View
220
Download
1
Category
Preview:
Citation preview
PENGARUH TINGKAT BAGI HASIL, INFLASI, DAN LIKUIDITAS TERHADAP
JUMLAH PENGHIMPUNAN DANA PIHAK KETIGA DEPOSITO MUDHARABAH BANK
UMUM SYARIAH YANG TERDAFTAR DI BI TAHUN 2011-2014
Heru Maulana
110462201119
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang
2015
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tentang
bagaimana pengaruh tingkat bagi hasil, inflasi dan likuiditas
terhadap jumlah penghimpunan dana pihak ketiga deposito
mudharabah bank umum syariah yang terdaftar di BI tahun 2011-
2014.
Yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah perusahaan
perbankan umum syariah yang terdaftar di Bank Indonesia (BI)
tahun 2011-2014. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 7
perusahaan, dimana diambil sesuai kriteria tertentu yaitu
perusahaan perbankan umum syariah yang masih terdaftar selama
periode pengamatan 2011-2014, menerbitkan laporan keuangan
triwulan selama periode penelitian 2011-2014 dan menerbitkan
laporan triwulan distribusi bagi hasil Deposito Mudharabah
selama periode penelitian 2011 – 2014.
Metode analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini
dengan menggunakan analisis regresi linear berganda, uji
hipotesis yaitu koefisien determinan (R2), uji t dan uji F.
Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa Tingkat Bagi
Hasil, Inflasi dan FDR berpengaruh terhadap Jumlah
Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Deposito Mudharabah Bank Umum
Syariah Nilai Adjusted R Square adalah 0.125, hal ini berarti
12,5% variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel
independen, sedangkan sisanya 87,5% dijelaskan oleh variabel
lain yang tidak diteliti.
Hasil penelitian parsial menunjukkan bahwa variabel
tingkat bagi hasil (TBH) berpengaruh signifikan terhadap
jumlah penghimpunan DPK deposito mudharabah dengan nilai
signifikansi 0.011 atau lebih kecil dari 0.05 dan dilihat
thitung 2.589 > ttabel 1.981 sehingga Ho1 ditolak dan Ha1
diterima. Inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah
penghimpunan DPK deposito mudharabah dengan nilai signifikansi
0.123 atau lebih besar dari 0.05 dan dilihat dari nilai
thitung 1.552 < ttabel 1.981 sehingga Ho2 diterima dan Ha2
ditolak. Likuiditas yang diukur dengan Financing to deposit
ratio berpengaruh signifikan terhadap jumlah penghimpunan DPK
deposito mudharabah dengan nilai nilai signifikansi 0.000 atau
lebih kecil dari 0.05 dan dilihat dari nilai thitung 3.780 >
ttabel 1.981 sehingga Ho3 ditolak dan Ha3 diterima. Dan secara
simultan (uji F) tingkat bagi hasil, inflasi dan Financing to
deposit ratio berpengaruh signifikan terhadap jumlah
penghimpunan DPK deposito mudharabah.
Kata kunci : Deposito Mudharabah, Tingkat Bagi Hasil, Inflasi,
Financing to Deposit Ratio (FDR).
PENDAHULUAN
Bank merupakan wadah penghimpunan atau penyimpanan dana
masyarakat serta disebut juga sebagai tempat peminjaman dana
untuk modal usaha. Lembaga bank di Indonesia terbagi atas dua
jenis yaitu bank konvensional dan bank syariah. Hal mendasar
yang membedakan antara lembaga keuangan konvensional dan
syariah adalah terletak pada pembagian dan pengembalian
keuntungan yang diberikan kepada nasabah oleh lembaga
keuangan. Perkembangan industri dan ekonomi syariah di
Indonesia dimulai sejak berdirinya Bank Syariah Muamalat
Indonesia atau lebih dikenal dengan Bank Muamalat Indonesia
(BMI) pada tahun 1992.
Berdasarkan pasal 1 Undang – Undang No. 10 Tahun 1998
tentang perubahan Undang – Undang No. 7 Tahun 1992 tentang
Perbankan, Bank didefinisikan sebagai berikut: Bank adalah
badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dalam perbankan
syariah terdapat produk-produk yang di tawarkan kepada nasabah
bank syariah. Salah satu produk yang ditawarkan oleh bank
kepada nasabah bank syariah yaitu produk penghimpunan dana
atau sering disebut penghimpunan dana pihak ketiga.
Dana pihak ketiga merupakan dana masyarakat yang dihimpun
oleh bank dalam bentuk tabungan, deposito dan giro. Dana yang
telah dihimpun oleh pihak bank akan di salurkan kembali kepada
masyarakat luas dalam bentuk kredit dengan motif untuk
mendapatkan tingkat bagi hasil dari kredit tersebut. Dalam
bank syariah, penghimpunan dana dari masyarakat dilakukan
tidak membedakan nama produk tetapi menggunakan prinsip
syariah salah satu prinsipnya adalah prinsip mudharabah.
Mudharabah adalah salah satu jenis transaksi musyarakah dimana
pihak yang bersirkah adalah pemilik dana (shahibul mal) dan
pemilik tenaga (mudharib) (Zulkifli, 2007).
Produk dalam bank syariah yang menggunakan prinsip
mudharabah ada dua yaitu investasi terikat dan investasi tidak
terikat. Tetapi dalam penelitian ini peneliti hanya
menggunakan investasi tidak terikat (deposito mudharabah).
Menurut Yusuf & Wiroso (2011) deposito mudharabah merupakan
penyimpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu
tertentu menurut perjanjian antara penyimpan dengan bank yang
bersangkutan.
Dana deposito yang diterima oleh pihak bank, dihimpun
dalam satu rekening yang namanya deposito mudharabah atau
penghimpunan dana pihak ketiga. Menurut Yusuf & Wiroso (2011)
Penghimpunan dana pihak ketiga mendapatkan keuntungan dengan
sistem bagi hasil dari penyimpanan uang tersebut dengan jangka
waktu tertentu yaitu deposito mudharharabah.
Menurut PSAK 105, paragraph 32-33 menyatakan bahwa: Akad
mudharabah musytarakah merupakan perpaduan antara akad
mudharabah dan akad musyarakah dalam mudharabah musytarakah,
pengelola dana (berdasarkan akad mudharabah) menyertakan juga
dananya dalam investasi bersama (berdasarkan akad musyarakah).
Pemilik dana musyarakah (musytarik) memperoleh bagian hasil
usaha sesuai porsi dana yang disetorkan. Pembagian hasil usaha
antara pengelola dana dan pemilik dana dalam mudharabah adalah
sebesar hasil usaha musyarakah setelah dikurangi porsi pemilik
dana sebagai pemilik dana musyarakah.
Penelitian mengenai penghimpunan dana pihak ketiga
deposito mudharabah masih jarang di lakukan di Indonesia,
penelitian yang telah dilakukan selalu meneliti pengaruh
faktor-faktor internal dari perbankan syariah sendiri maupun
faktor eksternal yang merupakan kondisi makro ekonomi
Indonesia dari hasil penelitian terdahulu hasilnya menunjukan
hasil yang berbeda-beda.
