View
637
Download
2
Category
Preview:
DESCRIPTION
def, etio etc. bahan restorasi, isolasi daerah kerja
Citation preview
MAKALAH LAPORAN PBL
SKENARIO 4 : KARIES SERVIKAL
KELOMPOK 8
Disusun oleh :
Ketua : Larasati Wicaksono Putri (125070407111034)
Sekertaris : Bunga Agape(125070400111013)
Anggota :
1. Ardani Asa Hanifa(125070400111018)
2. Fania Alfadin Uba(125070400111019)
3. Intan Sekar Larasati(125070400111035)
4. Angelia Mayer R S(125070401111005)
5. Indira Safitri Hakim(125070401111010)
6. Okky Desy Rianjani(125070407111018)
7. Ivanni Ramadhan (125070407111030)
Tanggal Penyelenggaraan: 16 dan 19 September 2013
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGIFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa karena telah memberikan
rahmat serta hidayah-Nya, sehingga Laporan Hasil Diskusi Kelompok 8
skenario 4 blok 5 tentang "Karies Servikal” dapat terselesaikan dengan baik.
Terima kasih penulis ucapkan kepada :
1. drg. Fidya, M.Si
2. Buku-buku penunjang, textbooks dan fasilitas internet.
3. Orang tua, serta semua pihak yang telah membantu terselesainya
laporan ini.
Penulis berharap laporan ini dapat menambah wawasan dan informasi
bagi pembaca sekalian. Tentunya laporan hasil diskusi ini tidaklah sempurna
dan masih memerlukan perbaikan dan penyempurnaan. Oleh karena itu,
penulis mohon saran dan kritik yang membangun dari semua pihak. Semoga
laporan dapat bermanfaat bagi kita semua.
Malang, 22 September 2013
Penulis
1
Gigi ngilu
Kerusakan jaringan
Dangkal Dalam
Karies Servikal
Isolasi Dengan cotton roll
Preparasi Desain bentuk ginjal
Penumpatan
Teknik SandwichDitumpat lalu diberi varnish
I. SKENARIO 4 BLOK 5 : Aduuuh ngilunya
Laki-laki berusia 55 tahun, datang ke RSGM dengan keluhan gigi belakang kiri
atas terasa ngilu saat minum air dingin dan menyikat gigi. Pada pemeriksaan
intraoral ditemukan adanya karies servikal, pada gigi 24 dengan kerusakan
jaringan gigi yang cukup dalam, sedangkan pada gigi 25 kerusakannya
dangkal. Dokter gigi melakukan isolasi dengan memasang cotton roll pada
daerah vestibulum, kemudian melakukan preparasi seperti desain bentuk
ginjal, setelah itu kavitas dibersihkan. Selanjutnya dilakukan penumpatan
sesuai prosedur dengan menggunakan bahan yang sewarna gigi karena
pasien sangat peduli dengan penampilannya. Pada gigi 24, penumpatan
dilakukan dengan teknik sandwich, sedangkan pada gigi 25 setelah ditumpat
kemudian diberi varnish.
II. HIPOTESIS
2
III. LEARNING ISSUES
1. Karies Servikal
Definisi
Pemeriksaan Klinis
Etiologi
Penanganan
Perinsip desain preparasi karies servikal
2. Bahan Restorasi untuk karies servikal
Jenis
Penatalaksanaan
Indikasi dan kontraindikasi
Pertimbangan penggunaan
Biokompatibilitas
3. Isolasi daerah kerja
Definisi
Fungsi
Alat dan bahan
Prosedur
Keuntungan dan kerugian
3
IV. LEARNING OUTCOMES
1. Karies Servikal
Definisi Karies
o Karies
merupakan suatu penyakit pada jaringan keras gigi, yaitu email,
dentin dan sementum yang disebabkan aktivitas jasad renik
yang ada dalam suatu karbohidrat yang diragikan. Proses karies
ditandai dengan adanya demineralisasi pada jaringan keras
gigi, diikuti dengan kerusakan bahan organiknya. Hal ini akan
menyebabkan terjadinya invasi bakteri dan kerusakan pada
jaringan pulpa serta penyebaran infeksi ke jaringan periapikal
dan menimbulkan rasa nyeri.
o Karies gigi prosesnya dapat berlangsung sangat cepat maupun
lama berupa hilangnya ion-ion mineral dan terus-menerus dari
permukaan enamel pada mahkota atau permukaan akar yang
sebagian besar distimulasi oleh adanya beberapa flora bakteri
dan produk-produk yang dihasilkannya. Kehilangan ini pada
awalnya hanya akan terlihat secara mikroskopis tetapi lama
kelamaan akan terlihat pada enamel sebagai lesi bercak putih
(white spot lesion) atau melunaknya sementum pada akar gigi.
Kegagalan dalam mengintervensi dan menghentikan kehilangan
mineral ini akan menyebabkan kavitasi pada gigi, yang dapat
berlanjut pada kerusakan irreversibel pulpa gigi oleh aktivitas
bakteri. Walaupun demikian, mengingat mungkinnya
remineralisasi terjadi, pada stadium yang sangat dini karies
masih dapat dihentikan.
Definisi Karies servikal
o Karies yang terjadi pada bagian servikal gigi sering
diklasifikasikan sebagai Karies Kelas V yang dikenal dengan
4
klasifikasi menurut G. V. Black. Karies kelas V ini berbeda
dengan apa yang dijelaskan oleh Mount dan Hume. Pada teory
Black tidak menjelaskan adanya perbedaan lesi yang terjadi,
karena menurut Mount & Hume karies terbagi atas size dan site
nya. Pada karies kelas V ini bagian yang rusak adalah bagian
pada servikal gigi geligi yang di sebut karies permukaan halus,
namun karies ini dapat meluas ke daerah akar dan di sebut
karies akar.
