View
52
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menkes mengatakan, angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di
Indonesia tinggi karena persalinan masih banyak dilakukan di rumah. Berdasarkan hasil
SDKI tahun 2007 tercatat bahwa angka ibu melahirkan sebesar 228 per 100 ribu kelahiran
dan angka kematian bayi sebesar 34 per seribu kelahiran hidup.
Namun hasil SDKI 2012 tercatat sudah mulai turun perlahan bahwa angka kematian
ibu melahirkan tercatat sebesar 102 per seratus ribu kelahiran hidup dan angka kematian
bayi sebesar 23 per seribu kelahiran hidup.Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah
satu indikator untuk melihat derajat kesehatan perempuan. Angka kematian ibu juga
merupakan salah satu target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan milenium
yaitu tujuan ke 5 yaitu tujuan meningkatkan kesehatan ibu dimana target yang akan
dicapai sampai tahun 2015 adalah mengurangi sampai ¾ resiko jumlah kematian ibu. Dari
hasil survei yang dilakukan AKI telah menunjukan penurunan dari waktu ke waktu,
namun demikian upaya untuk mewujudkan target tujuan pembangunan milenium masih
membutuhkan komitmen dan usaha keras yang terus menerus.
Angka Kematian Ibu (AKI) di Jawa Tengah selama tahun 2012 ternyata cukup
tinggi, berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Jawa Tengah angka kematian ibu (AKI) di
wilayah tersebut mencapai 675 kasus dan cenderung meningkat dibandingkan dengan
tahun sebelumnya.
Menurutnya, meski dari jumlah AKI terlihat mengalami peningkatan, dirinya
melihat proporsi kasusnya sebenarnya tergolong stagnan karena ada kenaikan jumlah ibu
hamil pada 2012 dibandingkan dengan 2011. Bahkan jumlah ibu hamil di Jateng pada
2011 tercatat 592 ribu orang (668 kasus AKI), sedangkan pada 2012 jumlah ibu hamil
lebih banyak, yakni 604 ribu orang (675 kasus AKI).
Dijelaskannya, daerah-daerah di Jateng yang masih memiliki AKI cukup tinggi pada
2012, yakni Kabupaten Brebes yang tercatat 51 kasus, diikuti Pemalang, Grobogan,
Cilacap, dan Pekalongan, sebanyak 34 kasus AKI.
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Normal 1
Ditanya penyebab AKI di Jateng yang dominan, ia mengakui memang ada sedikit
perbedaan dibandingkan dengan kecenderungan tahun sebelumnya, sebab preeklamsia dan
eklamsia penyebab dominan AKI selama 2012.
Ada pula faktor non-kebidanan yang menjadi faktor penyebab AKI, kata dia, seperti
penyakit tuberkulosis, radang otak, gagal jantung hingga gagal ginjal yang dialami ibu
hamil dan melahirkan.
Untuk menekan AKI, Dinkes Jateng akan mengoptimalkan puskesmas PONED
(Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar) dan rumah sakit PONEK (Pelayanan
Obstetri dan Neonatal Emergensi Komprehensif).
Tidak semua puskesmas menerapkan standar PONED dan RS terapkan PONEK,
tetapi dipilih di daerah tertentu yang memiliki kasus kehamilan berisiko tinggi dan kondisi
sosial budaya masyarakat setempat.
B. Tujuan
Tujuan umum :
Untuk menjaga kelangsungan hidup dan meningkatkan derajat kesehatan ibu dan bayi.
Walaupun dengan intervensi yang minimal, namun upaya yang terintegrasi dan lengkap
tetap harus dijaga agar prinsip keamanan dan kualitas pelayanan optimal.
Tujuan khusus :
Adapun tujuan yang dapat kita ambil dari laporan ini adalah agar mahasiswa mampu :
a. Melakukan pengkajian data
b. Mengidentifikasi diagnosa masalah dan kebutuhan
c. Menentukan identifikasi masalah potensial
d. Menentukan kebutuhan segera
e. Membuat rencana kegiatan
f. Melaksanakan evaluasi dan hasil tindakan
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Normal 2
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi ( janin dan plasenta )
yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau
melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan ( kekuatan sendiri ). Proses ini
dimualai dengan adanya kontraksi persalinan sejati, yang ditandai dengan perubahan
serviks secara progresif dan diakhiri dengan kelahiran plasenta.(Ari, 2010:4)
Persalinan normal adalah proses kelahiran janin pada kehamilan cukup bulan
(aterm, 40 minggu), pada janin letak memanjang dan presentasi belakang kepala, yang
disusul dengan pengeluaran plasenta dan seluruh proses kelahiran itu berakhir dalam
waktu kurang dari 24 jam, tanpa tindakan atau pertolongan buatan dan tanpa
komplikasi (Sumapraja, 2005:47).
Partus adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari
dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Sarwono, 2006:180).
Persalinan adalah rangkaian proses yang berakhir dengan pengeluaran hasil
konsepsi oleh ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksi persalinan sejati, yang ditandai
oleh perubahan progresif pada serviks, dan diakhiri dengan kelahiran plasenta
(Varney,2007:672)
B. Penyebab Persalinan
Estrogen berfungsi untuk meningkatkan sensitivitas otot rahim serta
memudahkan penerimaan rangsangan dari luar seperti rangsangan oksitosin,
prostaglandin dan mekanis. Progesteron berfungsi untuk menurunkan sensitivitas otot
rahim, menghambat rangsangan dari luar seperti rangsangan oksitosin, prostaglandin
dan mekanis serta menyebabkan otot rahim dan otot polos relaksasi.
Estrogen dan progesteron harus dalam komposisi keseimbangan, sehingga
kehamilan dapat dipertahankan. Perubahan keseimbangan antara progesteron dan
estrogen memicu oksitosin dikeluarkan oleh hipofisis posterior, al tersebut
menyebabkan kontraksi yang disebut dengan Braxton Hicks. Kontraksi braxton hicks
akan menjadi kekuatan dominan saat mulainya proses persalinan sesungguhnya, oleh
karena itu makin matang usia kehamilan maka frekuensi kontraksi ini akan semakin
sering.
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Normal 3
Oksitosin diduga bekerja sama dengan prostaglandin, yang kadarnya makin
meningkat mulai usia kehamilan minggu ke -15. Di samping itu, faktor status gizi
wanita hamil dan keregangan otot rahim juga secara penting mempengaruhi
dimulainya kontraksi otot rahim.
Ada beberapa teori tentang penyebab mulainya persalinan, yaitu:
a. Teori penurunan hormon
Saat 1-2 minggu sebelumproses melahirkann dimulai, terjadi
penurunan kada estrogen dan progesteron. Progesteron bekerja sebagai
penenang otot – otot polos rahim, jika kadar progesteron turun akan
menyebabkan tegangnya pembuluh darah dan menimbulkan his.
b. Teori plasenta menjadi tua
Seiring matangnya usia kehamilan, villi chorialis dalam plasenta
mengalami beberapa perubahan, hal ini menyebabkan turunnya kadar
estrogen dan pregesteron yang mengakibatkan tegangnya pembuluh
darah sehingga menimbulkan kontraksi uterus.
c. Teori distensi rahim
Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu.
Setelah melewati batas tersebut, akhirnya terjadi kontraksi sehingga
persalinan dapat dimulai. Contohnya pada kehamilan gemeli, sering
terjadi kontraksi karena uterus teregang oleh ukuran janin ganda,
sehingga kadang kehamilan gemeli mengalami persalinan yang lebih
dini.
d. Teori iritasi mekanis
Di belakang serviks terletak ganglion servikalis ( fleksus
frankenhauser), bila ganggglion ini digeser dan ditekan (misalnya oleh
kepala janin), maka akan timbul kontraksi uterus.
e. Teori oksitosin
Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis posterior. Perubahan
keseimbangan estrogen dan progesteron karena matangnya usia
kehamilan menyebabkan oksitosin meningkatkan aktivitasnya dalam
merangsang otot rahim untuk berontraksi, dan akhirnya persalinan
dimulai.
