepas apakah pengambilalihan tersebut berpeluang terjadi atau tidak.

Pendapatan bunga atas aset keuangan yang mengalami penurunan nilai tetap diakui atas dasar suku bunga yang digunakan untuk

mendiskonto arus kas masa datang dalam pengukuran kerugian penurunan nilai. Ketika peristiwa yang terjadi setelah penurunan

nilai menyebabkan jumlah kerugian penurunan nilai berkurang, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan

dan pemulihan tersebut diakui pada laporan laba rugi komprehensif.

Untuk aset keuangan yang tersedia untuk dijual, pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, Bank mengevaluasi apakah terdapat

bukti obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Penurunan yang signifikan atau

penurunan jangka panjang atas nilai wajar investasi dalam instrumen ekuitas dibawah biaya perolehannya merupakan bukti

obyektif terjadinya penurunan nilai dan menyebabkan pengakuan kerugian penurunan nilai. Kerugian penurunan nilai atas efke-efek

yang tersedia untuk dijual diakui dengan mengeluarkan kerugian kumulatif yang telah diakui secara langsung dalam ekuitas

kedalam laporan laba rugi komprehensif. Jumlah kerugian kumulatif yang dikeluarkan dari ekuitas dan diakui pada laporan laba rugi

komprehensif merupakan selisih antara biaya perolehan (setelah dikurangi dengan nilai pelunasan pokok dan amortisasi) dengan

nilai wajar kini, dikurangi penurunan nilai aset keuangan yang sebelumnya telah diakui pada laporan laba rugi komprehensif.

Jika pada periode berikutnya, nilai wajar instrumen utang yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual meningkat

dan peningkatan tersebut dapat secara obyektif dihubungkan dengan peristiwa yang terjadi setelah pengakuan kerugian nilai pada

laporan laba rugi komprehensif, maka kerugian penurunan nilai tersebut harus dipulihkan melalui laporan laba rugi komprehensif.

Jika persyaratan kredit yang diberikan, piutang atau efek-efek yang dimiliki hingga jatuh tempo dinegosiasi ulang atau dimodifikasi

karena debitur atau penerbit mengalami kesulitan keuangan, maka penurunan nilai diukur dengan suku bunga efektif awal yang

digunakan sebelum persyaratan diubah.

Kerugian penurunan nilai yang diakui pada laporan laba rugi komprehensif atas investasi instrumen ekuitas yang diklasifikasikan

sebagai instrumen ekuitas yang tersedia untuk dijual tidak boleh dipulihkan melalui pembalikan atas penurunan nilai sebelumnya

pada laporan laba rugi komprehensif pada tahun berjalan.

Setelah perolehan awal, giro pada Bank Indonesia dan bank lain dinyatakan sebesar biaya perolehan diamortisasi menggunakan

metode suku bunga efektif dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai. Giro pada Bank Indonesia dan bank lain diklasifikasikan

masing-masing sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang.

Penerimaan kembali atas aset keuangan yang diberikan yang telah dihapus bukukan, pada tahun berjalan dikreditkan dengan

menyesuaikan akun cadangan kerugian penurunan nilai. Penerimaan kembali atas aset keuangan yang telah dihapus bukukan pada

tahun-tahun sebelumnya dicatat sebagai pendapatan operasional selain bunga.

Kas dan setara kas mencakup kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, simpanan yang sewaktu-waktu dicairkan, dan

investasi jangka pendek likuid lainnya dengan jangka waktu jatuh tempo tiga bulan atau kurang. Giro pada Bank Indonesia dan bank

lain disajikan sebesar nilai nominal atau nilai saldo bruto, dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai, jika diperlukan.

Kerugian yang terjadi diakui pada laporan laba rugi komprehensif dan dicatat pada akun penyisihan kerugian penurunan nilai

sebagai pengurang terhadap aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi.

Kerugian penurunan nilai atas aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi diukur sebesar selisih antara nilai

tercatat aset keuangan dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari

aset keuangan tersebut. Jika kredit yang diberikan atau efek-efek dan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah dimiliki hingga jatuh

tempo memiliki suku bunga variabel, maka tingkat diskonto yang digunakan untuk mengukur setiap kerugian penurunan nilai adalah

suku bunga efektif yag berlaku yang ditetapkan dalam kontrak.

Jika pada suatu periode berikutnya , jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara

obyektif pada peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui (seperti meningkatnya peringkat kreditur debitur atau penerbit),

maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan, dengan menyesuaikan akun cadangan. Jumlah pemulihan

aset keuangan diakui pada laporan laba rugi komprehensif.

14

PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PER 31 DESEMBER 2018

DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT

(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - (lanjutan)

g. Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank lain

h. Efek-efek

h. Efek-efek - (lanjutan)

i. Kredit yang Diberikan

j. Aset Tetap dan Aset Tidak Berwujud

Aset Tetap

1) Kepemilikan Langsung

Berdasarkan PSAK No. 16 (Revisi 2011), "Aset Tetap", Bank memilih untuk menggunakan metode biaya untuk mengukur aset

tetapnya. Aset tetap, kecuali tanah, dicatat sebesar harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai

(jika ada).

Kredit yang diberikan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau

kesepakatan pinjam-meminjam dengan debitur yang mewajibkan debitur untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu

dengan imbalan bunga.

Kredit yang diberikan pada awalnya diukur pada nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara

langsung dan merupakan biaya tambahan untuk memperoleh aset keuangan tersebut dan setelah pengakuan awal diukur pada biaya

perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai. Kredit yang

diberikan diklasifikasikan sebagai kredit yang diberikan dan piutang.

Efek-efek yang dimiliki terdiri dari obligasi yang diperdagangkan di bursa efek.

Efek-efek diklasifikasikan sebagai aset keuangan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo.

Efek-efek pada awalnya disajikan sebesar nilai wajar ditambah biaya transaksi dan setelah pengakuan awal dicatat sesuai dengan

klasifikasi sebagai dimiliki hingga jatuh tempo.

Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain adalah penanaman dana pada Bank Indonesia berupa deposit facility, term deposit

dan deposit facility syariah, sedangkan penempatan dana pada bank lain merupakan penanaman dana dalam bentuk penempatan

pada pasar uang (inter-bank call money ) dan deposito berjangka.

Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain dinyatakan sebesar biaya perolehan amortisasi menggunakan metode suku bunga

efektif dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai. Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain diklasifikasikan masing-masing

sebagai kredit yang diberikan dan piutang.

Kredit yang direstrukturisasi disajikan sebesar nilai yang lebih rendah antara nilai tercatat kredit pada tanggal restrukturisasi atau

nilai tunai penerimaan kas masa depan setelah restrukturisasi. Kerugian akibat selisih antara nilai tercatat kredit pada tanggal

restrukturisasi dengan nilai tunai penerimaan kas masa depan setelah restrukturisasi diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.

Setelah restrukturisasi, semua penerimaan kas masa depan yang ditetapkan dalam persyaratan baru dicatat sebagai pengembalian

pokok kredit yang diberikan dan pendapatan bunga sesuai dengan syarat-syarat restrukturisasi.

Kredit yang diberikan dihapusbukukan ketika tidak terdapat prospek yang realistis mengenai pengembalian kredit atau hubungan

antara Bank dan debitur telah berakhir. Kredit yang tidak dapat dilunasi dihapusbukukan dengan mendebit cadangan kerugian

penurunan nilai. Penerimaan kemudian atau penggantian asuransi atas kredit yang diberikan yang telah dihapusbukukan

sebelumnya, jika pada periode berjalan dikreditkan dengan menyesuaikan pada akun cadangan kerugian penurunan nilai, sedangkan

jika setelah tanggal laporan posisi keuangan dikreditkan sebagai pendapatan operasional lainnya.

Bila terjadi penjualan atau reklasifikasi dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan dari efek-efek yang dimiliki

hingga jatuh tempo yang (a) belum mendekati tanggal jatuh tempo, (b) sebelum diperolehnya jumlah pokok aset keuangan secara

substansial dan (c) bukan kejadian yang berada di luar kendali entitas, tidak berulang dan tidak dapat diantisipasi secara wajar oleh

entitas akan menyebabkan reklasifikasi atas semua efek-efek yang dimiliki hingga jatuh tempo ke dalam kelompok tersedia untuk

dijual, dan Bank tidak diperkenankan untuk mengklasifikasikan efek-efek sebagai dimiliki hingga jatuh tempo untuk tahun berjalan

dan untuk kurun waktu dua tahun mendatang.

Cadangan kerugian penurunan nilai diukur bila terdapat indikasi penurunan nilai dengan menggunakan metodologi penurunan nilai

sebagaimana diungkapkan dalam Catatan 2d.

Efek-efek dengan klasifikasi dimiliki hingga jatuh tempo dicatat pada biaya perolehan yang diamortisasi menggunakan metode suku

bunga efektif.

15

PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PER 31 DESEMBER 2018

DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT

(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - (lanjutan)

j. Aset Tetap dan Aset Tidak Berwujud - (lanjutan)

Aset Tetap - (lanjutan)

1) Kepemilikan Langsung - (lanjutan)

Tahun Tarif

Bangunan

Bangunan Permanen

Bangunan Non Permanen

Bukan Bangunan

Kelompok I

Kelompok II

Kelompok III

Kelompok IV

2) Aset dalam penyelesaian

Aset Tidak Berwujud

Metode

12,50%

20 10%

Perangkat lunak yang dibeli oleh Bank dicatat sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi amortisasi dan akumulasi kerugian

penurunan nilai. Metode amortisasi, estimasi masa manfaat dan nilai residual pada setiap akhir tahun pelaporan dan disesuaikan

jika dianggap tepat.

Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada manfaat ekonomis masa depan

yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan (dihitung

sebagai perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset) dimasukkan dalam laporan laba rugi

komprehensif pada tahun aset tersebut dihentikan pengakuannya.

Nilai Perolehan Tanah adalah semua biaya dan beban yang terjadi sehubungan dengan perolehan hak atas tanah, antara lain,

biaya perizinan, biaya dan pengukuran lokasi, biaya dan pajak-pajak yang berhubungan dengan hal tersebut, ditangguhkan dan

disajikan secara terpisah dari biaya perolehan hak atas tanah yang ditangguhkan tersebut disajikan sebagai bagian dari akun

"Aset Lain-Lain" dalam laporan posisi keuangan, dan diamortisasi selama masa manfaat hak atas tanah yang bersangkutan

dengan menggunakan metode garis lurus dan juga menyatakan bahwa hak atas tanah tidak diamortisasi kecuali memenuhi

kondisi-kondisi tersebut yang telah ditentukan.

4

Lurus 10

Garis 5%20

Aset tidak berwujud diakui jika, dan hanya jika, biaya perolehan aset tersebut dapat diukur secara andal dan kemungkinan besar

Bank akan memperoleh manfaat ekonomis masa depan dari aset tersebut. Aset tak berwujud terdiri dariperangkat lunak yang dibeli

Bank.

10%

Metode penyusutan, umur manfaat dan nilai sisa tetap ditelaah minimal setiap akhir tahun dan dilakukan penyesuaian

terhadap beban penyusutan tahun berjalan.

Biaya pemeliharaan dan perbaikan dicatat sebagai beban pada saat terjadinya. Pengeluaran yang memperpanjang masa

manfaat dikapitalisasi dan disusutkan. Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang telah dijual dikeluarkan dari

kelompok aset tetap yang bersangkutan, dan atas laba atau rugi yang diperoleh/diderita dilaporkan dalam laporan laba rugi

komprehensif tahun yang bersangkutan.

50%

menurun 8 25%

ganda 16

Apabila aset tetap tidak digunakan lagi atau dijual, maka nilai perolehan dan akumulasi penyusutannya dihapuskan dari akun

tersebut. Keuntungan atau kerugian yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.

Pada setiap tanggal pelaporan, Bank melakukan penelaahan untuk memutuskan apakah terdapat indikasi penurunan nilai.

Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar harga perolehan dan disajikan sebagai bagian dari aset tetap. Akumulasi harga

perolehan akan direklasifikasi ke masing masing aset tetap pada saat aset tersebut selesai dikerjakan dan siap digunakan, dan

penyusutan mulai dibebankan pada saat itu.

Apabila nilai tercatat aset lebih besar dari nilai yang dapat diperoleh kembali, nilai tercatat aset diturunkan menjadi sebesar

nilai yang dapat diperoleh kembali, yang ditentukan sebagai nilai tertinggi antara harga jual neto dan nilai yang dipakai.

Aset tetap, kecuali tanah dan bangunan, disusutkan dengan menggunakan metode saldo menurun ganda (double-declining

balance method ). Bangunan disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) . Aset tetap, kecuali

tanah, disusutkan dengan mengalokasikan harga perolehan sepanjang estimasi masa manfaatnya sebagai berikut:

Saldo

16

PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PER 31 DESEMBER 2018

DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT

(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - (lanjutan)

k. Penurunan Nilai Aset Non Keuangan

Bank menerapkan secara prospektif PSAK No.48 (Revisi 2014), "Penurunan Nilai Aset".

l. Beban Dibayar Dimuka

m. Liabilitas Segera

n. Simpanan Nasabah

Beban dibayar dimuka diamortisasi selama masa manfaat dengan menggunakan metode garis lurus (straight line method ).

Tabungan merupakan simpanan nasabah yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati.

Deposito berjangka merupakan simpanan nasabah yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu sesuai dengan

perjanjian antara nasabah dengan Bank.

Simpanan nasabah diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan dan diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan suku

bunga efektif kecuali simpanan yang dinyatakan sebesar kewajiban Bank kepada nasabah. Biaya tambahan yang dapat diatribusikan

secara langsung dengan perolehan simpanan nasabah dikurangkan dari jumlah simpanan yang diterima.

Dalam menentukan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, digunakan harga penawaran pasar terakhir, jika tersedia. Jika tidak

terdapat transaksi tersebut, Bank menggunakan model penilaian yang sesuai untuk menentukan nilai wajar aset. Perhitungan-

perhitungan ini dibuatkan oleh pengali penilaian atau indikator nilai wajar yang tersedia.

Liabilitas segera dicatat pada saat timbulnya liabilitas atau diterima perintah dari pemberi amanat, baik dari masyarakat maupun

dari bank lain. Liabilitas segera dinyatakan sebesar jumlah liabilitas Bank. Liabilitas segera diukur sebesar biaya perolehan

diamortisasi.

PSAK No.48 (Revisi 2014) menetapkan prosedur-prosedur yang diterapkan entitas agar aset dicatat tidak melebihi jumlah

terpulihkannya. Suatu aset dicatat melebihi jumlah terpulihkannya jika jumlah tersebut melebihi jumlah yang akan dipulihkan

melalui penggunaan atau penjualan aset. Pada kasus demikian, aset mengalami penurunan nilai. PSAK yang direvisi ini juga

menentukan kapan entitas akan membalik suatu rugi penurunan nilai dan pengungkapan yang diperlukan.

Simpanan dari nasabah adalah dana yang ditempatkan oleh masyarakat kepada Bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana.

Termasuk dalam akun ini adalah giro, tabungan, deposito berjangka dan bentuk lain yang dipersamakan dengan itu.

Giro merupakan simpanan nasabah yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran, yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat

melalui cek, kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM), atau dengan cara pemindahbukuan dengan bilyet giro atau sarana perintah

pembayaran lainnya.

Pada setiap akhir periode pelaporan, Bank menilai apakah terdapat indikasi suatu aset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat

indikasi tersebut atau pada saat pengujian pada tanggal laporan atas penurunan nilai aset tertentu (yaitu aset tidak berwujud

dengan umur manfaat tidak terbatas, aset tidak berwujud yang belum dapat digunakan, atau goodwiil yang diperoleh dalam suatu

kombinasi bisnis) diperlukan, maka Bank akan membuat estimasi atas jumlah terpulihkan aset tersebut.

Jumlah terpulihkan yang ditentukan untuk aset individual adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar aset atau unit

penghasilan kas (UPK) dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakainya,kecuali aset tersebut tidak menghasilkan arus kas masuk

yang sebagian besar independen dari aset atau kelompok aset lain. Jika nilai tercatat aset lebih besar daripada nilai terpulihkannya,

maka aset tersebut dianggap mengalami penurunan nilai dan nilai tercatat aset diturunkan menjadi sebesar nilai terpulihkannya.

Rugi penurunan nilai dari operasi yang berkelanjutan diakui pada laporan laba rugi komprehensif sebagai "rugi penurunan nilai".

Dalam menghitung nilai pakai, estimasi arus kas masa depan neto didiskontokan ke nilai kini dengan menggunakan tingkat diskonto

sebelum pajak yang menggambarkan penilai pasar kini atas nilai waktu uang dan risiko spesifik aset.

Kerugian penurunan nilai dari operasi berkelanjutan, jika ada, diakui pada laporan laba rugi komprehensif sesuai dengan kategori

biaya yang konsisten dengan fungsi aset yang diturunkan nilainya dan mensyaratkan manajemen Bank untuk menelaah nilai aset

untuk setiap penurunan dan penghapusan ke nilai wajar jika keadaan menunjukkan bahwa nilai tercatat tidak bisa diperoleh

kembali. Di lain pihak, pemulihan kerugian penurunan nilai diakui apabila terdapat indikasi bahwa penurunan nilai tersebut tidak

lagi terjadi. Penurunan (pemulihan) nilai aset diakui sebagai beban (pendapatan) pada laporan laba rugi dan penghasilan

komprehensif lain periode berjalan.

17

PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PER 31 DESEMBER 2018

DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT

(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - (lanjutan)

o Simpanan dari bank lain

p. Pinjaman yang Diterima

q. Pendapatan dan Beban Bunga

r. Pajak Penghasilan

Bank menerapkan PSAK No. 46 (Revisi 2014) "Pajak Penghasilan".

Jumlah tercatat aset pajak tangguhan ditelaah pada setiap tanggal posisi laporan keuangan dan nilai tercatat aset pajak tangguhan

tersebut diturunkan apabila tidak lagi terdapat kemungkinan besar bahwa laba fiskal yang memadai akan tersedia untuk

mengkompensasi sebagian atau semua manfaat aset pajak tangguhan yang telah diakui sebelumnya.

Aset dan kewajiban pajak tangguhan diukur berdasarkan tarif pajak yang akan berlaku pada tahun saat aset direalisasikan atau

liabilitas diselesaikan berdasarkan peraturan perpajakan yang berlaku atau yang telah secara subtantif telah diberlakukan pada

tanggal laporan posisi keuangan. Pengaruh pajak terkait dengan penyisihan untuk dan/atau pembalikan seluruh perbedaan temporer

selama tahun berjalan, termasuk pengaruh perubahan tarif pajak, diakui sebagai ' Manfaat (Beban) Pajak Penghasilan Tangguhan"

dan termasuk dalam laba atau rugi neto tahun berjalan, kecuali untuk transaksi transaksi yang sebelumnya telah langsung

dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas.

Pinjaman yang diterima diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Biaya

tambahan yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan pinjaman dikurangkan dari jumlah pinjaman yang diterima.

Pendapatan dan beban bunga diakui pada laporan laba rugi komprehensif dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Suku

bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa datang

selama perkiraan umur dari aset keuangan atau liabilitas keuangan (atau, jika lebih cepat, digunakan periode yang lebih singkat)

untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari aset keuangan atau liabilitas keuangan.

Pada saat menghitung suku bunga efektif, Bank mengestimasi arus kas di masa datang dengan mempertimbangkan seluruh

persyaratan kontraktual dalam instrumen keuangan tersebut, tetapi tidak mempertimbangkan kerugian kredit di masa mendatang.

Perhitungan ini mencakup seluruh komisi, provisi, dan bentuk lain yang diterima oleh para pihak dalam kontrak yang merupakan

bagian yang tidak terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya transaksi, dan seluruh premi atau diskon lainnya.

Aset dan liabilitas atas pajak tangguhan dan pajak kini dapat saling hapus apabila terdapat hak yang berkekuatan hukum untuk

melakukan saling hapus.

Pinjaman yang diterima merupakan dana yang diterima dari pihak lain dengan kewajiban pembayaran kembali sesuai dengan

persyaratan perjanjian pinjaman.

Aset pajak tangguhan diakui untuk seluruh perbedaan temporer yang boleh dikurangkan dan saldo rugi fiskal yang belum

dikompensasikan, sepanjang perbedaan temporer dan rugi fiskal yang belum dikompensasikan tersebut dapat dimanfaatkan untuk

mengurangi laba fiskal pada masa yang akan datang.

Perubahan terhadap kewajiban perpajakan diakui pada saat penetapan pajak diterima atau jika Bank mengajukan keberatan, pada

saat keputusan atas keberatan telah ditetapkan.

Jika aset keuangan atau kelompok aset keuangan serupa telah diturunkan nilainya sebagai akibat kerugian penurunan nilai, maka

pendapatan bunga yang diperoleh setelahnya diakui berdasarkan suku bunga efektif awal.

Kredit yang pembayaran angsuran pokok atau bunganya telah lewat 90 (Sembilan puluh) hari atau lebih setelah jatuh tempo, atau

kredit yang pembayarannya secara tepat waktu diragukan, secara umum diklasifikasikan sebagai kredit yang mengalami penurunan

nilai (impairment ) dan pendapatan bunga tersebut akan dibatalkan pada saat kredit diklasifikasikan sebagai kredit yang mengalami

penurunan nilai.

Beban pajak tahun berjalan ditetapkan berdasarkan taksiran penghasilan kena pajak tahun berjalan. Aset dan liabilitas pajak

tangguhan diakui atas perbedaan temporer aset dan liabilitas antara pelaporan komersial dan pajak pada setiap tanggal pelaporan.

Simpanan dari bank lain diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan dan diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan suku

bunga efektif. Biaya tambahan yang jumlahnya signifikan dan dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan simpanan dari

bank lain dikurangkan dari jumlah simpanan yang diterima.

Simpanan dari bank lain terdiri dari liabilitas terhadap bank lain dalam bentuk giro, tabungan, deposito berjangka dan interbank

call money.

18

PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PER 31 DESEMBER 2018

DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT

(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - (lanjutan)

s. Program pensiun dan imbalan kerja

Imbalan kerja jangka pendek

Imbalan kerja jangka pendek diakui pada saat terhutang kepada karyawan berdasarkan metode akrual.