Etiologi Karies Klas V
Ada beberapa faktor yang berpengarruh dalam terbentuknya karies
servikal, faktor nya hampir sama dengan apa yang terjadi pada umumnya
karies. Pada karies kelas V ini juga terdapat satu faktor yang tidak ada pada
karies lainya yaitu faktor resesi Gingiva.
Faktor – faktor tersebut ialah
o Resesi Gingiva
Resesi gingiva yang terjadi dapat mengakibatkan tersedianya kavitas pada
bagian servikal gigi geligi, sehingga akan banyak makanan yang tertinggal
dan dari situlah akan banyak bakteri – bakteri yang menginvasi sehingga
terbentuknya lesi karies
o Usia
Usia disini dimaksudkan dengan semakin tuanya seseorang maka gingiva
yang dimiliki biasanya akan semakin merenggang dan ini lah yang dapat
menyebabkan terjadinya resesi gingiva
o Host
Host disini yaitu faktor yang berasal dari diri sendiri dimana sang
penderita tidak memiliki motivasi untuk menyikat giginya secara benar
dan tidak memiliki keingin tahuan untuk pencegahan karies yang ada
sehingga terus dibiarkan dan semakin menggerus permukaan servikal gigi
geligi hingga akarnya
Pemeriksaaan
Pada tahapan dini: Daerah berubah warna
Batas nya terlihat jelas
Lesi aktif bewarna Kuning mulai Kecoklatan
Konsistensi lunak tanpa adanya kavitas yang nyata
5
Pada tahapan lanjut: Lesi berkembang lebih lama
Perbedaan warna lebih jelas batasnya
Lesi berubah warna lebih gelap dari sebelumnya
Konsistensi lebih lunak dari sebelumnya dan kavitas
lebih nyata
Penanganan dan Prinsip desain karies servikal
A. Akses ke Karies
Instrument yang digunakan adalah bur miniature daan
henpis miniature dan pembersihan lesi akan lebih mudah jika mulut
dalam keadaan setengah tertutup. Akses ke karies jauh lebih
mudah dibandingkan dengan klas lain,namun masalah dalam akses
yaitu yang berkaitan dengan struktur sekelilingnya misalnya akses
ke karies servikal di permukaan bukal molar 2 dan 3 atas agak
sukar karena adanya processus koronoideus mandibula jika mulut
terbuka lebar-lebar.
B. Pembuangan Karies
Pencegahan karies harus dimulai di daerah yang telah ada
kavitas dan preparasi dengan menggunakan bur bulat baja
kecepatan rendah. Dentin lunak harus dibuang, tetapi dentin yang
keras dan kecoklatan dapat dibiarkan sekalipun terletak
bersebalahan dengan daerah yang harus diretorasi. Jika
menggunakan bur bulat dalam membuang dentin karies pada
permukaan akar, bur harus dijaga agar tetap bersudut 45 derajat
terhadap permukaan gigi.
C. Regangan,Retensi dan Bevel
Bentuk regangan restorasi klas V tidak seragam sehingga
dapat bervariasi tergantung karies atau tingkat dekalsifikasi yang
terjadi. Bila jaringan yang rusak telah disingkirkan dan tepinya
berada pada email yang baik, regangan biasanya berbentuk
persegi panjang dengan sudut yang membulat (bevel), ovoid atau
berbentuk ginjal.
Pertama-tama dalam mempreparasi kavitas digunakan
round bur dan setelah mencapai dentin dilanjutkan dengan
pemakaian bur fissure berujung datar untuk membuat dinding
kavitas. Dasar kavitas dapat dihaluskan dengan menggunakan bur
inverted. Biasanya dinding aksial akan berada pada kedalaman 1,5
mm dari permukaan gigi.
6
Retensi dibuat pada insisal dan dinding gingival di pertautan
dengan dinding aksial, menggunakan round bur no ¼ atau ½ .
Tidak boleh ada ubderkut pada dinding mesial dan distal.
Kedalaman retensi dibentuk menggunakan diameter bur dan tidak
akan melebihi diameter bur.
Bevel dapat dibuat pada seluruh bagian preparasi yang
dikelilingi emal tapi tidak dibuat pada preparasi yang berakhir di
sementum.
D. Pemilihan Bahan Tumpatan
Pada karies akar atau servikal, bahan pilihannya adalah
semen ionomer kaca atau cermet karena keadhesifannya pada
dentin dan fluor yang dikeluarkannya menjadikannya berefek
kariostatik. Jika tepi servikalnya terletak pada dentin dan tepi
oklusalnya pada email, semen ionomer kaca dan resin komposit
dapat digabung dalam tambalan berlapis (teknik sandwich). Semen
ionomer kaca berfungsi menggantikan dentin dan jika sudah
mengeras dapat dietsa bersama-sama dengan email untuk
kemudian ditambal dengan resin komposit. Teknik ini
menggabungkan sifat adhesive dan kariostatik semen ionomer
kaca dengan penampilan yang baik dan tahan aus dari resin
komposit.
E. Pelapikan
Karies dalam, terutama pada orang muda, harus dilapik
dengan hidroksida kalsium. Pada kavitas yang harus ditambal
dengan resin komposit, dentin harus dilindungi dulu sebelum
emailnya dietsa dengan asam. Pada kavitas yang dangkal, tidak
memerlukan pelapik hidroksida kalsium karena basis dari semen
ionomer sudah memberikan perlindungan yang diperlukan. Semen
ini dapat adhesive ke dentin dan mengeluarkan fluor secara
berkelanjutan.
Semen ionomer dicampur dan ditambal di dasar kavitas,
menutupi seluruh dentin sampai di tepi kavitas yang tidak beremail
lagi. Jika telah benar-benar mengeras, kelebihannya dapat
dikurangi dengan bur sebelum mengetsasemen ionomer dan tepi
emailnya.
