35
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum tentang Rokok 1. Defenisi Rokok Rokok adalah benda beracun yang memberi efek santai dan sugesti merasa lebih jantan. Dibalik kegunaan atau manfaat rokok juga terkandung bahaya yang sangat besar bagi orang yang merokok maupun orang di sekitar perokok yang bukan perokok. Perilaku merokok dapat dikatakan sebagai kegiatan sewaktu menghisap tembakau yang dilakukan oleh individu. Perilaku merokok terjadi pada saat individu berusia remaja, kebiasaan merokok ini akan terus berlanjut sampai individu memasuki masa dewasa dan biasanya orang merokok untuk mengatasi masalah emosional. Bagi sekelompok orang, merokok merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan dan sekaligus dapat dijadikan teman dalam menjalankan kegiatan-kegiatan yang tergolong santai, bahkan ada pula yang beranggapan bahwa merokok merupakan 8

syair79.files.wordpress.com file · Web viewTinjauan Umum tentang Rokok. Defenisi Rokok. Rokok adalah benda beracun yang memberi efek santai dan sugesti merasa lebih jantan. Dibalik

Embed Size (px)

Citation preview

29

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum tentang Rokok

1. Defenisi Rokok

Rokok adalah benda beracun yang memberi efek santai dan sugesti merasa lebih jantan. Dibalik kegunaan atau manfaat rokok juga terkandung bahaya yang sangat besar bagi orang yang merokok maupun orang di sekitar perokok yang bukan perokok. Perilaku merokok dapat dikatakan sebagai kegiatan sewaktu menghisap tembakau yang dilakukan oleh individu. Perilaku merokok terjadi pada saat individu berusia remaja, kebiasaan merokok ini akan terus berlanjut sampai individu memasuki masa dewasa dan biasanya orang merokok untuk mengatasi masalah emosional. Bagi sekelompok orang, merokok merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan dan sekaligus dapat dijadikan teman dalam menjalankan kegiatan-kegiatan yang tergolong santai, bahkan ada pula yang beranggapan bahwa merokok merupakan sebuah bantuan yang sangat dibutuhkan untuk mengurangi kegelisahan ataupun ketegangan (Rasti, 2008).

Rokok merupakan salah satu bentuk industri dan komoditi internasional yang menandung sekitar 1.500 bahan kimiawi. Unsur-unsur yang penting antara lain: tar, nikotin, benzopyrin, metilkloride, aseton, ammonia, dan carbon monoksida. Diantara sekian banyak zat berbahaya ini, ada 3 yang paling penting, khususnya terhadap kanker, yakni tar, nikotin dan carbon monoksida (Bustan, 2000).

Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lain. Ada dua jenis rokok, rokok yang berfilter dan tidak berfilter. Filter pada rokok terbuat dari bahan busa serabut sintetis yang berfungsi menyaring nikotin (Kelana, 2008).

2. Kandungan Zat Dalam Rokok

a. Carbon Monoksida

Gas beracun yang dapat mengakibatkan berkurangnya kemampuan darah membawa oksigen.

b. NikotinSalah satu jenis obat perangsang yang dapat merusak jantung dan sirkulasi darah, nikotin membuat pemakainya kecanduan.

c. Benzo(a)pyrene

Salah satu jenis hidrokarbon aromatic polisiklik, sejauh ini termasuk bahan karsinogen yang paling banyak diteliti dan dikenal sebagai agen penyebab mutasi.

d. Acrolein

Acrolein merupakan zat cair yang tidak berwarna, seperti aldehyde. Zat ini diperoleh dengan mengambil cairan dari glyceril atau dengan mengeringkannya. Zat ini sedikit banyaknya mengandung bahan alkohol. Dengan kata lain, acrolein itu adalah alkohol yang cairannya telah diambil. Cairan ini sangat mengganggu kesehatan.

e. Ammonia

Ammonia merupakan gas yang tidak berwarna yang terdiri dari nitrogen dan hydrogen. Zat ini sangat tajam baunya dan sangat merangsang. Ammonia ini sangat gampang memasuki sel-sel tubuh. Begitu kerasnya racun yang terdapat pada ammonia itu, sehingga kalau disuntikkan sedikitpun kepada peredaran darah akan mengakibatkan seseorang pingsan ataupun koma.

f. Formic Acid

Formic acid adalah jenis cairan tidak berwarna yang bergerak bebas dan dapat berbuat lepuh. Zat ini sangat tajam dan menusuk baunya. Zat ini dapat membuat seseorang merasa digigit semut. Bertambahnya jenis acid apapun di peredaran darah dapat menambah cepatnya pernapasan seseorang.