Pada umumnya, para nasabah memiliki alasan tersendiri
dalam menginvestasikan atau mendepositokan sebagian dananya
pada tabungan deposito mudharabah di bank syariah yaitu dengan
di pengaruhi oleh motif nasabah untuk mendapatkan keuntungan
sehingga jika tingkat bagi hasil yang diberikan bank syariah
semakin tinggi maka alokasi dana investasi yang disimpan di
bank syariah akan semakin besar. Penelitian sebelumnya Natalia
(2014) dan Wulandari (2014) hasilnya menunjukan bahwa tingkat
bagi hasil memiliki pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan
deposito mudharabah Bank Syariah. Penelitian yang di lakukan
Novianto, et al (2013) hasilnya menunjukan bahwa tingkat bagi
hasil tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
penghimpunan dana deposito mudharabah.
Inflasi merupakan kecenderungan dari harga-harga untuk
naik secara umum dan terus menerus selama periode tertentu
Rahardja & Manurung (2008). Penelitian yang dilakukan
menggunakan Inflasi sebagai variabel independen. Penelitian
yang dilakukan Andriyanti & Wasilah (2010) hasilnya menunjukan
bahwa inflasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
jumlah penghimpunan dana deposito mudharabah. Temuan ini
berbeda dengan penelitian Anisah, et al (2013), Novianto &
Hadiwidjojo (2013) dan Wulandari (2014) yang menemukan bahwa
inflasi tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan deposito
mudharabah.
Likuiditas adalah ukuran kemampuan bank dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya. Penelitian yang dilakukan
menggunakan likuiditas yang di ukur dengan Financing to
Deposit Ratio sebagai variabel independen. Penelitian yang
dilakukan Anisah, et al (2013) hasilnya menunjukan bahwa
likuiditas tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap
pertumbuhan deposito mudharabah Bank Syariah. Penelitian yang
di lakukan konsisten dengan penelitian yang dilakukan
Andriyanti & Wasilah (2010).
Perbedaan utama antara penelitian terdahulu dengan
penelitian ini adalah jumlah sampel yang digunakan dalam
penelitian sebelumnya menggunakan satu perusahaan perbankan
umum syariah sedangkan pada penelitian ini, peneliti meneliti
7 (Tujuh) perusahaan perbankan umum syariah yang terdaftar di
Bank Indonesia pada tahun 2011-2014. Berdasarkan uraian
tersebut, maka rumusan permasalahan dalam penelitian ini
adalah apakah Tingkat Bagi Hasil, Inflasi, dan Likuiditas
Berpengaruh Terhadap Jumlah Penghimpunan Dana Pihak Ketiga
Deposito Mudharabah Bank Umum Syariah Yang Terdaftar Di BI
2011-2014.
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Deposito Mudharabah Bank Umum
Syariah
Bank syariah adalah bank yang menjual produk-produknya
dengan tata cara sesuai dengan hukum islam dan menerima imbal
jasanya dalam bentuk bagi hasil (ujrah) berdasarkan akad
(kesepakatan) antara bank dengan nasabah, masing-masing pihak
menyediakan informasi secara lengkap dan akurat (jujur)
sebelum dan setelah akad, tidak ada eksploitasi terhadap pihak
lain, secara tujuannya adalah mencari ridha Allah SWT.
Sedangkan perbankan syariah adalah perbankan yang menjalankan
sistem perbankan dengan berdasarkan syariah (hukum) islam yang
melarang imbalan jasa berupa bunga karena di anggap sebagai
riba serta melarang investasi dalam usaha-usaha yang bersifat
haram (Haryono, 2009, p. 81). Secara umum seluruh produk dalam
perbankan syariah di jalankan dengan menggunakan syariah islam
dan salah satunya adalah produk penghimpunan dana deposito
mudharabah bank syariah.
Dana simpanan merupakan dana pihak ketiga atau dana
masyarakat yang dititipkan dan disimpan oleh bank, yang
penarikannya bisa dilakukan setiap saat tanpa pemberitahuan
terlebih dahulu kepada bank dengan media penarikan tertentu
(Zulkifli, 2007, p. 97). Muthaher (2012) mengatakan bahwa
penghimpunan dana dari masyarakat yang dilakukan oleh bank
konvensional adalah dalam bentuk tabungan, deposito dan giro
yang lazim disebut dengan dana pihak ketiga (DPK). Menurut
Wulandari (2014) DPK adalah dana yang diperoleh dari
masyarakat, dalam arti masyarakat sebagai individu,
perusahaan, pemerintah, rumah tangga, koperasi, yayasan, dan
lain-lain baik dalam mata uang rupiah maupun dalam valuta
asing. Menurut hasil analisa Ulfah (2010), kenaikan jumlah
dana pihak ketiga disebabkan karena beragamnya produk-produk
yang dimiliki perbankan syariah dan pelayanan yang relatif
baik. Perkembangan jumlah DPK juga menunjukan semakin
banyaknya masyarakat yang menyimpan dananya pada bank syariah.
Hal ini juga menunjukan tingkat kepercayaan masyarakat pada
bank syariah.
Pengaruh Tingkat Bagi Hasil terhadap jumlah penghimpunan dana
pihak ketiga deposito mudharabah
Menurut Hermanto (2008) Tingkat bagi hasil adalah
besarnya jumlah bagi hasil yang di berikan kepada investor
tidak terikat dana pihak ketiga deposito mudharabah oleh
masing-masing bank yang diteliti. Menurut Wulandari (2014) DPK
adalah dana yang diperoleh dari masyarakat, dalam arti
masyarakat sebagai individu, perusahaan, pemerintah, rumah
tangga, koperasi, yayasan, dan lain-lain baik dalam mata uang
rupiah maupun dalam valuta asing. Menurut Muthaher (2012) bagi
hasil investasi tidak terikat dialokasikan kepada bank dan
pemilik dana sesuai dengan nisbah yang di sepakati. Kerugian
karena kesalahan atau kelalaian bank dibebankan kepada bank
(pengelola dana).
Tingkat bagi hasil yang dimaksud adalah besarnya jumlah
bagi hasil yang diberikan kepada investor tidak terikat
melalui tabungan mudharabah dan deposito mudharabah berjangka
oleh masing-masing bank yang diteliti.
Bank syariah menggunakan tingkat bagi hasil merupakan
prinsip muamalah pada setiap kegiatan usaha sebagai return
dari investasi nasabah. Dalam prinsip bagi hasil, pengguna
dana oleh pihak peminjam akan memberikan keuntungan atau
kerugian sebesar nisbah yang disepakati oleh kedua pihak.
Konsekuensi dari prinsip ini adalah jika hasil usaha peminjam
memberikan keuntungan yang besar, maka bagi hasilnya pun akan
besar. Sebaliknya jika hasil usaha kecil maka bagi hasilnya
pun kecil atau bahkan merugi, maka pihak peminjam pun harus
ikut menanggung kerugian tersebut. Pernyataan tersebut
didukung oleh penelitian sebelumnya Natalia (2014) dan
Wulandari (2014) hasilnya menunjukan bahwa tingkat bagi hasil
memiliki pengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Deposito
Mudharabah Bank Syariah. Penelitian yang di lakukan Novianto &
Hadiwidjojo (2013) hasilnya menunjukan bahwa tingkat bagi
hasil tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
penghimpunan dana deposito mudharabah.
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, maka hipotesis
pertama penelitian ini sebagai berikut :
H1 : Diduga tingkat Bagi hasil berpengaruh Terhadap Jumlah
Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Deposito Mudharabah.