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Normal 4
f. Teori hipotalamus – pituitari dan glandula supra renalis
Glandula suprarenalis merupakan pemicu terjadinya persalinan. Teori
ini menunjukkan, pada kehamilan dengan bayi anensefalus sering
terjadi kelambatan persalinan karena tidak terbentuknya hipotalamus.
g. Teori prostaglandin
Prostaglandin yang dihasilkan oleh desidua disangka sebagai salah satu
sebab permulaan persalinan. Hasil percobaan menunjukkan bahwa
prostaglandin F2 dan E2 yang diberikan secara intravena menimbulkan
kontraksi miometrium pada setiap usia kehamilan. Hal ini juga
disokong dengan adanya kadar prostaglandin yang tinggi baik dalam
air ketuban maupun dalam darah perifer pada ibu hamil sebelum
melahirkan atau selama proses persalinan.
h. Induksi persalinan
Persalinan dapat ditimbulkan dengan jalan sebagai berikut,:
1) Gagang laminaria : dengan cara laminaria dimasukkan kedalam
kanalis servikalis dengan tujuan merangsang fleksus
frankenhauser.
2) Amniotomi : pemecahan ketuban
3) Oksitosin drip : pemberian oksitosin menurut tetesan per infus.
C. Faktor – faktor yang mempengaruhi proses persalinan
1. Passage ( jalan lahir )
a) Panggul
1) Tulang Koksigis
Terdiri dari :
Tulang Illium (tulang susu), merupakan tulang terbesar dari
panggul yang membentuk bagian atas dan belakang
panggul.
tulang iskium (tulang duduk), terdapat disebelah bawah
tulang usus.
Tulang pubis (tulang kemaluan), terdapat disebelah bawah
dan depan tulang ilium.
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Normal 5
2) Tulang sakrum (tulang kelangkang)
Tulang ini berbentuk segitiga dengan lebar di bagian atas dan
mengecil di bagian bawah. Tulang kelangkang terletak diantara
kedua tulang pangkal paha.
3) Tulang koksigis (tulang tungging)
Berbentuk segitiga dengan ruas 3 – 5 buah yang menyatu.
Secara fungsional, diketahui terdapat dua besar bagian panggul :
Pelvis mayor
Pelvis mayor adalah bagian pelvis yang terletak di antara linea
terminalis, diseut juga false pelvic.
Pelvis minor
Pelvis minor adalah bagian pelvis yang terletak di sebelah bawah
linea terminalis yang disebut sebagai true pelvic. Bagian ini adala
bagian yang mempunyai peranan penting dalam obstetrik dan
harus dikenal serta dinilai sebaik – baikna untuk dapat
menggambarkan proses persalinan.
b) Pintu atas panggul (PAP)
Merupakan bagian dari pelvis minor yang terbentuk dari
promontorium, tulang saakrii, linea terminalis dan pinggir atas simpisis.
Jarak antara simfisis ke promontorium kurang lebih 11 cm yang disebut
konjugata vera. Jarak terjauh garis melintang pada PAP adalah 12,5 – 13
cm yang disebut diameter transversa. Bila ditarik garis dari artikulasi
sakro-iliaka ke titik pertemuan antara diameter transversa dan konjungata
vera kemudian diteruskan ke linea inominata maka akan ditemukan
sebuah diameter obliq dengan ukuran 13 cm.
Dalam obstetrik dikenal ada empat macam bentuk panggul menurut Caldwell
dan Moloy, dengan masing – masing berciri sebagai berikut;
1) Jenis ginekoid
Panggul ini merupakan bentuk yang paling baik, karena dengan bentuk
panggul yang bhampir bulat seperti ini memungkinkan kepala bayi
mengadakan penyesuaian saat proses persalinan. Kurang lebih ditemukan
pada 45 % wanita.
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Normal 6
2) Jenis android
Ciri jenis ini adalah bentuk pintu atas panggulnya hampir seperti segitiga.
Panggul jenis ini umumnya dimiliki pria, namun ada juga wanita yang
mempunyai panggul jenis ini (15 %).
3) Jenis platipeloid
Panggul jenis ini seperti panggul jenis ginekoid, hanya mengalami
penyempitan pada arah muka belakang. Jenis ini ditemukan pada 5 %
wanita.
4) Jenis antropoid
Panggul jenis ini mempunyai ciri berupa bentuknya yang lonjong seperti
telur, panggul jenis ini ditemukan pada 35 % wanita.
c) Kavum pelvik
Kavum pelvik berada di antara PAP dan PBP, terdiri dari dua bagian penting.
o Bidang dengan ukuran terbesar ( bidang terluas panggul )
Merupakan bagian yang terluas dan bentuknya hampir seperti lingkaran.
o Bidang dengan ukuran terkecil ( bidang tersempit panggul )
Bidang terpenting dalam panggul, memiliki ruang yang paling sempit dan
di tempat ini paling sering terjadi macetnya persalinan. Bidang ini
terbentang dari apeks sampai arkus subpubis melalui spina ichiadika ke
sakrum, biasanya dekat dengan perhubungan antara vertebra sakralis ke-4
dana ke-5.
d) Pintu bawah panggul – PBP (arcus pubis)
Pintu bawah panggul bukan merupakan suatu bidang datar, tetapi
tersusun atas dua bidang yang masing – masing berbentuk segitiga.
Bidang pertama dibentuk oleh garis antarakedua buah tubera os. Ishcii
dengan ujung tulang sakrum, dan bidang kedua dibentuk oleh garis antara
kedua buah tuber os ischii dengan bagian bawah simfisis. Pinggir bawah
simfisis berbentuk lengkung ke bawah dan merupakan sudut (arcus pubis),
dalam keadaan normal sudutnya sebesar 90 °, bila kurang dari itu maka
kepala bayi akan sulit untuk dilahirkan.
e) Bidang hodge
1) Hodge I : bidang yang dibentuk pada lingkaran PAP dengan bagian
atas simfisis dan promomtorium.
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Normal 7
2) Hodge II : bidang yang sejajar Hodge I setinggi bagian bawah simfisis.
3) Hodge III : bidang yang sejajar Hodge I, II setinggi spina ischiadika.
4) Hodge IV : bidang yang sejajar Hodge I, II, III setinggi tulang
koksigis.
2. Power ( kekuatan ibu)
a) HIS
His adalah kontraksi otot- otot rahim pada persalinan.
Ciri atau karakter his adalah sebagai berikut.
Saat hamil
Akibat adanya perubahan keseimbangan hormon estrogen dan
progesteron, terjadi kontraksi otot rahim dengan sifat yang tidak teratur
dan tidak nyeri. Kekuatan dari kontraksi ini masih rendah yaitu 5
mmHg, muncul mulai kehamilan trimester II. Kontraksi ini disebut
Braxton Hicks, dan akan menjadi his dalam persalinan.
Dalam persalinan kala I
Karakteristik dari kontraksi uterus pada kala I.
Kontraksi bersifat simetris
Fundal dominan, artinya bagian fundus uterus berfungsi
sebagai pusat dan mempunyai kekuatan paling besar.
Involunter, tidak dapat dikendalikan oleh pasien.
Terkoordinasi, arah kekuatan terkoordinasi mulai dari pusat his.
Intervalnya makin lama makin pendek.
Kekuatannya makin lama makin besar dan pada kala II diikuti
dengan keinginan untuk meneran.
Diikuti dengan retraksi, artinya panjang otot rahim yang telah
berkontraksi tidak akan kembali lagi ke panjang semula.
Saat persalinan kala II
Kekuatan his pada akhir kala I atau awal kala II mempunyai amplitudo
60 mmHg, yang berarti lebih kuat dari kekuatan sebelumnya. Kekuatan
his dan meneran mendorong janin ke bawah dan menimbulkan
kerengangan yang bersifat pasif. Kekuatan his menimbulkan putaran
paksi dalam, penurunan bagian terendah akan menekan serviks dimana
terdapat fleksus frankenhauser yang menyebabkan refleks untuk
meneran. Kedua kekuatan ini selanjutnya mampu mendorong janin ke
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Normal 8
bawah sehingga terjadilah pembukaan pintu jalan lahir oleh janin,
penipisan perineum dan akhirnya ekspulsi kepala berturut- turut
sehingga lahirlah ubun- ubun besar, dahi, muka dan kepala seluruhnya.
Saat persalinan kala III
Setelah istirahat selama 8 – 10 menit, rahim berkontraksi kembali
untuk melepaskan plasenta dari dinding rahim. Pelepasan plasenta
dapat dimulai dari pinggir, tengah, atau kombinasi dari keduanya.
