179

 · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

  • Upload
    lamtruc

  • View
    244

  • Download
    5

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini
Page 2:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

i

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia

Page 3:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

i

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia

PERKEMBANGAN EKONOMI KEUANGANDAN KERJA SAMA INTERNASIONAL

TRIWULAN IV - 2012

Departemen Internasional

Perkembangan EkonomiGlobal

Perkembangan EkonomiIndividu Negara

Perkembangan Pasar KeuanganDan Pasar Komoditas

Perkembangan Kerja Sama Internasionaldan Lembaga Internasional

A r t i k e l

Page 4:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

ii

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007

Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama

Internasional ini bersumber dari berbagai publikasi dan pendapat pribadi para

penulis dan bukan merupakan pendapat dan kebijakan Bank Indonesia.

Pengutipan diizinkan dengan menyebutkan sumbernya.

Redaksi sangat mengharapkan komentar, saran, dan kritik

demi perbaikan terbitan ini.

Redaksi juga mengundang sumbangan artikel, karangan,

laporan untuk dapat dimuat dalam terbitan ini.

Alamat Redaksi:

Grup Kerja Sama dan Studi ASEAN

Departemen Internasional

Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 6

Jl. M.H. Thamrin No. 2, Jakarta 10110

Telepon: (021) 381-8196, 381-8048, Faksimili: (021) 3857358

Page 5:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

iii

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia

Kata Pengantar

Krisis yang berkepanjangan dan lambannya proses pemulihan ekonomi negara maju telah

menahan akselerasi pertumbuhan ekonomi dunia di TW4-12. Kebijakan akomodatif oleh otoritas

negara maju sebagai respon ekonomi yang melambat dinilai belum mampu menyentuh akar

permasalahan krisis dan hanya memberi sentimen positif jangka pendek. Oleh karena itu, imbas

nyata kebijakan akomodatif baru dirasakan di pasar keuangan, sementara indikator makro seperti

angka pengangguran, investasi, konsumsi, dan sentimen bisnis masih dalam kecenderungan

melemah. Masih tingginya kerentanan di negara maju selanjutnya mendorong sejumlah lembaga

dunia seperti IMF, World Bank, BIS, dan Consensus Forecast memangkas proyeksi laju

pertumbuhan global di 2013.

Meski perlambatan laju perekonomian global semakin terasa ke berbagai kawasan, namun

di triwulan laporan sejumlah negara emerging masih mengalami pertumbuhan ekonomi yang

terjaga. Hal itu tidak terlepas dari permintaan domestik yang masih kuat di tengah kebijakan pro

growth otoritas. Kondisi itu pada gilirannya mengompensasi lesunya kinerja eksternal sebagai

imbas lemahnya permintaan dunia. Namun, negara emerging perlu mewaspadai sejumlah risiko

ke depan. Kebijakan pemerintah menaikkan upah minimum seperti di Thailand dan Malaysia

dikhawatirkan mendorong naiknya tekanan laju inflasi ke depan di tengah sumbatan bottleneck

yang belum terselesaikan. Otoritas negara emerging juga dihadapkan pada semakin terbatasnya

ruang kebijakan.

Rentannya daya tahan perekonomian global ke depan mendorong berbagai fora kerjasama

di tataran regional dan internasional untuk tetap mengangkat tema pemulihan dan penguatan

ekonomi dalam menghadapi ketidakpastian sebagai agenda utama kerja sama. Selain itu,

meningkatnya peran negara emerging dalam pertumbuhan global dewasa ini memperkuat

harapan agar reformasi kuota di tubuh IMF dilanjutkan. Sementara itu, untuk menjaga daya

tahan negara-negara ASEAN dan Asia Timur dalam menghadapi ketidakpastian global yang

berkepanjangan, kapasitas jaring pengaman keuangan regionalpun baru-baru ini ditingkatkan.

Page 6:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

iv

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007

Jakarta, Februari 2013

Departemen InternasionalDepartemen InternasionalDepartemen InternasionalDepartemen InternasionalDepartemen Internasional

Berbagai perkembangan di atas kembali menunjukkan bahwa prospek perekonomian

global di 2013 diperkirakan masih akan menghadapi tantangan yang cukup berat. Tidak hanya

dipengaruhi oleh masih tingginya faktor risiko yang membayangi perekonomian negara maju,

khususnya AS, Kawasan Eropa, dan Jepang, prospek ke depan juga akan sangat ditentukan oleh

kemampuan negara emerging untuk bertahan dan turut menjadi sumber pertumbuhan ke depan.

Pembaca yang budiman, selamat membaca.

Page 7:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

v

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia

Daftar IsiHalaman

KATA PENGANTAR ........................................................................................KATA PENGANTAR ........................................................................................KATA PENGANTAR ........................................................................................KATA PENGANTAR ........................................................................................KATA PENGANTAR ........................................................................................ ...................................................................... iiiiiiiiiiiiiii

DAFTAR ISI ........................................................................................DAFTAR ISI ........................................................................................DAFTAR ISI ........................................................................................DAFTAR ISI ........................................................................................DAFTAR ISI ........................................................................................ .................................................................................................................................. vvvvv

DAFTAR SINGKATANDAFTAR SINGKATANDAFTAR SINGKATANDAFTAR SINGKATANDAFTAR SINGKATAN .................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................... viiviiviiviiviiRINGKASAN EKSEKUTIFRINGKASAN EKSEKUTIFRINGKASAN EKSEKUTIFRINGKASAN EKSEKUTIFRINGKASAN EKSEKUTIF ................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................ 11111

BAB I PERKEMBANGAN EKONOMI GLOBALBAB I PERKEMBANGAN EKONOMI GLOBALBAB I PERKEMBANGAN EKONOMI GLOBALBAB I PERKEMBANGAN EKONOMI GLOBALBAB I PERKEMBANGAN EKONOMI GLOBAL ..................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................... 55555

Perkembangan Ekonomi Global dan Regional ............................................................... 7

BAB II PERKEMBANGAN EKONOMI INDIVIDU NEGARA ...................BAB II PERKEMBANGAN EKONOMI INDIVIDU NEGARA ...................BAB II PERKEMBANGAN EKONOMI INDIVIDU NEGARA ...................BAB II PERKEMBANGAN EKONOMI INDIVIDU NEGARA ...................BAB II PERKEMBANGAN EKONOMI INDIVIDU NEGARA ................... ............................................................................................................................................ 1919191919A. Negara Maju ............................................................................................................ 19

A.1. Amerika Serikat ............................................................................................. 19A.2. Kawasan Euro dan Inggris .............................................................................. 32

2.1. Kawasan Euro ......................................................................................... 322.2. Inggris .................................................................................................... 45

A.3. Jepang ............................................................................................................ 51B. Negara Berkembang ................................................................................................ 57

B.1 China ............................................................................................................ 57B.2 India .............................................................................................................. 63B.3 Korea ............................................................................................................ 68B.4 Malaysia ........................................................................................................ 75B.5 Filipina ........................................................................................................... 78B.6 Singapura ...................................................................................................... 82B.7 Thailand ........................................................................................................ 86B.8 Vietnam......................................................................................................... 90B.9 Brazil ............................................................................................................. 94

BAB IIIBAB IIIBAB IIIBAB IIIBAB III PASAR KEUANGAN DAN PASAR KOMODITASPASAR KEUANGAN DAN PASAR KOMODITASPASAR KEUANGAN DAN PASAR KOMODITASPASAR KEUANGAN DAN PASAR KOMODITASPASAR KEUANGAN DAN PASAR KOMODITAS ................................................................................................................................................................................................................................................ 103103103103103A. Pasar Keuangan ....................................................................................................... 103

A.1. Pasar Saham ..................................................................................................... 103A.2. Pasar Obligasi ................................................................................................... 106A.3. Pasar Keuangan Syariah .................................................................................... 116

B. Pasar Valuta Asing.................................................................................................... 123C. Pasar Komoditas ...................................................................................................... 126

Page 8:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

vi

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007

BAB IVBAB IVBAB IVBAB IVBAB IV PERKEMBANGAN KERJA SAMA INTERNASIONAL DANPERKEMBANGAN KERJA SAMA INTERNASIONAL DANPERKEMBANGAN KERJA SAMA INTERNASIONAL DANPERKEMBANGAN KERJA SAMA INTERNASIONAL DANPERKEMBANGAN KERJA SAMA INTERNASIONAL DANLEMBAGA INTERNASIONALLEMBAGA INTERNASIONALLEMBAGA INTERNASIONALLEMBAGA INTERNASIONALLEMBAGA INTERNASIONAL ............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................ 133133133133133

B. Kerja Sama Regional ................................................................................................ 134B. Kerja Sama Multilateral ............................................................................................ 136

B.1 Respon Forum Multilateral Atas Perkembangan Ekonomi Global .................... 136

B.2 Reformasi Asitektur Keuangan Internasional............................ ...................... 139

Boks: Agenda G-20 Presidensi Rusia 2013....................................... ........................ 142

BAB V ARTIKELBAB V ARTIKELBAB V ARTIKELBAB V ARTIKELBAB V ARTIKEL ....................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................... 145145145145145

Asesmen Prospek Ekonomi Global: Pemulihan Ekonomi Global Masih Menghadapi

Tantangan Berat ........................................................................................................... 145

LAMPIRANLAMPIRANLAMPIRANLAMPIRANLAMPIRAN.................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................... 151151151151151Tabel 1 Produk Domestik Bruto .................................................................................... 152Tabel 2 Angka Pengangguran ...................................................................................... 153Tabel 3 Inflasi IHK ........................................................................................................ 154Tabel 4 Suku Bunga Kebijakan Bank Sentral ................................................................. 155Tabel 5 Pertumbuhan Uang Beredar ............................................................................. 156Tabel 6 Surplus/Defisit Keuangan Pemerintah ............................................................... 157Tabel 7 Neraca Berjalan ................................................................................................ 158Tabel 8 Cadangan Devisa ............................................................................................. 159Tabel 9 Nilai Tukar Dunia terhadap USD ....................................................................... 160Tabel 10 Nilai Tukar Rupiah terhadap Mata Uang Dunia ................................................ 161Tabel 11 Indeks Saham ................................................................................................. 162Tabel 12 Harga Komoditi Dunia .................................................................................... 163Tabel 13 Yield Obligasi Indonesia .................................................................................. 164Tabel 14 Premi CDS Indonesia, Peers, dan Periferal Eropa .............................................. 165Tabel 15 Penerbitan Sukuk ............................................................................................ 165Tabel 16 Indeks Saham Syariah ..................................................................................... 165

Page 9:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

vii

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia

Daftar Singkatan

ABMF Asian Bond Market Forum

ADB Asian Development Bank

AIF ASEAN Infrastructure Fund

AML Anti Money Laundring

AMRO ASEAN+3 Macroeconomic Research Office

ASEAN Association of South East Asian Nations

ASEAN+3 Kelompok Kerjasama ASEAN dengan China, Jepang, dan Korea Selatan

ASEAN5 Negara ASEAN yang terdiri dari Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand,

Filipina

ASEAN6 Negara ASEAN yang terdiri dari Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand,

Filipina dan Vietnam

Aspac Asia Pasifik

BANXICO Bank Sentral Mexico

BBM Bahan Bakar Minyak

BCB Banco Central do Brazil

BCBS Basel Committee on Banking Supervision

BCMLV Terdiri dari Brunei, Cambodia, Myanmar, Lao, Vietnam

BIS Bank for International Settlements

BNM Bank Negara Malaysia

BoE Bank of England

BoK Bank of Korea

BOJ Bank of Japan

BOT Bank of Thailand

BSP Bangko Sentral ng Pilipinas

BUMN Badan Usaha Milik Negara

CAP Cannes Action Plan

CDS Credit Default Swap

CF Consensus Forecast

CFT Combating the Financing of Terrorism

CGIF Credit Guarantee and Investment Facility

CMIM Chiang Mai Initiative Multilateralization

CPI Consumer Price Index

Page 10:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

viii

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007

CRA Credit Rating Agencies

CRR Cash Reserve Ratio

DIFX Dubai International Financial Exchange

DJIM Dow Jones Islamic Market

EB Executive Board

EBA European Bank Authority

ECB European Central Bank

EFSF European Financial Stability Facility

EMDCs Emerging Market and Developing Countries

EMEAP Executives» Meeting of East Asia-Pacific Central Banks

ESM European Stability Mechanism

ETP Economic Transformation Program

FDI Foreign Direct Investment

Fedres Federal Reserve

FSB Financial Stability Board

FSSB Growth Framework for Strong, Sustainable, and Balanced Growth

FTA Free Trade Area

G-3 Group-3 yang terdiri dari Amerika Serikat, Jerman, dan Jepang

G-20 Group-20 yang terdiri dari Argentina, Australia, Brazil, Kanada, China,

Perancis, Jerman, India, Indonesia, Italia, Jepang, Meksiko, Rusia, Arab

Saudi, Afrika Selatan, Korea, Turki, Inggris, Amerika Serikat dan Uni Eropa.

G-SIBs Globally Systemic Important Banks

G-SIFIs Global Systematically Important Financial Institutions

GDP Gross Domestic Product

GWM Giro Wajib Minimum

ICDPS Islamic Cooperation for the Development of the Private Sector

IILM International Islamic Liquidity Management

IFA International Financial Architecture

IFC International Finance Corporation

IFI International Financial Institutions

IHK Indeks Harga Konsumen

IMF International Monetary Fund

Page 11:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

ix

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Dunia

ISM Institute for Supply Management

JII Jakarta Islamic Index

KPR Kredit Perumahan Rakyat

KRW Korean Won

LCBMs Local Currency Bond Markets

LTROs Longer-term Refinancing Operations

MAS Monetary Authority of Singapore

MEA Masyarakat Ekonomi ASEAN

MPI Manufacturing Production Index

NPA Note Purchase Agreement

NPL Non Performing Loan

OECD Organisation for Economic Co-operation and Development

OIS Overnight Indexed Swap

OMTs Outright Monetary Transactions

OPR Overnight Policy Rate

OTC Over The Counter

PBoC People»s Bank of China

PDB Produk Domestik Bruto

PIIGS Portugal, Irlandia, Italy, Yunani (Greece) dan Spanyol

PLN Pinjaman Luar Negeri

PMI Purchasing Manager Index

PPI Producer Price Index

PRGT Poverty Reduction and Growth Trust

QE Quantitative Easing

QEP Quantitative Easing Policy

QOQ Quarter on Quarter

QTQ Quarter to Quarter

RBI Reserve Bank of India

REER Real Effective Exchange Rate

RFA Regional Financial Arrangement

SBV State Bank of Vietnam

SEACEN South East Asian Central BanksΩ

Page 12:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

x

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007

SELIC The Central Depository of Securities yang dikeluarkan oleh The National

Treasury and The Banco Central do Brasil

SSBG Strong, Sustainable and Balanced Growth

SSE Shanghai Stock Exchange

S&P Standard & Poor»s

TW Triwulan

TWI Trade Weighted Index

ULN Utang Luar Negeri

USD US Dollar

WEO World Economic Outlook

WPI Wholesale Price Index

WTI Western Texas Intermediate

YOY Year on Year

Page 13:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

1

Ringkasan Eksekutif

Ekonomi dunia di triwulan laporan tercatat terus melambat dan mencapai titik terendahEkonomi dunia di triwulan laporan tercatat terus melambat dan mencapai titik terendahEkonomi dunia di triwulan laporan tercatat terus melambat dan mencapai titik terendahEkonomi dunia di triwulan laporan tercatat terus melambat dan mencapai titik terendahEkonomi dunia di triwulan laporan tercatat terus melambat dan mencapai titik terendah

sepanjang 2012.sepanjang 2012.sepanjang 2012.sepanjang 2012.sepanjang 2012. Hal itu merupakan imbas dari proses pemulihan ekonomi negara maju yang

berjalan lambat seiring menguatnya rambatan pelemahan permintaan global yang dirasakan

sejumlah negara emerging. Di antara negara maju, Kawasan Euro diperkirakan masih berada

dalam fase kontraksi pada triwulan laporan, seiring masih terbatasnya pengeluaran masyarakat,

tingginya angka pengangguran, rentannya sektor keuangan dan pemerintah, serta meningkatnya

ketidakpastian politik di beberapa negara. Di saat yang sama, ekonomi AS juga mengalami

pelemahan pertumbuhan ekonomi sebagai imbas masih lemahnya permintaan global, rentannya

kepercayaan masyarakat dan investor, dan pemulihan sektor properti yang belum stabil. Selain

itu, ekonomi Jepang yang diharapkan kembali pulih pascabencana tsunami 2011 juga masih

menunjukan perkembangan yang lesu di triwulan akhir 2012.

Ekonomi dunia terbantu oleh terjaganya kinerja sejumlah negaraEkonomi dunia terbantu oleh terjaganya kinerja sejumlah negaraEkonomi dunia terbantu oleh terjaganya kinerja sejumlah negaraEkonomi dunia terbantu oleh terjaganya kinerja sejumlah negaraEkonomi dunia terbantu oleh terjaganya kinerja sejumlah negara emergingemergingemergingemergingemerging Asia seperti Asia seperti Asia seperti Asia seperti Asia seperti

China, India, dan Thailand. China, India, dan Thailand. China, India, dan Thailand. China, India, dan Thailand. China, India, dan Thailand. Hal itu tidak terlepas dari masih kuatnya permintaan domestik di

tengah kebijakan otoritas yang juga akomodatif. Namun, rambatan perlambatan aktivitas

perekonomian semakin terasa di sejumlah negara emerging lain seperti Korea, Singapura, dan

Brazil seiring kuatnya hubungan dagang dengan negara maju. Selain itu, ruang kebijakan (policy

space) di beberapa negara diindikasikan juga semakin menipis dan sejumlah bottleneck di sisi

pasokan juga masih membebani sejumlah negara seperti India dan Brazil.

Lambatnya proses pemulihan ekonomi sepanjang 2012 berujung pada dipangkasnyaLambatnya proses pemulihan ekonomi sepanjang 2012 berujung pada dipangkasnyaLambatnya proses pemulihan ekonomi sepanjang 2012 berujung pada dipangkasnyaLambatnya proses pemulihan ekonomi sepanjang 2012 berujung pada dipangkasnyaLambatnya proses pemulihan ekonomi sepanjang 2012 berujung pada dipangkasnya

proyeksi laju pertumbuhan ekonomi 2013.proyeksi laju pertumbuhan ekonomi 2013.proyeksi laju pertumbuhan ekonomi 2013.proyeksi laju pertumbuhan ekonomi 2013.proyeksi laju pertumbuhan ekonomi 2013. Masih tingginya ketidakpastian yang menyelimuti

proses pemulihan krisis mendorong IMF dan ECB mengoreksi ke bawah laju pertumbuhan

Kawasan Euro di 2013. Sementara itu, tingginya downside risks di AS dari kebijakan fiscal cliff di

tengah daya beli yang lemah berada di balik alasan dipangkasnya proyeksi laju PDB AS ke depan.

Namun, ekonomi di negara emerging diproyeksikan masih solid dengan ekspansi 2013

diperkirakan masih lebih baik dari kinerja 2012. Hal itu didorong oleh permintaan domestik yang

terjaga yang disertai kebijakan makro yang kondusif. Namun demikian negara emerging perlu

memperhatikan ruang kebijakan yang cenderung menipis dan belum terselesaikannya sejumlah

bottleneck di sisi pasokan.

Negara maju masih menghadapi risiko struktural yang dapat menambah bebanNegara maju masih menghadapi risiko struktural yang dapat menambah bebanNegara maju masih menghadapi risiko struktural yang dapat menambah bebanNegara maju masih menghadapi risiko struktural yang dapat menambah bebanNegara maju masih menghadapi risiko struktural yang dapat menambah beban

perlambatan ekonomiperlambatan ekonomiperlambatan ekonomiperlambatan ekonomiperlambatan ekonomi. Di 2013, AS masih menghadapi risiko pembiayaan APBN akibat belum

Ringkasan Eksekutif

“Ekonomi 2013 Masih Penuh Risiko”

Page 14:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2012

2

disetujuinya tambahan pagu utang pemerintah meski saat ini permasalahan fiscal cliff untuk

sementara waktu telah teratasi. AS juga masih dihadapkan pada kerentanan di sektor tenaga

kerja dan potensi pemburukan di sektor keuangan sebagai imbas krisis Kawasan Euro. Sementara

itu, Kawasan Euro menghadapi risiko yang tinggi apabila terjadi pemburukan sovereign debt,

potensi meningkatnya risiko sistemik perbankan, dan downside risks dari kebijakan austerity

measure. Jepang juga masih dihadapkan oleh risiko liquidity trap yang menyebabkan target

inflasi tidak tercapai meskipun telah menempuh kebijakan sangat ekspansif pascaterpilihnya

Shinzo Abe sebagai Perdana Menteri.

Perekonomian negara Perekonomian negara Perekonomian negara Perekonomian negara Perekonomian negara emergingemergingemergingemergingemerging juga tidak lepas dari bayang-bayang risiko. juga tidak lepas dari bayang-bayang risiko. juga tidak lepas dari bayang-bayang risiko. juga tidak lepas dari bayang-bayang risiko. juga tidak lepas dari bayang-bayang risiko. Risiko yang

dihadapi cenderung bervariasi. China masih menghadapi risiko perekonomian yang masih berjalan

lambat sejalan tingginya utang pemerintah daerah yang berimbas pada keterbatasan ekspansi.

India diperkirakan masih menghadapi risiko tingginya tekanan inflasi serta defisit kembar di sisi

fiskal dan current account. Sementara itu, daya tahan ekonomi ASEAN akan menghadapi

tantangan sejalan dengan masih lemahnya perekonomian global yang berujung pada lemahnya

ekspor kawasan. Selain itu, negara ASEAN juga dihadapkan pada risiko meningkatnya ekspektasi

inflasi akibat tingginya permintaan domestik pasca-peningkatan upah minimum seperti di Malaysia

dan Thailand, serta perkiraan pengurangan subsidi BBM di Malaysia pascapemilu April 2013.

Sebagian besar otoritas diperkirakan akan mempertahankan kebijakan yang longgar.Sebagian besar otoritas diperkirakan akan mempertahankan kebijakan yang longgar.Sebagian besar otoritas diperkirakan akan mempertahankan kebijakan yang longgar.Sebagian besar otoritas diperkirakan akan mempertahankan kebijakan yang longgar.Sebagian besar otoritas diperkirakan akan mempertahankan kebijakan yang longgar.

Negara maju diperkirakan akan terus mempertahankan kebijakan akomodatif berupa suku bunga

rendah dan kebijakan quantitative easing. Otoritas di Jepang diperkirakan akan menerapkan

kebijakan moneter yang lebih agresif untuk mencapai target inflasi yang lebih tinggi. Di negara

emerging, kebijakan yang ditempuh cenderung bervariasi. China diperkirakan akan mengeluarkan

kebijakan fiskal dan moneter untuk mendorong pertumbuhan di tengah kebijakan ketat di sektor

properti. India akan menempuh kebijakan konsolidasi fiskal untuk mencapai target defisit 3%

terhadap PDB di 2017 dan cenderung menggunakan GWM. Thailand yang masih berupaya

pulih pascabencana banjir 2011 diperkirakan masih akan menurunkan suku bunga kebijakan

untuk mencapai level pertumbuhan 4%-5% yoy di 2013. Sementara itu, Filipina diperkirakan

akan menempuh kebijakan yang cenderung ketat sejalan dengan meningkatnya ekspektasi inflasi

dan tingginya permintaan domestik.

Transaksi pasar keuangan global di akhir 2012 ditutup dengan kinerja positif meski masihTransaksi pasar keuangan global di akhir 2012 ditutup dengan kinerja positif meski masihTransaksi pasar keuangan global di akhir 2012 ditutup dengan kinerja positif meski masihTransaksi pasar keuangan global di akhir 2012 ditutup dengan kinerja positif meski masihTransaksi pasar keuangan global di akhir 2012 ditutup dengan kinerja positif meski masih

dibayangi ketidakpastian ekonomi globaldibayangi ketidakpastian ekonomi globaldibayangi ketidakpastian ekonomi globaldibayangi ketidakpastian ekonomi globaldibayangi ketidakpastian ekonomi global. Langkah otoritas negara maju yang terus mengeluarkan

kebijakan akomodatif pada gilirannya memberi sentimen positif kinerja bursa dunia. Indeks Dow

Jones (AS), Stoxx 50 (Eropa), maupun Nikkei 225 (Jepang) di triwulan laporan tercatat mengalami

perbaikan meski risiko kerentanan di AS, Kawasan Eropa, dan Jepang masih tinggi. Hal itu

tercermin dari yield obligasi Kawasan Eropa dan Jepang di triwulan laporan yang berada dalam

Page 15:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

3

Ringkasan Eksekutif

tren lemah. Sementara itu, pasar saham di ASEAN juga membukukan kinerja positif sebagai

imbas sentimen positif bursa global. Di antara negara ASEAN5, bursa saham di Thailand, Filipina,

dan Indonesia tercatat mengalami kinerja terbaik secara triwulanan maupun tahunan sejalan

masih terjaganya resiliensi perekonomian. Kinerja positif yang dialami oleh bursa saham global

pada gilirannya mendorong berlanjutnya tren apresiasi mata uang dunia terhadap USD. Hal itu

juga dilatarbelakangi kebijakan the Fed yang melanjutkan quantitative easing di periode laporan.

Harga komoditas di TW4-12 cenderung melemah, namun harga diperkirakan bertahanHarga komoditas di TW4-12 cenderung melemah, namun harga diperkirakan bertahanHarga komoditas di TW4-12 cenderung melemah, namun harga diperkirakan bertahanHarga komoditas di TW4-12 cenderung melemah, namun harga diperkirakan bertahanHarga komoditas di TW4-12 cenderung melemah, namun harga diperkirakan bertahan

tinggi di 2013.tinggi di 2013.tinggi di 2013.tinggi di 2013.tinggi di 2013. Krisis yang berkepanjangan di negara maju pada gilirannya menekan kenaikan

harga komoditas global di triwulan laporan. Meski demikian, untuk keseluruhan 2012 harga

komoditi global masih di kisaran harga yang tinggi dan diperkirakan masih akan berlanjut di

2013 sejalan dengan kondisi pasar komoditas masih dalam kondisi kelebihan permintaan. Sejalan

dengan masih tingginya ketidakpastian ekonomi global, kilau logam emas sebagai aset alternatif

diprediksi masih akan mendorong kenaikan harga di 2013.

Upaya pemulihan krisis dan penguatan ekonomi masih menjadi agenda utama fora kerjaUpaya pemulihan krisis dan penguatan ekonomi masih menjadi agenda utama fora kerjaUpaya pemulihan krisis dan penguatan ekonomi masih menjadi agenda utama fora kerjaUpaya pemulihan krisis dan penguatan ekonomi masih menjadi agenda utama fora kerjaUpaya pemulihan krisis dan penguatan ekonomi masih menjadi agenda utama fora kerja

sama. sama. sama. sama. sama. Di tataran regional, langkah penguatan ekonomi kawasan dilakukan dengan terus

mendorong perwujudan integrasi ekonomi kawasan dalam kerangka Masyarakat Ekonomi ASEAN

2015, penyempurnaan jaring pengaman keuangan dengan meningkatkan kapasitas Chiang Mai

Initiative Multilateralization (CMIM), pengembangan kapasitas surveillance, dan melakukan

pendalaman pasar keuangan. Di fora multilateral, IMF dan G-20 terus mendorong komitmen

negara anggota untuk melakukan reformasi struktural guna mendorong pertumbuhan, di samping

menyepakati perlunya penguatan sumber dana IMF dalam mengatasi krisis. Sementara itu,

reformasi sektor keuangan dalam rangka Basel III, reformasi pasar derivatif OTC, dan perhatian

atas lembaga keuangan sistemik juga senantiasa mewarnai pembahasan fora seperti G-20 dan

BIS.

Page 16:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2012

4

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 17:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

5

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Global

Ekonomi dunia masih tumbuh lemah. Di triwulan laporan ekonomi dunia diperkirakan

tumbuh 2,9% yoy, tidak jauh berbeda dengan triwulan sebelumnya (3,0% yoy) dan lebih rendah

dari 3,2% yoy di TW2-12. Ekonomi Kawasan Euro diperkirakan masih terkontraksi pada TW4-

12, di tengah terbatasnya pengeluaran masyarakat, tingginya angka pengangguran, rentannya

sektor keuangan dan pemerintah, serta meningkatnya ketidakpastian politik di beberapa negara.

Sementara itu, ekonomi AS yang diharapkan mampu mengompensasi perlambatan di Kawasan

Euro pertumbuhannya di TW4-12 kembali melemah dari triwulan sebelumnya. Masih lemahnya

permintaan dunia dan rentannya kepercayaan masyarakat dan investor serta pemulihan sektor

perumahan yang belum stabil berada di balik pelemahan kinerja ekonomi. Hanya sektor tenaga

kerja yang sedikit membaik. Ekonomi Jepang yang diharapkan kembali pulih pascabencana

tsunami 2011 juga masih menunjukkan perkembangan yang lesu di triwulan akhir 2012. Namun

demikian, ekonomi dunia sedikit terbantu oleh tren perbaikan kinerja ekonomi di sejumlah negara

emerging Asia seperti China, India, dan Thailand. Di sisi lain, rambatan perlambatan permintaan

dunia masih terasa di sejumlah negara emerging lain seperti Korea, Singapura, dan Brazil. Dengan

perkembangan tersebut, laju pertumbuhan ekonomi dunia 2012 diperkirakan hanya mencapai

3,2% yoy, turun dari pertumbuhan 3,9% yoy tahun sebelumnya.

Sejalan dengan lambatnya upaya pemulihan ekonomi sepanjang 2012, khususnya di

negara-negara maju, proyeksi pertumbuhan ekonomi 2013-pun dipangkas. IMF dalam WEO

Januari 2013 update memangkas proyeksi pertumbuhan dunia 2013 sebesar 0,1% menjadi

3,2% yoy (WEO Oktober 2012). Proyeksi ekonomi Kawasan Euro 2013 diturunkan menjadi

minus 0,2% yoy (sebelumnya tumbuh 0,2% yoy) sehubungan masih tingginya ketidakpastian

pemulihan. Terkait ekonomi AS, IMF merevisi ke bawah laju pertumbuhan PDB 2013 sebesar

0,2% menjadi 2,0% yoy (WEO Januari 2013 update). Selain lambatnya proses pemulihan, koreksi

proyeksi laju pertumbuhan 2013 tidak terlepas dari tingginya downside risk yang membayangi

perekonomian global. Namun, ekonomi di negara emerging dan berkembang diproyeksikan

masih solid dengan ekspansi 2013 diperkirakan mencapai 5,5% yoy dari 5,1% yoy di 2012.

Pertumbuhan negara emerging lebih ditopang oleh kebijakan makro yang kondusif di tengah

Perkembangan Ekonomi Global

1B A B

Page 18:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

6

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2012

permintaan impor negara maju yang masih lemah. Selain itu, ruang kebijakan (policy space) juga

cenderung menipis dan sejumlah bottleneck sisi pasokan masih membebani sejumlah negara

seperti India dan Brazil.

Di 2013, negara maju masih menghadapi risiko fundamental perekonomian yang dapat

mendorong perlambatan ekonomi. Di AS, meski permasalahan fiscal cliff untuk sementara waktu

telah teratasi, AS masih menghadapi risiko pembiayaan APBN akibat belum disetujui tambahan

pagu utang pemerintah. Selain itu, AS juga dihadapkan pada masih rentannya sektor tenaga

kerja dan potensi pemburukan di sektor keuangan sebagai imbas krisis Kawasan Euro. Sementara

itu, Kawasan Euro masih menghadapi risiko yang tinggi apabila terjadi pemburukan kondisi

sovereign debt, potensi kembali meningkatnya risiko sistemik perbankan kawasan, dan potensi

dampak dari kebijakan austerity measure. Jepang juga masih dihadapkan oleh risiko liquidity

trap yang menyebabkan target inflasi tidak tercapai meskipun telah menempuh kebijakan yang

sangat ekspansif pascaterpilihnya Perdana Menteri Sinzo Abe.

Di negara berkembang, risiko yang dihadapi cenderung bervariasi. China masih

menghadapi risiko perekonomian yang masih berjalan lambat sejalan tingginya utang pemerintah

daerah yang berimbas pada keterbatasan melakukan ekspansi. India diperkirakan masih akan

menghadapi risiko tingginya tekanan inflasi, defisit fiskal, dan defisit current account. Sementara

itu, resilensi perekonomian ASEAN akan menghadapi tantangan sejalan dengan masih lemahnya

perekonomian global. Terlebih lagi, negara ASEAN juga dihadapkan oleh risiko meningkatnya

ekspektasi inflasi akibat tingginya permintaan domestik, peningkatan upah minimum seperti

yang terjadi di Malaysia dan Thailand, serta perkiraan pengurangan subsidi BBM di Malaysia

pasca pemilu April 2013.

Berbagai perkembangan dan risiko tersebut membuat sebagian besar negara maju

mempertahankan kebijakan yang cenderung longgar. Negara maju diperkirakan akan terus

mempertahankan kebijakan suku bunga rendah dan memperpanjang kebijakan quantitative

easing. Otoritas di Jepang diperkirakan akan menerapkan kebijakan moneter yang lebih agresif

untuk mencapai target inflasi yang lebih tinggi. Di negara berkembang, kebijakan yang ditempuh

cenderung bervariasi. China diperkirakan akan lebih menggunakan kebijakan fiskal dan

moneternya untuk mendorong pertumbuhan, namun diperkirakan masih mempertahankan

kebijakan ketat di sektor properti. India akan menempuh kebijakan konsolidasi fiskal untuk

mencapai target defisit 3% terhadap PDB di 2017 dan cenderung akan menggunakan GWM. Di

ASEAN, Merrill Lynch memerkirakan bahwa Thailand akan menurunkan suku bunga kebijakan

untuk mencapai level pertumbuhan 4%-5% yoy di 2013. Sementara itu, Filipina diperkirakan

akan menempuh kebijakan yang cenderung ketat sejalan dengan meningkatnya ekspektasi inflasi

dan tingginya permintaan domestik.

Page 19:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

7

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Global

PERKEMBANGAN EKONOMI GLOBAL DAN

REGIONAL

Pemulihan ekonomi dunia di TW4-12Pemulihan ekonomi dunia di TW4-12Pemulihan ekonomi dunia di TW4-12Pemulihan ekonomi dunia di TW4-12Pemulihan ekonomi dunia di TW4-12

masih berjalan lambatmasih berjalan lambatmasih berjalan lambatmasih berjalan lambatmasih berjalan lambat. Ekonomi dunia di

triwulan laporan tercatat tumbuh 2,9% yoy,

sedikit di bawah triwulan sebelumnya (3,0%

yoy) dan lebih rendah dari TW2-12 (3,2% yoy).

Tren perlambatan ekonomi global sejalan

dengan perekonomian Kawasan Euro yang

diperkirakan terus terkontraksi menjadi 0,6%

yoy pada triwulan laporan. Kontraksi Kawasan

Euro terjadi di tengah terbatasnya pengeluaran

masyarakat, tingginya angka pengangguran,

rentannya sektor keuangan dan pemerintah,

serta ketidakpastian politik di beberapa negara

kawasan. Pertumbuhan ekonomi AS yang

diharapkan mampu mengompensasi

perlambatan yang dialami oleh Kawasan Eropa

ternyata kembali melemah di TW4-12, setelah

menunjukkan perbaikan di TW3-12. Masih

lemahnya permintaan dunia dan rentannya

kepercayaan masyarakat/investor serta

pemulihan sektor perumahan yang belum

stabil berada di balik kinerja ekonomi AS itu,

meski indikator sektor tenaga kerja di triwulan

laporan sedikit membaik. Di sisi lain, ekonomi

Jepang yang diharapkan kembali pulih

pascabencana tsunami 2011 justru

menunjukkan perkembangan yang cenderung

memburuk pada triwulan akhir 2012. Namun

demikian, ekonomi dunia sedikit terbantu oleh

terjaganya tren kinerja ekonomi di sejumlah

negara emerging Asia seperti China, India, dan

Thailand serta kinerja yang solid di sebagian

negara lainnya. Meski demikian, kinerja

ekonomi yang terjaga tidak merata di sejumlah

negara emerging. Sejumlah negara emerging

seperti Korea, Singapura, dan Brazil masih

mengalami perlambatan signifikan hingga

akhir 2012 seiring kuatnya hubungan dagang

negara tersebut dengan negara maju yang

masih berada dalam krisis. Dengan

perkembangan di atas, pertumbuhan ekonomi

dunia 2012 diperkirakan hanya mencapai

3,2% yoy, di bawah pertumbuhan 2011 yang

sebesar 3,9% yoy.

Grafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi DuniaGrafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi DuniaGrafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi DuniaGrafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi DuniaGrafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Dunia

%, yoy

FORECAST

-6

-4

-2

0

2

4

6

8

10

2008 2009 2010 2011 2012 2013Q2 Q4 Q2 Q4 Q2 Q4 Q2 Q4 Q2 Q4 Q2 Q4

DuniaNegara Maju

Negara Berkembang

Sumber : Bloomberg, Consensus Forecast

%, yoy

FORECAST

-6

-4

-2

0

2

4

6

8

10

2008 2009 2010 2011 2012 2013Q2 Q4 Q2 Q4 Q2 Q4 Q2 Q4 Q2 Q4 Q2 Q4

Kawasan AspacKawasan EropaKawasan AmerikaDunia

Sumber : Bloomberg, Consensus Forecast

Page 20:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

8

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2012

Ekonomi AS di TW4-12 kembali tumbuhEkonomi AS di TW4-12 kembali tumbuhEkonomi AS di TW4-12 kembali tumbuhEkonomi AS di TW4-12 kembali tumbuhEkonomi AS di TW4-12 kembali tumbuh

melemah setelah sempat sedikit membaikmelemah setelah sempat sedikit membaikmelemah setelah sempat sedikit membaikmelemah setelah sempat sedikit membaikmelemah setelah sempat sedikit membaik

hingga TW3-12 laluhingga TW3-12 laluhingga TW3-12 laluhingga TW3-12 laluhingga TW3-12 lalu. Di TW4-12 ekonomi AS

tumbuh 1,5% yoy, melemah dari 2,6% yoy di

triwulan sebelumnya. Walaupun melemah,

permintaan domestik masih menjadi penopang

utama pertumbuhan ekonomi di tengah

melemahnya permintaan dunia serta masih

rentannya kepercayaan masyarakat/investor. Di

sisi lain, sektor perumahan juga menunjukkan

perkembangan yang belum stabil. Walaupun

indikator sektor tenaga kerja sedikit membaik,

sejumlah indikator penuntun konsumsi dan

investasi masih lemah. Hal tersebut

mengindikasikan bahwa aktivitas ekonomi AS

ke depan masih penuh ketidakpastian. Secara

keseluruhan tahun, PDB 2012 tumbuh sebesar

2,3% yoy (WEO Januari 2013 update), dari

1,8% yoy di 2011. Meski membaik dari tahun

sebelumnya, ekonomi diperkirakan masih

rentan dengan ketidakpastian terutama yang

terkait dengan rentannya solvabilitas keuangan

Pemerintah AS dan sentimen negatif yang

dipicu oleh berlarut-larutnya pembahasan isu

pengurangan pengeluaran secara otomatis

(fiscal cliff) dan debt ceiling.

Ekonomi Kawasan Euro diperkirakanEkonomi Kawasan Euro diperkirakanEkonomi Kawasan Euro diperkirakanEkonomi Kawasan Euro diperkirakanEkonomi Kawasan Euro diperkirakan

terus terkontraksi pada TW4-12terus terkontraksi pada TW4-12terus terkontraksi pada TW4-12terus terkontraksi pada TW4-12terus terkontraksi pada TW4-12. Ekonomi

kawasan relatif masih rentan dan lemah di

tengah terbatasnya pengeluaran masyarakat,

tingginya angka pengangguran, rentannya

sektor keuangan dan pemerintah, serta adanya

ketidakpastian politik di beberapa negara

kawasan. PDB Kawasan Euro di TW4-12

diperkirakan terkontraksi menjadi minus 0,6%

yoy dengan pelemahan di seluruh komponen

PDB. Kecuali Jerman, hampir seluruh negara

kawasan mengalami pertumbuhan negatif.

Kontraksi ekonomi kawasan diperkirakan akan

terus berlanjut dan berlangsung lebih lama dari

prediksi. Daya beli masyarakat diperkirakan

masih lemah sejalan dengan terus

meningkatnya angka pengangguran di

sejumlah negara kawasan dan menurunnya

upah riil masyarakat. Selain itu, penurunan

aktivitas konsumsi juga disebabkan oleh

memburuknya prospek maupun ekspektasi

ekonomi kawasan ke depan yang mendorong

Grafik 1.2 PDB Kawasan Asia PasifikGrafik 1.2 PDB Kawasan Asia PasifikGrafik 1.2 PDB Kawasan Asia PasifikGrafik 1.2 PDB Kawasan Asia PasifikGrafik 1.2 PDB Kawasan Asia Pasifik

%, yoy

PROYEKSI

-4

-2

0

2

4

6

8

10

12

2011 2012 2013Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4

ChinaKorea Jepang

India

Sumber : Bloomberg, Consensus Forecast

%, yoy

PROYEKSI

-15

-10

-5

0

5

10

15

20Indonesia

Filipina

Malaysia

Singapura

VietnamThailand

2011 2012 2013

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4

Sumber : Bloomberg, Consensus Forecast

Page 21:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

9

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Global

konsumen dan pelaku usaha membatasi

pengeluarannya. Di sisi lain, ruang stimulus

fiskal sangat terbatas dan austerity measures

oleh otoritas kawasan diperkirakan akan

berdampak signifikan pada aktivitas ekonomi.

Dengan perkembangan di atas, pertumbuhan

PDB 2012 diperkirakan terkontraksi 0,4%

(WEO Januari 2013 update), jatuh dari 1,4%

pertumbuhan 2011.

Perekonomian Jepang yang diharapkanPerekonomian Jepang yang diharapkanPerekonomian Jepang yang diharapkanPerekonomian Jepang yang diharapkanPerekonomian Jepang yang diharapkan

kembali pulih pascabencana 2011 justrukembali pulih pascabencana 2011 justrukembali pulih pascabencana 2011 justrukembali pulih pascabencana 2011 justrukembali pulih pascabencana 2011 justru

menunjukkan perkembangan yang cenderungmenunjukkan perkembangan yang cenderungmenunjukkan perkembangan yang cenderungmenunjukkan perkembangan yang cenderungmenunjukkan perkembangan yang cenderung

memburuk di dua triwulan akhir 2012memburuk di dua triwulan akhir 2012memburuk di dua triwulan akhir 2012memburuk di dua triwulan akhir 2012memburuk di dua triwulan akhir 2012.

Perekonomian Jepang yang sempat membaik

pascabencana tsunami 2011 hingga mencapai

pertumbuhan 3,9% yoy di TW2-12

diperkirakan kembali melambat menjadi 0,5%

yoy di TW3-12 dan 0,3% yoy di TW4-12.

Berbagai data aktivitas perekonomian terkini

menunjukkan ekonomi yang lesu. Data

coincident index terus menurun untuk kali

kedelapan sejak April 2012 dan tercatat pada

level 90,2 di November 2012. Data indeks

produksi yang terus mengalami kontraksi sejak

Mei 2012 kembali terkontraksi sebesar 5,8%

yoy di November 2012. Para pengamat

memerkirakan penurunan indeks ini adalah

gambaran ekonomi Jepang yang mengarah

kepada resesi. Hal itu juga didukung oleh hasil

survei Tankan Desember 2012 yang

mengindikasikan bahwa aktivitas ekonomi

memburuk baik di sektor manufaktur maupun

non-manufaktur. Selain itu, beberapa indikator

konsumsi lain masih belum menunjukkan

pergerakan ke arah yang positif. Indikator

penjualan kendaraan masih berada pada

tingkat deselerasi 3,4% yoy di Desember 2012.

Perkembangan indikator investasi dan

konsumsi yang belum membaik tersebut

diperkirakan masih akan berlangsung hingga

awal 2013. Lesunya perkembangan di dua

triwulan akhir 2012 membuat ekonomi Jepang

di 2012 diperkirakan hanya tumbuh 2,0% yoy

(WEO Januari 2013 update).

Di tengah geliat ekonomi negara majuDi tengah geliat ekonomi negara majuDi tengah geliat ekonomi negara majuDi tengah geliat ekonomi negara majuDi tengah geliat ekonomi negara maju

yang masih lemah, aktivitas ekonomi diyang masih lemah, aktivitas ekonomi diyang masih lemah, aktivitas ekonomi diyang masih lemah, aktivitas ekonomi diyang masih lemah, aktivitas ekonomi di

sejumlah negara sejumlah negara sejumlah negara sejumlah negara sejumlah negara emergingemergingemergingemergingemerging Asia cenderung Asia cenderung Asia cenderung Asia cenderung Asia cenderung

menunjukkan perbaikan di TW4-12menunjukkan perbaikan di TW4-12menunjukkan perbaikan di TW4-12menunjukkan perbaikan di TW4-12menunjukkan perbaikan di TW4-12. Perbaikan

Grafik 1.3 World Leading IndicatorGrafik 1.3 World Leading IndicatorGrafik 1.3 World Leading IndicatorGrafik 1.3 World Leading IndicatorGrafik 1.3 World Leading Indicator Grafik 1.4 PMIGrafik 1.4 PMIGrafik 1.4 PMIGrafik 1.4 PMIGrafik 1.4 PMI

Indeks

30

35

40

45

50

55

60

65

PMI Manufaktur

PMI Services

PMI Composite

2008 2009 2010 2011 20123 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12

Sumber : Bloomberg

IndeksIndeks

75

80

85

90

95

100

105

110

0

10

20

30

40

50

60

2007 2008 2009 2010 2011 20123 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12

USA-Leading indikator (lhs)

OECD Eurozone Leading Indicator (lhs)

Jpn-Economy Watchers Survey-Expect. (rhs)

Sumber : Bloomberg

Page 22:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

10

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2012

Grafik 1.5 Inflasi DuniaGrafik 1.5 Inflasi DuniaGrafik 1.5 Inflasi DuniaGrafik 1.5 Inflasi DuniaGrafik 1.5 Inflasi Dunia

perekonomian tersebut terjadi di China, India,

dan Thailand. China di TW4-12 bahkan mampu

tumbuh sebesar 7,9% yoy, lebih tinggi dari

perkiraan 7,7% yoy dan pertumbuhan 7,4%

yoy di TW3-12. Laju pertumbuhan ekonomi

India di TW4-12 juga membaik menjadi 5,5%

yoy dari 5,3% yoy di TW3-12 meski masih lebih

rendah jika dibandingkan dengan rata-rata

pertumbuhannya sejak 2005. Di ASEAN,

Indonesia, Filipina, dan Malaysia masih tumbuh

cukup solid. Bahkan Thailand diperkirakan

tumbuh 14,2% yoy di triwulan akhir 2012.

Perbaikan kinerja perekonomian negara

emerging Asia sejalan dengan terjaganya

permintaan domestik. Di China, Purchasing

Manajer Index (PMI) yang sempat menurun di

sejak awal 2012 dan berada pada teritori

kontraksi di Agustus dan September 2012

kembali meningkat ke level 50,6 di Desember

2012. Perbaikan aktivitas investasi juga terlihat

dari perbaikan indikator indeks produksi, fixed

asset investment, dan new order selama TW4-

12. Perbaikan aktivitas ekonomi China juga

terlihat pada konsumsi masyarakat

sebagaimana ditunjukkan oleh meningkatnya

penjualan ritel dan kendaraan. Di Thailand,

upaya pemerintah untuk melakukan

rekonstruksi pascabencana mendorong

peningkatan indikator investasi dan konsumsi

yang cukup signifikan di akhir tahun. Di sisi

eksternal, meskipun pertumbuhan ekspor di

beberapa negara mulai membaik di akhir

tahun, namun secara umum kinerja ekspor

Kawasan Asia masih rendah. Peningkatan

ekspor yang cukup signifikan khususnya terjadi

di China (14,1% yoy di Desember 2012) dan

Thailand (27,1% yoy di November 2012). Di

beberapa negara emerging Asia lainnya, ekspor

menunjukkan perlambatan sebagaimana yang

terjadi di Jepang, India, dan Indonesia.

Perkembangan tersebut membuat kinerja

ekspor kawasan 2012 di bawah perkembangan

di 2010 dan 2011. Rendahnya kinerja ekspor

2012 sejalan dengan masih lemahnya

perekonomian Kawasan Eropa dan AS yang

merupakan pasar tradisional negara emerging

Asia. Secara keseluruhan 2012, meski

mengalami perbaikan pada TW4-12, aktivitas

ekonomi yang cenderung melambat selama

tiga triwulan pertama membuat pertumbuhan

%, yoy

FORECAST

-2

0

2

4

6

8

10

2008 2009 2010 2011 2012 2013Q2 Q4 Q2 Q4 Q2 Q4 Q2 Q4 Q2 Q4 Q2 Q4

Dunia

Negara Maju

Negara Berkembang

Sumber : Bloomberg

Grafik 1.6 Inflasi Dunia (Kawasan)Grafik 1.6 Inflasi Dunia (Kawasan)Grafik 1.6 Inflasi Dunia (Kawasan)Grafik 1.6 Inflasi Dunia (Kawasan)Grafik 1.6 Inflasi Dunia (Kawasan)

%, yoy

FORECAST

2008 2009 2010 2011 2012 2013Q2 Q4 Q2 Q4 Q2 Q4 Q2 Q4 Q2 Q4 Q2 Q4

0

1

2

3

4

5

6

7Dunia

Kawasan Amerika

Kawasan Aspac

Kawasan Eropa

Sumber : Bloomberg

Page 23:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

11

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Global

ekonomi negara-negara Asia di 2012 tumbuh

lebih lambat dari 5,6% yoy di 2011 menjadi

5,1% yoy di 2012.

Pemulihan ekonomi global yangPemulihan ekonomi global yangPemulihan ekonomi global yangPemulihan ekonomi global yangPemulihan ekonomi global yang

cenderung lambat dan belum solid di 2012,cenderung lambat dan belum solid di 2012,cenderung lambat dan belum solid di 2012,cenderung lambat dan belum solid di 2012,cenderung lambat dan belum solid di 2012,

terutama di negara-negara maju, menyebabkanterutama di negara-negara maju, menyebabkanterutama di negara-negara maju, menyebabkanterutama di negara-negara maju, menyebabkanterutama di negara-negara maju, menyebabkan

berbagai lembaga internasional menurunkanberbagai lembaga internasional menurunkanberbagai lembaga internasional menurunkanberbagai lembaga internasional menurunkanberbagai lembaga internasional menurunkan

proyeksi pertumbuhan di 2013proyeksi pertumbuhan di 2013proyeksi pertumbuhan di 2013proyeksi pertumbuhan di 2013proyeksi pertumbuhan di 2013. IMF dalam

WEO Januari 2013 update memangkas proyeksi

pertumbuhan dunia 2013 sebesar 0,1% dari

3,3% yoy (WEO Oktober 2012) menjadi 3,2%

yoy. Sejalan dengan itu, proyeksi ekonomi

Kawasan Euro 2013 juga dikoreksi menjadi

minus 0,2% yoy (sebelumnya tumbuh 0,2%

yoy) terutama sehubungan dengan masih

tingginya ketidakpastian yang menyelimuti

proses pemulihan1. Terkait ekonomi AS, IMF

merevisi ke bawah pertumbuhan PDB AS

sebesar 0,2% menjadi 2,0% yoy di 2013 (WEO

Januari 2013 update). The Fed juga merevisi ke

bawah proyeksi PDB di 2013 menjadi di kisaran

2,3% - 3,0% yoy. Perkembangan terakhir

mengonfirmasi bahwa perbaikan sektor tenaga

kerja masih berjalan lambat dan angka

Grafik 1.9 OIS SpreadGrafik 1.9 OIS SpreadGrafik 1.9 OIS SpreadGrafik 1.9 OIS SpreadGrafik 1.9 OIS SpreadGrafik 1.8 Suku Bunga DuniaGrafik 1.8 Suku Bunga DuniaGrafik 1.8 Suku Bunga DuniaGrafik 1.8 Suku Bunga DuniaGrafik 1.8 Suku Bunga Dunia

Grafik 1.7 Inflasi Kawasan Asia PasifikGrafik 1.7 Inflasi Kawasan Asia PasifikGrafik 1.7 Inflasi Kawasan Asia PasifikGrafik 1.7 Inflasi Kawasan Asia PasifikGrafik 1.7 Inflasi Kawasan Asia Pasifik

%, yoy%, yoy

0,0

2,0

4,0

6,0

8,0

10,0

12,0

2010 2011 20121 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12

China, lhs Korea, lhs India, rhs

Sumber : Bloomberg

0,0

1,0

2,0

3,0

4,0

5,0

6,0

7,0

%, yoy%, yoy

2010 2011 2012

0,0

1,0

2,0

3,0

4,0

5,0

6,0

7,0

8,0

1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 120,0

5,0

10,0

15,0

20,0

25,0

Filipina, lhsMalaysia ,lhsIndonesia, lhsSingapura, lhs Thailand, lhs Vietnam, rhs

Sumber : Bloomberg

%

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

4

2008 2009 2010 2011 20121 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12

Libor

Policy rate

Sumber : Bloomberg

(%)

-0,5

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

Spread Libor-Policy Rate

Spread Libor-OIS

Sep Dec Mar Jun Sep Dec Mar Jun Sep Dec Mar Jun Sep Dec Mar Jun Sep Dec

2008 2009 2010 2011 2012

Sumber : Bloomberg

1 ECB juga menurunkan proyeksi PDB 2013 menjadi di rentangminus 0,9% sampai dengan 0,3% yoy dari sebelumnya minus0,4% sampai 1,4% yoy.

Page 24:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

12

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2012

Grafik 1.10 CDS Negara MajuGrafik 1.10 CDS Negara MajuGrafik 1.10 CDS Negara MajuGrafik 1.10 CDS Negara MajuGrafik 1.10 CDS Negara Maju

pengangguran relatif tinggi di tengah

pengeluaran rumah tangga yang terbatas.

Selain itu, dampak fiscal cliff juga masih

menjadi downside risks bagi perekonomian.

Kondisi pasar keuangan dan sektor perumahan

yang diperkirakan akan membaik dinilai akan

menopang pemulihan. Sebaliknya, proyeksi

pertumbuhan ekonomi Jepang di 2013 dinilai

tidak akan mengalami perubahan, yaitu 1,2%

yoy. Pengamat menilai ancaman resesi

diperkirakan hanya bersifat jangka pendek,

termasuk yang terkait dengan gangguan

perdagangan dengan China. Adapun

perekonomian di negara emerging dan

berkembang diproyeksikan semakin solid

dengan ekspansi 2013 diperkirakan 5,5% yoy,

naik dari 5,1% yoy pada 2012. Pertumbuhan

negara emerging akan banyak ditopang oleh

kebijakan makro yang kondusif, meski

permintaan impor negara maju yang masih

lemah. Selain itu, tantangan bagi negara

emerging adalah semakin terbatasnya ruang

kebijakan (policy space) di tengah sejumlah

bottleneck sisi pasokan yang diperkirakan

masih membebani sejumlah negara seperti

India dan Brazil.

Grafik 1.12 VolatilityGrafik 1.12 VolatilityGrafik 1.12 VolatilityGrafik 1.12 VolatilityGrafik 1.12 Volatility

Grafik 1.11 CDS Negara BerkembangGrafik 1.11 CDS Negara BerkembangGrafik 1.11 CDS Negara BerkembangGrafik 1.11 CDS Negara BerkembangGrafik 1.11 CDS Negara Berkembang

bpsbps

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

JermanJepangUKAS: Citi Group (rhs)

0

50

100

150

200

250

300

350

400

2010 2011 2012

30Jan

Sumber : Bloomberg

30Apr

30Jul

30Okt

30Jan

30Apr

30Jul

30Okt

30Jan

30Apr

30Jul

30Okt

30Jan

2013

bps

ChinaMalaysiaThailand

PhilipinaIndonesia

0

50

100

150

200

250

300

350

400

2010 2011 2012

30Jan

Sumber : Bloomberg

30Apr

30Jul

30Okt

30Jan

30Apr

30Jul

30Okt

30Jan

30Apr

30Jul

30Okt

30Jan2013

Sumber : Bloomberg

15

20

25

30

35

40

45

50

55

JPMorgan G7 Exchange RateJPMorgan Emerging Exchange Rate

VIX (rhs)

Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan2009 2010 2011 2012 2013

8

10

12

14

16

18

20

22

24

26

28

Page 25:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

13

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Global

Di negara berkembang, risiko yangDi negara berkembang, risiko yangDi negara berkembang, risiko yangDi negara berkembang, risiko yangDi negara berkembang, risiko yang

dihadapi ke depan cenderung bervariasidihadapi ke depan cenderung bervariasidihadapi ke depan cenderung bervariasidihadapi ke depan cenderung bervariasidihadapi ke depan cenderung bervariasi. China

masih menghadapi risiko perekonomian yang

akan berjalan lambat seiring kebijakan ketat

di sektor properti yang diperkirakan belum

akan berakhir dalam waktu dekat. Hal ini

mengingat besarnya backward dan forward

linkage sektor properti ke investasi di China.

Selain itu, pemerintah daerah yang diharapkan

dapat menjadi motor utama pertumbuhan

ekonomi China dihadapkan oleh kondisi

tingginya utang yang akan membatasi ekspansi

keuangan pemerintah. Di sisi lain, India

diperkirakan masih akan menghadapi risiko

tingginya tekanan inflasi dan defisit kembar di

sisi fiskal dan current account. Resilensi

perekonomian ASEAN akan menghadapi

tantangan sejalan dengan masih lemahnya

perekonomian global khususnya di negara

yang tergantung pada penerimaan ekspor

seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand.

Selain itu, negara ASEAN juga dihadapkan oleh

risiko meningkatnya ekspektasi inflasi akibat

tingginya permintaan domestik, peningkatan

upah minimum seperti yang terjadi di Malaysia

dan Thailand, serta perkiraan pengurangan

Grafik 1.14 Penjualan Ritel AsiaGrafik 1.14 Penjualan Ritel AsiaGrafik 1.14 Penjualan Ritel AsiaGrafik 1.14 Penjualan Ritel AsiaGrafik 1.14 Penjualan Ritel Asia

Grafik 1.13 Indeks Produksi AsiaGrafik 1.13 Indeks Produksi AsiaGrafik 1.13 Indeks Produksi AsiaGrafik 1.13 Indeks Produksi AsiaGrafik 1.13 Indeks Produksi Asia

%, yoy

-50

-40

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

China IndiaJepangKorea

Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des

2008 2009 2010 2011 2012

Sumber : Bloomberg

%, yoy

-60,0

-40,0

-20,0

0,0

20,0

40,0

60,0

80,0

100,0Vietnam Singapura Indonesia

MalaysiaPhilipinaThailand

Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des

2008 2009 2010 2011 2012

Sumber : Bloomberg

%, yoy

-40

-20

0

20

40

60

80China

India (Penjualan Kendaraan)

Korea

Jepang

Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des

2008 2009 2010 2011 2012

Sumber : Bloomberg

%, yoy

-60

-40

-20

0

20

40

60

80

100Indonesia VietnamSingapuraThailand Filipina

Malaysia (Penjualan Kendaraan)

Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des

2008 2009 2010 2011 2012

Sumber : Bloomberg

Page 26:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

14

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2012

subsidi BBM di Malaysia pasca pemilu April

2013.

Berbagai risiko yang ada mendorongBerbagai risiko yang ada mendorongBerbagai risiko yang ada mendorongBerbagai risiko yang ada mendorongBerbagai risiko yang ada mendorong

sebagian besar negara maju untuk tetapsebagian besar negara maju untuk tetapsebagian besar negara maju untuk tetapsebagian besar negara maju untuk tetapsebagian besar negara maju untuk tetap

mempertahankan kebijakan moneter yangmempertahankan kebijakan moneter yangmempertahankan kebijakan moneter yangmempertahankan kebijakan moneter yangmempertahankan kebijakan moneter yang

cenderung longgar dan akomodatifcenderung longgar dan akomodatifcenderung longgar dan akomodatifcenderung longgar dan akomodatifcenderung longgar dan akomodatif. Negara

maju dipastikan akan mempertahankan tingkat

suku bunga yang rendah saat ini dan

diperkirakan masih akan menambah kebijakan

Quantitative Easing (QE) untuk mendorong

pertumbuhan ekonomi maupun

mempertahankan kestabilan pasar keuangan.

The Fed pada pertemuan FOMC 12 Desember

2012 menetapkan untuk terus melanjutkan

sejumlah kebijakan highly accommodative.

Pertama, the Fed akan mempertahankan suku

bunga kebijakan di level 0-0,25% setidaknya

selama pengangguran masih di atas 6,5% dan

target inflasi antara 1-2 tahun ke depan

diprediksi tidak lebih dari 0,5% di atas proyeksi

jangka panjang the Fed (di kisaran 2% yoy).

Kedua, the Fed akan melanjutkan pembelian

mortgage securities USD40 miliar per bulan.

Ketiga, Fed akan melakukan pembelian

Treasury securities berjangka waktu lebih

panjang sebanyak USD45 miliar/bulan.

Sementara itu, ECB diperkirakan akan terus

mempertahankan suku bunga kebijakannya

pada level rendah (Di Juli 2012, ECB

menetapkan suku bunga kebijakan atau

dikenal dengan main refinancing operation di

level 0,75%, suku bunga marginal lending

facility sebesar 1,5%, dan deposit facility

sebesar 0,0%). Selain itu, ECB diperkirakan

akan terus melanjutkan program Outright

Monetary Transaction (OMT). Berbagai

kebijakan pelonggaran tersebut diperkirakan

akan dilakukan dalam kurun waktu yang lebih

panjang sejalan dengan proyeksi terus

menurunnya aktivitas ekonomi ke depan dan

kian rentannya kondisi ekonomi dan keuangan

Kawasan Euro. Dalam upaya untuk mendorong

pertumbuhan ekonomi, Jepang berencana

meningkatkan target inflasi dari 1% yoy

menjadi 2% yoy. Pencapaian target inflasi itu

dilakukan dengan peningkatan program

pembelian aset. Bahkan PM terpilih Shinzo Abe

menginginkan adanya kebijakan moneter yang

lebih agresif oleh BOJ serta kebijakan

pembelian aset yang dilakukan secara

unlimited dan open ended seperti QE3 yang

dilakukan oleh the Fed di September 2012.

Di negara berkembang kebijakan yangDi negara berkembang kebijakan yangDi negara berkembang kebijakan yangDi negara berkembang kebijakan yangDi negara berkembang kebijakan yang

ditempuh diperkirakan akan bervariasiditempuh diperkirakan akan bervariasiditempuh diperkirakan akan bervariasiditempuh diperkirakan akan bervariasiditempuh diperkirakan akan bervariasi. Di

tengah keterbatasan ruang pelonggaran suku

bunga lebih lanjut, negara berkembang

diperkirakan lebih banyak menggunakan

instrumen non-suku bunga. China di 2013

berharap dapat meningkatkan investasi fixed

asset untuk mengompensasi lemahnya

permintaan atas produk ekspor China.

Sehubungan dengan hal tersebut pemerintah

China juga menargetkan laju inflasi sebesar 4%

yoy dan peningkatan investasi fixed asset

sebesar 20% di 2013. Untuk mencapai angka

tersebut pemerintah China diharapkan dapat

melakukan kebijakan fiskal proaktif dengan

meningkatkan fiscal deficit dan memotong

pajak yang mengurangi tingkat efisiensi. Selain

itu, untuk menyeimbangkan sumber

pertumbuhan ekonomi melalui permintaan

domestik berupa penguatan konsumsi swasta,

Page 27:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

15

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi Global

China berencana meliberalisasi suku bunga dan

membuka persaingan berbagai sektor industri

untuk menurunkan harga serta memberikan

pilihan yang lebih banyak kepada konsumen.

Meskipun demikian, kebijakan ketat di sektor

properti China diperkirakan belum akan

dilonggarkan di 2013. India di Oktober 2012

mencanangkan untuk melakukan konsolidasi

fiskal dalam lima tahun ke depan hingga

mencapai defisit fiskal sebesar 3% terhadap

PDB di 2017 (di tahun 2012/13 target defisit

fiskal sebesar 5,3%). Guna mencapai target

tersebut, Pemerintah India antara lain akan

menaikan harga diesel dan membuka sektor

ekonomi kunci bagi investor asing. Kondisi

tersebut dikhawatirkan masih menyebabkan

inflasi yang tinggi di India, sehingga RBI

diperkirakan akan mempertahankan suku

bunga kebijakan dan lebih menggunakan

GWM sebagai instrumen utama untuk

mendorong perekonomian. Di negara ASEAN,

Merril Linch2 memerkirakan bahwa Thailand

masih berpotensi menurunkan suku bunga

kebijakannnya sebesar 50bps untuk menjaga

level pertumbuhan sebesar 4%-5% yoy.

Malaysia diperkirakan akan tetap

mempertahankan suku bunga di level 3% di

2013 meskipun terdapat risiko meningkatnya

ekspektasi inflasi akibat penerapan upah

minimum dan potensi pemotongan subisidi

BBM di 2013. Sementara itu, Filipina

diperkirakan akan menempuh kebijakan yang

cenderung ketat di 2013 seiring dengan

meningkatnya ekspektasi inflasi dan tingginya

permintaan domestik. Filipina diperkirakan

akan menaikkan suku bunga kebijakan sebesar

25 bps.

2 Bank of America Merril Lynch, ASEAN Macro Viewpoint, 2013:Resilience Tested, 4 December 2012.

Page 28:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

16

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2012Ta

bel 1

.1 P

DB

Dun

iaTa

bel 1

.1 P

DB

Dun

iaTa

bel 1

.1 P

DB

Dun

iaTa

bel 1

.1 P

DB

Dun

iaTa

bel 1

.1 P

DB

Dun

ia

TW

1-1

2T

W2

-12

TW

3-1

2T

W4

-12

TW

1-1

3T

W2

-13

TW

3-1

3T

W4

-13

Du

nia

*3,9

3,2

3,5

3,1

3,1

3,5

3,9

3,2

3,4

4,2

3,8

3,8

3,5

3,3

3,2

3,0

2,9

3,2

3,4

3,5

3,6

Ne

ga

ra

Ma

ju*

1,6

1,3

1,4

1,1

1,2

1,9

1,6

1,3

1,5

2,2

1,4

1,5

1,3

1,7

1,5

1,2

0,7

0,9

1,2

1,5

1,9

Ne

ga

ra

Em

erg

ing

*6,3

5,1

5,5

5,2

5,4

5,9

6,2

5,0

5,5

6,5

6,4

6,2

5,8

5,1

5,0

4,9

5,2

5,5

5,5

5,7

5,8

Ka

wa

sa

n A

me

rik

a*

2,6

2,5

2,6

2,1

2,4

2,6

2,6

2,5

2,6

2,9

2,5

2,5

2,5

2,6

2,4

2,7

2,0

2,4

2,5

2,5

2,8

AS

1,8

2,3

2,0

1,7

2,1

2,0

1,8

2,3

2,0

2,2

1,6

1,5

1,6

2,4

2,1

2,6

1,5

1,8

2,0

1,9

2,3

Canada

2,4

2,0

1,8

1,8

2,0

2,0

2,4

2,0

1,8

3,0

2,2

3,0

1,9

1,7

2,2

1,0

1,1

1,5

1,6

2,1

2,3

Am

erika L

ain

nya

4,5

3,2

3,9

3,2

3,2

3,9

4,5

3,2

3,9

4,5

4,5

4,5

4,5

3,2

3,2

3,2

3,2

3,9

3,9

3,9

3,9

Ka

wa

sa

n E

ro

pa

*2,3

0,6

1,0

0,6

0,6

1,3

2,4

0,7

1,1

3,0

2,4

2,2

1,9

0,8

0,6

0,6

0,6

0,8

1,0

1,1

1,4

Ka

wa

sa

n E

uro

1,4

-0,4

-0,2

-0,5

-0,5

0,2

1,5

-0,4

-0,1

2,4

1,6

1,3

0,7

-0,1

-0,5

-0,6

-0,6

-0,6

-0,4

-0,1

0,5

Je

rman

3,1

0,9

0,6

10,8

0,9

3,0

0,7

0,7

4,7

2,9

2,7

2,0

1,2

1,0

0,9

0,8

0,5

0,5

0,7

1,3

P

era

ncis

1,7

0,2

0,3

-0,1

0,1

0,3

1,7

0,1

0,1

2,2

1,7

1,5

1,4

0,2

0,1

0,0

-0,1

-0,1

0,0

0,0

0,3

Italia

0,4

-2,1

-1,0

-2,4

-2,4

-0,7

0,5

-2,1

-0,9

1,0

0,8

0,3

-0,5

-1,3

-2,3

-2,4

-2,4

-1,8

-1,1

-0,7

-0,2

S

panyol

0,4

-1,5

-1,3

-2,7

-1,6

-1,6

0,7

-1,4

-1,6

0,9

0,8

0,8

0,3

-0,7

-1,4

-1,6

-1,8

-2,2

-2,0

-1,7

-0,8

Inggris

0,8

-0,2

1,0

0,0

-0,2

1,2

0,8

0,0

1,0

1,7

0,5

0,4

0,5

0,2

-0,3

0,1

0,1

0,9

1,5

0,8

1,2

Ero

pa L

ain

nya

4,3

2,4

2,9

2,4

2,4

2,9

4,3

2,4

2,9

4,3

4,3

4,3

4,3

2,4

2,4

2,4

2,4

2,9

2,9

2,9

2,9

Ka

wa

sa

n A

sia

Pa

sif

ik*

5,7

5,1

5,5

5,4

5,2

5,5

5,6

5,1

5,4

6,1

5,7

5,7

5,3

5,4

5,4

4,7

5,1

5,1

5,3

5,6

5,4

Jepang

-0,8

2,0

1,2

2,0

2,3

1,3

-0,7

2,0

0,7

-0,2

-1,7

-0,5

-0,5

3,4

3,9

0,5

0,3

-0,6

-0,2

1,2

2,0

Chin

a9,2

7,8

8,2

7,7

7,7

8,1

9,2

7,7

8,1

9,7

9,5

9,1

8,9

8,1

7,6

7,4

7,9

8,1

8,2

8,2

8,0

India

6,8

4,5

5,9

6,1

5,8

6,8

6,5

5,4

6,5

7,8

7,7

6,9

6,1

5,3

5,5

5,3

5,5

6,0

6,4

6,6

6,8

Kore

a3,6

2,7

3,6

2,9

2,5

3,3

3,6

2,2

3,2

4,2

3,4

3,5

3,4

2,8

2,3

1,5

1,5

2,2

2,9

3,7

3,9

Austr

al ia

2,1

3,3

3,0

3,0

3,4

2,9

2,1

3,5

2,6

1,0

1,9

2,5

2,3

4,5

3,8

3,1

2,8

2,3

2,5

2,8

3,2

Sela

ndia

Baru

1,3

2,2

3,1

2,7

2,4

2,7

1,4

2,3

2,5

1,3

1,1

1,9

1,9

2,8

2,5

2,0

2,4

2,2

2,5

2,8

2,9

AS

EA

N*

4,6

5,1

5,5

6,8

5,2

5,2

4,6

5,4

5,3

5,6

4,5

5,4

2,8

4,4

5,3

4,9

6,9

5,1

5,0

5,3

5,5

AS

EA

N-6

*4,3

4,9

5,2

6,5

5,0

4,9

4,3

5,1

5,0

5,4

4,2

5,2

2,6

4,1

5,0

4,6

6,6

4,8

4,7

5,1

5,2

S

ingapura

4,9

2,1

2,9

3,8

2,0

3,6

4,9

1,2

2,7

9,3

1,0

5,9

3,6

1,6

2,5

0,3

1,1

1,4

1,9

4,1

4,3

T

haila

nd

0,1

5,6

6,0

13,9

5,4

4,3

0,1

5,5

4,6

3,2

2,7

3,7

-9,0

0,4

4,4

3,0

14,2

4,9

4,1

4,5

4,1

F

ilipin

a3,9

4,8

4,8

4,6

5,3

5,1

3,9

6,2

5,7

4,6

3,1

3,6

3,7

6,3

6,0

7,2

6,8

5,1

5,4

5,4

6,2

M

ala

ysia

5,1

4,4

4,7

4,3

4,9

4,7

5,1

5,2

4,9

5,2

4,3

5,8

5,2

5,1

5,6

5,2

4,8

4,7

4,6

4,8

5,4

Indonesia

6,5

6,0

6,3

6,1

6,1

66,5

6,2

6,2

6,5

6,5

6,5

6,5

6,3

6,4

6,2

6,0

6,1

6,1

6,2

6,2

V

ietn

am

5,9

5,1

5,9

5,1

5,1

5,8

5,9

5,0

5,5

5,4

5,6

5,8

5,9

4,0

4,4

4,7

5,0

5,5

5,5

5,5

5,5

Asia

Pasifi

k L

ain

nya

4,8

3,2

3,6

3,2

3,2

3,6

4,8

3,2

3,6

4,8

4,8

4,8

4,8

3,2

3,2

3,2

3,2

3,6

3,6

3,6

2,0

Afr

ika

*3,7

3,8

4,4

3,8

3,8

4,4

3,7

3,8

4,4

3,7

3,7

3,7

3,7

3,8

3,8

3,8

3,8

4,4

4,4

4,4

4,4

Sum

ber:

Blo

om

berg

, W

EO

Okto

ber

2012,

WE

O J

anuari 2

013 U

pdate

, C

onsensus F

ore

cast

Januari 2

013

Ket:

*)

Data

dio

lah b

erd

asark

an p

angsa P

PP

Inte

rnational C

om

parison P

rogra

m (

ICP

), D

esem

ber

2007

**)

Data

perk

iraan P

DB

dunia

, negara

maju

, negara

em

erg

ing d

an s

etiap k

aw

asan m

eru

pakan d

ata

com

posite y

ang d

iola

h b

erd

asark

an C

onsesus F

ore

cast

Januari 2

013

E

= P

royeksi;

Ceta

k m

irin

g m

eru

pakan a

ngka r

ealis

asi; D

ata

tahunan India

meru

pakan T

ahun F

iskal;

Ara

h p

anah m

enunju

kkan p

erb

andin

gan d

engan P

EK

KI edis

i sebelu

mnya

In

dia

menggunakan T

ahun F

iskal, a

ngka T

riw

ula

nan V

ietn

am

menggunakan a

ngka p

royeksi ta

hunan k

ecuali

realis

asi

E

kspansi le

bih

besar

ata

u s

am

a d

engan R

ata

-Rata

Jangka P

anja

ng

Kontr

aksi yang m

ela

mbat

E

kspansi di baw

ah R

ata

-rata

Jangka P

anja

ng

Kontr

aksi sem

akin

dala

m a

tau t

eta

p

P

erb

edaan >

0,2

% d

ari C

onsesus F

ore

cast

Edis

i sebelu

mnya

Perb

edaan <

0,2

% d

ari C

onsesus F

ore

cast

Edis

i sebelu

mnya

%, yo

y

Ne

ga

ra

/Ka

wa

sa

n

WE

O J

an

ua

ri

2013

Co

nse

nsu

s F

ore

cast

Jan

ua

ri 2

01

3T

W1

-11

2011

2012E

2013E

2011

2012E

2013E

20

12

E2

01

3E

TW

2-1

1

Pe

rkir

aa

n P

EK

KI

ed

isi

seb

elu

mn

ya 2013E

2012E

TW

4-1

2

Pe

rkir

aa

n C

on

sen

sus

Fo

reca

st*

*T

W4

-11

TW

3-1

1

Page 29:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

17

Bab 1 - Perkembangan Ekonomi GlobalTa

bel 1

.2 In

flasi

Dun

iaTa

bel 1

.2 In

flasi

Dun

iaTa

bel 1

.2 In

flasi

Dun

iaTa

bel 1

.2 In

flasi

Dun

iaTa

bel 1

.2 In

flasi

Dun

ia

TW

1-1

2T

W2

-12

TW

3-1

2T

W4

-12

TW

1-1

3T

W2

-13

TW

3-1

3T

W4

-13

Du

nia

*5,0

4,1

3,8

4,0

4,0

3,8

4,9

4,0

3,8

4,6

5,1

5,3

4,8

4,3

4,0

3,8

3,8

3,7

3,8

3,8

3,8

Ne

ga

ra

Ma

ju*

2,7

1,9

1,6

2,3

2,5

2,2

3,4

2,5

2,2

2,2

3,4

3,6

3,4

3,0

2,4

2,3

2,3

2,1

2,2

2,2

2,1

Ne

ga

ra

Em

erg

ing

*6,2

4,8

4,5

5,4

5,4

5,1

6,6

5,3

5,0

6,5

6,8

7,0

6,3

5,5

5,5

5,2

5,2

5,1

5,1

5,2

5,0

Ka

wa

sa

n A

me

rik

a*

4,2

3,2

3,1

3,1

3,3

3,2

4,1

3,3

3,1

3,5

4,4

4,6

4,3

3,7

3,1

3,0

3,1

2,9

3,1

3,2

3,2

AS

3,1

2,0

1,8

1,9

2,1

23,1

2,1

1,9

2,1

3,5

3,8

3,3

2,8

1,9

1,7

1,9

1,6

1,9

1,9

1,9

Ca

na

da

2,9

1,8

2,0

1,6

1,8

1,9

2,9

1,6

1,8

2,6

3,4

3,0

2,7

2,3

1,6

1,2

0,9

1,6

1,8

2,1

2,0

Am

erika L

ain

nya

6,7

6,1

6,1

6,1

6,1

6,1

6,7

6,1

6,1

6,7

6,7

6,7

6,7

6,1

6,1

6,1

6,1

6,1

6,1

6,1

6,1

Ka

wa

sa

n E

ro

pa

*4,3

3,5

3,0

3,4

3,5

3,1

4,3

3,6

3,2

4,1

4,3

4,3

4,4

3,8

3,6

3,6

3,5

3,2

3,2

3,1

3,0

Ka

wa

sa

n E

uro

2,7

2,3

1,6

2,2

2,4

1,9

2,7

2,5

1,9

2,5

2,7

2,7

2,9

2,7

2,5

2,5

2,3

2,0

1,9

1,8

1,7

Je

rman

2,5

2,2

1,9

1,8

2,0

1,9

2,3

2,0

1,9

2,1

2,3

2,5

2,3

2,2

1,9

1,9

2,0

1,9

1,9

2,0

2,0

P

era

ncis

2,1

1,9

1,0

1,8

2,1

1,7

2,1

2,0

1,5

1,8

2,1

2,2

2,4

2,3

2,0

2,0

1,5

1,5

1,4

1,6

1,6

Italia

2,9

3,0

1,8

2,7

3,2

2,3

2,9

3,1

2,0

2,3

3,0

2,7

3,7

3,5

3,6

3,4

2,7

2,2

1,8

2,1

2,2

S

pa

nyol

3,1

2,4

2,4

2,9

2,4

2,4

3,2

2,5

2,3

3,5

3,5

3,1

2,8

2,0

2,0

2,8

3,1

3,0

2,8

2,1

1,5

Ing

gris

4,5

2,7

1,9

2,2

2,7

2,2

4,5

2,8

2,6

4,1

4,4

4,7

4,7

3,5

2,7

2,4

2,7

2,7

2,9

2,9

2,4

Ero

pa L

ain

nya

6,6

5,5

5,2

5,5

5,5

5,2

6,6

5,5

5,2

6,6

6,6

6,6

6,6

5,5

5,5

5,5

5,5

5,2

5,2

5,2

5,2

Ka

wa

sa

n A

sia

Pa

sif

ik*

5,6

4,6

4,4

4,5

4,4

4,3

5,6

4,3

4,2

5,4

5,7

6,0

5,2

4,6

4,5

4,0

4,1

4,2

4,3

4,4

4,5

Jep

ang

-0,3

0,0

-0,2

00,0

-0,1

-0,3

0,0

-0,2

-0,5

-0,4

0, 1

-0,3

0,3

0,1

-0,4

-0,2

-0,5

-0,3

0,0

0,1

Chin

a5,4

3,0

3,0

2,8

2,8

3,4

5,4

2,6

3,2

5,1

5,7

6,3

4,6

3,8

2,9

1,9

2,1

2,7

3,1

3,4

3,6

India

8,9

10,3

9,6

9,3

9,1

7,5

8,9

9,3

7,6

9,0

8,9

9,2

8,4

7,2

10,1

9,8

9,4

9,5

8,5

8,0

7,7

Kore

a4,0

2,2

2,7

2,3

2,3

2,7

4,0

2,2

2,6

3,8

4,0

4,3

4,0

3,0

2,4

1,6

1,7

2,0

2,5

2,8

2,8

Austr

al ia

3,4

2,0

2,6

2,6

1,8

2,9

3,4

1,8

2,9

3,3

3,6

3,5

3,1

1,6

1,2

2,0

2,2

3,2

3,3

2,6

2,5

Sela

ndia

Baru

4,0

1,9

2,4

1,9

1,6

2,2

4,1

1,1

1,6

4,5

5,3

4,6

1,8

1,6

1,0

0,8

0,9

1,3

1,4

1,8

2,1

AS

EA

N*

5,8

4,1

4,4

4,4

4,1

4,4

5,9

4,0

4,5

5,6

6,1

6,1

5,6

4,6

4,0

3,8

3,8

4,3

4,6

4,6

4,7

AS

EA

N-6

*5,9

4,1

4,3

4,2

3,9

4,2

5,7

3,8

4,2

5,4

5,9

5,9

5,4

4,4

3,8

3,5

3,6

4,1

4,3

4,3

4,4

S

ing

ap

ura

5,2

4,5

4,3

3,6

4,5

3,2

5,2

4,6

3,8

5,2

4,7

5,5

5,5

4,9

5,2

4,2

4,0

3,9

3,7

3,7

3,6

T

haila

nd

3,8

3,2

3,3

3,4

3,0

3,2

3,8

3,0

3,3

3,0

4,1

4,1

4,0

3,4

2,5

2,9

3,2

3,4

3,6

3,4

3,5

F

ilip

ina

4,7

3,5

4,5

3,6

3,3

4,0

4,8

3,2

3,6

4,5

5,0

4,7

4,7

3,1

2,9

3,5

2,9

3,7

3,7

3,6

3,9

M

ala

ys

ia3,2

2,0

2,4

1,8

1,8

2,3

3,2

1,7

2,3

2,8

3,3

3,4

3,2

2,3

1,7

1,4

1,3

1,7

2,1

2,5

2,6

I

nd

on

esia

5,4

4,4

5,1

5,2

4,5

5,3

5,4

4,3

5,3

6,8

5,9

4,7

4,1

3,7

4,5

4,5

4,4

5,0

5,4

5,4

5,6

V

ietn

am

18,7

8,1

6,2

8,8

8,8

8,3

18,6

9,0

8,5

12,8

19,4

22,5

19,9

16,0

8,6

5,6

7,0

8,5

8,5

8,5

8,5

Asia

Pasifi

k L

ain

nya

8,6

8,5

7,7

8,5

8,5

7,7

8,6

8,5

7,7

8,6

8,6

8,6

8,6

8,5

8,5

8,5

8,5

7,7

7,7

7,7

7,7

Afr

ika

*8,8

8,9

7,4

8,9

8,9

7,4

8,8

8,9

7,4

8,8

8,8

8,8

8,8

8,9

8,9

8,9

8,9

7,4

7,4

7,4

7,4

Sum

ber:

Blo

om

berg

, W

EO

Okto

ber

20

12,

Co

nse

nsus F

ore

cast

Jan

uari 2

013

Ket: *

) D

ata

dio

lah b

erd

asark

an p

angsa P

PP

Inte

rnational C

om

parison P

rogra

m (

ICP

), D

esem

ber

2007

*

*) D

ata

perk

ira

an Infla

si d

unia

, n

eg

ara

maju

, n

eg

ara

em

erg

ing d

an s

etia

p k

aw

asa

n m

eru

paka

n d

ata

com

posite y

an

g d

iola

h b

erd

asark

an C

onsesus F

ore

cast

Jan

uari 2

013

E=

Pro

yeks

i;

Ceta

k m

irin

g m

eru

paka

n a

ngka r

ealis

asi; D

ata

ta

hu

na

n In

dia

meru

paka

n T

ah

un F

isk

al;

A

rah p

an

ah

me

nu

nju

kk

an p

erb

an

din

ga

n d

en

ga

n P

EK

KI e

dis

i se

belu

mnya

India

me

ng

gu

nak

an T

ah

un F

isk

al, a

ngka T

riw

ula

na

n V

ietn

am

me

ng

gu

nak

an a

ngka p

royeks

i ta

hu

na

n kecu

ali

realis

asi

Eks

pa

nsi le

bih

besar

ata

u s

am

a d

en

ga

n R

ata

-Rata

Ja

ngka P

anja

ng

Ko

ntr

aks

i ya

ng m

ela

mb

at

Eks

pa

nsi di b

aw

ah R

ata

-rata

Ja

ngka P

anja

ng

Ko

ntr

aks

i sem

akin

dala

m a

tau t

eta

p

Perb

ed

aa

n >

0,2

% d

ari C

onsesus F

ore

cast

Edis

i se

belu

mnya

Perb

ed

aa

n <

0,2

% d

ari C

onsesus F

ore

cast

Edis

i se

belu

mnya

Ra

ta-r

ata

Pe

rio

de

%, y

oy

Ne

ga

ra

/Ka

wa

sa

n

WE

O O

kto

be

r 2

012

Pe

rkir

aa

n P

EK

KI

ed

isi

se

be

lum

nya

Co

nse

nsu

s F

ore

ca

st

Ja

nu

ari

20

13

20

13

E

Pe

rkir

aan

Co

nse

nsu

s F

ore

cast

**

20

11

20

12E

20

13E

TW

4-1

22

01

2E

20

13E

20

11

20

12E

20

13E

20

12

ET

W4

-11

TW

3-1

1T

W2

-11

TW

1-1

1

Page 30:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

18

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2012

Tabel 1.3 Suku Bunga KebijakanTabel 1.3 Suku Bunga KebijakanTabel 1.3 Suku Bunga KebijakanTabel 1.3 Suku Bunga KebijakanTabel 1.3 Suku Bunga Kebijakan

Des-10 Des-11 Mar-12 Jun-12 Sep-12 Des-12Mar-13 Jun-13

1 AS (Fed fund rate) 0,25 0,13 0-0,25 0-0,25 0-0,25 0-0,25 0-0,25 0-0,25 0,25 0,25

2 Euro (Refinancing rate) 2,50 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 0,75 0,75 0,75 0,75

3 Inggris (Base rate) 2,00 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50

4 Jepang (O/N call rate) 0,1 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,05 0,05

5 Australia (Cash rate) 4,25 3,75 4,75 4,25 4,25 3,50 3,50 3,00 3,00 2,75

6 New Zaeland (Cash rate) 5,00 2,50 3,00 2,50 2,50 2,50 2,50 2,50 2,50 2,50

7 Korsel (O/N call rate) 3,00 2,00 2,50 3,25 3,25 3,25 3,00 2,75 2,50 2,50

8 China (1 Year lending rate) 5,31 5,31 5,81 6,56 6,56 6,31 6,00 6,00 6,00 6,00

9 India (Repo rate) 6,00 4,75 6,25 8,50 8,50 8,00 8,00 8,00 7,75 7,75

10 Indonesia (BI rate) 9,25 6,50 6,50 6,00 5,75 5,75 5,75 5,75 5,75 5,75

11 Malaysia (O/N policy rate) 3,25 2,00 2,75 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00

12 Thailand (1D repo) 2,75 1,25 2,00 3,25 3,00 3,00 3,00 2,75 2,75 2,75

13 Filipina (O/N policy rate) 5,50 4,00 4,00 4,50 4,00 4,00 3,75 3,50 3,50 3,50

14 Brazil (Selic rate) 13,75 8,75 10,75 11,00 9,75 8,50 7,50 7,25 7,25 7,25

15 Mexico (Target rate) 8,25 4,50 4,50 4,50 4,50 4,50 4,50 4,50 4,50 4,50

16 Vietnam (Refinancing rate) 8,50 8,00 9,00 15,00 14,00 11,00 10,00 9,00 - -

Sumber: Bloomberg, JP Morgan 1 Februari 2013Ket: *) Berdasarkan prediksi JP Morgan 1 Februari 2013

Negara Maju

Negara Berkembang

Prediksi *)

Akhir Periode % yoy

No Negara Des-08 Dec-09

Page 31:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

19

Perkembangan EkonomiIndividu Negara

2B A B

A. NEGARA MAJU

A.1 Amerika Serikat

Kinerja perekonomian AS kembali melemah memasuki periode akhir 2012. Selama TW4-

12 ekonomi hanya tumbuh 1,5% yoy, dari 2,6% yoy pada TW3-12. Walaupun menurun,

permintaan domestik masih menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi di tengah

melemahnya permintaan dunia serta masih rentannya kepercayaan masyarakat dan investor.

