29
NASKAH PUBLIKASI KONTRIBUSI USAHATANI PADI TERHADAP PENDAPATAN DAN KETERSEDIAAN ENERGI RUMAH TANGGA PETANI PADI DI KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN KARANGANYAR Program Studi Agribisnis Oleh : Khaolalifa Jannah H 0810070 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

agribisnis.fp.uns.ac.idagribisnis.fp.uns.ac.id/wp-content/uploads/2002/01/C... · Web viewMenurut Daftar Kandungan Bhan Makanan (DKBM) setiap 100 gram beras mengandung energi sebanyak

  • Upload
    vodieu

  • View
    221

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

NASKAH PUBLIKASI

KONTRIBUSI USAHATANI PADI TERHADAP PENDAPATAN DAN KETERSEDIAAN ENERGI RUMAH TANGGA PETANI PADI DI

KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN KARANGANYAR

Program Studi

Agribisnis

Oleh :Khaolalifa Jannah

H 0810070

FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA2014

PERNYATAAN

Dengan ini kami selaku Tim Pembimbing Skripsi Mahasiswa Program

Sarjana :

Nama : Khaolalifa Jannah

NIM : H 0810070

Program Studi : Agribisnis

Menyutujui Naskah Publikasi Ilmiah yang disusun oleh yang bersangkutan

dengan / tanpa*) mncantumkan Tim Pembimbing sebagai Co Author.

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Wiwit Rahayu, S.P ., M.P Fanny Widadie, S.P ., M.AgrNIP 197111091997032004 NIP198506062010121006

*) Coret yang tidak perlu

KONTRIBUSI USAHATANI PADI TERHADAP PENDAPATAN DAN KETERSEDIAAN ENERGI RUMAH TANGGA PETANI PADI DI

KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN KARANGANYARKhaolalifa Jannah(1),

Wiwit Rahayu, SP., MP (2) , Fanny Widadie, SP., M.Agr (3)

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan mengetahui pendapatan, kontribusi usahatani padi

terhadap pendapatan, kontribusi usahatani padi terhadap ketersediaan energi dari beras, dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ketersediaan energi dari beras pada rumah tangga petani padi. Metode dasar penelitian ini adalah deskriptif analitik. Lokasi penelitian yaitu di Kecamatan Karanganyar karena merupakan daerah dengan produksi padi peringkat ke tiga serta merupakan Ibu Kota Kabupaten Karanganyar, yang menjadi pusat perekonomian sehingga petani dimungkinkan mempunyai pekerjaan lain selain sebagai petani. Analisis data yang digunakan adalah (1) Analisis Pendapatan Usahatani Padi (2) Analisis Pendapatan Rumah Tangga Petani Padi (3) Analisis Kontribusi Pendapatan (4) Analisis Kontribusi Usahatani Padi terhadap Ketersediaan Energi (5) Analisis regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata pendapatan rumah tangga petani padi adalah sebesar Rp 28.737.655,00. Kontribusi usahatani terhadap pendapatan rumah tangga petani padi adalah sebesar 65,47% (kontribusi tinggi). Kontribusi usahatani padi terhadap ketersediaa energi dari beras sebesar 84,80%. Faktor yang berpengaruh nyata terhadap ketersediaan energi dari beras pada rumah tangga petani padi adalah total produksi padi dan pendapatan rumah tangga petani padi.

Kata Kunci : usahatani padi, rumah tangga petani, kontribusi, pendapatan, energiKeterangan : 1. Mahasiswa Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian, UNS

2. Dosen Pembimbing Utama3. Dosen Pembimbing Pendamping

THE CONTRIBUTION OF PADDY FARMING OVER THE INCOME AND THE AVAILABILITY OF HOUSEHOLD ENERGY OF THE FARMERS IN

KARANGANYAR DISTRICKhaolalifaJannah(1)

Wiwit Rahayu,SP., MP(2) , Fanny Widadie, SP., M.Agr(3)

ABSTRACTThe main aim of this research is to know the household income of rice

farmers, the contribution of rice farming over the household income of the farmers, the contribution of rice farming over the availability of household energy from rice of the farmers, and the factors that influence the availability of energy supply from rice over the rice farmer’s household. The research postulate descriptive analytic method as basic method and was conducted in Karanganyar district, because Karanganyar district is ranked 3 for region with wide land area and rice production category in all over Karanganyar Regency. The data used for this research are primary and secondary data. The researcher also used these following analysis to conduct the research: (1) Rice Farming Income Analysis (2) Household Income Analysis (3) Income Contribution Analysis (4) Paddy farming Contribution to Energy Availability Analysis (5) Regression Analysis. The result implicate that the average of rice farmers household income in Karanganyar district is Rp. 28.737.655. The Farming contribution over rice farmer’s household income is 65,47% and classified as high. The Farming contribution over the availability of rice energy supply over the farmers household is 84,80%. Factors that concretely influence the availability of energy from rice over the farmers household is the total of rice production and household income of the farmers.

