View
12
Download
4
Category
Preview:
DESCRIPTION
tentang ekonomi kerakyatan
Citation preview
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT bahwa penulis telah
menyelesaikan tugas mata pelajaran Kewarganegaraan dengan judul makalah Politik
Indonesia di Era Reformasi Dengan Pancasila Sebagai Dasar Negara.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis
hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini
tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-
kendala yang penulis hadapi teratasi. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Dosen Kewarganegaraan yang telah memberikan tugas, petunjuk, kepada
penulis sehingga penulis termotivasi dan menyelesaikan tugas ini.
2. Orang tua yang telah turut membantu, membimbing, dan mengatasi berbagai
kesulitan sehingga tugas ini selesai.
Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi
pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan
dapat tercapai, Amiin.
Semarang, Juni 2011
Page 1
BAB I
PENDAHULUAN
Akhir-akhir ini, menjelang pemilihan presiden 9 Juli 2009 kata ekonomi
kerakyatan menjadi sangat populer. Semua calon presiden yang telah
mendeklarasikan diri mengusung ekonomi kerakyatan sebagai dasar pembangunan
ekonomi di masa mendatang. Tidak hanya sampai disitu, masing-masing calon saling
menuding bahwa lawan politiknya menganut mashab ekonomi neo liberal. Namun
sayang, masing-masing calon presiden tidak ada yang menjelaskan secara konkrit
mengenai visi dan misi pembangunan ekonomi yang berlandaskan ekonomi
kerakyatan. Ditengah-tengah riuhnya setiap orang menyuarakan ekonomi kerakyatan
arti kata ekonomi kerakyatan sendiri sempat tidak tersentuh. Hal ini menandakan
bahwa kata ekonomi kerakyatan hanya menjadi komoditas politik untuk menarik
simpati masyarakat.
Oleh karena itu ekonomi kerakyatan merupakan dasar dari pembangunan
ekonomi untuk Indonesia di masa mendatang.
Page 2
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Ekonomi Kerakyatan
Ekonomi Kerakyatan adalah sistem ekonomi yang berbasisi pada kekuatan
rakyat sesuai dengan Pasal 33 ayat 1 UUD 45 dan sila ke empat Pancasila
(Bob,2003). Didalam Ekonomi Kerakyatan setiap masyarakat berpartisipasi baik
dalam penentuan kebijakan atau dalam kegiatan ekonomi sesuai dengan peranannya
masing-masing, tanpa menutup atau menghalangi kesempatan masyarakat untuk maju
dalam bidang perekonomian dengan memperhatikan pemerataan sebagai tujuan
utama pembangunan.
Untuk mewujudkan keadilan dan pemerataan pemerintah berhak atas
penguasaan sektor-sektor penting yang menguasai hajat hidup orang banyak.
Pemerintah berperan sebagai penyelenggra perekonomian dengan tugas utama
mendistriubusikan sumber daya ekonomi dan menjaga atas ketersediaan prasarana
kebutuhan pokok produksi barang dan jasa. Dalam ekonomi kerakyatan masyarakat
berhak atas pendapatan dari hasil produksinya tanpa mengesampingkan azas
kekeluargaan.
Pergulatan ekonomi kerakyatan sebagai dasar pembangunan ekonomi telah
memakan waktu yang panjang. Pergulatan ekonomi kerakyatan didalam
pemerintahan meliputi implementasi dalam pembangunan ekonomi sampai pada
pergulatan pemikiran ekonomi para akademisi. Berbagai pergulatan mengenai
Page 3
implementasi ekonomi kerakyatan dalam pembangunan ekonomi nasional dan
perhelatan para pemikir ekonomi telah menjadi dinamika yang mengiringi sejarah
bangsa Indonesia.
Ekonomi kerakyatan merupakan langkah yang diambil oleh pemerintah
Indonesia untuk meningkatkan produktivitas barang dan juga mengurangi
pengangguran dan membuka lapangan kerja baru. Selain itu juga pemerintah juga
ikut menyediakan pinjaman modal kepada pelaku UKM serta memberikan pelatihan
keterampilan.
Kreativitas dan inovasi adalah keharusan karena barang hasil produksi dapat
bersaing di pasar karena barang tersebut berbeda. Namun yang tidak kalah
pentingnya juga adalah bagaimana agar usaha tersebut tetap dapat eksis berdiri
meskipun mengalami keterpurukan.