Sektor perumahan menunjukkan perkembangan yang belum stabil. Meskipun indikator sektor

tenaga kerja sedikit membaik, sejumlah indikator penuntun konsumsi dan investasi masih lemah.

Sejalan dengan melemahnya aktivitas ekonomi domestik dan harga energi, tekanan inflasi terus

menurun, di bawah target jangka panjangnya (2% yoy). Di sektor eksternal, menurunnya aktivitas

ekonomi global berdampak pada masih lemahnya kinerja ekspor. Hal ini dapat dijadikan indikasi

aktivitas ekonomi ke depan belum akan menunjukkan perbaikan signifikan. Secara keseluruhan

tahun, PDB 2012 tumbuh sebesar 2,3% yoy, lebih tinggi dari 1,8% yoy pada 2011. Namun

demikian, ekonomi AS diperkirakan masih rentan dengan ketidakpastian yang masih tinggi.

Sejumlah langkah kebijakan otoritas AS serta berbagai respon kebijakan oleh sejumlah bank

sentral negara dunia diperkirakan untuk sementara mampu menahan pemburukan ekonomi

selama 2012.

Ke depan, pertumbuhan ekonomi pada 2013 diperkirakan berpotensi lebih rendah dari

2012. Berdasarkan asesmen the Fed terkini, PDB 2013 sedikit direvisi ke bawah menjadi di kisaran

2,3% yoy sampai dengan 3,0% yoy. Hal ini juga sejalan dengan asesmen IMF yang merevisi ke

bawah PDB AS di 2013 menjadi 2,0% yoy (WEO Januari 2013 update). Sementara berdasarkan

prediksi Consensus Forecast (CF) Januari 2012, PDB AS di 2013 diprediksi hanya tumbuh di

kisaran 1,9% yoy, di bawah PDB 2012 (2,3% yoy). Perkembangan terkini mengonfirmasi perbaikan

sektor tenaga kerja yang berjalan lambat dan angka pengangguran yang masih relatif tinggi di

Page 32:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2012

20

Grafik 2.1 PDBGrafik 2.1 PDBGrafik 2.1 PDBGrafik 2.1 PDBGrafik 2.1 PDB

Kinerja ekonomi AS kembali menurunKinerja ekonomi AS kembali menurunKinerja ekonomi AS kembali menurunKinerja ekonomi AS kembali menurunKinerja ekonomi AS kembali menurun.

Ekonomi AS pada TW4-12 melemah, tumbuh

1,5% yoy dari 2,6% yoy di TW3-12. Walaupun

menurun, permintaan domestik masih menjadi

penopang utama pertumbuhan ekonomi di

tengah melemahnya permintaan dunia serta

masih rentannya kepercayaan masyarakat dan

investor. Berdasarkan komponennya,

permintaan domestik tumbuh 1,4% yoy, turun

dari 2,6% yoy triwulan sebelumnya. Lebih

rendahnya permintaan domestik tersebut

terutama dampak dari turunnya aktivitas

konsumsi terutama konsumsi pemerintah.

Konsumsi tumbuh sebesar 1,2% yoy dari 1,4%

yoy pada TW3-12. Seiring dengan masih

lemahnya aktivitas ekonomi dan berkurangnya

dampak dari inventory adjustment, aktivitas

investasi turun signifikan. Investasi di periode

laporan hanya tumbuh sebesar 3,1% yoy, dari

rata-rata tumbuh dua digit selama tiga triwulan

pertama 2012. Sejalan dengan melemahnya

permintaan dunia, net ekspor juga terkontraksi

kian dalam menjadi minus 3,3% yoy pada

TW4-12 dari minus 0,7% yoy pada TW3-12.

tengah pengeluaran rumah tangga yang masih terbatas. Selain itu, investasi (terutama pada

business fixed investment) masih lemah walaupun menunjukan perbaikan. Sementara itu, meski

sektor perumahan mulai menunjukkan sinyal awal perbaikan, kondisinya masih rentan.

Selanjutnya, gejolak di pasar keuangan global dan fiscal cliff masih menjadi downside risks ekonomi

AS.

Secara keseluruhan, beberapa potensi «downside risks» ekonomi AS meliputi sebagai

berikut: i) rentannya kondisi solvabilitas keuangan Pemerintah AS serta sentimen negatif yang

dipicu oleh berlarut-larutnya pembahasan isu pengurangan pengeluaran pemerintah secara

otomatis (fiscal cliff) dan debt ceiling; ii) rentannya sektor tenaga kerja dan properti yang dapat

berimbas pada pendapatan masyarakat/pelaku usaha sehingga mempengaruhi konsumsi dan

investasi; iii) pemburukan di sektor keuangan; dan iv) pemburukan krisis utang di Kawasan Euro.

Hal yang perlu menjadi perhatian pemerintah AS adalah langkah konkrit konsolidasi fiskal AS

karena saat ini AS sudah memasuki kondisi «debt trap» yang mengkhawatirkan.

Sebagai respon atas perkembangan tersebut, selama TW4-12 the Fed menetapkan untuk

terus melanjutkan kebijakan sangat akomodatif. Selanjutnya, dalam rangka mengatasi

keterbatasan anggaran negara, Pemerintah AS memangkas anggaran dan menaikkan pajak

bagi golongan masyarakat yang berpendapatan relatif tinggi.

%, yoy%, yoy

Proyeksi

-8,0

-6,0

-4,0

-2,0

0,0

2,0

4,0

6,0

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 20131 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

-25,0

-20,0

-15,0

-10,0

-5,0

0,0

5,0

10,0

15,0

20,0

Investasi, lhsPDB Riil, lhsImpor, rhsEkspor, rhs

Konsumsi, lhsNet Ekspor, lhs

Sumber : Bloomberg

Page 33:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

21

Grafik 2.2 Indikator KonsumsiGrafik 2.2 Indikator KonsumsiGrafik 2.2 Indikator KonsumsiGrafik 2.2 Indikator KonsumsiGrafik 2.2 Indikator Konsumsi

Penurunan kinerja ekonomi tercerminPenurunan kinerja ekonomi tercerminPenurunan kinerja ekonomi tercerminPenurunan kinerja ekonomi tercerminPenurunan kinerja ekonomi tercermin

pada lemahnya aktivitas konsumsi. pada lemahnya aktivitas konsumsi. pada lemahnya aktivitas konsumsi. pada lemahnya aktivitas konsumsi. pada lemahnya aktivitas konsumsi. Konsumsi

pada TW4-12 tumbuh sebesar 1,2% yoy, dari

1,4% yoy pada triwulan sebelumnya.

Pertumbuhan konsumsi tersebut masih

ditopang oleh konsumsi swasta yang tumbuh

1,9% yoy, sama dengan triwulan sebelumnya.

Konsumsi swasta stabil di level 1,9% yoy

sedangkan konsumsi pemerintah terkontraksi

kian dalam menjadi minus 1,7% yoy sejalan

dengan kebijakan fiskal ketat yang harus

ditempuh pemerintah guna mengatasi

permasalahan utang. Berdasarkan

kontribusinya terhadap pertumbuhan PDB,

sekitar 1,4% dari total 1,5% pertumbuhan

PDB pada triwulan laporan disumbang oleh

konsumsi swasta.

Lemahnya aktivitas konsumsi jugaLemahnya aktivitas konsumsi jugaLemahnya aktivitas konsumsi jugaLemahnya aktivitas konsumsi jugaLemahnya aktivitas konsumsi juga

tercermin pada sejumlah indikator penuntuntercermin pada sejumlah indikator penuntuntercermin pada sejumlah indikator penuntuntercermin pada sejumlah indikator penuntuntercermin pada sejumlah indikator penuntun

konsumsi yang menunjukkan perkembangankonsumsi yang menunjukkan perkembangankonsumsi yang menunjukkan perkembangankonsumsi yang menunjukkan perkembangankonsumsi yang menunjukkan perkembangan

mixedmixedmixedmixedmixed dan belum stabil. dan belum stabil. dan belum stabil. dan belum stabil. dan belum stabil. Indikator penjualan

ritel masih belum menunjukkan perbaikan

berarti, hanya tumbuh 4,2% yoy pada TW4-

12 dari rata-rata 4,8% yoy pada triwulan

sebelumnya dan masih di bawah rata-rata

2011 (8,0% yoy). Sejalan dengan hal ini,

indikator pengeluaran konsumen pada periode

yang sama juga masih relatif rendah, sebagai

indikasi masih lemahnya daya beli masyarakat

di tengah sektor tenaga kerja yang masih

rentan. Lebih lanjut, pertumbuhan indikator

penjualan kendaraan bermotor secara rata-rata

juga menurun, tumbuh 11,6% yoy dari 14,5%

yoy di TW3-12.

Indikator tingkat kepercayaanIndikator tingkat kepercayaanIndikator tingkat kepercayaanIndikator tingkat kepercayaanIndikator tingkat kepercayaan

konsumen menunjukkan tren menurun selamakonsumen menunjukkan tren menurun selamakonsumen menunjukkan tren menurun selamakonsumen menunjukkan tren menurun selamakonsumen menunjukkan tren menurun selama

TW4-12. TW4-12. TW4-12. TW4-12. TW4-12. Permasalahan fiscal cliff dan kondisi

ekonomi yang belum sepenuhnya stabil

diperkirakan masih mempengaruhi tingkat

kepercayaan konsumen. Dampak sentimen

positif atas langkah kebijakan the Fed untuk

tetap menerapkan kebijakan moneter yang

highly accommodative cenderung tertahan.

Kepercayaan konsumen di akhir TW4-12 turun

ke level 65,1, dan masih jauh di bawah rata-

rata 10 tahun terakhir sebesar 82,5.

Sejalan dengan masih lemahnyaSejalan dengan masih lemahnyaSejalan dengan masih lemahnyaSejalan dengan masih lemahnyaSejalan dengan masih lemahnya

konsumsi domestik dan permintaan global,konsumsi domestik dan permintaan global,konsumsi domestik dan permintaan global,konsumsi domestik dan permintaan global,konsumsi domestik dan permintaan global,

kinerja investasi selama triwulan akhir 2012kinerja investasi selama triwulan akhir 2012kinerja investasi selama triwulan akhir 2012kinerja investasi selama triwulan akhir 2012kinerja investasi selama triwulan akhir 2012

turun signifikanturun signifikanturun signifikanturun signifikanturun signifikan (Grafik 2.3).(Grafik 2.3).(Grafik 2.3).(Grafik 2.3).(Grafik 2.3). Investasi di

periode laporan hanya tumbuh sebesar 3,1%

yoy, dari rata-rata tumbuh dua digit selama

tiga triwulan pertama 2012. Selain itu,

berkurangnya dampak dari inventory

adjustment juga turut mempengaruhi

penurunan aktivitas investasi. Dengan

perkembangan tersebut, kontribusi investasi

terhadap pertumbuhan menurun signifikan

dari rata-rata di atas 1,5% selama tiga triwulan

Indeks%, yoy

-50

-40

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

Pengeluaran Konsumen, lhs

Penjualan Retail, lhs

Penjualan Kendaraan, lhs

Kepercayaan Konsumen-rhs

2008 2009 2010 2011 20121 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Sumber : Bloomberg

Page 34:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2012

22

Grafik 2.4 Leading Indikator InvestasiGrafik 2.4 Leading Indikator InvestasiGrafik 2.4 Leading Indikator InvestasiGrafik 2.4 Leading Indikator InvestasiGrafik 2.4 Leading Indikator Investasi

pertama 2012 menjadi hanya 0,4% pada

TW4-12.

Penurunan aktivitas investasi selamaPenurunan aktivitas investasi selamaPenurunan aktivitas investasi selamaPenurunan aktivitas investasi selamaPenurunan aktivitas investasi selama

TW4-12 juga diindikasikan pada pergerakanTW4-12 juga diindikasikan pada pergerakanTW4-12 juga diindikasikan pada pergerakanTW4-12 juga diindikasikan pada pergerakanTW4-12 juga diindikasikan pada pergerakan

indikator penuntun investasi (Grafik 2.3).indikator penuntun investasi (Grafik 2.3).indikator penuntun investasi (Grafik 2.3).indikator penuntun investasi (Grafik 2.3).indikator penuntun investasi (Grafik 2.3).

Indikator produksi industri pada periode

laporan menurun dari rata-rata 3,4% yoy pada

TW3-12 menjadi rata-rata 2,4% yoy pada

TW4-12. Sementara itu, indikator kapasitas

utilisasi juga belum menunjukkan perbaikan

berarti. Lemahnya aktivitas investasi tersebut

juga sejalan dengan indikator pemesanan

barang pabrik yang pertumbuhannya masih

relatif rendah pada periode laporan. Secara

keseluruhan, perkembangan tersebut

mengindikasikan aktivitas investasi masih

sangat lemah.

Lemahnya aktivitas investasi jugaLemahnya aktivitas investasi jugaLemahnya aktivitas investasi jugaLemahnya aktivitas investasi jugaLemahnya aktivitas investasi juga

tercermin pada pergerakan sejumlah tercermin pada pergerakan sejumlah tercermin pada pergerakan sejumlah tercermin pada pergerakan sejumlah tercermin pada pergerakan sejumlah leadingleadingleadingleadingleading

indikator investasi.indikator investasi.indikator investasi.indikator investasi.indikator investasi. Indeks Institute of Supply

Management (ISM) manufaktur selama TW4-

12 masih relatif rendah bahkan pada

November 2013 berada di level kontraksi.....11111

Sementara, indikator ISM non-manufaktur di

periode yang sama juga tidak mengalami

peningkatan signifikan. Secara keseluruhan

indikator ISM masih belum stabil dan ISM

manufaktur diperkirakan berpotensi kembali

menurun sebagai indikasi kinerja investasi ke

depan masih lemah (Grafik 2.4))))).

Setelah sempat mengalami kontraksiSetelah sempat mengalami kontraksiSetelah sempat mengalami kontraksiSetelah sempat mengalami kontraksiSetelah sempat mengalami kontraksi

sebesar minus 7,0 pada awal TW4-12,sebesar minus 7,0 pada awal TW4-12,sebesar minus 7,0 pada awal TW4-12,sebesar minus 7,0 pada awal TW4-12,sebesar minus 7,0 pada awal TW4-12,

indikator indikator indikator indikator indikator Richmond Fed Manufacturing IndexRichmond Fed Manufacturing IndexRichmond Fed Manufacturing IndexRichmond Fed Manufacturing IndexRichmond Fed Manufacturing Index

pada akhir TW4-12 berada pada teritori positifpada akhir TW4-12 berada pada teritori positifpada akhir TW4-12 berada pada teritori positifpada akhir TW4-12 berada pada teritori positifpada akhir TW4-12 berada pada teritori positif

(5,0).(5,0).(5,0).(5,0).(5,0). Sementara kontraksi indikator Empire

Manufacturing Index kian dalam dari minus

7,54 di akhir TW3-12 menjadi minus 7,78 di

akhir TW4-12. Secara keseluruhan, pergerakan

indikator Richmond Fed Manufacturing Index

dan Empire Manufacturing Index relatif belum

stabil. Hal ini mengindikasikan bahwa kondisi

sektor manufaktur dalam jangka waktu enam

Grafik 2.3 Indikator InvestasiGrafik 2.3 Indikator InvestasiGrafik 2.3 Indikator InvestasiGrafik 2.3 Indikator InvestasiGrafik 2.3 Indikator Investasi

1 Indeks < 50 mengindikasikan kontraksi

Index%, yoy

-60,0

-40,0

-20,0

0,0

20,0

40,0

60,0

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

65,0

70,0

75,0

80,0

85,0

90,0

95,0

100,0

105,0

1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 8 12

IP-Indeks, rhs

Prod. Industri, yoy, lhs

Factory Orders, lhs

Fact.Orders-Machinery (Durable Goods), lhs

Kapasitas Utlisasi, rhs

Sumber : Bloomberg

Indeks

Krisis keu. global

2006 2007 2008 2009 2010 2011 20121 3 5 7 9111 3 5 7 9111 3 5 7 9111 3 5 7 9111 3 5 7 9111 3 5 7 9 122 4 6 8 12

-50

-40

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

50

Richmond Fed Manufacturing Index

Philadelphia Fed Index

Empire Manufacturing Index

Sumber : Bloomberg

Page 35:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

23

bulan ke depan diperkirakan masih penuh

ketidakpastian. Sejalan dengan leading

indikator sektor manufaktur, di periode yang

sama indikator Philly Fed Index juga

pergerakannya belum stabil dan berpotensi

menurun pada periode ke depan. Meski

membaik, perkembangannya yang belum

stabil tersebut masih memberikan sinyal bagi

investor bahwa prospek bisnis ke depan meski

masih penuh ketidakpastian.

Kondisi sektor perumahan ASKondisi sektor perumahan ASKondisi sektor perumahan ASKondisi sektor perumahan ASKondisi sektor perumahan AS

menunjukkan sedikit perbaikan meskimenunjukkan sedikit perbaikan meskimenunjukkan sedikit perbaikan meskimenunjukkan sedikit perbaikan meskimenunjukkan sedikit perbaikan meski

perkembangannya masih belum perkembangannya masih belum perkembangannya masih belum perkembangannya masih belum perkembangannya masih belum stabilstabilstabilstabilstabil selama selama selama selama selama

TW4-12 TW4-12 TW4-12 TW4-12 TW4-12 (Grafik 2.5). (Grafik 2.5). (Grafik 2.5). (Grafik 2.5). (Grafik 2.5). Daya beli masyarakat

yang masih rendah di tengah masih tingginya

angka pengangguran serta aktivitas ekonomi

domestik yang masih belum stabil diperkirakan

belum akan banyak mendorong kinerja sektor

perumahan secara signifikan. Indikator angka

penjualan rumah baru dan median sales price

selama TW4-12 sedikit meningkat

dibandingkan periode sebelumnya. Di periode

yang sama, indikator housing starts juga

mengalami peningkatan.

Indikator sektor perumahan sedikitIndikator sektor perumahan sedikitIndikator sektor perumahan sedikitIndikator sektor perumahan sedikitIndikator sektor perumahan sedikit

meningkat selama TW4-12. meningkat selama TW4-12. meningkat selama TW4-12. meningkat selama TW4-12. meningkat selama TW4-12. Walaupun sedikit

meningkat, indikator sektor perumahan

tersebut masih relatif rendah apabila

dibandingkan rata-rata sebelum krisis

keuangan global. Masih lemahnya indikator

sektor perumahan diperkirakan karena

beberapa faktor seperti rising foreclosures,

persyaratan standar pinjaman yang semakin

ketat serta angka pengangguran yang

persisten di level tinggi selama lebih dari dua

tahun meski dalam beberapa bulan terakhir

mulai menunjukkan penurunan. Selain itu,

para pemilik rumah diperkirakan masih

menahan penjualan menunggu sampai harga

rumah kembali normal. Dengan

mempertimbangkan hal ini, rencana the Fed

untuk menurunkan borrowing costs

diperkirakan tidak terlalu signifikan dapat

mendorong aktivitas di sektor perumahan

mengingat tingginya mortgage rate bukan

faktor utama lemahnya kinerja di sektor

perumahan. Ke depan, sektor properti

diperkirakan masih rentan mengingat angka

pengangguran AS masih relatif tinggi dan

consumer confidence yang masih rendah.

Sektor tenaga kerja AS belumSektor tenaga kerja AS belumSektor tenaga kerja AS belumSektor tenaga kerja AS belumSektor tenaga kerja AS belum

menunjukkan perbaikan signifikan.menunjukkan perbaikan signifikan.menunjukkan perbaikan signifikan.menunjukkan perbaikan signifikan.menunjukkan perbaikan signifikan. Memasuki

akhir TW4-12, angka pengangguran AS stabil

di level 7,8%, sama dengan akhir TW3-12

(Grafik 2.6). Indikator tenaga kerja secara rata-

rata selama TW4-12 menunjukkan

perkembangan yang positif seperti tercermin

pada indikator continuous claims dan indikator

non-farm payroll yang cenderung menurun

selama TW4-12 dibandingkan periode

Grafik 2.5 Indikator PerumahanGrafik 2.5 Indikator PerumahanGrafik 2.5 Indikator PerumahanGrafik 2.5 Indikator PerumahanGrafik 2.5 Indikator Perumahan

Unit%, yoy

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

25

2008 2009 2010 2011 2012

0

200

400

600

800

1000

1200

1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12

new home sales (ribu unit)-rhshousing starts (ribu unit)-rhsharga median rumah (% yoy)-lhssupply rumah (dlm bulan)-lhs

Sumber : Bloomberg

Page 36:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2012

24

sebelumnya. Sementara meski indikator initial

jobless claims secara rata-rata TW4-12 sedikit

meningkat dibandingkan TW3-12, pada akhir

TW4-12 pergerakannya menunjukkan

penurunan. Meskipun demikian, sektor tenaga

kerja AS diperkirakan belum stabil dan masih

rentan mengingat aktivitas ekonomi domestik

belum menunjukkan perbaikan signifikan.

Adanya penurunan angkaAdanya penurunan angkaAdanya penurunan angkaAdanya penurunan angkaAdanya penurunan angka

pengangguran tersebut belum dapatpengangguran tersebut belum dapatpengangguran tersebut belum dapatpengangguran tersebut belum dapatpengangguran tersebut belum dapat

sepenuhya mencerminkan membaiknya sektorsepenuhya mencerminkan membaiknya sektorsepenuhya mencerminkan membaiknya sektorsepenuhya mencerminkan membaiknya sektorsepenuhya mencerminkan membaiknya sektor

tenaga kerja AS.tenaga kerja AS.tenaga kerja AS.tenaga kerja AS.tenaga kerja AS. Menurunnya angka

pengangguran juga dilatarbelakangi oleh

berkurangnya jumlah labour force terutama

pria usia produktif seiring dengan

memburuknya iklim tenaga kerja bukan

semata-mata dikarenakan meningkatnya

jumlah penduduk yang bekerja. Selain itu, rasio

penduduk yang bekerja terhadap populasi

pada Desember 2012 juga turun. Aktivitas

ekonomi dan investasi ke depan yang

diperkirakan masih lemah diperkirakan belum

banyak membantu proses perbaikan di sektor

lapangan kerja.

Ke depan, sektor tenaga kerjaKe depan, sektor tenaga kerjaKe depan, sektor tenaga kerjaKe depan, sektor tenaga kerjaKe depan, sektor tenaga kerja

diperkirakan masih rentan seiring dengandiperkirakan masih rentan seiring dengandiperkirakan masih rentan seiring dengandiperkirakan masih rentan seiring dengandiperkirakan masih rentan seiring dengan

masih tingginya ketidakpastian kondisimasih tingginya ketidakpastian kondisimasih tingginya ketidakpastian kondisimasih tingginya ketidakpastian kondisimasih tingginya ketidakpastian kondisi

ekonomi dan keuangan domestik.ekonomi dan keuangan domestik.ekonomi dan keuangan domestik.ekonomi dan keuangan domestik.ekonomi dan keuangan domestik. Namun,

angka pengangguran diprediksi tidak setinggi

prediksi sebelumnya. Berdasarkan proyeksi

Desember 2012, the Fed memperkirakan

angka pengangguran di 2012 berada di

kisaran 7,8% - 7,9% (lebih rendah dari prediksi

September 2012 di kisaran 8,0% - 8,2%).

Sementara angka pengangguran di 2013

diperkirakan 7,4% - 7,7% (prediksi September

2012 sebesar 7,6% - 7,9%).

Sektor eksternal AS masih relatif lemahSektor eksternal AS masih relatif lemahSektor eksternal AS masih relatif lemahSektor eksternal AS masih relatif lemahSektor eksternal AS masih relatif lemah

dan defisit neraca perdagangan melebardan defisit neraca perdagangan melebardan defisit neraca perdagangan melebardan defisit neraca perdagangan melebardan defisit neraca perdagangan melebar

selama TW4-12.selama TW4-12.selama TW4-12.selama TW4-12.selama TW4-12. Ekspor pada dua bulan

pertama TW4-12 rata-rata hanya tumbuh

sebesar 2,3% yoy dari rata-rata 2,8% yoy

periode sebelumnya dan masih jauh di bawah

rata-rata pertumbuhan ekspor di 2011 (15%

yoy) (Grafik 2.7). Di antara mitra dagang

utamanya, ekspor ke negara maju masih

mengalami kontraksi seperti ke Jerman,

Jepang, dan UK. Sebaliknya, ekspor ke China,

Grafik 2.6 Indikator Sektor Tenaga KerjaGrafik 2.6 Indikator Sektor Tenaga KerjaGrafik 2.6 Indikator Sektor Tenaga KerjaGrafik 2.6 Indikator Sektor Tenaga KerjaGrafik 2.6 Indikator Sektor Tenaga Kerja

Ribu Orang%

4

5

6

7

8

9

10

11

2007 2008 2009 2010 2011 2012

-1000

-800

-600

-400

-200

0

200

400

600

1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 911 1 3 5 7 911 2 4 610 12

Change in Non-farm Payrolls-rhsUnemployment Rate-lhs

Sumber : Bloomberg

Ribu OrangRibu Orang

2000

2500

3000

3500

4000

4500

5000

5500

6000

6500

7000

Continuous Claims-rhs

Initial Jobless Claims 12 MA

Initial Jobless Claims

Sumber : Bloomberg

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012Jan Jul Jan Jul Jan Jul Jan Jul Jan Jul Jan Jul Dec Jul Dec Jul Dec

200

250

300

350

400

450

500

550

600

650

700

Page 37:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

25

Grafik 2.7 Sektor EksternalGrafik 2.7 Sektor EksternalGrafik 2.7 Sektor EksternalGrafik 2.7 Sektor EksternalGrafik 2.7 Sektor Eksternal

Meksiko, dan Canada mengalami peningkatan

masing-masing rata-rata tumbuh sebesar

8,9% yoy, 11,2% yoy, dan 5,9% yoy.

Berdasarkan produknya, ekspor pada pasokan

barang industri (memiliki pangsa 22% dari

total ekspor) masih terkontraksi dari rata-rata

minus 6,2% yoy selama TW3-12 menjadi rata-

rata minus 5,4% yoy selama dua bulan

pertama TW4-12. Di periode yang sama ekspor

capital goods (pangsa 24%) pertumbuhannya

juga terus menurun rata-rata 3,3% yoy (TW3-

12 6,3% yoy). Sementara ekspor consumer

goods (memiliki pangsa 8%) juga terus

melemah, rata-rata selama dua bulan pertama

TW4-12 hanya tumbuh 0,6% yoy, dari 2,7%

yoy rata-rata pada TW3-12. Ke depan, sejalan

dengan masih lemahnya permintaan dunia,

aktivitas ekspor diperkirakan masih relatif

rendah.

Sejalan dengan masih lemahnyaSejalan dengan masih lemahnyaSejalan dengan masih lemahnyaSejalan dengan masih lemahnyaSejalan dengan masih lemahnya

aktivitas ekonomi domestik, pertumbuhanaktivitas ekonomi domestik, pertumbuhanaktivitas ekonomi domestik, pertumbuhanaktivitas ekonomi domestik, pertumbuhanaktivitas ekonomi domestik, pertumbuhan

impor di periode yang sama masih relatifimpor di periode yang sama masih relatifimpor di periode yang sama masih relatifimpor di periode yang sama masih relatifimpor di periode yang sama masih relatif

lemah.lemah.lemah.lemah.lemah. Impor selama dua bulan pertama TW4-

12 hanya tumbuh sebesar 0,9% yoy dan jauh

di bawah rata-rata pertumbuhan impor di

2011 sebesar 14% yoy, bahkan pada Oktober

2012 sempat mengalami kontraksi, kontraksi

pertama sejak November 2009. Impor pasokan

barang industri dan crude oil sangat

terkontraksi sementara impor barang modal

dan consumer goods masih sangat rendah.

Penurunan nilai ekspor yang lebih besarPenurunan nilai ekspor yang lebih besarPenurunan nilai ekspor yang lebih besarPenurunan nilai ekspor yang lebih besarPenurunan nilai ekspor yang lebih besar

dibandingkan impor bulan sebelumnyadibandingkan impor bulan sebelumnyadibandingkan impor bulan sebelumnyadibandingkan impor bulan sebelumnyadibandingkan impor bulan sebelumnya

tersebut menyebabkan defisit neracatersebut menyebabkan defisit neracatersebut menyebabkan defisit neracatersebut menyebabkan defisit neracatersebut menyebabkan defisit neraca

perdagangan AS selama dua bulan pertamaperdagangan AS selama dua bulan pertamaperdagangan AS selama dua bulan pertamaperdagangan AS selama dua bulan pertamaperdagangan AS selama dua bulan pertama

TW4TW4TW4TW4TW4-12 melebar.-12 melebar.-12 melebar.-12 melebar.-12 melebar. Defisit neraca perdagangan

melebar menjadi USD45,4 miliar dari USD41,5

miliar di TW3-12. Ke depan, defisit neraca

perdagangan AS diprediksi masih tetap lebar

sejalan dengan masih lemahnya permintaan

dunia.

Tekanan inflasi selama TW4-Tekanan inflasi selama TW4-Tekanan inflasi selama TW4-Tekanan inflasi selama TW4-Tekanan inflasi selama TW4-12 mulai12 mulai12 mulai12 mulai12 mulai

berkurang seiring dengan menurunnya hargaberkurang seiring dengan menurunnya hargaberkurang seiring dengan menurunnya hargaberkurang seiring dengan menurunnya hargaberkurang seiring dengan menurunnya harga

energi dan masih lemahnya energi dan masih lemahnya energi dan masih lemahnya energi dan masih lemahnya energi dan masih lemahnya aktivitas ekonomiaktivitas ekonomiaktivitas ekonomiaktivitas ekonomiaktivitas ekonomi

domestikdomestikdomestikdomestikdomestik. Inflasi pada akhir TW4-12 berada

di level 1,7% yoy dan sudah berada di bawah

target jangka panjangnya (2,0% yoy), dari

2,0% yoy pada akhir TW3-12 (Grafik 2.8).

%, yoyMiliar USD

-70,0

-65,0

-60,0

-55,0

-50,0

-45,0

-40,0

-35,0

-30,0

-25,0

-20,0

-40

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

2007 2008 2009 2010 2011 20121 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 8 11

Impor-rhsEkspor-rhsNeraca Perdagangan-lhs

Sumber : Bloomberg

%, yoy

-40,0

-20,0

0,0

20,0

40,0

60,0

80,0

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 20121 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9

ChinaCanada Mexico

Japan

Sumber : Bloomberg

Page 38:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2012

26

Grafik 2.9 Inflasi √ KomponenGrafik 2.9 Inflasi √ KomponenGrafik 2.9 Inflasi √ KomponenGrafik 2.9 Inflasi √ KomponenGrafik 2.9 Inflasi √ KomponenGrafik 2.8 InflasiGrafik 2.8 InflasiGrafik 2.8 InflasiGrafik 2.8 InflasiGrafik 2.8 Inflasi

Berdasarkan komponennya, penurunan inflasi

terutama berasal dari inflasi energi dan

transportasi. Sejalan dengan hal tersebut,

tekanan harga inflasi dari sisi permintaan turun

tipis. Inflasi inti di akhir TW4-12 turun ke level

1,9% yoy dari 2,0% yoy pada September

2012. Sementara PCE core berada di level

1,5% yoy di November 2012, dari 1,6% yoy

periode sebelumnya. Lebih lanjut, tingkat

harga produsen (PPI) pada akhir TW4-12 juga

menurun menjadi 1,3% yoy dari 2,1% yoy

pada akhir TW3-12. Ke depan, seiring dengan

melemahnya aktivitas ekonomi, the Fed

memperkirakan ekspektasi inflasi dalam jangka

panjang tetap terjaga. Selanjutnya, longer-

term inflation expectation tetap stabil di

kisaran 2,0% yoy.

Kondisi pasar keuangan AS cenderungKondisi pasar keuangan AS cenderungKondisi pasar keuangan AS cenderungKondisi pasar keuangan AS cenderungKondisi pasar keuangan AS cenderung

membaik selama TW4-12. membaik selama TW4-12. membaik selama TW4-12. membaik selama TW4-12. membaik selama TW4-12. Pergerakan harga

saham selama triwulan laporan cenderung naik

dibandingkan rata-rata TW3-12. Perilaku risk

averse investor menurun seiring dengan

adanya kebijakan the Fed untuk tetap

menerapkan kebijakan moneter yang highly

accommodative dan melakukan QE tahap tiga.

Selain itu, kebijakan ECB untuk

mengimplementasikan program Outright

Monetary Transactions (OMTs) atau transaksi

moneter langsung di pasar sekunder untuk

obligasi sovereign di Kawasan Euro disambut

positif oleh pelaku pasar.

Yield obligasi AS (US T Note 10yr) padaYield obligasi AS (US T Note 10yr) padaYield obligasi AS (US T Note 10yr) padaYield obligasi AS (US T Note 10yr) padaYield obligasi AS (US T Note 10yr) pada

akhir periode TW4-12 sedikit meningkatakhir periode TW4-12 sedikit meningkatakhir periode TW4-12 sedikit meningkatakhir periode TW4-12 sedikit meningkatakhir periode TW4-12 sedikit meningkat

sebagai dampak dari peningkatan sebagai dampak dari peningkatan sebagai dampak dari peningkatan sebagai dampak dari peningkatan sebagai dampak dari peningkatan risk appetiterisk appetiterisk appetiterisk appetiterisk appetite

investor.investor.investor.investor.investor. Meski demikian, hal ini dikhawatirkan

hanya bersifat sementara, kondisi pasar

keuangan masih belum sepenuhnya stabil

dengan ketidakpastian yang sangat tinggi. Aksi

investor yang memburu aset-aset yang lebih

berisiko tersebut mendorong nilai tukar USD

selama TW4-12 cenderung terus terdepresiasi.

Selanjutnya, penurunan sementara risiko di

pasar keuangan berdampak pada turunnya

CDS AS bertenor 10 tahun selama TW4-12.

Ke depan, risiko di pasar keuangan AS masih

tinggi. Penyelesaian permasalahan fiskal di AS

dan sovereign debt krisis di Kawasan Euro

masih jauh dari selesai dan menurunnya

2008 2009 2010 2011 2012

-12

-9

-6

-3

0

3

6

9

12

-2

-1,5

-1

-0,5

0

0,5

1

1,5

1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 8 12

IHK (%, mom)-rhsIHK (%, yoy)PCE Core (%, yoy)PPI (%, yoy)

Sumber : Bloomberg

%, yoy%, yoy

-30,0

-20,0

-10,0

0,0

10,0

20,0

30,0

2008 2009 2010 2011 20121 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 2 4 6 8 1012 2 4 6 8 12

-3

-2

-1

0

1

2

3

4

5

6

IHKTransportation

HousingEnergy

Food

Sumber : Bloomberg

Page 39:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

27

Ekonomi AS ke depan masih diliputiEkonomi AS ke depan masih diliputiEkonomi AS ke depan masih diliputiEkonomi AS ke depan masih diliputiEkonomi AS ke depan masih diliputi

ketidakpastian yang cukup tinggi.ketidakpastian yang cukup tinggi.ketidakpastian yang cukup tinggi.ketidakpastian yang cukup tinggi.ketidakpastian yang cukup tinggi.

Pengurangan pengeluaran secara otomatis

(fiscal cliff) yang menyebabkan kontraksi fiskal

yang besar masih menjadi ancaman ekonomi

AS. Selain itu, potensi pemburukan sovereign

debt crisis di Kawasan Euro serta masih

rentannya sektor perumahan dan tenaga kerja

juga masih membayangi ekonomi AS dan

menjadi faktor utama yang mendorong

tingginya ketidakpastian kinerja ekonomi AS

ke depan. Dengan mempertimbangkan hal

tersebut, ekonomi AS di 2013 diperkirakan

komitmen negara Kawasan Euro dalam

memenuhi fiscal austerity dikhawatirkan

berpotensi menimbulkan gejolak di pasar

keuangan apabila tidak ditangani dengan hati-

hati. Bahkan, potensi risiko sovereign debt

crisis merambat ke banking krisis masih tinggi.

Seiring dengan menurunnya risiko diSeiring dengan menurunnya risiko diSeiring dengan menurunnya risiko diSeiring dengan menurunnya risiko diSeiring dengan menurunnya risiko di

pasar keuangan, keketatan di pasar keuanganpasar keuangan, keketatan di pasar keuanganpasar keuangan, keketatan di pasar keuanganpasar keuangan, keketatan di pasar keuanganpasar keuangan, keketatan di pasar keuangan

antarbank sedikit mengendur.antarbank sedikit mengendur.antarbank sedikit mengendur.antarbank sedikit mengendur.antarbank sedikit mengendur. Hal ini

diindikasikan pada indikator spread antara

suku bunga LIBOR dengan suku bunga

kebijakan dan overnight indexed swap (OIS)

yang sejak Maret 2012 mulai mengendur.

Grafik 2.10 Indikator Pasar KeuanganGrafik 2.10 Indikator Pasar KeuanganGrafik 2.10 Indikator Pasar KeuanganGrafik 2.10 Indikator Pasar KeuanganGrafik 2.10 Indikator Pasar Keuangan

Jan 2009=100

90

100

110

120

130

140

150

NASDAQ

S&P 500

DOW JONES INDUS AVG

2010 2011 2012Jun Sep Dec Mar Jun Sep Dec Mar Jun Sep Dec

Sumber : Bloomberg

%bps

30,0

35,0

40,0

45,0

50,0

55,0

60,0

65,0

70,0

75,0

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

3,5

4,0

4,5

Yield 10 thn (rhs)CDS 10 thn

Jun Aug Oct Dec Feb Apr Jun Aug Oct Dec Feb Apr Jun Aug Oct Dec2010 2011 2012

Sumber : Bloomberg

%

-0,5

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

Spread Libor-OIS

Spread Libor-Policy Rate

Mar Jun Sep Dec Mar Jun Sep Dec Mar Jun Sep Dec Mar Jun Sep Dec Mar Jun Sep Dec2008 2009 2010 2011 2012

Sumber : Bloomberg

Indeks

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

90

95

100

105

110

115

120

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12

REERNEER

Sumber : Bloomberg

Page 40:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2012

28

Tabel 2.1 Proyeksi PDB ASTabel 2.1 Proyeksi PDB ASTabel 2.1 Proyeksi PDB ASTabel 2.1 Proyeksi PDB ASTabel 2.1 Proyeksi PDB AS

berpotensi tumbuh lebih rendah dari prediksi

awal, seperti tercermin dari proyeksi the Fed

pada pertemuan Desember 2012 dan CF

Desember 2012. Kebijakan fiskal ketat yang

harus ditempuh pemerintah guna mengatasi

debt problem disertai penurunan aktivitas

ekonomi domestik dampak dari pemburukan

sovereign debt crisis di Kawasan Euro

diperkirakan melatarbelakangi menurunnya

kinerja ekonomi.

Berdasarkan hasil asesmen the FedBerdasarkan hasil asesmen the FedBerdasarkan hasil asesmen the FedBerdasarkan hasil asesmen the FedBerdasarkan hasil asesmen the Fed

terkini, ekonomi AS pada 2012 diperkirakanterkini, ekonomi AS pada 2012 diperkirakanterkini, ekonomi AS pada 2012 diperkirakanterkini, ekonomi AS pada 2012 diperkirakanterkini, ekonomi AS pada 2012 diperkirakan

tumbuh lebih rendah dibandingkan proyeksitumbuh lebih rendah dibandingkan proyeksitumbuh lebih rendah dibandingkan proyeksitumbuh lebih rendah dibandingkan proyeksitumbuh lebih rendah dibandingkan proyeksi

September 2012 dengan September 2012 dengan September 2012 dengan September 2012 dengan September 2012 dengan significant downsidesignificant downsidesignificant downsidesignificant downsidesignificant downside

risksrisksrisksrisksrisks..... Proyeksi PDB AS di 2012 diturunkan dari

semula diprediksi tumbuh di kisaran 1,7%

sampai dengan 2,0% (proyeksi September

2012) menjadi di kisaran 1,7% sampai dengan

1,8% yoy (proyeksi Desember 2012). Aktivitas

ekonomi dan sektor tenaga kerja terus

mengalami ekspansi dalam level moderat

dalam beberapa bulan terakhir dan

pengeluaran rumah tangga terus meningkat.

Sementara sektor perumahan mulai

menunjukkan sinyal perbaikan. Namun

demikian, investasi (terutama pada business

fixed investment) masih lemah. Seiring dengan

menurunnya harga minyak mentah dan BBM,

inflasi cenderung menurun dan ekspektasi

inflasi dalam jangka waktu yang lebih panjang

tetap stabil. Ke depan, gejolak di pasar

keuangan global masih menjadi downside risks

ekonomi AS.

Sejalan dengan hasil asesmen the Fed,Sejalan dengan hasil asesmen the Fed,Sejalan dengan hasil asesmen the Fed,Sejalan dengan hasil asesmen the Fed,Sejalan dengan hasil asesmen the Fed,

IMF juga merevisi ke bawah proyeksi PDB ASIMF juga merevisi ke bawah proyeksi PDB ASIMF juga merevisi ke bawah proyeksi PDB ASIMF juga merevisi ke bawah proyeksi PDB ASIMF juga merevisi ke bawah proyeksi PDB AS

2013.2013.2013.2013.2013. Berdasarkan asesmen IMF terkini (WEO

Januari 2013 update) PDB AS di 2012 direvisi

ke atas, tumbuh sebesar 2,3% yoy (proyeksi

Oktober 2012, 2,2% yoy). Namun IMF merevisi

ke bawah PDB 2013 menjadi sebesar 2,0%

yoy (proyeksi Oktober 2012, 2,1% yoy).

Menurut asesmen IMF sebelumnya, dampak

fiscal cliff diperkirakan cukup signifikan pada

pengetatan fiskal AS sekitar 3% terhadap PDB.

Tekanan inflasi selama 2013Tekanan inflasi selama 2013Tekanan inflasi selama 2013Tekanan inflasi selama 2013Tekanan inflasi selama 2013

diperkirakan berkurang. diperkirakan berkurang. diperkirakan berkurang. diperkirakan berkurang. diperkirakan berkurang. Menurut proyeksi IMF

(WEO Oktober 2012), inflasi 2012 diprediksi

tumbuh 1,6% sampai dengan 1,7% yoy

sementara inflasi di 2013 1,3% sampai dengan

2,0% yoy. Selanjutnya guna menjangkar

ekspektasi inflasi, the Fed masih menetapkan

target inflasi dalam jangka yang lebih panjang

di kisaran 2% yoy. Hal ini ditunjukkan untuk

menjaga kestabilan harga, menjaga suku

Apr’12 Jul’12 Okt’12 Jan’13 Juni’12 Sep’12 Des’12 Jun ‘12 Sep’12 Des’12

PDB 2012 2,1 2,0 2,2 2,3 1,9 - 2,4 1,7 - 2,0 1,7 - 1,8

PDB 2013 2,4 2,3 2,1 2,0 2,2 - 2,8 2,5 - 3,0 2,3 - 3,0

PDB 2014 n/a n/a n/a 3,0 3,1 - 3,6 3,0 - 3,5 3,0 - 3,5

PDBWEO Fedres Long run potential growth

2,3 - 2,5 2,3 - 2,5 2,3 - 2,5

Sumber: WEO-IMF dan The Fed

Page 41:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

29

bunga jangka panjang dalam level yang

moderat, dan mendukung sektor tenaga kerja

(maximum employment).

Kegagalan Kegagalan Kegagalan Kegagalan Kegagalan U.S. Joint Committee onU.S. Joint Committee onU.S. Joint Committee onU.S. Joint Committee onU.S. Joint Committee on

Deficit ReductionDeficit ReductionDeficit ReductionDeficit ReductionDeficit Reduction22222 mencapai kesepakatan mencapai kesepakatan mencapai kesepakatan mencapai kesepakatan mencapai kesepakatan

penurunan utang pemerintah AS sebesarpenurunan utang pemerintah AS sebesarpenurunan utang pemerintah AS sebesarpenurunan utang pemerintah AS sebesarpenurunan utang pemerintah AS sebesar

USD1,5 triliun dalam jangka waktu 10 tahunUSD1,5 triliun dalam jangka waktu 10 tahunUSD1,5 triliun dalam jangka waktu 10 tahunUSD1,5 triliun dalam jangka waktu 10 tahunUSD1,5 triliun dalam jangka waktu 10 tahun

(diumumkan 21 November 2011) berpotensi(diumumkan 21 November 2011) berpotensi(diumumkan 21 November 2011) berpotensi(diumumkan 21 November 2011) berpotensi(diumumkan 21 November 2011) berpotensi

menurunkan PDB AS.menurunkan PDB AS.menurunkan PDB AS.menurunkan PDB AS.menurunkan PDB AS. Berdasarkan budget deal

kongres AS di Agustus 2011, kegagalan

tersebut akan berdampak pada automatic

spending cuts senilai USD1,2 triliun dalam

periode 10 tahun, mulai 2013. Kegagalan

super committee tersebut mengindikasikan

kecil kemungkinan bagi pemerintah AS untuk

memiliki ruang guna menurunkan fiscal drag

di 2013. Seiring dengan permasalahan fiskal

AS dan belum ada langkah konkrit terkait

dengan konsolidasi fiskal AS, ketidakpastian

perekonomian global tahun 2013 diperkirakan

tetap tinggi.

Beberapa potensi Beberapa potensi Beberapa potensi Beberapa potensi Beberapa potensi downside risksdownside risksdownside risksdownside risksdownside risks

sebagai berikutsebagai berikutsebagai berikutsebagai berikutsebagai berikut: i) rentannya kondisi solvabilitas

keuangan Pemerintah AS serta sentimen

negatif yg dipicu oleh berlarut-larutnya

pembahasan isu pengurangan pengeluaran

secara otomatis (fiscal cliff) dan debt ceiling;

ii) rentannya sektor tenaga kerja dan properti

dapat berimbas pada pendapatan masyarakat/

pelaku usaha sehingga mempengaruhi

konsumsi dan investasi; iii) pemburukan di

sektor keuangan yang diperkirakan dapat

mempengaruhi daya beli masyarakat; dan iv)

pemburukan krisis utang di Kawasan Euro.

Selama tahun 2012, FedresSelama tahun 2012, FedresSelama tahun 2012, FedresSelama tahun 2012, FedresSelama tahun 2012, Fedres

memutuskan untuk mempertahankan sukumemutuskan untuk mempertahankan sukumemutuskan untuk mempertahankan sukumemutuskan untuk mempertahankan sukumemutuskan untuk mempertahankan suku

bunga kebijakan di level rendah danbunga kebijakan di level rendah danbunga kebijakan di level rendah danbunga kebijakan di level rendah danbunga kebijakan di level rendah dan

melanjutkan kebijakan melanjutkan kebijakan melanjutkan kebijakan melanjutkan kebijakan melanjutkan kebijakan highly accomodativehighly accomodativehighly accomodativehighly accomodativehighly accomodative.

Meskipun suku bunga kebijakan tetap

dipertahankan di kisaran 0-0,25%, target

waktunya sepanjang 2012 mengalami

perubahan sesuai dengan perkembangan

kondisi perekonomian AS. Pada awal triwulan

pertama 2012, the Fed menyatakan akan

mempertahankan suku bunga kebijakan di

level 0 sampai dengan 0,25% hingga akhir

2014 (semula pada Desember 2011 the Fed

menyatakan akan mempertahankan suku

bunga kebijakan di level 0-0,25% hingga

pertengahan 2013). Selain itu, pada Januari

2012 the Fed secara resmi juga menyatakan

Tabel 2.2 Proyeksi Inflasi ASTabel 2.2 Proyeksi Inflasi ASTabel 2.2 Proyeksi Inflasi ASTabel 2.2 Proyeksi Inflasi ASTabel 2.2 Proyeksi Inflasi AS

Sep-11 Apr-12 Okt-12 Juni’12 Sept’12 Des’12 Juni’12 Sept’12 Des’12

2011 3,0 3,1 3,1 -

2012 1,2 2,1 2,0 1,2 - 1,7 1,7 - 1,8 1,6 - 1,7

2013 n/a 1,9 1,8 1,5 - 2,0 1,6 - 2,0 1,3 - 2,0

2014 n/a n/a n/a 1,5 - 2,0 1,6 - 2,0 1,5 - 2,0

InflasiWEO Fedres Long run inflation goal

2,0 2,0 2,0

Sumber: WEO-IMF dan The Fed

2 Sebuah komite gabungan dengan kewenangan sangat besar,dikenal sebagai super committee.

Page 42:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2012

30

target inflasi di kisaran 2,0% yoy (PCE

inflation), sebagai sasaran jangka panjang.

Kebijakan suku bunga tetapKebijakan suku bunga tetapKebijakan suku bunga tetapKebijakan suku bunga tetapKebijakan suku bunga tetap

diperkirakan diperpanjang hinggadiperkirakan diperpanjang hinggadiperkirakan diperpanjang hinggadiperkirakan diperpanjang hinggadiperkirakan diperpanjang hingga

pertengahan 2015, dari sebelumnya akhirpertengahan 2015, dari sebelumnya akhirpertengahan 2015, dari sebelumnya akhirpertengahan 2015, dari sebelumnya akhirpertengahan 2015, dari sebelumnya akhir

2014.2014.2014.2014.2014.33333 Dasar pertimbangan kebijakan tersebut

yakni: (i) aktivitas ekonomi selama semester

pertama 2012 menurun; (ii) perbaikan pada

sektor tenaga kerja berjalan lambat, tingkat

pengangguran terus meningkat; (ii i)

pengeluaran rumah tangga masih terbatas; (iv)

investasi (terutama pada business fixed

investment) masih lemah; (v) sektor

perumahan masih tertekan; dan vi) terdapat

downside risks yang signifikan terkait kondisi

pasar keuangan global.

Memasuki periode akhir 2012, FedresMemasuki periode akhir 2012, FedresMemasuki periode akhir 2012, FedresMemasuki periode akhir 2012, FedresMemasuki periode akhir 2012, Fedres

kembali melakukan penyesuaian target untukkembali melakukan penyesuaian target untukkembali melakukan penyesuaian target untukkembali melakukan penyesuaian target untukkembali melakukan penyesuaian target untuk

mempertahankan suku bunga kebijakan.mempertahankan suku bunga kebijakan.mempertahankan suku bunga kebijakan.mempertahankan suku bunga kebijakan.mempertahankan suku bunga kebijakan.

Melalui pertemuan pada Desember 2012,

Fedres menyatakan bahwa suku bunga

kebijakan akan terus dipertahankan di level 0-

0,25% setidaknya selama angka

pengangguran masih di atas 6,5%. Selain itu,

inflasi antara satu hingga dua tahun ke depan

diprediksi tidak lebih dari 2,5% atau 0,5% di

atas proyeksi jangka panjang the Fed (di

kisaran 2% yoy) dan ekspektasi inflasi dalam

jangka yang lebih panjang (well anchored).

Dasar pertimbangan kebijakan tersebut di atas

sebagai berikut: (i) aktivitas ekonomi dan

sektor tenaga kerja terus mengalami ekspansi

dalam level moderat dalam beberapa bulan

terakhir; (ii) pengeluaran rumah tangga terus

meningkat; (ii i) sektor perumahan

menunjukkan sinyal perbaikan; (iv) investasi

(terutama pada business fixed investment)

masih lemah; dan (v) inflasi berada di bawah

longer-term inflation expectation dari FOMC.

Guna menopang kinerja perekonomianGuna menopang kinerja perekonomianGuna menopang kinerja perekonomianGuna menopang kinerja perekonomianGuna menopang kinerja perekonomian

lebih lanjut, the Fed juga melanjutkanlebih lanjut, the Fed juga melanjutkanlebih lanjut, the Fed juga melanjutkanlebih lanjut, the Fed juga melanjutkanlebih lanjut, the Fed juga melanjutkan

kebijakan non-konvensional atau lebih dikenalkebijakan non-konvensional atau lebih dikenalkebijakan non-konvensional atau lebih dikenalkebijakan non-konvensional atau lebih dikenalkebijakan non-konvensional atau lebih dikenal

sebagai kebijakan sebagai kebijakan sebagai kebijakan sebagai kebijakan sebagai kebijakan quantitative easingquantitative easingquantitative easingquantitative easingquantitative easing (QE). (QE). (QE). (QE). (QE).

Pada TW2-12, the Fed menyatakan untuk

memperpanjang kebijakan QE berupa

operation twist (maturity extension program)

hingga akhir 2012 (semula operation twist

dijadwalkan berakhir Juni 2012). Dengan kata

lain, kebijakan pembelian surat berharga

(Treasury securitires) dengan sisa jangka waktu

antara 6-30 tahun (longer-term) senilai

USD267 miliar serta menjual (redeem) Treasury

dengan nilai yang sama yang memiliki

maturitas sekitar tiga tahun atau kurang (short-

term). Kebijakan ini diharapkan dapat

menurunkan suku bunga jangka waktu yang

lebih panjang dan membantu kondisi sektor

keuangan menjadi lebih akomodatif. Selain itu,

kebijakan reinvesting principal payments dari

holdings of agency debt dan agency mortgage-

backed securities (MBS) di agency MBS

diputuskan untuk dilanjutkan.

Lebih lanjut, pada pertemuanLebih lanjut, pada pertemuanLebih lanjut, pada pertemuanLebih lanjut, pada pertemuanLebih lanjut, pada pertemuan

September 2012, the Fed memutuskan untukSeptember 2012, the Fed memutuskan untukSeptember 2012, the Fed memutuskan untukSeptember 2012, the Fed memutuskan untukSeptember 2012, the Fed memutuskan untuk

mengeluarkan kebijakan QE tahap tiga.mengeluarkan kebijakan QE tahap tiga.mengeluarkan kebijakan QE tahap tiga.mengeluarkan kebijakan QE tahap tiga.mengeluarkan kebijakan QE tahap tiga.

Kebijakan itu meliputi sebagai berikutKebijakan itu meliputi sebagai berikutKebijakan itu meliputi sebagai berikutKebijakan itu meliputi sebagai berikutKebijakan itu meliputi sebagai berikut: (i)

melakukan pembelian agency mortgage-

backed securities sebesar USD40 miliar per

bulan; (ii) melanjutkan kebijakan QE berupa3 Hal ini telah disinyalkan oleh the Fed pada pertemuan 13

September 2012 lalu.

Page 43:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

31

operation twist (maturity extension program)

hingga akhir 2012 (semula operation twist

dijadwalkan berakhir Juni 2012). Dengan kata

lain, kebijakan pembelian Treasury securities

dengan remaining maturities antara 6-30 tahun

(longer-term) senilai USD267 miliar serta

«redeem» Treasury» dengan nilai yang sama

yang memiliki maturities sekitar tiga tahun atau

kurang (short-term). Kebijakan ini diharapkan

dapat menurunkan suku bunga jangka waktu

yang lebih panjang dan membantu kondisi

sektor keuangan menjadi lebih akomodatif;

dan (iii) mempertahankan kebijakan reinvesting

principal payments» from its holdings of agency

debt dan agency mortgage-backed securities

(MBS) di agency MBS.

Kondisi ekonomi AS yang masih belumKondisi ekonomi AS yang masih belumKondisi ekonomi AS yang masih belumKondisi ekonomi AS yang masih belumKondisi ekonomi AS yang masih belum

sepenuhnya pulih mendorong the Fed untuksepenuhnya pulih mendorong the Fed untuksepenuhnya pulih mendorong the Fed untuksepenuhnya pulih mendorong the Fed untuksepenuhnya pulih mendorong the Fed untuk

melanjutkan kebijakan melanjutkan kebijakan melanjutkan kebijakan melanjutkan kebijakan melanjutkan kebijakan highly accomodativehighly accomodativehighly accomodativehighly accomodativehighly accomodative.

Melalui pertemuan pada Desember 2012,

fedres memutuskan untuk melakukan

kebijakan sebagai berikut: (i) melanjutkan

pembelian mortgage-backed securities USD40

miliar per bulan; (ii) melakukan pembelian

Treasury securities yang berjangka waktu lebih

panjang (menggantikan kebijakan quantitative

easing berupa operation twist/maturity

extension program yang berakhir Desember

2012) sebanyak USD45 miliar/bulan. Sebagai

informasi, operation twist merupakan

kebijakan pembelian Treasury securities dengan

remaining maturities antara 6-30 tahun

(longer-term) serta menjual atau «redeem»

Treasury» dengan nilai yang sama yang memiliki

maturities sekitar tiga tahun atau kurang (short-

term); (iii) tetap mempertahankan kebijakan

reinvesting principal payments» from its

holdings of agency debt dan agency mortgage-

backed securities at auction.

Kebijakan pembelian Kebijakan pembelian Kebijakan pembelian Kebijakan pembelian Kebijakan pembelian mortgage-backedmortgage-backedmortgage-backedmortgage-backedmortgage-backed

securitiessecuritiessecuritiessecuritiessecurities dan dan dan dan dan Treasury securitiesTreasury securitiesTreasury securitiesTreasury securitiesTreasury securities tersebut akan tersebut akan tersebut akan tersebut akan tersebut akan

terus dilakukan hingga terus dilakukan hingga terus dilakukan hingga terus dilakukan hingga terus dilakukan hingga outlookoutlookoutlookoutlookoutlook pasar tenaga pasar tenaga pasar tenaga pasar tenaga pasar tenaga

kerja mengalami perbaikan secara signifikan.kerja mengalami perbaikan secara signifikan.kerja mengalami perbaikan secara signifikan.kerja mengalami perbaikan secara signifikan.kerja mengalami perbaikan secara signifikan.

Diharapkan seluruh kebijakan tersebut dapat

menurunkan suku bunga yang berjangka

waktu lebih panjang, mendukung mortgage

markets, dan membantu kondisi keuangan

menjadi lebih akomodatif. Dasar pertimbangan

kebijakan tersebut di atas sebagai berikut: (i)

sektor tenaga kerja terus mengalami ekspansi

meski tingkat pengangguran masih relatif

tinggi; (ii) pengeluaran rumah tangga dan

business fixed investment mengalami ekspansi;

(ii i) sektor perumahan menunjukkan

perkembangan positif; dan (iv) inflasi masih

berada di bawah target jangka panjang dan

ekspektasi inflasi dalam jangka waktu yang

lebih panjang tetap stabil. Lebih lanjut,

berdasarkan asesmen the Fed terkini,

terhambatnya aktivitas ekonomi AS pada TW4-

12 merupakan dampak dari faktor gangguan

cuaca.

Di sisi lain, dalam rangka mengatasi

keterbatasan anggaran negara, Pemerintah AS

telah melakukan pemangkasan anggaran dan

menaikkan pajak bagi orang kaya (diperkirakan

pangsa 2% dari rakyat AS) sebagai berikut

(efektif awal 2013):

- Pendapatan individu lebih dari

USD400,000 dan pendapatan pasangan

lebih dari USD450,000: kenaikan pajak

menjadi 39.6% dari 35%.

Page 44:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2012

32

- Pendapatan di bawah USD250,000:

ketentuan pajak tidak berubah.

A.2 Kawasan Euro dan Inggris

2.1 Kawasan Euro

Ekonomi Kawasan Euro diperkirakan

terus terkontraksi pada TW4-12. Ekonomi

kawasan masih relatif rentan dan lemah di

tengah terbatasnya pengeluaran masyarakat,

tingginya angka pengangguran, rentannya

sektor keuangan serta pemerintah, serta

adanya ketidakpastian politik di beberapa

negara kawasan. PDB di TW4-12 diperkirakan

terkontraksi menjadi minus 0,6% yoy. Seluruh

komponen PDB di TW4-12 masih lemah.

Kecuali Jerman, hampir seluruh negara

kawasan mengalami pertumbuhan negatif.

Secara keseluruhan tahun, ekonomi Kawasan

Euro selama 2012 mengalami penurunan yang

cukup signifikan dan memasuki periode

kontraksi. Kontraksi ekonomi kawasan akan

terus berlanjut dan lebih lama dari prediksi

sebelumnya setidaknya hingga TW3-13.

Ekonomi kawasan saat ini masih relatif

rentan dan menghadapi ketidakpastian yang

tinggi meski risiko di pasar keuangan mulai

menurun. Secara keseluruhan, downside risks

ekonomi kawasan meliputi sebagai berikut: i)

memburuknya sovereign debt crisis di Kawasan

Euro sehingga berdampak pada akses

pembiayaan yang sangat ketat dan resesi

ekonomi yang kian dalam; ii) potensi risiko

sistemik pada perbankan kawasan, akibat

memburuknya bank-bank yang terekspose

pada sovereign debt dan liquidity risks; dan iii)

dampak dari austerity measures. Hal ini

dikhawatirkan kian mendorong lonjakan biaya

pinjaman dan meningkatnya NPL sehingga

mengganggu kestabilan ekonomi dan

keuangan dan proses adjustment fiskal yang

pada akhirnya berpotensi mengganggu

kestabilan ekonomi dan keuangan global.

Tekanan di pasar keuangan cenderung

menurun namun risiko masih relatif tinggi.

Kekhawatiran akan debt sustainability di

Spanyol dan sovereign debt crisis di Kawasan

Euro untuk sementara tidak menjadi perhatian

pelaku pasar. Diimplementasikannya program

Outright Monetary Transactions (OMTs) atau

transaksi moneter langsung di pasar sekunder

untuk obligasi sovereign di Kawasan Euro

diperkirakan untuk sementara mampu

meredam kekhawatiran akan memburuknya

sovereign debt crisis di Kawasan Euro. Namun

sentimen positif tersebut diperkirakan hanya

bersifat sementara mengingat permasalahan

fundamental belum terakomodasi sepenuhnya

dan langkah-langkah pemulihan yang solid

atas permasalahan hutang dan ekonomi

fundamental negara di kawasan belum terlihat

jelas. Selain itu, dengan sistem keuangan

kawasan Euro yang memiliki masalah serius

jangka panjang akibat krisis hutang, kondisi

tersebut menyebabkan kawasan Eropa akan

sulit bangkit dalam waktu singkat terlebih bila

tanpa diiringi konsolidasi fiskal yang kredibel.

Dengan perkembangan tersebut,

ekonomi Kawasan Euro diperkirakan masih

terkontraksi selama 2013. Asesmen terkini IMF

Page 45:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

33

mengkonfirmasi pemburukan tersebut dan

merevisi ke bawah proyeksi PDB Kawasan Euro

di 2013 menjadi minus 0,2% yoy (sebelumnya

diperkirakan tumbuh 0,2% yoy). Selain IMF,

ECB juga menurunkan proyeksi PDB 2013

menjadi di kisaran minus 0,9% sampai dengan

0,3% yoy (sebelumnya minus 0,4% sampai

dengan 1,4% yoy). Perkembangan terkini

mengindikasikan ketidakpastian kondisi

ekonomi di negara Kawasan Euro sangat tinggi

sehingga PDB di 2013 diperkirakan berpotensi

lebih rendah dari prediksi tersebut. Sejalan

dengan menurunnya aktivitas ekonomi dan

berkurangnya tekanan dari harga energi,

tekanan inflasi di 2013 diprediksi menurun dan

berada di bawah target 2% yoy. Sebagai

respon atas perkembangan tersebut, ECB tetap

mempertahankan suku bunga kebijakan.

Selanjutnya, kebijakan moneter longgar masih

akan terus ditempuh oleh ECB dalam kurun

waktu yang cukup panjang seiring dengan

lemahnya aktivitas ekonomi ke depan dan

masih rentannya kondisi ekonomi dan

keuangan di Kawasan Euro.

Ekonomi Kawasan Euro di triwulanEkonomi Kawasan Euro di triwulanEkonomi Kawasan Euro di triwulanEkonomi Kawasan Euro di triwulanEkonomi Kawasan Euro di triwulan

akhir 2012 kian terkontraksi. akhir 2012 kian terkontraksi. akhir 2012 kian terkontraksi. akhir 2012 kian terkontraksi. akhir 2012 kian terkontraksi. PDB di TW4-12

terkontraksi sebesar minus 0,9% yoy, dari

minus 0,6% yoy triwulan sebelumnya (Grafik

2.11)4. Penurunan PDB diperkirakan terjadi di

semua negara di kawasan termasuk negara inti

Euro yang selama ini menjadi penopang

ekonomi kawasan. Perancis, Spanyol dan Italia

pada TW4-12 masih terkontraksi, kecuali

Jerman. Seluruh komponen PDB diperkirakan

mengalami kontraksi selama TW4-12.

Sovereign debt crisis di Kawasan Euro yang

langkah penyelesaiannya belum konkrit

diperkirakan kian menggerus daya beli

masyarakat dan memperburuk sektor tenaga

kerja sehingga konsumsi masyarakat semakin

terpuruk. Sejalan dengan hal itu, aktivitas

investasi juga menurun dampak dari

meningkatnya ketidakpastian dan sentimen

negatif pelaku usaha dan menurunnya aktivitas

ekonomi negara di Kawasan Euro dan global.

Selain itu, austerity measures yang diterapkan

oleh sejumlah negara kawasan juga turut

membatasi daya beli masyarakat dan

pengeluaran pemerintah. Seiring dengan

menurunnya aktivitas ekonomi dan

perdagangan intra kawasan, kinerja ekspor

kawasan juga diperkirakan masih lemah.

Secara keseluruhan tahun, ekonomiSecara keseluruhan tahun, ekonomiSecara keseluruhan tahun, ekonomiSecara keseluruhan tahun, ekonomiSecara keseluruhan tahun, ekonomi

Kawasan Euro selama 2012 mengalamiKawasan Euro selama 2012 mengalamiKawasan Euro selama 2012 mengalamiKawasan Euro selama 2012 mengalamiKawasan Euro selama 2012 mengalami

penurunan yang cukup signifikan, terkontraksipenurunan yang cukup signifikan, terkontraksipenurunan yang cukup signifikan, terkontraksipenurunan yang cukup signifikan, terkontraksipenurunan yang cukup signifikan, terkontraksi

menjadi minus 0,4% yoy (WEO Januari 2013menjadi minus 0,4% yoy (WEO Januari 2013menjadi minus 0,4% yoy (WEO Januari 2013menjadi minus 0,4% yoy (WEO Januari 2013menjadi minus 0,4% yoy (WEO Januari 2013

updateupdateupdateupdateupdate))))). Memasuki awal 2012 PDB Kawasan

Euro mulai mengalami kontraksi dan terus

4 Hingga laporan ini dibuat, data komponen PDB Kawasan Europada TW3-12 belum dirilis. Grafik 2.11 PDBGrafik 2.11 PDBGrafik 2.11 PDBGrafik 2.11 PDBGrafik 2.11 PDB

%

Proyeksi

-6,0

-4,0

-2,0

0,0

2,0

4,0

6,0

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3

Net EksporInvestasiKonsumsi swastaKonsumsi PemerintahPDB (% yoy)

Sumber : Bloomberg

Page 46:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2012

34

Tabel 2.3 PDB Negara di Kawasan EuroTabel 2.3 PDB Negara di Kawasan EuroTabel 2.3 PDB Negara di Kawasan EuroTabel 2.3 PDB Negara di Kawasan EuroTabel 2.3 PDB Negara di Kawasan Euro

memburuk hingga triwulan akhir 2012.

Kontraksi ekonomi Kawasan Euro diperkirakan

terus berlanjut hingga TW3-13, lebih lama dari

perkiraan sebelumnya. Daya beli masyarakat

diperkirakan masih lemah sejalan dengan terus

meningkatnya angka pengangguran di

sejumlah negara kawasan dan menurunnya

upah riil masyarakat. Selain itu, penurunan

aktivitas konsumsi juga disebabkan oleh

memburuknya prospek ekonomi kawasan

yang mendorong konsumen dan pelaku usaha

membatasi pengeluarannya. Di sisi lain, ruang

stimulus fiskal sangat terbatas dan austerity

measures yang diterapkan pemerintah

kawasan diperkirakan berdampak signifikan

pada penurunan aktivitas ekonomi.

Konsumsi pada triwulan akhir 2012Konsumsi pada triwulan akhir 2012Konsumsi pada triwulan akhir 2012Konsumsi pada triwulan akhir 2012Konsumsi pada triwulan akhir 2012

diperkirakan masih sangat lemahdiperkirakan masih sangat lemahdiperkirakan masih sangat lemahdiperkirakan masih sangat lemahdiperkirakan masih sangat lemah. Daya beli

masyarakat yang masih rendah sejalan dengan

terus meningkatnya angka pengangguran dan

menurunnya upah riil masyarakat diperkirakan

masih menahan aktivitas konsumsi. Pelemahan

konsumsi diperkirakan juga disebabkan oleh

suramnya prospek ekonomi kawasan sehingga

mendorong konsumen membatasi

pengeluarannya. Di sisi lain, ruang stimulus

fiskal sudah sangat terbatas dan austerity

measures yang diterapkan pemerintah

kawasan diperkirakan berdampak signifikan

pada menurunnya aktivitas ekonomi di negara

Kawasan Euro.

Penurunan aktivitas konsumsi padaPenurunan aktivitas konsumsi padaPenurunan aktivitas konsumsi padaPenurunan aktivitas konsumsi padaPenurunan aktivitas konsumsi pada

TW4-12 juga tercermin pada sejumlahTW4-12 juga tercermin pada sejumlahTW4-12 juga tercermin pada sejumlahTW4-12 juga tercermin pada sejumlahTW4-12 juga tercermin pada sejumlah

indikator penuntun konsumsi.indikator penuntun konsumsi.indikator penuntun konsumsi.indikator penuntun konsumsi.indikator penuntun konsumsi. Selama TW4-

12, indikator penjualan ritel rata-rata

terkontraksi kian dalam (sejak 2011) sebesar

minus 3,1% yoy, dari rata-rata minus 1,2%

yoy pada TW3-12 (Grafik 2.12). Kontraksi

penjualan ritel terjadi hampir di seluruh negara

kawasan kecuali Perancis dan Irlandia.

Kontraksi terdalam terutama terjadi di

Portugal, Yunani, dan Spanyol. Lebih lanjut,

indikator penjualan kendaraan bermotor terus

menurun pada TW4-12, rata-rata minus

14,3% yoy dari rata-rata minus 13,2% yoy di

TW3-12. Seiring dengan masih lemahnya

kondisi ekonomi, indeks kepercayaan

konsumen dan indikator indeks kepercayaan

2012 2013 2012 2013 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4

Kawasan Euro -4.3 1.8 -0.3 0.9 -0.4 0.2 -0.1 -0.5 -0.6 -0.9 -0.6 -0.4 -0.1 0.5Jerman -5.1 3.6 0.6 1.5 0.9 0.9 1.2 1.0 0.7 1.0 0.5 0.5 0.7 1.3Perancis -2.6 1.4 0.5 1.0 0.1 0.4 0.2 0.3 -0.1 -0.1 -0.1 0.0 0.0 0.3Italia -5.2 1.3 -1.9 -0.3 -2.3 -0.7 -1.3 -2.5 -2.8 -2.4 -1.8 -1.1 -0.7 -0.2Spanyol -3.7 -0.1 -1.8 0.1 -1.5 -1.3 -0.7 -1.4 -1.6 -2.1 -2.2 -2.0 -1.7 -0.8

Yunani -2.3 -4.4 -4.7 0 -6.0 -4.0 n/a n/a n/a n/a n/a n/a n/a n/aPortugal -2.5 1.3 -3.3 0.3 -3.0 -1.0 -2.3 -3.3 n/a n/a n/a n/a n/a n/aIrlandia -7.0 -0.4 0.5 2.0 0.4 1.4 1.2 n/a n/a n/a n/a n/a n/a n/a

Negara 2009 2010

Proyeksi IMF2012* 2013*WEO-Apr-12 WEO-Okt-12

*) Proyeksi Consensus Forecast, Januari 2013

Page 47:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

35

pedagang ritel juga masih terkontraksi. Hal ini

mengindikasikan bahwa aktivitas konsumsi ke

depan dan kepercayaan masyarakat masih

rendah.

Menurunnya aktivitas ekonomiMenurunnya aktivitas ekonomiMenurunnya aktivitas ekonomiMenurunnya aktivitas ekonomiMenurunnya aktivitas ekonomi

domestik memdomestik memdomestik memdomestik memdomestik memengaruhi pelemahan kinerjaengaruhi pelemahan kinerjaengaruhi pelemahan kinerjaengaruhi pelemahan kinerjaengaruhi pelemahan kinerja

investasi selama periode laporan. investasi selama periode laporan. investasi selama periode laporan. investasi selama periode laporan. investasi selama periode laporan. Penurunan

investasi tersebut diperkirakan terutama

dipengaruhi oleh iklim investasi yang kurang

kondusif, prospek ekonomi yang kian suram,

serta permintaan eksternal yang terus

melemah. Perkembangan tersebut

diperkirakan mendorong sentimen negatif

masyarakat dan pelaku pasar yang pada

akhirnya menahan aktivitas investasi. Selain itu,

kebijakan austerity measures pada sejumlah

negara di Kawasan Euro juga diperkirakan

mempengaruhi menurunnya kegiatan

investasi.

Penurunan aktivitas investasi tersebutPenurunan aktivitas investasi tersebutPenurunan aktivitas investasi tersebutPenurunan aktivitas investasi tersebutPenurunan aktivitas investasi tersebut

juga tercermin pada sejumlah indikatorjuga tercermin pada sejumlah indikatorjuga tercermin pada sejumlah indikatorjuga tercermin pada sejumlah indikatorjuga tercermin pada sejumlah indikator

penuntun investasi. penuntun investasi. penuntun investasi. penuntun investasi. penuntun investasi. Indikator produksi industri

selama dua bulan pertama TW4-12 terus

terkontraksi, rata-rata minus 3,5% yoy.

Indikator produksi industri di seluruh negara

kawasan terkontraksi kecuali Yunani (Grafik

2.13). Sementara kapasitas utilisasi di TW4-12

menurun, di bawah rata-rata jangka

panjangnya. Sejalan dengan menurunnya

ekonomi domestik, indikator kepercayaan

bisnis, industri, dan pemesanan barang baru

untuk industri juga menunjukkan tren

menurun, dampak dari memburuknya iklim

investasi, prospek ekonomi, permasalahan

fiskal dan menurunnya permintaan eksternal.

Kondisi ini diperkirakan mendorong sentimen

negatif masyarakat dan pelaku pasar.

Melemahnya aktivitas investasiMelemahnya aktivitas investasiMelemahnya aktivitas investasiMelemahnya aktivitas investasiMelemahnya aktivitas investasi

tercermin pada tercermin pada tercermin pada tercermin pada tercermin pada leadingleadingleadingleadingleading indikator investasi indikator investasi indikator investasi indikator investasi indikator investasi

(indikator (indikator (indikator (indikator (indikator Purchasing Manager IndexPurchasing Manager IndexPurchasing Manager IndexPurchasing Manager IndexPurchasing Manager Index (PMI)) (PMI)) (PMI)) (PMI)) (PMI)).

Baik PMI composite, PMI manufaktur, dan PMI

service masih di level kontraksi hingga akhir

2012 (Grafik 2.14). Para pelaku usaha

merasakan bahwa sovereign debt crisis serta

austerity measures di Kawasan Euro

berdampak signifikan bagi kinerja ekspor dan

Grafik 2.12 Indikator KonsumsiGrafik 2.12 Indikator KonsumsiGrafik 2.12 Indikator KonsumsiGrafik 2.12 Indikator KonsumsiGrafik 2.12 Indikator Konsumsi Grafik 2.13 Indikator InvestasiGrafik 2.13 Indikator InvestasiGrafik 2.13 Indikator InvestasiGrafik 2.13 Indikator InvestasiGrafik 2.13 Indikator Investasi

Indeks%, yoy

2007 2008 2009 2010 2011 20121 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 12

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

-40

-35

-30

-25

-20

-15

-10

-5

0

5

10

Sumber : Bloomberg

Kepercayaan Konsumen, rhs

Kepercayaan Perdagangan Ritel, rhs

Penjualan Ritel, lhs

New Passenger Vehicle Sales, lhs

Indeks%, yoy

2007 2008 2009 2010 2011 2012

-50,0

-40,0

-30,0

-20,0

-10,0

0,0

10,0

20,0

-60

-40

-20

0

20

40

60

80

100

1 3 5 7 9 111 3 5 7 9 111 3 5 7 9 111 3 5 7 9 111 3 5 7 9 111 3 5 7 9 11

Produksi Industri, lhs Industrial Confidence, lhs

Kapasitas Utilisasi, rhsBusiness Climate Indicator, rhs

Rata2 Jk. Pj Kapasitas Utilisasi, rhs Industrial New Orders, lhs

Sumber : Bloomberg

Page 48:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2012

36

Grafik 2.14 Purchasing Manager IndeksGrafik 2.14 Purchasing Manager IndeksGrafik 2.14 Purchasing Manager IndeksGrafik 2.14 Purchasing Manager IndeksGrafik 2.14 Purchasing Manager Indeks Grafik 2.15 Neraca PerdaganganGrafik 2.15 Neraca PerdaganganGrafik 2.15 Neraca PerdaganganGrafik 2.15 Neraca PerdaganganGrafik 2.15 Neraca Perdagangan

permintaan konsumen. Hal ini

mengindikasikan indikator PMI masih belum

stabil dan aktivitas investasi ke depan relatif

lemah dan tingkat ketidakpastian masih tinggi.

Kinerja ekspor dan impor AS masihKinerja ekspor dan impor AS masihKinerja ekspor dan impor AS masihKinerja ekspor dan impor AS masihKinerja ekspor dan impor AS masih

relatif lemahrelatif lemahrelatif lemahrelatif lemahrelatif lemah. Aktivitas ekspor selama dua

bulan pertama TW4-12 relatif lemah, hanya

tumbuh rata-rata 9,8% yoy, dari rata-rata

Tabel 2.4 Penjualan RitelTabel 2.4 Penjualan RitelTabel 2.4 Penjualan RitelTabel 2.4 Penjualan RitelTabel 2.4 Penjualan Ritel

Tabel 2.5 Produksi IndustriTabel 2.5 Produksi IndustriTabel 2.5 Produksi IndustriTabel 2.5 Produksi IndustriTabel 2.5 Produksi Industri

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nov Des

Kawasan Euro -2,5 0,8 -0,3 -1,1 -2 0,1 -3,5 -0,6 -0,7 -1,3 -0,7 -1,6 -3,2 -2,6 -3,4Jerman -2,79 1,1 1,4 -1,2 -2,1 2,1 0,6 2,6 0,9 -1,2 -0,9 -0,7 -2,1 -0,5 -4,7Perancis -0,25 3,9 2,8 0,7 0,2 1,3 -2 1,8 1,6 4,0 2,3 0,8 1,3 1,2 2,2Italia -1,39 0,4 -2,2 -0,1 -2 -1 -4,5 -3,5 -2,3 -2,8 -2,6 -0,5 -5,2 -3,1 -Spanyol -5,48 -2,66 -6,5 -5,7 -6,6 -3,8 -9,9 -4,7 -5,3 -7,4 -1,9 -13 -12 -9,7 -12

Yunani -11,4 -5,85 -9,7 -10,6 -12,8 -16,1 -13 -10 -11 -9,2 -9,3 -12 -18 -17 -Portugal -1,94 -0,24 -9,2 -7,1 -8,6 -4,6 -10 -4,5 -5,4 -7,5 -5,8 -6,3 -6,1 -5,5 -8,6Irlandia -6,2 -0,68 -0,8 -2,4 -1,4 -0,8 -1,7 2 -1,9 0,9 0,6 1,4 4,2 0,6 0,8

Negara Avg2009

Avg2010

Avg2011

2012

Sumber: Bloomberg

Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agst Sept Okt Nov

Kawasan Euro -14,7 7,3 7,6 -1,8 -1,8 -1,7 -2,6 -2,6 -1,9 -2,6 -1,2 -2,7 -3,3 -3,7

Jerman -15,3 10,1 7,9 0,8 0,6 1,1 -1,1 -0,3 0,4 -1,3 -1,4 -1,0 -3,2 -3,0Perancis -12,2 5,13 2,4 -2,5 -1,5 -1,9 1,2 -4,7 -2,6 -3,1 0,7 -2,3 -2,8 -3,2

Italia -18,1 6,82 0,0 -4,8 -6,9 -5,6 -9,3 -6,7 -7,9 -7,1 -5,2 -5,0 -6,1 -7,6Spanyol -15,5 0,96 -1,4 -4,4 -5,3 -7,6 -8,4 -6,6 -6,3 -5,7 -2,5 -7,5 -3,1 -7,2

Yunani -9,32 -5,58 -8,7 -7,4 -9,2 -8,6 -2,9 -3,4 -0,6 -5,0 2,9 -7,0 3,4 -3,1

Portugal -8,03 1,68 -2,0 -4,9 -7,1 -4,6 -7,7 -6,9 -4,6 -0,1 -3,1 -9,0 -3,2 -4,0Irlandia -4,6 7,77 1,2 0,1 -3,1 4,4 -0,4 4,5 4,9 4,5 -0,4 -12,6 -16,2 -6,6

NegaraAvg

2009

Avg

2010

Avg

2011

2012

Sumber: Bloomberg

%, yoyIndeks

30

35

40

45

50

55

60

65

-6

-5

-4

-3

-2

-1

0

1

2

3

4

5

2007 2008 2009 2010 2011 20121 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 12

PMI Manufaktur, lhsPMI Composite, lhs

PDB Euro, rhsPMI Services, lhs

> 50 = ekspansi< 50 = kontraksi

Sumber : Bloomberg

EUR Mn%, yoy

-40,0

-30,0

-20,0

-10,0

0,0

10,0

20,0

30,0

40,0

2007 2008 2009 2010 2011 2012

-20,0

-15,0

-10,0

-5,0

0,0

5,0

10,0

15,0

20,0

Sumber : Bloomberg

Trade Balance, rhsEkspor, lhs

Impor, lhs

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 12 4 6 8 1012 2 4 6 8 11

Page 49:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

37

7,4% yoy pada TW3-12, masih di bawah rata-

rata 13,4% di 2011. Masih lemahnya

permintaan global diperkirakan berdampak

pada kinerja ekspor kawasan. Ekspor Jerman,

Perancis, dan Italia masing-masing tumbuh

10,4% yoy (rata-rata triwulan sebelumnya

10,0% yoy), 8,5% yoy (rata-rata triwulan

sebelumnya 10,7% yoy), dan 14,1% yoy (rata-

rata triwulan sebelumnya 8,0% yoy).

