View
62
Download
2
Category
Preview:
DESCRIPTION
Vertikultur merupakan teknik budidaya hemat lahan karena penanaman dilakukan secara vertikal
Citation preview
5/20/2018 PKMM Vertikultur
1/17
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
PENERAPAN BUDIDAYA SAYURAN SECARA VERTIKULTUR DI
DUSUN PENGGETAHAN DESA PULAU PAHAWANG KEC. PUNDUH
PEDADA KAB. PESAWARAN
BIDANG KEGIATAN:
PKM PENGABDIAN MASYARAKAT
Diusulkan oleh:
Lugito 1114121122 Angkatan 2011
Annisa Ika Pratiwi Harahap 1114121030 Angkatan 2011Habiba Nurul Istiqomah 1114121095 Angkatan 2011
Mayasari 1114121130 Angkatan 2011
Nurhudiman 1114121146 Angkatan 2011
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2012
PKM-M 2012
5/20/2018 PKMM Vertikultur
2/17
5/20/2018 PKMM Vertikultur
3/17
A. JUDUL PROGRAM
PENERAPAN BUDIDAYA SAYURAN SECARA VERTIKULTUR DI
DUSUN PENGGETAHAN DESA PULAU PAHAWANG KEC. PUNDUH
PEDADA KAB. PESAWARAN
B. LATAR BELAKANG
Sejak dahulu sayuran sudah dikenal sebagai sumber vitamin, mineral, dan serat
yang diperlukan tubuh. Meskipun vitamin, mineral, dan serat hanya diperlukan
dalam jumlah sedikit, namun vital pengaruhnya bagi kesehatan apabila
kebutuhannya tidak terpenuhi. Sayangnya, tidak semua orang mengerti dan sadar
akan pentingnya sayuran. Penyebabnya bisa saja karena masyarakat memangtidak menyukai sayuran atau masyarakat kesulitan dalam mendapatkan sayuran
akibat lokasi yang terpencil, jauh dari pasar, dan pengetahuan masyarakat yang
minim mengenai teknik budidaya sayuran secara non-konvensional.
Sebagai contoh, kesulitan dalam mendapatkan sayuran dapat ditemukan di Dusun
Penggetahan Pulau Pahawang Kec. Punduh Pedada Kab. Pesawaran. Letak
geografisnya sebagai pulau yang terletak cukup jauh dari pusat kabupaten
membuat penduduk pulau ini sulit mengakses pasar guna memenuhi kebutuhan
sayuran. Penduduk Pulau Pahawang harus menempuh jarak kurang lebih 1,5 jam
perjalanan untuk menuju pasar Hanura, pasar yang terdekat dari Pulau Pahawang,
ditambah biaya akomodasi dari dan ke pasar Hanura yang menghabiskan dana
sebesar Rp 30.000,00. Selain itu, bila dilihat dari kultur masyarakatnya terutama
kaum ibu, banyak di antara mereka yang tidak memiliki kegiatan, dalam artian
menganggur setelah mengerjakan aktivitas rumah tangga. Sehingga perlu
dilakukan pemberdayaan untuk mengoptimalkan peran mereka sebagai motor
penggerak rumah tangga atau bisa disebut juga pemberdayaan perempuan.
Sebenarnya budidaya sayuran cukup mudah dilakukan. Masyarakat akan
mendapat kemudahan dan manfaat yang lebih dalam mengakses sayuran dengan
membudidayakan sayuran secara mandiri. Hanya saja terdapat gangguan hewan
seperti anjing menjadi hambatan dalam budidaya ini. Menurut masyarakat
setempat, alasan mereka tidak menanam sayur adalah karena tanaman sayuran
mereka akan diganggu bahkan dirusak anjing. Oleh karena itu, diperlukan suatu
1
5/20/2018 PKMM Vertikultur
4/17
teknik budidaya sayuran secara bertingkat atau sering diistilahkan vertikultur
sehingga tanaman dapat terhindar dari gangguan anjing.
Terdapat beberapa teknik budidaya tanaman sayuran yang biasa dilakukan yaituteknik budidaya konvensional, hidroponik, dan vertikultur. Teknik budidaya
konvensional merupakan teknik budidaya yang dilakukan di atas lahan biasa
mulai dari pengolahan tanah, penanaman, hingga pemanenan. Teknik budidaya
hidroponik merupakan cara bercocok tanam tanpa menggunakan media tanam
tanah tetapi memakai media air atau bahan porous lainnya dengan pemberian
unsur hara dalam bentuk larutan secara terkendali. Sedangkan vertikultur adalah
sistem tanam di dalam pot yang disusun atau dirakit secara bertingkat, biasanya
diusahakan di lahan terbatas. Teknik hidroponik dan vertikultur sebenarnya
merupakan teknik klasik namun kurang dikenal oleh masyarakat awam.