Key Words: Rice Farming, Farmer’s Household, Contribution, Income, Energy1. Student of Agribusiness Study Faculty of Agriculture, SebelasMaret

University2. Main Supervisor3. Assistant Supervisor

I. PENDAHULUAN

Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang memiliki peranan penting dalam pertumbuhan perekonomian Indonesia. Hal tersebut dikarenakan Indonesia merupakan negara yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani yaitu sebesar 35,04% dari jumlah total penduduk Indonesia. Angka tersebut masih menempati urutan pertama dalam daftar penduduk menurut jenis lapangan pekerjaan utama. Akan tetapi ternyata angka tersebut telah mengalami penurunan. Penduduk yang bekerja disektor pertanian mengalami penurunan sebanyak 3,01% dari jumlah tahun sebelumnya. (BPSa, 2013). Penurunan jumlah penduduk yang bekerja sebagai petani dan bertambahnya jumlah penduduk yang bekerja dibidang non pertanian tersebut menunjukkan 2 hal yaitu yang pertama adanya petani yang beralih metapencaharian dari petani ke bidang non pertanian (sama sekali sudah tidak bekerja di bidang pertanian lagi), dan yang kedua adanya penduduk yang masih bekerja di bidang pertanian, tetapi tidak menempatkannya dalam pekerjaan utama, atau dengan kata lain bekerja disektor pertanian hanya merupakan pekerjaan sampingan saja, sedangkan pekerjaan utamanya adalah di sektor non pertanian.

Salah satu sub sektor pertanian adalah sub sektor Tanaman Bahan Pangan. Sub sektor tanaman bahan pangan merupakan sub sektor yang mendapatkan perhatian tersendiri karena tanaman yang termasuk didalamnya adalah golongan tanaman yang digunakan sebagai bahan pangan dan kebutuhan akan pangan merupakan kebutuhan pokok manusia. Salah satu tanaman bahan makanan adalah padi.

Sektor pertanian di Kabupaten Karanganyar merupakan sektor primer yang memberikan kontribusi yang besar bagi ketersediaan bahan makanan bagi masyarakat di Kabupaten Karanganyar. Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa padi sawah merupakan komoditas bahan makanan yang mempunyai produksi tertinggi untuk Kabupaten Karanganyar, yaitu sebesar 209.302 ton. Bagi petani khususnya petani padi, berusahatani padi berperan dalam memberikan pendapatan bagi rumah tangganya. Selain itu hasil dari tanaman padi yang berupa beras akan menyumbang ketersediaan energi dari padi bagi rumah tangga petani padi

Berdasarkan data BPS (2012), luas lahan sawah dari tahun 2005-2011 di Kabupaten Karanganyar terus mengalami penurunan yang disebabkan karena adanya konversi lahan sawah menjadi lahan non pertanian. Akibat dari hal tersebut dapat adalah terjadiya penutunan luas lahan sawah sehingga mengakibatkan pendapatan pun juga ikut menurun. Selain menghasilkan pendapatan, usahatani padi juga berperan dalam ketersediaan bahan pangan pokok berupa beras yang akan berperan dalam ketersediaan energi rumahtannga petani padi. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pendapatan rumah tangga, menganalisis kontribusi usahatani padi terhadap pendapatan dan ketersediaan energi, serta menganalisis faktor yang berpengaruh terhadap ketersediaan energi dari beras pada rumah tangga petani padi

II. METODE PENELITIAN

Metode dasar yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik, sedangkan teknik pelaksanaan penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik survey. Penelitian dilakukan di Kecamatan Karanganyar dengan pertimbangan Kecamatan Karanganyar merupakan Kecamatan yang memiliki luas lahan sawah dan produksi padi sawah peringkat ke 3 dari 17 kecamatan yang ada di Kabupaten Karanganyar. Produksi padi di Kecamatan Karanganyar pada tahun 2011 sebesar 18.480 ton dengan luas lahan sebesar 3.615 ha (BPS, 2012). Selain itu Kecamatan Karanganyar merupakan Ibukota Kabupaten yang menjadi pusat perekonomian yang memungkinkan petani padi mempunyai pekerjaan lain disamping menjadi petani. Selanjutnya dipilih 2 Kelurahan sebagai Kelurahan sampel dengan cara purposive yaitu Kelurahan Bolong dan Kelurahan Jantiharjo dengan pertimbangan kedua Kelurahan merupakan kelurahan dengan produksi padi peringkat pertama dan kedua di Kecamatan Karanganyar. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah proporsional random sampling. Jumlah sampel yang diambil adalah sebanyak 40 petani padi. Dari 298 petani padi di Kelurahan Bolong diambil 20 responden dan dari 302 petani padi di Kelurahan Jantiharjo diambil 20 responden.

Metode analisis data yang digunakan adalah :1. Pendapatan Rumah Tangga Petani Padi dari Usahatani Padi

Analisis pendapatan Usahatani padi secara sistematis dihitung dengan rumus:Y = TR-EC Keterangan :Y :Pendapatan Usahatani padi (Rp/Th)TR : Penerimaan Usahatani padi (Rp/Th)EC : Biaya Eksplisit Usahatani padi (Rp/Th)(Soekartawi, 2006)

2. Total Pendapatan Rumah Tangga Petani PadiUntuk mengetahui besarnya pendapatan total rumah tangga petani

dihitung dengan rumus:Yt = Y + Yl+YnKeterangan :Yt : Pendapatan total rumah tangga petani padi (Rp/Th)Y : Pendapatan dari usahatani padi (Rp/Th)Yl : Pendapatan dari usahatani non padi (Rp/Th)Yn: Pendapatan dari usaha non pertanian (Rp/Th)

3. Kontribusi Pendapatan Usahatani Padi Terhadap Pendapatan Petani PadiUntuk mengetahui besarnya kontribusi pendapatan dari usahatani padi

terhadap total pendapatan rumah tangga petani padi digunakan rumus:

Keterangan :

P : Kontribusi pendapatan dari kegiatan usahatani padi (%)Y : Pendapatan dari kegiatan usahatani padi (Rp/Th)Yt :Total pendapatan rumah tangga petani padi (Rp/Th)

4. Ketersediaan Energi dari Beras pada Rumah Tangga Petani PadiMenurut Daftar Kandungan Bhan Makanan (DKBM) setiap 100 gram

beras mengandung energi sebanyak 360 kkal. Secara matematis, besarnya ketesediaan beras rumah tangga petani yang berasal dari usaha tani milik sendiri dihitung dengan rumus :

Keterangan :I1 :Beras yang tersedia untuk kebutuhan konsumsi yang berasal dari

usahatani padi milik sendiri (kw/th)T :Total produksi beras dari hasil usaha tani milik sendiri yang tidak dijualO1 :Output beras digunakan untuk pakan ternak (kw/th)O2 :Output beras untuk aktivitas sosial (kw/th)O3 :Output padi yang digunakan untuk benih masa tanam selanjutnya

(kw/th)Total beras yang tersedia untuk kebutuhan konsumsi rumah tangga

dihitung dengan rumus :S = I1+I2+I3

Keterangan :S :Total ketersediaan beras rumah tangga untuk kebutuhan konsumsi

(kw/th)I1 :Input beras dari produksi sendiri/usahatani (kw/th)I2 :Input beras dari pembelian (kw/th)I3 :Input beras dari pemberian (kw/th)Ketersediaan energi dari beras dihitung dengan rumus :

(Supriasa et al, 2001)Gej :Energi dari beras hasil usahatani sendiri (kkal/rumahtangga/hari)BPj : Berat beras yang tersedia untuk dikonsumsi dari hasil usahatani

milik sendiri (Kw)Bddj : Bagian beras yang dapat dimakan (%)KGij : Kandungan energi dari beras (kkal)

Keterangan :Pe :Kontribusi usahatani padi terhadap ketersediaan energi dari beras

pada rumah tanga petani padi (%)Gejs :Energi dari beras hasil usahatani sendiri (Kkal/ rumahtangga / tahun)Gejt :Total Energi dari beras yang tersedia dalam rumah tangga petani

(Kkal/rumahtangga/tahun)5. Analisis Regresi

Besarnya pengaruh total produksi padi (kw), pendapatan rumah tangga (Rp), jumlah anggota rumah tangga (orang), umur kepala keluarga (tahun), Pendidikan istri (Dummy1) dan pendidikan suami (Dummy2) terhadap ketersediaan energi dari beras pada rumah tangga petani padi (kkal/rumahtangga/tahun) dianalisis dengan menggunakan regresi linier berganda dengan rumus:

Y = a + b1X1+b2X2 +b3X3+b4X4+b5D1+b6D2Keterangan :Y :Ketersediaan energi dari padi pada rumah tangga (Kkal/

rumahtangga/ tahun)X1 : Total produki padi (kw/th)X2 : Pendapantan rumah tangga (Rp/th)X3 : Jumlah anggota rumah tangga (orang)X4 : Umur kepala keluarga (Th)D1 : 1= Pendidikan Istri >6

0= Pendidikan Istri ≤ 6D2 : 1= Pendidikan Suami >6

0= Pendidikan Suami ≤ 6a : konstanta b1 – b6 : Koefisien regresi

6. Pengujian Modela. Uji Koefisien determinasi (R2)

Variabel bebas akan semakin dekat hubungannya dengan hasil produksi padi bila nilai R2 sama dengan atau mendekati satu

Keterangan :R2 : Koefisien determinasiESS : Explained Sum of SquareTSS : Total Sum of Square (Gujarati, 2006)

b. Uji Serentak (Uji F)Uji F digunakan untuk menguji veriabel bebas secara bersama-

sama berpengaruh terhadap variabel terikat, dengan rumus sebagai berikut

Dimana :ESS : Explained Sum of Square (Jumlah kuadrat regresi)TSS : Total Sum of Square (Jumlah kuadrat total)k : Jumlah variabelN : Jumlah sampelDengan tingkat signifikasi 5% maka:1) Jika Fsign < α : Ho ditolak dan Hi diterima, yang berarti variabel bebas

secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap variabel terikat

2) Jika Fsign ≥ α : Ho diterima dan Hi ditolak berarti variabel bebas secara bersama-sama tidak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat.

c. Uji Keberartian Koefisien Regresi (Uji t)Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing

variabel bebas terhadap variabel terikat. Uji keberartian koefisien regresi dengan uji t dilakukan dengan rumus sebagai berikut:

Dimana :bi = koefisien regresi ke-iSe = standard error koefisien regresi ke-I

Pada tingkat signifikasi 5%,1) Jika t sign < α : maka Ho ditolak, Hi diterima, yang berarti variabel

bebas ke-i berpengaruh nyata terhadap variabel terikat2) Jika t sign ≥ α : maka Ho diterima, Hi ditolak, yang berarti variabel

bebas ke-i tidak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat7. Analisis Asumsi Klasik

a. Uji multikolinearitasJika PC < 0,8 maka antar variabel bebas tidak terjadi

multikolinearitas. Selain itu juga dapat diketahui melalui VIF <5 dan diperkuat dengan nilai tolerance diatas 0,1 maka tidak terjadi multikolinearitas (Gujarati, 2006).

b. Uji HeteroskedastisKriteria yang menjadi dasar pengambilan keputusan antara

lain:1) Jika ada pola tertentu pada scaterplot, seperti titik-titik ada yang

membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit) maka terjadi heterokedastisitas.

