Px Neuro Lengkap

Preview:

DESCRIPTION

c

Citation preview

NEUROSAINS DALAM APLIKASI KLINIS NEUROLOGI

Dr. Nizar Yamani, SpS (K)Dr. Nizar Yamani, SpS (K)Bagian NeurologiBagian Neurologi

FKUI-RSCM JakartaFKUI-RSCM Jakarta

WAWASAN ILMU NEUROLOGI

Ilmu-ilmu yang mempelajari segala aspek yang berkaitan dengan susunan saraf (neurosains)

Ditinjau dari kegiatan-kegiatan ilmiahnya dikenal sebagai ilmu-ilmu dasar (basic) dan ilmu-ilmu terapan (applied neurosciences)

Neurosains dasar (basic neurosciences)

Mempelajari berbagai aspek susunan saraf dan mencoba menjelaskan berbagai fenomena dalam anatomi, fisiologi, biokimia dan performance makhluk hidup yang merupakan manifestasi aktivitas susunan saraf dan keterkaitanan masing-masing komponen serta interaksinya .

Kegiatan meliputi neuroanatomi, neurofisiologi, neurokimia, mikroanatomi/histologi baik ditingkat makro maupun di tingkat seluler dan subseluler termasuk mempelajari interaksi masing-masing komponen.

Kegiatan terutama dalam bidang riset.

Neurosains dasar (basic neurosciences)

Neurosains Terapan(APPLIED NEUROSCIENCES)

Mendalami dan menggunakan hasil-hasil penelitian neurosains untuk kemaslahatan dan meningkatkan kesejahteraan manusia.

Antara basic neurosciences dengan applied neurosciences merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Setiap penemuan dalam “basic” dapat memacu penelitian lanjutan yang menjurus ke arah terapan.

Neurologi klinik

Penerapan ilmu-ilmu neurologi untuk mempelajari fenomena-fenomena perubahan berbagai aspek susunan saraf dalam kaitannya dengan berbagai gangguan terhadap susunan saraf pusat dan perifer baik secara primer maupun sekunder.

Metodologi dalam

Neurologi Klinik

Mengaplikasikan neuroanatomi, neurofisiologi, neuropatologi, neurokimia, neuroimaging dan fungsi susunan saraf pusat dan perifer baik dalam keadaan sehat maupun sakit untuk menegakkan diagnosis dan mengaplikasikan penemuan neurofarmakologi, neurobehaviour, neurorestorasi/rehabilitasi dalam rangka pengobatan/penyembuhan penderita.

Sistem saraf pusat otak dan medulla spinalis (motorik, sensorik, otonom, fungsi luhur)

Sistem saraf perifer

- Serabut saraf (dan ganglia) membawa informasi dari kulit dan tungkai (aferen)

- Serabut saraf membawa informasi ke otot-otot untuk mengontrol gerakan (eferen)

- Serabut saraf dan ganglia sistem saraf otonom

- Serabut saraf dan ganglia dari sistem persarafan enteric untuk mengontrol fungsi usus

Organisasi Sistem Persarafan

1. Anamnesis Menggunakan metode wawancara baik dengan

penderita (auto) maupun dengan orang-orang yang “dekat” dengan penderita (allo)

Wawancara ini sangat penting dan utama kelihaian seorang dokter terlihat dari penguasaan komunikasi dan ketajaman naluri dalam mencari penyakit penderita

Anamnesis yang akurat gambaran diagnosis atau diagnosis banding dapat ditemukan

Metode

1. Pemeriksaan/status neurologi klinikA. Pemeriksaan umum, meliputi pemeriksaan

fungsi vital dan gambaran umum dari kepala, dada dan perut serta ekstremitas

A. Pemeriksaan NeurologiMeliputi:• Pemeriksaan Kesadaran

I. Kuantitas; dapat digunakan Skala Koma Glasgow dengan menilai respon mata, motorik, verbal.

II. Kualitas; - Meningkatnya tingkat kesadaran/eksitasi

serebral: tremor, euforia, mania- Menurunnya tingkat kesadaran:

delirium, somnolen, sopor, sopor-koma, koma

GLASGOW COMA SCALE Verbal Motor Eyes

Verbal Orientasi baik (5) Bingung (confused) (4) Bicara tidak sesuai (inappropriate) (3) Suara tidak dimengerti (2) Tidak ada suara (1) (T=intubasi)