Program imbalan kerja jangka panjang dan imbalan pasca kerja

Program imbalan jangka panjang lainnya

Imbalan kerja jangka panjang dan imbalan pasca kerja seperti pensiun, uang duka dan penghargaan dicadangkan dan diakui sebagai

biaya ketika jasa telah diberikan oleh pegawai yang memenuhi kriteria. Imbalan kerja ditentukan berdasarkan peraturan Bank dan

persyaratan minimum Undang Undang Tenaga Kerja No. 13/2003.

Program imbalan pasti

Bank memiliki program pensiun imbalan pasti untuk karyawan tetapnya. Program pensiun imbalan pasti didanai melalui pembayaran

kepada Dana Pensiun Pegawai Bank Pembangunan Daerah Sulteng yang ditentukan dengan perhitungan aktuaris secara berkala,

yang ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan (SK) Direksi No.49/SK/BPD-ST/2011 tanggal 1 Agustus 2011 dan telah disahkan oleh

Menteri Keuangan Republik Indonesia No.KEP-836/KM.10/2011 tanggal 14 November 2011 dan telah diubah berdasarkan SK Direksi

No.50/SK/BPD-ST/2015 tanggal 31 Juli 2015 dan telah disahkan berdasarkan Keputusan Dewan Komisioner OJK No.Kep-

566/NB.1/2015 tanggal 17 November 2015.

Program manfaat pasti merupakan program pensiun yang menetapkan jumlah imbalan pensiun yang akan diterima oleh karyawan

pada saat pensiun yang biasanya tergantung pada satu faktor atau lebih seperti umur, masa kerja dan jumlah kompensasi.

Jumlah kontribusi karyawan dalam progam pensiun ini ditetapkan sebesar 5% dari gaji dasar karyawan yang bersangkutan dan

sisanya ditanggung oleh Bank.

Beban liabilitas masa lampau diakui secara langsung di laporan laba rugi, kecuali pembayaran imbalan tersebut tergantung pada

apakah karyawan tetap bekerja selama periode waktu tertentu (periode vesting ). Dalam hal ini biaya jasa lalu diamortisasi secara

metode garis lurus sepanjang periode vesting .

Imbalan kerja jangka pendek seperti gaji, tunjangan, insentif dan imbalan jangka pendek lainnya diakui selama periode jasa

diberikan. Imbalan kerja jangka pendek diukur sebesar jumlah yang tidak didiskontokan.

Keuntungan atau kerugian aktuaria dari penyesuaian dan perubahan asumsi aktuaria sebagai kelebihan atas nilai yang lebih tinggi

antara 10% dari nilai wajar aset program atau 10% dari nilai kini liabilitas imbalan pasti pada awal periode diamortisasi dan diakui

sebagai biaya atau keuntungan selama perkiraan rata rata sisa tahun jasa pegawai yang telah memenuhi kriteria.

Liabilitas imbalan kerja merupakan nilai kini liabilitas imbalan pasti pada tanggal laporan posisi keuangan dikurangi nilai wajar aset

program serta disesuaikan dengan keuntungan atau kerugian aktuarial dan biaya jasa lalu yang belum diakui. Liabilitas imbalan pasti

dihitung sekali setahun oleh aktuaris independen dengan menggunakan metode projected unit credit.

Nilai kini liabilitas imbalan pasti ditentukan dengan mendiskonto estimasi arus kas keluar masa depan dengan menggunakan tingkat

bunga obligasi pemerintah (dengan pertimbangan saat ini tidak ada pasar aktif untuk obligasi korporat berkualitas tinggi) dalam

mata uang yang sama dengan imbalan yang akan dibayarkan dan waktu jatuh tempo yang kurang lebih sama dengan waktu jatuh

tempo imbalan yang bersangkutan.

Nilai kini liabilitas imbalan pasti ditentukan dengan mendiskonto estimasi arus kas keluar masa depan dengan menggunakan tingkat

bunga obligasi pemerintah (dengan pertimbangan saat ini tidak ada pasar aktif untuk obligasi korporat berkualitas tinggi) dalam

mata uang yang sama dengan imbalan yang akan dibayarkan dan waktu jatuh tempo yang kurang lebih sama dengan waktu jatuh

tempo imbalan yang bersangkutan.

Bank harus menyediakan program pensiun dengan imbalan minimal tertentu sesuai dengan UU Ketenagakerjaan. Karena UU

Ketenagakerjaan menentukan rumus tertentu untuk menghitung jumlah minimal imbalan pensiun, pada dasarnya jumlah program

pensiun berdasarkan UU Ketenagakerjaan adalah program imbalan pasti. Perhitungan imbalan pensiun yang dilakukan oleh aktuaris

menunjukkan bahwa perkiraan imbalan yang disediakan oleh dana pensiun Bank akan melebihi imbalan pensiun minimal yang

ditentukan oleh UU Ketenagakerjaan, oleh karena itu, Bank tidak perlu melakukan penyesuaian atas imbalan pensiun yang

disediakannya.

Diluar program pensiun imbalan pasti, Bank juga memberikan imbalan yang bersifat jangka panjang lainnya, yaitu meliputi

penghargaan masa kerja, dan uang duka, penghargaan akhir masa jabatan direksi dan komisaris dan tunjangan hari tua pegawai dan

direksi.

19

PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PER 31 DESEMBER 2018

DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT

(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - (lanjutan)

s. Program pensiun dan imbalan kerja - (lanjutan)

Program imbalan jangka panjang lainnya - (lanjutan)

Bonus dan tantiem

Uang penghargaan bagi Direksi

t. Perubahan kebijakan akuntansi

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

u. Penggunaan estimasi dan pertimbangan akuntansi yang signifikan

Usaha yang berkelanjutan

Nilai wajar atas instrumen keuangan

Pertimbangan profesional dan estimasi signifikan dalam menentukan jumlah yang diakui dalam laporan keuangan adalah sebagai

berikut:

Manajemen Bank telah melakukan penilaian atas kemampuan Bank untuk melanjutkan kelangsungan usahanya dan berkeyakinan

bahwa Bank memiliki sumber daya untuk melanjutkan usahanya di masa mendatang. Selain itu, manajemen tidak mengetahui

adanya ketidakpastian material yang dapat menimbulkan keraguan yang signifikan terhadap kemampuan Bank untuk

mempertahankan kelangsungan hidupnya. Oleh karena itu, laporan keuangan telah disusun atas dasar usaha yang berkelanjutan.

Bila nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan yang tercatat pada laporan posisi keuangan tidak tersedia di pasar aktif,

ditentukan dengan menggunakan berbagai teknik penilaian termasuk penggunaan model matematika statistik. Masukan (input)

untuk model ini berasal dari data pasar yang bisa diamati sepanjang data tersebut tersedia. Bila data pasar yang bisa diamati

tersebut tidak tersedia, pertimbangan manajemen diperlukan untuk menentukan nilai wajar. Pertimbangan tersebut mencakup

pertimbangan likuiditas dan masukan model seperti tingkat pelunasan dipercepat dan asumsi tingkat gagal bayar.

Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dan tindakan saat ini, hasil yang timbul

mungkin berbeda dengan jumlah yang diestimasi semula.

PSAK No. 3 (2016) Laporan Keuangan Interim.

Sama seperti imbalan pensiun, liabilitas dan beban pendanaan penghargaan masa kerja, dan uang duka, penghargaan akhir masa

jabatan direksi dan komisaris dan tunjangan hari tua pegawai dan direksi dihitung oleh aktuaris independen dengan menggunakan

metode projected unit credit.

Bank juga memberikan bonus kepada karyawan serta tantiem kepada Dewan Komisaris dan Direksi. Estimasi besarnya cadangan

tersebut ditentukan berdasarkan pengalaman-pengalaman tahun sebelumnya, dengan memperhatikan kemampuan keuangan Bank,

dan kemudian dimintakan persetujuan dalam Rapat Umum Pemegang Saham. Jika terdapat selisih antara jumlah bonus yang

dicadangkan dengan realisasinya, maka selisih tersebut dibebankan pada laba rugi tahun berjalan.

Berikut ini adalah beberapa standar akuntansi yang telah disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) yang dipandang

relevan terhadap pelaporan keuangan Bank dan berlaku efektif pada atau setelah 1 Januari 2018:

PSAK No. 1 (2013) Penyajian laporan keuangan yang diadopsi dari IAS No.1.

PSAK No. 24 (2016) Imbalan Kerja, yang diadopsi dari IAS No. 19.

Pada saat penerbitan laporan keuangan, manajemen masih mempelajari dampak yang mungkin timbul dari penerapan standar baru

dan revisi tersebut serta pengaruhnya pada laporan keuangan Bank.

Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia mengharuskan manajemen untuk membuat

pertimbangan-pertimbangan, taksiran-taksiran dan asumsi yang mempengaruhi penerapan kebijakan akuntansi dan jumlah aset,

liabilitas, pendapatan dan beban yang dilaporkan.

PSAK No. 46 (2014) Pajak Penghasilan, yang diadopsi dari IAS No. 12.

PSAK No. 48 (2014) Penurunan Nilai Aset, yang diadopsi dari IAS No. 36.

PSAK No. 50 (2014) Instrumen Keuangan, Penyajian, yang diadopsi dari IAS No. 32.

PSAK No. 60 (2016) Instrumen Keuangan, Pengungkapan, yang diadopsi dari IFRS No. 7.

PSAK No. 68 Pengukuran Nilai Wajar, yang diadopsi dari IFRS No.13.

Bank memberikan uang penghargaan kepada Direksi pada setiap akhir masa jabatannya. Besarnya uang penghargaan Direksi secara

bersama-sama ditetapkan sebesar 2.5% dari laba bersih setelah pajak tahun buku sebelum berakhirnya masa jabatan. Uang

penghargaan tersebut dicadangkan secara proporsional tiap tahun selama masa jabatan, yang diakui sebagai beban pada tahun

berjalan.

ISAK No. 26 (2014) Penilaian Kembali Derivatif Melekat, yang diadopsi dari IFRIC No. 9.

PSAK No. 55 (2014) Instrumen Keuangan, Pengakuan dan Pengukuran, yang diadopsi dari IAS No. 39.

20

PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PER 31 DESEMBER 2018

DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT

(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - (lanjutan)

u. Penggunaan estimasi dan pertimbangan akuntansi yang signifikan - (lanjutan)

Klasifikasi pada investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo

Aset keuangan tanpa harga kuotasi dalam pasar aktif

Penurunan nilai kredit yang diberikan dan piutang

Penurunan nilai efek dimiliki hingga jatuh tempo

Penurunan nilai atas aset tidak produktif

-

-

-

Pengakuan pajak tangguhan

Nilai sekarang dari kewajiban pensiun

Perubahan yang signifikan dari cara penggunaan aset yang diperoleh atau strategi untuk bisnis secara keseluruhan; dan

Tren negatif industri dan ekonomi yang signifikan.

Aset pajak tangguhan diakui untuk seluruh saldo rugi fiskal dan perbedaan temporer sampai pada batas adanya kemungkinan bahwa

keuntungan yang dikenai pajak akan tersedia dimana kerugian dapat dimanfaatkan. Pertimbangan manajemen yang signifikan juga

diperlukan untuk menentukan jumlah dari aset pajak tangguhan yang dapat diakui, berdasarkan waktu yang mungkin terjadi dan

tingkatan dari keuntungan yang dikenakan pajak di masa yang akan datang bersama dengan strategi perencanaan pajak di masa

yang akan datang.

Biaya untuk program pensiun manfaat pasti dan imbalan pasca kerja ditentukan menggunakan penilaian aktuaria. Penilaian

aktuarial melibatkan pembuatan asumsi mengenai tingkat diskonto, tingkat pengembalian dari aset yang diharapkan, peningkatan

gaji di masa depan, tingkat kematian dan peningkatan jumlah pensiun di masa depan. Karena sifat jangka panjang rencana-rencana

ini, estimasi memiliki ketidakpastian yang signifikan.

Bank mengklasifikasikan aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah

ditetapkan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo. Klasifikasi memerlukan pertimbangan signifikan untuk memiliki investasi

tersebut sampai dengan jatuh tempo. Dalam membuat pertimbangan ini, Bank mengevaluasi intensi dan kemampuan untuk memiliki

investasi tersebut hingga jatuh tempo.

Bank mengklasifikasikan aset keuangan dengan mengevaluasi, yaitu antara lain, apakah aset memiliki harga kuotasi atau tidak

dalam pasar aktif. Termasuk dalam evaluasi apakah aset keuangan memiliki kuotasi pasar dalam pasar aktif adalah penentuan

apakah harga yang dikuotasikan tersedia sewaktu-waktu dan apakah harga tersebut merepresentasikan transaksi pasar aktual dan

teratur terjadi yang dilakukan secara wajar.

Bank menelaah efek yang diklasifikasikan sebagai dimiliki hingga jatuh tempo pada setiap tanggal posisi keuangan untuk menilai

apakah telah terjadi penurunan nilai. Penurunan nilai atas investasi tersebut dinilai apakah terdapat penurunan signifikan atau

berkepanjangan nilai wajar dibawah nilai perolehan atau terdapat bukti objektif telah terjadi penurunan nilai. Penentuan apa yang

dimaksud dengan “signifikan” dan “berkepanjangan” membutuhkan pertimbangan dari Bank. Dalam menentukan pertimbangan,

Bank mengevaluasi diantaranya faktor, pergerakan harga pasar historis dan jangka waktu serta lama perpanjangan di mana nilai

wajar dari investasi kurang dari biayanya.

Kinerja dibawah rata-rata yang signifikan yang relatif terhadap hasil historis atau proyeksi hasil operasi yang diharapkan di

masa yang akan datang;

Bank menelaah kredit yang diberikan yang signifikan secara individual dan piutang pada setiap tanggal laporan posisi keuangan

untuk menilai apakah penurunan nilai harus dicatat dalam laporan laba rugi komprehensif. Secara khusus, justifikasi oleh

manajemen diperlukan dalam estimasi jumlah dan waktu arus kas di masa mendatang ketika menentukan penurunan nilai. Dalam

estimasi arus kas ini, Bank membuat justifikasi tentang situasi keuangan debitur dan nilai realisasi bersih agunan. Estimasi-estimasi

ini didasarkan pada asumsi-asumsi tentang sejumlah faktor dan hasil aktual yang mungkin berbeda, yang tercermin dalam

perubahan di masa mendatang penyisihan penurunan nilai tersebut.

Bank melakukan penilaian atas penurunan nilai pada aset non finansial kapan saja terdapat peristiwa atau perubahan keadaan yang

mengindikasikan bahwa nilai tercatat pada suatu aset mungkin tidak dapat diperoleh kembali. Faktor-faktor yang dianggap penting

oleh Bank yang dapat memicu adanya ulasan atas penurunan nilai termasuk sebagai berikut:

21

PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PER 31 DESEMBER 2018

DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT

(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)

3. KAS

Kas Besar

Kas Head Teller

Kas ATM

Kas Dalam Perjalanan

Jumlah Kas

4. GIRO PADA BANK INDONESIA

Rupiah

Jumlah Giro pada Bank Indonesia

-

-

-

-

-

-

-

-

-

a.

b.

Dana pihak ketiga yang mencakup giro, tabungan, dan deposito dalam Rupiah dan valuta asing, tidak termasuk dana antar bank; dan

surat-surat berharga dalam Rupiah dan valuta asing yang memenuhi persyaratan tertentu yang diterbitkan oleh Bank untuk

memperoleh sumber pendanaan.

2018 2017

370.688.114.448 299.613.110.187

370.688.114.448 299.613.110.187

GWM LFR adalah simpanan minimum dalam Rupiah yang wajib dipelihara oleh Bank dalam bentuk saldo Rekening Giro pada Bank

Indonesia sebesar persentase tertentu dari DPK yang dihitung berdasarkan selisih antara LFR yang dimiliki oleh Bank dengan LFR Target.

Loan to Funding Ratio yang selanjutnya disingkat LFR adalah rasio kredit yang diberikan kepada pihak ketiga dalam Rupiah dan valuta

asing, tidak termasuk kredit kepada bank lain, terhadap:

GWM Primer adalah simpanan minimum yang wajib dipelihara oleh Bank dalam bentuk saldo Rekening Giro pada Bank Indonesia,

sedangkan GWM Sekunder adalah cadangan minimum yang wajib dipelihara oleh Bank berupa SBI, Surat Utang Negara (SUN) dan/atau

kelebihan saldo Rekening Giro Rupiah Bank dari GWM Utama yang dipelihara di Bank Indonesia.

Sesuai PBI No. 18/14/PBI/2016 tanggal 22 Agustus 2016 tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor

15/15/PBI/2013 tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum Dalam Rupiah Dan valuta Asing Bagi Bank Umum Konvensional ditetapkan

besaran dan parameter yang digunakan dalam perhitungan GWM LFR sebagai berikut:

Batas bawah LFR target sebesar 80%

Batas atas LFR target sebesar 92%

KPMM Insentif sebesar 14%

Paramater Disinsentif bawah sebesar 0.1

Paramater Disinsentif atas sebesar 0.2

Sejak 16 Maret 2016 GWM Primer menjadi sebesar 6.5% sesuai dengan PBI No.18/3/PBI/2016 tanggal 10 Maret 2016 tentang Perubahan

Ketiga Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/15/PBI/2013 tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum Dalam Rupiah Dan valuta Asing

Bagi Bank Umum Konvensional.

Sejak 1 Juli 2017 GWM Primer menjadi secara harian dan secara rata-rata. Rasio Kewajiban GWM Primer yang sebelumnya adalah

sebesar 6.5% dan wajib dipenuhi secara harian, diubah menjadi: GWM yang wajib dipenuhi secara harian sebesar 5% dan GWM yang

wajib dipenuhi secara rata-rata sebesar 1.5% selama periode tertentu sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 19/6/PBI/2017

tentang Perubahan Kelima atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/15/PBI/2013 Tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum Dalam

Rupiah dan Valuta Asing Bagi Bank Umum Konvensional dan Peraturan Anggota Dewan Gubernur (PADG) No19/4/PADG/2017 Tanggal 28

April 2017 tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum dalam Rupiah dan Valuta Asing Bagi Bank Umum Konvensional.

140.440.204.600 139.657.301.250

2018 2017

123.210.004.600 125.851.401.250

- -

17.230.200.000 13.805.900.000

- -

Sejak 16 Juli 2018 GWM yang wajib dipenuhi secara harian sebesar 4,5 % dan GWM yang wajib dipenuhi secara rata-rata sebesar 2%

selama periode tertentu sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 20/3/PBI/2018 tentang Tentang Giro Wajib Minimum Bank

Umum Dalam Rupiah dan Valuta Asing Bagi Bank Umum Konvensional.

Sesuai PADG No. 20/11/PADG/2018 tentang Rasio Intermediasi Makroprudensial dan Penyangga Likuiditas Makroprudensial bagi Bank

Umum Konvensional, Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah yang berlaku pada tanggal 31 Mei 2018 ditetapkan parameter yang

digunakan dalam perhitungan GWM sebagai berikut:

Giro RIM adalah saldo giro dalam rekening giro rupiah di Bank Indonesia yang wajib dipelihara oleh Bank untuk pemenuhan RIM.

Rasio Intermediasi Makroprodensial (RIM) adalah rasio hasil perbandingan antara:

kredit yang diberikan dalam rupiah dan valuta asing

surat berharga korporasi dalam rupiah dan valuta asing yang memenuhi persyaratan tertentu yang dimiliki Bank.

terhadap

22

PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PER 31 DESEMBER 2018

DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT

(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)

4. GIRO PADA BANK INDONESIA - (lanjutan)

a.

b.

-

-

-

-

-

-

-

Rasio Giro Wajib Minimum pada tanggal 31 Desember 2018 dan 2017 masing-masing sebesar:

Primer

Sekunder

LFR/LDR

5. GIRO PADA BANK LAIN

a. Berdasarkan nama bank

Bank Pemerintah:

PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk.

PT. Bank Syariah MandiriPT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.

PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.

PT. Bank Negara Indonesia Syariah

PT. Bank Rakyat Indonesia Syariah

Jumlah Bank Pemerintah

Bank Pembangunan Daerah:

PT. Bank DKI

PT. Bank Sulselbar

Jumlah Bank Pembangunan Daerah

Bank Swasta:

PT. Bank Danamon Tbk.

PT. Bank Internasional Indonesia Tbk.

PT. Bank Mega Tbk (pihak berelasi)

PT. Bank Panin

PT. Bank Muamalat Tbk.

PT. Bank SinarmasTbk.

PT. Bank CIMB Niaga

PT. Bank National Nobu

Jumlah Bank Swasta

Jumlah

b. Berdasarkan Kolektabilitas

744.638.492 1.130.348.470

3.210.089.241 4.014.842.676

Suku bunga efektif rata-rata setahun untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2018 dan 2017 adalah 1%.

Seluruh giro pada bank lain digolongkan lancar. Manajamen berpendapat tidak terdapat indikasi adanya penurunan nilai terhadap

Giro Bank Sulteng pada Bank lain.

31.540.096 31.975.096

2.949.889 3.289.889

4.684.390 86.615.873

20.286.138 319.947.401

36.524.450 35.656.921

76.004.760 76.417.834

549.903.411 552.759.411

49.269.807 49.342.965

10.000.000 10.000.000

15.060.143 15.060.143

76.624.398 76.624.398

91.684.541 91.684.541

2.373.766.209 2.792.809.665

8.675.628 1.730.876

44.770.851 45.010.851

22.516.841 22.869.000

1.063.789.433 1.500.234.294

314.920.059 822.941.119

882.568.946 364.366.603

0,00% 0,94%

2018 2017

2018 2017

9,00% 7,47%

4% 4%

DPK Bank dalam bentuk giro,tabungan, dan simpanan berjangka/deposito dalam rupiah dan valuta asing, tidak termasuk dana

antarbank

surat berharga dalam rupiah dan valuta asing yang memenuhi persyaratan tertentu, yang diterbitkan oleh Bank untuk

memperoleh sumber pendanaan.