2) Jika tidak ada pola yang jelas pada scaterplot, seperti titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.

III. HASIL DAN PEMBAHASANA. Karakteristik Rumah Tangga Responden

Karakteristik yang dikaji dalam penelitian ini meliputi jumlah anggota keluarga, umur, pendidikan formal pekerjaan yang digeluti. Karakteristik rumah tangga petani responden dapat dilihat pada Tabel 1Tabel 1 Karakteristik Rumah Tangga Responden di Kecamatan Karanganyar

No Uraian Keterangan1 Rata-rata Umur

1). Suami 57 2). Istri 50 3). Anak 24

2 Rata-rata Pendidikan Formal1) Suami (tahun) 62) Istri (tahun) 5 3) Anak (tahun) 9

3 Anggota keluarga (orang) 4

Sumber : Analisis Data PrimerBerdasarkan Tabel 1, diketahui bahwa rata-rata umur suami adalah 57

tahun, rata-rata umur istri adalah 50 tahun dan rata-rata umur anak adalah 24 tahun. Umur anggota rumah tangga petani padi yang berkisar antara 24-57 tahun merupakan umur yang tergolong ke dalam kategori umur produktif. Seseorang yang berada pada usia produktif diharapkan mampu bekerja semaksimal mungkin untuk mendapatkan penghasilan yang juga maksimal.

Tingkat pendidikan seseorang berpengaruh pada cara pandang dan pola pikir seseorang akan suatu hal. Lama pendidikan formal suami sebagai kepala rumah tangga rata-rata adalah 6 tahun atau setara dengan kelas 6 SD. Pendidikan istri petani rata-rata adalah 5 tahun atau setara dengan kelas 5 SD (Sekolah Dasar). Tingkat pendidikan formal ini dapat dikategorikan masih rendah. Hal ini dikarenakan petani jaman dahulu tidak begitu mementingkan pendidikan formal untuk anaknya. Lama pendidikan formal anak petani responden rata-rata mencapai batas minimal yang dianjurkan pemerintah yaitu 9 tahun atau setara dengan SMP. Hal ini terjadi karena setelah lulus SMP biasanya anak petani lebih memilih untuk bekerja dari pada melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi untuk membantu mencukupi biaya hidup keluarga.

Banyaknya anggota rumah tangga akan berpengaruh terhadap besarnya pendapatan yang diperoleh rumah tangga. Semakin banyak anggota rumah tangga yang bekerja, maka akan semakin banyak pendapatan yang diterima oleh rumahtangga tersebut. Rata-rata anggota rumah tangga petani padi di Kecamatan Karanganyar berjumlah 4 orang.

B. Pendapatan Rumah Tangga Responden1. Biaya, Penerimaan dan Pendapatan Usahatani

Padi Rata-rata luas penguasaan lahan, biaya, penerimaan dan pendapatan

usahatani padi petani responden dapat dilihat pada Tabel 2:

Tabel 2. Rata-rata Luas Penguasaan lahan, Biaya, Penerimaan dan Pendapatan Usahatani Padi Responden

No Uraian Jumlah1 Luas Penguasaan Sawah (Ha/tahun) 1,22 Biaya Usahatani Padi (Rp/Tahun) 10.780.6203 Penerimaan Usahatani Padi (Rp/Tahun) 30.789.1254 pendapatan Usahatani Padi (Rp/Tahun) 20.008.505

Sumber : Analisis Data Primer, 2013Rata-rata luas penguasaan lahan sawah di Kecamatan Karanganyar

dalam satu tahun (3 kali masa tanam) adalah seluas 1,2 ha. Total biaya yang harus dikeluarkan oleh petani untuk melakukan usahatani padi dalam satu tahun adalah sebesar Rp 10.780.620. Biaya yang paling banyak dikeluarkan adalah biaya untuk tenaga kerja luar yaitu sebesar Rp 6.243.850. Sedangkan biaya yang paling sedikit adalah biaya untuk selamatan yaitu sebesar Rp 32.862. Total Penerimaan petani dari usahatani padi merupakan perkalian antara jumlah padi produksi dengan harga jual produk tersebut. Rata-rata penerimaan petani dari usahatani padi dalam satu tahun adalah sebesar Rp 30.789.125, sehingga rata-rata pendapatan yang diperoleh petani dari usahatani padi dalam satu tahun adalah sebesar Rp 20.008.505.

2. Pendapatan Rumah Tangga Responden Pendapatan rumah tangga responden diperoleh dari pendapatan dari

usahatani padi, usahatani non padi dan usaha non pertanian. Selain itu pendapatan rumah tangga tidak hanya berasal dari kepala rumah tangga saja tetapi berasal dari seluruh anggota rumah tangga. Pendapatan rumah tangga petani responden dapat dilihat pada Table 3Tabel 3. Pendapatan Rumah Tangga Responden

No Sumber Pendapatan Jumlah1 Usahatani Padi (Rp/Tahun) 20.008.5052 Usahatani Non Padi (Rp/Tahun) 2.721.2753 Usaha Non Pertanian (Rp/Tahun) 6.007.875

Pendapatan Rumah Tangga Petani (Rp/Tahun)