Pengaruh Tingkat inflasi Terhadap Jumlah Penghimpunan Dana
Pihak Ketiga Deposito Mudharabah
Rahardja & Manurung (2008) Inflasi adalah kenaikan harga
barang-barang yang bersifat umum dan terus menerus. Dari
definisi diatas, ada tiga komponen yang harus dipenuhi agar
dapat dikatakan telah terjadi inflasi yaitu kenaikan harga,
bersifat umum dan berlangsung terus-menerus. Dari ketiga
komponen diatas, ada satu komponen yang bisa menentukan
inflasi yaitu komponen terus-menerus. Menurut penelitian
Anisah, et al (2013) tingkat inflasi yang tinggi mengakibatkan
masyarakat yang mempunyai penghasilan tetap akan mengurangi
pengalokasian dana investasinya untuk mempertahankan tingkat
konsumsi dan begitu juga sebaliknya.
Apabila tingkat inflasi mengalami kenaikan maka deposito
perbankan syariah akan mengalami penurunan. Hal ini disebabkan
ketika inflasi mengalami kenaikan, maka para nasabah akan
mencairkan dananya untuk mempertahankan tingkat konsumsinya.
Penelitian dari Andriyanti & Wasilah (2010) menyatakan bahwa
inflasi mempengaruhi jumlah penghimpunan deposito berjangka 1
bulan. Berbeda dengan hasil penelitian dari Anisah, et al
(2013) bahwa inflasi tidak mempengaruhi pertumbuhan deposito
mudharabah berjangka 1 bulan. Novianto & Hadiwidjojo (2013)
menyatakan bahwa tingkat inflasi juga tidak mempengaruhi
penghimpunan deposito mudharabah.
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, maka hipotesis
kedua penelitian ini sebagai berikut :
H2 : Diduga inflasi berpengaruh Terhadap Jumlah Penghimpunan
Dana Pihak Ketiga Deposito Mudharabah.
Pengaruh Tingkat Likuiditas Terhadap Jumlah Penghimpunan Dana
Pihak Ketiga Deposito Mudharabah.
Tunggal, (2010) menyatakan Rasio Likuiditas merupakan
rasio yang berkenaan dengan kemampuan perusahaan untuk
memenuhi liabilitas jangka pendeknya. Oleh karena itu rasio
likuiditas berhubungan dengan liabilitas jangka pendek yaitu
liabilitas yang segera jatuh tempo dan asset lancar yang
tersedia sebagai sumber untuk memenuhi liabilitas itu.
Zaini, (2014, p.287) Likuiditas bank syariah adalah
kemampuan bank tersebut dalam memenuhi kewajibannya, terutama
kewajiban jangka pendek. Dari sesi asset, Likuiditas adalah
kemampuan untuk mengubah seluruh aset menjadi bentuk tunai
(cash), sedangkan dari sisi liabilitas, likuiditas adalah
kemampuan bank untuk memenuhi kebutuhan dana melalui
peningkatan portofolio liabilitas.
Rasio penting terkait likuiditas adalah financial to
Deposit Ratio (FDR), yaitu rasio kredit yang diberikan kepada
pihak ketiga dalam rupiah dan valuta asing, tidak termasuk
kredit kepada bank lain terhadap dana pihak ketiga yang
mencakup giro, tabungan dan deposito dalam rupiah dan valuta
asing, tidak termasuk dana antarbank. Menurut Prihatiningsih,
(2012) Financial Deposit Ratio (FDR) merupakan perbandingan
antara pembiayaan yang diberikan oleh bank dengan dana pihak
ketiga (deposito mudharabah) yang berhasil dihimpun perbankan
syariah. Dalam penelitian Anisah, et al (2013) serta
penelitian Andriyanti & Wasilah (2010) menyatakan bahwa
tingkat likuiditas (FDR) tidak berpengaruh terhadap
pertumbuhan deposito mudharabah berjangka 1 bulan pada bank
syariah.
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, maka hipotesis
penelitian ini sebagai berikut :
H3 : Diduga Financing To Deposit ratio (FDR) berpengaruh
Terhadap Jumlah Penghimpunan Dana Pihak Ketiga
Deposito Mudharabah.
Tingkat Bagi hasil, Inflasi dan Likuiditas berpengaruh
Terhadap Jumlah Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Deposito
Mudharabah.
Berdasarkan penjelasan dalam pengembangan hipotesis
diatas maka dapat ditarik kesimpulan untuk dijadikan hipotesis
secara keseluruhan antara variabel independen dan variabel
dependen adalah sebagai berikut:
H4 : Diduga tingkat Bagi hasil, Inflasi dan Financing To
Deposit ratio (FDR) berpengaruh secara simultan Terhadap
Jumlah Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Deposito
Mudharabah.
Kerangka Pemikiran
Penelitian ini merupakan jenis penelitian explanatory
research karena menguji hubungan kausalitas antar variabel
dependen dan variabel independen. Pemilihan jenis explanatory
research dimaksudkan untuk menjelaskan pengaruh tingkat bagi
hasil, inflasi dan likuiditas terhadap jumlah penghimpunan
dana pihak ketiga deposito mudharabah bank umum syariah.
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
METODELOGI PENELITIAN
Objek dan Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini membahas pengaruh Tingkat Bagi Hasil,
Inflasi dan Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap jumlah
penghimpunan dana pihak ketiga deposito mudharabah pada Bank
umum Syariah yang terdaftar di bank Indonesia periode 2011-
2014. Sedangkan jenis data yang penulis gunakan pada
penelitian ini adalah data sekunder runtun waktu (time
series).
Metode Penenelitian
Variabel Penelitian
Variabel-variabel dalam penelitian ini meliputi variabel
dependen dan variable independen. Variabel dependen adalah
Tingkat Bagi hasil (H1)
Tingkat Inflasi (H3)
Financial Deposit Ratio (H2)
Jumlah Penghimpunan
Dana Pihak Ketiga
Deposito Mudharabah (Y)
( H4)
(H5)
variabel yang memiliki karakteristik dimana besar kecilnya
variabel dipengaruhi oleh banyak faktor. Dengan kata lain
pertumbuhan perusahaan tergantung pada perubahan satu lebih
faktor. Sedangkan variabel independen adalah variabel yang
dapat berdiri sendiri tanpa tergantung atau dipengaruhi oleh
faktor lain.
1. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel Dependen dalam penelitian ini adalah jumlah
penghimpunan dana pihak ketiga yang di proksikan dengan
investasi tidak terikat deposito mudharabah yaitu
sebagai standar untuk mengukur jumlah penghimpunan dana
pihak ketiga Deposito mudharabah dalam penelitian ini
yaitu jumlah penghimpunan dana pihak ketiga deposito
mudharabah yang disajikan dalam neraca pada perbankan
umum syariah yang terdaftar di BI. Data yang digunakan
diambil dari laporan keuangan dari masing-masing bank
umum syariah yang ditampilkan di website bank
Indonesia. Secara matematis dapat diformulasikan
sebagai berikut:
2. Variabel Bebas (Independen Variable)
Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Tingkat Bagi Hasil, Inflasi dan Likuiditas
(Financing To Deposit Ratio).
Operasionalisasi Variabel Penelitian
Definisi Oprasional variabel
Definisi operasional variabel penelitian merupakan
penjelasaan dari masing-masing variabel yang digunakan dalam
penelitian terhadap indikator-indikator yang membentuknya.
Indikator-indikator variabel dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Tingkat Bagi Hasil
Tingkat Bagi Hasil merupakan variabel bebas pertama (X1).