Motor Bergerak sesuai perintah (6) Melokalisasi nyeri (5) Fleksi terhadap nyeri (withdrawal) (4) Fleksi abnormal (3) Respons ekstensi (2) Tidak ada respon (1)

Eyes Buka mata spontan (4) Buka mata dengan perintah (3) Buka mata dengan rangsangan nyeri (2) Tidak ada respon (1)

• Pemeriksaan Rangsang Meningeal- Kaku Kuduk- Tanda Brudzinski I - Tanda Kernig- Tanda Brudzinski II- Tanda Lasegue

• Pemeriksaan fungsi saraf kranialis

Pemeriksaan fungsi saraf kranialis

Saraf Kranialis

Homunculus MotorikPemeriksaan Motorik

Traktus Piramidalis- Kortikobulbar- Kortikospinal

Voluntary Movement: “Conscious”

• Meliputi- Kekuatan motorik- Tonus (hiper, normo dan hipo)- Trofik (hiper, normo dan hipo)- Gerakan-gerakan involunter

Pemeriksaan Sistem Motorik

Refleks-Refleks :- Refleks Fisiologis (Biseps, Triseps, KPR,

APR)- Refleks Patologis (Babinsky, Chaddock, dll)

babinsky

babinsky

schaeffer

oppenheim

gordon

chaddock

gonda

Kekuatan motorik

Meliputi:- Pemeriksaan sensorik- Eksteroseptif (nyeri, raba/tekan, suhu)- Proprioseptif- Enteroseptif

Pemeriksaan Sistem Sensorik

General Properties of Sensory Systems

Homunculus Sensorik

Jaras sensorik

• Pemeriksaan fungsi vestibuler dan serebelum

• Pemeriksaan fungsi kortikal luhur jika diindikasikan seperti:- TOAG (Test Orientation and Attention of

Galvaston)- MMSE (Mini Mental Status Examination),

penilaian awal fungsi kognitif

Kesimpulan dari semua pemeriksaan adalah diagnosa atau diagnosa banding (jika belum jelas kesimpulan pemeriksaan tsb).

Dan berdasar diagnosis tersebut disusun rancangan pemeriksaan tambahan/penunjang untuk lebih memastikan diagnosis sekaligus menyingkirkan diagnosis banding.

Diagnosis dan Diagnosis Banding

Meliputi :• Pemeriksaan laboratorium umum/khusus• Pemeriksaan neuroimaging konvensional

CT scan, MRI, MRS, PET, SPECT• Pemeriksaan khusus atas indikasi EEG-

Brain Mapping, EMG, Evoked potential, Doppler, Neurooftalmologi, Neurootologi

Pemeriksaan Tambahan/Penunjang

EEG

EMG

Meliputi• Pengobatan kausal• Pengobatan simptomatik• Pengobatan kognitif dan

neurorestorasi/rehabilitasi

Terapi / Pengobatan

Ilustrasi kasus aplikasi neurologi klinis Seorang laki-laki berusia 60 tahun datang ke dokter

dg keluhan utama nyeri kepala dan sempoyongan yang muncul tiba-tiba.

Sebelumnya ia merasakan kelopak mata kanannya jatuh dan sukar menelan makanan. Selain itu suaranya juga menjadi serak.

Pasien memiliki kebiasaan merokok sejak lama dan konsumsi alkohol > 3 botol setiap hari

RPD: Hipertensi. Minum obat tidak teratur

PF: Tekanan darah meningkat, RR & HR dbn. Ptosis mata kanan, pupil anisokor kiri<kanan, refleks cornea (-) mata kanan, sensasi nyeri ↓ pada sisi kanan wajah, anhidrosis sisi wajah kanan, uvula deviasi ke kiri, palatum kanan jatuh, motorik kekuatan normal, sensasi tajam ↓ pada sisi tubuh kiri

