Upload
infosanitasi
View
11.658
Download
45
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Pola Penanganan Drainase Perkotaan
Citation preview
DISAMPAIKAN OLEH :IR. RG. HARI SUSANTO, CES
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUMDIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYADIREKTORAT PENGEMBANGAN PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
DISAMPAIKAN OLEH :IR. RG. HARI SUSANTO, CES
A. PERUNDANGAN DALAM SISTEM DRAINASE
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Undang-undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Standar Pelayanan Minimal Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan DaerahProvinsi, Dan Pemerintahan Daerah Kabupaten Kota
Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang PengelolaanSumber Daya Air
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2011tentang Sungai
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010 tentang StandarPelayanan Minimal bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 239/KPTS/1987 tentang Pembagian
Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab Pengaturan, Pembinaan dan PengembanganDrainase Kota.
Perundangan Dalam Bidang Drainase Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Undang-undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Standar Pelayanan Minimal Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan DaerahProvinsi, Dan Pemerintahan Daerah Kabupaten Kota
Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang PengelolaanSumber Daya Air
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2011tentang Sungai
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010 tentang StandarPelayanan Minimal bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 239/KPTS/1987 tentang Pembagian
Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab Pengaturan, Pembinaan dan PengembanganDrainase Kota.
B. KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENANGANANDRAINASE PERKOTAAN
Isu Strategis dalam Penanganan Drainase
Perubahan Pola Hujan & PermukaanLaut Naik
1Adaptasi melalui
Drainaseberwawasanlingkungan
Adaptasi melaluiDrainase
berwawasanlingkungan
2 Eksploitasi AirTanah
Berakibatadanyadaerah
genanganbaru
Isu Strategis dalam Penanganan Drainase
LAND SUBSIDENCE
Berakibatadanyadaerah
genanganbaru
Isu Strategis dalam Penanganan Drainase
Sesudah
Perkembangan kota yang menyebabkan limpasan airpermukaan (run off) meningkat sehingga memerlukanpengendalian debit puncak
3
Sesudah
Waktu
Deb
it
Urbanisasi mempersingkatWaktu Konsentrasi &
meningkatkan KoefisienAliran
Sebelum
Perkembangan kawasanperkotaan yang padat sebagian kawasan kumuh,kotor dan rendah kualitaslingkungannya yangdisebabkanketidakdisiplinan pendudukdalam membuang air limbahdan sampah di salurandrainase.
Isu Strategis dalam Penanganan Drainase
4
Perkembangan kawasanperkotaan yang padat sebagian kawasan kumuh,kotor dan rendah kualitaslingkungannya yangdisebabkanketidakdisiplinan pendudukdalam membuang air limbahdan sampah di salurandrainase.
Pengembangan Sistem Pengelolaan Drainase Perkotaandiarahkan pada pemantapan keterpaduan pengelolaandrainase perkotaan berwawasan lingkungan
KEBIJAKAN - 1
STRATEGI :• Mewujudkan pengelolaan drainase perkotaan melalui
penyiapan rencana induk sistem yang komprehensif denganmemperhatikan aspek-aspek rencana tata ruang kota, kondisiDAS/Sub DAS, perubahan iklim global, kondisi lingkungan,sosial, ekonomi serta kearifan lokal.
• Mewujudkan pengelolaan drainase perkotaan melaluipendekatan eco drainage dengan memperhatikan konservasisumber daya air
• Mewujudkan keterpaduan pengelolaan prasarana drainasedengan prasarana dan sarana perkotaan lainnya
• Mewujudkan pengelolaan drainase perkotaan melaluipenyiapan rencana induk sistem yang komprehensif denganmemperhatikan aspek-aspek rencana tata ruang kota, kondisiDAS/Sub DAS, perubahan iklim global, kondisi lingkungan,sosial, ekonomi serta kearifan lokal.