Sejalan dengan masih rendahnyaSejalan dengan masih rendahnyaSejalan dengan masih rendahnyaSejalan dengan masih rendahnyaSejalan dengan masih rendahnya

permintaan domestik, impor kawasan jugapermintaan domestik, impor kawasan jugapermintaan domestik, impor kawasan jugapermintaan domestik, impor kawasan jugapermintaan domestik, impor kawasan juga

masih berada di level rendahmasih berada di level rendahmasih berada di level rendahmasih berada di level rendahmasih berada di level rendah. Impor kawasan

di dua bulan pertama 2012 rata-rata tumbuh

sebesar 3,6% yoy dari rata-rata 0,2% yoy pada

TW3-12 dan masih jauh di bawah rata-rata

13% yoy di 2011. Secara bulanan, impor pada

November 2012 mengalami kontraksi, minus

0,3% yoy. Kenaikan nilai ekspor yang lebih

besar dari kenaikan nilai impor triwulan

sebelumnya menyebabkan melebarnya surplus

neraca perdagangan. Surplus neraca

perdagangan di periode laporan tercatat

sebesar EUR11,5 miliar dari EUR9,3 miliar di

TW3-12.

Aktivitas ekonomi yang terus menurunAktivitas ekonomi yang terus menurunAktivitas ekonomi yang terus menurunAktivitas ekonomi yang terus menurunAktivitas ekonomi yang terus menurun

berdampak pada memburuknya sektor tenagaberdampak pada memburuknya sektor tenagaberdampak pada memburuknya sektor tenagaberdampak pada memburuknya sektor tenagaberdampak pada memburuknya sektor tenaga

kerjakerjakerjakerjakerja. Angka pengangguran persisten di level

tinggi dan bahkan terus merangkak naik ke

level 11,8% di November 2012, dari 11,6%

periode sebelumnya. Berdasarkan data dari

Eurostat terdapat sekitar 18,8 juta orang

menganggur di kawasan per-November 2012.

Dibandingkan September 2012, terdapat

penambahan sekitar 113 ribu orang yang

menganggur.

Peningkatan angka pengangguranPeningkatan angka pengangguranPeningkatan angka pengangguranPeningkatan angka pengangguranPeningkatan angka pengangguran

terjadi di hampir sebagian besar negaraterjadi di hampir sebagian besar negaraterjadi di hampir sebagian besar negaraterjadi di hampir sebagian besar negaraterjadi di hampir sebagian besar negara

kawasan.kawasan.kawasan.kawasan.kawasan. Tingkat pengangguran tertinggi

terjadi terutama pada negara Spanyol (26,6%),

Portugal (16,3%), Irlandia (14,6%), dan

Perancis (10.5%). Sementara angka

pengangguran Yunani di September 2012

berada di level 26.0%, nomor dua tertinggi di

kawasan setelah Spanyol seiring dengan

diterapkannya fiscal austerity dan menurunnya

kondisi ekonomi domestik. Ke depan, angka

pengangguran Yunani dan sejumlah negara

di Kawasan Euro lainnya diperkirakan akan

terus meningkat, dampak dari kebijakan fiskal

ketat berupa kebijakan PHK pada PNS.

Prospek ekonomi kawasan diperkirakanProspek ekonomi kawasan diperkirakanProspek ekonomi kawasan diperkirakanProspek ekonomi kawasan diperkirakanProspek ekonomi kawasan diperkirakan

tidak sesuram periode sebelumnya meskitidak sesuram periode sebelumnya meskitidak sesuram periode sebelumnya meskitidak sesuram periode sebelumnya meskitidak sesuram periode sebelumnya meski

tingkat ketidakpastian masih tinggitingkat ketidakpastian masih tinggitingkat ketidakpastian masih tinggitingkat ketidakpastian masih tinggitingkat ketidakpastian masih tinggi. Leading

indikator ZEW survey dan OECD Euro Area

Leading Indicator sudah memasuki teritori

positif, setelah dalam tujuh bulan terakhir

mengalami kontraksi. Sementara ZEW survey

terhadap situasi saat ini di akhir TW4-12

Grafik 2.16 Angka Pengangguran √ Okt 2012Grafik 2.16 Angka Pengangguran √ Okt 2012Grafik 2.16 Angka Pengangguran √ Okt 2012Grafik 2.16 Angka Pengangguran √ Okt 2012Grafik 2.16 Angka Pengangguran √ Okt 2012

%

Jerman

Italia

Perancis

Euro

Irlandia

Portugal

Yunani

Spanyol

0 5 10 15 20 25 30

5,4

11,1

10,5

11,8

14,6

16,3

26

26,6

Sumber : Bloomberg

Page 50:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2012

38

Grafik 2.19 Inflasi Kawasan euroGrafik 2.19 Inflasi Kawasan euroGrafik 2.19 Inflasi Kawasan euroGrafik 2.19 Inflasi Kawasan euroGrafik 2.19 Inflasi Kawasan euro

penurunannya tertahan namun masih

terkontraksi, melanjutkan kontraksi sejak TW2-

11 (Grafik 2.17).

Tekanan inflasi selama TW4-12 terusTekanan inflasi selama TW4-12 terusTekanan inflasi selama TW4-12 terusTekanan inflasi selama TW4-12 terusTekanan inflasi selama TW4-12 terus

menurun. menurun. menurun. menurun. menurun. Inflasi pada triwulan akhir 2012 rata-

rata tercatat 2,3% yoy, dari rata-rata 2,5% yoy

pada periode sebelumnya, namun masih di

atas target 2,0% yoy sejak awal 2011.

Meskipun relatif menurun, inflasi dari

komponen energi dan transportasi masih

menjadi faktor utama masih tingginya inflasi.

Selain itu tekanan harga dari kelompok

administered prices dan pajak tidak langsung

turut berkontribusi pada masih tingginya laju

inflasi seiring dengan proses konsolidasi fiskal

di sejumlah negara.

Pada akhir TW4Pada akhir TW4Pada akhir TW4Pada akhir TW4Pada akhir TW4-----12, inflasi di seluruh12, inflasi di seluruh12, inflasi di seluruh12, inflasi di seluruh12, inflasi di seluruh

negara kawasan sama atau berada di bawahnegara kawasan sama atau berada di bawahnegara kawasan sama atau berada di bawahnegara kawasan sama atau berada di bawahnegara kawasan sama atau berada di bawah

target, kecuali Spanyol, Italia, dan Portugal.target, kecuali Spanyol, Italia, dan Portugal.target, kecuali Spanyol, Italia, dan Portugal.target, kecuali Spanyol, Italia, dan Portugal.target, kecuali Spanyol, Italia, dan Portugal.

Inflasi di sebagian besar negara kawasan

menurun (Tabel 2.6). Di antarnegara core Euro,

inflasi tertinggi dialami Spanyol. Selanjutnya,

tekanan inflasi dari sisi permintaan turun, rata-

rata 1,5% yoy pada TW4-12, setelah stabil

dalam dua triwulan terakhir di level 1,6% yoy.

Hingga awal 2013 inflasi diperkirakan masih

di atas target dampak dari austerity measures

negara kawasan dan harga energi yang

diperkirakan masih tinggi (administered prices

dan pajak tidak langsung).

Tekanan pada pasar keuangan diTekanan pada pasar keuangan diTekanan pada pasar keuangan diTekanan pada pasar keuangan diTekanan pada pasar keuangan di

Kawasan Euro selama TW4-12 menurunKawasan Euro selama TW4-12 menurunKawasan Euro selama TW4-12 menurunKawasan Euro selama TW4-12 menurunKawasan Euro selama TW4-12 menurun

namun risiko masih tinggi. namun risiko masih tinggi. namun risiko masih tinggi. namun risiko masih tinggi. namun risiko masih tinggi. Kekhawatiran akan

debt sustainability di Spanyol dan sovereign

debt crisis di Kawasan Euro untuk sementara

Grafik 2.17 Leading IndikatorGrafik 2.17 Leading IndikatorGrafik 2.17 Leading IndikatorGrafik 2.17 Leading IndikatorGrafik 2.17 Leading Indikator

Grafik 2.18 Komponen InflasiGrafik 2.18 Komponen InflasiGrafik 2.18 Komponen InflasiGrafik 2.18 Komponen InflasiGrafik 2.18 Komponen Inflasi

Indeks

2007 2008 2009 2010 2011 2012

-120

-100

-80

-60

-40

-20

0

20

40

60

80

100

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 12

ZEW Current SituationZEW-Expectations/OECD Euro Area Lead. Indicator

Sumber : Bloomberg

%, yoy%, yoy

-2

-1

0

1

2

3

4

5

6

7

8

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

2007 2008 2009 2010 2011 201212 4 6 8 1012 2 4 6 8 1012 2 4 6 8 1012 2 4 6 8 1012 2 4 6 8 1012 2 4 6 8 12

Energy, rhsFood, lhsCore, lhsIHK, lhs

Sumber : Bloomberg

%, yoy

2007 2008 2009 2010 2011 201212 4 6 8 1012 2 4 6 8 1012 2 4 6 8 1012 2 4 6 8 1012 2 4 6 8 1012 2 4 6 8 1012

Euro

Perancis

Spanyol Target

Italia

Jerman

-2

-1

0

1

2

3

4

5

6

Sumber : Bloomberg

Page 51:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

39

Tabel 2.6 InflasiTabel 2.6 InflasiTabel 2.6 InflasiTabel 2.6 InflasiTabel 2.6 Inflasi

tidak menjadi perhatian pelaku pasar. Sejak

akhir TW3-12 sentimen positif pelaku pasar

terus meningkat seiring dengan

diimplementasikannya program Outright

Monetary Transactions (OMTs) di Kawasan

Euro oleh ECB dan QE (Quantitative Easing)

tahap tiga oleh the Fed serta komitmen otoritas

kebijakan negara di Kawasan Euro untuk

mengambil langkah-langkah yang diperlukan

guna menahan pemburukan ekonomi dan

keuangan kawasan.

Keketatan di pasar keuangan terusKeketatan di pasar keuangan terusKeketatan di pasar keuangan terusKeketatan di pasar keuangan terusKeketatan di pasar keuangan terus

menurun.menurun.menurun.menurun.menurun. Keketatan bank lending mulai

berangsur menurun sejak TW1-12. Hal itu

tercermin dari spread antara suku bunga LIBOR

dan Overnight Indexed Swap (OIS) yang

cenderung menyempit hingga TW4-12 (Grafik

2.20).

Sejumlah langkah kebijakan yangSejumlah langkah kebijakan yangSejumlah langkah kebijakan yangSejumlah langkah kebijakan yangSejumlah langkah kebijakan yang

ditempuh ECB serta komitmen para otoritasditempuh ECB serta komitmen para otoritasditempuh ECB serta komitmen para otoritasditempuh ECB serta komitmen para otoritasditempuh ECB serta komitmen para otoritas

kebijakan di Kawasan Euro untuk sementarakebijakan di Kawasan Euro untuk sementarakebijakan di Kawasan Euro untuk sementarakebijakan di Kawasan Euro untuk sementarakebijakan di Kawasan Euro untuk sementara

berhasil menurunkanberhasil menurunkanberhasil menurunkanberhasil menurunkanberhasil menurunkan yield sovereign debt yield sovereign debt yield sovereign debt yield sovereign debt yield sovereign debt

negara kawasan negara kawasan negara kawasan negara kawasan negara kawasan (Grafik 2.22 dan Grafik 2.23).

Yield sovereign debt negara Spanyol, Italia dan

negara periferal Euro terus berangsur turun

sejak periode akhir TW3-12. Kekhawatiran

akan memburuknya prospek ekonomi dan

kemampuan pemerintah dalam memenuhi

komitmen fiscal austerity di tengah

menurunnya dukungan politik dalam negeri

untuk sementara tidak menjadi fokus

perhatian pelaku pasar.

Kinerja pasar saham di negara kawasanKinerja pasar saham di negara kawasanKinerja pasar saham di negara kawasanKinerja pasar saham di negara kawasanKinerja pasar saham di negara kawasan

cenderung naik selama TW4cenderung naik selama TW4cenderung naik selama TW4cenderung naik selama TW4cenderung naik selama TW4-----12 seiring dengan12 seiring dengan12 seiring dengan12 seiring dengan12 seiring dengan

membaiknya sentimen pelaku pasar (Grafikmembaiknya sentimen pelaku pasar (Grafikmembaiknya sentimen pelaku pasar (Grafikmembaiknya sentimen pelaku pasar (Grafikmembaiknya sentimen pelaku pasar (Grafik

2.21).2.21).2.21).2.21).2.21). Menurunnya perilaku risk averse investor

tersebut berdampak pada terjadinya apresiasi

nilai tukar Euro. Selama TW3-12 rata-rata EUR/

Kawasan Euro 2,2 2,3 2,4 2,7 2,8 2,7 2,7 2,5 2,5 3,0 3,0 3,0 2,7 2,7 2,7 2,7 2,6 2,4 2,4 2,4 2,6 2,6 2,5 2,2 2,2Jerman 1,9 2,0 2,2 2,3 2,7 2,4 2,4 2,6 2,5 2,9 2,9 2,8 2,3 2,3 2,5 2,3 2,2 2,2 2,0 1,9 2,2 2,1 2,1 1,9 2,0Perancis 2,0 2,0 1,8 2,2 2,2 2,2 2,3 2,1 2,4 2,4 2,5 2,7 2,7 2,6 2,5 2,6 2,4 2,3 2,3 2,2 2,4 2,2 2,1 1,6 1,5Italia 2,1 1,9 2,1 2,8 2,9 3,0 3,0 2,1 2,3 3,6 3,8 3,7 3,7 3,4 3,4 3,8 3,7 3,5 3,6 3,6 3,3 3,4 2,8 2,6 2,6Spanyol 2,9 3,0 3,4 3,3 3,5 3,4 3,0 3,0 2,7 3,0 3,0 2,9 2,4 2 1,9 1,8 2 1,9 1,8 2,2 2,7 3,5 3,5 3,0 3,0

Yunani 5,2 4,9 4,2 4,3 3,7 3,1 3,1 2,1 1,4 2,9 2,9 2,8 2,2 2,1 1,7 1,4 1,5 0,9 1,0 0,9 1,2 0,3 0,9 0,4 0,3Portugal 2,4 3,6 3,5 3,9 4,0 3,7 3,3 3,0 2,8 3,5 4,0 3,8 3,5 3,4 3,6 3,1 2,9 2,7 2,7 2,8 3,2 2,9 2,1 1,9 2,1Irlandia -0,2 0,2 0,9 1,2 1,5 1,2 1,1 1,0 1,0 1,3 1,5 1,7 1,4 1,3 1,6 2,2 1,9 1,9 1,9 2,0 2,6 2,4 2,1 1,6 -

2011 2012

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sep Okt Nov DesNegara 2010

Sumber: Bloomberg

Grafik 2.20 LIBOR-OIS SpreadGrafik 2.20 LIBOR-OIS SpreadGrafik 2.20 LIBOR-OIS SpreadGrafik 2.20 LIBOR-OIS SpreadGrafik 2.20 LIBOR-OIS Spread

%

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 20121 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12

-1

-0,5

0

0,5

1

1,5

2

Spread LIBOR-OIS

Spread LIBOR-Policy Rate

Sumber : Bloomberg

Page 52:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2012

40

Grafik 2.23Grafik 2.23Grafik 2.23Grafik 2.23Grafik 2.23Spread Sovereign Yield Bonds 10 yr - PeriferalSpread Sovereign Yield Bonds 10 yr - PeriferalSpread Sovereign Yield Bonds 10 yr - PeriferalSpread Sovereign Yield Bonds 10 yr - PeriferalSpread Sovereign Yield Bonds 10 yr - Periferal

USD terapresiasi tipis (Grafik 2.24). Sejalan

dengan hal ini, spread CDS negara kawasan

cenderung menurun termasuk di negara

Spanyol dan Portugal (Grafik 2.25).

Volatilitas di pasar keuangan kawasanVolatilitas di pasar keuangan kawasanVolatilitas di pasar keuangan kawasanVolatilitas di pasar keuangan kawasanVolatilitas di pasar keuangan kawasan

menurun. menurun. menurun. menurun. menurun. Akan tetapi risiko dan potensi

gejolak pasar keuangan ke depan masih tinggi.

Kebutuhan pembiayaan sektor publik dan

perbankan di sejumlah negara di Kawasan

Euro diperkirakan cukup signifikan dalam

beberapa kurun waktu mendatang. Contagion

spillover diperkirakan berasal dari confident

effects yang berpotensi akan mempengaruhi

persepsi credit risk. Belum terlihatnya langkah-

langkah recovery yang solid atas permasalahan

hutang dan ekonomi fundamental negara

periferal Euro, dinamika politik yang kurang

menguntungkan dan sistem keuangan yang

juga memiliki masalah serius akibat krisis

hutang, mengakibatkan Kawasan Eropa sulit

bangkit dalam waktu singkat dan perbankan

kawasan terancam terseret. Pelaku pasar masih

Grafik 2.21. SahamGrafik 2.21. SahamGrafik 2.21. SahamGrafik 2.21. SahamGrafik 2.21. Saham

Grafik 2.22Grafik 2.22Grafik 2.22Grafik 2.22Grafik 2.22Spread Sovereign Yield Bonds 10 yr Core EuroSpread Sovereign Yield Bonds 10 yr Core EuroSpread Sovereign Yield Bonds 10 yr Core EuroSpread Sovereign Yield Bonds 10 yr Core EuroSpread Sovereign Yield Bonds 10 yr Core Euro

Indeks Jan 09=100

60

70

80

90

100

110

120

130

140

150

160

2009 2010 2011 2012

28Des

28Mar

28Jun

28Sep

28Des

28Mar

28Jun

28Sep

28Des

28Mar

28Jun

28Sep

28Des

Sumber : Bloomberg

GermanyFranceItalySpain

Indeks Jan 09=100

0

50

100

150

200

250

GreecePortugal

HungaryIreland

28Des

28Mar

28Jun

28Sep

28Des

28Mar

28Jun

28Sep

28Des

2010 2011 2012

Sumber : Bloomberg

%

0

1

2

3

4

5

6

7Perancis Italia Spanyol

2011 2012Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des

Sumber : Bloomberg

%

0

5

10

15

20

25

30

35

40

Mar Jun Sep Dec Mar Jun Sep Dec2011 2011

YunaniIrlandiaPortugal

Sumber : Bloomberg

Page 53:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

41

Grafik 2.24 Nilai TukarGrafik 2.24 Nilai TukarGrafik 2.24 Nilai TukarGrafik 2.24 Nilai TukarGrafik 2.24 Nilai Tukar

Grafik 2.25 Sovereign CDS 5 YrGrafik 2.25 Sovereign CDS 5 YrGrafik 2.25 Sovereign CDS 5 YrGrafik 2.25 Sovereign CDS 5 YrGrafik 2.25 Sovereign CDS 5 Yr

menunggu detil komitmen dari pemimpin

negara di Kawasan Eropa guna mengatasi

sovereign debt crisis.

Belum adanya solusi yang komprehensifBelum adanya solusi yang komprehensifBelum adanya solusi yang komprehensifBelum adanya solusi yang komprehensifBelum adanya solusi yang komprehensif

guna mengatasi guna mengatasi guna mengatasi guna mengatasi guna mengatasi debt crisisdebt crisisdebt crisisdebt crisisdebt crisis menyebabkan menyebabkan menyebabkan menyebabkan menyebabkan

ketidakpastian di pasar keuangan masih tinggi.ketidakpastian di pasar keuangan masih tinggi.ketidakpastian di pasar keuangan masih tinggi.ketidakpastian di pasar keuangan masih tinggi.ketidakpastian di pasar keuangan masih tinggi.

Kemampuan negara periferal untuk bertahan

terhadap kemungkinan terjadinya insolvensi,

bahkan default masih dipertanyakan. Bahkan

keraguan pelaku pasar akan kemampuan

pemerintah Spanyol dan Italia dalam

memenuhi target deficit fiskal tetap tinggi.

Dengan pertimbangan eksposur pasar

keuangan, perbankan, dan perdagangan

antarnegara di Kawasan Euro cukup

signifikan, risiko contagion effect ke negara

lainnya masih besar. Ke depan, mengingat

permasalahan struktural di negara Kawasan

Eropa masih belum dapat ditangani dengan

baik, berbagai isu mengenai perkembangan

kondisi sovereign debt di negara periferal Euro

yang mulai menjalar ke negara inti Euro, dan

ancaman downgrade pada sejumlah negara

di Kawasan Euro termasuk perbankannya

diperkirakan masih berpotensi memicu gejolak

di pasar keuangan global. Pemburukan di

pasar keuangan dan perbankan di Kawasan

Euro serta adanya isu financing gap di

sejumlah negara membuka terulangnya

pemburukan ekonomi dan sistem keuangan

yang bisa memicu spillover effect.

Kondisi keuangan pemerintah diKondisi keuangan pemerintah diKondisi keuangan pemerintah diKondisi keuangan pemerintah diKondisi keuangan pemerintah di

Kawasan Euro masih rentan. Kawasan Euro masih rentan. Kawasan Euro masih rentan. Kawasan Euro masih rentan. Kawasan Euro masih rentan. Walaupun rasio

defisit anggaran pemerintah terhadap PDB

30Des

30Mar

30Jun

30Sep

30Des

30Mar

30Jun

30Sep

30Des

30Mar

30Jun

30Sep

30Des

30Mar

30Jun

30Sep

30Des

30Mar

30Jun

30Sep

30Des

EUR/USD

1

1,1

1,2

1,3

1,4

1,5

1,6

1,7

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Sumber : Bloomberg

Indeks Jan 09=100

0

100

200

300

400

500

600

700

Germany France

SpainItaly

30Mar

30Jun

30Sep

30Des

30Mar

30Jun

30Sep

30Des

30Mar

30Jun

30Sep

30Des

30Mar

30Jun

30Sep

30Des

2009 2010 2011 2012Sumber : Bloomberg

Indeks Jan 09=100

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

30Mar

30Jun

30Sep

30Des

30Des

30Mar

30Jun

30Sep

30Des

30Mar

30Jun

30Sep

30Des

2009 2010 2011 2012

Portugal Ireland Hungary

Sumber : Bloomberg

Page 54:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2012

42

menurun, rasio utang pemerintah terhadap

PDB terus meningkat. Berdasarkan data yang

dirilis Eurostat, budget deficit (% terhadap

PDB) pemerintah negara di Kawasan Euro

menurun dari 6,2% terhadap PDB di 2010

menjadi 4,1% terhadap PDB di 2011. Kondisi

tersebut disebabkan oleh pemangkasan

pengeluaran pemerintah sejalan dengan

austerity measures yang telah disepakati (Tabel

2.7). Secara nominal budget deficit pemerintah

di Kawasan Euro menyempit dari minus

EUR569 miliar di 2010 menjadi minus EUR391

miliar di 2011. Sebaliknya, utang pemerintah

pada 2011 mengalami peningkatan, dari

EUR7,8 triliun di 2010 (85,3% terhadap PDB)

menjadi EUR8,2 triliun (87,2% terhadap PDB)

di 2011 (Tabel 2.8). Bahkan per TW3-12, utang

pemerintah terus meningkat hingga mencapai

90% terhadap PDB atau senilai EUR8,5 triliun.

Pengelolaan ekonomi dan keuanganPengelolaan ekonomi dan keuanganPengelolaan ekonomi dan keuanganPengelolaan ekonomi dan keuanganPengelolaan ekonomi dan keuangan

yang kurang yang kurang yang kurang yang kurang yang kurang prudentprudentprudentprudentprudent menyebabkan ekonomi menyebabkan ekonomi menyebabkan ekonomi menyebabkan ekonomi menyebabkan ekonomi

Kawasan Euro terutama negara PIIGSKawasan Euro terutama negara PIIGSKawasan Euro terutama negara PIIGSKawasan Euro terutama negara PIIGSKawasan Euro terutama negara PIIGS

(Portugal, Italia, Irlandia, Yunani/Greece, dan(Portugal, Italia, Irlandia, Yunani/Greece, dan(Portugal, Italia, Irlandia, Yunani/Greece, dan(Portugal, Italia, Irlandia, Yunani/Greece, dan(Portugal, Italia, Irlandia, Yunani/Greece, dan

Spanyol) menghadapi permasalahanSpanyol) menghadapi permasalahanSpanyol) menghadapi permasalahanSpanyol) menghadapi permasalahanSpanyol) menghadapi permasalahan

ketidakseimbangan eksternal yang cukupketidakseimbangan eksternal yang cukupketidakseimbangan eksternal yang cukupketidakseimbangan eksternal yang cukupketidakseimbangan eksternal yang cukup

seriusseriusseriusseriusserius. Guna mengatasi permasalahan defisit

fiskal yang kian membengkak, negara PIIGS

melakukan pengetatan fiskal (austerity

program). Namun target defisit fiskal negara

PIIGS diperkirakan sulit dicapai, mengingat

reformasi struktural yang berjalan lamban di

tengah beban utang pemerintah yang sangat

tinggi.

Ke depan, kinerja ekonomi KawasanKe depan, kinerja ekonomi KawasanKe depan, kinerja ekonomi KawasanKe depan, kinerja ekonomi KawasanKe depan, kinerja ekonomi Kawasan

Euro diperkirakan terus menurun. Euro diperkirakan terus menurun. Euro diperkirakan terus menurun. Euro diperkirakan terus menurun. Euro diperkirakan terus menurun. Potensi

pemburukan krisis utang di negara Kawasan

Euro diperkirakan masih menjadi ancaman

serius. Asesmen terkini IMF (WEO Januari 2013

update) mengonfirmasi pemburukan tersebut

dan merevisi ke bawah proyeksi PDB di 2013

menjadi minus 0,2% yoy dari sebelumnya

tumbuh 0,1% yoy. Namun, perkembangan

terkini mengindikasikan ketidakpastian masih

tinggi sehingga masih terdapat potensi bahwa

PDB di 2013 lebih rendah dari prediksi IMF

tersebut. Sementara itu, inflasi di 2013

diprediksi mulai menurun dan berada di bawah

target 2% yoy seiring dengan menurunnya

aktivitas ekonomi dan tekanan dari harga

energi.

Tabel 2.7 Budget Deficit (% PDB)Tabel 2.7 Budget Deficit (% PDB)Tabel 2.7 Budget Deficit (% PDB)Tabel 2.7 Budget Deficit (% PDB)Tabel 2.7 Budget Deficit (% PDB) Tabel 2.8 Government Debt (% PDB)Tabel 2.8 Government Debt (% PDB)Tabel 2.8 Government Debt (% PDB)Tabel 2.8 Government Debt (% PDB)Tabel 2.8 Government Debt (% PDB)

2007 2008 2009 2010 2011Kawasan Euro -0,7 -2,1 -6,4 -6,2 -4,1

Jerman 0,2 -0,1 -3,2 -4,3 -0,8

Perancis -2,7 -3,3 -7,5 -7,1 -5,2

Italia -1,6 -2,7 -5,4 -4,6 -3,9

Spanyol 1,9 -4,5 -11,2 -9,7 -9,4

Yunani -6,5 -9,8 -15,6 -10,7 -9,4

Portugal -3,1 -3,6 -10,2 -9,8 -4,4

Irlandia 0,1 -7,3 -13,9 -30,9 -13,4

Sumber: Eurostat

2007 2008 2009 2010 2011 Q2-2012 Q3-2012

Kawasan Euro 66,3 70,1 79,9 85,3 87,2 89,9 90,0

Jerman 65,2 66,7 74,4 83 81,2 81,7 82,4

Perancis 64,2 68,2 79,2 82,3 85,8 91,0 89,9

Italia 103,1 105,7 116 118,6 120,1 126 127,3

Spanyol 36,2 40,2 53,9 61,2 68,5 76 77,4

Yunani 107,4 113 129,4 145 165,3 149,2 152,6

Portugal 68,3 71,6 83,1 93,3 107,8 117,4 120,3

Irlandia 24,9 44,2 65,1 92,5 108,2 111,1 117,0

Sumber: Eurostat

Page 55:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

43

Selanjutnya, pada Januari 2013, ECBSelanjutnya, pada Januari 2013, ECBSelanjutnya, pada Januari 2013, ECBSelanjutnya, pada Januari 2013, ECBSelanjutnya, pada Januari 2013, ECB

menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomimenurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomimenurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomimenurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomimenurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi

tahun 2013 menjadi berada di rentang minustahun 2013 menjadi berada di rentang minustahun 2013 menjadi berada di rentang minustahun 2013 menjadi berada di rentang minustahun 2013 menjadi berada di rentang minus

0,9% sampai 0,3% setelah sebelumnya0,9% sampai 0,3% setelah sebelumnya0,9% sampai 0,3% setelah sebelumnya0,9% sampai 0,3% setelah sebelumnya0,9% sampai 0,3% setelah sebelumnya

diperkirakan akan berada di rentang minusdiperkirakan akan berada di rentang minusdiperkirakan akan berada di rentang minusdiperkirakan akan berada di rentang minusdiperkirakan akan berada di rentang minus

0,4% sampai 1,4%.0,4% sampai 1,4%.0,4% sampai 1,4%.0,4% sampai 1,4%.0,4% sampai 1,4%. Hal ini dilakukan dalam

rangka mengantisipasi aktivitas ekonomi dan

keuangan Euro yang dianggap masih rentan

di tengah laju inflasi yang masih berada di atas

target serta tingginya tingkat pengangguran.

Sebagai informasi, berdasarkan proyeksi ECB

September 2012 (Tabel 2.9), PDB di 2012 dan

2013 diperkirakan lebih rendah dari prediksi

ECB di Juni 2012. PDB di 2012 diprediksi antara

minus 0,6% sampai dengan minus 0,2% yoy

dan antara minus 0.4% yoy sampai dengan

1,4% yoy di 2013. Sementara proyeksi inflasi

direvisi ke atas, masing-masing diprediksi 2,3%

yoy sampai dengan 2,5% yoy (2012) dan 1,3%

yoy sampai dengan 2,5% yoy (2013).

Peningkatan inflasi di 2012 dengan asumsi

tekanan harga energi serta peningkatan

administered prices dan pajak tidak langsung

seiring dengan proses konsolidasi fiskal di

sejumlah negara di kawasan sehingga

mendorong inflasi tetap di atas target.

Ekonomi kawasan saat ini masihEkonomi kawasan saat ini masihEkonomi kawasan saat ini masihEkonomi kawasan saat ini masihEkonomi kawasan saat ini masih

menghadapi fase yang kritis denganmenghadapi fase yang kritis denganmenghadapi fase yang kritis denganmenghadapi fase yang kritis denganmenghadapi fase yang kritis dengan

ketidakpastian yang cukup tinggi danketidakpastian yang cukup tinggi danketidakpastian yang cukup tinggi danketidakpastian yang cukup tinggi danketidakpastian yang cukup tinggi dan

intensifiedintensifiedintensifiedintensifiedintensified downside risks, downside risks, downside risks, downside risks, downside risks, meliputi sebagaimeliputi sebagaimeliputi sebagaimeliputi sebagaimeliputi sebagai

berikutberikutberikutberikutberikut: i) memburuknya sovereign debt crisis

di Kawasan Euro sehingga berdampak pada

akses pembiayaan yang sangat ketat dan resesi

ekonomi yang kian dalam; ii) potensi risiko

sistemik pada perbankan kawasan, akibat

memburuknya bank-bank yang terekspose

pada sovereign debt dan liquidity risks; iii)

proses balance-sheet adjustment baik di sektor

keuangan maupun non-keuangan; dan iv)

dampak dari austerity measures. Hal ini

dikhawatirkan kian mendorong lonjakan biaya

pinjaman dan meningkatnya NPL sehingga

mengganggu kestabilan ekonomi dan

keuangan dan proses adjustment fiskal

sehingga berpotensi mengganggu kestabilan

ekonomi dan keuangan global dan proses

adjustment fiskal, serta terus meluasnya risiko

penurunan sovereign, bank and corporate

debt rating.

Kebijakan suku bunga rendah danKebijakan suku bunga rendah danKebijakan suku bunga rendah danKebijakan suku bunga rendah danKebijakan suku bunga rendah dan

implementasi langkah-langkah non-standarimplementasi langkah-langkah non-standarimplementasi langkah-langkah non-standarimplementasi langkah-langkah non-standarimplementasi langkah-langkah non-standar

guna menyediakan likuiditas perbankan terusguna menyediakan likuiditas perbankan terusguna menyediakan likuiditas perbankan terusguna menyediakan likuiditas perbankan terusguna menyediakan likuiditas perbankan terus

berlanjut selama TW4-12berlanjut selama TW4-12berlanjut selama TW4-12berlanjut selama TW4-12berlanjut selama TW4-12. Pertimbangan

utama penerapan kebijakan tersebut antara

lain pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan

tetap lemah serta tingginya tekanan di pasar

Tabel 2.9 Proyeksi ECB Terkini (PDB)Tabel 2.9 Proyeksi ECB Terkini (PDB)Tabel 2.9 Proyeksi ECB Terkini (PDB)Tabel 2.9 Proyeksi ECB Terkini (PDB)Tabel 2.9 Proyeksi ECB Terkini (PDB)

Proyeksi

2012 (% yoy) 2013 (% yoy)

Sept-2012 Juni-2012 Mar-2011 Sept-2012 Juni-2012 Mar-2011

PDB - 0,6 s.d - 0,2 - 0,5 s.d. 0,3 -0,5 s.d. 0,3 - 0,4 s.d 1,4 0,0 s.d. 2, 0 0,0 s.d. 2,2

Inflasi 2,3 s.d 2.5 2,3 s.d. 2,5 2,1 s.d. 2,7 1,3 s.d. 2,5 1,0 s.d. 2, 2 0,9 s.d. 2,3Sumber: ECB

Page 56:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2012

44

keuangan dan meningkatnya ketidakpastian

sehingga berdampak pada memburuknya

kepercayaan dan sentimen pelaku pasar.

Selama TW4-12, ECB cenderungSelama TW4-12, ECB cenderungSelama TW4-12, ECB cenderungSelama TW4-12, ECB cenderungSelama TW4-12, ECB cenderung

mempertahankan suku bunga kebijakan.mempertahankan suku bunga kebijakan.mempertahankan suku bunga kebijakan.mempertahankan suku bunga kebijakan.mempertahankan suku bunga kebijakan.

Sebelumnya, melalui pertemuan 5 Juli 2012

ECB telah menurunkan suku bunga kebijakan

atau dikenal sebagai main refinancing

operation (mengatur likuditas perbankan),

suku bunga marginal lending facility (suku

bunga overnight credit yang diberikan

Eurosystem ke perbankan) dan deposit facility

(suku bunga overnight deposit yg diberikan ke

perbankan oleh Eurosystem) masing-masing

sebesar 25 bps menjadi 0,75%, 1,5% & 0,0%

(Grafik 2.26).

Selain itu, pada pertemuan 6 SeptemberSelain itu, pada pertemuan 6 SeptemberSelain itu, pada pertemuan 6 SeptemberSelain itu, pada pertemuan 6 SeptemberSelain itu, pada pertemuan 6 September

2012 ECB telah memutuskan untuk2012 ECB telah memutuskan untuk2012 ECB telah memutuskan untuk2012 ECB telah memutuskan untuk2012 ECB telah memutuskan untuk

mengimplementasikan program mengimplementasikan program mengimplementasikan program mengimplementasikan program mengimplementasikan program OutrightOutrightOutrightOutrightOutright

Monetary TransactionsMonetary TransactionsMonetary TransactionsMonetary TransactionsMonetary Transactions (OMTs) atau transaksi (OMTs) atau transaksi (OMTs) atau transaksi (OMTs) atau transaksi (OMTs) atau transaksi

moneter langsung di pasar sekunder untukmoneter langsung di pasar sekunder untukmoneter langsung di pasar sekunder untukmoneter langsung di pasar sekunder untukmoneter langsung di pasar sekunder untuk

obligasi obligasi obligasi obligasi obligasi sovereignsovereignsovereignsovereignsovereign di Kawasan Euro. di Kawasan Euro. di Kawasan Euro. di Kawasan Euro. di Kawasan Euro. Melalui

program OMTs tersebut, ECB akan membeli

obligasi pemerintah negara di Kawasan Euro

untuk tenor satu hingga tiga tahun. Pembelian

obligasi di pasar sekunder tersebut ditujukan

untuk mengatasi distorsi yang sudah cukup

parah di pasar obligasi pemerintah akibat

tingginya sentimen negatif pelaku pasar

sehingga yield obligasi pemerintah di sejumlah

negara di Kawasan Euro meningkat. Seiring

dengan menurunnya aktivitas ekonomi ke

depan dan kian rentannya kondisi ekonomi

dan keuangan di Kawasan Euro, kebijakan

moneter longgar diperkirakan masih akan

terus ditempuh oleh ECB dalam kurun waktu

yang cukup panjang.

Langkah-langkah non-standar untukLangkah-langkah non-standar untukLangkah-langkah non-standar untukLangkah-langkah non-standar untukLangkah-langkah non-standar untuk

menyediakan likuiditas pada perbankan yangmenyediakan likuiditas pada perbankan yangmenyediakan likuiditas pada perbankan yangmenyediakan likuiditas pada perbankan yangmenyediakan likuiditas pada perbankan yang

diterapkan oleh ECB pada 2011 dan awal 2012diterapkan oleh ECB pada 2011 dan awal 2012diterapkan oleh ECB pada 2011 dan awal 2012diterapkan oleh ECB pada 2011 dan awal 2012diterapkan oleh ECB pada 2011 dan awal 2012

diperkirakan belum berhasil mengurangi risikodiperkirakan belum berhasil mengurangi risikodiperkirakan belum berhasil mengurangi risikodiperkirakan belum berhasil mengurangi risikodiperkirakan belum berhasil mengurangi risiko

di pasar keuangan kawasan.di pasar keuangan kawasan.di pasar keuangan kawasan.di pasar keuangan kawasan.di pasar keuangan kawasan. Langkah-langkah

non-standar tersebut berupa kebijakan

Quantitative Easing (QE) versi Eropa berupa

kebijakan Three-year Long Term Refinancing

Operations (LTROs) tahap kedua (29 Februari

2012) senilai EUR529,5 miliar kepada sekitar

800 perbankan Eropa dan meluncurkan LTROs

Grafik 2.26 Suku Bunga KebijakanGrafik 2.26 Suku Bunga KebijakanGrafik 2.26 Suku Bunga KebijakanGrafik 2.26 Suku Bunga KebijakanGrafik 2.26 Suku Bunga Kebijakan

%

0

1

2

3

4

5

6

Marginal Lending Facility

EONIA

Deposit Facility

Main Refinancing Operation

2007 2008 2009 2010 2011 2012

1Feb

29Sep

25Jun

22Mar

17Des

13Sep

10Jun

6Mar

1Des

Sumber : Bloomberg

%%

ProyeksiCF Jan-13

-25,0

-20,0

-15,0

-10,0

-5,0

0,0

5,0

10,0

15,0

20,0

25,0

30,0

-8,0

-6,0

-4,0

-2,0

0,0

2,0

4,0

6,0

PDB qtq, rhs

Investasi yoy, lhs

PDB yoy, rhs

Ekspor yoy, lhs

Konsumsi Total yoy, rhs

Mar Sep Mar Sep Mar Sep Mar Sep Mar Sep Mar Sep Mar Sep Mar Sep2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Sumber : CEIC, CF Januari 2013

Page 57:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

45

(tahap pertama) berupa tawaran pinjaman

sebesar EUR489 dan terdapat 523 bank di

Eropa yang berpartisipasi (21 Desember 2011).

Namun, perlu dicatat bahwa kebijakan ini

mendorong peningkatan neraca bank sentral

hingga mencapai EUR2,73 triliun (USD3,5

triliun) di Desember 2011 (sebagai

perbandingan, sejak berakhirnya aset purchase

programme di Juni 2011, neraca the Fed rata-

rata tercatat USD2,86 triliun. Dampak dari QE

tersebut hanya sementara mampu menekan

peningkatan yield di sejumlah negara di

Kawasan Euro. Diharapkan kebijakan tersebut

dapat memperbaiki transmisi suku bunga

sehingga dapat mengurangi peningkatan

biaya pinjaman. Akan tetapi, mengingat

permasalahan fundamental negara-negara di

Kawasan Euro belum ditangani secara

komprehensif, kebijakan QE tersebut belum

mampu menurunkan risiko di pasar keuangan

kawasan.

Seiring dengan menurunnya aktivitas

ekonomi ke depan dan kian rentannya kondisi

ekonomi dan keuangan di Kawasan Euro,

kebijakan moneter longgar masih akan terus

ditempuh oleh ECB dalam kurun waktu yang

cukup panjang.

2.2 Inggris

Kondisi ekonomi Inggris diprediksi

masih lemah dan kembali memasuki zona

resesi. Ancaman resesi yang kembali dialami

untuk ketiga kalinya (triple-dip recession) 5

selama 2012 tersebut muncul setelah adanya

rilis sementara PDB TW4-12 yang secara

triwulanan mencatat adanya kontraksi 0,3%

dan secara tahunan mengalami stagnan (0,0%

yoy). Masih lemahnya permintaan domestik,

memburuknya kinerja eksternal di tengah

perlambatan ekonomi global khususnya di

Kawasan Euro, serta langkah pengetatan

kebijakan fiskal berada dibalik perkembangan

tersebut. Di sisi harga, tren penurunan inflasi

tertahan selama triwulan akhir 2012 seiring

masih besarnya tekanan dari sisi pasokan dan

apresiasi poundsterling.

Potensi pertumbuhan ekonomi di 2013

yang lebih rendah dari target diperkirakan

masih besar. Defisit neraca berjalan yang

semakin besar serta defisit fiskal yang tinggi

di tengah krisis di Kawasan Euro yang terus

berlanjut diperkirakan masih menjadi

downside risk terhadap ekonomi Inggris. Selain

bank sentral Inggris (BoE) dan pemerintah yang

menurunkan proyeksi PDB 2013 menjadi 1%

yoy dari proyeksi sebelumnya masing-masing

2% yoy dan 1,1% yoy, IMF (WEO Januari 2013

update) dan Consensus Forecast (CF) Januari

2013 juga menurunkan proyeksi ekonomi

sehingga masing-masing menjadi 1,0% yoy

dari 1,1% yoy prediksi sebelumnya (WEO dan

CF Oktober 2012). Hal ini semakin

mengonfirmasi bahwa pemulihan ekonomi

Inggris akan berat dan berjalan lebih lambat

dari perkiraan semula.

5 Ekonomi mengalami resesi jika dalam dua periode (triwulan)berturut-turut mencatat pertumbuhan triwulanan yang negatif.Double-dip recession adalah jika suatu negara/ekonomimengalami resesi, kemudian pada triwulan selanjutnyamengalami perbaikan, namun pada periode berikutnya kembalimengalami resesi (W-shaped recovery). Triple-dip recession adalahjika suatu negara/ekonomi setelah mengalami W-shaped recoverykembali memasuki zona resesi (kembali mencatat pertumbuhantriwulanan yang negatif).

Page 58:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2012

46

Grafik 2.27 Produk Domestik BrutoGrafik 2.27 Produk Domestik BrutoGrafik 2.27 Produk Domestik BrutoGrafik 2.27 Produk Domestik BrutoGrafik 2.27 Produk Domestik Bruto

Pada akhir 2012, Inggris diprediksiPada akhir 2012, Inggris diprediksiPada akhir 2012, Inggris diprediksiPada akhir 2012, Inggris diprediksiPada akhir 2012, Inggris diprediksi

kembali memasuki zona resesi (Grafik 2.27).kembali memasuki zona resesi (Grafik 2.27).kembali memasuki zona resesi (Grafik 2.27).kembali memasuki zona resesi (Grafik 2.27).kembali memasuki zona resesi (Grafik 2.27).

Estimasi terkini PDB di TW4-12 menunjukkan

bahwa Inggris berpotensi kembali mengalami

resesi untuk ketiga kalinya selama 2012 (triple-

dip recession) dengan mencatat adanya

kontraksi triwulanan (0,3% qtq) dan secara

tahunan cenderung stagnan (0,0% yoy).

Angka tersebut lebih rendah dibandingkan

0,9% qtq atau 0,0% yoy di TW3-12, serta

masih lebih rendah 0,2% dibandingkan

prediksi pasar maupun dari rerata periode

normal sebelum krisis (2000-07) yang masing-

masing sebesar 0,8% qtq atau 3,2% yoy.

Aktivitas konsumsi dan investasi yang masih

lemah seiring masih tingginya tingkat inflasi

dan pengangguran, serta pengetatan

kebijakan fiskal. Sementara itu, kinerja

eksternal juga terus memburuk seiring

meningkatnya defisit neraca transaksi berjalan

akibat perlambatan ekonomi global.

Berdasarkan sektoral, menurunnyaBerdasarkan sektoral, menurunnyaBerdasarkan sektoral, menurunnyaBerdasarkan sektoral, menurunnyaBerdasarkan sektoral, menurunnya

aktivitas ekonomi di TW4-12 terutama akibataktivitas ekonomi di TW4-12 terutama akibataktivitas ekonomi di TW4-12 terutama akibataktivitas ekonomi di TW4-12 terutama akibataktivitas ekonomi di TW4-12 terutama akibat

memburuknya kinerja sektor pertambanganmemburuknya kinerja sektor pertambanganmemburuknya kinerja sektor pertambanganmemburuknya kinerja sektor pertambanganmemburuknya kinerja sektor pertambangan

(minus 14,4% yoy), diikuti oleh sektor(minus 14,4% yoy), diikuti oleh sektor(minus 14,4% yoy), diikuti oleh sektor(minus 14,4% yoy), diikuti oleh sektor(minus 14,4% yoy), diikuti oleh sektor

konstruksi (minus 11% yoy), serta sektorkonstruksi (minus 11% yoy), serta sektorkonstruksi (minus 11% yoy), serta sektorkonstruksi (minus 11% yoy), serta sektorkonstruksi (minus 11% yoy), serta sektor

manufaktur (minus 2% yoy). manufaktur (minus 2% yoy). manufaktur (minus 2% yoy). manufaktur (minus 2% yoy). manufaktur (minus 2% yoy). Secara

keseluruhan di 2012, kinerja sektor produksi

dan konstruksi tercatat memburuk

dibandingkan kinerja di 2011, sementara

sektor jasa cenderung stagnan. Dengan

perkembangan tersebut, realisasi PDB di 2012

diperkirakan masih akan lebih rendah

dibandingkan proyeksi. Kementerian

Keuangan Inggris pada Januari 2013

memperkirakan PDB Inggris di 2012 mencapai

0,0% yoy, dari 0,9% yoy di 2011. Proyeksi

pemerintah tersebut tidak berbeda dengan

proyeksi CF Januari 2013, namun sedikit lebih

baik dibandingkan proyeksi IMF (WEO Januari

2013 update) yang sebesar minus 0,2% yoy.

Indikator konsumsi masih tergolongIndikator konsumsi masih tergolongIndikator konsumsi masih tergolongIndikator konsumsi masih tergolongIndikator konsumsi masih tergolong

lemah dan belum stabil (Grafik 2.28). lemah dan belum stabil (Grafik 2.28). lemah dan belum stabil (Grafik 2.28). lemah dan belum stabil (Grafik 2.28). lemah dan belum stabil (Grafik 2.28). Daya beli

masyarakat belum mampu pulih sepenuhnya

sebagai dampak dari tingkat pengangguran

yang masih cenderung tinggi di tengah

kebijakan pengetatan fiskal pemerintah. Hal

ini tercermin dari indikator penjualan ritel yang

tumbuh rerata 2,1% yoy di TW4-12 dari 3,1%

yoy triwulan sebelumnya. Secara keseluruhan

di 2012, meski sempat terbantu pelaksanaan

olimpiade serta perayaan ulang tahun tahta

Ratu Inggris pada pertengahan tahun, namun

rata-rata angka pertumbuhan penjualan ritel

selama 2012 juga masih tercatat lebih rendah

dibandingkan 2011. Selanjutnya, indikator

penjualan kendaraan di 2012 tercatat lebih

baik dibandingkan 2011 yang lebih

disebabkan oleh base factor. Sementara itu,

sejalan dengan perkembangan ekonomi yang

%%

ProyeksiCF Jan-13

-25,0

-20,0

-15,0

-10,0

-5,0

0,0

5,0

10,0

15,0

20,0

25,0

30,0

-8,0

-6,0

-4,0

-2,0

0,0

2,0

4,0

6,0

PDB qtq, rhs

Investasi yoy, lhs

PDB yoy, rhs

Ekspor yoy, lhs

Konsumsi Total yoy, rhs

Mar Sep Mar Sep Mar Sep Mar Sep Mar Sep Mar Sep Mar Sep Mar Sep2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Sumber : CEIC, CF Januari 2013

Page 59:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

47

masih lemah, indikator kepercayaan konsumen

selama 2012 masih terus berada di zona

kontraksi.

Tidak jauh berbeda, indikator investasiTidak jauh berbeda, indikator investasiTidak jauh berbeda, indikator investasiTidak jauh berbeda, indikator investasiTidak jauh berbeda, indikator investasi

juga semakin memburuk (Grafik 2.28).juga semakin memburuk (Grafik 2.28).juga semakin memburuk (Grafik 2.28).juga semakin memburuk (Grafik 2.28).juga semakin memburuk (Grafik 2.28).

Kegiatan konsumsi yang masih lemah dan

kinerja ekspor yang memburuk akibat

perlambatan global serta krisis di Kawasan

Euro yang berkepanjangan berdampak pada

menurunnya kinerja investasi. Indikator

produksi industri dan produksi manufaktur

hingga akhir 2012 belum mampu keluar dari

zona kontraksi, rata-rata di TW4-12 sebesar

minus 2,7% dan minus 2,1% yoy.

Menurunnya aktivitas investasi juga tercermin

pada pergerakan indikator leading investasi.

Indikator PMI manufaktur, konstruksi, serta

jasa hingga akhir 2012 terus bergerak lemah

dan lebih rendah dibandingkan rata-rata 2011.

Pemburukan sektor perumahanPemburukan sektor perumahanPemburukan sektor perumahanPemburukan sektor perumahanPemburukan sektor perumahan

cenderung tertahan di akhir 2012 (Grafikcenderung tertahan di akhir 2012 (Grafikcenderung tertahan di akhir 2012 (Grafikcenderung tertahan di akhir 2012 (Grafikcenderung tertahan di akhir 2012 (Grafik

2.29). 2.29). 2.29). 2.29). 2.29). Secara rata-rata triwulanan, indikator

harga rumah nasional dari Nationwide Building

Society terkontraksi 1% dari kontraksi 1,6%

yoy triwulan sebelumnya. Sejalan dengan hal

tersebut, indikator harga rumah lainnya seperti

Hometrack House Price dan Rightmove

National Asking Price juga menunjukkan

perkembangan serupa. Meski secara umum di

2012 perkembangan harga rumah sedikit

membaik dibandingkan 2011, namun sektor

properti di Inggris diprediksi masih rentan dan

belum stabil, sejalan dengan perkembangan

ekonominya.

Tren penurunan inflasi tertahan di TW4-Tren penurunan inflasi tertahan di TW4-Tren penurunan inflasi tertahan di TW4-Tren penurunan inflasi tertahan di TW4-Tren penurunan inflasi tertahan di TW4-

12. 12. 12. 12. 12. Tingkat inflasi selama triwulan laporan

melonjak 2,7% dari rata-rata 2,4% triwulan

sebelumnya (Grafik 2.30). Meningkatnya

tekanan dari sisi pasokan (cost push) berada

dibalik perkembangan tersebut. Hal ini

terutama disebabkan oleh kenaikan harga

impor akibat depresiasi poundsterling di akhir

2012 serta meningkatnya biaya pendidikan

(tuition fee). Berdasarkan komponennya,

kenaikan inflasi selama triwulan laporan

terutama terjadi pada kelompok transportasi

(naik 0,4%), makanan (naik 1,6%), rekreasi

(naik 0,1%), pakaian dan alas kaki (naik

Grafik 2.28 Indikator Konsumsi dan InvestasiGrafik 2.28 Indikator Konsumsi dan InvestasiGrafik 2.28 Indikator Konsumsi dan InvestasiGrafik 2.28 Indikator Konsumsi dan InvestasiGrafik 2.28 Indikator Konsumsi dan Investasi Grafik 2.29 Harga RumahGrafik 2.29 Harga RumahGrafik 2.29 Harga RumahGrafik 2.29 Harga RumahGrafik 2.29 Harga Rumah

%, yoy%, yoy

-3

-2

-1

0

1

2

3

4

5

6

7

-50

-30

-10

10

30

50

706 per. Mov. Avg. (Penjualan Ritel, lhs)

6 per. Mov. Avg. (Gfk Consumer Confidence Index, rhs)

6 per. Mov. Avg. (New Car Registration, rhs)

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Jan Apr Jul Oct Jan Apr Jul Oct Jan Apr Jul Oct Jan Apr Jul Oct Jan Apr Jul Oct Jan Apr Jul Oct

Sumber : Bloomberg

Indeks%, yoy

-15

-10

-5

0

5

10

20

25

30

35

40

45

50

55

60

65

Produksi IndustriProduksi Manufaktur

PMI KonstruksiPMI Manufaktur, rhs

PMI Jasa, rhs

Jan Jun Nov Apr Sep Feb Jul Des May Oct Mar Aug Jan Jun Nov2007 2008 2009 2010 2011 2013

Sumber : Bloomberg

Page 60:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2012

48

0,4%), alkohol dan rokok (naik 0,4%), serta

pendidikan (naik 15,2%).6 Selanjutnya, inflasi

inti yang mencerminkan tekanan dari sisi

permintaan selama TW4-12 juga tercatat naik

menjadi 2,5% dari 2,2% yoy triwulan

sebelumnya. Secara umum, perkembangan

inflasi selama 2012 masih di atas target yang

ditetapkan pemerintah (2%). Namun

demikian, perkembangan inflasi IHK dan inflasi

inti secara keseluruhan masih lebih rendah

dibandingkan di 2011. Perkembangan harga

komoditas khususnya minyak selama 2012

yang lebih rendah dibandingkan 2011 serta

apresiasi poundsterling di tengah masih

lemahnya aktivitas domestik menjadi faktor

dibalik perkembangan tersebut.

Kinerja sektor eksternal diperkirakanKinerja sektor eksternal diperkirakanKinerja sektor eksternal diperkirakanKinerja sektor eksternal diperkirakanKinerja sektor eksternal diperkirakan

masih buruk seiring dengan perkiraanmasih buruk seiring dengan perkiraanmasih buruk seiring dengan perkiraanmasih buruk seiring dengan perkiraanmasih buruk seiring dengan perkiraan

meningkatnya defisit neraca pembayaranmeningkatnya defisit neraca pembayaranmeningkatnya defisit neraca pembayaranmeningkatnya defisit neraca pembayaranmeningkatnya defisit neraca pembayaran

(Grafik 2.31). (Grafik 2.31). (Grafik 2.31). (Grafik 2.31). (Grafik 2.31). Berlarutnya krisis negara-negara

di Eropa yang merupakan mitra dagang utama

Inggris serta tren apresiasi poundsterling

selama 2012 berdampak negatif terhadap

kinerja ekspor Inggris, sementara kinerja impor

juga menurun akibat masih lemahnya aktivitas

ekonomi Inggris. Neraca pembayaran Inggris

di TW4-12 diprediksi kembali mengalami

defisit seiring terus meningkatnya defisit

neraca transaksi berjalan. Hal tersebut

terindikasi dari bertambahnya defisit kinerja

neraca perdagangan yang selama dua bulan

pertama di TW4-12 tercatat menjadi sebesar

GBP7,2 miliar, dibandingkan defisit GBP5,7

miliar periode yang sama di TW3-12. Secara

keseluruhan, defisit neraca perdagangan di

2012 (sampai dengan November 2012)

tercatat sebesar GBP34,5 miliar, lebih buruk

dibandingkan defisit GBP23,6 miliar di 2011

(Grafik 2.32). Sementara itu, neraca modal dan

finansial hingga akhir 2012 diprediksi masih

mencatat surplus, sejalan dengan pergerakan

indikator pasar keuangan seperti nilai tukar

dan indeks saham.

Grafik 2.30 InflasiGrafik 2.30 InflasiGrafik 2.30 InflasiGrafik 2.30 InflasiGrafik 2.30 Inflasi Grafik 2.31 Neraca PembayaranGrafik 2.31 Neraca PembayaranGrafik 2.31 Neraca PembayaranGrafik 2.31 Neraca PembayaranGrafik 2.31 Neraca Pembayaran

6 Bobot inflasi masing-masing kelompok terhadap inflasi IHK:transport (15,9%), makanan (11,8%), rekreasi (14,7%), pakaiandan alas kaki (6,2%), alkohol dan rokok (4,2%), serta pendidikan(1,8%).

%, yoy

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

25Inflasi IHK (CPI)TransportClothingEducation Recreation

FoodAlcoholInflasi Inti (CPI Core)

Jan May Sep Jan May Sep Jan May Sep Jan May Sep Jan May Sep2008 2009 2010 2011 2012

Sumber : Bloomberg

Bn GBP

-20

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

25BoP BalanceCA Balance

KA & FA Balances

Mar Jun Sep Dec Mar Jun Sep Dec Mar Jun Sep Dec Mar Jun Sep Dec Mar Jun Sep2008 2009 2010 2011 2012

Sumber : Bloomberg

Page 61:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

49

Perkembangan terkini menunjukkanPerkembangan terkini menunjukkanPerkembangan terkini menunjukkanPerkembangan terkini menunjukkanPerkembangan terkini menunjukkan

tekanan eksternal terhadap indikator pasartekanan eksternal terhadap indikator pasartekanan eksternal terhadap indikator pasartekanan eksternal terhadap indikator pasartekanan eksternal terhadap indikator pasar

keuangan masih besar (Grafik 2.33).keuangan masih besar (Grafik 2.33).keuangan masih besar (Grafik 2.33).keuangan masih besar (Grafik 2.33).keuangan masih besar (Grafik 2.33).

Menjelang akhir 2012, adanya perilaku risk

on dari investor tercermin dari terus

meningkatnya indeks harga saham. Selama

TW4-12 (rata-rata), indeks saham FTSE

mencapai 5843,6, atau tercatat naik 1,7% qtq

dan 4,8% yoy. Selanjutnya, seiring dengan

berlarutnya krisis Eropa dan adanya potensi

tripple-dip recession di Inggris menyebabkan

CDS Inggris terus berada dalam tren

meningkat sejak akhir TW3-12. Meningkatnya

risk appetite investor terhadap sejumlah aset

yang lebih berisiko menyebabkan yield UK Gilt

terus bergerak naik dan cenderung volatile.

Sejalan dengan perkembangan di pasar

saham, nilai tukar (GBP/USD) selama 2012

cenderung berada dalam tren apresiasi.

Namun demikian, berdasarkan data terkini

(sampai dengan Januari 2013), poundsterling

di awal 2013 depresiasi, sejalan dengan

peningkatan yield Gilt dan CDS Inggris.

Selanjutnya, keketatan di pasar kredit

Grafik 2.32 Neraca PerdaganganGrafik 2.32 Neraca PerdaganganGrafik 2.32 Neraca PerdaganganGrafik 2.32 Neraca PerdaganganGrafik 2.32 Neraca Perdagangan

Grafik 2.33 Pasar KeuanganGrafik 2.33 Pasar KeuanganGrafik 2.33 Pasar KeuanganGrafik 2.33 Pasar KeuanganGrafik 2.33 Pasar Keuangan

Grafik 2.34 Suku BungaGrafik 2.34 Suku BungaGrafik 2.34 Suku BungaGrafik 2.34 Suku BungaGrafik 2.34 Suku Bunga

£ Bn%, yoy

-20

-15

-10

-05

00

05

10

15

20

25

-5,0

-4,5

-4,0

-3,5

-3,0

-2,5

-2,0

-1,5

-1,0

-0,5

0,0

Trade Balance, rhs Ekspor Impor

Jan May Sep Jan May Sep Jan May Sep Jan May Sep Jan May Sep Jan May Sep2007 2008 2009 2010 2011 2012

Sumber : Bloomberg

IndeksUSD/£

Apresiasi

1,40

1,50

1,60

1,70

4500

4700

4900

5100

5300

5500

5700

5900

6100

6300

6500

GBP, lhs FTSE, rhs

Jan Mar Jun Sep Nov Feb Apr Jul Oct Dec Mar Jun Aug Nov Jan2010 2011 2012 2013

Sumber : Bloomberg

%bps

53

63

73

83

93

103

113

123

133

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

3,5

4,0

4,5CDS 10 thn, lhs Yield 10 thn, rhs

Apr Jul Sep Dec Mar May Aug Nov Jan Apr Jul Sep Dec Jan2010 2011 2012 2013

Sumber : Bloomberg

%

0,0

1,0

2,0

3,0

4,0

5,0

6,0

7,0LIBOR 3M

Policy Rate

LIBOR 1M

Jan Mar Jun Aug Nov Feb Apr Jul Oct Dec Mar May Aug Nov Jan Apr Jul Sep Dec Mar May Aug Oct Jan

2008 2009 2010 2011 2012 2013

Sumber : Bloomberg

Page 62:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2012

50

cenderung mereda seiring dengan

diturunkannya suku bunga kredit oleh

beberapa bank (Grafik 2.34). Langkah ini

diperkirakan merupakan dampak positif dari

program funding for lending yang telah

digulirkan BoE bersama dengan pemerintah.

Prospek ekonomi Inggris di 2013Prospek ekonomi Inggris di 2013Prospek ekonomi Inggris di 2013Prospek ekonomi Inggris di 2013Prospek ekonomi Inggris di 2013

diprediksi masih cenderung tumbuh stagnandiprediksi masih cenderung tumbuh stagnandiprediksi masih cenderung tumbuh stagnandiprediksi masih cenderung tumbuh stagnandiprediksi masih cenderung tumbuh stagnan

dan lebih rendah dari perkiraan.dan lebih rendah dari perkiraan.dan lebih rendah dari perkiraan.dan lebih rendah dari perkiraan.dan lebih rendah dari perkiraan. Pemerintah

dan bank sentral memproyeksikan PDB di

2013 akan berada di kisaran 1,0% yoy, sejalan

dengan prediksi CF Januari 2013 dan IMF

(WEO Januari 2013 update). Namun demikian,

berdasarkan perkembangan terkini, PDB di

2013 diperkirakan masih akan lebih rendah

dibandingkan berbagai proyeksi tersebut.

Kinerja sektor eksternal masih memburuk

seiring dengan defisit neraca pembayaran

yang terus meningkat. Sementara itu, aktivitas

domestik juga belum menunjukkan

perkembangan berarti seiring pengetatan

kebijakan fiskal. Di sisi harga, tekanan inflasi

diprediksi masih berada di kisaran saat ini

akibat tekanan dari sisi pasokan, namun mulai

cenderung menurun mendekati target inflasi

pemerintah (2%).

OutlookOutlookOutlookOutlookOutlook ekonomi yang masih suram ekonomi yang masih suram ekonomi yang masih suram ekonomi yang masih suram ekonomi yang masih suram

diperkirakan kembali meningkatkan peluangdiperkirakan kembali meningkatkan peluangdiperkirakan kembali meningkatkan peluangdiperkirakan kembali meningkatkan peluangdiperkirakan kembali meningkatkan peluang

emergency supportemergency supportemergency supportemergency supportemergency support lebih lanjut melalui lebih lanjut melalui lebih lanjut melalui lebih lanjut melalui lebih lanjut melalui

kebijakan fiskal dan moneter yang lebihkebijakan fiskal dan moneter yang lebihkebijakan fiskal dan moneter yang lebihkebijakan fiskal dan moneter yang lebihkebijakan fiskal dan moneter yang lebih

longgar.longgar.longgar.longgar.longgar. Sampai dengan akhir triwulan

laporan, BoE masih mempertahankan suku

bunga kebijakan tetap di level rendah (0,5%),

tidak berubah sejak Maret 2009. Selama 2012,

BoE juga telah melakukan berbagai kebijakan

untuk terus mendorong perekonomian, antara

lain melalui QE, yang sampai dengan akhir

tahun berjumlah total GBP375 miliar. Tidak

hanya itu, pemerintah bersama dengan BoE

juga menerapkan skema kebijakan yang

bertujuan untuk meredakan keketatan di

pasar uang antarbank (PUAB) dan mendorong

kredit perbankan, yaitu: i) Funding for Lending

sebesar USD80 miliar yang menyediakan

pinjaman lunak kepada perbankan

(collateralized funding to banks) dengan

jangka waktu sekitar 3-4 tahun, suku bunga

di bawah suku bunga pasar dan dipergunakan

sebagai kredit kepada sektor non-keuangan;

serta ii) pengaktifan Extended Collateral Term

Repo Facility, yaitu fasilitas repo dengan

jaminan yang lebih luas/diperlunak guna

menyediakan likuiditas sebesar minimum

GBP5 miliar/bulan dalam jangka waktu enam

bulan. Dengan adanya program tersebut,

diharapkan dapat menjadi stimulus untuk

mendorong perekonomian khusunya di sektor

riil. Kebijakan BoE mendatang diprediksi

cenderung bisa longgar. Peluang penambahan

QE di awal 2013 mendatang masih besar dan

suku bunga kebijakan diperkirakan tetap terus

dipertahankan setidaknya sampai dengan

2015.

Permasalahan ekonomi di KawasanPermasalahan ekonomi di KawasanPermasalahan ekonomi di KawasanPermasalahan ekonomi di KawasanPermasalahan ekonomi di Kawasan

Eropa yang kompleks mendorong InggrisEropa yang kompleks mendorong InggrisEropa yang kompleks mendorong InggrisEropa yang kompleks mendorong InggrisEropa yang kompleks mendorong Inggris

untuk mempertimbangkan keluar dariuntuk mempertimbangkan keluar dariuntuk mempertimbangkan keluar dariuntuk mempertimbangkan keluar dariuntuk mempertimbangkan keluar dari

Kawasan Eropa. Kawasan Eropa. Kawasan Eropa. Kawasan Eropa. Kawasan Eropa. Kemungkinan mengenai

British Exit (Brexit) tersebut dilontarkan oleh

Perdana Menteri Inggris David Cameron dan

mengandung ancaman bahwa Inggris akan

Page 63:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

51

keluar dari Uni Eropa (UE) jika tak ada

hubungan/perkembangan baru terkait Eropa.

Sehubungan dengan hal tersebut, referendum

terkait keanggotaan Inggris akan digelar

paling lambat 2017, terutama jika Cameron

kembali memenangkan pemilu pada 2015

mendatang. Wacana yang dilontarkan oleh

PM Inggris tersebut dinilai kontroversial

mengingat dapat mengganggu hubungan

perdagangan Inggris dengan negara lain di

Eropa dan dikhawatirkan dapat mengganggu

proses pemulihan ekonomi Inggris ke depan.

A.3 Jepang

Secara umum perkembangan ekonomi

Jepang masih lesu selama triwulan akhir 2012.

Proyeksi pertumbuhan ekonomi Jepang masih

minimal. Meskipun pemerintahan baru telah

berkomitmen untuk menerapkan kebijakan

ekonomi yang agresif, namun diperkirakan

pemulihan dari resesi tidak akan secepat yang

diharapkan. Lemahnya momentum

pertumbuhan ini akibat masih lesunya

beberapa indikator riil yang menggambarkan

rendahnya antusiasme pelaku ekonomi Jepang

untuk beraktivitas. Beberapa indikator kunci

tersebut antara lain produksi industri yang

masih lemah, kondisi penjualan ritel yang juga

masih lesu, serta indeks kepercayaan

konsumen yang juga masih menunjukkan

pesimisme. Di sektor eksternal, performa

ekspor dan impor Jepang juga masih belum

dapat diandalkan untuk kembali mendongkrak

pertumbuhan. Bahkan pada TW4-12, Jepang

mencatat defisit neraca perdagangan terbesar

sepanjang sejarah. Selain karena masih lesunya

permintaan global, diperkirakan faktor yang

mempengaruhi turunnya kinerja perdagangan

eksternal adalah akibat tensi politik yang

sedang memanas dengan China sebagai mitra

dagang utama Jepang.

Setelah dilanda resesi selama dua tahun

terakhir, ekonomi di TW4-12 berpotensi

kembali mengalami kontraksi. Jepang sangat

berharap pada kebijakan pemerintah dan bank

sentral untuk mengembalikan kinerja

ekonominya ke jalur pertumbuhan. Namun

demikian, dampak pelemahan ekonomi global

imbasnya masih terasa pada perekonomian

domestik. Sebagai respon, kebijakan fiskal dan

moneter agresif ditempuh otoritas kebijakan

di Jepang. Perdana Menteri (PM) Shinzo Abe

yang menggantikan Yoshihiko Noda

menegaskan perlunya kebijakan fiskal dan

moneter yang agresif untuk mendorong

pertumbuhan. Selanjutnya, PM Abe kemudian

mengisyaratkan bahwa BoJ perlu menetapkan

target inflasi sebesar 2% agar Jepang terbebas

dari kondisi yang telah menenggelamkan

perekonomian ketiga terbesar dunia ini ke

jurang resesi semakin dalam.

Ekonomi Jepang diprediksi masihEkonomi Jepang diprediksi masihEkonomi Jepang diprediksi masihEkonomi Jepang diprediksi masihEkonomi Jepang diprediksi masih

tumbuh minimal pada TW4-12tumbuh minimal pada TW4-12tumbuh minimal pada TW4-12tumbuh minimal pada TW4-12tumbuh minimal pada TW4-12. Dari sisi

pengeluaran, beberapa kontributor

pembentuk PDB secara umum belum

menunjukkan tanda pemulihan. Consensus

Forecast (CF) Januari 2013 memproyeksi

ekonomi Jepang tumbuh 0,3% yoy pada

TW4-12 lebih rendah dari pencapaian 0,5%

Page 64:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2012

52

Grafik 2.35 Pertumbuhan PDBGrafik 2.35 Pertumbuhan PDBGrafik 2.35 Pertumbuhan PDBGrafik 2.35 Pertumbuhan PDBGrafik 2.35 Pertumbuhan PDB

yoy pada triwulan sebelumnya7 dan secara

keseluruhan tahun PDB tumbuh 2,0% yoy.

Proyeksi IMF (WEO Januari 2013 update) juga

mengindikasikan hasil serupa dengan

mengisyaratkan pertumbuhan ekonomi

Jepang pada 2012 berada pada level 2% yoy.

Selanjutnya, pada 2013 kinerja ekonomi

diperkirakan IMF menurun, hanya tumbuh

1,2% yoy. Namun demikian, pemerintah

Jepang optimis terhadap proyeksi tahun fiskal

2013/2014 dimana ekonomi akan tumbuh

2,5% yoy. Salah satu pertimbangan proyeksi

yang optimis ini adalah stimulus fiskal dan

moneter sudah mulai dirasakan dampaknya.

Proyeksi ini akan menjadi dasar bagi

pemerintah Jepang untuk menyetujui besaran

anggaran bagi tahun fiskal ke depan.

Aktivitas konsumsi cenderung Aktivitas konsumsi cenderung Aktivitas konsumsi cenderung Aktivitas konsumsi cenderung Aktivitas konsumsi cenderung mixedmixedmixedmixedmixed

selama TW4-12. selama TW4-12. selama TW4-12. selama TW4-12. selama TW4-12. Secara umum konsumsi

7 Sebagai catatan, PDB Jepang mengalami kontraksi sampai dengan5,5% yoy pada 2009 akibat krisis yang sedang memuncak.Meskipun secara rata-rata 2010 ekonomi Jepang tumbuh 4,7%yoy, namun pada 2011 kembali terkontraksi 0,6% yoy.

Grafik 2.36 Indikator KonsumsiGrafik 2.36 Indikator KonsumsiGrafik 2.36 Indikator KonsumsiGrafik 2.36 Indikator KonsumsiGrafik 2.36 Indikator Konsumsi

masyarakat belum sepenuhnya pulih meskipun

ada beberapa komponen konsumsi

menunjukkan perbaikan. Penjualan ritel

tumbuh sebesar 0,4% yoy pada Desember

2012, dari 1,3% yoy pada November 2012.

Sementara beberapa indikator konsumsi

lainnya seperti penjualan apartemen,

penjualan toko swalayan dan penjualan

kendaraan masih menunjukkan pertumbuhan

negatif. Sejalan dengan hal ini, pengeluaran

rumah tangga bulanan rata-rata turun 0,7%

yoy meskipun pendapatan rata-rata per rumah

tangga meningkat 1,1% yoy. Selain itu, survei

yang dilakukan oleh Cabinet Office

menyebutkan masih adanya pesimisme

konsumen terhadap ekonomi Jepang sampai

dengan akhir TW4-12. Indikator indeks

kepercayaan konsumen menunjukkan

penurunan kepercayaan konsumen rumah

tangga dari 39,7 pada Oktober menjadi 39,2

pada Desember 2012. Sebaliknya, indeks

kepercayaan usaha kecil menunjukkan adanya

perbaikan pada Desember 2012 menjadi 40,7

dari November 40,3.

% yoy, sa% yoy, sa

Proyeksi

-20

-15

-10

-5

0

5

10

2008 2009 2010 2011 2012 2013Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4

-50,0

-40,0

-30,0

-20,0

-10,0

0,0

10,0

20,0

30,0

40,0

50,0

PDB Riil (lhs)Konsumsi (lhs)Investasi (lhs)Ekspor (rhs)Impor (rhs)

Sumber : Bloomberg, Consensus Forecast

%, yoy%, yoy

2009 2010 2011 2012

-20

-15

-10

-5

0

5

10

15

1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12-60

-40

-20

0

20

40

60

80

100Penj. Ritel (lhs) Penj. Dept Store (lhs)

Penj. Kendaraan (rhs)Pengeluaran RT (lhs)

Penj. Apartment ma3 (rhs)

Sumber : Bloomberg

Page 65:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

53

Grafik 2.38 Indikator InvestasiGrafik 2.38 Indikator InvestasiGrafik 2.38 Indikator InvestasiGrafik 2.38 Indikator InvestasiGrafik 2.38 Indikator InvestasiGrafik 2.37 Indikator Konsumsi dan BisnisGrafik 2.37 Indikator Konsumsi dan BisnisGrafik 2.37 Indikator Konsumsi dan BisnisGrafik 2.37 Indikator Konsumsi dan BisnisGrafik 2.37 Indikator Konsumsi dan Bisnis

Sejalan dengan lemahnya aktivitasSejalan dengan lemahnya aktivitasSejalan dengan lemahnya aktivitasSejalan dengan lemahnya aktivitasSejalan dengan lemahnya aktivitas

konsumsi, aktivitas investasi diperkirakankonsumsi, aktivitas investasi diperkirakankonsumsi, aktivitas investasi diperkirakankonsumsi, aktivitas investasi diperkirakankonsumsi, aktivitas investasi diperkirakan

masih belum membaik signifikan pada TW4-masih belum membaik signifikan pada TW4-masih belum membaik signifikan pada TW4-masih belum membaik signifikan pada TW4-masih belum membaik signifikan pada TW4-

12.12.12.12.12. Lemahnya aktvitas investasi tersebut

tercermin pada sejumlah indikator penuntun

investasi. Produksi industri pada TW4-12 turun

6,7% yoy, dari minus 4,5% yoy pada TW3-

12. Namun secara bulanan output Desember

masih tercatat naik 2,5% dibandingkan

November yang turun 1,4% dari bulan

sebelumnya, terutama berasal dari kontribusi

industri transport equipment, general

machinery, dan electrical machinery.

Sementara itu indikator order mesin sebagai

proksi dari capital spending pada TW4-12

meningkat 2,8% dibandingkan triwulan

sebelumnya walaupun secara rata-rata 2012

turun 4,3% dibandingkan 2011. Lemahnya

permintaan pasar baik domestik maupun

eksternal, merupakan penyebab utama

rendahnya aktivitas investasi terutama pada

sektor manufaktur.

Ke depan, ekonomi Jepang diperkirakan

belum akan meningkat signifikan, seperti

diindikasikan oleh sejumlah indikator leading.

Indikator Leading Index masih berada di level

rendah meski memasuki Desember 2012 tren

penurunannya tertahan. Sama halnya dengan

indikator leading, indikator Coincident Index

yang menggambarkan kondisi ekonomi saat

ini masih berada pada zona negatif pada

periode TW4-12.

Grafik 2.39 Leading IndikatorGrafik 2.39 Leading IndikatorGrafik 2.39 Leading IndikatorGrafik 2.39 Leading IndikatorGrafik 2.39 Leading Indikator

IndeksIndeks

Rata2 Jk. Panj. Cons. Confidence

0

10

20

30

40

50

60

-20

-15

-10

-5

0

5

10

2010 2011 20123 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12

Consumer Conf.-HouseholdsSmall Business Conf. (SBC-lhs)SBC-Manufacturing (lhs)SBC-Profit (rhs)

Sumber : Bloomberg

Indeks%, yoy

2009 2010 2011 20123 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12

Produksi Industri (lhs)

Order Konstruksi (lhs)

Kapasitas utilisasi (rhs)

Order mesin (lhs)

Inventory (lhs)

-45

-30

-15

0

15

30

45

50

75

100

125

150

Sumber : Bloomberg

Indeks

Rata2 Jk. Panj. EWS-Expectations

0

20

40

60

80

100

120

2007 2008 2009 2010 2011 20121 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12

EWS-ExpectationsEWS-Current

Leading Index Coincident Index

Sumber : Bloomberg

Page 66:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2012

54

Grafik 2.41 InflasiGrafik 2.41 InflasiGrafik 2.41 InflasiGrafik 2.41 InflasiGrafik 2.41 InflasiGrafik 2.40 Indikator Tenaga KerjaGrafik 2.40 Indikator Tenaga KerjaGrafik 2.40 Indikator Tenaga KerjaGrafik 2.40 Indikator Tenaga KerjaGrafik 2.40 Indikator Tenaga Kerja

Tingkat pengangguran yang masihTingkat pengangguran yang masihTingkat pengangguran yang masihTingkat pengangguran yang masihTingkat pengangguran yang masih

tinggi menghalangi upaya pemulihan daritinggi menghalangi upaya pemulihan daritinggi menghalangi upaya pemulihan daritinggi menghalangi upaya pemulihan daritinggi menghalangi upaya pemulihan dari

resesi.resesi.resesi.resesi.resesi. Tingkat pengangguran pada Desember

2012 naik menjadi 4,2% dibandingkan bulan

sebelumnya 4,1%. Jumlah tenaga kerja yang

bekerja pada Desember tercatat sebanyak

62,28 juta atau turun 0,6% yoy. Rata-rata rasio

lowongan per pelamar adalah 0,82 pada

Desember 2012, turun dibandingkan 0,80

pada November yang artinya hanya terdapat

80 lowongan pekerjaan yang tersedia dari 100

pelamar. Secara rata-rata tahunan kondisi

ketenagakerjaan sedikit lebih baik dengan

berkurangnya tingkat pengangguran dari

4,6% pada 2011 menjadi 4,2% pada akhir

2012, mencatatkan perbaikan selama dua

tahun terakhir.

Pertumbuhan konsumsi domestik yangPertumbuhan konsumsi domestik yangPertumbuhan konsumsi domestik yangPertumbuhan konsumsi domestik yangPertumbuhan konsumsi domestik yang

masih stagnan belum melepas ekonomimasih stagnan belum melepas ekonomimasih stagnan belum melepas ekonomimasih stagnan belum melepas ekonomimasih stagnan belum melepas ekonomi

Jepang dari zona stagflasiJepang dari zona stagflasiJepang dari zona stagflasiJepang dari zona stagflasiJepang dari zona stagflasi. Hal ini tergambar

inflasi IHK yang masih berada dalam zona

deflasi sampai dengan akhir TW4-12. Beberapa

komoditas penyumbang deflasi antara lain

bahan makanan, perumahan, perkakas rumah,

pakaian dan alas kaki, kesehatan, budaya dan

rekreasi.8 Sementara itu beberapa komoditas

yang menahan anjloknya inflasi IHK antara lain

bahan bakar, listrik, dan air, biaya transportasi,

serta biaya pendidikan.

Secara umum pada TW4-12Secara umum pada TW4-12Secara umum pada TW4-12Secara umum pada TW4-12Secara umum pada TW4-12

perkembangan perdagangan luar negeriperkembangan perdagangan luar negeriperkembangan perdagangan luar negeriperkembangan perdagangan luar negeriperkembangan perdagangan luar negeri

Jepang masih lesuJepang masih lesuJepang masih lesuJepang masih lesuJepang masih lesu. Seiring dengan turunnya

ekspor di tengah masih tingginya impor,

Jepang membukukan rekor defisit neraca

perdagangan sebesar USD754,25 miliar

selama rata-rata TW4-12. Di tengah masih

lesunya pasar ekspor dunia, tingginya

kebutuhan Jepang akan energi primer

menyebabkan impor komoditas energi primer

fosil meningkat sehingga berkontribusi cukup

besar pada melebarnya defisit neraca

perdagangan yang telah terjadi sejak April

2011. Selain itu, faktor ketegangan politik

dengan China juga menyebabkan turunnya

8 Japan December 2012 & Ku-Area Tokyo January 2013(preliminary) Consumer Price Index, Ministry of Internal Affairsand Communication, Statistics Bureau, Director General for PolicyPlanning & Statistical Research and Training Institute, http://www.stat.go.jp/english/data/cpi/1581.htm

%Rasio

-2

-1,5

-1

-0,5

0

0,5

1

1,5

2

4

4,2

4,4

4,6

4,8

5

5,2

5,4

5,6

2010 2011 20121 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12

Avg Cash Earnings (lhs)

Unemployment rate sa (rhs)

Job to applicant ratio SA (lhs)

Sumber : Bloomberg

%, yoy%, yoy

-4

-3

-2

-1

0

1

2

3

4

-14

-10

-6

-2

2

6

10

14

2010 2011 20123 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12

Sumber : Bloomberg

CPI fuel&light (rhs)

CPI food (lhs) CPI Education (rhs)

CPI ex food&energy (lhs)CPI (lhs)

Page 67:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

55

ekspor Jepang ke China. Hal ini berdampak

cukup signifikan mengingat China merupakan

pasar ekspor Jepang terbesar. Ekspor ke China

pada TW4-12 anjlok, hanya tumbuh 9,6%

qoq. Sementara itu, ekspor ke beberapa mitra

dagang Jepang utama seperti Amerika Serikat

dan Eropa juga turun tumbuh masing-masing

5,5% qoq dan 7,2% qoq. Berdasarkan

komoditas, kinerja ekspor barang konsumsi

jatuh 21% qtq pada TW4-12. Begitu pula

dengan kinerja beberapa jenis komoditas

intermediate goods, kendaraan bermotor dan

yang terkait, serta capital goods yang juga

menunjukkan penurunan. Hanya ekspor

komoditas teknologi informasi (TI) saja yang

secara triwulanan tumbuh yaitu sebesar 2,2%

dibandingkan triwulan sebelumnya.

Tren pelemahan nilai tukar Yen masihTren pelemahan nilai tukar Yen masihTren pelemahan nilai tukar Yen masihTren pelemahan nilai tukar Yen masihTren pelemahan nilai tukar Yen masih

terus berlanjutterus berlanjutterus berlanjutterus berlanjutterus berlanjut. Secara rata-rata TW4-12 nilai

tukar Yen terhadap USD ditutup lebih rendah

11% dibandingkan rata-rata triwulan

sebelumnya. Mata uang Yen Jepang semakin

melemah dan sudah menyentuh titik terlemah

sejak Juni 2010 terutama didorong oleh

pengumuman BoJ dan pemerintah Jepang

untuk melakukan monetary easing serta

diumumkannya paket stimulus fiskal.

Melemahnya Yen ini di satu sisi dapat

berdampak negatif kepada konsumen

domestik terutama dengan naiknya harga

impor. Di sisi lain, melemahnya Yen ini dapat

mendorong naiknya ekspor karena relatif

semakin murahnya komoditas ekspor. Stimulus

fiskal dan prospek monetary easing telah

mendorong depresiasi Yen terhadap US Dollar

sampai 10% sejak dua bulan terakhir.

Depresiasi ini dapat mendorong laba

manufaktur dan meningkatkan daya saing

komoditas ekspor. Namun pelemahan Yen

yang terus menerus menimbulkan

kekhawatiran negara-negara kawasan akan

terjadinya currency war karena anggapan

bahwa Jepang sedang berupaya untuk

mendepresiasi mata uangnya untuk

mendorong kinerja ekspornya yang sedang

berada di titik nadir.

Perkembangan indikator CDSPerkembangan indikator CDSPerkembangan indikator CDSPerkembangan indikator CDSPerkembangan indikator CDS

sepanjang 2012 secara keseluruhan masihsepanjang 2012 secara keseluruhan masihsepanjang 2012 secara keseluruhan masihsepanjang 2012 secara keseluruhan masihsepanjang 2012 secara keseluruhan masih

dalam tren penurunan. dalam tren penurunan. dalam tren penurunan. dalam tren penurunan. dalam tren penurunan. Hal tersebut

memberikan gambaran bahwa risiko investasi

turun seiring dengan turunnya yield obligasi

pemerintah (Japanese Government Bonds/

JGB). Meskipun demikian, tren penurunan CDS

tertahan pada akhir TW4-12. Risiko ekonomi

Jepang dianggap masih tinggi terutama terkait

dengan kondisi rasio utang pemerintah Jepang

yang juga sudah mencapai 236,6% dari PDB

sehingga muncul kekhawatiran

keberlangsungan kemampuan fiskalGrafik 2.42 Nilai Tukar dan Pasar SahamGrafik 2.42 Nilai Tukar dan Pasar SahamGrafik 2.42 Nilai Tukar dan Pasar SahamGrafik 2.42 Nilai Tukar dan Pasar SahamGrafik 2.42 Nilai Tukar dan Pasar Saham

IndeksJPY/USD

40

50

60

70

80

90

100

110

120

130

6000

8000

10000

12000

14000

16000

18000

20000

Des Jun Des Jun Des Jun Des Jun Des Jun Des Jun Des Jun Des Jun Des2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Sumber : Bloomberg

Nikkei225 (rhs)

Spot: JPY/USD (lhs)

Page 68:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2012

56

pemerintah9. Kembali meningkatnya yield

obligasi pemerintah di akhir triwulan

mendorong pemerintah untuk menekan bank

sentral agar kembali meningkatkan nilai

stimulus moneternya dan meningkatkan target

pencapaian inflasi. Program stimulus moneter

yang telah dilaksanakan oleh Jepang sejak

2010 tersebut juga mendorong nilai tukar Yen

untuk semakin melemah sehingga

diperkirakan dapat meningkatkan daya saing

ekspor Jepang ke depan. Sementara berbagai

respon kebijakan tersebut direspons oleh pasar

dengan meningkatkan pembelian pada

instrumen saham sehingga mendongkrak

performa indeks Nikkei225.

