Upload
others
View
7
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
Overview Perkembangan Ekonomi Internasional
Pemantauan Ekonomi Internasional – Mei 2012
• OUTLOOK EKONOMI GLOBAL
Pertumbuhan output ekonomi global melambat
tipis pada bulan Mei 2012. Menurut data terakhir
Purchasing Manager Index (PMI) yang dihasilkan
dari survei di seluruh dunia, output ekonomi global
turun selama 3 bulan berturut-turut ke posisi
terendah dalam 6 bulan terakhir. Survei yang
dilakukan menunjukkan pertumbuhan PDB dunia
mencapai sebesar 2% per tahun di Quartal II, atau
jauh di bawah kondisi yang terlihat di tahun-tahun
sebelum krisis keuangan 2008. Indeks Output
Semua Industri yang dirilis JP Morgan (The
JPMorgan All-Industry Output Index) menunjukkan
indeks berada di posisi 52,1 pada bulan Mei, atau
mengalami penurunan tipis dari posisi bulan April
yang sebesar 52, 3.
Sumber: Markit, ISM, JPMorgan, HSBC, Ecowin, CIPS, JMMA
Di antara negara-negara ekonomi utama, AS
mengalami pertumbuhan yang begitu cepat, di saat
Euro Area justru mengalami penurunan yang lebih
tajam. Sementara itu Jepang mengalami
perlambatan pertumbuhan atau bahkan cenderung
berhenti, sedangkan China dan Inggris mengalami
pelemahan ekonomi.
Dari sisi pertumbuhan PMI, India menduduki posisi
tertinggi dalam pertumbuhan PMI Manufaktur,
sedangkan Yunani menduduki posisi paling bawah.
Tabel PMI Manufaktur menyoroti adanya
penyimpangan pertumbuhan secara luas. Dari
negara-negara maju, AS dan Kanada muncul sebagai
negara yang tercatat mengalami pertumbuhan yang
kuat secara rata-rata selama 5 bulan pertama tahun
2012. Sementara itu posisi terendah dalam tabel
PMI Manufaktur diduduki oleh negara-negara Euro
Area, dengan Yunani, Spanyol, dan Italia menjadi
negara-negara yang mengalami penurunan ekonomi
paling tajam. China dan Australia juga menjadi
negara-negara yang berada di posisi yang tidak
begitu baik yaitu di posisi tengah ke bawah dari
tabel PMI manufaktur.
Sumber: Markit, ISM, JPMorgan, HSBC, Ecowin, CIPS, JMMA
Nasib kawasan Euro Area terus mendominasi pasar
pemberitaan di bulan Mei 2012. Ketidakpastian
seputar pemilu ulang Yunani pada tanggal 17 Juni
2012, potensi “Grexit” atau keluarnya Yunani dari
Uni Eropa sebagai akibat dari kemenangan pihak-
pihak yang anti penghematan (anti-austerity
parties), serta tanda-tanda semakin cepatnya
kemerosotan ekonomi di Spanyol dan Italia menjadi
headline berita yang memunculkan kekhawatiran
banyak pihak terkait potensi pemulihan ekonomi
dunia. Data PMI menunjukkan bahwa PDB Spanyol
I. OVERVIEW PERKEMBANGAN
EKONOMI INTERNASIONAL
Pertumbuhan Ekonomi Global PMI Persen Perubahan
PDB Tahunan
2,0%
52,1
Indekx Output PMI Global
PDB Global
Pertumbuhan PMI Manufaktur
Inggris
Euro Area
AS
Jepang
China
2
Overview Perkembangan Ekonomi Internasional
Pemantauan Ekonomi Internasional – Mei 2012
dapat turun 0,5% di Q2, sementara Italia
kemungkinan besar akan mengalami penurunan
PDB sebesar 1,0%. Kondisi ini dikhawatirkan
mengancam rencana pengurangan defisit yang akan
dilakukan oleh pemerintah negara-negara Euro
Area.
Sumber: Markit, Ecowin
Bailout 100 miliar Euro untuk bank-bank di Spanyol
mendapat tanda “jempol ke bawah” atau
memperoleh kritik dari pasar. Kondisi tersebut
membuat imbal hasil obligasi Pemerintah Spanyol
mendekati level yang memicu Pemerintah Euro Area
untuk memberikan bailout kepada Yunani, Portugal,
dan Irlandia.
Bailout yang diberikan kepada bank-bank Spanyol
dipandang oleh banyak pihak hanya sebagai
pinjaman yang akan menambah tumpukan utang
pemerintah Spanyol, yang hingga bulan Mei terlihat
tidak dapat lagi melayani masyarakatnya
dikarenakan resesi berkepanjangan yang melanda
negara tersebut dan tingginya biaya pinjaman. Di
sisi lain, Imbal hasil obligasi Italia juga merayap lebih
tinggi dan memunculkan kekhawatiran bahwa Italia
akan mengalami nasib yang kurang lebih sama
dengan Spanyol.
Sumber: Ecowin
Dengan pelemahan yang semakin menyebar dari
kawasan periferi ke kawasan inti Euro Area, PMI
Euro Area jatuh mendekati posisi terendahnya
dalam 3 tahun terakhir yaitu sebesar 0,5%. Situasi
ini sejalan dengan penurunan PDB rata-rata
quartalan yang terjadi di Quartal II 2012. Survei PMI
Bisnis Inggris sementara itu menunjukkan tanda
yang beragam. Pertumbuhan manufaktur menurun
secara jelas seperti halnya yang terjadi di Euro Area,
namun sektor jasa dan konstruksi menunjukkan
pertumbuhan yang berkelanjutan meski dengan
level pertumbuhan sedang.
Sumber: Markit
Sementara itu, untuk AS, data PMI Manufaktur AS
yang baru diluncurkan Markit menunjukkan adanya
pengurangan dalam pertumbuhan produksi di bulan
Mei 2012 ke posisi terendah dalam 3 bulan terakhir.
Kondisi ini terjadi sebagian besar disebabkan oleh
Perekonomian Spanyol
Perekonomian Italia
Imbal Hasil Surat Utang Pemerintah 10 Tahun (dalam persen)
Jerman
Spanyol
Italia
Pertumbuhan Ekonomi Euro Area (PMI Euro Area) (Persen Perubahan PDB)
-1,0%
-0,5%
-0,5%
3
Overview Perkembangan Ekonomi Internasional
Pemantauan Ekonomi Internasional – Mei 2012
stagnasi dalam pesanan ekspor selama 2 bulan
berturut-turut.
Sumber: Markit, Ecowin
Pertumbuhan yang lebih lambat tampaknya telah
memukul proses perekrutan tenaga kerja.
Pertumbuhan lapangan kerja di sektor non-
pertanian misalnya, hanya menunjukkan kenaikan
tipis selama 1 tahun di bulan Mei 2012. Situasi ini
menambah kekhawatiran publik mengenai
perlambatan yang terjadi dalam perekonomian AS.
Sumber: Markit, Ecowin
Inflasi harga input manufaktur mereda pada bulan
Mei, kontras dengan kenaikan yang kuat yang
terjadi beberapa bulan sebelumnya. Penurunan
tersebut mencerminkan harga komoditas yang lebih
rendah dan pemotongan harga yang dilakukan oleh
para pemasok yang sering terjebak dengan
tingginya tingkat stok atas barang-barang mereka
tidak terjual karena lemahnya permintaan. Inflasi
harga konsumen juga menurun di AS, Euro Area,
Inggris dan Cina.
Sumber: Markit, JPMorgan, Ecowin
Terkait dengan tingkat suku bunga, China
memotong tingkat suku bunganya dalam rangka
membantu meningkatkan pertumbuhannya.
Sementara itu, AS, Inggris, dan Euro Area tetap pada
kebijakannya mempertahankan tingkat suku bunga.
Bagaimanapun, masih lemahnya data-data ekonomi
yang terjadi hingga akhir Mei dan krisis
berkepanjangan di Euro Area telah meningkatkan
harapan bagi adanya stimulus lebih lanjut dalam
beberapa waktu ke depan.
Sumber: Markit, ISM, ECB, US Fed, Bank of England
• KONDISI PEREKONOMIAN AS
Memasuki bulan Mei, kondisi yang berbeda begitu
tampak dalam perekonomian AS. Apabila di bulan
April banyak pengamat yang menyatakan bahwa
kondisi perekonomian AS di permulaan Quartal II
2012 memberikan harapan baru dengan berjalan ke
arah yang tepat pasca krisis ekonomi, di bulan Mei,
sebaliknya banyak pengamat yang menyuarakan
Pertumbuhan Manufaktur AS (Indeks Output PMI) (Produksi Manufaktur %)
Lapangan Kerja di AS (Lap. Kerja dalam Juta) (Perubahan Bulanan dalam ribuan)
Indeks Output
Output Manufaktur
Perubahan
bulanan
Level
Inflasi Harga Konsumen (dalam persen)
AS
Inggris
Euro Area
Jepang
China
Tingkat Suku Bunga AS, Inggris, dan Euro Area (% Perubahan) (% Perubahan) (% Perubahan)
Target
the
Fed
Suku
Bunga
Dasar
BoE
Suku
Bunga
Dasar
ECB
4
Overview Perkembangan Ekonomi Internasional
Pemantauan Ekonomi Internasional – Mei 2012
nada yang kurang optimis terhadap perkembangan
perekonomian AS. Kondisi demikian terjadi
terutama disebabkan oleh data PDB terkini AS untuk
Quartal I 2012 yang baru dirilis oleh Biro Analisis
Ekonomi AS berdasarkan perkiraan “ketiga” (the
third estimate). Berdasarkan data tersebut, PDB Riil
AS meningkat rata-rata tahunan sebesar 1,9%, atau
lebih rendah dari 2,2% yang sebelumnya
diperkirakan pada perkiraan “kedua”, atau lebih
rendah lagi dari 3,0% yang diperkirakan pemerintah
pada Quartal IV 2011.
Dari peningkatan PDB Riil sebesar 1,9% tersebut,
Output kendaraan bermotor menambah 1,16% poin
terhadap perubahan PDB Riil di Quartal I setelah
menambah 0,47% poin terhadap perubahan PDB Riil
di Quartal IV 2011. Penjualan akhir komputer turun
0,05% poin terhadap perubahan PDB Riil di Quartal I
setelah menambah 0,12% poin terhadap perubahan
PDB di Quartal IV 2011.
Sementara itu belanja konsumsi pribadi riil (real
personal consumption expenditure) meningkat
sebesar 2,5% di Quartal I 2012 atau 0,4% lebih tinggi
dibandingkan peningkatan sebesar 2,1% yang
terjadi di Quartal I 2011. Penjualan barang tahan
lama (durable goods) meningkat sebesar 13,7%,
atau turun 2,4% dibandingkan dengan peningkatan
sebesar 16,1% yang terjadi di Quartal IV 2011.
Sementara itu, barang tidak tahan lama (non-
durable goods) meningkat sebesar 2,1%, atau 0,3%
lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan
sebesar 0,8% yang terjadi di Quartal IV 2011.
Menurut salah seorang pengamat, angka PDB bukan
merupakan sesuatu yang luar biasa. Meski
demikian, apabila angka tersebut berada di bawah
2%, maka perekonomian AS harus bersiap untuk
kembali menghadapi resesi. Pembacaan final (final
reading) terhadap PDB akan menjadi lebih penting,
karena hal tersebut akan menggambarkan kondisi
perekonomian saat ini yang tidak terlihat begitu
baik.
Banyak dari revisi turun terhadap PDB merupakan
hasil penurunan tajam dalam pengeluaran/belanja
pemerintah, yang hingga saat ini mengalami
penurunan sebesar 3,9% rata-rata tahunan, atau
lebih tajam dari 3,0% seperti yang dilaporkan
sebelumnya. Akibat hal tersebut, perekonomian AS
melambat lebih cepat di Quartal I 2012 dari
perkiraan sebelumnya. Penghematan ala Eropa
telah mulai melanda perekonomian AS.
Meski demikian, di sektor perdagangan, tanda-
tanda perlambatan masih belum memberikan
dampak yang begitu berarti. Sektor ini, berdasarkan
data yang dirilis oleh Biro Sensus AS dan Biro
Analisis Ekonomi AS, menunjukkan kinerja yang
masih cukup baik. Terbukti total ekspor bulan Mei
untuk perdagangan barang dan jasa mencapai
sebesar 183,1 miliar dolar, atau lebih besar 0,4
miliar dolar dibandingkan ekspor bulan April yang
sebesar 182,7 miliar dolar. Sedangkan impor
mencapai sebesar 231,8 miliar dolar, atau 1,6 miliar
dolar lebih kecil dibandingkan impor bulan April
yang sebesar 233,3 miliar dolar.
Sumber: Biro Sensus AS; Biro Analisis Ekonomi AS;
www.tradingeconomics.com
Dari total tersebut, defisit perdagangan barang dan
jasa di bulan Mei mencapai sebesar 48,7 miliar
dolar, atau mengalami penurunan dari 50,6 miliar
dolar yang terjadi di bulan April 2012. Secara lebih
detil, di bulan Mei, defisit perdagangan barang
mengalami penurunan sebesar 1,6 miliar dolar
menjadi 63,5 miliar dolar dibandingkan posisi bulan
April yang sebesar 65,1 miliar dolar.
Ekspor AS
Impor AS
183,1 M
dolar
231,8 M
dolar
5
Overview Perkembangan Ekonomi Internasional
Pemantauan Ekonomi Internasional – Mei 2012
Sementara itu surplus perdagangan jasa di bulan
Mei meningkat 0,3 miliar dolar dibandingkan bulan
April menjadi 14,8 miliar dolar. Ekspor barang di
bulan Mei tidak berubah tetap berada di posisi
130,7 miliar dolar, sedangkan impor barang
mengalami penurunan 1,6 miliar dolar menjadi
194,3 miliar dolar. Sementara itu ekspor jasa
meningkat 0,3 miliar dolar menjadi 52,4 miliar dolar,
sedangkan impor jasa turun 0,1 miliar dolar menjadi
37,5 miliar dolar.
Sumber: Biro Sensus AS; Biro Analisis Ekonomi AS;
www.tradingeconomics.com
Berdasarkan basis tahunan, defisit perdagangan
barang dan jasa meningkat 1,0 miliar dolar dari
bulan Mei 2011 hingga bulan Mei 2012. ekspor naik
7,4 miliar dolar, atau 4,2%, sedangkan impor naik
8,4 miliar dolar, atau turun 3,8%.
Peningkatan ekspor barang di bulan Mei
merefleksikan peningkatan dalam ekspor makanan,
bahan pangan dan minuman (+0,9 miliar dolar),
serta barang modal (+0,7 miliar dolar). Sementara
penurunan terjadi dalam suplai industri dan
material (-0,8 miliar dolar), barang konsumsi (-0,2
miliar dolar), serta kendaraan otomotif, bagian-
bagiannya dan mesin (-0,1 miliar dolar). Barang-
barang lain relatif tidak mengalami perubahan.
Sementara itu, penurunan impor barang di bulan
Mei menggambarkan penurunan dalam suplai
industri dan material (-3,6 miliar dolar), barang
konsumsi (-0,4 miliar dolar), serta makanan, bahan
pangan dan minuman (0,1 miliar dolar). Peningkatan
impor terjadi untuk barang modal (1,4 miliar dolar),
serta kendaraan otomotif, bagian-bagiannya dan
mesin (0,7 miliar dolar). Barang-barang lain
mengalami peningkatan impor sebesar 0,3 miliar
dolar.
Beralih ke sektor tenaga kerja. Di sektor ini, jumlah
orang Amerika yang mencari tunjangan
pengangguran baru di awal bulan Mei mengalami
penurunan dibandingkan bulan April 2012. Di
minggu pertama bulan Mei yang berakhir pada
tanggal 5 Mei, klaim pengangguran (initial claims)
berdasarkan penyesuaian musiman sebesar
367.000, atau terjadi penurunan 1.000 klaim dari
minggu sebelumnya yang sebesar 368.000 klaim.
Rata-rata pergerakan klaim selama 4 minggu di awal
bulan Mei adalah 379.000 klaim, atau mengalami
penurunan sebesar 5.250 klaim dibandingkan
dengan minggu terakhir bulan April yang sebesar
384.250 klaim.
Sementara itu di minggu terakhir bulan Mei yang
berakhir pada tanggal 26 Mei 2012, klaim
pengangguran berdasarkan penyesuaian musiman
sebesar 383.000 klaim, atau terjadi peningkatan
sebesar 10.000 klaim dari minggu sebelumnya
(berakhir tanggal 19 Mei) yang sebesar 373.000
klaim. Rata-rata pergerakan klaim selama 4 minggu
di akhir bulan Mei adalah 374.500 klaim, atau naik
3.750 klaim dibandingkan dengan minggu ketiga
bulan Mei yang sebesar 370.750 klaim
pengangguran.
Minggu
Berakhir
Mei. 5
(lebih
awal)
Apr. 28 Berubah Apr. 21 Thn
Sblmnya
Klaim
Pengangguran
(SA)
367.000 368.000 -1.000 392.000 430,000
Klaim
Pengangguran
(NSA) 338.418 333.476 +4.942 370.632 397.737
Pergerakan
Rata-rata
4 Minggu
(SA) 379.000 384.250 -5.250 382.750 433.500
Minggu
Berakhir
Mei. 26
(lebih
awal)
Mei. 19
Berubah Mei. 12
Thn
Sblmnya
Klaim
Pengangguran
(SA)
383.000 373.000 +10.000 372.000 424.000
Klaim
Pengangguran
(NSA)
341.167 330.431 +10.736 325.094 381.497
Pergerakan
Rata-rata
4 Minggu
(SA)
374.500 370.750 +3.750 375.500 424.000
Sumber: Biro Statistik Tenaga Kerja, Departemen Tenaga Kerja AS
Neraca Perdagangan AS
48,7 M
dolar
Data Asuransi Tenaga Kerja
6
Overview Perkembangan Ekonomi Internasional
Pemantauan Ekonomi Internasional – Mei 2012
Pada bulan Mei 2012, tercatat jumlah orang yang
tidak bekerja (unemployed persons) sebesar 12,7
juta orang, atau mengalami peningkatan sebesar
200.000 orang dibandingkan bulan April. Tingkat
pengangguran di AS berdasarkan data yang dirilis
oleh the U.S. Bureau of Labor Statistics sedikit
mengalami perubahan yakni menjadi 8,2% atau naik
0,1% dari posisi bulan April yang sebesar 8,1%.
Peningkatan lapangan kerja terjadi di sektor
pelayanan kesehatan, transportasi, pergudangan,
dan retail. Sedangkan di sektor konstruksi terjadi
penurunan jumlah lapangan kerja.
Sumber: Biro Statistik Tenaga Kerja, Departemen Tenaga Kerja AS
Di antara kelompok angkatan utama, tingkat
pengangguran untuk laki-laki dewasa tercatat
sebesar 7,8%, wanita dewasa 7,4%, remaja 24,6%,
kulit putih 7,4%, keturunan Hispanic 11,0%, dan
kulit hitam 13,6%. Tingkat pengangguran untuk
orang Asia sebesar 5,2%, tidak disesuaikan secara
musiman.
Sumber: Biro Statistik Tenaga Kerja, Departemen Tenaga Kerja AS
Jumlah pengangguran jangka panjang (yang tidak
bekerja selama lebih dari 27 minggu) di bulan Mei
mengalami kenaikan menjadi 5,4 juta orang
dibandingkan 5,1 juta orang di bulan April. Jumlah
ini tercatat mencapai sebesar 42,8% dari total
pengangguran yang ada.
Tingkat partisipasi tenaga kerja sipil di bulan Mei
meningkat 0,2% poin menjadi menjadi 63,8% dari
63,6% di bulan April. Sedangkan rasio populasi
lapangan kerja sebesar juga naik 0,2% poin menjadi
58,6% dari 58,4% di bulan April. Jumlah orang yang
bekerja paruh waktu untuk alasan ekonomi di bulan
April naik tipis menjadi sebesar 8,1 juta orang.
Mereka melakukan kerja paruh waktu dikarenakan
jumlah jam kerja mereka dipotong atau karena
mereka tidak mendapatkan pekerjaan full time.
Sementara itu lapangan kerja di sektor non-
pertanian di AS mengalami peningkatan tipis
sebesar 69.000 pekerjaan di bulan Mei. Peningkatan
ini terjadi mengikuti pertumbuhan lapangan kerja
sebesar 77.000 yang terjadi di bulan April. Sebagai
perbandingan, rata-rata pertumbuhan bulanan di
Quartal I 2012 adalah sebesar 226.000 lapangan
kerja.