F. Pemasangan matriks, Penambalan, serta Penyelesaiannya
Restorasi dengan Semen ionomer kaca ini biasanya dilakukan
dengan menggunakan isolator karet, dan memakai matriks agar
7
dapat melindungi bahan tambalan ketika mengeras serta
membentuknya sehingga tidak memerlukan proses
penyelesaian terlalu banyak.
Setelah isolator karet terpasang, permukaan gigi
dibersihkan dari plak dan debris dengan lumpur profilaksi non-
fluor. Permukaan gigi dipersiapkan dengan mengoleskan as
poliakrilik 25% yang dapat membantu aksi pembersihannya dan
bisa membuang sebagian smear layer, tetapi menyebabkan
tubulus dentin tertutup. Pembersihan asam poliakrilik dilakukan
selama 10 detik, kemudian semprot air selama 30 detik dan
dikeringkan.
Bahan tumpatan GIC yang sedikit berlebih ditempatkan
ke dalam kavitas yang bersih dan kering. Matriks dipasang
diatasnya dan ditahan pada posisinya sampai bahan mengeras.
Hanya tekanan ringan yang diperbolehkan untuk aplikasi
matriks, sehingga matriks tidak akan berubah bentuk dan
kontur restorasi tidak akan berubah.
Matriks logam berbentuk ginjal yang konkaf dapat
digunakan untuk mereproduksi baik kontur mesio-distal
maupun insiso-gingival. Matriks ini cukup lunak untuk dibentuk
sehingga dapat menciptakan posisi tepi yang baik. Untuk
mempermudah pemasangannya, matriks dapat dapat
dicekatkan sementara ke pemampat berbentu silindris dengan
varnish.
Bila matriks tidak digunakan, sebagian besar kelebihan
semen dibuang dengan menggunakan instrument plastis untuk
membentuk kontur yang diinginkan. Hal ini harus cepat
dilakukan, ketika permukaan masih basah untuk mencegah
kerusakan bila semen tersebut telah mengeras.
Setelah matriks dilepaskan, permukaan tambalan akan
segera menjadi basah dan mulai saat ini tambalan tersebut
tidak boleh diganggu. Bahan ini tidak terpengaruh oleh cairan
setelah terjadi pengerasan awal. Jika pemasangan matriksnya
baik sekali, pemolesan tidak lagi begitu diperlukan. Bur karbida
tungsten berbilah banyak dapat dipakai untuk membuang
ketidakrataan dan digunakan dalam kecepatan rendah dan
restorasinya dapat dilakukan dengan disk. Tambalan harus
diulas dengan Vaseline sebelum memakai instrument poles.
8
Terakhir, keringkan permukaan tambalan tersebut dan
oleskan selapis vernis atau bahan bonding yang diaktifkan sinar
sebagai pelindung terhadap cairan untuk beberapa jam, segera
setelah isolator karet dilepas.
Jika digunakan varnish maka daerah permukaan
tambalan GIC yang dilapisanya harus menggunakan suhu
kamar, bukan dengan semprotan udara karena dapat
menggeser varnish dan membuat permukaan terbuka dari
semen yang mengering dan menimbulkan keretakan.
2. Bahan Restorasi untuk Karies Servikal
GIC (Glass Ionomer Cement)
Semen ini sensitive terhadap kelembaban. Oleh karena itu, semen yang
baru mengeras dilindungi dari kelembapan dengan menggunakan vernis.
Komposisi
Powder : SiO2 , Al2O3, CaF2, Na3AlF6, AlF3, AlPO4
Liquid : larutan polyacrylic acid
Sifat
1. Compressive strength lebih besar dari zinc phosphate
2. Bond strength lebih kecil dari komposit, di daerah servikal lebih
baik dari komposit.
3. Fluoride release
4. Thermal diffusi rendah
5. Harus dlindungi varnish
6. Estetik bagus
7. Adhesi
Keunikan GIC ini adalah kemampuan GIC untuk berikatan dengan
dentin dan email secara kimia. Bahan ini digunakan secara luas
pada abrasi servikal tanpa harus melakukan preparasi kavitas.
8. GIC dapat digunakan sebagai restorasi tunggal atau dapat
dipakai sebagai basis dan di atasnya dilapisi oleh resin komposit
(restorasi sandwich).
9. Bond to collagen
10. Kelarutan pada air tinggi.
11. Sebagai antikariogenik karena melepas fluoride.
12. Tidak cocok untuk dipakai di gigi posterior karena britel.
9
Aplikasi
1. Semen permanen
2. Basis
3. Tumpatan kelas V
4. Pit dan fissure sealant
5. Penyemenan orthodontic bands
o Jenis
Klasifikasi Glass Ionomer Cements (Mount and Hume)
Type I – Luting
Kegunaan – sementasi crown, bridge, inlay, perangkat ortodonsi
Tingkat Setting – fast set
Perbandingan Bubuk:Likuid – 1,5:1
Radiopak- secara umum
Ketebalan film - <20 μm
Type II- Restoratif
Type II.1 Restoratif Estetik
Kegunaan – restorasi estetik
Tingat setting : fast set
Autocure – ketahanan lambat terhadap masuk dan lepasnya air
Resin-modified – fast set, ketahanan segera terhadap masuknya air
Perbandingan Bubuk: Likuid – 3:1 atau lebih besar
Radiopak- sebagian besar material
Type II.2 Retoratif Reinforced
Kegunaan- peningkatan sifat fisik namun estetik tidak dipentingkan
Kecepatan setting – fast set
Perbandingan Bubuk : Likuid – 3:1 atau lebih besar
Radiopak – selalu
Type III – Lining atau Basis
Lining
Kegunaan – pada bagian tipis sebagai pembatas thermal di bawah
restorasi metal
Kecepatan setting – fast set
Perbandingan Bubuk : Likuid – 1,5:1
Basis- Dentin Substitute
Kegunaan – kombinasi dengan resin komposit dalam teknik
laminasi
Kecepatan setting – fast set
10
Perbandingan Bubuk : Likuid – 3:1 atau lebih besar
Radiopak – selalu.