Berbagai persoalan konsumsi sayuran yang ada di Pahawang menuntut
pemecahan masalah yang bersifat segera, sebab dikhawatirkan terbatasnya akses
masyarakat terhadap sayuran akan berdampak pada kesehatan masyarakat.
Berdasarkan definisi berbagai teknik budidaya di atas, teknik vertikultur
merupakan teknik budidaya yang tepat untuk mengatasi persoalan-persoalan
terkait sayuran di Pahawang. Media tanam dalam vertikultur hampir sama dengan
media pada teknik budidaya konvensional yang sudah lebih dahulu dikenal
masyarakat. Selain itu, bentuk yang vertikal dapat membuatnya terhindar dari
gangguan hewan, seperti anjing. Kelebihan lain dari teknik vertikultur yaitu dapat
menambah nilai estetika pulau yang konon akan dijadikan tempat pariwisata
sehingga dapat menambah esensi yang lebih menguntungkan.
C.
PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan dalam program ini adalah
dapat dirumuskan sebagai berikut.
1.
Apakah penerapan sistem budidaya sayuran secara vertikultur dapat mengatasi
kesulitan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan akan sayuran dikarenakan
akses pasar yang jauh, alat transport yang kurang dan relatif mahal?
2
5/20/2018 PKMM Vertikultur
5/17
2. Apakah penerapan sistem budidaya sayuran secara vertikultur dapat mengatasi
pengangguran yang terjadi pada ibu rumah tangga usia produktif?
3. Apakah penerapan sistem budidaya sayuran secara vertikultur dapat mengatasi
kesulitan masyarakat untuk membudidayakan tanaman sayuran karena adanya
gangguan anjing?
4. Apakah penerapan sistem budidaya sayuran secara vertikultur dapat menambah
pengetahuan masyarakat mengenai teknik budidaya sayuran secara vertikultur?
D.TUJUAN
Program ini dilaksanakan dengan tujuan agar penerapan sistem budidaya sayuran
secara vertikultur dapat:
1.
Mempermudah masyarakat dalam mendapatkan sayuran, setidaknya untuk
konsumsi rumah tangga sendiri.
2. Memberdayakan ibu rumah tangga.
3.
Menghindari gangguan anjing pada lahan petani yang ditanami sayuran.
4. Memperkenalkan kepada masyarakat teknik vertikultur.
E.LUARAN YANG DIHARAPKAN
Output yang diharapkan dengan adanya penerapan budidaya sayuran secara
vertikultur yaitu ibu rumah tangga dapat menggunakan waktu luangnya secara
optimal serta dapat membudidayakan sayuran tanpa terkendala gangguan anjing
sehingga akses masyarakat terhadap sayuran menjadi mudah. Dengan demikian
akan tercipta rumah tangga yang mandiri dalam hal penyediaan sayuran serta
cukup dalam memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral keluarga.
F.KEGUNAAN
Dengan terlaksananya program ini diharapkan kebutuhan konsumsi sayuran
rumah tangga di Pulau Pahawang dapat terpenuhi, karena selama ini masyarakat
setempat tidak membudidayakan sayuran akibat adanya gangguan anjing. Dari
segi ekonomi, terealisainya program ini dapat menghemat akomodasi masyarakat
untuk membeli sayuran ke pasar. Selain itu, vertikultur dapat menambah nilai
3
5/20/2018 PKMM Vertikultur
6/17
estetika pulau sehingga menambah daya tarik wisatawan. Sedangkan dari segi
IPTEK, penerapan teknik ini merupakan cara untuk mensosialisasikan salah satu
teknik budidaya sayuran, yaitu teknik vertikultur. Teknik ini dapat membuat
sayuran terhindar dari gangguan anjing, dapat menghindari kondisi tanah yang
dominan pasir, dan mengandung kadar garam tinggi.
G. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN
Pahawang merupakan pulau yang terletak di kawasan Teluk Lampung yang
termasuk dalam Kecamatan Punduh Pedada Kabupaten Lampung Selatan. Sesuai
dengan keadaan fisik pulau pada umumnya, kondisi tanah di pulau ini berpasir,
masyarakat di sana membudidayakan tanaman berupa pisang, kelapa, kakao, dan
karet. Akan tetapi, masyarakat di sana belum membudidayakan sayuran,
dikarenakan lahan yang ditanami diganggu hewan seperti anjing dan juga masalah
klasik sifat manusia yaitu ibu rumah tangga yang kurang memanfaatkan waktu
luangnya secara optimal. Oleh karena itu, kami memperkenalkan teknik budidaya
vertikultur dimana cara ini dapat memberdayakan kaum ibu rumah tangga. Selain
itu, aspek keuntungan setiap rumah tangga yang menerapkan teknik budidaya
sayuran vertikultur yaitu dapat memenuhi konsumsi sehari-hari rumah tangga
akan sayuran dan juga dapat memperindah keadaan fisik pulau pahawang yang
dapat menarik pengunjung ataupun wisatawan asing.
Akses untuk mendapatkan sayuran di pulau ini cukup jauh, lelah dan merepotkan,
karena biasanya masyarakat membeli sayuran dengan tujuan utama ke pasar
Hanura. Mereka harus menyeberangi laut kira-kira selama 45 menit dengan biaya
sebesar Rp 10.000,00 - Rp 15.000,00 dengan menggunakan kapal. Jika dihitung
pulang-pergi perjalanan maka akan menghabiskan biaya sebesar Rp 30.000,00.
Kemudian turun dari kapal di dermaga Ketapang, mereka menaiki kendaraan darat
ke pasar Hanura kurang lebih memakan waktu 20 menit dengan biaya sebesar Rp
3.000,00. Sehingga jika dihitung sekali perjalanan darat akan menghabiskan biaya
Rp 6.000,00. Ini berarti total sekali perjalanan pulang-pergi ke pasar Hanura
mencapai biaya Rp 36.000,00. Perjalanan ini bisa juga dilakukan dari dermaga
Gudang Lelang Teluk Betung selama 2,5 jam menggunakan kapal.
4
5/20/2018 PKMM Vertikultur
7/17
H. METODE PELAKSANAAN
Kelompok sasaran : Ibu-ibu PKK di dusun Penggetahan, Desa Pulau
Pahawang, Kecamatan Punduh Pedada, KabupatenPesawaran, Provinsi Lampung
Metode : Sosialisasi program, praktik lapangan, monitoring, dan
evaluasi
Bahan dan Peralatan:
1. Untuk sosialisasi program:
Papan tulis
Spidol dan penghapus
Modul
Daftar hadir/presensi
2. Untuk praktik
Paralon atau bambu
Benih sayuran (bayam, kangkung, bawang merah, dan cabai)
Media tanam (pupuk kompos dan tanah bukit)
Gergaji
Meteran
3. Untuk penunjang kegiatan
Banner
Pengeras suara
Kamera
Prosedur Kerja
Mempersiapan materi dan modul dalam penyiapan materi kegiatan
(program)
Mempersiapkan bahan dan alat kegiatan
5
5/20/2018 PKMM Vertikultur
8/17
Untuk lebih jelasnya sebagaimana terdapat dalam tabel jadwal
pelaksanaan program.
Metode Pelaksanaan
1. Sosialisasi: Perwakilan masing-masing dusun dikumpulkan di Aula
Pertemuan dengan bantuan tokoh desa. Lalu diberi angket atau kuisioner
awal untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat mengenai teknik
vertikultur. Setelah itu, masyarakat diberi penjelasan terkait pengertian,
kelebihan, kekurangan, manfaat, prosedur pembuatan vertikultur, dan
perawatan tanaman dengan teknik vertikultur. Pada akhir sosialisasi
masyarakat diberi angket atau kuisioner akhir guna mengetahui tingkat
pemahaman setelah mendapat materi.
2. Praktik pembuatan demplot: Tim pelaksana memberi contoh tentang
pelaksanaan budidaya sayuran secara vertikultur. Kemudian beberapa
warga diminta untuk praktik pembuatan vertikultur secara langsung
dengan pengarahan dari tim pelaksana kegiatan.
3. Monitoring:Pengawasan dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan
program tiap bulannya.
4. Evaluasi
Evaluasi awal: Evaluasi ini dilakukan untuk mengetahui tingkat
pengetahuan ibu-ibu PKK mengenai teknik vertikultur. Evaluasi ini
dilaksanakan dengan cara memberi kuisioner pada awal kegiatan
(sebelum pemberian materi) dan pada akhir kegiatan (setelah pemberian
materi).