Saat persalinan kala IV
Ssetelah plasenta lahir kontraksi rahim tetap kuat. Kekuatan kontraksi
ini tidak diikuti oleh interval pembuluh darah tertutup rapat dan
kesempatan membentuk trombus. Melalui kontraksi yang kuat dan
pembentukan trombus, maka terjadi penghentian pengeluaran darah
pasca persalinan. Untuk mengefektifkan his ini, dinerikan obat
uteritonika sesaat setelah bayi lahir.
b) Tenaga meneran
Tenaga meneran pasien akan semakin menambah kekuatan kontraksi uterus.
Pada saat pasien meneran, diafragma dan otot – otot dinding abdomen akan
berkontraksi. Kombinasi antara his dan tenaga meneran pasien akan
meningkatkan tekanan intrauterus sehingga janin akan semakin terdorong ke
luar. Dorongan meneran akan semakin meningkat ketika pasien dalam posisi
yang nyaman, misalnya setengah duduk, jongkok, berdiri atau miring ke kiri.
3. Passager ( isi kehamilan )
a. Janin
Kepala adalah bagian terbesar dari janin dan paling sulit untuk dilahirkan.
Penolong persalinan berkeyakinan jika kepala janin sudah dapat lahir, maka
bagian tubuuh yang lain akan dengan mudah menyusul.
Tulang – tulang penyusun kepala janin terdiri dari :
1) Dua buah os. Parietalis
2) Satu buah os oksipitalis
3) Dua buah os frontalis
Antara tulang satu dengan yang lainnya berhubungan melalui membran
yang kelak setelah hidup di luar uuterus akan berkembang menjadi tulang.
Batas antara dua tulang disebut sutura dan diantara sudut – sudut tulang
terdapat ruang yang ditutupi oleh membran yang disebut fontanel.
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Normal 9
Pada tulang tengkorak janin dikenal beberapa sutura, antara lain :
1. Sutura sagitalis superior
Menghubungkan kedua os parietalis kanan dan kiri
2. Sutura koronaria
Menghubungkan os parietalis dengan os frontalis
3. Sutura lambdoidea
Menghubungkan os parietalis dengan os oksipitalis
4. Sutura frontalis
Menghubungkan kedua os frontalis kanan dan kiri
Terdapat dua fontanel ( ubun – ubun ), antara lain :
1. Fontanel minor ( ubun – ubun kecil )
Berbentuk segitiga, terdpat di sutura sagitalis superior bersilang
dengan sutura lambdoidea, sebagai penyebut ( penunjuk presentasi
kepala) dalam persalinan, yang diketahui melalui pemeriksaan dalam.
Pada saat tangan pemeriksa meraba kepala janin, ketika terasa adanya
cekungan yang berbentuk segitiga, itulah ubun – ubun kecil.
2. Fontanel mayor ( ubun – ubun besar/ bregma)
Berbentuk segiempat panjang. Terdapat di sutura sagitalis superior dan
sutura frontalis bersilang dengan sutura koronaria.
b. Moulage ( molase ) kepala janin
Adanya celah antara bagian – bagian tulang kepala janin memungkinkan
adanya penyisipan antar bagian tulang (overlapping) sehingga kepala janin
dapat mengalami perubahan bentuk dan ukuran. Proses ini disebut molase.
Ukuran – ukuran penting kepala janin
1. Diameter suboccipito bregmatika (10 cm)
Jika kepala janin dilahirkan dalam presentasi belakang kepala, maka
kepala janin akan melintasi vulva dalam ukuran di atas. Presentasi kepala
merupakan presentasi yang peling menguntungkan sedangkan presentasi
dahi adalah yang paling meregangkan dan merusak vulva sehingga
membutuhkan episiotomi paling besar.
2. Diameter suboksipito frontalis (11 cm)
Jika kepala janin dilahirkan dalam presentasi puncak kepala, maka dalam
ukuran inilah kepala janin melintasi vulva.
3. Diameter oksipito mento vertikalis ( 13 cm )
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Normal 10
Ukuran ini terjadi pada persalinan dengan presentasi puncak dahi.
4. Diameter submento bregmatika (10 cm)
Ukuran ini terjadi pada presentasi muka, sama dengan diameter submento
bregmatica tetapi pada persalinan letak muka kepala tidak dapat
mengadakan molase seperti pada presentasi belakang kepala.
5. Diameter biparietalis ( 9,5 cm )
Ini adalah ukuran antara tuber os parietalis kiri dan kanan, merupakan
ukuran terbesar melintang dari kepala.
6. Diameter bitemporalis
Ini adalah ukuran antara os temporalis kanan dan kiri.
c. Hubungan janin dengan jalan lahir
1. Sikap : menunjukan hubungan bagian – bagian janin satu sama lain.
Biasanya tubuh janin berbentuk lonjong (ovoid) kira – kira sesuai dengan
bentuk kavum uterus. Punggung agak membungkuk, kepala menunduk
hingga dagu menyentuh dada, lengan bersilang didepan dada, tungkai
bersilang di depan perut dan tali pusat terletak diantara kedua lengan dan
tungkai.
2. Letak (situs) : menunjukan hubungan sumbu janin dengan sumbu jalan
lahir. Bila kedua sumbunya sejajar disebut letak memanjang, bila tegak
lurus satu sama lain disebut letak melintang.
3. Presentasi dan bagian terbawah : presentasi menunjukan bagian janin yang
terdapat dibagian terbawah jalan lahir. Bagian janin yang terbawah
menyebutkan presentasi janin tersebut. Pada letak memanjang, nagian
terendah yaitu dapat kepala atau bokong, sehingga terdapat presentasi
kepala atau presentasi bokong. Pada letak melintang bagian terbawahnya
bahu, sehingga terdapat presentasu bahu.
4. Presentasi kepala dapat bermacam – macam, tergantung sikap kepala
terhadap badan janin. Apabila kepala fleksi maksimal, bagian terbawahnya
adalah belakang kepala (verteks)/ presentasi belakang kepala. Apabila
kepala defleksi maksimal, bagian terbawahnya muka/ presentasi muka.
Apabila janin bersikap antara kedua kondisi ekstrim ini, maka terdapat
presentasi sinsiput dengan bagian terbawah ubun – ubun besar, dan
presentasi dahi dengan bagian terbawah dahi.
Posisi dan penyebutnya
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Normal 11
Posisi Penyebut
Belakang kepala (verteks) Ubun – ubun kecil (oksiput)
Muka Dagu (mentum)
Bokong Sakrum
Bahu Tidak ada, karena tidak praktis
d. Plasenta dan tali pusat
o Plasenta
Struktur plasenta:
1. Berbentuk bundar atau hampir bundar dengan diameter 15 – 20 cm dan
tebal 2 – 2,5 cm.
2. Berat rata – rata 500 gram
3. Letak plasenta umumnya di depan atau di belakang dinding uterus,
agak ke atas ke arah fundus.
4. Terdiri dari 2 bagian, antara lain :
a. Pars maternal : bagian plasenta yang menempel pada desidua,
terdapat kotiledon ( rata – rata 20 kotiledon). Di bagian ini tempat
terjadinya pertukaran darah ibu dan janin.
b. Pars fetal : terdapat tali pusat (insersio/penanaman tali pusat)
1) Insersio sentralis : penanaman tali pusat di tengah plasenta.
2) Insersio marginalis : penanaman tali pusat di pinggir plasenta.
3) Insersio velamentosa : penanaman tali pusat di selaput janin/
selaput amnion.
Fungsi plasenta :
1. Memberi makan kepada janin
2. Ekskresi hormon
3. Respirasi janin : tempat pertukaran O2 dan CO2 antara janin dan ibu
4. Membentuk hormon estrogen
5. Menyalurkan berbagai antibodi dari ibu
6. Sebagai barier ( penghalang ) terhadap janin dari kemungkinan
masuknya mikroorganisme.
o Tali pusat
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Normal 12
Merupakan bagian yang sangat penting untuk kelangsungan hidup janin
meskipun tidak menutup kemungkinan bahwa tali pusat juga dapat
menyebabkan penyulit persalinan.
Struktur tali pusat :
1. Terdiri dari dua arteri umbilikalis dan satu vena umbilikalis
2. Bagian luar tali pusat berasal dari lapisan amnion.
3. Panjangnya rata – rata 50 cm
Fungsi tali pusat :
1. Nutrisi dan oksigen dari plasenta ke tubuh janin
2. Pengeluaran sisa metabolisme janin ke tubuh janin
3. Zat antibodi dari ibu ke janin
e. Air ketuban
Merupakan elemen penting dalam proses persalinan. Air ketuban ini dapat
dijadikan acuan dalam menentukan diagnosa kesejahteraan janin.