Selama TW4-12 suku bunga kebijakanSelama TW4-12 suku bunga kebijakanSelama TW4-12 suku bunga kebijakanSelama TW4-12 suku bunga kebijakanSelama TW4-12 suku bunga kebijakan

tetap dipertahankan Bank of Japan (BOJ) padatetap dipertahankan Bank of Japan (BOJ) padatetap dipertahankan Bank of Japan (BOJ) padatetap dipertahankan Bank of Japan (BOJ) padatetap dipertahankan Bank of Japan (BOJ) pada

kisaran 0 √ 0,1%. kisaran 0 √ 0,1%. kisaran 0 √ 0,1%. kisaran 0 √ 0,1%. kisaran 0 √ 0,1%. Hal ini dilakukan dengan

tujuan agar ketersediaan dana untuk

memenuhi permintaan di pasar keuangan.

Pemerintah memberikan catatan yang sangat

tajam dengan menggarisbawahi kondisi

pemburukan ekonomi domestik yang masih

terus berlangsung. Oleh karena itu pemerintah

dan BOJ kemudian menyepakati langkah

bersama untuk mengatasi deflasi selain

dengan cara penguatan di sektor riil juga

dorongan dari sisi finansial. Pemerintah juga

menekan BoJ untuk menerapkan kebijakan

moneter yang agresif dengan penetapan

target inflasi yang lebih tinggi. Kebijakan ini

menjawab tekanan dari pemerintahan baru

Shinzo Abe. Meskipun demikian, penerapan

Grafik 2.44 Neraca Perdagangan JepangGrafik 2.44 Neraca Perdagangan JepangGrafik 2.44 Neraca Perdagangan JepangGrafik 2.44 Neraca Perdagangan JepangGrafik 2.44 Neraca Perdagangan Jepang

Grafik 2.45 Tujuan Ekspor JepangGrafik 2.45 Tujuan Ekspor JepangGrafik 2.45 Tujuan Ekspor JepangGrafik 2.45 Tujuan Ekspor JepangGrafik 2.45 Tujuan Ekspor Jepang

9 Dalam Laporan Country StatBook yang dikeluarkan oleh Moody»sdigambarkan rasio debt to GDP Jepang meningkat drastis setelah2007-2012 dari 191,8% menjadi 236,6% dan diprediksi akansemakin meningkat pada 2013 sampai ke 245% seiring ekspansifiskal yang sedang digalakkan oleh pemerintah Jepang untukmendorong perekonomiannya keluar dari resesi.

Grafik 2.43 Suku Bunga Kebijakan dan Yield JGBGrafik 2.43 Suku Bunga Kebijakan dan Yield JGBGrafik 2.43 Suku Bunga Kebijakan dan Yield JGBGrafik 2.43 Suku Bunga Kebijakan dan Yield JGBGrafik 2.43 Suku Bunga Kebijakan dan Yield JGB

Index%, yoy

0,0

0,2

0,4

0,6

0,8

1,0

1,2

1,4

1,6

2008 2009 2010 2011 2012

0

20

40

60

80

100

120

140

160

9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12

Sumber : Bloomberg

Spread LIBOR-Policy Rate (lhs)

Suku Bunga Kebijakan (lhs)

Govt10yr bonds yield (lhs)

CDS (rhs)

%, yoy

-60

-40

-20

0

20

40

60

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012TW1 TW3 TW1 TW3 TW1 TW3 TW1 TW3 TW1 TW3 TW1 TW3 TW1 TW3 TW1 TW3

Ekspor, SA (lhs)

Asia (lhs) Euro (lhs)

AS (lhs)

Sumber : Bloomberg

miliar yen, sa%, yoy

-60

-50

-40

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

50

TW1 TW3 TW1 TW3 TW1 TW3 TW1 TW3 TW1 TW3 TW1 TW3 TW1 TW3 TW1 TW3

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

-600

-400

-200

0

200

400

600

800

1000

1200

Sumber : Bloomberg

Ekspor, SA (lhs)Trade balance, SA (rhs)

Impor, SA (lhs)

Page 69:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

57

kebijakan moneter yang agresif oleh BoJ perlu

didukung dengan langkah revitalisasi ekonomi

Jepang oleh pemerintah. Hal ini diperlukan

agar tidak hanya diperoleh kebijakan

makroekonomi yang fleksibel namun juga

formulasi kebijakan untuk memperkuat daya

saing di bawah koordinasi pemerintah melalui

Prime Minister dan Cabinet Office. Council of

Economic and Fiscal Policy yang berada di

bawah Cabinet Office akan memantau

perkembangan pencapaian target dan

reformasi struktural yang dilakukan.

BoJ meningkatkan nilai stimulusBoJ meningkatkan nilai stimulusBoJ meningkatkan nilai stimulusBoJ meningkatkan nilai stimulusBoJ meningkatkan nilai stimulus

moneter melalui program pembelian asetmoneter melalui program pembelian asetmoneter melalui program pembelian asetmoneter melalui program pembelian asetmoneter melalui program pembelian aset

(((((Asset Purchase ProgramAsset Purchase ProgramAsset Purchase ProgramAsset Purchase ProgramAsset Purchase Program). ). ). ). ). Dalam ekspansi kali

ini BoJ menyediakan tambahan JPY50 triliun

untuk pembelian selama 12 bulan ke depan

terhitung mulai Januari 2013, sehingga total

pembelian aset sejak program ini dilaksanakan

akan terakumulasi sebesar JPY120 triliun pada

Desember 2013. Namun demikian, melihat

kondisi fundamental yang masih lemah

diperkirakan pada TW1-13 pemerintah

maupun BOJ akan meningkatkan nilai stimulus

fiskal dan moneter serta penetapan target

inflasi yang lebih agresif.

B. NEGARA BERKEMBANG

B.1 China

Perekonomian China diperkirakan telah

mencapai titik terendahnya dan mulai

berangsur meningkat (bottoming out).10

Pemulihan ini merupakan cerminan dari

resiliensi kondisi makroekonomi China yang

saat ini sedang dalam proses rebalancing.

Setelah mencatatkan laju pertumbuhan yang

paling lesu di TW3-12, pada TW4-12 ekonomi

China tumbuh lebih cepat. Sisi konsumsi dan

investasi membaik meskipun dalam laju yang

relatif moderat. Sektor perdagangan juga

memberikan kontribusi besar dengan

peningkatan surplus neraca perdagangannya.

Membaiknya pertumbuhan ekonomi China

diikuti oleh bergairahnya kembali sektor

properti serta membaiknya kondisi kredit bank

dan non-bank. Oleh karena itu, People»s Bank

of China (PBoC) tetap waspada untuk menjaga

agar kualitas pertumbuhan tetap berada pada

tingkat yang stabil dengan tetap melanjutkan

kebijakan moneter yang prudent pada 2013.

Ekonomi China menunjukkan tanda-Ekonomi China menunjukkan tanda-Ekonomi China menunjukkan tanda-Ekonomi China menunjukkan tanda-Ekonomi China menunjukkan tanda-

tanda akselerasitanda akselerasitanda akselerasitanda akselerasitanda akselerasi. PDB China tercatat

mengalami rebound menjadi 7,9% yoy di

TW4-12 dari 7,4% yoy di TW3-12 yang

merupakan laju pertumbuhan triwulanan

terendah sejak TW1-09. Pencapaian ini lebih

tinggi dibandingkan proyeksi Consensus

Forecast (CF) Januari 2013 yaitu 7,8% yoy.

Secara keseluruhan tahun, ekonomi China

mencatat pertumbuhan sebesar 7,8% yoy,

tidak berbeda dengan proyeksi IMF (WEO

Januari 2013 update) dan lebih rendah

dibandingkan estimasi World Bank11 sebesar

7,9% yoy. Angka pertumbuhan tahunan ini

merupakan yang terendah sejak 1999. Dilihat

dari komponen pembentuk pertumbuhan,

10 Bottoming out yaitu proses dimana ekonomi bangkit dari titikterendah kemajuan untuk tumbuh lebih cepat pada periodeberikutnya.

11 The World Bank, Global Economic Prospect √ January 2013:Assuring Growth Over the Medium Term

Page 70:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2012

58

peningkatan konsumsi diperkirakan dapat

mengkompensasi penurunan yang terjadi pada

komponen investasi domestik. Di sisi eksternal,

meskipun nilai impor meningkat, namun

kenaikan ekspor yang lebih tinggi

dibandingkan impor berkontribusi terhadap

kenaikan surplus neraca perdagangan

sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi

semakin tinggi pada TW4-12.

Aktivitas konsumsi China diperkirakanAktivitas konsumsi China diperkirakanAktivitas konsumsi China diperkirakanAktivitas konsumsi China diperkirakanAktivitas konsumsi China diperkirakan

masih tinggi pada TW4-12. masih tinggi pada TW4-12. masih tinggi pada TW4-12. masih tinggi pada TW4-12. masih tinggi pada TW4-12. Proses rebalancing

ekonomi sebagai tumpuan pertumbuhan

ekonomi China menunjukkan kemajuan yang

menggembirakan. Indikator pertumbuhan

penjualan ritel dan penjualan kendaraan

tumbuh positif pada laju yang relatif stabil.

Setelah sempat mengalami penurunan pada

TW3-12, penjualan kendaraan tumbuh rata-

rata 6,9% yoy pada TW4-12. Sama halnya

dengan penjualan ritel yang tumbuh rata-rata

14,53% yoy pada triwulan yang sama. Tingkat

kepercayaan konsumen pada Desember 2012

meskipun turun dibandingkan bulan

sebelumnya namun meningkat secara rata-rata

pada TW4-12 sebesar 5,6% yoy. Selain itu

indikator pasar tenaga kerja juga menunjukkan

tingkat pengangguran yang masih relatif stabil

pada porsi 4,1% dari angkatan kerja, karena

lapangan kerja baru yang diciptakan pada

2012 menjaga tingkat konsumsi masyarakat

pada taraf yang relatif meningkat walaupun

moderat.

Sejalan dengan membaiknya indikatorSejalan dengan membaiknya indikatorSejalan dengan membaiknya indikatorSejalan dengan membaiknya indikatorSejalan dengan membaiknya indikator

konsumsi, beberapa indikator utama investasikonsumsi, beberapa indikator utama investasikonsumsi, beberapa indikator utama investasikonsumsi, beberapa indikator utama investasikonsumsi, beberapa indikator utama investasi

menunjukkan kinerja yang turut membaikmenunjukkan kinerja yang turut membaikmenunjukkan kinerja yang turut membaikmenunjukkan kinerja yang turut membaikmenunjukkan kinerja yang turut membaik

meskipun pada laju yang relatif moderat padameskipun pada laju yang relatif moderat padameskipun pada laju yang relatif moderat padameskipun pada laju yang relatif moderat padameskipun pada laju yang relatif moderat pada

TW4-12TW4-12TW4-12TW4-12TW4-12. Membaiknya investasi terlihat dari

indikator fixed asset investment yang pada

TW4-12 ini tumbuh tidak jauh berbeda dalam

satu tahun terakhir dengan kecepatan yang

stabil yaitu 20,7% yoy. Meskipun demikian

pertumbuhan investasi aset tetap dalam negeri

ini masih berada dalam laju lebih rendah

beberapa tahun terakhir. Namun demikian

dibalik stabilnya pertumbuhan investasi,

terdapat peningkatan produksi industri sebesar

10% yoy pada TW4-12, lebih tinggi

dibandingkan triwulan sebelumnya 9,1% yoy.

Grafik 2.47 Indikator KonsumsiGrafik 2.47 Indikator KonsumsiGrafik 2.47 Indikator KonsumsiGrafik 2.47 Indikator KonsumsiGrafik 2.47 Indikator KonsumsiGrafik 2.46 Pertumbuhan PDBGrafik 2.46 Pertumbuhan PDBGrafik 2.46 Pertumbuhan PDBGrafik 2.46 Pertumbuhan PDBGrafik 2.46 Pertumbuhan PDB

%, yoy%, yoy

Proyeksi

-55

-44

-33

-22

-11

0

11

22

33

44

55

-15

-10

-5

0

5

10

15

2009 2010 2011 2012 2013Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4

PDB-rhsRetail SalesProduksi IndustriEkspor

Sumber : Bloomberg, Consensus Forecast

Indeks%, yoy

-40

-20

0

20

40

60

80

100

120

140

85

90

95

100

105

110

115

2007 2008 2009 2010 2011 2012

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12

Retail Sales

Kepercayaan Konsumen-rhsPenjualan Kendaraan

Sumber : Bloomberg, CEIC

Page 71:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

59

Peningkatan kepercayaan diri dunia bisnis juga

terlihat dari membaiknya indikator Purchasing

Manager Index (PMI) yang pada TW4-12

mencatatkan zona ekspansi sebesar 50,47

setelah pada TW sebelumnya secara rata-rata

terjadi kontraksi 49,712.

Sinyal pemulihan sektor perdaganganSinyal pemulihan sektor perdaganganSinyal pemulihan sektor perdaganganSinyal pemulihan sektor perdaganganSinyal pemulihan sektor perdagangan

luar negeri China semakin terlihatluar negeri China semakin terlihatluar negeri China semakin terlihatluar negeri China semakin terlihatluar negeri China semakin terlihat pada TW4- pada TW4- pada TW4- pada TW4- pada TW4-

1212121212. Kinerja ekspor dan impor terlihat

meningkat pada TW4-12 dengan kenaikan

masing-masing 9,53% yoy dan 2,77% yoy.

Lebih tingginya peningkatan ekspor

dibandingkan impor tersebut menyebabkan

neraca perdagangan China pada TW4-12

melebar menjadi USD27,79 miliar dari rata-rata

TW3-12 sebesar USD26,39 miliar. Secara

keseluruhan, total surplus neraca perdagangan

pada 2012 tercatat sebesar USD231,4 miliar,

lebih tinggi 46,59% dari total pencapaian

2011 sebesar USD157,86 miliar. Peningkatan

ini menandakan optimisme pemulihan

Grafik 2.48 Angka PengangguranGrafik 2.48 Angka PengangguranGrafik 2.48 Angka PengangguranGrafik 2.48 Angka PengangguranGrafik 2.48 Angka Pengangguran

ekonomi global sebagai salah satu mesin

pendorong pertumbuhan ekonomi China.

Namun demikian, kontribusi sektor eksternal

pada pertumbuhan ekonomi China menurun.

Rasio surplus trade to GDP China pada 2012

turun menjadi 2,6% dari sebelumnya 2,8% di

2011 dan bahkan lebih rendah 10%

dibandingkan periode krisis (2007). Pada

tahun-tahun sebelumnya China telah

membukukan surplus neraca perdagangan

yang besar sehingga menyebabkan aliran

devisa masuk dalam jumlah besar. Hal ini

Grafik 2.49 Indikator InvestasiGrafik 2.49 Indikator InvestasiGrafik 2.49 Indikator InvestasiGrafik 2.49 Indikator InvestasiGrafik 2.49 Indikator Investasi

%

3,8

3,9

4

4,1

4,2

4,3

4,4

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Unemployment Rate

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Sumber : Bloomberg

12 Indikator PMI di atas 50 menandakan perusahaan ekspansi,sebaliknya di bawah 50 menandakan perusahaan berkontraksidalam investasi.

%, yoy Indeks

0

5

10

15

20

25

30

35

40

2007 2008 2009 2010 2011 2012

PMI-rhsProduksi IndustriFixed Asset Investment

0

10

20

30

40

50

60

70

1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12

Sumber : Bloomberg

Grafik 2.50 Perkembangan FDIGrafik 2.50 Perkembangan FDIGrafik 2.50 Perkembangan FDIGrafik 2.50 Perkembangan FDIGrafik 2.50 Perkembangan FDI

%, yoy, 3-mth ma

2007 2008 2009 2010 2011 20123 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12

-50

-30

-10

10

30

50

70

Value FDI Utilized

FDI No of contract

Sumber : Bloomberg

Page 72:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2012

60

menyebabkan mata uang Yuan mengalami

tekanan apresiasi. Untuk mengatasi tekanan

tersebut, PBoC selaku otoritas moneter

membeli sebagian besar valas yang masuk ke

China sehingga nilai cadangan devisa China

membengkak. Hal ini dilakukan sekaligus

untuk menjaga nilai mata uangnya tetap

berada pada kisaran yang kompetitif bagi

komoditas ekspornya di pasar global13.

Angka pengangguran relatif stabil diAngka pengangguran relatif stabil diAngka pengangguran relatif stabil diAngka pengangguran relatif stabil diAngka pengangguran relatif stabil di

level yang sama sejak 2010 yaitu sebesar 4,1%level yang sama sejak 2010 yaitu sebesar 4,1%level yang sama sejak 2010 yaitu sebesar 4,1%level yang sama sejak 2010 yaitu sebesar 4,1%level yang sama sejak 2010 yaitu sebesar 4,1%.

Hal ini mencerminkan keberhasilan pemerintah

untuk menjaga komitmen agar tingkat

pengangguran berada di bawah 4,6%. Pada

2012 terdapat 12,26 juta lapangan tenaga

kerja baru, lebih tinggi dari target pemerintah

sebesar sembilan juta. Pencapaian ini sangat

diharapkan oleh pemerintah untuk meredam

efek perlambatan ekonomi global dan upaya

rebalancing ekonomi antara ekspor dan

permintaan domestik dari konsumsi melalui

penciptaan lapangan kerja. Di sisi jaminan

sosial, Pemerintahan China melalui

kementerian tenaga kerja dan jaminan sosial

menyebutkan bahwa total penerimaan dari

dana kelolaan jaminan sosial oleh pemerintah

China pada 2012 adalah sebesar 2,85 triliun

Yuan, meningkat 18,4% yoy. Sementara itu,

pengeluaran juga meningkat 22,2% yoy

menjadi 2,2 triliun Yuan. Dana sosial China

meliputi asuransi basic endowment untuk

lansia, asuransi kesehatan dasar, asuransi

pengangguran, asuransi kecelakaan kerja, dan

asuransi kelahiran.

Grafik 2.51 Neraca PerdaganganGrafik 2.51 Neraca PerdaganganGrafik 2.51 Neraca PerdaganganGrafik 2.51 Neraca PerdaganganGrafik 2.51 Neraca Perdagangan

Ativitas permintaan domestik yangAtivitas permintaan domestik yangAtivitas permintaan domestik yangAtivitas permintaan domestik yangAtivitas permintaan domestik yang

masih tinggi mendorong peningkatan lajumasih tinggi mendorong peningkatan lajumasih tinggi mendorong peningkatan lajumasih tinggi mendorong peningkatan lajumasih tinggi mendorong peningkatan laju

inflasi selama TW4-12. inflasi selama TW4-12. inflasi selama TW4-12. inflasi selama TW4-12. inflasi selama TW4-12. Laju inflasi rata-rata

TW4-12 tercatat meningkat menjadi 2,07%

yoy. Laju ini lebih tinggi dibandingkan dengan

rata-rata TW3-12 yang berada di kisaran 1,9%

yoy. Meskipun demikian, inflasi pada TW4-12

masih lebih rendah dibandingkan dengan

periode yang sama di 2011. Perkembangan

inflasi di akhir 2012 ini didorong oleh

meningkatnya bahan makanan yang pada

Desember 2012 mencatat kenaikan disusul

oleh inflasi perumahan sebesar 3% pada

periode yang sama.

2008 2009 2010 2011 20121 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12

-50

-30

-10

10

30

50

70

90Trade Balance (miliar USD)Exports (% yoy)Imports (% yoy)

Sumber : Bloomberg

13 The Wall Street Journal, 1 Februari 2013, China»s Surpluses Startto Balance Out. Grafik 2.52 InflasiGrafik 2.52 InflasiGrafik 2.52 InflasiGrafik 2.52 InflasiGrafik 2.52 Inflasi

%, yoy

2007 2008 2009 2010 2011 20121 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12

-10

-5

0

5

10

15

20

25IHKIHK Non FoodIHK FoodIHK Transport & CommIHK Residential

Sumber : Bloomberg

Page 73:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

61

Proses Proses Proses Proses Proses bottoming outbottoming outbottoming outbottoming outbottoming out ekonomi China ekonomi China ekonomi China ekonomi China ekonomi China

juga terjadi di sektor propertijuga terjadi di sektor propertijuga terjadi di sektor propertijuga terjadi di sektor propertijuga terjadi di sektor properti. Indeks harga

rumah baru di beberapa kota besar di China

mengalami rebound. Setelah mengalami tren

penurunan sepanjang 2012, pada TW4-12

harga rumah baru meningkat di beberapa kota

besar meskipun masih ada yang masih

melanjutkan kecenderungan penurunan

harga. Secara rata-rata triwulanan, kenaikan

harga di antaranya terjadi di Beijing,

Guangzhou. Sedangkan di kota Shanghai dan

Shenzen harga rumah masih turun. Namun

demikian, pada Desember 2012 harga rumah

baru di sebagian besar kota besar China

meningkat dalam kisaran 0-2,3% yoy.

Diperkirakan harga rumah baru di kota-kota

besar di masa mendatang masih akan

meningkat mengingat upaya pemerintah

untuk mendorong urbanisasi demi

terdorongnya industri masih terus digalakkan.

Pertumbuhan kredit baru masih positif,Pertumbuhan kredit baru masih positif,Pertumbuhan kredit baru masih positif,Pertumbuhan kredit baru masih positif,Pertumbuhan kredit baru masih positif,

meski dalam laju yang menurunmeski dalam laju yang menurunmeski dalam laju yang menurunmeski dalam laju yang menurunmeski dalam laju yang menurun. Kredit baru

yang tersalur pada TW4-12 tercatat sebesar

Grafik 2.53 Pertumbuhan Harga PropertiGrafik 2.53 Pertumbuhan Harga PropertiGrafik 2.53 Pertumbuhan Harga PropertiGrafik 2.53 Pertumbuhan Harga PropertiGrafik 2.53 Pertumbuhan Harga Properti

494,13 miliar Yuan, lebih rendah dibandingkan

penyaluran kredit baru pada triwulan

sebelumnya sebesar 622,4 miliar Yuan.

Pertumbuhan total loans tersalur menjadi

15,57% yoy pada rata-rata TW4-12, lebih

rendah dari pertumbuhan rata-rata TW3-12.

Meskipun demikian rata-rata pertumbuhan

total loans TW4-12 masih lebih tinggi

dibandingkan rata-rata triwulan yang sama

pada tahun sebelumnya. China berhasil

membukukan pinjaman baru pada 2012 lebih

yaitu sebesar 8,2 triliun Yuan, lebih tinggi

dibandingkan akumulasi tahun sebelumnya

sebesar Yuan7,4 triliun.

Rendahnya penyaluran kreditRendahnya penyaluran kreditRendahnya penyaluran kreditRendahnya penyaluran kreditRendahnya penyaluran kredit

perbankan baru disinyalir akibat pertumbuhanperbankan baru disinyalir akibat pertumbuhanperbankan baru disinyalir akibat pertumbuhanperbankan baru disinyalir akibat pertumbuhanperbankan baru disinyalir akibat pertumbuhan

kredit non-bank yang menjadi tumpuan dalamkredit non-bank yang menjadi tumpuan dalamkredit non-bank yang menjadi tumpuan dalamkredit non-bank yang menjadi tumpuan dalamkredit non-bank yang menjadi tumpuan dalam

proses pemulihan ekonomi Chinaproses pemulihan ekonomi Chinaproses pemulihan ekonomi Chinaproses pemulihan ekonomi Chinaproses pemulihan ekonomi China. Maraknya

aktivitas shadow banking dengan

menawarkan imbal hasil yang lebih tinggi telah

menggarisbawahi fenomena pergeseran

penyediaan dana sebagaimana yang

disebutkan oleh IMF sebagai tantangan baru

bagi stabilitas keuangan14. Porsi kredit

domestik melalui perbankan berada pada

tingkat terendah seiring dengan tumbuhnya

channel pembiayaan alternatif non-bank.

Penyaluran kredit perbankan sebesar 8,2 triliun

Yuan ini mengambil porsi 52% dari total

pembiayaan agregat (atau disebut juga social

financing) yaitu sebesar 15,8 triliun Yuan.

Beberapa alternatif pembiayaan selain dari

perbankan antara lain pinjaman valas,

%, yoy

-4

-2

0

2

4

6

8

10

Beijing Shanghai Guangzho Shenzen Tianjin Wuhan Chongqing Shenyang

Jun-11Des-11Jun-12Des-12Nop-12

Mei-12Nop-11Mei-11Apr-11

Okt-11Apr-12Okt-12Sep-12

Mar-12Sep-11Mar-11Feb-11

Agust-11Feb-12Agust-12

Jan-11Jul-11Jan-12Jul-12

Sumber : Bloomberg 14 International Monetary Fund (IMF) Staff Discussion Notes, 4December 2012, Shadow Banking: Economics and Policy, SDN/12/12

Page 74:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2012

62

Grafik 2.56 Nilai Tukar RMB/USDGrafik 2.56 Nilai Tukar RMB/USDGrafik 2.56 Nilai Tukar RMB/USDGrafik 2.56 Nilai Tukar RMB/USDGrafik 2.56 Nilai Tukar RMB/USD

entrusted loan, trust loan, banker»s acceptance

bills, corporate bonds, serta penjualan saham

non finansial. Sementara rata-rata

pertumbuhan jumlah uang beredar (M2) pada

TW4-12 adalah sebesar 13,9% yoy, atau relatif

tumbuh stabil selama 2012.

KKKKKinerja pasar keuangan Chinainerja pasar keuangan Chinainerja pasar keuangan Chinainerja pasar keuangan Chinainerja pasar keuangan China

mengalami mengalami mengalami mengalami mengalami reboundreboundreboundreboundrebound, didukung oleh faktor, didukung oleh faktor, didukung oleh faktor, didukung oleh faktor, didukung oleh faktor

fundamental yang membaikfundamental yang membaikfundamental yang membaikfundamental yang membaikfundamental yang membaik. Pulihnya kinerja

output industri serta indikator neraca

perdagangan memberikan optimisme pasar

terhadap ekspektasi kondisi ekonomi China

pada 2013. Indikator Shanghai Stock Indices

juga mengalami penguatan pada akhir TW4

setelah terdapat indikasi menguatnya

pertumbuhan ekonomi China ke arah

pertumbuhan yang lebih cepat. Indeks

Shanghai ditutup pada level 2269,13 pada

akhir triwulan setelah sempat menyentuh titik

terendah TW4-12 pada level 1959,77.

Selanjutnya, indikator CDS juga membaik dan

terus bergerak turun. Pada awal TW4-12

indeks CDS berada pada 83,16 bps dan sempat

menyentuh angka 57,07 bps sebelum ditutup

pada posisi 66,31 bps pada akhir TW4-12.

Secara keseluruhan di 2012, CDS

menunjukkan tren penurunan yang cukup

tajam mengiringi ekspektasi terhadap adanya

perbaikan fundamental ekonomi serta

ekspektasi risiko yang semakin rendah. Seiring

menguatnya pasar keuangan China, nilai tukar

Renminbi juga melanjutkan tren penguatan di

akhir 2012 dengan tingkat volatilitas yang

rendah. RMB/USD sejak awal sampai dengan

akhir TW4-12 mencatat penguatan sebesar

1,08%.

Grafik 2.54Grafik 2.54Grafik 2.54Grafik 2.54Grafik 2.54Pertumbuhan Kredit dan Uang BeredarPertumbuhan Kredit dan Uang BeredarPertumbuhan Kredit dan Uang BeredarPertumbuhan Kredit dan Uang BeredarPertumbuhan Kredit dan Uang Beredar

Miliar RMB%, yoy

2007 2008 2009 2010 2011 20123 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

2000

Total LoansUang Beredar-M2Uang Beredar-M1New Loans (Outstanding)-rhs

Sumber : Bloomberg

Grafik 2.55Grafik 2.55Grafik 2.55Grafik 2.55Grafik 2.55Indikator Pasar KeuanganIndikator Pasar KeuanganIndikator Pasar KeuanganIndikator Pasar KeuanganIndikator Pasar Keuangan

Indeksbps

0

50

100

150

200

250

300

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

Shanghai Stock Indices, rhs

CDS 5 yr

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122007 2008 2009 2010 2011 2012

Sumber : Bloomberg

RMB

6,20

6,60

7,00

7,40

7,80RMB/USD

6 9 12 6 9 123 6 9 123 6 9 123 6 9 123 6 9 1232007 2008 2009 2010 2011 2012

Sumber : Bloomberg

Page 75:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

63

Otoritas moneter China masih akanOtoritas moneter China masih akanOtoritas moneter China masih akanOtoritas moneter China masih akanOtoritas moneter China masih akan

tetap melaksanakan kebijakan moneter yangtetap melaksanakan kebijakan moneter yangtetap melaksanakan kebijakan moneter yangtetap melaksanakan kebijakan moneter yangtetap melaksanakan kebijakan moneter yang

prudentprudentprudentprudentprudent. . . . . Kebijakan ini dilakukan sebagai upaya

stabilisasi tingkat pertumbuhan, rebalancing

ekonomi, dan menjaga inflasi. Pada semester

pertama 2012, PBoC telah memangkas suku

bunga kebijakannya dua kali. Selanjutnya,

memasuki paro kedua 2012, tingkat suku

bunga kebijakan dan GWM dipertahankan

hingga akhir 2012. Dalam Central Economic

Working Conference telah ditekankan bahwa

PBoC akan tetap menjaga kebijakan moneter

yang prudent selain juga reformasi perpajakan.

Di samping itu, PBoC juga menambahkan

perlunya langkah moderasi risiko akibat

peningkatan non-bank lending melalui

shadow banking yang dapat meningkatkan

risiko default. Pertumbuhan kredit dan social

financing juga menjadi prioritas tersendiri.

Pada saat yang sama, PBoC juga

mengupayakan reformasi untuk

memperdalam pasar keuangannya sekaligus

melakukan mitigasi risiko melalui mekanisme

monitoring resiko sistemik, salah satunya

dengan mendirikan sistem jaminan simpanan.

Selain itu, PBoC juga akan melakukan ekspansi

program Renminbi Qualified Foreign

Institutional Investor (RQFII) yang sudah dimulai

sejak 2011. Program ini bertujuan untuk

memperluas channel investasi Yuan di China

daratan. Dengan skema ini, investor dapat

berinvestasi Yuan melalui jalur Hong Kong

dengan kuota tertentu yang diizinkan.

B.2 India

Kinerja ekonomi India di TW4-12

diperkirakan masih akan melambat.

Perlambatan tersebut terutama didorong oleh

masih lemahnya kinerja ekspor akibat turunnya

permintaan eksternal sebagai dampak dari

kerentanan ekonomi global. Namun demikian,

tren penurunan pertumbuhan konsumsi yang

diwakili oleh indikator penjualan kendaraan

bermotor terindikasi akan tertahan

penurunannya di TW4-12. Kondisi itu sebagai

imbas meningkatnya permintaan di tengah

festival season di bulan Oktober 2012. Di sisi

lain, tekanan laju inflasi Wholesale Price Index

(WPI) TW4-12 mereda namun masih berada

di atas target pemerintah. Setelah mencapai

rata-rata 7,86% yoy di TW3-12, inflasi WPI di

TW4-12 turun menjadi rata-rata 7,25% yoy.

Penurunan tersebut terutama didorong oleh

turunnya harga kelompok produk non-food

manufacturing. Sejalan dengan kontraksi pada

ekspor sebesar 3% yoy dan masih tingginya

aktivitas impor dampak dari penguatan

konsumsi akhir tahun yang bersifat musiman,

defisit necara perdagangan India melebar

menjadi rata-rata USD19,6 miliar.Grafik 2.57 Suku Bunga Kebijakan dan GWMGrafik 2.57 Suku Bunga Kebijakan dan GWMGrafik 2.57 Suku Bunga Kebijakan dan GWMGrafik 2.57 Suku Bunga Kebijakan dan GWMGrafik 2.57 Suku Bunga Kebijakan dan GWM

%%

2007 2008 2009 2010 2011 20123 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12

0

1

2

3

4

5

6

7

8

0

5

10

15

20

25

GWM (rhs)Benchmark Deposit RateBenchmark Lending Rate

Sumber : Bloomberg

Page 76:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2012

64

Di pasar keuangan, imbas negatif

perlambatan ekonomi global masih terasa. Hal

itu tercermin dari nilai tukar INR terhadap USD

yang kembali mengalami depresiasi sepanjang

TW4-12 setelah sedikit membaik di awal TW4-

12. Volatilitas nilai tukar yang masih cukup

tinggi dibandingkan dengan beberapa negara

lainnya didorong oleh risiko yang timbul akibat

exposure unhedged forex oleh sektor swasta.

Meski demikian, indeks harga saham India dan

indikator persepsi risiko (Credit Default Swap

(CDS)) berada dalam tren yang sedikit

membaik di TW4-12. Hal itu menunjukkan

optimisme dan harapan bahwa berbagai

langkah kebijakan yang ditempuh oleh

pemerintah maupun bank sentral (RBI) dapat

mendorong pertumbuhan ekonomi India. Di

TW4-12, RBI menempuh langkah

mempertahankan suku bunga kebijakan

(reverse repo rate & repo rate) di 7% & 8%.

Sementara itu suku bunga cash reserve ratio

(CRR) diturunkan 25 bps (Oktober 2012)

menjadi 4,25%. Langkah tersebut merupakan

respon atas kondisi laju inflasi WPI di

penghujung 2012 yang mulai mereda. Dalam

rangka menyelamatkan ekonominya,

pemerintah India menetapkan roadmap lima

tahunan target konsolidasi fiskal. Target defisit

anggaran tahun 2013 ditetapkan sebesar

5,3% PDB sedangkan untuk tahun 2017

sebesar 3,0% PDB.

Ekonomi India pada TW4-12Ekonomi India pada TW4-12Ekonomi India pada TW4-12Ekonomi India pada TW4-12Ekonomi India pada TW4-12

diperkirakan sedikit meningkat dibandingkandiperkirakan sedikit meningkat dibandingkandiperkirakan sedikit meningkat dibandingkandiperkirakan sedikit meningkat dibandingkandiperkirakan sedikit meningkat dibandingkan

triwulan sebelumnya meski masih relatiftriwulan sebelumnya meski masih relatiftriwulan sebelumnya meski masih relatiftriwulan sebelumnya meski masih relatiftriwulan sebelumnya meski masih relatif

lemah.lemah.lemah.lemah.lemah. Setelah tumbuh 5,3% yoy pada TW3-

12, Consensus Forecast (CF) Januari 2013

memproyeksi laju pertumbuhan ekonomi India

di TW4-12 tumbuh sebesar 5,5% yoy.

Rendahnya kinerja ekonomi India diperkirakan

turut dipengaruhi oleh masih tingginya risiko

kerentanan ekonomi global sebagai imbas

permasalahan fiscal cliff di Amerika dan masih

tertundanya resolusi permasalahan krisis utang

di Kawasan Eropa. Sejalan dengan hal tersebut,

perlambatan laju pertumbuhan diperkirakan

masih membayangi ekonomi India sebagai

imbas masih lemahnya kinerja ekspor akibat

turunnya permintaan dunia. Di sisi domestik,

langkah menahan suku bunga kebijakan

disertai dengan penurunan konsumsi swasta

dan rumah tangga sejak akhir 2011 juga turut

berkontribusi terhadap melambatnya ekonomi

India. Selain itu, meningkatnya risiko domestik

juga didorong oleh rendahnya pertumbuhan

dana pihak ketiga perbankan sebagai imbas

perilaku masyarakat cenderung menyimpan

aset dalam bentuk logam mulia. Faktor global

dan domestik yang kurang kondusif tersebut

Grafik 2.58 Pertumbuhan PDBGrafik 2.58 Pertumbuhan PDBGrafik 2.58 Pertumbuhan PDBGrafik 2.58 Pertumbuhan PDBGrafik 2.58 Pertumbuhan PDB

Growth (%, yoy)Kontribusi (%)

-10

-5

0

5

10

15

Q1Q2 Q3Q4Q1 Q2Q3Q4 Q1Q2Q3 Q4Q1Q2 Q3Q4Q1 Q2Q3Q4 Q1Q2Q3 Q4Q1Q2 Q3Q4Q1 Q22006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

-30

-15

0

15

30

45

Net EksporKonsumsi, rhsProyeksi CF November-12, rhs

InvestasiInvestasi, rhsProyeksi CF Januari-13, rhs PDB-rhs

Ekspor, rhsKonsumsi

Sumber : Bloomberg, Consensus Forecast

Page 77:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

65

pada gilirannya mendorong RBI menurunkan

proyeksi pertumbuhan PDB tahun fiskal 13

(2012-2013) dari 5,8% yoy menjadi 5,5% yoy.

Sejalan dengan langkah RBI, IMF juga merevisi

ke bawah pertumbuhan PDB India menjadi

4,5% yoy (dari 4,9%) di 2012 dan 5,9% yoy

(dari 6,0%) di 2013 (WEO Januari 2013

update).

Tren penurunan konsumsi terindikasiTren penurunan konsumsi terindikasiTren penurunan konsumsi terindikasiTren penurunan konsumsi terindikasiTren penurunan konsumsi terindikasi

akan tertahan di TW4-12.akan tertahan di TW4-12.akan tertahan di TW4-12.akan tertahan di TW4-12.akan tertahan di TW4-12. Setelah cenderung

menurun dan terkontraksi di TW3-12,

pertumbuhan konsumsi yang diwakili oleh

indikator penuntun laju penjualan kendaraan

bermotor mengalami perbaikan di triwulan

laporan. Kondisi itu dipicu oleh laju konsumsi

yang mengalami rebound akibat festival

season saat festival Diawali berlangsung di

bulan Oktober 2012. Mengingat festival

tersebut bersifat seasonal maka penguatan laju

penjualan tersebut hanya bersifat sementara.

Hal itu tercermin dari kinerja di bulan

November dan Desember 2012 yang kembali

tumbuh melemah walaupun tidak sampai

terkontraksi seperti triwulan sebelumnya.

Sejalan dengan pertumbuhanSejalan dengan pertumbuhanSejalan dengan pertumbuhanSejalan dengan pertumbuhanSejalan dengan pertumbuhan

konsumsi, indikator produksi industri jugakonsumsi, indikator produksi industri jugakonsumsi, indikator produksi industri jugakonsumsi, indikator produksi industri jugakonsumsi, indikator produksi industri juga

terindikasi membaik di TW4-12.terindikasi membaik di TW4-12.terindikasi membaik di TW4-12.terindikasi membaik di TW4-12.terindikasi membaik di TW4-12. Setelah

terkontraksi (TW2-12) dan tumbuh melemah

(TW3-12) laju produksi industri diperkirakan

mengalami rebound di TW4-12. Hal itu

merupakan imbas meningkatnya permintaan

dan penjualan kendaraan pada festival season.

Dengan demikian, produksi industri dan sektor

manufaktur India juga cenderung meningkat

dan tumbuh lebih baik di TW4-12. Namun

demikian, reboundnya produksi industri dan

sektor manufaktur di TW4-12 sebagai dampak

dari festival season juga hanya bersifat

sementara. Hal itu tercermin dari indikator

produksi industri yang kembali terkontraksi di

bulan November 2012 seperti halnya indikator

manufacturing yang kembali tumbuh lemah

di periode tersebut.

Tekanan inflasi TW4-12 mereda namunTekanan inflasi TW4-12 mereda namunTekanan inflasi TW4-12 mereda namunTekanan inflasi TW4-12 mereda namunTekanan inflasi TW4-12 mereda namun

masih berada di atas target yang ditetapkanmasih berada di atas target yang ditetapkanmasih berada di atas target yang ditetapkanmasih berada di atas target yang ditetapkanmasih berada di atas target yang ditetapkan

pemerintah.pemerintah.pemerintah.pemerintah.pemerintah. Pada TW4-12, WPI yang

merupakan acuan indikator inflasi India turun

menjadi rata-rata 7,25% yoy dari rata-rata

Grafik 2.59 Neraca PerdaganganGrafik 2.59 Neraca PerdaganganGrafik 2.59 Neraca PerdaganganGrafik 2.59 Neraca PerdaganganGrafik 2.59 Neraca Perdagangan

Grafik 2.60 Penjualan Kendaraan GrafikGrafik 2.60 Penjualan Kendaraan GrafikGrafik 2.60 Penjualan Kendaraan GrafikGrafik 2.60 Penjualan Kendaraan GrafikGrafik 2.60 Penjualan Kendaraan Grafik

%, yoyMiliar USD

-18

-12

-6

0

6

12

18

-100

-80

-60

-40

-20

0

20

40

60

80

100

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Trade Balance (lhs)

Exports

Imports

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12

Sumber : Bloomberg

%, yoy

2007 2008 2009 2010 2011 2012

-30

-10

10

30

50

70

90

AutomobileTwo WheelersThree WheelersMotor Vehicle Sales

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12

Sumber : Bloomberg

Page 78:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2012

66

7,86% yoy di TW3-12. Penurunan tersebut

utamanya dipengaruhi oleh turunnya harga

kelompok produk non-food manufacturing15.

Namun demikian, meski tekanan laju inflasi

WPI cenderung mereda di TW4-12,

pencapaian tersebut masih di atas target

pemerintah. Sejalan dengan itu, penurunan

tekanan laju inflasi terus diupayakan oleh

otoritas di India. Dalam jangka panjang otoritas

moneter India menargetkan laju inflasi WPI di

rentang 4%-5% yoy. Sementara itu, laju inflasi

Consumer Price Index (CPI) di TW4-12

diperkirakan kembali meningkat. Headline CPI

di TW4-12 diperkirakan akan mencapai

10,6%, di atas periode sebelumnya yang

berada di kisaran 9%. Kenaikan laju inflasi

tersebut akibat kenaikan harga makanan di

rural area. Tren naiknya inflasi kelompok

makanan yang terjadi di rural area pada

gilirannya juga berdampak di urban area yang

di TW4-12 juga cenderung meningkat

dibandingkan periode sebelumnya.

Berdasarkan perkembangan tersebut, pelaku

bisnis dan para analis berharap pada Monetary

Policy Meeting selanjutnya, RBI akan

menurunkan suku bunga acuan (repo rate)

sebesar 25 bps menjadi 7,75%. Harapan

tersebut sejalan dengan sinyal tekanan laju

inflasi yang melemah dan stance otoritas

moneter yang juga ingin mendorong ekonomi

India agar kembali tumbuh menguat.

Di tengah sentimen perlambatanDi tengah sentimen perlambatanDi tengah sentimen perlambatanDi tengah sentimen perlambatanDi tengah sentimen perlambatan

ekonomi global, risiko di pasar keuangan Indiaekonomi global, risiko di pasar keuangan Indiaekonomi global, risiko di pasar keuangan Indiaekonomi global, risiko di pasar keuangan Indiaekonomi global, risiko di pasar keuangan India

masih terjaga. masih terjaga. masih terjaga. masih terjaga. masih terjaga. Nilai tukar INR terhadap USD di

TW4-12 masih mengindikasikan tren depresiasi

meskipun rata-rata nilai tukar di triwulan

laporan membaik dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya. Hal ini merupakan imbas

dari volatilitas INR yang masih cukup tinggi

dibandingkan dengan beberapa negara

lainnya didorong oleh risiko yang timbul akibat

exposure unhedged forex oleh sektor swasta.

Namun demikian, secara umum risiko yang

membayangi pasar keuangan India akibat

perlambatan ekonomi global masih relatif

terjaga. Hal ini tercermin dari indeks harga

Grafik 2.61 Produksi IndustriGrafik 2.61 Produksi IndustriGrafik 2.61 Produksi IndustriGrafik 2.61 Produksi IndustriGrafik 2.61 Produksi Industri

Indeks%, yoy

2008 2009 2010 2011 2012

1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12

Overall Business Situation-rhsManufacturingMining and QuarryingIndustrial Production

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

-10

0

10

20

30

40

50

60

Sumber : Bloomberg

Grafik 2.62 InflasiGrafik 2.62 InflasiGrafik 2.62 InflasiGrafik 2.62 InflasiGrafik 2.62 Inflasi

%, yoy

2008 2009 2010 2011 20121 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

25

WPI All

WPI Primary Articles

WPI Fuel, Power & Light

WPI Manufactured Products

Sumber : Bloomberg

15 Bobot non-food manufacturing mencapai 55% sebagaikomponen WPI

Page 79:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

67

Grafik 2.63 Indeks Saham & CDSGrafik 2.63 Indeks Saham & CDSGrafik 2.63 Indeks Saham & CDSGrafik 2.63 Indeks Saham & CDSGrafik 2.63 Indeks Saham & CDS

saham India dan indikator persepsi risiko (CDS)

yang berada dalam tren yang sedikit membaik

di triwulan laporan. Hal ini mengindikasikan

bahwa masih terdapat kepercayaan dan

optimisme dari pelaku pasar bahwa

pemerintah maupun RBI akan mengambil

langkah kebijakan untuk mendorong

pertumbuhan ekonomi India. Membaiknya

kedua indikator tersebut juga mencerminkan

semakin menariknya kawasan emerging

market bagi para investor karena pasar negara

berkembang relatif resilien terhadap krisis

ekonomi yang masih terjadi. Kondisi ini sebagai

dampak semakin terbatasnya ruang investasi

pada aset di negara maju terutama karena

krisis yang belum menunjukkan tanda berakhir.

Selama TW4-12 bank sentral India (RBI)Selama TW4-12 bank sentral India (RBI)Selama TW4-12 bank sentral India (RBI)Selama TW4-12 bank sentral India (RBI)Selama TW4-12 bank sentral India (RBI)

menempuh langkah mempertahankan sukumenempuh langkah mempertahankan sukumenempuh langkah mempertahankan sukumenempuh langkah mempertahankan sukumenempuh langkah mempertahankan suku

bunga kebijakan (bunga kebijakan (bunga kebijakan (bunga kebijakan (bunga kebijakan (reverse repo ratereverse repo ratereverse repo ratereverse repo ratereverse repo rate dan dan dan dan dan reporeporeporeporepo

rateraterateraterate) ) ) ) ) masing-masing di level 7% danmasing-masing di level 7% danmasing-masing di level 7% danmasing-masing di level 7% danmasing-masing di level 7% dan 8%. 8%. 8%. 8%. 8%.

Setelah menempuh kebijakan moneter ketat

di tahun 2011 untuk merespon risiko tekanan

inflasi, RBI mengambil langkah yang berbeda

di tahun 2012. RBI menurunkan suku bunga

kebijakan pada April 2012 sebesar 50 bps dan

kemudian mempertahankan repo rate dan

reverse repo rate masing-masing di 7% dan

8% sampai dengan akhir 2012. Langkah

tersebut ditempuh mengingat tekanan inflasi

WPI yang lebih terkendali di 2012

dibandingkan dengan tekanan inflasi yang

cukup kuat di 2011. SSSSSetelah terakhir

memotong cash reserve ratio (CRR) 25bps

pada 30 Oktober 2012, India hingga akhir

TW4-12 juga mempertahankan CRR di 4,25%,

setelah mempertahankan CRR di level 6%

Grafik 2.64 Nilai TukarGrafik 2.64 Nilai TukarGrafik 2.64 Nilai TukarGrafik 2.64 Nilai TukarGrafik 2.64 Nilai Tukar

Indeksbps

Sensex Stock Indices-rhsCDS 5 Yr

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

0

5000

10000

15000

20000

25000

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 122008 2009 2010 2011 2012

Sumber : Bloomberg

IR

30

35

40

45

50

55

60

IR/USD

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12

2008 2009 2010 2011 2012

Sumber : Bloomberg

Grafik 2.65 Suku Bunga Kebijakan dan GWMGrafik 2.65 Suku Bunga Kebijakan dan GWMGrafik 2.65 Suku Bunga Kebijakan dan GWMGrafik 2.65 Suku Bunga Kebijakan dan GWMGrafik 2.65 Suku Bunga Kebijakan dan GWM

%%

2

3

4

5

6

7

8

9

10

-8

-6

-4

-2

0

2

4

6

Real Policy Rate (rhs)Cash Reserve RatioReverse Repo RateRepurchase Rate

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Sumber : Bloomberg

Page 80:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2012

68

pada tahun 2011. Langkah tersebut

merupakan respon atas kondisi ekonomi India

di penghujung 2012 serta meredanya tekanan

inflasi WPI. Sementara penurunan CRR

ditempuh karena dilatarbelakangi oleh

ketatnya kondisi pasar keuangan India sebagai

dampak dari rendahnya pertumbuhan deposit

dan M3 serta melebarnya rasio antara kredit

terhadap deposit. Dengan perkembangan

tersebut, RBI kemudian melihat adanya ruang

untuk menurunkan suku bunga kebijakan dan

CRR di periode berikutnya untuk mendorong

pertumbuhan ekonomi.

Pemerintah India di Oktober 2012 laluPemerintah India di Oktober 2012 laluPemerintah India di Oktober 2012 laluPemerintah India di Oktober 2012 laluPemerintah India di Oktober 2012 lalu

mengumumkan reformasi ekonomi terutamamengumumkan reformasi ekonomi terutamamengumumkan reformasi ekonomi terutamamengumumkan reformasi ekonomi terutamamengumumkan reformasi ekonomi terutama

dalam bentuk penetapan target defisitdalam bentuk penetapan target defisitdalam bentuk penetapan target defisitdalam bentuk penetapan target defisitdalam bentuk penetapan target defisit

anggaran.anggaran.anggaran.anggaran.anggaran. Hal ini mengacu pada

perkembangan terakhir posisi defisit fiskal India

untuk tahun anggaran berjalan yang telah

mencapai 5,9% dari PDB dan dinilai cukup

mengkhawatirkan. Dalam rangka

menyelamatkan ekonominya, pemerintah

India menetapkan roadmap lima tahunan

target konsolidasi fiskal. Target defisit

anggaran tahun 2013 ditetapkan sebesar

5,3% PDB sedangkan untuk tahun 2017

sebesar 3,0% PDB. Dalam rangka mencapai

target tersebut, pemerintah India antara lain

akan menaikan harga diesel dan membuka

sektor ekonomi kunci bagi investor asing.

Namun demikian kondisi tersebut

dikhawatirkan dapat menyebabkan risiko

tingkat inflasi yang tinggi di India, sehingga

diperlukan kewaspadaan RBI akan indikasi hal

tersebut dengan mengeluarkan kebijakan

pendukung untuk mendorong perekonomian.

B.3 Korea

Memasuki TW4-12 tren penurunan

pertumbuhan ekonomi Korea yang

berlangsung sejak awal tahun 2012 mulai

tertahan. Hal tersebut antara lain didorong

oleh momentum konsumsi swasta, konsumsi

rumah tangga, serta ekspor dan impor diakhir

periode laporan yang berhasil tumbuh lebih

baik setelah melemah sejak akhir TW4-11.

Perbaikan kinerja ekonomi di akhir tahun tidak

terlepas dari pelonggaran kebijakan pajak oleh

pemerintah yang diluncurkan di akhir TW3-

12. Paket stimulus tersebut pada gilirannya

mendorong perbaikan kinerja konsumsi swasta

dan rumah tangga di TW4-12 dibandingkan

periode sebelumnya. Di sisi lain, sejalan dengan

perkembangan ekonomi global, kinerja ekspor

Korea di triwulan laporan masih berada dalam

kontraksi namun tidak sedalam periode

sebelumnya dan berimbas lebih lanjut pada

menyempitnya surplus neraca perdagangan di

2012. Sementara itu, tekanan laju inflasi di

TW4-12 menguat namun masih berada di

bawah rentang target yang ditetapkan bank

sentral Korea (BoK) yaitu pada 2% - 4% yoy.

Menguatnya tekanan inflasi kelompok

makanan sebagai imbas meningkatnya harga

di sektor pertanian menjadi faktor pendorong.

Meski masih dibayangi kinerja kondisi

makro yang lemah, kondisi pasar keuangan

Korea yang dicerminkan oleh indikator nilai

tukar dan indeks saham menunjukkan

optimisme di TW4-12. Hal tersebut

diperkirakan sebagai akibat positifnya

sentimen pasar atas pemilihan presiden pada

Page 81:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

69

Desember 2012. Sentimen positif di pasar

keuangan sejalan dengan langkah BoK yang

memangkas suku bunga kebijakannya sebesar

25 bps menjadi 2,75% di TW4-12. Keinginan

menjaga laju pertumbuhan 2013 di level 3,0%

yoy di tengah kondisi ekonomi global yang

diproyeksikan masih penuh ketidakpastian

berada di balik langkah otoritas moneter

menurunkan suku bunga kebijakannya.

Tren penurunan pertumbuhan ekonomiTren penurunan pertumbuhan ekonomiTren penurunan pertumbuhan ekonomiTren penurunan pertumbuhan ekonomiTren penurunan pertumbuhan ekonomi

Korea yang berlangsung sejak awal tahunKorea yang berlangsung sejak awal tahunKorea yang berlangsung sejak awal tahunKorea yang berlangsung sejak awal tahunKorea yang berlangsung sejak awal tahun

2012 mulai tertahan di TW4-12.2012 mulai tertahan di TW4-12.2012 mulai tertahan di TW4-12.2012 mulai tertahan di TW4-12.2012 mulai tertahan di TW4-12. Setelah

mengalami penurunan dari 2,3% yoy di TW2-

12 menjadi 1,5% yoy di TW3-12,

pertumbuhan ekonomi Korea bertahan di level

1,5% yoy pada TW4-12. Meski demikian,

realiasi laju PDB TW4-12 Korea tersebut masih

berada di bawah proyeksi Consensus Forecast

(CF) Januari 2013 sebesar 2,1% yoy. Dengan

demikian, rata-rata laju pertumbuhan 2012

hanya mencapai 2,02% yoy di bawah target

pertumbuhan tahun 2012 sebesar 3,3% yoy

dan pencapaian 2011 yang sebesar 3,65% yoy.

Tertahannya tren penurunan pertumbuhan

ekonomi Korea di TW4-12 diantaranya

didorong oleh momentum konsumsi swasta,

konsumsi rumah tangga, serta ekspor & impor

diakhir periode laporan yang berhasil tumbuh

lebih baik setelah melemah sejak akhir TW4-

11. Namun demikian, kewaspadaan akan

kondisi ekonomi domestik yang masih belum

stabil dan kondisi ekonomi global yang juga

diperkirakan belum akan mengalami perbaikan

yang signifikan masih tetap diperlukan walau

proses pemulihan terus berjalan. Kondisi

ekonomi domestik yang belum stabil tercermin

dari semakin dalamnya kontraksi investasi dan

melemahnya sektor pertanian, kehutanan, dan

perikanan.

Korea tetap optimis akan tumbuhKorea tetap optimis akan tumbuhKorea tetap optimis akan tumbuhKorea tetap optimis akan tumbuhKorea tetap optimis akan tumbuh

moderat di tengah kondisi ekonomi globalmoderat di tengah kondisi ekonomi globalmoderat di tengah kondisi ekonomi globalmoderat di tengah kondisi ekonomi globalmoderat di tengah kondisi ekonomi global

yang diproyeksi masih penuh ketidakpastian.yang diproyeksi masih penuh ketidakpastian.yang diproyeksi masih penuh ketidakpastian.yang diproyeksi masih penuh ketidakpastian.yang diproyeksi masih penuh ketidakpastian.

Hal ini tercermin dari target Pemerintah Korea

yang optimis pertumbuhan di 2013 akan

mencapai 3,0% yoy di atas kinerja 2012. Di

sisi lain, BoK di awal 2013 memproyeksikan

laju PDB 2013 sebesar 2,8% yoy. Proyeksi laju

PDB yang lebih rendah oleh BoK sejalan

dengan IMF yang juga menurunkan proyeksi

pertumbuhan Korea. Setelah di September

2012 IMF memperkirakan pertumbuhan 2013

sebesar 3,9% yoy, pada rilis proyeksi yang

akan datang PDB Korea diestimasikan hanya

akan mencapai kisaran 2,8%-3% yoy. Masih

kuatnya faktor downside risks akibat

pemulihan ekonomi global yang masih

dibayangi ketidakpastian yang berimbas pada

lemahnya permintaan eksternal berada dibalik

penurunan proyeksi laju PDB Korea.

Grafik 2.66 Pertumbuhan PDBGrafik 2.66 Pertumbuhan PDBGrafik 2.66 Pertumbuhan PDBGrafik 2.66 Pertumbuhan PDBGrafik 2.66 Pertumbuhan PDB

%, yoy%, yoy

Proyeksi

-8

-6

-4

-2

0

2

4

6

8

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3

-30

-20

-10

0

10

20

30

Ekspor (rhs)Investasi (rhs)Konsumsi (rhs)PDB (lhs)

Sumber : Bloomberg, Consensus Forecast

Page 82:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2012

70

Grafik 2.67 Indikator KonsumsiGrafik 2.67 Indikator KonsumsiGrafik 2.67 Indikator KonsumsiGrafik 2.67 Indikator KonsumsiGrafik 2.67 Indikator Konsumsi

Konsumsi domestik diharapkan akanKonsumsi domestik diharapkan akanKonsumsi domestik diharapkan akanKonsumsi domestik diharapkan akanKonsumsi domestik diharapkan akan

menjadi motor pertumbuhan ekonomi Korea.menjadi motor pertumbuhan ekonomi Korea.menjadi motor pertumbuhan ekonomi Korea.menjadi motor pertumbuhan ekonomi Korea.menjadi motor pertumbuhan ekonomi Korea.

Hal itu merupakan dampak dari masih

lemahnya permintaan eksternal akibat belum

stabilnya perekonomian global. Salah satu

langkah yang ditempuh oleh pemerintah

untuk mendorong kinerja konsumsi domestik

adalah dengan kebijakan pelonggaran

ketentuan perpajakan yang diumumkan pada

September 2012 lalu. Kebijakan tersebut

berupa paket tax breaks dan kebijakan

provincial government budget senilai USD5,2

miliar. Dengan menempuh langkah kebijakan

tax breaks terhadap personal incomes dan

peruntukkan pembelian rumah serta

kendaraan, diharapkan akan meningkatkan

daya beli dan mendorong konsumsi

masyarakat.

Aktivitas konsumsi diperkirakanAktivitas konsumsi diperkirakanAktivitas konsumsi diperkirakanAktivitas konsumsi diperkirakanAktivitas konsumsi diperkirakan

meningkat sebagai dampak dari kebijakanmeningkat sebagai dampak dari kebijakanmeningkat sebagai dampak dari kebijakanmeningkat sebagai dampak dari kebijakanmeningkat sebagai dampak dari kebijakan

pelonggaran perpajakan yang diluncurkanpelonggaran perpajakan yang diluncurkanpelonggaran perpajakan yang diluncurkanpelonggaran perpajakan yang diluncurkanpelonggaran perpajakan yang diluncurkan

akhir TW3-12.akhir TW3-12.akhir TW3-12.akhir TW3-12.akhir TW3-12. Kinerja konsumsi swasta dan

rumah tangga di TW4-12 mengalami

perbaikan dibandingkan periode sebelumnya

dan masing-masing tumbuh 2,8% yoy dan

2,7% yoy. Sementara itu laju penjualan ritel

Korea di TW4-12 rata-rata tumbuh 3,5% yoy

di atas kinerja periode sebelumnya, sedangkan

aktivitas konsumsi juga menunjukkan indikasi

perbaikan dengan tumbuh rata-rata 2,5% yoy

di TW4-12. Sedangkan laju penjualan

kendaraan bermotor yang pada TW3-12

terkontraksi dalam (13% yoy) di TW4-12

kontraksinya tertahan menjadi rata-rata 1,9%

yoy.

Indikator ketenagakerjaan yangIndikator ketenagakerjaan yangIndikator ketenagakerjaan yangIndikator ketenagakerjaan yangIndikator ketenagakerjaan yang

membaik turut berada di balik meningkatnyamembaik turut berada di balik meningkatnyamembaik turut berada di balik meningkatnyamembaik turut berada di balik meningkatnyamembaik turut berada di balik meningkatnya

aktivitas konsumsi domestik. aktivitas konsumsi domestik. aktivitas konsumsi domestik. aktivitas konsumsi domestik. aktivitas konsumsi domestik. Selain kebijakan

tax break yang berujung pada perbaikan

personal income, faktor lain yang juga

mempengaruhi daya beli masyarakat adalah

unemployment rate yang membaik. Tingkat

pengangguran pada TW4-12 rata-rata tercatat

di level 3%, sedikit lebih baik dari periode

sebelumnya yang rata-rata berada di level

3,1% yoy. Hal ini sejalan dengan kondisi sektor

Grafik 2.68 Indikator InvestasiGrafik 2.68 Indikator InvestasiGrafik 2.68 Indikator InvestasiGrafik 2.68 Indikator InvestasiGrafik 2.68 Indikator Investasi

%, yoy%, yoy

2008 2009 2010 2011 20121 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12

-10

-5

0

5

10

15

20

25

30

-40

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

Penjualan Ritel (rhs)Penjualan Dept Store (lhs)Vehicle Sales-3ma

Sumber : Bloomberg

Indeks%, yoy

2007 2008 2009 2010 2011 2012

-60

-40

-20

0

20

40

60

80

0

20

40

60

80

100

120

6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12

BSI-rhsInvestasi PeralatanPemesanan MesinProduksi Industri

Sumber : Bloomberg

Page 83:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

71

tenaga kerja di Korea sepanjang 2012 yang

terus membaik di setiap kuartalnya.

Meningkatnya lapangan pekerjaan baru yang

tersedia di sektor jasa dan manufaktur sebagai

imbas dari meningkatnya permintaan akan

tenaga kerja di sektor tersebut menjadi salah

satu alasan tercapainya perbaikan tersebut.

Namun demikian, perlu diwaspadai risiko

meningkatnya unemployment rate ke depan.

Risiko tersebut diindikasikan akan didorong

oleh meningkatnya jumlah angkatan kerja di

pasar tenaga kerja sebagai imbas dari periode

kelulusan setingkat universitas yang akan

berlangsung di Februari 2013 mengingat

kondisi sektor jasa dan manufaktur yang belum

membaik sepenuhnya.

Laju pertumbuhan kredit di TW4-12Laju pertumbuhan kredit di TW4-12Laju pertumbuhan kredit di TW4-12Laju pertumbuhan kredit di TW4-12Laju pertumbuhan kredit di TW4-12

berada dalam tren yang melambat.berada dalam tren yang melambat.berada dalam tren yang melambat.berada dalam tren yang melambat.berada dalam tren yang melambat. Setelah

tumbuh rata-rata 2,5% yoy pada TW3-12,

rata-rata laju pemberian kredit kepada rumah

tangga tumbuh 2,1% yoy di TW4-12.

Sementara itu, pemberian kredit kepada

rumah tangga dalam bentuk mortgage loan

juga masih mengalami perlambatan yaitu dari

4,3% yoy pada TW3-12, menjadi hanya

tumbuh 3,2% yoy pada TW4-12. Perlambatan

tersebut, di samping karena faktor base effect,

juga akibat masih rentannya kondisi

permintaan domestik seiring terus

memburuknya kondisi ekonomi global. Namun

demikian, kebijakan tax break memberi imbas

positif terhadap pemulihan sentimen serta

kepercayaan konsumen. Selain berimbas pada

membaiknya daya beli masyarakat, kebijakan

tersebut turut berperan dalam rebound kredit

rumah tangga dan mortgage loan yang terjadi

di Desember 2012. Hal itu pada gilirannya

menahan pemburukan indikator pemberian

kredit perbankan kepada rumah tangga di

TW4-12.

Tekanan terhadap kinerja eksternalTekanan terhadap kinerja eksternalTekanan terhadap kinerja eksternalTekanan terhadap kinerja eksternalTekanan terhadap kinerja eksternal

tertahan.tertahan.tertahan.tertahan.tertahan. Seiring proses pemulihan yang masih

terus berlangsung di Kawasan Eropa dan

perlambatan aktivitas ekonomi yang dihadapi

AS, pelemahan kinerja ekspor Korea di TW4-

Grafik 2.69 Angka PengangguranGrafik 2.69 Angka PengangguranGrafik 2.69 Angka PengangguranGrafik 2.69 Angka PengangguranGrafik 2.69 Angka Pengangguran

Grafik 2.70 Kredit Domestik & Harga PropertiGrafik 2.70 Kredit Domestik & Harga PropertiGrafik 2.70 Kredit Domestik & Harga PropertiGrafik 2.70 Kredit Domestik & Harga PropertiGrafik 2.70 Kredit Domestik & Harga Properti

%

2007 2008 2009 2010 2011 20123 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12

2,5

3

3,5

4

4,5

5Pengangguran

Rata-rata jangka panjang

Sumber : Bloomberg

%, yoy

2007 2008 2009 2010 2011 20121 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12

-2

0

2

4

6

8

10

12

14

16

House Price NationalBank Lending to Household (HH)House Price 6 Large Cities

Bank lending to HH for Mortgage

Sumber : Bloomberg

Page 84:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2012

72

Grafik 2.71 Neraca PerdaganganGrafik 2.71 Neraca PerdaganganGrafik 2.71 Neraca PerdaganganGrafik 2.71 Neraca PerdaganganGrafik 2.71 Neraca Perdagangan

12 tertahan. Setelah terkontraksi cukup dalam

di TW3-12 (rata-rata 5,7% yoy), kontraksi

ekspor Korea di TW4-12 melambat, mencapai

rata-rata 0,27% yoy. Permintaan eksternal

yang cenderung masih lemah dari beberapa

mitra dagang utama di sepanjang 2012

membuat ekspor tahun 2012 terkontraksi

mencapai 1,3% yoy. Hal itu berdampak pada

menyempitnya surplus neraca perdagangan di

2012. Surplus neraca perdagangan di 2012

mencapai di USD28,6 miliar atau turun

USD2,2 miliar dibandingkan dengan 2011.

Secara umum, melemahnya laju ekspor di

2012 tidak terlepas dari krisis yang terjadi di

Kawasan Eropa dan pelemahan ekonomi di

China yang mendorong pelemahan

permintaan produk perkapalan, alat

komunikasi nirkabel, komputer, serta

peralatan rumah tangga. Mengingat risiko

pelemahan permintaan global dari negara

Kawasan Eropa masih besar terjadi di tahun

2013 Korea masih membutuhkan

kewaspadaan dan strategi untuk mendorong

pertumbuhan ekspor.

Pertumbuhan ekspor ke ASEAN masihPertumbuhan ekspor ke ASEAN masihPertumbuhan ekspor ke ASEAN masihPertumbuhan ekspor ke ASEAN masihPertumbuhan ekspor ke ASEAN masih

tetap solid, sedangkan ke negara kawasantetap solid, sedangkan ke negara kawasantetap solid, sedangkan ke negara kawasantetap solid, sedangkan ke negara kawasantetap solid, sedangkan ke negara kawasan

Eropa dan beberapa negara lainnyaEropa dan beberapa negara lainnyaEropa dan beberapa negara lainnyaEropa dan beberapa negara lainnyaEropa dan beberapa negara lainnya

mengalami kontraksi.mengalami kontraksi.mengalami kontraksi.mengalami kontraksi.mengalami kontraksi. Selama 2012,

pertumbuhan ekspor ke negara maju utama,

yaitu EU dan Jepang mengalami kontraksi

masing-masing 12,5% yoy dan 2% yoy.

Sejalan dengan kondisi tersebut,

pertumbuhan ekspor ke China dengan

kontribusi terbesar terhadap total ekspor

Korea juga terkontraksi sebesar 0,1% yoy.

Sementara itu, pertumbuhan ekspor ke

ASEAN dan AS masih tetap positif yaitu

masing-masing 9,9% yoy dan 4% yoy. Masih

cukup kuatnya permintaan dari negara di

kawasan ASEAN tersebut menjadi salah satu

penopang kinerja ekspor Korea sehingga tidak

terpuruk semakin dalam di 2012.

Tekanan inflasi menguat, namun masihTekanan inflasi menguat, namun masihTekanan inflasi menguat, namun masihTekanan inflasi menguat, namun masihTekanan inflasi menguat, namun masih

berada pada rentang target bank sentral.berada pada rentang target bank sentral.berada pada rentang target bank sentral.berada pada rentang target bank sentral.berada pada rentang target bank sentral.

Setelah tercatat rata-rata 1,57% yoy di TW3-

12, pada TW4-12 tekanan inflasi kembali

sedikit menguat menjadi rata-rata 2,18% yoy.

Menguatnya tekanan inflasi di TW4-12

terutama didorong oleh kelompok makanan

khususnya meningkatnya harga di sektor

pertanian. Kondisi tersebut merupakan imbas

dari terbatasnya pasokan produk pertanian

akibat kerusakan lahan pertanian yang

disebabkan oleh taifun yang menghantam

Korea akhir Agustus 2012. Meski demikian,

laju inflasi di TW4-12 masih berada dalam

rentang target yang ditetapkan BoK di level

2% - 4%. Sejalan dengan inflasi TW4-12 yang

masih terkendali, rata-rata inflasi tahun 2012

Miliar USD%, yoy

-60

-40

-20

0

20

40

60

-8

-6

-4

-2

0

2

4

6

8

Import (lhs)Export (lhs)Trade Balance (rhs)

2007 2008 2009 2010 2011 20129 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12

Sumber : Bloomberg

Page 85:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

73

yang berada di level 2,18% juga masih berada

di rentang kendali BoK. Selanjutnya,

diperlukan kewaspadaan Pemerintah Korea

akan risiko penguatan inflasi akibat cuaca

dingin ekstrim yang menyerang di awal 2013.

Kondisi pasar keuangan Korea bergerakKondisi pasar keuangan Korea bergerakKondisi pasar keuangan Korea bergerakKondisi pasar keuangan Korea bergerakKondisi pasar keuangan Korea bergerak

mixedmixedmixedmixedmixed..... Sejalan dengan menurunnya risiko di

pasar keuangan global, kondisi pasar

keuangan Korea yang dicerminkan oleh

indikator nilai tukar dan indeks saham

menunjukkan perkembangan yang membaik

di TW4-12. Adanya positifnya sentimen pasar

atas pemilihan presiden pada Desember 2012

diperkirakan turut berkontribusi terhadap

perkembangan pasar keuangan domestik.

Pada TW4-12, rata-rata KRW/USD mencapai

1.090,17 per dolar, terapresiasi dari periode

sebelumnya yang rata-ratanya mencapai

1.132,99. Meski demikian, para pelaku pasar

berharap agar otoritas nilai tukar melakukan

intervensi pasar secara aktif untuk

memperlambat laju apresiasi sehingga dapat

mendukung ekspor dan pertumbuhan

lapangan kerja di sektor manufaktur. Sejalan

dengan apresiasi nilai tukar, indeks Kospi dan

indikator risiko CDS juga tercatat membaik.

Indeks Kospi tercatat rata-rata 1.942,17 di

TW4-12 sementara rata-rata indikator CDS

berada di level 68,21. Kondisi tersebut

diperkirakan juga didorong oleh outlook pasar

dan optimisme akan langkah the Fed yang

memiliki ekspektasi akan meningkatkan aliran

dana keempat negara di Asia dengan ekonomi

terbesar.

Pada Desember 2012 lalu KoreaPada Desember 2012 lalu KoreaPada Desember 2012 lalu KoreaPada Desember 2012 lalu KoreaPada Desember 2012 lalu Korea

mengadakan pemilihan presiden yangmengadakan pemilihan presiden yangmengadakan pemilihan presiden yangmengadakan pemilihan presiden yangmengadakan pemilihan presiden yang

dimenangkan oleh Park Geun-Hye yangdimenangkan oleh Park Geun-Hye yangdimenangkan oleh Park Geun-Hye yangdimenangkan oleh Park Geun-Hye yangdimenangkan oleh Park Geun-Hye yang

berasal dari partai yang sedang berkuasaberasal dari partai yang sedang berkuasaberasal dari partai yang sedang berkuasaberasal dari partai yang sedang berkuasaberasal dari partai yang sedang berkuasa

(Saenuri Party).(Saenuri Party).(Saenuri Party).(Saenuri Party).(Saenuri Party). Kemenangan Park ini memberi

sentimen positif bagi pasar saham

sebagaimana terlihat dari pergerakan indeks

Kospi yang mempunyai tren menguat setelah

hasil pemilu diumumkan. Hal itu didorong oleh

kebijakan ekonomi Park yang diperkirakan

Grafik 2.72 InflasiGrafik 2.72 InflasiGrafik 2.72 InflasiGrafik 2.72 InflasiGrafik 2.72 Inflasi

%, yoy%, yoy

14

-2

0

2

4

6

8

10

12

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

IHKMakananTransportasi (rhs)

PerumahanInflasi Inti

2007 2008 2009 2010 2011 20121 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12

Sumber : Bloomberg

Grafik 2.73 Indikator Pasar KeuanganGrafik 2.73 Indikator Pasar KeuanganGrafik 2.73 Indikator Pasar KeuanganGrafik 2.73 Indikator Pasar KeuanganGrafik 2.73 Indikator Pasar Keuangan

0

500

1000

1500

2000

2500

bps

0

100

200

300

400

500

600

700

800

2008 2009 2010 2011 2012Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des

Sumber : Bloomberg

CDS 5 yr-rhsKospi Stock IndicesKRW/USD

Page 86:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2012

74

Grafik 2.74 Suku Bunga KebijakanGrafik 2.74 Suku Bunga KebijakanGrafik 2.74 Suku Bunga KebijakanGrafik 2.74 Suku Bunga KebijakanGrafik 2.74 Suku Bunga Kebijakan

akan lebih difokuskan pada pertumbuhan dan

stabilisasi ekonomi. Park diperkirakan akan

mendukung peningkatan permintaan

domestik dengan cara mengurangi beban

hutang rumah tangga, khususnya yang

berpenghasilan rendah, dengan meluncurkan

People»s Happiness Fund sebesar KRW18

triliun serta mendukung UMKM. Park juga

akan mengimplementasikan Smart New Deal

untuk menciptakan lapangan kerja dengan

cara mengaplikasikan teknologi informasi

pada semua industri, sehingga diharapkan

employed-population ratio dapat meningkat

hingga 70%.

BoK kembali mengambil langkahBoK kembali mengambil langkahBoK kembali mengambil langkahBoK kembali mengambil langkahBoK kembali mengambil langkah

menurunkan suku bunga kebijakan 25 bpsmenurunkan suku bunga kebijakan 25 bpsmenurunkan suku bunga kebijakan 25 bpsmenurunkan suku bunga kebijakan 25 bpsmenurunkan suku bunga kebijakan 25 bps

menjadi 2,75%.menjadi 2,75%.menjadi 2,75%.menjadi 2,75%.menjadi 2,75%. Langkah tersebut diambil

pada awal TW4-12 (11 Oktober 2012).

Keputusan tersebut didasari upaya untuk

mendorong pertumbuhan ekonomi di

triwulan akhir 2012. Hal itu sejalan dengan

kebijakan tax break yang dikeluarkan

pemerintah di akhir TW3-12 guna mendorong

konsumsi domestik yang juga tumbuh

melambat. Pascakebijakan pro-growth oleh

otoritas fiskal dan moneter, pemulihan

ekonomi Korea secara moderat di 2013

diperkirakan masih akan menghadapi

tantangan. Proses pemulihan Kawasan Euro

yang masih berlangsung dan rentannya

kondisi solvabilitas keuangan Pemerintah AS

serta sentimen negatif yang dipicu oleh

berlarut-larutnya pembahasan isu

pengurangan pengeluaran secara otomatis

(fiscal cliff) dan debt ceiling merupakan potensi

downside risk yang dihadapi oleh Korea.

Menyikapi kondisi tersebut, BoK

mengindikasikan akan kembali mengambil

langkah pemotongan suku bunga pada awal

triwulan pertama 2013. Langkah tersebut juga

didorong oleh inflasi yang masih berada di

rentang kendali bank sentral dan indikasi

tekanan inflasi dari sisi demand yang

diperkirakan akan melunak.

-3,0

-2,0

-1,0

0,0

1,0

2,0

3,0

4,0

5,0

6,0

2007 2008 2009 2010 2011 20121 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12

Policy rate (%)

Real Policy Rate

Sumber : Bloomberg

Page 87:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

75

B.4 Malaysia

Laju PDB Malaysia secara keseluruhan

berada pada tren melemah selama 2012 meski

masih relatif terjaga. Hal itu dipengaruhi

terpukulnya sektor eksternal. Meski demikian,

upaya keras pemerintah menjaga permintaan

domestik pada gilirannya mampu menahan

pemburukan lebih lanjut pada PDB Malaysia.

Terjaganya permintaan domestik tidak

terlepas dari kebijakan pemerintah

mengeluarkan program bantuan langsung

tunai kepada rumah tangga. Lebih lanjut,

kebijakan tersebut memberi pengaruh positif

pada pendapatan rumah tangga dan memberi

imbas positif terhadap permintaan domestik

secara umum. Hal itu tercermin pula dari laju

penjualan kendaraan domestik yang tumbuh

tinggi di akhir 2012 setelah sempat mengalami

kontraksi pascabencana banjir Thailand 2011.

Adapun kinerja sektor industri meski melambat

tetap tumbuh positif, terutama dipengaruhi

oleh dorongan pemerintah untuk

meningkatkan investasi di sektor teknologi,

riset, dan capital intensive industry. Di sisi lain,

terjaganya permintaan domestik juga memberi

imbas positif terhadap produk industri

manufaktur. Tekanan laju inflasi cenderung

menurun. Selain sebagai imbas upaya

pengendalian harga hal tersebut juga

dipengaruhi oleh perlambatan ekonomi global

yang berimbas pada imported inflation yang

juga melemah. Meski demikian, implementasi

upah minimum di 2013 dikhawatirkan

memberi tekanan tersendiri terhadap laju

inflasi Malaysia.

Ekonomi domestik menopangEkonomi domestik menopangEkonomi domestik menopangEkonomi domestik menopangEkonomi domestik menopang

perekonomian.perekonomian.perekonomian.perekonomian.perekonomian. Meski turut mengalami

pukulan dari sektor eksternal, pertumbuhan

ekonomi Malaysia sampai dengan TW4-12

masih terjaga. Hal itu tercermin dari laju PDB

periode laporan yang diproyeksi tumbuh

sebesar 4,8% yoy dengan laju PDB tahunan

sebesar 4,9% yoy. Dengan perkembangan

tersebut laju ekonomi Malaysia tercatat

menjadi yang tercepat kelima di Asia setelah

China, Filipina, Indonesia, dan India.

Permintaan domestik yang terjaga dan realisasi

proyek Economic Transformation Program

(ETP) berada dibalik masih relatif tingginya laju

pertumbuhan ekonomi Malaysia. Sementara

itu, aktivitas perekonomian juga diuntungkan

dengan kegiatan persiapan pemilu di 2013.

Dalam tiga triwulan terakhir laju konsumsi

Malaysia tumbuh di atas 6% yoy. Sementara

itu, sejalan dengan rencana pelaksanaan

pemilu, pemerintah Malaysia di 2012 berupaya

keras untuk merealisasikan proyek investasi,

melakukan pengendalian harga, dan menjaga

subsidi guna mendorong permintaan

domestik. Langkah tersebut pada gilirannya

membuat tingkat keyakinan terhadap

perekonomian Malaysia tetap terjaga. Hal itu

tercermin dari rata-rata leading index dan

coincident index Malaysia yang berada di atas

rata-rata jangka panjangnya. Di TW4-12 rata-

rata leading index dan coincident index

mencapai 111,3 dan 116,3 di atas rata-rata

jangka panjang 104,6 dan 106.

Di 2013, perekonomian MalaysiaDi 2013, perekonomian MalaysiaDi 2013, perekonomian MalaysiaDi 2013, perekonomian MalaysiaDi 2013, perekonomian Malaysia

diperkirakan masih terjaga seiring diperkirakan masih terjaga seiring diperkirakan masih terjaga seiring diperkirakan masih terjaga seiring diperkirakan masih terjaga seiring domesticdomesticdomesticdomesticdomestic

Page 88:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2012

76

Grafik 2.75 Laju PDB MalaysiaGrafik 2.75 Laju PDB MalaysiaGrafik 2.75 Laju PDB MalaysiaGrafik 2.75 Laju PDB MalaysiaGrafik 2.75 Laju PDB Malaysia

demand demand demand demand demand yang masih kuat.yang masih kuat.yang masih kuat.yang masih kuat.yang masih kuat. Consensus Forecast

Januari 2012 memperkirakan laju PDB Malaysia

di 2013 masih mampu tumbuh 4,9% yoy

sebelum kemudian mencapai 5,2% yoy di

2014. Namun demikian, tekanan laju inflasi

berpotensi menguat sebagai imbas

diterapkannya upah minimum per 1 Januari

2013 dan rencana pemerintah menghitung

ulang pemberian subsidi pascapemilu April

2013 sebagai upaya konsolidasi fiskal.

Sehubungan dengan itu, laju inflasi Malaysia

2013 diperkirakan merangkak di atas 2,0%

yoy.

Laju investasi dan produksi belumLaju investasi dan produksi belumLaju investasi dan produksi belumLaju investasi dan produksi belumLaju investasi dan produksi belum

sepenuhnya pulih namun tetap terjaga.sepenuhnya pulih namun tetap terjaga.sepenuhnya pulih namun tetap terjaga.sepenuhnya pulih namun tetap terjaga.sepenuhnya pulih namun tetap terjaga. Hal itu

tercermin dari rata-rata laju Indeks Produksi

(IP) Malaysia 2012 yang tumbuh 4,1% yoy di

atas 2011 yang sebesar 1,3% yoy. Bahkan di

akhir 2012 kinerjanya secara mengejutkan

terus berada pada tren positif. Pada TW4-12

rata-rata IP Malaysia sebesar 6,7% yoy16.

Kinerja tersebut turut dipengaruhi inisiatif

pemerintah membuka kawasan ekonomi dan

mengundang investasi di sektor teknologi,

riset, dan capital intensive industry. Di sisi lain,

permintaan domestik untuk produk industri

manufaktur juga masih tinggi. Sektor

elektronika (tumbuh 5,2% yoy) dan

pertambangan (tumbuh 6,8% yoy) merupakan

industri yang menjadi pendorong utama

pertumbuhan indeks IP Malaysia. Bahkan di

periode laporan kedua sektor tersebut tumbuh

di atas rata-rata setahun yakni 5,2% yoy dan

6,8% yoy. Kondisi itu juga dipengaruhi oleh

rebound singkat indikator ekonomi China dan

Kawasan Eropa serta perbaikan indeks minyak

mentah dan gas alam dunia.

Konsumsi domestik diperkirakan masihKonsumsi domestik diperkirakan masihKonsumsi domestik diperkirakan masihKonsumsi domestik diperkirakan masihKonsumsi domestik diperkirakan masih

menjadi motor pertumbuhan di Malaysia.menjadi motor pertumbuhan di Malaysia.menjadi motor pertumbuhan di Malaysia.menjadi motor pertumbuhan di Malaysia.menjadi motor pertumbuhan di Malaysia. Hal

itu tercermin dari indikator penjualan produk

manufaktur dan kendaraan bermotor yang

rata-rata tumbuh di atas 4% yoy (manufaktur

5,5% yoy, kendaraan bermotor 4,0% yoy).

Meski di awal tahun laju penjualan kendaraan

bermotor sempat tertahan akibat gangguan

pasokan pascabanjir Thailand, namun di akhir

Grafik 2.76 Leading & Coincident IndexGrafik 2.76 Leading & Coincident IndexGrafik 2.76 Leading & Coincident IndexGrafik 2.76 Leading & Coincident IndexGrafik 2.76 Leading & Coincident Index

%, yoy%, yoy

PROYEKSI

2008 2009 2010 2011 2012 2013

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2-25,0

-20,0

-15,0

-10,0

-5,0

0,0

5,0

10,0

15,0

20,0

25,0

30,0

-8,0

-6,0

-4,0

-2,0

0,0

2,0

4,0

6,0

8,0

10,0

12,0

Sumber : Bloomberg

PDB-rhsKonsumsiPengeluaran PemerintahInvestasiEkspor

Leading Indeks

Coincident Indeks

........Rata2 Jk Panjang LI

%, yoy

........Rata2 Jk Panjang CI

96

98

100

102

104

106

108

110

112

114

116

118

120

2007 2008 2009 2010 2011 20121 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 11

Sumber : Bloomberg

16 Data IP Malaysia terkini sampai dengan November 2012.

Page 89:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

77

tahun trennya menunjukan kinerja positif. Di

triwulan akhir 2012 rata-rata penjualan

kendaraan bermotor di Malaysia tumbuh

13,3% yoy. Selain dipengaruhi banyaknya

promosi dan model kendaraan baru,

terjaganya aktivitas konsumsi domestik

Malaysia juga sejalan dengan kebijakan

pemerintah yang mengeluarkan program

bantuan langsung tunai (Bantuan Rakyat 1

Malaysia/BR1M). Program tersebut berupa

pemberian dana tunai RM500 per bulan

kepada keluarga berpenghasilan di bawah

Grafik 2.77 Produksi IndustriGrafik 2.77 Produksi IndustriGrafik 2.77 Produksi IndustriGrafik 2.77 Produksi IndustriGrafik 2.77 Produksi Industri

Grafik 2.78 Indikator KonsumsiGrafik 2.78 Indikator KonsumsiGrafik 2.78 Indikator KonsumsiGrafik 2.78 Indikator KonsumsiGrafik 2.78 Indikator Konsumsi

RM3.000. Di sisi lain, bagi yang berusia 21

tahun ke atas namun belum menikah dan

berpenghasilan di bawah RM2.000 akan

menerima RM250. Ke depan, aktivitas

konsumsi di Malaysia diperkirakan masih akan

terjaga seiring rencana pemerintah

memperpanjang program BR1M di 2013.