• Mewujudkan pengelolaan drainase perkotaan melaluipendekatan eco drainage dengan memperhatikan konservasisumber daya air
• Mewujudkan keterpaduan pengelolaan prasarana drainasedengan prasarana dan sarana perkotaan lainnya
BANGUNAN RESAPAN
JalanKolam Retensi
Ruang Terbuka Hijau
Meresapkan Air Kembali ke Tanah (Recharge) KONSERVASI AIR
SumurResapan
Pengembangan Sistem Pengelolaan Drainase Perkotaandiutamakan pada optimalisasi fungsi prasarana dan saranadrainase yang sudah terbangun
KEBIJAKAN - 2
STRATEGI :
Kebijakan dan Strategi Penanganan Drainase
STRATEGI :• Mewujudkan pelaksanaan kegiatan operasi dan pemeliharaan
sarana dan prasarana drainase
• Mengurangi /membebaskan gangguan terhadap fungsi sistemdrainase
Operasi & Pemeliharaan
Penggalian Sedimen di Siphon Pengangkutan Sampahdari trash rack
Pengangkutan Sampahdari saluran
Pembangunan Baru Drainase Jakabaring, Sumatera Selatan
SebelumPembangunan
Setelah Pembangunan
Dilakukan pengembangan perangkat peraturan perundang-undangan tentang penyelenggaraan pengelolaan drainaseperkotaan
KEBIJAKAN - 3
STRATEGI :
Kebijakan dan Strategi Penanganan Drainase
STRATEGI :
• Penyusunan Peraturan Perundangan tentang drainaseperkotaan sebagai acuan bagi pengelolaan draninase
• Sosialisasi peraturan perundangan terkait dengan perudang-undangan pengelolaan drainase perkotaan
• Penerapan Peraturan Perundangan tentang drainase perkotaansebagai acuan bagi pengelolaan draninase
Dilakukan peningkatan kapasitas kelembagaan dan kualitassumber daya manusia dalam pengelolaan drainase
KEBIJAKAN - 4
STRATEGI :• Mendorong pembentukan dan perkuatan kelembagaan pengelola
drainase perkotaan di daerah
• Meningkatkan kerjasama dan koordinasi lintas sektoral dan lintaswilayah administrasi
• Meningkatkan kualitas sumber daya manusia pengelola drainaseperkotaan di daerah
• Mendorong peningkatan kemauan politik (political will) para pemangkukepentingan dalam memberikan prioritas yang lebih tinggi terhadappengelolaan drainase perkotaan.
Kebijakan dan Strategi Penanganan Drainase
• Mendorong pembentukan dan perkuatan kelembagaan pengeloladrainase perkotaan di daerah
• Meningkatkan kerjasama dan koordinasi lintas sektoral dan lintaswilayah administrasi
• Meningkatkan kualitas sumber daya manusia pengelola drainaseperkotaan di daerah
• Mendorong peningkatan kemauan politik (political will) para pemangkukepentingan dalam memberikan prioritas yang lebih tinggi terhadappengelolaan drainase perkotaan.
Pengembangan Sistem Pengelolaan Drainase Perkotaan diikutidengan peningkatan pembiayaan pengelolaan drainaseperkotaan
KEBIJAKAN - 5
Kebijakan dan Strategi Penanganan Drainase
STRATEGI :
• Menciptakan peluang alternatif pembiayaan dalampengelolaan drainase perkotaan
• Penetapan kebijakan satuan standar biaya pengelolaan teknisdrainase perkotaan
Infrastruktur Drainase yang dapatDidanai Pusat dan Daerah
C. DATA-DATA YANG DIBUTUHKAN DALAMPERENCANAAN DRAINASE PERKOTAAN
Data dan persyaratan yang diperlukan adalah sebagai berikut:
1. Data spasial adalah data dasar yang sangat dibutuhkan dalam perencanaan drainaseperkotaan, yang diperoleh baik dari lapangan maupun dari pustaka, mencakup antaralain:
a) Data peta yang terdiri dari peta dasar (peta daerah kerja), peta sistem drainase dansistem jaringan jalan yang ada, peta tata guna lahan, peta topografi masing-masingberskala antara 1 : 5.000 sampai dengan 1 : 25.000 atau disesuaikan dengan tipologikota.
b) Data kependudukan yang terdiri dari jumlah, kepadatan, laju pertumbuhan,penyebaran dan data kepadatanbangunan.
c) Data rencana pengembangan kota, data geoteknik, data foto udara terbaru (untukkota metropolitan).
d) Rencana Tata Ruang wilayah (RTRW)
2. Data hidrologia) Data hujan minimal sepuluh tahun terakhir.b) Data tinggi muka air, debit sungai, pengaruh air balik, peil banjir, dan data pasang
surut.
3. Data sistem drainase yang ada, yaitu:a) Data kuantitatif banjir/genangan yang meliputi: luasgenangan, lama genangan,
kedalaman rata-rata genangan,dan frekuensi genangan berikut permasalahannya sertahasil rencana induk pengendalian banjir wilayah sungai di daerah tersebut
b) Data saluran dan bangunan pelengkap.c) Data sarana drainase lainnya seperti kolam tandon, kolam resapan, sumur-sumur
resapan.
Data dan persyaratan yang diperlukan adalah sebagai berikut:
1. Data spasial adalah data dasar yang sangat dibutuhkan dalam perencanaan drainaseperkotaan, yang diperoleh baik dari lapangan maupun dari pustaka, mencakup antaralain:
a) Data peta yang terdiri dari peta dasar (peta daerah kerja), peta sistem drainase dansistem jaringan jalan yang ada, peta tata guna lahan, peta topografi masing-masingberskala antara 1 : 5.000 sampai dengan 1 : 25.000 atau disesuaikan dengan tipologikota.
b) Data kependudukan yang terdiri dari jumlah, kepadatan, laju pertumbuhan,penyebaran dan data kepadatanbangunan.
c) Data rencana pengembangan kota, data geoteknik, data foto udara terbaru (untukkota metropolitan).
d) Rencana Tata Ruang wilayah (RTRW)
2. Data hidrologia) Data hujan minimal sepuluh tahun terakhir.b) Data tinggi muka air, debit sungai, pengaruh air balik, peil banjir, dan data pasang
surut.