Sumber: Biro Statistik Tenaga Kerja, Departemen Tenaga Kerja AS
Beralih ke produksi industri (industrial production).
Memasuki bulan Mei 2012, produksi industri AS
mengalami penurunan tipis sebesar 0,1% setelah
sebelumnya tumbuh 1,0% di bulan April. Penurunan
tersebut terutama disebabkan oleh penurunan
produksi di sektor manufaktur yang mencapai 0,4%.
Di luar manufaktur, output pertambangan
meningkat 0,9%, sedangkan output
utilitas/pemanfaatan tumbuh sebesar 0,8%. Dengan
Pekerja Sektor Non-Pertanian (dalam ribu)
69.000
Mei-10 Agt-10 Nov-10 Feb-11 Mei-11 Agt-11 Nov-11 Feb-12 Mei-12
Mei-10 Agt-10 Nov-10 Feb-11 Mei-11 Agt-11 Nov-11 Feb-12 Mei-12
Tingkat Pengangguran di AS (Dalam Persen)
8,2%
Pria
Dewasa
Wanita
Dewasa
Remaja Kulit
Putih
Kulit
Hitam
Hispanic
Tingkat Pengangguran Berdasarkan
Kelompok Demografi
7
Overview Perkembangan Ekonomi Internasional
Pemantauan Ekonomi Internasional – Mei 2012
pertumbuhan sebesar 97,3% dari rata-rata tahun
2007, total produksi industri pada bulan Mei
tercatat sebesar 4,7% lebih tinggi di atas level tahun
sebelumnya.
Sumber: US Federal Reserves
Sumber: US Federal Reserves
Kapasitas pemanfaatan untuk total industri juga
mengalami penurunan menjadi 79,0%, atau 0,2%
poin di atas level tahun sebelumnya, tetapi 1,3%
poin di bawah rata-rata jangka panjang (1972-2011).
Sumber: US Federal Reserves
Pada bulan Mei, produksi barang-barang konsumsi
mengalami penurunan sebesar 0,2% setelah
meningkat 1,4% di bulan April. Indeks barang-
barang konsumen tahan lama juga mengalami
penurunan sebesar 1,3%. Tercatat tidak ada barang-
barang dalam kategori utama yang mengalami
kenaikan. Produksi otomotif mengalami penurunan
sebesar 1,9%; output peralatan, perabotan dan
karpet turun 0,5%; sedangkan indeks barang
konsumen lainnya mengalami penurunan sebesar
0,4%.
Output barang konsumsi tidak tahan lama naik tipis
sebesar 0,1%. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan
yang terjadi dalam kategori energi diimbangi oleh
penurunan yang terjadi dalam barang konsumsi
non-energi tidak tahan lama. Peningkatan untuk
indeks konsumsi energi mencerminkan penjualan
listrik yang lebih kuat untuk rumah tangga dan
output yang lebih tinggi untuk bahan bakar.
Sementara itu produksi barang non-energi tidak
tahan lama mengalami penurunan sebesar 0,2%.
Hal tersebut terutama disebabkan oleh penurunan
yang besar dalam produk kertas dan penurunan
tipis produk makanan dan tembakau diimbangi oleh
peningkatan yang besar dalam produk pakaian dan
peningkatan yang kecil dalam produk kimia. Selama
lebih dari 12 bulan terakhir, indeks barang konsumsi
telah meningkat sebesar 2,3%, dengan produksi
barang konsumsi tahan lama meningkat 11,7% dan
output barang produksi tidak tahan lama turun
0,4%.
Di sektor manufaktur, output sektor ini mengalami
penurunan sebesar 0,4% pada bulan Mei setelah
mengalami peningkatan sebesar 0,7% di bulan April.
Indeks manufaktur di bulan Mei sebesar 5,2% di
atas rata-rata tahun sebelumnya. Tingkat operasi
pabrik turun 0,4% poin menjadi 77,6%, atau 1,2%
poin di bawah rata-rata jangka panjangnya.
Output barang tahan lama mengalami penurunan
sebesar 0,5% setelah mengalami peningkatan
sebesar 1,4% di bulan April. Sedangkan Produksi
barang tidak tahan lama kembali mengalami
penurunan sebesar 0,2% di bulan Mei, yang
merupakan penurunan ketiga kalinya berturut-turut
tanpa adanya pertumbuhan.
Untuk sektor pertambangan, output sektor ini
mengalami peningkatan sebesar 0,9% di bulan Mei.
Peningkatan tersebut didukung oleh pertumbuhan
dalam ekstraksi minyak mentah dan pertambangan
batubara. Kapasitas pemanfaatan sektor
pertambangan naik 0,7% menjadi 89,2% atau
meningkat 1,9% poin di atas rata-rata jangka
Des Jan Feb Mar Apr Mei Des Jan Feb Mar Apr Mei
Total Indeks 95,9 96,5 97,0 96,4 97,4 97,3 0,9 0,6 0,4 -0,5 1,0 -0,1 4,7
Estimasi sebelumnya 95,9 96,5 96,9 96,4 97,4 0,8 0,6 0,4 -0,6 1,1
Produksi Industri
2007=100 Persen Perubahan
Apr '11 s.d Apr '122011 2012 2011 2012
Pemanfaatan 79,0%
----- Total
----- Manufaktur
Skala Rasio, 2007 output=100
Kapasitas
Produksi
97,3%
Produksi Industri dan Kapasitas AS
Persen kapasitas
Kapasitas Pemanfaatan AS
8
Overview Perkembangan Ekonomi Internasional
Pemantauan Ekonomi Internasional – Mei 2012
panjangnya. Output pemanfaatan naik 4,5%, setelah
mengalami pelonjakan 5,3% di bulan April. Tingkat
operasi untuk utilitas di bulan Mei naik 0,5% poin
menjadi 76,5%, atau 9,8% di bawah rata-rata jangka
panjangnya.
Berikutnya terkait dengan Indeks Keyakinan
Konsumen (Consumer Confidence Index/CCI). Indeks
yang mengalami penurunan tipis di bulan April
turun lebih jauh di bulan Mei. Indeks saat ini berada
di posisi 64,9 atau menurun cukup jauh dari posisi
bulan April sebesar 68,7. Indeks Situasi Terkini (The
Present Situation Index) juga mengalami penurunan
dari 51,2 menjadi 45,9, demikian pula dengan
Indeks Harapan (The Expectations Index) yang turun
menjadi 77,6 dari sebelumnya 80,4 di bulan April
2012.
Sumber: US Conference Board; www.tradingeconomics.com
Direktur Pusat Penelitian Konsumen, US Conference
Board, Lynn Franco, menyampaikan bahwa di bulan
April, penilaian konsumen kurang positif terhadap
kondisi bisnis terkini dan pasar tenaga kerja.
Konsumen juga lebih pesimis mengenai kondisi
perekonomian jangka pendek. Meski demikian,
konsumen merasa lebih optimis dengan prospek
pendapatan mereka, yang akan membantu
mempertahankan tingkat pengeluaran. Secara
keseluruhan, jeda yang terjadi dalam Indeks Situasi
Terkini dan pelunakan dalam harapan konsumen
menunjukkan bahwa laju pertumbuhan ekonomi di
beberapa bulan ke depan akan berlangsung
moderat.
Penilaian konsumen terhadap kondisi
perekonomian terkini di bulan Mei semakin
menurun. Mereka yang mengklaim bahwa kondisi
bisnis saat ini adalah “baik” turun menjadi 13,6%
dari 15,5%. Sementara mereka yang mengklaim
kondisi bisnis saat ini “buruk” naik menjadi 34,3%
dari 33,2%. Penilaian konsumen terhadap pasar
tenaga kerja kurang menguntungkan. Mereka yang
mengklaim bahwa lapangan kerja masih “banyak”
turun menjadi 7,9% dari 8,4% di bulan April.
Sementara mereka yang menilai bahwa lapangan
kerja “sulit untuk didapatkan” meningkat menjadi
41,0% dari sebelumnya 38,1%.
Konsumen juga sedikit kurang optimis mengenai
prospek perekonomian jangka pendek. Mereka yang
mengharapkan kondisi lapangan usaha membaik
dalam 6 bulan mendatang turun menjadi 16,6% dari
18,5%. Meski demikian, mereka yang
memperkirakan kondisi lapangan usaha akan
memburuk juga turun dari 14,2% menjadi 13,1%.
Outlook konsumen untuk pasar tenaga kerja juga
tidak terlalu positif. Mereka yang memprediksi lebih
banyak lapangan kerja di bulan depan turun
menjadi 15,8% dari 16,9%, sementara mereka yang
memprediksi bahwa lapangan kerja lebih sedikit
meningkat menjadi 21,0% dari sebelumnya 18,4%.
Proporsi konsumen yang mengharapkan adanya
perbaikan dalam pendapatan mereka naik dari
13,9% menjadi 15,2%.
Sejalan dengan Indeks Keyakinan Konsumen yang
mengalami penurunan di bulan Mei, Indeks
Keyakinan Bisnis (the Purchasing Manager
Index/PMI) juga mengalami penurunan. PMI
tercatat sebesar 53,5%, atau mengalami penurunan
tipis sebesar 1,3% poin dari PMI bulan April yang
sebesar 54,8%. Meskipun turun, PMI masih berada
di atas level 50 yang mengindikasikan adanya
ekspansi di sektor manufaktur selama 34 bulan
berturut-turut.
Bulan PMI Bulan PMI
May 2012 53,5 Nov 2011 52,2
Apr 2012 54,8 Okt 2011 51,8
Mar 2012 53,4 Sept 2011 52,5
Feb 2011 52,4 Agt 2011 52,5
Jan 2011 54,1 Jul 2011 51,4
Des 2011 53,1 Jun 2011 55,8
Rata-rata 12 bulan – 53,1
Tertinggi – 55,8
Terendah – 51.4
Indeks Keyakinan Konsumen (CCI)
64,9
Indeks Keyakinan Bisnis (PMI)
9
Overview Perkembangan Ekonomi Internasional
Pemantauan Ekonomi Internasional – Mei 2012
Dari 18 industri manufaktur, 13 industri dilaporkan
mengalami pertumbuhan di bulan Mei, yaitu:
1. produk mineral non-logam;
2. produk furnitur dan produk yang terkait;
3. produk pakaian, kulit, dan produk yang terkait;
4. produk manufaktur lain-lain;
5. produk logam utama;
6. produk peralatan, perlengkapan, dan
komponen listrik;
7. produk logam fabrikasi;
8. produk mesin;
9. produk tekstil;
10. produk kertas;
11. produk komputer dan elektronik;
12. produk percetakan dan aktifitas pendukung;
13. produk kimia.
Sementara itu 4 industri dilaporkan mengalami
kontraksi pada bulan Mei, yaitu:
1. produk plastik dan karet;
2. produk minyak dan batubara;
3. produk makanan, minuman, dan tembakau; dan
4. produk peralatan transportasi.
Indeks Harga untuk bahan mentah mengalami
penurunan menjadi 47,5 di bulan Mei, atau turun
13,5% poin dibandingkan posisi bulan April yang
sebesar 60,1. Kondisi tersebut mengindikasikan
harga yang lebih rendah untuk pertama kalinya
sejak bulan Desember 2011. Indeks Pesanan Baru
(the New Orders Index) melanjutkan tren
pertumbuhannya untuk 37 bulan berturut-turut
dengan mencatatkan pertumbuhan sebesar 60,1%
di bulan Mei. Hal ini menunjukkan adanya
peningkatan sebesar 1,9% poin dari bulan April yang
sebesar 58,2%, dan juga merupakan rekor tertinggi
sejak April 2011.
MANUFAKTUR AS
Maret 2012
Indeks
Seri
Indeks
Mei
Seri
Indeks
April
Persen
Poin
Prbhan
Arahan Tingkat
Prbhan
Tren
(Bln)
PMI 53,5 54,8 -1,3 Tumbuh Lebih
lambat
34
Pesanan
Baru
60,1 58,2 +1,9 Tumbuh Lebih
cepat
37
Produksi 55,6 61,0 -5.4 Tumbuh Lebih
lambat
36
Tenaga
Kerja
56,9 57,3 -0,4 Tumbuh Lebih
lambat 32
Pemasok Pengiriman
48,7 49,2 -0,5 Lebih
cepat
Lebih
cepat
4
Persediaan 46,0 48,5 -2,5 Kontraksi Lebih
cepat
2
Persediaan
Konsumen
43,5 45,5 -2,0 Terlalu
Rendah
Lebih
cepat 6
Harga 47,5 61,0 -13,5 Menurun Dari
naik 1
Backlog
Pesanan
47,0 49,5 -2.5 Kontraksi Lebih
cepat
2
Ekspor 53,5 59,0 -5,5 Tumbuh Lebih
lambat
7
Impor 53,5 53,5 0,0 Tumbuh sama 6
Ekonomi Keseluruhan Tumbuh Lebih
lambat
36
Sektor Manufaktur Tumbuh Lebih
lambat
34
Sumber: Institute for Supply Management
Hal lain yang juga perlu mendapat perhatian adalah
mengenai inflasi. Berdasarkan data yang dirilis Biro
Statistik Tenaga Kerja AS, tingkat inflasi di AS pada
bulan Mei menurut penyesuaian musiman
mengalami penurunan sebesar 0,3%. Selama lebih
dari 12 bulan, indeks semua barang meningkat
sebesar 1,7% sebelum penyesuaian musiman.
Indeks bahan bakar turun 6,8% di bulan Mei yang
menyebabkan penurunan tajam pada indeks energi
dan penurunan pada indeks semua barang. Indeks-
indeks untuk gas alam dan minyak bakar juga
menurun, meskipun indeks listrik meningkat. Indeks
makanan tidak berubah, dengan adanya penurunan
tipis pada indeks makanan rumah tangga yang
mengimbangi peningkatan pada indeks makanan di
luar rumah.
Indeks semua barang dikurangi makanan dan
energi, naik 0,2% pada bulan Mei, yang merupakan
kenaikan ke-3 kalinya berturut-turut. Indeks yang
berkontribusi terhadap peningkatan sebagian besar
hampir sama dengan bulan April, yaitu: perumahan,
perawatan kesehatan, mobil dan truk bekas, tiket
pesawat, dan kendaraan baru. Sedangkan indeks
yang mengalami penurunan yaitu indeks perabotan
rumah tangga dan operasi serta indeks rokok.
10
Overview Perkembangan Ekonomi Internasional
Pemantauan Ekonomi Internasional – Mei 2012
Sumber: Biro Statistik Tenaga Kerja, Departemen Tenaga Kerja AS
• KONDISI PEREKONOMIAN EURO AREA
Perekonomian Euro Area di bulan Mei 2012
mengalami situasi yang tidak jauh berbeda dengan
bulan sebelumnya. Secara umum pertumbuhan
ekonomi masih stagnan seperti yang terjadi di
Quartal I 2012. Tanda-tanda pelemahan masih terus
terlihat meskipun diharapkan tidak terus meluas
dari wilayah periferi ke wilayah inti Euro Area.
Berdasarkan data statistik resmi kedua (second
estimates) yang dirilis Eurostat, PDB Euro Area dan
EU27 relatif stabil dan tidak berubah selama 3 bulan
pertama 2012, dimana pada quartal sebelumnya
terjadi penurunan sebesar -0,3. Dibandingkan
dengan quartal yang sama tahun 2011, PDB Quartal
I 2012 berdasarkan penyesuaian musiman turun
0,1% di Euro Area dan mengalami kenaikan sebesar
0,1% di EU27.
Sumber: Eurostat
Meski terlihat stabil, tidak berubahnya PDB bisa
diartikan bahwa kawasan ini tidak mengalami
pertumbuhan sama sekali, dan itu bukan
merupakan sesuatu yang baik. Terhadap hal ini,
Bank Sentral Eropa berada di bawah tekanan untuk
merangsang kembali perekonomian kawasan ini.
Sumber: Eurostat, Markit
Serangkaian survey yang dilakukan menunjukkan
bahwa meskipun stabil, perekonomian Euro Area
terus mengalami penyusutan. Spanyol bahkan telah
mengakui untuk pertama kalinya bahwa mereka
membutuhkan dana untuk melakukan rekapitalisasi
terhadap bank-bank mereka, meskipun masih
menolak untuk mencari bantuan bail-out secara
formal. Selain itu, data yang dikeluarkan Markit
menunjukkan bahwa output dari perekonomian
swasta di Eropa menyusut pada laju tercepat dalam
hampir 3 tahun terakhir di bulan Mei.
Belanja ritel di seluruh Euro Area juga mengalami
kejatuhan secara jauh lebih cepat dari perkiraan,
dengan penjualan mengalami penurunan sebesar
1,0% pada bulan April 2012 dibandingkan dengan
Maret. Untuk EU27, penjualan turun sebesar 1,1%.
Sumber: Eurostat
2012 2012
Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1
EA17 0,1 0,1 -0,3 0,0 1,6 1,3 0,7 -0,1
EU27 0,2 0,2 -0,3 0,0 1,7 1,4 0,8 0,1
Persen perubahan dibandingkan
quartal sblmnya
Persen perubahan dibandingkan
quartal yang sama tahun sebelumnya
2011 2011
0,0%
Tingkat Inflasi di AS
PDB Euro Area
Volume Perdagangan Retail Euro Area
Euro Area
EU27
11
Overview Perkembangan Ekonomi Internasional
Pemantauan Ekonomi Internasional – Mei 2012
Berdasarkan basis tahunan, indeks penjualan ritel
mengalami penurunan sebesar 2,5% lebih rendah
dibandingkan periode yang sama tahun
sebelumnya. Pesanan industri Jerman turun 1,9%
pada bulan April, yang terutama didorong oleh
penurunan pada bisnis luar negeri.
Para ekonom mengatakan data yang ada
menunjukkan bahwa PDB Euro Area diperkirakan
akan turun 0,5% di Quartal II 2012, setelah stagnan
di Quartal I 2012. Ekonom Markit, Chris Williamson,
menyampaikan banyak perusahaan yang
melaporkan bahwa aktifitas bisnis mereka telah
terkena dampak dari ketidakpastian ekonomi dan
politik yang tinggi di Euro Area, yang diperburuk
dengan melemahnya permintaan baik dari dalam
kawasan maupun dari luar kawasan.
Spanyol dan Italia, dua negara yang tengah
berjuang untuk mempertahankan kepercayaan
pasar keuangan, mengalami penurunan terbesar
dalam output sektor swasta. Kondisi tersebut
muncul diakibatkan oleh program penghematan
mereka yang terus menekan pertumbuhan
ekonomi. Jeremy Cook, Kepala Ekonom pada World
First mengatakan bahwa data-data PMI di Eropa
menjelaskan sesuatu yang sangat jelas akhir-akhir
ini, yaitu bahwa situasi di Eropa akan lebih buruk
sebelum menjadi lebih baik.
Apa yang disampaikan para ekonom di atas
sesungguhnya menggambarkan kondisi umum
perekonomian Euro Area di Quartal II 2012. Namun
demikian, yang menarik ialah data-data
perdagangan sepertinya memberikan gambaran
yang berbeda dengan apa yang disampaikan oleh
para ekonom tersebut.
Memasuki bulan Mei, berdasarkan estimasi awal
yang dirilis Eurostat, untuk kawasan Euro Area
(EA17) di bulan Mei 2012, perdagangan barang
Euro Area dengan negara-negara lain di dunia
tercatat mengalami surplus sebesar 6,9 miliar Euro.
Capain ini jauh lebih baik dibandingkan dengan
defisit 1,2 miliar Euro yang dicatatkan pada bulan
Mei 2011. Nilai surplus ini juga lebih baik
dibandingkan dengan surplus sebesar 3,7 miliar
Euro yang terjadi pada bulan April 2012. Di bulan
Mei 2012 dibandingkan dengan April 2012, ekspor
berdasarkan penyesuaian musiman mengalami
peningkatan sebesar 0,3%, sedangkan impor turun
sebesar 0,9%.
Sumber: Eurostat
Untuk EU27, estimasi awal yang dirilis Eurostat
menyatakan bahwa neraca perdagangan barang
kawasan ini mengalami defisit sebesar 3,8 miliar
Euro di bulan Mei 2012, atau jauh lebih baik
dibandingkan dengan defisit 14,5 miliar Euro yang
terjadi di bulan Mei 2011. Angka ini juga jauh lebih
baik dari kondisi bulan April 2012 dimana defisit
mencapai -12,6 miliar Euro (-17,1 miliar Euro di
bulan April 2011). Di bulan Mei 2012 dibandingkan
dengan April 2012, ekspor berdasarkan
penyesuaian musiman mengalami peningkatan
sebesar 1,7%, sedangkan impor turun sebesar 1,7%.
