View
176
Download
12
Category
Preview:
Citation preview
MAKALAH
PROSES INDUSTRI KIMIA
“Peran Proses Industri Kimia dalam Teknik Kimia”
DISUSUN OLEH
NAMA : Desy Puspita Sari
NIM : 11 614 002
KELAS : III-B
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
TAHUN 2012
Kata Pengantar
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah
peralatan industri ini yang berjudul Alat Penukar Panas
Saya menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan
tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu
dalam kesempatan ini kami menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Saya menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih dari jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, saya telah
berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat
selesai dengan baik.
Akhirnya saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh
pembaca terutama bagi mahasiswa Teknik Kimia Politeknik Negeri Samarinda.
Samarinda,17 September
2012
` Penulis
2
BAB I
PENDAHULUAN
2.1 Latar Belakang
Kata teknologi mempunyai arti aplikasi dari ilmu pengetahuan (scientific) yang
digunakan dalam rangka untuk mempermudah kehidupan manusia. Sebagaimana sebuah
kalimat yang mengatakan “The scientist makes things known, the engineer makes things
work” (ulrich, 1984), atau dalam terjemahan bebasnya dapat dikatakan bahwa ilmu
pengetahuan membuat sesuatu menjadi dapat difahami (diketahui), sedangkan teknologi
akan membuat sesuatu tersebut dapat lebih bermanfaat. Dengan teknologi, maka
manusia akan dapat melakukan sesuatu menjadi lebih mudah.
Pabrik kimia / industri kimia bertugas untuk melakukan pengolahan bahan
mentah/ bahan baku / raw material, menjadi hasil / produk yang digunakan. Pengolahan
dilakukan / dapat bersifat fisik maupun kimia.
Sedangkan proses secara umum merupakan perubahan dari masukkan (input)
dalam hal ini bahan baku setelah melalui proses maka akan menjadi keluaran (output)
dalam bentuk produk. Ada tiga kata kunci dalam mengartikan proses, yaitu input,
perubahan dan output.
Berdasarkan pemberitahuan di atas maka mata kuliah proses industri industri
kimia sangat berperan serta untuk membekali lulusan teknik kimia menuju dunia kerja
dalam sebuah industri kimia sehingga mahasiswa memiliki dasar untuk memasuki dunia
kerja.
2.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari teknik kimia dan industri kimia ?
2. Apa saja proses dalam industri kimia ?
3. Apa tugas sarjana teknik kimia dalam industri kimia ?
3
2.3.1 Tujuan
1. Menjelaskan pengertian teknik kimia dan industri kimia
2. Menjelaskan proses-proses yang ada dalam industri kimia
3. Menyampaikan tugas sarjana teknik kimia dalam industri kimia
2.4 Manfaat
1. Dapat mengetahui pengertian teknik kimia dan industri kimia
2. Dapat mengetahui proses-proses yang terjadi dalam industri kimia
3. Dapat mengetahui tugas-tugas sarjana teknik kimia dalam industri kimia
4
BAB II
METODOLOGI
Dalam makalah ini penulis mempergunakan metode browsing internet dimana
pengumpulan data dilakukan dengan membaca artikel-artikel yang berkaitan dengan
penulisan makalah ini.
5
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Teknik Kimia dan Industri Kimia
Teknik kimia selalu menitikberatkan pekerjaannya untuk menghasilkan proses
yang ekonomis. Untuk mencapai tujuan ini, seorang insinyur teknik kimia dapat
menyederhanakan atau memperumit aliran proses produksi untuk memperoleh proses
yang ekonomis. Selain melalui perancangan aliran proses produksi, seorang insinyur
teknik kimia juga dapat menghasilkan proses yang ekonomis dengan merancang kondisi
operasi. Apabila dipahami lebih jauh mengenai definisi Teknik Kimia, jelaslah bahwa
tujuan utama dari pendidikan Teknik Kimia adalah mencetak sarjana yang mampu
merancang dan mengoperasikan peralatan proses secara handal, efisien dan produktif.
Karena itu tidaklah terlalu mengherankan bahwa pemakai terbesar sarjana Teknik Kimia
adalah industri proses, khususnya industri kimia.
Industri kimia merujuk pada suatu industri yang terlibat dalam produksi zat
kimia. Industri ini mencakup petrokimia, agrokimia, farmasi, polimer, cat, dan oleokimia.
Industri ini menggunakan proses kimia, termasuk reaksi kimia untuk membentuk zat
baru, pemisahan berdasarkan sifat seperti kelarutan atau muatan ion, distilasi,
transformasi oleh panas, serta metode-metode lain.
3.2 Proses Industri Kimia
Pabrik kimia / industri kimia bertugas untuk melakukan pengolahan bahan
mentah/ bahan baku / raw material, menjadi hasil atau produk yang digunakan.
Pengolahan yang dilakukan dapat bersifat fisik maupun kimia. Sedangkan proses secara
umum merupakan perubahan dari masukkan (input) dalam hal ini bahan baku setelah
melalui proses maka akan menjadi keluaran (output) dalam bentuk produk. Ada tiga kata
kunci dalam mengartikan proses, yaitu input, perubahan dan output.
Proses-proses kimia berlangsung dalam peralatan proses. Peralatan proses
umumnya merupakan satu unit operasi. Unit-unit operasi kemudian dirangkaikan untuk
6
melakukan berbagai kebutuhan dari sintesis kimia ataupun dari proses pemisahan. Pada
beberapa unit operasi, peristiwa sintesis kimia dan proses pemisahan berlangsung secara
bersamaan. Penggabungan dari keduanya ini bisa dilihat dari proses distilasi reaktif.
Teknologi proses merupakan aplikasi dari ilmu pengetahuan untuk merubah
bahan baku menjadi produk atau bahan yang mempunyai nilai lebih (added value),
dimana perubahan dapat berupa perubahan yang bersifat fisik maupun perubahan
yang bersifat kimia dalam skala besar atau disebut dengan skala industri.
Perubahan yang bersifat fisik disebut dengan satuan operasi (unit operation), sedangkan
yang bersifat perubahan kimia disebut dengan satuan proses (unit process).
Dalam mengolah bahan mentah menjadi hasil, industri memikirkan efisiensi yang
yang pada intinya dilihat baik dari segi teknis maupun sosial ekonomi. Tujuan ini
diwujudkan dalam praktek dengan asumsi dalam setiap operasi diupayakan
mendapatkan hasil yang sebanyak-banyaknya, waktu singkat dan biaya murah.
Indonesia berusaha meningkatkan peran industri di dalam menopang
perekonomian nasional yang sebelumnya didominasi oleh bidang pertanian. Industri,
khususnya industri kimia yang dikembangkan di Indonesia.