3. Data sistem drainase yang ada, yaitu:a) Data kuantitatif banjir/genangan yang meliputi: luasgenangan, lama genangan,
kedalaman rata-rata genangan,dan frekuensi genangan berikut permasalahannya sertahasil rencana induk pengendalian banjir wilayah sungai di daerah tersebut
b) Data saluran dan bangunan pelengkap.c) Data sarana drainase lainnya seperti kolam tandon, kolam resapan, sumur-sumur
resapan.
4. Data Hidrolikaa. Data keadaan, fungsi, jenis, geometri dan dimensi saluran, dan
bangunan pelengkap seperti gorong-gorong, pompa, dan pintu air,serta kolam tandon dan kolam resapan.
b. Data arah aliran dan kemampuan resapan.
5. Data Teknik LainnyaData prasarana dan fasilitas kota yang telah ada dan yangdirencanakan antara lain: jaringan jalan kota, jaringan drainase,jaringan air limbah, TPS (Tempat Pengolahan Sampah Sementara),TPA (Tempat Pemrosesan Akhir), jaringan telepon, jaringan listrik,jaringan pipa air minum, jaringan gas (jika ada) dan jaringan utilitaslainnya.
6. Data non teknikData pembiayaan termasuk biaya OP, peraturan-peraturan terkait, datainstitusi/kelembagaan, data sosial ekonomi dan budaya (kearifanlokal), data peran serta masyarakat serta data keadaan kesehatanlingkungan permukiman.
4. Data Hidrolikaa. Data keadaan, fungsi, jenis, geometri dan dimensi saluran, dan
bangunan pelengkap seperti gorong-gorong, pompa, dan pintu air,serta kolam tandon dan kolam resapan.
b. Data arah aliran dan kemampuan resapan.
5. Data Teknik LainnyaData prasarana dan fasilitas kota yang telah ada dan yangdirencanakan antara lain: jaringan jalan kota, jaringan drainase,jaringan air limbah, TPS (Tempat Pengolahan Sampah Sementara),TPA (Tempat Pemrosesan Akhir), jaringan telepon, jaringan listrik,jaringan pipa air minum, jaringan gas (jika ada) dan jaringan utilitaslainnya.
6. Data non teknikData pembiayaan termasuk biaya OP, peraturan-peraturan terkait, datainstitusi/kelembagaan, data sosial ekonomi dan budaya (kearifanlokal), data peran serta masyarakat serta data keadaan kesehatanlingkungan permukiman.
D. PENGENALAN PENGELOLAAN DASAR SISTEMDRAINASE PERKOTAAN
PARADIGMA PENANGANAN DRAINASE
• Secepatnyamengalirkanlimpasan air hujanke saluran/ badanair terdekat.
• Sedapat mungkin menahandulu, meresapkan ke dalamtanah melalui sumurresapan, waduk, kolamretensi dan sebagainya.
• Konsep drainaseberwawasan lingkungan.
BARU• Secepatnya
mengalirkanlimpasan air hujanke saluran/ badanair terdekat.
LAMA
• Sedapat mungkin menahandulu, meresapkan ke dalamtanah melalui sumurresapan, waduk, kolamretensi dan sebagainya.
• Konsep drainaseberwawasan lingkungan.
KOMPONEN SEKTOR DRAINASE
KOMPONENSEKTOR
DRAINASE
SALURAN
PINTU AIRKOLAMRETENSI
KOMPONENSEKTOR
DRAINASE
BANGUNANPELENGKAP
LAINNYA
RUMAHPOMPA
Drainase di wilayah kota yang berfungsi mengelola/ mengendalikan air permukaan, sehinggatidak mengganggu dan/atau merugikan masyarakat
PENGERTIAN DRAINASE PERKOTAAN
Prasarana yang berfungsi mengalirkan kelebihan air dari suatu kawasan ke badan airpenerima
DRAINASE
Drainase Perkotaan Berwawasan Lingkungan
Drainase Perkotaan
Prasarana drainase di wilayah kota yang berfungsi mengelola/ mengendalikan air permukaan(limpasan air hujan) sehingga tidak menimbulkan masalah genangan, banjir dan kekeringan
bagi masyarakat serta bermanfaat bagi kelestarian lingkungan hidup
Drainase Perkotaan Berwawasan Lingkungan
Sistem Drainase LokalKws. Hunian
Bagian dari sistemdrainase perkotaan yang
melayani kawasanHunian
Sistem Drainase LokalKws. Industri
Bagian dari sistemdrainase perkotaan yang
melayani kawasanIndustri
Sistem DrainaseJalan
Bagian dari sistemdrainase perkotaanyang melayani Jalan
Sistem Drainase LokalKws. Komersil
Bagian dari sistem drainaseperkotaan yang melayani
kawasan Komersial
SISTEM DRAINASE PERKOTAAN
akibat genangan airhujan
Pengendalian Banjir(Flood Control)Penanganan banjirlimpasan sungai
limpasan sungai
Penanganan Drainase
akibat genangan airhujan
Wilayah Perkotaan
Pengaruh urbanisasi pada daerah tangkapan airterhadap laju limpasan
KONDISI EKSISTING DRAINASE
14,49%Rumah tangga yangmempunyai akses kesaluran drainaseRumah tangga yang tidakmempunyai akses kesaluran drainase
52,83%32,68%
Sumber: RPJMN Bappenas, 2010
Rumah tangga yangmempunyai sistemdrainase dalam keadaantergenang atau alirannyalambat dengan kapasitasaliran yang kurangmemadai
Drainase Ramah Lingkungan (Ekodrainase)
PengertianUpaya mengelola air kelebihan dengan cara meresapkan sebanyak-
banyaknya air ke dalam tanah secara alamiah atau mengalirkan air kesungai dengan tanpa melampaui kapasitas sungai sebelumnya
Latar Belakang (paradigma baru)Perkembangan berfikir komprehensif dan isu perubahan iklim
KonsepAir hujan tidak secepatnya di buang ke sungai terdekat, (air hujan
disimpan atau ditampung untuk sementara waktu) Contoh menampung melalui bak tandon air untuk langsung
dapat digunakan; menampung dalam tampungan buatan atau badan air alamiah,
meresapkan dan mengalirkan lagi ke sungai terdekat tanpa menambahbeban pada sungai yang bersangkutan.