28.737.655

Sumber: Analisis Data Primer, 2013Berdasarkan Tabel 3, dapat dilihat bahwa dalam satu tahun rata-rata

pendapatan petani yang berasal dari usahatani padi adalah sebesar Rp 20.008.505, dari usahatani non padi sebesar Rp 2.721.275, dan dari usaha non pertanian adalah sebesar Rp 6.007.875. Rendahnya pendapatan yang berasal dari usahatani non padi dikarenakan petani belum mengusahakan usahatani non padi secara komersil. Pekerjaan dibidang non pertanian meliputi buruh tani, buruh non pertanian, karyawan swasta, pedagang, PNS, wiraswasta dan honorer. Pekerjaan yang mempunyai gaji pokok yang paling besar diantara pekejaan-pekerjaan tersebut adalah pekerjaan sebagai PNS, akan tetapi petani padi yang juga mempunyai pekerjaan sebagai PNS hanya sedikit yang menyebabkan jumlah pendapatan yang bersumber dari usaha non pertanian masih lebih sedikit apabila dibandingkan dengan pendapatan dari usahtani padi. Rata-rata pendapatan rumah tangga petani selama satu tahun yaitu sebesar Rp 28.737.655. Pendapatan tersebut setara dengan Rp 2.394.805 per bulan.

C. Kontribusi Usahatani Padi Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Kontribusi pendapatan digolongkan menjadi 4 kriteria. Menurut Sundari

et al (2012) kontribusi dikatakan sangat rendah jika kontribusi < 25%, rendah jika kontribusi 25% - 49%, tinggi jika kontribusi 50% - 75% dan sangat tinggi jika kontribusi > 75% . Kontribusi usahatani padi terhadap pendapatan rumah tangga padi dapat dilihat pada Tabel 4Tabel 4. Kontribusi Usahatani Padi Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Petani Padi

No Uraian Jumlah 1 Pendapatan Usahatani Padi (Rp/Tahun) 20.008.5052 Pendapatan Rumah Tangga Petani Padi (Rp/Tahun) 28.737.655

Rata-rata Kontribusi (%) 65,47Kontribusi tertinggi (%) 100,000Kontribusi terendah (%) 1,445

Sumber : Analisis Data Primer, 2013Rata-rata kontribusi usahatani terhadapa pendpaatan rumah tangga

responden adalah sebesar 65,47% Berdasarkan kriteria kontribusi pendapatan, kontribusi sebesar 65,47% termasuk kedalam golongan kontribusi tinggi, yaitu pendapatan dari usahatani padi memberikan sumbangan yang besar terhadap total pendapatan rumah tangga petani padi di Kecamatan Karanganyar. Kontribusi usahatani padi yang jauh lebih besar dari pada kontribusi usahatani non padi dan usahatani padi mengartikan bahwa rumah tangga petani padi sangat bergantung pada pendapatan dari usahatani padi, apabila usahatani padi yang dijalankan mengalami kegagalan maka petani akan mengalami kerugian yang sangat besar dan bahkan bisa jadi tidak mempunyai pendapatan cadangan yang dapat diandalkan untuk mencukupi biaya hidup. Cara untuk mengantisipasi agar tidak terjadi kerugian tersebut adalah petani harus benar-benar melakukan kegiatan usahtani padinya dengan baik dan benar agar hasil produksi bisa maksimal dan juga meminimalisir tingakat kegagalan dalam berusahatani padi

D. Kontribusi Usahatani Padi Terhadap Keterseidaan Energi Rumah Tangga Petani Padi 1. Total Ketersediaan Beras Rumah Tangga Responden

Ketersediaan beras pada rumah tangga petani padi belum tentu hanya berasal dari usahatani padi yang dilakukannya saja. Terdapat sumber-sumber lain yang memungkinkan petani memperoleh beras untuk menambah ketersediaan beras rumah tangganya. Total beras yang tersedia untuk konsumsi rumah tangga petani dapat dilihat pada Tabel 5

. Tabel 5. Rata-rata Total Beras yang Tersedia Untuk Konsumsi Rumah

Tangga Petani Padi RespondenNo Sumber Beras Jumlah

(Kw/Tahun)Persentase (%)

1 Usaha Tani Sendiri 14,655 96,742 Pembelian 0,490 3,233 Pemberian 0,004 0,03Total Ketersediaan Beras Rumah Tangga 15,149 100,00

Sumber : Analisis Data Primer, 2013Berdasarkan Tabel 5, rata-rata ketersediaan beras pada rumah tangga

petani padi di Kecamatan Karanganyar yang berasal dari usahatani sendiri dalam satu tahun adalah sebesar 14,655 kuintal atau sebesar 96,74% dari total ketersediaan beras rumah tangga, sedangakan dari pembelian adalah sebesar 0,490 kuintal atau sebesar 3,23% dari total ketersediaan beras rumah tangga dan dari pemberian adalah sebesar 0,004 kuintal atau sebesar 0,03% dari total ketersediaan beras rumah tangga . Sehingga rata-rata total ketersediaan beras pada rumah tangga petani padi di Kecamatan Karanganyar adalah sebesar 15,149 kuintal dalam satu tahun. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa ketersediaan beras pada rumah tangga petani padi didominasi dari beras yang berasal dari usaha tani sendiri. Hal tersebut menunjukkan bahwa dalam melaksanakan usahataninya petani masih memprioritaskan usahataninya sebagai sumber ketersediaan beras yang utama, untuk konsumsi rumah tangganya.