Melihat perkembangan industri kimia di Indonesia akhir-akhir ini yang sangat
pesat karena didukung bahan baku yang melimpah antara lain seperti Pulp kertas, semen,
pupuk urea, serat sintetis, dan produk industri petrokimia lainnya, ruang lingkup tugas
tersebut meliputi :
§ Penelitian dan pengembangan
§ Perancangan proses dan alat proses
§ Produksi dan operasi pabrik
§ Management proyek dan konstruksi pabrik
§ Management lembaga swasta dan pemerintah
§ Konsultasi teknik
§ Pendidikan dan pelatihan
§ Pemasaran bahan kimia dan peralatan proses
§ dll
7
Setelah kita mengetahui tentang apa itu industri kimia, dan apa peranan seorang
engineer didalam suatu ruang lingkup industri kimia, maka kita dapat memasuki tahap
selanjutnya, yaitu tahap proses. Sebagaimana yang telah dikatakan sebelumnya dimana
proses itu adalah input, perubahan, dan output.
Pabrik kimia / industri kimia bertugas untuk melakukan pengolahan bahan
mentah/baku, menjadi hasil/produk yang digunakan. Pengolahan dapat bersifat fisik
maupun kimia. Sedangkan proses secara umum merupakan perubahan dari masukan
dalam hal ini bahan baku setelah melalui proses maka akan menjadi keluaran dalam
bentuk produk.
Dalam mengolah bahan mentak menjadi hasil, industri memikirkan efisiensi yang
pada intinya dilihat baik dari segi teknis maupun sosial ekonomi. Tujuan ini diwujudkan
dalam praktek dengan asumsi dalam setiap operasi diupayakan mendapatkan hasil yang
sebanyak-banyaknya, waktu singkat, dan biaya murah.
Berdasarkan pengolahan dilakukan oleh suatu pabrik, proses produksi dapat dibagi
dalam tiap unit, seperti skema dibawah ini:
PROSES PRODUKSI
UNIT I
Persiapan
Bahan baku
UNIT II
Pengolahan /
Sintesis
UNIT III
Finishing
Apa saja yang termasuk kedalam input tersebut, apa saja yang mempengaruhi
perubahan dalam suatu proses, dan bagaimana output atau keluaran atau hasil yang
kita inginkan apakah sesuai dengan hasil yang kita inginkan.
8
Proses industri kimia bagi seorang engineer merupakan tolak ukur suatu industri
tersebut akan mengalami keuntungan atau kerugian. Karena didalam proses tersebut
kita dapat mengetahui, apa saja faktor yang mempengaruhi kinerja suatu sistem.
Adapun beberapa faktor yang harus kita ketahui dalam suatu proses industri kimia yang
mana selanjutnya akan memudahkan kita dalam menganalisa kinerja suatu sistem
adalah sebagai berikut beserta penjelasannya.
a. Pengenalan Bahan
Dalam suatu proses industri manapun, bahan akan selalu digunakan sebagai
input, karena suatu produksi tidak akan berjalan tanpa adanya input. Itulah
mengapa input dijadikan rantai utama berjalannya suatu proses.
Input di dalam suatu industri kimia, menjadi tolak ukur kedepan dalam suatu
proses produksi dan didalam industri kimia bahan baku masuk kedalam unit
pertama pada diagram alir industri. Persiapan bahan baku yang merupakan
persiapan pertama suatu industri dapat disesuaikan kedalam 4 bagian yaitu;
Penyesuaian bentuk atau unit fasa
Kegunaan pengetahuan bahan dalam bagian ini yaitu untuk mengklasifikasikan
bentuk atau fasa bahan sebelum memasuki reaktor. Adapun cara penyesuaian
bentuk atau unit fasa ini meliputi:
- Size reduction : screening, crushing, dan lain-lain
- Perubahan fase : pencairan gas, pemekatan cairan, dan lain-lain
Penyesuaian konsentrasi atau komposisi
Pada bagian ini bahan sebelum memasuki reaktor komposisi maupun
konsentrasi nya disesuaikan terlebih dahulu agar senyawa lain yang terkandung
dalam bahan tidak mengganggu atau merusak proses pembentukan produk,
dalam hal ini proses yang terjadi secara kimia.
Penyesuaian kondisi atau sifat bahan
Penyesuaian kondisi atau sifat bahan dimaksudkan agar peralatan-peralatan
industri tersebut dapat bekerja maksimal tanpa merusak alat apabila kondisi
bahan tidak sesuai dengan kapasitas alat atau kinerjanya. Penyesuaian kondisi
atau sifat bahan ini meliputi:
9
- Hardness : kekerasan bahan
- Viscous : kekentalan bahan
- Density : massa jenis bahan
- Dan lain-lain
Transportasi bahan baku
Pada bagian ini transportasi yang dimaksud adalah setelah penyesuaian sifat-
sifat secara kimia dari penyesuaian diatas, kemudian berdasarkan ciri-ciri
fisiknya bagaimana bahan tersebut dipindahkan untuk proses selanjutnya
seperti:
- Belt conveyer : transportasi bahan padatan
- Pipa : transportasi bahan cair
- Dan lain-lain
Persiapan bahan dasar sendiri menurut bisa tidak nya diperbaharui dapat
dibedakan menjadi 2 golongan:
1. Bahan dasar yang bisa diperbaharui:
a. Hasil-hasil pertanian dan perkebunan
b. Hasil-hasil perkebunan dan perikanan
c. Air dan udara
2. Bahan dasar yang tidak dapat diperbaharui:
a. Minyak bumi dan gas alam
b. Mineral-mineral logam
c. Mineral-mineral bukan logam : kaolin, kapur, belerang
Tujuan dari pengenalan bahan ini adalah, agar para engineer mengetahui
klasifikasi bahan yang sesuai dengan peralatan industrinya atau agar bahan tersebut
sesuai kondisinya dengan kondisi yang dipersyaratkan pada unit pengolahan.
Disinilah pertama kali kita menyadari akan pentingnya pembelajaran proses industri
kimia.
b. Peralatan Industri
10
Setelah kita mengklasifikasikan atau menyesuaikan kondisi bahan dengan
kondisi yang dipersyaratkan oleh unit pengolahan, maka kita dapat melanjutkan
proses industri kimia dibidang pengolahan, yang mana pada proses ini pengetahuan
terhadap peralatan industri sangat diperlukan. Peranan pengetahuan tentang
peralatan industri juga sangatlah penting bagi seorang engineer, baik dari segi
fungsi, pengoperasian hingga proses yang terjadi didalamnya untuk memaksimalkan
kinerja alat dan hasil yang didapat.
Peralatan industri merupakan unit-unit pengolahan, baik pengolahan bahan
menjadi produk maupun proses pengolahan bahan untuk proses selanjutnya.
Peranan peralatan-peralatan industri dalam proses industri kimia berada pada deret
tengah diagram alir proses dan pada bagian ini fungsi dari peralatan industri
bertujuan untuk memberikan perlakuan terhadap bahan yang akan kita olah baik itu
perlakuan fisika maupun perlakuan kimia.
Karena luasnya yang harus ditangani dalam bidang Kimia Industri, kemudian
beberapa guru besar dibidang Teknik Kimia dari Massachusetts Institute of
Technology yang bekerja dibidang Industri pada tahun 1910 mengelompokan bidang
ini menjadi dua bagian besar, yaitu “Satuan-Proses” (Unit Process) dan “Satuan-
Operasi” (Unit Operation), (Shreve, 1967). Permasalahan yang berhubungan dengan
perubahan-perubahan yang bersifat fisika dalam Industri Kimia dikatagorikan dalam
“Satuan-Operasi”, sedangkan perubahan yang bersifat kimia dimasukkan dalam
kelompok “Satuan-Proses”.
