Case report Rehabilitasi Medis pada Malunion fraktur condylus lateralis

Preview:

Citation preview

REFERAT & CASE REPORTREHABILITASI MEDIS PADA

MALUNION FRAKTUR CONDYLUS LATERAL HUMERI

DEXTRA Oleh:

Kharima Sari Delia (J510155086)Muhammad Azwar (J510155087)Nurlaely Ameliasari (J510155051)

Pembimbing:dr. Siswarni Sp. KFR

TINJAUAN PUSTAKA

ANATOMI

Os Humerus

tulang terpanjang dan terbesar dari ekstremitas superior. Tiga ujung proximal humerus memiliki bentuk kepala bulat (caput humeri) yang bersendi dengan kavitas glenoidalis dari scapula untuk membentuk articulatio gleno-humeri.

ANATOMI

MUSCULUS FLEKSOR

1. Musculus Biceps Brachialis

2. Musculus Brachialis

3. Musculus Brachioradialis

ANATOMI

MUSCULUS EKSTENSOR

1. Musculus Triceps brachialis

2. Musculus Anconeus

ANATOMI

MUSCULUS PRONATOR DAN SUPINATOR

1. Musculus Pronator Teres

2. Musculus Pronator quadratus

ANATOMI

SISTEM SARAF1. Nervus Musculocutaneus (C5-C6)

2. Nervus Radialis

3. Nervus Ulnaris

4. Nervus Medianus (C6-Th1)

ANATOMI

SISTEM VASKULARISASI

1. Arteri Brachialis

2. Vena Cephalica

3. Vena Basilica

4. Vena Mediana cubiti

ANATOMI

ARTICULATIO ELBOW

1. Artikulasio Humeroradialis

2. Artikulasio Humeroulnaris

3. Radioulnaris

Fase Inflamasiberlangsung 1 – 2 minggu Peningkatan vaskularisasi di sekitar lokasi fraktur terjadinya hematom fraktur, diinvasi sel radang, termasuk osteoklas, membersihkan jaringan nektrotik, mempersiapkan dasar untuk fase reparatif

Tahap Penyembuhan Fraktur

Fase reparatif

berlangsung beberapa bulan, ditandai diferensiasi sel mesenkim pluripoten.

Awalnya terbentuk kalus lunak, tersusun oleh jaringan fibrokartilago dengan sejumlah kecil tulang. Osteoblas mengubah menjadi kalus keras (woven bone)

Tahap Penyembuhan Fraktur

Fase remodeling

berlangsung berbulan-bulan sampai bertahun-tahunosteoblas dan osteoklas mengakibatkan penggantian anyaman tulang imatur yang tidak terorganisasi dengan tulang lameral matur yang terorganisasi menambah stabilitas pada tempat fraktur.

Tahap Penyembuhan Fraktur

Fraktur Os HumerusKarakteristik umum

Fraktur terputusnya kontinuitas jaringan

tulang atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh

rudapaksa (Dorland, 1996).

Condylus lateral origin muskulus ekstensor serta

komplek ligamen kolateral lateral.

Mekanisme cedera yang paling sering saat siku melakukan varus force

(Tamai et al, 2002)

Berdasar lokasi anatomis dari garis frakturnya, fraktur humerus distal dibagi menjadi dua bagian besar yaitu, fraktur intraartikular dan fraktur ekstrartikular.

Fraktur intraartikular Fraktur ekstraartikular

Satu kolum Dua kolum Ekstrakapsular Intrakapsular

Condylus medialis

Intercondylaris T Supracondylaris Transcondylaris

Condylus lateralis

Intercondylaris Y Epicondylus medialis dan lateralis

Diagnosis

Anamnesis riwayat trauma(Waters & Donald, 2012)

Anamnesis akan sulit dicari pada kasus anak sehingga memerlukan keterangan orangtua

atau pengasuh (Flynn & Sam, 2011).

Pemeriksaan Fisik

• Siku bengkak. • Jarang deformitas dibandingkan fraktur suprakondilar atau dislokasi siku• Nyeri tekan dan kemerahan pada siku lateral • krepitasi saat pemeriksaan range of motion (ROM)

• (Waters & Donald, 2012)

Pemeriksaan Penunjang

Penatalaksanaan

Non operatif

• Pada fraktur condylus lateral tanpa dislokasi atau kurang dari 2 mm. • imobilisasi long-arm splint atau gips dengan siku fleksi. Pemberian

gips harus diperhatikan, apabila terlalu berat atau pendek pada lengan atas cenderung bergeser ke bawah meningkatkan risiko pergeseran.