2. Kontribusi Usahatani Padi Terhadap Ketersediaan Energi dari Beras pada Rumah Tangga Petani Padi

Bedasarkan uraian sebelumnya dapat diketahui bahwa total ketersediaan beras untuk konsumsi yang ada di rumah tangga petani padi bersumber dari tiga sumber, yaitu beras hasil usahatani sendiri, dari pembelian dan dari pemberian. Dengan kata lain ketiga jenis sumber untuk mendapatkan beras tersebut berkontribusi pada total ketersediaan beras yang ada pada rumah tangga petani padi tidak terkecuali beras dari usahatani sendiri. Kontribusi usahatani terhadap ketersediaan energi dari beras pada rumah tangga Petani Padi dapat dilihat pada Tabel 6Tebel 6 Kontribusi Usahatani Padi Terhadap Ketersediaan Energi dari

Beras pada Rumah Tangga Petani Padi No Uraian Jumlah (kkal/ rumahtangga/

tahun)1 Ketersediaan Energi dari Usahatani Sendiri 5.275.8002 Ketersediaan Energi Rumah Tangga 5.453.775

Rata-rata Kontribusi (%) 84,80Kontribusi tertinggi (%) 100,00Kontribusi terendah (%) 0,00

Sumber : Analisis Data Primer, 2013Kontribusi usahatani padi terhadap ketersediaan energi rumah tangga

petani padi mengartikan besarnya sumbangan energi dari beras yang dihasilkan usahatani padi milik sendiri terhadap total ketersediaan energi dari padi yang terdapat di suatu rumah tangga petani padi. Ketersediaan energi dari beras yang bersumber dari usahatani padi milik sendiri yang dijalankan oleh petani padi di Kecamatan Karanganyar adalah sebesar 5.275.800 kkal/rumah tangga/tahun, sedangkan total ketersediaan energi dari

beras pada rumah tangga petani padi di Kecamatan Karanganyar adalah sebesar 5.453.775 kkal/rumahtangga/tahun. Berdasarkan hal tersebut maka kontribusi usahatani terhadapat ketersediaan energi rumahtangga petani adalah sebesar 84,80 %. Artinya dari total ketersediaan energi dari beras yang ada pada rumah tangga petani padi sebesar 84,80% berasal dari usahatani padi yang dijalankannya sendiri. Sedangkan sisanya berasal dari beras pembelian dan pemberian.

3. Kategori Ketersediaan Energi dari BerasKategori ketersediaan energi dari beras menurut Adi (1999) dibedakan

menjadi 3 kategori. Ketersediaan energi dari beras dikatakan tinggi bila ketersediaan energi dari beras lebih dari atau sama dengan 1.600 kkal/kapita/hari, dikatakan sedang bila ketersediaan energi dari beras antara 1400-1599 kkal/kapita/hari, dan dikatakan rendah bila ketersediaan energi dari beras kurang dari 1.400 kkal/kapita/hari. Rata-rata ketersediaan energi dari beras yang dimiliki responden tergolong kepada kategori tinggi seperti yang dapat dilihat pada Tabel 7.Tabel 7. Kategori Ketersediaan Energi dari Beras Responden

No Kategori Uraian Persentase (%)1 Tinggi Lebih dari 1.600 kkal/kapita/hari 57,52 Sedang 1.400-1.599 kkal/kapita/hari 5,03 Rendah Kurang dari 1.400 kkal/kapita/hari 37,5Rata-rata Ketersediaan Energi dari Beras pada Rumah Tangga Responden (kkal/kapita/ hari)

4.028,27 (Kategori Tinggi)

Sumber: Analisis Data Primer, 2013Berdasarkan Tabel 7, dapat diketahui bahwa dari 40 responden,

responden yang termasuk dalam kategori ketersediaan energi dari beras tinggi yaitu sebanyak 57,5% (23 responden), sedangkan reponden yang termasuk dalam kategori ketersediaan energi dari beras sedang sebanyak 5,0% (2 responden), dan responden yang termasuk dalam kategori ketersediaan rendah yaitu sebanyak 37,5% (15 responden). Apabila dirata-rata responden memiliki ketersediaan energi dari beras sebesar 4.028,27 kkal/kapita/hari. Angka ini tergolong dalam kategori ketersediaan energi tinggi atau dapat dikatakan surplus. Tingginya ketersediaan energi ini dikarenakan responden mempunyai ketersediaan beras yang banyak untuk keperluan konsumsi rumah tangga. Ketersediaan beras yang tinggi ini mengindikasikan bahwa responden masih sangat bergantung pada beras untuk pemenuhan konsumsinya. Ketergantugan responden akan beras sebagai bahan pangan utama ini perlu dikurangi yaitu dengan cara diversivikasi pangan.