KEGAGALANELEKTRIK

KEGAGALANENERGI JARINGAN

KEGAGALANHOMEOSTASIS KATION

SHIFT NEUROTRANSMITTER& KALSIUM

INTRASELTOKSISITAS Ca

INFARK&

NEKROSIS

KEGAGALANMETABOLIK

KEGAGALAN ELEKTRIK

KEGAGALANENERGI

JARINGAN

MENURUNNYAHOMEOSTASIS

KATION

PERGESERANNEUROTRANSMITTER

& Ca2+

↓ OKSIGEN & GLUKOSA JAR. ↓ ATP & PCr ↑ ASIDOSIS LAKTAT JAR.

↓ KALIUM SELULAR↑ Na,Ca2+, Cr, H2O SELULAR TERJADI EDEMA SITOTOKSIK

↑ PELEPASAN GLUTAMAT & NEUROTRANSMITTER LAIN↑ INFLUX KALSIUM

KEGAGALANMETABOLIK

TOKSISITASCALSIUMEKSTRASELULAR

FOSFOLIPASE → AS. ARAKHIDONAT LEUKOTRIN & PG

RADIKAL OKSIGEN→ MERUSAK MEMBRAN PROTEIN & DNA

PROTEASE → MEMECAH PROTEINARGININ → CITRULIN & NO

INFARKDAN NEKROSIS

KERUSAKAN BBB

EDEMA VASOGENIK(INTRASEL EDEMA)

AKTIVITAS & RECRUITMENTLEKOSIT

The Molecular Events Initiated in Brain Tissue by Acute Cerebral Ischemia

Proteinsintesis

AnaerobicGlycolysis

EnergyMetabolismis damaged

Anoxic Depolarization of membrane

cell

CMRG=CerebralMetabolic rate of

Glucose

Kelainan Medulla Spinalis Gejala & Tanda Klinis Lesi Medulla

Spinalis:1. Tanda motorik

A. Tanda LMN : atrofi, hipotoni, hiporefleks, refleks patologik (-), klonus (-).

B. Tanda UMN : hipertoni, hiperefleks, klonus (+), refleks patologik (+).

1. Gejala nyeriA. Nyeri Radikular: nyeri seperti ditusuk, pada

distribusi dermatom saraf bagian dorsal inflamasi atau kompresi saraf dorsal yang disebabkan lesi ekstramedular - medula spinalis.

B. Menyebar, nyeri menetap lesi intramedular.

1. Gejala sensorikA. Nyeri & suhu: lesi pada traktus spinothalamikus

defisit pada tubuh kontralateral dibawah lesi. B. Posisi & rasa getar defisit ipsilateral dan

dibawah level lesi

Sindroma klinis medula spinalis1. Mielopati transversa: tanda LMN & UMN

trauma, mielitis viral, MS. 2. Hemiseksi medula spinalis sindroma

Brown-Sequard gangguan nyeri & suhu kontralateral, kelemahan ipsilateral serta gangguan getar dan posisi trauma, tumor.

3. Siringomielia gejala LMN setinggi lesi, paraparesis kongenital.

4. Oklusi arteri spinalis anterior hiperefleks, paraparesis spastis, hilangnya rasa nyeri & suhu dibawah lesi aterosklerotik aorta.

1. Subacute combined degeneration (sklerosis posterolateral) hilangnya rasa getar & posisi pada tungkai bilateral berhubungan dengan tanda UMN defisiensi vit B 12.

2. Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS): LMN & UMN etiologi belum diketahui.

3. Tabes Dorsalis: nyeri, parestesia, hilangnya rasa getar & posisi Neurosifilis.

Lesi Saraf Perifer Gejala sensorik lesi saraf perifer. Gangguan: - distal dg pola stocking &

glove polineuropati. Klasifikasi:

A. Mononeuropathy simplexB. Mononeuropathy multiplexC. Polyneuropathy GBS, CIDP, metabolik

(DM).

Lesi pada root & plexus:A. Lesi trauma & kompresiB. Tabes dorsalisC. Penyakit Lyme

Mielopati:A. SiringomieliaB. Subacute combined degeneration (defisiensi

Vit B12)

Recommended