g. Hydrogen Cyanide

Hydrogen Cyanide adalah jenis zat yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak mempunya rasa. Zat ini merupakan zat yang paling ringan serta mudah terbakar. Zat ini sangat efisien untuk menghalangi pernapasan. Cyanide adalah salah satu zat yang mengandung racun yang sangat berbahaya. Sedikit saja cyanide dimasukkan langsung ke dalam tubuh dapat menyebabkan kematian.

h. Formaldehyde

Formaldehyde adalah jenis gas yang tidak berwarna dengan bau yang tajam. Gas ini adalah tergolong pengawet dan pembasmi hama. Salah satu jenis formaldehyde ini ialah formalin. Formaldehyde ini banyak digunakan sebagai pengawet di laboratorium.

i. Nitrous oxide

Nitrous oxide adalah jenis gas yang tidak berwarna, dan jika diisap dapat menyebabkan hilangnya pertimbangan dan mengakibatkan rasa sakit. Nitrous oxide ini adalah jenis zat yang pada mulanya dapat digunakan sebagai anestesia (zat pembius) waktu diadakan operasi.

j. Phenol

Phenol adalah campuran yang terdiri dari kristal yang dihasilkan dari distilasi beberapa zat organik seperti kayu dan arang, dan juga diperoleh dari ter arang. Bahan ini adalah merupakan zat racun yang sangat membahayakan. Phenol ini terikat ke protein dan menghalangi aktifitas enzyme.

k. Acetol

Acetol adalah dari hasil pemanasan aldehyde sejenis zat yang tidak berwarna yang bebas bergerak) dan mudah menguap dengan alkohol.

l. Hydrogen Sulfide

Hydrogen sulfide adalah sejenis gas beracun yang gampang terbakar dengan nau yang keras. Zat ini mengalami oxidasi enzim (zat besi yang berisi pigmen).

m. Methyl Chloride

Methyl chloride adalah sesuatu dari zat-zat bervalensa satu dimana hidrogen dan karbon merupakan unsur utama. Zat ini adalah merupakan compound organis yang sangat beracun. Uapnya dapat berperan sebagai anestesia.

n. Methanol

Methanol adalah jenis cairan ringan yang gampang menguap, dan mudah terbakar. Cairan ini dapat diperoleh dengan penyulingan bahan kayu atau dari sintesis karbon monoxyda dan hydrogen. Meminum atau mengisap methanol mengakibatkan kebutaan bahkan kematian.

o. Tar

Zat ini sejenis cairan kental berwarna coklat tua atau hitam yang diperoleh dengan distilasi dari kayu atau arang. Tar ini juga didapat dari getah tembakau. Tar yang terdapat dalam rokok terdiri dari ratusan zat kimia yang dapat menyebabkan kanker pada manusia. Bilamana zat-zat itu diisap waktu merokok akan mengakibatkan kanker paru-paru (Nainggolan, 1998).

Sumber : Rusdianto, 2007

Gambar 1. Komposisi Rokok

Menurut Fadli (2008), efek jangka panjang dari penggunaan tembakau adalah timbulnya berbagai penyakit, antara lain:

a. Kecanduan nikotin.

b. Berbagai macam kanker, terutama kanker paru, ginjal, tenggorokan, leher, payudara, kandung kemih, pankreas dan lambung. Satu dari enam pria perokok akan menderita kanker paru.

c. Penyakit jantung dan pembuluh darah: stroke dan penyakit pembuluh darah tepi.

d. Penyakit saluran pernapasan: flu, radang saluran pernapasan (bronkhitis), penyakit paru obstruktif kronis.

e. Cacat bawaan pada bayi dari ibu yang merokok selama kehamilan.

f. Penyakit Buerger.

g. Katarak.

h. Gangguan kognitif (daya pikir): lebih rentan terhadap Penyakit Alzheimer (pikun), penyusutan otak.

i. Impotensi.

Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan. Para perokok menggunakan rokok bukan untuk mengendalikan perasaannya, tetapi karena benar-benar telah menjadi kebiasaan.