Penyangga Likuiditas Makroprudensial (PLM) adalah cadangan likuiditas minimum dalam rupiah yang wajib dipelihara oleh Bank

dalam bentuk surat berharga yang memenuhi persyaratan tertentu, yang besarnya ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar

persentase tertentu dari DPK Bank.

PLM ditetapkan sebesar 4% dari DPK Bank Dalam Rupiah.

Batas bawah RIM target sebesar 80%

Batas atas RIM target sebesar 92%

KPMM Insentif sebesar 14%

Paramater Disinsentif bawah sebesar 0.1

Paramater Disinsentif atas sebesar 0.2

23

PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PER 31 DESEMBER 2018

DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT

(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)

6. PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN BANK LAIN

Seluruh penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain dalam mata uang rupiah

a. Berdasarkan jenis dan jatuh tempo

Call Money Depo Facility

Call Money

Deposit on Call dan Deposito Berjangka

Jumlah Berdasarkan jenis dan jatuh tempo

b. Berdasarkan penerbit

Bank Indonesia (Call Money Depo Facility )

Call money

PT. Bank Victoria

PT. Bank Bukopin

Jumlah Call money

Deposit on call / Deposito Berjangka

PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.

PT. Bank National Nobu

Jumlah Deposit on call / Deposito Berjangka

Jumlah Berdasarkan penerbit

c. Tingkat suku bunga per tahun

Call money (Fasbi)

Interbank call money

Deposito berjangka

Deposit on call

d. Berdasarkan kolektibilitas

7. EFEK-EFEK

a. Berdasarkan Jenis dan tujuan

Dimiliki Hingga Jatuh Tempo

Obligasi

Sertifikat Bank Indonesia

Sertifikat Deposito Bank Indonesia

Negotiable Certificate Deposit

Reverse Repo

Medium Term Note

Surat Berharga Repo

Diskonto yang belum diamortisasi

Jumlah Dimiliki Hingga Jatuh Tempo

95.083.280.700 244.239.600.000

(517.135.000) (3.443.899.196)

355.408.615.000 469.795.700.804

- -

- 150.000.000.000

- 15.000.000.000

- 15.000.000.000

2018 2017

39.000.000.000 49.000.000.000

5,30% - 5,65%

6,40% - 7,30% -

Manajemen tidak membentuk penyisihan kerugian penurunan nilai atas penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain karena

seluruh penempatan tersebut digolongkan lancar.

Pada tanggal 31 Desember 2018 dan 2017, tidak terdapat penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain yang digunakan sebagai

jaminan.

221.842.469.300 -

225.000.000.000 -

526.200.000.000 237.058.770.359

251.200.000.000 212.058.770.359

2018 2017

5,25% 3,25% - 4,00%

7,30% - 7,50%

4,25%5,9%

970.000.000.000 100.000.000.000

1.496.200.000.000 337.058.770.359

50.000.000.000 50.000.000.000

20.000.000.000 -

1.496.200.000.000 337.058.770.359

2018 2017

50.000.000.000 25.000.000.000

Januari 2019 275.000.000.000 25.000.000.000

Januari 2019 970.000.000.000 100.000.000.000

900.000.000.000 50.000.000.000

Jatuh tempo 2018 2017

Januari 2019 251.200.000.000 212.058.770.359

24

PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PER 31 DESEMBER 2018

DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT

(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)

7. EFEK-EFEK - (lanjutan)

a. Berdasarkan Jenis dan tujuan - (lanjutan)

Tersedia untuk dijual

Sertifikat Bank Indonesia

Sertifikat Deposito Bank Indonesia

Surat Perbendaharaan Negara (SPN)

Reksadana

Jumlah Tersedia untuk dijual

Penyisihan Kerugian

Jumlah bersih Berdasarkan Jenis dan tujuan

b. Berdasarkan penerbit

Bank Indonesia

Sertifikat Bank Indonesia

Sertifikat Deposito Bank Indonesia

Reverse Repo

Surat Berharga Repo

Diskonto yang belum diamortisasi

Jumlah Bank Indonesia

Bank

PT. BPD Sulut

PT. BPD Jawa Tengah

PT. Bank BJB

PT. Bank Lampung

PT. Bank NTT

PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

PT. Bank Mandiri

PT. Bank Mandiri Taspen Pos

PT. Bank Exim

PT. Bank Victoria

Diskonto yang belum diamortisasi

Jumlah Bank selain Bank Indonesia

Selain Bank

PT. Federal International Finance (FIF)

PT. Waskita Karya

Lancar Victoria Merkurius

Maybank Dana Pasar Uang

Insight Money

PNM Dana Tunai

Cipta Dana Cash

Bahana Dana Likuid

MNC Dana Lancar

Trims Kas 2

Mandiri Investa Pasar Uang

Jumlah Selain Bank

Jumlah

Penyisihan Kerugian

Jumlah Bersih Berdasarkan penerbit

-

2018 2017

4.000.000.000 4.000.000.000

5.000.000.000 5.000.000.000

- 10.000.000.000

- 5.000.000.000

- 65.000.000.000

- 90.000.000.000

- 35.000.000.000

- 25.000.000.000

- 20.000.000.000

5.000.000.000 5.000.000.000

- 110.000.000.000

- 105.000.000.000

- 80.000.000.000

37.482.865.000 92.190.623.245

3.000.000.000

1.408.357.504.655

500.884.255.885 1.408.357.504.655

(1.780.269.345)

- 15.000.000.000

- 70.000.000.000

-

500.884.255.885

- 2.000.000.000

1.000.000.000 3.000.000.000

1.000.000.000 605.000.000.000

-

1.000.000.000 2.000.000.000

10.000.000.000 29.970.892.590

(517.135.000)

8.000.000.000

95.083.280.700 244.239.600.000

- (1.663.629.850)

462.401.390.885 711.166.881.410

10.000.000.000 10.000.000.000

2018 2017

145.475.640.885 -

- 468.590.911.260

- -

500.884.255.885 1.408.357.504.655

145.475.640.885

318.590.911.260

- 19.970.892.590

- 600.000.000.000

938.561.803.851

-

145.475.640.885 -

221.842.469.300

25

PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PER 31 DESEMBER 2018

DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT

(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)

7. EFEK-EFEK - (lanjutan)

c. Berdasarkan peringkat

PT. BPD Sulut (pihak berelasi)

PT. Federal International Finance (FIF)

PT. Bank Mandiri Taspen Pos

PT. Waskita Karya

PT. Federal International Finance (FIF)

PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

PT. BPD Jawa Tengah

PT. Bank Exim

PT. Bank Mandiri

PT. Bank Lampung

PT. Bank Victoria

d. Berdasarkan jangka waktu

Kurang dari 1 tahun

1 sampai dengan 5 tahun

Lebih dari 5 tahun

Jumlah

e. Berdasarkan sisa umur jatuh tempo

Kurang dari 1 tahun

1 sampai dengan 5 tahun

Lebih dari 5 tahun

Jumlah

f. Tingkat Suku Bunga

Sertifikat Bank Indonesia

Sertifikat Deposito Bank Indonesia

NCD

Reverse Repo

Obligasi

Medium Term Note

g. Berdasarkan Kolektibilitas

A

BBB BBB

6,75%

6,35% - 6,50% 4,50% - 4,60%

7,80% - 12.25% 7,40% - 12.25%

Seluruh efef-efek pada tanggal 31 Desember 2018 dan 2017 digolongkan lancar, dan tidak terdapat indikasi penurunan nilai atas

efek-efek tersebut.

6,75% -

- 6,85% - 7,50%

- 7,10% - 9%

28.482.865.000 38.138.108.333

- -

500.884.255.885

2018 2017

5% - 5,35%

500.884.255.885

2018 2017

472.401.390.885 1.370.219.396.322

462.401.390.885 1.331.137.774.000

35.482.865.000 77.219.730.655

3.000.000.000 -

1.408.357.504.655

1.408.357.504.655

- AAA

AAA AAA

2018 2017

2018 2017

AA AA

Peringkat obligasi berdasarkan hasil pemeringkatan oleh PT. Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) pada tanggal 31 Desember 2018

dan 2017 adalah sebagai berikut:

A- A-

- AAA

AAA AAA

A

- A

Peringkat obligasi berdasarkan hasil pemeringkatan oleh PT Fitch Ratings Indonesia ('Fitc') pada tanggal 31 Desember 2018 dan 2017

adalah sebagai berikut:

2018 2017

A A

- AAA

26

PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PER 31 DESEMBER 2018

DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT

(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)

8. KREDIT YANG DIBERIKAN

Seluruh kredit yang diberikan dalam mata uang Rupiah.

a. Berdasarkan jenis dan kolektibilitas

Pihak Berelasi

Modal Kerja

Konsumsi

Jumlah

Pihak Ketiga

Modal Kerja

Investasi

Konsumsi

Jumlah

Cadangan Kerugian Penurunan Nilai

Jumlah Bersih

Lancar

Perhatian Khusus

Kurang Lancar

Diragukan

Macet

Jumlah

Lancar

Perhatian Khusus

Kurang Lancar

Diragukan

Macet

Jumlah

b. Berdasarkan sektor ekonomi

Pertanian

Pertambangan

Perindustrian

Perdagangan/Restoran & Hotel

Konstruksi

Pengangkutan

Jasa dunia usaha

Lain-lain

Jumlah

Penyisihan Kerugian

Jumlah Bersih

(45.239.505.995) (35.675.349.941)

3.419.159.077.368 2.958.698.891.267

6.337.708.992 1.096.101.996

5.996.950.543 18.836.183.247

3.228.115.104.477 2.852.478.886.828

1.981.879.618 445.123.995

69.716.826.966 58.672.091.189

129.095.639.793 57.275.338.897

4.344.447.377 3.360.515.063

18.810.025.597 2.209.999.994

33.605.396.732 32.994.174.196

2.994.374.241.208 35.675.349.941

99.146.367.632 649.809.228

4.302.550.794 258.803.199

2.847.096.640 835.150.119

3.464.398.583.363 2.994.374.241.208

3.464.398.583.363 45.239.505.995

2017

Nilai tercatat

2.854.472.829.410 937.413.200

2018 2017

5.536.305.520 323.431.151

4.112.536.062 876.789.375

42.431.329.780 42.431.329.780

Nilai tercatat

3.339.549.215.084 1.129.175.243

72.769.196.918 478.780.447

Cadangan kerugian

Cadangan kerugian

(45.239.505.995) (35.675.349.941)

3.419.159.077.368 2.958.698.891.267

2018

3.210.244.906.377 2.838.298.328.998

3.448.402.040.495 2.980.810.622.018

3.464.398.583.363

195.562.840.214 133.247.730.307

42.594.293.904 9.264.562.713

Dari jumlah di atas, kredit yang diberikan kepada pihak yang berelasi per 31 Desember 2018 dan 2017 adalah kredit yang diberikan

kepada para karyawan kunci meliputi Direksi, Komisaris, dan keluarga.

2.994.374.241.208

91.500.000 100.000.000

15.905.042.868 13.463.619.190

15.996.542.868 13.563.619.190

2018 2017

27

PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PER 31 DESEMBER 2018

DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT

(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)

8. KREDIT YANG DIBERIKAN - (lanjutan)

b. Berdasarkan sektor ekonomi - (lanjutan)

Matriks kredit yang diberikan berdasarkan sektor ekonomi dan kolektabilitas Bank Indonesia

c. Berdasarkan jangka waktu

Berdasarkan jangka waktu perjanjian

Kurang dari atau sama dengan 1 tahun

Lebih dari 1 tahun sampai 2 tahun

Lebih dari 2 tahun sampai 5 tahun

Lebih dari 5 tahun

Jumlah

Dikurangi:

Cadangan kerugian penurunan nilai

Jumlah kredit yang diberikan - bersih

Berdasarkan sisa umur jatuh tempo

Kurang dari atau sama dengan 1 tahun

Lebih dari 1 tahun sampai 2 tahun

Lebih dari 2 tahun sampai 5 tahun

Lebih dari 5 tahun

Jumlah

Dikurangi:

Cadangan kerugian penurunan nilai

Jumlah kredit yang diberikan - bersih

d. Berdasarkan pihak berelasi dan pihak ketiga

Pihak Berelasi

Pihak Berelasi (Keluarga direksi dan karyawan kunci)

Pihak Ketiga

Jumlah

Dikurangi:

Cadangan kerugian penurunan nilai

Jumlah pihak berelasi dan pihak ketiga - bersih

3.464.398.583.363

3.419.159.077.368 2.958.698.891.267

15.996.542.868

3.448.402.040.495

3.013.817.343.202 2.598.907.707.266

3.464.398.583.363 2.994.374.241.208

(45.239.505.995) (35.675.349.941)

13.563.619.190

2.980.810.622.018

2.994.374.241.208

(45.239.505.995) (35.675.349.941)

3.419.159.077.368 2.958.698.891.267

168.193.418.568 127.069.385.939

31.392.572.902 63.843.070.022

250.995.248.691 204.554.077.981

(45.239.505.995) (35.675.349.941)

3.419.159.077.368 2.958.698.891.267

2018 2017

163.759.286.278 86.933.594.758

3.139.373.100.655 2.769.879.910.454

3.464.398.583.363 2.994.374.241.208

Jangka waktu kredit diklasifikasikan berdasarkan periode kredit sebagaimana yang tercantum dalam perjanjian kredit dan waktu

yang tersisa sampai dengan saat jatuh temponya adalah sebagai berikut:

2018 2017

131.817.174.280 103.294.949.517

29.449.022.151 34.265.786.479

16.321.341.584 2.836.157.545.244

Jumlah 2.859.349.159.781 94.751.369.044 4.242.550.794 3.038.211.932 32.992.949.658 35.675.349.941 2.958.698.891.267

Lain-lain 2.755.029.920.549 76.508.725.773 3.285.168.561 2.837.025.379 14.818.046.567

1.246.411 1.094.855.585

5.828.339.650 154.016.353 - - 12.853.827.245 12.889.949.552 5.946.233.695

1.096.101.996 - - - -

5.008.941.058 53.663.150.131

47.101.892.968 8.688.902.962 709.048.901 - 775.494.066 1.415.120.822 55.860.218.074

44.530.710.102 9.163.062.521 248.333.332 201.186.553 4.528.798.681

1.122.680 2.208.877.314

445.123.995 - - - - 1.052.522 444.071.473

2.209.999.994 - - - -

Nilai Bersih

3.107.070.528 236.661.435 - - 16.783.100 36.575.312 3.323.939.751

45.239.505.995 3.419.159.077.368

2017

Lancar Perhatian Khusus Kurang Lancar Diragukan Macet CKPN

Jumlah 3.339.549.215.084 72.769.196.918 5.536.305.520 4.112.536.062 42.431.329.780

2.573.780.468 3.423.170.075

Lain-lain 3.139.966.245.981 60.133.271.841 4.031.655.377 4.054.453.806 19.929.477.472 21.822.236.252 3.206.292.868.225

Jasa Dunia Usaha 3.404.211.962 29.166.660 2.563.571.921

Perdagangan, Restoran dan Hotel

Perindustrian

11.268.349.290 117.827.290.503

5.937.913.902 35.408.484 - - 364.386.606 387.132.530 5.950.576.462

107.046.998.855 10.923.529.276 345.791.406 10.779.320.256

13.728.407 1.968.151.211

60.547.930.724 890.166.447 8.278.729.795 8.449.639.609 61.267.187.357

1.493.576.552 488.303.066 - - -

Pertambangan 18.810.025.597 - - - - 70.539.613 18.739.485.984

Pertanian 2.342.311.510 269.351.144 1.158.858.737 58.082.256 515.843.730

2018

Sektor Ekonomi Lancar Perhatian Khusus Kurang Lancar Diragukan Macet CKPN Nilai Bersih

654.099.825 3.690.347.552

Jasa Dunia Usaha

Pengangkutan

Konstruksi

Perdagangan, Restoran dan Hotel

Perindustrian

Pertambangan

Pertanian

Sektor Ekonomi

Pengangkutan

Konstruksi

28

PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PER 31 DESEMBER 2018

DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT

(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)

8. KREDIT YANG DIBERIKAN - (lanjutan)

e. Tingkat suku bunga rata-rata per tahun

Kredit yang diberikan

f. Ikhtisar kredit bermasalah berdasarkan sektor ekonomi

Pertanian

Pertambangan

Perindustrian

Perdagangan/Restoran & Hotel

Konstruksi

Pengangkutan

Jasa dunia usaha

Lain-lain

Jumlah

Pertanian

Pertambangan

Perindustrian

Perdagangan/Restoran & Hotel

Konstruksi

Pengangkutan

Jasa dunia usaha

Lain-lain

Jumlah

g. Perubahan cadangan kerugian penurunan nilai

Saldo awal

Cadangan kerugian penurunan nilai

kolektif:

Penambahan (pemulihan) kerugian

penurunan nilai selama tahun berjalan

Penghapusbukuan selama tahun berjalan

Saldo akhir

h. Informasi pokok lainnya sehubungan dengan kredit yang diberikan

Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai kredit yang diberikan telah memadai.

Kredit yang diberikan pada umumnya dijamin dengan agunan yang diikat dengan hak tanggungan atau surat kuasa untuk menjual,

deposito berjangka atau jaminan lain yang dapat diterima oleh perbankan.

Kredit konsumsi terdiri dari kredit pemilikan rumah, kredit kendaraan bermotor dan kredit perorangan lainnya.

Kredit yang diberikan kepada karyawan bank merupakan kredit untuk membeli rumah, kendaraan dan keperluan lainnya yang

dibebani bunga sebesar 7% per tahun dengan jangka waktu kredit berkisar antara 1 (satu) tahun sampai dengan 15 (lima belas)

tahun yang dibayar kembali melalui pemotongan gaji setiap bulan dari karyawan yang bersangkutan.

45.239.505.995 35.675.349.941

2018 2017

35.675.349.941

Pembentukan CKPN dilakukan dengan menggunakan Metode Migration Analysis dan data histori 3 (tiga) tahun (Tahun 2016 sampai

dengan Tahun 2018). Sampai dengan posisi 31 Desember 2018 telah dilakukan review atas pembentukan CKPN tersebut.

Perhitungan CKPN Bank Sulteng berpedoman pada Pedoman penerapan PSAK 50 dan 55 (Revisi 2014), sesuai Keputusan Direksi Bank

Sulteng No.76/BPD-ST/PMSR/X/2015 tanggal 23 Desember 2015 dan Keputusan Direksi Nomor 133/BPD/ST/OPR/XI/2017 tentang

Pedoman Teknis penyusunan dan perhitungan tarif cadangan kerugian atas penurunan nilai (CKPN) metode Migration Analysis

PT.Bank Sulteng.

Kredit Pemilikan Rumah Sejahtera adalah kredit dengan dukungan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan yang diterbitkan oleh

Bank Sulteng kepada masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dalam rangka pemilikan rumah sejahtera yang dibeli dari pelaku

pembangunan. Kerdit ini merupakan kerja sama antara Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dengan Bank Sulteng.

12.853.827.245

20.940.240.506

40.273.712.383 34.086.902.976

-

12.853.827.245

15.731.107.332

35.031.105.233

644.244.708

4.978.318.566

1.484.542.967

-

16.783.100

-

-

9.564.156.054

-

52.080.171.362

2017

Kredit bermasalah Cadangan kerugian

43.631.550.305

-

4.623.805.558

861.379.741

-

364.386.606

2.563.571.921 2.563.571.921,01

28.015.586.655

-

8.278.729.795

11.125.111.662

2018

Kredit bermasalah

1.732.784.723

-

Cadangan kerugian

642.993.430

-

-

8.278.729.795

10.809.801.123

364.386.605,69

20.972.067.430,43

2018

9,88%

2017

13,15%

16.783.100

-

29

PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PER 31 DESEMBER 2018

DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT

(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)

8. KREDIT YANG DIBERIKAN - (lanjutan)

h. Informasi pokok lainnya sehubungan dengan kredit yang diberikan - (lanjutan)

Tidak terdapat kredit yang direstrukturisasi dan kredit sindikasi selama tahun 2018 dan 2017.

9. ASET TETAP

Syarat, kondisi dan perlakuan kredit yang diberikan kepada pihak hubungan istimewa sama dengan yang diberikan kepada pihak

ketiga.

23.034.030.699 - 4.620.484.329

15.156.617.360

Jumlah

3.765.853.716

Kendaraan 1.232.188.045 155.525.000 - - 1.387.713.045

Mesin Kantor 15.202.664.513 2.656.814.584 - - 17.859.479.097

362.714.056

77.812.013.857 96.225.560.227

Harga Perolehan

Perabot Kantor (15.179.573.721) (2.630.258.001) - - (17.809.831.723)

Mesin Kantor (12.541.505.847) (3.057.005.553) - - (15.598.511.400)

Akumulasi Penyusutan Saldo Awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo Akhir

Jumlah 96.225.560.227

Aset Dalam Penyelesaian 12.381.368.986 7.042.814.474 - 4.267.566.100

Perabot Kantor 20.021.650.416 2.305.369.754 - 352.918.229 21.974.101.941

Perabot Rumah Dinas 204.557.556 158.156.500 - -

Jumlah 74.381.103.895 9.816.005.575 - 352.918.229 83.844.191.241

Aset Dalam Penyelesaian 3.430.909.962 13.218.025.124 - 4.267.566.100 12.381.368.986

Jumlah

Perabot Rumah Dinas (191.381.689) (107.503.428) - - (298.885.117)

Saldo Awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo Akhir

Tanah 2.435.207.954 2.197.800.000 - 4.633.007.954

Bangunan Kantor 32.958.571.432 902.750.000 - 33.861.321.432

Rumah Dinas 2.326.263.979 1.439.589.737 -

113.650.769.076

Kendaraan (1.104.791.135) - - 412.468.247 (692.322.888)

Rumah Dinas (228.449.021) (180.945.388) - - (409.394.409)

Bangunan Kantor (6.468.089.355) (2.011.785.709) - - (8.479.875.064)

70.361.948.476

Jumlah (35.713.790.766)

2017

83.844.191.241 12.626.191.101 - 410.834.000 98.494.151.716

Perabot Rumah Dinas 362.714.056 129.493.000 - - 492.207.056

Nilai Buku 60.511.769.461

19.669.005.575 - 4.678.400.100

Perabot Kantor 21.974.101.941 - - - 24.408.705.315

Mesin Kantor 17.859.479.097 3.941.298.062 - - 21.800.777.159

Kendaraan 1.387.713.045 - - 410.834.000 976.879.045

Rumah Dinas 3.765.853.716 167.865.000 - 3.933.718.716

Bangunan Kantor 33.861.321.432 6.064.620.039 - - 39.925.941.470

Tanah 4.633.007.954 2.322.915.000 - 6.955.922.954

Penghapusbukuan kredit ini bukan merupakan hapus tagih, sehingga upaya penagihan tetap dilakukan.