Maksud dari variabel ini adalah bagi hasil investasi tidak
terikat dialokasikan kepada bank dan pemilik dana sesuai
dengan nisbah yang di sepakati. simpanan deposito mudharabah
selama tahun 2011 sampai dengan 2014. Data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data jumlah bagi hasil nasabah
yang terdapat pada laporan triwulan distribusi bagi hasil
Deposito Mudharabah bank umum syariah yang diterbitkan oleh
masing-masing bank umum syariah selama periode penelitian
2011-2014.
2. Inflasi
Inflasi merupakan variabel bebas kedua (X2). Inflasi
adalah kenaikan harga barang-barang yang bersifat umum dan
terus menerus. Dari definisi diatas, ada tiga komponen yang
harus dipenuhi agar dapat dikatakan telah terjadi inflasi
yaitu kenaikan harga, bersifat umum dan berlangsung terus-
menerus. Dari ketiga komponen diatas, ada satu komponen yang
bisa menentukan inflasi yaitu komponen terus-menerus. Tingkat
inflasi adalah persentasi kenaikan harga-harga pada satu
triwulan tertentu berbanding dengan triwulan sebelumnya. Data
diperoleh dari website Badan Pusat Statistik Indonesia
www.bps.go.id dan dapat dirumuskan sebagai berikut:
INFLASI = IHKt - IHKt-1
IHKt-1
3. Financing to deposit ratio (FDR)
Financing to deposit ratio (FDR) merupakan variabel bebas
ketiga (X3). Rasio Financing to deposit ratio (FDR) merupakan
rasio penting terkait likuiditas yaitu rasio kredit yang
diberikan kepada pihak ketiga dalam rupiah dan valuta asing,
tidak termasuk kredit kepada bank lain terhadap dana pihak
ketiga yang mencakup giro, tabungan dan deposito dalam rupiah
dan valuta asing, tidak termasuk dana antarbank. Tinggi
rendahnya rasio ini menunjukkan tingkat likuiditas bank
tersebut, semakin tinggi angka FDR suatu bank, digambarkan
sebagai bank yang kurang likuid dibandingkan dengan bank yang
memiliki angka rasio yang lebih kecil. Data financing to
deposit ratio diperoleh dari laporan keuangan publikasi bank
pada Bank Indonesia dengan melihat laporan neraca dari tahun
2011-2014 yang diperoleh dari website www.bi.go.id dan website
masing-masing perbankan umum syariah. Data financing to
deposit ratio diperoleh dari laporan keuangan publikasi bank
pada Bank Indonesia dengan melihat laporan neraca dari tahun
2011-2014 yang diperoleh dari website www.bi.go.id dan website
masing-masing perbankan umum syariah. Dapat dirumuskan sebagai
berikut:
FDR = Pembiayaan yang diberikan x100%
Deposito Mudharabah
Teknik Penentuan Populasi dan Sampel
Populasi Penelitian
Menurut Suharyadi, et al (2009 p. 7) populasi adalah
keseluruhan kumpulan dari semua kemungkinan orang-orang,
benda-benda dan ukuran lain yang menjadi objek penelitian.
Menurut Sangadji dan Sopiah (2010:185), dalam Aris (2012:20),
populasi adalah generalisasi yang terdiri atas, subyek dengan
kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh
peneliti untuk di pelajari dan kemudian di tarik dari
kesimpulan.
Dengan demikian data populasi yang di gunakan dalam
penelitian ini adalah seluruh perusahaan perbankan umum
syariah Indonesia yang terdaftar di Bank Indonesia (BI)
periode 2011-2014 yaitu sebanyak 11 perusahaan.
Sampel penelitian
Menurut Suharyadi, et al (2009 p. 7) sampel adalah suatu
bagian dari populasi tertentu. Prosedur pengambilan data,
dimana hanya sebagian populasi saja yang di ambil dan
dipergunakan untuk memenuhi sifat serta ciri yang dikehendaki
dari suatu populasi. Didalam penelitian ini sampel ditentukan
dengan menggunakan teknik purposive sampling. Menurut
Suharyadi, et al (2009 p. 17) teknik purposive sampling yaitu
metode penarikan sampel berdasarkan pada kriteria-kriteria
tertentu di dasarkan pada tujuan penelitian. Adapun jumlah
sampel perusahaan perbankan umum syariah yang terdaftar di
bank Indonesia periode 2011-2014 sebanyak 7 perusahaan dari 11
populasi perusahaan perbankan umum syariah yang terdaftar di
BI sampai tahun 2014.
Beberapa pertimbangan atau kriteria yang ditentukan oleh
peneliti adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1
Daftar Pemilihan Sampel
Keterangan Jumlah Perusahaan
Seluruh Perbankan umum syariah yang
terdaftar di BI Periode 2011-2014 11
Kriteria:
Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan keuangan
Triwulan secara berturut-turut periode 2011, 2012,
2013 dan 2014 (2)
Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan triwulan
distribusi bagi hasil Deposito Mudharabah selama
periode penelitian 2011 – 2014. (2)
Perusahaan yang di jadikan sampel 7
Sumber: Data diolah, 2015
Jumlah data yang diperoleh berdasarkan jumlah sampel 7
perusahaan dan tahun penelitian 4 tahun dari laporan keuangan
triwulan adalah sebanyak 112. Data diperoleh dari situs resmi
bank Indonesia yaitu (http://www.bi.go.id) dan situs resmi
dari masing-masing perbankan umum syariah.
Metode Analisis
Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah sebaran
data yang ada terdistribusi secara normal/tidak. Analisis
Statistik, untuk mendeteksi normalitas data dapat dilakukan
pula melalui analisis statistik yang salah satunya dapat
dilihat melalui Kolmogorov- Smirnov test (K-S).
2. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual
satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari
residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka
disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang
Homoskesdatisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
3. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen). Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka
variabel-variabel ini tidak orthogonal. Variabel orthogonal
adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama
variabel bebas sama dengan nol (Ghozali, 2013: 105).
4. Uji Autokorelasi
Autokorelasi merupakan korelasi antara anggota observasi
yang disusun menurut urutan waktu. Cara yang digunakan untuk
mendiagnosis adanya autokorelasi adalah dengan uji Durbin-
Watson (DW test). Pengambilan keputusan ada tidaknya
autokorelasi (Santoso 2002:194) adalah:
1. Angka D-W dibawah -2 bearti ada autokorelasi positif
2. Angka D-W diantara -2 sampai +2, bearti tidak ada
autokorelasi
3. Angka D-W diatas +2 bearti ada autokorelasi negatif
Pengujian Hipotesis
Analisis Regresi Berganda
Dalam persamaan garis regresi, yang bertindak sebagai
variabel dependen adalah Jumlah Penghimpunan dana pihak ketiga
deposito mudharabah, sedangkan variabel independen diwakili
oleh Tingkat Bagi Hasil, Inflasi dan Likuiditas. Alat analisis
regresi berganda digunakan untuk mengukur pengaruh dari
gabungan variabel-variabel tingkat bagi hasil, tingkat inflasi
dan likuiditas. Persamaan regresi berganda tersebut dirumuskan
sebagai berikut:
DM = βo + β1 TBH + β2 INF + β3 FDR + ε
Keterangan:
DM : Jumlah Penghimpunan deposito mudharabah.