E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketersedian Energi dari Padi pada Rumah Tangga Petani Padi

Veriabel terikat (dependent) yang digunakan adalah ketersediaan energi dari beras pada rumah tangga petani padi (Kkal/rumahtangga/tahun). Variabel bebas (independent) yang digunakan adalah total produksi padi (Kw) sebagai (X1), pendapatan rumah tangga petani (Rp) sebagai (X2), jumlah

anggota rumah tangga petani (orang) sebagai (X3), umur kepala keluarga (tahun) sebagai (X4), pendidikan istri (D1), pendidikan suami (D2). Estimasi faktor-faktor yang mempengaruhi ketersediaan energi rumah tangga petani padi dapat dilihat pada Tabel 8Tabel 8. Hasil Estimasi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketersediaan Energi dari

Beras Rumah Tangga Responden

No Variabel Koefisien t-sign VIF1 Total Produksi Padi 0,000** 4,9152 Pendapatan Rumah Tangga -0,210 0,026* 5,2523 Jumlah Anggota Rumah

Tangga549710,893 0,631 1,031

4 Umur Kepala Keluarga 175995,455 0,201 1,2485 Pendidikan Istri 2,937E6 0,473 1,8106 Pendidikan suami 2,397E6 0,452 1,441Koefisien Determinasi (R2) 0,71F-sign 0,000

Keterangan : ** : Nyata pada tingkat keyakinan 99%* : Nyata pada tingkat keyakinan 95%

Berdasarkan Tabel 8, diketahui bahwa koefisien determinasi (R2) mencapai angka 0,71 atau sebesar 71%. Hal ini berarti bahwa variabel bebas berupa total produksi padi, pendapatan rumah tangga petani padi, jumlah anggota rumah tangga petani padi dan umur kepala rumah tangga dapat menjelaskan ketersediaan energi dari padi pada rumah tangga petani padi sebesar 71 % sedangkan sisanya sebanyak 29,9% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam model misalnya adalah akses mendapatkan beras dan usia anggota rumah tangga. Pada tabel 8 diketahui bahwa nilai VIF antar variabel bebas berkisar antara 1,031 sampai dengan 5,252, artinya tidak terjadi multikolinearitas dalam model. Berdasarkan grafik scatterplot diketahu bahwa titik-titik pada grafik menyebar dan tidak membentuk suatu pola tertentu. Hal tersebut menunjukkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model.

berdasarkan uji F yang dilakukan didapatkan nilai signifikansi 0,000 (lebih kecil dari nilai α yang digunakan yaitu sebesar 0,05. Artinya variabel bebas berupa total produksi padi (Kw), pendapatan rumah tangga petani (Rp), anggota rumah tangga (orang), umur kepala keluarga (tahun), pendidikan istri dan Pendidikan suami secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap variabel terikat berupa ketersediaan energi dari beras pada rumah tangga petani padi (kkal/rumahtangga/tahun).

Sedangakan uji t menyatakan bahwa varibel bebas berupa total produksi (Kw) mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,000 (lebih kecil dari nilai α (0,01)) mengartikan bahwa variabel bebas berupa total produksi padi (Kw) secara individu berpengaruh nyata terhadap variabel terikat berupa ketersediaan energi dari beras pada rumah tangga petani padi (kkal/rumahtangga/tahun). Hal ini disebabkan karena dari total produksi padi ada yang dijual oleh petani dan ada yang tidak dijual. Salah satu alokasi dari produksi padi yang tidak dijual adalah untuk mencukupi kebutuhan konsumsi

atau dengan kata lain ketersediaan beras untuk konsumsi salah satunya diperoleh dari produksi usahatani padi yang tidak dijual.

Variabel bebas berupa pendapatan rumah tangga petani (Rp) mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,026 (lebih kecil dari pada nilai α (0,05)) yang mengartikan bahwa variabel bebas berupa pendapatan rumah tangga petani secara individu berpengaruh nyata terhadap varibel terikat berupa ketersediaan energi dari beras pada rumah tangga petani padi (kkal/rumahtangga/tahun). Hal ini dikarenakan pendapatan yang diperoleh petani digunakan petani ada sebagaian yang digunakan untuk pemenuhan kebutuhan konsumsi, yaitu pembelian beras.

Variabel bebas berupa jumlah anggota rumah tangga padi (orang) mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,631 (lebih besar dari pada nilai α (0,05)) artinya veriabel bebas berupa jumlah anggota rumah tangga secara individu tidak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat berupa ketersediaan energi dari beras pada rumah tangga petani padi (kkal/rumahtangga/tahun). Hal ini dikarenakan berdasarkan data yang diperoleh jumlah anggota rumah tangga petani padi relatif sama atau tidak menunjukkan perbedaan yang mencolok. Selain itu petani tidak menjual beras sebelum masa tanam berikutnya artinya ketersediaan beras yang ada pada rumah tangga responden adalah ketersediaan yang ditujukan untuk konsumsi 4 bulan kedepan, sehingga responden dengan sengaja membuat ketersediaan beras berjumlah banyak agar tidak mengalami kekurangan beras sampai masa panen berikutnya dan tidak memandang berapa jumlah anggota rumah tangga tersebut.

Variabel bebas berupa umur kepala keluarga (tahun) mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,201. Nilai signifikansi tersebut lebih besar dari α (0,05), artinya variabel bebas berupa umur kepala keluarga secara individu tidak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat berupa ketersediaan energi dari padi pada rumah tangga petani padi (kkal/rumahtangga/tahun). Hal tersebut mengartikan bahwa umur kepala rumah tangga bukan menjadi salah satu faktor yang berpengaruh terhadap ketersediaan energi dari beras. Rata-rata umur kepala keluarga responden adalah sama sehingga data tidak bervariasi sehingga tidak menyababkan pengaruh yang signifikan.