Sejalan dengan perkembanganSejalan dengan perkembanganSejalan dengan perkembanganSejalan dengan perkembanganSejalan dengan perkembangan

ekonomi global kinerja ekspor Malaysia secaraekonomi global kinerja ekspor Malaysia secaraekonomi global kinerja ekspor Malaysia secaraekonomi global kinerja ekspor Malaysia secaraekonomi global kinerja ekspor Malaysia secara

umum berada dalam tren melemah danumum berada dalam tren melemah danumum berada dalam tren melemah danumum berada dalam tren melemah danumum berada dalam tren melemah dan

mengalami kontraksi.mengalami kontraksi.mengalami kontraksi.mengalami kontraksi.mengalami kontraksi. Di sepanjang 2012 rata-

rata bulanan laju ekspor Malaysia tumbuh

1,5% yoy (terendah dalam dua tahun terakhir)

meski di triwulan akhir terjadi peningkatan

pengiriman laju produk elektronika dan produk

tambang. Secara triwulanan, meski berhasil

keluar dari kontraksi 1,5% yoy di TW3-12, laju

ekspor Malaysia di TW4-12 rata-rata masih

tumbuh lemah yakni 0% (Oktober 3,2% yoy,

November 3,2% yoy)17. Hal itu sejalan dengan

melemahnya permintaan global, khususnya

elektronik (minus 0,03% yoy) dan CPO (minus

%, yoy

-25

-20

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

25

2008 2009 2010 2011 20126 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 11

IPIP: MiningIP: ManufacturingIP: Electricity3 per. Mov. Avg. (IP)

Sumber : Bloomberg

%, yoy

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

2008 2009 2010 2011 20126 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12

Sumber : Bloomberg

Vehicle SalesManuf. Sales3 per. Mov. Avg. (Manuf. Sales) 3 per. Mov. Avg. (Vehicle Sales)

Grafik 2.79 Sektor EksternalGrafik 2.79 Sektor EksternalGrafik 2.79 Sektor EksternalGrafik 2.79 Sektor EksternalGrafik 2.79 Sektor Eksternal

%, yoyMilliar Ringgit

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

-40

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

50

2008 2009 2010 2011 20123 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 11

Trade Balance (lhs)

Exports (rhs)

Imports (rhs)

Sumber : Bloomberg

17 Data terkini ekspor Malaysia per November 2012.

Page 90:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2012

78

9,8% yoy) asal Malaysia. Adapun rebound

yang dialami oleh ekspor di periode laporan

dipengaruhi perbaikan indikator ekonomi

negara mitra. Ke depan, kinerja eksternal

masih akan sangat bergantung pada

pemulihan ekonomi China dan AS yang

merupakan mitra dagang Malaysia (porsi

17,9% dan 8,5%).

Tren penurunan laju inflasi berlanjut.Tren penurunan laju inflasi berlanjut.Tren penurunan laju inflasi berlanjut.Tren penurunan laju inflasi berlanjut.Tren penurunan laju inflasi berlanjut.

Laju inflasi Malaysia di TW4-12 tercatat sebesar

1,2% yoy di bawah ekspektasi pasar yang

sebesar 1,5% yoy (CF Januari 2012). Dengan

perkembangan tersebut maka laju inflasi

Malaysia mencapai level terendah sepanjang

2012. Terjaganya laju inflasi Malaysia tidak

terlepas dari upaya keras pemerintah

melakukan pengendalian harga di tengah

tekanan imported inflation yang juga

cenderung melemah. Namun, meski dibayangi

tren ekonomi dunia dan harga komoditi global

yang melemah, tekanan laju inflasi Malaysia

di 2013 dikhawatirkan meningkat. Hal itu

dipengaruhi rencana implementasi upah

minimum (RM900/bulan) di 2013.

Sehubungan dengan proyeksi laju inflasi

Malaysia 2013 diperkirakan sebesar 2,3% (CF

Januari 2012).

B.5 Filipina

Pertumbuhan ekonomi Filipina pada

triwulan akhir 2012 masih cukup tinggi. Laju

PDB di triwulan laporan mampu tumbuh di

atas 5%, di atas ekspektasi para pengamat.

Hal itu didorong oleh permintaan domestik

terutama investasi pada sektor industri.

Tingginya pertumbuhan investasi tersebut

dipengaruhi oleh suku bunga rendah di Filipina

yang pada gilirannya memberi sentimen positif

para pelaku usaha. Masih solidnya penerimaan

remitansi turut menjaga penerimaan rumah

tangga yang berujung pada relatif tingginya

pertumbuhan konsumsi domestik. Laju inflasi

yang terjaga di dalam rentang target otoritas

moneter juga turut berada di balik laju

perekonomian Filipina. Pasokan bahan pangan

yang memadai di tengah penyesuaian harga

energi domestik sebagaimana tren harga

komoditas dunia yang dalam level rendah

berada di balik terjaganya laju inflasi domestik.

Sejalan dengan perkembangan ekonomi

makro Filipina yang masih menunjukkan sinyal

positif, di awal triwulan laporan otoritas

moneter memilih untuk menurunkan suku

bunga kebijakan sebesar 25 bps. Dengan

demikian sepanjang 2012 Filipina telah

menurunkan suku bunga kebijakan sebesar

100 bps. Upaya menjaga momentum

Grafik 2.80 Laju InflasiGrafik 2.80 Laju InflasiGrafik 2.80 Laju InflasiGrafik 2.80 Laju InflasiGrafik 2.80 Laju Inflasi

%, yoy%, yoy

2010 2011 20121 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12

0

2

4

6

-1

0

1

2

3

4

5

6

7

CPI (lhs) CPI Non Food (lhs)

CPI Food (lhs) Furniture & Household (lhs)CPI Transport (rhs)

Sumber : Bloomberg

Page 91:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

79

pertumbuhan di tengah proyeksi harga

komoditas global yang melemah turut

melatarbelakngi keputusan tersebut.

Permintaan domestik mendorongPermintaan domestik mendorongPermintaan domestik mendorongPermintaan domestik mendorongPermintaan domestik mendorong

pertumbuhan pada TW4-12pertumbuhan pada TW4-12pertumbuhan pada TW4-12pertumbuhan pada TW4-12pertumbuhan pada TW4-12. . . . . Laju PDB Filipina

di akhir 2012 tumbuh 6,8% yoy di atas

proyeksi pengamat yang sebesar 5,7% yoy (CF

Januari 2013). Dengan kinerja tersebut maka

rata-rata laju PDB Filipina di 2012 mencapai

6,5% yoy dari 3,9% yoy di 2011. Prestasi yang

dicapai oleh perekonomian Filipina

dipengaruhi oleh aktivitas ekonomi domestik

yang terjaga di tengah krisis dan resesi yang

melanda ekonomi negara maju. Hal itu

tercermin dari tingginya pertumbuhan investasi

dan konsumsi domestik. Aktivitas investasi

meningkat terutama didorong oleh sektor

industri yang mampu tumbuh sebesar 7,5%

yoy. Sementara konsumsi domestik mampu

tumbuh sebesar 5,6% yoy di periode laporan.

Tingginya aktivitas investasi tersebut tidak

terlepas dari kebijakan suku bunga rendah di

tengah laju inflasi domestik yang terjaga. Di

sisi lain, berlanjutnya penerimaan remitansi dari

Grafik 2.81 Laju PDB FilipinaGrafik 2.81 Laju PDB FilipinaGrafik 2.81 Laju PDB FilipinaGrafik 2.81 Laju PDB FilipinaGrafik 2.81 Laju PDB Filipina

Overseas Filipino Worker yang berimbas positif

pada pendapatan rumah tangga juga berada

di balik pertumbuhan laju PDB di atas 6% yoy.

Namun demikian, ke depan laju PDB Filipina

diproyeksikan sedikit melambat namun tetap

terjaga sebagai imbas masih tingginya risiko

dan ketidakpastian pemulihan ekonomi global.

CF Januari 2013 memproyeksikan laju PDB

Filipina 2013 sebesar 5,3% yoy di bawah

kinerja 2012. Hal itu sejalan dengan ekspektasi

laju inflasi 2013 yang menguat di tengah

domestic demand yang masih solid. Consensus

Forecast memperkirakan laju inflasi Filipina ke

depan mencapai 3,6% yoy (2013) dan 4,0%

yoy (2014).

Penerimaan remitansi mendorongPenerimaan remitansi mendorongPenerimaan remitansi mendorongPenerimaan remitansi mendorongPenerimaan remitansi mendorong

konsumsi domestik. konsumsi domestik. konsumsi domestik. konsumsi domestik. konsumsi domestik. Di TW4-12 rata-rata laju

penerimaan remitansi Filipina tumbuh

mencapai 8% yoy. Dengan demikian laju

penerimaan remitansi Filipina sepanjang 2012

diperkirakan mencapai 5,9% yoy di atas target

pemerintah yang sebesar 5,0% yoy. Masih

tingginya permintaan tenaga kerja terampil

asal Filipina dari AS, Kanada, Arab Saudi, UK,

Grafik 2.82 Indikator KonsumsiGrafik 2.82 Indikator KonsumsiGrafik 2.82 Indikator KonsumsiGrafik 2.82 Indikator KonsumsiGrafik 2.82 Indikator Konsumsi

PROYEKSI

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1

-10

-5

0

5

10

15

20PDB (rhs)

Industry

Manufacturing

Konsumsi RT

Sumber : Bloomberg

%, yoy

2007 2008 2009 2010 2011 2012

-40

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

50

1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12

Vehicle Sales

Remittances

M1 riil

Sumber : Bloomberg

Page 92:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2012

80

Jepang, Uni Emirat Arab, dan Singapura

berada di balik terjaganya penerimaan

remitansi Filipina18. Hal itu pada gilirannya

membawa imbas positif pada pendapatan

rumah tangga domestik. Sejalan dengan

kondisi tersebut laju penjualan kendaraan

bermotor Filipina di triwulan laporan rata-rata

tumbuh solid 26,9 % yoy. Meski ada faktor

base effect sebagai pengaruh gangguan

pasokan produk otomotif asal Thailand dan

Jepang di akhir 2011, penawaran produk

model baru dan berbagai skema pembiayaan

pembelian produk otomotif di tengah tren

suku bunga yang lemah turut berada di balik

pertumbuhan laju penjualan kendaraan

bermotor Filipina.

Terjaganya Terjaganya Terjaganya Terjaganya Terjaganya disposable incomedisposable incomedisposable incomedisposable incomedisposable income

mendorong sentimen positif perekonomian.mendorong sentimen positif perekonomian.mendorong sentimen positif perekonomian.mendorong sentimen positif perekonomian.mendorong sentimen positif perekonomian.

Sejalan dengan penerimaan remitansi yang

mendorong terjaganya pendapatan rumah

tangga domestik, sentimen terhadap

perekonomian juga menunjukan tren positif.

Tidak hanya itu, sentimen juga didorong

aktivitas produksi yang mampu tumbuh di

tengah pelemahan global demand. Indeks

aktivitas bisnis Filipina di TW4-12 mencapai

40,8 (tertinggi sejak akhir 2010) sementara

indeks akses kredit mencapai 16,9 (di atas rata-

rata indeks jangka panjang). Tren suku bunga

yang rendah dan laju inflasi yang terkendali

turut berada di balik sentimen positif tersebut.

Aktivitas investasi pada periode laporanAktivitas investasi pada periode laporanAktivitas investasi pada periode laporanAktivitas investasi pada periode laporanAktivitas investasi pada periode laporan

diperkirakan meningkat. diperkirakan meningkat. diperkirakan meningkat. diperkirakan meningkat. diperkirakan meningkat. Hal ini tercermin pada

18 Remitansi asal AS, Kanada, Arab Saudi, UK, Jepang, Uni EmiratArab, dan Singapura menyumbang lebih dari 70% terhadap totalpenerimaan remitansi Filipina.

sejumlah indikator penuntun investasi.

Indikator produksi manufaktur Filipina di TW4-

12 rata-rata tumbuh 11,1% yoy (tertinggi

sepanjang 2012). Hal itu sejalan dengan laju

pemanfaatan kapasitas produksi yang rata-rata

tumbuh mencapai 83,8% di atas tingkat

pemanfaatan tahun sebelumnya. Permintaan

domestik yang terjaga mendorong produksi

industri. Sentimen positif terhadap

perekonomian dometik dan pendapatan

rumah tangga yang terjaga berada dibalik

pertumbuhan itu meski pasar ekspor berada

dalam tren lemah.

Grafik 2.83 Indikator SentimenGrafik 2.83 Indikator SentimenGrafik 2.83 Indikator SentimenGrafik 2.83 Indikator SentimenGrafik 2.83 Indikator Sentimen

Grafik 2.84 Indikator ProduksiGrafik 2.84 Indikator ProduksiGrafik 2.84 Indikator ProduksiGrafik 2.84 Indikator ProduksiGrafik 2.84 Indikator Produksi

bps

-50

-40

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

50

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

Financial Conditions Index Volume of Business Activity IndexAccess to Credit Index

Sumber : Bloomberg

%, yoy

2007 2008 2009 2010 2011 20121 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 11

74

76

78

80

82

84

86

-40,00

-30,00

-20,00

-10,00

0,00

10,00

20,00

30,00

40,00

Kapasitas Utilisasi, lhs Produksi Manufaktur, rhs

Sumber : Bloomberg

Page 93:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

81

Tren pelemahan aktivitas eksporTren pelemahan aktivitas eksporTren pelemahan aktivitas eksporTren pelemahan aktivitas eksporTren pelemahan aktivitas ekspor

tertahan pada TW4-12 seiring dengan mulaitertahan pada TW4-12 seiring dengan mulaitertahan pada TW4-12 seiring dengan mulaitertahan pada TW4-12 seiring dengan mulaitertahan pada TW4-12 seiring dengan mulai

meningkatnya permintaan dunia. meningkatnya permintaan dunia. meningkatnya permintaan dunia. meningkatnya permintaan dunia. meningkatnya permintaan dunia. Di sepanjang

2012 laju ekspor Filipina masih berada dalam

tren lemah sejalan dengan perlambatan laju

ekonomi global. Namun demikian di akhir

triwulan 2012 laju ekspor mengalami

perbaikan kinerja sejalan dengan adanya

peningkatan permintaan dari China dan AS.

Hal itu pada gilirannya menahan pertumbuhan

laju ekspor Filipina masuk ke teritori negatif.

Rata-rata laju ekspor TW4-12 tumbuh 5,8%

yoy meski di bawah rata-rata tahunan yang

sebesar 7,0% yoy19. Walaupun laju ekspor

Filipina masih tumbuh positif namun neraca

perdagangannya diproyeksikan masih tercatat

defisit pada TW4-12. Defisit neraca

perdagangan Filipina diproyeksi mengalami

pelebaran pada TW4-12, sebesar defisit

USD5,1 juta dari USD3,9 juta di triwulan

sebelumnya. Masih kuatnya permintaan

domestik yang berujung pada laju impor yang

Grafik 2.85 Kinerja EksternalGrafik 2.85 Kinerja EksternalGrafik 2.85 Kinerja EksternalGrafik 2.85 Kinerja EksternalGrafik 2.85 Kinerja Eksternal

tumbuh 3,25% yoy (tertinggi di 2012) di

tengah tren apresiasi PHP berada dibalik

melebarnya defisit neraca perdagangan

Filipina.

Laju inflasi terjaga dalam rentang targetLaju inflasi terjaga dalam rentang targetLaju inflasi terjaga dalam rentang targetLaju inflasi terjaga dalam rentang targetLaju inflasi terjaga dalam rentang target

otoritas. otoritas. otoritas. otoritas. otoritas. Laju inflasi Filipina di TW4-12 sebesar

2,9% yoy lebih lemah dari TW3-12 dan di

bawah proyeksi CF Januari 2013 yang sebesar

3,3% yoy. Dengan perkembangan itu maka

sepanjang 2012 tekanan laju inflasi Filipina

berada dalam tren lemah dan dalam rentang

yang ditargetkan Banko Sentral ng Pilipinas (3-

5% yoy). Terjaganya laju inflasi Filipina di

triwulan laporan merupakan imbas

ketersediaan pasokan bahan pangan dan

produk perikanan serta penyesuaian harga

BBM premium dan solar serta tarif listrik yang

lebih rendah mengikuti pasar energi dunia. Hal

itu tercermin dari rata-rata laju inflasi kelompok

bahan makanan dan energi yang sebesar 2,3%

yoy dan 3,9% yoy di bawah level triwulan

sebelumnya yang masing-masing sebesar

3,1% yoy dan 5,0% yoy. Di sisi lain, tren

apresiasi nilai tukar peso (PHP) juga

USD million%, yoy

-60

-40

-20

0

20

40

60

-2000

-1600

-1200

-800

-400

0

400

800

1200

1600

2000

2007 2008 2009 2010 2011 20121 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 11

Imports (lhs)

Exports (lhs)

Neraca Perdagangan (rhs)

Sumber : Bloomberg

Grafik 2.86 Laju InflasiGrafik 2.86 Laju InflasiGrafik 2.86 Laju InflasiGrafik 2.86 Laju InflasiGrafik 2.86 Laju Inflasi

%, yoy

-10

-5

0

5

10

15

20

2008 2009 2010 2011 20121 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12

Fuel,Light, & WaterHeadline CPI

Avg jk. pjgServicesFood, Beverages, & Tobacco Perumahaan

Avg 00-07

Sumber : Bloomberg

19 Data ekspor Filipina sampai dengan tulisan ini dibuat adalah perNovember 2012

Page 94:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2012

82

berpengaruh pada terjaganya tekanan

imported inflation. Meski demikian, masih

kuatnya domestic demand dikhawatirkan akan

mendorong tekanan laju inflasi dari sisi

permintaan ke depan. Consensus Forecast

Januari 2013 memperkirakan laju inflasi Filipina

menguat mendekati 4,0% yoy.

Kondisi ekonomi makro yang terjagaKondisi ekonomi makro yang terjagaKondisi ekonomi makro yang terjagaKondisi ekonomi makro yang terjagaKondisi ekonomi makro yang terjaga

mendorong otoritas moneter menurunkanmendorong otoritas moneter menurunkanmendorong otoritas moneter menurunkanmendorong otoritas moneter menurunkanmendorong otoritas moneter menurunkan

suku bunga kebijakan. suku bunga kebijakan. suku bunga kebijakan. suku bunga kebijakan. suku bunga kebijakan. Di TW4-12, suku bunga

kebijakan Filipina dipangkas 25 bps menjadi

3,5% (overnight rate) dan 5,5% (repo rate).

Dengan demikian maka sepanjang 2012

Banko Sentral ng Pilipinas (BSP) secara aktif

telah menurunkan suku bunga kebijakan

sebesar 100 bps (Januari, Maret, Juli, dan

Oktober masing-masing sebesar 25 bps). Selain

dilatarbelakangi tekanan laju inflasi yang terus

berada di dalam rentang target otoritas

moneter, keinginan mendorong pertumbuhan

domestik di tengah ancaman pelemahan

ekonomi global juga berada di balik kebijakan

memangkas suku bunga. Tingkat suku bunga

sebesar 3,5% (overnight rate) dan 5,5% (repo

rate) diperkirakan akan dipertahankan sampai

TW2-13 di tengah risiko kenaikan harga

komoditas global yang juga melemah.

B.6 Singapura

Tren perlambatan laju perekonomian

yang dialami Kawasan Eropa dan China pada

gilirannya turut memengaruhi laju ekonomi

Singapura yang selama ini sangat bergantung

pada sektor eksternal. Di sepanjang 2012 laju

PDB Singapura berada dalam tren lemah

seiring terpukulnya permintaan produk dari

kedua wilayah tersebut. Lemahnya permintaan

global terhadap produk asal Singapura

mendorong sektor tersebut tumbuh berada

dalam kontraksi sepanjang 2012. Kondisi

tersebut diperkirakan akan berlangsung lama

sebagaimana indeks pembelian ke depan yang

juga berada dalam level kontraksi. Terpukulnya

sektor eksternal Singapura pada gilirannya juga

memengaruhi aktivitas ekonomi domestik.

Selain faktor eksternal, tekanan perekonomian

juga dipengaruhi keterbatasan permintaan

Grafik 2.87 Pasar KeuanganGrafik 2.87 Pasar KeuanganGrafik 2.87 Pasar KeuanganGrafik 2.87 Pasar KeuanganGrafik 2.87 Pasar Keuangan

Grafik 2.88 Suku Bunga KebijakanGrafik 2.88 Suku Bunga KebijakanGrafik 2.88 Suku Bunga KebijakanGrafik 2.88 Suku Bunga KebijakanGrafik 2.88 Suku Bunga Kebijakan

IndeksPeso/USD

Depresiasi

Indeks Saham, rhs

Nilai Tukar

40

41

42

43

44

45

46

47

48

2.500

3.000

3.500

4.000

4.500

5.000

5.500

6.000

Jun Aug Oct Dec Feb Apr Jun Aug Oct Dec Feb Apr Jun Aug Oct Dec

2010 2011 2012

Sumber : Bloomberg

%

0

2

4

6

8

10

2006 2007 2008 2009 2010 2011 20121 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12

Sumber : Bloomberg

o/n Policy Rate

3M Interbank Rate

Repo Rate

Page 95:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

83

domestik dalam mendorong laju

pertumbuhan. Hal itu sejalan dengan tekanan

laju inflasi yang masih tinggi, sebagai imbas

harga properti dan Certificate of Entitlement

(CoE) kendaraan yang juga tinggi.

Kinerja perekonomian masih beradaKinerja perekonomian masih beradaKinerja perekonomian masih beradaKinerja perekonomian masih beradaKinerja perekonomian masih berada

dalam tren lemah. dalam tren lemah. dalam tren lemah. dalam tren lemah. dalam tren lemah. Di TW4-12 laju PDB

Singapura tumbuh 1,1% yoy dari 0,3% yoy di

TW3-12. Meskipun meningkat dari TW3-12

yang merupakan pertumbuhan terburuk sejak

2008, secara umum tren laju PDB Singapura

masih di bawah kinerja rata-rata triwulanan

2012 (1,6% yoy) maupun rata-rata lima tahun

terakhir (4,4% yoy). Lemahnya laju PDB

Singapura di triwulan laporan masih

dipengaruhi oleh perlambatan ekonomi

negara maju. Melemahnya ekonomi negara

mitra dagang, khususnya China yang

menyumbang 10% ekspor Singapura pada

gilirannya berimbas pada kinerja eksternal dan

aktivitas manufaktur di dalam negeri. Di sisi

lain, permintaan domestik Singapura juga

belum mampu memberi dorongan berarti

kepada pertumbuhan. Hal itu sebagai imbas

laju inflasi Singapura yang masih berada di level

tinggi. Sejalan tingginya pengaruh

perlambatan ekonomi global kepada tekanan

laju perekonomian Singapura maka akselerasi

laju pertumbuhan ekonomi Singapura di 2013

akan bergantung pada proses pemulihan

ekonomi di Kawasan Eropa, China, dan AS.

Consensus Forecast Januari 2013

memproyeksikan laju PDB Singapura 2013

sebesar 2,7% yoy. Optimisme tersebut sejalan

dengan asumsi gradual upturn ekonomi global

sebagaimana proyeksi IMF (WEO Januari 2013

update) berjalan lancar. Di sisi lain dalam rilis

di akhir Oktober 2012 Monetary Authority of

Singapore (MAS) menilai laju pertumbuhan

ekonomi Singapura di 2013 masih akan berada

di bawah pertumbuhan potensialnya.

Kinerja investasi diperkirakan masihKinerja investasi diperkirakan masihKinerja investasi diperkirakan masihKinerja investasi diperkirakan masihKinerja investasi diperkirakan masih

lemah pada triwulan laporan. lemah pada triwulan laporan. lemah pada triwulan laporan. lemah pada triwulan laporan. lemah pada triwulan laporan. Lemahnya

aktivitas investasi diindikasikan pada sejumlah

indikator penuntun investasi. Indikator

produksi manufaktur pada TW4-12 rata-rata

terkontraksi sebesar 0,93% yoy sebagai imbas

melemahnya permintaan produk Singapura.

Grafik 2.89 Laju PDBGrafik 2.89 Laju PDBGrafik 2.89 Laju PDBGrafik 2.89 Laju PDBGrafik 2.89 Laju PDB Grafik 2.90 Proyeksi Laju PDB & InflasiGrafik 2.90 Proyeksi Laju PDB & InflasiGrafik 2.90 Proyeksi Laju PDB & InflasiGrafik 2.90 Proyeksi Laju PDB & InflasiGrafik 2.90 Proyeksi Laju PDB & Inflasi

9,1

1,2

6,03,6

1,62,50,31,1

Kontribusi (%)%, yoy

PROYEKSI

2008 2009 2010 2011 2012 2013Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

25

-10

0

10

20

30

40

50

Net Ekspor (rhs)Investasi (rhs)Konsumsi (rhs)PDB (lhs)

Sumber : Bloomberg

5,5

5,0

4,5

4,0

3,5

3,0

2,5

2,0

2012

2013 ConsumerPrice Information

Forecasts (%)

2013 Real GDPGrowtn Forecasts

(%)

%

Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan

Sumber : Bloomberg

Page 96:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2012

84

Sementara kinerja di sektor industri terus

melemah. Kinerja industri manufaktur berada

di teritori negatif sejalan dengan melemahnya

seluruh sektor industri utama Singapura di

TW4-12. Industri elektronik di TW4-12 rata-

rata berada dalam kontraksi 9,77% yoy

dengan rata-rata tahunan sebesar minus

10,7% yoy. Selain itu, sektor biomedis yang di

awal tahun tumbuh tinggi di triwulan laporan

telah berada dalam siklus menurun. Di periode

laporan rata-rata laju pertumbuhan industri

biomedis tumbuh 3,9% yoy di bawah rata-

rata setahun yang sebesar 11,9% yoy.

Memerhatikan kondisi ekonomi globalMemerhatikan kondisi ekonomi globalMemerhatikan kondisi ekonomi globalMemerhatikan kondisi ekonomi globalMemerhatikan kondisi ekonomi global

yang masih dibayangi ketidakpastian indeksyang masih dibayangi ketidakpastian indeksyang masih dibayangi ketidakpastian indeksyang masih dibayangi ketidakpastian indeksyang masih dibayangi ketidakpastian indeks

Purchasing Manager IndeksPurchasing Manager IndeksPurchasing Manager IndeksPurchasing Manager IndeksPurchasing Manager Indeks (PMI) di Singapura (PMI) di Singapura (PMI) di Singapura (PMI) di Singapura (PMI) di Singapura

juga terus menunjukan kontraksi.juga terus menunjukan kontraksi.juga terus menunjukan kontraksi.juga terus menunjukan kontraksi.juga terus menunjukan kontraksi. Hal itu

tercermin dari rata-rata indeks pembelian

manajer sektor manufaktur di TW4-12 berada

di level 48,57 dengan rata-rata bulanan

sepanjang tahun 49,4320. Di sisi lain indeks PMI

sektor elektronika rata-rata mengalami

kontraksi paling dalam ke level 47,1% yoy.

Sementara itu rata-rata indeks PMI untuk

pesanan ekspor baru di TW4-12 juga berada

di teritori kontraksi (47,9), mengindikasikan

masih lemahnya aktivitas perdagangan

internasional ke depan.

Rentannya perekonomian turutRentannya perekonomian turutRentannya perekonomian turutRentannya perekonomian turutRentannya perekonomian turut

dipengaruhi melemahnya konsumsi. dipengaruhi melemahnya konsumsi. dipengaruhi melemahnya konsumsi. dipengaruhi melemahnya konsumsi. dipengaruhi melemahnya konsumsi. Berbeda

dengan negara lain di kawasan yang

pertumbuhannya terbantu oleh konsumsi

domestik, di Singapura indikator konsumsi

juga mengalami pelemahan sebagaimana

tercermin pada sejumlah indikator penuntun

konsumsi. Laju penjualan ritel Singapura di

TW4-12 rata-rata terkontraksi sebesar 1,1%

yoy di bawah rata-rata tahunan yang sebesar

3,16% yoy21. Di sisi lain, laju penjualan

kendaraan bermotor di TW4-12 rata-rata

tumbuh lemah 1,6% yoy di bawah rata-rata

setahun yang mencapai 3,17% yoy. Lemahnya

laju konsumsi Singapura dilatarbelakangi oleh

penerapan tarif Certificate of Entitlement (CoE)

kendaraan bermotor yang tinggi sebagai

langkah pemerintah menjaga laju

Grafik 2.91 Produksi Manufaktur SingapuraGrafik 2.91 Produksi Manufaktur SingapuraGrafik 2.91 Produksi Manufaktur SingapuraGrafik 2.91 Produksi Manufaktur SingapuraGrafik 2.91 Produksi Manufaktur Singapura Grafik 2.92 PMI SingapuraGrafik 2.92 PMI SingapuraGrafik 2.92 PMI SingapuraGrafik 2.92 PMI SingapuraGrafik 2.92 PMI Singapura

%, yoy

2010 2011 20121 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12

-100

-50

0

50

100

150

200

Produksi Manufaktur ChemicalsBiomedicals

ElectronicsPrecission Engineering

Sumber : Bloomberg

Indeks

40

42

44

46

48

50

52

54

56

58

60

2008 2009 2010 2011 20121 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12

Manufacturing ElectronicsNew Export OrdersNew Orders

Production Threshold

Sumber : Bloomberg

20 Indeks di bawah 50 menunjukan kontraksi, di atas 50 ekspansi. 21 Data terkini indikator ritel Singapura per November 2012.

Page 97:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

85

Grafik 2.93 Indikator Konsumsi SingapuraGrafik 2.93 Indikator Konsumsi SingapuraGrafik 2.93 Indikator Konsumsi SingapuraGrafik 2.93 Indikator Konsumsi SingapuraGrafik 2.93 Indikator Konsumsi Singapura Grafik 2.94 Laju Properti SingapuraGrafik 2.94 Laju Properti SingapuraGrafik 2.94 Laju Properti SingapuraGrafik 2.94 Laju Properti SingapuraGrafik 2.94 Laju Properti Singapura

pertumbuhan kendaraan dan biaya tinggi

sebagai imbas keketatan pasar tenaga kerja.

Selain konsumsi ritel, laju penjualan properti

juga berada dalam tren lemah. Meski di

triwulan laporan laju penjualan properti

tumbuh 2,8% yoy di atas rata-rata 2012 yang

sebesar 2,2% yoy namun pertumbuhan

tersebut masih di bawah kinerja rata-rata 2011

yang mencapai 8,2% yoy. Lemahnya penjualan

properti didorong kenaikan pajak properti yang

dilatarbelakangi kebijakan pemerintah

menahan terjadinya bubble di sektor properti.

Ekonomi 2012 ditutup dengan kinerjaEkonomi 2012 ditutup dengan kinerjaEkonomi 2012 ditutup dengan kinerjaEkonomi 2012 ditutup dengan kinerjaEkonomi 2012 ditutup dengan kinerja

ekspor yang terkontraksi dalam. ekspor yang terkontraksi dalam. ekspor yang terkontraksi dalam. ekspor yang terkontraksi dalam. ekspor yang terkontraksi dalam. Laju ekspor

di Desember 2012 berada dalam kontraksi

13,8% yoy (terburuk sepanjang 2012).

Dengan perkembangan tersebut maka rata-

rata laju ekspor Singapura di TW4-12 berada

dalam kontraksi 5,0% yoy. Kontraksi tersebut

dipengaruhi oleh menurunnya pengiriman

produk manufaktur-Non Oil Domestic Exports

(elektronika, farmasi, dan biomedis) yang pada

gilirannya menahan aktivitas ekonomi secara

keseluruhan. Melemahnya ekonomi Kawasan

Euro dan China sangat memengaruhi kinerja

eksternal Singapura mengingat porsi pasar

Kawasan Euro yang mencapai 14% sementara

China 11%. Ekspor ke Kawasan Eropa di

periode laporan berada dalam kontraksi 3,6%

yoy sementara ke China rata-rata laju ekspor

sebesar 4% yoy. Di sisi lain, tren apresiasi SGD

di 2012 juga turut menambah tekanan ekspor

Singapura.

%, yoy

2008 2009 2010 2011 2012

-40,0

-30,0

-20,0

-10,0

0,0

10,0

20,0

30,0

40,0

50,0

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4

All types

Apartment

Condominiums

Sumber : Bloomberg

%, yoy, nsa

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

25

-60

-40

-20

0

20

40

60

80

1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 911

Retail sales, lhsRetail sales-exclude motor vehicle, lhspRetail sales-motor vehicle, rhs

Sumber : Bloomberg

Grafik 2.95 Kinerja Eksternal SingapuraGrafik 2.95 Kinerja Eksternal SingapuraGrafik 2.95 Kinerja Eksternal SingapuraGrafik 2.95 Kinerja Eksternal SingapuraGrafik 2.95 Kinerja Eksternal Singapura

%, yoy

-60,0

-40,0

-20,0

0,0

20,0

40,0

60,0

80,0

100,0

120,0

2006 2007 2008 2009 2010 2011 20121 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12

Non-oil domestic exportEkspor Total

Oil domestic exportRe-export

Sumber : Bloomberg

Page 98:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2012

86

Tekanan laju inflasi persisten di levelTekanan laju inflasi persisten di levelTekanan laju inflasi persisten di levelTekanan laju inflasi persisten di levelTekanan laju inflasi persisten di level

tinggi. tinggi. tinggi. tinggi. tinggi. Di TW4-12 laju inflasi Singapura sebesar

3,9% yoy sehingga menjadi yang terendah

sepanjang triwulan 2012. Meski secara

triwulanan realisasi laju inflasi TW4-12 di

bawah ekspekstasi pasar yang sebesar 4,1%

yoy (CF Januari 2013), namun secara bulanan

tekanan laju inflasi kembali menujukkan

peningkatan. Hal itu tercermin dari laju inflasi

di Desember 2012 yang sebesar 4,3% yoy di

atas kinerja dua bulan sebelumnya. Tingginya

tekanan laju inflasi Singapura masih

dipengaruhi oleh tingginya inflasi kelompok

perumahan dan transportasi. Laju inflasi

kelompok perumahan di TW4-12 sebesar

5,84% yoy yang didorong oleh kenaikan biaya

sewa di akhir tahun, sementara laju inflasi

kelompok transportasi tumbuh 7,30% yoy

sebagai imbas kenaikan tarif CoE. Secara

keseluruhan, tekanan laju inflasi Singapura

diperkirakan tertahan secara gradual. Hal itu

sejalan dengan melemahnya aktivitas

perekonomian domestik dan global. Monetary

Authority of Singapore (MAS) memperkirakan

laju inflasi di rentang 3,5%yoy - 4,5% yoy.

Grafik 2.96 Laju Inflasi SingapuraGrafik 2.96 Laju Inflasi SingapuraGrafik 2.96 Laju Inflasi SingapuraGrafik 2.96 Laju Inflasi SingapuraGrafik 2.96 Laju Inflasi Singapura

%, yoy

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

25

2007 2008 2009 2010 2011 20121 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12

Sumber : Bloomberg

CPI FoodRecreation & OthersHousing

Transport

B.7 Thailand

Setelah mengalami kontraksi tajam

9,0% yoy di TW4-11, ekonomi Thailand

berangsur menunjukan pemulihan selama

2012. Pada triwulan akhir 2012 PDB Thailand

diperkirakan tumbuh 14,2% yoy seiring

tumbuhnya konsumsi dan aktivitas investasi

selain adanya faktor base effect. Sementara

itu, langkah pemerintah yang terus

mendorong rekonstruksi pascabanjir

diperkirakan masih akan menjadi motor

pertumbuhan PDB ke depan. Geliat ekonomi

pascabanjir juga tercermin dari indikator

manufaktur yang terus menunjukkan

kinerjanya positif. Aktivitas perekonomian

yang semakin pulih dan upaya memenuhi

backlog order berada di balik pertumbuhan

investasi terutama pada industri manufaktur.

Selain didorong oleh ekonomi domestik,

pertumbuhan ekonomi di TW4-12 juga

dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan

dari China dan AS di triwulan laporan. Meski

demikian secara umum kinerja eskternal

Thailand masih dibayangi kerapuhan seiring

masih lemahnya permintaan global. Di tengah

ekonomi yang semakin pulih, di TW4-12

tanaman pangan Thailand dibayangi oleh

cuaca buruk yang berujung pada gangguan

pasokan. Hal itu pada gilirannya mendorong

tekanan laju inflasi IHK. Meski demikian, laju

inflasi inti Thailand masih berada di dalam

rentang target Bank of Thailand (BoT).Untuk

terus mendorong pemulihan ekonomi

pascabanjir, BoT di TW4-12 memutuskan

menurunkan suku bunga kebijakan sebesar

25bps.

Page 99:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

87

Momentum pemulihan pascabanjirMomentum pemulihan pascabanjirMomentum pemulihan pascabanjirMomentum pemulihan pascabanjirMomentum pemulihan pascabanjir

mendorong pertumbuhan ekonomi. mendorong pertumbuhan ekonomi. mendorong pertumbuhan ekonomi. mendorong pertumbuhan ekonomi. mendorong pertumbuhan ekonomi. Di TW4-

12 ekonomi makro Thailand diperkirakan

tumbuh tinggi di atas 10% yoy (CF Januari

2013: 14,2% yoy), diperkirakan sebagai

pengaruh base effect. Di periode yang sama

2011 Thailand mengalami banjir besar

sehingga mendorong kontraksi perekonomian.

Meski dipengaruhi base effect secara umum

laju indikator pertumbuhan ekonomi Thailand

di triwulan laporan tetap menunjukan kinerja

terjaga. Hal itu tercermin dari tingkat

pengangguran yang cenderung rendah dan

laju konsumsi yang menguat di tengah

kepercayaan bisnis yang juga menunjukan tren

positif. Ke depan, laju pertumbuhan PDB

Thailand diperkirakan masih akan

memanfaatkan momentum pemulihan

pascabanjir. Upaya pemerintah mendorong

rekonstruksi dan pembangunan infrastruktur

diperkirakan mampu menjaga laju PDB di level

4% yoy - 5% yoy. Sehubungan dengan itu di

2013 pemerintah merencanakan program

investasi publik untuk pembangunan

infrastruktur sebesar THB1,95 triliun (2013-

2020). Proyeksi Consensus Forecast Januari

2013 laju memperkirakan laju PDB Thailand

sebesar 4,6% yoy (2013) dan 4,7% yoy (2014).

Meski demikian, aktivitas perekonomian

Thailand di 2013 tidak terlepas dari downside

risk. Risiko dikhawatirkan timbul seiring

meningkatnya tekanan laju inflasi

pascapenerapan upah minimum di seantero

Thailand yang berimbas pada kenaikan upah

sebesar 35%.

Sampai dengan akhir 2012 aktivitasSampai dengan akhir 2012 aktivitasSampai dengan akhir 2012 aktivitasSampai dengan akhir 2012 aktivitasSampai dengan akhir 2012 aktivitas

investasi diperkirakan relatif tinggi. investasi diperkirakan relatif tinggi. investasi diperkirakan relatif tinggi. investasi diperkirakan relatif tinggi. investasi diperkirakan relatif tinggi. Tingginya

kinerja investasi diindikasikan oleh sejumlah

indikator penuntun investasi terutama pada

sektor manufaktur yang terus

mengoptimalkan kapasitas produksi. Hal itu

sejalan dengan aktivitas ekonomi yang

semakin pulih pascabanjir 2011 dan upaya

memenuhi order backlog. Rata-rata laju

manufacturing production index Thailand di

TW4-12 tumbuh 47,2% yoy (tertinggi di 2012)

sementara rata-rata capacity utilization index

mencapai level 67 (di atas rata-rata jangka

panjangnya). Bertumbuhnya laju investasi di

Grafik 2.97 Laju PDB ThailandGrafik 2.97 Laju PDB ThailandGrafik 2.97 Laju PDB ThailandGrafik 2.97 Laju PDB ThailandGrafik 2.97 Laju PDB Thailand Grafik 2.98 Indikator InvestasiGrafik 2.98 Indikator InvestasiGrafik 2.98 Indikator InvestasiGrafik 2.98 Indikator InvestasiGrafik 2.98 Indikator Investasi

%, yoy

Proyeksi

-50

-40

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

2008 2009 2010 2011 2012 2013Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4

-15

-10

-5

0

5

10

15

20Net Ekspor, lhs

Investasi, lhs

Konsumsi, lhs

PDB Riil, rhs

Sumber : Bloomberg

Indeks%, yoy

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 20121 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12

-60

-40

-20

0

20

40

60

80

100

40

45

50

55

60

65

70

75

Manufacturing Prod. Index, nsa (lhs)Capacity Utilization (rhs)Capacity Utilization, rata2 jk. panjang (rhs)

Sumber : Bloomberg

Page 100:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2012

88

Thailand tidak terlepas dari sentimen bisnis

yang juga positif. Di TW4-12 rata-rata leading

index dan business confident index tumbuh di

atas rata-rata 2012 mencapai 6,71% yoy

(leading index) dan 51,57 (business confident

index).

Tingginya konsumsi domestik ditopangTingginya konsumsi domestik ditopangTingginya konsumsi domestik ditopangTingginya konsumsi domestik ditopangTingginya konsumsi domestik ditopang

oleh kebijakan pemerintah.oleh kebijakan pemerintah.oleh kebijakan pemerintah.oleh kebijakan pemerintah.oleh kebijakan pemerintah. Di periode laporan

indikator konsumsi Thailand menunjukan laju

pertumbuhan yang signifikan. Laju penjulan

ritel di TW4-12 rata-rata tumbuh 40,58% yoy

sementara laju penjualan kendaraan bermotor

mencapai 355,3% yoy. Tingginya laju

konsumsi di periode laporan memang

dipengaruhi oleh base effect. Namun demikian

adanya kebijakan pemerintah berupa skema

pembelian mobil pertama (tax rebate THB100

ribu) dan penurunan pajak penghasilan pribadi

turut berada dibalik pertumbuhan tersebut.

Ekspor mengalami Ekspor mengalami Ekspor mengalami Ekspor mengalami Ekspor mengalami reboundreboundreboundreboundrebound namun namun namun namun namun

masih dalam tren lemah.masih dalam tren lemah.masih dalam tren lemah.masih dalam tren lemah.masih dalam tren lemah. Sepanjang 2012 laju

ekspor Thailand berada dalam tren melambat.

Hal itu dipengaruhi oleh permintaan global

yang melemah disamping gangguan produksi

Grafik 2.99 Indikator SentimenGrafik 2.99 Indikator SentimenGrafik 2.99 Indikator SentimenGrafik 2.99 Indikator SentimenGrafik 2.99 Indikator Sentimen Grafik 2.100 Indikator KonsumsiGrafik 2.100 Indikator KonsumsiGrafik 2.100 Indikator KonsumsiGrafik 2.100 Indikator KonsumsiGrafik 2.100 Indikator Konsumsi

domestik sebagai imbas banjir besar yang

melanda akhir 2011. Meski demikian, di akhir

2012 laju ekspor Thailand mengalami

rebound. Pertumbuhan pengiriman produk

otomotif, elektronika, dan konstruksi ke China

dan AS berada di balik terdorongnya kinerja

eksternal Thailand. Sejak akhir 2011 sampai

dengan pertengahan 2012 laju ekspor

Thailand berada dalam kontraksi, namun di

TW4-12 mampu tumbuh rata-rata 18,38%

yoy. Selain faktor base effect perbaikan

sementara indikator ekonomi negara maju

Indeks%, yoy

2007 2008 2009 2010 2011 20121 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12

-4

-2

0

2

4

6

8

10

Industry Sentiment (rhs)Leading Index (lhs)Business Sentiment (rhs)

30

40

50

60

70

80

90

100

110

120

130

Sumber : Bloomberg

USD/VND%

2010 2011 20121 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12

0

5

10

15

20

25

17000

17500

18000

18500

19000

19500

20000

20500

21000

21500Refinancing rate, lhsInflasi, lhsDiscount rate, lhsBase rate, lhsVND/USD, rhs

Sumber : Bloomberg

Grafik 2.101 Kinerja EksternalGrafik 2.101 Kinerja EksternalGrafik 2.101 Kinerja EksternalGrafik 2.101 Kinerja EksternalGrafik 2.101 Kinerja Eksternal

Miliar USD%, yoy

2007 2008 2009 2010 2011 2012

-60

-40

-20

0

20

40

60

80

100

1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12

Trade Balance, rhs Ekspor, lhs Impor, lhs6

-2

-1

0

1

2

3

4

5

Sumber : Bloomberg

Page 101:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

89

turut memberi imbas positif. Sejalan dengan

laju eskpor yang membaik di akhir tahun

neraca berjalan Thailand di periode laporan

mencapai USD307 juta. Meski demikian,

surplus neraca berjalan tersebut belum sebesar

rata-rata jangka panjang yang mencapai

USD900 juta. Hal itu merupakan imbas impor

yang juga tumbuh tinggi seiring pemulihan

ekonomi pascabanjir.

Tekanan laju inflasi Thailand di periodeTekanan laju inflasi Thailand di periodeTekanan laju inflasi Thailand di periodeTekanan laju inflasi Thailand di periodeTekanan laju inflasi Thailand di periode

laporan cenderung menguat. laporan cenderung menguat. laporan cenderung menguat. laporan cenderung menguat. laporan cenderung menguat. Laju inflasi (IHK)

di TW4-12 sebesar 3,23% yoy di atas dua

triwulan sebelumnya (TW2: 2,52% yoy, TW3:

2,93% yoy). Meski demikian laju inflasi inti

sebesar 1,82% yoy masih di dalam rentang

target bank sentral (0,5% - 3,0% yoy).

Meningkatnya laju inflasi di TW4-12

merupakan pengaruh dari meningkatnya

tekanan inflasi di Desember 2012 yang

mencapai 3,63% yoy (tertinggi dalam 13 bulan

terakhir). Meningkatnya tekanan laju inflasi IHK

utamanya didorong oleh laju inflasi kelompok

bahan makanan yang tumbuh tinggi menjadi

4,0% yoy dari 1,92% yoy di November 2012.

Grafik 2.102 Current Account ThailandGrafik 2.102 Current Account ThailandGrafik 2.102 Current Account ThailandGrafik 2.102 Current Account ThailandGrafik 2.102 Current Account Thailand

%USD juta

-3000

-2000

-1000

0

1000

2000

3000

4000

2009 2010 2011 20122005 2006 2007 2008I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

-6

-4

-2

0

2

4

6

8

10

Nominal Rasio thd PDB, rhs

Sumber : Bloomberg

Grafik 2.103 Laju InflasiGrafik 2.103 Laju InflasiGrafik 2.103 Laju InflasiGrafik 2.103 Laju InflasiGrafik 2.103 Laju Inflasi

Cuaca buruk yang berujung pada gangguan

panen bahan pangan berada di balik tekanan

laju inflasi bahan makanan di Thailand. Ke

depan, diperkirakan terjadi penguatan tekanan

laju inflasi seiring semakin pulihnya aktivitas

perekonomian pascabanjir diakhir 2011. Di sisi

lain, kebijakan pemerintah menaikkan upah

minimum menjadi THB300 di seluruh Thailand

dinilai akan mendorong kenaikan upah sebesar

35% dan pada gilirannya juga akan memberi

tekanan pada laju inflasi secara umum. CF

Januari 2013 memproyeksikan laju inflasi 2013

dan 2014 masing-masing sebesar 3,3% yoy

dan 3,4% yoy dari 3,0% yoy (2012).

Suku bunga kebijakan dipangkas.Suku bunga kebijakan dipangkas.Suku bunga kebijakan dipangkas.Suku bunga kebijakan dipangkas.Suku bunga kebijakan dipangkas. Di

TW4-12, BoT memutuskan untuk menurunkan

suku bunga kebijakan sebesar 25 bps menjadi

2,75% (17 Oktober 2012). Sebelumnya BOT

mempertahankan suku bunga kebijakan di

level 3% sejak Januari 2012. Kebijakan itu

dilatarbelakangi asesmen tekanan laju inflasi

yang terjaga dan keinginan mendorong

percepatan pemulihan ekonomi yang belum

sepenuhnya pulih pascabanjir 2011. Bahkan

%, yoy

2010 2011 20123 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12

-4

-2

0

2

4

6

8

10

12

IHK Food

Housing & FurnishingTransp & Kom

Sumber : Bloomberg

Page 102:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2012

90

Grafik 2.104 Suku Bunga KebijakanGrafik 2.104 Suku Bunga KebijakanGrafik 2.104 Suku Bunga KebijakanGrafik 2.104 Suku Bunga KebijakanGrafik 2.104 Suku Bunga Kebijakan

%, yoy

-6

-4

-2

0

2

4

6

8

10

2007 2008 2009 2010 2011 20121 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12

Sumber : Bloomberg

Benchmark interest rate

Inflasi

dalam asesmen IMF Juni 2012, perekonomian

Thailand dinilai berada dalam laju

pertumbuhan yang di bawah rata-rata jangka

panjang dengan kecenderungan terus

mengalami moderasi. Dengan suku bunga

yang lebih rendah diharapkan pemulihan

sektor manufaktur dapat berjalan lebih cepat.

Percepatan pemulihan sektor itu menjadi

penting mengingat 40% aktivitas ekonomi

Thailand bersumber dari industri manufaktur.

B.8 Vietnam

Laju PDB Vietnam di TW4-12 masih

tumbuh lemah. Hal itu merupakan imbas

menurunnya aktivitas investasi dan konsumsi.

Lemahnya aktivitas investasi merupakan imbas

terpukulnya ekspor di tengah tren perlambatan

permintaan global. Selain faktor eksternal,

tantangan perekonomian juga dipengaruhi

kerentanan yang membayangi sektor

perbankan. Kekhawatiran meningkatnya

kredit bermasalah di tengah isu transparansi

dan akuntabilitas perbankan yang lemah

berada di balik menguatnya risiko perbankan

Vietnam. Sejalan dengan fungsi intermediasi

yang tidak berjalan optimal aktivitas konsumsi

masyarakat juga turut merasakan imbasnya.

Meski laju penjualan ritel masih tumbuh di atas

10% yoy, namun laju penjualan kendaraan

bermotor terus mengalami kontraksi. Di sisi

lain, kebijakan beras murah Vietnam juga

belum mampu mendorong laju ekspor secara

keseluruhan. Produk tekstil yang merupakan

unggulan Vietnam di periode laporan juga

tumbuh lemah di bawah rata-rata tahunan

2012 maupun 2011. Sementara itu, laju inflasi

yang secara bertahap terus melambat di

triwulan laporan tekanannya menguat namun

masih di bawah 10% yoy yang merupakan

target otoritas. Sejalan dengan tren laju

pertumbuhan ekonomi yang melambat, State

Bank of Vietnam (SBV) di TW4-12 kembali

menurunkan suku bunga kebijakannya.

Dengan demikian sepanjang 2012 otoritas

moneter telah menurunkan suku bunga

kebijakan sebanyak enam kali. Meski bertujuan

mendorong pertumbuhan, penurunan suku

bunga yang tidak disertai perbaikan struktural

di sektor perbankan dikhawatirkan tidak

berdampak banyak pada perekonomian.

Laju PDB masih tumbuh lemah. Laju PDB masih tumbuh lemah. Laju PDB masih tumbuh lemah. Laju PDB masih tumbuh lemah. Laju PDB masih tumbuh lemah. Realisasi

laju PDB Vietnam di TW4-12 sebesar 5,0% yoy

dari 4,7% yoy di triwulan sebelumnya. Dengan

perkembangan tersebut laju PDB Vietnam

sepanjang 2012 masih di level lemah, yakni

5,03%, level terendah sejak 1999 yang sebesar

4,77% yoy. Realisasi PDB 2012 kembali

mengonfirmasi langkah perbaikan yang

dilakukan masih belum cukup sehingga

Page 103:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

91

perekonomian Vietnam secara umum masih

dibayangi kerentanan. Terpukulnya aktivitas

investasi terutama pada sektor industri

domestik di tengah melambatnya ekspor,

melemahnya konsumsi, dan intermediasi

perbankan yang tertahan turut berada dibalik

tantangan yang dihadapi ekonomi Vietnam22.

Imbas tidak optimalnya fungsi intermediasi

adalah sulitnya industri memperoleh akses

dana untuk modal kerja. Hal itu pada

muaranya berujung pada laju rata-rata

tahunan sektor industri dan konstruksi dalam

komponen PDB yang tumbuh lemah 1,9% yoy

(2012) di bawah 2011 (2,3% yoy) dan 2010

(2,8% yoy). Melemahnya laju PDB ke depan

diperkirakan sejalan dengan ekspektasi laju

inflasi 2013 yang juga menguat. Hal itu

merupakan imbas kebijakan pemerintah yang

menurunkan subsidi di sektor kesehatan (harga

obat dan fasilitas kesehatan) di tengah

kebijakan akomodatif otoritas fiskal dan

moneter.

22 Sektor industri dan manufaktur menyumbang 40,7% terhadappertumbuhan PDB Vietnam.

Tertahannya fungsi intermediasiTertahannya fungsi intermediasiTertahannya fungsi intermediasiTertahannya fungsi intermediasiTertahannya fungsi intermediasi

perbankan Vietnam tidak terlepas dariperbankan Vietnam tidak terlepas dariperbankan Vietnam tidak terlepas dariperbankan Vietnam tidak terlepas dariperbankan Vietnam tidak terlepas dari

tingginya risiko yang membayangi sektortingginya risiko yang membayangi sektortingginya risiko yang membayangi sektortingginya risiko yang membayangi sektortingginya risiko yang membayangi sektor

perbankan di tengah isu belum optimalnyaperbankan di tengah isu belum optimalnyaperbankan di tengah isu belum optimalnyaperbankan di tengah isu belum optimalnyaperbankan di tengah isu belum optimalnya

transparansi dan akuntabilitas industritransparansi dan akuntabilitas industritransparansi dan akuntabilitas industritransparansi dan akuntabilitas industritransparansi dan akuntabilitas industri

tersebut.tersebut.tersebut.tersebut.tersebut. Hal tersebut sejalan dengan langkah

lembaga pemeringkat Moodys yang pada

TW3-12 menurunkan peringkat kredit Vietnam

menjadi B2 dari B1. Hal itu didasarkan pada

asesmen meningkatnya kerentanan di sektor

perbankan Vietnam yang tercermin dari

dugaan terus meningkatnya rasio kredit

bermasalah. Berdasarkan perkiraan State Bank

of Vietnam (SBV) rasio kredit bermasalah/Non-

Performing Loans (NPL) perbankan Vietnam di

akhir 2012 mencapai 8,75%, di atas data yang

dilaporkan bank sebesar 4,5% (versi lembaga

pemeringkat Fitch 15%). Sementara laju

pertumbuhan kredit cenderung melemah

menjadi 6,45% di bawah ekspansi 2011 (14%)

dan 2010 (32%)23. Lemahnya pertumbuhan

kredit dilatarbelakangi kekhawatiran

perbankan menyalurkan dana yang dapat

berujung pada kredit bermasalah.

Kinerja investasi diperkirakan masihKinerja investasi diperkirakan masihKinerja investasi diperkirakan masihKinerja investasi diperkirakan masihKinerja investasi diperkirakan masih

lemah selama TW4-12. lemah selama TW4-12. lemah selama TW4-12. lemah selama TW4-12. lemah selama TW4-12. Hal ini tercermin pada

indikator penuntun investasi yang belum

menunjukkan perbaikan. Indikator produksi

industri masih berada di level lemah. Meski di

Desember 2012 Industrial Production Index (IPI)

Vietnam mampu tumbuh 4,3% yoy (tertinggi

sepanjang 2012), namun jika dilihat kinerja

tahunan, IPI Vietnam hanya sebesar 4,0% yoy

dari 6,9% yoy di 2011. Pelemahan terutama

Grafik 2.105 Laju PDB VietnamGrafik 2.105 Laju PDB VietnamGrafik 2.105 Laju PDB VietnamGrafik 2.105 Laju PDB VietnamGrafik 2.105 Laju PDB Vietnam

%, yoy

0,0

1,0

2,0

3,0

4,0

5,0

6,0

7,0

8,0

9,0

2007 2008 2009 2010 2011 2012Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4

Industry & ConstructionPDB Agriculture

Services

Sumber : Bloomberg

23 Sumber: IMF

Page 104:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2012

92

terjadi pada industri manufaktur yang di 2012

rata-rata tumbuh 1,3% yoy dari 9,3% yoy di

tahun sebelumnya. Terpukulnya industri

manufaktur Vietnam sejalan dengan

melemahnya permintaan produk Vietnam

sebagai imbas permintaan global yang

melambat. Di sisi lain, sulitnya akses industri

terhadap pendanaan perbankan juga

membuat sektor ini sulit untuk

mengembangkan usahanya.

Kerentanan yang membayangiKerentanan yang membayangiKerentanan yang membayangiKerentanan yang membayangiKerentanan yang membayangi

perekonomian menahan aktivitas konsumsi.perekonomian menahan aktivitas konsumsi.perekonomian menahan aktivitas konsumsi.perekonomian menahan aktivitas konsumsi.perekonomian menahan aktivitas konsumsi.

Dihadapkan pada masih rentannya ekonomi

domestik, aktivitas konsumsi Vietnam di TW4-

12 melanjutkan tren lemah. Hal itu tercermin

dari laju penjualan ritel Vietnam TW4-12 yang

meskipun masih tumbuh cukup tinggi (18,5%

yoy) namun merupakan kinerja terendah

sepanjang 2012. Di sisi lain, laju penjualan

kendaraan bermotor di periode laporan juga

melanjutkan tren kontraksi 14,7% yoy. Sama

halnya dengan sektor industri, tertekannya laju

penjualan kendaraan bermotor yang

merupakan durable goods juga dipengaruhi

Grafik 2.106 Indikator ProduksiGrafik 2.106 Indikator ProduksiGrafik 2.106 Indikator ProduksiGrafik 2.106 Indikator ProduksiGrafik 2.106 Indikator Produksi

%, yoy%, yoy

-15,0

-10,0

-5,0

0,0

5,0

10,0

15,0

20,0

25,0

30,0

-30,0

-20,0

-10,0

0,0

10,0

20,0

30,0

40,0

50,0

2009 2010 2011 20121 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12

IPIIPI Mining (rhs)IPI Manufacturing (rhs)IPI Gas & Water Supply (rhs)

Sumber : Bloomberg

oleh kurangnya dukungan akses pembiayaan

oleh lembaga keuangan. Ancaman

meningkatnya kredit bermasalah dikemudian

hari membuat perbankan menahan pemberian

kredit ke sektor rumah tangga.

Kinerja ekspor sejalan denganKinerja ekspor sejalan denganKinerja ekspor sejalan denganKinerja ekspor sejalan denganKinerja ekspor sejalan dengan

perkembangan ekonomi global yangperkembangan ekonomi global yangperkembangan ekonomi global yangperkembangan ekonomi global yangperkembangan ekonomi global yang

melemah. melemah. melemah. melemah. melemah. Di TW4-12 laju ekspor Vietnam

tumbuh 17,93% yoy. Dengan demikian laju

ekspor Vietnam di 2012 sebesar 23,05% yoy

di bawah kinerja 2011 yang sebesar 32,86%

yoy. Melemahnya laju ekspor Vietnam sejalan

Grafik 2.107 Indikator KonsumsiGrafik 2.107 Indikator KonsumsiGrafik 2.107 Indikator KonsumsiGrafik 2.107 Indikator KonsumsiGrafik 2.107 Indikator Konsumsi

%, yoy%, yoy

-20

-10

0

10

20

30

40

2007 2008 2009 2010 2011 2012

1 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12-100

-50

0

50

100

150

200

Penjualan Kendaraan (rhs)Penjualan Ritel (lhs)

Sumber : Bloomberg

Grafik 2.108 Kinerja EksternalGrafik 2.108 Kinerja EksternalGrafik 2.108 Kinerja EksternalGrafik 2.108 Kinerja EksternalGrafik 2.108 Kinerja Eksternal

Juta USD%, yoy

-60

-40

-20

0

20

40

60

80

100

-4000

-3500

-3000

-2500

-2000

-1500

-1000

-500

0

500

1000

1500

2007 2008 2009 2010 2011 20121 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12

Trade Balance Ekspor Impor

Sumber : Bloomberg

Page 105:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

93

Grafik 2.109 Laju InflasiGrafik 2.109 Laju InflasiGrafik 2.109 Laju InflasiGrafik 2.109 Laju InflasiGrafik 2.109 Laju Inflasi Grafik 2.110 Suku Bunga KebijakanGrafik 2.110 Suku Bunga KebijakanGrafik 2.110 Suku Bunga KebijakanGrafik 2.110 Suku Bunga KebijakanGrafik 2.110 Suku Bunga Kebijakan

dengan tren pelemahan ekonomi negara mitra

dagang khususnya China disamping adanya

faktor base effect. Produk tekstil yang

menyumbang 27% produk ekspor Vietnam di

TW4-12 tumbuh lemah 7,1% yoy di bawah

rata-rata 2012 (11,8% yoy) dan 2011 (25,0%

yoy). Di sisi lain, laju ekspor beras Vietnam

masih mampu tumbuh 23,1% yoy di atas rata-

rata tahunan sebagai imbas kebijakan harga

beras murah.

Tren penurunan laju inflasi tertahan. Tren penurunan laju inflasi tertahan. Tren penurunan laju inflasi tertahan. Tren penurunan laju inflasi tertahan. Tren penurunan laju inflasi tertahan. Di

2012 tekanan laju inflasi Vietnam berangsur

melemah menjadi 5,6% yoy (TW3-12) sebagai

imbas perekonomian yang melambat. Namun

memasuki triwulan akhir 2012, tekanan laju

inflasi Vietnam menguat ke level 7,0% yoy

yang utamanya didorong oleh penguatan

inflasi kelompok non-makanan. Laju inflasi

kelompok transportasi-komunikasi dan

perumahan di periode laporan rata-rata

tumbuh masing-masing sebesar 7,2% yoy dan

9,3% yoy di atas tekanan di triwulan

sebelumnya. Penguatan laju inflasi tersebut

dinilai juga dipengaruhi kebijakan pemerintah

yang mengurangi subsidi kesehatan (jasa

kesehatan dan obat-obatan) dan pendidikan

di bulan Oktober 2012 sebagai langkah

konsolidasi fiskal. Meski terjadi penguatan di

triwulan akhir 2012 namun secara umum laju

inflasi tahunan Vietnam berhasil tumbuh di

bawah 10% yoy yang merupakan target

otoritas (rata-rata 2012: 9,3% yoy).

Otoritas kembali menurunkan sukuOtoritas kembali menurunkan sukuOtoritas kembali menurunkan sukuOtoritas kembali menurunkan sukuOtoritas kembali menurunkan suku

bunga kebijakan guna mendorong lajubunga kebijakan guna mendorong lajubunga kebijakan guna mendorong lajubunga kebijakan guna mendorong lajubunga kebijakan guna mendorong laju

pertumbuhan ekonomi. pertumbuhan ekonomi. pertumbuhan ekonomi. pertumbuhan ekonomi. pertumbuhan ekonomi. Untuk yang keenam

kalinya di 2012 SBV menurunkan suku bunga

kebijakan refinancing rate dan discount rate

masing-masing sebesar 100 bps menjadi 9%

dan 7% di TW4-12 (Desember 2012). Langkah

pelonggaran yang diambil otoritas moneter

dilatarbelakangi keinginan mendorong pelaku

usaha mendapatkan cost of fund yang lebih

efisien sehingga mampu mendorong

pertumbuhan ekonomi. Tidak dapat dipungkiri

bahwa suku bunga yang tinggi turut berada

di balik tertahannya aktivitas industri domestik,

namun demikian langkah otoritas oleh

sebagian pihak dinilai terlalu terburu-buru. Hal

%, yoy

Rata2 2010 = 6,9%Rata2 2011 = 18,6%

-20

-10

0

10

20

30

40

50

2007 2008 2009 2010 2011 20121 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12

IHK Food & Foodstuff

Transport dan Comm. Clothing

House

Sumber : Bloomberg

USD/VND%

2010 2011 20121 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12

0

5

10

15

20

25

17000

17500

18000

18500

19000

19500

20000

20500

21000

21500Refinancing rate, lhsInflasi, lhsDiscount rate, lhsBase rate, lhsVND/USD, rhs

Sumber : Bloomberg

Page 106:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2012

94

itu didasarkan asesmen bahwa tingginya suku

bunga juga dilatarbelakangi adanya

permasalahan fundamental di industri

perbankan Vietnam. Oleh karena itu,

penurunan suku bunga dinilai tidak akan

berdampak langsung pada penyaluran kredit

perbankan.

B.9 Brazil

Perekonomian Brazil pada TW4-12

berada pada fase awal pemulihan. Momentum

perbaikan ekonomi yang terjadi sejak di TW2-

12 terus berlanjut hingga akhir tahun. Namun

demikian, dengan perlambatan ekonomi yang

signifikan di awal tahun menyebabkan

ekonomi Brazil secara keseluruhan tahun 2012

hanya mampu tumbuh 1% (yoy), jauh di

bawah pertumbuhan tahun sebelumnya

(2,7% yoy). Tekanan eksternal yang masih

berlanjut seiring dengan pemulihan ekonomi

global yang berlangsung moderat dan

perbaikan investasi domestik yang belum

signifikan menjadi sumber perlambatan

ekonomi Brazil di 2012. Sementara itu, nilai

tukar Brazil sempat mengalami tekanan

depresiasi di pertengahan TW4-12 yang dipicu

oleh pesimisme terhadap prospek ekonomi

Brazil pascarilis data PDB TW3-12 yang lebih

rendah dari perkiraan. Namun demikian,

respon Banco Central do Brasil (BCB) yang

segera merubah arah kebijakan nilai tukarnya

dari menahan apresiasi menjadi mengurangi

tekanan depresiasi, berhasil membawa

pergerakan nilai tukarnya kembali di kisaran

USD/BRL 2. Sementara itu, laju inflasi di TW4-

12 masih tinggi (5,84%) sebagai akibat masih

adanya efek supply shock komoditas pangan.

Secara keseluruhan tahun, laju inflasi 2012

berada di atas titik tengah targetnya dengan

tren yang meningkat. Sebagai respon terhadap

kondisi tersebut, BCB kembali menahan suku

bunga kebijakannya di 7,25% hingga akhir

TW4-12. Ke depan, ekonomi Brazil

diperkirakan meningkat sebagai dampak dari

investasi jangka pendek dalam rangka

persiapan penyelenggaraan Piala Dunia Sepak

Bola 2014 dan Olimpiade Musim Panas 2016.

Inflasi diperkirakan menurun, namun masih

ada potensi tekanan kenaikan harga dalam

jangka pendek. BCB diperkirakan masih akan

mempertahankan suku bunga kebijakan pada

level saat ini untuk menciptakan kestabilan

moneter dalam jangka panjang dan menjamin

konvergensi inflasi kepada targetnya.

Setelah melambat cukup dalam sejakSetelah melambat cukup dalam sejakSetelah melambat cukup dalam sejakSetelah melambat cukup dalam sejakSetelah melambat cukup dalam sejak

awal tahun 2012, ekonomi Brazil di TW4-12awal tahun 2012, ekonomi Brazil di TW4-12awal tahun 2012, ekonomi Brazil di TW4-12awal tahun 2012, ekonomi Brazil di TW4-12awal tahun 2012, ekonomi Brazil di TW4-12

mulai memasuki mulai memasuki mulai memasuki mulai memasuki mulai memasuki fase awal pemulihan. fase awal pemulihan. fase awal pemulihan. fase awal pemulihan. fase awal pemulihan. Laju

pertumbuhan ekonomi di TW4-12

diperkirakan mencapai 1,7% (yoy)24, sedikit di

atas pertumbuhan TW3-12 (0,9% yoy) (Grafik

2.111). Namun demikian, dengan laju

pertumbuhan PDB yang sejak awal tahun

masih rendah, maka secara keseluruhan tahun

2012 ekonomi Brazil diperkirakan hanya akan

tumbuh di kisaran 1.0 - 1.1% (yoy)25, jauh di

bawah pertumbuhan tahun sebelumnya

(2,7% yoy).

24 Consensus Forecast Desember 201225 Perkiraan WEO Januari 2012 update dan Consensus Forecast

Desember 2012

Page 107:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

95

Grafik 2.111 Pertumbuhan PDB BrazilGrafik 2.111 Pertumbuhan PDB BrazilGrafik 2.111 Pertumbuhan PDB BrazilGrafik 2.111 Pertumbuhan PDB BrazilGrafik 2.111 Pertumbuhan PDB Brazil

Grafik 2.112Grafik 2.112Grafik 2.112Grafik 2.112Grafik 2.112Pertumbuhan Komponen PDB BrazilPertumbuhan Komponen PDB BrazilPertumbuhan Komponen PDB BrazilPertumbuhan Komponen PDB BrazilPertumbuhan Komponen PDB Brazil

Sebagaimana yang terjadi sepanjangSebagaimana yang terjadi sepanjangSebagaimana yang terjadi sepanjangSebagaimana yang terjadi sepanjangSebagaimana yang terjadi sepanjang

tahun 2012, konsumsi swasta masih menjaditahun 2012, konsumsi swasta masih menjaditahun 2012, konsumsi swasta masih menjaditahun 2012, konsumsi swasta masih menjaditahun 2012, konsumsi swasta masih menjadi

faktor pendorong utama pertumbuhanfaktor pendorong utama pertumbuhanfaktor pendorong utama pertumbuhanfaktor pendorong utama pertumbuhanfaktor pendorong utama pertumbuhan

ekonomi Brazil di TW4-12. ekonomi Brazil di TW4-12. ekonomi Brazil di TW4-12. ekonomi Brazil di TW4-12. ekonomi Brazil di TW4-12. Komponen

pembentuk PDB ini masih tumbuh positif

sebesar 3,4% di TW3-12 dan tren positif ini

diperkirakan masih berlanjut di TW4-12

dengan laju pertumbuhan yang lebih tinggi

(Grafik 2.113). Perkembangan beberapa

indikator penuntun konsumsi seperti

perkembangan indeks penjualan ritel

kelompok makanan dan sandang (Grafik

2.113), penciptaan lapangan kerja dan

pendapatan riil (Grafik 2.114) serta ekspektasi

konsumen mengindikasikan masih tingginya

ativitas konumsi dalam triwulan laporan.

Meningkatnya aktivitas konsumsi juga masih

mendapat dukungan dari sisi pembiayaan

sebagaimana tercermin dari pertumbuhan

kredit konsumsi dan kredit personal yang

masih positif (Grafik 2.115). Selain itu, stimulus

fiskal yang kembali dikeluarkan pemerintah di

akhir TW4-12 antara lain melalui penurunan

pajak dan distribusi listrik yang berdampak

%, yoy

Sumber : Bloomberg dan Concemsus Forecast

Forecast CF

-4

-2

0

2

4

6

8

10

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 20131 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

%, yoy

Sumber : BCB

-20

-10

0

10

20

30

40

50

2008 2009 2010 2011 2012I Q II Q III Q IV Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q III Q IV Q IQ II Q III Q IV Q IQ II Q III Q

Konsumsi SwastaInvestasiExportImpor

Grafik 2.113 Pertumbuhan Penjualan RitelGrafik 2.113 Pertumbuhan Penjualan RitelGrafik 2.113 Pertumbuhan Penjualan RitelGrafik 2.113 Pertumbuhan Penjualan RitelGrafik 2.113 Pertumbuhan Penjualan Ritel

Grafik 2.114 Penciptaan Lapangan kerjaGrafik 2.114 Penciptaan Lapangan kerjaGrafik 2.114 Penciptaan Lapangan kerjaGrafik 2.114 Penciptaan Lapangan kerjaGrafik 2.114 Penciptaan Lapangan kerjadan Rata-Rata Pendapatan Riil Efektifdan Rata-Rata Pendapatan Riil Efektifdan Rata-Rata Pendapatan Riil Efektifdan Rata-Rata Pendapatan Riil Efektifdan Rata-Rata Pendapatan Riil Efektif

%, yoy

Sumber : Bloomberg

0

2

4

6

8

10

12

14

16

2011 2012Jan Apr Jul Oct Jan Apr Jul Oct

Pakaian dan Alas Kaki

Makanan, Minuman dan Tembakau

%, yoy

Sumber : Bloomberg

-6

-4

-2

0

2

4

6

8

10

Jan Apr Jul Oct Jan Apr Jul Oct

2011 2012

Rata-rata pendapatan riil efektif

Penciptaan Lapangan Kerja

Page 108:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2012

96

pada penurunan harga energi, juga turut

mendorong aktivitas konsumsi.

Sementara itu, aktivitas investasi diSementara itu, aktivitas investasi diSementara itu, aktivitas investasi diSementara itu, aktivitas investasi diSementara itu, aktivitas investasi di

triwulan laporan terindikasi masih belum kuat.triwulan laporan terindikasi masih belum kuat.triwulan laporan terindikasi masih belum kuat.triwulan laporan terindikasi masih belum kuat.triwulan laporan terindikasi masih belum kuat.

Hingga TW3-12 aktivitas investasi masih

terkontraksi 5,63% yoy seiring dengan belum

membaiknya iklim investasi di Brazil. Dampak

berbagai stimulus yang telah dikeluarkan

pemerintah Brazil sejak awal tahun 2012,

seperti pemotongan pajak untuk industri,

memperpanjang tax breaks, maupun suntikan

dana kepada Development Bank (BNDES)

kepada peningkatan kegiatan investasi di 2012

diperkirakan masih terbatas. Hal ini tidak

terlepas dari masih adanya persoalan di sisi

pasokan (kendala distribusi, infrastucture

bottleneck dan penurunan daya saing industri),

menurunnya produktivitas ekonomi, dan

prospek ekonomi yang masih lemah diduga

menjadi penyebab masih kurangnya minat

untuk berinvestasi. Hal ini dikonfirmasi oleh

perkembangan indeks keyakinan bisnis yang

mengindikasikan optimisme pengusaha

terhadap kondisi ekonomi yang mendukung

Grafik 2.115 Kredit KonsumsiGrafik 2.115 Kredit KonsumsiGrafik 2.115 Kredit KonsumsiGrafik 2.115 Kredit KonsumsiGrafik 2.115 Kredit Konsumsi

%, yoy

Sumber : Bloomberg2012

Jan Mar May Jul Sep Nov10

12

14

16

18

20

22

Personal

Consumer Credit

Grafik 2.116Grafik 2.116Grafik 2.116Grafik 2.116Grafik 2.116Indeks Keyakinan Konsumen dan BisnisIndeks Keyakinan Konsumen dan BisnisIndeks Keyakinan Konsumen dan BisnisIndeks Keyakinan Konsumen dan BisnisIndeks Keyakinan Konsumen dan Bisnis

Jan Apr Jul Oct Jan Apr Jul Oct

Index Index

Sumber : Bloomberg

109

110

111

112

113

114

115

116

117

118

40

45

50

55

60

65

70

2011 2012

Consumer Confidence Business Confidence (RHS)

kelangsungan bisnis belum berubah secara

signifikan (Grafik 2.116). Dengan

perkembangan tersebut, aktivitas investasi

selama triwulan akhir 2012 diperkirakan tidak

akan mengalami kenaikan signifikan.

Berbagai upaya untuk mendorongBerbagai upaya untuk mendorongBerbagai upaya untuk mendorongBerbagai upaya untuk mendorongBerbagai upaya untuk mendorong

kegiatan investasi domestik masih dilakukankegiatan investasi domestik masih dilakukankegiatan investasi domestik masih dilakukankegiatan investasi domestik masih dilakukankegiatan investasi domestik masih dilakukan

oleh pemerintah Brazil di TW4-12. oleh pemerintah Brazil di TW4-12. oleh pemerintah Brazil di TW4-12. oleh pemerintah Brazil di TW4-12. oleh pemerintah Brazil di TW4-12. Guna

memberikan insentif kepada perbankan untuk

menyalurkan kredit investasi, BCB mengurangi

reserve requirement sebesar 20% bagi bank-

bank besar yang memberikan kredit investasi

barang-barang modal. Sejalan dengan itu,

Pemerintah Brazil juga kembali mengeluarkan

beberapa kebijakan untuk menggerakkan

kegiatan investasi melalui pemotongan pajak

dan investasi khususnya terkait infrastuktur

dan penurunan biaya energi26 untuk

menurunkan biaya produksi industri, serta

26 Kebijakan penurunan energi yang diumumkan pada TW4-12akan berlaku efektif sejak Januari 2013. Penurunan biaya energitersebut akan menurunkan biaya energi konsumen sebesar 18persen dan industri sebesar 32 persen. Sumber: Bloomberg. 24Januari 2013. Rousseff Deepens Brazil Power Cost Cuts asInflation Accelerates

Page 109:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

97

memberikan konsesi kepada sektor swasta

yang terkait dengan proyek infrastruktur.

Sejalan dengan proses pemulihanSejalan dengan proses pemulihanSejalan dengan proses pemulihanSejalan dengan proses pemulihanSejalan dengan proses pemulihan

ekonomi global yang masih moderat, aktivitasekonomi global yang masih moderat, aktivitasekonomi global yang masih moderat, aktivitasekonomi global yang masih moderat, aktivitasekonomi global yang masih moderat, aktivitas

ekspor Brazil di TW4-12 juga masih terkendala.ekspor Brazil di TW4-12 juga masih terkendala.ekspor Brazil di TW4-12 juga masih terkendala.ekspor Brazil di TW4-12 juga masih terkendala.ekspor Brazil di TW4-12 juga masih terkendala.

Dalam dua triwulan terakhir, ekspor Brazil

mengalami kontraksi yang dalam (minus

3,2%, yoy) di TW3-12 (Grafik 2.117). Kontraksi

tersebut diperkirakan masih berlanjut di TW4-

12 sebagaimana tercermin dari laju

pertumbuhan ekspor bulanan yang hingga

triwulan laporan masih negatif (Grafik 2.117).

Belum signifikannya permulihan ekonomi di

negara mitra dagang utamanya, seperti China,

Amerika Serikat, Argentina, dan Jerman (Grafik

2.118) dan perlambatan ekonomi yang dialami

oleh China dan resesi di Jepang diduga menjadi

faktor penyebab tertahannya aktivitas ekspor

di tahun 2012.

Belum pulihnya aktivitas ekspor semakinBelum pulihnya aktivitas ekspor semakinBelum pulihnya aktivitas ekspor semakinBelum pulihnya aktivitas ekspor semakinBelum pulihnya aktivitas ekspor semakin

memberikan tekanan kepada kinerja neracamemberikan tekanan kepada kinerja neracamemberikan tekanan kepada kinerja neracamemberikan tekanan kepada kinerja neracamemberikan tekanan kepada kinerja neraca

pembayaran Brazil. pembayaran Brazil. pembayaran Brazil. pembayaran Brazil. pembayaran Brazil. Defisit neraca pembayaran

yang sudah terjadi sejak TW1-12 semakin

Grafik 2.117 Pertumbuhan Ekspor TotalGrafik 2.117 Pertumbuhan Ekspor TotalGrafik 2.117 Pertumbuhan Ekspor TotalGrafik 2.117 Pertumbuhan Ekspor TotalGrafik 2.117 Pertumbuhan Ekspor Total

membesar di TW4-12 yang disebabkan defisit

neraca perdagangan. Hal ini disebabkan

pelemahan ekspor yang semakin dalam di

tengah aktivitas impor yang masih tinggi

(Grafik 2.119). Sementara itu, kinerja neraca

modal dan finansial cenderung meningkat di

triwulan laporan yang dipicu peningkatan

direct investment (Grafik 2.120). Di sisi investasi

portofolio, pada triwulan laporan terindikasi

terjadi perubahan jenis aliran masuk pada

triwulan sebelumnya didominasi oleh debt

securities menjadi equity securities.

%, yoy

Sumber : Bloomberg

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

50

60

Nilai ekspor Total

Jan May Sep Jan May Sep Jan May Sep

2010 2011 2012

Grafik 2.118 PertumbuhanGrafik 2.118 PertumbuhanGrafik 2.118 PertumbuhanGrafik 2.118 PertumbuhanGrafik 2.118 PertumbuhanEkspor Brazil ke Mitra Dagang UtamaEkspor Brazil ke Mitra Dagang UtamaEkspor Brazil ke Mitra Dagang UtamaEkspor Brazil ke Mitra Dagang UtamaEkspor Brazil ke Mitra Dagang Utama

%, yoy

Sumber : CEIC

-60

-40

-20

0

20

40

60

80

100

Argentina

Jepang

Jerman

USA

China

2011 2012

Jan Apr Jul Oct Jan Apr Jul Oct

Grafik 2.119 Kinerja Neraca PembayaranGrafik 2.119 Kinerja Neraca PembayaranGrafik 2.119 Kinerja Neraca PembayaranGrafik 2.119 Kinerja Neraca PembayaranGrafik 2.119 Kinerja Neraca Pembayaran

Juta USD

Sumber : BCB

-30000

-20000

-10000

0

10000

20000

30000

40000

50000

2010 2011 2012I II III IV I II III IV I II III IV

Overall Balance

Neraca Berjalan

Neraca Finansial dan Kapital

Page 110:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2012

98

Seiring dengan gejolak kondisi pasarSeiring dengan gejolak kondisi pasarSeiring dengan gejolak kondisi pasarSeiring dengan gejolak kondisi pasarSeiring dengan gejolak kondisi pasar

keuangan global yang mereda, perkembangankeuangan global yang mereda, perkembangankeuangan global yang mereda, perkembangankeuangan global yang mereda, perkembangankeuangan global yang mereda, perkembangan

pasar keuangan domestik Brazil cukuppasar keuangan domestik Brazil cukuppasar keuangan domestik Brazil cukuppasar keuangan domestik Brazil cukuppasar keuangan domestik Brazil cukup

terkendali. terkendali. terkendali. terkendali. terkendali. Hal ini tercermin pada pergerakan

indeks harga saham Bovespa yang bergerak

positif di TW4-12 (Grafik 2.121). Berkurangnya

gejolak di pasar saham di TW4-12 terjadi

seiring dengan relatif minimnya sentimen

negatif di pasar keuangan global.

Nilai tukar Brazil pada TW4-12Nilai tukar Brazil pada TW4-12Nilai tukar Brazil pada TW4-12Nilai tukar Brazil pada TW4-12Nilai tukar Brazil pada TW4-12

mengalami tekanan depresiasi.mengalami tekanan depresiasi.mengalami tekanan depresiasi.mengalami tekanan depresiasi.mengalami tekanan depresiasi. Nilai tukar

Grafik 2.120 Aliran Modal MasukGrafik 2.120 Aliran Modal MasukGrafik 2.120 Aliran Modal MasukGrafik 2.120 Aliran Modal MasukGrafik 2.120 Aliran Modal Masuk

Sumber : Banco Central do Brazil

USD Juta

-50000

-40000

-30000

-20000

-10000

0

10000

20000

30000

40000

50000

60000

Other investmentsFinancial derivativesPortfolio investmentsDirect investment

2008 2009 2010* 2011* 2012*I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

Grafik 2.121 Indeks Harga Saham BovespaGrafik 2.121 Indeks Harga Saham BovespaGrafik 2.121 Indeks Harga Saham BovespaGrafik 2.121 Indeks Harga Saham BovespaGrafik 2.121 Indeks Harga Saham Bovespa

Brazil kembali mengalami tekanan depresiasi

dari USD/BRL 2,03 di akhir TW3-12 menjadi

USD/BRL 2,12 di pertengahan TW4-12 (Grafik

2.122) atau terdepresiasi sebesar 1,03%

dibandingkan TW3-12. Hal tersebut dipicu

oleh (i) realisasi laju PDB TW3-12 yang lebih

rendah dari perkiraan, (ii) rencana pemerintah

untuk menurunkan borrowing cost pada level

terendahnya yang berimplikasi pada

kemungkinan suku bunga kebijakan SELIC rate

akan bertahan pada level saat ini untuk jangka

waktu yang panjang, (iii) tekanan inflasi yang

semakin meningkat dan (iv) antisipasi pasar

terhadap kemungkinan dampak negatif

kebijakan fiscal cliff AS. Kekhawatiran investor

terhadap prospek ekonomi Brazil juga

tercermin dari CDS Brazil yang sedikit

meningkat pada periode saat terjadi depresiasi

nilai tukar tersebut (Grafik 2.123). Sebagai

respon terhadap tekanan depresiasi tersebut,

BCB melakukan perubahan kebijakan terkait

nilai tukar di TW4-12. Pada mulanya BCB

menerapkan reserve currency swap sejak Mei

2012 yang ditujukan untuk memproteksi

Sumber : Bloomberg

Indeks

Indeks Saham BOVESPA

30000

35000

40000

45000

50000

55000

60000

65000

70000

75000

2012

1Jan

22Jan

12Feb

4Mar

25Mar

15Apr

6Mei

27Mei

17Jun

8Jul

29Jul

19Ags

9Sep

30Sep

12Okt

11Nov

2Des

23Des

Grafik 2.122 Nilai Tukar BrazilGrafik 2.122 Nilai Tukar BrazilGrafik 2.122 Nilai Tukar BrazilGrafik 2.122 Nilai Tukar BrazilGrafik 2.122 Nilai Tukar Brazil

USD/BRL

Sumber : Bloomberg

1,4

1,5

1,6

1,7

1,8

1,9

2,0

2,1

2,2

Nilai Tukar Brazil

2011 2012Jan Mar Mar Jul Sep Nov Jan Mar May Jul Sep Nov

Page 111:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

99

eksportir akibat kuatnya tekanan apresiasi dan

menjaga pergerakan nilai tukar Brazil pada

kisaran USD/BRL 2. Namun, di TW4-12,

kebijakan tersebut diubah menjadi currency

swap27 untuk mencegah pelemahan nilai tukar

yang semakin dalam. Pascaperubahan

kebijakan tersebut, nilai tukar Brazil kembali

bergerak di kisaran USD/BRL 2.