Penatalaksanaan
Untuk mendapatkan restorasi yang tahan lama ada 3 hal yang harus
diperhatikan:
1. preparasi permukaan kavitas harus benar.
2. pengadukan yang benar (manilupasi).
3. penyelesaian serta perlindungan permukaan selama pengerasan
semen
Preparasi permukaan.
Permukaan harus bersih adhesi. Dapat dicuci dengan pumis
untuk menghilangkan lapisan yang terbentuk selama preparasi kavitas.
Metode lain : mengoleskan larutan asam poliakrilat 10 % kepermukaan
selama 10 – 15 detik, diikuti dengan pembilasan air selama 30 detik
(proses : kondisioning). Setelah kondisioning harus kering.
Kondisoner, yaitu asam lemah yang digunakan untuk membuang
debris organic sebelum menambalkan gic yang akan ber- adhesi
secara kimia ke email dan dentin.
Persiapan bahan.
Rasio bubuk : cairan yang dianjurkan oleh pabrik haruslah
ditaati. Untuk pengadukan manual mixip pad. Atau bisa
menggunakan glass slab dengan suhu dingin memperpanjang
working time tidak dianjurkan mengurangi compressive strength.
Waktu manipulasi :45 – 60 detik permukaan adonan
mengkilap dan mencapain konsistensi yang sesuai.
Penempatan bahan.
Adukan harus langsung diaplikasiakn dengan plastic filling atau
disuntikan. Penundaan permukaan kusan pengerasan
berkembang, setelah itu dipasang matriks, supaya : kontur maksimal,
permukaan utuh, melindungi semen yang sedang mengeras dari hilang
atau bertambahnya air.
Penyelesaian permukaan dari semen yang telah mengeras,
harus ditunda selama paling sedikit 24 jam setelah penumpatan.
Pengulasan bahan pelindung GIC
Setelah restorasi dibentuk dan dipoles, restorasi dapat segera di
lapisi dengan varnish menggunakan pinset dan gulungan kapas. Cara
ini akan mencegah agar semen tidak kehilangan atau mendapat
kandungan air.
11
Vernis merupakan larutan resin, shellac, sandarac, dan
medikamen lain dalam pelarut yang mudah menguap seperti eter atau
alkohol. Pada penguapan membentuk lapisan yang lengket atau film
yang merupakan barier terhadap efek berbahaya dari cairan atau
bahan pengiritasi. Terjadi penurunan yang nyata dalam hitungan
radiaktif dari dentin yang terletak dibawah dinding kavitas yang dilapisi
vernis, dibandingkan dengan yang tidak.
Vernis juga mencegah penetrasi produk-produk korosi dari
amalgam ke dalam tubula dentin dan dengan demikian mengurangi
pewarnaan gigi yang tidak diinginkan dengan restorasi amalgam.
Indikasi dan Kontraindikasi
INDIKASI
- Simpel dan tidak mahal
- Ikatan kimia dengan gigi mencegah dari kebocoran mikro
- Melepaskan Flouride
- Estetika baik
- Ideal untuk gigi dengan resiko karies tinggi
- Stabil dilingkungan mulut
- Dapat menjadi basis resin komposit
- Restorasi lesi servikal
- Restorasi Klas V di mana faktor estetik tidak begitu diperhatikan
- Karies Gigi sulung, karena anatomi giginya kecil sehingga makanan
rentan menyangkut dan karies.
KONTRA INDIKASI
- Tidak dapat bertahan dengan beban oklusal berat
- Membutuhkan proteksi dan dukungan dari sisa jaringan gigi atau
material tumpatan lain
- Transluaensi diperoleh setelah beberapa hari, jika terkena air akan
menjadi kusam.
- Tidak begitu cocok dengan warna gigi asli, perlu dilapisi komposit.
- Pengganti amalgam
- Restorasi yang melibatkan daerah oklusal
- Pengganti cusp yang rusak
- Bila digunakan pada restorasi klas IV dan VIkarena formula
kurang kuat dan pada daerah tersebut masih peka terhadap
keausan.
- Hipersalivasi
12
Pertimbangan Penggunaan
Jika semua dinding kavitasnya terdiri atas email, pilihan yang
baik adalah memakai resin komposit yang retensinya melalui etsa.
Dalam kasus seperti ini, tepi email dapat dibevel yang akan
membuat paduan baik antara resin komposit dengan sisa email
yang ada. Jika penampilan merupakan factor utama maka dipilih
resin komposit mikrofil karena partikel pengisiannya yang lebih
kecil sehingga memungkinkan dilakukan pemolesan.
Pada karies akar atau servikal, bahan pilihannya adalah semen
ionomer kaca atau cermet karena keadhesifannya pada dentin dan
fluor yang dikeluarkannya menjadikannya berefek kariostatik.
Komposit bukan merupakan bahan ideal karena email untuk retensi
dengan etsa sudah tidak ada. Dengan amalgam juga dijumpai
masalah retensi karena sukarnya membuat kavitas retentif
berhubung lesi sudah luas dan mengelilingi gigi dan akan
melemahkan jaringan.
Jika tepi servikalnya terletak pada dentin dan tepi oklusalnya
pada email, semen ionomer kaca dan resin komposit dapat
digabung dalam tambalan berlapis (teknik sandwich). Semen
ionomer kaca berfungsi menggantikan dentin dan jika sudah
mengeras dapat dietsa bersama-sama dengan email untuk
kemudian ditambal dengan resin komposit. Teknik ini
menggabungkan sifat adhesive dan kariostatik semen ionomer
kaca dengan penampilan yang baik dan tahan aus dari resin
komposit.
Biokompatibilitas
o Mempunyai sifat biokompatibilitas dengan jaringan periodontal
dan pulpa.