2018

Harga Perolehan Saldo Awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo Akhir

Pada tanggal 31 Desember 2018 dan 2017, tidak terdapat pelanggaran ataupun pelampauan Batas Maksimum Pemberian Kredit

(BMPK) kepada pihak ketiga dan pihak berelasi. Bank telah sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan Bank Indonesia.

Pada tahun 2018 terdapat pembiayaan kredit investasi atas pembangunan Jalan Tol Pemalang - Batang kepada debitur PT.Pemalang

Batang Tol Road (Group PT.Waskita Raya). Pembiayaan ini dibiayai secara sindikasi oleh beberapa Bank/Lembaga Keuangan yang

mana Bank BNI sebagai arranger dengan partisipasi plafond sebesar Rp.50.000.000.000,- sampai dengan 31 Desember 2018. Fasilitas

tersebut telah ditarik sebesar Rp. 40.424.323.208,-.

Pada tanggal 31 Desember 2018, rasio NPL-gross dan rasio NPL-net adalah masing-masing sebesar 1.50% dan 0.20% sedangkan pada

posisi 31 Desember 2017, rasio NPL-gross dan rasio NPL-net adalah masing-masing sebesar 1.36% dan 0.17% yang dihitung

berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011.

Pada Tahun 2017 dan 2018 Bank Sulteng tidak melakukan penghapusan kredit.

- 412.468.247 (43.288.820.600) (7.987.498.080)

-

30

PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PER 31 DESEMBER 2018

DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT

(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)

9. ASET TETAP - (lanjutan)

Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat indikasi terjadinya penurunan nilai pada aset tetap.

10. ASET TIDAK BERWUJUD

Aset Tak Berwujud

Aset Tak Berwujud

Aset Tak Berwujud

Aset Tak Berwujud

Aset tetap telah di asuransikan pada PT. Asuransi Bangun Askrida dengan nilai pertanggungan sebesar Rp.92.123.337.632,- dan

Rp.57.285.937.502,- per tanggal 31 Desember 2018 dan 2017. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut telah

mencukupi untuk menutup kerugian yang terjadi.

Harga Perolehan Saldo Awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo Akhir

2.505.250.000 184.800.000 - - 2.690.050.000

- (191.381.689)

Perabot Kantor

Jumlah 2.505.250.000 184.800.000 - - 2.690.050.000

Akumulasi Amortisasi

(334.033.333) (250.525.000)

Jumlah

2.105.491.667

(35.713.790.766)

60.511.769.461

- (26.864.284.510) (8.849.506.257) -

(92.116.837) (136.332.184) - - (228.449.021)

Kendaraan (961.442.251) (143.348.884) - - (1.104.791.135)

Mesin Kantor (9.477.739.335) (3.063.766.512) - - (12.541.505.847)

Saldo Akhir

Bangunan Kantor (4.536.589.438) (1.931.499.916) - - (6.468.089.355)

Perabot Rumah Dinas (115.893.124) (75.488.565) -

Nilai Buku 50.947.729.347

Rumah Dinas

Reklasifikasi

(11.680.503.525)

Akumulasi Penyusutan

(3.499.070.196) - - (15.179.573.721)

Saldo Awal Penambahan Pengurangan

Aset tetap dalam penyelesaian sebesar Rp.15.156.617.360,- dan Rp.12.381.368.986,- adalah bangunan kantor dan inventaris dalam

penyelesaian yang masih dalam proses pengerjaan pada Kantor Pusat per tanggal 31 Desember 2018 dan 2017.

Sesuai dengan PSAK 1 (Revisi 2013), PSAK 16 (Revisi 2011) dan PSAK 19 (Revisi 2010) untuk penyajian aset tidak berwujud per 31

Desember 2017 dengan nilai buku sebesar Rp.2.105.491.667,- yang terdiri dari nilai perolehan aset tidak berwujud sebesar

Rp.2.690.050.000,-, serta akumulasi amortisasi aset tidak berwujud per 31 Desember 2017 sebesar Rp.584.558.333,- disajikan terpisah

dari aset tetap.

Tidak terdapat aset tetap yang dijaminkan oleh Bank pada tanggal 31 Desember 2018 dan 2017.

Jumlah

2.588.416.667

Akumulasi Amortisasi

(584.558.333)

2017

Nilai Buku 2.105.491.667

(584.558.333)

-

- - (835.083.333)

2018

Harga Perolehan Saldo Awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo Akhir

2.690.050.000 733.450.000 - - 3.423.500.000

2.690.050.000 733.450.000 - - 3.423.500.000

-

- (835.083.333)

Jumlah (584.558.333) (250.525.000)

(250.525.000)

-

-

Jumlah (334.033.333) (250.525.000)

Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat indikasi adanya penurunan nilai aset tidak berwujud.

Di tahun 2017 penyajian aset tidak berwujud telah disajikan kembali secara terpisah dari aset tetap sesuai dengan PSAK 1 (Revisi 2013),

PSAK 16 (Revisi 2011) dan PSAK 19 (Revisi 2010) dengan nilai buku sebesar Rp.2.105.491.667,- yang terdiri dari nilai perolehan sebesar

Rp.2.690.050.000,-, serta akumulasi amortisasi per 31 Desember 2017 sebesar Rp.584.558.333,- dan tahun 2016 dengan nilai buku

sebesar Rp.2.171.216.667,- yang terdiri dari nilai perolehan sebesar Rp.2.505.250.000,-, serta akumulasi amortisasi per 31 Desember

2016 sebesar Rp.334.033.333,-.

Nilai Buku 2.171.216.667

- (584.558.333)

31

PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PER 31 DESEMBER 2018

DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT

(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)

11. BEBAN DIBAYAR DIMUKA DAN ASET LAIN-LAIN

Uang Muka Kepada Pihak Ketiga

Persediaan

Beban Dibayar Dimuka

Tagihan ATM Bersama

Tagihan Link Telkom

Pendapatan Yang Masih Akan Diterima

Aset Lainnya

Panjar Uang Muka PPh Pasal 25

Jumlah

Penjelasan atas Beban Dibayar Dimuka dan Aset Lain-lain adalah sebagai berikut:

a. Persediaan

Persediaan Barang Cetakan dan Formulir

Persediaan Alat Tulis Kantor

Persediaan Buku Cek dan Bilyet Giro

Persediaan barang iklan dan promosi

Jumlah

b. Beban Dibayar di Muka

Beban Personalia

Beban Sewa Gedung

Beban Sewa Mesin-mesin Kantor

Beban Asuransi Aset Tetap

Panjar Marketing Fee Kredit

Jumlah

c. Pendapatan Bunga Yang Masih akan Diterima

Jasa Bank Persepsi

Bunga Kredit

Bunga Deposito Berjangka

Bunga Deposito on Call

Bunga Call Money

Lainnya

Jumlah

12. LIABILITAS SEGERA

Kiriman Uang

Dana Titipan

Titipan Pajak Penghasilan

Kewajiban ATM Bersama

Standing Instruction (SI) Gaji

Standing Instruction (SI) Kredit

Pelimpahan ATM Bersama

Kewajiban Link - Telkom

Kewajiban Payment Telkomsel

Kewajiban BPD Net Online

Kewajiban Biller ATM

Angsuran Asset Sales

Setoran Deposito Jatuh Tempo

Cadangan Remunerasi

Kewajiban atas surat berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali

Jumlah

-

4.680.000 -

- 140.920.578

2.398.710

6.304.179.500 85.449.679.500

221.842.469.300 262.336.623.750

1.522.761.767

8.065.577.732 13.384.445.525

49.023.291 61.476.243

299.677.400.874 438.105.212.228

2.632.000

14.123.527 8.466.392

189.497.634 229.670.713

4.770.053.591 1.947.277.612

291.200.004 192.838.570

1.470.375.249 2.421.447.679

2018 2017

2018 2017

43.473.713.925

37.636.483

32.152.778

2.919.074.189

62.567.428.779

2.045.512.524 1.337.492.704

-

1.757.334.217 6.386.087.878

21.294.153.132 23.227.573.477

384.960.909

1.059.416.800 471.981.066

2017

36.465.500

6.363.308.999 8.577.805.401

407.561.644 39.369.863

316.250.000 -

-

2.631.847.970 2.023.318.927

2018

45.643.163 47.630.368

3.952.845.576 4.220.351.043

32.436.285.227

-

2018 2017

1.391.118.334 1.132.571.861

2.632.000

11.914.636.871 7.980.463.697

1.146.598.962

18.445.033.510 21.738.762.677

2.364.820.260 1.390.749.800

-

- -

2018 2017

79.795.455 79.795.455

21.294.153.132 23.227.573.477

73.550.000

- -

2.631.847.970 2.023.318.927

6.363.308.999 8.577.805.401

143.676.352 382.300.500

40.288.335.683

32

PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PER 31 DESEMBER 2018

DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT

(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)

12. LIABILITAS SEGERA - (lanjutan)

Penjelasan atas liabilitas segera adalah sebagai berikut:

a. Kiriman Uang

Titipan Transfer Pihak Ketiga

Kliring dalam proses

Titipan KU yang akan dibayar

Titipan KU via RTGS

Titipan KU via Kliring

Titipan KU Retur RTGS

Titipan KU Retur Kliring

Jumlah

b. Dana Titipan

Titipan pihak ketiga

Titipan Pihak Ketiga Angsuran Pinjaman

Titipan Penampungan Selisih

Kas Titipan Bank Indonesia

Titipan Setoran Pajak Pihak III

Titipan Provisi Kredit dalam proses

Titipan antar Biro/Seksi Bank Sulteng

Jumlah

c. Titipan Pajak Penghasilan

Titipan PPh Bunga Tabungan

Titipan PPh Bunga Deposito Berjangka

Titipan PPh Jasa Giro

Titipan PPh Pasal 21/23

Jumlah

13. SIMPANAN NASABAH

a. Berdasarkan jenis

Pihak Berelasi:

Giro

Tabungan

- Simantap

- Simpeda

- Tabungan Pensiunku

- PNS

- Tabunganku

- Tabungan Simantap 3 In 1

- Siswa plus

Jumlah

209.133 -

5.798.657.885

78.650.000 114.050.000

373.241.626.973 179.193.529.413

- 2.996.472

72.689.088 22.745.023

2.922.749 170.307

1.134.224.841 665.238.082

950.981.546 186.739.197

2018 2017

371.001.949.616 178.201.590.332

96.750.829 315.408.968

1.146.598.962 1.522.761.767

270.582.797 118.679.166

755.306.713 1.073.582.667

23.958.624 15.090.966

1.303.061.529 1.182.449.771

11.914.636.871 7.980.463.697

2018 2017

9.869.021.409

172.971.306 379.840.613

529.066.943 619.515.429

6.292.039.580 3.747.802.381

43.473.713.925 62.567.428.779

2018 2017

-

-

36.703.184 -

118.922.940 -

98.672.728 -

7.121.426.153 4.730.886.980

27.218.351.233 50.950.042.409

2018 2017

2.612.872.549 3.127.268.267

11.428.742 11.428.743

Liabilitas segera adalah kewajiban bank kepada pihak lain yang sifatnya segera dibayarkan sesuai dengan perintah pemberi amanat atau

perjanjian yang ditetapkan sebelumnya.

Liabilitas segera terdiri dari kiriman uang, dana titipan, dana yang sudah jatuh tempo tapi belum diambil nasabah, transaksi kliring dan

kewajiban wajib pungut/potong PPh.

812.500

3.000.000

33

PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PER 31 DESEMBER 2018

DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT

(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)

13. SIMPANAN NASABAH - (lanjutan)

a. Berdasarkan jenis - (lanjutan)

Pihak Ketiga:

Giro

Tabungan

- Simantap

- Tabungan Lokal

- Simpeda

- Tabunganku

- Tabungan PNS

- Tabungan Pensiunku

- TabunganKU Plus

- Tabungan Siswa

- Tabungan Siswa plus

- Tabungan Simpel

- Tabungan Simantap 3 In 1

Deposito

Jumlah

b. Deposito berjangka berdasarkan jangka waktu

Deposito Berjangka:

- 1 bulan

- 3 bulan

- 6 bulan

- 12 bulan

- Deposito On Call

Jumlah

c. Deposito berjangka berdasarkan sisa umur sampai dengan saat jatuh tempo

Kurang atau sama dengan 1 bulan

Lebih dari 1 sampai dengan 3 bulan

Lebih dari 3 sampai dengan 6 bulan

Lebih dari 6 sampai dengan 12 bulan

Lebih dari 12 bulan

Jumlah

d. Tingkat Suku Bunga

Giro

Tabungan

Deposito

Pada tahun 2014 Bank Sulteng mengeluarkan produk baru yaitu Tabungan Siswa dan Tabungan Siswa Plus. Tabungan ini merupakan

produk turunan dari TabunganKu yang diterbitkan oleh Bank Indonesia, yang dikembangkan lagi oleh Bank Sulteng. Tabungan Siswa Plus

ini memiliki jangka waktu minimal 2 tahun.

PT Bank Sulteng mengeluarkan produk baru untuk jenis tabungan yang dituangkan dalam Memo No. 02/BPD-ST/DIR/XV-A/2011 tanggal

14 Januari 2011 perihal Mandatory Produk Tabungan PNS dan PensiunKu.

722.224.013.812

2018

2017

452.140.378.923 681.302.606.190

46.559.800.000 32.985.000.000

2018

2.179.602.838 59.215.741.681

941.307.806.713

0,25% sampai 2,75% 0,25% sampai 2,00%

-

1.653.755.817.735

52.285.343.430 34.521.745.687

431.183.538.517 104.559.473.153

701.503.407.640 884.526.418.134

-

3.125.451.194.862

4.427.076.450 3.132.162.084

2017

3.669.505.866.524

1,00% sampai 9.95% 1,00% sampai 9.75%

Simpeda adalah produk tabungan dari Bank Pembangunan Daerah yang memberikan jasa bunga yang dihitung dari saldo rata-rata harian

dengan memberikan hadiah yang diundi secara nasional.

Simantap adalah produk tabungan khusus dari PT Bank Sulteng dengan memberikan jasa bunga yang dihitung dari saldo rata-rata harian

namun tidak menawarkan hadiah.

1,00% sampai 3,00%

TabunganKu adalah produk tabungan untuk perorangan dengan persyaratan mudah dan ringan antara lain tanpa biaya adminstrasi yang

diterbitkan secara bersama oleh bank-bank di Indonesia guna menumbuhkan budaya menabung serta meningkatkan kesejahteraan

masyarakat.

1,00% sampai 3,00%

1.744.164.364.903

3.296.264.239.551

14.199.463.318 11.310.623.798

14.966.014.536 9.880.831.959

10.240.056.984 9.013.302.169

1.744.164.364.903

2018 2017

468.783.528.148 720.556.727.929

432.831.625.000 72.568.952.000

- 16.000.000.000

1.653.755.817.735 1.744.164.364.903

41.354.556.327

350.005.442.779 263.525.155.127

7.208.772.024 4.852.119.188

2.946.257.665.449

68.357.229.855 53.750.225.209

676.693 724.693

487.674.963.968 329.820.475.058

2018 2017

562.909.307.607 473.273.522.096

1.653.755.817.735

63.303.675.921

34

PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PER 31 DESEMBER 2018

DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT

(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)

13. SIMPANAN NASABAH - (lanjutan)

14. SIMPANAN DARI BANK LAIN

Giro

Call Money

Deposito On Call

Jumlah

Call money pada tanggal 31 Desember 2018 dan 2017 memiliki masa jatuh tempo kurang dari satu bulan.

Tingkat suku bunga:

Giro

Call Money

15. PINJAMAN YANG DITERIMA

Pinjaman yang diterima oleh PT.Bank Sulteng adalah sebagai berikut:

PT.Bank Mega

Kementerian PU dan Perumahan Rakyat RI

Jumlah

Tabungan PensiunKu adalah produk tabungan untuk perorangan yang disyaratkan hanya kepada Pensiun Pegawai Negeri Sipil Pusat,

Pegawai Negeri Sipil Daerah, Pejabat Negara, Hakim, Pensiun PNS Ex Pengadilan, Pensiun PNS Ex Departemen Perhubungan pada PT

KAI, TNI dan Polri, serta Penerima Tunjangan Veteran, Dana Kehormatan Veteran PKRI dan KNIP.

625.000.000.000

Pada tahun 2016 Bank Sulteng mengeluarkan program baru yaitu Tabungan Simantap 3 in 1.Tabungan Simantap 3 in 1 merupakan

program yang dikeluarkan oleh Bank Sulteng dengan memberikan 3 manfaat dalam 1 rekening, dimana nasabah menerima 3 manfaat

(rate, cash back, gift).

Pada tahun 2015 Bank Sulteng mengeluarkan produk baru yaitu Tabungan Simpel. Tabungan SimPel adalah tabungan untuk siswa yang

diterbitkan secara nasional oleh bank-bank di Indonesia, dengan persyaratan mudah dan sederhana serta fitur yang menarik, dalam

rangka edukasi dan inklusi keuangan untuk mendorong budaya menabung sejak dini.

Tabungan PNS adalah produk tabungan untuk perorangan yang disyaratkan hanya kepada Pegawai Negeri Sipil dilingkungan Pemerintah

Daerah Propinsi/Kota/Kabupaten se-Sulawesi Tengah.

2017

-

2018

- -

300.000.000.000

1.150.000.000.000 625.010.325.965

6.20% sampai 7.30% 4.40% sampai 5.35%

Tidak terdapat simpanan dari bank lain yang diblokir atau dijadikan jaminan atas pinjaman yang diberikan pada tanggal 31 Desember

2018 dan 2017.

2.640.309.597 300.551.250.000

551.250.000

2018 2017

0,00% 0,00%

2.640.309.597

Pinjaman Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) adalah dukungan Fasilitas Likuiditas pembiayaan perumahan kepada

Masyarakat Berpenghasilan Rendah yang pengelolaannya dilaksanakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Pinjaman tersebut diperoleh dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sesuai dengan Perjanjian Kerjasama antara

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dengan PT. Bank Sulteng Nomor: 70/PKS/Dp/2017 dan Nomor: 118/PKS/BPD-

ST/DIR/KDT/2017 tanggal 18 Mei 2017 tentang Penyaluran Kredit Kepemilikan Ruman Bersubsidi dalam rangka perolehan rumah bagi

masyarakat berpenghasilan rendah dengan jangka waktu perjanjian kerjasama selama 3 (tiga) tahun terhitung dari tanggal 18 Mei 2017

sampai dengan 18 Mei 2020. Kewajiban penyetoran pokok kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sesuai dengan

jangka waktu kredit kepada debitur. Pembayaran bunga dilakukan setiap bulan sebesar 0,5%.

Sesuai dengan Perjanjian Pinjaman Antar Bank antara PT. Bank Sulteng dengan PT. Bank Mega Nomor: 095/BPD-

ST/DIR/PMSR/PKS/2017 dan Nomor: 032/IBFI/2017 tanggal 31 Agustus 2017, disepakati bahwa nominal fasilitas pinjaman antar bank

sebesar Rp.100.000.000.000,- (seratus milyar rupiah). Berdasarkan Surat PT. Bank Mega No. 035/IBFI/2017 tanggal 20 September

2017 Perihal Persetujuan Pencairan Pinjaman Antar Bank, telah disetujui pencairan pinjaman antar bank sebesar

Rp.100.000.000.000 (seratus milyar rupiah) dengan Jangka waktu pinjaman 12 (dua belas) bulan terhitung dari tanggal 22

September 2017 sampai dengan 22 September 2018, Suku Bunga 7.90 %. Pembayaran bunga dilakukan setiap bulan dan pelunasan

jumlah pokok atas pinjaman antar bank dilakukan sekaligus pada tanggal jatuh tempo.

2018 2017

- 10.325.965

1.150.000.000.000

Pinjaman Antar Bank (Bilateral Loan ) merupakan pinjaman antar bank yang bersifat committed dengan menggunakan suku bunga acuan

JIBOR. Pinjaman tersebut diperoleh dari PT. Bank Mega yang pencairannya terdiri dari 2 tahap:

35

PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PER 31 DESEMBER 2018

DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT

(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)

15. PINJAMAN YANG DITERIMA - (lanjutan)

16. PROVISI (PENYISIHAN)

Penyisihan yang dibentuk oleh PT.Bank Sulteng adalah sebagai berikut:

Penyisihan atas perkara hukum

Jumlah

-

-

-

-

1.

2.

3.

4.

5.

Estimasi yang andal mengenai jumlah kewajiban tersebut dapat dibuat.

Kemungkinan besar penyelesaian kewajiban tersebut mengakibatkan arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi.

Pinjaman Antar Bank (Bilateral Loan ) yang diperoleh dari PT.Bank Mega telah dilakukan pelunasan jumlah pokok pinjaman sebesar

Rp.100.000.000.000,- (seratus milyar rupiah) pada tanggal 24 September 2018 dan Sebesar Rp.200.000.000.000,- (dua ratus milyar

rupiah) pada tanggal 05 November 2018.