D. Kebutuhan dasar selama persalinan
1. Makan dan minum peroral
Jika pasien berada dalam situasi yang memungkinkan untuk makan, biasanya
pasien akan makan sesuai dengan keinginannya, namun ketika masuk dalam
persalinan fase aktif biasanya ia hanya menginginkan cairan.
2. Akses intravena
Adalah tindakan pemasangan infus pada pasien.
3. Posisi dan ambulasi
Posisi dan ambulasi dapat mengurangi ketegangan dan rasa nyeri, posisi tertentu
justru akan membantu proses penurunan kepala janin sehingga persalinan dapat
berjalan lebih cepat (selama tidak ada kontra indikasi dari keadaan pasien).
Beberapa posisi yang dapat diambil antara lain rekumben lateral (miring), lutut –
dada, tangan – lutut, duduk, berdiri, berjalan dan jongkok.
4. Eliminasi selama persalinan
BAK (buang air kecil) selama proses persalinan dapat difasilitasi dengan
menggunakan pispot, pada kala I pasien dapat BAK di kamar mandi. BAB
( buang air besar) pun dapat di fasilitasi menggunakan pispot.
5. Menerima sikap dan perilaku yang baik
6. Informasi dan kepastian hasil yang aman bagi pasien dan bayinya
7. Dukungan dan upaya menyamankan pasien
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Normal 13
Beberapa bentuk dukungan dan upaya untuk menyamankan pasien, yaitu:
pengaturan posisi, latihan relaksasi, latihan bernapas, menjamin privasi dan
mencegah pemajanan, penjelasan proses dan kemajuan persalinan, usapan pada
punggung, usapan pada abdomen.
8. Pengobatan (oral, IM,IV)
E. Asuhan persalinan KALA I
1. Perubahan fisiologis kala I
a. Uterus
Dengan perubahan bentuk otot uterus pada proses kontraksi, relaksasi dan
retraksi, maka kavum uterus lama kelamaan menjadi semakin mengecil.
Kontraksi uterus mulai dari fundus dan terus melebar sampai ke bawah
abdomen dengan kombinasi ke arah fundus.
b. Serviks
Sebelum onset persalinan, serviks mempersiapkan kelahiran dengan berubah
menjadi lembut. Saat persalinan mendekat, serviks mulai menipis dam
membuka.
c. Lendir darah
Pengeluaran lendir dan darah mengindikasikan telah dimulainya proses
persalinan.
d. Ketuban
Ketuban akan pecah dengan sendirinya ketika pembukaan hampir atau sudah
lengkap. Tidak jarang ketuban harus dipecahkan ketika pembukaan sudah
lengkap. Bila ketuban telah pecah sembelum pembukaan 5 cm, disebbut
ketuban pecah dini (KPD).
e. Tekanan darah
Tekanan darah akan meningkat selama kontraksi, disertai peningkatan sistole
rata – rata 15 – 20 mmHg dan diastole 5 – 10 mmHg.
f. Metabolisme
Selama persalinan metabolisme mengalami peningkatan.
g. Suhu tubuh
Suhu tubuh meningkat selama persalinan , tertinggi selama dan segera setelah
melahirkan.
h. Detak jantung dan pernapasan
Selama persalinan detak jantung dan pernapasan mengalami peningkatan.
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Normal 14
2. Perubahan psikologis kala I
KALA I FASE LATEN
Seiring dengan kemajuan persalinan dan intensitas rasa sakit akibat his
yang meningkat, pasien akan mulai merasakan putus asa dan lelah.
Dalam fase ini yang harus dilakukan bidan adalah menentramkan hati
pasien, membangun rasa kepercayaan dan bersikap bersahabat.
Kala I fase aktif
Sebagian besar pasien akan mengalami penurunan stamina, pasien
sangat tidak suka diajak bicara atau diberi nasehat mengenai apa yang
seharusnya ia lakukan. Ia lebih fokus untuk berjuang mengendalikan
rasa sakit dan keinginan untuk meneran. Dalam fase ini yang harus
dilakukan bidan adalah memberikan semangat dan dukungan.
TANDA BAHAYA KALA I
No Parameter Temuan abnormal Tindakan tanpa
dokter
Tindakan dengan
dokter
1. Tekanan
darah
>140/90 mmHg
dengan sedikitnya
satu tanda lain/
gejala preeklamsi
a.Rujuk pasien
dengan posisi miring
kiri.
b. Pasang infus
Panggil dokter
2. Suhu >38° Hidrasi dan rujuk
pasien
Panggil dokter dan
hidrasi
3. Nadi >100x/menit Hidrasi dan rujuk Panggil dokter dan
hidrasi
4. DJJ <120 atau >160
x/menit
a.hidrasi
b.Ganti posisi pasien
ke posisi miring kiri
c. setelah 1 menit:
®DJJ normal,
lanjutkan
pengamatan dengan
partograf
®DJJ tidak normal,
a.Tindakan sama
jika tidak ada
dokter
b.Periksa kontraksi
c.Jika oksitosin
berjalan, hentikan
aliran.
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Normal 15
rujuk dengan posisi
miring kiri
5. Kontraksi <2kali dalam 10
menit, durasi <40
detik, lemah untuk
dipalpasi
Ambulasi, rubah
posisi, kosongkan
kandung kemih,
stimulasi puting
susu, berikan makan
dan minum, rujuk
jika partograf
melewati garis
waspada.
6. Serviks Partograf melewati
garis waspada pada
fase aktif
Hidrasi dan rujuk Panggil dokter,
hidrasi
7. Cairan
amnion
Mekonium, darah,
bau
a.Tetap monitoring
DJJ, antisipasi
menghisap saat lahir
b.Hidrasi, rujuk
dengan posisi miring
kiri
c.rujuk setelah
memberikan
antibiotik.
Beritahu dokter,
panggil dokter
8. Urine Volume tidak
cukup dan kental
a.Hidrasi
b.Jika tidak ada
kemajuan setelah 4
jam, selidiki dan tata
laksana secara tepat
(hidrasi, katerisasi)
Tindakan sama
dengan jika tidak
ada dokter.
F. Asuhan persalinan kala II
1. Perubahan fisiologis kala II
a. Uterus
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Normal 16
Saat ada his uterus teraba sangat keras karena seluruh ototnya berkontraksi .
b. Serviks
Pada kala II , serviks sudah menipis dan dilatasi maksimal. Saat dilakukan
pemeriksaan dalam, porsio sudah tak teraba dengan pembukaan 10 cm.
c. Pergeseran organ dasar panggul
Tekanan pada otot dasar panggul oleh kepala janin akan menyebabkan pasien
ingin meneran, serta diikuti dengan perenium yang menonjol dan menjadi
lebar dengan anus membuka.
d. Ekspulsi janin
Bila dasar panggul sudah lebih berelaksasi, kepala janin sudah tidak masuk
lagi diluar his.
e. Tekanan darah
Tekanan darah dapat meningkatkan lagi 15-25 mmHg selama kala II
persalinan.
f. Metabolisme
Peningkatan metabolisme terus berlanjut hingga kala II persalinan .
g. Denyut nadi
Frekuensi denyut nadi bervariasi tiap kali pasien meneran.
h. Suhu
Peningkatan suhu tertinggi terjadi pada saat proses persalinan dan segera
setelahnya. Peningkatan suhu normal adalah 0.5-1 °c
i. Pernapasan
Pernapasan sama seperti pada kala I persalinan
j. Perubahan gastrointestinal
Penurunan mortalitas lambung dab absorbsi yang hebat berlanjut sampai pada
kala II.
k. Perubahan ginjal
Perubahan pada organ ini sama seperti pada kala I persalinan.
l. Perubahan hematologi
Perubahan pada sistem hematologi sama dengan pada kala I persalinan.
Mekanisme persalinan normal terbagi dalam beberapa tahap gerakan kepala
janin panggul yang diikuti dengan lahirnya seluruh anggota badan bayi.
1. Penurunan kepala
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Normal 17
Terjadinya selama proses persalinan karena daya dorong dari kontraksi
uterus yang efektif posisi, serta kekuatan meneran dari pasien.
2. Penguncian (engagement)
Tahap penurunan pada waktu diameter biparietal dari kepala janin telah
tidak melalui lubang masuk panggul pasien.