• (Flynn & Sam, 2011)

Tindakan Operatif

Fraktur yang mengalami pergeseran lebih dari 2 mm

ada bukti jelasradiologi

dilakukan open reduction and internal fixation , diikuti dengan imobilisasi

selama 6 minggu

(Erol et al, 2004).

Rehabilitasi Medik ✘ Tujuan rehabilitasi medis membantu

penyandang disabilitas mencapai kemandirian optimal secara fisik, mental, sosial, vocasional, dan ekonomi sesuai dengan kemampuannya.

✘ Fungsi rehabilitasi adalah pencegahan, penyembuhan, pemulihan dan pemeliharaan.

Tujuan Penanganan dan Rehabilitasi Post Fraktur Condylus Lateral Humerus

Kisaran Gerak✘ Mengembalikan, mempertahankan kisaran gerak

siku, melindungi sudut angkat siku yang normal, dan mengembalikan kisaran gerak penuh sendi bahu.

Kekuatan Otot✘ Memperbaiki kekuatan otot ekstensor siku, fleksor

siku,dan otot sekunder.

Sasaran Fungsional✘ Mengembalikan aktivitas yang diperlukan untuk fleksi

atau ekstensi dan supinasi atau pronasi seperti makan, higiene, pribadi, berpakaian dan merias diri.

(Hoisington & Mark dalam Hoppenfeld, 2000).

Hari cedera sampai satu minggu

Penanggung Beban (Weight Bearing)✘ Ekstremitas yang sakit tidak

diperbolehkan menanggung beban

Kisaran Gerak (ROM)✘ gerak aktif jari jari dan artikulasio

metakarpophalangeal.

Kekuatan Otot✘ Latihan fleksi dan ekstensi jari-jari,

serta latihan adduksi dan abduksi untuk penguatan intrinsik perlu dilakukan.

Aktivitas Fungsional

✘ Pasien diinstrkusikan menggunakan ekstremitas yang sehat untuk semua fungsi kehidupan sehari-hari. Pasien manula dianjurkan menggunakan hemiwalker atau tongkat quad dan bukan walker reguler karena pasien tidak dapat menyangga walker menggunakan dua tangan.

Gaya Berjalan

✘ Tidak melakukan ayunan lengan pada ekstremitas yang diimobilisasi dan biasanya sangat nyeri.

Dua minggu

Weight Bearing✘ Ekstremitas yang sakit tidak

diperbolehkan menanggun beban.

Kisaran Gerak✘ Lanjutkan kisaran gerak aktif pada

jari jari. Lanjutkan latihan pendulum pada bahu untuk mencegah kapsulitis adhesiva. Rotasi interna dan eksterna pada bahu harus dihindari karena mmberikan tekanan pada tempat fraktur.

Kekuatan Otot✘ Pasien dapat meremas spons,

bola, atau tanah liat untuk memperkuat jari-jari.

Aktivitas Fungsional✘ Lanjutkan aktivitas satu tangan,

menggunakan ekstremitas yang sehat untuk semua perawatan diri.

Gaya Berjalan✘ Ayunan lengan masih terbatas

Empat sampai Enam minggu

Weight Bearing✘ Ekstremitas yang sakit tidak

diperbolehkan menanggun beban.

Kisaran Gerak✘ Lanjutkan kisaran gerak jari-jari dan

latihan pendulum pada bahu.

Kekuatan Otot✘ Lanjutkan penguatan genggaman dan

latihan isometrik otot-otot lengan bawah.

Aktivitas Fungsional✘ Ekstremitas yang sehat masih

digunakan sebagai ekstremitas dominan untuk perawatan diri dan higiene personal. Jika dilakukan fiksasi interna rigid, pasien dapt menggunakan ekstremitas yang sakit untuk makan dan aktivitas ringan serupa.

Delapan sampai duabelas minggu

Weight Bearing✘ Ekstremitas yang sakit dapat

digunakan untuk menyangga. Setelah 3 bulan, penanggungan beban penuh harus sudah memungkinkan jika sudah terdapat penyambungan secara radiografis.

Kisaran Gerak✘ Jika fraktur menyatu latihan kisaran

gerak pasif dikombinasikan dengan program aktif. kisaran gerak bahu harus dilanjutkan.

Kekuatan Otot✘ Latihan tahanan perlahan dapat dimulai

dengan fleksi/ekstensi siku. Beban (dimulai dengan 1 sampai 2 pon ditingkatkan bertahap) diangkat melawan gravitasi memperbaiki kisaran gerak siku dan bahu pada semua bidang.