PengertianUpaya mengelola air kelebihan dengan cara meresapkan sebanyak-
banyaknya air ke dalam tanah secara alamiah atau mengalirkan air kesungai dengan tanpa melampaui kapasitas sungai sebelumnya
Latar Belakang (paradigma baru)Perkembangan berfikir komprehensif dan isu perubahan iklim
KonsepAir hujan tidak secepatnya di buang ke sungai terdekat, (air hujan
disimpan atau ditampung untuk sementara waktu) Contoh menampung melalui bak tandon air untuk langsung
dapat digunakan; menampung dalam tampungan buatan atau badan air alamiah,
meresapkan dan mengalirkan lagi ke sungai terdekat tanpa menambahbeban pada sungai yang bersangkutan.
ManfaatDengan drainase ramah lingkungan maka
kemungkinan banjir/genangan di lokasi yang
bersangkutan, banjir di hilir serta kekeringandi hulu dapat dikurangi;
Mengurangi longsor di hulu; Meningkatkan kualitas ekosistem dan lingkungan; Mengisi/konservasi air tanah
ManfaatDengan drainase ramah lingkungan maka
kemungkinan banjir/genangan di lokasi yang
bersangkutan, banjir di hilir serta kekeringandi hulu dapat dikurangi;
Mengurangi longsor di hulu; Meningkatkan kualitas ekosistem dan lingkungan; Mengisi/konservasi air tanah
ManfaatDengan drainase ramah lingkungan maka
kemungkinan banjir/genangan di lokasi yang
bersangkutan, banjir di hilir serta kekeringandi hulu dapat dikurangi;
Mengurangi longsor di hulu; Meningkatkan kualitas ekosistem dan lingkungan; Mengisi/konservasi air tanah
ManfaatDengan drainase ramah lingkungan maka
kemungkinan banjir/genangan di lokasi yang
bersangkutan, banjir di hilir serta kekeringandi hulu dapat dikurangi;
Mengurangi longsor di hulu; Meningkatkan kualitas ekosistem dan lingkungan; Mengisi/konservasi air tanah
E. MACAM-MACAM SISTEM PENGELOLAAN DANINFRASTRUKTUR DRAINASE SKALA KAWASAN
DAN KABUPATEN KOTA
Konsep Penanganan
Perubahan Paradigma
KONSEP LAMA PEMATUSANmengalirkan air secepatnyake badan air penerima terdekat
KONSEP BARU DRAINASE BERWAWASAN LINGKUNGAN air limpasan ditampung, dan diresapkan terlebih dahulu
kemudian kelebihan air dialirkan ke badan air penerimadengan memelihara kualitasnya
Perubahan Paradigma
KONSEP LAMA PEMATUSANmengalirkan air secepatnyake badan air penerima terdekat
KONSEP BARU DRAINASE BERWAWASAN LINGKUNGAN air limpasan ditampung, dan diresapkan terlebih dahulu
kemudian kelebihan air dialirkan ke badan air penerimadengan memelihara kualitasnya
32
Konsep Penanganan
ARAS TUJUAN PENDEKATAN RUANG LINGKUPKEGIATAN
KETERPADUANPROGRAM
1. REGIONAL Keterpaduan dengan sistem
pengendalian banjir Penyesuaian Masterplan
drainase kota denganpola sungai
Pengembangan sistempolder dan pemompaan
Pintu-pintu air Saluran interceptor/sodetan
Flood control Konservasi air baku
2. KOTA
Pengurangan tingkat genanganterutama pada kawasan strategisperkotaan untuk menjagaproduktifitas dan ekonomi kota/Kab,melindungi investasi terbangun danmencegah timbulnya dan tersebarnyapenyakit yang ditularkan melalui air.