Menurut Tomkins (1991) ada empat tipe perilaku merokok sbb :

a. Tipe perokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif. Dengan merokok, seseorang merasakan penambahan rasa yang positif. Ditambahkan, ada tiga sub tipe ini yakni (1) merokok hanya untuk menambah atau meningkatkan kenikmatan yang sudah didapat, misalnya merokok setelah minum kopi atau makan, (2) merokok hanya dilakukan sekadarnya untuk menyenangkan perasaan, dan (3) kenikmatan yang diperoleh dengan memegang rokok.

b. Perilaku merokok yang dipengaruhi oleh perasaan negatif. Banyak orang yang menggunakan rokok untuk mengurangi perasaan negatif, misalnya bila ia marah, cemas, gelisah, rokok dianggap sebagai penyelamat. Mereka menggunakan rokok bila perasaan tidak enak terjadi, sehingga terhindar dari perasaan yang lebih tidak enak.

c. Perilaku merokok yang adiktif. Mereka yang sudah adiksi, akan menambah dosis rokok yang digunakan setiap saat setelah efek dari rokok yang dihisapnya berkurang. Mereka umumnya akan pergi keluar rumah membeli rokok, walau tengah malam sekalipun, karena ia khawatir kalau rokok tidak tersedia setiap saat ia menginginkannya.

d. Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan. Mereka menggunakan rokok sama sekali bukan karena untuk mengendalikan perasaan mereka, tetapi karena benar-benar sudah menjadi kebiasaannya rutin. Pada orang-orang tipe ini, merokok sudah merupakan suatu perilaku yang bersifat otomatis, seringkali tanpa dipikirkan dan tanpa disadari. Ia menghidupkan api rokoknya bila rokok yang terdahulu telah benar-benar habis

Tempat merokok juga mencerminkan pola perilaku perokok. Berdasarkan tempat-tempat dimana seseorang menghisap rokok, maka dapat digolongkan atas :

1. Merokok di tempat-tempat Umum / Ruang Publik:

a. Kelompok homogen (sama-sama perokok), secara bergerombol mereka menikmati kebiasaannya. Umumnya mereka masih menghargai orang lain, karena itu mereka menempatkan diri di smocking area.

b. Kelompok yang heterogen (merokok ditengah orang-orang lain yang tidak merokok, anak kecil, orang jompo, orang sakit, dan lain-lain).

2. Merokok di tempat-tempat yang bersifat pribadi:

a. Kantor atau di kamar tidur pribadi. Perokok yang memilih tempat-tempat seperti ini sebagai tempat merokok digolongkan kepada individu yang kurang menjaga kebersihan diri, penuh dengan rasa gelisah yang mencekam.

b. Toilet. Perokok jenis ini dapat digolongkan sebagai orang yang suka berfantasi.

Perokok dapat dibedakan menjadi beberapa kategori, yaitu :

a. Perokok ringan, 1-9 batang per hari.

b. Perokok sedang 10-19 batang per hari.

c. Perokok berat 20 batang atau lebih per hari (Sitorus, 2003).

3. Bahaya Rokok

Kerugian yang ditimbulkan rokok sangat banyak bagi kesehatan. Tapi sayangnya masih saja banyak orang yang tetap memilih untuk menikmatinya. Dalam asap rokok terdapat 4000 zat kimia berbahaya untuk kesehatan, dua diantaranya adalah nikotin yang bersifat adiktif dan tar yang bersifat karsinogenik. Racun dan karsinogen yang timbul akibat pembakaran tembakau dapat memicu terjadinya kanker. Pada awalnya rokok mengandung 8 20 mg nikotin dan setelah di bakar nikotin yang masuk ke dalam sirkulasi darah hanya 25%. Walau demikian jumlah kecil tersebut memiliki waktu hanya 15 detik untuk sampai ke otak manusia.

Nikotin itu di terima oleh reseptor asetilkolin-nikotinik yang kemudian membaginya ke jalur imbalan dan jalur adrenergik. Pada jalur imbalan, perokok akan merasakan rasa nikmat, memacu sistem dopaminergik. Hasilnya perokok akan merasa lebih tenang, daya pikir serasa lebih cemerlang, dan mampu menekan rasa lapar. Sementara di jalur adrenergik, zat ini akan mengaktifkan sistem adrenergik pada bagian otak lokus seruleus yang mengeluarkan sorotonin. Meningkatnya sorotonin menimbulkan rangsangan rasa senang sekaligus keinginan mencari rokok lagi. Hal inilah yang menyebabkan perokok sangat sulit meninggalkan rokok, karena sudah ketergantungan pada nikotin. Ketika ia berhenti merokok rasa nikmat yang diperolehnya akan berkurang (Tineke, 2002).

Efek dari rokok/tembakau memberi stimulasi depresi ringan, gangguan daya tangkap, alam perasaan, alam pikiran, tingkah laku dan fungsi psikomotor. Jika dibandingkan zat-zat adiktif lainnya rokok sangatlah rendah pengaruhnya, maka ketergantungan pada rokok tidak begitu dianggap gawat (Roan, 1979).