Aktivitas Fungsional✘ Ekstremitas yang sakit tidak boleh

digunakan untuk semua aktivitas fungsional termasuk higiene pribadi.

STATUS PASIEN

✘ Identitas Pasien✘ Nama : An. S✘ Umur: 2 tahun✘ Jenis Kelamin : Perempuan✘ Alamat : Sukowiyono, Ngawi✘ Agama : Islam✘ Suku : Jawa✘ No. RM : 29xxxx✘ Tgl Masuk : Selasa, 20 September

2016✘ Tgl Periksa : Kamis, 22 September

2016

Keluhan Utama: ✘ Bengkak pada siku kanan

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien rujukan dari RS Ngawi, dengan keluhan bengkak pada siku kanan. Keluhan dirasakan sejak dua bulan yang lalu saat pasien terjatuh

dari meja saat sedang bermain. Posisi jatuh tidak diketahui karena pasien

bermain dengan sendiri dan tidak ada yang mengetahui kejadian tersebut.

Setelah jatuh pasien sadar, menangis, dan kesakitan, mual (-),

muntah (-) pusing (-).

Keluarga membawa pasien ke rumah sakit didapatkan patah pada siku dipasang gips. Keluarga kemudian

membawa pasien ke sangkal putung sebanyak 4 kali dalam 1 bulan,

namun tidak ada perubahan, dan siku semakin bengkak dan nyeri.

Kemudian keluarga membawa pasien kembali ke rumah sakit dan

didapatkan tulang tidak menyatu sempurna sehingga dirujuk ke RSOS.

Riwayat Penyakit Dahulu

✘ Riwayat trauma : disangkal✘ Riwayat kelainan tulang bawaan:

disangkal✘ Riwayat jantung : disangkal✘ Riwayat alergi : disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga

✘ Keluhan serupa : disangkal✘ Riwayat hipertensi : disangkal✘ Riwayat DM : disangkal

Riwayat Psikososial✘ Dukungan keluarga : baik ✘ Situasi lingkungan : baik✘ Riwayat psikiatri : tidak ada

gangguan mental

PEMERIKSAAN FISIK

✘ STATUS GENERALISKU: tampak cukup, compos

mentis, gizi cukup

Nadi : 110 kali/ mnt,isi cukup, irama

teratur, simetris

Respirasi: 24 kali/ mnt, irama

teratur

Suhu: 36,6°C peraksiler

Kulit✘ Warna sawo matang, pucat (-), ikterik (-),

petechie (-), venectasi (-), spider naevi (-), striae (-), hiperpigmentasi (-), hipopigmentasi (-)

Kepala✘ Bentuk kepala mesochepal, kedudukan kepala

simetris, luka (-), rambut hitam terdapat uban berwarna putih, tidak mudah rontok, tidak mudah dicabut, atrofi otot (-)

Mata ✘ Conjungtiva palpebra pucat (-/-), sklera ikterik

(-/-), perdarahan palpebra (-/-), pupil isokor dengan diameter (3mm/3mm), reflek cahaya (+/+), edema palpebra (-/-).

Telinga✘ Sekret (-), darah (-), nyeri tekan mastoideus

(-).

Hidung ✘ Nafas cuping hidung (-), sekret (-), epistaksis

(-), fungsi pembau baik, foetor ex nasal (-).

Mulut ✘ Sianosis (-), gusi berdarah (-), kering (-),

pucat (-), lidah kotor (-), papil lidah atrofi (-), stomatitis (-), luka pada sudut bibir (-), foetor ex ore (-), gigi caries (+), karang gigi (+).

Leher ✘ JVP tidak meningkat , trachea ditengah,

simetris, pembesaran tiroid (-), pembesaran limfonodi cervical (-).

✗ Limfonodi ✘ Kelenjar limfe retroaurikuler, submandibuler,

servikalis, supraklavikularis, aksilaris dan inguinalis tidak membesar.

✗ Thorax ✘ Bentuk simetris, retraksi intercostal (-), spider

nevi (-), pernafasan toracoabdominal, sela iga melebar (-), muskulus pektoralis atrofi (-), pembesaran KGB axilla (-/-).