Sinkronisasi danketerpaduan sistemdarinase makro danmikro yang dinyatakandalam masterplandrainase kota
Stimulasi pembangunan/peningktan/rehabilitasisaluran primer, sekunder &tersier
Fasilitasi Pengembangan PSdrainase perkotaan skalaKota/kab
PPSP (Program PercepatanSanitasi Perkotaan)
SPPIP (Strategi PembangunanPermukiman InfrastrukturPerkotaan
Pengurangan genangan di kawasanperumahan dan permukiman
Optimalisasi kapasitassistem drainase eksisting
Pembangunan barusistem drainaseberwawasan lingkungan
Stimulasi pembangunan/peningktan/rehabilitasisistem drainase lokal
Pengembangan sistemdrainase berwawasanlingkungan
RPKPP (RencanaPembangunan KawasanPermukiman Prioritas)
KAPET GNPSR (Gerakan Nasional
Pembangunan Sejuta Rumah)
3. KAWASAN
Pengurangan genangan di kawasanperumahan dan permukiman
Optimalisasi kapasitassistem drainase eksisting
Pembangunan barusistem drainaseberwawasan lingkungan
Stimulasi pembangunan/peningktan/rehabilitasisistem drainase lokal
Pengembangan sistemdrainase berwawasanlingkungan
RPKPP (RencanaPembangunan KawasanPermukiman Prioritas)
KAPET GNPSR (Gerakan Nasional
Pembangunan Sejuta Rumah)
4.LINGKUNGAN
Pengurangan tingkat genangan untukmenjaga keberlanjutan lingkunganperumahan dan permukiman yanglayak, sehat dan bersih
Pengembanganpembangunan fisiksaluran drainaseberwawasan lingkungan Pemeliharaan fungsi
saluran drainase melaluiperan aktif masyarakat
Stimulan pembangunanprasarana drainaselingkungan Pelibatan peran aktif
masyarakat dalammemelihara fungsi drainase
KIP Revitalisasi Kawasan Program Keciptakaryaan
berbasis masyarakat(Pamsimas, Sanimas, 3R,SLBM)
5. TAPAKBANGUNAN
Penyediaan PS bangunan yang layakhuni dan sehat
Drainase berwawasanlingkungan Pemisahan saluran air
hujan dan saluran airlimbah
Fasilitasi perencanaan tapakbangunan Pembangunan drainase persil
berwawasan lingkungan Pembuatan sumur resapan
Penerbitan IMB KONSERVASI AIR TANAH Sistem PAH (Panen Air Hujan)
33
Konsep PenangananDi Wilayah HuluLimpasan air hujan :a) ditahan dengan cara melakuan konservasi hutan/ tanamankeras,b) dialirkan terlebih dahulu ke waduk/kolam tampunganuntuk diresapkan (pola retensi sebagai upayapengawetan/konservasi air).c) Kemudian kelebihan limpasan airnya dialirkan ke badanair terdekat.
Di Wilayah HuluLimpasan air hujan :a) ditahan dengan cara melakuan konservasi hutan/ tanamankeras,b) dialirkan terlebih dahulu ke waduk/kolam tampunganuntuk diresapkan (pola retensi sebagai upayapengawetan/konservasi air).c) Kemudian kelebihan limpasan airnya dialirkan ke badanair terdekat.
34
Konsep Penanganan
Di Wilayah TengahLimpasan air hujan melalui saluran drainase dialirkan terlebihdahulu ke waduk/kolam tampungan untuk ditampungsementara atau diresapkan apabila memungkinkan (polaretensi dan pola detensi). Kemudian kelebihan limpasan airnyadialirkan ke badan air terdekat.
Di Wilayah TengahLimpasan air hujan melalui saluran drainase dialirkan terlebihdahulu ke waduk/kolam tampungan untuk ditampungsementara atau diresapkan apabila memungkinkan (polaretensi dan pola detensi). Kemudian kelebihan limpasan airnyadialirkan ke badan air terdekat.
35
KolamTampung/Resapan
KolamTampung/Resapan
SumurResapanSumur
Resapan
Konsep PenangananDi Wilayah HilirAir limpasan saluran dialirkan melalui saluran drainase kewaduk/kolam untuk penampungan sementara (pola detensi)sebelum dialirkan atau dipompa ke badan air (sungai ataulaut).
Di Wilayah HilirAir limpasan saluran dialirkan melalui saluran drainase kewaduk/kolam untuk penampungan sementara (pola detensi)sebelum dialirkan atau dipompa ke badan air (sungai ataulaut).
36
Penanganan Skala RumahTangga
37
Penanganan Kualitas Air
38
Perlu kampanye dengan topik sebagai berikut:
1. Drainase yang mengelola air kelebihan (air hujan) dengancara ditampung untuk digunakan sebagai sumber air bersih,
2. Menjaga lengas tanah dan meningkatkan kualitas ekologi,3. Diresapkan ke dalam tanah untuk meningkatkan cadangan air
tanah,4. Dialirkan atau diatuskan untuk menghindari genangan serta
dipelihara agar berdaya guna secara berkelanjutan.