Sumber: Eurostat
Neraca Perdagangan Euro Area (Mei 2012)
Neraca perdagangan
Impor
Ekspor
Neraca Perdagangan EU27
Neraca perdagangan
Impor
Ekspor
Ekspor 157,6
M Euro
Impor 150,7
M Euro
Surplus 6,9 M Euro
Defisit -3,8 M Euro
12
Overview Perkembangan Ekonomi Internasional
Pemantauan Ekonomi Internasional – Mei 2012
Sumber: Eurostat
Beralih ke sektor tenaga kerja. Untuk sektor ini, data
berdasarkan penyesuaian musiman yang
dikeluarkan oleh Eurostat mencatat bahwa tingkat
pengangguran di Euro Area pada bulan Mei
mencapai sebesar 11,1%, atau naik 0,1%
dibandingkan bulan April 2012 yang sebesar 11,0%.
Dibandingkan bulan Mei 2011, angka tersebut lebih
tinggi dimana pada bulan tersebut, tingkat
pengangguran tercatat sebesar 10,0%.
Untuk EU27, tingkat pengangguran mencapai 10,3%
di bulan Mei 2012, atau mengalami kenaikan
sebesar 0,1% dibandingkan bulan April 2012 yang
sebesar 10,2%.. Namun dibandingkan dengan bulan
Mei 2011, tingkat pengangguran lebih tinggi karena
di bulan Mei 2011, tingkat pengangguran hanya
sebesar 9,5%.
Sumber: Eurostat
Sumber: Eurostat
Eurostat memperkirakan bahwa sebanyak
24.868.000 laki-laki dan perempuan di EU27,
diantaranya 17.561.000 berada di kawasan Euro
Area, dalam kondisi tidak mempunyai pekerjaan
pada bulan Mei 2012. Dibandingkan dengan April
2012, jumlah pengangguran mengalami
peningkatan sebesar 151.000 orang di EU27 dan
88.000 orang di Euro Area. Dibandingkan dengan
bulan Mei 2011, jumlah pengangguran naik
1.952.000 orang di EU27 dan 1.820.000 orang di
Euro Area.
Di antara negara-negara anggota, tingkat
pengangguran terendah tercatat di Austria (4,1%),
Belanda (5,1%), Luksemburg (5,4%), dan Jerman
(5,6%). Sementara yang tertinggi terjadi di Spanyol
(24,6%), dan Yunani (21,9% pada Maret 2012).
Sumber: Eurostat
Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, tingkat
pengangguran turun di 8 negara anggota,
meningkat di 18 negara anggota, dan stabil di
Hungaria. Penurunan terbesar tercatat terjadi di
Estonia (13,6% menjadi 10,9% antara Q1-2011 dan
Q1-2012), Lithuania (15,7% menjadi 13,7%), dan
Latvia (17,1% menjadi 15,3% antara Q1-2011 dan
Q1-2012). Sementara itu kenaikan tertinggi tercatat
di Yunani (15,7% menjadi 21,9% antara Maret 2011-
Maret 2012), Spanyol (20,9% menjadi 24,6%), dan
Siprus (7,5% menjadi 10,8%).
Mei '11 Nov '11 Des '11 Jan '11 Feb '12 Mar '12 Apr '12 Mei '12
EA17 10 10,6 10,7 10,8 10,8 11 11,0 11,1
EU27 9,5 10 10,0 10,1 10,1 10,2 10,2 10,3
Perdagangan Euro Area dan EU27
Perdagangan EA17 (data non-penyesuaian musiman) Miliar Euro
Ekspor Ekstra-EA17
Impor Ekstra-EA17
Neraca Ekstra-EA17
Intra-EA17
Ekspor Ekstra-EA17
Impor Ekstra-EA17
Neraca Ekstra-EA17
Intra-EA17
Tingkat Pengangguran Euro Area dan EU27
11,1%
10,3%
EU27
Euro Area
Tingkat Pengangguran di Euro Area (per negara) April 2012
Perdagangan EU27 (data non-penyesuaian musiman) Miliar Euro
13
Overview Perkembangan Ekonomi Internasional
Pemantauan Ekonomi Internasional – Mei 2012
Antara Mei 2011 dan Mei 2012, tingkat
pengangguran untuk laki-laki naik dari 9,8% menjadi
10,9% di Euro Area dan naik dari 9,5% menjadi
10,3% di EU27. Tingkat pengangguran wanita juga
naik dari 10,3% menjadi 11,3% di Euro Area dan dari
9,6% menjadi 10,4% di EU27.
Berikutnya terkait dengan produksi industri
(industrial production). Berdasarkan data resmi yang
dirilis oleh Eurostat, produksi industri Euro Area
menurut penyesuaian musiman turun 1,1% di bulan
April 2012. Sedangkan untuk EU27, produksi
industri turun 0,7%. Di bulan Maret 2012, produksi
turun 0,1% di EA17 dan 0,2% di EU27. Pada April
2012, dibandingkan dengan periode yang sama
tahun 2011, produksi industri turun 2,3% di Euro
Area dan 1,7% di EU27.
Menginjak bulan Mei 2012, Eurostat merilis data
produksi industri berdasarkan penyesuaian
musiman, dimana pada bulan tersebut, produksi
industri Euro Area tumbuh sebesar 0,6%. Sedangkan
untuk EU27, produksi industri juga tumbuh sebesar
0,5%. Kondisi ini menunjukkan adanya perbaikan
setelah di bulan April 2012, produksi turun sebesar
1,1% di EA17 dan 0,7% di EU27. Pada Mei 2012,
dibandingkan dengan periode yang sama tahun
2011, produksi industri turun 2,8% di Euro Area dan
2,3% di EU27.
Sumber: Eurostat
Pertumbuhan sebesar 0,6% tersebut sesungguhnya
jauh lebih kuat dari yang diperkirakan, namun itu
hanya membalikkan sebagian dari penurunan 1,1%
yang terjadi di bulan April 2012. Pada akhirnya,
kondisi tersebut membuat output menjadi 0,5%
lebih rendah dibandingkan akhir Quartal I 2012.
Selain itu, peningkatan yang terjadi pada bulan Mei
hanya peningkatan ke-2 yang terlihat sepanjang 9
bulan terakhir. Hal itu berarti bahwa produksi saat
ini masih 2,8% lebih rendah dibandingkan tahun
lalu, atau merupakan penurunan rata-rata tahun
tertajam yang terjadi sejak tahun 2009.
Meskipun menunjukkan pertumbuhan, namun
pertumbuhan produksi industri, menurut Markit,
terlihat terlalu kecil untuk dapat mencegah sektor
ini menjadi penghambat bagi pertumbuhan
ekonomi sepanjang Quartal II 2012 secara
keseluruhan. Terlebih berdasarkan hasil survei
bisnis untuk bulan Juni 2012, produksi industri
menunjukkan adanya pelemahan baru.
Di bulan Juni, berdasarkan hasil survei bisnis seperti
PMI, tantangan di sektor manufaktur masih begitu
besar. Produksi kembali dikurangi secara tajam
dalam rangka merespon turunnya pesanan. Sektor
ini terlihat akan mengalami kontraksi pada tingkat
yang paling tajam dalam tiga tahun terakhir di
sepanjang Quartal II. Dengan sektor jasa/pelayanan
juga dilaporkan mengalami penurunan tajam dalam
kegiatannya selama kuartal kedua, banyak
pengamat memperkirakan bahwa PDB Euro Area
kemungkinan akan turun sebesar -0,6% dalam tiga
bulan hingga bulan Juni 2012.
Terhadap kondisi tersebut, anggapan yang yang
berkembang ialah bahwa penurunan akan bertahan
selama beberapa waktu. Pemotongan terakhir suku
bunga oleh Bank Sentral Eropa diharapkan akan
dapat membantu meningkatkan bisnis dan
kepercayaan konsumen serta pinjaman dalam
memasuki Quartal II tahun 2012.
Namun demikian, terdapat kemungkinan bahwa
faktor terbesar yang menghambat pengeluaran
perusahaan dan rumah tangga, serta investasi
khususnya, adalah tingkat ketidakpastian yang tinggi
yang sedang berlangsung terkait dengan krisis utang
di kawasan tersebut. Sampai ketidakpastian ini
hilang, tampaknya tidak akan ada pertumbuhan
yang dapat didorong untuk mengimbangi efek
negatif dari penghematan. Situasi ini menunjukkan
bahwa wilayah Euro Area kemungkinan akan
Des '11 Jan '11 Feb '12 Mar '12 Apr '12 Mei '12
Total Industri -0,8 -0,2 0,7 -0,1 1,1 0,6
Total Industri -0,6 -0,1 0,3 -0,2 -0,7 0,5
EA17
EU27
Produksi Industri Euro Area dan EU27
Markit Indeks Output PMI % Perubahan Tahunan Eurostat
Markit Indeks Output PMI EA
Produksi Industri Eurostat
0,6%
14
Overview Perkembangan Ekonomi Internasional
Pemantauan Ekonomi Internasional – Mei 2012
mengalami kontraksi lagi setidaknya di Quartal III
2012.
Kenaikan produksi industri di bulan Mei 2012
sejalan dengan naiknya derajat optimisme
konsumen di Eropa terhadap kondisi perekonomian
kawasan tersebut dan kondisi keuangan mereka
secara keseluruhan, meskipun tidak secara penuh.
Hal tersebut juga diperkuat dengan kenaikan Indeks
Keyakinan Konsumen (Consumer Confidence
Index/CCI).
Menurut data yang dirilis oleh Komisi Eropa, Indeks
Keyakinan Konsumen di bulan Mei 2012 untuk EU27
meningkat menjadi -19,4 dari -20,2 di bulan April
2012. Sedangkan untuk Euro Area meningkat
menjadi -19,3 dari -19,9. Angka ini masih di atas
prediksi para ekonom yang sebelumnya
memperkirakan bahwa penurunan Indeks
Kepercayaan Konsumen hanya akan sampai ke level
-19.
Sumber: Komisi Eropa
Berbanding terbalik dengan Indeks Keyakinan
Konsumen, Indeks Keyakinan Bisnis (the Purchasing
Manager Index/PMI) di Euro Area mengalami
penurunan, bahkan lebih buruk dari bulan April
2012. Berdasarkan penyesuaian musiman, Indeks
Manufaktur PMI Euro Area yang dirilis Markit untuk
bulan Mei menyatakan bahwa PMI jatuh ke posisi
45,1 dari 45,9 di bulan April, yang merupakan posisi
terendah dalam 3 tahun terakhir dan terlihat
terakhir kali di pertengahan tahun 2009. Indeks ini
hanya sedikit berbeda dari estimasi awal sebesar
45,0. Headline PMI telah memberi sinyal bahwa
output dan pesanan baru telah turun semakin tajam
dan berpotensi terhadap hilangnya jumlah
pekerjaan di waktu yang akan datang.
Selain itu, PMI di bulan Mei juga mengindikasikan
bahwa pelemahan di sektor manufaktur yang
disebabkan oleh melemahnya output, permintaan
dan tenaga kerja tidak lagi hanya terbatas pada
kawasan periferi tetapi sudah menyebar ke kawasan
inti Euro Area.
Sumber: Markit
Sebagai contoh, PMI Jerman, Perancis dan Spanyol
semua turun ke posisi terendah sejak pertengahan
2009. Sedangkan Belanda, PMI-nya juga
berkontraksi pada tingkat yang lebih cepat dalam 5
bulan terakhir. Tingkat kontraksi sedikit melonggar
di negara-negara bukan inti (non-core), seperti Italia
dan Yunani, namun tetap lebih tajam dibanding
rata-rata Euro Area. Yunani keluar dari dasar tabel
PMI Eropa untuk pertama kali sejak Januari 2008,
dan posisinya digantikan oleh Spanyol. Hanya PMI
Irlandia yang bisa berekspansi meskipun tipis di
bulan Mei. Sedangkan Austria PMI-nya tergelincir
mendekati stagnan dan semua negara yang
tercakup dalam survei, PMI-nya mengalami
kontraksi.
Indeks Keyakinan Bisnis Euro Area
Irlandia 51,2 tertinggi dalam 2 bulan
Austria 50,2 terendah dalam 2 bulan
Belanda 47,6 terendah dalam 5 bulan
Jerman 45,2 terendah dalam 35 bulan
Italia 44,8 tertinggi dalam 2 bulan
Perancis 44,7 terendah dalam 36 bulan
Yunani 43,1 tertinggi dalam 8 bulan
Spanyol 42,0 terendah dalam 36 bulan Sumber: Markit
Terkait situasi ini, produsen manufaktur melaporkan
melemahnya permintaan baik itu dari domestik
Indeks Keyakinan Konsumen Euro Area dan EU27
-19,4
-19,3
Keseimbangan %
Rata-rata jangka
panjang EU
PMI Manufaktur Euro Area
45,1
15
Overview Perkembangan Ekonomi Internasional
Pemantauan Ekonomi Internasional – Mei 2012
maupun luar negeri. Pesanan ekspor baru (new
export orders) turun pada tingkat yang terbesar
sejak November 2011, mencerminkan pertumbuhan
ekonomi global yang lebih lambat dan sangat
mempengaruhi volume perdagangan intra-Euro
Area. Jerman, Spanyol, dan Yunani semuanya
melaporkan penurunan spesifik dalam Pesanan
ekspor baru mereka. Irlandia menjadi satu-satunya
negara yang melaporkan adanya peningkatan dalam
total pesanan dan bisnis ekspor baru (new export
business).
Sumber: Eurostat; Markit
Terakhir terkait dengan inflasi. Inflasi tahunan Euro
Area di bulan Mei tercatat sebesar 2,4% atau turun
dari posisi bulan April yang sebesar 2,6%. Pada
tahun sebelumnya, inflasi tercatat sebesar 2,7%.
Inflasi bulanan tercatat sebesar -0,1% di bulan Mei
2012. Inflasi tahunan EU27 sebesar 2,6% di bulan
Mei, atau turun dari posisi bulan April sebesar 2,7%.
Pada tahun sebelumnya, inflasi tercatat sebesar
3,2%.
Di negara-negara anggota UE, inflasi terendah pada
bulan Mei terjadi di Swedia dan Yunani (masing-
masing 1,5%), serta Bulgaria (1,8%). Sementara
inflasi tertinggi tercatat di Hungaria (5,4%), Estonia
(4,1%), serta Siprus dan Malta (3,7%). Dibandingkan
dengan bulan April 2012, inflasi tahunan turun di 20
negara anggota, stabil di 3 negara dan naik di 3
negara anggota. Sedangkan inflasi rata-rata
terendah selama 12 bulan hingga Mei 2012 tercatat
di Swedia (1,1%), Irlandia (1,5%), dan Yunani (2,1%).
Sementara inflasi tertinggi dialami oleh Estonia
(4,7%), Hungaria (4,5%) dan Slovakia (4,1%).
Untuk Auro Area, komponen utama inflasi dengan
rata-rata tahunan tertinggi di bulan April 2012
adalah alkohol dan tembakau (4,7%), perumahan
(4,0%), dan transportasi (3,7%). Sedangkan rata-rata
tahunan terendah yaitu komunikasi (-3,3%),
pendidikan (0,7%), dan rekreasi dan budaya (1,3%).
Sumber: Eurostat
Untuk sub indeksnya, bahan bakar untuk
transportasi (+0,22% poin), gas (+0,12%), serta
tembakau dan listrik (+0,09%) merupakan
komponen yang memiliki kontribusi paling tinggi
terhadap inflasi. Sedangkan yang paling rendah
kontribusinya adalah telekomunikasi (-0,19%), serta
peralatan audiovisual, mobil dan persewaan sebesar
-0,06%.
Komponen utama inflasi dengan rata-rata bulanan
tertinggi di bulan Mei yaitu alkohol dan tembakau
(0,4%), dan peralatan rumah tangga serta hotel dan
restoran (0,2%). Sedangkan yang terendah yaitu
transportasi (-1,0%), dan komunikasi (-0,6%). Untuk
sub indeksnya, buah-buahan (+0,03% poin), serta
restoran, cafe dan listrik (+0,02%) merupakan
komponen yang memberikan kontribusi paling
tinggi terhadap inflasi. Sebaliknya, bahan bakar
transportasi (-0,15%), transportasi udara, minyak
pemanas, sayuran dan paket liburan (masing-
masing sebesar -0,02 menjadi komponen yang
memberikan kontribusi terendah terhadap inflasi.
• KONDISI PEREKONOMIAN CHINA
Melanjutkan koreksi tajam yang terjadi pada
perekonomian China di bulan April 2012, memasuki
bulan Mei, data-data ekonomi yang dirilis
memberikan gambaran bahwa perekonomian China
masih melambat. Hanya saja data di bulan Mei
ternyata belum menjadi bencana seperti yang
diperkirakan sebelumnya oleh pasar, terutama
Inflasi Tahunan (%) Euro Area Mei 2012
Negara Anggota EU di luar Euro Area Output Manufaktur Euro Area
16
Overview Perkembangan Ekonomi Internasional
Pemantauan Ekonomi Internasional – Mei 2012
setelah Pemerintah China secara mengejutkan
menurunkan tingkat suku bunganya.
Banyak pengamat yang sebelumnya memperkirakan
bahwa China kembali akan melakukan pelonggaran
secara masif dan memberlakukan kembali stimulus
fiskal. Namun pada kenyataannya, berdasarkan apa
yang disampaikan oleh salah satu pejabat
Pemerintah China, hal tersebut tidak akan terjadi.
Di saat ekonomi masih lemah, menurut pejabat
tersebut, pelonggaran lebih lanjut terutama yang
bersifat masif dalam kondisi saat ini bukanlah solusi
yang tepat dan sudah seharusnya tidak
dipertimbangkan lagi.
Apa yang disampaikan oleh pejabat pemerintah
China tersebut sejalan dengan pandangan beberapa
pengamat ekonomi China. Menurut mereka, masih
melambatnya perekonomian China – yang mungkin
juga bisa dikatakan sudah mengalami hard landing –
tidak akan secara otomatis membuat Pemerintah
China memberlakukan kembali pelonggaran
ekonomi dan stimulus fiskal. Di bulan Mei, laju
perlambatan ekonomi tampaknya sudah mulai
berkurang atau telah dimoderasi. Selain itu, China
juga tampaknya telah belajar dari dampak-dampak
yang timbul dari pelonggaran sebelumnya,
terutama dalam hal kredit. Kalaupun akan ada
pelonggaran dan stimulus fiskal lagi, pertanyaannya
adalah seberapa besar, seberapa efektif dan kapan
kedua hal tersebut akan dilaksanakan.
Baru-baru ini tampaknya ada sebuah konsensus
menarik yang muncul yang memperkirakan bahwa
stimulus berikutnya (apabila ada) akan lebih kecil
dari stimulus yang terakhir. Setelah semua yang
terjadi, banyak permasalahan yang dihadapi
ekonomi Cina saat ini merupakan akibat langsung
dari stimulus, atau diperburuk oleh stimulus yang
terakhir.
Salah satu konsekuensi yang tidak diinginkan, tentu
saja, adalah gelembung real estat. Dalam pikiran
banyak orang, satu putaran 4 triliun Renminbi
stimulus akan memicu putaran lain inflasi dan
reflasi gelembung real estat. Dengan demikian, tak
seorang pun mengharapkan jumlah stimulus yang
sama mendekati 4 triliun Renminbi. Pada
kenyataannya, bahkan Pemerintah China
tampaknya tidak memiliki rencana terkait dengan
pelonggaran dan stimulus fiskal.
Data-data ekonomi yang rilis di bulan Mei terlihat
tidak cukup buruk meskipun masih menunjukkan
tanda-tanda pelemahan. Penjualan ritel dan
produksi industri keduanya memang agak
mengecewakan, namun tidak jauh lebih buruk dari
yang diperkirakan pasar. Investasi aset tetap
tumbuh sejalan dengan ekspektasi pasar. Di sisi lain,
data perdagangan justru menghadirkan kejutan
berupa peningkatan, dengan ekspor dan impor
tumbuh melebihi perkiraan.
Pasar tenaga kerja China begitu ketat disebabkan
oleh banyak perusahaan berjuang untuk mengisi
pos-pos yang kosong dalam perusahaannya. Kredit
macet perbankan sekitar 1,1%, masih jauh di bawah
rata-rata internasional. Ada ruang bagi Bank Sentral
untuk memotong bunga pinjaman untuk
berkompromi dengan pertumbuhan dan
keuntungan perusahaan. Namun disampaikan oleh
Pemerintah China, aksi kebijakan yang berlebihan
seharusnya dihindari.