Tekanan inflasi di TW4-12 cenderungTekanan inflasi di TW4-12 cenderungTekanan inflasi di TW4-12 cenderungTekanan inflasi di TW4-12 cenderungTekanan inflasi di TW4-12 cenderung

meningkat. meningkat. meningkat. meningkat. meningkat. Masih berlanjutnya dampak supply

shock komoditas pangan menyebabkan laju

inflasi di triwulan laporan masih berada di atas

titik tengah target BCB. Hingga akhir TW4-

12, laju inflasi mencapai 5,84%, lebih tinggi

dibandingkan inflasi pada akhir triwulan

sebelumnya (5,28%). Selain itu, masih kuatnya

permintaan domestik juga diperkirakan turut

mempengaruhi tekanan inflasi di TW4-12

(Grafik 2.124).

Sebagai respon terhadapSebagai respon terhadapSebagai respon terhadapSebagai respon terhadapSebagai respon terhadap

perkembangan ekonomi, BCB perkembangan ekonomi, BCB perkembangan ekonomi, BCB perkembangan ekonomi, BCB perkembangan ekonomi, BCB masihmasihmasihmasihmasih

mempertahankan suku bunga mempertahankan suku bunga mempertahankan suku bunga mempertahankan suku bunga mempertahankan suku bunga kebijakannya dikebijakannya dikebijakannya dikebijakannya dikebijakannya di

level 7,25% (Grafik 2.125). level 7,25% (Grafik 2.125). level 7,25% (Grafik 2.125). level 7,25% (Grafik 2.125). level 7,25% (Grafik 2.125). Kebijakan ini

ditempuh untuk menciptakan kestabilan

moneter dalam periode yang cukup panjang

di tengah proses pemulihan ekonomi domestik

yang belum berjalan seperti yang diharapkan,

dan permasalahan di perekonomian global

yang belum teratasi. Strategi ini diharapkan

dapat menjamin konvergensi inflasi menuju

target Bank Sentral. Upaya mempertahankan

Grafik 2.123 Grafik 2.123 Grafik 2.123 Grafik 2.123 Grafik 2.123 Credit Default SwapCredit Default SwapCredit Default SwapCredit Default SwapCredit Default Swap Brazil Brazil Brazil Brazil Brazil

27 Currency Swap atau sering disebut Swap adalah suatu transaksi/ kontrak untuk membeli atau menjual valuta asing lawan valuta(asing) lainnya pada tanggal valuta tertentu sekaligus denganperjanjian untuk menjual atau membeli kembali pada tanggalvaluta berbeda di masa yang akan datang, dengan harga yangditentukan pada tanggal kontrak.

Sumber : Bloomberg

CDS Brazil

80

100

120

140

160

180

200

220

240

2011 2012Jan Mar Mar Jul Sep Nov Jan Mar May Jul Sep Nov

Grafik 2.124 Inflasi BrazilGrafik 2.124 Inflasi BrazilGrafik 2.124 Inflasi BrazilGrafik 2.124 Inflasi BrazilGrafik 2.124 Inflasi Brazil

Inflasi

Target Inflasi: 4.5% + -2%

%

2008 2009 2010 2011 2012

Jan May Sep Jan May Sep Jan May Sep Jan May Sep Jan May Sep

8,0

7,0

6,0

5,0

4,0

3,0

2,0

Grafik 2.125 Grafik 2.125 Grafik 2.125 Grafik 2.125 Grafik 2.125 SELIC RateSELIC RateSELIC RateSELIC RateSELIC Rate Brazil Brazil Brazil Brazil Brazil

%, yoy

tren penurunan sukubunga Brazil

Sumber : Bloomberg

SELIC Rate

6,00

7,00

8,00

9,00

10,00

11,00

12,00

13,00

14,00

Jan May Sep Jan May Sep Jan May Sep Jan May Sep

2009 2010 2011 2012

Page 112:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2012

100

level suku bunga tersebut juga terkait dengan

strategi pemerintah Brazil untuk tetap

mendorong pertumbuhan ekonomi Brazil

dengan menurunkan borrowing cost pada

level terendahnya.

Ke depan, perekonomian BrazilKe depan, perekonomian BrazilKe depan, perekonomian BrazilKe depan, perekonomian BrazilKe depan, perekonomian Brazil

diperkirakan akan membaik di 2013. diperkirakan akan membaik di 2013. diperkirakan akan membaik di 2013. diperkirakan akan membaik di 2013. diperkirakan akan membaik di 2013. Asesmen

terkini dari beberapa lembaga internasional

(IMF, World Bank, BIS, CF)2828282828 maupun hasil

survey Bank Sentral pada Januari 2013

memperkirakan ekonomi Brazil akan tumbuh

3,3% - 3,5% di 2013 dan 3,5% - 4,1% di

2014. Di tengah proses pemulihan ekonomi

global yang masih berlangsung moderat,

faktor-faktor pendorong pertumbuhan

ekonomi Brazil di 2013 diperkirakan

bersumber dari stimulus fiskal dan moneter29,

serta investasi jangka pendek terkait dengan

persiapan Piala Dunia Sepak Bola 2014 dan

Olimpiade Musim Panas 2016. Investasi

tersebut diharapkan dapat meningkatkan

aliran modal masuk dan menjadi penahan laju

pelemahan ekonomi Brazil.

Tekanan inflasi ke depan diperkirakanTekanan inflasi ke depan diperkirakanTekanan inflasi ke depan diperkirakanTekanan inflasi ke depan diperkirakanTekanan inflasi ke depan diperkirakan

masih berada di atas titik tengah targetnya.masih berada di atas titik tengah targetnya.masih berada di atas titik tengah targetnya.masih berada di atas titik tengah targetnya.masih berada di atas titik tengah targetnya.

BCB memperkirakan inflasi di 2013 sebesar

5,7% di TW1-13, namun akan menurun

menjadi 5,6% di TW2-13 dan 4,9% di TW3-

13 hingga akhir tahun. Di 2014, inflasi masih

akan bergerak di kisaran 4,8% - 5,2%30.

Beberapa faktor yang berpotensi

meningkatkan tekanan inflasi ke depan adalah

kenaikan upah, kenaikan harga bensin dan

tekanan sisi permintaan sebagai dampak dari

stimulus moneter maupun fiskal. Sementara

itu, rencana pemerintah untuk menurunkan

pajak distribusi dan produksi listrik yang dapat

menurunkan tarif listrik rumah tangga dan

industri diharapkan dapat menurunkan

tekanan inflasi.

Sementara itu, kondisi pasar keuanganSementara itu, kondisi pasar keuanganSementara itu, kondisi pasar keuanganSementara itu, kondisi pasar keuanganSementara itu, kondisi pasar keuangan

Brazil masih dibayangi oleh risiko yang tinggiBrazil masih dibayangi oleh risiko yang tinggiBrazil masih dibayangi oleh risiko yang tinggiBrazil masih dibayangi oleh risiko yang tinggiBrazil masih dibayangi oleh risiko yang tinggi.

Gejolak di pasar keuangan masih bersumber

dari proses deleveranging yang berlangsung

di negara-negara maju. Meskipun ke depan

kemungkinan terjadinya gejolak yang ekstrim

di pasar keuangan global diperkirakan

menurun, namun prospek pertumbuhan

ekonomi global masih berlangsung moderat.

Ruang bagi otoritas di negara-negara maju

menerapkan kebijakan moneter maupun fiskal

semakin terbatas. Sementara itu, aktivitas

ekonomi di negara-negara emerging markets

sangat bergantung pada tingkat resiliensi

ekonomi domestiknya.

Ke depan, BCB diperkirakan masihKe depan, BCB diperkirakan masihKe depan, BCB diperkirakan masihKe depan, BCB diperkirakan masihKe depan, BCB diperkirakan masih

belum merubah arah suku bungabelum merubah arah suku bungabelum merubah arah suku bungabelum merubah arah suku bungabelum merubah arah suku bunga

kebijakannya. kebijakannya. kebijakannya. kebijakannya. kebijakannya. Mengingat masih adanya

potensi tekanan inflasi dalam jangka pendek

dan proses pemulihan ekonomi yang berjalan28 IMF melalui WEO Januari 2013 dan Consensus Forecast Januari

2013 masing-masing memperkirakan pertumbuhan ekonomiBrazil pada 2013 sebesar 3.5% dan 3.3%.

29 Beberapa stimulus yang dikeluarkan pemerintah pada akhir tahun2012 seperti perpanjangan pemotongan pajak payroll retailer,tax breaks pembelanjaan peralatan rumahtangga, dan penurunanreserve requirement bagi bank yang memberikan kredit investasidiharapkan dapat mendorong pemulihan ekonomi Brazil. 30 Inflation Report December 2012. Banco Central do Brasil.

Page 113:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Bab 2 - Perkembangan Ekonomi Individu Negara

101

lambat, SELIC rate diperkirakan akan

mempertahankan pada level saat ini. Hal ini

ditempuh untuk menciptakan kestabilan

moneter dalam jangka panjang guna

mendorong pemulihan ekonomi ekonomi

domestik dan menjamin konvergensi inflasi

kepada targetnya. Ke depan, kebijakan

moneter diharapkan tidak lagi menjadi

instrumen utama untuk mendorong

pemulihan ekonomi. Selain karena ruang

untuk penurunan suku bunga kebijakan

semakin terbatas, hal utama yang harus segera

diselesaikan oleh Pemerintah Brazil adalah

permasalahan struktural di sisi pasokan.

Page 114:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2012

102

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 115:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

103

Bab 3 - Perkembangan Pasar Keuangan dan Pasar Komoditas

Perkembangan Pasar Keuangandan Pasar Komoditas

3B A B

Perkembangan pasar keuangan global di akhir tahun umumnya menunjukan kinerja positif

meski masih dibayangi ketidakpastian kondisi perekonomian global. Langkah otoritas di negara

maju yang terus mengeluarkan kebijakan akomodatif pada gilirannya memberi sentimen positif

kinerja bursa dunia. Indeks Dow Jones (AS), Stoxx 50 (Eropa), dan Nikkei 225 (Jepang) di triwulan

tercatat mengalami kinerja di atas periode sebelumnya meski risiko kerentanan di AS, Kawasan

Eropa, dan Jepang masih tinggi. Hal itu tercermin pula dari yield obligasi Kawasan Eropa dan

Jepang di triwulan laporan yang berada dalam tren lemah. Pasar saham di kawasan ASEAN juga

membukukan kinerja positif sebagai imbas sentimen positif bursa global. Di antara negara

ASEAN5, bursa saham di Thailand, Filipina, dan Indonesia tercatat mengalami kinerja terbaik

secara triwulanan dan tahunan sejalan masih terjaganya resiliensi perekonomian negara tersebut.

Kinerja positif yang dialami oleh bursa saham global pada gilirannya mendorong berlanjutnya

tren apresiasi mata uang dunia terhadap USD. Hal itu juga dipengaruhi kebijakan the Fed yang

melanjutkan kebijakan QE di periode laporan. Sementara itu, harga komoditas sepanjang di

TW4-12 cenderung melemah sebagai imbas menurunnya permintaan. Meski demikian untuk

keseluruhan 2012 harga komoditi global masih di kisaran harga yang tinggi. Perlambatan global

yang terus berlanjut terutama di negara maju berpotensi membatasi kenaikan harga lebih lanjut.

A. PASAR KEUANGAN

A.1 Pasar Saham

Perkembangan pasar saham global di

akhir semester dua 2012 kembali mencatat

kinerja positif setelah sempat tertekan di

semester pertama seiring krisis Euro yang terus

berlanjut. Respon kebijakan moneter bank

sentral negara maju yang longgar dan

akomodatif yang juga disertai dengan

kebijakan non-konvensional mampu

meredakan tekanan di pasar keuangan serta

Page 116:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2012

104

memberikan sentimen positif di bursa saham

global.

Terimbas sentimen positif di bursa

saham global, kinerja bursa saham emerging

Asia juga menunjukkan penguatan signifikan.

India, Thailand, Filipina, dan Indonesia tercatat

mempunyai kinerja bursa saham terbaik secara

triwulanan maupun tahunan. Terkait India,

meski fundamental ekonomi masih lemah,

namun langkah penurunan Cash Reserve Ratio

(CRR) oleh bank sentral (RBI) dan keputusan

pemerintah untuk melakukan reformasi

ekonomi terutama dalam bentuk penetapan

target defisit anggaran berdampak signifikan

terhadap perkembangan bursa saham India.

Selanjutnya, fundamental ekonomi Thailand,

Filipina, dan Indonesia yang menunjukkan

resiliensi serta imbal hasil negara tersebut yang

tergolong masih cukup tinggi masih menjadi

faktor pendorong risk appetite investor

sehingga terus mendorong arus masuk

portfolio investment di negara-negara tersebut.

Perkembangan pasar saham global diPerkembangan pasar saham global diPerkembangan pasar saham global diPerkembangan pasar saham global diPerkembangan pasar saham global di

2012 masih bergerak fluktuatif dan diwarnai2012 masih bergerak fluktuatif dan diwarnai2012 masih bergerak fluktuatif dan diwarnai2012 masih bergerak fluktuatif dan diwarnai2012 masih bergerak fluktuatif dan diwarnai

ketidakpastianketidakpastianketidakpastianketidakpastianketidakpastian. Sentimen negatif krisis Euro

yang memburuk serta perlambatan ekonomi

global menyebabkan pasar saham tertekan

hingga mencapai level terendah di pertengahan

tahun (Grafik 3.1). Namun demikian, memasuki

semester 2 2012 bursa saham global terutama

di AS dan Euro mulai membaik didukung oleh

berbagai upaya bank sentral AS (the Fed) dan

Euro (ECB) untuk mendorong perekonomian

dan menahan pelemahan lebih lanjut (Tabel 3.1

dan Grafik 3.2).

Kinerja positif pasar saham AS dan EuroKinerja positif pasar saham AS dan EuroKinerja positif pasar saham AS dan EuroKinerja positif pasar saham AS dan EuroKinerja positif pasar saham AS dan Euro

di awal semester kedua terus berlanjut hinggadi awal semester kedua terus berlanjut hinggadi awal semester kedua terus berlanjut hinggadi awal semester kedua terus berlanjut hinggadi awal semester kedua terus berlanjut hingga

akhir 2012akhir 2012akhir 2012akhir 2012akhir 2012. Indeks saham Dow Jones dan S&P

(AS) serta Stoxx 50 (Euro) menunjukkan tren

yang meningkat, masing-masing naik (rata-

rata) sebesar 0,2% qoq, 1,2% qoq dan 5,9%

qoq mencapai 13.104, 1.426, serta 2.292 di

akhir triwulan laporan. Sentimen positif dari

kebijakan QE3 the Fed serta persetujuan

Tabel 3.1. Indeks Harga SahamTabel 3.1. Indeks Harga SahamTabel 3.1. Indeks Harga SahamTabel 3.1. Indeks Harga SahamTabel 3.1. Indeks Harga Saham

TW3 TW4 TW3 TW4 TW3 TW4 TW3 TW4 Rata-Rata ptp Rata-Rata ptp

Dow Jones (AS) 10.428 11.578 10.913 12.218 13.437 13.104 8.886 10.669 11.648 11.799 11.958 13.113 13.140 0,2 -2,5 11,4 7,3

S&P 500 (AS) 1.115 1.205 1.131 1.258 1.441 1.426 948 1.140 1.225 1.226 1.268 1.401 1.418 1,2 -1,0 15,7 13,4

Stoxx 50 (Kawasan Euro) 2.926 2.793 2.180 2.292 2.454 2.636 2.513 2.780 2.382 2.276 2.613 2.401 2.543 5,9 7,4 11,8 15,0

Nikkei 225 (Jepang) 10.546 10.229 8.700 8.455 8.870 10.395 9.346 10.006 9.246 8.581 9.425 8.886 9.209 3,6 17,2 7,3 22,9

SHCOMP (China) 3.277 2.808 2.359 2.199 2.086 2.269 2.765 2.831 2.608 2.366 2.667 2.119 2.088 -1,5 8,8 -11,7 3,2

KOSPI (Korea) 1.683 2.051 1.770 1.826 1.996 1.997 1.429 1.765 1.564 1.850 1.983 1.900 1.938 2,0 0,0 4,8 9,4

BSE Sensex (India) 17.465 20.509 16.454 15.455 18.763 19.427 13.701 18.207 17.400 16.468 17.778 17.644 18.916 7,2 3,5 14,9 25,7

JCI (Indonesia) 2.534 3.704 3.549 3.822 4.263 4.317 1.981 3.057 3.894 3.709 3.727 4.113 4.311 4,8 1,3 16,2 12,9

KLCI (Malaysia) 1.273 1.519 1.387 1.531 1.637 1.689 1.083 1.374 1.497 1.459 1.506 1.634 1.647 0,8 3,2 12,9 10,3

PCOMP (Philipina) 3.053 4.201 4.000 4.372 5.346 5.813 2.470 3.522 4.334 4.240 4.186 5.249 5.541 5,6 8,7 30,7 33,0

STI (Singapura) 2.898 3.190 2.675 2.646 3.060 3.167 2.280 2.967 2.923 2.723 2.972 3.027 3.064 1,2 3,5 12,5 19,7

SET (Thailand) 735 1.033 916 1.025 1.299 1.392 585 850 1.061 979 1.026 1.228 1.315 7,1 7,2 34,3 35,8

Sumber: Bloomberg, diolah

Keterangan: Indeks dalam mata uang lokal; ptp = point to point; qtq = quarter to quarter; yoy = year on year

2012

Akhir Periode Rata-rata Periode

201220102009

2011 2011 % qtq % yoyIndeks Saham

Perubahan TW4-12

201120102009

Page 117:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

105

Bab 3 - Perkembangan Pasar Keuangan dan Pasar Komoditas

pelonggaran term bailout Yunani oleh EU dan

IMF berada di balik perkembangan tersebut.

Selanjutnya, pelemahan kinerja bursa saham

Jepang tertahan di TW4-12, indeks Nikkei

mencatat kenaikan (rata-rata) sebesar 3,6%

qoq dan mencapai 9.209 di akhir triwulan

laporan. Adanya rencana penambahan

stimulus fiskal dan moneter di Jepang

mendorong ekspektasi kenaikan pendapatan

perusahaan/emiten menjadi faktor dibalik

penguatan indeks Nikkei. Secara umum, rata-

rata perkembangan saham di AS selama 2012

masih lebih baik dibandingkan 2011,

sementara di Euro dan Jepang masih lebih

rendah dibandingkan 2011.

Sejalan dengan tren di pasar sahamSejalan dengan tren di pasar sahamSejalan dengan tren di pasar sahamSejalan dengan tren di pasar sahamSejalan dengan tren di pasar saham

negara maju, kinerja bursa saham di negaranegara maju, kinerja bursa saham di negaranegara maju, kinerja bursa saham di negaranegara maju, kinerja bursa saham di negaranegara maju, kinerja bursa saham di negara

kawasan kawasan kawasan kawasan kawasan emergingemergingemergingemergingemerging Asia juga melanjutkan tren Asia juga melanjutkan tren Asia juga melanjutkan tren Asia juga melanjutkan tren Asia juga melanjutkan tren

kenaikan hingga akhir 2012kenaikan hingga akhir 2012kenaikan hingga akhir 2012kenaikan hingga akhir 2012kenaikan hingga akhir 2012. Indeks saham di

Korea (Kospi) dan India (BSE Sensex) selama

TW4-12 bergerak naik sebesar 2% dan 7,2%

qoq mencapai level 1.997 dan 19.427 di akhir

triwulan. Level tersebut bahkan lebih tinggi

dibandingkan periode yang sama di 2011.

Sentimen positif ekspektasi tertahannya

pemburukan di AS dan berlanjutnya kebijakan

QE oleh the Fed menjadi faktor pemicu. Terkait

India, upaya bank sentral (RBI) menurunkan

Cash Reserve Ratio (CRR) dan keputusan

pemerintah untuk melakukan reformasi

ekonomi terutama dalam bentuk penetapan

target defisit anggaran berdampak signifikan

terhadap perkembangan bursa saham.

Sementara itu, bursa saham China kembali

mengalami penurunan baik secara triwulanan

maupun tahunan dan berada di level 2.269 di

akhir Desember 2012. Hal itu dipicu

kekhawatiran terhadap ekonomi China yang

juga terimbas perlambatan global terutama

yang dialami mitra dagang utamanya. Namun

demikian, menjelang akhir triwulan, pasar

saham China kembali rebound seiring dengan

membaiknya rilis indikator China sehingga

mampu menimbulkan optimisme di bursa

saham.

Terimbas sentimen positif global, bursaTerimbas sentimen positif global, bursaTerimbas sentimen positif global, bursaTerimbas sentimen positif global, bursaTerimbas sentimen positif global, bursa

saham di kawasan ASEAN kembalisaham di kawasan ASEAN kembalisaham di kawasan ASEAN kembalisaham di kawasan ASEAN kembalisaham di kawasan ASEAN kembali

membukukan kinerja positifmembukukan kinerja positifmembukukan kinerja positifmembukukan kinerja positifmembukukan kinerja positif. Tren peningkatan

Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.1MSCI Dunia, Euro dan Asia PasifikMSCI Dunia, Euro dan Asia PasifikMSCI Dunia, Euro dan Asia PasifikMSCI Dunia, Euro dan Asia PasifikMSCI Dunia, Euro dan Asia Pasifik

Grafik 3.2 Indeks Saham Negara MajuGrafik 3.2 Indeks Saham Negara MajuGrafik 3.2 Indeks Saham Negara MajuGrafik 3.2 Indeks Saham Negara MajuGrafik 3.2 Indeks Saham Negara Maju(1 Jan -10=100)(1 Jan -10=100)(1 Jan -10=100)(1 Jan -10=100)(1 Jan -10=100)

IndeksIndeks

TW4-12

900

1000

1100

1200

1300

1400

1500

1600

1700

1800

300

350

400

450

500

550Dunia, lhs

Euro, lhs

Emerging Asia, rhs

Sumber : Bloomberg

Jan Jan MarApr Mei Mei Jun Jul Ags SepOkt NovDes Jan Feb MarAprMei Jun Jul Ags Sep Okt NovDes Jan Feb MarAprMei Jun Jul Ags Sep Okt NovDes2010 2011 2012

IndeksIndeks

TW4-12

85

90

95

100

105

110

115

120

125

130

135

60

65

70

75

80

85

90

95

100

105

110Dow Jones (AS)

S&P (AS)

Stoxx 50 (Kawasan Euro), rhs

Nikkei 225 (Jepang), rhs

2010 2011 2012Jan FebMarAprMei Jun Jul Ags SepOkt NovDes Jan FebMarAprMei Jun Jul Ags SepOkt NovDes Jan FebMarAprMei Jun Jul Ags SepOkt NovDes

Sumber : Bloomberg

Page 118:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2012

106

Grafik 3.4 Indeks Saham ASEAN-5Grafik 3.4 Indeks Saham ASEAN-5Grafik 3.4 Indeks Saham ASEAN-5Grafik 3.4 Indeks Saham ASEAN-5Grafik 3.4 Indeks Saham ASEAN-5(1 Jan-10=100)(1 Jan-10=100)(1 Jan-10=100)(1 Jan-10=100)(1 Jan-10=100)

Grafik 3.3 Indeks Saham China, Korea, dan IndiaGrafik 3.3 Indeks Saham China, Korea, dan IndiaGrafik 3.3 Indeks Saham China, Korea, dan IndiaGrafik 3.3 Indeks Saham China, Korea, dan IndiaGrafik 3.3 Indeks Saham China, Korea, dan India(1 Jan-10=100)(1 Jan-10=100)(1 Jan-10=100)(1 Jan-10=100)(1 Jan-10=100)

bursa saham telah dimulai sejak akhir 2011

dan secara rata-rata di TW4-12 telah naik lebih

dari 12% yoy (Tabel 3.1). Diantara negara

ASEAN5, bursa saham di Thailand (Stock

Exchange of Thailand/SET) dan Filipina

(Philippine Stock Exchange/PSE Index/PCOMP),

serta Indonesia (Jakarta Composite Index/JCI)

masih memiliki kinerja yang terbaik secara

triwulanan maupun tahunan. Di tengah

ancaman perlambatan global, ekonomi

Thailand masih mampu menjaga

pertumbuhannya dan berupaya pulih dari

bencana banjir di akhir 2011 lalu. Didukung

oleh kebijakan bank sentral yang memangkas

suku bunga kebijakan pada Oktober 2012

serta langkah pemerintah yang menaikkan

UMR di beberapa kota besar di Thailand,

optimisme investor terhadap perkembangan

ekonomi Thailand mampu mendorong

penguatan bursa saham hingga akhir 2012.

Selain itu, fundamental makroekonomi baik

Filipina maupun Indonesia yang dianggap

masih cukup resilien seiring membaiknya

Indeks

TW4-12

50

60

70

80

90

100

110

120

130

140

SHCOMP (China)

KOSPI (Korea)

BSE Sensex (India)

2010 2011 2012Jan Feb MarApr Mei Jun Jul Ags Sep Okt NovDes Jan Feb MarApr Mei Jun Jul Ags Sep Okt NovDes Jan Feb MarApr Mei Jun Jul Ags Sep Okt NovDes

Sumber : Bloomberg

Indeks

TW4-12

80

100

120

140

160

180

200STI (Singapura) KLCI (Malaysia)

SET (Thailand) JCI (Indonesia)

PCOMP (Filipina)

2010 2011 2012Jan Feb MarApr Mei Jun Jul Ags Sep Okt NovDes Jan Feb MarApr Mei Jun Jul Ags Sep Okt NovDes Jan Feb MarApr Mei Jun Jul Ags Sep Okt NovDes

Sumber : Bloomberg

indikator perekonomian dan perkembangan

inflasi yang masih dalam rentang kendali bank

sentral juga memberikan keyakinan investor

untuk terus melakukan investasi portofolio di

kedua negara tersebut.

A.2 Pasar Obligasi

Di periode laporan yield AS sedikit naik

sedangkan yield Jerman dan Jepang

cenderung menurun. Ketidakseragaman arah

yield tersebut menunjukkan perbedaan respon

investor di ketiga negara tersebut. Dalam

konteks yield AS, meningkatnya yield

mencerminkan sedikit terpenuhinya harapan

atas kebijakan konkrit pemerintah dalam

mengatasi krisis dengan adanya kebijakan

fiscal cliff yang berujung pada pengalihan

investasi ke bursa saham AS. Adapun

penurunan yield Jepang dan Jerman

menggambarkan demand yang masih tinggi

terhadap aset kelas pemerintah yang dinilai

relatif aman di tengah ketidakpastian yang

Page 119:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

107

Bab 3 - Perkembangan Pasar Keuangan dan Pasar Komoditas

Grafik 3.5 Yield Obligasi Negara G-3Grafik 3.5 Yield Obligasi Negara G-3Grafik 3.5 Yield Obligasi Negara G-3Grafik 3.5 Yield Obligasi Negara G-3Grafik 3.5 Yield Obligasi Negara G-3

masih membayangi perekonomian. Bertolak

belakang dengan pesimisme tersebut,

fundamental ekonomi emerging market

semakin membaik. Hal itu terlihat dari

pergerakan yield Indonesia dan negara peers

yang cenderung turun.

Di 2013, pergerakan yield ke depan

diproyeksikan masih dalam tren menguat

sejalan masih kuatnya isu pelemahan ekonomi

global di tengah belum pulihnya ekonomi AS

maupun Kawasan Eropa. Sebaliknya, outlook

kawasan Asia dan Emerging Market masih

diperkirakan lebih terjaga terhadap kondisi

ekonomi global. Perkiraan pergerakan yield

Indonesia dan peers juga menunjukkan

perbaikan. Dengan tingkat pertumbuhan

diatas 6% yoy, tingkat utang Indonesia

diperkirakan masih akan meningkat dengan

cost of fund yang semakin rendah yang

didukung oleh persepsi risiko yang juga

membaik.

Performa Performa Performa Performa Performa Safe Haven Bond (G3)Safe Haven Bond (G3)Safe Haven Bond (G3)Safe Haven Bond (G3)Safe Haven Bond (G3)

Pada TW4-12, Pada TW4-12, Pada TW4-12, Pada TW4-12, Pada TW4-12, yieldyieldyieldyieldyield Japan BondJapan BondJapan BondJapan BondJapan Bond dan dan dan dan dan

German BondGerman BondGerman BondGerman BondGerman Bond menurun, sementara menurun, sementara menurun, sementara menurun, sementara menurun, sementara UST NotesUST NotesUST NotesUST NotesUST Notes

meningkat (Grafik 3.5)meningkat (Grafik 3.5)meningkat (Grafik 3.5)meningkat (Grafik 3.5)meningkat (Grafik 3.5). Pergerakan yield

diwarnai aksi flight to quality guna

mengamankan posisi kepemilikan aset. Hal ini

merefleksikan kondisi ekonomi global yang

belum sepenuhnya stabil atau pulih dari krisis

global. Dibandingkan dengan TW4-11,

pergerakan yield TW4-12 safe haven (kecuali

AS) masih menurun. Pergerakan yield masing-

masing G3 dijelaskan lebih lanjut sebagai

berikut:

Yield UST Notes Japan Bond German Bond

Yield UST Notes Japan Bond German Bond

Trend (qoq) 6,92 -6,32 -3,42

Trend (yoy) -17,88 -36,26 -76,35

Rata-rata TW1 (%) 1,87 0,83 1,71

Rata-rata TW4 (%) 1,69 0,52 1,1

Selisih -18,19 -31,24 -60,14

AS:AS:AS:AS:AS: Kenaikan yield UST Notes

menunjukkan adanya aksi flight from quality.

Indikator perekonomian AS yang positif di

akhir tahun menunjukkan sinyal awal

pertumbuhan aktivitas ekonomi AS meski

masih dibayangi kerentanan. Kepercayaan

investor bahwa pemimpin negara tersebut

akan mencapai kesepakatan untuk membawa

negaranya keluar dari masalah fiscal cliff mulai

sedikit terbangun. Oleh karena itu, timbul

keberanian investor untuk beralih kepada aset

yang lebih berisiko, sehingga mendorong

kenaikan yield UST Notes.

Jerman:Jerman:Jerman:Jerman:Jerman: Pergerakan German Bonds

diwarnai aksi flight to quality yang

menunjukkan belum bebasnya negara tersebut

dari krisis Eropa. Sejalan dengan itu Pemerintah

%%

0,50

0,70

0,90

1,10

1,30

1,50

1,70

1,90

2,10

2,30

2,50

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des0,00

0,10

0,20

0,30

0,40

0,50

0,60

0,70

0,80

0,90

1,00

2012

TW 1 TW 3TW 2 TW 4

UST Note (lhs) German Bund (lhs) Japan bond (rhs)

Sumber : Bloomberg

Page 120:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2012

108

Jerman merevisi pertumbuhan ekonomi tahun

2013 menjadi 1% yoy dari sebelumnya 1,6%

yoy menyusul terjadinya perlambatan ekonomi

dari 0,3% yoy (TW2-12) menjadi 0,2% yoy

(TW3-12). Selain krisis kawasan, melambatnya

ekonomi Jerman sejalan dengan melambatnya

pertumbuhan global dan pengangguran yang

meningkat

JepangJepangJepangJepangJepang: Kondisi ekonomi Jepang saat

ini dinilai masih dalam resesi ekonomi. Bahkan

OECD menurunkan pertumbuhan ekonomi

dari 2% yoy menjadi 1,6% yoy (2012).

Pemerintah sendiri melakukan penurunan

asesmen ekonomi terhadap delapan dari

sebelas daerah di Jepang. Selain itu, Bank of

Japan (BoJ) juga«akan menambah kapasitas

buying and lending serta melakukan evaluasi

terhadap target inflasi sebesar 1%. Sejalan

dengan tantangan yang dihadapi oleh

perekonomian Jepang, otoritas juga

memutuskan untuk melakukan penambahan

stimulus sebesar JPY10 triliun menjadi JPY101

triliun guna membangkitkan perekonomian

Jepang yang tengah mengalami deflasi. Hal

lain yang juga menunjukan kerentanan

ekonomi Jepang adalah meningkatnya trade

deficit Jepang dengan China (pasar terbesar

Jepang) meningkat 90% menjadi JPY3,22

triliun di bandingkan periode yang sama pada

Januari √ Agustus 2011. Kekhawatiran akan

ekonomi Jepang juga terlihat dari beberapa

indikator antara lain penurunan indikator

ekonomi seperti index productionnoutput

sebesar 1,3% (Agustus 2012), dan Consumer

Price Index (Jepang) menjadi 0,1% jika

dibandingkan September 2011.

Sepanjang tahun 2012 Sepanjang tahun 2012 Sepanjang tahun 2012 Sepanjang tahun 2012 Sepanjang tahun 2012 yieldyieldyieldyieldyield safe havensafe havensafe havensafe havensafe haven

bondbondbondbondbond menunjukan tren penurunan menunjukan tren penurunan menunjukan tren penurunan menunjukan tren penurunan menunjukan tren penurunan. Meski

demikian di akhir TW1-12 yield safe haven

bond sempat naik setelah dipicu oleh sentimen

positif investor terhadap perkembangan

ekonomi negara G-3 khususnya AS.

Menurunnya angka penganguran AS dan

upaya the Fed mempertahankan tingkat suku

bunga rendah di tengah kebijakan

Quantitatitve Easing berada di balik sentiment

positif tersebut.

Performa Obligasi Global Emerging

Market

Kinerja obligasi global pemerintah danKinerja obligasi global pemerintah danKinerja obligasi global pemerintah danKinerja obligasi global pemerintah danKinerja obligasi global pemerintah dan

korporasi Indonesia, negara korporasi Indonesia, negara korporasi Indonesia, negara korporasi Indonesia, negara korporasi Indonesia, negara peers, peers, peers, peers, peers, serta BRICserta BRICserta BRICserta BRICserta BRIC

pada TW4-12 menunjukkan performa sangatpada TW4-12 menunjukkan performa sangatpada TW4-12 menunjukkan performa sangatpada TW4-12 menunjukkan performa sangatpada TW4-12 menunjukkan performa sangat

baikbaikbaikbaikbaik. Hal tersebut terlihat dari yield yang terus

menurun jika dibandingkan dengan triwulan

atau tahun sebelumnya (Grafik 3.6). Hal

tersebut dipicu kondisi masih lemahnya

ekonomi negara G-3 dan relatif membaiknya

fundamental emerging markets. Sejalan

dengan itu yield obligasi global pemerintah dan

korporasi Indonesia maupun negara peers dan

BRIC menurun, menandakan semakin

rendahnya biaya pinjaman. Yield obligasi

global milik Pemerintah Indonesia dengan

tenor 5, 10 dan 30 tahun masing-masing

menurun sebesar 45,53 bps qoq, 42,67 bps

qoq, dan 32,30 bps qoq. Demikian pula

dengan yield obligasi global pemerintah

dengan skema syariah juga menurun sebesar

36,73 bps qoq. Senada dengan itu, yield

obligasi global pemerintah yang diterbitkan di

Page 121:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

109

Bab 3 - Perkembangan Pasar Keuangan dan Pasar Komoditas

Yield Indo '14 (5thn) Indo '20 (10thn) Indo '38 (30thn) Samurai Bond Sukuk

Trend (qoq) -45,53 -42,87 -32,3 -18,69 -36,73

Trend (yoy) -149,92 -143,42 -100,77 -75,64 -160,92

Yield Indo '14 (5thn) Indo '20 (10thn) Indo '38 (30thn) Samurai Bond Sukuk

Rata-rata TW1 (%) 2,32 3,71 5,07 2,14 2,54

Rata-rata TW4 (%) 1,37 2,68 4,33 1,25 1,65

Selisih (bps) -95,88 -103,43 -74,33 -88,65 -88,76

Jepang, yaitu Samurai bond juga menurun

sebesar 16,69 bps qoq.

Membaiknya fundamental ekonomi

Indonesia turut berdampak positif bagi yield

koorporasi yang mengalami penurunan

masing-masing sebesar 85,15 bps qoq (PLN),

48,87 bps qoq (Pertamina), 68,51 bps qoq

(LPEI), 39,72 bps qoq (BNI»46). Perkiraan

berbagai ekonom bahwa pertumbuhan

ekonomi Indonesia pada 2013 masih tetap di

atas 6%, akan terus mendongkrak

kepercayaan investor terhadap aset keuangan

Indonesia. Positifnya pergerakan yield

pemerintah dan korporasi Indonesia di 2012

turut dipengaruhi oleh pencapaian investment

grade oleh lembaga rating Moody»s dari Ba1

menjadi Baa3 pada 18 Januari 2012.

Sementara itu, meningkatnya Sementara itu, meningkatnya Sementara itu, meningkatnya Sementara itu, meningkatnya Sementara itu, meningkatnya yieldyieldyieldyieldyield

korporasi Bakrie Telecom dan BUMI disinyalirkorporasi Bakrie Telecom dan BUMI disinyalirkorporasi Bakrie Telecom dan BUMI disinyalirkorporasi Bakrie Telecom dan BUMI disinyalirkorporasi Bakrie Telecom dan BUMI disinyalir

akibat perselisihan para pemegang sahamakibat perselisihan para pemegang sahamakibat perselisihan para pemegang sahamakibat perselisihan para pemegang sahamakibat perselisihan para pemegang saham.

Yield koorporasi PT Bakrie Telecom maupun

BUMI di triwulan laporan mengalami kenaikan

masing-masing sebesar 493,25 bps qoq dan

2.515,89 bps qoq. Hal itu dipicu perselisihan

antara Bakrie dengan Rothschild (BUMI plc)

mengenai laporan keuangan BUMI yang dinilai

mencurigakan. Hal itu kemudian mendorong

Bakrie mengajukan proposal pembelian 18,9%

sisa saham BUMI plc sehingga Bakrie dapat

mengendalikan saham BUMI tanpa perlu

berhubungan dengan BUMI plc. Langkah

tersebut kemudian disikapi oleh pihak BUMI

plc dengan upaya menggalang kekuatan

mempertahankan dominasinya terhadap aset

tambang batubara Indonesia yaitu BUMI dan

BRAU dengan menggandeng investor lokal.

Yield

Trend (qoq)

Trend (yoy)

Yield

Rata-rata TW1 (%)

Rata-rata TW4 (%)

Selisih (bps)

PLN Pertamina LPEI BNI '46 Bakrie Telecom Bumi

-85,15 -48,87 -68,51 -39,72 493,25 1593,23

-228,1 *) *) *) 450,02 2515,89

PLN Pertamina LPEI BNI '46 Bakrie Telecom Bumi

4,01 *) *) *) 29,67 9,71

2,56 3,69 2,46 3,14 53,94 16,18

-145,31 *) *) *) 2426,70 646,73

Page 122:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2012

110

Grafik 3.7Grafik 3.7Grafik 3.7Grafik 3.7Grafik 3.7YieldYieldYieldYieldYield Global BondGlobal BondGlobal BondGlobal BondGlobal Bond Korporasi (Swasta Indonesia) Korporasi (Swasta Indonesia) Korporasi (Swasta Indonesia) Korporasi (Swasta Indonesia) Korporasi (Swasta Indonesia)

Grafik 3.6Grafik 3.6Grafik 3.6Grafik 3.6Grafik 3.6YieldYieldYieldYieldYield Global BondGlobal BondGlobal BondGlobal BondGlobal Bond Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia

Seirama dengan Seirama dengan Seirama dengan Seirama dengan Seirama dengan yieldyieldyieldyieldyield Indonesia, peers Indonesia, peers Indonesia, peers Indonesia, peers Indonesia, peers

dan negara BRIC juga mengalami penurunandan negara BRIC juga mengalami penurunandan negara BRIC juga mengalami penurunandan negara BRIC juga mengalami penurunandan negara BRIC juga mengalami penurunan

yieldyieldyieldyieldyield. Menurunnya yield negara peers dan

negara BRIC tidak terlepas dari laju

pertumbuhan ekonomi negara dimaksud yang

masih terjaga di tengah krisis yang melanda

negara maju. Di sisi lain, outlook ekonomi

China yang dinilai positif pada 2013 juga

menambah kepercayaan investor terhadap

emerging market. Yield obligasi global negara

peers dan BRIC mengalami penurunan masing-

masing sebesar 39,28 bps qoq (Filipina), 23,18

bps qoq (Peru), 30,31 bps qoq (Brazil), 14,61

bps qoq (China) dan 74,16 bps qoq (India).

Penurunan yield peers dan BRIC juga terjadi

jika dibandingkan dengan TW3-11,

mencerminkan makin menariknya kawasan

emerging market bagi para investor karena

dinilai lebih resilien terhadap krisis ekonomi

dewasa ini.

Performa Credit Default Swap

Sejalan dengan pergerakan Sejalan dengan pergerakan Sejalan dengan pergerakan Sejalan dengan pergerakan Sejalan dengan pergerakan yieldyieldyieldyieldyield

obligasi global, premi CDS Indonesia dan obligasi global, premi CDS Indonesia dan obligasi global, premi CDS Indonesia dan obligasi global, premi CDS Indonesia dan obligasi global, premi CDS Indonesia dan peerspeerspeerspeerspeers

pada TW4-12 juga mengalami penurunan baikpada TW4-12 juga mengalami penurunan baikpada TW4-12 juga mengalami penurunan baikpada TW4-12 juga mengalami penurunan baikpada TW4-12 juga mengalami penurunan baik

dibandingkan dengan TW3-12 maupun TW4-dibandingkan dengan TW3-12 maupun TW4-dibandingkan dengan TW3-12 maupun TW4-dibandingkan dengan TW3-12 maupun TW4-dibandingkan dengan TW3-12 maupun TW4-

11 (Grafik 3.12)11 (Grafik 3.12)11 (Grafik 3.12)11 (Grafik 3.12)11 (Grafik 3.12).

Yield

Trend (qoq)

Trend (yoy)

Yield

Rata-rata TW1 (%)

Rata-rata TW4 (%)

Selisih (bps)

Filipina Peru Brazil China India

-39,28 -23,18 -30,31 -14,61 -74,16

-164,83 -157,74 -193,58 -33,28 -196,51

3,44 2,98 3,23 1,27 2,56

2,15 1,75 2,10 0,90 2,10

-128,94 -123,06 -112,86 -36,40 -46,12

Filipina Peru Brazil China India

%

1

2

3

4

5

6

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

2012

TW 1 TW 3TW 2 TW 4

New INDO'14 (5 tahun) INDO'20 INDO'38

Sumber : Bloomberg

2012

%%

3,00

5,00

7,00

9,00

11,00

13,00

15,00

17,00

19,00

21,00

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des0,00

10,00

20,00

30,00

40,00

50,00

60,00

70,00

Bumi Capital PTE Bakrie Telecom (rhs)

TW 1 TW 3TW 2 TW 4

Sumber : Bloomberg

Page 123:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

111

Bab 3 - Perkembangan Pasar Keuangan dan Pasar Komoditas

Grafik 3.8Grafik 3.8Grafik 3.8Grafik 3.8Grafik 3.8YieldYieldYieldYieldYield Global BondGlobal BondGlobal BondGlobal BondGlobal Bond Korporasi ( BUMN Indonesia) Korporasi ( BUMN Indonesia) Korporasi ( BUMN Indonesia) Korporasi ( BUMN Indonesia) Korporasi ( BUMN Indonesia)

Grafik 3.10Grafik 3.10Grafik 3.10Grafik 3.10Grafik 3.10Yield Sukuk dan Samurai BondYield Sukuk dan Samurai BondYield Sukuk dan Samurai BondYield Sukuk dan Samurai BondYield Sukuk dan Samurai Bond

Grafik 3.11Grafik 3.11Grafik 3.11Grafik 3.11Grafik 3.11Yield Global BondYield Global BondYield Global BondYield Global BondYield Global Bond Indonesia, Indonesia, Indonesia, Indonesia, Indonesia, Peers Peers Peers Peers Peers dan BRICdan BRICdan BRICdan BRICdan BRIC

Grafik 3.9 Grafik 3.9 Grafik 3.9 Grafik 3.9 Grafik 3.9 Yield Global BondYield Global BondYield Global BondYield Global BondYield Global Bond(Perbankan Indonesia)(Perbankan Indonesia)(Perbankan Indonesia)(Perbankan Indonesia)(Perbankan Indonesia)

Pada triwulan laporan, premi CDSPada triwulan laporan, premi CDSPada triwulan laporan, premi CDSPada triwulan laporan, premi CDSPada triwulan laporan, premi CDS

Indonesia maupun Indonesia maupun Indonesia maupun Indonesia maupun Indonesia maupun peerspeerspeerspeerspeers (Filipina, Brazil, Peru (Filipina, Brazil, Peru (Filipina, Brazil, Peru (Filipina, Brazil, Peru (Filipina, Brazil, Peru

mengalami kinerja yang sangat baikmengalami kinerja yang sangat baikmengalami kinerja yang sangat baikmengalami kinerja yang sangat baikmengalami kinerja yang sangat baik

dibandingkan dengan TW3-12 maupun TW4-dibandingkan dengan TW3-12 maupun TW4-dibandingkan dengan TW3-12 maupun TW4-dibandingkan dengan TW3-12 maupun TW4-dibandingkan dengan TW3-12 maupun TW4-

1111111111. Premi CDS mengalami penurunan masing-

masing sebesar 35,72 bps qoq (Indonesia)

%

0,00

0,50

1,00

1,50

2,00

2,50

3,00

3,50

4,00

4,50

5,00

5,50

6,00

2012

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

TW 1 TW 3TW 2 TW 4

Sumber : Bloomberg

Majapahit Hold LPEI Pertamina

2012

BNI'46

2

2,5

3

3,5

4

4,5

5

Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

TW 3TW 2 TW 4

Sumber : Bloomberg

%

1,00

1,50

2,00

2,50

3,00

3,50

%

0,00

0,50

1,00

1,50

2,00

2,50

3,00

3,50

2012

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

TW 1 TW 3TW 2 TW 4

Sumber : Bloomberg

SUKUK (lhs) Samurai Bond (rhs)

%%

1,001,251,501,752,002,252,502,753,003,253,503,754,004,254,504,755,00

0,00

0,20

0,40

0,60

0,80

1,00

1,20

1,40

1,60

1,80

2,00

2012

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

TW 1 TW 3TW 2 TW 4

Sumber : Bloomberg

Philippina

PeruIndonesiaIndiaBrazil

China (rhs)

Yield

Trend (qoq)

Trend (yoy)

Yield

Rata-rata TW1 (%)

Rata-rata TW4 (%)

Selisih (bps)

Indonesia Filipina Brazil Peru

-35,72 -34,00 -20,92 -23,5

-94,68 -98,07 -55,73 -67,15

Indonesia Filipina Brazil Peru

173,93 162,51 139,38 149,93

129,92 103,53 107,99 100,74

-44,00 -58,98 -31,39 -49,19

Page 124:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2012

112

Grafik 3.12 Premi CDS Indonesia dan Grafik 3.12 Premi CDS Indonesia dan Grafik 3.12 Premi CDS Indonesia dan Grafik 3.12 Premi CDS Indonesia dan Grafik 3.12 Premi CDS Indonesia dan PeersPeersPeersPeersPeers

bps

50,00

100,00

150,00

200,00

250,00

300,00

Peru Philippines Brazil Indonesia (rhs)

TW 1 TW 3TW 2 TW 4

2012

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

Sumber : Bloomberg

34,00 bps qoq (Filipina), 20,92 bps qoq (Brazil)

dan 23,50 bps qoq (Peru). Penurunan itu

merefleksikan default risk negara emerging

market yang semakin menurun sehingga

menjadikan kawasan emerging market sebagai

pilihan investornuntuk berinvestasi. Dengan

pergerakan premi CDS yang terus turun selama

tahun 2012, maka posisi kawasan emerging

market sebagai outlet investasi alternatif tetap

terjaga.

Performa Obligasi Global Negara-negara

Periferal Eropa

Di negara periferal EropaDi negara periferal EropaDi negara periferal EropaDi negara periferal EropaDi negara periferal Eropa,,,,, surat utang surat utang surat utang surat utang surat utang

pemerintah maupun premi CDS pada TW4-pemerintah maupun premi CDS pada TW4-pemerintah maupun premi CDS pada TW4-pemerintah maupun premi CDS pada TW4-pemerintah maupun premi CDS pada TW4-

12 menunjukkan kinerja membaik12 menunjukkan kinerja membaik12 menunjukkan kinerja membaik12 menunjukkan kinerja membaik12 menunjukkan kinerja membaik

dibandingkan dengan TW3-12dibandingkan dengan TW3-12dibandingkan dengan TW3-12dibandingkan dengan TW3-12dibandingkan dengan TW3-12. Hal itu terlihat

dari penurunan yield maupun premi CDS

periferal kecuali Spanyol, Yunani dan Italia

(Grafik 3.14). Pada TW4-12, yield surat utang

negara periferal menurun masing-masing

sebesar 184,14 bps qoq (Portugal), 116,53 bps

qoq (Irlandia), 121,60 bps qoq (Italia) 103,10

bps qoq (Spanyol) dan 750,18 bps qoq

(Yunani). Adapun premi CDS negara periferal,

Yield

Trend (qoq)

Trend (yoy)

Yield

Rata-rata TW1 (%)

Rata-rata TW4 (%)

Selisih (bps)

Portugal Irlandia Italia Spanyol Yunani

-184,11 -116,53 -121,69 -103,10 -750,18

-572,86 -363,16 -298,47 -14,86 -1125,02

Portugal Irlandia Italia Spanyol Yunani

14,75 7,07 5,30 4,69 28,61

7,38 4,62 3,72 5,12 15,90

-699,37 -244,96 -157,91 43,07 -1270,69

Yield

Trend (qoq)

Trend (yoy)

Yield

Rata-rata TW1 (%)

Rata-rata TW4 (%)

Selisih (bps)

Portugal Irlandia Italia Spanyol Yunani

Portugal Irlandia Italia Spanyol Yunani

-214,15 -232,41 -158,87 -155,58 -8515,33

-591,43 -515,17 -217,57 -87,59 -961,96

1200,34 620,63 416,49 391,84 10704,79

492,15 213,31 279,65 315,52 6409,46

-708,19 -407,32 -136,84 -76,32 -4295,34

Page 125:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

113

Bab 3 - Perkembangan Pasar Keuangan dan Pasar Komoditas

Grafik 3.13 Grafik 3.13 Grafik 3.13 Grafik 3.13 Grafik 3.13 Yield Global Bond Yield Global Bond Yield Global Bond Yield Global Bond Yield Global Bond Negara PIIGS Negara PIIGS Negara PIIGS Negara PIIGS Negara PIIGS Grafik 3.14 Premi CDS Negara PIIGSGrafik 3.14 Premi CDS Negara PIIGSGrafik 3.14 Premi CDS Negara PIIGSGrafik 3.14 Premi CDS Negara PIIGSGrafik 3.14 Premi CDS Negara PIIGS

mengalami penurunan masing-masing sebesar

214,15 bps qoq (Portugal), 232,41 bps qoq

(Irlandia), 158,87 bps qoq (Italia), 155,58 bps

qoq (Spanyol), dan 8.515,33 bps qoq (Yunani)

Tren penurunan Tren penurunan Tren penurunan Tren penurunan Tren penurunan yieldyieldyieldyieldyield negara negara negara negara negara periferalperiferalperiferalperiferalperiferal

Eropa turut dipengaruhi realisasi kebijakanEropa turut dipengaruhi realisasi kebijakanEropa turut dipengaruhi realisasi kebijakanEropa turut dipengaruhi realisasi kebijakanEropa turut dipengaruhi realisasi kebijakan

penyelamatan ekonomi negara kawasan dipenyelamatan ekonomi negara kawasan dipenyelamatan ekonomi negara kawasan dipenyelamatan ekonomi negara kawasan dipenyelamatan ekonomi negara kawasan di

November 2012November 2012November 2012November 2012November 2012. Pada November 2012 kinerja

yield tergolong bagus, terlihat dari adanya

penurunan yield dan premi CDS. Penurunan

tersebut terjadi karena i) implentasi program

austerity, ii) adanya kesepakatan antara EU dan

IMF terkait pemotongan terhadap debt target

Yunani menjadi 124% (2020) dan 110%

(2022) serta memberikan bantuan ekonomi

lanjutan bagi Yunani, serta iii) laporan EU

Commision yang menyatakan adanya

peningkatan kepercayaan bisnis terhadap

kawasan Eropa menjadi 85,7 (November 2012)

dari 84,3 (Oktober 2012).

Pergerakan Pergerakan Pergerakan Pergerakan Pergerakan yieldyieldyieldyieldyield di 2012 tergolong di 2012 tergolong di 2012 tergolong di 2012 tergolong di 2012 tergolong

membaik meski terjadi peningkatan di awalmembaik meski terjadi peningkatan di awalmembaik meski terjadi peningkatan di awalmembaik meski terjadi peningkatan di awalmembaik meski terjadi peningkatan di awal

tahuntahuntahuntahuntahun. Di TW1-12 yield negara periferal Eropa

sempat menguat yang dipicu oleh

ketidakpastian restrukturisasi utang Yunani.

Dalam hal ini para pemimpin EU

mengharapkan private creditor agar bersedia

menerima surat utang baru dalam rangka debt

exchange dengan menanggung risiko yang

lebih besar dan menerima surat utang baru

dengan tingkat kupon sebesar 3,5%. Namun

private creditor hanya menyetujui surat utang

yang baru dengan tingkat kupon sebesar 4%

dengan tenor 30 tahun. Selain itu ada laporan

pejabat EU bahwa Yunani masih

membutuhkan dana tambahan sebesar EUR15

miliar diluar dana bailout kedua IMF senilai

EUR130 miliar dan program debt hair cut

sebesar 53% yang melibatkan private creditor.

Setelah sempat mengalami penguatanSetelah sempat mengalami penguatanSetelah sempat mengalami penguatanSetelah sempat mengalami penguatanSetelah sempat mengalami penguatan

pada TW3-12, pasar obligasi global relatif stabilpada TW3-12, pasar obligasi global relatif stabilpada TW3-12, pasar obligasi global relatif stabilpada TW3-12, pasar obligasi global relatif stabilpada TW3-12, pasar obligasi global relatif stabil

atau sedikit melemah pada TW4-12, terutamaatau sedikit melemah pada TW4-12, terutamaatau sedikit melemah pada TW4-12, terutamaatau sedikit melemah pada TW4-12, terutamaatau sedikit melemah pada TW4-12, terutama

di Asiadi Asiadi Asiadi Asiadi Asia. Penurunan penerbitan obligasi global

di Asia turut dipengaruhi oleh pelemahan

pertumbuhan perekonomian China. Di tengah

%%

0,00

2,00

4,00

6,00

8,00

10,00

12,00

14,00

16,00

18,00

20,00

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

30,00

35,00

40,00

2012

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

Spanyol Irlandia Portugal Italia Yunani (Rhs)

TW 1 TW 3TW 2 TW 4

Sumber : Bloomberg

bpsbps

0,00

200,00

400,00

600,00

800,00

1000,00

1200,00

1400,00

1600,00

1800,00

1000

6000

11000

16000

21000

26000

31000

2012

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

TW 1 TW 3TW 2 TW 4

Italia Spanyol Irlandia Portugal Yunani (Rhs)

Sumber : Bloomberg

Page 126:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2012

114

Tabel 3.3 Penerbitan Obligasi Korporasi di Amerika SerikatTabel 3.3 Penerbitan Obligasi Korporasi di Amerika SerikatTabel 3.3 Penerbitan Obligasi Korporasi di Amerika SerikatTabel 3.3 Penerbitan Obligasi Korporasi di Amerika SerikatTabel 3.3 Penerbitan Obligasi Korporasi di Amerika Serikat

q,t,q y,o,y(Miliar USD)

TW1 TW2 TW3 TW4 TW1(%) (%)

US investment grade corporate

US high yield corporate

Total

2011 2012

Sumber: Thomson Reuters

TW2

183,5

82,2

265,7

264,5

77,8

342,3

156,0

27,0

183,0

144,0

34,4

178,4

294,2

89,6

383,8

196,1

48,6

244,7

TW3

246,0

92,6

338,6

25,4

90,7

38,4

57,7

243,1

85,0

Tabel 3.2. Penerbitan Obligasi Korporasi GlobalTabel 3.2. Penerbitan Obligasi Korporasi GlobalTabel 3.2. Penerbitan Obligasi Korporasi GlobalTabel 3.2. Penerbitan Obligasi Korporasi GlobalTabel 3.2. Penerbitan Obligasi Korporasi Global

q.t.q y.o.y(Miliar USD)

TW1 TW2 TW3 TW4 TW1(%) (%)

Global investment grade corporate

Global high yield corporate

Total

2011 2012

Sumber: Thomson Reuters

TW2

770,0

100,0

870,0

618,7

106,7

725,4

424,8

33,1

457,9

445,2

38,3

483,5

821,9

106,7

928,6

507,4

55,1

562,5

60,0

234,1

72,6

33,9

101,0

-39,4

TW3

679,7

110,7

790,4

situasi seperti ini, tidak mengherankan jika

pada TW4-12 penerbitan obligasi global

korporasi di pasar internasional masih

mengalami pelemahan 3,5% (qoq) menjadi

USD762,7 miliar (Tabel 3.2). Penurunan terjadi

pada obligasi korporasi investment grade

sebesar 4,9% (qoq), sementara obligasi high

yield sedikit mengalami peningkatan sebesar

5,2% (qoq).

Terlepas dari ketidakpastian politik AS

dengan adanya pemilihan presiden dan

permasalahan fiscal cliff, pasar obligasi AS

masih bergerak positif dipengaruhi

peningkatan risk appetite investor akibat

kebijakan quantitative easing yang dilakukan

beberapa bank sentral dunia. Total penerbitan

obligasi korporasi pada TW4-12 meningkat

5,9% (qoq) menjadi USD358,7 miliar (Tabel

3.3). Peningkatan penerbitan obligasi tertinggi

terjadi pada obligasi investment grade yaitu

7,1% (qoq) menjadi USD263,3 miliar,

sementara penerbitan obligasi korporasi high

yield hanya meningkat 2,9% (qoq) menjadi

sebesar USD95,4 miliar.

Berbeda dengan di AS, penerbitanBerbeda dengan di AS, penerbitanBerbeda dengan di AS, penerbitanBerbeda dengan di AS, penerbitanBerbeda dengan di AS, penerbitan

obligasi di Asia dalam mata uang G3 (USD,obligasi di Asia dalam mata uang G3 (USD,obligasi di Asia dalam mata uang G3 (USD,obligasi di Asia dalam mata uang G3 (USD,obligasi di Asia dalam mata uang G3 (USD,

Euro dan JPY) pada TW4-12 mengalamiEuro dan JPY) pada TW4-12 mengalamiEuro dan JPY) pada TW4-12 mengalamiEuro dan JPY) pada TW4-12 mengalamiEuro dan JPY) pada TW4-12 mengalami

penurunan 7,7% (qoq) menjadi USD27,6penurunan 7,7% (qoq) menjadi USD27,6penurunan 7,7% (qoq) menjadi USD27,6penurunan 7,7% (qoq) menjadi USD27,6penurunan 7,7% (qoq) menjadi USD27,6

miliarmiliarmiliarmiliarmiliar. Penurunan tersebut melanjutkan tren

yang berlangsung selama 2012. Kinerja

perekonomian negara di emerging market Asia

yang umumnya melemah pada TW4-12

menjadi salah satu penyebab lesunya pasar

obligasi global di Asia.

Negara ASEAN masih melanjutkanNegara ASEAN masih melanjutkanNegara ASEAN masih melanjutkanNegara ASEAN masih melanjutkanNegara ASEAN masih melanjutkan

momentum pertumbuhan ekonomi didorongmomentum pertumbuhan ekonomi didorongmomentum pertumbuhan ekonomi didorongmomentum pertumbuhan ekonomi didorongmomentum pertumbuhan ekonomi didorong

oleh kuatnya permintaan domestik danoleh kuatnya permintaan domestik danoleh kuatnya permintaan domestik danoleh kuatnya permintaan domestik danoleh kuatnya permintaan domestik dan

investasiinvestasiinvestasiinvestasiinvestasi. Momentum ini turut memengaruhi

pasar obligasi global korporasi di Indonesia.

Setelah cenderung bersikap wait and see pada

Page 127:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

115

Bab 3 - Perkembangan Pasar Keuangan dan Pasar Komoditas

Grafik 3.15 Penerbitan Obligasi InternasionalGrafik 3.15 Penerbitan Obligasi InternasionalGrafik 3.15 Penerbitan Obligasi InternasionalGrafik 3.15 Penerbitan Obligasi InternasionalGrafik 3.15 Penerbitan Obligasi InternasionalKorporasi IndonesiaKorporasi IndonesiaKorporasi IndonesiaKorporasi IndonesiaKorporasi Indonesia

Tabel 3.4. Penerbitan Obligasi di AsiaTabel 3.4. Penerbitan Obligasi di AsiaTabel 3.4. Penerbitan Obligasi di AsiaTabel 3.4. Penerbitan Obligasi di AsiaTabel 3.4. Penerbitan Obligasi di Asia

TW3-12, korporasi mulai marak melakukan

penerbitan obligasi global pada TW4-12.

Penerbitan obligasi PT Perusahaan Listrik

Negara sebesar USD1 miliar juga tercatat

sebagai salah satu penerbitan obligasi terbesar

di Asia pada TW4-12.

Sepanjang TW4-12 pergerakan Sepanjang TW4-12 pergerakan Sepanjang TW4-12 pergerakan Sepanjang TW4-12 pergerakan Sepanjang TW4-12 pergerakan yieldyieldyieldyieldyield

obligasiobligasiobligasiobligasiobligasi global beberapa korporasi Indonesia global beberapa korporasi Indonesia global beberapa korporasi Indonesia global beberapa korporasi Indonesia global beberapa korporasi Indonesia

menunjukkan tren yang beragammenunjukkan tren yang beragammenunjukkan tren yang beragammenunjukkan tren yang beragammenunjukkan tren yang beragam. Yield

obligasi perusahaan BUMN (Majapahit Holding

- anak perusahaan PLN, Pertamina, dan

Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia)

cenderung stabil dan sejalan dengan kinerja

dan persepsi terhadap pemerintah. Sementara

yield obligasi non-BUMN cenderung

berfluktuatif yang antara lain dipengaruhi oleh

kinerja masing-masing perusahaan maupun

sektoral.

q.t.q y.o.y

(%) (%)

Asia G3 Currency Bond

(Miliar USD)

Sumber: Thomson Reuters

-7,7 112,322,6 29,9 10,7 13,0

2011

41,2

2012

TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2

35,1

TW3

29,9

TW4

27,6

Jumlah PTMiliar USD

Sumber : Bloomberg, data SIUL-BI dan berbagai sumber, data diolah

0

1

2

3

4

2011 2012TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4

0

1

2

3

4Nilai Obligasi

Jumlah PT

0,31

1,80

1,00 1,11

0,02

1,40

Grafik 3.16 Grafik 3.16 Grafik 3.16 Grafik 3.16 Grafik 3.16 YieldYieldYieldYieldYield Obligasi Internasional Korporasi Indonesia Obligasi Internasional Korporasi Indonesia Obligasi Internasional Korporasi Indonesia Obligasi Internasional Korporasi Indonesia Obligasi Internasional Korporasi Indonesia

Permasalahan krisis utang Eropa,Permasalahan krisis utang Eropa,Permasalahan krisis utang Eropa,Permasalahan krisis utang Eropa,Permasalahan krisis utang Eropa,

prospek pengetatan fiskal Amerika danprospek pengetatan fiskal Amerika danprospek pengetatan fiskal Amerika danprospek pengetatan fiskal Amerika danprospek pengetatan fiskal Amerika dan

pelemahan pertumbuhan di China masih tetappelemahan pertumbuhan di China masih tetappelemahan pertumbuhan di China masih tetappelemahan pertumbuhan di China masih tetappelemahan pertumbuhan di China masih tetap

akan menjadi faktor utama yang memengaruhiakan menjadi faktor utama yang memengaruhiakan menjadi faktor utama yang memengaruhiakan menjadi faktor utama yang memengaruhiakan menjadi faktor utama yang memengaruhi

pertumbuhan perekonomian global di 2013pertumbuhan perekonomian global di 2013pertumbuhan perekonomian global di 2013pertumbuhan perekonomian global di 2013pertumbuhan perekonomian global di 2013.

Prospek positif pertumbuhan di Amerika dan

2012

%

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

TW 1 TW 3TW 2 TW 4

Sumber : Bloomberg

Majapahit Hold (PLN) Pertamina LPEI

6

5

4

3

2

1

0

%%

0

5

10

15

20

25

0

10

20

30

40

50

60

70

2012

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

TW 1 TW 3TW 2 TW 4

Bumi Capital PTE Bakrie Telecom (rhs)

Sumber : Bloomberg

Page 128:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2012

116

1 Direpresentasikan oleh HSBC/NASDAQ Dubai US Dollar SukukIndex (SKBI). HSBC-DIFX Sukuk Index (SKBI) merupakan replikadari return beberapa benchmark portfolio sukuk dari emergingcountries, dalam mata uang USD/ GBP/ JPY/ EUR dalam bentukvanilla sukuk dengan suku bunga fixed atau floating.

2 Gulf Cooperation Council. Sebuah forum kerjasama kawasanTimur Tengah yang terdiri atas negara Bahrain, Kuwait, Oman,Qatar, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab

China serta berkurangnya kekawatiran akan

fiscal cliff menumbuhkan sentimen pasar yang

positif. Korporasi Indonesia diperkirakan akan

memanfaatkan momentum awal tahun untuk

menerbitkan obligasi global. Beberapa

perusahaan akan mencari pendanaan melalui

penerbitan surat berharga di pasar

internasional untuk menutupi kebutuhan

investasi dan refinancing utang yang akan

jatuh tempo.

A.3 Pasar Keuangan Syariah

Kinerja pasar sukuk global, pasar sahamKinerja pasar sukuk global, pasar sahamKinerja pasar sukuk global, pasar sahamKinerja pasar sukuk global, pasar sahamKinerja pasar sukuk global, pasar saham

syariah, dan takaful tahun 2012 secara umumsyariah, dan takaful tahun 2012 secara umumsyariah, dan takaful tahun 2012 secara umumsyariah, dan takaful tahun 2012 secara umumsyariah, dan takaful tahun 2012 secara umum

menunjukan performa yang baikmenunjukan performa yang baikmenunjukan performa yang baikmenunjukan performa yang baikmenunjukan performa yang baik. Meski di

TW4-12 penerbitan sukuk mengalami

penurunan dibanding dengan triwulan

sebelumnya, namun secara keseluruhan

penerbitan sukuk tahun 2012 masih tertinggi

dibanding penerbitan sukuk periode 1990-

2011. Dengan tingginya penerbitan sukuk di

tahun 2012, penerbitan sukuk belum bisa

dikatakan telah terpengaruh oleh krisis

Kawasan Eropa maupun melemahnya

ekonomi Global. Penerbitan sukuk terbesar

masih dipegang oleh Malaysia yang berambisi

menjadi pusat ekonomi syariah dunia yang

diikuti oleh Indonesia di posisi ke dua. Pesatnya

pertumbuhan sukuk di tahun 2012 pada

gilirannya mendorong pandangan positif

outlook penerbitan Sukuk 2013 oleh lembaga

pemeringkat Fitch.

Dilihat dari indikator pasar sukukDilihat dari indikator pasar sukukDilihat dari indikator pasar sukukDilihat dari indikator pasar sukukDilihat dari indikator pasar sukuk11111, , , , , yield,yield,yield,yield,yield,

pricepricepricepriceprice,,,,, dan dan dan dan dan total return total return total return total return total return sukuk sukuk sukuk sukuk sukuk benchmarkbenchmarkbenchmarkbenchmarkbenchmark pada pada pada pada pada

TW4-12 menunjukkan kinerja yang baik jikaTW4-12 menunjukkan kinerja yang baik jikaTW4-12 menunjukkan kinerja yang baik jikaTW4-12 menunjukkan kinerja yang baik jikaTW4-12 menunjukkan kinerja yang baik jika

dibandingkan kinerja triwulan sebelumnyadibandingkan kinerja triwulan sebelumnyadibandingkan kinerja triwulan sebelumnyadibandingkan kinerja triwulan sebelumnyadibandingkan kinerja triwulan sebelumnya.

Demikian pula, indeks saham dan kapitalisasi

pasar saham baik yang terjadi di Indonesia

(Jakarta Islamic Index/JII) maupun global (Dow

Jones Islamic Market Index/DJIM) membaik.

Industri takaful global saat ini telahIndustri takaful global saat ini telahIndustri takaful global saat ini telahIndustri takaful global saat ini telahIndustri takaful global saat ini telah

mencapai dua digit tingkat pertumbuhanmencapai dua digit tingkat pertumbuhanmencapai dua digit tingkat pertumbuhanmencapai dua digit tingkat pertumbuhanmencapai dua digit tingkat pertumbuhan.

Kawasan GCC2 dan Malaysia menjadi pemain

utama di industri takaful. Meskipun pasar GCC

teratas dalam hal kontribusi, data

menunjukkan terjadi perlambatan tingkat

pertumbuhan sejalan tumbuhnya upaya

negara lain untuk mengembangkan industri

takaful. Di sisi lain, laju pertumbuhan industri

takful yang masih tinggi juga memberikan

ekspektasi positif terhadap pertumbuhan

industri ini, antara lain di Malaysia, Uni Emirat

Arab, Azerbaijan, Maladewa, dan Kenya.

Perkembangan Pasar Sukuk (Islamic Bonds

Market)

Meski melambat secara triwulanan, lajuMeski melambat secara triwulanan, lajuMeski melambat secara triwulanan, lajuMeski melambat secara triwulanan, lajuMeski melambat secara triwulanan, laju

pertumbuhan sukuk masih berada dalam trenpertumbuhan sukuk masih berada dalam trenpertumbuhan sukuk masih berada dalam trenpertumbuhan sukuk masih berada dalam trenpertumbuhan sukuk masih berada dalam tren

meningkatmeningkatmeningkatmeningkatmeningkat. Di TW4-12 penerbitan sukuk

berhasil membukukan transaksi senilai

USD31,01 miliar. Secara triwulanan laju

Page 129:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

117

Bab 3 - Perkembangan Pasar Keuangan dan Pasar Komoditas

Grafik 3.17Grafik 3.17Grafik 3.17Grafik 3.17Grafik 3.17Penerbitan Sukuk Global per TriwulanPenerbitan Sukuk Global per TriwulanPenerbitan Sukuk Global per TriwulanPenerbitan Sukuk Global per TriwulanPenerbitan Sukuk Global per Triwulan

3 Data IFIS diolah

pertumbuhan sukuk pada periode laporan

menurun 19,44% qoq atau setara USD7,48

miliar. Namun jika dibandingkan dengan tahun

sebelumnya, laju pertumbuhan penerbitan

sukuk di triwulan laporan masih meningkat

sebesar 7,79% yoy atau setara USD4,38 miliar

(Grafik 3.17)

Dibandingkan 2011 (sebesar USD76,73Dibandingkan 2011 (sebesar USD76,73Dibandingkan 2011 (sebesar USD76,73Dibandingkan 2011 (sebesar USD76,73Dibandingkan 2011 (sebesar USD76,73

miliar), total penerbitan sukuk 2012 meningkatmiliar), total penerbitan sukuk 2012 meningkatmiliar), total penerbitan sukuk 2012 meningkatmiliar), total penerbitan sukuk 2012 meningkatmiliar), total penerbitan sukuk 2012 meningkat

drastis sebesar 87,42% atau menjadidrastis sebesar 87,42% atau menjadidrastis sebesar 87,42% atau menjadidrastis sebesar 87,42% atau menjadidrastis sebesar 87,42% atau menjadi

USD143,81 miliarUSD143,81 miliarUSD143,81 miliarUSD143,81 miliarUSD143,81 miliar33333 (Grafik 3.18) (Grafik 3.18) (Grafik 3.18) (Grafik 3.18) (Grafik 3.18). Tingginya

angka penerbitan sukuk di tahun 2012

menunjukkan bahwa sukuk masih diminati

investor karena dinilai relatif aman dan

terpercaya di tengah kondisi global yang belum

sepenuhnya stabil.

Dilihat dari komposisi penerbit,Dilihat dari komposisi penerbit,Dilihat dari komposisi penerbit,Dilihat dari komposisi penerbit,Dilihat dari komposisi penerbit,

penerbitan sukuk pada TW4-12 masih tetappenerbitan sukuk pada TW4-12 masih tetappenerbitan sukuk pada TW4-12 masih tetappenerbitan sukuk pada TW4-12 masih tetappenerbitan sukuk pada TW4-12 masih tetap

didominasi oleh pemerintah yaitu sebesardidominasi oleh pemerintah yaitu sebesardidominasi oleh pemerintah yaitu sebesardidominasi oleh pemerintah yaitu sebesardidominasi oleh pemerintah yaitu sebesar

USD20,84 miliar (Grafik 3.19)USD20,84 miliar (Grafik 3.19)USD20,84 miliar (Grafik 3.19)USD20,84 miliar (Grafik 3.19)USD20,84 miliar (Grafik 3.19). Dari kategori

perusahaan, animo perusahaan untuk

Juta USDMiliar USD

Sumber : IFIS, diolah

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

0

50

100

150

200

250

300Total Nilai Penerbitan (lhs)Rata-rata Nilai per Penerbitan (rhs)

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1,14,02,9 2,7

9,1

4,6 4,4

9,16,2

18,8

11,310,3

4,27,4

3,60,6 1,7

6,7

12,09,5

6,1

15,317,2

14,215,616,5

18,0

26,6

37,2 37,138,5

31,0

Grafik 3.18Grafik 3.18Grafik 3.18Grafik 3.18Grafik 3.18Penerbitan Sukuk Global Hingga TW-4 per TahunPenerbitan Sukuk Global Hingga TW-4 per TahunPenerbitan Sukuk Global Hingga TW-4 per TahunPenerbitan Sukuk Global Hingga TW-4 per TahunPenerbitan Sukuk Global Hingga TW-4 per Tahun

menerbitkan sukuk pada triwulan ini masih

terbatas pada perusahaan-perusahaan yang

berdomisili di Malaysia. Pada triwulan ini, dari

kategori supra nasional, Islamic Developing

Bank menerbitkan sukuk senilai USD800 juta

dengan masa tenor 5 tahun dan merupakan

bagian dari program sukuk IDB yang bernilai

USD6,5 miliar. Penerbitan sukuk yang

dilakukan oleh IDB dimaksudkan untuk

menyediakan pendanaan proyek, dalam

bentuk pinjaman dan bantuan teknis untuk

Juta USD

Sumber : IFIS, diolah

0

20.000

40.000

60.000

80.000

100.000

120.000

140.000

160.000

31 860 336 813 2.504 5.817 6.985 10.758

27.167

46.650

15.773

29.885

52.930

76.734

143.818

1990 1996 2000 2001 2002 20032004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Grafik 3.19Grafik 3.19Grafik 3.19Grafik 3.19Grafik 3.19Komposisi Issuer Sukuk TW3-11Komposisi Issuer Sukuk TW3-11Komposisi Issuer Sukuk TW3-11Komposisi Issuer Sukuk TW3-11Komposisi Issuer Sukuk TW3-11

Sumber : IFIS , diolah

Juta USD

0 5000 10000 15000 20000 25000

Sovereign

Corporate

Quasi Sovereign

Supra-National

20.848

6,948

2,415

800

Page 130:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2012

118

Grafik 3.21 Penerbitan Sukuk per JenisGrafik 3.21 Penerbitan Sukuk per JenisGrafik 3.21 Penerbitan Sukuk per JenisGrafik 3.21 Penerbitan Sukuk per JenisGrafik 3.21 Penerbitan Sukuk per Jenis

Grafik 3.20 Penerbitan Sukuk per SektorGrafik 3.20 Penerbitan Sukuk per SektorGrafik 3.20 Penerbitan Sukuk per SektorGrafik 3.20 Penerbitan Sukuk per SektorGrafik 3.20 Penerbitan Sukuk per Sektor

4 Sektor other merupakan sektor gabungan dari sektor-sektor≈undefined∆

skema pengembangan sesuai dengan prinsip

syariah.

Secara sektoral, lima sektor yangSecara sektoral, lima sektor yangSecara sektoral, lima sektor yangSecara sektoral, lima sektor yangSecara sektoral, lima sektor yang

menerbitkan sukuk dengan nilai terbesar padamenerbitkan sukuk dengan nilai terbesar padamenerbitkan sukuk dengan nilai terbesar padamenerbitkan sukuk dengan nilai terbesar padamenerbitkan sukuk dengan nilai terbesar pada

TW4-12 adalah TW4-12 adalah TW4-12 adalah TW4-12 adalah TW4-12 adalah Government, Banking andGovernment, Banking andGovernment, Banking andGovernment, Banking andGovernment, Banking and

Financial Credit Intermediation, Agriculture,Financial Credit Intermediation, Agriculture,Financial Credit Intermediation, Agriculture,Financial Credit Intermediation, Agriculture,Financial Credit Intermediation, Agriculture,

Real estate & Construction Property danReal estate & Construction Property danReal estate & Construction Property danReal estate & Construction Property danReal estate & Construction Property dan

Transportation Transportation Transportation Transportation Transportation (Grafik 3.20)(Grafik 3.20)(Grafik 3.20)(Grafik 3.20)(Grafik 3.20)44444. Komposisi

kelima sektor utama tersebut tidak jauh

berbeda dengan komposisi lima sektor yang

menerbitkan sukuk dengan nilai terbesar pada

TW3-12. Sektor pemerintah dan lembaga

intermediasi kredit merupakan sektor yang

berperan sebagai pihak penyedia dana,

sedangkan sektor pertanian dan perumahan

menjadi sektor pengguna dana syariah.

Proyek-proyek pertanian dan perumahan

masih menjadi ladang sukuk yang relatif

berkembang. Mayoritas penerbitan dari kelima

sektor tersebut masih tetap didominasi oleh

sukuk yang diterbitkan oleh pemerintah dan

perusahaan dari Malaysia.

Dilihat dari struktur yang digunakan,Dilihat dari struktur yang digunakan,Dilihat dari struktur yang digunakan,Dilihat dari struktur yang digunakan,Dilihat dari struktur yang digunakan,

enam struktur utama yang paling diminati olehenam struktur utama yang paling diminati olehenam struktur utama yang paling diminati olehenam struktur utama yang paling diminati olehenam struktur utama yang paling diminati oleh

paranparanparanparanparanissuer issuer issuer issuer issuer dalam menerbitkan sukuk padadalam menerbitkan sukuk padadalam menerbitkan sukuk padadalam menerbitkan sukuk padadalam menerbitkan sukuk pada

TW4-12 adalah Murabahah, Mudharabah, AlTW4-12 adalah Murabahah, Mudharabah, AlTW4-12 adalah Murabahah, Mudharabah, AlTW4-12 adalah Murabahah, Mudharabah, AlTW4-12 adalah Murabahah, Mudharabah, Al

Ijarah, Al Musharakah, Bai» Bithaman Ajil, danIjarah, Al Musharakah, Bai» Bithaman Ajil, danIjarah, Al Musharakah, Bai» Bithaman Ajil, danIjarah, Al Musharakah, Bai» Bithaman Ajil, danIjarah, Al Musharakah, Bai» Bithaman Ajil, dan

Al Walaka Bel IstithmarAl Walaka Bel IstithmarAl Walaka Bel IstithmarAl Walaka Bel IstithmarAl Walaka Bel Istithmar.

Pada periode ini sukuk jenis Murabahah

masih menjadi jenis sukuk yang paling diminati

oleh para investor dengan porsi sebesar

64,39% atau mencapai USD19,96 miliar dari

total penerbitan pada TW4-12. Jika

dibandingkan dengan TW3-12 jenis sukuk

Murabahah mengalami penurunan 17,87%.

Adapun jenis Mudharabah sebanyak 11,82%

atau setara USD3,66 miliar sedangkan untuk

Al Ijarah sebanyak 9,91% setara dengan

USD3,072 miliar (Grafik 3.21)

Dilihat dari kawasan yang menerbitkan,Dilihat dari kawasan yang menerbitkan,Dilihat dari kawasan yang menerbitkan,Dilihat dari kawasan yang menerbitkan,Dilihat dari kawasan yang menerbitkan,

kawasan Asia masih tetap menjadi kawasan Asia masih tetap menjadi kawasan Asia masih tetap menjadi kawasan Asia masih tetap menjadi kawasan Asia masih tetap menjadi leadingleadingleadingleadingleading

Juta USD

Sumber : IFIS, diolah

1

10

100

1000

10000

100000

20.795

6.356

559 548 513247 245 196

131 12659 58

26 23

73

0,65

Govern

ment s

ector

Bank

ing, F

inanc

ial

Agricu

lture

Real

Estate

, and

relat

ed se

rvices

Transp

ortati

on

Teleco

mmunica

tions

Speci

al Pu

rpose

Vehid

e (SP

V)

Miscella

neou

s man

ufactu

ring

Undefi

ned

Health

Care Se

rvices IT

Automob

le &/or

Automob

ile Pa

rts...

Transp

ort an

d Stor

age

Oil and

Gas

Electr

ic prod

ucts

manufa

cturin

g

Gold & Je

welry

Foof

manufa

cturin

g &/or

proc

essing

Sumber: IFIS , diolah

Bai' Bithaman Ajil(BBA)

3,61%Bai' Inah0,74%

Istisna'0,53%

Mudharabah11,82%

Murabahah64,39%

Not known0,99%

Short TermAl Salam Sukuk

0,49%

Sukuk Al Ijara9,91%

Sukuk AlMusharakah

5,92%

Sukuk Al-WakalaBel-Istithmar

1,61%

Page 131:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

119

Bab 3 - Perkembangan Pasar Keuangan dan Pasar Komoditas

Grafik 3.23 Penerbitan Sukuk per NegaraGrafik 3.23 Penerbitan Sukuk per NegaraGrafik 3.23 Penerbitan Sukuk per NegaraGrafik 3.23 Penerbitan Sukuk per NegaraGrafik 3.23 Penerbitan Sukuk per Negara Grafik 3.25 Currency IssuanceGrafik 3.25 Currency IssuanceGrafik 3.25 Currency IssuanceGrafik 3.25 Currency IssuanceGrafik 3.25 Currency Issuance

player player player player player di pasar sukuk seiring di pasar sukuk seiring di pasar sukuk seiring di pasar sukuk seiring di pasar sukuk seiring didominasinyadidominasinyadidominasinyadidominasinyadidominasinya

penerbitan sukuk global pada TW4-12 olehpenerbitan sukuk global pada TW4-12 olehpenerbitan sukuk global pada TW4-12 olehpenerbitan sukuk global pada TW4-12 olehpenerbitan sukuk global pada TW4-12 oleh

Malaysia (Grafik 3.22)Malaysia (Grafik 3.22)Malaysia (Grafik 3.22)Malaysia (Grafik 3.22)Malaysia (Grafik 3.22). Pada triwulan laporan

Malaysia menerbitkan sukuk sebesar

USD24,13 miliar atau menurun 20,66% jika

dibandingkan triwulan sebelumnya. Indonesia

menempati urutan kedua untuk kawasan Asia

dengan total nilai penerbitan sukuk sebesar

USD1,02 miliar. Adapun nilai sukuk yang

diterbitkan oleh pemerintah mencapai lebih

dari USD1 miliar dengan masa tenor 10 tahun

dan dengan return 3,3%. Penerbitan sukuk

oleh pemerintah merupakan bagian dari

program penerbitan sukuk global senilai USD3

Grafik 3.22 Penerbitan Sukuk per KawasanGrafik 3.22 Penerbitan Sukuk per KawasanGrafik 3.22 Penerbitan Sukuk per KawasanGrafik 3.22 Penerbitan Sukuk per KawasanGrafik 3.22 Penerbitan Sukuk per Kawasan

miliar dan hal ini juga telah memperkokoh

posisi Indonesia di pasar keuangan syariah

global (Grafik 3.23).

Apabila dilihat berdasarkan tempat

listing (market issuance), penerbitan sukuk

pada TW4-12 mayoritas masih dilakukan di

pasar domestik (Grafik 3.24). Sedangkan dari

sisi mata uang (currency issuance), currency

utama yang digunakan dalam penerbitan

sukuk pada TW4-12 adalah MYR, seiring

dengan dominasi Malayasia terhadap

penerbitan sukuk global yaitu sebesar 78,57%.

Perkembangan Indikator Performa Pasar

Sukuk (Islamic Bonds Market Indicator)

Sumber : IFIS , diolah

Asia82,32%

Timur Tengah4,11%

Amerika7,90%

Eropa5,63% Afrika

0,03%

Juta USD

Sumber : IFIS, diolah

Malaysia

Cayman Islands

Indonesia

Turkey

Saudi Arabia

Jersey

Bahrain

Bruneiº

Singapore

Luxembourg

Gambia

France

1 8 64 512 4.096 32.768

24.1372.450

1.020

891

879

800

396

241

131

55

10

0,65

Grafik 3.24 Market IssuanceGrafik 3.24 Market IssuanceGrafik 3.24 Market IssuanceGrafik 3.24 Market IssuanceGrafik 3.24 Market Issuance

Sumber : IFIS, diolah

Internasional16,69%

Domestic83,31%

Sumber : IFIS, diolah

BHD0,96%

BND0,78% EUR

0,00% GMD0,03%

IDR0,07%

MYR78,57%

SAR2,84%

TRY2,87% USD

13,88%

Page 132:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2012

120

5 Direpresentasikan oleh HSBC/NASDAQ Dubai US Dollar SukukIndex (SKBI). HSBC-DIFX Sukuk Index (SKBI) merupakan replikadari return beberapa benchmark portfolio sukuk dari emergingcountries, dalam mata uang USD/ GBP/ JPY/ EUR dalam bentukvanilla sukuk dengan suku bunga fixed atau floating.