Perlu kampanye dengan topik sebagai berikut:
1. Drainase yang mengelola air kelebihan (air hujan) dengancara ditampung untuk digunakan sebagai sumber air bersih,
2. Menjaga lengas tanah dan meningkatkan kualitas ekologi,3. Diresapkan ke dalam tanah untuk meningkatkan cadangan air
tanah,4. Dialirkan atau diatuskan untuk menghindari genangan serta
dipelihara agar berdaya guna secara berkelanjutan.
39
Metode Drainase Ramah Lingkungan1. Metode Kolam Konservasi
Dilakukan dengan membuat kolam-kolam baik di perkotaan,permukiman, pertanian atau perkebunan; Untuk menampung air hujan terlebih dahulu, diresapkan dan sisanyadapat dialirkan ke sungai secara perlahan-lahan; Dapat dilakukan dengan memanfaatkan cekungan- cekungan, daerahbekas galian, atau sengaja dibuat dengan menggali.
2. Metode Sumur Resapan Metode praktis cara membuat sumur-sumur untuk mengalirkan air hujan
yang jatuh pada atap perumahan atau kawasan tertentu. Sumur resapandapat dikembangkan pada areal olah raga atar areal wisata;
Konstruksi dan kedalaman sumur resapan disesuaikan dengan kondisilapisan tanah setempat;
Sumur resapan ini hanya dikhususkan untuk air hujan, sehingga masyarakattidak memasukkan air limbah rumah tangga ke sumur resapan
1. Metode Kolam Konservasi Dilakukan dengan membuat kolam-kolam baik di perkotaan,permukiman, pertanian atau perkebunan; Untuk menampung air hujan terlebih dahulu, diresapkan dan sisanyadapat dialirkan ke sungai secara perlahan-lahan; Dapat dilakukan dengan memanfaatkan cekungan- cekungan, daerahbekas galian, atau sengaja dibuat dengan menggali.
2. Metode Sumur Resapan Metode praktis cara membuat sumur-sumur untuk mengalirkan air hujan
yang jatuh pada atap perumahan atau kawasan tertentu. Sumur resapandapat dikembangkan pada areal olah raga atar areal wisata;
Konstruksi dan kedalaman sumur resapan disesuaikan dengan kondisilapisan tanah setempat;
Sumur resapan ini hanya dikhususkan untuk air hujan, sehingga masyarakattidak memasukkan air limbah rumah tangga ke sumur resapan
40
3. Metode River Side Polder Metode menahan aliran air dengan mengelola/menahan air kelebihan (hujan) di
sepanjang bantaran sungai; Pembuatan polder pinggir sungai ini dengan memperbesar bantaran sungai di
berbagai tempat secara selektif di sepanjang sungai; Lokasi polder perlu dicari, sejauh mungkin polder yang dikembangkan mendekati
kondisi alamiah, dalam arti bukan polder dengan pintu-pintu hidraulik teknis dantanggul-tanggul lingkar hidraulis yang mahal;
Pada saat muka air sungai naik akan masuk ke polder dan keluar jika banjir reda; Banjir di hilir dapat dikurangi dan konservasi terjaga
4. Metode Areal Perlindungan Air Tanah
Dilakukan dengan cara menetapkan kawasan lindung untuk air tanah, di mana dikawasan tersebut tidak boleh dibangun bangunan apapun. Areal tersebut dikhususkanuntuk meresapkan air hujan ke dalam tanah;
Di berbagai kawasan perlu sesegera mungkin dicari tempat yang cocok secara geologidan ekologi sebagai areal untuk recharge dan perlindungan air tanah sekaligussebagai bagian penting dari komponen drainase kawasan.
3. Metode River Side Polder Metode menahan aliran air dengan mengelola/menahan air kelebihan (hujan) di
sepanjang bantaran sungai; Pembuatan polder pinggir sungai ini dengan memperbesar bantaran sungai di
berbagai tempat secara selektif di sepanjang sungai; Lokasi polder perlu dicari, sejauh mungkin polder yang dikembangkan mendekati
kondisi alamiah, dalam arti bukan polder dengan pintu-pintu hidraulik teknis dantanggul-tanggul lingkar hidraulis yang mahal;
Pada saat muka air sungai naik akan masuk ke polder dan keluar jika banjir reda; Banjir di hilir dapat dikurangi dan konservasi terjaga
4. Metode Areal Perlindungan Air Tanah
Dilakukan dengan cara menetapkan kawasan lindung untuk air tanah, di mana dikawasan tersebut tidak boleh dibangun bangunan apapun. Areal tersebut dikhususkanuntuk meresapkan air hujan ke dalam tanah;
Di berbagai kawasan perlu sesegera mungkin dicari tempat yang cocok secara geologidan ekologi sebagai areal untuk recharge dan perlindungan air tanah sekaligussebagai bagian penting dari komponen drainase kawasan.