Asap rokok mengandung kurang lebih 4000 bahan kimia yang 200 diantaranya beracun dan 43 jenis lainnya dapat menyebabkan kanker bagi tubuh. Beberapa zat yang sangat berbahaya yaitu tar, nikotin, carbon monoksida,dan sebagainya. Asap rokok yang baru mati di asbak mengandung tiga kali lipat bahan pemicu kanker di udara dan 50 kali mengandung bahan pengeiritasi mata dan pernapasan. Semakin pendek rokok semakin tinggi kadar racun yang siap melayang ke udara. Suatu tempat yang dipenuhi polusi asap rokok adalah tempat yang lebih berbahaya daripada polusi di jalanan raya yang macet. Seseorang yang mencoba merokok biasanya akan ketagihan karena rokok bersifat candu yang sulit dilepaskan dalam kondisi apapun. Seorang perokok berat akan memilih merokok daripada makan jika uang yang dimilikinya terbatas.

Perokok biasanya akan mengajak orang lain yang belum merokok untuk merokok agar merasakan penderitaan yang sama dengannya, yaitu terjebak dalam ketagihan asap rokok yang jahat. Sebagian perokok juga ada yang secara sengaja merokok di tempat umum agar asap rokok yang dihembuskan dapat terhirup orang lain, sehingga orang lain akan terkena penyakit kanker. Berdasarkan data demografi Universitas Indonesia, sebanyak 427.948 orang meninggal di Indonesia rata-rata per tahunnya akibat berbagai penyakit yang disebabkan rokok ( Depkes, 2008).

B. Tinjauan Umum Tentang Remaja

Masa remaja atau masa adolesensi adalah suatu fase perkembangan yang dinamis dalam kehidupan seorang individu. Masa ini merupakan periode transisi dari masa anak-anak ke masa dewasa yang ditandai dengan percepatan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial dan berlangsung pada dekade kedua masa kehidupan (Pardede, 2002).

Berdasarkan umur kronologi dan berbagai kepentingan, terdapat beberapa definisi tentang remaja (Soetjiningsih, 2004), yaitu :

1. Pada buku-buku pediatric, pada umumnya mendefinisikan remaja adalah apabila seorang anak telah mencapai umur 10-18 tahun untuk anak perempuan dan 1220 tahun untuk anak laki-laki.

2. Menurut Undang-Undang No. 4 tahun 1979 mengenai kesejahteraan anak, remaja adalah individu yang belum mencapai 21 tahun dan belum menikah.

3. Menurut Undang-Undang perburuhan, anak dianggap remaja apabila telah mencapai umur 16-18 tahun dan sudah menikah dan mempunyai tempat untuk tinggal.

4. Menurut Undang-Undang perkawinan No. 1 tahun 1979, anak dianggap remaja apabila cukup matang untuk menikah, yaitu umur 16 tahun untuk perempuan dan 19 tahun untuk anak laki-laki.

5. Menurut Diknas anak dianggap remaja apabila anak sudah berumur 18 tahun, yang sesuai saat lulus sekolah menegah.

6. Menurut WHO, remaja bila anak mencapai umur 1018 tahun.

Remaja dalam tumbuh kembangnya menuju dewasa, berdasarkan kematangan psikososial dan seksual, akan melewati tahap berikut: Masa remaja awal/dini (early adolescence) umur 1113 tahun, masa remaja pertengahan (middle adolescence) umur 14-16 tahun, masa remaja lanjut (late adolescence) umur 1720 tahun (Rejeki, 2007).

Menjadi perokok berat merupakan hasil dari proses eksperimen yang umumnya dimulai sejak masa remaja. Mula-mula individu mencoba merokok, merasakan tekanan rekan sebaya untuk merokok, dan mengembangkan sikap tentang seperti apa seorang perokok. Setelah melalui proses-proses tersebut, barulah individu menentukan apakah akan terus mengkonsumsi nikotin atau tidak. Dalam proses tersebut peran teman sebaya menjadi penting mengingat akan tahapan perkembangan remaja yang menitikberatkan pada penerimaan dari rekan sebaya. Berbagai faktor meliputi fisiologis, psikologis, dan faktor-faktor sosial menjadi alasan seseorang remaja menjadi perokok (Sentika, 2008).

C. Tinjauan Umum tentang Lingkungan Sosial

1. Orang tua / Keluarga

Masa remaja merupakan masa peralihan dimana seseorang sedang mengalami masa kritis yang disebabkan karena ia akan beranjak menuju kedewasaan. Dalam masa peralihan ini remaja sedang mencari identitasnya. Dalam proses perkembangan yang sedang sulit dan masa-masa yang membingungkan dirinya, remaja membutuhkan pengertian dan bantuan dari orang yang dicintainya dan dekat dengannya terutama dari keluarga. Dengan demikian komunikasi antar anggota keluarga mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk kepribadian remaja.