GIC dapat ditumpatkan di dalam kavitas tanpa mengiritasi pulpa
sekalipun tanpa diberi pelapik. Namun, agar tidak timbul reaksi
yang tidak diinginkan pada kavitas yang dalam, pelapik tetap
diberikan. Peradangan tetap timbul bila semen langsung diletakkan
di atas pulpa terbuka.
13
GIC Modifikasi
a) Modifikasi Resin
Self cure hybrid ionomer
Untuk penyemenan permanent dari crown, bridge, metal inlays-
onlays perawatan orthodontic
Light cured hybrid ionomer
Untuk liner dan basis
Kepekaan terhadap semen dan kekuatan awal yang rendah dari
GIC adalah akibat reaksi pengerasan asam basa yang lambat.
Gugus fungsional yang terpolimerisasi ditambahkan dalam
formula semen untuk mempercepat proses pematangan
sehingga semen ini dapat mengatasi kedua kekurangannya dan
memungkinkan bahan yang tebal menjadi matang dalam reaksi
asam basa.
Di pasaran tersedia produk yang pengerasannya berdasarkan
reaksi kimia maupun berdasarkan penggunaan sinar tertentu.
Kelompok bahan ini disebut semen ionomer kaca dengan
modifikasi resin.
Komposisi dan Reaksi Pengerasan :
Komponen bubuk dari bahan yang dikeraskan dengan sinar
mengandung kaca yang dapat melepaskan ion-ion dan inisiator
untuk pengerasan dengan sinar atau kimiawi atau keduanya.
Komponen cairan biasanya mengandung air, asam poliakrilat,
atau asam poliakrilat dengan beberapa gugus karbosilik yang
dimodifikasi dengan monomer metakrilat dan hidroksietil
metakrilat.
Kedua bahan ini bertanggung jawab untuk polimerisasi.
Pengerasan awal bahan ini ditimbulkan oleh polimerisasi gugus-
gugus metakrilat. Pengerasan dengan reaksi asam-basa akan
lebih lambat.
Sifat fisik :
- Translusensi berkurang karena adanya perbedaan yang
besar pada index refraksi antara bubuk dengan matriks
resin yang telah mengeras.
- Transluensi setelah light cure langsung terjadi dan hasilnya
bisa cocok dengan warna gigi asli.
- Fluoride yang dilepas sama dengan GIC.
14
- Kekuatan perlekatan pada dentin antara 10-14 Mpa lebih
tinggi daripada composite cements.
- pH awalnya kurang lebih 3,5 dan secara bertahap
meningkat.
- Semen tidak mempunyai sifat very low solubility.
- Post operative sensitivity minimal.
Kekuatan GIC dengan Modifikasi Resin :
Kekuatan tarik garis tengah dari GIC resin modified adalah lebih
tinggi dari GIC, yang berkaitan dengan lebih banyaknya
deformasi plastic yang dapat ditahan oleh bahan sebelum
terjadi fraktur. Sifat-sifat lain sulit dibandingkan karena
perbedaan di dalam bahan dan cara pengetesan.
Adhesi dengan Struktur Gigi :
Mekanisme ikatannya serupa dengan GIC (semen ionomer kaca
konvensional).
Adhesi dengan Bahan Tambalan Lain :
Bisa digunakan untuk restorasi, meskipun terutama digunakan
untuk basis/pelapik. Dibandingkan dengan GIC, semen ini
mempunyai kekuatan ikatan yang lebih tinggi dengan resin
komposit.
Adaptasi Tepi :
Akibat polimerisasi, bahan ini memiliki derajat penyusutan yang
lebih besar ketika mengeras. Lebih sedikitnya kandungan air
dan asam karboksilik juga mengurangi kemampuan semen
untuk membasahi substrat gigi sehingga keadaan ini akan
banyak meningkatkan kebocoran mikro dibandingkan GIC.
Kepekaan Air :
Pelapik dari bahan ini masih peka terhadap dehidrasi dan
bahwa bahan ini dapat menyerap air sehingga menghasilkan
perubahan bentuk yang cukup berarti.
Pertimbangan Klinis / Indikasi :
Pertimbangan klinis dari bahan ini adalah sebagai :
- Pelapik
- penutup fisur
- basis
- pembangun badan inti
- restorasi
- adhesive untuk bracket orthodonti
15
- bahan perbaikan untuk inti atau tonjol amalgam yang rusak
- bahan pengisi saluran akar retrograd.
- Lesi servikal
- Karies Klas III dan V
- Gigi susu
- Klas I pada anak-anak
- Teknik sandwich (Klas II)
- Resiko karies tinggi
Kekurangan / Kontraindikasi :
Kebocoran mikro meningkat dari GIC
b) Modifikasi Logam
Untuk meningkatkan kekuatan, ketahanan terhadap fraktur, dan
ketahanan terhadap keausan mka GIC telah dimodifikasi dengan
mengikatkan partikel logam sebagai bahan pengisi.
Ada 2 metode modifikasi :
1. Campuran bentuk logam campuran amalgam yang berpartikel
sferis dengan GIC tipe II, dinamakan gabungan logam campur
perak.
2. Campuran bentuk kaca dengan partikel perak dengan
menggunakan pemanasan tinggi, dinamakan cermet.
Sifat Umum
Dari suatu ujicoba keausan didapatkan bahwa bahan cermet
jauh lebih tahan keausan dibandingkan GIC konvensional.
Peningkatan ketahanan terhadap keausan berkaitan dengan
penambahan bahan pengisi logam, seperti dibuktikan oleh
penampilan mengkilap yang terjadi jika logam dikenai tes
keausan ini.