✗ Jantung ✘ Inspeksi : ictus cordis tidak tampak✘ Palpasi : ictus cordis tidak kuat angkat✘ Perkusi : batas jantung kesan tidak

melebar ✘ Auskultasi : Bunyi jantung I-II murni,

intensitas normal, reguler, bising (-), gallop (-)

Pulmo ✗ Inspeksi : pengembangan dada kanan=kiri✗ Palpasi: fremitus raba kanan=kiri✗ Perkusi: sonor/sonor✗ Auskultasi : SDV(+/+), Suara tambahan (-/-)

Punggung : kifosis (-), lordosis (-), skoliosis(-), nyeri ketok kostovertebra (-)

Abdomen ✘ Inspeksi : dinding perut sejajar dinding

dada✘ Auskultasi : bising usus (+) normal✘ Perkusi : timpani, pekak alih (-). Liver span

: 6 cm✘ Palpasi : supel, nyeri tekan (-). Hepar dan

lien tidak membesar.

Genitourinaria : ulkus (-), sekret (-), tanda-tanda radang (-).

Status lokalis Regio Brachii-cubiti dextra :Look : terpasang posterior long arm splint dextra✘ edem (SDE)✘ deformitas (SDE)✘ hematoma (SDE)

Feel : Nyeri tekan (-), nyeri gerak (-), krepitasi (SDE)Movement : ROM tidak bisa dievaluasi

Ekstremitas

Extremitas superior Extremitas inferior

Dextra Sinistra Dextra Sinistra

Edema SDE - - -

Sianosis - - - -

Pucat - - - -

Akral dingin - - - -

Pitting edema SDE - - -

Ekskoriasi SDE - - -

Hematoma SDE - - -

Range of Motion (ROM)Superior (Right Handed)

ROM

Dextra (aktif) Sinistra (aktif)

Shoulder Flexi SDE Full (0-1800)Extensi SDE Full (0-450)Adduksi Abduksi

SDESDE

Full (0-450)Full (0-1700)

External rotasi SDE Full (0-450)Internal rotasi SDE Full (0-550)

Elbow Flexi SDE Full (0-1500)Extensi SDE Full (0-100)Pronasi SDE Full (0-7000)Supinasi SDE Full (0-800)

Wrist Flexi SDE Full (0-800)Extensi SDE Full (0-700)Ulnar deviasi SDE Full (0-300)Radius deviasi SDE Full (0-200)

Finger Metacarpophalangeal I flexi SDE Full (0-900)Metacarpophalangeal II, III, IV flexi SDE Full (0-900)

Intercarpophalangeal I flexi SDE Full (0-900)Intercarpophalangeal II, III, IV flexi SDE Full (0-900)

Inferior

ROMDextra (aktif) Sinistra (aktif)

HIP Flexi Full (0-1200)Full (0-300)

Full (0-1200)Full (0-1200)Full (0-1300)Full (0-100)

Full (0-1200)

Extensi Full (0-300)Abduksi Full (0-1200)

Adduksi Full (0-1200)

Knee Flexi Full (0-1300)

Extensi Full (0-100)

Ankle Plantarflexi Full (0-450) Full (0-450)Dorsoflexi Full (0-200) Full (0-200)

Manual Muscle Testing (MMT)

Ekstremitas Superior Dextra Sinistra

Shoulder Flexor M.deltoideus antor SDE 5

M.biceps brachii SDE 5Extensor M.deltoideus antor SDE 5

M.teres major SDE 5Abduktor M.deltoideus SDE 5

M.biceps brachii SDE 5Adduktor M.latissimus dorsi SDE 5

M.pectoralis major SDE 5Rotasi internal M.latissimus dorsi SDE 5

M.pectoralis major SDE 5Rotasi eksternal M.teres major SDE 5

M.pronator teres SDE 5

Elbow Flexor M.biceps brachii SDE 5

M.brachialis SDE 5

Extensor M.triceps brachii SDE 5

Supinator M.supinator SDE 5

Pronator M.pronator teres SDE 5

Wrist Flexor M.flexor carpi radialis SDE 5

Extensor M.extensor digitorum SDE 5

Abduktor M.extensor carpi radialis SDE 5

Adduktor M.extensor carpi ulnaris SDE 5

Finger Flexor M.flexor digitorum SDE 5

Extensor M.extensor digitorum SDE 5

Extremitas Inferior Dextra Sinistra

Hip Flexor M.psoas major 5 5

Extensor M.gluteus maximus 5 5

Abduktor M.gluteus medius 5 5

Adduktor M.adductor longus 5 5

Knee Flexor Hamstring muscles 5 5

Extensor M.quadriceps femoris

5 5

Ankle Flexor M.tibialis 5 5

Extensor M.soleus 5 5

STATUS PSIKIATRI✘ Emosi : stabil✘ Afeksi : dalam batas normal✘ Proses berfikir : koheren✘ Kecerdasan : dalam batas

normal

STATUS NEUROLOGIS✘ Kesadaran : GCS E4V5M6✘ Fungsi luhur : dalam batas

normal✘ Fungsi vegetatif : dalam batas

normal

✘ Fungsi sensorik :