Sesuai dengan Perjanjian Pinjaman Antar Bank antara PT. Bank Sulteng dengan PT. Bank Mega Nomor: 219/BPD-

ST/DIR/PMSR/PKS/2017 dan Nomor: 043/IBFI/2017 tanggal 19 Oktober 2017, disepakati untuk meningkatkan nominal fasilitas

pinjaman antar bank dari yang semula dengan jumlah pokok yang tidak lebih dari Rp.100.000.000.000,- (seratus milyar rupiah)

menjadi dengan jumlah pokok yang tidak lebih dari Rp.300.000.000.000,- (tiga ratus milyar rupiah). Berdasarkan Surat PT. Bank

Mega No. 049/IBFI/2017 tanggal 3 November 2017 Perihal Persetujuan Pencaian Pinjaman Antar Bank, telah disetujui pencairan

pinjaman antar bank sebesar Rp.200.000.000.000 (dua ratus milyar rupiah) dengan Jangka waktu pinjaman 12 (dua belas) bulan

terhitung dari tanggal 3 November 2017 sampai dengan 3 November 2018, Suku Bunga 7.50 %. Pembayaran bunga dilakukan setiap

bulan dan pelunasan jumlah pokok atas pinjaman antar bank dilakukan sekaligus pada tanggal jatuh tempo.

Estimasi terbaik pengeluaran yang diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban kini adalah jumlah yang secara rasional akan dibayar

entitas untuk menyelesaikan kewajibannya pada akhir periode pelaporan atau untuk mengalihkan kewajibannya kepada pihak ketiga

pada saat itu.

Surat Dewan Komisaris kepada Direksi Nomor: 005/DK-BPDST/I/2018 tanggal 30 Januari 2018 Perihal: Persetujuan Pembayaran

Kasus Hukum sesuai dengan Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia dan Putusan Pengadilan Negeri Palu.

Hal tersebut diatas diakui sebagai liabilitas sesuai dengan kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan (KDP2LK)

mengenai konsep dasar akrual bahwa transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat kejadian dan dicatat dalam catatan akuntasi serta

dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode bersangkutan. Dan telah sesuai dengan penjelasan PSAK 57, bahwa liabilitas diakui

jika:

Entitas memiliki kewajiban kini (baik bersifat hukum maupun bersifar konstruktif) sebagai akibat peristiwa masa lalu.

Jumlah yang diakui adalah hasil estimasi terbaik pengeluaran yang diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban ini pada akhir periode

pelaporan.

Provisi (Penyisihan) atas perkara hukum sebesar Rp.7.672.407.500 merupakan Beban Kasus Hukum atas Perkara Perdata Penggugatan

an. Chairil Anwar Kuasa Ahli Waris Moehd Idris Ro-e berdasarkan:

2018 2017

- 7.672.407.500

- 7.672.407.500

Putusan Mahkamah Agung Nomor 201 PK/Pdt/2017 tanggal 12 Juni 2017,

Surat Pengadilan Negeri/PHI/Tipikor klas IA Palu Nomor: W21-UI/374/HK.02/I/2018 tanggal 25 Januari 2018 Prihal: Pemberitahuan

Pelaksanaan Sita Eksekusi Perkara Perdata No.87/Pdt.G/2014/PN.Palu,

Surat Direksi Bank Sulteng kepada Dewan Komisaris Nomor: 0387/BPD-ST/DIR/CORSEC/III/2018 tanggal 30 Januari 2018 Perilah:

Permohonan Persetujuan Pembayaran Kasus Hukum Sesuai dengan Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia dan Putusan

Pengadilan Negeri Palu,

36

PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PER 31 DESEMBER 2018

DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT

(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)

17. BEBAN YANG MASIH HARUS DIBAYAR DAN LIABILITAS LAIN-LAIN

Jaminan Tender

Jaminan Pelaksanaan

Jaminan Pemeliharaan

Bunga Yang Masih Harus Dibayar

Setoran Jaminan Jatuh Tempo

Jasa Produksi, dana Kesejahteraan, dan tantiem

Pengadaan barang dan jasa

Taksiran Pajak Penghasilan

Lain lain

Jumlah

a. Jaminan tender terdiri diri:

Tender APBN

Tender Lainnya

Jumlah

b. Beban lainnya yang masih harus dibayar terdiri dari:

Bahan Personalia

Lain-lain

Jumlah

Perubahan Corporate Social responsibility per 31 Desember 2018 dan 2017 adalah sebagai berikut:

Saldo awal

Pembentukan tahun berjalan

(Penggunaan) tahun berjalan

Jumlah

Pada tahun 2017 penggunaan dana Corporate Social Responsibility dibebankan langsung ke pos laba rugi tahun berjalan. Pada tanggal

27 Desember 2017 sisa dana Corporate Social Responsibility sebesar Rp.66.290.256,- telah direklasifikasi ke Pos Liabilitas Segera.

Berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) No. 78 tanggal 12 April 2018, pada pasal 24

disebutkan bahwa besarnya anggaran untuk Corporate Social Responsibility adalah 2% dari laba bersih yang telah disetujui oleh RUPS

Tahunan dan selanjutnya di anggarkan dalam tahun berjalan dengan cara menyisihkan setiap bulan.

(297.447.000)

66.290.256

-

22.535.274.009

208.790.559 208.790.559

24.428.777.430

Corporate Social Responsibility merupakan program dana bantuan dari Bank Sulteng di bidang lingkungan, sosial, pendidikan, olah raga

dan kesehatan masyarakat Sulawesi Tengah yang dilaksanakan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor: 47 Tahun 2012 tentang

Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas serta Peraturan Bank Indonesia Nomor: 8/14/PBI/2006 tentang perubahan

atas peraturan Bank Indonesia Nomor: 8/4/2006 tentang pelaksanaan Good Corporate Governance bagi bank umum. Berdasarkan

Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) No. 85 tanggal 29 Mei 2015. Dana ini dicadangkan sebesar 2% dari laba

bersih perusahaan tahun buku 2014.

2018 2017

66.290.256

-

-

79.403.149

312.170.992 312.170.992

2018 2017

2.050.000 2.100.000

66.290.256

527.399.277

8.112.309.652 7.512.890.844

2.221.419.128 2.478.714.073

Liabilitas lain-lain adalah liabilitas yang tidak dapat diklasifikasikan ke dalam klasifikasi-klasifikasi akun liabilitas di atas, dengan rincian

sebagai berikut:

1.928.155.695 2.287.585.302

621.776.377

Berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) No. 29 tanggal 21 April 2016, pada pasal 25

disebutkan bahwa besarnya anggaran untuk Corporate Social Responsibility adalah 2% dari laba bersih yang telah disetujui oleh RUPS

Tahunan dan selanjutnya di anggarkan dalam tahun berjalan dengan cara menyisihkan setiap bulan.

2018 2017

312.170.992 312.170.992

177.911.846 134.543.746

363.737.256

-

1.926.105.695 2.285.485.302

1.928.155.695 2.287.585.302

-

38.011.311.679 35.997.368.801

2018 2017

232.767.843 232.767.843

79.403.149

37

PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PER 31 DESEMBER 2018

DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT

(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)

18. PERPAJAKAN

a. Kewajiban Pajak

Saldo Kewajiban Pajak per 31 Desember 2018 dan 2017 adalah sebagai berikut:

Pajak Penghasilan kurang bayar (Pasal 29)

Angsuran Pajak Penghasilan (Pasal 25)

Jumlah

b. Taksiran Pajak Penghasilan

Beban Pajak Kini

Beban/(Manfaat) Pajak Tangguhan

Jumlah

Laba Sebelum Pajak Penghasilan

Perbedaan Temporer:

- Beban Jasa Produksi tahun 2018 dan 2017

- Beban Tantiem tahun 2018 dan 2017

- Beban Dana Kesejahteraan tahun 2018 dan 2017

- Pembayaran JasPro tahun 2017 dan 2016

- Pembayaran Tantiem tahun 2017 dan 2016

- Pembayaran Dana Kesejahteraan tahun 2017 dan 2016

- Beban Manfaat Karyawan Menurut Aktuaris

- Pembayaran Iuran Manfaat Karyawan

- CKPN

Jumlah Beda Temporer

Perbedaan Tetap

- Beban Penyusutan Rumah Dinas

- Beban Sewa Rumah Dinas Pemimpin Cabang

- Beban Pemeliharaan Rumah Dinas

- Beban Pembinaan Pegawai dan Keluarga

- Beban Langganan Surat Kabar dan Majalah

- Beban Perjamuan Tamu

- Beban Rekreasi dan Olah raga

- Beban Bantuan kepada Pegawai

- Beban Hadiah dan Sumbangan

- Beban Denda Pajak

- Beban jamuan kepada pegawai

- Beban perayaan HUT

- Beban tunjangan PPh Karyawan

- Beban perawatan kesehatan

- Beban Bidang Hukum

- Beban Non Operasional Lainnya

Jumlah Beda Tetap

Koreksi Fiskal

Laba Kena Pajak

Laba Kena Pajak Dibulatkan

Perhitungan Pajak Penghasilan Kini:

- Tahun 2017 : x

- Tahun 2018 : x

Pajak Penghasilan Kini

Uang Muka Pajak (PPh Pasal 25)

Kurang Bayar Pajak (PPh Pasal 29)

2017

2017

2017

2018

6.511.278.436 2.900.415.497

- 3.483.439.292

8.142.925.810 7.511.758.003

7.511.758.003

8.142.925.810 7.511.758.003

(7.511.758.003) (7.920.493.594)

(7.511.758.003) (7.920.493.594)

(7.511.758.003) (7.920.493.594)

(177.553.247)

43.825.976.850

208.397.365 182.822.751

51.068.500 12.429.000

242.904.150

6.383.854.789

2018

39.993.094.250 38.398.392.500

3.832.882.600

6.511.278.436

213.136.245

260.546.647

38.220.839.253

Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak seperti yang disajikan dalam laporan laba rugi dan penghasilan kena pajak Bank untuk tahun-

tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2018 dan 2017 adalah sebagai berikut:

2018

152.398.320.982 138.377.612.631

11.814.374.643 13.715.447.607

(6.963.239.282) (6.963.239.282)

(9.568.575.251) (5.312.865.308)

(2.823.936.470)

8.142.925.810

156.528.080

191.891.000 1.017.085.652

2.270.969.792 35.393.600

153.593.570.612

159.972.377.000 153.593.570.000

25% 153.593.570.000 - 38.398.392.500

1.101.034.037 962.615.122

21.860.983 12.672.097

97.818.500 116.670.000

1.460.695.693 700.231.594

1.541.143.302 1.265.127.783

1.569.109.270 1.584.649.236

-

39.993.094.250 38.398.392.500

33.481.815.814 35.497.977.003

6.511.278.436 2.900.415.497

10.397.993.006 15.002.821.736

7.574.056.536 15.215.957.980

159.972.377.518

- 7.672.407.500

471.866.616 438.446.605

191.952.550

127.850.000 134.432.514

780.837.152 519.357.652

25% 159.972.377.000 39.993.094.250

38

PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PER 31 DESEMBER 2018

DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT

(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)

18. PERPAJAKAN - (lanjutan)

b. Taksiran Pajak Penghasilan - (lanjutan)

c. Pajak Tangguhan

Jasa Produksi dan Dana Kesejahteraan

Imbalan Pasca Kerja

CKPN

Jumlah

19. PERMODALAN

a. Modal Dasar

b. Modal Disetor

Pada Tahun 2014 Modal Dasar PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah adalah sebesar Rp.490.542.400.000,- yang

ditetapkan berdasarkan Akta Perubahan Anggaran Dasar Perseroan Terbatas PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah No.05

Tanggal 27 April 2011 yang dibuat oleh Notaris Idayanti Panda, SH, M.Kn. dan telah disahkan dengan Keputusan Menteri Hukum &

Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No.AHU-31166.AH.01.02 Tahun 2011 tanggal 21 Juni 2011 dengan nilai nominal Rp.100.000,-

per saham.

Pada Tahun 2017 Modal Dasar PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah adalah sebesar Rp.1.000.000.000.000,- yang

ditetapkan berdasarkan Akta Perubahan Anggaran Dasar Perseroan Terbatas PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah No.14

Tanggal 12 April 2017 yang dibuat oleh Notaris Charles, SH, M.Kn. dan telah disahkan dengan Keputusan Menteri Hukum & Hak Asasi

Manusia Republik Indonesia No.AHU-AH.01.03-0131326 Tahun 2017 tanggal 12 April 2017 dengan nilai nominal Rp.100.000,- per

saham.

Setoran modal PT. Mega Corpora sebesar Rp.62.094.200.000,- beserta agio saham sebesar Rp.36.299.627.552,- dan penambahan

setoran modal sebesar Rp.9.388.695.750,- atau seluruhnya sejumlah Rp.107.782.523.302,- tersebut, belum memenuhi persyaratan

sebagaimana yang diatur oleh Bank Indonesia dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI) nomor 13/27/PBI/2011 tanggal 28 Desember

2011 tentang perubahan atas PBI no. 11/1/PBI/2009 tentang Bank Umum dimana PT. Mega Corpora sebagai calon Pemegang Saham

Pengendali dengan persentasi kepemilikan 30% (tiga puluh persen) harus memenuhi persyaratan mengenai integritas, kelayakan

keuangan dan mendapatkan persetujuan dari Bank Indonesia. Sesuai dengan surat Otoritas Jasa Keuangan Nomor: S-

110/KO.631/2015 tanggal 9 Maret 2015 tentang Perlakuan Setoran Modal PT. Mega Corpora, maka setoran modal beserta agio saham

PT. Mega Corpora pada tahun 2014 telah direklasifikasi sebagai Dana Setoran Modal.

Berdasarkan Surat Otoritas Jasa Keuangan Nomor: S-638/KO.63/2015 tanggal 30 September 2015 perihal Perubahan Modal Disetor

dan Komposisi Kepemilikan Bank Sulteng, komposisi kepemilikan Bank Per Tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar

Rp.227.430.300.000,- Komposisi kepemilkan Bank tersebut sudah termasuk Modal Disetor dari PT. Mega Corpora sebesar

Rp.56.630.000.000,- dengan persentase kepemilikan 24.90%.

Pada Tahun 2015 Modal Dasar PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah adalah sebesar Rp.650.000.000.000,- yang

ditetapkan berdasarkan Akta Perubahan Anggaran Dasar Perseroan Terbatas PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah No.85

Tanggal 29 Mei 2015 yang dibuat oleh Notaris Charles, SH, M.Kn. dan telah disahkan dengan Keputusan Menteri Hukum & Hak Asasi

Manusia Republik Indonesia No.AHU-0936834.AH.01.02 Tahun 2015 tanggal 29 Mei 2015 dengan nilai nominal Rp.100.000,- per

saham.

Manajemen berpendapat bahwa terdapat kemungkinan besar jumlah laba fiskal pada masa mendatang akan memadai untuk

mengkompensasi perbedaan temporer yang menimbulkan aset pajak tangguhan tersebut.

Sesuai dengan peraturan perpajakan Indonesia, Bank menghitung, menetapkan dan membayar sendiri jumlah pajak yang terhutang (self-

assesment system ). Direktorat Jenderal pajak dapat menghitung dan mengubah kewajiban pajak dalam batas waktu lima tahun sejak

tanggal terhutangnya pajak.

31 Desember

Komponen

2017

Dikreditkan

/(Dibebankan)

ke Komprehensif

lainnya

Dikreditkan

/(Dibebankan) ke

laporan laba rugi 2018Aset/(Kewajiban)

Pajak Tangguhan

1.328.209.694 (3.403.392.146) 9.884.677.168

(9.278.122.410) (8.375.256.101) - (902.866.309)

9.218.422.020 1.328.209.694 (3.832.882.600) 6.713.749.115

11.959.859.620

Aset pajak tangguhan dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal

laporan posisi keuangan.

5.633.818.502 - 473.375.855 6.107.194.357

39

PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PER 31 DESEMBER 2018

DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT

(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)

19. PERMODALAN - (lanjutan)

b. Modal Disetor - (lanjutan)

Provinsi Sulteng

Pemkot Palu

Kab Donggala

Kab Poso

Kab Banggai

Kab Tolitoli

Kab Tojo Una-una

Kab Buol

Kab Morowali

Kab Parigi Mautong

Kab Sigi

Kab Banggai Kepulauan

Kab Morowali Utara

Kab Banggai Laut

PT.Mega Corpora

Jumlah

Provinsi Sulteng

Pemkot Palu

Kab Donggala

Kab Poso

Kab Banggai

Kab Tolitoli

Kab Tojo Una-una

Kab Buol

Kab Morowali

Kab Parigi Mautong

Kab Sigi

Kab Banggai Kepulauan

Kab Morowali Utara

Kab Banggai Laut

PT.Mega Corpora

c. Dana Setoran Modal

Berdasarkan kondisi tersebut di atas, maka komposisi pemegang saham PT. BPD Sulteng untuk tahun 2018 dan 2017 adalah sebagai

berikut:

12.621 1.262.100.000 0,49%

Berdasarkan Surat Otoritas Jasa Keuangan Nomor: S-449/KO.0602/2018 tanggal 2 Agustus 2018 perihal Perubahan Komposisi

Kepemilikan Bank Sulteng, komposisi kepemilikan Bank Per Tanggal 31 Desember 2018 adalah sebesar Rp.313.778.900.000,-.

2,29%

3,36%

13.349.500.000

2,33%

3,02%

25.242 0,80% 2.524.200.000

12.065.900.000

9.998.900.000

10.555.800.000

11.085.400.000

14.218.600.000

16.504.800.000

3,76%

Nominal

78.132.200.000

4.778.400.000

4,80% 12.382.900.000

4,58% 11.800.100.000

32,42% 83.594.500.000

4,39%

2.524.300.000

Merupakan tambahan setoran modal oleh para pemegang saham untuk menambah kepemilikan saham, namun belum didukung

kelengkapan persyaratan modal sehingga harus dicatat pada rekening dana setoran modal sesuai pasal 14 Peraturan Otoritas Jasa

Keuangan No. 11/POJK.03/2016 tanggal 29 Januari 2016 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum.

24,72% 63.721.200.000

100,00% 257.809.100.000

2,56%

5.996.500.000

11.310.700.000

5.900.000.000

7.790.200.000

11.085.400.000

14.218.600.000

25.243

4.733.000.000

8.047.500.000

3,19%

4,53%

100,00%

12.382.900.000

11.800.100.000

11.310.700.000

Nominal

2018

142.186

105.640.500.000

3,60%

110.854

105.558

123.829

133.495

142.186

110.854

86.626

Berdasarkan Surat Otoritas Jasa Keuangan Nomor: S-217/KO.064/2017 tanggal 22 Mei 2017 perihal Laporan Perubahan Komposisi

Kepemilikan Bank Sulteng, komposisi kepemilikan Bank Per Tanggal 31 Desember 2017 adalah sebesar Rp.257.809.100.000,-.

118.001

123.829

165.048

%

1.056.405

113.107

99.989

120.659

47.784

80.475

47.330

781.322

3.137.789

%

3,53%

3,36%

1,51%

3,95%

5,26%

Jumlah saham

33,67%

77.902

59.000

42.105

59.965

637.212

835.945

113.107

118.001

3,85%

1,52%

2017

Jumlah saham

8.662.600.000

5,18%

4,30%

5,52%

1,63% 4.210.500.000

24,90%

313.778.900.000

0,98%

2.578.091

40

PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PER 31 DESEMBER 2018

DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT

(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)

19. PERMODALAN - (lanjutan)

c. Dana Setoran Modal - (lanjutan)

Saldo Dana Setoran Modal per 31 Desember 2018 dan 2017 adalah sebagai berikut:

Provinsi Sulteng

Kab Donggala

Kab Poso

Kab Banggai

Kab Bangkep

Kab Tolitoli

Kab Tojo Una-una

Kab Morowali

Kab Buol

Pemkot Palu

Kab Sigi

Kab Morowali Utara

Kab Banggai Laut

Kab Parigi Moutong

PT Mega Corpora

Jumlah

d. Modal Sumbangan

e. Agio Saham

Provinsi Sulteng

Kab Donggala

Kab Poso

Kab Banggai

Kab Toli toli

Kab Tojo Unauna

Kab Morowali

Kab Buol

Kab Parigi Moutong

Kab Banggai Kepulauan

Pemkot Palu

Kab Sigi

Kab Morowali Utara

Kab Banggai Laut

PT. Mega Corpora

Jumlah

- 3.604.523.481

2017

3.000.177.922

-

62.752.246.046

Dana setoran modal tahun 2018 sebesar Rp.62.752.246.046,- berasal dari setoran modal Pemprov, Pemkab dan Pemkot di wilayah

Sulawesi Tengah yang belum mendapatkan persetujuan RUPS dan Otoritas Jasa Keuangan.

34.934.302.289

195.293

241.324

5.000.412.298

3.250.268.065

259.123

167.283

3.500.178.933

3.000.212.607

127.887

900.184.411

3.500.019.463

2.000.088.961

-

63.534.230.938

34.934.431.149

195.293

2.000.241.324

555.471

3.250.273.975

6.300.259.123

167.283

295.000

4.500.266.819

127.887

295.750

5.100.135.530

1.475.622.078 737.811.039

98.732.866.575

2018 2017

5.939.551.318 18.827.422.458

872.032.903 872.032.903

2.616.858.676

Berdasarkan PSAK 61 Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah maka per 31 Desember 2015 Modal

Sumbangan sebesar Rp.275.450.000,- di reklasifikasikan ke Pos Cadangan Umum.

Merupakan bantuan dari Bank Indonesia berupa seperangkat hardware dan software bagi komputerisasi teller system dan akuntansi

sesuai Surat Bank Indonesia Nomor: 26/12/UPPP/PPTP tanggal 12 Mei 1993 perihal Bantuan Teknis kepada PT. Bank Pembangunan

Daerah Sulawesi Tengah.

2018

3.664.823.519 7.447.573.000

1.475.680.537

2.397.871.262

3.050.741.374

737.811.039

1.547.292.812

2.453.231.935

3.689.172.113 3.689.172.113

1.916.519.856

45.675.302.798

2.616.858.676

66.013.481.193

4.242.428.089

3.050.741.374

2.028.994.972

1.660.118.682 1.660.118.682

2.766.864.470

Per 31 Desember 2017 Agio saham yang berasal dari setoran modal Pemprov, Pemkot dan Pemkab di Wilayah Sulawesi Tengah

adalah sebesar Rp.28.762.704.885,- Sedangkan agio saham PT. Mega Corpora sebesar Rp.37.250.776.308,-.