Dilihat dari indikator pasar sukukDilihat dari indikator pasar sukukDilihat dari indikator pasar sukukDilihat dari indikator pasar sukukDilihat dari indikator pasar sukuk55555, yaitu, yaitu, yaitu, yaitu, yaitu

yield,yield,yield,yield,yield, price price price price price dan dan dan dan dan total return,total return,total return,total return,total return, serta sukuk serta sukuk serta sukuk serta sukuk serta sukuk

benchmarkbenchmarkbenchmarkbenchmarkbenchmark pada TW4-12 menunjukkan pada TW4-12 menunjukkan pada TW4-12 menunjukkan pada TW4-12 menunjukkan pada TW4-12 menunjukkan

kinerja yang baik jika dibandingkan kinerjakinerja yang baik jika dibandingkan kinerjakinerja yang baik jika dibandingkan kinerjakinerja yang baik jika dibandingkan kinerjakinerja yang baik jika dibandingkan kinerja

triwulan sebelumnya (Grafik 3.26 & 3.27)triwulan sebelumnya (Grafik 3.26 & 3.27)triwulan sebelumnya (Grafik 3.26 & 3.27)triwulan sebelumnya (Grafik 3.26 & 3.27)triwulan sebelumnya (Grafik 3.26 & 3.27).

Dengan tingkat return yang tinggi dan relatif

aman, investor tertarik untuk menjadikan pasar

sukuk menjadi salah satu tujuan investasi. Hal

tersebut semakin mendorong peningkatan

harga Sukuk dan sekaligus penurunan yield di

secondary market. Penurunan yield dapat

dibaca sebagai perbaikan tingkat persepsi

investor.

Perkembangan Pasar Saham Syariah

(Islamic Equity Market)

Pada periode TW4-12, tren pergerakanPada periode TW4-12, tren pergerakanPada periode TW4-12, tren pergerakanPada periode TW4-12, tren pergerakanPada periode TW4-12, tren pergerakan

indeks saham dan kapitalisasi pasar saham baikindeks saham dan kapitalisasi pasar saham baikindeks saham dan kapitalisasi pasar saham baikindeks saham dan kapitalisasi pasar saham baikindeks saham dan kapitalisasi pasar saham baik

yang terjadi di Indonesia yang terjadi di Indonesia yang terjadi di Indonesia yang terjadi di Indonesia yang terjadi di Indonesia (Jakarta Islamic Index/(Jakarta Islamic Index/(Jakarta Islamic Index/(Jakarta Islamic Index/(Jakarta Islamic Index/

JII)JII)JII)JII)JII) maupun global maupun global maupun global maupun global maupun global (Dow Jones Islamic Market(Dow Jones Islamic Market(Dow Jones Islamic Market(Dow Jones Islamic Market(Dow Jones Islamic Market

Grafik 3.26 Indeks SukukGrafik 3.26 Indeks SukukGrafik 3.26 Indeks SukukGrafik 3.26 Indeks SukukGrafik 3.26 Indeks Sukuk Grafik 3.27 Total Return SukukGrafik 3.27 Total Return SukukGrafik 3.27 Total Return SukukGrafik 3.27 Total Return SukukGrafik 3.27 Total Return Sukuk

Index/DJIM) Index/DJIM) Index/DJIM) Index/DJIM) Index/DJIM) membaikmembaikmembaikmembaikmembaik. Indeks JII pada triwulan

laporan meningkat sebesar 4,97% qoq dari

575,48 (rata-rata TW3-12) menjadi 604,11

(rata-rata TW4-12). Di sisi lain, DJIM (Dow

Jones Islamic Market) mengalami

pertumbuhan sebesar 2,05% qoq dari

2.221,63 (rata-rata TW3-12) menjadi 2.267,26

(rata-rata TW4-12) (Grafik 3.28).

Sementara itu, pergerakan pasar Sementara itu, pergerakan pasar Sementara itu, pergerakan pasar Sementara itu, pergerakan pasar Sementara itu, pergerakan pasar

saham konvensional juga menunjukkan kinerjasaham konvensional juga menunjukkan kinerjasaham konvensional juga menunjukkan kinerjasaham konvensional juga menunjukkan kinerjasaham konvensional juga menunjukkan kinerja

yang baikyang baikyang baikyang baikyang baik. Hal tersebut tercermin dari

peningkatan Jakarta Composite Index (JCI)

secara signifikan sebesar 4,73% dari

sebelumnya 4116,11 (TW3-12) menjadi

4310,89 (TW4-12). Adapun Down Jones

Industrial Average hanya naik 0,18% dari

sebelumnya 13110,54 (TW3-12) menjadi

13134,74 (TW4-12). Peningkatan pasar Down

Jones Industrial Average dipengaruhi oleh

penyelesaian masalah fiscal cliff. Meskipun

searah, namun peningkatan Jakarta Islamic

Index dan Jakarta Composite Index (JCI) tidak

terlalu signifikan terhadap kenaikan kapitalisasi

pasar. Kenaikan Jakarta Islamic Index hanya

sebesar 1,03% dari sebelumnya Rp1.653.932

2012

2,5

2,7

2,9

3,1

3,3

3,5

3,7

3,9

4,1

4,3

90

92

94

96

98

100

102

Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec

Price (rhs)Yield Sukuk benchmark (lhs)

%

125,00

130,00

135,00

140,00

145,00

150,00

Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec

2012

Total Return

TW 4TW 3TW 2TW 1

Page 133:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

121

Bab 3 - Perkembangan Pasar Keuangan dan Pasar Komoditas

Grafik 3.28 Grafik 3.28 Grafik 3.28 Grafik 3.28 Grafik 3.28 Islamic Equity IndexIslamic Equity IndexIslamic Equity IndexIslamic Equity IndexIslamic Equity Index

Grafik 3.29 Grafik 3.29 Grafik 3.29 Grafik 3.29 Grafik 3.29 Global Equity IndexGlobal Equity IndexGlobal Equity IndexGlobal Equity IndexGlobal Equity Index

Grafik 3.30Grafik 3.30Grafik 3.30Grafik 3.30Grafik 3.30 Total Return Islamic Equity Total Return Islamic Equity Total Return Islamic Equity Total Return Islamic Equity Total Return Islamic Equity

Grafik 3.31 Grafik 3.31 Grafik 3.31 Grafik 3.31 Grafik 3.31 Market CapitalizationMarket CapitalizationMarket CapitalizationMarket CapitalizationMarket Capitalization

miliar menjadi Rp1.671.004 miliar, sedangkan

Jakarta composite index meningkat 2,46% dari

sebelumnya IDR4.027.750 menjadi

IDR4.126.995 miliar (grafik 3.29).

Perkembangan Industri Takaful

Industri takaful global saat ini telahIndustri takaful global saat ini telahIndustri takaful global saat ini telahIndustri takaful global saat ini telahIndustri takaful global saat ini telah

mencapai dua digit tingkat pertumbuhanmencapai dua digit tingkat pertumbuhanmencapai dua digit tingkat pertumbuhanmencapai dua digit tingkat pertumbuhanmencapai dua digit tingkat pertumbuhan.

Kawasan GCC dan Malaysia menjadi pemain

utama dalam penerbitan produk takaful

global. Meskipun pasar GCC teratas dalam hal

kontribusi, data menunjukkan terjadi

perlambatan dalam tingkat pertumbuhan

(David McLean chief executive pada forum

Takaful Timur Tengah /METF 2012). Oleh

karena itu, momentum pertumbuhan takaful

perlu dijaga di tengah kondisi perekonomian

global yang belum sepenuhnya pulih.

Tantangan utama industri takaful adalah

melakukan pendekatan terpadu untuk

mengembangkan produk takaful dan

Sumber : Bloomberg

430

480

530

580

630

680

1700

1800

1900

2000

2100

2200

2300

2400

Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec2012

TW 4TW 3TW 2TW 1

Dow Jones Islamic Market (rhs)Jakarta Islamic Index (lhs)

Sumber : Bloomberg

3200

3400

3600

3800

4000

4200

4400

4600

11000

11500

12000

12500

13000

13500

14000

2012

Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec

TW 4TW 3TW 2TW 1

Jakarta Composite Index (lhs) Dow Jones Industrial Avg. (rhs)

%

JII 6,30 7,03 8,52 6,7 -4,62 1,06 6,16 4,58 9,62 13,17 7,73 8,55

DJIM 6,17 11,42 11,6 10,68 1,12 5,01 6,94 9,72 13,25 11,05 12,22 13,77

Sumber : Bloomberg

-10,00

-5,00

0,00

5,00

10,00

15,00

Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec2012

TW 4TW 3TW 2TW 1

DJIMJII

IDR miliar

TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW 2 TW3 TW4

2010 2011 2012

JCIJII

1.00

3.55

0

948.

505

1.08

8.78

2

1.13

4.63

2

1.09

6.43

2

1.30

5.65

9

1.19

9.95

7

1.41

4.98

4

1.54

0.25

9

1.49

7.99

1

1.65

3.93

2

1.67

1.00

42.26

3.07

4

2.40

0.97

6

2.91

9.40

2

3.24

7.09

7

3.27

9.80

1

3.49

8.06

9

3.21

0.81

1

3.53

7.29

4

3.87

7.54

2

3.72

9.90

0

4.02

7.75

0

4.12

6.99

5

0

500.000

1.000.000

1.500.000

2.000.000

2.500.000

3.000.000

3.500.000

4.000.000

4.500.000

Page 134:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2012

122

reasuransi syariah di tingkat global. Selain itu,

produk dan layanan asuransi syariah harus

dapat diakses oleh konsumen dan produk

dengan mudah.

Produk takaful pada dasarnya memilikiProduk takaful pada dasarnya memilikiProduk takaful pada dasarnya memilikiProduk takaful pada dasarnya memilikiProduk takaful pada dasarnya memiliki

potensi yang besar untuk terus dikembangkanpotensi yang besar untuk terus dikembangkanpotensi yang besar untuk terus dikembangkanpotensi yang besar untuk terus dikembangkanpotensi yang besar untuk terus dikembangkan.

Hal itu dikarenakan takaful termasuk ke dalam

salah satu metode manajemen risiko untuk

mengurangi kerugian individual dengan

menyebar risiko kepada komunitas yang lebih

besar. Manajemen risiko pada takaful termasuk

perlindungan, pelestarian dan penjagaan

terhadap kebutuhan dasar manusia,

perusahaan asuransi kini mulai fokus terhadap

manajemen risiko agar lebih berkompetisi dan

berpartisipasi secara global.

Sejalan denganSejalan denganSejalan denganSejalan denganSejalan dengan perkembangan industriperkembangan industriperkembangan industriperkembangan industriperkembangan industri

takaful, takaful, takaful, takaful, takaful, The Islamic Financial Services BoardThe Islamic Financial Services BoardThe Islamic Financial Services BoardThe Islamic Financial Services BoardThe Islamic Financial Services Board

(IFSB) yang berpusat di Kuala Lumpur kembali(IFSB) yang berpusat di Kuala Lumpur kembali(IFSB) yang berpusat di Kuala Lumpur kembali(IFSB) yang berpusat di Kuala Lumpur kembali(IFSB) yang berpusat di Kuala Lumpur kembali

meluncurkan pedoman baru mengenaimeluncurkan pedoman baru mengenaimeluncurkan pedoman baru mengenaimeluncurkan pedoman baru mengenaimeluncurkan pedoman baru mengenai

kecukupan modal untuk perbankan syariahkecukupan modal untuk perbankan syariahkecukupan modal untuk perbankan syariahkecukupan modal untuk perbankan syariahkecukupan modal untuk perbankan syariah

dan manajemen risiko untuk industri takafuldan manajemen risiko untuk industri takafuldan manajemen risiko untuk industri takafuldan manajemen risiko untuk industri takafuldan manajemen risiko untuk industri takaful

secara globalsecara globalsecara globalsecara globalsecara global. Pada awalnya IFSB membuat

pedoman secara global untuk keuangan

syariah pada Desember 2005 berdasarkan

standar Basel II yang digunakan diseluruh

dunia. Sejak saat itu, dengan pengawasan

ketat, IFSB dapat mengeluarkan pedoman

secara bertahap berdasarkan Basel III.

Perkembangan Takaful di beberapa

Negara

MalaysiaMalaysiaMalaysiaMalaysiaMalaysia

Malaysia yang memiliki klaimntakaful

terbesar di wilayah Timur, dengan

pertumbuhan pendapatan selama setahun

amencapai 60-70% dengan 50% diantaranya

dicapai dalam 10 bulan pertama.nDi 2013

diharapkan terjadi kenaikan jumlah agen

menjadi 6.500 dari 5.000.

Uni Emirat ArabUni Emirat ArabUni Emirat ArabUni Emirat ArabUni Emirat Arab

Laporan dari Abu Dhabi National

Takaful, net profit untuk 9 bulan pertama di

tahun 2012 sebesar AED23,07 juta (USD6,28

juta) dari AED21,01 juta (2011). Selain itu

terjadi kenaikan keuntungan pada

underwriting sebesar AED22,4 juta (USD6,1

juta) pada periode 9 bulan dengan

pertumbuhan gross kontribusi takaful sebesar

8,8% atau AED147,88 juta (USD40,25 juta).

AzerbaijanAzerbaijanAzerbaijanAzerbaijanAzerbaijan

Bank terbesar International Bank of

Azerbaijan (IBA) mulai mengembangkan

asuransi Islam (Takaful) dan leasing (Ijara).

Menurut Kepala departemen perbankan

syariah Benham Gurbanzade, takaful sama

sekali tidak bertentangan dengan peraturan

hukum dari Azerbaijan yakni diperbolehkannya

mencari dana untuk menutupi risiko. Akhir

tahun 2012, bank tersebut akan menuntaskan

analisa pasar dan bisnis proyek untuk memulai

bisnis takaful. IBA akan bekerja sama dengan

Page 135:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

123

Bab 3 - Perkembangan Pasar Keuangan dan Pasar Komoditas

International Insurance Company (IIC), dimana

IBA sebagai pendiri IIC dan memiliki 47,7 %

saham pada perusahaan joint leasing.

MaladewaMaladewaMaladewaMaladewaMaladewa

Amana Takaful Maldives beroperasi

pertama kali di Maldives pada tahun 2003.

Meskipun takaful terpampang pada nama

perusahaan tersebut, ijin operator takaful

tersebut tetap sebagai asuransi konvensional.

Belum adanya peraturan hukum yang

mengatur takaful membuat pertumbuhan

produk takaful di Maladewa menjadi

terhambat.

KenyaKenyaKenyaKenyaKenya

Di Kenya, asuransi takaful Afrika

dengan ijin dari Insurance Regulatory Authority

pada 2008 telah menunjukkan kemajuan yang

sangat pesat di tahun pertama beroperasi.

Dengan adanya produk takaful di Kenya

jumlah kenaikan asuransi diantara para muslim

secara signifikan meningkat.

B. PASAR VALUTA ASING

Mayoritas mata uang global sepanjang

TW4-12 menunjukkan penguatan terhadap

USD. Tekanan depresiasi yang terjadi pada

triwulan sebelumnya mulai mereda seiring

perilaku risk on dan investor terhadap aset-

aset yang memberikan imbal hasil tinggi. Selain

itu, berbagai kebijakan yang diambil oleh bank

sentral negara maju seperti Outright Monetary

Transactions (OMTs) oleh ECB, QE

(Quantitative Easing) ketiga oleh the Fed, serta

berlanjutnya Asset Purchase Program oleh BoJ

guna menahan pemburukan ekonomi dan

keuangan kawasan lebih lanjut mampu

meningkatkan sentimen positif pelaku pasar.

Berbagai perkembangan tersebut di

atas mendorong penguatan mata uang Euro

terhadap USD selama triwulan laporan meski

di sepanjang 2012 tren Euro cenderung

mengalami depresiasi. Sementara itu, Yen

Jepang kembali melemah di akhir 2012

sebagai imbas berlanjutnya program stimulus

moneter«di 2012 serta pemotongan credit

rating oleh Fitch. Di kawasan emerging Asia,

mayoritas mata uang regional juga terus

berada dalam tren yang apresiatif. Won Korea

dan Peso Filipina terus menunjukkan tren

apresiasi hingga akhir 2012 seiring terus

meningkatnya capital inflow ke negara

tersebut. Kondisi ekonomi yang tergolong

resilien dan respon positif dari kebijakan

pemerintah untuk terus mendorong

pertumbuhan mendukung pergerakan nilai

tukar Won dan Peso.

Pada TW4-12 mayoritas mata uangPada TW4-12 mayoritas mata uangPada TW4-12 mayoritas mata uangPada TW4-12 mayoritas mata uangPada TW4-12 mayoritas mata uang

global terapresiasi terhadap USDglobal terapresiasi terhadap USDglobal terapresiasi terhadap USDglobal terapresiasi terhadap USDglobal terapresiasi terhadap USD. Perilaku risk

on investor mewarnai pergerakan pasar valas

di tengah masih lemahnya kondisi ekonomi

dan ketidakpastian penyelesaian fiskal di AS.

Hal tersebut mendorong minat investor untuk

membeli aset-aset yang memberi imbas hasil

lebih tinggi, sejalan dengan cenderung

meningkatnya yield obligasi dan indeks saham

di AS. Perkembangan tersebut menyebabkan

mayoritas mata uang dunia bergerak menguat

terhadap USD (Tabel 3.5). Secara rata-rata

Page 136:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2012

124

Tabel 3.5. Nilai Tukar Nominal (terhadap USD)Tabel 3.5. Nilai Tukar Nominal (terhadap USD)Tabel 3.5. Nilai Tukar Nominal (terhadap USD)Tabel 3.5. Nilai Tukar Nominal (terhadap USD)Tabel 3.5. Nilai Tukar Nominal (terhadap USD)

Grafik 3.32 US Nominal Trade Weighted IndexGrafik 3.32 US Nominal Trade Weighted IndexGrafik 3.32 US Nominal Trade Weighted IndexGrafik 3.32 US Nominal Trade Weighted IndexGrafik 3.32 US Nominal Trade Weighted Index(TWI) 1 Jan 2007=100(TWI) 1 Jan 2007=100(TWI) 1 Jan 2007=100(TWI) 1 Jan 2007=100(TWI) 1 Jan 2007=100

6 US Nominal Trade Weighted Index (TWI) adalah indeks rata-ratatertimbang nilai tukar dollar AS terhadap beberapa mata uangutama dunia. Negara-negara yang termasuk major currenciesadalah mata uang Euro, Canada, Jepang, Inggris, Swiss, Australia,dan Swedia. Negara-negara yang termasuk dalam broad indexadalah negara-negara major currencies ditambah denganMeksiko, China, Korea, India, Taiwan, Hongkong, Brazil, ASEAN-5, Rusia, Saudi Arabia, Israel, Chile, Argentina, Colombia, danVenezuela.

Grafik 3.33 Nilai Tukar Nominal danGrafik 3.33 Nilai Tukar Nominal danGrafik 3.33 Nilai Tukar Nominal danGrafik 3.33 Nilai Tukar Nominal danGrafik 3.33 Nilai Tukar Nominal danREER Negara Maju (Jan-06=100)REER Negara Maju (Jan-06=100)REER Negara Maju (Jan-06=100)REER Negara Maju (Jan-06=100)REER Negara Maju (Jan-06=100)

Indeks

TW4-12Apresiasi

80

85

90

95

100

105

110Broad currencies Index

Major Currencies Index

Jan Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des2008 2009 2010 2011 2012

Sumber : Federal Reserve System

Indeks

TW4-12Apresiasi

70

80

90

100

110

120

130

140

150

160Nominal Euro/USDNominal Yen/USD

REER EuroREER Yen

Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Sumber : Bloomberg dan BIS

triwulanan, nilai tukar USD Trade Weight Index

(TWI) terhadap mata uang utama dunia lainnya

(major currencies) maupun terhadap mitra

dagang utama AS (broad currencies)

terdepresiasi 1,4% qoq dan 1,3% qoq (Grafik

3.36).6 Meskipun selama 2012 menunjukkan

tren yang menurun, namun secara keseluruhan

tahun (rata-rata 2012), level nilai tukar USD

TWI tersebut masih tercatat menguat

dibandingkan 2011, yaitu masing-masing

sebesar 2,8% yoy dan 2,7% yoy.

Mata uang Euro tercatat mengalamiMata uang Euro tercatat mengalamiMata uang Euro tercatat mengalamiMata uang Euro tercatat mengalamiMata uang Euro tercatat mengalami

apresiasi terhadap USD di triwulan laporanapresiasi terhadap USD di triwulan laporanapresiasi terhadap USD di triwulan laporanapresiasi terhadap USD di triwulan laporanapresiasi terhadap USD di triwulan laporan.

Tren positif yang terjadi sejak September 2012

tersebut menyebabkan nilai EUR/USD menguat

3,6% qoq selama (rata-rata) triwulan laporan

(Tabel 3.5 dan Grafik 3.33). Sejumlah langkah

TW3 TW4 TW3 TW4 TW3 TW4 TW3 TW4 Rata-Rata ptp Rata-Rata ptp

Kawasan Euro (EUR) 0,70 0,75 0,75 0,77 0,78 0,76 0,72 0,76 0,71 0,74 0,80 0,77 3,6 2,5 -3,8 1,8

Jepang (Yen) 93,01 81,12 77,06 76,91 77,96 86,75 93,60 87,73 77,69 77,36 78,62 81,25 -3,3 -11,3 -5,0 -12,8

China (Yuan) 6,83 6,61 6,38 6,29 6,28 6,23 6,83 6,77 6,42 6,36 6,35 6,24 1,7 0,9 1,8 1,0

Korea (Won) 1.158 1.126 1.178 1.152 1.111 1.064 1.276 1.156 1.085 1.145 1.133 1.090 3,8 4,2 4,8 7,6

India (Rupee) 46,53 44,71 48,97 53,07 52,86 55,00 48,35 45,73 45,78 51,00 55,19 54,15 1,9 -4,0 -6,2 -3,6

Indonesia (Rupiah) 9.480 8.996 8.875 9.069 9.591 9.793 10.398 9.084 8.614 8.987 9.507 9.646 -1,5 -2,1 -7,3 -8,0

Malaysia (Ringgit) 3,44 3,06 3,19 3,17 3,06 3,06 3,52 3,22 3,05 3,15 3,12 3,06 2,1 0,0 3,0 3,5

Philipina (Peso) 46,10 43,80 43,77 43,84 41,74 41,01 47,54 45,08 43,22 43,44 41,90 41,18 1,7 1,8 5,2 6,5

Singapura (Dolar) 1,40 1,28 1,31 1,30 1,23 1,22 1,45 1,36 1,23 1,29 1,25 1,22 2,0 0,5 5,0 5,8

Thailand (Bath) 33,42 30,06 31,19 31,55 30,83 30,59 34,32 31,70 30,13 31,00 31,35 30,67 2,2 0,8 1,0 3,0

Sumber: Bloomberg, diolah

Keterangan: Apresiasi (+), Depresiasi (-) ptp = point to point; qtq = quarter to quarter; yoy = year on year

2012

Akhir Periode

2012

Rata-rata Periode

2010% yoy

20102011 2011Nilai Tukar

Perubahan TW4-12

2009% qtq

2009

Page 137:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

125

Bab 3 - Perkembangan Pasar Keuangan dan Pasar Komoditas

kebijakan yang ditempuh bank sentral seperti

Outright Monetary Transactions (OMTs) di

Kawasan Euro oleh ECB, QE (Quantitative

Easing) ketiga oleh the Fed serta komitmen

otoritas kebijakan negara di Kawasan Euro

guna menahan pemburukan ekonomi dan

keuangan kawasan lebih lanjut mampu

meningkatkan sentimen positif pelaku pasar.

Namun demikian, secara tahunan, mata uang

Euro masih terdepresiasi dan di akhir 2012

berada di level EUR0,76/USD.

Sementara itu, sepanjang triwulanSementara itu, sepanjang triwulanSementara itu, sepanjang triwulanSementara itu, sepanjang triwulanSementara itu, sepanjang triwulan

laporan Yen kembali bergerak melemahlaporan Yen kembali bergerak melemahlaporan Yen kembali bergerak melemahlaporan Yen kembali bergerak melemahlaporan Yen kembali bergerak melemah

terhadap USDterhadap USDterhadap USDterhadap USDterhadap USD. Nilai tukar Yen (JPY/USD)

sepanjang 2012 berada di kisaran JPY81,25/

USD, atau terdepresiasi 3,3% qoq dan 5% qoq

(Tabel 3.5). Pelemahan nilai tukar Yen

sepanjang 2012 antara lain adalah

berlanjutnya program stimulus moneter oleh

BoJ sejak 2010 serta pemotongan credit rating

oleh Fitch pada TW2-12. Pada 20 Desember

2012, BoJ memutuskan meningkatkan asset

purchase program untuk yang ketiga kalinya

dalam empat bulan terakhir menjadi sebesar

JPY76 triliun (USD906 miliar) dari sebelumnya

JPY66 triliun. Seiring dengan kondisi ekonomi

yang belum menunjukkan perbaikan dan

untuk mencapai target inflasi 2%, BoJ

berencana akan memperpanjang program

stimulus moneter dan diperkirakan tanpa batas

waktu (open ended purchase program).

Mayoritas mata uang negara diMayoritas mata uang negara diMayoritas mata uang negara diMayoritas mata uang negara diMayoritas mata uang negara di

kawasan kawasan kawasan kawasan kawasan emergingemergingemergingemergingemerging Asia juga menunjukkan Asia juga menunjukkan Asia juga menunjukkan Asia juga menunjukkan Asia juga menunjukkan

kinerja positifkinerja positifkinerja positifkinerja positifkinerja positif. Terimbas sentimen positif global

dan didukung oleh imbal hasil yang tinggi

meningkatkan risk appetite investor terhadap

aset-aset emerging sehingga mendorong

apresiasi mata uang kawasan (Tabel 3.5).

Diantara negara utama di Asia, mata uang

Korea Won (KRW/USD) mengalami apresiasi

terbesar, yaitu sebesar 3,8% qoq dan 4,8%

yoy selama triwulan laporan. Pelemahan

ekonomi yang tertahan di triwulan akhir 2012

serta sentimen positif dari terpilihnya Presiden

Park Geun-Hye yang mengusung kebijakan

yang fokus pada stabilisasi pertumbuhan

ekonomi dan mencegah berlanjutnya

perlambatan pertumbuhan mampu

mendorong berlanjutnya capital inflow ke

Korea. Perkembangan ini juga sejalan dengan

pergerakan indeks saham Kospi.

Tren apresiasi mata uang Peso FilipinaTren apresiasi mata uang Peso FilipinaTren apresiasi mata uang Peso FilipinaTren apresiasi mata uang Peso FilipinaTren apresiasi mata uang Peso Filipina

terus berlanjut hingga akhir 2012terus berlanjut hingga akhir 2012terus berlanjut hingga akhir 2012terus berlanjut hingga akhir 2012terus berlanjut hingga akhir 2012. Nilai tukar

Peso (PHP/USD) selama triwulan laporan

menguat 1,7% qoq dan 5,2% yoy dan berada

di kisaran PHP41,18/USD. Filipina mampu

menunjukkan kinerja ekonomi yang masih

Grafik 3.34 Nilai Tukar Nominal dan REER China,Grafik 3.34 Nilai Tukar Nominal dan REER China,Grafik 3.34 Nilai Tukar Nominal dan REER China,Grafik 3.34 Nilai Tukar Nominal dan REER China,Grafik 3.34 Nilai Tukar Nominal dan REER China,Korea, dan India (Jan-06=100)Korea, dan India (Jan-06=100)Korea, dan India (Jan-06=100)Korea, dan India (Jan-06=100)Korea, dan India (Jan-06=100)

Indeks

TW4-12

40

50

60

70

80

90

100

110

120

130

140

Nominal Yuan/USD REER YuanNominal Won/USD REER WonNominal Rupee/USD REER Rupee

Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Sumber : Bloomberg

Page 138:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2012

126

resilien seiring dengan rilis realisasi PDB di TW4-

12 yang lebih baik dari perkiraan semula. Selain

itu, perkembangan inflasi yang masih dalam

rentang target serta kondisi ekonomi makro

yang terjaga mampu mempertahankan

optimisme investor terhadap prospek ekonomi

Filipina. Dalam jangka panjang, Peso bahkan

menunjukkan tren apresiatif sejak akhir 2008,

sejalan dengan pergerakan indeks saham dan

yield obligasi Filipina (Grafik 3.35).

Berbeda dengan kinerja pasar keuanganBerbeda dengan kinerja pasar keuanganBerbeda dengan kinerja pasar keuanganBerbeda dengan kinerja pasar keuanganBerbeda dengan kinerja pasar keuangan

negara kawasan, IDR bergerak berlawanannegara kawasan, IDR bergerak berlawanannegara kawasan, IDR bergerak berlawanannegara kawasan, IDR bergerak berlawanannegara kawasan, IDR bergerak berlawanan

arah dan mengalami pelemahanarah dan mengalami pelemahanarah dan mengalami pelemahanarah dan mengalami pelemahanarah dan mengalami pelemahan. Jika

dibandingkan mata uang regional, Rupiah

memang menjadi mata uang dengan kinerja

terburuk sepanjang 2012 (Grafik 3.36). Tren

depresiasi Rupiah yang berlangsung sejak

TW2-12 tersebut utamanya dipicu oleh

ketidakpastian ekonomi global dan

melebarnya defisit neraca transaksi berjalan

Indonesia. Di akhir 2012, Rupiah terhadap USD

(IDR/USD) berada di kisaran Rp9.646, atau

depresiasi 1,5% qoq dan 7,3% qoq.

Grafik 3.35 Nilai Tukar Nominal dan REER FilipinaGrafik 3.35 Nilai Tukar Nominal dan REER FilipinaGrafik 3.35 Nilai Tukar Nominal dan REER FilipinaGrafik 3.35 Nilai Tukar Nominal dan REER FilipinaGrafik 3.35 Nilai Tukar Nominal dan REER Filipinadan Thailand (Jan-06=100)dan Thailand (Jan-06=100)dan Thailand (Jan-06=100)dan Thailand (Jan-06=100)dan Thailand (Jan-06=100)

Grafik 3.36 Nilai Tukar Nominal dan REERGrafik 3.36 Nilai Tukar Nominal dan REERGrafik 3.36 Nilai Tukar Nominal dan REERGrafik 3.36 Nilai Tukar Nominal dan REERGrafik 3.36 Nilai Tukar Nominal dan REERSingapura, Indonesia, dan Malaysia (Jan-06=100)Singapura, Indonesia, dan Malaysia (Jan-06=100)Singapura, Indonesia, dan Malaysia (Jan-06=100)Singapura, Indonesia, dan Malaysia (Jan-06=100)Singapura, Indonesia, dan Malaysia (Jan-06=100)

Indeks

TW4-12Apresiasi

85

95

105

115

125

135

145

Nominal Peso/USD REER PesoNominal Baht/USD REER Baht

Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Sumber : Bloomberg

Indeks

TW4-12Apresiasi

70

80

90

100

110

120

130

140

Nominal SGD/USD REER SGDNominal Ringgit/USD REER Ringgit

Nominal Rupiah/USD REER Rupiah

Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Sumber : Bloomberg

C. PASAR KOMODITAS

Harga komoditas di TW4-12 bergerak

variatif dengan kecenderungan melemah

dibandingkan triwulan sebelumnya. Pada

kelompok energi, mayoritas harga mengalami

peningkatan terutama didorong oleh kenaikan

harga gas alam. Faktor musiman berupa

kenaikan konsumsi gas alam di AS dan Eropa

sebagai bahan bakar mesin penghangat

ruangannpembangkit listrik berada dibalik

perkembangan tersebut. Sementara itu, harga

minyak WTI cenderung melemah akibat

penurunan konsumsi global serta rencana

penambahan pasokan dari Arab Saudi. Di

kelompok logam, harga base metal serempak

bergerak naik didukung oleh kebijakan

rebalancing demand yang dilakukan China yang

berdampak pada meningkatnya konsumsi

dalam rangka restocking supply. Sejalan dengan

perkembangan tersebut, harga emas juga

menguat terutama di awal TW4-12 dipicu oleh

sentimen positif kebijakan QE3 di AS.

Selanjutnya, mayoritas harga pertanian

Page 139:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

127

Bab 3 - Perkembangan Pasar Keuangan dan Pasar Komoditas

bergerak turun dibandingkan triwulan

sebelumnya meski masih dalam level yang

tinggi. CPO mengalami penurunan harga

terbesar dipicu oleh laporan peningkatan

produksi dari Malaysia dan Indonesia. Di sisi lain,

harga gandum masih mampu tumbuh positif

secara triwulanan dan tahunan didorong oleh

laporan penurunan produksi global terutama

akibat gangguan cuaca di Argentina dan Rusia.

Secara keseluruhan di 2012, harga

komoditas saat ini masih berada di kisaran

harga yang tinggi dan diperkirakan masih akan

berlanjut di 2013. Perlambatan global terutama

di negara maju yang terus berlanjut memang

berpotensi membatasi kenaikan harga lebih

lanjut, namun ekonomi kawasan emerging

khususnya Asia yang diprediksi resilien dengan

domestic demand yang kuat diperkirakan

mampu mengompensasi penurunan konsumsiGrafik 3.37 IndeksGrafik 3.37 IndeksGrafik 3.37 IndeksGrafik 3.37 IndeksGrafik 3.37 Indeks

Harga Komoditas Dunia Harian (2005=100)Harga Komoditas Dunia Harian (2005=100)Harga Komoditas Dunia Harian (2005=100)Harga Komoditas Dunia Harian (2005=100)Harga Komoditas Dunia Harian (2005=100)

dari negara maju. Selain itu, faktor spekulasi

akibat gangguan supply akibat gangguan

geopolitik maupun gangguan cuaca diprediksi

masih akan menyebabkan harga bergerak

fluktuatif. Prediksi harga komoditas di 2013

oleh beberapa lembaga internasional juga

sejalan dengan pergerakan harga future

komoditas.

Indeks, Avg 05=100

PERTANIAN

ENERGI

LOGAMTOTAL

50

100

150

200

250

300

Q1 Q4 Q3 Q1 Q1 Q4 Q3 Q2 Q1 Q4

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Sumber : Bloomberg dan IMF, data diolah

Tabel 3.6 Harga KomoditasTabel 3.6 Harga KomoditasTabel 3.6 Harga KomoditasTabel 3.6 Harga KomoditasTabel 3.6 Harga Komoditas

TW3 TW4 TW2 TW3 TW4 TW3 TW4 TW2 TW3 TW4 rata-rata ptp rata-rata ptp

87.3 89.5 94.0 95.1 93.3 92.2 88.2 91.4 79.2 98.8 85.0 92.2 91.8 -4.3 -0.4 -6.2 -7.1

4.4 4.1 3.3 4.0 2.3 2.9 3.4 4.2 3.7 3.0 2.7 3.1 3.4 17.8 11.1 2.0 14.1

65.0 80.0 78.9 78.7 60.3 61.2 66.8 71.2 80.2 75.3 56.1 63.9 68.2 9.1 6.8 -15.4 -9.4

1,227 1,706 1,683 1,573 1,612 1,653 1,718 1,421 1,624 1,564 1,597 1,772 1,675 3.9 -5.5 2.1 7.1

7,558 8,993 7,530 8,826 7,829 7,721 7,924 9,600 7,019 7,600 7,685 8,205 7,931 2.6 -3.3 5.2 4.4

20,441 24,682 20,912 25,995 20,567 19,280 21,525 26,900 20,350 19,200 18,775 21,800 23,400 11.6 7.3 2.9 21.9

21,869 22,037 18,396 25,995 17,211 16,396 17,024 24,750 17,600 18,710 16,730 18,475 17,060 3.8 -7.7 -7.5 -8.8

2,200 2,430 2,115 2,421 2,019 1,950 2,018 2,413 2,157 2,020 1,911 2,112 2,073 3.5 -1.8 -4.6 2.6

5.4 7.0 6.1 6.7 6.3 7.9 7.3 5.9 5.7 6.3 6.7 7.3 6.9 -6.8 -5.2 20.2 9.5

6.3 7.1 6.1 7.2 6.1 8.3 8.4 7.1 6.1 6.6 7.1 8.6 8.7 0.8 1.3 37.3 31.8

19.6 28.7 24.7 25.1 22.0 21.5 19.7 36.2 26.3 23.3 21.5 20.4 19.5 -8.6 -4.5 -20.5 -16.3

10.3 13.5 11.6 13.0 14.2 16.9 14.8 13.5 11.5 11.8 15.0 15.6 14.2 -12.6 -9.0 27.3 20.3

856 1,024 956 1,072 1,036 912.1 716.1 1,163 917 997 939 783 730 -21.5 -6.8 -25.1 -26.8

521.0 579.7 597.4 551.7 601.507 583.9 580.3 536.8 615.6 580.9 606.1 590.5 565.5 -0.6 -4.2 -2.9 -2.6

Sumber: Bloomberg, IMF, diolah

Ket: ptp= point to point; qtq= quarter to quarter; yoy= year on year

Akhir Periode

20122010

20112011

Rata-rata

2012

Perubahan TW4-12

% qtq % yoy2010

2011

Energi

Minyak WTI (USD/barrel

Gas Alam ( USD/MmBTU)

Batubara (USD/ton)

Logam

Emas (USD/troy ounce)

Tembaga (USD/mt)

Timah (USD/mt)

Nikel (USD/mt)

Alumunium (USD/mt)

Pangan

Jagung (USD/bushel)

Gandum (USD/bushel)

Gula (US cents/pound )

Kedelai (USD/bushel)

CPO (USD/mt)

Beras (USD/mt)

)

Page 140:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2012

128

Grafik 3.38 Harga Gas Alam dan Minyak WTIGrafik 3.38 Harga Gas Alam dan Minyak WTIGrafik 3.38 Harga Gas Alam dan Minyak WTIGrafik 3.38 Harga Gas Alam dan Minyak WTIGrafik 3.38 Harga Gas Alam dan Minyak WTI Grafik 3.39 Keseimbangan Minyak DuniaGrafik 3.39 Keseimbangan Minyak DuniaGrafik 3.39 Keseimbangan Minyak DuniaGrafik 3.39 Keseimbangan Minyak DuniaGrafik 3.39 Keseimbangan Minyak Dunia

7 Gas alam merupakan bahan bakar untuk pendingin udara danpembangkit listrik di AS dan Eropa.

8 Musim dingin menyebabkan menurunnya pemakaian kendaraansehingga menurunkan konsumsi BBM.

Perkembangan mayoritas hargaPerkembangan mayoritas hargaPerkembangan mayoritas hargaPerkembangan mayoritas hargaPerkembangan mayoritas harga

komoditas energi di TW3-12 kembali bergerakkomoditas energi di TW3-12 kembali bergerakkomoditas energi di TW3-12 kembali bergerakkomoditas energi di TW3-12 kembali bergerakkomoditas energi di TW3-12 kembali bergerak

naik dibandingkan triwulan sebelumnya (Tabelnaik dibandingkan triwulan sebelumnya (Tabelnaik dibandingkan triwulan sebelumnya (Tabelnaik dibandingkan triwulan sebelumnya (Tabelnaik dibandingkan triwulan sebelumnya (Tabel

3.6 dan Grafik 3.37)3.6 dan Grafik 3.37)3.6 dan Grafik 3.37)3.6 dan Grafik 3.37)3.6 dan Grafik 3.37). Kenaikan terbesar

terutama dialami oleh harga gas alam yaitu

sebesar 17,8% qoq menjadi USD3,4/MmBTU

terutama disebabkan oleh faktor musiman

(Tabel 3.6 dan Grafik 3.38). Dimulainya musim

dingin di akhir tahun 2012 tersebut cenderung

meningkatkan konsumsi gas alam di AS dan

Eropa.7 Secara keseluruhan di 2012, tren harga

gas alam masih cenderung meningkat

terutama akibat berlangsungnya musim dingin

yang lebih menusuk di Eropa dan AS pada

akhir semester 2 2012.

Pergerakan harga minyak WTI masihPergerakan harga minyak WTI masihPergerakan harga minyak WTI masihPergerakan harga minyak WTI masihPergerakan harga minyak WTI masih

cenderung lebih rendah dibandingkan triwulancenderung lebih rendah dibandingkan triwulancenderung lebih rendah dibandingkan triwulancenderung lebih rendah dibandingkan triwulancenderung lebih rendah dibandingkan triwulan

sebelumnya maupun periode yang sama disebelumnya maupun periode yang sama disebelumnya maupun periode yang sama disebelumnya maupun periode yang sama disebelumnya maupun periode yang sama di

2011 yaitu secara rata-rata bergerak di bawah2011 yaitu secara rata-rata bergerak di bawah2011 yaitu secara rata-rata bergerak di bawah2011 yaitu secara rata-rata bergerak di bawah2011 yaitu secara rata-rata bergerak di bawah

kisaran harga USD90/barrelkisaran harga USD90/barrelkisaran harga USD90/barrelkisaran harga USD90/barrelkisaran harga USD90/barrel. Selama triwulan

laporan, harga minyak WTI mencatat

penurunan sebesar 4,3% qoq dan 6,2% yoy,

ditutup di level USD91,8/barrel di akhir

Desember 2012 (Tabel 3.6 dan Grafik 3.38).

USD/barrelUSD/MmBtu

1

3

5

7

9

11

13

15

Harga Spot GasAlam, lhs

Harga Spot MinyakWTI, rhs

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

0

20

40

60

80

100

120

140

160Future Gas Alam Desember-12Future Gas Alam September-12Future Minyak WTI Desember-12Future Minyak WTI September-12

Sumber : Bloomberg

Juta barel/hariJuta barel/hari

- 2011: ekses konsumsi 0,5 mb/d- 2012 : ekses produksi 0,2 mb/d- 2013F : ekses konsumsi 0,1 mb/d

Proyeksi

75

80

85

90

95

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

-3,0

-2,0

-1,0

0,0

1,0

2,0

3,0

Net, rhs

Produksi, lhs

Konsumsi, lhs

Sumber : EIA

Secara umum, pelemahan harga minyak ini

antara lain lebih disebabkan oleh i)

perlambatan ekonomi global, ii) ekspektasi

penurunan konsumsi BBM AS seiring

berlangsungnya musim dingin,8 iii) adanya

rencana penambahan pasokan dari Arab

Saudi, dan iv) berkurangnya aktivitas trading

akibat badai Sandy di AS di awal triwulan

laporan. Sepanjang 2012, pergerakan harga

minyak WTI tersebut (rata-rata) masih berada

dalam tren yang menurun namun masih dalam

level tinggi (Grafik 3.38). Meski pergerakan

harga minyak selama 2012 juga fluktuatif

akibat faktor spekulasi, namun faktor

fundamental berupa penurunan konsumsi

akibat perlambatan ekonomi global masih

lebih mendominasi pergerakan harga minyak.

Data EIA menunjukkan bahwa rata-rata

konsumsi minyak di 2012 tumbuh 1,4% yoy,

sementara pasokan minyak tumbuh lebih

tinggi yaitu 1,8% yoy.

Page 141:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

129

Bab 3 - Perkembangan Pasar Keuangan dan Pasar Komoditas

Grafik 3.40 Harga Timah dan EmasGrafik 3.40 Harga Timah dan EmasGrafik 3.40 Harga Timah dan EmasGrafik 3.40 Harga Timah dan EmasGrafik 3.40 Harga Timah dan Emas

Perkiraan harga gas alam dan minyakPerkiraan harga gas alam dan minyakPerkiraan harga gas alam dan minyakPerkiraan harga gas alam dan minyakPerkiraan harga gas alam dan minyak

WTI ke depan masih akan berada di kisaranWTI ke depan masih akan berada di kisaranWTI ke depan masih akan berada di kisaranWTI ke depan masih akan berada di kisaranWTI ke depan masih akan berada di kisaran

harga yang tinggi (Tabel 3.7 dan Grafik 3.38)harga yang tinggi (Tabel 3.7 dan Grafik 3.38)harga yang tinggi (Tabel 3.7 dan Grafik 3.38)harga yang tinggi (Tabel 3.7 dan Grafik 3.38)harga yang tinggi (Tabel 3.7 dan Grafik 3.38).

Terkait minyak, data EIA menunjukkan bahwa

selama 2012 keseimbangan minyak dunia

masih mencatat adanya ekses konsumsi

sebesar 0,2 mb/d, meski masih lebih rendah

dibandingkan ekses konsumsi 0,5 mb/d di 2011

(Grafik 3.39). EIA memerkirakan harga minyak

di 2013 akan berada di kisaran harga USD89,5/

barrel, lebih rendah dari USD94,1/barrel di

2012. Meski diprediksi terdapat ekses konsumsi

sebesar 0,1 mb/d selama 2013, namun ekses

tersebut cenderung menurun dibandingkan

2011 dan 2012. Sementara itu, harga gas alam

di 2013 diprediksi mencapai USD3,7/MmBTU,

lebih tinggi dibandingkan 2012 sebesar

USD2,8/MmBTU. EIA memprediksi akan

terdapat kenaikan konsumsi gas di 2013

terutama untuk keperluan rumah tangga dan

industri. Selanjutnya, perkembangan harga

minyak WTI dan gas alam yang diprediksi masih

di level tinggi juga tercermin dari pergerakan

harga future (Grafik 3.38).

Grafik 3.41 Harga Gandum dan CPOGrafik 3.41 Harga Gandum dan CPOGrafik 3.41 Harga Gandum dan CPOGrafik 3.41 Harga Gandum dan CPOGrafik 3.41 Harga Gandum dan CPO

USD/troy ounceUSD/mt

harga spot timah,lhs

harga spot emas,rhs

5000

10000

15000

20000

25000

30000

35000

2009 2010 2011 2012 2013500

750

1000

1250

1500

1750

2000

Future Timah Desember-12Future Timah September-12Future Emas Desember-12Future Emas September-12

Sumber : Bloomberg

USD/bushelUSD/mt

200

400

600

800

1.000

1.200

1.400

2007 2008 2009 2010 2011 2012 20132

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

harga spot CPO,lhs

harga spotgandum, rhs

Future CPO September-12Future CPO Desember-12Future Gandum Desember-12Future Gandum September-12

Sumber : Bloomberg

Tren penurunan harga komoditasTren penurunan harga komoditasTren penurunan harga komoditasTren penurunan harga komoditasTren penurunan harga komoditas

logam yang terjadi sejak awal 2012 mulailogam yang terjadi sejak awal 2012 mulailogam yang terjadi sejak awal 2012 mulailogam yang terjadi sejak awal 2012 mulailogam yang terjadi sejak awal 2012 mulai

tertahan di TW4-12, keseluruhan harga beradatertahan di TW4-12, keseluruhan harga beradatertahan di TW4-12, keseluruhan harga beradatertahan di TW4-12, keseluruhan harga beradatertahan di TW4-12, keseluruhan harga berada

dalam tren yang meningkat (Grafik 3.37 dandalam tren yang meningkat (Grafik 3.37 dandalam tren yang meningkat (Grafik 3.37 dandalam tren yang meningkat (Grafik 3.37 dandalam tren yang meningkat (Grafik 3.37 dan

Tabel 3.6)Tabel 3.6)Tabel 3.6)Tabel 3.6)Tabel 3.6). Secara umum, aktivitas domestik

kawasan Asia khususnya China yang masih

tergolong resilien menjadi faktor dibalik

meningkatnya harga base metal di

penghujung 2012.9 Perlambatan ekonomi

global yang melemahkan kinerja ekspor Asia

mendorong negara di kawasan untuk

melakukan rebalancing dengan berorientasi

pada domestic demand, seperti yang dilakukan

oleh China. Konsumsi base metal China yang

meningkat merupakan upaya China dalam

rangka restocking supply.

Diantara Diantara Diantara Diantara Diantara base metalbase metalbase metalbase metalbase metal, harga timah, harga timah, harga timah, harga timah, harga timah

mengalami kenaikan terbesar, rata-ratamengalami kenaikan terbesar, rata-ratamengalami kenaikan terbesar, rata-ratamengalami kenaikan terbesar, rata-ratamengalami kenaikan terbesar, rata-rata

mencapai 11,6% qoq dan berada di level USDmencapai 11,6% qoq dan berada di level USDmencapai 11,6% qoq dan berada di level USDmencapai 11,6% qoq dan berada di level USDmencapai 11,6% qoq dan berada di level USD

23.400/mt di akhir triwulan laporan23.400/mt di akhir triwulan laporan23.400/mt di akhir triwulan laporan23.400/mt di akhir triwulan laporan23.400/mt di akhir triwulan laporan. Perkiraan

9 China merupakan konsumen base metal terbesar dunia. RencanaChina untuk rebalancing dengan berorientasi juga pada domesticdemand mendorong konsumsi base metal dalam rangkarestocking supply.

Page 142:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2012

130

penurunan pasokan timah dari Indonesia

hingga ke level terendah dalam sepuluh tahun

terakhir menjadi faktor pemicu. Penjualan dari

Indonesia yang merupakan produsen timah

terbesar diperkirakan mengalami penurunan

sebesar 24% sehingga menjadi 75 ribu mt

akibat dari kebijakan pemerintah yang

menaikkan standar kemurnian timah yang

layak ekspor. Kebijakan ini bertujuan agar

timah produksi dalam negeri bisa dijual secara

langsung ke pengguna akhir yaitu perusahaan

elektronik, dan bukan hanya dijual kepada

perusahaan pemurnian timah sehingga nilai

tambahnya bisa lebih besar.

Sejalan dengan Sejalan dengan Sejalan dengan Sejalan dengan Sejalan dengan base metalbase metalbase metalbase metalbase metal, harga emas, harga emas, harga emas, harga emas, harga emas

sebagai logam mulia selama TW4-12 bergeraksebagai logam mulia selama TW4-12 bergeraksebagai logam mulia selama TW4-12 bergeraksebagai logam mulia selama TW4-12 bergeraksebagai logam mulia selama TW4-12 bergerak

naiknaiknaiknaiknaik. Harga emas di TW4-12 (rata-rata) tercatat

naik 3,9% qoq mencapai USD1.675/troy

ounce di akhir Desember 2012. Kenaikan

tersebut antara lain disebabkan oleh sentimen

positif adanya QE3 di AS. Namun demikian,

meski rata-rata harga emas di triwulan laporan

masih lebih tinggi dibandingkan triwulan

sebelumnya, namun pergerakan harga emas

kembali turun di akhir TW4-12 sebagai

dampak holiday sell-off serta aksi ambil untung

investor akibat harga yang telah tinggi.

Sepanjang 2012, pergerakan hargaSepanjang 2012, pergerakan hargaSepanjang 2012, pergerakan hargaSepanjang 2012, pergerakan hargaSepanjang 2012, pergerakan harga

komoditas logam masih berada di level yangkomoditas logam masih berada di level yangkomoditas logam masih berada di level yangkomoditas logam masih berada di level yangkomoditas logam masih berada di level yang

tinggi dan cenderung bergerak fluktuatiftinggi dan cenderung bergerak fluktuatiftinggi dan cenderung bergerak fluktuatiftinggi dan cenderung bergerak fluktuatiftinggi dan cenderung bergerak fluktuatif.

Memasuki 2012, harga komoditas logam

bergerak dalam tren menurun dan mencapai

level terendah di pertengahan tahun sebagai

dampak dari perlambatan global yang

menurunkan konsumsi. Menjelang akhir 2012,

harga komoditas logam kembali meningkat

didorong oleh sentimen positif resiliensi Asia

serta dampak QE negara maju.

OutlookOutlookOutlookOutlookOutlook harga komoditas logam secara harga komoditas logam secara harga komoditas logam secara harga komoditas logam secara harga komoditas logam secara

umum masih menunjukkan perkembangan diumum masih menunjukkan perkembangan diumum masih menunjukkan perkembangan diumum masih menunjukkan perkembangan diumum masih menunjukkan perkembangan di

level yang tinggi (Tabel 3.7 dan Grafik 3.40)level yang tinggi (Tabel 3.7 dan Grafik 3.40)level yang tinggi (Tabel 3.7 dan Grafik 3.40)level yang tinggi (Tabel 3.7 dan Grafik 3.40)level yang tinggi (Tabel 3.7 dan Grafik 3.40).

Pergerakan harga base metal tidak lepas dari

perkembangan ekonomi China dan AS sebagai

konsumen terbesar dunia. Program

pemerintah China untuk rebalancing ekonomi

dengan mendorong domestic demand serta

meredanya ancaman fiscal cliff di AS diprediksi

akan menopang harga base metal di 2013.

Selanjutnya, kilau emas sebagai alternative

asset diprediksi masih akan mendorong

kenaikan harga di 2013. Beberapa lembaga

internasional memproyeksikan harga timah

dan emas yang masih dalam level tinggi pada

2013 mendatang, sejalan dengan pergerakan

harga future timah dan emas (Tabel 3.7 dan

Grafik 3.40).

Tekanan pada harga komoditasTekanan pada harga komoditasTekanan pada harga komoditasTekanan pada harga komoditasTekanan pada harga komoditas

pertanian cenderung mereda, harga di TW4-pertanian cenderung mereda, harga di TW4-pertanian cenderung mereda, harga di TW4-pertanian cenderung mereda, harga di TW4-pertanian cenderung mereda, harga di TW4-

12 turun dibandingkan triwulan sebelumnya12 turun dibandingkan triwulan sebelumnya12 turun dibandingkan triwulan sebelumnya12 turun dibandingkan triwulan sebelumnya12 turun dibandingkan triwulan sebelumnya

(Tabel 3.6 dan Grafik 3.37)(Tabel 3.6 dan Grafik 3.37)(Tabel 3.6 dan Grafik 3.37)(Tabel 3.6 dan Grafik 3.37)(Tabel 3.6 dan Grafik 3.37). Harga CPO

mencatat penurunan terbesar yaitu (rata-rata)

sebesar 21,5% qoq dan 25,1% yoy mencapai

USD730/mt di akhir triwulan laporan. Pasokan

global yang diprediksi melimpah akibat

kenaikan produksi di Malaysia (3,3% yoy) dan

Indonesia (7% yoy) menjadi faktor dibalik

penurunan harga CPO.10 Sepanjang 2012, tren

harga CPO yang terus menurun tersebut juga

merupakan dampak dari pelemahan konsumsi

10 Malaysia dan Indonesia merupakan produsen terbesar CPO didunia.

Page 143:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

131

Bab 3 - Perkembangan Pasar Keuangan dan Pasar Komoditas

Surplus produksi CPO yang terjadi diSurplus produksi CPO yang terjadi diSurplus produksi CPO yang terjadi diSurplus produksi CPO yang terjadi diSurplus produksi CPO yang terjadi di

2013 diprediksi menurunkan harga CPO2013 diprediksi menurunkan harga CPO2013 diprediksi menurunkan harga CPO2013 diprediksi menurunkan harga CPO2013 diprediksi menurunkan harga CPO

selama 2013, sebaliknya gangguan pasokanselama 2013, sebaliknya gangguan pasokanselama 2013, sebaliknya gangguan pasokanselama 2013, sebaliknya gangguan pasokanselama 2013, sebaliknya gangguan pasokan

prediksi masih berpotensi terjadi dan menjadiprediksi masih berpotensi terjadi dan menjadiprediksi masih berpotensi terjadi dan menjadiprediksi masih berpotensi terjadi dan menjadiprediksi masih berpotensi terjadi dan menjadi

faktor dibalik tingginya harga gandum di awalfaktor dibalik tingginya harga gandum di awalfaktor dibalik tingginya harga gandum di awalfaktor dibalik tingginya harga gandum di awalfaktor dibalik tingginya harga gandum di awal

20132013201320132013. Data terkini USDA menunjukkan adanya

peningkatan proyeksi ekses produksi CPO di

2012/2013 menjadi sebesar 1,4 juta mt, dari

1,3 juta mt proyeksi sebelumnya. Produksi CPO

yang relatif stabil di tengah penurunan

konsumsi masih menjadi faktor pemicu.

Selanjutnya, terkait harga gandum, penurunan

konsumsi diprediksi relatif terbatas mengingat

penggunaan gandum tidak hanya sebagai

bahan pangan manusia maupun pakan ternak

tetapi juga sebagai bahan baku alternative fuel

(ethanol) yang tergolong ramah lingkungan.

Di tengah situasi tersebut, harga komoditi

semakin rentan dengan spekulasi terkait

gangguan pasokan. Prediksi harga di 2013

untuk CPO lebih rendah dibandingkan 2012

serta harga gandum yang masih lebih tinggi

juga tercermin dari harga future (Tabel 3.7 dan

Grafik 3.41).

global di tengah ekspektasi kenaikan produksi

global.

Di sisi lain, harga gandum di TW4-12Di sisi lain, harga gandum di TW4-12Di sisi lain, harga gandum di TW4-12Di sisi lain, harga gandum di TW4-12Di sisi lain, harga gandum di TW4-12

masih mampu mencatat kenaikan tipis sebesarmasih mampu mencatat kenaikan tipis sebesarmasih mampu mencatat kenaikan tipis sebesarmasih mampu mencatat kenaikan tipis sebesarmasih mampu mencatat kenaikan tipis sebesar

0,8% qoq dan mencapai USD8,7/bushel di0,8% qoq dan mencapai USD8,7/bushel di0,8% qoq dan mencapai USD8,7/bushel di0,8% qoq dan mencapai USD8,7/bushel di0,8% qoq dan mencapai USD8,7/bushel di

akhir Desember 2012akhir Desember 2012akhir Desember 2012akhir Desember 2012akhir Desember 2012. Harga gandum tersebut

bahkan juga masih lebih tinggi 37,3% yoy

dibandingkan periode yang sama di 2011.

Selama 2012, kenaikan harga terutama terjadi

menjelang semester 2 2012 sebagai dampak

dari gangguan pasokan terutama akibat gagal

panen (kekeringan) di negara produsen

khususnya Rusia dan Argentina. Laporan USDA

terkini menunjukkan penurunan produksi

gandum dunia sebesar 6% yoy di 2012/2013,

sedikit lebih buruk dibandingkan perkiraan

penurunan produksi Oktober 2012 yang turun

sebesar 4% yoy. Sementara itu, konsumsi

gandum dunia masih relatif tinggi, sehingga

diprediksi masih terdapat ekses konsumsi

gandum global sebesar 19,1 juta mt di 2012/

13, dari ekses konsumsi sebesar 1,9 juta mt di

2011/12.

Tabel 3.7 Proyeksi Harga Komoditas di 2013Tabel 3.7 Proyeksi Harga Komoditas di 2013Tabel 3.7 Proyeksi Harga Komoditas di 2013Tabel 3.7 Proyeksi Harga Komoditas di 2013Tabel 3.7 Proyeksi Harga Komoditas di 2013

2012 2013F 2012 2013F 2012 2013F 2012 2013F 2012 2013F 2012 2013F

EIA (Jan-13) 89,5 3,7 - - - -

World Bank (Jan-13) 86,1 3,5 1.6 22000 790 8,7

Citigroup (Nov-12) 85,0 - 1749 - - 8,6

Rabobank (Nov-12) - - - - - -

Credit Suisse (Jan-13) 102,75 - 1.74 - - -

Minyak WTI (USD/b) Emas (USD/troy ounce) Timah (USD/mt) CPO (USD/mt)

919,394,2 1670 21000

Gas Alam (USD/MmBTU)

2,8

Gandum (USD/mt)

7,4

Page 144:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2012

132

Halaman ini sengaja di kosongkan

Page 145:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Bab 4 - Perkembangan Kerja Sama Internasional dan Lembaga Internasional

133

Perkembangan Kerja Sama Internasionaldan Lembaga Internasional

4B A B

Di tataran regional, kerja sama yang dilakukan pada TW4-12 masih tetap fokus kepada

upaya penguatan ekonomi kawasan di tengah ketidakpastian yang membayangi perekonomian

global. Hal itu dilakukan dengan terus mendorong perwujudan integrasi ekonomi kawasan,

penyempurnaan jaring pengaman keuangan, pengembangan kapasitas surveillance, dan

melakukan pendalaman pasar keuangan. Perwujudan integrasi ekonomi terus dilakukan melalui

implementasi cetak biru Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 sementara penyempurnaan

jaring pengaman keuangan dilakukan melalui penguatan kerja sama Chiang Mai Initiative

Multilateralization (CMIM) dan pengembangan protokol manajemen krisis di negara EMEAP. Di

sisi lain, upaya peningkatan kapasitas surveillance dilakukan melalui peningkatan status ASEAN+3

Macroeconomic Research Office (AMRO) menjadi organisasi internasional. Adapun proses

pendalaman pasar keuangan dilakukan melalui pengembangan pasar obligasi.

Di fora multilateral, upaya pemulihan krisis, penguatan arsitektur keuangan internasional,

serta reformasi sektor keuangan masih menjadi agenda utama pembahasan. Dalam rangka

pemulihan krisis, IMF dan G-20 mendorong komitmen negara anggota untuk melakukan reformasi

struktural guna mendorong pertumbuhan, di samping menyepakati perlunya penguatan sumber

dana IMF dalam mengatasi krisis. Pembahasan penguatan arsitektur keuangan internasional

juga diarahkan agar reformasi hak suara IMF lebih mencerminkan semakin pentingya peran

negara berkembang dalam ekonomi global. Di sisi lain, reformasi sektor keuangan dalam rangka

Basel III, reformasi pasar derivatif OTC dan perhatian atas lembaga keuangan sistemik juga

senantiasa mewarnai pembahasan fora seperti G-20 dan BIS.

Page 146:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2012

134

A. KERJA SAMA REGIONAL

Kerja Sama ASEAN (dan mitra dialog)

Selama TW4-12, kerja sama keuangan

negara ASEAN masih fokus kepada

implementasi cetak biru Masyarakat Ekonomi

ASEAN (MEA) 2015 dengan area fokus utama

mencakup liberalisasi aliran modal, jasa

keuangan/perbankan, pasar modal, serta

integrasi sistem pembayaran.

Sebagai implementasi cetak biru

liberalisasi aliran modal ke tingkat yang lebih

bebas, saat ini sedang dilakukan pemetaan

tingkat keterbukaan aliran modal tiap-tiap

negara. Hasil pemetaan menjadi alat bantu

untuk mengawal proses liberalisasi lebih lanjut

ketentuan aliran modal di setiap negara

ASEAN. Skema serupa dilakukan dalam proses

integrasi pasar modal dengan menyusun

sebuah scorecard pengembangan pasar

obligasi. Scorecard berfungsi memetakan

kondisi saat ini sehingga dapat

menggambarkan tantangan yang dihadapi

masing-masing negara. Sementara itu, dalam

kaitan liberalisasi jasa keuangan (pasar modal,

asuransi, dan perbankan), negara ASEAN saat

ini sedang melakukan negosiasi lanjutan untuk

implementasinya. Hal itu tidak terlepas dari

hasil survei yang memperlihatkan bahwa

kondisi perkembangan pasar modal, asuransi,

dan perbankan di kawasan ASEAN masih

sangat beragam. Hal ini di antaranya terlihat

dari bervariasinya kondisi permodalan,

kerangka pengaturan, dan akses pasar antara

negara ASEAN5 dan negara BCLMV1.

Berkaca dari kondisi di atas dan dengan

mempertimbangkan semakin dekatnya batas

waktu integrasi kawasan dalam kerangka MEA

2015, saat ini negara ASEAN melakukan

pemberian bantuan teknis kepada negara yang

membutuhkan secara terintegrasi. Bantuan

teknis diberikan sesuai kebutuhan masing-

masing negara di bidang liberalisasi aliran

modal, jasa keuangan/perbankan, pasar

modal, serta integrasi sistem pembayaran.

Tujuannya agar gap antara negara ASEAN5

dan kelompok BCLMV dapat semakin rendah,

sehingga ASEAN lebih mudah melakukan

integrasi ekonomi.

Koordinasi bantuan teknis dilakukan

oleh sebuah komite yang diketuai Asian

Development Bank (ADB) dan South East Asian

Central BanksΩ(SEACEN). Bantuan teknis

diberikan oleh negara anggota yang sudah

maju dan badan internasional yang relevan

seperti ADB, SEACEN, dan IMF, sementara itu

koordinasinya dilakukan oleh ADB dan

SEACEN. Saat ini Indonesia bersama negara

ASEAN5 lainnya sedang menyusun program

bantuan teknis yang relevan dengan

kebutuhan negara BCLMV dan sesuai dengan

kompetensi yang dimiliki negara ASEAN5.ΩΩΩ

Sementara itu, kerja sama ASEAN

dengan negara Plus Three (China, Jepang dan

Korea) tetap fokus kepada upaya pemeliharaan

stabilitas keuangan dan pengembangan pasar

keuangan. Pemeliharaan stabilitas keuangan

dilakukan melalui penguatan kerja sama

Chiang Mai Initiative Multilateralization

(CMIM) dan peningkatan peran ASEAN+31 Brunei, Cambodia, Laos, Myanmar, Viet Nam.

Page 147:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Bab 4 - Perkembangan Kerja Sama Internasional dan Lembaga Internasional

135

Macroeconomic Research Office (AMRO)

sebagai unit surveillance independen kawasan.

Sejalan dengan semakin tingginya

kesadaran untuk melakukan mitigasi risiko,

peran CMIM sebagai penyedia fasilitas

likuiditas kawasan kini diperkuat. Penguatan

dilakukan melalui peningkatan size fasilitas

likuiditas dan perluasan jenis fasilitas. Size

fasilitas likuiditas ditingkatkan hingga USD240

miliar dari USD120 miliar, sementara jenis

fasilitas diperluas menjadi fasilitas pencegahan

krisis dari semula hanya untuk penanganan

krisis. Amandemen perjanjian CMIM telah

disepakati dan sedang dalam proses

penandatanganan oleh negara ASEAN+3.

Selain peningkatan size CMIM, langkah

pemeliharaan stabilitas keuangan kawasan

juga dilakukan dengan meningkatkan status

AMRO dari semula sebagai perseroan terbatas

yang berbadan hukum Singapura menjadi

sebuah organisasi internasional. Melalui

peningkatan status tersebut, AMRO

diharapkan dapat memiliki status setara

dengan lembaga keuangan internasional

lainnya seperti International Monetary Fund

(IMF) dan ADB sehingga dapat menjalankan

peran lebih efektif. Saat ini sedang dilalukan

penyusunan AMRO Agreement sebagai

landasan hukum pembentukan AMRO sebagai

organisasi internasional.

Upaya pengembangan pasar keuangan

juga terus dilakukan melalui pengembangan

pasar obligasi. Beberapa inisiatif yang sudah

berjalan di antaranya operasionalisasi skema

penjaminan obligasi kawasan (Credit

Guarantee and Investment Facility-CGIF) dan

harmonisasi pengaturan pasar obligasi melalui

Asian Bond Market Forum (ABMF). CGIF

bertujuan memajukan investasi jangka panjang

di kawasan melalui penjaminan obligasi yang

diterbitkan korporasi di kawasan. Hal itu akan

membantu korporasi dalam mendapatkan

pembiayaan dengan tenor yang lebih panjang

namun dengan suku bunga yang lebih kecil

(dibandingkan penerbitan obligasi tanpa

program penjaminan). Lebih lanjut, semangat

serupa ditunjukkan negara ASEAN melalui

operasionalisasi ASEAN Infrastructure Fund

(AIF). AIF bertujuan membantu memenuhi

kebutuhan pendanaan proyek infrastruktur di

negara anggota ASEAN. Muara dari inisiatif

ini adalah membantu meningkatkan

konektivitas kawasan, mendorong

perdagangan dan investasi, serta

mengentaskan kemiskinan.

Sejalan dengan kerja sama yang telah

dilakukan saat ini, upaya identifikasi wilayah

kerja sama keuangan baru juga terus dilakukan

oleh negara ASEAN+3 melalui studi yang

mendalam. Beberapa topik yang sedang

dieksplorasi adalah pembiayaan infrastruktur,

asuransi bencana alam, dan penggunaan mata

uang lokal untuk transaksi perdagangan

kawasan.

Kerja Sama Antar Bank Sentral

Upaya penyempurnaan manajemen

krisis regional juga menjadi komitmen bersama

forum kerja sama bank sentral di kawasan.

Page 148:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2012

136

Forum EMEAP (Executives» Meeting of East

Asia-Pacific Central Banks) merumuskan

protokol manajemen krisis yang mengatur alur

komunikasi anggota EMEAP saat krisis serta

kerangka koordinasi dengan otoritas non-bank

sentral dalam mencegah dan menangani krisis

keuangan.

Untuk meningkatkan ketahanan

regional, fora kerja sama internasional EMEAP

terus memperkuat kapasitas surveillance-nya.

Secara rutin EMEAP mempersiapkan Macro

Monitoring Report (MMR) yang secara umum

mencakup perkembangan global, regional,

dan implikasi kebijakannya dari sisi

perekonomian, pengawasan perbankan, pasar

keuangan, dan sistem pembayaran. Asesmen

yang selama ini dilakukan negara EMEAP saat

ini sudah dilengkapi dengan tambahan

asesmen dari IMF dan BIS.

Forum EMEAP juga aktif menyuarakan

concern kawasan kepada otoritas negara maju

dan lembaga internasional atas kemungkinan

timbulnya dampak negatif dari reformasi

ketentuan negara maju terhadap pasar

keuangan kawasan. Beberapa concern yang

telah disampaikan EMEAP ialah terkait potensi

dampak penerapan ketentuan Volcker Rule,

Single-Counterparty Credit Limits, dan Aplikasi

Ketentuan Swap untuk Commodity Exchange

Act terhadap stabilitas pasar keuangan

kawasan.

B. KERJA SAMA MULTILATERAL

B.1 Respon Forum Multilateral Atas

Perkembangan Ekonomi Global

G-20 Framework For Strong, Sustainable

and Balanced Growth

Di TW4-12, fokus pembahasan fora G-

20 masih pada pembahasan pemulihan

ekonomi global dari krisis, serta realisasi

komitmen kebijakan ekonomi negara anggota.

Hal itu sejalan dengan prioritas fora G-20

berupa upaya menciptakan pertumbuhan

ekonomi dunia yang tinggi, berkelanjutan dan

berimbang (Strong, Sustainable and Balanced

Growth/SSBG) sejak Pittsburgh Summit

September 2009.

Selama 2012 anggota G-20 telah

berupaya mengatasi krisis dan mencegah

terjadinya resesi, dengan menempuh kebijakan

yang diikrarkan dalam Los Cabos Action Plan2.

Anggota G-20 dari Kawasan Euro mendorong

upaya tersebut dengan mengesahkan

European Stability Mechanism (ESM),

mengadopsi dan mengimplementasikan

Compact for Growth and Jobs3, dan

menjalankan reformasi struktural. Di sisi lain,

bank sentral negara besar, seperti AS, Inggris,

Jepang, dan ECB mengambil langkah dengan

mengucurkan likuiditas. Adapun negara

berkembang dan negara emerging berupaya

meningkatkan aktivitas ekonomi domestik di

tengah lesunya perekonomian dunia.

2 Rencana Aksi yang dideklarasikan oleh G20 Leader pada saatLos Cabos Summit tentang langkah-langkah kebijakan yang perluditempuh negara anggota baik fiskal, moneter dan nilai tukar.

3 ESM dan Compact for Growth and Jobs adalah paket kebijakanstabilisasi keuangan Eropa dan kebijakan untuk mendorongpertumbuhan dan penciptaan lapangan kerja.

Page 149:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Bab 4 - Perkembangan Kerja Sama Internasional dan Lembaga Internasional

137

G-20 memandang bahwa dengan

adanya krisis yang membayangi ekonomi

global masih banyak hal yang perlu ditempuh.

Sejalan dengan itu, negara maju dinilai perlu

mengidentifikasi target rasio utang pemerintah

terhadap PDB pasca-2016 yang ambisius

namun kredibel. Sementara Kawasan Euro

perlu melanjutkan upaya penerapan

mekanisme supervisi tunggal pada 2013 guna

penguatan integrasi sektor perbankan Eropa.

Di sisi lain, AS perlu mencegah pengetatan

fiskal yang tajam agar tidak terjerumus pada

resesi sekaligus menaikkan pagu utangnya

pada awal 2013. Adapun Jepang yang

memiliki rasio utang tinggi dinilai perlu

mengamankan anggarannya. Secara

keseluruhan, reformasi struktural perlu

berjalan dengan lebih agresif sembari

mendorong investasi yang produktif,

khususnya dalam hal infrastruktur, guna

meningkatkan kemampuan produksi jangka

panjang.

Guna memastikan anggota G-20

mengimplementasikan komitmen masing-

masing dan mengidentifikasi langkah

perbaikan dan penyesuaian yang diperlukan,

G-20 akan melakukan tinjauan bersama (peer

review) secara berkelanjutan menggunakan

seperangkat indikator kebijakan (common

measures). Di akhir 2012 telah disepakati

indikator untuk menilai kebijakan fiskal,

moneter, dan nilai tukar. Selanjutnya, di awal

2013 akan dibahas indikator efek tular

(spillover), implementasi reformasi struktural,

dan pencapaian SSBG. Adanya serangkaian

indikator dimaksud diharapkan dapat

mendukung konsistensi dan transparansi

asesmen akuntabilitas negara anggota.

Respon IMF atas Perkembangan Ekonomi

Global

Respon atas perkembangan terkini

ekonomi global dan arah ke depan juga

menjadi perhatian utama IMF sebagaimana

pembahasan sidang tahunan IMF Oktober

2012. Asesmen IMF menggambarkan kondisi

perekonomian global yang semakin

memburuk di tengah ketidakpastian dan risiko

yang meningkat. Krisis yang berlangsung di

negara maju dinilai belum menunjukkan

tanda-tanda akan berakhir, bahkan mulai

memengaruhi pertumbuhan ekonomi negara

emerging. Oleh karena itu respon kebijakan

yang dilakukan oleh sebagian besar negara

masih dipertanyakan efektifitasnya sehingga

belum mampu meningkatkan kepercayaan

pelaku ekonomi.

Untuk mengembalikan perekonomian

global menuju pertumbuhan yang kuat,

berkesinambungan dan seimbang, negara

maju diminta untuk menjamin kelangsungan

pemulihan ekonomi dengan melakukan

reformasi struktural serta menerapkan

kebijakan fiskal yang kredibel. Di sisi lain

negara berkembang diharapkan dapat

menerapkan kebijakan yang fleksibel untuk

mendorong pertumbuhan sekaligus merespon

dampak negatif pelemahan ekonomi negara

maju. Sementara itu, untuk membantu

mempertahankan pertumbuhan ekonomi

Page 150:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2012

138

negara miskin, IMF menyepakati kontribusi sisa

hasil penjualan emas IMF sebesar USD2,7 miliar

kepada Poverty Reduction and Growth Trust

(PRGT) sebagai salah satu strategi menjamin

kelangsungan ketersediaan pembiayaan

jangka panjang bagi negara miskin.

Dalam upaya menjaga kelangsungan

pemulihan ekonomi global, IMF juga

menetapkan langkah prioritas ke depan yaitu,

mengatasi krisis yang berlangsung dan

membangun fondasi kuat untuk pertumbuhan

ekonomi. Langkah tersebut termasuk

kebijakan untuk mendorong kesempatan kerja

dan pertumbuhan, menjaga sustainabilitas

utang, memperbaiki sistem keuangan dan

mengurangi ketidakseimbangan global.

Seberapa Besar Sistem Keuangan Global

yang Ideal?

Lebih jauh BIS mengamati

perkembangan ekonomi global saat ini

dikaitkan dengan ukuran sistem keuangan

yang dinilai terlampau besar. Besarnya sektor

keuangan pada dasarnya memang mampu

memberikan manfaat ekonomi. Manfaat

tersebut diperoleh melalui penciptaan skala

ekonomi dan berkurangnya kesenjangan

pendapatan di tengah tersedianya jasa

keuangan yang lebih murah, dorongan atas

peningkatan alokasi sumber daya dan risiko

yang lebih luas, terbukanya akses masyarakat

untuk menabung, mendapatkan pembiayaan,

dan memperoleh asuransi. Singkatnya, ukuran

sistem keuangan yang semakin besar dan

berkembang dalam konteks ekonomi global

yang dianggap mampu mendorong

pertumbuhan ekonomi.

Namun demikian, krisis global tahun

2007√2008 telah menimbulkan pertanyaan

manfaat semakin besarnya sektor keuangan

terhadap perekonomian. Pendalaman sektor

keuangan (financial deepening) yang terlalu

cepat dianggap dapat menciptakan financial

imbalances yang pada gilirannya

menyebabkan krisis keuangan. Semakin

besarnya sektor keuangan juga menimbulkan

risiko kerantanan terhadap financial shock,

pergerakan nilai tukar, dan pembalikan aliran

modal. Pada level tertentu, sektor keuangan

yang terlalu besar justru akan menurunkan

pertumbuhan ekonomi.

Mempertimbangkan potensi risiko

akibat membengkaknya ukuran sistem

keuangan, pada pertemuan dwi-bulanan

gubernur bank sentral BIS November 2012

diangkat isu bertajuk ≈Seberapa Besar Sistem

Keuangan Global yang Ideal?∆. Singkatnya,

dalam menerapkan kebijakan, BIS

menyarankan para pembuat kebijakan untuk

mempertimbangkan berbagai hal terkait risiko

stabilitas keuangan akibat membesarnya

sektor keuangan. BIS menggarisbawahi pula

pentingnya perhatian atas isu-isu ekonomi

politik di samping perlunya menjaga agar

kecepatan dan skala pertumbuhan sektor

keuangan tidak melebihi kapasitas

fundamental ekonomi dan kapasitas dalam

mengatasi gejolak keuangan (financial shock).

Page 151:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Bab 4 - Perkembangan Kerja Sama Internasional dan Lembaga Internasional

139

B.2 Reformasi Arsitektur Keuangan

Internasional

Pembahasan isu reformasi arsitektur

keuangan internasional (IFA) di G-20 selama

2012 berkisar pada tiga besaran isu, reformasi

kuota dan tata kelola IMF, pengembangan

Local Currency Bond Markets (LCBMs), dan isu

pendanaan investasi jangka panjang. G-20

juga memonitor implementasi ratifikasi paket

reformasi kuota IMF 2010 di samping

pembahasan paket reformasi kuota

selanjutnya (review ke-15). Perkembangan

pembahasan isu-isu tersebut secara umum

masih jauh dari kata final. Meski demikian,

perkembangan positif dicapai oleh G-20

dengan berhasil mendorong kontribusi besar

penguatan dana IMF.

Ratifikasi Paket Reformasi Kuota IMF 2010

dan General Review Kuota ke-15

Implementasi paket reformasi kuota

2010 dilandasi komitmen meningkatkan

legitimasi dan efektivitas IMF. Implementasi

berupa kenaikan kuota tersebut akan berlaku

apabila ratifikasi atas kenaikan quota 2010

maupun amandemen Articles of Agreement

(AoA) IMF terkait reformasi Executive Board

(EB) IMF dipenuhi. Sayangnya, hingga akhir

2012 syarat persetujuan atas kedua hal

dimaksud belum dipenuhi. Total hak suara

negara yang menyampaikan ratifikasi terkait

reformasi EB IMF baru 70,24%, (di bawah

syarat 85%), meskipun consent untuk

kenaikan quota sudah mencapai 77,07% (di

atas syarat 70%).

Selain memonitor ratifikasi paket

reformasi IMF 2010, G20 dan IMF juga

berkepentingan merampungkan proses review

kuota ke-15 di awal 2014 yang diawali tinjauan

atas formula kuota. Acuan reformasi formula

IMF telah disepakati pada Maret 2008 dengan

tujuan agar quota shares lebih merefleksikan

porsi ekonomi anggota dalam perekonomian

dunia. Formula tersebut berisi empat variabel4

dan memperhitungkan faktor kompresi

formula sebesar 0,95. Untuk mendukung

upaya tersebut, G-20 maupun IMF sejauh ini

menyepakati prinsip perlunya formula IMF

yang sederhana dan transparan di samping

prinsip diterima secara luas oleh anggota,

feasible, memerhatikan ketersediaan data (dari

sisi kekinian) dan berkualitas. Formula kuota

juga perlu lebih merefleksikan perubahan porsi

ekonomi anggota IMF di perekonomian global

seiring meningkatnya pertumbuhan ekonomi

EMDCs di samping perlindungan hak suara

dan keterwakilan negara miskin.

Sampai dengan saat ini pembahasan

atas rincian variabel formula di forum G-20

maupun IMF belum mencapai kesepakatan.

Secara umum, anggota memandang PDB

sebagai variabel yang penting dalam formula

dan perlu diberi bobot tertinggi, meski belum

terdapat kesepakatan mengenai proporsi PDB-

PPP dan PDB-market rate. Sementara untuk

4 (0,5*Y+0,3*O+0,15*V+0,05*R)k, dimana Y merepresentasikankombinasi GDP-market rate dan GDP-purchasing power parity,dengan bobot masing-masing sebesar 0,60 dan 0,40. VariabelO (Openness), V mewakili variabilitas current receipts dan netcapital flows dan R (Reserves) adalah rata-rata cadangan devisaselama 12 bulan. Adapun k: faktor kompresi penghitungan quotatersebut adalah sebesar 0,95

Page 152:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2012

140

variabel variability masih terdapat banyak

perbedaan pendapat di forum IMF. Sebagian

mendukung penghapusan dan dialihkan ke

variabel PDB atau ke openness, sebagian lain

mendukung variability untuk tetap

diperhitungkan. Sementara itu, belum ada

kesepakatan apakah variabel openness

dihapuskan atau tidak dalam formula.

Mengingat belum adanya perkembangan

kesepakatan lebih lanjut antara anggota G-20

maupun IMF, perkembangan pembahasan

tersebut akan terus dikawal pada periode

Presidensi G-20 Rusia 2013.

Penguatan IMF Resources

Ketidakpastian yang membayangi

perekonomian dan keuangan global akibat

krisis Eropa menyebabkan potensi krisis

semakin besar. Sejalan dengan itu tuntutan

terhadap IMF untuk proaktif mencegah dan

mengatasi krisis juga meningkat. Namun

demikian kapasitas pendanaan IMF yang

sumber dana utamanya berasal dari kuota

relatif terbatas. Oleh karena itu, diperlukan

peningkatan kapasitas dana (resources) yang

disetorkan oleh negara anggota. Kontribusi/

pinjaman bilateral bersifat sementara

(bridging) mengingat proses kenaikan kuota

IMF membutuhkan waktu lama, sebelum

sumber kuota tersebut mencukupi.

Komitmen kontribusi diperlakukan

untuk berjaga-jaga (second line of defense)

kebutuhan pendanaan IMF. Dana tersebut baru

dicairkan ketika kapasitas pendanaan IMF yang

berasal dari kuota saldonya turun hingga

mencapai USD100 miliar. Saat ini, IMF memiliki

kapasitas pendanaan sebesar USD385 miliar.

Kontribusi negara anggota kepada IMF dapat

berupa pinjaman bilateral melalui

penandatanganan bilateral loan agreement,

ataupun pembelian note purchase agreement

(NPA) oleh bank sentral atau pemerintah. Dana

yang diperoleh dapat dimanfaatkan seluruh

negara anggota dan tidak dimaksudkan secara

khusus menutupi kebutuhan likuiditas

kawasan tertentu (misalnya Eropa). Hingga per

akhir Desember 2012, 40 negara anggota IMF

telah berkomitmen untuk berkontribusi

kepada IMF dengan total komitmen sekitar

kurang lebih USD461 miliar.

Pengembangan LCBM dan Pendanaan

Investasi Jangka Panjang

Isu lainnya yang dibahas dalam

kerangka reformasi IFA adalah pengembangan

pasar obligasi berdenominasi mata uang

domestik atau yang dikenal dengan Local

Currency Bond Markets (LCBM), dan

pendanaan investasi jangka panjang. Inisiatif

LCBM dilakukan guna mendorong

pendalaman pasar keuangan. Adapun

program kerja yang tengah berlangsung dalam

rangka pengembangan LCBM adalah

implementasi G-20 Action Plan to Support the

Development of LCBM (diluncurkan pada

Cannes Summit, 4 November 2011). Rencana

aksi LCBM tersebut terdiri atas tiga elemen

mencakup koordinasi program bantuan teknis,

pengembangan panduan analitis pendukung

bantuan teknis, dan perbaikan ketersediaan

Page 153:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Bab 4 - Perkembangan Kerja Sama Internasional dan Lembaga Internasional

141

basis data. Hingga akhir 2012, upaya yang

telah dilakukan baru sebatas pengkinian

informasi untuk program bantuan teknis,

identifikasi elemen utama untuk menganalisa

pendalaman LCBM, serta perbaikan

ketersediaan, kualitas serta harmonisasi basis

data. Panduan analitis serta perbaikan kualitas

database tersebut diharapkan telah selesai dan

dapat diluncurkan pada 2013.

Sementara itu, isu pendanaan investasi

jangka panjang juga mulai mencuat,

dilatarbelakangi turunnya pendanaan investasi

di tengah krisis global. Investasi perlu diperkuat

mengingat investasi merupakan salah satu

syarat utama pertumbuhan dan penciptaan

lapangan kerja. Untuk itu, pada Los Cabos

Summit Juni 2012, G-20 bertekad

menciptakan iklim kondusif pendanaan

investasi dan mengidentifikasi sumber baru

pendanaan jangka panjang. G-20 juga

meminta lembaga internasional seperti World

Bank, IMF, dan PBB mengkaji faktor yang

memengaruhi ketersediaan dana investasi

jangka panjang. Mengingat pencapaian kajian

belum signifikan, pembahasan akan

dilanjutkan pada kepemimpinan Rusia periode

2013, yang akan memfokuskan pada analisis

kebijakan terkait kemitraan sektor swasta dan

pemerintah (private-public partnerships),

pendanaan jangka panjang non-tradisional,

serta dampak reformasi regulasi sektor

keuangan terhadap investasi.