Satuan Operasi
Satuan operasi atau unit operasi adalah serangkaian kerja/reaksi/peristiwa
yang terjadi pada unit pengolahan bahan secara fisik-mekanik dan kimia. Dalam
teknik kimia dan bidang-bidang terkait, unit operasi adalah suatu tahapan dasar
dalam suatu proses. Sebagai contoh dalam pemrosesan susu, homogenisasi,
pasteurisasi, pendinginan, dan pengemasan, masing-masing merupakan suatu
unit operasi yang berhubungan untuk menghasilkan keseluruhan proses. Suatu
proses dapat terdiri dari banyak unit operasi untuk mendapatkan produk yang
diinginkan.
11
Pada awalnya, industri kimia yang berbeda dianggap sebagai proses industri
yang berbeda dengan prinsip-prinsip yang berbeda pula. Pada tahun 1923,
William H. Walker, Warren K. Lewis dan William H. McAdams menulis buku The
Principles of Chemical Engineering dan menjelaskan berbagai industri kimia yang
mengikuti hokum-hukum fisika yang sama. Mereka menyimpulkan proses-
proses yang serupa ini kedalam unit operasi. Setiap unit operasi mengikuti
hukum fisika yang sama dan dapat digunakan pada semua industri kimia.
Unit operasi teknik kimia terbagi dalam lima jenis:
- Proses aliran fluida, termasuk perpindahan fluida, filtrasi, fluidisasi padatan,
dan lain-lain
- Proses perpindahan panas, termasuk evaporasi, kondensasi, dan lain-lain
- Proses perpindahan massa, termasuk absorpsi gas, distilasi, ekstraksi,
adsorpsi, pengeringan dan lain-lain
- Proses termodinamis, termasuk pencairan gas, refrigerasi, dan lain-lain
- Proses mekanis, termasuk transportasi padatan, pencadaran (screening) dan
pengayakan (sieving), dan lain-lain
Unit-unit operasi juga dapat dikelompokkan menjadi:
- Kombinasi ( misalnya pencampuran)
- Pemisahan (misalnya destilasi)
- Reaksi ( misalnya reaksi kimia)
Unit opeasi dan unit proses teknik kimia membentuk dasar utama untuk segala
jenis industri kimia dan merupakan dasar utama untuk segala jenis industri
kimia dan merupakan dasar perancangan pabrik kimia serta alat-alat yang
digunakannya.
Satuan Proses
Dalam proses industri kimia, pilihan utama adalah mengkombinasikan unit-
unit proses kimia, seperti reaktor kimia, kolom distilasi , extractor, evaporator ,
heat exchanger dan lain sebagainya yang terintegrasi secara rasional dalam
suatu proses kimia untuk mengubah raw material dan energi yang masuk
menjadi produk akhir.
12
Suatu bentuk lengkap dari gambaran di atas adalah bagian fraksinasi crude
dari refinery oil. Di proses ini raw material (dalam hal ini crude oil) di pompa
dari tank farm melalui gas-fired preheater furnace, ke dalam fraksionator,
dimana terjadi pemisahan menjadi produk berguna seperti nafta,kerosene, light
gas oil, heavy gas oil dan high boiling residu.
Pedoman pengoperasian unit-unit proses dari proses kimia berdasarkan
pada tujuan :
a. Diinginkan untuk mengoperasikan unit proses secara aman
b. Spesifikasi kecepatan produk yang harus terjaga
c. Spesifikasi kualitas produk yang harus terjaga
Kecepatan produk dan kualitas produk yang terjaga saling terkait dalam
proses ini. Produk yang dihasilkan dari crude oil ditentukan oleh titik didihnya.
Sehingga fraksi crude oil yang teringan akan menghasilkan nafta dan light gas
oil, sedangkan fraksi crude oil yang terberat akan menghasilkan heavy gas oil
dan high boiing residue. Sehingga kemungkinan kecepatan produksi yang
mungkin untuk tiap produk sangat tergantung dari pada crude oil tertentu yang
difraksionasi dan spesifikasi kualias (biasanya titik didih maksimum untuk tiap
fraksi diatas bottom).
Saat ini proses kimia yang secara alami, dynamic, yang berarti variabel akan
selalu berubah dengan perubahan waktu. Hal ini memperjelas bahwa untuk
mencapai tujuan diatas, diperlukan pemantauan, dan mampu untuk mengatasi
perubahan pada kunci variabel proses yang dihubungkan dengan keamanan,
kecepatan produksi dan kualitas produk.
Dua tanggung jawab tersebut yaitu:
1. Memantau variabel-variabel indicator kondisi proses tertentu
2. Membuat perubahan-perubahan dalam proses variabel yang sesuai untuk
mendapatkan peningkatan kondisi-kondisi proses.
adalah tugas dari sistem pengendali yang bisa memfasilitasi tercapainya tujuan-
tujuan tertentu dari keselamatan proses, kecepatan produksi dan kualitas
produk pada suatu proses.
13
Untuk mendapatkan gambaran mengenai proses secara keseluruhan serta
fenomena yang terjadi di lapangan, maka perlu diambil studi kasus yang secara
nyata bisa mewakili tujuan-tujuan yang harus dicapai dalam sistem
pengendalian. Studi kasus ini diambil dari Crude Distillation Unit di Pertamina UP
V Balikpapan.
Di Pertamina UP V sistem pengendali yang digunakan memanfaatkan
beberapa konfigurasi pengendali yang digunakan : Regulary control, APC
(Advance Process Control), MPC (Model Predictive Control) dan POC (Process
Optimization Control). Pada saat awal pengoperasian CDU-IV, seluruh
pengendalian proses menggunakan Regulatory Control. Bersamaan dengan
pemasangan Distributed Control System (DCS) di Kilang Pertamina UP V pada
tahun 1997-1998, maka pengendalian proses CDU-IV ditambahkan sistem
pengendali komplek, APC. Pada awal commissioning APC, hampir semua
konfigurasi APC (±90%) dapat beroperasi dengan baik, namus seiring dengan
perjalanan waktu, dimana terdapat kondisi-kondisi operasi proses yang sudah
tidak sesuai lagi dengan kondisi perancangan konfigurasi APC, sehingga hanya
sebagian kecil sisterm proses yang menggunakan alat pengendali ini.
Permasalahan ini menjadi penting mengingat penggunaan pengendali dengan
struktur yang lebih kompleks akan memberikan suatu penyelesaian untuk
mencapai tujuan pengendalian yang lebih baik jika dibandingkan dengan
pengendali yang lebih sederhana (regulatory/konvensional control).