Per 31 Desember 2018 Agio saham yang berasal dari setoran modal Pemprov, Pemkot dan Pemkab di Wilayah Sulawesi Tengah

adalah sebesar Rp.53.057.563.777,- Sedangkan agio saham PT. Mega Corpora sebesar Rp.45.675.302.798,-.

1.584.531.195

37.250.776.308

2.654.038.600

3.652.226.025

41

PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PER 31 DESEMBER 2018

DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT

(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)

19. PERMODALAN - (lanjutan)

e. Agio Saham - (lanjutan)

20. PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAINNYA

Keuntungan (Kerugian) nilai wajar surat berharga

Keuntungan (Kerugian) Aktuarial Program Manfaat Pasti

Pajak-pajak terkait

Jumlah

a. Keuntungan (Kerugian) nilai wajar surat berharga

b. Keuntungan (Kerugian) Aktuarial Program Manfaat Pasti

21. PEMBAGIAN LABA BERSIH

Adapun alokasi pembagian laba untuk tahun-tahun tersebut adalah sebagai berikut:

Dividen

Cadangan Umum

Cadangan Khusus IT

Jumlah Alokasi Laba

22. PENDAPATAN BUNGA

Penempatan pada Bank Indonesia

Penempatan pada bank lain

Kredit yang diberikan

Jumlah

3.321.416.686

987.880.906 (340.328.788)

5.312.838.775

Pada tahun 2017 sesuai dengan PSAK 01, PSAK 55, PAPI 2008 Buku 1 dilakukan rekalisfikasi terhadap “pendapatan bunga” dari

penempatan reksadana pasar uang ke "pendapatan operasional lainnya" sebesar Rp.23.951.649.240,- sehingga pendapatan bunga

menjadi sebesar Rp.504.257.707.018,-.

2017

39.006.942.996 30.096.503.577

48.403.672.146 41.541.745.132

547.612.737.273 504.257.707.018

2018

Harga saham atas Dana setoran modal Pemegang Saham Tahun 2013 sampai saat ini adalah sebesar Rp.158.459,- per lembar saham

dengan rincian Rp.100.000 dibukukan sebagai Nominal saham dan Rp.58.459,- dibukukan sebagai Agio saham berdasarkan hasil

penilaian dari Kantor Jasa Penilai Publik "Miduk Totok" yang telah diputuskan pada RUPS-LB tanggal 12 April 2013 dan tertuang

dalam Akta Pernyataan Keputusan RUPS-LB PT.Bank Pembangunan Daerah Sulteng No.69 tanggal 21 Juni 2013.

5.007.838.669 5.280.329.063

100.156.773.379 105.606.581.256

45.070.548.020 47.522.961.565

2018 2017

50.078.386.689 52.803.290.628

2018

Pembagian laba tahun buku 2017 dilaksanakan pada tahun 2018 berdasarkan Akta Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan nomor 78

tanggal 12 April 2018. Sedangkan pembagian laba tahun buku 2016 dilaksanakan pada tahun 2017 berdasarkan hasil Rapat Umum

Pemegang Saham Tahunan tahun 2017.

2017

1.940.818.769

(9.861.074.328)

9.622.136.367 (8.260.584.347)

Keuntungan atau kerugian aktuaria dari penyesuaian dan perubahan asumsi aktuaria sebagai kelebihan atas nilai yang lebih tinggi

antara 10% dari nilai wajar aset program atau 10% dari nilai kini liabilitas imbalan pasti pada awal periode diamortisasi dan diakui

sebagai biaya atau keuntungan selama perkiraan rata rata sisa tahun jasa pegawai yang telah memenuhi kriteria.

Jasa produksi, dana kesejahteraan, tantiem dan CSR untuk tahun 2018 telah disajikan sebagai beban tahun berjalan dan bukan sebagai

distribusi laba bersih.

460.202.122.130 432.619.458.309

Merupakan hasil Market to Market atas Nilai Aktiva Bersih (NAB) Surat berharga (Reksadana) dihitung berdasarkan nilai pasar wajar

(NPW).

42

PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PER 31 DESEMBER 2018

DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT

(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)

23. BEBAN BUNGA

Bank Lain

- Call Money

- Deposito Berjangka

- Giro

- Lainnya

Jumlah Beban Bunga Bank Lain

Non Bank

- Giro

- Tabungan

- Deposito Berjangka

- Lainnya

Jumlah Beban Bunga Non Bank

Jumlah

24. PENDAPATAN OPERASIONAL LAINNYA DAN IMBALAN JASA

Penerimaan bunga kredit hapus buku

Penerimaan pokok kredit hapus buku

Provisi Bank Garansi

Denda kredit dan deposito

Jasa penggantian Cek dan Bilyet Giro

Jasa administrasi

Jasa administrasi referensi/dukungan bank

Jasa transfer

Pendapatan Fee

Keuntungan dari penjualan efek-efek

Lainnya

Jumlah

25. PENYISIHAN (PEMULIHAN) CADANGAN KERUGIAN PENURUNAN NILAI

Kredit yang diberikan

Penempatan pada Bank Lain

Jumlah

26. BEBAN ADMINISTRASI DAN UMUM

Beban barang dan jasa pihak ketiga

Beban sewa

Beban asuransi

Beban pemeliharaan dan perbaikan

Beban penyusutan dan amortisasi

Beban promosi

Beban perjalanan dinas

Beban pajak dan retribusi

Jumlah

23.951.649.240 11.932.552.845

20.887.284.219

4.358.333

133.547.252

85.955.779.615 97.182.476.840

7.353.053.577

334.120.000

840.059.500

2018 2017

5.980.000 27.859.776

2018 2017

382.360.000

34.932.780.069

3.234.917.351

112.151.852

6.585.160.741

173.030.176.882

134.966.261.608

7.734.554.719

30.329.360.555

200.494.997.751

174.561.748.637

37.116.720.330

2018

27.655.843.662

33.750.000

-

9.843.331.488

137.056.359.941

2018

2017

27.464.820.869

5.897.789.714

5.329.766

23.756.745.385

6.467.861.258

9.340.298.228

130.118.582

83.259.301.963

2018

9.326.685.432

11.249.340.478

-

11.249.340.478

133.312.917

18.562.211.242

676.495.000

Pada tahun 2017 sesuai dengan PSAK 01, PSAK 55, PAPI 2008 Buku 1 dilakukan rekalisfikasi terhadap “pendapatan bunga” dari

penempatan reksadana pasar uang ke "pendapatan operasional lainnya" sebesar Rp.23.951.649.240,- sehingga pendapatan operasional

lainnya menjadi sebesar Rp.69.013.305.099,-.

9.557.783.956

10.486.297.183

1.525.042.046

9.031.399.460

6.195.040.489

9.200.315.144

1.253.196.013

9.570.004.510

50.874.774.650

7.432.568.505

42.613.323.747

2017

2.873.388.738

-

2.873.388.738

2017

69.013.305.099

3.937.874.930

838.685.717

903.673.002

11.656.333.821

991.466.630

1.123.163.469

16.195.686.111 21.557.343.055

211.678.468.967

6.213.546 -

43

PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PER 31 DESEMBER 2018

DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT

(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)

27. BEBAN TENAGA KERJA

Gaji dan tunjangan

Honorarium Dewan Komisaris

Lembur

Pembayaran lainnya ke pegawai

Jasa produksi dan kesejahteraan

Imbalan kerja

Pendidikan dan seminar

Jumlah

28. BEBAN LAINNYA

Tenaga ahli

Beban iuran dana pensiun

Beban operasional lainnya

Beban dari bank lain

Jumlah

29. PENDAPATAN/(BEBAN) NON OPERASIONAL

Pendapatan Non Operasional:

Pendapatan Non Operasional Lainnya

Jumlah

Beban Non Operasional:

Beban Non Operasional Lainnya

Denda Laporan

Denda Pajak

Denda Lainnya

Hadiah dan Sumbangan

Jumlah

Jumlah Pendapatan/(beban) non Operasional

30. TAGIHAN DAN LIABILITAS KOMITMEN KONTIJENSI

KOMITMEN

Tagihan komitmen:

- Komitmen Kredit yang Belum Digunakan

- Lainnya

Jumlah

Liabilitas komitmen:

- Komitmen Kredit yang Belum Ditarik

- Lainnya

Jumlah

Komitmen bersih

Dari Beban operasional lainnya sebesar Rp.18.801.719.781 diantaranya sebesar Rp.6.962.333.926 merupakan Beban Fee Marketing

Kredit PT. Bina Artha Prima (BAP).

(7.077.245.998)

-

2017

2.804.234.278

12.672.097

1.622.986.424

(7.077.245.998)

-

-

2018

-

(36.941.050.154)

3.082.481.450

1.629.061.636

-

- -

1.453.419.814

(36.941.050.154) (7.077.245.998)

-

(36.941.050.154)

- 1.000.000

1.101.034.037 962.615.122

34.300.000

21.860.983

438.446.605

4.427.220.702

2017

4.427.220.702

23.293.214.166 18.095.457.337

2018

2.565.659.988

1.176.306.965

208.252.600

744.260.420

2.326.938.505

34.192.117.932

2017

471.866.616

3.082.481.450

36.795.042.939

2018

347.479.719 532.655.782

136.523.637.617 130.278.010.323

2018 2017

2.439.097.436 916.645.520

1.704.917.230 1.474.034.400

18.801.719.781 15.172.121.635

7.134.176.428

18.341.390.764

22.535.274.010

45.003.852.264 49.240.929.389

24.428.777.430

17.069.516.344

5.247.404.562

44

PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PER 31 DESEMBER 2018

DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT

(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)

30. TAGIHAN DAN LIABILITAS KOMITMEN KONTIJENSI - (lanjutan )

KONTIJENSI

Tagihan Kontijensi:

- Pendapatan Bunga dalam Penyelesaian

- Lainnya

Jumlah

Liabilitas Kontijensi:

- Garansi yang Diterbitkan

- Lainnya

Jumlah

Kontijensi Bersih

LAINNYA

- Aset Produktif yang Dihapusbukukan

- Lainnya

Jumlah Tagihan Lainnya

Jumlah Tagihan Komitmen dan Kontijensi - Bersih

31. IMBALAN KERJA

Dana Pensiun

Tunjangan Hari Tua

Uang Duka Penghargaan Pensiun

Akhir Masa Jabatan Direksi

Liabilitas Imbalan Pasca Kerja

a. Program Dana Pensiun

2018

PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah memiliki program pensiun manfaat pasti melalui Dana Pensiun Bank Pembangunan

Daerah Sulawesi Tengah yang pesertanya meliputi setiap karyawan yang telah berusia 18 tahun atau telah menikah. Program

tersebut memberikan manfaat pensiun yang akan dibayarkan kepada karyawan yang berhak pada saat karyawan pensiun atau pada

saat karyawan tersebut berhenti sesuai dengan peraturan dana pensiun yang bersangkutan.

Pendanaan program pensiun ini dibentuk dari iuran peserta sebesar 5,00% dan iuran normal dan tambahan sesuai perhitungan

aktuaria yang dibayarkan oleh PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah sebagai pendiri. Di samping itu, sumber pendanaan

lainnya adalah hasil investasi Dana Pensiun. Aset Investasi dana pensiun berupa deposito berjangka.

Berdasarkan laporan aktuaris No.: 130-D/PSAK/DAT/II/2019 untuk perhitungan Dana Pensiun, Beban (Pendapatan) Imbalan Pasca

Kerja untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 desember 2018 dan 2017 adalah sebagai berikut:

(5.819.660.335)

(16.072.022.672)

(20.982.152.030)

(4.965.603.443)

Bank memberikan imbalan kerja jangka panjang dan pasca kerja lainnya kepada para karyawannya yang memenuhi syarat yang terdiri

dari program pensiun manfaat pasti, tunjangan hari tua, penghargaan masa kerja, uang duka dan penghargaan pensiun, serta

penghargaan akhir masa jabatan direksi. yang dihitung berdasarkan Peraturan Perusahaan yang telah sesuai dengan Undang-Undang

Ketenagakerjaan No.13 Tahun 2003.

Penilaian aktuaria atas liabilitas imbalan kerja jangka panjang dan pasca kerja dihitung oleh aktuaria independen (PT Dian Artha Tama)

dengan menggunakan metode projected unit credit . Perhitungan aktuaria untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2018,

diperoleh dari laporan aktuaria pada tanggal 1 Pebruari 2019.

2018 2017

(4.698.610.191)

(13.740.600.953)

(18.313.101.192)

(2.786.396.335)

(39.538.708.671) (47.839.438.480)

(30.853.401.965)

-

(30.853.401.965)

12.256.751.429

-

12.256.751.429

(18.596.650.536)

2017

-

14.511.845.485

14.511.845.485

(26.274.281.617)

-

(26.274.281.617)

14.861.765.459 50.007.385.100

45.943.017.302 43.974.709.980

17.622.234.443 31.706.571.654

63.565.251.745 75.681.281.634

(11.762.436.132)

45

PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PER 31 DESEMBER 2018

DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT

(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)

31. IMBALAN KERJA - (lanjutan)

a. Program Dana Pensiun - (lanjutan)

Penetapan Beban (Pendapatan) Imbalan Pasca Kerja:

Biaya Jasa Kini

Biaya (Pendapatan) Netto

a. Biaya Bunga

b. Pendapatan Bunga dari aset

c. Bunga atas dampak batasan atas

Beban (Pendapatan) yang diakui

Rekonsiliasi Pendanaan

Nilai Kini Kewajiban

Nilai Wajar Aset

Status Pendanaan

Kewajiban transisi yang belum diakui

Biaya Jasa Lalu yang belum diakui

(Laba)/Rugi Aktuaria yang belum diakui

Biaya dibayar dimuka (Cadangan) Yang diakui akhir periode

Perubahan atas Dampak Batasan Aset

Rekonsiliasi Biaya dibayar dimuka (Cadangan) Kewajiban Imbalan Pasca Kerja

Biaya dibayar dimuka (cadangan) awal

Pembayaran Imbalan

Beban (Pendapatan)

Pendapatan Komprehensif Lain

Iuran Pemberi Kerja

Biaya dibayar dimuka (cadangan) akhir periode

Akumulasi (Laba)/Rugi Aktuaria yang diakui dalam pendapatan Komprehensif lain

Pendapatan Komprehensif Lain Awal

(Laba)/Rugi Aktuaria pada Kewajiban

(Laba)/Rugi Aktuaria pada Aset

Perubahan dampak batas aset

Pendapatan Komprehensif Lain akhirnya periode

b. Program Tunjangan Hari Tua Pegawai dan Direksi

Penetapan Beban (Pendapatan) Imbalan Pasca Kerja:

Biaya Jasa Kini

Biaya Bunga

Hasil yang diharapkan dari aset

(Laba)/Rugi Aktuaria

Beban Jasa Lalu

a. vested

b. Non vested

c. Transisi

(Laba)/Rugi Aktuaria yang belum diakui

Beban (Pendapatan) yang diakui

-

-

-

1.751.115.901

-

4.625.943.157

7.745.514.281

4.800.681.202

6.787.806.624

9.198.435.663

(1.452.921.382)

(1.751.115.901)

1.980.525.452

2.164.584.955

(372.091.936)

-

-

-

-

-

-

-

-

-

3.189.833.103 3.773.018.471

(1.162.478.261)

(447.245.865)

-

11.172.480.878 12.782.205.004

Berdasarkan laporan aktuaris Nomor: 130-B/PSAK/DAT/II/2019 untuk perhitungan Tunjangan Hari Tua, beban (pendapatan) imbalan

pasca kerja untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2018 dan 2017 adalah sebagai berikut:

2018 2017

2.032.647.471

1.521.434.693

(364.249.061)

4.766.467.719

(4.698.610.191) (5.819.660.335)

2018 2017

12.782.205.004

2018 2017

(61.935.407.379)

57.236.797.188

(4.698.610.191)

-

-

-

(4.698.610.191)

- -

5.255.141.701 4.625.943.157

2018 2017

(5.819.660.335)

-

5.255.141.701

(1.609.724.126)

(3.565.680.272)

(56.459.279.224)

50.639.618.889

(5.819.660.335)

-

-

-

(5.819.660.335)

2018 2017

4.836.126.157

4.065.068.104

4.773.036.893

3.418.586.536

(3.646.052.560)

- -

46

PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PER 31 DESEMBER 2018

DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT

(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)

31. IMBALAN KERJA - (lanjutan)

b. Program Tunjangan Hari Tua Pegawai dan Direksi - (lanjutan)

Rekonsiliasi Pendanaan

Nilai Kini Kewajiban

Nilai Wajar Aset

Status Pendanaan

Kewajiban transisi yang belum diakui

Biaya Jasa Lalu yang belum diakui

(Laba)/Rugi Aktuaria yang belum diakui

Biaya dibayar dimuka (Cadangan) Yang diakui akhir periode

Rekonsiliasi Biaya dibayar dimuka (Cadangan) Kewajiban Imbalan Pasca Kerja

Biaya dibayar dimuka (cadangan) awal

Pembayaran Imbalan

Beban (Pendapatan)

Pendapatan Komprehensif Lain

Iuran Pemberi Kerja

Biaya dibayar dimuka (cadangan) akhir

Akumulasi (Laba)/Rugi Aktuaria yang diakui dalam pendapatan Komprehensif lain

Pendapatan Komprehensif Lain Awal

(Laba)/Rugi Aktuaria pada Kewajiban

(Laba)/Rugi Aktuaria pada Aset

Pendapatan Komprehensif Lain akhirnya periode

c. Program Penghargaan Masa Kerja Uang Duka dan Penghargaan Pensiun

Biaya Jasa Kini

Biaya Bunga

Hasil yang diharapkan dari aset

(Laba)/Rugi Aktuaria

Beban Jasa Lalu

a. vested

b. Non vested

c. Transisi

Beban (Pendapatan)yang diakui

Nilai Kini Kewajiban

Nilai Wajar Aset

Status Pendanaan

Kewajiban transisi yang belum diakui

Biaya Jasa Lalu yang belum diakui

(Laba)/Rugi Aktuaria yang belum diakui

Biaya dibayar dimuka (Cadangan) Yang diakui akhir periode

Status Rekonsiliasi imbalan pasca kerja untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2018 dan 2017 adalah sebagai

berikut:

5.059.014.731

(21.339.202.615)

-

3.773.018.471

- -

- -

18.313.101.192 20.982.152.030

- -

- -

- -

- -

6.773.435.148 8.065.955.423

Status Rekonsiliasi Pendanaan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2018 dan 2017 adalah sebagai berikut:

2018 2017

18.313.101.192 20.982.152.030

- -

18.313.101.192 20.982.152.030

228.077.255

(11.099.083.612)

Berdasarkan laporan aktuaris Nomor: 130-A/PSAK/DAT/II/2019 untuk perhitungan penghargaan Masa Kerja Uang Duka dan

Penghargaan Pensiun, beban (pendapatan) imbalan pasca kerja untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2018

dan 2017 adalah sebagai berikut:

2018 2017

5.262.720.202 6.579.593.578

1.510.714.946 1.486.361.845

- -

- -

- -

147.921.577

(7.514.850.164)

(16.072.022.672)

-

3.189.833.103

(3.584.233.448)

1.937.021.374

(13.740.600.953) (16.072.022.672)

2018 2017

(7.514.850.164)

(3.812.310.703)

(19.350.815.897)

5.610.214.944

(13.740.600.953) (16.072.022.672)

- -

- -

- -

(13.740.600.953) (16.072.022.672)

2018 2017

(7.522.454.187)

(7.374.532.610)

1.665.665.804

(140.317.554)

(21.131.037.403)

2018 2017

47

PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PER 31 DESEMBER 2018

DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT

(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)

31. IMBALAN KERJA - (lanjutan)

c. Program Penghargaan Masa Kerja Uang Duka dan Penghargaan Pensiun - (lanjutan)

Rekonsiliasi Biaya dibayar dimuka (Cadangan) Kewajiban Imbalan Pasca Kerja

Biaya dibayar dimuka (cadangan) awal

Pembayaran Imbalan

Beban (Pendapatan)

Pendapatan Komprehensif Lain

Iuran Pemberi Kerja

Biaya dibayar dimuka (cadangan) akhir

Akumulasi (Laba)/Rugi Aktuaria yang diakui dalam pendapatan Komprehensif lain

Pendapatan Komprehensif Lain Awal

(Laba)/Rugi Aktuaria pada Kewajiban

(Laba)/Rugi Aktuaria pada Aset

Pendapatan Komprehensif Lain akhirnya periode

d. Penghargaan Akhir Masa Jabatan Direksi dan Komisaris

Biaya Jasa Kini

Biaya Bunga

Hasil yang diharapkan dari aset

(Laba)/Rugi Aktuaria

Beban Jasa Lalu

a. vested

b. Non vested

c. Transisi

Beban (Pendapatan)yang diakui

Nilai Kini Kewajiban

Nilai Wajar Aset

Status Pendanaan

Perubahan pada Dampak Batas Aset

Biaya dibayar dimuka (Cadangan)

Yang diakui akhir periode

Rekonsiliasi Biaya dibayar dimuka (Cadangan) Kewajiban Imbalan Pasca Kerja

Biaya dibayar dimuka (cadangan) awal

Pembayaran Imbalan

Beban (Pendapatan)

Pendapatan Komprehensif Lain

Iuran Pemberi Kerja

Biaya dibayar dimuka (cadangan) akhir

Akumulasi (Laba)/Rugi Aktuaria yang diakui dalam pendapatan Komprehensif lain

Pendapatan Komprehensif Lain Awal

(Laba)/Rugi Aktuaria pada Kewajiban

(Laba)/Rugi Aktuaria pada Aset

Perubahan dampak batas aset

Pendapatan Komprehensif Lain akhirnya periode

Status Rekonsiliasi Pendanaan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2018 dan 2017 adalah sebagai berikut:

(3.620.611.515) 7.023.144.363

- -

- -

4.514.288.869 8.134.900.384

2018 2017

(4.965.603.443) (2.917.482.083)

409.701.985 6.851.496.716

1.851.106.392 1.876.473.713

(3.620.611.515) 7.023.144.363

- -

(2.786.396.335) (4.965.603.443)