TBH : Tingkat Bagi Hasil
INF : Inflasi perekonomian Indonesia
FDR : Financing to Deposit Ratio (FDR) yang menggambarkan
likuiditas bank syariah
βo : intercept/konstanta
ε : Error
Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel-
variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara
nol sampai satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan
variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi
variabel dependen amat terbatas.
Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh
pengaruh suatu variable independen secara parsial dalam
menerangkan variabel dependen. Pengujian ini dilakukan uji dua
arah dengan hipotesis: H0 : β1<0 atau β1>0 artinya ada
pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen.
Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistic F)
Pengujian secara simultan uji F (pengujian signifikansi
secara simultan). Langkah langkah yang ditempuh dalam
pengujian adalah Ghozali (2009): Menyusun hipotesis nol (Ho)
dan hipotesis alternative (Ha)
Ho : ρ ≠ 0, diduga variabel independen secara bersama-sama
tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Ha : ρ ≠ 0, diduga variabel independen secara bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Menetapkan kriteria pengujian sebagai berikut: Tolak Ho jika
angka signifikansi lebih kecil dari α = 5% Terima Ho jika
angka signifikansi lebih besar dari α = 5%.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Analisis dan Uji Hipotesis
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Penelitian ini hendak menguji pengaruh Tingkat Bagi Hasil
(TBH), Inflasi dan Financing to Deposit Ratio (FDR) sebagai
variabel independen dalam peneltian terhadap Jumlah
Penghimpunan dana pihak ketiga deposito mudharabah sebagai
variabel dependen. Adapun hasil perhitungan statistik
deskriptif adalah sebagai berikut:
Tabel 1 Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimu
m
Maximum Mean Std.
Deviation
Deposito Mudharabah 112 225153 32862934 9919013.32 9768466.496
Tingkat Bagi Hasil 112 1356 593000892 36677126.08 80232647.639
Inflasi 112 .36 4.43 1.5088 1.16869
Financial to Deposit
Ratio 112 .59 458.86 45.7220 47.45344
Valid N (listwise) 112
Sumber: Data Olah SPSS v.20 (2015)
Berdasarkan tabel 1 diatas terlihat bahwa N sebanyak 112.
Variabel dependen deposito mudharabah selama periode
pengamatan (2011-2014) mempunyai nilai rata-rata (mean)
sebesar 9919013.32 dengan standar deviasi sebesar 9768466.496.
Hasil tersebut menunjukkan nilai rata-rata (mean) lebih besar
dibandingkan dengan standar deviasi, ini mengindikasikan bahwa
data variabel deposito mudharabah selama periode pengamatan
(2011-2014) dapat dikatakan baik. Adapun nilai terendah
sebesar 225153 dan nilai tertinggi sebesar 32862934.
Variabel Tingkat Bagi Hasil (TBH) selama periode
pengamatan (2011-2014) mempunyai nilai rata-rata (mean)
sebesar 36677126.08 dengan standar deviasi sebesar
80232647.639. Hasil tersebut menunjukkan nilai rata-rata
(mean) lebih kecil dibandingkan dengan standar deviasi, ini
mengindikasikan bahwa data variabel Tingkat Bagi Hasil (TBH)
selama periode pengamatan (2011-2014) dapat dikatakan kurang
baik. Adapun nilai terendah sebesar 1356 dan nilai tertinggi
sebesar 593000892.
Variabel Inflasi selama periode pengamatan (2011-2014)
memiliki nilai rata-rata (mean) sebesar 1.5088 dengan standar
deviasi sebesar 1.16869. Hasil tersebut menunjukkan nilai
standar deviasi yang lebih rendah dibandingkan dengan nilai
rata-rata (mean), nilai ini mengindikasikan data variabel
Inflasi selama periode pengamatan (2011-2014) dapat dikatakan
baik. Adapun nilai terendah sebesar 0.36 dan nilai tertinggi
sebesar 4.43.
Variabel Financing to Deposit Ratio (FDR) memiliki nilai
rata-rata (mean) sebesar 45.7220 dengan standar deviasi
sebesar 47.45344. Hasil tersebut menunjukkan nilai standar
deviasi yang lebih rendah dibandingkan dengan nilai rata-rata
(mean), nilai ini mengindikasikan data variabel Financing to
Deposit Ratio (FDR) selama periode pengamatan (2011-2014)
dapat dikatakan baik. Adapun nilai terendah sebesar 0.59 dan
nilai tertinggi sebesar 458.86.
Hasil Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Untuk mendeteksi normalitas data, dapat di uji dengan uji
statistik Kolmogorov-Smirnov. Data terdistribusi normal jika
nilai signifikansinya >0,05. Maka distribusi datanya dikatakan
normal. Sebaliknya jika nilai signifikansinya dihasilkan <0,05
maka data tidak terdistribusi normal. Hasil uji normalitas
dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 2
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 112
Normal
Parametersa,b
Mean 0E-7
Std.
Deviation 9420603.24013191
Most Extreme
Differences
Absolute .221
Positive .221
Negative -.157
Kolmogorov-Smirnov Z 2.343
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Data Olah SPSS v.20 (2015)
Melihat hasil dari tabel diatas, hasil menunjukkan nilai
signifikansi tidak berdistribusi normal. Sehingga variabel
independen dalam penelitian ini ditransformasikan dengan
menggunakan logaritma natural (LN).
Uji normalitas dengan analisis statistik dilakukan dengan
test Kolmogorov Smirnov. Hasil uji Kolmogorov-Smirnov setelah
di LN dapat dilihat pada tabel 3 sebagai berikut:
Tabel 3 Uji Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 112
Normal
Parametersa,b
Mean 0E-7
Std.
Deviation 1.08233778
Most Extreme
Differences
Absolute .115
Positive .115
Negative -.112
Kolmogorov-Smirnov Z 1.222
Asymp. Sig. (2-tailed) .101
a. Test distribution is Normal.
a. Calculated from data.
Sumber: Data Olah SPSS v.20 (2015)
Nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar 1,222 dengan
probabilitas signifikansi 0,101 dan nilainya berada diatas α =
0,05 ( karena p = 0,101 > 0,05). Jadi H0 tidak dapat ditolak,
sehingga dengan kata lain residual berdistribusi normal. Jadi
secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa model regresi telah
lolos uji normalitas dan layak dipakai dalam penelitian ini
karena memenuhi asumsi normalitas.
Uji Heteroskedastisitas
Ada beberapa uji statistik yang dapat digunakan untuk
mendeteksi ada tidaknya Heteroskedastisitas diantaranya adalah
uji Spearman's rho. Hasil uji heterokedastis dengan uji
Spearman's rho dapat dilihat pada Tabel 4 berikut:
Tabel 4 Spearman's rho
Correlations
Unstandardize
d Residual
LN_T
BH
LN_IN
F
LN_FD
R
Spearman
's rho
Unstandardiz
ed Residual
Correlation
Coefficient 1.000 .057 -.048 -.151
Sig.(2-
tailed) . .550 .618 .112
N 112 112 112 112
LN_TBH
Correlation
Coefficient .057
1.00
0 .051 .280
**
Sig.(2-
tailed) .550 . .590 .003
N 112 112 112 112
LN_INF
Correlation
Coefficient -.048 .051 1.000 .007
Sig.(2-
tailed) .618 .590 . .943
N 112 112 112 112
LN_FDR
Correlation
Coefficient -.151
.280**
.007 1.000
Sig.(2-
tailed) .112 .003 .943 .