Evaluasi proses: Evaluasi ini dilakukan selama proses budidaya
berlangsung yaitu bersamaan dengan tahap monitoring. Hal ini
dilaksanakan dengan melihat antusias ibu-ibu rumah tangga dalam
program ini. Indikator yang digunakan adalah masih adakah gangguan
anjing terhadap tanaman sayuran, bagaimana perawatan yang dilakukan
ibu-ibu terhadap tanaman vertikultur, bagaimana penyebaran informasi
6
5/20/2018 PKMM Vertikultur
9/17
tentang vertikultur oleh masyarakat sendiri, dan terpenuhi atau tidaknya
kebutuhan sayuran masyarakat setempat.
Evaluasi akhir: Evaluasi dilakukan untuk mengetahui tingkatkeberhasilan program secara keseluruhan yaitu dengan menilai bisa atau
tidaknya program ini dilaksanakan secara berkelanjutan dan tanpa
pengawasan.
I. JADWAL KEGIATAN
J. RANCANGAN BIAYA
JENIS KEGIATAN BULAN 1 BULAN 2 BULAN 3 BULAN 4 BULAN 5
Minggu ke- 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
PERSIAPAN
Survei Awal
Koordinasi Tim
Koordinasi dg warga
PELAKSANAAN
Cek Bahan & Alat
Sosialisasi Program
Praktik Turun Lapang
PEMBAHASAN
Monitoring
Evaluasi Program
Analisa Hasil
Konsultasi
PELAPORAN
Penyusunan Laporan
Konsultasi Laporan
No JENIS PENGELUARAN SATUAN NOMINAL
1. PERSIAPAN AWAL
- Pencarian Literatur Rp 150.000,00
- Pembuatan Proposal Rp 50.000,00 Rp 50.000,00
- Survei Awal 5 orang x Rp 160.000,00 Rp 800.000,00
- Perizinan / Sewa Tempat Rp 200.000,00
7
5/20/2018 PKMM Vertikultur
10/17
2. PELAKSANAAN PROGRAM
Sosialisasi Program
- Akomodasi Rp. 950.000,00 Rp 950.000,00
- Konsumsi Peserta 30 orang x Rp 12.000,00 Rp 360.000,00
- Pengeras Suara 1 buah Rp 150.000,00
- Pembuatan Banner 1 buah (3 x 1 m) Rp 150.000,00
- Dokumentasi (kamera + cetak foto) Rp 250.000,00
- Spidol + tinta 2 buah x Rp 15.000,00 Rp 30.000,00
- Pembuatan Modul dan kuisioner 30 eks x Rp 8.000,00 Rp 240.000,00
- Noteblock dan pulpen peserta 30 buah x Rp 7.000,00 Rp 210.000,00
- Buku Kendali 7 eks x Rp 5.000,00 Rp 35.000,00- Plakat 2 buah x Rp 80.000,00 Rp 160.000,00
- Sertifikat, map, dan laminating 30 eks x Rp 20.000,00 Rp 600.000,00
Praktik Turun Lapang
- Paralon (3 inchi) 50 meter Rp 550.000,00
- Media tanam 12 karung x Rp 25.000,00 Rp 300.000,00
- Benih sayur 4 bungkus x Rp 25.000,00 Rp 100.000,00
- Growmor 3 buah x Rp 30.000,00 Rp 90.000,00
- polybag 150 bungkus x Rp. 1.000,00 Rp 150.000,00
- Meteran 6 buah x Rp 10.000,00 Rp 60.000,00
- Pisau 12 buah x Rp 6.000,00 Rp 72.000,00
- Tali tambang 2 gulung x Rp 50.000,00 Rp 100.000,00
- Gembor 30 buah x Rp 15.000,00 Rp 450.000,00
- Sprayer 30 buah x Rp 5.000,00 Rp 150.000,00
Pengawasan/Monitoring
- Monitoring Bulanan (Per semester) 5 x Rp 300.000,00 Rp 1.500.000,00- Monitoring Lanjutan (Akhir Program) 5 x Rp 300.000,00 Rp 1.500.000,00
3. PELAPORAN
- Pencarian Literatur Rp 200.000,00
- Cetak dan Jilid Rp 100.000,00
4. Pengel. TAK TERDUGA Rp 350.000,00
5. JUMLAH TOTAL PENGELUARAN Rp 10.007.000,00
8
5/20/2018 PKMM Vertikultur
11/17
5/20/2018 PKMM Vertikultur
12/17
5/20/2018 PKMM Vertikultur
13/17
Lampiran 2
Gambar 1.Peta letak Pulau Pahawang
Gambar 2. Salah satu contoh rumah penduduk di Pulau Pahawang
11
5/20/2018 PKMM Vertikultur
14/17
Lampiran 3
Berikut ini merupakan teknis pelaksanaan praktik lapang yang akan kami lakukan.