2018 2017

8.134.900.384 1.111.756.021

2018 2017

(2.786.396.335) (4.965.603.443)

- -

(2.786.396.335) (4.965.603.443)

- -

- -

(2.786.396.335) (4.965.603.443)

357.523.448 304.833.101

- -

- -

- -

- -

- -

- -

1.851.106.392 1.876.473.713

(18.313.101.192) (20.982.152.030)

2018 2017

(6.359.344.014) (4.281.694.981)

- -

(9.900.524.910) (3.541.180.896)

Berdasarkan laporan aktuaris Nomor: 130-C/PSAK/DAT/II/2019 untuk perhitungan penghargaan, Akhir Masa Jabatan Direksi beban

(pendapatan) imbalan pasca kerja untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2018 dan 2017 adalah sebagai

berikut:

2018 2017

1.493.582.944 1.571.640.612

(3.541.180.896) 740.514.085

2018 2017

(20.982.152.030) (17.694.783.864)

3.083.141.972 496.892.276

6.773.435.148 8.065.955.423

(6.359.344.014) (4.281.694.981)

- -

48

PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PER 31 DESEMBER 2018

DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT

(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)

31. IMBALAN KERJA - (lanjutan)

e. Asumsi

Tingkat mortalitas

Tingkat kecatatan

Tingkat pengunduruan diri

Tingkat pensiun awal

Selisih usia peserta dan suami/istri

Rata-rata kenaikan gaji pada masa yang akan datang

Tingkat kenaikan manfaat pensiun berkala

Rata-rata tertimbang tingkat bunga pengukuran kewajiban aktuaria

Rata-rata tertimbang tingkat bunga pengukuran aset aktuaria

Usia Pensiun

Metode yang digunakan

32. ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN

Asumsi yang digunakan oleh aktuaris untuk menentukan besarnya seluruh kewajiban manfaat karyawan di atas adalah sebagai

berikut:

729.811.717.530

1.744.164.364.903

625.010.325.965

300.551.250.000

9.058.755.889.970

Pinjaman Diterima - - 300.551.250.000 - 300.551.250.000

Jumlah 938.561.803.851 806.854.471.163 3.259.250.141.267 4.054.089.473.689 9.058.755.889.970

Tabungan - - - 729.811.717.530 729.811.717.530

Deposito Berjangka - - -

299.613.110.187

4.014.842.676

337.058.770.359 Penempatan BI dan Bank Lain - 337.058.770.359 - - 337.058.770.359

1.408.357.504.655

2.958.698.891.267

651.475.112.429

Efek-efek 938.561.803.851 469.795.700.804 - - 1.408.357.504.655

Kredit Yang Diberikan - - 2.958.698.891.267 - 2.958.698.891.267

Giro - - - 651.475.112.429 651.475.112.429

1.653.755.817.735

1.150.000.000.000

2.640.309.597

1.653.755.817.735

1.150.000.000.000

2.640.309.597

10.612.287.713.064

2017

Nilai Wajar

10.612.287.713.064 1.851.608.615.000 3.421.799.386.965 5.193.404.070.214

Dimiliki Hingga Pinjaman Yang Biaya Perolehan

- - 1.653.755.817.735

- - 1.150.000.000.000

- 2.640.309.597 -

Tersedia untuk

3.210.089.241

1.496.200.000.000

500.884.255.885

3.210.089.241

1.496.200.000.000

500.884.255.885

- - 3.210.089.241

1.496.200.000.000 - -

355.408.615.000 -

3.419.159.077.368

933.911.257.223

1.081.838.791.566

3.419.159.077.368

933.911.257.223

1.081.838.791.566

- - 933.911.257.223

- - 1.081.838.791.566

-

- 3.419.159.077.368 -

Sebagian besar instrumen keuangan pada laporan posisi keuangan disajikan menggunakan nilai wajar. Berikut ini adalah perbandingan

antara nilai tercatat, seperti yang dilaporkan pada laporan posisi keuangan dan nilai wajarnya.

Pada tabel berikut ini, instrumen keuangan telah dialokasikan berdasarkan klasifikasi-nya. Kebijakan akuntansi penting pada Catatan

No. 2c menjelaskan bagaimana setiap kategori aset keuangan dan liabilitas keuangan diukur dan bagaimana pendapatan dan beban,

termasuk keuntungan dan kerugian atas nilai wajar (perubahan nilai wajar instrumen keuangan) diakui.

Pengelompokan aset keuangan telah diklasifikasikan menjadi aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo, pinjaman yang diberikan dan

piutang, dan aset keuangan tersedia untuk dijual. Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai biaya perolehan diamortisasi.

Nilai wajar pada tanggal laporan posisi keuangan adalah berdasarkan informasi yang tersedia dan belum diperbaharui untuk

merefleksikan perubahaan keadaan pasar setelah tanggal laporan posisi keuangan.

Tabel berikut ini merupakan nilai tercatat dan nilai wajar dari aset keuangan dan liabilitas keuangan pada tanggal 31 Desember 2018

dan 2017.

2018

Nilai Wajar

370.688.114.448

Nilai Tercatat

370.688.114.448 - - 370.688.114.448

Dimiliki Hingga

Jatuh Tempo

Pinjaman Yang

Diberikan/Diterima

Biaya Perolehan

Diamortisasi

Tersedia untuk Aset dan Liabilitas

Keuangan

Giro pada Bank Indonesia

dijual

-

0,10% per tahun 0,10% per tahun

5 tahun 5 tahun

5% 5%

NIHIL NIHIL

8,5% 7,2%

0% - 8,5% 0% - 7,2%

56 tahun 56 tahun

Projected Unit Credit Projected Unit Credit

2018 2017

GAM tahun 1971 GAM tahun 1971

0,01% per tahun 0,01% per tahun

0,50% per tahun 0,50% per tahun

-

145.475.640.885

-

-

-

-

-

-

145.475.640.885

Giro pada Bank Lain

Penempatan BI dan Bank Lain

- - - 625.010.325.965 625.010.325.965

Aset dan Liabilitas

Keuangan dijual Jatuh Tempo Diberikan/Diterima Diamortisasi

Giro pada Bank Indonesia - - - 299.613.110.187 299.613.110.187

Giro pada Bank Lain - - - 4.014.842.676 4.014.842.676

Nilai Tercatat

1.744.164.364.903 1.744.164.364.903

Simpanan dari Bank Lain

Kredit Yang Diberikan

Giro

Tabungan

Deposito Berjangka

Simpanan dari Bank Lain

Pinjaman Diterima

Jumlah

Efek-efek

-

49

PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PER 31 DESEMBER 2018

DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT

(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)

32. ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN - (lanjutan)

Metode dan asumsi yang digunakan untuk estimasi nilai wajar adalah sebagai berikut:

-

-

-

33. KUALITAS ASET PRODUKTIF

Penempatan pada BI

Penempatan pada Bank Lain

Efek-efek

Kredit Yang Diberikan

Jumlah

Penempatan pada BI

Penempatan pada Bank Lain

Efek-efek

Kredit Yang Diberikan

Jumlah

34. MANAJEMEN RISIKO

Seluruh penempatan dana pada Bank Indonesia, penempatan pada bank lain, dan efek-efek digolongkan sebagai aset lancar.

PT. Bank Sulteng menerapkan manajemen risiko yang independen dan sesuai dengan standar yang merujuk pada ketentuan Bank

Indonesia serta best practices yang diterapkan di perbankan internasional.

Kerangka pengelolaan risiko Bank mengacu pada Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 5/8/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003 tentang

Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum, sebagaimana telah diubah dengan PBI No. 11/25/PBI/2009 tanggal 1 Juli 2009 tentang

Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/8/PBI/2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum sebagai mana

telah diubah sesuai Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No. 18/POJK.03/2016 tanggal 16 Maret 2016 tentang Penerapan

Manajemen Risiko bagi Bank Umum. Kerangka ini tercantum dalam Kebijakan Manajemen Risiko Bank Mandiri (KMRBM) agar sejalan

dengan rencana penerapan Basel II Accord secara bertahap di Indonesia. Dalam kerangka pengelolaan risiko tersebut diatur berbagai

kebijakan agar manajemen risiko berfungsi sebagai business enabler sehingga bisnis dapat tetap tumbuh dalam koridor prudential

principle dengan menerapkan proses manajemen risiko yang ideal (identifikasi - pengukuran - pemantauan - pengendalian risiko) pada

semua level organisasi.

Direksi memiliki tanggung jawab secara menyeluruh terhadap pembentukan dan pengawasan terhadap kerangka manajemen risiko

Bank. Direksi telah membentuk Komite Aset dan Liabilitas (ALCO), Komite Risiko Kredit dan Operasional yang bertanggung jawab untuk

mengembangkan dan memonitor kebijakan manajemen risiko Bank di area yang telah ditetapkan. Semua komite Dewan memiliki

anggota eksekutif dan non-eksekutif dan melaporkan secara teratur kepada Direksi pada tanggal kegiatan mereka.

Kebijakan manajemen risiko Bank dibuat untuk mengidentifikasi dan menganalisis risiko yang dihadapi oleh Bank, untuk menetapkan

batas risiko dan pengendalian yang tepat, dan memantau risiko dan kepatuhan terhadap batas risiko. Kebijakan manajemen risiko dan

sistem direview secara berkala untuk mencerminkan perubahan dalam kondisi pasar, produk dan jasa yang ditawarkan.

Bank, melalui pelatihan dan pemeliharaan prosedur operasi standar, bertujuan untuk mengembangkan lingkungan pengendalian yang

disiplin dan konstruktif, sehingga semua karyawan memahami peran dan kewajibannya masing-masing.

1.408.357.505 - - - - 1.408.357.505

2.854.472.829 99.146.368 4.302.551 2.847.097 33.605.397 2.994.374.241

4.599.889.104 99.146.368 4.302.551 2.847.097 33.605.397 4.739.790.516

2017 (dalam ribuan)

Aset Produktif Lancar DPK Kurang Lancar Diragukan Macet Jumlah

212.058.770 - - - - 212.058.770

125.000.000 - - - - 125.000.000

500.884.256 - - - - 500.884.256

3.339.549.215 72.769.197 5.536.306 4.112.536 42.431.330 3.464.398.583

5.336.633.471 72.769.197 5.536.306 4.112.536 42.431.330 5.461.482.839

Aset Produktif Lancar DPK Kurang Lancar Diragukan Macet Jumlah

251.200.000 - - - - 251.200.000

1.245.000.000 - - - - 1.245.000.000

Nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan, kecuali efek-efek dimiliki hingga jatuh tempo dan pinjaman yang diterima,

mendekati nilai tercatatnya karena mempunyai jangka waktu jatuh tempo yang singkat atas instrumen keuangan tersebut dan/atau

suku bunganya sering ditinjau ulang.

Nilai wajar efek-efek dimiliki hingga jatuh tempo ditentukan berdasarkan harga kuotasi pasar yang berlaku pada tanggal 31

Desember 2018 dan 2017.

Nilai wajar pinjaman yang diterima dinilai menggunakan diskonto arus kas berdasarkan tingkat suku bunga pasar per tanggal

31 Desember 2018 dan 2017.

Tabel berikut ini menunjukkan tingkat mutu aset produktif Bank sesuai dengan peraturan Bank Indonesia yang berlaku:

2018 ( dalam ribuan)

50

PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PER 31 DESEMBER 2018

DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT

(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)

34. MANAJEMEN RISIKO - (lanjutan)

a. Profil Risiko Bank

Ringkasan sesuai matriks profil risiko yaitu sebagai berikut:

Risiko Kredit

Risiko Pasar

Risiko Operasional

Risiko Likuiditas

Risiko Hukum

Risiko Reputasi

Risiko Strategik

Risiko Kepatuhan

Peringkat Komposit

b. Risiko Kredit

-

-

-

-

Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi tercermin dari tanggung jawab atas efektifitas penerapan manajemen risiko di

Bank Sulteng.

Berdasarkan pedoman yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Jaminan umumnya tidak diadakan selama penempatan pada Bank

Indonesia dan bank lain.

Penetapan tingkat risiko dan toleransi risiko juga harus sejalan dengan Rencana Bisnis Bank sehingga lebih terarah serta dapat

menjadi acuan dan bahan evaluasi bagi risk taking unit untuk mengambil langkah strategis yang tepat kedepannya didalam

merealisasikan ekspansi kredit, menekan peningkatan Non Performing Loan (NPL), sehingga biaya yang timbul dalam

pembentukkan CKPN bisa diminimalisasi dan pencapaian profit dapat terealisasi.

Moderate Fair 3 Moderate Fair 3

Moderate Fair PK3 Moderate Fair 2

Dengan melihat risiko inherent berada pada posisi Moderate dan Kualitas Penerapan Manajemen Risiko pada posisi Fair , maka

peringkat Profil Risiko Per Desember 2018 adalah peringkat 3 (tiga).

Dengan mempertimbangkan aktivitas bisnis yang dilakukan Bank, kemungkinan kerugian yang dihadapi bank dari risiko tersebut

tergolong cukup signifikan. Dengan melihat Risiko Inherent yang berada pada posisi Moderate, serta Kualitas Penerapan Manajemen

Risiko yang berada pada posisi Fair, dapat disimpulkan Peringkat Risiko untuk Risiko Kredit mendapatkan nilai 3 (Tiga).

Sehubungan dengan terjadinya bencana alam pada tanggal 28 September 2018 berupa Gempa Bumi dengan magnetudo 7,4 yang

disusul dengan Tsunami dan Likuifaksi di palu, Sigi, dan Donggala dampak yang akan terjadi adalah sebagai berikut:

Bank berupaya mengeluarkan kebijakan – kebijakan yang di dasari dengan Surat Keputusan Direksi misalnya kebijakan tentang

pembentukan tim restrukturisasi kredit Dampak Bencana Alam sesuai SK Direksi No. 94/SK/DHMS/OJK/X/2108.

Pelaksanaan pengawasan aktif oleh Komisaris dan Direksi sudah dilakukan dengan cukup baik.

Low to Fair 3 Low to Fair 3

Moderate Moderate

Moderate Fair 3 Moderate Fair 3

Moderate Fair 3 Moderate Fair 3

Moderate Fair 3 Moderate Fair 3

Moderate Fair 3 Moderate Fair 3

Risiko

Moderate Fair 3 Moderate Fair 3

Low to Satisfactory 2 Low to Satisfactory 2

Moderate Moderate

Komite Audit Bank bertanggung jawab untuk memantau kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur manajemen risiko Bank, dan untuk

mengkaji kecukupan kerangka kerja manajemen risiko dalam kaitannya dengan risiko yang dihadapi oleh Bank. Audit Komite Bank

dibantu oleh fungsi-fungsi Internal Audit. Internal Audit melakukan review terhadap prosedur dan pengendalian manajemen risiko

secara reguler dan ad-hoc, hasilnya dilaporkan kepada Komite Audit Bank.

Seluruh risiko dilaporkan Bank kepada Bank Indonesia melalui penyusunan laporan Profil Risiko secara triwulanan dan laporan Tingkat

Kesehatan Bank secara semesteran untuk menggambarkan seluruh risiko yang melekat dalam kegiatan bisnis Bank, termasuk risiko

entitas anak secara konsolidasi.

Profil Risiko

Desember 2018 Desember 2017

Peringkat Peringkat Peringkat Peringkat Peringkat Peringkat

Risiko Kualitas Tingkat Risiko Kualitas Tingkat

Inhern Manajemen Risiko Inhern Manajemen Risiko

Risiko

51

PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PER 31 DESEMBER 2018

DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT

(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)

34. MANAJEMEN RISIKO - (lanjutan)

b. Risiko Kredit - (lanjutan)

Adapun Maksimum Eksposur Risiko Kredit adalah sebagai berikut (dalam jutaan rupiah):

Bank Indonesia

Giro pada Bank Lain

Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank lain

Efek - efek

Kredit yang diberikan

Jumlah - Bruto

Cadangan Kerugian Penurunan Nilai

Jumlah- Bersih

Garansi yang diterbitkan

Fasilitas kredit kepada debitur yang belum digunakan

Jumlah- Bersih

Ikhtisar kredit yang diberikan adalah sebagai berikut:

Pertanian

Pertambangan

Perindustrian

Perdagangan/Restoran & Hotel

Konstruksi

Pengangkutan

Jasa dunia usaha

Lain-lain

Jumlah

Cadangan Kerugian Penurunan Nilai

Jumlah - bersih

Ikhtisar kredit yang diberikan adalah sebagai berikut:

Pertanian

Pertambangan

Perindustrian

Perdagangan/Restoran & Hotel

Konstruksi

Pengangkutan

Jasa dunia usaha

Lain-lain

Jumlah

Cadangan Kerugian Penurunan Nilai

Jumlah - bersih

47.178.967.314 5.024.710.177

55.730.795.920 1.544.542.966

972.916.664 -

12.667.541.187 12.853.827.237

2.831.095.120.005 21.315.180.686

2.953.619.197.042 40.755.044.166

- (35.675.349.941)

2.953.619.197.042 5.079.694.225

Bank mendorong optimalisasi portofolio kredit dimana perluasan/diversifikasi kredit didasarkan pada rencana strategis Bank, kondisi

ekonomi saat ini, dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3.412.318.412.002 52.080.171.362

- (45.239.505.995)

3.412.318.412.002 6.840.665.367

2017

Tidak mengalami Mengalami penurunan

penurunan nilai Nilai

3.318.731.963 16.783.100

- -

2.655.123.989 -

2.611.662.654 1.732.784.723

18.810.025.597 -

1.981.879.618 -

61.438.097.171 8.278.729.795

117.970.528.131 11.125.111.662

5.973.322.386 364.386.606

3.433.378.622 2.563.571.921

3.200.099.517.822 28.015.586.655

5.790.142 5.007.743

Eksposur risiko kredit terhadap rekening administratif pada tanggal 31 Desember 2018 dan 2017 adalah sebagai berikut:

2018 2017

26.274.281.617 30.853.401.965

36.941.050.154 7.077.245.998

63.215.331.771 37.930.647.963

Tabel di atas menggambarkan eksposur maksimum atas risiko kredit bagi Bank pada tanggal 31 Desember 2018 dan 2017, tanpa

memperhitungkan agunan atau pendukung kredit lainnya. Untuk aset pada laporan posisi keuangan, eksposur di atas ditentukan

berdasarkan nilai tercatat bersih seperti yang diungkapkan pada laporan keuangan.

2018

Tidak mengalami Mengalami penurunan

penurunan nilai Nilai

2018 2017

370.688 299.613

3.210 4.015

1.496.200 337.059

500.884 1.408.358

3.464.399 2.994.374

5.835.381 5.043.418

(45.240) (35.675)

52

PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PER 31 DESEMBER 2018

DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT

(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)

34. MANAJEMEN RISIKO - (lanjutan)

b. Risiko Kredit - (lanjutan)

Rasio NPL Gross

Rasio NPL Netto

Rasio KAP

1.

2.

3.

4.

5.

6.

c. Risiko Pasar

Risiko pasar adalah risiko bahwa perubahan harga pasar seperti suku bunga, akan mempengaruhi pendapatan atau nilai dari

instrumen keuangan.

Untuk faktor-faktor seperti pengetahuan dan pengalaman dari petugas SKMR telah dilengkapi, namun diperlukan untuk

meningkatkan kompetensi dan kemampuan dari karyawan dengan pendidikan dan pelatihan yang terus menerus.

Secara bertahap telah dilakukan penyesuaian sistem penerimaan pegawai serta pengembangan dan pelatihan pegawai yang

lebih memadai, namun perlu terus ditingkatkan dan disempurnakan lagi proses tersebut diatas.

Risiko tingkat bunga bank merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengoptimalkan pendapatan bunga, mengingat tingkat suku

bunga tersebut sesuai dengan strategi bisnis Bank. Kegiatan manajemen dalam memonitoring aset dan liabilitas bank dilakukan

terhadap setiap perubahan tingkat suku bunga. Adapun pengelolaan risiko suku bunga disertai dengan pemantauan sensitivitas aset

keuangan dan liabilitas bank untuk meningkatkan atau menurunkan tingkat suku bunga pasar.

Risiko nilai tukar adalah risiko kerugian akibat pergerakan yang berlawanan dari nilai tukar pada saat Bank memiliki posisi terbuka.

Bank tidak memiliki saldo dan transaksi dalam mata uang asing. Dengan demikian, Bank tidak menghadapi risiko nilai tukar.

Kebijakan kredit, standar dan pelaksanaan serta pemantauan dan pengadministrasian portofolio kredit ditetapkan oleh pejabat

bank. Kebijakan ini disetujui oleh Dewan Komisaris dan secara berkala diperbarui untuk memasukkan perubahan pasar dan

peraturan perbankan yang baru.

Risiko Inherent untuk risiko kredit berada pada posisi MODERATE . Berikut ini adalah Rasio Non-Performing Loan (NPL) Gross dan

Rasio Non-Performing Loan (NPL) Netto Bank pada tanggal 31 Desember 2018 dan 2017:

2018 2017

1,50% 1,36%

0,20% 0,17%

0,91% 0,89%

Rasio Kualitas Aset Produktif (KAP) merupakan rasio antara aset yang diklasifikasikan tidak produktif (AYDTP) dibandingkan dengan

total aset produktif (AP). Aset yang diklasifikasikan tidak produktif merupakan rata-rata tertimbang aset berdasarkan kolektibilitas.

Rasio NPL gross merupakan rasio antara baki debit pinjaman yang digolongkan non-performing loan (kategori kurang lancar,

diragukan, dan macet) dibandingkan dengan total baki debit pinjaman. Rasio NPL netto merupakan rasio antara nilai bersih

pinjaman yang digolongkan non-performing loan (kategori kurang lancar, diragukan, dan macet) dibandingkan dengan baki

pinjaman. Nilai bersih merupakan baki debit dikurangi saldo penyisihan penghapusan pinjaman.