Pelepasan Fluorida
Jumlah fluoride yang dilepaskan dari kedua system modifikasi
ini cukup besar. Namun, fluor yang dilepaskan cermet lebih
sedikitdaripada yang dilepaskan oleh GIC konvensional, hal ini
terjadi karena sebagian partikel kaca yang asli (yang
mengandung fluor) telah dilapisi logam.
Pertimbangan Klinis
Dengan meningkatnya daya tahan terhadap keausan dan
potensi anti kariesnya, semen-semen dengan modifikasi logam
ini telah dianjurkan untuk penggunaan yang terbatas sebagai
alternative dari amalgam atau komposit untuk restorasi gigi
16
posterior. Meskipun demikian, bahan ini masih diklasifikasikan
sebagai bahan rapuh, sehingga penggunaannya tebatas pada
restorasi konservatif dan umumnya untuk restorasi karies klas I.
Bahan ini juga cocok terutama untuk pasien muda yang rentan
terhadap karies.
Laminasi / Teknik Sandwich
Menggunakan 2 bahan yang berbeda. Keuntungannya yaitu
mengurangi penggunaan resin komposit, meminimkan pengerutan dan
hemat waktu karena jumlah inkremen yang harus dibuat menjadi
minim
Prinsipnya:
- gunakan GI yang terkuat
- hindari sub-basis seperti kalsium hidroksida yang kaan mengurang
area adhesi dentin
- aplikasi conditioner pada permukaan kavitas untuk adhesi ion-
exchange yang penuh
- letakkan GI, dan biarkan setting dahulu sebelum proses selanjutnya
- buat space yang cukup untuk ketebalan komposit
- buat area kontak pada komposit daripada di GI
- kembangkan union/persatuan antara komposit dan GI
- selalu gunakan GI yang radiopak
Laminasi di atas GI autocure
Dapat membuat mechanical interlock antara resin komposit sekuat
antara resin komposit dan enamel.
Setelah material setting etsa GI dan enamel biarkan 15 detik
cuci dan keringkan aplikasikan resin enamel bonding viskositas
rendah light cure aplikasikan resin komposit seperti pada
umumnya
Laminasi di atas GI resin-modified
Tidak perlu dietsa, karena kapasitas bonding sudah cukup dalam
HEMA. Langkahnya seperti langkah di atas (laminasi di atas GI
autocure), etsa pada enamel saja aplikasi bonding light cure
aplikasi resin komposit dengan inkremen
Laminasi dengan amalgam
Digunakan pada restorasi gigi molar. Gunakan GI paling kuat
pastikan setting seluruhnya siapkan space yang cukup buka
ename margin buat retensi amalgam sapukan 45% asam
17
poliakrilik untuk chemical union antara GI dan amalgam pada semen
yang setting packing amalgam. Namun kekuatan ikatannya masih
dipertanyakan.
Indikasi : Kavitas dalam.
Kontraindikasi : Kavitas dangkal.
3.Isolasi Kerja
Isolasi daerah kerja merupakan suatu keharusan. Hal ini ditujukan
agar mendapatkan daerah kerja/kavitas yang kering serta
pandangan yang jelas. Gigi selalu dibasahi saliva, lidah yang
mengganggu penglihatan, dan gingiva yang berdarah merupakan
beberapa masalah yang harus diatasi sebelum kerja yang teliti dan
tepat dapat dilkukan.
Beberapa cara mengisolasi daerah kerja, antara lain :
a. DENGAN SALIVA EJEKTOR
Saliva ejector berdiameter 4 mm, digunakan untuk menghisap
saliva yang tertumpuk di dasar mulut. Saliva ejector dapat
dipegang oleh pasien atau dibiarkan tergantung di dasar mulut.
Saliva ejector dihubungkan dengan suatu ujung yang dapat
dibengkokkan, yang desainnya ada beberapa macam. Ada yang
terbuat dari plastik dan dapat dibuang setelah sekali pakai.
Selain itu ada yang terbuat dari logam yang dilengkapi dengan
semacam sayap untuk meretraksi dan melindungi lidah dan
dasar mulut, yang seperti ini bermanfaat bagi operator yang
18
bekerja sendiri. Bagian yang paling kritis dari saliva ejector
adalah ujungnya. Karena terus berada di dasar mulut, di bawah
tekanan negatif yang konstan, dapat menarik jaringan lunak ke
dalam orifisnya sehingga menimbulkan suatu lesi yang jelek.
b. DENGAN EVAKUATOR KECEPATAN TINGGI (HVE)
Evakuator kecepatan tinggi (HVE) dengan diameter 10 mm,
digunakan untuk menyerap semua air dan debris dari daerah
kerja. Biasanya dioperasikan oleh asisten gigi. HVE sangat
efektif bila dokter gigi dan asistennya bekerja sebagai suatu tim
yang berpengalaman dan terampil.
c. DENGAN COTTON ROLLS
Tujuan untuk menggunakan ini adalah untuk menyerap saliva
dan cairan lainnya, untuk menarik pipi, bibir dan lidah. Cotton
roll ini diletakkan di gigi2 yang kita preparasi. Cotton rolls dapat
mengisap saliva dalam waktu yang cukup singkat. Selama
prosedur restorasi di lakukan cotton rolls harus selalu diganti
jika sudah cukup basah oleh saliva. Cotton rolls yang sering
digunakan adalah No.2 dengan panjang 11/2” dan diameter
3/8”. Digunakan untuk memblokir daerah sekitar gigi yang di
bantu dengan saliva ejector.
Cara menempatkan dan lokasi dari cotton rolls di dalam rongga
mulut adalah sbb :
a. Untuk mengisolasi daerah kerja pada gigi RA
19
Caranya : dengan menggunakan kaca mulut bibir dan pipi
pasien di tarik atau di angkat ke atas, lalu cotton rolls di
tempatkan di ruang vestibulum oris.