3. Fleksi
Dalam proses masuknya kepala janin ke dalam panggul, fleksi menjadi hal
yang sangat penting karena dengan fleksi diameter kepala janin terkecil
dapat bergerak melalui panggul dan terus menuju dasar panggul.
4. Putaran paksi dalam
Putaran internal dari kepala janin akan membuat diameter anteroposterior
(yang lebih panjang)dari kepala menyesuaikan diri dengan diameter
anteroposterior dari panggul pasien. Pada umumnya rotasi penuh dari
kepala ini akan terjadi ketika kepala telah sampai di dasar panggul atau
segera setelah itu . perputaran kepala yang dini kadang-kadang terjadi pada
multipara atau pasien yang mempunyai kontraksi efisiensi.
5. Lahirnya kepala dengan cara ekstensi
Cara kelahiran ini untuk kepala dengan posisioksiput posterior. Proses ini
terjadi karena gaya tahanan dari dasar panggul, dimana gaya tersebut
membentuk lengkungan carus, yang mengarahkan kepala ke atas menuju
lorong vulva. Uterus yang berkontraksi kemudian memberikan tekanan
tambahan dikepala yang menyebabkan ekstensi lebih lanjut saat lubang
vulva vagina membuka lebar.
6. Restitusi
Restitusi adalah perputaran kepala sebesar 45 derajat baik ke kanan atau
kekiri, bergantung kepala arah dimana ia mengikuti perputaran menuju
posisi oksiput anterior.
7. Putaran paksi luar
Putaran ini terjadi secara bersamaan dengan putaran internal dari bahu,
pada saat kepala janin mencapai dasar panggul, bahu akan mengalami
perputaran dalam arah yang sama dengan kepala janin agar terletak dalam
diameter yang besar dari rongga panggul. Bahu anterior akan terlihat pada
lubang vulva-vaginal, dimana ia akan bergeser di bawah simfisis pubis.
8. Lahirnya bahu dan seluruh anggota badan bayi
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Normal 18
Bahu posterior akan menggembungkan perinium dan kemudian dilahirkan
dengan cara fleksi lateral. Setelah bahu dilahirkan, seluruh tubuh janin
lainnya akan dilahirkan mengikuti sumbu carus.
G. Asuhan persalinan kala III
a. Mekanisme pelepasan plasenta
Segera setelah bayi dan air ketbuan sudah tidak berada didalam uterus,
kontraksi uterus akan terus berlangsung dan ukuran rongganya akan mengecil.
Pengurangan dalam ukuran ini akan menyebabkan pengurangan dala ukuran situs
penyambungan plasenta. Oleh karena itu situs sambungan tersebut akan menjadi
lebih kecil, plasenta menjadi lebih tebal dan mengkerut serta memisahkan diri
dari dinding uterus.
b. Tanda-tanda klinis pelepasan plasenta
1. Semburan darah
Semburan darah ini disebabkan karena penyumbat retroplasenter pecah
saat plasenta lepas.
2. Pemanjanagan tali pusat
Hal ini disebabkan karena plasenta turun ke segmen uterus yang lebih
bawah atau rongga vagina.
3. Perubahan bentuk uterus dari diskoid menjadi globular(bulat)
Perubahan bentuk ini disebabkan oleh kontraksi uterus.
4. Perubahan dalam posisi uterus, yaitu uterus naik di dalam abdomen
Hasil pemeriksaan menunjukan bahwa saat setelah plasenta lepas TFU
akan naik, hal ini disebabkan oleh adanya pergerakan plasenta ke segmen
uterus yang lebih bawah.
c. Komponen manajemen aktif kala III
1. Pemberian oksitosin IM segera setelah bayi lahir (maksimal 2 menit)
2. Tali pusat diklem
3. Plasenta dilahirkan melalui peregangan tali pusat terkendali dengan
menahan fundus uterus secara dorsokranial (arah ke atas dan
kebelakang).
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Normal 19
4. Begitu plasenta dilahirkan, lakukan massase pada fundus uterus secara
sirkular agar uterus tetap berkontraksi dengan baik serta untuk
mendorong keluar setiap gumpalan darah yang ada dalam uterus.
d. Pemeriksaan pada kala III
1. Plasenta
Pastikan bahwa seluruh plasenta telah lahir lengkap dengan memeriksa
jumlah kotiledonnya (rata-rata 20 kotiledon).
2. Selaput ketuban
Setelah plasenta lahir, periksa kelengkapan selaput ketuban untuk
memastikan tidak ada bagian yang tertinggal di dalam uterus.
3. Tali pusat
Setelah plasenta lahir, periksa mengenai dara yang berhubungan dengan
tali pusat.
a. Panjang tali pusat.
b. Bentuk tali pusat (besar, kecil, atau terpilin-pilin).
c. Insersio tali pusat.
d. Jumlah vena dan arteri pada tali pusat.
e. Adakah lilitan tali pusat.
e. Pemantauan kala III
1. Kontraksi
Pemantauan kontraksi pada kala III dilakukan selama melakukan
manajemen aktif kala III (ketika PTT), sampai dengan sesaat setelah
plasenta lahir. Pemantauan kontraksi dilanjutkan selama satu jam
berikutnya kala IV.
2. Robekan Jalan Lahir
Selama melakukan PTT ketika tidak ada kontraksi, bidan melakukan
pengkajian terhadap robekan jalan lahir dan perenium. Pengkajian ini
dilakukan seawal mungkin sehingga bidan dapat menentukan derajat
robekan dan jahitan yang tepat yang akan digunakan sesuai kondisi
pasien.
3. Hygiene
Menjaga kebersihan tubuh pasien terutama didaerah genetalia sangat
penting dilakukan untuk mengurangi kemungkinan kontaminasi terhadap
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Normal 20
luka robekan jalan lahir dan kemungkinan infeksi intrauterus. Pada kala
III kondisi pasien sangat kotor akibat pengeluaran air ketuban, darah,
atau feses saat proses kelahiran janin.
H. Asuhan Persalinan Kala IV
1. Tanda vital
Dalam dua jam pertama setelah persalinan, tekanan darah, nadi, dan
pernapasan akan berangsur kembali normal.
2. Gemetar
Kadang dijumpai pasien pascapersalinan mengalami gemeter, hal ini
normal sepanjang suhu kurang dari 38°C dan tidak dijumpai tanda-tanda
infeksi lain.gemeter terjadi karena hilangnya ketegangan dan sejumlah
energi selama melahirkan dan merupakan respon fisiologis terhadap
penurunan volume intraabdominal serta pergesaran hematologi.
3. Sistem gastrointestinal
Selama dua jam pascapersalinan kadang dijumpai pasien merasa mual
sampai muntah, atasi hal ini dengan posisi tubuh yang memungkinkan
dapat mencegah terjadinya aspirasi corpus aleanum kesaluran
pernapasan dengan setengah duduk atau duduk ditempat tidur.
4. Sistem renal
Selama 2-4 jam pascapersalinan kendung kemih masih dalam keadaan
hipotonik akibat adanya alostaksis, sehingga seringf dijumpai kandung
kemih dan uretra selama persalinan.
5. Sistem kardiovaskuler
Selama kehamilan, volume darah normal digunakan untuk menampung
aliran darah yang meningkat yang diperlukan oleh plasenta dan
pembuluh darah uterus.
6. Serviks
Perubahan-perubahan pada serviks terjadi segera setelah bayi lahir,
bentuk serviks agak menganga sperti corong.
7. Perenium
Segera setelah melahirkan, perenium menjadi kendur karena sebelumnya
teregang oleh tekanan bayi yang bergerak maju.
8. Vulva dan vagina
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Normal 21
Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang sangat
besar selama proses melahirkan.
9. Pengeluaran ASI
Dengan menurunnya hormon estrogen, progesteron, dan human placenta
lactogen hormon setelah plasenta lahir, prolaktin dapat berfungsi
membentuk ASI dan mengelurkannya ke dalam alveoli bahkan sampai
duktus kelenjar ASI.