Bahan: Paralon tau bambu, benih sayuran (bayam, kangkung, bawang merah, dan
cabai), media tanam (pupuk kompos dan tanah bukit), dan growmore.
Alat : Gergaji, meteran, pisau, sprayer, gembor, dan tali tambang.
Cara Pembuatan Vertikultur:
1.
Pembuatan tempat tanam vertikultur
Tempat tanam sayuran dengan sistem vertikultur dapat berupa pipa atau
bambu. Cara pembuatan tempat penanaman sayuran secara vertikultur baik
dengan bahan pipa maupun bambu sama, yaitu:
Pipa dipotong sepanjang 1.5 m.
Kemudian pipa tersebut diberi tanda sebagai tempat pembuatan lubang
tanam. Jarak anatalubang tanam bervariasi, umumnya 20-30cm, tergantung
jenis tanaman yang akan ditanam. Efisiensi penggunaan pipa ini akan
tercapai apabila dapat dibuat banyak lubang tanam dengan jarak yang tepat.
Sebaiknya, lubang tanam dibuat berselang-seling untuk menghindari
penumpukan tanaman.
Setelah diberi tanda, pipa dilubangi dengan menggunakan pisau. Lubang
tanam bisa juga dengan membuat sayatan pada pipa (arah sayatan tegak
lurus arah panjang pipa). Panjang sayatan adalah garis tengah lubang
tanam. Setelah sayatan dibuat, bagian tersebut dipanasi dengan
mendekatkannya pada lilin. Setelah panas dimasukkan kayu pengungkit
pada bagian sayatan untuk mengungkit bagian pipa yang dipanasi sehingga
membentuk lubang tanam. Lubang tanam yang telah terbentuk perlu
ditempelkan pada kain basah setelah diungkit, agar pipa tidak kembali ke
bentuk semula.
Lalu pipa ditanam di dalam tanah sedalam 30cm. Kemudian diikat
secara berselang-seling agar pipa berdiri dengan kokoh.
2. Pembuatan media tanam
Media tanam yang digunakan berupa campuran kompos dan tanah bukit
dengan perbandingan volume 1:1.
12
5/20/2018 PKMM Vertikultur
15/17
Kemudian campuran tersebut dimasukkan ke dalam pipa yang sudah
ditanam. Campuran ini dimasukkan hingga diperoleh media tanam yang
cukup padat. Pemadatan dapat dilakukan dengan penyiraman air.
3.
Persemaian dan penanaman
Terdapat beberapa tanaman sayuran yang akan digunakan dalam program
ini, yaitu bayam, kangkung, bawang merah, dan cabai. Jenis tanaman yang
dapat langsung ditanam antara lain bayam, kangkung, dan bawang merah.
Penanaman cabai memerlukan persemaian terlebih dahulu.
Cara persemaian: benih-benih tersebut disemai dalam polybag atau tempat
tanam lain. Setelah tanaman berumur 3 minggu, tanaman dapat dipindah
ke dalam pipa.
Cara pemindahan: polybag disobek kemudian bibit tanaman dikeluarkan
secara hati-hati bersama dengan sedikit media tempat tumbuhnya.
4. Pemeliharaan
Penyiraman dilakukan dengan sistem siram langsung dengan
menggunakan gembor kecil. Jumlah air tidak boleh berlebihan, dilanjutkan
dengan proses pemupukan menggunakan pupuk cair berupa growmore
dengan konsentrasi 2 g/liter yang diberikan dengan cara penyemprotan
menggunakan sprayer. Pupuk diberikan setiap minggu sekali dengan
volume semprot semakin meningkat sesuai dengan fase pertumbuhan
tanaman.
Gambar 3.Contoh sistem penanaman sayuran secara vertikultur
Sumber gambar:
http://smpxaveriusbta.blogspot.com/2011/01/praktik-tanaman-verticultura.html
http://hasant.wordpress.com/2008/07/04/vertikultur-sebagai-alternatif-bagi-lahan-sempit/
13
http://smpxaveriusbta.blogspot.com/2011/01/praktik-tanaman-verticultura.htmlhttp://hasant.wordpress.com/2008/07/04/vertikultur-sebagai-alternatif-bagi-lahan-sempit/http://hasant.wordpress.com/2008/07/04/vertikultur-sebagai-alternatif-bagi-lahan-sempit/http://smpxaveriusbta.blogspot.com/2011/01/praktik-tanaman-verticultura.html5/20/2018 PKMM Vertikultur
16/17
5/20/2018 PKMM Vertikultur
17/17
Recommended