N 112 112 112 112
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber: Data Olah SPSS v.20 (2015
Dari tabel 4 di atas dapat dilihat dari nilai sig untuk
TBH sebesar 0,550, nilai sig untuk INF sebesar 0,618 dan nilai
sig untuk FDR sebesar 0,112, karena probabilitas
signifikansinya diatas tingkat kepercayaan 5% ( > 0.05) maka
dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas
artinya tidak ada gejala heterokedastisitas pada model
regresi, sehingga model regresi layak dipakai.
Uji Multikolinieritas
Hasil pengujian multikolinieritas dapat dilihat pada
tabel 5.
Tabel 5 Multikolinieritas
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standard
ized
Coeffici
ents
t Sig. Collinearity
Statistics
B Std.
Error
Beta Toler
ance
VIF
1
(Constant) 15.608 .388 40.181 .000
LN_TBH .072 .028 .247 2.589 .011 .867 1.154
LN_INF .239 .154 .138 1.552 .123 .998 1.002
LN_FDR -.319 .084 -.360 -3.780 .000 .867 1.153
a. Dependent Variable: LN_DM
Sumber: Data Olah SPSS v.20 (2015)
Hasil uji multikolinearitas pada tabel 5 menunjukkan
bahwa nilai tolerance dari ketiga variable independen berada
di atas 0.10 dan VIF kurang dari 10. Dimana nilai VIF untuk
masing-masing variabel independen yaitu 1.154 untuk TBH,
1.002 untuk Inflasi dan 1.153 untuk FDR. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa dalam model regresi tersebut tidak terdapat
hubungan multikolinearitas, maka model regresi yang ada layak
untuk dipakai.
Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dalam pengambilan keputusan dengan
kriteria sebagai berikut:
o Angka D-W di bawah – 2 berarti ada auto korelasi positif.
o Angka D-W di antara – 2 sampai + 2, berarti tidak ada
autokorelasi.
o Angka D-W di atas + 2 berarti ada autokorelasi negatif.
Tabel 6 Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Mode
l
R R Square Adjusted R
Square
Std. Error
of the
Estimate
Durbin-Watson
1 .386a .149 .125 1.09727 .166
a. Predictors: (Constant), LN_FDR, LN_INF, LN_TBH
a. Dependent Variable: LN_DM
Sumber: Data Olah SPSS v.20 (2015
Berdasarkan pada tabel 6 diatas nilai Durbin-Watson (DW)
sebesar 0,166. Maka dapat disimpulkan pada model regresi ini
tidak terdapat gejala Autokorelasi karena nilai DW diantara -2
dan +2 atau -2 < 0,166 < +2. Setelah lolos dari uji asumsi
klasik tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa data memenuhi
persyaratan untuk uji regresi. Dengan demikian, model yang
digunakan dalam penelitian ini tidak mengandung bias.
Pengujian Hipotesis dan Pembahasan Hasil Penelitian
Berikut ini ringkasan hasil pengujian hipotesis:
Tabel 7
Pengujian Hipotesis
Hipotesis Variabel Koefisien t-statistik Nilai p
H1 TBH 0.072 2.589 0.011
H2 INF 0.239 1.552 0.123
H3 FDR -0.319 -3.780 0.000
Sumber: Data olahan SPSS V.20 (2015)
Pembahasan Hasil Penelitian
1. Pengaruh Tingkat Bagi Hasil Terhadap Jumlah Penghimpunan
Dana Pihak Ketiga Deposito Mudharabah.
Berdasarkan hasil pengujian secara parsial, variabel
Tingkat Bagi Hasil menunjukkan hasil berpengaruh signifikan
terhadap Jumlah Penghimpunan Dana Pihak ketiga deposito
mudharabah yang ditunjukkan dengan nilai p-value sebesar 0,011
(p < 0,05) dan nilai thitung sebesar 2.589 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,011 serta ttabel sebesar 1.981 Karena
nilai signifikansi < dari 0,05 dan nilai thitung > ttabel maka
dapat disimpulkan bahwa Tingkat Bagi Hasil berpengaruh secara
parsial terhadap Jumlah Penghimpunan dana pihak ketiga
deposito mudharabah. Sehingga hipotesis yang diajukan yaitu
Ho1 ditolak dan Ha1 diterima maka Tingkat Bagi Hasil
berpengaruh terhadap Jumlah Penghimpunan dana pihak ketiga
deposito mudharabah pada perbankan umum syariah tahun 2011-
2014.
Hal ini mungkin disebabkan Dana pihak ketiga deposito
mudharabah yang di himpun oleh bank bisa dimanfaatkan sebaik-
baiknya oleh pihak bank yaitu dengan menyalurkan kembali semua
dana deposito mudharabah yang dihimpun kepada masyarakat luas
secara kredit untuk mendapatkan Pendapatan dari Penyaluran
Dana, dan selanjutnya seluruh Pendapatan dari Penyaluran Dana
akan di himpun dalam satu rekening, setelah terhimpun setiap
periode pengembalian dana deposito mudharabah Pendapatan dari
Penyaluran Dana tersebut akan dibagi hasil sesuai dengan dana
yang di investasikan oleh deposan dan nisbah bagi hasil yang
di sepakati oleh bank dan deposan pada saat perjanjian sesuai
dengan periode investasi, semakin besar pendapatan yang di
himpun oleh pihak bank maka akan semakin besar juga tingkat
bagi hasil yang akan dibagikan antara deposan dengan bank.
Tingkat bagi hasil menunjukkan kinerja perusahaan yang
baik karena mencerminkan tingkat keuntungan (return) yang
tinggi, sehingga menyebabkan tingkat risiko menjadi tinggi.
Ketika nilai tingkat bagi hasil ini besar berarti tingkat
pengembalian yang dihasilkan bank itu tinggi, yang berarti
bank efektif didalam memanfaatkan asetnya untuk menghasilkan
laba. Laba yang besar ini akan membuat risiko yang ditanggung
deposan juga menjadi besar.
Karena bagi deposan ketika suatu perusahaan baik apabila
kinerja keuangan perusahaan positif atau menghasilkan laba
sehingga dapat memberikan timbal balik atau return yang baik
juga kepada deposan dan hal tersebut juga berefek terhadap
asumsi serta persepsi pasar dalam proses mendepositokan
sebagian dana masyarakat di bank syariah dan akhirnya juga
berakibat terhadap besaran dari Jumlah Penghimpunan dana pihak
ketiga deposito mudharabah tersebut.
Hasil penelitian ini didukung oleh peneliti sebelumnya
yang dilakukan oleh (Andriyanti & Wasilah, 2010) menjelaskan
tingkat bagi hasil deposito mudharabah berjangka 1 bulan
memiliki hubungan positif dan pengaruh yang signifikan
terhadap deposito mudharabah berjangka 1 bulan. Penelitian ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Wulandari,
2014) menjelaskan variabel jumlah bagi hasil memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap total DPK BUS sehingga dapat
disimpulkan bahwa peningkatan bagi hasil akan mengakibatkan
peningkatan jumlah Dana pihak ketiga Deposito Mudharabah.
Dan penurunan tingkat bagi hasi deposito mudharabah akan
menyebabkan penurunan deposito mudharabah bank syariah.
Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh (Anisah, Riduwan, & Amanah, 2013) menjelaskan variabel
tingkat bagi hasil berpengaruh positif secara signifikan
terhadap pertumbuhan deposito mudharabah 1 bulan bank syariah.