Meskipun demikian, bukan berarti tidak akan ada
stimulus sama sekali. Para ekonom memprediksikan
jika sama sekali tidak ada stimulus, dengan rencana
keluarnya Yunani dari Uni Eropa (Greexit) di depan
mata, pertumbuhan ekonomi China diprediksikan
akan turun hingga mencapai 6,4% YoY. Angka ini
pun masih merupakan angka yang terlalu optimis.
Dengan ketergantungan yang besar terhadap
investasi aset tetap sebagai pendorong
pertumbuhan, melambatnya pertumbuhan
investasi aset tetap dapat dengan mudah
memperlambat perekonomian secara keseluruhan
hingga di bawah level 7%. Belum lagi dengan tingkat
pembangunan ekonomi yang berlebih, dimana ada
kemungkinan investasi aset tetap terus menurun,
kondisi tersebut dapat berarti pertumbuhan negatif
bagi perekonomian China jika tidak ada stimulus.
Dari sisi pertumbuhan ekonomi, secara riil, seperti
yang telah dilaporkan oleh Biro Statistik Nasional
China, PDB China di Quartal II 2012 tumbuh sebesar
7,6% YoY, dan merupakan kecepatan yang paling
lambat dalam 3 tahun terakhir. Kondisi ini
mengkonfirmasikan perkiraan sebelumnya yang
memperkirakan bahwa perekonomian China sedang
mengalami lintasan menurun dan meninggalkan
tahun-tahun penuh pertumbuhan. PDB tersebut
menandai penurunan pertumbuhan ekonomi secara
quartalan selama 6 kali berturut-turut. Para analis
mulai menilai apakah data yang dirilis di Quartal II
2012 merupakan data terendah atau hanya
kelanjutan dari siklus penurunan ekonomi.
17
Overview Perkembangan Ekonomi Internasional
Pemantauan Ekonomi Internasional – Mei 2012
Sumber: Biro Statistik Nasional China
Lintasan ekonomi merupakan hal yang sangat
penting bagi para investor dalam menghadapi
perlambatan ekonomi yang terjadi tidak hanya di
China, namun juga di seluruh kelompok BRIC (Brazil,
India, Rusia, dan China). Kelompok BRIC,
sebagaimana diketahui, apabila digabungkan
kekuatan ekonominya akan menjadi generator
terbesar pembangunan ekonomi dunia.
Seorang ekonom pada IHS Global Insight di Beijing,
Xianfang Ren, mengemukakan bahwa kondisi saat
ini merupakan soft landing bagi perekonomian
China. Namun demikian, meskipun baru soft
landing, perekonomian China sudah mengalami
penurunan/perlambatan yang serius. Masih
menurut Ren, perekonomian China diyakini akan
pulih dan kembali naik di Quartal III 2012, karena
telah mengalami perlambatan selama 6 kuartal
berturut-turut. Meski demikian, apabila
perekonomian China tidak menunjukkan tanda-
tanda perbaikan dalam beberapa bulan ke depan,
maka tidak dapat dihindari lagi pabrik-pabrik
kemungkinan harus memberhentikan pekerjanya
dan hal tersebut akan memukul kondisi tenaga
kerja di China.
Investasi aset tetap (fixed investment assets)
tumbuh 20,1% YoY di bulan Mei 2012, atau masih
lebih tinggi dari ekspektasi pasar sebesar 20,0% dan
lebih kecil dibandingkan dengan posisi bulan April
2012 yang sebesar dari 20,2% YoY. Pertumbuhan
investasi real estat semakin turun dari 18,7% di
bulan April menjadi 18,5%. Berdasarkan catatan,
pertumbuhan investasi real estat yang berada di
bawah 20% terakhir terjadi di bulan Desember
2009.
Sumber: Biro Statistik Nasional China
Berikutnya terkait dengan penjualan ritel. Total
penjualan ritel barang konsumsi di bulan Mei
meleset dari perkiraan. Penjualan ritel secara
nominal tercatat mengalami peningkatan sebesar
13,8% YoY, atau masih di bawah konsensus pasar
sebesar 14,2% YoY. Sementara secara riil mengalami
pertumbuhan tipis dari 10,7% menjadi 11,0% YoY.
Berdasarkan basis bulanan (tidak ada penyesuaian
musiman) penjualan ritel meningkat sebesar 0,84%
di bulan Mei, atau turun dari 1,13% di bulan April
2012. Setelah penyesuaian musiman, pertumbuhan
bulanan di bulan Mei turun dari 0,96% menjadi
0,84%, dengan tren perlambatan terus terjadi.
Sumber: Biro Statistik Nasional China
20,1%
Pertumbuhan Investasi Aset Tetap (YoY)
18,5%
Investasi Aset tetap
BUMN Real Estat
Tingkat Pertumbuhan Total Penjualan Ritel (%)
Pertumbuhan PDB Riil China
7,6%
13,8%
18
Overview Perkembangan Ekonomi Internasional
Pemantauan Ekonomi Internasional – Mei 2012
Dari sektor perdagangan, data yang dirilis oleh
Administrasi Umum Bea Cukai China (China’s
General Administration of Customs) untuk bulan
Mei 2012 menunjukkan adanya perbaikan di sektor
ini. Tercatat pertumbuhan ekspor di bulan Mei
mencapai 181,141 miliar dolar atau meningkat
15,3% dibandingkan tahun lalu. Angka ini melebihi
perkiraan peningkatan sebesar 7,1% YoY dan naik
dari posisi bulan April sebesar 4,9% YoY.
Sementara itu pertumbuhan impor mencapai
sebesar 12,7% YoY dibandingkan tahun 2011,
melebih perkiraan sebelumnya sebesar 5,5% YoY
dan maingkat dari bulan April yang sebesar 0,3%
YoY. Dibandingkan dengan data bulan April 2012,
tanpa penyesuaian musiman, ekspor meningkat
sebesar 10,9% MoM di bulan April, sedangkan
impor turun 12,2%. Menurut penyesuaian musiman,
ekspor meningkat 1,4%, sedangkan impor turun
1,1%
Sumber: Administrasi Umum Bea Cukai China
Sumber: Administrasi Umum Bea Cukai China
Secara keseluruhan, neraca perdagangan China
masih mengalami surplus sebesar 18,7 miliar dolar
di bulan Mei, atau di atas konsensus pasar yang
sebesar 16,4 miliar dolar, dan sedikit lebih tinggi
dari surplus bulan April yang sebesar 18,43 miliar
dolar. Kondisi ini disebabkan oleh kinerja ekspor dan
impor yang lebih baik. Namun demikian, meski
masih mengalami surplus, kondisi ini menurut para
pengamat bukanlah tolok ukur utama bagi ekonomi
China. Pemerintah harus terus mewaspadai tren
perlambatan dan penurunan ekonomi China agar
tidak terus berlanjut di Quartal III dan IV 2012.
Berikutnya terkait dengan produksi industri.
Berdasarkan data terakhir yang dirilis Biro Statistik
Nasional China untuk bulan Mei 2012, produksi
industri China sedikit membaik. Di bulan Mei, total
nilai tambah perusahaan industri tercatat sebesar
9,6% YoY, atau mengalami kenaikan 0,3%
dibandingkan bulan April yang sebesar 9,3%.
Berdasarkan data bulanan, terjadi kenaikan 0,89%.
Dari bulan Januari hingga April, total nilai tambah
perusahaan industri meningkat sebesar 10,7%.
Sumber: Biro Statistik Nasional China
Berdasarkan hasil analisis terhadap berbagai jenis
perusahaan, di bulan Mei pertumbuhan nilai
tambah perusahaan milik negara dan perusahaan
yang dikuasai negara naik 6,6%; perusahaan kolektif
naik 6,4%; perusahaan milik bersama naik 11,0%;
dan perusahaan yang didanai oleh investor asing
atau yang berasal dari Hong Kong, Macau atau
Taiwan naik 6,7%. Pada bulan Mei, pertumbuhan
YoY industri berat meningkat 9,8%, sedangkan
untuk industri ringan naik 9,1%.
Berdasarkan pada kelompok sektor, 40 industri dari
41 divisi industri mengalami pertumbuhan YoY di
Surplus 18,7 miliar
USD
Penyebaran Ekspor Impor
Pertumbuhan Ekspor Impor China (Mei 2012)
12,7%
15,3%
Produksi Industri China (April 2012) (Persen perubahan YoY)
15,3%
Neraca Perdagangan China (juta dolar)
19
Overview Perkembangan Ekonomi Internasional
Pemantauan Ekonomi Internasional – Mei 2012
bulan Mei. Dari total ini, industri tekstil tumbuh
11,9%; manufaktur bahan kimia mentah dan produk
kimia tumbuh 10,2%; manufaktur produk mineral
non-logam tumbuh 9,6%; peleburan dan penekanan
logam besi tumbuh 8,5%, serta mesin umum
tumbuh 7,8%.
Sedangkan industri automobil tumbuh 16,4%;
industri kereta api, perkapalan, kedirgantaraan dan
peralatan transportasi lain tumbuh 4,8%; mesin dan
peralatan listrik tumbuh 9,7%; industri peralatan
komunikasi, komputer, dan peralatan elektronik
lainnya tumbuh 13,3%; serta terakhir produksi dan
suplai listrik, gas dan air tumbuh 4,5%.
Beralih ke Indeks Keyakinan Konsumen Bankcard
(BCCI). Konsumen China secara umum
mengkonsumsi lebih sedikit di bulan Mei. Kondisi ini
terkait dengan perhatian masyarakat China
terhadap perlambatan ekonomi di negara mereka.
Dikarenakan hal tersebut, indeks yang disusun oleh
Kantor Berita Xinhua dan China Union Pay ini
diberitakan mengalami penurunan tipis pada bulan
Mei menjadi 86,53 atau turun 0,12% poin
dibandingkan bulan April 2012. Berdasarkan basis
tahunan, Indeks BCCI masih tumbuh sebesar 0,42%
poin dibandingkan periode yang sama tahun 2011.
Penurunan indeks sebagian besar disebabkan oleh
konsumen yang menggunakan kartu kredit
berbelanja lebih sedikit pada barang dan jasa yang
kurang penting seperti liburan dan perumahan.
Semenjak Pemerintah China memperpanjang
pengetatan sektor properti dan menghentikan
subsidi untuk konsumsi peralatan rumah tangga,
permintaan untuk peralatan rumah tangga merosot
tajam sepanjang bulan Mei 2012.
Data yang dirilis Asosiasi Perhotelan China
menunjukkan bahwa hotel-hotel bintang 5 di negara
tersebut mencatatkan rasio hunian rata-rata
sebesar 53,7% di Quartal I 2012, atau turun
berdasarkan basis bulan maupun tahunan.
Sejalan dengan melunaknya inflasi di bulan Mei
menjadi 3 persen atau terendah dalam 23 bulan
terakhir, laporan terkait hal tersebut
memproyeksikan bahwa kepercayaan konsumen
akan menguat dalam beberapa bulan mendatang.
Pemerintah China telah berupaya mengadopsi
langkah-langkah seperti memberikan subsidi untuk
produk konsumsi yang energy-eficient dan
melakukan penyesuaian kebijakan moneter untuk
menstabilkan pertumbuhan dan mendorong
konsumsi.
Berikutnya terkait dengan Indeks Keyakinan Bisnis.
Senada dengan Indeks Keyakinan Konsumen yang
mengalami penurunan, Indeks Keyakinan Bisnis
(Purchasing Manager Index/PMI) juga mengalami
penurunan sebesar 2,9% poin di bulan Mei 2012
dari sebelumnya 53,3% di bulan April menjadi
50,4%.
Sumber: Biro Statistik Nasional China
Berdasarkan ukuran perusahaan, PMI perusahaan
besar dan menengah mencapai 50,8% dan 51,1%,
atau turun masing-masing 2,6% poin dan 2,7% poin
MoM. PMI perusahaan-perusahaan ini tetap berada
di atas threshold dan merupakan faktor yang secara
signifikan mempengaruhi pertumbuhan PMI
manufaktur. Sementara itu, PMI perusahaan kecil
mencapai sebesar 45,2%, atau turun 3,9% poin
MoM dibandingkan bulan April 2012.
Di bulan Mei, dari 5 sub-indeks yang membentuk
PMI, semuanya mengalami penurunan. Indeks
Produksi (production index) turun 4,3% poin
menjadi 52,9%, namun tetap di atas threshold 50%..
Penurunan tersebut merupakan penurunan
terendah sejak Desember 2011. Kondisi tersebut
mengindikasikan bahwa pertumbuhan produksi
manufaktur telah melambat secara signifikan.
Sementara itu Indeks Pesanan Baru (the new orders
index) mengalami penurunan sebesar 4,7% poin
MoM menjadi 49,8%, atau di bawah threshold
setelah berada di atas threshold selama 4 bulan
berturut-turut. Kondisi ini mengindikasikan bahwa
pesanan baru untuk perusahaan manufaktur juga
menunjukkan tanda-tanda penurunan.
Indeks Persediaan Bahan Baku Utama (main raw
materials inventory index) mencapai sebesar 45,1%,
Indeks Keyakinan Bisnis China (Persen perubahan YoY)
20
Overview Perkembangan Ekonomi Internasional
Pemantauan Ekonomi Internasional – Mei 2012
atau turun 3,4% poin MoM dibandingkan bulan
April 2012. Indeks ini juga turun di bawah threshold
dan mencapai titik terendahnya sejak Februari
2009. Hal ini mengindikasikan bahwa persediaan
bahan baku utama untuk industri manufaktur terus
mengalami penurunan. Indeks Pekerjaan mencapai
sebesar 50,5%, atau mengalami penurunan sebesar
0,5% poin MoM dibandingkan dengan posisi bulan
April, namun masih tetap berada di atas threshold
selama 2 bulan berturut-turut. Kondisi ini
menunjukkan pertumbuhan permintaan pekerja di
sektor manufaktur sedikit mengalami perlambatan.
Terakhir untuk Indeks Waktu Pengiriman Supplier
(Supplier delivery time index), indeks tercatat
sebesar 49,0%, atau 0,6% poin lebih rendah
dibandingkan bulan April, dan tetap berada di
bawah threshold untuk 3 bulan berturut-turut.
Situasi ini menunjukkan bahwa waktu pengiriman
supplier manufaktur juga semakin melambat.
Sumber: Biro Statistik Nasional China
Selanjutnya mengenai perkembangan inflasi. Data
terbaru yang dirilis Biro Statistik Nasional China
menunjukkan bahwa Indeks Harga Konsumen (CPI)
pada bulan Mei sebesar 3,0% YoY, atau turun 0,4%
poin dari posisi bulan April yang sebesar 3,4%.
Angka ini dibawah perkiraan pasar yang sebesar
3,2%. Berdasarkan basis bulanan, indeks harga
konsumen turun sebesar -0,3% di bulan Mei, atau
lebih turun lagi dari -0,1% di bulan April 2012.
Harga-harga di perkotaan tumbuh 3,0% YoY,
sedangkan di wilayah pedesaan tumbuh 2,9%. Harga
pangan naik 6,4%, sementara harga non-pangan
naik 1,4%. Harga barang konsumsi naik 3,6% dan
harga layanan/jasa naik 1,7%. Apabila dirata-rata
dari bulan Januari hingga mei, maka terjadi kenaikan
harga konsumen sebesar 3,5% dibandingkan
periode yang sama tahun 2011.
Sumber: Biro Statistik Nasional China: www.alsosprachanalyst.com
Sumber: Biro Statistik Nasional China
Berdasarkan basis bulanan, harga konsumen turun
0,3%. Harga-harga di perkotaan dan di pedesaan
turun 0,3%. Harga pangan turun 0,8%, sedangkan
harga non-pangan tetap. Harga barang konsumsi
turun 0,4%, sementara harga layanan/jasa
meningkat 0,1%.
• KONDISI PEREKONOMIAN JEPANG
Setelah mengalami pertumbuhan ekonomi yang
cukup baik di awal tahun 2012, memasuki Quartal II
Pemerintah Jepang diharapkan untuk lebih berhati-
hati. Hal tersebut didasari oleh fakta bahwa di
Quartal II, PDB Jepang hanya tumbuh 0,3%, atau
turun dari 1,0% dibandingkan Quartal I 2012.
Indeks
Produksi
Indeks
Pesanan
Baru
Indeks
Persediaan
Bahan
baku
Utama
Indeks
Pekerjaan
Indeks
Waktu
Pengiriman
Supplier
Januari 50.5 53.6 50.4 49.7 47.1 49.7
Februari 51.0 53.8 51.0 48.8 49.5 50.3
Maret 53.1 55.2 55.1 49.5 51.0 48.9
April 53.3 57.2 54.5 48.5 51.0 49.6
Mei 50.4 52.9 49.8 45.1 50.5 49.0
PMI
Unit: %
2012
Indeks Keyakinan Bisnis China
Tingkat Inflasi di China (Persen perubahan)
Pangan
Tembakau
&
Minuman
Keras
Pakaian
Fasilitas RT,
Artikel dan
Jasa
Pemeliharaan
Layanan
Kesehatan
dan
Layanan
Personal
Transportasi
dan
Komunikasi
Rekreasi,
Pendidikan,
Budaya dan
Jasa
Rumah
Harga Konsumen YoY (Berbagai Tipe)
21
Overview Perkembangan Ekonomi Internasional
Pemantauan Ekonomi Internasional – Mei 2012
Melambatnya pertumbuhan ekonomi Jepang di
Quartal II disebabkan oleh masih berlanjutnya krisis
di Euro Area yang sangat mempengaruhi ekspor
sementara konsumsi domestik masih belum stabil.
Para analis memperingatkan bahwa pertumbuhan
ekonomi Jepang dapat melambat lebih lanjut dalam
beberapa bulan mendatang di tengah iklim ekonomi
global yang masih tidak menentu. Permintaan
domestik kehilangan momentum dan ekspor
kemungkinan akan melemah karena masalah
hutang Eropa. Selalu ada kemungkinan bahwa
Jepang akan kembali ke periode jeda ekonomi
seperti yang terjadi pada periode Juli-September
2011.
Beberapa faktor yang diperkirakan akan
menghambat pertumbuhan ekonomi Jepang di
Quartal II yaitu sebagai berikut:
1. Pemulihan ekonomi yang berlangsung di AS
masih rapuh, sementara Euro Area masih terlilit
krisis hutang yang begitu besar;
2. Menguatnya mata uang Jepang telah membuat
segala sesuatunya menjadi lebih sulit bagi para
eksortir Jepang karena membuat harga barang-
barang mereka menjadi lebih mahal dan
keuntungan yang diperoleh lebih sedikit;
3. Berdasarkan data terbaru, jatuhnya permintaan
eksternal telah memotong 0,1% poin dari PDB
Jepang selama Quartal II 2012;
4. Pada saat yang sama, para pembuat kebijakan
menyadari bahwa suatu hal yang sulit untuk
meningkatkan konsumsi dalam negeri untuk
mengimbangi penurunan dalam penjualan luar
negeri; dan
5. Belanja rumah tangga dan konsumsi swasta
hanya tumbuh 0,1% sepanjang Quartal II, atau
turun dari 1,2% pertumbuhan yang terjadi di
Quartal I 2012.
Terhadap hal-hal tersebut, Hiroshi Miyazaki, Kepala
Ekonom pada Asset Management Company
memperkirakan bahwa permintaan eksternal akan
semakin melemah, sementara konsumsi dan
investasi swasta dipandang tidak cukup kuat untuk
mendukung pertumbuhan. Oleh karena itu,
Pemerintah Jepang kiranya perlu
mempertimbangkan berbagai kemungkinan untuk
memperkenalkan langkah-langkah baru dalam
rangka mendorong pertumbuhan.
Langkah-langkah tersebut, menurut para analis,
dibutuhkan karena dampak positif dari kegiatan
rekonstruksi di area-area yang terkena gempa bumi
dan tsunami tahun 2011 pada dasarnya juga akan
melambat di Semester II 2012. Belanja pekerjaan
umum untuk proyek-proyek rekonstruksi memang
masih akan terjadi, namun pertumbuhannya tidak
akan secepat yang terjadi di Quartal I. Rekonstruksi
memang merupakan kunci bagi pertumbuhan
ekonomi Jepang di Quartal I 2012.
Di sektor perdagangan, berdasarkan data yang dirilis
Kementerian Keuangan Jepang, neraca perdagangan
Jepang di bulan Mei mengalami defisit lebih besar
dari yang diperkirakan yaitu mencapai sebesar 907,3
miliar Yen atau 11,5 miliar dolar. Meningkatnya
defisit tersebut disebabkan oleh melonjaknya biaya
energi dan melemahnya permintaan dari Eropa.