Dalam penelitian ini diambil dua konfigurasi yaitu konvensional dan APC
(cascade kontrol) yang bisa mewakili permasalahan di atas.Berdasarkan
tanggung jawab dari pengendali, dengan pemilihan konfigurasi yang selektif APC
diharapkan bisa memberikan unjuk kerja pengendali yang lebih baik jika
dibandingkan dengan konfigurasi yang lebih sederhana (konvensional control).
Untuk memberikan kesimpulan tersebut digunakanlah metoda IAE yang bisa
memberikan nilai unjuk kerja dari suatu pengendali lup tertutup terhadap
perubahan yang diberikan. Hal ini secara langsung akan memberikan pengaruh
pada tujuan-tujuan yang harus dicapai pada pengendalian .
14
Berdasarkan kenyataan di lapangan, komposisi crude masuk ke dalam
kolom distilasi selalu berubah, karena terdapat beberapa sumber minyak yang
akan diolah. Diharapkan dengan penggunaan pengendali APC akan bisa
memenuhi tujuan pengendalian secara lebih baik jika dibandingkan dengan
penggunaan pengendali konvensional.
Sebelum bahan diberikan perlakuan secara kimia maka bahan akan
diperlakukan secara fisika agar persyaratan penggunaan peralatan industri tersebut
dapat di optimalkan. Perlakuan fisika yang diberikan oleh peralatan industri
meliputi:
1. Pengecilan ukuran (size reduction)
Pada proses pengecilan ukuran (Size Reduction) ada beberapa tujuan dalam
pereduksian nya yaitu:
a. Mereduksi ukuran padatan supaya mempunyai ukuran atau luas spesifik
b. Memecah batuan untuk memisahkan material atau Kristal dari bahan
tetentu
c. Batuan yang mengandung mineral berharga dipecah, kemudian
dipisahkan dari padatan lainnya.
Adapun faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan alat-alat size
reduction yaitu:
a. Ukuran umpan
b. Size reduction ratio
c. Distribusi ukuran partikel di arus produk
d. Kapasitas
e. Sifat bahan, seperti hardness, abrasiveness, stickiness, densitas,
flammability.
f. Kondisi basah atau kering.
Metode Size Reduction dan Alat yang Digunakan
A. Coarse Size Reduction
15
Metode coarse size reduction digunakan untuk memecah bebatuan
yang ukurannya lebih besar dari 7 cm. Bahan yang keras dihancurkan
dengan jaw crusher, gyrtory atau disc crusher. Sedangkan bahan yang lunak
dihancurkan dengan breaker. Alat yang banyak digunakan adalah jaw
crusher dan gyratory crusher. Prinsip kerja kedua alat ini adalah dengan
metode penghancuran dengan penekanan dan gesekan.
Teori penghancuran/crushing berhubungan dengan besar nya energi
yang diberikan pada batuan/partikel yang memiliki ukuran tertentu. Besar
energi yang diperlukan untuk melakukan penghancuran disebut indeks kerja
dan satuan ini merupakan sebutan untk daya tahan yang dimiliki material
terhadap penghancuran (satuan kekerasan bijih).
Jaw Crusher
Alat ini beroperasi dengan menekan batuan diantara dua pelat. Pelat
yang satu tidak bisa digerakkan dan pelat yang lain bisa digerakkan. Dari
segi pemasangan Jaw Crusher lebih hemat karena merupakan mesin
dengan kapasitas yang kecil. Berikut contoh gambar dari jaw crusher.
16
Gambar 2.1 : Jaw Crusher
Gambar 2.2 : Skema ringan jaw crusher
Gyratory Crusher
Dalam gyratory crusher bijih dihancurkan diantara makngkuk
terbalik yang diam dan sebuah kerucut yang bisa bergerak pada poros
vertical. Alat ini mempunyai kapasitas yang besar dengan daya hancur
17
tiga kali lebih besar dariapada jaw crusher dengan lubang bukaan gape
yang sama. Berikut contoh gambar dari gyratory crusher.
Gambar 2.3 : Gyratory Crusher
18
Gambar 2.4 : Bagan Gyratory Crusher
B. Intermediate Size Reduction
Metode intermediate size reduction digunakan untuk memecahkan
batuan yang ukuran nya 1-7cm. Prinsip kerja dari alat intermediate ini
biasanya dengan cara tumbukan/impact oleh pukulan keras dengan
kecepatan tinggi dan bukan dengan kompresi. Tekanan-tekanan internal
yang tercipta dam partikel sering kali cukup besar untuk membuat nya
hancur.
19
Cone Crusher
Pada dasarnya model dan operasinya mirip dengan gyratoy crusher.
Bedanya pada sudut kerucut yang dimiliki cone crusher lebih besar
daripada gyratory dan lemparan cone bisa sampai lima kali lebih besar.
Alat ini sangat baik untuk operasi close circuit. Berikut contoh gambar
dari alat cone crusher.
Gambar 2.5 : Bagian cone crusher
20
21
Gambar 2.6 : Bagian Cone Crusher
36
Crushing Roll
Alat ini terdiri dari dua silinder horizontal yang berputar saling
berlawanan. Satu roll dipasang tidak bergerak dan yang satu lagi
dipasang dengan menggunakan pegas agar material yang tidak dapat
pecah bisa lewat. Prinsip kerja Roll Crusher adalah dengan cara menjepit
material diantaa permukaan roll yang berputar, sehingga material akan
pecah karena kompresi/penekanan dan jatuh kebawah. Crushing roll
ada dua jenis:
- Crushing roll permukaan licin untuk umpan yang mempunyai
permukaan halus
- Crushing roll bergerigi untuk umpan yang mempunyai permukaan
bergelombang
Gambar 2.7 : Crushing Roll permukaan licin
37
Gambar 2.8 : Crushing Roll bergerigi
C. Fine Size Reduction
Prinsip kerja dari metode ini dengan cara sebagai berikut:
Dengan prinsip penggilingan/penggerusan
Terdiri dari permukaan tetap dan tidak tetap yang saling
bergeseran. Gaya geser banyak berperan sehingga sering terjadi
keausan permukaan. Lebih banyak digunakan untuk material yang
lunak. Beberapa alat yang dapat digunakan antara lain: Bowl Mill,
Raymond Roller Mill.
38
Gambar 2.9 : Bowl Mill
39
Gambar 2.10 : Bowl Mill recirculation
Gambar 2.11: Raymond Bowl Mill
40
Gambar 2.12 : Bagian Raymond Bowl Mill
Dengan prinsip benturan/impact
Digunakan untuk material yang keras dengan menggunakan bahan
pemecah bola atau batang dan lain-lain. Contoh alat ini adalah Ball Mill,
Rod Mill, dan Compound Ball Mill
41
Gambar 2.13 : Ball Mill
42
Gambar 2.14 : Bagan Ball Mill
Gambar 2.15 : Rod Mill
43
Gambar 2.16 : Bagan Rod Mill
Gambar 2.17 : Compound Ball Mill
Perhitungan Kebutuhan Energi
Energi yang dibutuhkan crusher/grinder digunakan untuk:
- Mengatasi friksi mekanis
- Menghancurkan bahan
Energi ini proporsional terhadap luas pemukaan baru yang terbentuk. Rittinger
melakukan percobaan tentang hal ini menggunakan “a drop weight crusher”.