Lokasinya :
a) Pada Gigi Posterior
Cotton rolls di letakan di samping gigi yang akan di
restorasi dan juga gigi tetangga serta menutup
tempat muara kelenjar parotis.
b) Pada Gigi Anterior
Cotton rools di letakkan mulai dari gigi caninu menuju
kea rah posterior, baik pada rahang kanan maupaun
kiri.
b. Untuk mengisolasi daerah Kerja Gigi RB
Selain di tempatkan di vestibulum oris juga di tempatkan
didasar mulut dan menutupi muara kelenjar
submandibularis.
Lokasinya :
a) Pada Gigi Posterior
Cotton rolls di letakan di bagian bukal dan lingual dari
yang akan di restorasi dan juga gigi tetangganya.
b) Pada Gigi Anterior
Cotton rolls di letakan di bagian kanan dan kiri mulai
dari gigi caninus menuju kea rah posterior baik pada
bagian bukal/ labial maupun lingual.
d. ISOLATOR KARET
Cara paling sempurna untuk mengendalikan cairan dalam mulut
adalah dengan menggunakan isolator karet (rubber dam). Gigi
atau gigi-gigi yang akan diterapi, bersama-sama dengan gigi
sebelahnya, ditempatkan dalam lubang karet isolator dan yang
terlihat hanya mahkotanya dan mencegah kebasahan serta
infeksi.
A. Keuntungan dan Kerugian
Keuntungan pemakaian isolator karet
- Memungkinkan dilakukannya isolasi gigi dengan sempurna
dari ludah, darah, atau eksudat cairan gingiva. Hal ini
20
penting bagi semua restorasi terutama pada tumpatan “
adhesif “.
- Membantu isolasi dari bakteri yang terdapat di ludah
sehingga diindikasikan untuk menghindari infeksi dari
bagian lain di mulut misalnya pada perawatan saluran akar
dan pulp caping baik direk maupun direk.
- Melindungi pasien dari kemungkinan tertelan atau
terhisapnya instrumen ke trakea atau esofagus, seperti pin
dentin, patahan bur, serpihan amalgam, wedge, mahkota,
inlay, instrumen saluran akar, sayap penyedot ludah,
bahkan kepala henpis.
- Melindungi dokter gigi dari kemungkinan terinfeksi oleh
pasien. Penggunaan isolator karet diindikasikan pada semua
pasien yang dalam darah atau ludahnya potensial untuk
mentransmisikan penyakit kepada dokter gigi atau stafnya.
(misalnya pembawa hepatitis B).
- Mempunyai efek fisik dan psikologis, memisahkan dokter
gigi dari pasien. Tidak hanya dari sisi dokter gigi isolator
karet mempunyai velositas tinggi dalam membersihakan air,
debu, debris, tetapi pasien sering kali merasakan lebih
aman, tidak merasakan hampir semua apa yang sedang
dilakukan dokternya.
- Memungkinkan bekerja lebih cepat dan lebih aman. Mulut
yang basah, gangguan lidah, bibir, dan pasien yang banyak
omong bukan gangguan lagi dengan pemakaian isolator
karet.
Kerugian pemakaian isolator karet
- Pasien tidak lagi dapat berbicara dengan mudah.
Percakapan yang terjadi hanya satu arah.
- Sebagian pasien tidak menyukai isolator karet karena
adanya klaustrofobia (phobia pada ruang yang sempit).
- Isolator karet dipegang pada gigi-gigi posterior dengan
cengkeram dan gigi masih merasa sensitif beberapa jam
setelah cengkeram dibuka.
- Memerlukan waktu dalam memegang dan membuka,
walaupun dokter gigi yang sudah berpengalaman hanya
memerlukan beberapa menit saja. Sebenarnya, setelah
21
isolator karet dipasang, kondisi operasi meningkat dan
banyak waktu yang dihemat.
B. Peralatan Isolator Karet
1. Karet isolator
Berbentuk lembaran-lembaran 15 cm persegi. Karet
ini tahan robekan, melekat ketat ke gigi dan meretraksi
jaringan gingiva dengan baik. Selain itu, bahan karet harus
yang baru. Setelah 2-3 tahun dalam rak, isolator mudah
berubah dan mudah koyak bila tertarik di atas gigi.
Isolator karet tersedia dalam berbagai ketebalan:
tipis (0,15 mm); sedang (0,20 mm) berwarna biru; tebal
(0,25 mm) berwarna hijau; ekstra-tebal (0,30 mm); dan
khusus ekstra-tebal (0,35 mm). Isolator yang tipis mudah
dipasang dan memberikan rasa nyaman pada pasien, yang
lebih tebal mampu menarik jaringan lunak dan memiliki
daya tahan terhadap goresan bur gigi. Ketebalan medium
dianjurkan untuk molar, tebal (atau ekstra-tebal) untuk gigi-
gigi anterior dan premolar.
2. Pembolong
Hasil lubangnya harus bersih karena jika tidak
demikian akan timbul titik lemah di tepi lubang yang
mungkin bisa robek. Sejumlah pembolong memiliki lubang
dengan diameter berbeda; makin besar lubangnya, makin
mudah memasukkannya ke gigi. Makin kecil lubangnya,
makin ketat letak karet ke gigi.
3. Setempel
Digunakan untuk menandai posisi lubang. Setempel
ini akan menghasilkan serangkain titik pada karet isolator
yang sesuai dengan posisi rata-rata gigi. Jika isolator
22
terpasang, posisinya mencapai suatu titik persis di bawah
hidung sehingga rongga mulut akan tertutupi tetapi hidung
tetap bebas. Untuk itu, ketika mengaplikasikan isolator pada
gigi-gigi atas atau molar ketiga bawah, posisi incisivus
sentral atas harus distempelkan sekitar 2,5 cm dari ujung
atas karet isolator. Untuk gigi bawah, lubang-lubang harus
diletakkan lebih ke depan lagi untuk menghindari penutupan
hidung.