Angka tersebut juga menggambarkan bahwa Jepang
mengalami defisit bulanan pertamanya dengan Uni
Eropa sejak perdagangan antar kedua wilayah
tersebut dimulai pada tahun 1979. Tercatat di bulan
Mei Jepang mengalami defisit sebesar 11,1 miliar
Yen dari perdagangannya dengan Uni Eropa.
Secara keseluruhan, defisit perdagangan Jepang di
bulan Mei mencatat rekor bulanan yang selama ini
terjadi. Angka ini juga 5,4% lebih tinggi
dibandingkan dengan defisit perdagangan Jepang di
periode yang sama tahun 2011 yang sebesar 860,7
miliar Yen. Selain itu, defisit tersebut juga lebih
besar dari perkiraan defisit yang dibuat para
ekonom yang sebesar 520 miliar Yen.
Permintaan dari Eropa, yang merupakan pasar
utama bagi produk Jepang, terus menurun. Kondisi
ini berbanding terbalik dengan tahun sebelumnya
dimana perdagangan Jepang mengalami surplus
sebesar 25,6 miliar dolar. Penyebab utama dari
defisit tersebut adalah anjloknya ekspor microchips
dan komponen elektronik lainnya.
Meningkatnya defisit perdagangan pada
kenyataannya kontras dengan total ekspor Jepang
yang justru mengalami peningkatan sebesar 10,0%
menjadi 5,23 triliun Yen. Peningkatan dalam ekspor
utamanya disebabkan oleh melonjaknya pengiriman
mobil beserta suku cadangnya yang didorong oleh
permintaan dari AS.
Sementara itu impor meningkat 9,3% dibandingkan
tahun 2011 menjadi 6,14 triliun Yen. Peningkatan
dalam impor utamanya disebabkan oleh
22
Overview Perkembangan Ekonomi Internasional
Pemantauan Ekonomi Internasional – Mei 2012
peningkatan dalam pembelian minyak dan gas dari
luar negeri.
Sumber: Kementerian Keuangan Jepang
Saat ini, Jepang tengah berjuang memenuhi
kebutuhan energinya dan beralih ke alternatif
bahan bakar fosil yang mahal setelah reaktor
nuklirnya dihentikan pasca krisis atom yang terjadi
di Fukushima tahun 2011. Menurut Satoshi Osanai,
ekonom pada Daiwa Institute of Research,
meningkatnya volume dan nilai impor dikarenakan
pembelian bahan bakar oleh perusahaan-
perusahaan energi meningkat untuk mengantisipasi
permintaan yang tinggi pada musim panas. Karena
hal tersebut, defisit kemudian terjadi lebih besar
dari yang diperkirakan. Namun mengingat lonjakan
tersebut hanya bersifat musiman, Onasai
menyatakan bahwa pemerintah dan masyarakat
Jepang tidak perlu terlalu pesimis dengan nasib
ekonomi Jepang.
Sementara menurut ekonom lainnya, Norio
Miyagama dari Mizuho Research and Consulting,
neraca perdagangan kemungkinan akan tetap defisit
setidaknya untuk sisa tahun fiskal yang akan
berakhir pada Maret 2013. Impor akan tetap tinggi
sehubungan dengan adanya kebutuhan terhadap
energi, sedangkan perbaikan ekspor harus tetap
tenang karena perekonomian Asian dan Eropa tidak
begitu kuat.
Dari sisi tenaga kerja, berdasarkan data yang dirilis
Kementerian Hubungan Internal dan Komunikasi
Jepang, situasi pasar tenaga kerja sedikit mengalami
perbaikan. Meskipun banyak pekerjaan yang hilang,
tingkat pengangguran sedikit turun hingga
mencapai 4,4%, atau turun 0,2% dari 4,6% di bulan
April 2012.
Di bulan Mei, jumlah orang yang bekerja bertambah
100.000 orang dibandingkan dengan 200.000 orang
yang meninggalkan lapangan kerja. Rasio jumlah
orang yang melamar pekerjaan dengan jumlah
pekerjaan yang tersedia meningkat menjadi 0,81,
yang berarti ada 81 pekerjaan dari 100 pelamar.
Situasi ini memberi tanda bahwa kondisi di pasar
tenaga kerja sedikit membaik.
Pertumbuhan pekerjaan dilaporkan terjadi di sektor
konstruksi, pelayanan kesehatan, dan
pemerintahan. Sebaliknya, pekerjaan yang hilang
terjadi di sektor perdagangan grosir dan ritel,
transpirtasi, informasi dan telekomunikasi. Selain
itu, di sektor manufaktur juga sedang terjadi tren
penurunan pekerjaan. Kondisi tersebut terjadi
karena para pengusaha tengah dalam proses
reorganisasi basis produksi mereka sebagai respons
terhadap apresiasi Yen. Hal yang sama juga
dirasakan oleh subkontraktor.
Situasi ketenagakerjaan diperkirakan dapat
memburuk pada semester kedua tahun ini. Secara
khusus, sektor manufaktur diperkirakan akan
kehilangan lebih banyak pekerjaan. Sebaliknya,
tawaran pekerjaan diharapkan akan tetap banyak di
sektor perawatan kesehatan.
Meski demikian, karena angkatan kerja terus
menyusut, tingkat pengangguran diprediksikan bisa
turun di bawah angka 4% selama 2013. Pengetatan
pasar tenaga kerja dapat mendorong pemberian
upah yang lebih tinggi. Sejak Februari, perubahan
tahunan pendapatan masyarakat telah berada di
wilayah yang positif.
Pasar Tenaga Kerja Jepang
Maret ‘12 April ‘12 Mei ‘12
Angkatan
Kerja (%, y/y) 0,1 0,1 0,0
Tenaga Kerja
(%, y/y) 0,3 0,3 0,3
Tingkat
Pengangguran
(%)
4,5 4,6 4,4
Rasio
Pekerjaan-
Pelamar
0,76 0,79 0,81
Sumber: Kementerian Hubungan Internal dan Komunikasi Jepang
Defisit Mei 2012:
907,3 miliar Yen
Neraca Perdagangan Jepang (April-dalam miliar Yen)
23
Overview Perkembangan Ekonomi Internasional
Pemantauan Ekonomi Internasional – Mei 2012
Sumber: Kementerian Hubungan Internal dan Komunikasi Jepang
Beralih ke produksi industri. Di bulan Mei, produksi
industri Jepang mengalami penurunan sebesar 3,1%
dibandingkan bulan April, yang menunjukkan
penurunan kedua kalinya berturut-turut dalam dua
bulan terakhir. Namun dibandingkan periode yang
sama tahun sebelumnya, terjadi kenaikan sebesar
6,2%. Indeks produksi pada bulan Mei sebesar 92,4
berdasarkan penyesuaian musiman atau yang
terendah sejak bulan Mei tahun lalu yang sebesar
89,4.
Kementerian Ekonomi, Industri dan Perdagangan
menyatakan bahwa melambatnya ekspor kendaraan
ke Eropa menjadi penyebab utama penurunan.
Sementara itu para operator pabrik
memproyeksikan bahwa rebound dalam produksi
akan dipimpin oleh produksi chips dan mesin umum
di tengah rentannya pemulihan ekonomi yang di
didukung oleh permintaan domestik. Selain itu,
penurunan juga disebabkan oleh penurunan
produksi di pabrik-pabrik dan sektor pertambangan.
Gambaran produksi bulan Mei pada dasarnya
sejalan dengan titik tengah perkiraan penurunan
sebesar 3,0% berdasarkan survei ekonom MNI, dan
hampir cocok dengan perkiraan penurunan 3,2%
dalam laporan METI sebelumnya. Berdasarkan
survei terakhir METI terhadap perusahaan-
perusahaan di Jepang, produksi secara keseluruhan
diperkirakan akan meningkat 2,7% MoM di bulan
Juni (revisi dari peningkatan 2,4% pada survei
sebelumnya) sebelum meningkat 2,4% di bulan Juli.
Industri yang terutama berkontribusi terhadap
penurunan produksi yaitu: 1) peralatan transportasi;
2) kimia (kecuali obat-obatan); dan 3) mesin umum.
Peralatan transportasi, terutama mobil mengalami
penurunan 11,1% dibandingkan bulan April, yang
merupakan penurunan pertama dalam 3 bulan
terakhir. Sebelumnya output peralatan transportasi
meningkat 6,1% di bulan April. Peningkatan ini
sebagai dampak positif dari dihidupkannya kembali
subsidi pemerintah untuk membeli kendaraan
rendah emisi. Pejabat METI mengatakan bahwa
produksi kendaraan berkontribusi terhadap
penurunan sekitar 70% dari produksi industri di
bulan Mei, yang sebagian disebabkan oleh
penurunan ekspor ke Eropa yang terkena krisis.
Sementara itu komoditi yang berkontribusi utama
terhadap penurunan produksi yaitu mobil
berpenumpang besar, truk besar, dan mobil
berpenumpang kecil.
Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, produksi
di bulan Mei tumbuh 6,2%. Data lain di bulan Mei
menunjukkan bahwa pengiriman/pengapalan turun
1,5% MoM, persediaan turun 0,6% MoM,
sedangkan rasio persediaan juga turun 3,7%. Secara
keseluruhan, pertumbuhan di sektor industri bulan
Mei lebih buruk dibandingkan bulan April 2012.
Indeks Penyesuaian
Musiman Indeks Orisinal
Indeks
% perubahan
dari bulan
sblmnya
Indeks
% perubahan
dari tahun
sblmnya
Produksi 92.4 -3.1 88.8 6.2
Pengapalan 95.0 -1.5 88.8 11.6
Persediaan 108.9 -0.6 107.8 4.8
Rasio
Persediaan
118.7 -3.7 126.4 -2.3
Sumber: Kementerian Ekonomi, Perdagangan dan Industri (METI)
Berikutnya terkait dengan Indeks Keyakinan
Konsumen (Consumer Confidence Index/CCI). Sedikit
berbeda dengan produksi industri, memasuki bulan
Mei atau di pertengahan Quartal II 2012, Indeks
Keyakinan Konsumen Jepang sedikit mengalami
perbaikan. Berdasarkan data yang dirilis oleh Kantor
Kabinet Jepang, kondisi ini terjadi utamanya
disebabkan oleh semakin banyaknya orang yang
percaya akan keamanan pekerjaan, pertumbuhan
pendapatan dan kondisi ekonomi mereka secara
keseluruhan dalam 6 bulan ke depan. Peningkatan
dalam indeks terjadi setelah indeks mengalami
penurunan pertama kalinya secara MoM dalam 12
bulan terakhir di bulan April 2012.
4,4%
Tingkat Pengangguran di Jepang (dalam persen)
24
Overview Perkembangan Ekonomi Internasional
Pemantauan Ekonomi Internasional – Mei 2012
Tercatat Indeks Keyakinan Konsumen meningkat
menjadi 40,7 dari 40,0 di bulan April 2012. Indeks di
bulan Mei merupakan yang tertinggi sejak Februari
2011 dimana indeks pada saat itu sebesar 41,2
sebelum bencana gempa bumi menyebabkan indeks
turun. Dari 4 (empat) komponen sub-indeks yang di
survei, 4 sub-indeks yang mencakup mata
pencaharian, kondisi lapangan kerja, dan keinginan
untuk membeli barang tahan lama semuanya
menunjukkan adanya perbaikan dari bulan
sebelumnya. Survei yang terakhir dilakukan pada
tanggal 15 Maret mencakup 6.720 rumah tangga
dengan 5.034 diantaranya sebagai responden.
Sumber: Kantor Kabinet Jepang; Institut Penelitian Ekonomi dan Sosial
(Economic and Social Research Institute/ESRI)
Sumber: Kantor Kabinet Jepang; Institut Penelitian Ekonomi dan Sosial
(Economic and Social Research Institute/ESRI)
Keterangan
IKK : Indeks Keyakinan Konsumen
MPK : Mata Pencaharian Keseluruhan
PP : Pertumbuhan Pendapatan
Pek : Pekerjaan
KMBTL : Keinginan untuk Membeli BarangTahan Lama
Terakhir terkait dengan perkembangan inflasi.
Inflasi harga konsumen di Jepang pada bulan Mei
turun menjadi 0,2% dari 0,5% di bulan April. Tidak
termasuk makanan segar, inflasi bahkan jatuh tepat
di bawah nol. lebih jauh lagi, dengan mengecualikan
makanan dan energi, inflasi turun menjadi -0,6%.
Penurunan harga dapat dikaitkan dengan dua alasan
utama. Pertama, inflasi energi harga turun di bulan
Mei menjadi 3,7% dari 5,4% di bulan sebelumnya.
Selain itu, harga barang-barang rumah tangga juga
mengalami tren yang menurun. Pada bulan Mei,
harga barang-barang tersebut 11% lebih rendah
dibandingkan tahun 2011. Kondisi ini terjadi
sebagian disebabkan oleh perkembangan teknologi.
Inflasi diperkirakan akan meningkat secara bertahap
karena meningkatnya biaya tenaga kerja dan yang
lebih penting lagi meningkatnya harga komoditas.
inflasi tidak termasuk makanan segar diperkirakan
akan segera kembali ke wilayah positif dan tetap
ada sampai akhir tahun 2013, meskipun masih di
bawah target Bank of Japan yang sebesar 1%
Sumber: Kementerian Hubungan Internal dan Komunikasi Jepang;
Inflasi Bulanan
Periode Inflasi
Mei 2012 0.200 %
April 2012 0.501 %
Maret 2012 0.501 %
Februari 2012 0.301 %
Januari 2012 0.100 %
Desember 2011 -0.201 %
November 2011 -0.501 %
Oktober 2011 -0.200 %
September 2011 0.000 %
Sumber: global-rates.com
IKK MPK PP Pek KMBTL
2011.Jan 41,1 42,7 41,0 38,6 41,9
Feb 40,6 41,5 40,6 38,8 41,5
Mar 38,3 38,3 39,5 36,4 38,8
Apr 33,4 34,9 36,9 28,1 33,5
Mei 34,8 36,5 37,5 28,7 36,4
Jun 36,2 37,7 37,7 31,0 38,4
Jul 37,7 39,1 38,3 33,4 39,9
Agt 37,4 39,1 38,9 32,6 39,1
Sep 38,5 40,1 39,8 34,4 39,7
Okt 38,6 39,9 39,3 34,8 40,5
Nov 37,5 39,1 38,5 33,1 39,4
Des 38,1 39,4 38,0 34,5 40,6
2012.Jan 39,6 40,6 39,3 36,6 41,7
Feb 39,1 40,4 38,7 36,2 41,2
Mar 40,1 40,7 39,3 38,0 42,2
Apr 40,1 40,2 39,5 38,5 42,0
Mei 40,7 41,2 40,1 39,0 42,6
Tingkat Inflasi di Jepang
0,200%
Indeks Kepercayaan Konsumen Jepang
40,7
25
Overview Perkembangan Ekonomi Internasional
Pemantauan Ekonomi Internasional – Mei 2012
• PENGARUHNYA TERHADAP INDONESIA
Memasuki pertengahan Quartal II 2012 atau di
bulan Mei, outlook ekonomi jangka pendek
Indonesia masih dipengaruhi oleh berbagai gejolak
dan perkembangan yang terjadi di dunia
internasional. Yang membedakan hanyalah
fokusnya yang telah sedikit bergeser. Di akhir tahun
2011, outlook pasar keuangan dan ekonomi dunia
yang terus mengalami penurunan dan ancaman
ketidakpastian ekonomi dunia mendominasi dan
mempengaruhi perekonomian Indonesia. Berbagai
bukti berlanjutnya pelemahan ekonomi global terus
bermunculan seiring dengan ditemuinya berbagai
sinyal positif pemulihan ekonomi.
Triwulan I 2012 mencatatkan beberapa
pertumbuhan positif dalam pasar keuangan dunia.
Meski demikian, sensitifitasnya masih tetap tinggi
karena perkembangan di zona Eropa dan
pengumuman data ekonomi makro masih sangat
mempengaruhi. Terlebih, peningkatan harga
minyak yang begitu tajam menghadirkan dimensi
baru yang sangat membutuhkan perhatian. Terus
berlanjutnya peningkatan harga minyak dunia tidak
dipungkiri akan berdampak negatif terhadap
outlook pertumbuhan. Untuk Indonesia, risiko fiskal
dalam kaitannya dengan subsidi BBM Indonesia
berpotensi meningkat tajam apabila krisis harga
minyak terus terjadi. Oleh karena itu, penting bagi
pemerintah untuk melakukan perubahan dalam
Anggaran Pemerintah tahun 2012 dalam rangka
mengantisipasi kenaikan harga BBM bersubsidi
sesuai ketentuan yang berlaku.
Hal lain yang juga berpengaruh terhadap outlook
ekonomi jangka pendek Indonesia adalah
meningkatnya harga komoditas non-energi
internasional dan rencana restrukturisasi hutang
Yunani serta upaya-upaya kebijakan lain di Zona
Eropa. Terkait restrukturisasi hutang Yunani, Fauzi
Ichsan, Kepala Ekonom Standard Chartered Bank,
mengatakan bahwa sedikitnya ada tiga skenario
yang mungkin terjadi di wilayah Eropa terkait
dengan penentuan rakyat Yunani terhadap
kebijakan negerinya.
Skenario pertama mengasumsikan rakyat Yunani
memilih partai politik yang mendukung program
IMF. Apabila hal ini terjadi, maka Yunani akan tetap
berada di zona Euro dan meneruskan
keanggotaannya di EU. Konsekuensinya, Yunani
harus mau melakukan program pengetatan yang
dipersyaratkan oleh IMF. Melalui skenario ini,
ekonomi Eropa diprediksikan akan berkontraksi
0,8%, sedangkan ekonomi Indonesia diperkirakan
masih akan mengalami pertumbuhan 6%. Rupiah
diperkirakan akan kembali menguat ke level
Rp9.000 per dolar AS pada akhir tahun.
Skenario kedua mengandaikan rakyat Yunani
menjatuhkan pilihannya pada partai politik yang
tidak tunduk terhadap program IMF dan Uni Eropa
meskipun harus menanggung konsekuensi tidak jadi
dicairkannya dana bantuan untuk negara mereka
pada bulan Juli. Pilihan tersebut akan memposisikan
Yunani sebagai negara yang kehabisan uang
sehingga tidak bisa membayar utang dan memenuhi
kewajibannya membayar gaji PNS, pegawai BUMN,
dan para pensiunan.
Dampak dari pilihan ini ialah IMF maupun Uni Eropa
akan bertindak cepat untuk meredam krisis
keuangan yang parah ini. Mereka diperkirakan akan
menggelontorkan likuiditas untuk perbankan di
Eropa dan menyuntikkan dana segar dalam rangka
menjaga agar kontraksi ekonomi Eropa tidak terlalu
dalam, dan tetap berada di kisaran 2%-3%. Dari
situasi ini, pertumbuhan ekonomi Indonesia
diprediksikan akan tumbuh 5,8% dengan Rupiah
diperkirakan akan melemah ke posisi Rp9.900 per
dolar AS, meskipun akan kembali ke posisi Rp9.200
di akhir tahun 2012.
Skenario ketiga atau yang lebih ekstrim ialah Yunani
memutuskan untuk keluar dari zona Eropa,
sedangkan IMF maupun Uni Eropa dan Bank Sentral
Eropa tidak memiliki waktu yang cukup untuk
meredam krisis akibat keputusan tersebut, sehingga
krisis menjalar ke seluruh daratan Eropa. Akibat
keputusan ini, ekonomi Eropa diperkirakan akan
mengalami kontraksi sebesar 5,8%. Dampaknya
terhadap Indonesia, pertumbuhan ekonomi
Indonesia diperkirakan akan ikut tertekan ke level
4,8% dengan Rupiah akan menembus level
Rp10.000 per dolar AS, dan kembali menguat ke
level Rp9.300-9.400 di akhir tahun.
Dari tiga skenario di atas, Fauzi Ichsan
mengungkapkan bahwa peluang terjadinya skenario
ketiga hanya 10% dan skenario dua 50%. Namun
harapan masyarakat internasional adalah kedua
skenario tersebut tidak terjadi dan Yunani mau
mengikuti skenario pertama. Terkait hal tersebut,
Fauzi menegaskan yang perlu dilakukan pemerintah
dalam mengantisipasi dampak terburuk adalah
merealisasikan program Masterplan Percepatan
26
Overview Perkembangan Ekonomi Internasional
Pemantauan Ekonomi Internasional – Mei 2012
dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia
(MP3EI) sesuai dengan rencana. Sedangkan dari sisi
Bank Indonesia, lembaga ini harus melakukan
intervensi di pasar valuta asing, bahkan apabila
diperlukan bisa menaikkan suku bunga.