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN NORMAL
Ny. J UMUR 20 TAHUN G1 P0 A0 UK 39 MINGGU DENGAN PERSALINAN KALA I
FASE AKTIF DI RUANG MAWAR RSUD MAJENANG
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Normal 22
Tanggal/ Pukul : 30 April 2013/05.15 WIB
Ruang/ Tempat : Mawar/ RSUD Majenang
I. Pengkajian tgl/jam : 30 April 2013/ 09.00 WIB
A. Data Subyektif
1 . Identitas
Istri Suami
a. Nama : Ny. J Tn. A
b. Umur : 20 tahun 23 tahun
c. Agama : Islam Islam
d. Suku/bangsa : Jawa/ Indonesia Jawa/ Indonesia
e. Pendidikan : SMA SMK
f. Pekerjaan : IRT wiraswasta
g. Alamat : Adimulya 3/10
h. Telp : -
2. Anamnese
a. Alasan masuk ke ruang VK/Ruang bersalin
Ibu mengatakan sudah ingin melahirkan anaknya
b. Keluhan utama :
Ibu mengatakan mules dari jam 19.00, sudah keluar lendir darah.
c. Riwayat persalinan sekarang
1) Kenceng-kenceng belum teratur mukai tanggal : 29.05.2013 jam 19.00 WIB
2) Kenceng-kenceng teratur mulai tanggal : 30.05.2013 jam 02.00 WIB
3) Keluar lendir darah sejak tanggal : 29.05.2013 jam 19.00 WIB
4) Keluar air ketuban sejak tanggal : 30.05.2013 jam 04.00 WIB
d. Riwayat Perkawinan
a) Perkawinan ke : 1
b) Umur waktu rnenikah : istri 19 tahun. Suami 22 tahun
c) Lama menikah : 1 tahun.
d) Status perkawinan : sah
e. Riwayat menstruasi
Menarche : 12 tahun
Lamanya : 7 hari
Siklus : 28 hari
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Normal 23
Sakit/tidak : tidak sakit
HPHT : 01 Agustus 2012
Teratur/tidak : teratur
f. Riwayat Obstertri
G1 P0 A0
No Thn UKJenis
PersalinanPenolong Tempat H/M L/P BBL Komplikasi
1. 2013 39
mg
Hamil ini
f. Riwayat Kontrasepsi
Ibu mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi apapun.
h. Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti, TBC,
hepatitis, HIV dan juga penyakit menurun seperti, kelainan jantung,
kelainan ginjal, DM, kelainan darah, asma dan hipertensi.
Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan saat ini tidak sedang menderita penyakit menular seperti,
TBC, hepatitis,HIV dan juga penyakit menurun seperti, kelainan jantung,
kelainan ginjal, DM, kelainan darah, hipertensi, dan asma.
Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan baik dari pihak ibu maupun suami tidak ada riwayat
kembar, tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit menular
seperti TBC, hepatitis dan juga penyakit menurun seperti, kelainan
jantung, kelainan ginjal, DM, kelainan darah, hipertensi dan asma.
i. Riwayat Kehamilan
ANC pertama kali tanggal: 12 oktober 2012 Sejak UK: 10 minggu
Frekuensi ANC TM I : 1 kali
TM II : 2 kali
TM III : 3 kali
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Normal 24
Gerakan janin pertama kali dirasakan pada UK 20 minggu
Gerakan janin dalam 12 jam terakhir sebanyak > 10 kali
Senam hamil : ibu mengatakan tidak melakukan senam hamil
Imunisasi TT 1: 23 Nopember 2012
TT 2: 22 Desember 2012
Trimeste
r
Masalah/Keluhan Materi pendidikan kesehatan Tindakan/therapy
I Mual KIE nutrisi, ketidaknyamanan
dan cara mengatasi,
B1,B12B6, asam
folat,
II Tidak ada
keluhan
Tanda bahaya selama
kehamilan, perubahan
fisiologis kehamilan
B1,B6,B12, Tablet
Fe
III Sering miksi Ketidaknyamanan dan cara
mengatasi, persiapan
persalinan
Tablet Fe, Vit C
j. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
a) Nutrisi
Makan terakhir :30/05/2013 Jam : 22.00 WIB
Jenis : nasi, sayur, lauk
Minum terakhir : baru saja ibu minum
Jenis : air putih dan teh manis
b) Eliminasi
BAB
BAB terakhir tanggal 29/05/2013 jam : 05.00 WIB
Jumlah : normal
Warna : kuning kehitaman
Keluhan : tidak ada
BAK
BAK terakhir tanggal : 30/05/2013 jam : 07.10 WIB
Jumlah : normal
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Normal 25
Warna : jernih kekuningan
Keluhan : tidak ada
c) Istirahat
Siang : 1-2 jam perhari
Malam : 6-7 jam perhari
Tidur terakhir jam : jam 22.00 WIB
Keluhan : tidak ada
d) Aktivitas : mengerjakan pekerjaan rumah tangga
e) Personal Hygiene : mandi 2kali/hari, ganti celana dalem 2kali/hari, gosok
gigi 2 kali/hari, ganti baju 2 kali/hari
f) Pola Seksual : tidak dikaji
g) Data Psikososial Spiritual
Kesiapan ibu & keluarga menghadapi persalinan : ibu mengatakan sudah
mempersiapkan segala sesuatunya.
Pengambilan keputusan : suami dengan musyawarah
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : baik Kesadaran : composmentis
BB sebelum hamil : 52 kg Sekarang : 60 kg
TB : 153 cm Lila : 24 cm
Tanda Vital : T :110/70 mmHg N : 84x/menit S : 36 °C R : 24 x/menit
2. Pemeriksaan Obstetrik
Kepala : mesocephal, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan
Muka : tidak ada oedem, tidak ada cloasma gravidarum
Mata : simetris, konjungtiva merah muda, sklera tidak ikterik
Hidung : simetris, tidak ada polip
Mulut : bersih, bibir lembab, tidak ada karies gigi
Telinga : simetris, tidak ada serumen
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan vena jugularis
Aksila : tidak ada pembesaran kelenjar limfe
Payudara :simetris, puting menonjol, kolostrum belum keluar, tidak ada
retraksi dan benjolan abnormal
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Normal 26
Abdomen L I : teraba agak bulat, tidak melenting, lunak (bokong janin).
TFU : 29 cm.
L II : bagian kanan : teraba benjolan-benjolan kecil (ekstremitas
janin) bagian kiri : teraba memanjang, keras seperti papan dan ada tahanan
( punggung janin)
L III : teraba bagian yang bulat, keras dan melenting ( kepala janin).
Kepala sudah masuk PAP.
L IV : posisi tangan .penurunan kepala 4/5.
TBJ : (29-11).155 = 2790 gram
DJJ : (+), Frekuensi : 146x/menit
Genetalia : bersih, tidak ada varises, tidak ada oedem
Pemeriksaan dalam/Vaginal tussae (VT) : tgl : 31/05/2013 jam : 09.00 WIB
Indikasi : untuk mengetahui ibu sudah masuk persalinan atau belum
Hasil : vulva uretra tenang, dinding vagina licin, portio tipis,
pembukaan 4 cm, kepala di hodge II, ket (-).
Ektremitas
Atas : simetris, jumlah jari lengkap, tidak anemis
Bawah : simetris, jumlah jari lengkap, tidak anemis
Reflek patela kanan/kiri : positif/ positif
3. Pemeriksaan Penunjang
Tgl : 31/05/2013 HB : 10,5 gr%
Tgl : 31/05/2013 Golongan darah: A
II. NTEPRETASI DATA
a. Diagnosa Kebidanan
Ny.J umur 20 tahun G1 P0 A0 Uk 39 minggu, janin tunggal, hidup, intra uteri
dalam persalinan kala 1 fase aktif dengan persalinan normal.
Data Dasar
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Normal 27
DS :
Ibu mengatakan ini adalah kehamilan ibu yang pertama
Ibu mengatakn sudah mulai merasa ingin mengejan.
HPHT : 01 Agustus 2012
DO :
Ku : Baik
Kasadaran : Compos Mentis
HPL : 08 Mei 2013
TFU : 29cm
Leopold I : teraba agak bulat, tidak melenting, lunak (bokong janin).
TFU : 29 cm.
Leopold II : bagian kanan : teraba benjolan-benjolan kecil (ekstremitas
janin) bagian kiri : teraba memanjang, keras seperti papan dan ada tahanan
( punggung janin)
Leopold III : teraba bagian yang bulat, keras dan melenting ( kepala janin).
Kepala sudah masuk PAP.
Leopold IV : posisi tangan .penurunan kepala 4/5.