Hasil percobaan nya dinyatakan dalam:
rittinger ' s .number=luas . permukaan .baru . yang .terbentukenergi .mekanis . yang .dibutuhkan
Mineral Rittinger’s Number
44
in2/(ft.lb) cm2/(ft.lb) cm2/(kg.cm)
Quartz (SiO2) 37.7 243 17.56
Pyrite (FeS2) 48.7 314 22.57
Sphalerite (ZuS) 121.0 780 56.2
Calcite (CaCO3) 163.3 1053 75.9
Galena (PbS) 201.5 1300 93.8
2. Pengangkutan bahan (material transport)
Sistem pengangkutan bahan digunakan dalam lingkungan industri maupun
dalam lingkungan manufakturnya untuk membawa maerial dari satu lokasi ke
lokasi lain. Bedasarkan Material Handling Industri of America (MHIA),
penanganan material didasarkan kepada:
- Pemindahan material
- Penyimpanan material
- Perlindungan material, serta
- Penanganan material melalui proses distribusi nya
Koordinasi serta pengontrolan sanga dibutuhkan untuk memindahkan
material sebagai input kedalam suatu proses dan mengeluarkan material
sebagai output suatu proses.
3. Proses pemisahan (separation process)
Didunia kimia analisa dan teknik kimia, proses pemisahan (separation
process) atau lebih sering dikatakan sebagai pemisahan, terdapat proses
perpindahan massa yang mengubah substansi campuran menjadi dua atau lebih
bagian. Dalam beberapa kasus, pemisahan sepenuhnya dapat membagi
campuan ke konstituen murni. Pemisahan dilakukan berdasarkan perbedaan
sifat kimia seperti ukuran, afinitas, bentuk, massa, dan sering diklasifikasikan
sesuai dengan perbedaan tertentu yang mereka gunakan untuk memisahkan.
Dalam kasus ini tidak ada perbedaan yang bisa digunakan untuk proses
pemisahan yang sesuai dengan keinginan kita, diperlukan beberapa proses
pemisahan yang digabungkan untuk mencapai hasil akhir pemisahan yang kita
inginkan. Dibatasi oleh beberapa pengecualian, hampir setiap elemen ataupun
45
senyawa yang dapat kita temukan dalam keadaan murni. Seringkali bahan baku
murniharus dipisahkan terlebih dahulu menjadi komponen yang lebih murni lagi
sebelum bahan baku tersebut dapat digunakan dalam proses produksi, hal ini
membuat proses pemisahan menjadi hal penting dalam ekonomi industri
modern.
Berdasarkan metodenya, proses pemisahan dibagi menjadi beberapa bagian
atau beberapa tipe, yaitu:
Adsorpsi
Proses penjerapan senyawa atau ion atau molekul oleh bantuan senyawa
lain
Gambar 2.18 : Reaksi Adsorpsi
46
Absorbsi
Proses penyerapan senyawa atau ion atau molekul oleh bantuan senyawa
lain
Gambar 2.19 : Adsorbtion Refrigerators
47
Centrifugasi
Proses pemisahan berdasarkan perbedaan densitas nya
Gambar 2.20 : Gas Sentrifugasi
48
Chromatography
Pemisahan zat terlarut oleh interaksi yang berbeda dengan material
Gambar 2.21 : Diagram alir Gas Kromatografi
49
Cristalisasi
Proses pembentukan bahan padat dari pengendapan larutan, melt, atau
lebih jarang pengendapan langsung dari gas. Kristalisasi juga merupakan
teknik pemisahan kimia antara bahan padat-cair, dimana terjadi
perpindahan massa dari suatu zat telarut dari cairan ke fase Kristal padat
Gambar 2.22 : Diagram proses kristalisasi
50
Dekantasi
Proses pemisahan campuran yang biasanya sebagian kecil dari larutan harus
dibiarkan dalam wadah, dan perlakuan tertentu harus dilakukan untuk
mencegah sejumlah kecil endapan mengalir dengan solute keluar dari
wadah. Hal ini umum nya digunakan untuk memisahkan cairan dari cairan
larut, contoh nya pada proses pembuatan Red Wine.
Gambar 2.23 : diagram proses dekantasi-destilasi
51
Demister
Proses pemisahan antara tetesan cairan dari aliran gas
Gambar 2.24 : Tank Demister
52
Destilasi
Proses pemisahan fluida berdasarkan perbedaan titik didihnya
Gambar 2.25 : Destilasi sederhana
53
Drying
Proses pengeringan padatan atau cairan pekat dari cairan lain yang sifat
cairan yang ingin dipisahkan dapat menguap dan yang lain tertinggal.
Gambar 2.26 : Diagram sederhana spray dryer
54
Gambar 2.27 : Flow diagram steam dryer
55
Electrophoresis
Pemisahan molekul organic berdasarkan perbedaan interaksi interaksi gel dibawah
sebuah potensial elektrik
Gambar 2.28 : Electrophoresis Gel diagram
Elutriasi
Lebih dikenal sebagai klasifikasi udara, yaitu proses untuk memisahkan partikel yang
lebih ringan dari yang lebih berat dengan menggunakan aliran vertical diarahkan gas
atau cairan.
56
Gambar 2.29 : Elutriation sistem
Evaporasi
Evaporasi adalah jenis penguapan cairan yang hanya terjadi pada permukaan cairan.
Jenis lain dari evaporasi adalah boiling dimana pada proses boiling, penguapan
terjadi pada seluruh bagian dari cairan.
Gambar 2.30 : Diagram evaporasi
57
Ekstraksi
Ekstraksi dalam kimia adalah proses pemisahan yang terdiri dalam proses
pemisahan zat dari matriks. Hal ini dapat merujuk kepada ekstraksi cair-cair, dan
ekstraksi padat-cair.
Gambar 2.31 : Diagram ekstraksi minyak
Floatasi
Pemisahan yang melibatkan atau bekaitan dengan daya apung relative sebuah
bahan.
58
Flocculasi
Pemisahan padatan dari cairan dalam koloid dengan menggunakan flokulan, dimana
padatan menggumpal menjadi flocs.
Gambar 2.32 : Diagram flocculation
59
Filtrasi
Operasi pemisahan padatan dan fluida dari campuran padatan dan fluida (slurry)
dengan mengalirkan campuran lewat suatu tahanan yang menahan padatan tetapi
bisa dilewati oleh fluida. Dengan filtrasi didapatkan fluida yang relative bebas
padatan (disebut filtrate) dan padatan yang masih membawa sejumlah cairan
(disebut cake).
Gambar 2.33 : Diagram water distiller filtrasi
60
Fraksional destilasi
Destilasi fraksionasi adalah pemisahan berdasarkan perbedaan titik didih menjadi
berbagai bahan dengan komposisi dan konsentrasi tertentu. Contoh pada
pengolahan minyak bumi menjadi beberapa produk.