Meskipun tujuan dari ekonomi kerakyatan baik tetapi sekarang kita mesti
melihat keadaan masyarakat. Di Indonesia masalah utama yang dihadapi adalah
kreatifitas dan modal. Keduanya merupakan penghambat bagi seseorang untuk
merintis uasaha. Selai itu tingkat konsutif yang tinggi oleh masyarakat namun tak
dibarengi oleh tingginya produktivitas barang dalam negeri.
Bagi setiap unit usaha dari semua skala dan disemua sektor ekonomi, era
globalisasi dan pasar bebas disatu sisi memberikan banyak kesempatan namun juga
memberikan banyak tantangan jika tidak dapat menghadapi dengan baik yang akan
Page 4
berubah menjadi ancaman. Bentuk kesempatan dan tantangan yang muncul tentu
akan bebeda menurut jenis kegiatan ekonomi yang berbeda.
Globalisasi juga memperbesar ketidakpastian terutama karena semakin
tingginya mobilitas modal, manusia, dan sumber daya produksi lainnya serta semakin
terintegrasinya kegiatan produksi, investasi dan keuangan antarnegara yang antara
lain dapat menimbulkan gejolak ekonomi suatu wilayah akibat pengaruh langsung
dari keidakstabilan ekonomi di wilayah tersebut.
Dalam Undang-undang No 25 tahun 1992 Pasal 4 dijelaskan bahwa koperasi
mempunyai fungsi dan peran:
1) Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi
anggota pada khususnya, dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan
kesejahteraan ekonomi dan sosialnya;
2) Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan
manusia dan masyarakat;
3) Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan
perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko-gurunya; dan
4) Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional,
yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan demokrasi
ekonomi
Page 5
Jelas sekali di sini bahwa koperasi menganut paham ekonomi kerakyatan yang
diharapkan oleh masyarakat Indonesia saat ini. Itu tergambar, terutama dalam poin
keempat bahwa koperasi merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas
kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
Di sinilah koperasi mempunyai peran dan kontribusi penting dalam
memajukan ekonomi kerakyatan di Indonesia. Koperasi bukan hanya membawa
manfaat secara ekonomi, tetapi juga membawa manfaat dan kebaikan secara sosial,
serta mendatangkan pula rasa keadilan. Ini semua sesuai tujuan pembangunan dan
harapan seluruh rakyat Indonesia.
Sebagai tiang dan sokoguru ekonomi Indonesia, koperasi menganut ekonomi
terbuka dan berkeadilan sosial. Setiap anggota mempunyai hak yang sama dengan
anggota lainnya, sesuai dengan apa yang telah diberikannya untuk usaha koperasi
tersebut. Ini terdapat juga dalam UU No 25 tahun 1992 Pasal 5 tentang prinsip
koperasi, bahwa salah satunya pembagian sisa hasil usaha (SHU) dilakukan secara
adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota dalam koperasi.
Koperasi merupakan usaha paling efektif dalam mengurangi kemiskinan, dan
paling tepat untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Peran koperasi dalam
mengatasi dan memberikan jalan keluar pada krisis pangan dan energi jauh sangat
nyata. Koperasi lebih mampu melakukan kegiatan konkret untuk meningkatkan
ketahanan pangan dan mengembangkan energi alternatif.
Page 6
Oleh karena itu, kita mengharapkan koperasi dapat menempatkan diri sebagai
gerakan eknomi yang mampu membawa perubahan besar bagi perekonomian bangsa,
dengan menggerakkan eknomi rakyat secara mandiri, berkeadilan dan berkelanjutan.
Kalau pengangguran ingin berkurang, koperasilah yang seharusnya dikembangkan.
Karena koperasi diyakini bisa mengatasi masalah-masalah yang ditimbulkan oleh
ekonomi pasar, demi pemerataan dan keadilan pembangunan.
Dinamika Ekonomi Kerakyatan
Ekonomi kerakyatan tidak bisa lepas dari sejarah panjang bangsa Indonesia.
Konsep ekonomi kerakyatan sudah diperkenalkan sejak masa pra kemerdekaan.
Semangat ekonomi kerakyatan menjadi simbol rakyat Indonesia dalam
memperjuangkan keadilan. Dinamika ekonomi kerakyatan dalam tataran sejarah
dapat dibagi menjadi tiga periode sebagai berikut:
Periode Pra Kemerdekaan
Pada tanggal 20 November 1933 Bung Hatta menulis artikel dengan judul
Ekonomi Rakyat. Dalam artikel tersebut Bung Hatta mengungkapkan kegusarannya
menyaksikan kondisi ekonomi Indonesia dibawah penjajahan Hindia Belanda.