41
42
43
44
F. ASPEK PENGELOLAAN DRAINASE
PEMBINAAN
PemerintahPusat
• Fasilitasi bantuan teknis pembangunan,pemeliharaan dan pengelolaan drainase.
• Peningkatan kapasitas teknik dan manajemenpenyelenggara drainase dan pematusan genangansecara nasional
PemerintahProvinsi
1.Bantuan teknis pembangunan, pemeliharaandan pengelolaan).2.Peningkatan kapasitas teknik danmanajemen penyelenggara drainase danpematusan genangan di wilayah provinsi.
PemerintahProvinsi
PemerintahKab/Kota
• 1. Peningkatan kapasitas teknik danmanajemen penyelenggara drainase danpematusan genangan di wilayahkabupaten/kota
1.Bantuan teknis pembangunan, pemeliharaandan pengelolaan).2.Peningkatan kapasitas teknik danmanajemen penyelenggara drainase danpematusan genangan di wilayah provinsi.
PENGATURAN
PemerintahPusat
• 1.Penetapan kebijakan dan strategi nasional dalampenyelenggaraan drainase dan pematusangenangan.
• 2.Penetapan NSPK penyelenggaraan drainase danpematusan genangan.
PemerintahProvinsi
• 1.Penetapan peraturan daerah kebijakan danstrategi provinsi berdasarkan kebijakan danstrategi nasional.
• 2. Penetapan peraturan daerah NSPK provinsiberdasarkan SPM yang ditetapkan olehpemerintah di wilayah provinsi.
PemerintahProvinsi
• 1.Penetapan peraturan daerah kebijakan danstrategi provinsi berdasarkan kebijakan danstrategi nasional.
• 2. Penetapan peraturan daerah NSPK provinsiberdasarkan SPM yang ditetapkan olehpemerintah di wilayah provinsi.
PemerintahKab/Kota
• 1. Penetapan peraturan daerah kebijakan danstrategi kabupaten/kota berdasarkankebijakan nasional dan provinsi.
• 2. Penetapan peraturan daerah NSPK drainasedan pematusan genangan di wilayahkabupaten/kota berdasarkan SPM yangdisusun pemerintah pusat dan provinsi.
PEMBANGUNAN
PemerintahPusat
• 1.Fasilitasi penyelesaian masalah dan permasalahanoperasionalisasi sistem drainase dan penanggulanganbanjir lintas provinsi.
• 2. Fasilitasi penyelenggaraan pembangunan danpemeliharaan PS drainase dan pengendalian banjir dikawasan khusus dan strategis nasional.
• 3. Fasilitasi penyusunan rencana indukpenyelenggaraan prasarana sarana drainase danpengendalian banjir skala nasional.
PemerintahProvinsi
• 1. Fasilitasi penyelesaian masalah danpermasalahan operasionalisasi sistem drainase danpenanggulangan banjir lintas kabupaten/kota.
• 2.Fasilitasi penyelenggaraan pembangunan danpemeliharaan PS drainase di wilayah provinsi.
• 3.Penyusunan rencana induk PS drainase skalaregional/lintas daerah.
PemerintahProvinsi
• 1. Fasilitasi penyelesaian masalah danpermasalahan operasionalisasi sistem drainase danpenanggulangan banjir lintas kabupaten/kota.
• 2.Fasilitasi penyelenggaraan pembangunan danpemeliharaan PS drainase di wilayah provinsi.
• 3.Penyusunan rencana induk PS drainase skalaregional/lintas daerah.
PemerintahKab/Kota
• 1. Penyelesaian masalah dan permasalahanoperasionalisasi sistem drainase danpenanggulangan banjir di wilayahkabupaten/kota serta koordinasi dengan daerahsekitarnya.
• 2. Penyelenggaraan pembangunan danpemeliharaan PS drainase di wilayahkabupaten/kota.
• 3. Penyusunan rencana induk PS drainase skalakabupaten/kota.
PENGAWASAN
PemerintahPusat
• 1. Evaluasi kinerja penyelenggaraan sistem drainase danpengendali banjir secara nasional.
• 2. Pengawasan dan pengendalian penyelenggaraandrainase dan pengendalian banjir secara lintas provinsi.
• 3. Pengawasan dan pengendalian atas pelaksanaanNSPK.
PemerintahProvinsi
• 1. Evaluasi di provinsi terhadap penyelenggaraansistem drainase dan pengendali banjir di wilayahprovinsi.
• 2. Pengawasan dan pengendalianpenyelenggaraan drainase dan pengendalianbanjir lintas kabupaten/kota.
• 3. Pengawasan dan pengendalian ataspelaksanaan NSPK.
• 1. Evaluasi kinerja penyelenggaraan sistem drainase danpengendali banjir secara nasional.
• 2. Pengawasan dan pengendalian penyelenggaraandrainase dan pengendalian banjir secara lintas provinsi.
• 3. Pengawasan dan pengendalian atas pelaksanaanNSPK.