Kualitas Penerapan Manajemen Risiko untuk Risiko Kredit berada pada posisi FAIR . Kebijakan yang diambil oleh Bank Sulteng dalam

Penerapan Manajemen Risiko Kredit adalah sebagai berikut:

Dalam proses pengukuran risiko, saat ini Bank dalam hal ini Divisi Kredit, masih memperhitungkan sebatas penyaluran kredit

belum mengakui atas kegiatan penempatan pada bank lain maupun surat berharga;

Untuk sistem penyaluran kredit Bank belum menggunakan dengan sistem scoring (rating dari luar). Namun kedepannya Bank

telah menyiapkan untuk proses dengan sistem scoring yang tergabung dalam aplikasi Loan Organization System (LOS);

Memperbaiki sistem pengendalian risiko (risk control system) Bank sesuai profil risiko masing-masing dengan cara melakukan

mitigasi terhadap potensi risiko-risiko yang bisa merugikan Bank baik di bidang risiko pasar, operasional, kredit, likuiditas

maupun kepatuhan. Bank juga concern terhadap risiko hukum, reputasi dan stratejik;

Bank telah didukung dengan adanya sistem informasi yang telah menyediakan data pendukung yang berkenaan dengan kredit,

baik itu secara eksposur maupun terinci yang dilengkapi dengan laporan. Namun dari data laporan yang telah tersedia belum

sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan dari Bank, sehingga dilakukan pengolahan data kembali oleh unit terkait sesuai dengan

kebutuhan;

53

PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PER 31 DESEMBER 2018

DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT

(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)

34. MANAJEMEN RISIKO - (lanjutan)

c. Risiko Pasar - (lanjutan)

1.

2.

3.

4.

ASET

Giro pada bank lain

Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain

Call money Fasbi

Deposito berjangka

Deposito on call

Interbank call money

Efek- efek

Sertifikat Bank Indonesia

Sertifikat Deposito Bank Indonesia

NCD

Reverse Repo

Obligasi

Medium Term Note

Kredit yang diberikan

LIABILITAS

Simpanan dari nasabah

Giro

Tabungan

Deposito

Simpanan dari bank lain

Giro

Call Money

d. Risiko Likuiditas

6,75%

- 6,85% - 7,50%

6,35% - 6,50% 4,50% - 4,60%

7,80% - 12.25% 7,40% - 12.25%

- 7,10% - 9%

Untuk memantau tingkat risiko likuiditas Bank melakukan analisis jatuh tempo aset dan kewajiban secara periodik.

Dengan melihat Risiko Inherent yang berada pada posisi Low To Moderate, serta Kualitas Penerapan Manajemen Risiko yang berada

pada posisi Satisfactory, dapat disimpulkan Peringkat Risiko untuk Risiko Pasar adalah 2 (Dua). Dengan mempertimbangkan aktivitas

bisnis yang dilakukan oleh Bank, kemungkinan kerugian yang akan dihadapi oleh Bank dari risiko pasar cukup tinggi selama periode

waktu tertentu dimasa datang.

Kualitas Penerapan Manajemen Risiko untuk Risiko Pasar berada pada posisi Satisfactory . Kebijakan yang diambil oleh Bank Sulteng

dalam Penerapan Manajemen Risiko Pasar adalah sebagai berikut:

Tabel di bawah ini merupakan kisaran tingkat bunga per tahun untuk aset dan liabilitas yang signifikan untuk tahun yang berakhir

pada tanggal-tanggal 31 Desember 2018 dan 2017:

2018 2017

1% 1%

Direksi telah memberikan arahan kepada setiap unit kerja dalam menyusun kebijakan Manajemen risiko khusunya penyusunan

limit risiko yang akan diambil dan toleransi risiko;

Bank telah memperhatikan penyusunan dan penetapan toleransi risiko serta besarnya risiko yang akan diambil dengan

mempertimbangkan strategi dan tujuan bisnis bank yang tertuang dalam RBB. Namun belum dilakukan secara berkala;

Dewan Komisaris memiliki pemahaman mengenai jenis dan tingkat risiko suku bunga, melalui pelatihan dan pendidikan yang

telah diikuti misalnya mengikuti BSMR;

Komisaris telah mendapatkan informasi mengenai suku bunga yang diinformasikan secara berkala.

5,25% 3,25% - 4,00%

7,30% - 7,50% 5,30% - 5,65%

6,40% - 7,30% -

5,9% 4,25%

6,75% -

5% - 5,35%

9,88% 13,15%

2018 2017

1,00% - 3,00% 1,00% - 3,00%

0,25% - 2,75% 0,25% - 2,00%

1,00% - 9,95% 1,00% - 9,75%

0,00% 0,00%

6.20% - 7.30% 4.40% - 5.35%

Risiko likuiditas adalah risiko dimana Bank tidak memiliki cukup dana untuk memenuhi kewajibannya (membayar kepada kreditur

atau melunasi hutang-hutangnya pada saat jatuh tempo). Risiko Likuiditas dapat diperkecil dengan suatu perencanaan cash flow dan

pengelolaan kelebihan dana yang tepat dengan tetap mengantisipasi kebutuhan dan kewajiban di masa yang akan datang.

Pengelolaan likuiditas dan risiko pendanaannya diawasi oleh Komite ALCO. Kebijakan risiko likuiditas merupakan tanggung jawab

manajemen dan strategis yang harus diambil untuk menjamin likuiditas yang cukup untuk memenuhi kebutuhan Bank sesuai dengan

peraturan yang berlaku.

Ukuran utama yang digunakan oleh Bank untuk mengelola risiko likuiditas adalah rasio aset lancar bersih terhadap simpanan

nasabah. Rasio aktiva lancar bersih dianggap sebagai uang tunai dan kas pada aktiva lancar dikurangi dengan simpanan dari bank

(Giro pada Bank lain).

54

PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PER 31 DESEMBER 2018

DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT

(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)

34. MANAJEMEN RISIKO - (lanjutan)

d. Risiko Likuiditas

(Dalam Jutaan Rupiah)

(Dalam Jutaan Rupiah)

e. Risiko Operasional

- Penyesuaian dan pemisahan tugas serta otorisasi transaksi bank

- Pemantauan operasional bank.

- Dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

- Mengontrol seluruh dokumentasi dan prosedur bank

-

LIABILITAS

108.194 624.908 1.516.987

442.086

ASET

848.035

2.455.767

Giro pada BI 299.613 299.613

-

1-3 bulan 3-6 bulan 6-12 bulan > 12 bulan

300.551

486.906

569.089 848.035 406.716

1.150.000 1.150.000 - - - -

2.640 - - - - 2.640

377.227 299.677 77.550

< 1 bulan

(631.443) 2.861.722

-

2017

Saldo

1.589.758 136.824 134.549 951.246

Pinjaman Yg Diterima 300.551 - - -

Simpanan Nasabah 3.125.451 764.077 111.285

569.089

- -

Efek-efek 1.408.358 743.272 100.000 123.000

2.994.374 56.142 34.324 9.049 506.660 2.388.199

85.068

808.884 (362.295) (526.437) (532.663)

-

Kas 139.657 139.657 - - - -

- - -

Antar Bank Aktiva 341.074 341.074 -

10.000 2.500 2.500 2.500 67.568

Jumlah 5.268.144

Lain-lain 260.488

Jika terjadi kesalahan ataupun kegagalan dalam operasional bank akan dilakukan pelaporan dan pengusulan tindakan

perbaikan.

625.010 625.010 - - - - Antar Bank Pasiva

Lain-lain

Kredit Yang Diberikan

Perbedaan JT

Lain-lain

Perbedaan JT 956.643 175.671 20.539 21.355 20.787 718.292

Risiko Operasional adalah risiko yang antara lain disebabkan adanya ketidakcukupan dan atau tidak berfungsinya proses internal,

kesalahan manusia, kegagalan sistim, atau adanya masalah eksternal yang mempengaruhi operasional bank. Tujuan Bank adalah

untuk mengelola risiko operasional sehingga dapat menghindari kerugian keuangan dan reputasi Bank.

Adapun tanggung jawab untuk meminimalisir terjadinya risiko operasional yang dapat mempengaruhi kegiatan Bank, antara lain

sebagai berikut:

25.000 5.000 5.000 5.000 220.488

Jumlah 4.311.501 1.414.088 116.285 113.194 930.459 1.737.475

Jumlah 5.199.374 2.735.310 560.034

Lain-lain 32.436 32.436 - - - -

Jumlah 6.008.258 2.373.016 33.596 36.426 216.591 3.348.628

LIABILITAS

Simpanan Nasabah 3.669.506 1.285.633 560.034

Antar Bank Aktiva 1.499.410 1.499.410 - - - -

Efek-efek 500.884 316.926 - 155.476 28.483

3.464.399 13.115 33.596 36.426 61.116 3.320.145 Kredit Yang Diberikan

ASET

Kas 140.440 140.440 - - - -

Giro pada BI 370.688 370.688 - - - -

Tabel berikut ini menggambarkan analisis jatuh tempo aset dan liabilitas Bank dihitung berdasarkan sisa periode pada akhir tahun

sampai pada jatuh tempo kontrak.

2018

Saldo < 1 bulan 1-3 bulan 3-6 bulan 6-12 bulan > 12 bulan

Pinjaman Yg Diterima

Antar Bank Pasiva

55

PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PER 31 DESEMBER 2018

DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT

(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)

34. MANAJEMEN RISIKO - (lanjutan)

e. Risiko Operasional

- Melakukan pelatihan dan pengembangan pegawai terhadap risiko operasional.

- Memitigasi risiko yang mungkin timbul.

1.

2.

3.

f. Risiko hukum

Risiko hukum mencakup

- Gugatan hukum

- Biaya kasus hukum

g. Risiko reputasi

1.

2.

3.

1.

2.

Kualitas Penerapan Manajemen Risiko untuk Risiko Operasional berada pada posisi FAIR , pengelolaan Risiko Operasional menjadi

perhatian oleh Manajemen, dimana dalam pengelolaannya dilakukan melalui beberapa cara antara lain:

Pengisian profil risiko melalui Aplikasi Tingkat Kesehatan Bank secara rutin setiap bulan untuk mengidentifikasi early warning

system sehingga Bank segera mengambil langkah-langkah mitigasi yang diperlukan;

Penerapan Standar Operasional Prosedur yang berlaku dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab untuk menghindari

risiko;

Saat ini Bank sudah memiliki sistem informasi manajemen risiko (TKB) dan Profil Risiko Cabang (PRC) yang dapat memastikan

terukurnya eksposur risiko baik eksposur risiko secara keseluruhan/ komposit maupun eksposur per jenis risiko yang melekat

pada kegiatan usaha Bank, maupun eksposur risiko per jenis aktivitas fungsional Bank namun belum secara akurat, informatif,

dan tepat waktu;

Risiko hukum adalah risiko yang disebabkan oleh adanya kelemahan aspek yuridis, yang disebabkan adanya tuntutan hukum, tidak

adanya peraturan perundang-undangan yang mendukung, atau kelemahan perikatan seperti tidak dipenuhinya syarat sahnya kontrak

dan pengikatan agunan yang tidak sempurna.

Risiko reputasi merupakan risiko yang disebabkan oleh adanya publikasi negatif yang terkait dengan kegiatan usaha Bank atau

persepsi negatif terhadap Bank.

Bank telah mendokumentasikan dengan baik setiap kejadian yang berdampak pada reputasi bank, baik bukti yang bersifat

kuantitatif maupun kualitatif ataupun yang bersifat material dengan sistem pelaporan yang baik dan akurat dengan pemisahan

fungsi tugas sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang ditetapakan berdasarkan tingkat risiko;

Dalam mengedalikan dampak risiko reputasi dalam pengambilan keputusan bank telah mengatur pendelegasian wewenang

sesuai dengantingkat risiko yang melekat pada masing-masing unit bisnis dan diatur dalam kebijakan dan prosedur yang

ditetapkan serta dipantau secara berkala oleh divisi SKAI dan

Dengan Risiko Inherent yang berada pada posisi Moderate , serta Kualitas Penerapan Manajemen Risiko yang berada pada posisi

Fair , dapat disimpulkan Peringkat Risiko untuk Risiko Hukum adalah 3 (Tiga), hal ini disebabkan belum adanya perkembangan atas

kasus hukum yang dihadapi Bank Sulteng, tercermin dari terdapat proses litigasi yang terjadi pada Bank, namun frekuensi dan atau

dampak financial gugatannya cukup signifikan sehingga dapat mempengaruhi kondisi keuangan Bank dan dapat berdampak pada

kemungkinan munculnya risiko reputasi bagi Bank. Potensi kerugian yang diakibatkan oleh risiko hukum sedang selama periode

waktu tertentu dimasa datang, berdasarkan bisnis Bank tanpa memperhitungkan aspek manjemen risiko Kepatuhan.

Sehubungan dengan terjadinya bencana alam pada tanggal 28 September 2018 berupa Gempa Bumi dengan magnetudo 7,4 yang

disusul dengan Tsunami dan Likuifaksi di palu, Sigi, dan Donggala Bank berupaya mengeluarkan kebijakan kebijakan sesuai dengan

aturan yang dikeluarkan oleh OJK guna mencegah timbulnya tuntutan hukum kedepannya yang terkait dengan kredit maupun

lainnya.

Dengan melihat Risiko Inherent yang berada pada posisi Moderate, serta Kualitas Penerapan Manajemen Risiko yang berada pada

posisi Fair, dapat disimpulkan Peringkat Risiko untuk Risiko Reputasi adalah 3 (Tiga).

Risiko Inherent untuk Risiko Reputasi berada pada posisi Moderate, dengan beberapa parameter penilaian sebagai berikut:

Terdapat beberapa pemberitaan negative pada periode ini, yaitu pada media massa (surat kabar/koran);

Tidak adanya pelanggaran etika bisnis yang dilakukan oleh Bank;

Bank juga telah berpartisipasi dalam beberapa event pemerintah untuk tetap menjaga hubungan Bank dengan para

stakeholders.

Kualitas Penerapan Manajemen Risiko untuk Risiko Reputasi kebijakan yang diambil oleh Bank Sulteng dalam Penerapan Manajemen

Risiko Pasar adalah sebagai berikut:

56

PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PER 31 DESEMBER 2018

DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT

(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)

34. MANAJEMEN RISIKO - (lanjutan)

g. Risiko reputasi - (lanjutan)

3.

4.

h. Risiko Strategis

Risiko strategis mencakup

-

- Kesesuaian realisasi diversifikasi produk baik kredit maupun treasury

- Perbandingan realisasi dengan target pasar yang ditetapkan.

i. Risiko Kepatuhan

Risiko kepatuhan mencakup

-

-

- Perpajakan

- Kelembagaan dan pelaporan atau perjanjian.

- Pengenalan nasabah atau Know Your Customer (KYC)

Pada prakteknya risiko kepatuhan melekat pada risiko bank yang terkait pada peraturan perundang-undangan dan ketentuan lain

yang berlaku.

Risiko kepatuhan merupakan risiko yang disebabkan karena tidak mematuhi atau tidak melaksanakan peraturan perundang-

undangan dan ketentuan lain yang berlaku.

Risiko strategis merupakan risiko yang disebabkan adanya penetapan dan pelaksanaan strategi yang tidak tepat, pengambilan

keputusan yang tidak tepat atau kurang responsifnya terhadap perubahan eksternal.

Ketepatan kebijakan bidang perkreditan, treasury maupun investasi.

Seluruh hasil pantauan dan pemeriksanaan divisi SKAI dilaporkan kepada direksi dan dewan komisaris dan dirapatkan jika

terdapat pelanggaran atas kejadian yang berdampak atas risiko reputasi;

Kebijakan dan prosedure yang ditetapkan oleh bank telah sesuai dengan peraturan dan perundan-undangan yang berlakuguna

untuk mendukung tranpansansi dan peningkatan kualitas layanan nasabah.

Dengan melihat Risiko Inherent yang berada pada posisi Moderate , serta Kualitas Penerapan Manajemen Risiko yang berada pada

posisi Fair , dapat disimpulkan Peringkat Risiko untuk Risiko Strategik adalah 3 (Tiga). masih terdapat beberapa deviasi dari target

RBB yang telah ditetapkan oleh Bank. diharapkan kedepannya kinerja Bank lebih baik lagi agar sesuai dengan Rencana Bisnis yang

telah ditetapkan oleh Bank.

Bidang perkreditan, meliputi batas maksimum pemberian kredit, kualitas aset produktif dan penyisihan penghapusan aset

produktif.

Bidang treasury dan investasi, meliputi penyertaan pada bank atau LKBB.

Sehubungan dengan terjadinya bencana alam pada tanggal 28 September 2018 berupa Gempa Bumi dengan magnetudo 7,4 yang

disusul dengan Tsunami dan Likuifaksi di palu, Sigi, dan Donggala Bank berupaya mengeluarkan kebijakan – kebijakan yang di dasari

dengan Surat Keputusan Direksi misalnya kebijakan tentang pembentukan tim restrukturisasi kredit Dampak Bencana Alam sesuai SK

Direksi No. 94/SK/DHMS/OJK/X/2108.

Adapun kebijakan yang dikeluarkan oleh Bank terkait dengan bencana tersebut yaitu melakuan restrukturisasi kredit selama 3 (Tiga)

bulan atas pertimbangan peraturan OJK No. 45/POJK.03/2017 tentang perlakuan khusus terhadap kredit atau pembiayaan Bank bagi

Daerah Tertentu di Indonesia yang Terkena Bencana Alam dan Siaran Pers Dewan Komisaris OJK No. SP66/DHMS/OJK/X/2018 tanggal

10 Oktober 2018 tentang perlakuan khusus terhadap nasabah dan industry jasa keuangan yang terdampak bencana diprovinsi

Sulawesi tengah.

57

PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PER 31 DESEMBER 2018

DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT

(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)

35. MANAJEMEN MODAL

Pada tanggal 31 Desember 2018 dan 2017, Bank telah memenuhi semua syarat permodalan yang diwajibkan.

Rasio Penyediaan Modal Minimum

Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) Kredit

Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) Operasional

Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) Pasar

Total Modal

Rasio Minimum menurut POJK 11/POJK.03/2016

a. Risiko kredit

b. Risiko operasional

Bank Indonesia menganalisa modal dalam 2 (dua) tingkatan:

1

2

Bank tidak memiliki modal tambahan lainnya yang memenuhi kriteria modal tier 3 dalam Peraturan Bank Indonesia yang berlaku.

Berbagai batasan diterapkan untuk unsur-unsur dari modal dasar. Pengaruh pajak tangguhan telah dikecualikan dalam menentukan

jumlah laba ditahan untuk modal tier 1, hanya 50 persen dari keuntungan tahun berjalan sebelum pajak tangguhan yang termasuk

dalam modal tier 1, dan kualifikasi modal tier 2 tidak dapat melebihi modal tier 1. Ada juga pembatasan pada jumlah penurunan

cadangan penurunan nilai - kolektif yang dapat dimasukkan sebagai bagian dari modal tier 2.

650.482 580.375

- -

768.233 612.302

Rasio Kewajiban penyertaan Modal Minimum (KPMM)/Capital Adequacy

Ratio (CAR)27,22% 27,80%

Modal Tier 1 terdiri dari modal saham biasa, agio saham, saldo laba, selisih penjabaran laporan keuangan, dan kepentingan non

pengendali setelah dikurangi goodwill dan aset tak berwujud dan penyesuaian lainnya sehubungan dengan item yang termasuk

dalam modal tetapi diperlakukan secara berbeda untuk kepentingan kecukupan modal.

Modal Tier 2 terdiri dari pinjaman subordinasi yang memenuhi syarat dan cadangan umum (maksimum 1,25% dari Aset Tertimbang

Menurut Risiko (ATMR)).

Sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia No.7/10/DPNP tanggal 31 Maret 2005, Bank menggunakan pendekatan Basel I untuk

mengelola risiko kredit.

Bank menerapkan pendekatan standar untuk mengelola risiko kredit mulai 1 Januari 2012 sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia

No.13/6/DPNP tanggal 18 Pebruari 2011.

Untuk pengelolaan risiko operasional Bank menerapkan pendekatan indikator dasar sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia

No.11/3/DPNP tanggal 27 Januari 2009. Berdasarkan Surat Edaran tersebut, beban modal untuk risiko operasional sebesar 5%, 10%

dan 15% dari rata-rata pendapatan kotor selama tiga tahun terakhir.

Sejak tahun 2007, Bank diwajibkan untuk memenuhi kerangka kerja Basel II dalam hal permodalan Bank dengan mengikuti road map

implementasi Basel II di Indonesia yang dipimpin oleh Bank Indonesia.

Penerapan Bank atas risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional dalam permodalan adalah sebagai berikut:

Tujuan manajemen permodalan Bank adalah untuk mempertahankan posisi modal yang kuat untuk mendukung pertumbuhan bisnis dan

mempertahankan investor, deposan, pelanggandan kepercayaan pasar. Dalam pengelolaan permodalan, Bank mempertimbangkan faktor-

faktor seperti: pengembalian modal yang optimal pada pemegang saham, menjaga keseimbangan antara keuntungan yang lebih tinggi

dengan gearing ratio serta keamanan yang diberikan oleh posisi modal yang sehat.

Rasio Liabilitas Penyediaan Modal Minimum (Capital Adequacy Ratio [CAR]) adalah rasio modal terhadap aset tertimbang menurut risiko

(Risk - Weighted Assets [RWA]). Berdasarkan peraturan Bank Indonesia, jumlah modal untuk risiko kredit terdiri dari Modal Inti ("Tier I")

dan Modal Pelengkap ("Tier II") dikurangi penyertaan pada Entitas Anak. Rasio Kecukupan Modal pada tanggal-tanggal 31 Desember

2018 dan 2017 adalah sebagai berikut (dalam jutaan Rupiah):

2018 2017

2.189.764 1.673.879

10,34% 10,26%

Kegiatan Alokasi modal didorong oleh optimalisasi jumlah modal yang jumlahnya tergantung pada peraturan perundang-undangan yang

berlaku untuk memaksimalkan laba atas risiko yang disesuaikan dengan modal dasar yang digunakan dalam menentukan bagaimana

modal dialokasikan oleh Bank pada operasional atau kegiatan tertentu. Kebijakan Bank yang berhubungan dengan pengelolaan modal

dan alokasi dana direview secara berkala oleh Direksi.

58

ffiffikedffiiULtrhHMffiNbhRIbTdf$(04eD@tu(04&04ffi- -sdEinred@dh-offi