Konsep ekonomi rakyat dibentuk oleh Bung Hatta sebagai tandingan atas ekonomi
kolonial. Yang dimaksud ekonomi rakyat ketika itu adalah ekonomi kaum pribumi
atau kaum penduduk asli Indonesia. Sebelum Indonesia merdeka Bung Hatta sudah
mendalami konsep ekonomi kerakyatan. Bung Hatta mempelajari keberadaan
koperasi di Eropa (Denmark, Swiss). Bung Hatta percaya bahwa koperasi
Page 7
merupakan kegiatan ekonomi yang dapat mewujudkan gagasan ekonomi rakyat dan
sesuai dengan kultur masyarakat. Para pendiri bangsa sudah menggagas konsep
eknomi jauh sebelum Indonesia merdeka.
Masa Pemerintahan Orde Lama
Orde Lama menjadi masa pemerintahan yang paling setia dengan konsep
ekonomi rakyat sebagai dasar pembangunan ekonomi. Setelah merdeka gagasan
ekonomi rakyat menjadi dasar perekonomian Indonesia. Sukarno-Hatta menjadi
motor penggerak pelaksanaan ekonomi rakyat dalam pembangunan. Funding father
menjadikan ekonomi rakyat sebagai dasar perekonomian Indonesia melalui pasal 33
ayat 1 UUD 45. Bung Hatta memperkenalkan koperasi sebagai implementasi dari
konsep ekonomi rakyat yang digagasnya sebelum Indonesia merdeka. Gagasan
ekonomi Sukarno setelah Indonesia merdeka lebih bersifat setrategis. Ekonomi
Berdikari adalah suatu gagasa kemandirian ekonomi tanpa bantuan dari pihak asing.
Sukarno-Hatta percaya bahwa landasan perekonomian Indonesia adalah Ekonomi
Rakyat. Gagasan strategis Sukarno dan intelekualitas Hatta adalah perpaduan
sempurna dalam rangka menegakkan Ekonomi Rakyat pada masa awal berdirinya
pemerintahan Indonesia.
Masa Pemerintahan Orde Baru
Retorika politik yang membawa Indonesia pada rezim Orde Baru berdampak
besar terhadap keberadaan Ekonomi Rakyat yang telah digagas oleh Sukarno-Hatta.
Pada masa awal Orde Baru istilah Ekonomi Kerakyatan diperkenalkan oleh Prof.
Page 8
Sarbini Sumawiyata. Gagasan ekonomi kerakyatan yang ditulis oleh Prof. Sarbini
Sumawiyata tidak terlepas dari gagasan ekonomi rakyat yang pertama kali
diperkenalkan oleh Bung Hatta. Pada masa awal pemerintahan Orde Baru Prof.
Sarbini Sumawiyata menjadi satu-satunya orang yang tetap setia pada gagasan
ekonomi rakyat ditengah maraknya penganut paham ekonomi neoliberal. Pada
pertengahan masa orde Baru sekitar tahun 1980-an, guru besar ekonomi UGM
mengobarkan kembali semangat ekonomi kerakyatan dengan label Ekonomi
Pancasila.
Semangat ekonomi kerakyatan selalu mucul pada masa transisi. Hal ini tidak
terlepas dari dua aspek pokok gagasan ekonomi rakyat Bung Hatta yaitu
trasnformasi ekonomi dan transformasi sosial. Transformasi ekonomi dalam
ekonomi kerakyatan adalah mendorong kegiatan ekonomi masyarakat sehingga
pendapatan masyarakat meningkat. Seluruh masyarakat dipacu untuk lebih
produktif sehingga pertumbuhan ekonomi meningkat. Transformasi sosial dalam
ekonomi kerakyatan adalah melakukan perubahan dengan menciptakan kegiatan
ekonomi secara adil dimana para pelaku ekonomi bawah tidak ditekan oleh
kekuatan pasar.
Kemunculan Kembali Ekonomi Kerakyatan
Dinamika ekonomi kerakyatan tidak terlepas dari perjalanan politik bangsa.
Sekarang wacana kembali pada gagasan ekonomi rakyat menyeruak. Faktor yang
mendorong kembali ke ekonomi kerakyatan adalah:
Page 9
1. Kegagalan negara-negara kapitalis dengan sistem ekonomi neoliberal yang
menyebabkan krisis finansial global, dan
2. tuntutan untuk membangun perekonomian yang lebih adil dan merata yang
tidak memarjinalkan suku, daerah dan kelompok masyarakat yang tidak mempunyai
sumber daya ekonomi yang cukup.