Page 154:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2012

142

Fokus utama Presidensi Rusia adalah

menyusun langkah solusi nyata

memperbaiki perekonomian dan keuangan

global guna menciptakan pertumbuhan

yang berkelanjutan, inklusif dan

berimbang. Dalam hal ini, Rusia

memandang tiga hal yang perlu menjadi

prioritas, yakni i) insentif investasi, ii) trust

dan transparansi, dan iii) regulasi yang

efektif. Ketiga prioritas dijabarkan kedalam

delapan tema pembahasan. Sebagaimana

tahun-tahun sebelumnya, beberapa isu

dibahas di Jalur keuangan yang melibatkan

kementerian keuangan dan bank sentral

negara anggota. Isu lainnya dibahas di Jalur

Sherpa yang bertanggung jawab langsung

kepada Pimpinan Negara.

Tema pembahasan pertama adalah

≈Global Economy and Framework for

Strong, Sustainable, and Balanced Growth∆

yang merupakan salah satu fokus G-20

sejak Pittsburgh Summit 2009. Isu yang

dibicarakan dalam tema ini antara lain

perkembangan ekonomi global,

monitoring dan asesmen implementasi

komitmen kebijakan anggota, upaya

bersama mengatasi pengangguran dan

menciptakan lapangan kerja, serta

pendanaan investasi.

Tema berikutnya adalah ≈Penguatan

Regulasi Sektor Keuangan∆, baik

perbankan maupun non-perbankan.

Agenda ini telah menjadi perhatian sejak

Washington Summit (November 2008). Di

sisi regulasi perbankan, isu yang dibahas

mencakup implementasi aturan

permodalan dan likuiditas Basel III,

pengkinian daftar bank yang dikategorikan

sistemik di tingkat global (globally systemic

important banks/G-SIBs), dan penanganan

bank sistemik di tingkat domestik

(domestically systemic important banks). Di

sisi non-perbankan, fokus diarahkan antara

lain pada reformasi regulasi shadow

banking, pasar derivatif non-bursa (over-

the-counter/OTC), regulasi perusahaan

asuransi yang sistemik di tingkat global,

supervisi dan rejim resolusi bagi lembaga

keuangan yang berperan sistemik,

pengurangan ketergantungan terhadap

peringkat kredit dari lembaga rating (credit

rating agencies), transparansi lembaga

keuangan, benchmark keuangan dan

praktik-praktik penetapan indeks,

perbaikan peran pasar (credit default

swaps/CDS), dan jurisdiksi terkait praktik

pencucian uang dan pendanaan terorisme

(Anti Money Laundering dan Combating

the Financing of Terrorism/AML/CFT).

≈Reformasi Arsitektur Keuangan

Internasional∆ masih menjadi fokus,

melanjutkan pembahasan yang belum

Boks: Agenda G-20 Presidensi Rusia 2013

Page 155:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Bab 4 - Perkembangan Kerja Sama Internasional dan Lembaga Internasional

143

konklusif pada 2012, yakni reformasi

quota and governance IMF, tinjauan

terhadap formula kuota IMF,

pengembangan LCBM, dan pendanaan

investasi jangka panjang. Isu lainnya

adalah modernisasi sistem pengelolaan

utang pemerintah, penyusunan indikator

likuiditas global, perbaikan Regional

Financing Arrangements (RFA) dan

kerjasamanya dengan IMF.

Di sisi pendekatan, Rusia selaku

Ketua G-20 periode 2013 akan merangkul

dan meningkatkan dialog dengan berbagai

kalangan bisnis, masyarakat sipil,

akademisi, think-tank, organisasi non-

pemerintah, dan peneliti serta generasi

muda G-20 untuk membahas isu-isu G-20

yang relevan. Dengan demikian diharapkan

akan diperoleh masukan dan kontribusi

yang substantif, yang akan mendukung

legitimasi G-20.

Reformasi Sektor Keuangan

Upaya reformasi regulasi dan supervisi

sektor keuangan global untuk meningkatkan

resiliensi sistem keuangan dan menurunkan

risiko sistemik terus berlanjut. Secara umum,

reformasi selama tahun 2012 mencakup

implementasi framework permodalan dan

likuiditas Basel III, regulasi atas lembaga

keuangan yang berdampak sistemik serta

lembaga pemeringkat kredit, pengaturan pasar

derivatif OTC, pengaturan shadow banking,

reformasi rejim kompensasi eksekutif lembaga

keuangan, konvergensi standar akuntansi, dan

peningkatan kepatuhan terhadap standar

internasional. Pada beberapa area telah

tercapai kemajuan yang signifikan, khususnya

terkait Basel III, lembaga pemeringkat kredit,

serta reformasi rejim kompensasi. Pada tahun

2013 seluruh agenda reformasi di atas akan

terus ditindaklanjuti.

Terkait implementasi Basel III, 27

yurisdiksi anggota Basel Committee on

Banking Supervision (BCBS) senantiasa

berusaha memenuhi regulasi dimaksud. Dalam

hal ini, 11 negara telah menerbitkan regulasi

final, sedangkan sisanya, termasuk Indonesia,

telah menyusun draft regulasi. BCBS akan

melakukan asesmen konsistensi regulasi

terhadap beberapa negara. Laporan tindak

lanjut dan kemajuan implementasi akan

disampaikan pada Pertemuan G-20 bulan April

2013.

Sementara itu, sehubungan dengan

rezim resolusi dan rencana resolusi G-SIFI

(globally-systemic important financial

institutions), anggota FSB tengah melakukan

penyesuaian aturan nasional terhadap Key

Attributes of Effective Resolution Regimes FSB

serta melakukan peer review terkait

implementasinya. FSB juga mengembangkan

metodologi untuk membantu implementasi

Page 156:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2012

144

serta untuk mendukung peer review

dimaksud. Metodologi tersebut akan diuji oleh

IMF dan Bank Dunia, serta direncanakan untuk

diluncurkan pada paruh kedua tahun 2013.

Selain itu, diharapkan pada Juni 2013 seluruh

G-SIFI telah menerapkan rencana dan strategi

resolusi yang telah disepakati.

Agenda lainnya adalah upaya untuk

mengurangi ketergantungan terhadap

peringkat (rating) yang dirilis oleh Credit Rating

Agencies (CRA). Dalam hal ini, FSB telah

menerbitkan peer review tematik untuk

membantu anggota dalam memenuhi

komitmen yang ada dalam roadmap

implementasi prinsip-prinsip yang telah

disusun FSB. Peer review tersebut akan

diselesaikan pada awal 2014. Adapun laporan

kemajuan akan disampaikan pada St.

Petersburg Summit, September 2013

mendatang.

Adapun agenda pada 2013, selain

melanjutkan berbagai upaya reformasi yang

telah berlangsung selama 2012, juga akan

dikaji mengenai pengaruh reformasi regulasi

sektor keuangan, khususnya Basel III, reformasi

pasar derivatif OTC, dan perubahan kerangka

regulasi dan akunting investor institusional,

terhadap ketersediaan pendanaan investasi

jangka panjang.

Page 157:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Bab 5 - A r t i k e l

145

A R T I K E L

5B A B

Asesmen Prospek Ekonomi Global: Pemulihan Ekonomi GlobalMasih Menghadapi Tantangan Berat

Artikel 1

Oleh: Divisi Studi Multilateral

Memasuki tahun kelima pasca-

pecahnya krisis global, proses pemulihan

ekonomi dunia masih berlangsung lambat.

Kondisi ini menyebabkan prospek

perekonomian global pada 2013 diperkirakan

masih akan menghadapi tantangan yang

cukup berat. Berbagai asesmen terkini dari

lembaga internasional, seperti IMF, World

Bank, BIS dan Consensus Forecast

menggambarkan pertumbuhan ekonomi

dunia pada 2013 tumbuh sedikit lebih tinggi

dibandingkan tahun sebelumnya. Kondisi

perekonomian global yang kurang kondusif ini

juga tercermin dari dinamika angka outlook

perekonomian global, di mana sejak April 2012

IMF secara sistematis terus melakukan revisi

ke bawah angka pertumbuhan ekonomi

global. Gambaran ini tentunya sangat berbeda

ketika di awal 2012 nuansa optimisme

terhadap prospek pemulihan ekonomi global

masih sangat kuat.

Prospek perekonomian pada 2013 juga

masih akan diliputi oleh ketidakpastian yang

tinggi, sejalan dengan sejumlah faktor risiko

(downside risks) yang diperkirakan masih akan

secara signifikan membayangi perekonomian

global ke depan. Di AS, konsolidasi fiskal masih

membebani ekonomi meskipun penurunan

defisit fiskal yang tajam (fiscal cliff) berhasil

dihindari pada akhir 2012. Namun masalah

pemotongan otomatis pengeluaran

pemerintah federal (automatic cut spending)

dan pelampauan limit utang (debt ceiling)

merupakan agenda yang harus segera

diselesaikan dalam jangka pendek yang akan

menentukan sustainabilitas fiskal AS dalam

jangka menengah. Di Kawasan Euro, stagnasi

ekonomi masih menjadi ancaman apabila

Page 158:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2012

146

momentum pemulihan ekonomi tidak mampu

dipertahankan. Di Jepang, resesi masih akan

terjadi apabila pemerintah tidak berhasil

menangani inflasi dan konsolidasi fiskal jangka

menengah.

Dengan proses pemulihan ekonomi

di negara-negara maju yang belum berjalan

lancar, mesin utama pertumbuhan ekonomi

global dengan demikian bertumpu pada

negara emerging. Dalam hal ini, tantangan

yang dihadapi negara-negara emerging

market dalam mempertahankan pertumbuhan

ekonominya sesungguhnya tak kalah besar,

meskipun dengan karakteristik permasalahan

yang cukup bervariasi. Tantangan tersebut

terkait dengan kemampuan negara-negara

emerging market untuk tetap tumbuh kuat di

tengah berbagai masalah yang melingkupinya,

seperti ketidakpastian lingkungan global,

tekanan permintaan domestik, dan

terbatasnya kapasitas ekonomi maupun

instrumen kebijakannya (policy tools). Respon

kebijakan di negara-negara emerging market

perlu mengantisipasi pula kemungkinan

masuknya ekonomi dunia ke periode ≈new

normal∆, di mana pertumbuhan ekonomi pada

negara-negara maju dalam periode ke depan

akan berada dalam lintasan pertumbuhan

ekonomi yang lebih rendah dibandingkan

sebelum krisis. Apabila risiko-risiko pelemahan

sebagaimana tersebut di atas tidak mampu

dihindari, maka konsekuensinya proyeksi

pertumbuhan ekonomi dunia yang oleh

beberapa lembaga internasional diperkirakan

akan sedikit membaik di 2013 masih perlu

disikapi dengan ekstra hati-hati.

Proses pemulihan ekonomi global di

2013 diperkirakan akan berjalan dengan

lambat. Setelah mengalami perlambatan di

2012, momentum positif pemulihan ekonomi

global diperkirakan akan mulai muncul di

2013. Dengan asumsi faktor-faktor yang

memperlemah ekonomi global akan menurun

secara gradual di 2013, asesmen terkini IMF

memperkirakan pertumbuhan ekonomi global

akan mencapai 3,5% yoy, hanya sedikit di atas

pertumbuhan tahun sebelumnya yang tercatat

3,2% yoy. Perkiraan tersebut sejatinya telah

mengalami koreksi ke bawah sebesar 0,1%

yoy dibandingkan dengan proyeksi IMF pada

Oktober 2012. Sebagaimana diilustrasikan

pada Tabel 1, koreksi outlook terbesar

ditemukan di negara-negara maju terutama

negara inti di Kawasan Euro, seperti Jerman

dan Italia. Sementara itu, negara-negara

emerging markets yang pascakrisis global

menjadi penopang ekonomi global kini

pertumbuhannya mulai melambat. Beberapa

negara emerging markets, seperti Brazil, Afrika

Selatan, dan kawasan Timur Tengah bahkan

mengalami koreksi angka outlook yang cukup

besar.

Akselerasi pemulihan ekonomi global

yang lambat juga dikonfirmasi oleh berbagai

publikasi lainnya. Consensus Forecast (CF),

Global Economic Prospect (World Bank) dan

BIS yang dipublikasikan pada Januari 2013 juga

memperkirakan laju pertumbuhan ekonomi

global di 2013 hanya akan mengalami sedikit

peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya.

Publikasi World Bank dan BIS tersebut

memperkirakan kenaikan laju pertumbuhan

Page 159:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Bab 5 - A r t i k e l

147

ekonomi global di 2013 hanya berkisar 0,1-

0,2% yoy. World Bank bahkan menegaskan

kondisi ekonomi global saat ini masih rapuh

dan rentan terhadap pelemahan lebih lanjut.

2011 2012

Year over Year

2013 2014

ProjectionsDifference

from October2012 WEO

2013 2014

Estimates

2012 2013 2014

Projections

Q4 over Q4

World Output 1/ 3.9 3.2 3.5 4.1 -0.1 -0.1 2.9 3.8 4.0Advanced Economies 1.6 1.3 1.4 2.2 -0.2 -0.1 0.9 2.0 2.1United States 1.8 2.3 2.0 3.0 -0.1 0.1 1.9 2.4 3.2Euro Area 1.4 -0.4 -0.2 1.0 -0.3 -0.1 -0.7 0.5 1.0

Germany 3.1 0.9 0.6 1.4 -0.3 0.1 0.6 1.3 1.1France 1.7 0.2 0.3 0.9 -0.1 -0.2 0.3 0.3 1.2Italy 0.4 -2.1 -1.0 0.5 -0.3 0.0 -2.4 0.1 0.4Spain 0.4 -1.4 -1.5 0.8 -0.1 -0.2 -1.9 -0.3 0.8

Japan -0.6 2.0 1.2 0.7 0.0 -0.4 0.22 2.6 -0.1United Kingdom 0.9 -0.2 1.0 1.9 -0.1 -0.33 0.0 1.4 2.0Canada 2.6 2.0 1.8 2.3 -0.2 -0.1 1.3 2.2 2.3Other Advanced Economies 2/ 3.3 1.9 2.7 3.3 -0.3 -0.1 2.0 3.5 3.8

Newly Industrized Asian Economies 4.0 1.8 3.2 3.9 -0.4 -0.2 2.4 5.9 6.2Emerging Market and Developing Economies 3/ 6.6 5.1 5.5 5.9 -0.1 0.0 5.5 5.9 6.2Central and Easterm Europe 5.3 1.8 2.4 3.1 -0.1 0.0 1.6 3.2 3.1Commonwealth of Independent States 4.9 3.6 3.8 4.1 -0.3 -0.1 2.4 4.3 3.4

Russia 4.3 3.6 3.7 3.8 -0.2 -0.1 2.4 4.4 3.4Excluding Russia 6.2 3.9 4.3 4.7 -0.5 -0.1 .... ... ...

Developing Asia 8.0 6.6 7.1 7.5 -0.1 0.0 7.3 7.1 7.8China 9.3 7.8 8.2 8.5 0.0 0.0 8.1 7.9 8.8India 7.9 4.5 5.9 6.4 -0.1 0.0 5.4 6.0 6.4

ASEAN-5 4/ 4.5 5.7 5.5 5.7 -0.2 0.0 7.7 5.8 5.5Latin America and the Caribbean 4.5 3.0 3.6 3.9 -0.3 -0.1 3.1 4.2 3.6

Brazil 2.7 1.0 3.5 4.0 -0.4 -0.2 2.1 4.0 4.1Mexico 3.9 3.8 3.5 3.5 0.0 0.0 2.8 4.9 2.5

Middle East and North Africa 3.5 5.2 3.4 3.8 -0.2 0.0 ... ... ...Sub-Saharan Africa 5/ 5.3 4.8 5.8 5.7 0.0 0.1 ... ... ...

South Africa 3.5 2.3 2.8 4.1 -0.2 0.3 1.5 4.2 4.1MemorandumEuropean Union 1.6 -0.2 0.2 1.4 -0.3 -0.2 -0.3 1.0 1.2World Growth Based on Marked Exchange Rates 2.9 2.5 2.7 3.4 -0.2 -0.1 2.1 3.1 3.3World Trade Volume (googs and services) 5.9 2.8 3.8 5.5 -0.7 -0.3 ... ... ...

ImportsAdvanced Economies 4.6 1.2 2.2 4.1 -1.1 -0.4 ... ... ...

Emerging Market and Developing Economies 8.4 6.1 6.5 7.8 -0.1 -0.1 ... ... ...Exports

Advanced Economies 5.6 2.1 2.8 4.5 -0.8 -0.4 ... ... ...Emerging Market and Developing Economies 6.6 3.6 5.5 6.9 -0.2 -0.2 ... ... ...

Commodity Prices (U.S dollars)Oil 6/ 31.6 1.0 -5.1 -2.9 -4.1 1.3 -1.0 -3.3 -3.3Nonfuel (avergae based on world commodity export weights) 17.8 -9.8 -3.0 -3.0 -0.1 1.9 1.2 -4.2 -2.6Consumer PricesAdvanced Economies 2.7 2.0 1.6 1.8 0.0 0.0 1.8 1.6 1.8Emerging Market and Developing Economies 3/ 7.2 6.1 6.1 5.5 0.3 0.2 5.1 5.1 4.6London Interbank Offered Rate (percent) 7/On U.S. Dollar Deposits 0.5 0.7 0.5 0.6 -0.1 -0.1 ... ... ...On Euro Deposits 1.4 0.6 0.1 0.3 -0.1 -0.2 ... ... ...On Japanese Yen Deposits 0.3 0.3 0.2 0.2 -0.1 -0.1 ... ... ...

Sumber: WEO, IMF

Note : Real effecive exchange rates are assumed to remain constant at the levels prevalling during November 12- December 2012. When economies arenot listed alphabetcally

Tabel 1. Ringkasan Proyeksi WEO Januari 2013 Tabel 1. Ringkasan Proyeksi WEO Januari 2013 Tabel 1. Ringkasan Proyeksi WEO Januari 2013 Tabel 1. Ringkasan Proyeksi WEO Januari 2013 Tabel 1. Ringkasan Proyeksi WEO Januari 2013 updateupdateupdateupdateupdate

Sejumlah faktor risiko masih

membayangi prospek pertumbuhan ekonomi

global. Beberapa masalah yang patut

diwaspadai karena berpotensi memperlemah

Page 160:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2012

148

proses pemulihan ekonomi global atau

downside risks masih bersumber dari persoalan

struktural di negara-negara maju yang

merupakan episentrum dari krisis global.

Faktor risiko tersebut antara lain konsolidasi

fiskal AS dalam jangka pendek, potensi

stagnasi ekonomi di Kawasan Euro, dan

bahaya resesi di Jepang serta pelemahan lebih

lanjut ekonomi di negara-negara emerging

market.

Downside risks yang bersumber dari AS

terkait dengan persoalan konsolidasi fiskal

yang harus diselesaikan AS dalam jangka

pendek. Meski permasalahan fiscal cliff telah

dapat teratasi dengan tercapainya kesepakatan

untuk menaikkan pajak dan menurunkan

pengeluaran pemerintah pada komponen

tertentu, namun hal tersebut belum

menyentuh permasalahan utang yang telah

melampaui debt ceiling sebesar USD16,4 triliun

di akhir 2012. Dalam beberapa bulan ke

depan, AS dituntut untuk segera melakukan

konsolidasi fiskalnya agar terhindar dari tiga

persoalan besar, yakni pemotongan otomatis

pengeluaran pemerintah federal (automatic

cut spending atau sequestration), Continuing

Resolution, dan limit utang (debt ceiling) yang

tenggat waktu kesemuanya berakhir di bulan

Maret. Pengalaman historis menunjukkan

proses penyelesaian kenaikan debt ceiling yang

berlarut-larut berdampak signifikan ke

ekonomi AS dan global. Meskipun Kongres AS

pada akhirnya menyetujui kenaikan limit

utang, namun hal tersebut mendapat respon

negatif melalui penurunan rating credit AS

yang dipicu kekhawatiran terhadap prospek

fiskal AS dalam jangka menengah. Hal tersebut

kemudian menimbulkan gejolak besar di pasar

keuangan global.

Downside risks lainnya terkait dengan

prospek Kawasan Euro dibayangi stagnasi

ekonomi. Meskipun proses adjustment di

negara-negara periferal mulai berjalan, namun

pemulihan ekonomi kawasan belum solid.

Oleh karenanya, upaya penyelesaian krisis

dengan meningkatkan kesehatan pasar

keuangan kawasan, mewujudkan skim

banking union dan sovereign rescue funds

harus dilanjutkan untuk menjaga momentum

pemulihan ekonomi. Meskipun demikian,

upaya membentuk banking union masih

memerlukan proses yang panjang seiring

masih terdapat pertentangan politis di antara

negara kawasan Euro. Apabila langkah-

langkah tersebut gagal, beberapa negara

periferal di kawasan tersebut berpotensi

terdepak dari pasar keuangan, sehingga

dampaknya akan semakin mengontraksi

ekonomi kawasan tersebut. Selain itu,

pemulihan ekonomi kawasan ini menjadi

semakin berat seiring dengan kondisi beberapa

negara inti yang diharapkan menjadi

pendorong pemulihan ekonomi masih

mengalami kontraksi ekonomi, seperti Italia

dan Spanyol, sementara ekonomi Jerman

sebagai negara terbesar di kawasan mulai

mulai digerogoti oleh persoalan investasi.

Potensi resesi ekonomi Jepang yang

berkepanjangan berisiko memberikan dampak

negatif terhadap prospek ekonomi global.

Page 161:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Bab 5 - A r t i k e l

149

Setelah dilanda resesi dalam dua tahun

terakhir, ekonomi Jepang masih dihadapkan

pada ancaman terjadinya resesi yang

berkepanjangan. Meskipun kebijakan fiskal

maupun moneter yang agresif telah ditempuh

dan akan terus dijalankan, namun dampak

terhadap pemulihan resesi tidak secepat yang

diharapkan. Permasalahan yang harus segera

diatasi adalah meningkatkan inflasi,

konsolidasi fiskal dan reformasi struktural

untuk mendorong pemulihan ekonominya. Di

sisi lain, dampak dari stimulus baik fiskal dan

moneter juga telah mendorong pelemahan

Yen yang berkelanjutan dan menimbulkan

kekhawatiran currency war. Selain risiko

tersebut di atas, faktor geopolitik Jepang

dengan China juga patut diwaspadai karena

berdampak negatif terhadap ekonomi Jepang.

Perdagangan dengan China dan kinerja

industri manufaktur telah mengalami

gangguan terkait dengan penutupan pabrik

di China yang dikhawatirkan jika persoalan ini

berlarut-larut akan memberikan dampak

kontraktif kepada ekonomi Jepang.

Terkait dengan perkembangan ekonomi

negara-negara emerging and developing

countries (EMDCs), tantangan yang dihadapi

EMDCs ke depan semakin besar. Kondisi

EMDCs yang pada awal krisis masih mampu

tumbuh tinggi, kini mulai mengalami

pelemahan ekonomi. Ekonomi beberapa

EMDCs besar, seperti China, India, dan Brazil

mulai mengalami pelemahan signifikan yang

bersumber dari pengaruh eksternal terkait

masih lemahnya pertumbuhan ekonomi

global, tekanan permintaan domestik, serta

semakin terbatasnya kapasitas domestik

maupun ruang untuk kebijakan yang bersifat

countercyclical. China sebagai negara EMDCs

terbesar menghadapi tantangan untuk tetap

mempertahankan pertumbuhan ekonomi

yang tinggi di tengah upaya reformasi

struktural yang lebih berorientasi ke pasar dan

proses rebalancing untuk lebih mengarahkan

pertumbuhan ekonomi yang ditopang oleh

konsumsi swasta. Sementara itu, negara

EMDCs lainnya menghadapi tantangan yang

berbeda terkait dengan upaya untuk

meningkatkan kapasitas ekonominya. Brazil

sebagai EMDCs terbesar di Kawasan Amerika

Latin masih berkutat pada upaya

meningkatkan daya saing industrinya akibat

persoalan infrastruktur maupun apresiasi nilai

tukarnya di tengah semakin terbatasnya ruang

kebijakan moneternya dalam mendukung

pemulihan ekonomi. Sementara untuk

menyelamatkan ekonominya, India fokus pada

upaya konsolidasi fiskal jangka menengah

yang diantaranya pengurangan subsidi BBM

dan pembukaan sektor ekonomi bagi investor

asing.

Respon kebijakan EMDCs perlu

mengantisipasi kemungkinan masuknya dunia

ke periode ≈new normal∆.∆Krisis ekonomi

global yang berlangsung hampir lima tahun

belum menunjukkan perbaikan yang

signifikan. Mengingat akar persoalan ekonomi

global bersumber dari permasalahan struktural

yang masih direspon dengan kebijakan

penguatan sisi permintaan, maka

Page 162:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2012

150

kemungkinan ekonomi global akan memasuki

periode ≈new normal∆, di mana pertumbuhan

ekonomi pada negara-negara maju tidak akan

terjadi dalam kurun waktu yang lama apabila

tidak dilakukan langkah-langkah perbaikan

struktural secara konkrit.

Dengan berbagai paparan di atas, maka

apabila risiko-risiko pelemahan sebagaimana

tersebut di atas tidak mampu dihindari, maka

proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia yang

diperkirakan membaik di 2013 dan berlanjut

di 2014 harus disikapi dengan ekstra hati-hati.

Page 163:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

L a m p i r a n

151

L a m p i r a n

Page 164:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2012

152

Tabel 1. Produk Domestik BrutoTabel 1. Produk Domestik BrutoTabel 1. Produk Domestik BrutoTabel 1. Produk Domestik BrutoTabel 1. Produk Domestik Bruto

Negara 2006 2007 2008 2009

(%, yoy)(%, yoy)(%, yoy)(%, yoy)(%, yoy)

Sumber : Bloomberg, Consensus Forecast Juli 2012Keterangan :Cetak miring adalah angka proyeksi dari Consensus Forecast Juli 2012Tanda (-) : data belum keluar

2010 2011

TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4

2012

AmerikaAmer ikaAmer ikaAmer ikaAmer ika

Amerika Serikat 2,8 2,0 1,1 -2,4 2,4 3,0 3,2 2,8 1,8 1,9 1,6 2,0 2,4 2,1 2,6 1,5

Argentina 8,5 8,7 7,0 0,9 6,8 11,8 8,6 9,2 9,9 9,1 9,3 7,3 5,2 0,0 0,7 -

Brazil 3,7 5,7 5,1 -0,2 9,3 9,2 6,7 5,0 4,2 3,3 2,1 1,4 0,8 0,5 0,9 -

Chili 4,3 4,7 3,2 -1,5 0,5 6,3 6,8 5,9 9,7 6,0 3,6 4,8 4,5 5,7 6,9 -

Meksiko 4,8 3,3 1,3 -6,5 4,5 7,6 5,1 4,4 4,4 3,1 4,3 3,9 4,9 4,4 3,3 -

Asia PasifikAsia PasifikAsia PasifikAsia PasifikAsia Pasifik

Australia 2,7 4,0 2,3 1,3 2,4 3,2 2,7 2,7 1,2 2,0 2,6 2,5 4,5 3,8 3,1 2,8

China 11,6 11,9 9,0 8,7 11,9 10,3 9,6 9,8 9,7 9,5 9,1 8,9 8,1 7,6 7,4 7,9

India 9,4 8,7 7,3 5,7 8,6 8,9 8,9 8,3 7,8 7,7 6,9 6,1 5,3 5,5 5,3 5,5

Jepang 2,4 2,2 -0,7 -5,2 5,6 3,2 4,9 2,2 -0,2 -1,8 -0,5 -0,7 3,4 3,9 0,5 0,3

Korea Selatan 5,1 5,1 2,2 0,2 8,5 7,5 4,4 4,7 4,2 3,5 3,6 3,3 2,8 2,3 1,5 1,5

ASEAN-6

Indonesia 5,5 6,3 6,1 4,5 5,6 6,1 5,8 6,9 6,4 6,5 6,5 6,5 6,3 6,4 6,2 6,1

Malaysia 5,8 6,2 4,6 -1,7 10,1 8,9 5,3 4,8 5,2 4,3 5,8 5,2 5,1 5,6 5,2 4,8

Filipina 5,4 7,3 4,6 0,9 8,4 8,9 7,3 6,1 4,9 3,6 3,2 4,0 6,3 6,0 7,2 6,8

Singapura 8,2 7,7 1,1 -2,0 16,4 19,4 10,5 12,0 9,1 1,2 6,0 3,6 1,6 2,5 0,3 1,1

Thailand 5,1 4,9 2,6 -2,3 12,0 9,2 6,6 3,8 3,2 2,7 3,7 -8,9 0,4 4,4 3,0 14,2

Vietnam 8,2 8,5 6,2 5,3 5,8 6,2 6,5 6,8 5,4 5,6 5,8 5,9 4,0 4,4 4,7 5,0

EropaEropaEropaEropaEropa

Kawasan Euro 2,8 2,7 0,6 -4,1 0,8 2,0 2,0 2,0 2,4 1,6 1,3 0,7 -0,1 -0,5 -0,6 -0,6

Inggris 2,9 2,6 0,7 -4,9 -0,4 1,5 2,5 1,5 1,3 0,5 0,5 0,6 0,2 -0,3 0,1 0,1

Rusia 7,4 8,1 5,6 -7,9 3,1 5,2 3,1 4,5 4,0 3,4 5,0 4,8 4,9 4,0 2,9 -

Afr ikaAfr ikaAfr ikaAfr ikaAfr ika

Afrika Selatan 5,0 4,7 3,8 -1,8 1,7 3,1 2,7 3,8 3,4 3,3 3,0 2,9 2,4 3,1 2,3 -

Page 165:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

L a m p i r a n

153

Tabel 2. Angka PengangguranTabel 2. Angka PengangguranTabel 2. Angka PengangguranTabel 2. Angka PengangguranTabel 2. Angka Pengangguran

Negara 2006 2007 2008 2009

Akhir Periode (%)Akhir Periode (%)Akhir Periode (%)Akhir Periode (%)Akhir Periode (%)

Sumber : Bloomberg, CEICKeterangan : Cetak miring adalah angka proyeksi dari CEICTanda ( - ) : Data belum keluarn.a : Data tidak tersedia

2010 2011

TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4

2012

AmerikaAmer ikaAmer ikaAmer ikaAmer ika

Amerika Serikat 4,4 5,0 7,2 10,0 9,7 9,5 9,6 9,4 8,9 9,1 9,0 8,5 8,2 8,2 7,8 7,8

Argentina 8,7 7,5 7,3 8,4 8,3 7,9 7,5 7,3 7,4 7,3 7,2 6,7 7,1 7,2 7,6 -

Brazil 8,4 7,4 6,8 6,8 7,6 7,0 6,2 5,3 6,5 6,2 6,0 4,7 6,2 5,9 5,4 4,6

Chili 6,0 7,2 7,5 10,0 9,0 8,5 8,0 7,1 7,3 7,2 7,4 6,6 6,6 6,6 6,5 6,1

Meksiko 4,0 3,8 4,7 5,4 5,0 5,4 5,3 5,6 5,0 5,8 5,2 5,0 5,2 4,9 4,7 5,0

Asia PasifikAsia PasifikAsia PasifikAsia PasifikAsia Pasifik

Australia 4,6 4,2 4,5 5,5 5,4 5,1 5,1 5,0 5,0 5,0 5,3 5,2 5,2 5,3 5,5 5,4

China 4,1 4,0 4,2 4,3 4,2 4,2 4,1 4,1 4,1 4,1 4,1 4,1 4,1 4,1 4,1 4,1

India n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a

Jepang 4,0 3,8 4,3 5,2 5,0 5,3 5,0 4,9 4,7 4,6 4,2 4,5 4,5 4,3 4,2 4,2

Korea Selatan 3,3 3,1 3,3 3,6 3,8 3,5 3,7 3,6 4,0 3,3 3,2 3,1 3,4 3,2 3,1 3,0

ASEAN-6

Indonesia 10,3 9,1 8,4 7,9 7,4 n.a 7,1 n.a 6,8 n.a 6,6 n.a 6,3 n.a 6,1 n.a

Malaysia 3,0 3,0 3,1 3,5 3,7 3,4 3,2 3,2 3,1 3,0 3,1 3,0 3,0 3,0 3,0 -

Filipina 7,3 6,3 6,8 7,1 7,3 8,0 6,9 7,1 7,4 7,2 7,1 6,4 7,2 6,9 7,0 6,8

Singapura 2,7 1,7 2,5 2,3 2,2 2,2 2,1 2,2 2,7 3,0 2,9 2,9 3,0 2,8 2,8 2,6

Thailand 1,0 0,8 1,4 0,9 1,0 1,2 0,9 0,7 0,7 0,4 0,8 0,4 0,7 0,7 0,6 0,4

Vietnam 4,8 4,6 4,7 - - - - - - - - - - - - -

EropaEropaEropaEropaEropa

Kawasan Euro 7,8 7,2 8,2 9,9 9,9 10,0 10,0 10,0 10,0 10,0 10,3 10,7 11,0 11,4 11,6 11,7

Inggris 5,5 5,2 6,3 7,8 8,0 7,8 7,7 7,9 7,7 7,9 8,3 8,4 8,2 8,0 7,8 7,7

Rusia 6,9 6,1 7,8 8,2 8,6 6,8 6,6 7,2 7,1 6,1 6,0 6,1 6,5 5,4 5,2 5,3

Afr ikaAfr ikaAfr ikaAfr ikaAfr ika

Afrika Selatan n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a

Page 166:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2012

154

Tabel 3. Inflasi IHKTabel 3. Inflasi IHKTabel 3. Inflasi IHKTabel 3. Inflasi IHKTabel 3. Inflasi IHK

Negara 2006 2007 2008 2009

Akhir Periode (%, yoy)Akhir Periode (%, yoy)Akhir Periode (%, yoy)Akhir Periode (%, yoy)Akhir Periode (%, yoy)

Sumber : BloombergKeterangan :* Inflasi Wholesale Price Index

2010 2011

TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4

2012

AmerikaAmer ikaAmer ikaAmer ikaAmer ika

Amerika Serikat 2,5 4,1 0,1 2,7 2,3 1,1 1,1 1,5 2,7 3,6 3,9 3,0 2,7 1,7 2,0 1,7

Argentina 9,8 8,5 7,2 7,7 9,7 11,0 11,1 10,9 9,7 9,7 9,9 9,5 9,8 9,9 10,0 10,8

Brazil 3,1 4,5 5,9 4,3 5,2 4,5 4,7 5,9 6,3 6,7 7,3 6,5 5,2 4,9 5,3 5,8

Chili 2,7 6,3 8,7 -1,8 0,3 1,2 1,9 3,0 3,4 3,4 3,3 4,4 3,8 2,7 2,8 1,5

Meksiko 4,1 3,8 6,5 3,6 5,0 3,7 3,7 4,4 3,0 3,3 3,1 3,8 3,7 4,3 4,8 3,6

Asia PasifikAsia PasifikAsia PasifikAsia PasifikAsia Pasifik

Australia 3,3 3,0 3,7 2,1 2,9 3,1 2,8 2,7 3,3 3,6 3,5 3,1 1,6 1,2 2,0 2,2

China 2,8 6,5 1,2 1,9 2,4 2,9 3,6 4,6 5,4 6,4 6,1 4,1 3,6 2,2 1,9 2,5

India* 6,7 5,5 6,7 7,2 10,4 10,3 9,0 9,5 9,7 9,5 10,0 7,7 7,7 7,6 8,1 7,2

Jepang 0,3 0,7 0,4 -1,7 -1,1 -0,7 -0,6 0,0 -0,5 -0,4 0,0 -0,2 0,5 -0,2 -0,3 -0,1

Korea Selatan 2,1 3,6 4,1 2,8 2,3 2,6 3,6 3,5 4,1 4,2 3,8 4,2 2,6 2,2 2,0 1,4

ASEAN-6

Indonesia 6,6 6,6 11,1 2,8 3,4 5,1 5,8 7,0 6,7 5,5 4,6 3,8 4,0 4,5 4,3 4,3

Malaysia 3,1 2,4 4,4 1,1 1,4 1,6 1,8 2,1 3,0 3,5 3,4 3,0 2,1 1,6 1,3 1,2

Filipina 4,3 3,9 8,0 4,4 4,4 3,9 3,5 3,1 4,8 5,2 4,7 4,1 2,6 2,8 3,6 2,9

Singapura 0,8 4,4 4,3 0,0 1,6 2,7 3,7 4,6 5,0 5,2 5,5 5,5 5,2 5,3 4,7 4,3

Thailand 3,5 3,2 0,4 3,5 3,4 3,3 3,0 3,0 3,1 4,1 4,0 3,5 3,5 2,6 3,4 3,6

Vietnam 6,6 12,6 19,9 6,5 9,5 8,7 8,9 11,8 13,9 20,8 22,4 18,1 14,2 6,9 6,5 6,8

EropaEropaEropaEropaEropa

Kawasan Euro 1,9 3,1 1,6 0,9 1,4 1,4 1,8 2,2 2,7 2,7 3,0 2,7 2,7 2,4 2,6 2,2

Inggris 3,0 2,1 3,1 2,9 3,2 3,2 3,1 3,7 4,0 4,2 5,2 4,2 3,5 2,4 2,2 2,7

Rusia 9,0 11,9 13,3 8,8 6,5 5,8 7,0 8,8 9,5 9,4 7,2 6,1 3,7 4,3 6,6 6,6

Afr ikaAfr ikaAfr ikaAfr ikaAfr ika

Afrika Selatan 5,8 9,0 9,5 6,3 5,1 4,2 3,2 3,5 4,1 5,0 5,7 6,1 6,0 5,5 5,5 5,7

Page 167:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

L a m p i r a n

155

Tabel 4. Suku Bunga Kebijakan Bank SentralTabel 4. Suku Bunga Kebijakan Bank SentralTabel 4. Suku Bunga Kebijakan Bank SentralTabel 4. Suku Bunga Kebijakan Bank SentralTabel 4. Suku Bunga Kebijakan Bank Sentral

Negara 2006 2007 2008 2009

Posisi akhir periode (%, yoy)Posisi akhir periode (%, yoy)Posisi akhir periode (%, yoy)Posisi akhir periode (%, yoy)Posisi akhir periode (%, yoy)

Sumber : BloombergKeterangan : -

TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4

2010 2011

Amerika

Amerika Serikat (Fed fund rate) 5,25 4,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25

Brazil (Selic rate) 13,25 11,25 13,75 8,75 8,75 10,25 10,75 10,75 11,75 12,25 12,00 11,00 9,75 8,50 7,50 7,25

Chili (Overnite rate) 5,25 6,00 8,25 0,50 0,50 1,00 2,50 3,25 4,00 5,25 5,25 5,25 5,00 5,00 5,00 5,00

Meksiko (Overnite rate) 7,00 7,50 8,25 4,50 4,50 4,50 4,50 4,50 4,50 4,50 4,50 4,50 4,50 4,50 4,50 4,50

Asia PasifikAsia PasifikAsia PasifikAsia PasifikAsia Pasifik

Australia (Cash target rate) 6,25 6,75 4,25 3,75 4,00 4,50 4,50 4,75 4,75 4,75 4,75 4,25 4,25 3,50 3,50 3,00

China (Lending rate) 6,12 7,47 5,31 5,31 5,31 5,31 5,31 5,81 6,06 6,31 6,56 6,56 6,56 6,31 6,00 6,00

India (Reverse repo rate) 6,00 6,00 6,50 4,75 5,00 5,25 6,00 6,25 6,75 7,50 8,25 8,50 8,50 8,00 8,00 8,00

Jepang (O/N Call target) 0,25 0,50 0,50 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10

Korea Selatan (Call rate) 4,50 5,00 3,00 2,00 2,00 2,00 2,25 2,50 3,00 3,25 3,25 3,25 3,25 3,00 3,00 2,75

ASEAN-5

Indonesia (BI rate) 9,75 8,00 9,25 6,50 6,50 6,50 6,50 6,50 6,75 6,75 6,75 6,00 5,75 5,75 5,75 5,75

Malaysia (O/N rate) 3,50 3,50 3,25 2,00 2,25 2,50 2,75 2,75 2,75 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00

Filipina (O/N rate) 7,50 5,25 5,50 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 4,25 4,50 4,50 4,50 4,00 4,00 3,75 3,50

Thailand (Repo rate) 4,94 3,25 2,75 1,25 1,25 1,25 1,75 2,00 2,50 3,00 3,50 3,25 3,00 3,00 3,00 2,75

E ropaE ropaE ropaE ropaE ropa

Kawasan EURO (Refinancing rate) 3,50 4,00 2,50 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,25 1,50 1,00 1,00 1,00 0,75 0,75

Inggris (Bank rate) 5,00 5,50 2,00 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50

Rusia (Refinancing rate) 11,00 10,00 13,00 8,75 8,25 7,75 7,75 7,75 8,00 8,25 8,25 8,00 8,00 8,00 8,25 8,25

Afr ikaAfr ikaAfr ikaAfr ikaAfr ika

Afrika Selatan (Refinancing rate) 9,00 11,00 11,50 7,00 6,50 6,50 6,00 5,50 5,50 5,50 5,50 5,50 5,50 5,50 5,00 5,00

2012

Page 168:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2012

156

Tabel 5. Pertumbuhan Uang BeredarTabel 5. Pertumbuhan Uang BeredarTabel 5. Pertumbuhan Uang BeredarTabel 5. Pertumbuhan Uang BeredarTabel 5. Pertumbuhan Uang Beredar

Negara 2006 2007 2008 2009

Akhir Periode (%, yoy)Akhir Periode (%, yoy)Akhir Periode (%, yoy)Akhir Periode (%, yoy)Akhir Periode (%, yoy)

Sumber : BloombergKeterangan : -

2010 2011

TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4

2012

Amer ikaAmer ikaAmer ikaAmer ikaAmer ika

Amerika Serikat (M2) 5,1 5,9 9,6 3,7 1,5 1,8 2,9 3,3 4,6 6,0 9,7 9,7 9,9 9,2 6,7 7,9

Argentina (M3) 19,4 24,7 14,6 13,0 16,6 25,7 34,8 45,2 39,3 39,1 36,8 30,1 31,9 34,2 35,6 44,6

Brazil (M3) 18,1 17,7 17,5 16,4 15,2 13,0 14,8 15,5 18,4 19,7 18,6 18,9 20,6 20,4 18,8 16,0

Meksiko (M3) 14,1 10,0 14,5 6,7 7,3 10,6 13,1 12,8 12,7 13,3 13,7 16,0 17,5 18,0 16,7 14,5

Asia Pasif ikAsia Pasif ikAsia Pasif ikAsia Pasif ikAsia Pasif ik

Australia (M3) 13,1 22,5 15,4 5,8 5,7 4,6 6,1 10,3 10,0 9,0 9,9 8,1 7,5 9,2 7,6 7,1

China (M2) 16,9 16,7 17,8 27,6 22,5 18,5 19,0 19,7 16,6 15,9 13,0 13,6 13,4 13,6 14,8 13,8

India (M3) 19,3 22,8 19,6 17,2 16,7 14,5 14,7 16,6 16,1 17,1 16,3 15,6 13,0 13,2 13,4 11,2

Jepang (M3) -0,6 0,7 0,7 2,2 2,0 2,2 2,1 1,8 2,0 2,3 2,3 2,6 2,6 2,0 2,1 2,2

Korea Selatan (M3) 9,6 10,6 10,4 8,1 8,9 9,3 7,7 6,9 4,7 4,1 5,7 6,2 8,7 8,5 7,6 7,1

ASEAN-5

Indonesia (M2) 14,9 18,9 14,7 13,0 8,6 12,8 12,5 13,8 16,1 13,1 16,2 16,4 18,8 20,9 18,2 17,4

Malaysia (M3) 12,3 9,5 11,9 9,1 8,7 8,8 8,5 7,0 8,0 12,4 12,5 14,4 14,9 12,7 12,5 8,8

Filipina (M3) 21,4 10,6 15,6 8,3 10,3 10,3 10,5 10,6 10,3 11,4 7,4 6,3 5,6 7,1 7,5 9,8

Singapura (M3) 19,1 14,1 11,6 10,6 8,2 8,4 7,8 8,4 8,6 10,6 11,3 10,1 10,0 6,9 6,5 7,6

Thailand (M2) 8,2 6,3 9,2 6,7 6,1 7,0 9,9 10,9 13,2 16,3 16,2 15,2 13,1 11,1 12,6 10,3

EropaEropaEropaEropaEropa

Kawasan Euro (M3) 9,9 11,5 7,5 -0,3 -0,1 0,3 1,1 1,7 2,2 1,9 2,8 1,5 2,9 3,0 2,6 3,3

Inggris (M4) 12,5 12,3 16,3 6,7 3,6 3,0 1,1 -1,4 -1,3 -0,7 -1,7 -2,6 -4,7 -5,5 -3,8 -1,0

Rusia (M2) 48,8 47,5 1,7 16,3 35,0 33,6 35,0 31,1 26,7 22,7 21,5 22,6 21,2 19,1 14,8 11,9

Afr ikaAfr ikaAfr ikaAfr ikaAfr ika

Afrika Selatan (M3) 22,5 23,6 14,8 1,8 1,6 2,4 5,1 6,9 6,5 6,0 6,8 8,3 6,7 7,0 7,5 5,2

Page 169:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

L a m p i r a n

157

Tabel 6. Surplus/Defisit Keuangan PemerintahTabel 6. Surplus/Defisit Keuangan PemerintahTabel 6. Surplus/Defisit Keuangan PemerintahTabel 6. Surplus/Defisit Keuangan PemerintahTabel 6. Surplus/Defisit Keuangan Pemerintah

Sumber : Moody's Statistical Handbook November 2012Keterangan :Cetak Miring = Proyeksi Moody's Statistical Handbook November 2012*) Menggunakan data Moody's Statistical Handbook November 2011Tanda (-) data tidak tersedia

(% PDB)(% PDB)(% PDB)(% PDB)(% PDB)

AmerikaAmerikaAmerikaAmerikaAmerika

Amerika Serikat -2,8 -2,5 -3,9 -10,9 -9,7 -8,9 -7,3 -4,4

Argentina 1,8 1,1 1,4 -0,6 0,2 -1,7 -1,3 -1,4

Brazil -3,4 -1,8 -1,8 -3,3 -2,8 -3,5 -3,0 -2,6

Chile 7,3 7,8 4,1 -4,2 -0,4 1,3 1,8 1,7

Meksiko -1,5 -1,6 -1,3 -1,9 -2,4 -2,3 -1,9 -1,5

Asia PasifikAsia PasifikAsia PasifikAsia PasifikAsia Pasifik

Australia 2,0 1,6 1,3 -3,5 -5,4 -4,9 -4,3 -1,1

China -0,7 0,6 -0,4 -2,2 -1,7 -1,1 -1,5 -2,0

India -5,4 -4,0 -8,3 -9,4 -6,9 -8,2 -8,5 -8,2

Jepang -3,6 -2,1 -4,1 -10,4 -9,4 -9,8 -10,0 -9,1

Korea Selatan 0,7 3,8 1,5 -1,7 1,4 1,5 0,7 -0,3

ASEAN-6

Indonesia -0,9 -1,3 -0,1 -1,6 -0,7 -1,1 -2,3 -2,0

Malaysia -3,2 -3,1 -4,6 -6,7 -5,4 -4,8 -4,4 -4,1

Filipina -1,1 -1,5 -1,3 -3,7 -3,5 -2,0 -2,5 -2,1

Singapura 0,0 2,8 0,1 -0,3 0,3 0,7 0,4 0,7

Thailand 1,1 -1,7 -1,1 -4,4 -2,6 -0,9 -3,1 -3,5

Vietnam -0,6 -1,0 -1,9 -4,8 -3,4 -4,2 -3,3 -2,9

EropaEropaEropaEropaEropa

Kawasan Euro *) -1,4 -0,7 -2,1 -6,4 -6,2 -4,1 -3,4 -

Inggris -2,7 -2,7 -5,0 -11,4 -10,1 -8,2 -6,9 -6,7

Rusia 8,3 6,8 4,9 -6,3 -3,5 1,6 0,5 0,2

Afr ikaAfr ikaAfr ikaAfr ikaAfr ika

Afrika Selatan 1,0 1,5 -0,6 -4,8 -3,7 -4,2 -4,4 -3,9

Negara 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Page 170:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2012

158

Tabel 7. Neraca BerjalanTabel 7. Neraca BerjalanTabel 7. Neraca BerjalanTabel 7. Neraca BerjalanTabel 7. Neraca Berjalan

Negara 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Sumber : Moody's Statistical Handbook November 2012Keterangan :Cetak Miring = proyeksi Moody's Statistical Handbook November 2012*) Menggunakan data Moody's Statistical Handbook November 2011Tanda (-) data tidak tersedia

(% PDB)(% PDB)(% PDB)(% PDB)(% PDB)

AmerikaAmerikaAmerikaAmerikaAmerika

Amerika Serikat -6,0 -5,1 -4,7 -2,7 -3,0 -3,1 -3,1 -3,1

Argentina 3,6 2,8 2,2 3,6 0,8 0,0 -0,7 -1,1

Brazil 1,3 0,1 -1,7 -1,5 -2,2 -2,1 -2,2 -2,4

Chili 4,6 4,1 -3,2 2,0 1,5 -1,3 -1,8 -1,9

Meksiko -0,6 -1,1 -1,6 -0,6 -0,4 -1,0 -1,0 -1,4

Asia PasifikAsia PasifikAsia PasifikAsia PasifikAsia Pasifik

Australia -5,3 -6,2 -4,3 -4,3 -2,8 -2,2 -4,0 -5,3

China 8,3 10,7 9,3 4,8 4,0 2,8 2,3 2,0

India -1,0 -1,3 -2,3 -2,8 -2,7 -4,2 -3,6 -3,0

Jepang 3,9 4,9 3,3 2,9 3,7 2,0 1,0 1,5

Korea Selatan 1,5 2,1 0,3 3,9 2,9 2,4 2,6 2,7

ASEAN-6

Indonesia 3,0 2,4 0,0 2,0 0,7 0,2 -2,5 -2,6

Malaysia 16,1 15,4 17,1 15,5 11,1 11,0 8,3 7,9

Filipina 4,4 4,8 2,1 5,6 4,5 3,1 2,5 2,2

Singapura 23,6 24,7 14,1 15,7 23,1 22,7 18,6 20,0

Thailand 1,1 6,3 0,8 8,3 3,1 1,7 0,5 1,0

Vietnam -0,3 -9,8 -11,9 -6,8 -4,0 0,2 0,8 -0,9

EropaEropaEropaEropaEropa

Kawasan Euro *) 0,5 0,4 -0,7 -0,1 0,1 -0,1 0,0 -

Inggris -2,9 -2,2 -1,0 -1,2 -2,5 -1,9 -2,3 -1,6

Rusia 9,6 6,0 6,2 4,0 4,8 5,3 4,7 2,6

Afr ikaAfr ikaAfr ikaAfr ikaAfr ika

Afrika Selatan -5,3 -7,0 -7,2 -4,0 -2,8 -3,3 -5,9 -5,8

Page 171:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

L a m p i r a n

159

Tabel 8. Cadangan DevisaTabel 8. Cadangan DevisaTabel 8. Cadangan DevisaTabel 8. Cadangan DevisaTabel 8. Cadangan Devisa

Negara 2006 2007 2008 2009

Akhir periode (Miliar USD)Akhir periode (Miliar USD)Akhir periode (Miliar USD)Akhir periode (Miliar USD)Akhir periode (Miliar USD)

Sumber : Bloomberg, SEKI (untuk Indonesia)Keterangan : Tidak termasuk emasTanda (-) : Data belum keluar

2010 2011

TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4

2012

Amer i kaAmer i k aAmer i k aAmer i k aAmer i k a

Amerika Serikat 54,9 59,5 66,6 119,7 44,4 43,3 46,7 47,5 47,7 48,2 48,1 52,2 46,5 46,0 50,4 50,5

Argentina 30,9 44,7 44,9 47,7 45,5 46,8 46,0 46,5 45,6 45,8 42,2 40,1 40,8 40,0 38,3 36,8

Brazil 85,2 179,4 192,8 237,4 242,6 253,1 275,2 288,6 317,1 335,8 349,7 352,0 365,2 373,9 378,7 378,6

Chili 19,4 16,8 23,2 26,0 25,6 25,2 26,4 27,9 31,5 34,9 37,8 42,0 39,6 40,3 40,1 38,9

Meksiko 76,3 87,1 88,5 90,4 101,3 103,5 108,0 113,6 121,9 129,6 138,0 142,4 150,3 157,3 161,9 163,6

Asia PasifikAsia PasifikAsia PasifikAsia PasifikAsia Pasifik

Australia 53,4 24,8 30,7 39 34,8 37,8 - - - - - - - - - -

China 1.068,5 1.528,0 1.946,0 2.399,2 2.447,1 2.454,3 2.648,0 2.847,3 3.044,7 3.197,4 3.201,7 3.181,2 3.305,0 3.240,1 3.285,1 3.311,6

India 170,7 267,0 245,9 265,2 257,7 256,2 264,5 267,8 273,7 277,1 275,7 262,9 260,1 257,0 260,0 262,0

Jepang 879,7 952,8 982,8 1.033,9 1.015,2 1.009,8 1.051,5 1.035,8 1.041,4 1.061,4 1.122,9 1.220,8 1.210,5 1.195,6 1.198,1 1.193,1

Korea Selatan 238,9 262,2 201,2 273,7 272,3 274,1 289,8 291,6 298,6 304,5 303,4 306,4 316,0 312,4 322,0 327,0

ASEAN-6

Indonesia 41,1 55,0 49,6 60,4 66,1 70,4 80,3 89,7 99,1 112,8 107,4 103,3 103,1 99,4 102,6 105,3

Filipina 20,0 30,2 32,7 40,0 40,7 41,0 53,8 62,4 66,0 69,0 75,2 75,3 76,1 76,1 82,0 83,8

Malaysia 82,1 101,1 91,0 95,6 94,0 93,3 96,6 101,7 109,4 129,8 126,3 128,9 130,9 129,6 132,5 134,9

Singapura 136,3 167,7 174,2 189,6 196,4 200,0 214,7 225,8 234,2 242,3 233,6 237,7 243,6 243,4 252,1 259,3

Thailand 65,3 90,3 108,7 135,5 141,1 140,2 157,1 165,7 174,4 176,6 170,0 165,2 168,8 164,4 172,7 171,1

Vietnam 13,4 23,6 23,8 16,4 13,4 13,7 13,7 12,1 12,2 15,2 15,3 13,5 17,8 20,1 21,7 -

E r o p aE r o p aE r o p aE r o p aE r o p a

Kawasan Euro 197,0 214,9 232,2 283,6 197,2 194,8 206,6 205,6 216,5 211,7 204,6 208,2 208,0 217,8 218,4 219,8

Inggris 40,7 49,0 44,6 55,7 56,7 59,2 48,1 46,6 53,6 57,6 56,6 56,2 58,7 60,8 63,9 64,9

Rusia 295,6 464,4 426 424,8 423,3 448,0 463,7 448,8 456,5 484,0 472,5 454,0 465,7 468,0 476,4 475,3

Af r i kaAf r i kaAf r i kaAf r i kaAf r i ka

Afrika Selatan 23,1 29,6 30,2 35,1 37,6 37,2 36,0 35,4 40,7 41,1 40,4 39,8 41,2 40,1 41,0 41,0

Page 172:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2012

160

Tabel 9. Nilai Tukar Mata Uang Dunia terhadap USDTabel 9. Nilai Tukar Mata Uang Dunia terhadap USDTabel 9. Nilai Tukar Mata Uang Dunia terhadap USDTabel 9. Nilai Tukar Mata Uang Dunia terhadap USDTabel 9. Nilai Tukar Mata Uang Dunia terhadap USD

Negara 2006 2007 2008 2009

Rata-rata Periode Rata-rata Periode Rata-rata Periode Rata-rata Periode Rata-rata Periode

Amer i kaAmer i k aAmer i k aAmer i k aAmer i k a

Argentina (Peso) 3,07 3,12 3,07 3,73 3,84 3,90 3,94 3,97 3,91 4,01 4,08 4,17 4,26 4,13 4,34 4,45 4,61 4,80

Brazil (Real) 2,18 1,95 1,96 2,00 1,80 1,79 1,75 1,70 1,76 1,67 1,60 1,64 1,80 1,68 1,77 1,97 2,03 2,06

Chili (Peso) 530,53 522,28 510,43 559,06 519,08 530,63 510,71 480,05 510,12 481,69 469,21 471,96 511,90 483,69 489,03 496,30 482,32 477,84

Meksiko (Peso) 10,91 10,93 10,72 13,51 12,77 12,57 12,80 12,38 12,63 12,06 11,72 12,34 13,65 12,44 12,97 13,54 13,17 12,95

Asia PasifikAsia PasifikAsia PasifikAsia PasifikAsia Pasifik

Australia (Dollar) 0,75 0,84 0,85 0,79 0,90 0,88 0,91 0,99 0,92 1,01 1,06 1,05 1,01 1,03 1,06 1,01 1,04 1,04

China (Yuan) 7,97 7,61 6,95 6,83 6,83 6,82 6,77 6,66 6,77 6,58 6,50 6,42 6,36 6,46 6,31 6,33 6,35 6,24

India (Rupee) 44,41 41,35 43,49 48,38 45,92 45,67 46,51 44,85 45,74 45,26 44,74 45,78 51,00 46,70 50,30 54,51 55,19 54,15

Jepang (Yen) 116,34 117,80 103,31 93,62 90,71 92,06 85,77 82,55 87,77 82,25 81,57 77,69 77,36 79,72 79,37 80,09 78,62 81,25

Korea Selatan (Won) 955 929 1.101 1.277 1.144 1.166 1.182 1.132 1.156 1.119 1.083 1.085 1.145 1.108 1.131 1.152 1.133 1.090

ASEAN-6

Indonesia (Rupiah) 9.165 9.139 9.697 10.404 9.262 9.115 8.996 8.967 9.085 8.901 8.591 8.614 8.987 8.773 9.082 9.312 9.507 9.646

Malaysia (Ringgit) 3,67 3,44 3,33 3,52 3,37 3,24 3,15 3,11 3,22 3,05 3,02 3,02 3,15 3,06 3,06 3,11 3,12 3,06

Filipina (Peso) 51,26 46,10 44,42 47,63 45,98 45,53 45,22 43,63 45,09 43,79 43,24 42,75 43,44 43,30 43,03 42,77 41,90 41,18

Singapura (Dollar) 1,59 1,51 1,42 1,45 1,40 1,39 1,36 1,30 1,36 1,28 1,24 1,23 1,29 1,26 1,26 1,26 1,25 1,22

Thailand (Bath) 37,91 32,33 33,00 34,33 32,88 32,37 31,62 29,98 31,71 30,53 30,28 30,13 31,00 30,48 30,98 31,28 31,35 30,67

Vietnam (Dong) 15.991 16.083 16.449 17.813 18.780 19.004 19.273 19.494 19.138 20.249 20.694 20.725 20.978 20.662 20.898 20.877 20.865 20.853

E r o p aE r o p aE r o p aE r o p aE r o p a

Kawasan Euro (USD/Euro) 1,22 1,37 1,47 1,39 1,38 1,27 1,29 1,36 1,33 1,37 1,44 1,41 1,35 1,39 1,31 1,28 1,25 1,30

Inggris (Poundsterling) 1,84 2,00 1,85 1,57 1,56 1,49 1,55 1,58 1,55 1,60 1,63 1,61 1,57 1,60 1,57 1,58 1,58 1,61

Rusia (Ruble) 27,17 25,57 24,90 31,76 29,83 30,31 30,60 30,71 30,36 29,23 27,99 29,17 31,22 29,40 30,16 31,07 31,95 31,08

Af r i kaAf r i kaAf r i kaAf r i kaAf r i ka

Afrika Selatan (Rand) 6,77 7,05 8,27 8,42 7,51 7,54 7,32 6,90 7,32 7,00 6,79 7,16 8,11 7,26 7,75 8,13 8,26 8,69

Sumber: Bloomberg, diolahKeterangan: -

20102010

TW1 TW2 TW3 TW4

20112011

2012

TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4

Page 173:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

L a m p i r a n

161

Tabel 10. Nilai Tukar Rupiah terhadap Mata Uang DuniaTabel 10. Nilai Tukar Rupiah terhadap Mata Uang DuniaTabel 10. Nilai Tukar Rupiah terhadap Mata Uang DuniaTabel 10. Nilai Tukar Rupiah terhadap Mata Uang DuniaTabel 10. Nilai Tukar Rupiah terhadap Mata Uang Dunia

Negara 2006 2007 2008 2009

Rata-rata Periode Rata-rata Periode Rata-rata Periode Rata-rata Periode Rata-rata Periode

Amer i kaAmer i k aAmer i k aAmer i k aAmer i k a

Amerika Serikat (Dollar) 9.165 9.139 9.697 10.404 9.262 9.115 8.996 8.967 9.085 8.901 8.591 8.614 8.987 8.773 9.082 9.312 9.507 9.646

Argentina (Peso) 2.981 2.933 3.165 2.798 2.413 2.337 2.283 2.260 2.323 2.219 2.105 2.068 2.111 2.126 2.092 2.092 2.063 2.010

Brazil (Real) 4.213 4.709 5.104 5.221 5.144 5.092 5.143 5.287 5.166 5.340 5.385 5.264 4.987 5.244 5.135 4.737 4.688 4.685

Chili (Peso) 17,3 17,5 19,0 18,6 17,8 17,2 17,6 18,7 17,8 18,5 18,3 18,3 17,6 18,1 18,6 18,8 19,7 20,2

Meksiko (Peso) 840,8 836,3 903,6 769,3 725,4 725,1 703,0 724,1 719,4 738,2 733,2 698,1 658,2 706,9 700,1 687,7 722,1 745,0

Asia PasifikAsia PasifikAsia PasifikAsia PasifikAsia Pasifik

Australia (Dollar) 6.848 7.729 10.996 13.430 10.240 10.358 9.932 9.068 9.900 8.850 8.083 8.206 8.872 8.503 8.604 9.221 9.149 9.289

China (Renminbi) 1.157 1.196 1.397 1.523 1.357 1.337 1.329 1.347 1.342 1.352 1.322 1.342 1.414 1.358 1.440 1.471 1.497 1.545

India (Rupee) 202,4 221,2 223,1 214,8 201,7 199,6 193,4 199,9 198,7 196,7 192,0 188,2 176,2 188,3 180,6 170,8 172,3 178,1

Jepang (Yen) 78,6 77,3 94,4 111,1 102,1 99,0 104,9 108,6 103,7 108,2 105,3 110,9 116,2 110,1 114,4 116,3 120,9 118,7

Korea Selatan (Won) 9,6 9,8 8,9 8,1 8,1 7,8 7,6 7,9 7,9 8,0 7,9 7,9 7,8 7,9 8,0 8,1 8,4 8,8

ASEAN-5

Malaysia (Ringgit) 2.500 2.660 2.907 2.948 2.748 2.813 2.852 2.879 2.823 2.922 2.846 2.853 2.853 2.868 2.967 2.990 3.045 3.156

Filipina (Peso) 179,8 198,4 218,3 218,4 201,4 200,2 198,9 205,5 201,5 203,3 198,7 201,5 206,9 202,6 211,1 217,7 226,9 234,2

Singapura (Dollar) 5.770 6.068 6.843 7.142 6.601 6.558 6.638 6.886 6.670 6.973 6.930 7.025 6.982 6.978 7.186 7.366 7.623 7.888

Thailand (Baht) 241,9 283,1 293,7 302,7 281,7 281,6 284,5 299,1 286,7 291,6 283,7 285,9 289,9 287,8 293,1 297,7 303,2 314,4

Vietnam (Dong) 0,6 0,6 0,6 0,6 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,5 0,5

E r o p aE r o p aE r o p aE r o p aE r o p a

Kawasan Euro (Euro) 11.512 12.524 14.205 14.452 12.815 11.576 11.632 12.177 12.050 12.191 12.370 12.171 12.108 12.210 11.915 11.950 11.894 12.516

Inggris (Pound) 16.888 18.295 17.850 16.220 14.445 13.581 13.952 14.167 14.036 14.269 14.016 13.868 14.127 14.070 14.276 14.739 15.021 15.490

Rusia (Rubbel) 337,4 357,6 389,1 327,2 310,4 300,7 294,0 292,0 299,3 304,5 307,0 295,3 287,9 298,7 301,2 299,7 297,6 310,4

Af r i kaAf r i kaAf r i kaAf r i kaAf r i ka

Afrika Selatan (Rand) 1.361 1.297 1.178 1.240 1.234 1.209 1.229 1.299 1.243 1.272 1.265 1.203 1.108 1.212 1.172 1.146 1.151 1.110

Sumber: Bloomberg, diolahKeterangan: -

20102010

TW1 TW2 TW3 TW4

20112011

2012

TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4

Page 174:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2012

162

Tabel 11. Indeks SahamTabel 11. Indeks SahamTabel 11. Indeks SahamTabel 11. Indeks SahamTabel 11. Indeks Saham

Negara 2006 2007 2008 2009

Rata-rata Periode Rata-rata Periode Rata-rata Periode Rata-rata Periode Rata-rata Periode

Sumber: Bloomberg, diolahKeterangan: -

20102010

TW1 TW2 TW3 TW4

20112011

2012

TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4

Amer i kaAmer i kaAmer i kaAmer i kaAmer i ka

Amerika Serikat (DJIA) 11.408 13.171 11.257 8.870 10.469 10.565 10.390 11.240 10.666 12.025 12.365 11.648 11.799 11.959 12.848 12.761 13.113 13.140

Amerika Serikat (S&P 500) 1.310 1.477 1.222 946 1.124 1.135 1.096 1.205 1.140 1.303 1.318 1.225 1.226 1.268 1.349 1.350 1.401 1.418

Argentina (MERV) 1.746 2.157 1.769 1.628 2.326 2.305 2.400 3.125 2.539 3.496 3.333 3.005 2.589 3.106 2.756 2.300 2.431 2.466

Brazil (BVSP) 38.085 53.189 53.980 52.766 67.975 65.152 66.177 69.802 67.277 67.827 64.378 56.474 56.407 61.271 64.263 58.095 57.569 58.453

Chili (IGPA) 10.802 14.140 13.087 14.265 17.545 18.126 20.838 22.789 19.824 21.912 22.540 20.529 19.910 21.223 21.092 21.212 20.502 20.703

Meksiko (BOLSA) 20.735 29.711 26.774 25.302 32.069 32.358 32.392 36.392 33.303 37.172 35.949 34.683 35.859 35.916 37.792 38.545 40.445 42.114

Asia PasifikAsia PasifikAsia PasifikAsia PasifikAsia Pasifik

Australia (All Ord.) 5.079 6.230 5.043 4.063 4.773 4.637 4.516 4.766 4.673 4.876 4.779 4.344 4.244 4.561 4.318 4.258 4.300 4.517

China (Shanghai) 2.125 4.211 3.057 2.751 3.076 2.761 2.589 2.908 2.833 2.863 2.839 2.608 2.366 2.669 2.343 2.343 2.119 2.088

India (BSE) 11.438 15.535 14.406 13.637 16.916 17.268 18.445 20.098 18.182 18.590 18.618 17.400 16.468 17.769 17.183 16.791 17.625 18.916

Jepang (Nikkei 225) 16.113 17.001 12.148 9.331 10.511 10.346 9.356 9.830 10.011 10.285 9.609 9.246 8.581 9.430 9.295 9.026 8.886 9.209

Korea Selatan (KOSPI) 1.334 1.714 1.534 1.425 1.650 1.692 1.767 1.942 1.763 2.034 2.116 1.938 1.850 1.985 1.974 1.910 1.900 1.938

ASEAN-6

Indonesia (JSX) 1.424 2.176 2.095 1.979 2.624 2.843 3.112 3.647 3.056 3.522 3.791 3.894 3.709 3.729 3.971 4.019 4.113 4.311

Malaysia (KLSE) 956 1.310 1.148 1.080 1.287 1.319 1.387 1.499 1.373 1.525 1.544 1.497 1.459 1.506 1.553 1.580 1.634 1.647

Filipina (PCOM) 2.368 3.426 2.626 2.475 3.035 3.266 3.623 4.176 3.525 3.922 4.255 4.334 4.240 4.188 4.824 5.090 5.249 5.541

Singapura (STI) 2.488 3.372 2.680 2.273 2.831 2.867 2.867 3.183 2.937 3.118 3.125 2.923 2.723 2.972 2.922 2.877 3.027 3.064

Thailand (SET) 719 768 687 583 728 772 883 1.009 848 1.003 1.061 1.061 979 1.026 1.120 1.169 1.228 1.315

Vietnam (Ho Chi Min) 503 1.008 500 426 505 514 472 457 487 484 449 421 392 436 407 448 409 389

E r o p aE r o p aE r o p aE r o p aE r o p a

Kawasan Euro (DJ Stoxx 50) 3.794 4.317 3.323 2.466 2.849 2.736 2.716 2.818 2.780 2.933 2.863 2.382 2.278 2.614 2.474 2.226 2.401 2.543

Inggris (FTSE 100) 5.920 6.405 5.370 4.562 5.431 5.356 5.318 5.760 5.466 5.945 5.905 5.463 5.429 5.686 5.822 5.551 5.744 5.844

Rusia (RTS. $ terms) 1.541 1.978 1.694 997 1.481 1.469 1.468 1.666 1.521 1.929 1.936 1.713 1.445 1.755 1.608 1.428 1.424 1.463

Af r i kaAf r i kaAf r i kaAf r i kaAf r i ka

Afrika Selatan (JSE AS) 21.202 28.234 26.868 23.275 27.542 27.797 27.827 30.979 28.536 32.030 31.866 30.718 31.743 31.589 33.778 33.743 35.113 37.558

Page 175:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

L a m p i r a n

163

Tabel 12. Harga Komoditi DuniaTabel 12. Harga Komoditi DuniaTabel 12. Harga Komoditi DuniaTabel 12. Harga Komoditi DuniaTabel 12. Harga Komoditi Dunia

Akhir Periode Rata-rata

TotalTotalTotalTotalTotal 223,7223,7223,7223,7223,7 231,4231,4231,4231,4231,4 226,5226,5226,5226,5226,5 218,2218,2218,2218,2218,2 184,3184,3184,3184,3184,3 212,4212,4212,4212,4212,4 195,2195,2195,2195,2195,2 215,1215,1215,1215,1215,1 206,1206,1206,1206,1206,1 180,1180,1180,1180,1180,1 227,3227,3227,3227,3227,3 227,8227,8227,8227,8227,8 223,9223,9223,9223,9223,9 203,2203,2203,2203,2203,2 210,4210,4210,4210,4210,4 201,9201,9201,9201,9201,9 212,1212,1212,1212,1212,1 207,4207,4207,4207,4207,4

Indeks

EnergiEnergiEnergiEnergiEnergi

Indeks 123,6 135,2 117,5 109,6 112,3 107,5 89,7 101,8 102,4 99,4 129,8 120,3 112,6 111,7 108,9 97,1 99,1 101,8

Harga spot

Minyak WTI (USD/barrel) 91,4 106,7 95,4 79,2 98,8 103,0 85,0 92,19 91,8 87,3 94,5 102,3 89,5 94,0 103,0 93,3 92,2 88,2

Batubara (USD/ton) 71,2 75,2 79,7 80,2 75,3 65,9 56,1 63,85 68,2 65,0 77,1 78,7 80,0 78,9 70,2 60,3 61,2 66,8

Gas Alam (USD/Mn Btu) 4,2 4,4 4,3 3,7 3,0 2,0 2,7 3,06 3,4 4,4 4,2 4,4 4,1 3,3 2,4 2,3 2,9 3,4

LogamLogamLogamLogamLogam

Indeks 248,3 274,7 248,2 241,4 216,2 235,6 209,8 226,6 229,7 206,9 270,4 258,9 251,0 223,1 236,6 218,0 213,9 225,6

Harga spot

Emas (USD/ounce) 1.421 1.432 1.500 1.624 1.564 1.668 1.597 1.772 1.675 1.227 1.388 1.509 1.706 1.683 1.691 1.612 1.653 1.718

Timah (USD/mt) 26.900 31.800 26.050 20.350 19.200 22.800 18.775 21.800 23.400 20.441 29.916 28.635 24.682 20.912 22.996 20.567 19.280 21.525

Tembaga (USD/mt) 9.600 9.428 9.430 7.019 7.600 8.445 7.685 8.205 7.931 7.558 9.629 9.163 8.993 7.530 8.329 7.829 7.721 7.924

Alumunium (USD/mt) 2.413 2.648 2.532 2.157 2.020 2.126 1.911 2.112 2.073 2.200 2.531 2.618 2.430 2.115 2.219 2.019 1.950 2.073

Nikel (USD/mt) 24.750 26.095 23.425 17.600 18.710 17.825 16.730 18.475 17.060 21.869 26.928 24.191 22.037 18.396 19.709 17.211 16.396 17.024

PanganPanganPanganPanganPangan

Indeks 273,2 264,9 232,6 260,2 195,6 245,5 235,9 262,1 238,2 198,2 254,5 255,7 257,0 232,5 239,2 240,8 267,1 244,9

Harga spot

Jagung (USD/bushel) 5,9 6,7 6,3 5,7 6,3 6,4 6,7 7,3 6,9 5,4 6,4 6,6 7,0 6,1 6,3 6,3 7,9 7,3

Gandum (USD/bushel) 7,1 7,9 6,2 6,1 6,6 6,4 7,1 8,6 8,7 6,3 7,6 8,1 7,1 6,2 6,3 6,1 8,3 8,4

Gula (Cents/pound) 36,2 31,6 31,1 26,3 23,3 24,5 21,5 20,4 19,5 19,6 34,7 23,5 28,7 24,7 24,2 22,0 21,5 19,7

Kedelai (USD/bushel) 13,5 13,9 0,8 11,5 11,8 13,9 15,0 15,6 14,2 10,3 13,5 13,6 13,5 11,6 12,5 14,2 16,9 14,8

Beras (USD/mt) 536,8 515,2 518,1 615,6 580,9 577,1 606,1 590,5 565,5 521,0 526,6 506,4 579,7 597,4 555,2 601,5 583,9 580,3

CPO (USD/mt) 1.164 1.113 3.130 916,6 997,0 1.104 938,9 783 730 856,0 1.198 1.239 1.024 956,0 1.051 1.036 912,1 716,1

Sumber : Bloomberg, IMF, diolahKeterangan :Indeks Harga Komoditi, harga rata-rata 2005 = 100

2011 2012

TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW42010 2010

TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4

20122011

Page 176:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2012

164

Tabel 13. Yield Obligasi Pemerintah Indonesia, Tabel 13. Yield Obligasi Pemerintah Indonesia, Tabel 13. Yield Obligasi Pemerintah Indonesia, Tabel 13. Yield Obligasi Pemerintah Indonesia, Tabel 13. Yield Obligasi Pemerintah Indonesia, PeersPeersPeersPeersPeers, G3 dan Periferal Eropa, G3 dan Periferal Eropa, G3 dan Periferal Eropa, G3 dan Periferal Eropa, G3 dan Periferal Eropa

2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012Tanggal

PenerbitanObligasi

Rata-rata Periode (s/d TW4-12)Rata-rata Periode (s/d TW4-12)Rata-rata Periode (s/d TW4-12)Rata-rata Periode (s/d TW4-12)Rata-rata Periode (s/d TW4-12)

Sumber : Bloomberg, diolahKeterangan :N/A : not available*) Prepayment

Indonesia, sovereignIndonesia, sovereignIndonesia, sovereignIndonesia, sovereignIndonesia, sovereignINDO'17 (coupon = 7,5%) 3-Feb-06 - - - 6,78 6,22 7,92 8,24 4,29 3,75 2,63INDO'14 (coupon = 6,75%) 3-Mar-04 - 7,50 6,85 6,62 6,08 7,46 7,33 3,31 2,66 2,02INDO'15 (coupon = 7,25%) 13-Apr-05 - - 7,27 6,69 6,15 7,70 7,66 3,68 3,11 2,19INDO'16 (coupon = 7,5%) 5-Oct-05 - - 7,33 6,76 6,21 7,80 7,92 3,93 3,38 2,36INDO'35 (coupon = 8,5%) 5-Oct-05 - - 8,23 7,36 6,89 8,58 9,03 6,06 5,73 4,77INDO'37(coupon = 6,75%) 7-Feb-07 - - - - 6,89 8,44 8,72 5,99 5,64 4,74INDO'38(coupon = 6,75%) 17-Jan-08 - - - - - 8,63 9,00 6,10 5,78 4,81INDO'18(coupon = 6.875%) 17-Jan-08 - - - - - 7,96 8,31 4,51 4,03 2,83New INDO'14 (coupon = 10.375%) 26-Feb-09 - - - - - - 7,00 3,35 2,68 1,95INDO'19 (coupon =11.625%) 26-Feb-09 - - - - - - 8,12 4,79 4,35 3,19INDO'20 (coupon =5.875%) 12-Jan-10 - - - - - - - 4,79 4,40 3,30Global Sukuk (coupon = 8,8%) 16-Apr-09 - - - - - - 6,14 3,61 3,00 2,19Samurai bond (coupon = 2,73%) 17-Jul-09 - - - - - - 2,77 2,49 2,03 1,62Korporas iKorporas iKorporas iKorporas iKorporas iPLN (Majapahit Holding) 11-Okt-06 - - - - - - - 5,34 4,61 3,50Bumi Capital 2-Nov-09 - - - - - - - 10,61 9,31 11,81Bakrie Telecom 30-Apr-10 - - - - - - - 10,91 15,78 37,27PT Pertamina 26-Apr-12 - - - - - - - - - 4,22LPEI 19-Apr-12 - - - - - - - - - 3,07PerbankanPerbankanPerbankanPerbankanPerbankanNiaga (CIMB Niaga) 8-Jul-05 - - - - - - - 10,24 N/A*) N/A*)Lippo (CIMB Niaga) 15-Nov-06 - - - - - - - 5,69 N/A*) N/A*)BNI'46 24-Apr-12 - - - - - - - - - 3,81PeersPeru 25-Mar-09 - 8,42 6,87 6,59 5,83 6,09 5,81 4,53 3,86 2,32Filipina 13-Jul-09 8,39 8,70 7,98 6,81 6,10 6,37 5,44 4,78 4,17 2,82Turkey 30-Apr-09 8,19 7,75 6,73 6,82 6,41 6,94 6,18 5,07 4,91 3,96Brazil 15-Apr-10 - - - - - - - 4,76 4,03 2,67G3, G3, G3, G3, G3, SovereignSovereignSovereignSovereignSovereignUS Treasury 15-Nov-10 - 4,21 4,29 4,79 4,54 2,99 3,09 3,20 2,68 1,75Japan Bond 1-Des-10 - - 1,33 1,67 1,46 1,12 1,38 1,17 1,05 0,66German Bond 16-Nov-10 - 4,01 3,31 3,73 4,19 3,78 3,24 2,78 2,59 1,31Periferal EropaPeriferal EropaPeriferal EropaPeriferal EropaPeriferal EropaYunani 4-Mar-10 - - - - - - - 9,13 18,00 23,15Irlandia 14-Jan-10 - - - - - - - 5,88 9,42 6,10Portugal 10-Feb-10 - - - - - - - 5,31 10,77 11,14Spanyol 13-Jan-10 - - - - - - - 4,24 5,18 5,45Italia 25-Feb-10 - - - - - - - 3,99 4,87 4,76

Page 177:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

L a m p i r a n

165

Tabel 16. Indeks Saham SyariahTabel 16. Indeks Saham SyariahTabel 16. Indeks Saham SyariahTabel 16. Indeks Saham SyariahTabel 16. Indeks Saham Syariah

Jakarta Islamic Index (JII) 322 427 454 484 532 474 498 525 518 519 564 554 575 604

Dow Jones Islamic Market Index (DJIM) 1.643 1.966 1.930 1.898 2.126 1.979 2.274 2.317 2.258 2.193 2.235 2.162 2.222 2.267

NegaraTW 1 TW 2 TW 3 TW4

20112009

20102010

Sumber : Bloomberg

Rata-rata periodeRata-rata periodeRata-rata periodeRata-rata periodeRata-rata periode

2012

TW 1 TW 2 TW 3 TW4 TW 1 TW 2 TW 3 TW4

Tabel 15. Penerbitan SukukTabel 15. Penerbitan SukukTabel 15. Penerbitan SukukTabel 15. Penerbitan SukukTabel 15. Penerbitan Sukuk

Total Penerbitan Sukuk 15.773 1.656 6.682 12.002 9.544 6.146 15.340 17.224 14.219 15.581 16.489 18.046 26.621 37.237 37.074 38.496 31.011

Sovereign issued 2.228 837 2.895 3.613 4.672 4.018 8.859 10.758 7.602 10.726 9.154 11.717 16.956 15.123 17.522 26.632 20.848

Quasi sovereign issued 3.827 585 2.305 6.568 2.377 669 3.903 2.827 1.927 888 2.991 756 215 5.965 10.185 2.309 2.415

Corporate issued 9.719 234 1.482 1.821 2.494 1.459 2.578 3.639 4.691 3.967 4.344 5.573 9.451 16.149 8.567 9.555 6.948

Supra National 800 800

Tahun 20082009

TW1 TW2 TW3 TW4

Sumber : Islamic Finance Information Service (IFIS)

Total (Juta USD)Total (Juta USD)Total (Juta USD)Total (Juta USD)Total (Juta USD)

2010 2011 2012

TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4

Tabel 14. Premi CDS Indonesia, Tabel 14. Premi CDS Indonesia, Tabel 14. Premi CDS Indonesia, Tabel 14. Premi CDS Indonesia, Tabel 14. Premi CDS Indonesia, PeersPeersPeersPeersPeers, dan Periferal Eropa, dan Periferal Eropa, dan Periferal Eropa, dan Periferal Eropa, dan Periferal Eropa

Rata-rata Periode (s/d TW4-12)Rata-rata Periode (s/d TW4-12)Rata-rata Periode (s/d TW4-12)Rata-rata Periode (s/d TW4-12)Rata-rata Periode (s/d TW4-12)

2010 2011Premi CDS

Indonesia & Indonesia & Indonesia & Indonesia & Indonesia & PeersPeersPeersPeersPeers

Indonesia 162,39 169,64 166,14

Filipina 157,23 158,62 142,50

Peru 121,52 145,14 129,98

Turkey 166,66 205,26 210,37

Brazil 121,68 132,77 129,78

Periferal EropaPeriferal EropaPeriferal EropaPeriferal EropaPeriferal Eropa

Yunani 693,91 3,154 10.148,00

Irlandia 294,95 706,68 476,93

Portugal 288,99 809,62 864,10

Spanyol 201,15 318,69 427,58

Italia 165,38 301,18 405,49

Sumber : Bloomberg

2012

Page 178:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan IV 2012

166

Page 179:  · ii Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional - Triwulan II 2007 Tulisan dalam buku Perkembangan Ekonomi, Keuangan, dan Kerja Sama Internasional ini

Tim PenyusunPEKKITriwulan IV - 2012

EditorWahyu Pratomo

Tim ProduksiWahyu Pratomo, Ita Vianty, Yassa A. Ganie, Gilang Andrianty, Betty Purbowati Cahyadewi,

dan Ahmad Adi Nugroho

Kontributor Tulisan, Tabel, dan Grafik

Perkembangan Ekonomi Global, Kawasan, dan Individu NegaraPerkembangan Ekonomi Global, Kawasan, dan Individu NegaraPerkembangan Ekonomi Global, Kawasan, dan Individu NegaraPerkembangan Ekonomi Global, Kawasan, dan Individu NegaraPerkembangan Ekonomi Global, Kawasan, dan Individu Negara

M. Firdaus Muttaqin (Perkembangan Ekonomi Global dan Regional); Ita Vianty (Amerika Serikat dan Kawasan

Euro); Gilang Andrianty (Inggris); Ahmad Adi Nugroho (Jepang dan China); Betty Purbowati Cahyadewi (India dan

Korea); Yassa A. Ganie (Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam); Tri Yanuarti (Brazil)

Perkembangan Pasar Keuangan dan Pasar KomoditasPerkembangan Pasar Keuangan dan Pasar KomoditasPerkembangan Pasar Keuangan dan Pasar KomoditasPerkembangan Pasar Keuangan dan Pasar KomoditasPerkembangan Pasar Keuangan dan Pasar Komoditas

Gilang Andrianty (Pasar Saham, Valas, dan Komoditas Global); Tora Erita (Pasar Obligasi Negara dan Pasar Keuangan

Syariah); Pradanu Hadi Nugroho (Pasar Obligasi Korporasi).

Perkembangan Kerja Sama Internasional dan Lembaga InternasionalPerkembangan Kerja Sama Internasional dan Lembaga InternasionalPerkembangan Kerja Sama Internasional dan Lembaga InternasionalPerkembangan Kerja Sama Internasional dan Lembaga InternasionalPerkembangan Kerja Sama Internasional dan Lembaga Internasional

Dadan Gandara (Kerja Sama Regional); Azhari Firmansyah, dan Shinta Fitrianti (Kerja Sama Multilateral).

ArtikelArtikelArtikelArtikelArtikel

Divisi Studi Multilateral, Grup Kerja Sama dan Studi Multilateral, Departemen Internasional (Asesmen Prospek

Ekonomi Global: Pemulihan Ekonomi Global Masih Menghadapi Tantangan Berat).

Lampiran, Tabel, dan GrafikLampiran, Tabel, dan GrafikLampiran, Tabel, dan GrafikLampiran, Tabel, dan GrafikLampiran, Tabel, dan Grafik

Lukmanul Hakim, Azmi U.N, dan Yassa A. Ganie