Namun berbeda dengan penelitian yang di lakukan oleh (Novianto
& Hadiwidjojo, 2013) menjelaskan varibel tingkat bagi hasil
tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap deposito
mudharabah.
5. Pengaruh Inflasi Terhadap Jumlah Penghimpunan Dana Pihak
Ketiga Deposito Mudharabah.
Berdasarkan hasil pengujian secara parsial, variabel
Inflasi menunjukkan hasil tidak berpengaruh signifikan
terhadap Jumlah Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Deposito
Mudharabah ditunjukkan dengan nilai p-value sebesar 0,123 (p >
0,05) nilai thitung sebesar 1.522 dengan tingkat signifikansi
sebesar 0.123 serta ttabel sebesar 1.981. Karena nilai
signifikansi > 0,05 dan nilai thitung < ttabel maka dapat
disimpulkan bahwa variabel inflasi tidak berpengaruh secara
parsial terhadap Jumlah Penghimpunan dana pihak ketiga
deposito mudharabah. Sehingga hipotesis yang diajukan yaitu
Ho2 diterima dan Ha2 ditolak maka Inflasi tidak berpengaruh
terhadap Jumlah Penghimpunan dana pihak ketiga deposito
mudharabah pada perbankan umum syariah tahun 2011-2014.
Inflasi merupakan kecenderungan dari harga-harga untuk
naik secara umum dan terus menerus selama periode tertentu
Rahardja & Manurung, (2008). Apabila tingkat inflasi mengalami
kenaikan maka deposito perbankan syariah akan mengalami
penurunan. Hal ini disebabkan ketika inflasi mengalami
kenaikan, maka para nasabah akan mencairkan dananya untuk
mempertahankan tingkat konsumsinya. Kenaikan inflasi juga
menyebabkan masyarakat tidak tertarik untuk meletakkan dananya
pada bank karena nilai mata uang semakin menurun, meskipun
deposito memberikan bagi hasil, namun jika tingkat inflasi
lebih tinggi dibanding tingkat suku bunga, maka nilai mata
uang tetap menurun.
Karena bagi deposan inflasi juga di jadikan sebagai alat
untuk mengukur layak dan tidaknya deposan mendepositokan
sebagian dananya di bank, karena secara tidak langsung inflasi
berhubungan dengan tingkat konsumsi dan timbal balik atau
return yang akan diterima oleh deposan dan hal tersebut juga
berefek terhadap asumsi serta persepsi pasar dalam proses
mendepositokan dan mempertahankan sebagian dana yang di
depositokan di bank syariah. Penelitian ini konsisten dengan
penelitian yang dilakukan oleh (Anisah, Riduwan, & Amanah,
2013), menjelaskan bahwa inflasi tidak berpengaruh signifikan
terhadap pertumbuhan deposito mudharabah 1 bulan. Sejalan
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Wulandari, 2014)
menjelaskan bahwa inflasi tidak berpengaruh signifikan
terhadap DPK. Penelitian ini konsisten dengan penelitian yang
dilakukan oleh (Novianto & Hadiwidjojo, 2013) menjelaskan
bahwa inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap
penghimpunan deposito mudharabah. Namun penelitian ini tidak
konsisten dengan penelitian (Andriyanti & Wasilah, 2010) yang
menjelaskan bahwa inflasi berpengaruh signifikan terhadap
deposito mudharabah berjangka 1 bulan.
6. Pengaruh Likuiditas Terhadap Jumlah Penghimpunan Dana Pihak
Ketiga Deposito Mudharabah.
Berdasarkan hasil pengujian secara parsial, variabel
Likuiditas yang di ukur dengan menggunakan Financing Deposit
Ratio (FDR) menunjukkan hasil berpengaruh signifikan terhadap
jumlah penghimpunan dana pihak ketiga deposito mudharabah yang
ditunjukkan dengan nilai p-value sebesar 0,000 (p < 0,05)
nilai thitung sebesar 3.780 dengan tingkat signifikansi
sebesar 0,000 serta ttabel sebesar 1.981. Karena nilai
signifikansi < dari 0,05 dan nilai thitung > ttabel maka dapat
disimpulkan bahwa Financing Deposit Ratio berpengaruh secara
parsial terhadap Jumlah Penghimpunan dana pihak ketiga
deposito mudharabah. Sehingga hipotesis yang diajukan yaitu
Ho3 ditolak dan Ha3 diterima maka Financing Deposit Ratio
berpengaruh terhadap Jumlah Penghimpunan dana pihak ketiga
deposito mudharabah pada perbankan umum syariah tahun 2011-
2014.
Financing to Deposit Ratio (FDR) merupakan rasio penting
terkait likuiditas perbankan syariah. Dari sisi asset adalah
kemampuan untuk mengubah seluruh asset menjadi bentuk tunai
(cash), Sedangkan dari sisi liabilitas likuiditas adalah
kemampuan bank untuk memenuhi kebutuhan dana melalui
peningkatan portofolio liabilitas. Deposit Financing Ratio
(FDR) menunjukan rasio kredit yang diberikan kepada pihak
ketiga dalam rupiah dan valuta asing, tidak termasuk kredit
pada bank lain terhadap dana pihak ketiga yang mencakup giro,
tabungan, dan deposito dalam rupiah dan valuta asing tidak
termasuk dana antar bank menurut (Zaini, 2014). Penelitian ini
tidak sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
(Anisah, Riduwan, & Amanah, 2013) menjelaskan bahwa Financing
to Deposit Ratio (FDR) tidak berpengaruh signifikan terhadap
Deposito Mudharabah. Dan Penelitian yang dilakukan oleh
(Andriyanti & Wasilah, 2010) juga menjelaskan bahwa Financing
to Deposit Ratio (FDR) memiliki hubungan negatif dan tidak
mempunyai pengaruh signifikan terhadap deposito Mudharabah
berjangka 1 bulan.
7. Pengaruh Tingkat Bagi hasil, Inflasi dan Likuiditas
berpengaruh Terhadap Jumlah Penghimpunan Dana Pihak Ketiga
Deposito Mudharabah.
Uji statistik F atau uji simultan bertujuan untuk
mengetahui apakah semua variabel bebas dimasukkan dalam model
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
terikat (Ghozali, 2013). Hasil uji regresi menunjukkan output
anova sebagaimana terlihat dalam tabel berikut:
Tabel.8 Hasil Uji F
ANOVAa
Model Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
1
Regress
ion 22.745 3 7.582 6.297 .001
b
Residua
l 130.032 108 1.204
Total 152.777 111
a. Dependent Variable: LN_DM
a. Predictors: (Constant), LN_FDR, LN_INF, LN_TBH
Sumber: Data Olah SPSS v.20 (2015)
Berdasarkan hasil pengujian secara bersamaan (simultan)
membuktikan bahwa variabel Tingkat Bagi Hasil, Inflasi dan
Financing to Deposit Ratio berpengaruh signifikan terhadap
jumlah penghimpunan dana pihak ketiga deposito mudharabah pada
perusahaan perbankan syariah yang terdaftar di BI periode
2011-2014. Berdasarkan uji anova, pengujian hipotesis dengan
menggunakan uji f nilai f hitung diperoleh sebesar 6.297
dengan signifikansi sebesar 0.001, maka dapat diketahui bahwa
fhitung > ftabel yaitu sebesar 2.69 sehingga > ftabel (6.297 >
2.69) maka Ho4 ditolak dan Ha4 diterima yang menyatakan bahwa
Tingkat Bagi Hasil (TBH), Inflasi (INF) dan Financing to
Deposit Ratio(FDR) secara simultan (bersama-sama berpengaruh
terhadap Jumlah Penghimpunan Dana pihak ketiga deposito
Mudharabah, atau dengan kata lain model penelitian ini dapat
diterima.Hal ini menunjukkan bahwa tinggi rendahnya nilai yang
dihasilkan oleh variabel Tingkat Bagi Hasil, Inflasi dan
Financing to Deposit Ratio akan berpengaruh terhadap jumlah
penghimpunan dana pihak ketiga deposito mudharabah.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah
diuraikan diatas, maka dapat beberapa kesimpulan sebagai
berikut:
1. Variabel Tingkat bagi hasil (TBH) secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap Jumlah penghimpunan Dana
Pihak Ketiga (DPK) perbankan umum syariah 2011-2014
sehingga hipotesis yang diajukan diterima.