Selain meningkatnya harga komoditas non-energi
internasional dan rencana restrukturisasi hutang
Yunani, pasar ekuitas dan obligasi pemerintah juga
masih mungkin terpengaruh. Hal tersebut
dikarenakan investor asing masih rentan terhadap
perubahan-perubahan yang terjadi di kedua pasar
ini. Untuk mengantisipasinya, yang harus dilakukan
pemerintah adalah memperkuat manajemen dan
melakukan persiapan dalam menghadapi krisis.
Sehubungan dengan kondisi-kondisi di atas,
menarik untuk menyimak pendapat berbagai pihak
terkait dengan kondisi perekonomian Indonesia.
Mike Smith, CEO ANZ Group misalnya,
mengemukakan bahwa Indonesia merupakan salah
satu negara yang dianggap siap apabila
perekonomian global sewaktu-waktu berubah dan
keluar dari skenario terburuk yang telah ditetapkan.
Dengan krisis yang tengah terjadi dalam
perekonomian global, tidak ada negara yang kebal
terhadap krisis tersebut. Indonesia dalam hal ini
juga akan terkena dampaknya. Namun Smith
menegaskan bahwa dampaknya diperkirakan masih
cukup kecil bagi Indonesia. Indonesia dipandang
memiliki peralatan yang cukup untuk menghadapi
dampak dari krisis global yang bisa masuk kapanpun
ke Indonesia.
Senada dengan Smith, Bank Dunia juga telah
mengeluarkan laporan yang salah satunya
menyampaikan bahwa Indonesia merupakan
negara yang dianggap mampu melewati krisis yang
terjadi di Eropa dan AS, dengan tingkat
pertumbuhan diprediksi masih akan berada di
kisaran 6%. Meski demikian, kondisi ini hendaknya
tidak membuat Indonesia terlena, malah sebaliknya
Indonesia harus tetap meningkatkan kesiagaannya
guna menghindari dampak jang panjang dari krisis
tersebut.
Sebagai negara berkembang, Indonesia bisa
dikatakan lebih kuat dibandingkan negara
berkembang lainnya. Namun seperti yang
disampaikan oleh Smith, Indonesia juga tidak akan
bisa sepenuhnya menghindar dari dampak
penurunan ekonomi global. Stefan Koeberle, Kepala
Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia,
mengungkapkan bahwa gejolak yang sempat terjadi
dalam aliran modal portoflio Indonesia dan pasar
saham dalam negeri menunjukkan dengan jelas
bahwa ekonomi Indonesia tidak kebal dari
ketidakpastian yang melanda zona Eropa.
Banyaknya investor asing yang menarik keluar aliran
dananya dan kepemilikan asetnya dari Indonesia
guna menghindari tingginya risiko internasional juga
menjadi bukti kuat bahwa Indonesia pun rentan
terkena pengaruh dari krisis ekonomi global. Aliran
keluar portofolio, neraca perdagangan yang
melemah, rupiah yang terus tertekan dan
terdepresiasi terhadap Dolar AS, serta pengetatan
likuiditas Dolar AS di dalam negeri menjadi
indikator-indikator yang harus diwaspadai oleh
pemerintah dalam rangka menjaga perekonomian
Indonesia tetap tumbuh.
Selain itu, hal lain yang juga perlu diwaspadai
menurut Koeberle yaitu penurunan ekspor utama
Indonesia. Dengan masih belum jelasnya
penyelesaian krisis Eropa dan potensi yang masih
berlanjut terhadap tekanan lain yang dapat
menurunkan proyeksi global seperti China atau
negara berkembang lainnya, kemungkinan lebih
buruk bagi lingkungan eksternal jangka pendek
Indonesia masih mungkin terjadi.
Mendukung apa yang disampaikan oleh Koeberle,
Sri Mulyani Indrawati, mantan Menteri Keuangan
Indonesia yang saat ini menjabat sebagai Managing
Director di Bank Dunia juga yakin bahwa Indonesia
dan Asia Tenggara pada umumnya, akan bisa
bertahan dari dampak buruk krisis hutang Eropa.
Disampaikan oleh Sri Mulyani bahwa negara-negara
di Asia Tenggara memiliki modal yang relatif tidak
banyak dimiliki oleh negara-negara di wilayah lain
Asia.
Modal tersebut berupa kemampuan melakukan
manuver dari ruang kebijakannya, baik dari sisi fiskal
maupun moneter. Meski demikian, Sri Mulyani
mengingatkan agar para pemimpin ASEAN tidak
boleh sekalipun menganggap remeh dampak krisis
Eropa tersebut. Hal itu dikarenakan pada saat yang
sama perekonomian China sedang mengalami
penyesuaian.
Memperhatikan apa yang disampaikan oleh pihak-
pihak di atas, hal tersebut kiranya masih sesuai
dengan perkembangan yang terjadi dalam
perekonomian Indonesia. Berdasarkan data terbaru
dirilis BPS pada bulan Juni 2012, PDB Indonesia
tercatat mengalami pertumbuhan 6,3% YoY pada
27
Overview Perkembangan Ekonomi Internasional
Pemantauan Ekonomi Internasional – Mei 2012
Quartal I 2012, dibandingkan PDB Quartal I 2011.
Semua sektor berkontribusi terhadap pertumbuhan
ini, dengan pertumbuhan tertinggi dihasilkan oleh
sektor pengangkutan dan komunikasi yaitu sebesar
10,3%.
Sumber: BPS, diolah
Tercatat perekonomian Indonesia pada Quartal I
2012 mencapai Rp1.972,4 triliun (atas dasar harga
berlaku). Sedangkan bila diukur atas dasar harga
konstan 2000, PDB Indonesia mencapai Rp632,8
triliun.
Sumber: BPS, diolah
Secara quartalan, data yang dirilis BPS mencatat
pertumbuhan ekonomi Indonesia di Quartal I 2012
naik 1,4% dibandingkan Quartal IV 2011. Sektor
pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan;
pengangkutan dan komunikasi; serta sektor
keuangan, real estat, dan jasa perusahaan
berkontribusi terhadap peningkatan PDB Indonesia
di Quartal I 2012.
Sumber: BPS, diolah
Dengan 20,9% pertumbuhan, sektor pertanian,
peternakan, kehutanan, dan perikanan menjadi
sektor dengan pertumbuhan tertinggi. Musim
panen menjadi faktor pendukung tingginya
pertumbuhan sektor-sektor ini dibanding sektor
lain.
Memperhatikan sisi pengeluaran, beberapa faktor
yang mendorong pertumbuhan PBD Quartal I 2012
dibandingkan dengan Quartal I 2011, yaitu sebagai
berikut:
1. Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB)
tumbuh 9,9%;
2. Konsumsi Pemerintah mengalami kenaikan
sebesar 5,9%;
3. Konsumsi Rumah Tangga naik sebesar 4,9%;
4. Ekspor Barang dan Jasa naik sebesar 7,8%; dan
5. Impor Barang dan Jasa naik 8,2%.
Sumber: BPS, diolah
Lapangan Usaha Q1-2011 Q4-2011 Q1-2012 Q1-2011 Q4-2011 Q1-2012
1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan 274.8 241.8 300.2 79.0 67.9 82.1
2. Pertambangan dan Penggalian 208.8 239.9 251.0 46.9 47.9 48.2
3. Industri Pengolahan 422.7 470.6 465.8 152.0 163.9 160.6
4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 13.1 14.6 14.8 4.5 4.9 4.8
5. Konstruksi 173.8 204.3 198.5 37.8 42.2 40.5
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 237.5 268.2 266.5 103.2 114.1 112.0
7. Pengangkutan dan Komunikasi 116.9 129.3 130.2 57.9 63.0 63.9
8. Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan 128.7 139.0 143.4 57.9 60.2 61.6
9. Jasa-Jasa 174.6 213.9 202.0 56.0 59.9 59.1
PDB 1.750,9 1.921,6 1.972,4 595,2 624,0 632,8
PDB Tanpa Migas 1.603,9 1.765,5 1.807,9 560,1 589,1 597,8
Harga Berlaku Harga Konstan 2000
Q1 2012 Q1 2012 Sumber
terhadap terhadap Pertumbuhan
Q4 2011 Q4 2011 Quartal I 2012 (%)
1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 0,5 4,9 2,8
2. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah -45,1 5,9 0,4
3. Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) -4,8 9,9 2,3
4. Ekspor Barang dan Jasa -7,2 7,8 3,7
5. Dikurangi Impor Barang dan Jasa -6,2 8,2 3
PDB 1,4 6,3 6,3
PDB Indonesia Quartal 1 2012 (Nominal)
PDB Indonesia Quartal 1 2012 (Persen)
Laju Pertumbuhan PDB Indonesia
Menurut Lap Usaha (%)
28
Overview Perkembangan Ekonomi Internasional
Pemantauan Ekonomi Internasional – Mei 2012
Sumber: BPS, diolah
Cukup baiknya pertumbuhan PDB Indonesia di
Quartal I 2012 didukung oleh data yang dirilis BPS
untuk sektor perdagangan yang menggambarkan
pertumbuhan sektor ini di bulan Mei 2012.
Memasuki pertengahan Quartal II 2012, nilai ekspor
Indonesia secara umum mengalami kenaikan 3,41%
dibandingkan ekspor bulan April 2012, dengan nilai
ekspor mencapai 16,72 miliar dolar. Namun
dibandingkan dengan bulan Mei 2011, nilai ekspor
Indonesia mengalami penurunan sebesar 8,55%.
Sumber: BPS
Sumber: BPS, diolah
Nilai ekspor non-migas Indonesia di bulan Mei 2012
mengalami kenaikan sebesar 4,00% dibandingkan
ekspor non-migas bulan April 2012, mencapai 13,12
miliar dolar. Dibandingkan bulan yang sama tahun
2011, nilai ekspor non-migas Indonesia di bulan April
2012 turun 7,72%. Sementara itu ekspor migas
Indonesia di bulan Mei juga naik 1,33% dibandingkan
bulan April 2012, mencapai 3,61 miliar dolar.
Sumber: BPS, diolah
Kondisi yang sama juga dialami oleh impor yang
mengalami kenaikan. Di bulan Mei 2012, impor
Indonesia mengalami kenaikan sebesar 1,61%
dibandingkan impor bulan April 2012, mencapai
17,21 miliar dolar dari sebelumnya 16,94 miliar
dolar. Sedangkan bila dibandingkan dengan bulan
yang sama tahun 2011 (14,83 miliar dolar), terjadi
kenaikan cukup tajam sebesar 16,09%.
Dari total impor, impor non-migas di bulan Mei naik
sebesar 6,13% (0,78 miliar dolar) menjadi 13,60
miliar dolar dibandingkan bulan April yang sebesar
12,82 miliar dolar. Untuk periode Januari-Mei 2012,
impor non-migas mencapai 61,65 miliar dolar atau
mengalami kenaikan sebesar 17,39% dibandingkan
periode yang sama tahun 2011 (52,51 miliar dolar).
Sementara itu impor migas Indonesia di bulan Mei
2012 mengalami penurunan sebesar 12,44% (0,51
miliar dolar) menjadi 3,61 miliar dolar dari
sebelumnya 4,12 miliar dolar di bulan April 2012.
Untuk periode Januari-Mei 2012, impor migas
mencapai 18,25 miliar dolar atau meningkat sebesar
14,09% dibandingkan periode yang sama tahun
2011 (16,00 miliar dolar).
Apr-12 Mei -12 Jan-Mei 2011 Jan-Mei 2012
Tota l Ekspor 16.173,2 16.724,8 80.229,2 81.415,0 3,41 1,48
Migas 3.560,7 3.608,2 15.990,5 17.153,1 1,33 7,27
Nonmigas 12.612,5 13.116,6 64.238,7 64.261,9 4,00 0,04
Ni l a i FOB (Juta US$)Ura ian
% Perubahan
Mei -12 thd
Apr-12
% Perubahan
Jan-Mei 2012
thd 2011
Pertumbuhan Komponen PDB Pengeluaran (%)
Perkembangan Nilai Ekspor Indonesia
16,72 M dolar
13,12 M dolar
3,61 M dolar
Ringkasan Perkembangan Ekspor
(Januari-Mei 2012)
29
Overview Perkembangan Ekonomi Internasional
Pemantauan Ekonomi Internasional – Mei 2012
Sumber: BPS, diolah
Beralih ke Indeks Keyakinan Konsumen (IKK).
Berdasarkan survei yang dilakukan Bank Indonesia,
keyakinan konsumen di Indonesia sedikit membaik.
Setelah mengalami penurunan sejak bulan Februari
hingga April 2012 pasca ditundanya kenaikan harga
BBL bersubsidi pada bulan April, IKK di bulan Mei
mulai kembali menunjukkan peningkatan, ditandai
dengan kenaikan IKK dari 102,5 di bulan April
menjadi 109,0 atau naik 6,5 poin.
Sumber: Bank Indonesia
Yang mendorong terjadinya kenaikan tersebut
adalah peningkatan pada dua komponen indeks
pembentuk IKK yaitu Indeks Keyakinan Konsumen
terhadap Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) serta
peningkatan Indeks Ekspektasi Konsumen terhadap
Perekonomian 6 bulan mendatang (IEK). Kedua
indeks tercatat mengalami peningkatan 6,3 poin (
dari 97,6 menjadi 103,8) dan 6,7 poin (dari 107,5
menjadi 114,3).
Bank Indonesia telah melakukan survei IKK di 18
kota. Dari 18 kota tersebut, 13 kota mengalami
peningkatan IKK pada bulan Mei 2012. Makassar
menjadi kota dengan peningkatan IKK terbesar
mencapai 18,7 poin, diikuti oleh Bandung dan
Padang yang masing-masing mengalami
peningkatan IKK sebesar 10,1 poin dan 9,8 poin.
Berdasarkan tingkat pengeluaran, kelompok
responden yang memiliki pengeluaran 5 juta atau
lebih per bulannya mengalami kenaikan IKK
tertinggi. Sedangkan berdasarkan tingkat
pendidikan, responden dengan pendidikan
pascasarjana mengalami peningkatan IKK terbesar.
Masih berdasarkan survei BI, Indeks Kondisi
Ekonomi (IKE) saat ini tercatat mengalami
penurunan sebesar 4,9 poin menjadi 97,6 dari
sebelumnya 102,4. Sementara Indeks Ekspektasi
Konsumen (IEK) di bulan April juga mengalami
penurunan 4,6 poin dari 112,1 menjadi 107,5.
Melemahnya persepsi masyarakat pada bulan April
lebih disebabkan oleh ekspektasi melambatnya
kondisi perekonomian, tingginya tingkat inflasi, dan
menurunnya omset usaha.
Terakhir terkait dengan inflasi. Menurut data
bulanan sosial ekonomi Indonesia yang dikeluarkan
BPS, inflasi pada bulan Mei tercatat sebesar 0,07%.,
sedangkan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar
131,41. Tiga puluh tujuh kota mengalami inflasi
sedangkan 29 kota mengalami deflasi dari 66 kota
yang disurvei.
Pontianak tercatat sebagai kota dengan inflasi dan
IHK tertinggi sebesar masing-masing 0,93% dan
142,11. Sementara itu Balikpapan menjadi kota
dengan inflasi dan IHK terendah yaitu masing-
masing sebesar 0,04% dan 139,17. Pangkal Pinang
menjadi kota dengan tingkat deflasi tertinggi yaitu
sebesar 1,15%, dengan IHK-nya mencapai 143,41.
Sedangkan Bogor menjadi kota dengan deflasi
terendah yaitu sebesar 0,03% dengan IHK 130,35.
Apr-12 Mei-12 Jan-Mei 2011 Jan-Mei 2012
Total Impor 16.937,9 17.210,8 68.508,9 62.369,2 1,82 16,18
Migas 4.120,4 3.608,1 15.995,5 14.506,1 -0,59 17,48
Nonmigas 12.817,5 13.602,7 52.513,7 47.863,1 2,60 15,79
UraianNilai CIF (Juta US$)
%
Perubahan
Mei-12 thd
% Perubahan
Jan-Mei 2012
thd Jan-Mei
Indeks Keyakinan Konsumen Indonesia
(Mei 2012)
Perkembangan Impor Indonesia
(Januari-Mei 2012)
109,0
30
Overview Perkembangan Ekonomi Internasional
Pemantauan Ekonomi Internasional – Mei 2012
Berdasarkan jenis pengeluaran rumah tangga,
kenaikan harga menjadi penyebab utama inflasi
umum (headline inflation). Data yang dirilis BPS
mencatat bahwa indeks kelompok makanan jadi,
minuman, rokok, dan tembakau (0,40%);
perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar
(0,18%); kesehatan (0,18%); pendidikan, rekreasi
dan olahraga (0,02%); serta transportasi,
komunikasi, dan jasa keuangan (0,07%) semuanya
mengalami kenaikan. Sedangkan penurunan harga
terjadi pada kelompok bahan makanan (0,12%) dan
sandang sebesar 0,22%.
Laju Inflasi Bulan ke Bulan, Tahun Kalender
dan Year on Year, Gabungan 66 Kota,
2010-2012
Sumber: BPS
Inflasi yang terjadi pada bulan Mei 2012 (0,07%)
lebih rendah dibandingkan dengan bulan Mei 2011
dimana terjadi inflasi sebesar 0,12%. Sementara itu
inflasi tahun kalender 2012 sebesar 1,15%,
sedangkan inflasi YoY (Mei 2012 terhadap Mei
2011) sebesar 4,45%.
Secara umum menjelang akhir Quartal II 2012,
outlook ekonomi jangka pendek Indonesia masih
dipengaruhi oleh berbagai gejolak dan
perkembangan yang terjadi di dunia internasional.
Terus menurunnya outlook pasar keuangan dan
ekonomi dunia serta ancaman ketidakpastian yang
melanda ekonomi masih cukup mempengaruhi
perekonomian Indonesia.
Meskipun beberapa pihak seperti ANZ, Bank Dunia
hingga prediksi dari mantan Menteri Keuangan Sri
Mulyani masih memprediksikan Indonesia sebagai
negara yang dianggap mampu melewati krisis yang
terjadi di Eropa dan AS, kondisi ini hendaknya tidak
membuat Indonesia terlena. Sebaliknya, Indonesia
seharusnya bersiaga agar dampak jang panjang dari
krisis tersebut tidak melanda Indonesia di masa
yang akan datang.
Sebagai negara yang tidak akan bisa sepenuhnya
menghindar dari dampak penurunan ekonomi
global, Indonesia pun rentan terkena pengaruh dari
krisis ekonomi global. Oleh karena, kesiapan
Pemerintah dan seluruh elemen yang terlibat dalam
pembangunan ekonomi nasional harus terus dijaga
dan dipertahankan sehingga Indonesia dapat
mempertahankan pertumbuhan ekonominya di
kisaran 6% seperti yang telah ditetapkan oleh
pemerintah.
• KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-
NEGARA ASEAN DAN ASIA TIMUR
LAINNYA
1. Thailand
Inflasi Thailand di bulan Mei mengalami kenaikan
sebesar 2,53% dibandingkan bulan yang sama tahun
lalu, atau naik sebesar 0,39% dibandingkan bulan
April 2012. Kenaikan ini secara umum disebabkan
oleh kenaikan harga makanan dan minuman serta
penurunan kuantitas produksi pada sektor
pertanian yang disebabkan oleh kemarau yang
berkepanjangan.
Inflasi Thailand
Sumber : Bloomberg
Inflasi bulan Mei mencerminkan tren yang stabil
dengan indikasi harga-harga yang meningkat
dengan indeks yang stabil. Mengingat tahun lalu
kenaikan harga-harga cukup signifikan dalam
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
4.5
5
Feb-1
1
Mar-
11
Ap
r-11
May-1
1
Jun
-11
Jul-1
1
Au
g-1
1
Se
p-1
1
Oct-
11
Nov-1
1
Dec-1
1
Jan
-12
Feb-1
2
Mar-
12
Ap
r-12
May-1
2
2,53%
31
Overview Perkembangan Ekonomi Internasional
Pemantauan Ekonomi Internasional – Mei 2012
periode sama. Dengan trend yang ada, dapat
disimpulkan bahwa keadaan ekonomi Thailand
dalam taraf stabil dan aman.
Indeks Harga Konsumen Thailand
Sumber: Bloomberg
Secara umum, pertumbuhan ekonomi Thailand
diproyeksikan oleh Bank Dunia akan mencapai 4,5%
pada tahun ini, yang merupakan kenaikan cukup
signifikan apabila dibandingkan tahun lalu yang
hanya 0,1%. Program rehabilitasi pasca banjir dari
pemerintah sebesar 1,5 triliun Baht diperkirakan
akan menyokong pertumbuhan ekonomi sebesar
1,5% sendiri. Sektor industri juga diharapkan bisa
kembali pulih dari efek banjir pada kuartal kedua
tahun ini.