Seiring dengan proses transisi bangsa ini yang sepertinya belum juga
menemukan kembali bentuk baru pembangunan yang sesuai dengan kondisi
sosial masyarakat, kedua faktor tersebut menjadi pemicu wacana kembali ke
ekonomi kerakyatan sebagai landasan pembangunan di segala bidang.
Setelah pemerintahan Orba runtuh dan sepuluh tahun reformasi berjalan
tantangan ekonomi masih sama yaitu kemandirian ekonomi. Indonesia
merupakan bagian dari konstelasi ekonomi dunia. Dengan meningkatnya
konvergensi ekonomi global kemandirian ekonomi suatu negara menjadi
kunci utama supaya kita tidak terombang ambing oleh keadaan ekonomi yang
semakin fluktuatif.
Kemandirian dalam ekonomi kerakyatan meliputi falsafah ekonomi bangsa,
kebijakan ekonomi dan kemandirian atas pemenuhan kebutuhan ekonomi
suatu bangsa. Kemandirian ekonomi menghadapi tantangan yang cukup berat
di era abad 21. Konstelasi ekonomi dunia menciptakan hubungan langsung
ekonomi suatu negara dengan negara lain. Konvergensi ekonomi global
menjadikan batasan legitimasi otoritas suatu negara menjadi kabur. Pada
batasan tertentu negara berhak menegakan legitimasi atas ekonomi. Dalam
Page 10
ekonomi kerakyatan legitimasi pemerintah diatur dalam pasal 33 ayat (1)
UUD 45.
Page 11
BAB III
KESIMPULAN
Dilihat dari institusi dan kebijakan yang dibangun pemerintah, sistem
ekonomi Indonesia menganut dual system economy yaitu kapitalis dan sosialis.
Untuk mencapai keseimbangan dengan tidak menghilangkan hak individu dan
menjamin terjadinya pemerataan, perekonomian Indonesia harus berpegang pada
satu faham yang berazaskan kerakyatan. Bagi pemerintah tantangan terbesar saat ini
adalah bagaimana mengembangkan konsep dan mengimplementasikan ekonomi
yang berazaskan kerakyatan sebagai dasar pembangunan ekonomi ditengah
perkembangan ekonomi global yang semakin kompleks. Pembangunan dapat
berjalan lancar jika perekonomian suatu negara sesuai dengan jadi diri bangsa.
Ekonomi kerakyatan adalah representasi masyarakat Indonesia yang bersifat
kekeluargaan. Ekonomi kerakyatan tidak hanya sekedar komoditas politik yang
setelah pemilu usai wacana tersebut hilang dengan sendirinya. Tidak mudah
menerapkan ekonomi kerakyatan sebagai dasar pembanguan ekonomi. Keberanian
dan komitmen penuh pemerintah adalah faktor kunci dalam membangun ekonomi
yang berazaskan kerakyatan.
Dalam Pancasila, sila yang sesuai dengan dinamika ini adalah sila ke 4 karena
sila ini merupakan sila yang menjung tinggi nilai kemanusiaan, jadi ekonomi
kerakyatan digunakan untuk mewujudkan keadilan dan pemerataan pemerintah
berhak atas penguasaan sektor-sektor penting yang menguasai hajat hidup orang
banyak. Pemerintah berperan sebagai penyelenggra perekonomian dengan tugas
Page 12
utama mendistriubusikan sumber daya ekonomi dan menjaga atas ketersediaan
prasarana kebutuhan pokok produksi barang dan jasa. Dalam ekonomi kerakyatan
masyarakat berhak atas pendapatan dari hasil produksinya tanpa mengesampingkan
azas kekeluargaan.
Page 13
DAFTAR PUSTAKA
Revrisond Baswir, “Ekonomi Rakyat dan Koperasi Sebagai Soko Guru
Perekonomian Nasional”. Jurnal Ekonomi Kerakyatan, Pusat Studi Ekonomi
Kerakyatan UGM, Jogjakarta
Sritua Arif, “Memperingati Satu Abad Bung Hatta: Mengenang Bung Hatta Bapak
Perekonomian Rakyat”.
Munawar Ismail, “PT. SELECTA: Dapatkah Menjadi Alternatif Model Lembaga
Ekonomi Kerakyatan?”. Jurnal, Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya,
Surabaya.
Sutejo K. Widodo, “Kebijakan Ekonomi Berdikari dan Perkembangan Sektor
Perikanan”. Jurnal, Universitas Diponegoro, Semarang.
Asvi Warman Adam, “Soekarno dalam Sejarah Perjalanan Bangsa”.
Ekonomi Kerakyatan dan Otonomi Daerah
Page 14
Recommended