Gambar 2.34 : Diagram destilasi fraksional
Fraksional freezing
Freezing fraksionasi adalah proses yang digunakan dalam rekayasa proses dan kimia
untuk memisahkan dua cairan dengan titik leleh yang berbeda. Hal ini dapat
dilakukan dengan peleburan parsial yang solid, misalnya dalam pemurnian zona
silikon atau logam, atau dengan kristalisasi parsial dari cairan, misalnya "distilasi
61
beku", juga disebut "pembekuan normal" atau "pembekuan progresif". Kristalisasi
parsial juga dapat dicapai dengan menambahkan pelarut encer ke dalam campuran,
dan pendinginan dan berkonsentrasi campuran dengan penguapan pelarut, suatu
proses yang disebut "kristalisasi solusi
Gambar 2.35 : Freezing fraksionasi
62
Oil-water separasi
Pemisahan secaa gravimetric untuk memisahkan tetesan minyak dari air limbah
kilang minyak, petrokimia, dan pabrik kimia, pabrik pengolahan gas alam dan
industri sejenis.
Gambar 2.36 : Oil-water separasi
Pemisahan ini umum nya digunakan pada pemisahan minyak dari gas dan lumpur
pada hasil pengeboran minyak. Pada kolom separasi, gas berpisah dari minyak pada
63
awalnya, kemudian lumpur bersedimentasi membentuk endapan dan minyak dapat
dipisahkan.
Magnetic separasi
64
Gambar 2.37 : Diagram sederhana magnetic separasi
Precipitation
Rekristlisasi
Sedimentasi
Proses pemisahan padatan yang terkandung dalam suatu suspensi campuran padat-
cair menjadi cairan suspensi yang lebih padat oleh gaya gravitasi.
Gambar 2.38 : Diagram proses sedimentasi sederhana
65
Sieving
Pemisahan elemen yang diinginkan dari bahan yang tidak diinginkan dengan
menggunakan anyaman seperti mesh atau jarring.
Stripping
Stripping bekerja atas dasar pada perpindahan massa. Tujuan nya adalah untuk
membuat kondisi yang menguntungkan untuk komponen A, dalam fase cair untuk
ditransferkan ke fase uap. Hal ini melibatkan antarmuka gas-cair dimana A harus
mendifusi.
Gambar 2.39 : Proses Stripping
66
Sublimasi
Sublimasi adalah proses transformasi langsung dari fase padat ke fase gas tanpa
melalui fase cair intermediate.
Gambar 2.40 : Sublimasi kapur barus dan pasir
67
Vapor-liquid separasi
Pemisahan berdasarkan gravitasi, didasarkan atas persamaan Souders-Brown.
Gambar 2.41 : Vap-Liq Separation
Winnowing
Zone refining
Refining zone (atau zona penyulingan atau zona prosses mengambang) adalah
sekelompok metode yang serupa dengan pemurnian kristal, di mana wilayah sempit
adalah tempat kristal cair, dan zona cair ini bergerak di sepanjang kristal (dalam
praktek, kristal ditarik melalui pemanas). Wilayah cairan murni meleleh murni di
tepi dan meninggalkan sistem bangunnya dari bahan murni dikukuhkan ketika
bergerak melalui ingot. Zona penyulingan dikembangkan oleh William Gardner
Pfann di Bell Labs sebagai metode untuk mempersiapkan bahan kemurnian tinggi
untuk transistor manufaktur. Penggunaan awal ditujukan kepada germanium, tetapi
68
dapat diperpanjang untuk hampir semua sistem solut-pelarut memiliki perbedaan
konsentrasi yang cukup antara fase padat dan cair pada kesetimbangan. Proses ini
juga dikenal sebagai proses zona float, terutama dalam pengolahan bahan
semikonduktor.
Gambar 2.42 : Proses melting zone
4. Perubahan Fase (change of phase)
69
Berdasarkan fasanya zat dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu padat, cair dan gas.
Ketiganya memiliki perbedaan masing-masing. Setiap zat juga dapat berubah dari fasa
yang satu ke fasa yang lain dengan menerima atau melepaskan kalor. Pada proses ini
bahan secara fisik berubah fase dengan menggunakan reaksi secara kimia.
5. Pengubahan kondisi operasi
Pengubahan kondisi operasi ditujukan apabila terjadi perubahan selama proses berjalan.
Hal-hal tersebut yang disebutkan tadi merupakan contoh perlakuan fisika terhadap
bahan dalam peralatan industri, atau pelakuan fisika adalah perlakuan yang diberikan
kepada bahan dalam industri yang mengubah bentuk fisis atau sifat fisis bahan tersebut.
Perlakuan fisika yang diberikan akan diteruskan kepada perlakuan kimia yang mana
pada perlakuan ini kebanyakan prosesnya tidak dapat dilihat oleh mata secara langsung dan
membutuhkan variabel-variabel baik variabel tetap maupun variabel tidak tetap tergantung
kepada kemampuan alat tersebut.
c. Variabel dalam Proses Industri Kimia
Setelah kita mengetahui perlakuan-perlakuan yang diberikan oleh peralatan industri
dalam proses industri kimia khususnya perlakuan fisika, maka kita dapat melanjutkan proses
kepada proses selanjutnya yaitu perlakuan kimia. Dalam perlakuan ini, ada beberapa kriteria
yang diperlukan oleh suatu alat untuk memproses suatu bahan hingga menjadi hasil. Kriteria
atau variabel ini yang kita butuhkan untuk mengendalikan suatu proses dalam industri
kimia.
Bagi seorang engineer, pengetahuan tentang variabel-variabel ini juga diperlukan untuk
pengembangan industri, persyaratan dan kemampuan yang dibutuhkan sebuah alat untuk
menghasilkan output, serta pengendalian proses kerja pada saat proses pengolahan
berlangsung.
Variabel-variabel ini dapat berupa data fisis maupun matematis, bahkan reaksi-reaksi
kimia yang terjadi didalam proses. Data fisis atau variabel fisis suatu bahan meliputi,
tekanan, temperatur, laju perpindahan massa suatu bahan, dan masih banyak lagi variabel
fisis yang dimiliki suatu bahan. Variabel fisis ini biasanya diperlukan untuk melengkapi
persyaratan yang dibutuhkan suatu peralatan, dan variabel ini juga dibutuhkan untuk
70
menentukan perhitungan secara matematis dalam pengendalian proses suatu industri
kimia.
Variabel yang berupa data fisis tersebut memudahkan kita untuk melakukan
perhitungan secara sistematis dalam mengendalikan proses industri tersebut. Adapun
perhitungan matematis yang disebutkan tadi meliputi, perhitungan peneracaan baik neraca
massa maupun neraca energi, tingkat perpindahan massa suatu bahan, dan perhitungan
untuk optimasi proses.
Peneracaan yang meliputi neraca massa dan energi merupakan dasar bagi seorang
engineer dalam proses industri. Neraca massa dan energi ini memungkinkan kita untuk
mengendalikan proses industri serta menjadi dasar dalam proses industri kimia.
Jadi peranan pengetahuan tentang variabel-variabel proses industri kimia dibidang
teknik kimia adalah sebagai dasar serta pendukung proses selama proses berlangsung dan
menempatkan posisi seorang engineer didunia kerja menjadi lebih unggul dalam proses
industri tersebut.