Bank Dunia juga mengkritisi beberapa kebijakan
yang menyedot penggunaan APBN cukup signifikan
yang tidak bermanfaat secara langsung untuk
produktivitas ekonomi, beberapa diantaranya
adalah: (i) 300 milyar Baht untuk rice mortgage
scheme serta pengurangan pajak perusahaan dan
cukai minyak yang menyebabkan berkurangnya
pendapatan negara masing-masing sebesar 52
milyar Baht dan 9 Milyar Baht; dan (ii) program satu
anak satu komputer tablet yang menyebabkan
kerugian 1.8 milyar Baht. Semua kebijakan tersebut
diperkirakan berpengaruh terhadap berkurangnya
potensi pendapatan Negara hingga sebesar 1.5%
dari GDP 2012.
Gairah perekonomian Thailand juga ditunjukkan
dengan meningkatnya Indeks Sentimen Industri
Thailand. Angka bulan Mei mencapai 106 poin,
meningkat 2 poin dari bulan April. Hal ini
menunjukkan gairah produksi sektor industri yang
meningkat dan lepas dari bayang-bayang banjir dan
tingkat percaya diri tinggi dari para pelaku bisnis
dengan keadaan ekonomi Thailand yang sudah
mendekati kestabilan pasca banjir. Optimisme ini
menumbuhkan kepercayaan bahwa target
pertumbuhan ekspor sebesar 15% dapat dicapai
dengan pertimbangan lain Thailand adalah salah
satu negara yang relatif tidak terlalu terpengaruh
krisis eropa dan gejolak timur tengah karena
kualitas produk ekspor dan barang yang diproduksi
adalah barang yang memang dibutuhkan.
Ekspor Impor Thailand (US$)
Sumber : Bloomberg
Target ekspor tahun ini yang mencapai 15% menjadi
tantangan besar pemerintah Thailand. Meskipun
begitu,Perkembangan nilai ekspor bulan ini menjadi
harapan tercapainya target tersebut. Nilai ekspor
bulan ini tercatat sebesar USD 20.9 Milyar atau
meningkat 7.7% dibandingkan bulan yang sama
tahun lalu. Jauh diatas angka bulan April yaitu 3.7%.
Deputi Kementerian Perdagangan Poom Sarapol
mengatakan bahwa meningkatnya intensitas ekspor
dikarenakan kenaikan produksi barang elektronik
dan otomotif.
2. Vietnam
Pada tahun 2011, Pemerintah Vietnam
berkomitmen untuk menurunkan inflasi. Pada awal
2012, masyarakat bisa bernapas lega dengan
tingkatan inflasi yang terbilang rendah. Inflasi yang
rendah mencerminkan keadaan ekonomi yang lebih
rileks setelah cukup lama berkontraksi hingga
puncaknya mencapai 23% pada bulan Agustus 2011
dan baru menyentuh satu digit pada bulan Mei
2012.
Meskipun begitu, rendahnya Inflasi yang terus
terjadi berturut-turut menimbulkan sedikit
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
Jan
-11
Feb-1
1
Mar-
11
Ap
r-11
May-1
1
Jun
-11
Jul-1
1
Au
g-1
1
Se
p-1
1
Oct-
11
Nov-1
1
Dec-1
1
Jan
-12
Feb-1
2
Mar-
12
Ap
r-12
May-1
2
0
5000
10000
15000
20000
25000
ekspor impor
32
Overview Perkembangan Ekonomi Internasional
Pemantauan Ekonomi Internasional – Mei 2012
kekhawatiran. Inflasi pada bulan Mei tetap
mengikuti trend berada di tingkat rendah dengan
kenaikan 0.18% dibandingkan bulan April atau
8.34% year-on-year. Target inflasi satu digit pada
tahun 2012 memungkinkan untuk dicapai apabila
menilik tingkat inflasi pada awal tahun ini
Inflasi Vietnam YoY
Indeks Harga Konsumen Vietnam
Sumber : Bloomberg
Yang harus diperhatikan bukan berapa tingkat inflasi
yang terjadi, melainkan penyebabnya. Vietnam
pada tahun 2008 pernah mengalami perubahan
tingkat inflasi yang cukup tajam, yaitu selama 3
bulan berturut-turut berada di tingkat rendah
setelah 10 bulan sebelumnya meroket. Skenario
tersebut cukup mirip dengan yang terjadi saat ini.
Tetapi penyebab pergolakan inflasi pada kedua
periode tersebut berbeda.
Pada tahun 2008, Penyebab inflasi adalah ekspor
yang menurun sebagai akibat dari krisis global,
namun di sisi lain permintaan domestik ternyata
mampu menyerap barang-barang yang diproduksi.
Sedangkan pada tahun ini, tidak hanya ekspor yang
terbatas karena (lagi-lagi) krisis global, tetapi juga
permintaan dalam negeri menurun tajam sehingga
produk-produk tidak laku.
Pada awal Mei, Lembaga Survey Nielsen Vietnam
melaporkan survei Kepercayaan Konsumen yang
menunjukkan hasil yang cukup kontras antara
masyarakat Vietnam dan global. Indeks kepercayaan
konsumen masyarakat global naik 5 poin pada
Quartal I 2012, sedangkan di Vietnam justru turun 5
poin pada periode yang sama. Sekitar 68%
penduduk Vietnam tidak yakin Vietnam bisa lolos
dari krisis dalam 12 bulan ke depan. Angka ini
meningkat sebesar 3% dari kuartal terakhir 2011.
Kantor Statistik Vietnam mengumumkan
perdagangan Vietnam pada bulan Mei mencatat
defisit sebesar 700 juta dolar, dengan impor
sebesar 9.8 milyar dolar pada bulan Mei, atau
meningkat 1.5% dari 8,96 milyar dolar pada bulan
sebelumnya. Sementara ekspor sebesar 9,1 milyar
dolar, atau naik dari angka sebelumnya sebesar 8,96
milyar dolar. Sementara secara akumulasi untuk
periode Januari-Mei, defisit tercatat sebesar 622
juta dolar dengan rincian, akumulasi impor sebesar
43,48 milyar dolar dan ekspor sebesar 42,86 milyar
dolar.
Kantor Statistik Vietnam juga mengatakan
akumulasi defisit pada periode Januari-Mei
menunjukkan peningkatan cukup tinggi
dibandingkan pada periode Januari-April. Produk-
produk bahan mentah merupakan komoditas impor
yang paling dominan. Hal ini mengindikasikan
pulihnya produksi di tingkat domestik. Meskipun
begitu, jika dibandingkan dengan periode yang sama
tahun lalu, impor bahan mentah mengalami
penurunan yang cukup besar dengan rincian, impor
kapas menurun sebesar 33,8%, fiber menurun
sebesar 14,2%, spare-parts kendaraan menurun
sebesar 37,8%, dan pupuk sebesar 13,6%. Bahan
bakar dan oli juga mengalami penurunan sebesar
13,3%.
Ekspor Impor akumulasi (US$)
Sumber : Bloomberg
0
5
10
15
20
25
Jan
-11
Feb-1
1
Mar-
11
Ap
r-11
May-1
1
Jun
-11
Jul-1
1
Au
g-1
1
Se
p-1
1
Oct-
11
Nov-1
1
Dec-1
1
Jan
-12
Feb-1
2
Mar-
12
Ap
r-12
May-1
2
105
110
115
120
125
130
135
140
145
0
50000
100000
150000
ekspor impor
33
Overview Perkembangan Ekonomi Internasional
Pemantauan Ekonomi Internasional – Mei 2012
Impor cukup lemah bila dibandingkan dengan tahun
lalu, tetapi dengan indikasi yang sedang naik bulan
ini, maka ke depan bisa lebih baik, dan defisit bukan
masalah dengan catatan masih bisa ditutupi aliran
modal, dalam hal ini Vietnam dalam taraf aman.
Daya beli masyarakat pada bulan Mei menunjukkan
sedikit peningkatan yang ditunjukkan dengan
peningkatan 0.6% mom dari total penjualan barang
dan jasa. Dalam lima bulan pertama di tahun 2012,
total perdagangan barang dan jasa mencapai
US$45.34 milyar, dengan didominasi oleh penjualan
barang-barang hasil industri sebesar 77% dari total
perdagangan tersebut.
3. Malaysia
Departemen Statistik Malaysia mengungkapkan
inflasi Malaysia pada bulan Mei tercatat sebesar
1,7% YoY dan 0,2% MoM. Peningkatan ini terutama
dikarenakan harga makanan dan minuman yang
naik serta komoditas bukan makanan. Indeks harga
makanan dan minuman serta non-makanan
meningkat masing-masing 3% dan 1,2% YoY.
Indeks Harga Konsumen Malaysia
Sumber : Bloomberg
Kantor Statistik Malaysia menyatakan untuk periode
Januari-Mei, inflasi berada di angka 2,1%
dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu,
dan indeks harga bahan makanan minuman serta
bukan minuman masing-masing meningkat sebesar
3,2% dan 1,5%. Inflasi bulan Mei berada di bawah
ekspektasi para ekonom yang sebelumnya
mentargetkan sebesar 1,8% dan di bawah bulan
sebelumnya yang mencapai 1,9%.
Inflasi Malaysia
Sumber : Bloomberg
Ada sedikit resiko bahwa ekonomi Malaysia dapat
terpengaruh kondisi perekonomian dunia yang tidak
stabil, meskipun konsumsi dalam negeri mampu
menutupi kegamangan tersebut. Bank Negara
Malaysia selaku bank sentral cenderung
mempertahankan kebijakan suku bunga untuk tidak
berubah, meskipun inflasi yang terkendali
memberikan ruang untuk menurunkan suku bunga.
Suku bunga dipertahankan sebesar 3% dengan
pertimbangan apabila diturunkan bisa berdampak
pada memburuknya rasio debt-to-GDP yang sudah
tinggi.
Kementerian Perdagangan dan Industri Malaysia
pada bulan Mei mencatat ekspor sebesar 58,78
milyar RM atau naik 6,7% dibandingkan bulan yang
sama tahun sebelumnya. Komponen elektrik dan
barang elektronik menjadi komoditas ekspor utama
dengan persentase hingga 32,8% atau dengan nilai
19,29 milyar RM. Sedangkan dengan berdasarkan
basisi bulanan, ekspor tercatat mengalami kenaikan
sebesar 1,8% dari 57,57 milyar RM di bulan April
2012.
Negara ASEAN, Cina, Jepang dan Amerika Serikat
menjadi negara tujuan ekspor yang nilai ekspornya
meningkat pada bulan ini, kontras dengan negara-
negara Eropa yang nilai ekspornya menurun.
Singapura menjadi negara tujuan ekspor terbesar
disusul China dan Jepang. Ekspor ke negara-negara
ASEAN meningkat sebesar 19,7% menjadi 16,1
triliun RM sejak bulan Mei 2011, sedangkan ekspor
ke China pada periode sama meningkat 1,4%
menjadi 7.1 triliun RM.
100100.5
101101.5
102102.5
103103.5
104104.5
105
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
Jan
-11
Feb-1
1
Mar-
11
Ap
r-11
May-1
1
Jun
-11
Jul-1
1
Au
g-1
1
Se
p-1
1
Oct-
11
Nov-1
1
Dec-1
1
Jan
-12
Feb-1
2
Mar-
12
Ap
r-12
May-1
2
34
Overview Perkembangan Ekonomi Internasional
Pemantauan Ekonomi Internasional – Mei 2012
Impor Malaysia YoY
Total Ekspor Impor (dalam RM)
Sumber : Bloomberg
Setelah sempat menurun selama dua bulan, ekspor
pada bulan Mei, yang melebihi ekspektasi para
ekonom, cukup memberi ruang kepada Bank Sentral
untuk menjaga suku bunga. Pertumbuhan ekspor
diperkirakan akan tetap menghadapi tantangan
rendahnya permintaan dan harga komoditas yang
cenderung naik pada bulan-bukan kedepan,
meskipun begitu suku bunga akan tetap berada
dalam tingkat aman dan tidak berubah kecuali ada
factor eksternal yang cukup mempengaruhi.
Sementara dalam impor, peningkatan terlihat cukup
besar dengan total impor 54,14 milyar RM, atau
meningkat sebesar 16,2%. Bahan setengah jadi
mendominasi total impor dengan persentase 62,4%
atau 33,8 milyar RM, atau mencatat kenaikan
sebesar 6,6% dari bulan Mei 2011. Barang modal
meningkat sebesar 41,9% menjadi 8,87 milyar RM,
sementara barang konsumsi meningkat sebesar
14,9% menjadi 3,8 milyar RM. China menjadi negara
sumber impor terbesar dengan persentase 15,9 %
dari total impor atau 8,4 milyar RM. Singapura di
posisi kedua dengan 7,68 milyar RM, disusul Jepang
(5,07 milyar RM), AS (4,27 milyar RM) dan Thailand
(3,25 milyar RM).
4. Singapura
Pada bulan Mei, Monetary Authority of Singapore
(MAS) mengumumkan bahwa inflasi bulan ini
mengalami penurunan menjadi 5,0% dari
sebelumnya 5,4% di bulan April 2012. Para ekonom
sebelumnya memperkirakan inflasi akan berada di
kisaran 5,1%. Penyebab utamanya adalah tingkat
harga perumahan dan harga minyak serta
turunannya yang cenderung naik tetapi tidak terlalu
besar.
Indeks Harga Konsumen Singapura
Sumber : Bloomberg
Tingkat harga komoditas minyak dan turunannya
pada bulan Mei berada di kisaran 7,8% YoY setelah
pada bulan April sempat menyentuh 8,9%.
Sedangkan tingkat harga akomodasi di Singapura
pada bulan April berada sebesar 12,7%, dan pada
bulan ini turun menjadi 9,0%. Harga komoditas jasa
dan makanan sama-sama meningkat sebesar 0,1%
menjadi 2,9% dan 2,5%. Biaya transportasi pribadi
naik dari 8,2% menjadi 10% setelah ada kenaikan
COE (Certificate of Entitlement) Premium yang ikut
menaikkan harga mobil. COE Premium adalah
sertifikat kepemilikan kendaraan sebagai syarat atas
kepemilikan kendaraan pribadi.
Dengan trend saat ini, diperkirakan inflasi tidak akan
turun pada bulan depan, tetapi kemungkinan akan
turun pada kuartal ketiga. Pada bulan Juni, ada
kemungkinan akan naik menjadi 5,2-5,4%
Sementara itu, ekspor pada bulan ini menunjukkan
kenaikan. Persentase kenaikan ekspor YoY tercatat
-2
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20Jan
-11
Feb-1
1
Mar-
11
Ap
r-11
May-1
1
Jun
-11
Jul-1
1
Au
g-1
1
Se
p-1
1
Oct-
11
Nov-1
1
Dec-1
1
Jan
-12
Feb-1
2
Mar-
12
Ap
r-12
May-1
2
ekspor impor yoy
0
10000
20000
30000
40000
50000
60000
70000
ekspor impor
0
1
2
3
4
5
6
Jan
-11
Feb-1
1
Mar-
11
Ap
r-11
May-1
1
Jun
-11
Jul-1
1
Au
g-1
1
Se
p-1
1
Oct-
11
Nov-1
1
Dec-1
1
Jan
-12
Feb-1
2
Mar-
12
Ap
r-12
May-1
2
35
Overview Perkembangan Ekonomi Internasional
Pemantauan Ekonomi Internasional – Mei 2012
berada di posisi 3,2% dibandingkan bulan April 2012
dan melebihi angka ekspektasi para ekonom yaitu
sekitar 3%. Pada bulan April sendiri ada revisi atas
persentase kenaikan ekspor setelah sebelumnya
cukup tinggi yaitu sebesar 8,3% menjadi 1,7% yang
cukup mengejutkan banyak pihak. Sementara
berdasarkan basisi bulanan, ekspor mengalami
penurunan menjadi 2,1% setelah pada bulan April
sebesar 6,4%. Hal yang menarik ditemukan pada
ekspor obat obatan yang meningkat hanya 0,3%
YoY. Pada bulan sebelumnya sempat diumumkan
mencapai 38,4% tetapi direvisi cukup tajam menjadi
7,1%.
Ekspor atas barang elektronik pada bulan Mei
meningkat sebesar 3,9% YoY setelah hanya tumbuh
1% pada bulan sebelumnya. Sementara ekspor atas
barang-barang non-elektronik tercatat 2,8%, atau
naik dari bulan April yaitu 2,1%. Ekspor berdasarkan
tujuan tetap didominasi oleh Uni Eropa yang
mencatat kenaikan sebesar 1,5% pada bulan Mei,
kemudian ke AS yang turun 11,4%, dan ke Cina yang
juga turun 0,8%.
Data diatas menunjukkan bahwa pertumbuhan
ekonomi di Singapura yang sangat tergantung
dengan ekspor akan relatif lambat. Perdana Menteri
Lee Hsien Loong mengatakan bahwa Singapura
kemungkinan tidak bisa melanjutkan pertumbuhan
GDP yang ekspansif seperti tahun-tahun
sebelumnya yang sempat menyentuh angka 14,8%
pada tahun 2010. Tahun ini diperkirakan hanya
berkisar antara 1%-3%. Sementara perkembangan
terakhir pada kuartal pertama 2012 menunjukkan
pertumbuhan ekonomi sebesar 1,6%.
Total impor pada bulan Mei mencatat kenaikan
sebesar 6,0%, cukup tinggi dibandingkan 1,5% pada
bulan sebelumnya. Berdasarkan basis bulanan, total
impor mencatat kenaikan sebesar 4,7%, atau cukup
moderat dibandingkan bulan sebelumnya yang
sebesar 3,5%.
5. Filipina
Tingkat inflasi Filipina pada bulan Mei menyentuh
angka 2,9%, atau sedikit dibawah bulan April yang
sebesar 3%, namun masih dalam batas ekspektasi
Bank Sentral yang berada di kisaran 2,5%-3,4%.
Inflasi inti yang tidak mengikutsertakan komoditas
volatile, tercatat pada angka 3,7% atau sedikit naik
dibanding bulan April yang sebesar 3,6%.
Indeks Harga Konsumen Filipina
Sumber : Bloomberg
Inflasi bulan Mei yang sedikit turun dibandingkan
bulan sebelumnya dikarenakan relatif stagnannya
tingkat harga pada komoditas non-makanan, seperti
perumahan, air, listrik, gas, dan transportasi.
Penurunan tarif listrik rumah tangga dan penurunan
harga bahan bakar seperti LPG, kerosin, premium
dan diesel berpengaruh kepada inflasi non-makanan
yang turun. Inflasi selama lima bulan terakhir tetap
berada di angka 3% dan masih dalam target inflasi
tahun ini yaitu antara 3%-5%. Bank sentral
kemungkinan akan mempertahankan suku bunga
pada angka 4% hingga kuartal pertama 2013.
Ekspor Filipina pada bulan Mei mencatat kenaikan
sebesar 6,4% MoM dari bulan April menjadi 4.93
milyar dolar. Total akumulasi ekspor selama lima
bulan terakhir tercatat sebesar 22,44 milyar dolar,
atau naik sebesar 8,4% dibandingkan periode yang
sama di bulan April 2012.
Ekspor Impor Filipina (US$)
Sumber:Bloomberg
0
1
2
3
4
5
6
Jan
-11
Feb-1
1
Mar-
11
Ap
r-11
May-1
1
Jun
-11
Jul-1
1
Au
g-1
1
Se
p-1
1
Oct-
11
Nov-1
1
Dec-1
1
Jan
-12
Feb-1
2
Mar-
12
Ap
r-12
May-1
2
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
Jan
-11
Feb-1
1
Mar-
11
Ap
r-11
May-1
1
Jun
-11
Jul-1
1
Au
g-1
1
Se
p-1
1
Oct-
11
Nov-1
1
Dec-1
1
Jan
-12
Feb-1
2
Mar-
12
Ap
r-12
May-1
2
ekspor impor
36
Overview Perkembangan Ekonomi Internasional
Pemantauan Ekonomi Internasional – Mei 2012
Komoditas ekspor terbesar adalah produk elektronik
yang menguasai 38% dari seluruh ekspor dengan
nilai 1,87 milyar dolar, atau naik 14,5% MoM dari
bulan sebelumnya yang sebesar 1,635 milyar dolar.
Kemudian komoditas ekspor terbanyak kedua
adalah kerajinan kayu dan furniture dengan total
nilai 175,67 juta dolar, atau menurun 5,7%
dibanding tahun sebelumnya. Di tempat ketiga
adalah pakaian dan aksesoris dengan total ekspor
sebesar 150,46 juta dolar atau turun sebesar 5,9%
YoY.