2. Variabel Inflasi secara parsial tidak berpengaruh
signifikan terhadap Jumlah penghimpunan Dana Pihak Ketiga
(DPK) perbankan umum syariah 2011-2014 sehingga hipotesis
yang diajukan ditolak.
3. Variabel Financial Deposit Ratio (FDR) secara parsial
berpengaruh terhadap Jumlah penghimpunan Dana Pihak Ketiga
(DPK) perbankan umum syariah 2011-2014 sehingga hipotesis
yang diajukan diterima.
4. Dari hasil penelitian menunjukkan variabel TBH, Inflasi
dan FDR secara simultan atau secara bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap Jumlah penghimpunan Dana
Pihak Ketiga (DPK) perbankan umum syariah 2011-2014.
Keterbatasan dan Saran
Adapun beberapa keterbatasan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Hasil perhitungan regresi linear dalam penelitian ini
menunjukan R2= 0,125 yang berarti masih cukup rendah untuk
mengukur kemampuan model dalam menerangkan variasi-
variabel bebas. Berarti masih ada variabel lain yang dapat
diteliti lebih lanjut, yaitu variabel-variabel yang diduga
berpengaruh terhadap Jumlah penghimpunan Dana Pihak Ketiga
(DPK) perbankan umum syariah 2011-2014.
Adapun saran yang dapat diberikan untuk penelitian
selanjutnya adalah sebagai berikut:
1. Menambah jumlah variabel independen, seperti PDB dan
variabel lain yang berpengaruh terhadap Jumlah
penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan umum
syariah, misalnya suku bunga sbi dan lain-lain.
2. Untuk peneliti selanjutnya disarankan untuk mengambil
populasi perusahaan perbankan umum syariah dan Unit usaha
syariah yang terdaftar di bank Indonesia. Serta
memperpanjang waktu data populasi penelitian misalkan dari
4 tahun menjadi 5 atau 6 tahun.
DAFTAR PUSTAKA
Andriyanti, A., & Wasilah. (2010). Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Jumlah Penghimpun Dana Pihak Ketiga. Sna
Xiii Purwokerto.
Anisah, N., Riduwan, A., & Amanah, L. (2013). Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Deposito Mudharabah Bank
Syariah. Jurnal Ilmu Dan Riset Akuntansi Vol.1 No.2.
Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan
Program Ibm Spss 21. Semarang: Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.
Haryono, S. (2009). Analisis Laporan Keuangan Perbankan
Syariah. Yogyakarta: Pustaka Sayid Sabiq.
Hermanto. (2008). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dana Pihak
Ketiga (Dpk) Bank Umum Syariah 2005-2007. Skripsi
Universitas Islam Sunan Kalijaga.
Http://Www.Bi.Go.Id/Id/Publikasi/Laporan-Keuangan/Bank/Umum-
Syariah/Default.Aspx. (N.D.).
Isna K, A., & Sunaryo, K. (2012). Analisis Pengaruh Return On
Aset, Bopo, Dan Suku Bunga Terhadap Tingkat Bagi Hasil
Deposito Mudharabah Pada Bank Umum Syariah . Ekonomi Dan
Bisnis Volume 11. Nomor 1. September 2012.
Kasmir. (2008). Bank Lembaga Keuangan Lainnya Ed. Revisi.
Jakarta: Pt.Raja Grafindo Persada.
Kasmir. (2013). Dasar-Dasar Perbankan Edisi Revisi. Jakarta:
Rajawali Pers.
Muhammad, & Suwiknyo, D. (2009). Akuntansi Perbankan Syariah.
Yogyakarta: Trustmedia.
Muthaher, O. (2012). Akuntansi Perbankan Syariah. Yogyakarta:
Grahai Ilmu.
Natalia, E. (2014). Pengaruh Tingkat Bagi Hasil Deposito Bank
Syariah Dan Suku Bunga Deposito Bank Umum Terhadap Jumlah
Simpanan Deposito Mudharabah. Jurnal Administrasi Bisnis
(Jab) Vol.9 No.1.
Novianto, & Hadiwidjojo. (2013). Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Penghimpunan Deposito Mudharabah Perbankan
Syariah Di Indonesia.
Prihatiningsih. (2012). Dinamika Financing To Deposit Ratio
(Fdr) Perbankan Syariah Vol.8 No.3. Staf Pengajar Jurusan
Akuntansi Politeknik Negeri Semarang.
Rahardja, P., & Manurung, M. (2008). Teori Ekonomi Makro Suatu
Pengantar Eds.4. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia.
Santoso, S. (2002). Statistik Parametrik Konsep Dan Aplikasi
Dengan Spss Edisi Revisi. Jakarta: Pt.Elek Media
Kopetindo (Kompas Gramedia).
Suharyadi, & Purwanto. (2009). Statistika: Untuk Ekonomi Dan
Keuangan Modern, Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat.
Tunggal, A. W. (2010). Pokok-Pokok Analisis Laporan Keuangan.
Jakarta: Harvarindo.
Ulfah, M. (2010). Analisa Perkembangan Asset, Dana Pihak
Ketiga (Dpk), Dan Pembiayaan Perbankan Syariah Di
Indonesia. Jurnal Universitas Gunadarma.
Undang- Undang No. 10 Pasal 1 Tahun 1998 Tentang Perubahan
Undang Undang No. 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan. (N.D.).
Wibowo, A., & Suhendra, S. (2009). Analisis Pengaruh Nilai
Kurs, Tingkat Inflasi, Dan Tingkat Suku Bunga Terhadap
Dana Pihak Ketiga Pada Bank Devisa Di Indonesia.
Universitas Gunadarma.
Wiyono, S. (N.D.). Akuntansi Perbankan Syariah. Jakarta:
Grasindo.
Wulandari, S. (2014). Analisis Faktor Internal Dan Eksternal
Yang Mwmpengaruhi Total Dana Pihal Ketiga (Dpk) Bank Umun
Syariah Di Indonesia.
Yuliana. (2009). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dana Pihak
Ketiga Pada Perbankan Syariah Tahun 2006-2008. Skripsi
Uin Sunan Kali Jaga Yogyakarta.
Yusuf, M., & Wiroso. (2011). Bisnis Syariah. Jakarta: Mitra
Wacana Media.
Zaini, Z. (2014). Memahami Bisnis Bank Syariah (Ikatan Bankir
Indonesia). Jakarta: Pt. Gramedia Pustaka Utama.
Zulkifli, S. (2007). Panduan Praktis Transaksi Perbankan
Syariah. Jakarta: Zikrul Hakim.
Recommended