TBJ : (29-11) x 155 = 2790 gram
DJJ : (+) , Frekuensi : 146 kali/menit
His : 3 “20-40” dalam 10 menit
Pemeriksaan dalam/vaginal tussae (VT)
Hasil : vulva uretra tenang, dinding vagina licin, portio tipis,
pembukaan 4 cm, kepala di hodge II, ket (-)
III. DIAGNOSA POTENSIAL
Tidak ada
IV. ANTISIPASI MASALAH
Tidak ada
V. PERENCANAAN
1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan
2. Berkolaborasi dengan dokter SpoG
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Normal 28
3. Beri dukungan mental pada ibu
4. Ambil sampel darah dan diantar ke laboratorium.
5. Anjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
6. Anjurkan ibu untuk relaksasi pernafasan jika ada his.
7. Anjurkan ibu untuk miring kiri
8. Observasi his, djj, dan nadi 30 menit dan 1 jam untuk observasi pembukaan
9. Dokumentasi
VI. PELAKSANAAN
1. Memberitahu ibu hasil pemerikaan bahwa saat ini ibu sudah masuk proses
persalinan
2. Melakukan kolaborasi dengan dokter obsgyn. Advise dokter : gastrul 1/u SL,
3. Memberi dukungan mental pada ibu untuk banyak berdo’a dan bersabar
4. Mengambil sampel darah untuk pemeriksaan Hb dan golongan darah, sampel
darah di antar ke laboratorium.
5. Menganjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi makan dan minum
sebagai tenaga pada saat persalinan.
6. Menganjurkan ibu untuk relaksasi pernafasan jika ada his yaitu tarik nafas
panjang dari hidung kemudian hembuskan melalui mulut.
7. Menganjurkan ibu unutk miring kiri agar penurunn kepala lebih cepat terjadi.
8. Mengobservasi his, DJJ, dan nadi setiap 30 menit, dan 4 jam untuk
pembukaan.
9. Melakukan pendokumentasian.
VII. EVALUASI
1. Ibu mengerti dengan hasil pemeriksaan. Ibu terlihat sedikit tenang.
2. Kolaborasi sudah dilakukann
3. Ibu bersedia untuk banyak bersabar dan berdo’a
4. Sampel darah sudah di ambil dan di antar ke laboratorium
5. Ibu bersedia untuk makan dan minum.
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Normal 29
6. Ibu bersedia untuk relaksasi pernafasan jika ada his
7. Ibu bersedia untuk miring kiri
8. Observasi telahh dilakukan
9. Pendokumentasian sudah dilakukan
CATATAN PERKEMBANGAN KALA II
Tanggal / jam : 31/05/2013 / 13.30 WIB )
S : ibu mengatakan ingin mengejan seperti akan BAB.
O : a. Abdomen : his 5 kali / 10 menit lama 45 detik
DJJ : 154 kali/menit
b.Genetalia : tampak perineum menonjol, vulva membuka , ada tekanan anus
VT : 31/05/2013 / 13.30 WIB
Indikasi : Ibu mengatakan ingin mengejan seperti akan BAB
Tampak perineum menonjol, vulva membuka , ada tekanan anus
Hasil : v/u tenang, dinding vagina licin, portio tidak teraba, pembukaan lengkap, 10
cm, presbelkep, UUk jam 12, molase negative, penurunan kepala di H III, selket
negative, AK (+), LD (+).
A : Ny.J umur 20 tahun G1P0A0 Uk 39 minggu janin tunggal,hidup, intrauterine dalam
persalinan kala II dengan persalinan normal.
P :
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Normal 30
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa saat ini ibu sudah pembukaan lengkap dan
sudah diperbolehkan untuk mengejan.
- Ibu mengerti penjelasan bidan dan bersedia untuk mengejan.
2. Memasang kain bersih dibawah bokong dan atas perut ibu.
- Kain bersih sudah dipasang dibawah bokong dan atas perut ibu.
3. Mendekatkan partus set dan menyedot oxytosin 10 IU.
- Partus set sudah didekatkan, dan oxytosin 10 IU sudah disedot.
4. Memposisikan ibu dengan posisi senyaman mungkin.
- Ibu sudah diposisikan senyaman mungkin.
5. Mengajarkan pada ibu cara mengejan yang benar, yaitu saat ada his yang kuat mulai
dengan menarik napas panjang lewat hidung, kemudian mengejan yang kuat seperti
akan BAB, dagu menempel di dada dan kedua tangan menarik paha menempel
dengan perut.
- Ibu sudah mencoba mengejan seperti yang bidan ajarkan.
6. Membuka partus set dan mengenakan sarung tangan steril.
- Partus set sudah dibuka, sarung tangan sudah dikenakan.
7. Memasang duk steril 1/3 bagian dibawah bokong ibu.
- Duk steril 1/3 bagian sudah dipasang dibawah bokong ibu.
8. Memimpin persalinan.
a. Menganjurkan ibu untuk mengejan saat ada his yang kuat.
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Normal 31
b. Saat kepala nampak berdiameter 5-6 cm didepan vulva tangan kanan melindungi
perineum dan tangan kiri melindungi kepala bayi agar tidak terjadi defleksi
maksimal, sambil memimpin ibu mengejan saat ada his kuat.
c. Saat kepala lahir, cek adanya lilitan tali pusat , bersihkan muka, hidung dan mulut
bayi dari lender darah dan cairan ketuban, sambil menunggu kepala bayi
melakukan putaran paksi luar.
d. Setelah kepala bayi melakukan putaran paksi luar, pegang kepala bayi secara
biparietal, kemudian gerakan kepala bayi kebawah untuk mengeluarkan bahu
depan, setelah bahu depan keluar, gerakan kepala bayi ke atas untuk mengeluarkan
bahu belakang.
e. Setelah kedua bahu keluar lakukan sangga susur untuk mengeluarkan keseluruhan
badan bayi.
9. Setelah bayi lahir, nilai keadaan umum bayi,meliputi usaha nafas , tonus otot, dan warna
kulit.
- Bayi menegis spontan keras, gerakan aktif, warna kulit kemerahan.
10. Setelah ± 2 menit klem tali pusat ± 3 cm dari perut bayi, kemudian urut kearah
maternal ibu klem yang kedua dengan jarak ± 2 cm dari klem pertama, kemudian
potong tali pusat diantara kedua klem.
- Tali pusat sudah dipotong.
Bayi lahir spontan normal, langsung, pada 31 April 2013 jam 15.05 WIB, jenis
kelamin laki – laki , BB 3400gr, TB : 48 cm, a/s : 7/9.
CATATN PERKEMBANGAN KALA III
Tanggal / jam : 31/05/2013 / 15.05 WIB )
S : Ibu mengatakn lega bayinya sudah lahir
O :KU : Baik Kesadaran : Compos Mentis
TFU : Setinggi Pusat Perdarahan : ± 150 cc
Ada tanda-tanda kala III :
- Perubahan uterus menjadi globuler
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Normal 32
- Semburan darah dari jalan lahir
- Tali pusat memanjang
A : Ny.J umur 20 tahun P1 A0 Ah1 dalam persalinan kala III dengan persalinan normal
P :
1. Memberitahu ibu bahwa bayinya sudah lahir tapi plasentanya belum lahir
- Ibu mengerti dan terus bersabar menjalani proses persalinan
2. Melakukan manajemen aktif kala III dengan
- Memastikan bahwa janin tunggal
- Menyuntikan oxytocin 10 IU di 1/3 paha bagian luar secara IM dengan
memberitahu ibu terlebih dahulu bhawa akan di suntik.
- Janin tunggal, oxytocin sudah disuntikan
3. Melakukan peregangan tali pusat terkendali, memindahkan klem tali pusat 5 cm
didepan vulva melakukan dorsokranial dan menunggu tanda-tanda pelepasan plasenta.
- Peregangan tali pusat terkendali sudah dilakukan, tanda-tanda pelepasan
plasenta (+)
4. Setelah plasenta nampak di depan vulva, sangga plasenta dengan kedua tangan, putar
plasenta secara terpilin/searah jarum jam, setelah plasenta lahir tempatkan plasenta di
tempat yang datar untuk mengecek kelengkapan plasenta.
- Plasenta lahir lengkap jam 15.10 WIB
5. Melakukan massase fundus uteri dan mengecek perdarahan
- Sudah dilakukan, kontraksi uterus keras, tidak terjadi perdarahan.
6. Memasukkan plasenta dalam plastik, menilai perdarahan, dan memeriksa laserasi
jalan lahir.
- Plasenta sudah dimasukan dalam plasenta, perdarahan ± 150 cc, tidak ada
leserasi.