Hal tersebut yang telah disebutkan diatas merupakan sebagian proses yang terjadi dalam
proses industri kimia. Dari hal tersebut dapat kita simpulkan bahwa proses industri kimia
memiliki banyak peranan bagi seorang engineer. Bagaimana dengan pengembangan industri
kimia di Indonesia dan apa saja hubungannya dengan proses industri kimia.
B. HASIL-HASIL INDUSTRI KIMIA
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindustrian Indonesia No.19/M/I/1986, industri
dibedakan menjadi:
a. Industri kimia dasar : misalnya industri semen, obat-obatan, kertas, pupuk, dan lain
sebagainya.
b. Industri mesin dan logam dasar : misalnya industri pesawat terbang, kendaraan
bermotor, tekstil, dan lain-lain.
c. Industri kecil : industri roti, kompor minyak, makanan ringan, es, minyak goreng curah,
dan lain-lain
d. Aneka industri : industri pakaian, industri makanan dan minuman, dan lain-lain.
71
Berdasarkan sejarah perindustrian dan juga berdasarkan kebutuhan dasar manusia, hal ini
yang mendasari perkembangan industri. Adapun segala hal yang kita gunakan tidak terlepas dari
hasil-hasil produk industri baik itu industri kimia dasar, industri mesin, dan lain sebagainya.
Karena hampir seluruh proses yang terjadi didalam berbagai macam industri menggunakan
proses kimia, maka dapat kita asumsikan bahwa pengetahuan tentang proses kimia yang terjadi
didalam suatu industri adalah penting.
Kebutuhan manusia seperti sandang dan pangan kebanyakan dari itu adalah hasil atau
produk-produk dari industri kimia disamping hasil kekayaan alam yang dapat dengan langsung
dimanfaatkan. Adapun jenis-jenis produk dari industri kimia berdasarkan jenis industrinya
adalah sebagai berikut:
Industri petroleum dan petrokimia : Bahan dasar yang berasal dari minyak bumi.
Pabrik pupuk : Pupuk-pupuk sintesis.
Industri farmasi : Obat-obatan
Industri testil dan cat : Zat pewarna untuk tekstil, plastik, dan cat.
Industri insektisida : Bahan pembasmi hama
Industri plastik : Plastik, serat sintesis
Industri baja dan logam : Logam dan senyawa logam lainnya
Industri kertas : Kertas Koran dan buku tulis
Industri karet : Ban dan karet sintesis
Dan lain-lain
Jadi peranan industri kimia dalam kehidupan manusia juga memiliki peranan penting untuk
kelangsungan hidup manusia.
72
3.3 Tugas Sarjana Teknik Kimia pada Industri Teknik Kimia
Industri proses seperti telah dijelaskan di atas merupakan pemakai terbanyak dari sarjana
Teknik Kimia. Tugas seorang insinyur/sarjana Teknik Kimia yang bergerak dibidang ini antara
lain :
a. Penelitian Proses
b. Pengembangan Proses
c. Rekayasa Proses
d. Analisa Ekonomi
e. Rekayasa Proyek dan Konstruksi
f. Operasional Pabrik
3.3.1 Penelitian Proses
Penelitian proses adalah penelitian awal, skala bangku (bench scale) yang dilakukan di
laboratorium yang bertujuan untuk meneliti kelayakan suatu proses baru dari segi teknis
dan ekonomis, pengumpulan data-data yang diperlukan untuk membuat pabrik skala pilot dan
untuk pembuatan simulasi proses dengan komputer. Jadi penelitian proses adalah satu langkah
lebih maju dari penelitian eksplorasi dasar yang biasanya dilakukan oleh ahli kimia murni. Tahap
dari studi ini adalah sebagai berikut :
§ Penelitian Proses
§ Rekayasa Proses Awal
§ Evaluasi Proses Awal
Studi ini dilakukan, dimulai dari penelitian awal laboratorium dan disertai perhitungan-
perhitungan teknik ekonomis, dimana data-data teknik yang diperlukan diperoleh dari penelitian-
penelitian yang terpisah satu dengan yang lainnya, baik diunit proses maupun di unit-unit
operasionalnya, dan dibantu pula dengan data-data sekunder dari literatur. Karena itu hasil dari
penelitian proses perlu dievaluasi dengan cara membuat pabrik skala pilot untuk
mengembangkan proses.
3.3.2 Pengembangan Proses
Tahap-tahap pekerjaan pengembangan proses adalah sebagai berikut :
Pengembangan Proses
73
Rekayasa final
Evaluasi Proses Final
Program pengembangan proses yang baik seharusnya sudah bisa memberikan kepastian
baik dari segi teknis-operasional maupun ekonomis, karena dengan pengembangan proses ini
akan didapatkan data-data kondisi operasi yang lengkap serta kebutuhan jenis dan
ukuran peralatan-peralatan pembantu dan peralatan kontrolnya. Perhitungan perancangan
perlatan-peralatan proses yang diperlukan dilanjutkan dengan evaluasi ekonomi.
Untuk mendapatkan data-data teknis-operasional yang akurat, perlu dibuat pabrik
berskala pilot, yang ukurannya sudah terskala dengan teliti. Dengan data-data dari pabrik
berskala pilot ini diadakan reevaluasi perhitungan-perhitungan teknik dan ekonomis yang
merupakan evaluasi proses final. Hasil dari pengembangan proses ini juga belum bisa
memberikan kepastian tentang seberapa besar keuntungan yang akan didapat bila hasil dari
pengembangan proses ini diterapkan ke skala pabrik.
3.3.3 Rekayasa Proses
Untuk memastikan berapa ongkos produksi yan diperlukan apabila hasil
pengembangan proses diterapkan pada skala pabrik perlu adanya rekayasa proses,
dimana perhitungan yang diperoleh dari pengembangan proses diulang, neraca massa dan
energi serta ukuran alat dihitung lagi untuk kapasitas pabrik yang diinginkan (scale up),
kemudian evaluasi ekonomi dilakukan lagi tetapi dengan menggunakan data yang berlaku
saat ini. Misalnya perlu dihitung biaya di unit evaporasi, perlu diketahui berapa harga per
kilogram upa pemanas pada saat itu, berapa biaya proses pendinginan air dengan peralatan
pendingin air dengan peralatan pendingin yan tersedia di pasar waktu itu, berapa harga
evaporator, pompa dan sistem vacuum, pipa-pipa, isolasi, sistem kontrol, tenaga kerja, bahan
baku, bahan pembantu dan lainnya pada waktu itu. Itu semua adalah contoh komponen yang
harus dihitung untuk kepastian berapa nantinya ongkos produksi di unit evaporasi yang
dibutuhkan.
3.3.4 Analisa Ekonomi
Perusahaan didirikan dengan tujuan utama mencari keuntungan, karena itu faktor
ekonomi memegang peranan penting. Seoran insinyur teknik kimia diindustri proses harus
74
berfikir dengan orientasi ekonomi, bagaimana caranya agar perusahaan mendapat
keuntungan sebesar mungkin tanpa meninggalkan kode etik yang harus dipegang teguh
yang mencakup berbagai bidang kemanusiaan dan lingkungan. Karena itu hasil perhitungan
dari insinyur rekayasa proses perlu faktor eksternal di dalam perhitungan ekonomi.