4. Cengkeram isolator karet (Klem)
Berupa klip logam yang pas dengan leher gigi dan
menjaga isolator pada posisinya. Bahan dasar untuk
cengkeram adalah dua jaw, dan 4 prong, busur, lubang-
lubang dan sayap. Ukuran cengkeram dan lokasi prong
ditentukan oleh keliling eksternal dan bentuk gigi. Selain itu,
ada kalanya membantu retraksi gingiva. Perangkat
cengkeram dibawah ini biasanya cukup bagus untuk
digunakan:
Cengkeram molar BW, JW, tanpa sayap ; dipakai jika
cengkeram dipasang dahulu sebelum karetnya.
Cengkeram molar K, bersayap; sayapnya memungkinkan
penempatan karet dan cengkeram bersama-sama.
Cengkeram premolar GM
Cengkeram EW, dipakai untuk setiap gigi yang kecil.
23
Cengkeram molar AW, tanpa sayap; hanya dipakai untuk
gigi yang erupsi sebagian. Rahang cengkeram ini retentif
dan mengarah ke gingiva, sehingga membantu retensi
pada satu gigi yang kecembungan maksimalnya ada di
subgingiva.
Cengkeram servikal, pola Ferrier, untuk dipakai pada gigi
anterior jika diperlukan retraksi karet atau gingiva untuk
memudahkan akses ke kavitas servikal.
5. Cunam cengkeram
Suatu instrumen untuk meletakkan cengkeram, mengatur
dan melepaskannya.
6. Pelumas isolator karet
7. Gel berbahan dasar air biasanya disertakan untuk keperluan
ini, tetapi krim pencukur tanpa sikat sudah cukup memadai.
Pelumas diulaskan di sekeliling lubang pada karet sebelum
memasang karet pada gigi agar isolator karet lebih mudah
dipasang. Gosok permukaan batangan sabun yang basah,
ambil yang hancur dengan jari dan oleskan ke lubang-
lubang pada permukaan dalam isolator karet tersebut.
8. Pita atau benang gigi yang dilapisi malam
Bahan ini dipakai agar karet dapat melewati titik kontak
yang ketat
9. Handuk
Digunakan untuk kenyamanan pasien. Keringat dan saliva
yang keluar mudah diblok oleh handuk untuk memisahkan
isolator dari kulit.
10. Kerangka atau pigura isolator karet
Kerangka akan memegang ujung karet yang bebas dan
mencegahnya jatuh ke dalam mulut atau kembali ke arah
muka pasien. Ada berbagai tipe dan desain pemegang
isolator karet. Pada dasarnya meliputi:
(a) traksi servikal, dengan strap di sekeliling kepala atau
leher; traksi servikal memberikan akses yang lebih besar
dan memperbaiki tumpuan jari, karena tangan operator
dapat diletakkan lebih dekat ke daerah kerja. Tetapi,
strap kadang-kadang mengganggu pasien dan jika
metode fiksasi strap digunakan akan lebih sulit
24
menempatkan penyedot kecepatan tinggi dan
mengontrol aliran air selama prosedur pengeboran.
(b) rangka fasial yang menghasilkan tarikkan
sirkumferensial di sekeliling mulut itu sendiri. Rangka
fasial lebih mudah dan lebih cepat dipasangdan lebih
bisa ditoleransi oleh pasien. Tetapi, rangka menghambat
pergerakan operator dan tidak memberikan keamanan
dan penjangkaran sebanyak tipe servikal.
C. Teknik
Pembuatan Lubang
Metode:
1. Pasang isolator karet pada pigura
2. Letakkan isolator karet di bagian tengah mulut
3. Dorong isolator karet sampai di atas gigi yang akan
diisolasi
4. Beri tanda pada isolator karet dengan stempel
5. Angkat isolator dan lubangi
Teknik Pemasangan
1. Pasang isolator karet pada pigura sedemikian rupa sehingga
terentang dengan kencang dari atas ke bawah tetapi kendur
di bagian tengah
2. Buat lubang pada isolator karet dan lekatkan sayap klem ke
isolator karet
3. Pasang isolator karet, pigura, dan klem sebagai 1 unit
sampai mencapai tepi gingival. Tekanan jari diperlukan pada
cunam/ klem karena ada tahanan dari karet ketika karet
meregang
4. Luncurkan isolator karet pada sayap klem sehingga isolator
karet akan melilit leher gigi dengan rapat. Tarik ikar
melewati kontak dengan benang gigi
5. Sesuaikan agar pasien nyaman
Pengaturan Posisi
25
Atur posisi karet pada pigura sehingga mulut sepenuhnya
tertutup. Tegangan diatur agar regangan merata dan agar
jaringan lunak dapat diretraksi tanpa menyebabkan lepasnya
klem.
e. PELINDUNG KERONGKONGAN / THROAD SHIELD
Alat bantunya :
· Benang retraksi : dimasukkan ke dalam gusi, dapat menghisap
cairan gingiva. (pada benang retraksi ini terdapat adrenalin untuk
menghentikan cairan yang diletakkan di sela-sela antara gigi dan
gingiva).
· Kaca mulut
· Medikasi
· Pengganjal mulut (mouth pop)
DAFTAR PUSTAKA
Baum, Philips. 1995. Buku Ajar Ilmu Konservasi Gigi Edisi 3. Jakarta : EGC.
E.A.M Kidd, B.G.N. Smith, H.M Pickard. 2002. Manual Konservasi Restorasi Menurut
Pickard. Jakarta : EGC.
Ford, T. R Pitt. 1993. Restorasi Gigi. Jakarta: EGC.
Kidd, Edwina A.M. & Sally Joyston – Bechal. 1992. Dasar-dasar Karies. Jakarta : EGC.
Walton, Richard E. , Mahmoud Torabinejad.2008. Prinsip dan Praktik Ilmu
Endodonsia Edisi 3. Jakarta: EGC
26
27
Recommended