CATATAN PERKEMBANGAN KALA IV
Tanggal / jam : 31/05/2013 / 13.15 WIB
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Normal 33
S :
Ibu lega plasentanya sudah lahir
Ibu mengatakan lelah
Ibu mengatakan nyeri pada luka jalan lahir
O :KU : Baik Kesadaran : Compos Mentis
TFU : 2 Jari dibawah pusat
A :Ny. J umur 20 tahun P1 A0 Ah1 dalam persalinan kala IV dengan persalinan normal
P :
1. Bereskan alat-alat yang telah digunakan dan merendam dalam larutan klorin 0,5 %
selama 10 menit.
- Sudah dilakukan.
2. Bersihkan tubuh ibu dan bereskan tempat tidur hingga ibu merasa nyaman.
- Sudah dilakukan dan ibu merasa nyaman.
3. Observasi vital sign, perdarahan, TFU, kontraksi uterus dan kandung kemih selama 2
jam dan mencatat dalam partograf.
- Sudah dilakukan.
BAB IV
PEMBAHASAN
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Normal 34
Setelah kelompok kami melakukan asuhan kebidanan pada kasus persalinan Ny. J
dengan persalinan normal di ruang Mawar RSUD Majenang, penulis menemukan adanya
perbedaan maupun persamaan pada teori dan kasus yang penulis teliti dengan menerapkan 7
langkah manajement asuhan kebidanan yaitu sebagai berikut:
1. Pengkajian
Pengkajian pada langkah pertama ini dilakukan pada tanggal 31 April 2013
pengkajian ini dilakukan dengan mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk
mengevaluasi keadaan secara lengkap yaitu biodata mencakup identitas
pasien,pemeriksaan fisik, pemeriksaan lanjutan dengan melakukan penilaian secara
sistematis dari kepala sampai ujung kaki untuk menilai adanya kelainan atau cacat
bawaan.
Tidak terdapat kesenjangan antara teori dan lahan dikarenakan dalam melakukan
pengkajian dilakukan secara terperinci seperti dalam teori yang ada.
2. Interpretasi Data
Pada langkah ini data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan menjadi
masalah dan diagnosa spesifik yang sudah diidentifikasi data masalah dan diagnosa
keduanya digunakan karena beberapa seperti diagnosa masalah tidak dapat
diselesaikan tetapi sungguh membutuhkan penanganan yang dibutuhkan dalam
sebuah asuhan terhadap pasien. Di lahan, pada Ny J penulis menegakkan diagnose
kebidanan Ny.J umur 20 tahun G1 P0 A0 Uk 39 minggu, janin tunggal, hidup, intra
uteri dalam persalinan kala 1 fase aktif dengan persalinan normal.
Data Dasar
DS :
- Ibu mengatakan ini adalah kehamilan ibu yang pertama
- Ibu mengatakan sudah mulai merasa ingin mengejan.
- HPHT : 01 Agustus 2012
DO :
- Ku : Baik
- Kasadaran : Compos Mentis
- HPL : 08 Mei 2013
- TFU : 29 cm
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Normal 35
- Leopold I : bagian fundus teraba bulat, lunak, tidak melenting ( bokong).
- Leopold II : teraba tahanan, keras, memanjang, seperti papan, pada perut
bagian kanan ( puka).
- Leopold III : pada bagian terendah janin teraba, bulat, keras, melenting
( kepala ), tidak bisa digoyang ( sudah masuk PAP)
- Leopold IV : kedua ujung tangan pemeriksa tidak dapat bertemu ( divergen)
- TBJ : (29-11) x 155 = 2790 gr
- DJJ : (+), Frekuensi : 135 kali/menit
- His : 3 “20-40” dalam 10 menit
- Pemeriksaan dalam/vaginal tussae (VT) ( 31/05/2013 / 09.00 WIB)
Hasil :
Vulva uretra tenang dinding vagina licin, portio teraba lunak tipis,
pembukaan 4 cm, preskep, molase ( - ),UUK jam 10, penurunan kepala di
hodge II, selket ( + ) , LD ( + ), Ak ( - ).
- Setelah membandingkan antara teori dengan lahan tidak ada kesenjangan
3. Mengidentifikasi Diagnosa Potensial
Pada langkah ini penulis mengidentifikasi masalah dan diagnose terbaru. Langkah ini
membutuhkan antisipasi pencegahan segera agar tidak terjadi hal-hal yang lanjut.
Tidak terdapat kesenjangan antara teori dan lahan karena diagnosa potensial penulis
sesuai dengan teori yang ada.
4. Antisipasi Tindakan Segera, Kolaborasi dan Konsultasi
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan /dokter untuk ditangani lebih
lanjut bersama dengan anggota Tim Kesehatan Yang lain sesuai dengan kondisi
pasien. Dalam tindakan antisipasi, lahan melaksanakan kolaborasi dengan dr. SpOg
dan memberikan terapi sesuai advise dokter. Penulis tidak menemukan kesenjangan
antara teori dengan lahan karena dalam penegakan diagnosa yang ada dilahan sama
dengan yang ada dalam teori.
5. Perencanaan
Langkah ini merupakan kelanjutan menejement terhadap masalah atau diagnose yang
tidak diidentifikasi/antisipasi. Pada langkah ini informasi/data dasar yang tidak
lengkap dapat dilengkapi, pada langkah ini bidan merumuskan rencana asuhan sesuai
dengan hasil pembahasan bersama klien ,kemudian membuat kesepakatan bersama
klien sebelum melaksanakannya.
Tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Normal 36
6. Implementasi
Tindakan yang dilakukan sesuai dengan rencana yang telah disusun. Tindakan
dilaksanakan berdasarkan prosedur langsung dilakukan dengan cara efisiensi dan
aman.
7. Evaluasi
Merupakan bagian dari proses asuhan kebidanan untuk melakukan penelitian apakah
asuhan kebidanan telah berhasil keseluruhan atau belum sama sekali, dari hasil situasi
ini menentukan sebagian rencana asuhan kebidanan relevan diterapkan, dihentikan
atau direvisi. Berdasarkan evaluasi rencana asuhan kebidanan dituliskan dalam bentuk
SOAP.
BAB V
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Normal 37
PENUTUP
A. Kesimpulan
Selain melakukan dan melaksanakan pengkajian asuhan kebidanan pada Ny J umur 20
tahun G1P0A0 UK 39 minggu janin tunggal, hidup, intrauterine dalam persalinan kala I
fase aktif dengan persalinan normal di rumah sakit Majenang, penulis menyimpulkan
bahwa :
1. Pada kasus Ny. J umur 20 tahun G1P0A0 Uk 39 minggu janin tunggal, hidup,
intrauterine dalam persalinan dengan persalinan normal didapat dari pengkajian
anamnese dan pemeriksaan fisik.
2. Perencanaan yang dilakukan pada Ny. J agar tidak terjadi diagnose potensial yaitu:
Melakukan kolaborasi dengan dokter SpOG dan memberi terapi sesuai advise dokter.
3. Setelah melaksanakan tindakan sesuai dengan standart asuhan kebidanan persalinan
dan melakukan observasi, maka hasil evaluasi yang didapat yaitu Ny. J mengalami
perkembangan yang sangat baik. Hal ini dapat dibuktikan pada terakhir pengkajian
pada Ny. J dalam keadaan compos mentis, vital sign dalam keadaan normal.
B. Saran
1. Untuk mahasiswa
Dalam melaksanakan praktek klinik kebidanan I, mahasiswa akademi kebidanan DIII
Stikes Alma Ata Yogyakarta diharapkan mampu memberikan asuhan kebidanan pada
ibu bersalin fisiologis dengan pendekatan manajemen kebidanan sesuai dengan 7
langkah Varney dalam memberikan asuhan yang didasari dengan konsep, sikap, dan
keterampilan serta rasa kasih sayang.
2. Untuk pemerintah dan seluruh tenaga kesehatan
Dalam memberikan asuhan kebidanan dan keperawatan ibu bersalin fisiologis sudah
baik dan komprenshif sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu.
3. Untuk keluarga
Diharapkan untuk memperhatikan persiapan keluarga dalam perawatan ibu pasca
perawatan di rumah sakit agar dapat terjaga kondisinya.
DAFTAR PUSTAKA
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Normal 38
Sulistyawati, Ari,dkk. 2010 . Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin . Jakarta : Salemba
Medika.
Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
Varney Hellen. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan, edisi IV volume 2. Jakarta : EGC
Sumapraja, Sudraji. 2005. Persalinan Normal. Jakarta : Gaja Baru.
Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Normal 39
Recommended