Beberapa faktor eksternal yang perlu dimasukkan antara lain harga dan kualitas bahan
baku dan bahan pembantu, harga produk sejenis dipasaran beserta perbandingan
kualitasnya, bunga bank, berapa besar depresiasi alat, ongkos transportasi dan lainnya
selengkap mungkin untuk bisa menghitung dan menyajikan berbagai kemungkinan yang
nantinya bisa dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan, untuk
memperoleh proses yang bisa menghasilkan keuntungan terbesar bagi perusahaan.
3.3.5 Rekayasa Proyek dan Konstruksi
Setelah diputuskan untuk disetujui, suatu rancangan pabrik perlu dipelajari oleh para
insinyur Teknik Kimia yang bekerja di bidang rekayasa proyek dan konstruksi. Insinyur tersebut
harus meneliti setiap bagian rancangan. Mungkin juga harus mengubah lagi tipe
peralatan, jenis material yan paling cocok dan ekonomis pada proyek. Menentukan bentuk
bangunan yan diperlukan, penempatan peralatan dan bangunan (lay out alat dan
bangunan) agar operasi dan pengontrolan pabrik bisa dengan mudah dilakukan serta
eknomis, kemudian dibuatkan gambar konstruksinya dengan bangunan insinyur sipil dan
arsitek serta sekaligus mengestimasi ongkos bangunannya. Kemudian dia harus membuat jadual
pembelian peralatan dan material proses serta utilitasnya, menjadwalkan pembangunan
gudang peralatan yang ada pada saat konstruksi sangat diperlukan untuk mengamankan
peralatan yang sudah dibeli, menjadwalkan pembangunan gedung untuk pabriknya
sendiri.
3.3.6 Operasi Pabrik
Pabrik selesai dibuat dan siap dijalankan, tapi apakah bisa langsung beroperasi secara
mulus, operator duduk dan mencatat data di ruang kontrol (di belakang meja saja), supervisor
setiap malam pulas tidur di rumah. Hal yang terjadi jauh dari pekerjaan enak tersebut, tetapi bisa
75
sangat menarik karena penuh dengan hal-hal baru dan kadang-kadang tak terduga, bahkan
kadang perlu diadakan perubahan peralatan di sana-sini.
Seorang insinyur Teknik Kimia yang bekerja sebagai operator pabrik, pada saat trial
run (uji jalannya pabrik baru) mungkin harus bekerja 24 jam sehari selama berhari-hari sampai
beberapa minggu, hingga tidak timbul masalah-masalah baru, sambil melatih anak buahnya
semua (yang bekerja 3 shift). Setelah anak buahnya sudah tahu dan lancar mengerjakan apa yang
harus dilakukan secara rutin, dan mengetahui tindakan-tindakan apa yang harus diambil bila
terjadi suatu masalah, mulai saat itu sang insinyur bisa sedikit santai, banyak duduk di belakang
mejamengamati dan mempelajari data-data operasi yang dilaporkan anak buahnya. Dengan data-
data operasi harian, insinyur Teknik Kimia harus bisa mengevaluasi kinerja alat dan proses
dan mengambil keputusan-keputusan seperti mengubah kondisi operasi yaitu suhu,
tekanan, konsentrasi komponen dan sebagainya. Bahkan kalau perlu harus membongkar dan
memperbaiki/membersihkan peralatan-peralatan yang dinilai sudah tidak ekonomis lagi
kinerjanya. Semua itu dilakukan agar operasi pabrik berjalan pada kondisi optimal dan ongkos
produksi yang minimal.
Namun demikian, sebetulnya masih ada tugas lain yang membutuhkan pemikiran
mendalam, kadang-kadang perhitungan rumit yaitu selalu berusaha agar pabrik yang
ditanganinya berjalan mulus dan efisien, mungkin dengan cara menambah peralatan atau
mengubah kondisikondisi operasi ataupun mengefisienkan anak buahnya. Dengan selalu
berupaya agar lebih baik dan efisien ini justru pengalamannya akan bertambah, bisa
dimanfaatkan untuk menangani perancangan pabrik baru yang sejenis, yang pasti lebih efisien
dibandingkan yang lama yang telah dia ketahui kelemahan-kelemahannya, sehingga bisa
diperbaiki pada pabrik yang baru.
Dengan melihat tugas yang berat tersebut, seorang mahasiswa calon insinyur Teknik
Kimia haruslah menyadari, bahwa masa kuliah adalah masa pembekalan dirinya sendiri dengan
ilmu keteknikan dan pengalaman dalam bidang yang lain, pengalaman ini sering menjadi bekal
utama untuk sukses berkarya setelah lulus. Oleh karena itu pengalaman yang dapat membentuk
pribadi perlu dikembangkan misalnya, kepemimpinan dan hubungan antar manusia.
76
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dengan data-data operasi harian, insinyur Teknik Kimia harus bisa mengevaluasi kinerja
alat dan proses dan mengambil keputusan-keputusan seperti mengubah kondisi operasi : suhu,
tekanan, konsentrasi komponen dan sebagainya. Bahkan kalau perlu harus membongkar dan
memperbaiki/membersihkan peralatan-peralatan yang dinilai sudah tidak ekonomis lagi
kinerjanya. Semua itu dilakukan agar operasi pabrik berjalan pada kondisi optimal dan ongkos
produksi yang minimal. Untuk itu peran proses industri kimia dibutuhkan bagi mahasiswa teknik
kimia mengingat banyak sekali proses yang terjadi dalam sebuah industri kimia sehingga ketika
bekerja dalam sebuah industri mahasiswa teknik kimia lebih mudah beradaptasi dalam
lingkungan industri.
77
Daftar Pustaka
http://id.wikipedia.org/wiki/Teknik_kimia
http://nunulasa.wordpress.com/2011/03/11/peran-sarjana-teknik-kimia-terhadap-sda-di-
indonesia/
d. Penyimpanan gas alam
Metode penyimpanan (storage) gas alam dilakukan dengan “Natural Gas Underground Storage“, yakni suatu ruangan raksasa di bawah tanah yang lazim disebut sebagai “salt dome” yakni kubah-kubah dibawah tanah yang terjadi dari reservoir sumber-sumber gas alam yang telah depleted.
Penyimpanan LNG
Untuk mendukung proses regasifikasi, LNG disimpan dalam tanki bertekanan atmosfer, dengan tembok ganda, bersekat dengan fitur-fitur inovatif, kemanan tinggi dan desain yang stabil. Tembok tanki bagian dalam terdiri atas besi baja khusus dengan kandungan nikel tinggi seperti alumunium dan tahan terhadap temperatur cryogenic. Untuk mencegah kebocoran, beberapa tanki penyimpanan diperkuat dengan sistem penahan ganda, di mana tembok bagian dalam dan luar sama-sama dapat dimuat LNG.
78
Recommended