PemerintahProvinsi
• 1. Evaluasi di provinsi terhadap penyelenggaraansistem drainase dan pengendali banjir di wilayahprovinsi.
• 2. Pengawasan dan pengendalianpenyelenggaraan drainase dan pengendalianbanjir lintas kabupaten/kota.
• 3. Pengawasan dan pengendalian ataspelaksanaan NSPK.
PemerintahKab/Kota
• 1. Evaluasi terhadap penyelenggaraan sistemdrainase dan pengendali banjir di wilayahkabupaten/kota.
• 2. Pengawasan dan pengendalianpenyelenggaraan drainase dan pengendalianbanjir di kabupaten/kota.
• 3. Pengawasan dan pengendalian ataspelaksanaan NSPK.
ASPEK PEMANTAUAN MELIPUTI :
A. Aspek Struktural
Sistem Drainaseeksisting meliputi ;- sistem dan pola
pengaliran,- kapasitas sistem,- permasalahan
banjir dangenangan
- kondisi prasaranadan sarana
KarakteristikGenanganmeliputi:- lokasi genangan,- korban jiwa dan
kerugianmaterial,
- luas, tinggi, lamagenangan dan
- intensitasgenangan
dilengkapikoordinat lokasigenangan dan petagenangan
Kondisi Salurandilengkapi dengan :- data elevasi
dasar saluran,- dimensi, dan
kemiringansaluran,
- material saluran- Tahun
pembangunan
Kondisi BangunanPelengkap antaralain :- rumah pompa
dan banjir,- pintu air,- kolam retensi,- gorong-gorong
dll.
Sistem Drainaseeksisting meliputi ;- sistem dan pola
pengaliran,- kapasitas sistem,- permasalahan
banjir dangenangan
- kondisi prasaranadan sarana
KarakteristikGenanganmeliputi:- lokasi genangan,- korban jiwa dan
kerugianmaterial,
- luas, tinggi, lamagenangan dan
- intensitasgenangan
dilengkapikoordinat lokasigenangan dan petagenangan
Kondisi Salurandilengkapi dengan :- data elevasi
dasar saluran,- dimensi, dan
kemiringansaluran,
- material saluran- Tahun
pembangunan
Kondisi BangunanPelengkap antaralain :- rumah pompa
dan banjir,- pintu air,- kolam retensi,- gorong-gorong
dll.
ASPEK PEMANTAUAN MELIPUTI :
A. Aspek Struktural
Sistem Drainaseeksisting meliputi :- sistem dan pola
pengaliran,- kapasitas sistem,- permasalahan
banjir dangenangan
- kondisi prasaranadan sarana
KarakteristikGenanganmeliputi:- lokasi genangan,- korban jiwa dan
kerugianmaterial,
- luas, tinggi, lamagenangan dan
- intensitasgenangan
dilengkapikoordinat lokasigenangan dan petagenangan
Kondisi Salurandilengkapi dengan :- data elevasi
dasar saluran,- dimensi, dan
kemiringansaluran,
- material saluran- Tahun
pembangunan
KondisiBangunanPelengkap antaralain :- rumah pompa
dan banjir,- pintu air,- kolam retensi,- gorong-gorong
dll.
Sistem Drainaseeksisting meliputi :- sistem dan pola
pengaliran,- kapasitas sistem,- permasalahan
banjir dangenangan
- kondisi prasaranadan sarana
KarakteristikGenanganmeliputi:- lokasi genangan,- korban jiwa dan
kerugianmaterial,
- luas, tinggi, lamagenangan dan
- intensitasgenangan
dilengkapikoordinat lokasigenangan dan petagenangan
Kondisi Salurandilengkapi dengan :- data elevasi
dasar saluran,- dimensi, dan
kemiringansaluran,
- material saluran- Tahun
pembangunan
KondisiBangunanPelengkap antaralain :- rumah pompa
dan banjir,- pintu air,- kolam retensi,- gorong-gorong
dll.
EVALUASIAspek
struktural Setiap 6–12 bulan sekali
Aspek nonstruktural
- Bidang administrasi keuanganberupa audit setiap 6-12 bulan
sekali- Bidang kelembagaan dan
institusi setiap 12 bulan sekali
G. READINESS CRITERIA DALAM PENGANGGARANDIBIDANG DRAINASE
READINESS CRITERIA DALAM PENGANGGARANPRASARANA DAN SARANA DIBIDANG DRAINASE: Kesiapan Lahan Tersedianya DED Tersedianya AMDAL Adanya Insitusi Pengelola PascaKosntruksi Adanya surat pernyataan bersedia serah terima aset Adanya Surat Pernyataan Minat Pembangunan
Prasarana dan Sarana Drainase
READINESS CRITERIA DALAM PENGANGGARANPRASARANA DAN SARANA DIBIDANG DRAINASE: Kesiapan Lahan Tersedianya DED Tersedianya AMDAL Adanya Insitusi Pengelola PascaKosntruksi Adanya surat pernyataan bersedia serah terima aset Adanya Surat Pernyataan Minat Pembangunan
Prasarana dan Sarana Drainase