Jepang menjadi negara tujuan ekspor utama dengan
total persentase dari seluruh ekspor mencapai 23%
dan mencatat keuntungan sebesar 1,33 milyar
dolar, atau naik 81,5% dari 624,26 juta dolar. Di
tempat kedua adalah AS dengan persentase 14,5%
atau 714,06 juta dolar, naik sedikit dari 702,56 juta
dolar atau 1,6%. Kemudian diikuti Thailand, China
dan Hongkong. Sedangkan ekspor menurut regional,
nilai terbesar dipegang oleh Asia Timur (China,
Hongkong, Taiwan, Jepang, Makau, Mongolia, Korea
Selatan dan Utara, serta Taiwan) dengan persentasi
47,2% dari total ekspor dengan nilai sebesar 2.325
milyar dolar, atau mengalami kenaikan sebesar
256%. Regional kedua ditempati Uni Eropa dengan
persentase 9,8% bernilai 481,2 juta dolar.
Sementara neraca pembayaran Filipina tercatat
mengalami defisit sebesar 513 juta dolar, atau lebih
baik dibandingkan bulan April yang mencapai 846
juta dolar. Seiring dengan hal tersebut, Filipina juga
mengumumkan total impor pada bulan Mei naik
dari 4.441 juta dolar menjadi 4.753,4 juta dolar.
6. Laos
Pada tahun 2012, perekonomian Laos diprediksi
akan tumbuh sebesar 8,3%. Menurut World Bank,
sektor pertambangan, konstruksi, jasa, agrikultur
dan manufaktur akan menjadi motor pertumbuhan
ekonomi Laos pada tahun ini. Sektor pertambangan
akan berkontribusi melalui beberapa proyek baru.
Sektor konstruksi akan berkembang seiring akan
diadakannya 9th
Asia-Europe Meeting (ASEM) yang
membutuhkan banyak konstruksi baru. Kemudian
sektor jasa akan didorong oleh pariwisata,
transportasi dan telekomunikasi yang diprediksi
akan terus berkembang. Terakhir, sektor agrikultur
diproyeksikan akan kembali pulih setelah sempat
terpukul pada tahun 2011. Sebagai efek dari
berkembangnya keempat sektor diatas, sektor
manufaktur akan ikut terkena dampaknya sebagai
penyokong materi seperti bahan-bahan konstruksi,
makanan dan minuman. Meskipun begitu, proyeksi
perekonomian ini tetap harus mempertimbangan
ancaman dari ketidakstabilan harga, krisis Eropa dan
perlambatan ekonomi China.
Pada bulan Mei pemerintah Laos mencatat sedikit
penurunan pada Indeks Harga Konsumen, yaitu
sebesar 0,38% MoM. CPI air, listrik dan LPG
mencatat kenaikan sebesar 1,48% setelah
pemerintah menaikkan tarif listrik pada bulan
Maret, yang mengakibatkan pengeluaran lebih
besar bagi konsumen.
CPI beberapa komoditas hanya berubah sedikit
yaitu dengan kisaran perubahan sebesar 0-0,75%.
Sementara untuk minuman alkohol dan rokok,
barang-barang rumah tangga dan jasa transportasi
mengalami penurunan sebesar masing-masing
0,34%, 0,01% dan 0,17%. Tingkat perubahan CPI
MoM yang relatif kecil ini berpengaruh pada inflasi
yang tercatat sebesar 3,77%, atau mengalami
penurunan berturut-turut dari bulan April, Maret,
Februari, dan Januari masing-masing sebesar 4,4%,
5,33%, 6,11% dan 6.69%.
Biro Statistik melalui situs resminya menyatakan
bahwa inflasi bulan Mei cenderung rendah karena
inflasi bahan makanan dan jasa, termasuk makanan
dan minuman non-alkohol serta transportasi juga
relatif rendah. Penurunan inflasi ini juga sebagai
efek dari kebijakan pemerintah yang membatasi
ekspor beras karena dikhawatirkan permintaan
dalam negeri akan meningkat sehingga butuh
pasokan lebih banyak. Apabila permintaan tersebut
tidak dapat dipenuhi karena tingginya jumlah beras
yang diekspor, hal tersebut bisa mengakibatkan
harga-harga melonjak naik. Beberapa perhatian lain
yang muncul adalah harga bahan bakar di dunia
yang turun dan tarif listrik yang naik. Harga bahan
bakar dunia yang turun menjaga inflasi tetap rendah
sementara tarif listrik yang naik akan menjadi
hambatan dalam mengendalikan inflasi, dimana
para perusahaan akan terpengaruh dan mau tidak
mau akan menaikkan harga jual produk mereka.
7. Kamboja
Menurut Institut Statistik Nasional Kamboja, inflasi
pada bulan Mei tercatat turun menjadi 3,7% dari
48% di bulan April dan 5,4% di bulan Maret 2012.
Dari bulan April hinggal Mei, harga makanan, beras,
37
Overview Perkembangan Ekonomi Internasional
Pemantauan Ekonomi Internasional – Mei 2012
dan ikan segar dan seafood mengalami penurunan
masing-masing sebesar 0,8%, 1,5% dan 3,3%. Harga
daging babi dan buah-buahan juga turun sebesar
1,7%, sementara harga bahan bakar turun sebesar
5%.
Harga bahan bakar di Kamboja tercatat pada level
1,25 dolar per liter atau turun 11% dari 1,41 dolar di
awal bulan Mei. Bagi para pelaku bisnis dan
konsumen, penurunan inflasi menjadi kelegaan
tersendiri setelah sebelumnya dipukul oleh tingkat
inflasi yang tinggi, bahkan komoditas tertentu
seperti daging babi sempat mencapai 18% pada
bulan Februari dan Maret.
Di bulan Mei ini, inflasi cukup rendah karena ada
perbaikan suplai barang terhadap permintaan,
sehingga beberapa produk cenderung menurunkan
harga dan beberapa lain stabil. Harga bahan bakar
yang turun juga berpengaruh signifikan dan pada
saat yang sama, kurs mata uang juga stabil. Di sisi
lain pemerintah Kamboja sedang mendorong
rakyatnya untuk menambah suplai daging karena
masih dirasa belum cukup, tetapi dengan inflasi
yang berada di bawah 5%, yang berarti sudah cukup
bagus. Proyeksi inflasi pada bulan Juni tidak akan
jauh berbeda dengan bulan Mei, yaitu berkisar
antara 2-3%.
Biro Perdagangan Luar Negeri Jepang melaporkan
perdagangan bilateral antara Kamboja dan Jepang
pada 5 bulan pertama 2012 mencapai 207 juta
dolar, atau naik 3% dari 201 juta dolar pada periode
yang sama 2011. Selama periode tersebut, ekspor
Kamboja ke Jepang mencapai 136 juta dolar, atau
mengalami kenaikan sebesar 18% dari 115 juta
dolar pada periode yang sama tahun 2011.
Sementara ekspor Jepang ke Kamboja tercatat
sebesar 71 juta dolar, atau turun 17% dari 86 juta
dolar.
Produk ekspor utama dari Kambjoa adalah garmen,
sepatu, gula, ikan, dan makanan laut sedangkan
impor Kamboja dari Jepang adalah permesinan,
modil, produk elektronik, daging, besi dan baja serta
obat-obatan.
8. Myanmar
Ekonomi Myanmar diproyeksikan akan bergerak
cukup ekspansif pada tahun 2012 meskipun inflasi,
pembangunan infrasruktur, dan stabilitas politik
tetap berpeluang menjadi hambatan. Economist
Intelligence Unit (EIU), salah satu lembaga riset
ekonomi dan bisnis, mengungkapkan hal tersebut
dalam laporan perkembangan Myanmar, sekaligus
menambahkan bahwa pertumbuhan ekonomi akan
berada di kisaran 5,2% pada tahun 2012-2013 dan
inflasi akan berada di angka 6%.
Lembaga riset asal Inggris Raya ini juga berpendapat
impor akan meningkat seiring dengan masuknya
perusahaan asing ke dalam negeri akibat dari
melonggarnya sanksi perdagangan yang diderita
Myanmar. Ekspor akan ikut naik sebagai efek dari
meningkatnya kapasitas produksi yang ditimbulkan
dari bertambahnya investasi. Permintaan yang
tinggi atas komoditas ekspor Myanmar terbesar-gas
alam dan permata- akan menjadi tulang punggung
penerimaan ekspor tahun 2012 seperti yang
dilaporkan harian.
Pendapatan dari penjualan gas alam diproyeksikan
meningkat cukup tajam pada 2013 ketika beberapa
sumber gas baru dapat dieksplorasi. Pendapatan
dari komoditas lain, seperti kayu, diperkirakan akan
naik juga sejalan dengan permintaan yang meninggi.
Meskipun begitu, ada catatan penting atas
kecemasan akibat pergantian rezim ke rezim Aung
San Suu Kyi yang bersama partainya, National
League for Democracy, memenangi 43 dari 45 kursi
parlemen.
Sementara itu, meskipun turunnya harga makanan
di tingkat dunia berpeluang mengakibatkan inflasi
Myanmar etap bertahan di titik rendah, tetapi
kenaikan harga bahan bakar, ditambah kenaikan
tariff listrik akan menjaga inflasi tetap berada di
angka 5,7% pada 2012.
9. Brunei Darussalam
Perekonomian Brunei diperkirakan akan tumbuh
sebesar 3,2% pada tahun ini, yang ditunjang dengan
prediksi kenaikan harga berdasarkan kondisi
geopolotikal. Hal ini diungkapkan dalam analisis
APEC yang mengungkapkan bahwa hanya ada 3 dari
16 negara emerging dan development yang
diprediksi akan menanjak perekonomiannya, yaitu
Brunei, Thailand, dan Filipina. Meskipun begitu
Brunei yang tergantung dengan Eropa dalam
pembiayaan kredit domestik berpeluang terkena
imbas kebijakan pengetatan syarat pinjaman oleh
bank-bank Uni Eropa.
38
Overview Perkembangan Ekonomi Internasional
Pemantauan Ekonomi Internasional – Mei 2012
Pertumbuhan ekonomi Brunei pada tahun 2012
yang mencapai 32% tersebut lebih tinggi dari
capaian tahun 2011 dan 2012 yang masing-masing
mencatatkan pertumbuhan sebesar 1,9% dan 2,6%.
Prediksi untuk tahun 2013, pertumbuhan Brunei
akan turun cukup drastis menjadi 1,6%..
Pada bulan Mei, Brunei Darussalam mencatat
peningkatan CPI sebesar 0,2% MoM sebagai
dampak dari kenaikan harga perbaikan dan
perawatan kendaraan, tiket pesawat, dan
perlengkapan rumah tangga. Penurunan harga
terjadi di komoditas makanan dan minuman non-
alkohol. Sedangkan berdasarkan basis tahunan, CPI
tercatat meningkat 0,1%, yang utamanya
disebabkan oleh naiknya indeks harga makanan dan
minuman non-alkohol serta biaya rekreasi
10. Selandia Baru
Di bulan Mei, Selandia Baru mencatat surplus yang
menurun dibanding bulan sebelumnya, seiring
dengan meningkatnya impor. Menurut Biro Statistik
Selandia Baru, surplus bulan Mei tercatat sebesar
301 juta dolar, atau mengalami penurunan
dibandingkan bulan April yang sebesar 335 juta
dolar sejalan dengan prediksi dari Reuters.
Komoditas ekspor nomor satu Selandia Baru yaitu
produk peternakan dan daging mengalami
penurunan seiring dengan melemahnya harga
produk peternakan di dunia.
Ekspor turun menjadi 4,42 milyar dolar NZ di bulan
Mei dari 4,62 milyar dolar NZ di bulan Mei tahun
lalu, sementara impor naik dari 4,07 milyar dolar NZ
menjadi 4,11 milyar dolar NZ. Tetapi apabila
dibandingkan dengan bulan sebelumnya, ekspor
mencatat kenaikan dari 3,89 milyar dolar NZ dan
impor juga mencatat kenaikan dari 3,53 milyar dolar
NZ.
Ekspor Impor New Zealand (NZD)
Sumber: Bloomberg
Ekspor daging menunjukkan penurunan terbesar,
yaitu turun 13% YoY. Susu bubuk, mentega dan keju
turun 6.2% dan produk kehutanan mengalami
sebesar 19%, sementara minyak mentah turun 20%.
Berdasarkan negara tujuan ekspor, Australia sebagai
negara tujuan ekspor terbesar mengalami
penurunan 11%, sementara ekspor ke china dan ke
AS mengalami kenaikan masing-masing sebesar
7,1% dan 7,7%.
11. India
Inflasi India di bulan Mei tercatat cukup tinggi
sebesar 7,55% YoY, sehingga mengakibatkan
semakin sempitnya ruang bagi bank sentral untuk
memulihkan pertumbuhan ekonomi negara
tersebut setelah mencapai 7,69% dan 7,23%
masing-masing pada bulan Maret dan April 2012.
Tetapi dengan inflasi inti yang berkisar di bawah 5%,
masih ada ruang untuk Reserve Bank of India (RBI)
untuk menurunkan suku bunga. Suku bunga India
sudah diturunkan sebesar 0,5% pada bulan April dan
merupakan penurunan pertama dalam tiga tahun.
Inflasi bulan Mei dipengaruhi terutama oleh
kenaikan harga-harga makanan seperti teh, gandum
dan kentang, harga bahan bakar dan produk-produk
manufaktur. Bahkan setelah data inflasi yang
diprediksi sekitar 7% pada bulan Mei ternyata keliru,
rupee, saham, dan obligasi nilainya ikut jatuh.
Tingginya inflasi ditambah melemahnya aktivitas
finansial dikhawatirkan akan menimbulkan stagflasi.
Seolah melengkapi inflasi, ekspor India pada bulan
ini juga turun sebesar 4,2% menjadi 25,7 milyar
dolar YoY. Penyebab turunnya ekspor adalah
perekonomian Uni Eropa yang masih tidak stabil.
Ekspor yang turun selain diakibatkan oleh lemahnya
ekonomi Uni Eropa, juga karena perlambatan dalam
produksi domestik. Pun tidak terkecuali negara-
negara lain juga punya masalah yang sama.
Selama periode April-Mei, tercatat ekspor India
mengalami penurunan 0,69% menjadi 50,13 milyar
dolar dari sebelumnya 50,48 milyar dolar. Dari sisi
komoditas, komoditas ekspor utama seperti bahan
bakar, mesin-mesin, perhiasan dan garmen tercatat
komoditas yang mengalami penurunan terbesar,
masing-masing 26%, 15,67%, 9%, dan 15,82%.
0
1000
2000
3000
4000
5000
export impor
39
Overview Perkembangan Ekonomi Internasional
Pemantauan Ekonomi Internasional – Mei 2012
Ekspor Impor India YoY
Sumber: Bloomberg
Impor tercatat mengalami penurunan 7% menjadi
41,9 milyar dolar, dengan impor atas minyak
mentah naik 14% menjadi sebesar 14,98 milyar
dolar dan impor atas emas dan perak turun tajam
hingga 52% menjadi 4,3 milyar dolar. Turunnya
ekspor dan impor apabila diakumulasikan
menghasilkan defisit sebesar 16,3 milyar dolar.
12. Korea Selatan
Pemerintah Korea Selatan diwakili Biro Statistik
setempat mengeluarkan data Inflasi dan bulan Mei
dan terlihat sedikit penurunan dibandingkan bulan
April.Inflasi pada bulan Mei tercatat 4.1% year-on-
year atau turun 0.1%. Data tersebut menunjukkan
selama lima bulan berturut-turut inflasi berada di
atas target Bank of Korea sebesar 2%-4%. Inflasi inti
berada di 3.5% year-on-year setelah bulan
sebelumnya pada 3.2%. Bank of Korea dalam
pernyataannya menegaskan perekonomian Korea
Selatan cukup solid dan cukup percaya diri dengan
perekonomian sekarang, meskipun tetap memberi
perhatian terhadap gejolak politik di Timur Tengah
dan Afrika Utara yang bisa memperngaruhi harga
minyak dan krisis Uni Eropa.
Inflasi Korea Selatan YoY
Sumber: Bloomberg
Ekspor Korea Selatan menurun untuk yang ketiga
kalinya berturut-turut, setelah pada bulan ini
mencatat penurunan 0.8% year-on-year menjadi
US$46.9 milyar.
Ekspor Impor Korea YoY
Sumber: Bloomberg
Nilai Impor Korea Selatan tercatat turun akibat
turunnya harga minyak mentah dan bahan
bakar.Impor turun 1.2% menjadi US$44.8 milyar.
13. Australia
Inflasi di Australia terbilang cukup terkendali pada
bulan Mei, sehingga memberikan keleluasaan pada
Bank Sentral untuk menurunkan suku bunga. TD
Securities-Melbourne Institute mengatakan indeks
inflasi pada bulan Mei tidak mengalami perubahan
pada angka 131,54 dibandingkan bulan April,
sedangkan berdasarkan basis tahunan, di bulan mei
ini tercatat mengalami kenaikan 1,8%. Inflasi berada
di level aman dan Bank Sentral menargetkan inflasi
sebesar 2-3%.
Perdagangan Australia diluar dugaan mengalami
defisit lebih rendah dari perkiraan pada bulan Mei
ini, diiringi dengan rekor dalam ekspor ke
China.Fakta ini menunjukkan tren positif
menghadapi krisis global. Pemerintah
mengumumkan pada bulan Mei, defisit tercatat
pada 285 juta dolar AU, jauh dibawah perkiraan
yaitu sebesar 500 juta dolar AU. Ekspor ke China
meningkat cukup signifikan dengan kenaikan
sebesar 14% dengan nilai ekspor sebesar 7,3 milyar
dolar AU, yang langsung memecahkan rekor nilai
terbesar sebelumnya pada bulan Oktober 2011.
Dalam bulan-bulan kedepan, para ekonom optimis
defisit akan berganti menjadi surplus karena
perekonomian Asia yng mulai menggeliat.
-20
-10
0
10
20
30
40
50
60
70
Jan
-11
Feb-1
1
Mar-
11
Ap
r-11
May-1
1
Jun
-11
Jul-1
1
Au
g-1
1
Se
p-1
1
Oct-
11
Nov-1
1
Dec-1
1
Jan
-12
Feb-1
2
Mar-
12
Ap
r-12
May-1
2
export yoy import yoy
012345
Jan
-11
Feb-1
1
Mar-
11
Ap
r-11
May-1
1
Jun
-11
Jul-1
1
Au
g-1
1
Se
p-1
1
Oct-
11
Nov-1
1
Dec-1
1
Jan
-12
Feb-1
2
Mar-
12
Ap
r-12
May-1
2
-10
0
10
20
30
40
50
Jan
-11
Feb-1
1
Mar-
11
Ap
r-11
May-1
1
Jun
-11
Jul-1
1
Au
g-1
1
Se
p-1
1
Oct-
11
Nov-1
1
Dec-1
1
Jan
-12
Feb-1
2
Mar-
12
Ap
r-12
May-1
2
export yoy import yoy
40
Overview Perkembangan Ekonomi Internasional
Pemantauan Ekonomi Internasional – Mei 2012
Ekspor Impor Australia
Sumber: Bloomberg
Ekspor Australia pada bulan Mei meningkat sebesar
2,2% menjadi 26,8 milyar dolar AU, terbesar dalam
lima bulan ini. Ekspor terbesar adalah komoditas
logam dan bijih besi, dengan pengiriman bijih besi
ke China naik hingga 17%. Ekspor bijih besi dan
Batubara pada kuartal pertama sebenarnya tidak
memuaskan karena cuaca buruk mengakibatkan
suplai tersendat. Sektor pertambangan masih
memproyeksikan permintaan dari Cina dan India
akan tetap tinggi dalam dekade mendatang, dan
kebutuhan mereka akan barang tambang dan gas
alam sangat tinggi.
Di sisi impor, Australia mencatat kenaikan sebesar
3,2% menjadi 27 Milyar dolar AU, dengan komoditas
impor terbesar adalah bahan bakar. Impor barang
modal naik 3% dengan komoditas utama yaitu alat
transport untuk industri pertambangan.
---oOo---
0
5000
10000
15000
20000
25000
30000
Jan
-11
Feb-1
1
Mar-
11
Ap
r-11
May-1
1
Jun
-11
Jul-1
1
Au
g-1
1
Se
p-1
1
Oct-
11
Nov-1
1
Dec-1
1
Jan
-12
Feb-1
2
Mar-
12
Ap
r-12
May-1
2
export import