Veriabel Dummy1 (D1) berupa pendidikan istri mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,473 (lebih besar dari α (0,05)), artinya pendidikan istri tidak berpengaruh nyata terhadapa ketersediaan energi dari beras pada rumah tangga dikarenakan dalam menentukan jumlah ketersediaan beras pada rumah tangga petani tidak diperlukan pengetahuan gizi yang tinggi, tetapi lebih dipengaruhi oleh seberapa besar produksi yang diterima. Veriabel Dummy2 (D2) berupa pendidikan suami mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,452 (lebih besar dari pada α (0,05)), artinya pendidikan suami secara individu tidak berpengaruh nyata terhadap ketersediaan energi dari beras pada rumah tangga petani padi. Hal tersebut dikarenakan dalam menentukan ketersediaan energi dari beras peran suami tidak terlalu besar. Penentuan jumlah ketersediaan juga tidak diperlukan pengetahuan yang spesifik sehingga pendidikan suami tidak berpengaruh secara signifikan.

Berdasarkan hasil analisis diperoleh model persamaan Y= -14.910.000+169201,551X1 -0,210X2 + 549710,893X3 + 175995,455X4 + 2.937.000D1 + 2.397.000D2 + e. Model persamaan ini mengartikan bahwa setiap peningkatan 1 kuintal total produksi dalam satu tahun menyebabkan penambahan ketersediaan energi sebesar 169201,551 kkal/rumahtangga/tahun. Hal tersebut dikarenakan total produksi yang dihasilkan ada alokasi produksi digunakan untuk mencukupi kebutuhan konsumsi. Setiap penambahan 1 satuan pendapatan per tahun menyebabkan penurunan ketersediaan energi sebesar 0,210 kkal/ rumah tangga/ tahun. Menurut Djiwandi (2002), terjadinya peningkatan pendapatan, konsumen akan membelanjakan pendapatannya untuk pangan dengan porsi yang semakin mengecil namun dengan kualitas yang labih baik. Semakin besar pendapatan petani maka petani akan melakukan diversifikasi pangan. Nilai konstata dalam persamaan tersebut adalah sebesar -14.910.000, artinya apabila nilai produksi padi, pendapatan rumah tangga, jumlah rumah tangga, umur kepala rumah tangga, dan pendidikan istri adalah nol, maka rumah tangga mengalami kekurangan ketersediaan energi dari beras sebesar 14.910.000 kkal/rumahtangga/tahun.

V. KESIMPULAN DAN SARANA. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa:1. Rata-rata pendapatan rumah tangga petani padi di Kecamatan Karanganyar

dalam satu tahun adalah sebesar Rp 28.737.655 2. Kontribusi usahatani padi terhadap pendapatan rumah tangga petani padi di

Kecamatan Karanganyar adalah sebesar 65,47% dan tergolong kedalam nilai kontribusi yang tinggi

3. Kontribusi usahatani padi terhadap ketersediaan energi dari padi pada rumah tangga petani padi di Kecamatan Karanganyar adalah sebesar 84,80%

4. Faktor berupa total produksi padi dan pendapatan rumah tangga petani padi berpengaruh nyata terhadap ketersediaan energi dari beras pada rumah tangga petani padi

B. Saran1. Petani diharapkan bisa menjalankan usahataninya dengan lebih efisien agar

pendapatan yang diperoleh dari usahatani lebih besar 2. Anggota rumah tangga petani padi diharapkan bisa mencari sumber

pendapatan dari usaha non pertanian yang mempunyai upah yang lebih tinggi sehingga pendapatan rumah tangga juga ikut meningkat.

DAFTAR PUSTAKA

Adi AC, Kusharto CM, Hardiansyah dan Susanto J 1999. Konsumsi dan Ketahanan Pangan Rumah Tangga Menurut Tipe Agroekologi di Wilayah

Kabupaten Pasuruuhan, Jawa Timur. Media Gizi dan Keluarga. Vol 23 (1): 8-14.

BPS 2013. Berita Resmi Statistik. http://bps.go.id. Diakses pada tanggal 10 Oktober 2013 pukul 13:58 WIB

Djiwandi 2002. Sumber Pendapatan dan Proporsi Pengeluaran Keluarga Petani Untuk Konsumsi, Tabung dan Investasi Studi Kasus Petani di Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten. Cakratani vol. XVII/ No. 2

Gujarati DN 2006. Dasar-Dasar Ekonometrika. Jakarta: Erlangga

Narbuko C, Achmadi A 2004. Metodologi Penelitian. Jakarta : PT Bumi Aksara

P2BN 2012. Roadmap Menuju Surplus Beras 10 Juta Ton pada Tahun 2014. http:// P2BN.go.id. Diakses pada tanggal 25 Januari 2014 pukul 10.00 WIB

Rachman HPS dan Ariani M 2004. Ketahanan Pangan: Konsep, Pengukuran dan Strategi. Forum Agro Ekonomi Vol.XX/ No. 1.

Sarwono 2013. Konsumsi Beras Indonesia. Http//:antaranews.com. Diakses tanggal 02 April 2014 pukul 10.00 WIB

Singarimbun M dan Effendi S 1995. Metode Penelitian Survey. Jakarta: LP3ES.

Soekartawi 1995. Analisis Usahatani. Jakarta: UI Press.

Sundari HA, Zulfanita, Dyah PU 2012. Kontribusi Usahatani Ubi Jalar ( Ipomoea batatas L.) Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Petani di Desa Ukirsari Kecamatan Grabag Kabupaten Purworejo. Jurnal Surya Agritama Vol 1 no 2 september 2012.

Surakhmad W 1994. Penelitian Ilmiah, Dasar, Metode, dan Teknik. Bandung: Tarsito.