•Kekuatan

✘Tonus

✘Reflek fisiologis

✘Reflek patologis

N N

N N

SDE 5

5 5

SDE N

N N

SDE N

N N

- -

- -

Pemeriksaan Laboratorium

Darah Rutin 11-07-16 Rujukan Satuan

Hb 12,3 11.5-14.5 g/dl

Hct 38 37-45 %

Eritrosit 4,6 4 – 5.4 106/ul

Leukosit 12.1 4-10 10³/ul

AT 452 200-400 10³/ul

GD A

GDS 98 <120 mg/dl

PT 14.2 10-14 detik

HbSAg - - -

APTT 36.1 16-36 U/l

Pemeriksaan Radiografi

ASSESSMENT

• Post rekonstruksi malunion closed fraktur condylus lateral humerus dextra

IMPAIRMENT, DISABILITY DAN HANDICAP

• Impairment : Post rekonstruksi malunion closed fraktur condylus lateral humerus dekstra

• Disabilitas : penurunan fungsi angota gerak atas kanan• Handicap : keterbatasan dalam aktivitas sehari-hari

DAFTAR MASALAH

•Post rekonstruksi malunion closed fraktur condylus lateral humerus dekstra

Problem Medis

•Nyeri anggota gerak atas sebelah kanan, masih membengkak.•Adanya penurunan melakukan ADL

Problem Rehabilitasi Medik

GOAL•Mengembalikan dan mempertahankan kisaran gerak siku•mengembalikan kisaran gerak penuh sendi bahu•Memperbaiki kekuatan otot•Mengembalikan aktivitas yang memerlukan fleksi/ekstensi dan supinasi/pronasi.

PENATALAKSANAAN

Terapi Medikamentosa

✘ IVFD RL 20 tpm✘ Inj cefazoline 300 mg/8 jam I.V✘ Inj metamizole na 3 x 1/3 ampul

I.V✘ Obat oral: Cefadroxil syrup 2x1/2

cth, Paracetamol syr 3x1, Calcidine syrup 1x1/2

Terapi Rehabilitasi Medik:Fisioterapi

•Latihan active ROM jari-jari

Orthesa/Prothesa : -

• Latihan ADL

Okupasi terapi :

Sosiomedik: -

Psikologi: -

PROGNOSIS

✘ Ad vitam : quo ad bonam✘ Ad sanam : quo ad bonam✘ Ad fungsionam : quo ad bonam

KESIMPULAN•Fraktur condylus lateral salah satu jenis fraktur pada humerus distal

•Diagnosis ditentukan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan radiologi.

•Pemeriksaan radiologi menentukan derajat dan terapi yang akan diberikan

•Penatalaksanaan non operatif dan operatif

•Penatalaksanaan rehabilitasi medis bertujuan mengembalikan kisaran gerak, kekuatan otot, dan aktivitas fungsional

Apley, A. G., Solomon L. 1995.Ortopedi dan Fraktur Sistem

Apley ed 7. Widya Medika hal 294-296Beaty, James H., James R. K., 2012. Rockwood and Wilkins’

Fractures in Children. Philadelphia: Lippincott Williams and WilkinsErol, Bülent, Murat Bezer, Gökhan Er, Mustafa Karahan, Osman Güven. 2004. The Management Of Elbow Fractures In Children. Marmara Medical Journal;17(2);93-98

Flynn, J. M. & Sam W. W.. 2011. Operative Techniques in

Pediatric Orthopaedics. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins

Hoisington, S. A. & Mark A. T. dalam Stanley Hoppenfeld & Vasantha L. M. 2000. Treatment and Rehabilitation of

Fractures. USA: Lippincot Williams & WilkinsLieberman, J. R. & Gary E. F. 2005. Bone Regeneration and

Repair: Biology and Clinical Applications New Jersey: Humana PressRasjad, C. et al. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah ed 3. Jakarta: EGC

Tamai, Junichi, Julia L., Sameer N., Theodore G., John M. F. 2002. Pediatric Elbow Fractures: Pearls and Pitfalls. Univ of

Pennsyl Ort Journ; 15: 43-51Tortora, G. J. & Derrickson B. 2009. Principles of Anatomy and

Physiology 12th edition. New Jersey: Wiley and SonWaters, P. M., Donald S. B., 2012. Pediatric Hand and Upper

Limb Surgery: A Practical Guide. USA: Lippincott Williams and Wilkins