Kurangnya komunikasi antar anggota keluarga dapat menjadi penyebab utama dari timbulnya berbagai masalah pada remaja. Kenakalan remaja, seperti kebiasaan merokok, dapat berakar pada kurangnya dialog dalam masa kanak-kanak dan masa berikutnya, karena orang tua terlalu sibuk dengan berbagai aktivitas dan melupakan kebutuhan yang paling mendasar bagi anak, yaitu kasih sayang. Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah kenakalan remaja yang paling dominan adalah dari keluarga yang merupakan lingkungan yang paling pertama ditemui seorang anak. Di dalam menghadapi kenakalan anak pihak orang tua hendaknya dapat mengambil dua sikap bicara yaitu, sikap atau cara yang bersifat preventif, dan cara yang bersifat represif (Afriyani 2009).

2. Teman-Teman

Kebanyakan remaja pertama kali merokok karena pengaruh teman. Remaja perokok akan mempunyai teman yang sebagian besar adalah perokok juga. Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja merokok maka semakin besar kemungkinan teman-temannya adalah perokok juga dan demikian sebaliknya. Dari fakta tersebut ada dua kemungkinan yang terjadi, pertama remaja tadi terpengaruh oleh teman-temannya atau bahkan teman-teman remaja tersebut dipengaruhi oleh diri remaja tersebut yang akhirnya mereka semua menjadi perokok. Diantara remaja perokok terdapat 87% mempunyai sekurang-kurangnya satu atau lebih sahabat yang perokok begitu pula dengan remaja non perokok (Widianti, 2009).

Remaja mulai merokok karena pengaruh dari teman. Hal ini karena untuk iseng, agar telihat tenang pada saat berpacaran, berani ambil resiko, karena bosan dan tidak ada yang sedang dilakukan, dan supaya kelihatan seperti orang dewasa (Nainggolan,1998).

D. Tinjauan Umum tentang Psikologis Remaja

Masa remaja merupakan masa yang penuh gejolak. Pada masa ini mood (suasana hati) bisa berubah dengan sangat cepat. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa remaja rata-rata memerlukan hanya 45 menit untuk berubah dari mood senang luar biasa ke sedih luar biasa, sementara orang dewasa memerlukan beberapa jam untuk hal yang sama. Perubahan mood (swing) yang drastis pada para remaja ini seringkali dikarenakan beban pekerjaan rumah, pekerjaan sekolah, atau kegiatan sehari-hari di rumah. Meski mood remaja yang mudah berubah-ubah dengan cepat, hal tersebut belum tentu merupakan gejala atau masalah psikologis (Atkinson, 1999).

Masalah kesadaran diri pada masa remaja mengalami perubahan yang dramatis dalam kesadaran diri mereka (self-awareness). Remaja sangat rentan terhadap pendapat orang lain karena remaja beranggapan bahwa orang lain sangat mengagumi atau selalu mengkritik. Anggapan itu membuat remaja sangat memperhatikan diri dan citra yang direfleksikan (self-image). Remaja cenderung beranggapan dirinya sangat unik dan bahkan remaja percaya keunikan akan berakhir dengan kesuksesan dan ketenaran. Pada saat inilah, remaja mulai dihadapkan dengan realita dan tantangan untuk menyesuaikan impian dan angan-angan terhadap kenyataan (Mappiare, 1992).

Tindakan impulsif sering dilakukan oleh sebagian remaja karena remaja tidak sadar dan belum biasa memperhitungkan akibat jangka pendek atau jangka panjang. Remaja yang diberi kesempatan untuk mempertangungjawabkan perbuatannya, akan tumbuh menjadi orang dewasa yang lebih berhati-hati, lebih percaya diri, dan mampu bertanggung-jawab. Rasa percaya diri dan rasa tanggung-jawab inilah yang sangat dibutuhkan sebagai dasar pembentukan jati diri positif pada remaja. Bimbingan orang yang lebih tua sangat dibutuhkan oleh remaja sebagai acuan dalam menghadapi masalah.

Remaja akan membayangkan apa yang akan dilakukan oleh para idolanya untuk menyelesaikan masalah. Pemilihan idola ini juga akan menjadi sangat penting bagi remaja. Dari beberapa dimensi perubahan yang terjadi pada remaja seperti yang telah dijelaskan diatas maka terdapat kemungkinan-kemungkinan perilaku yang bisa terjadi pada masa ini. Diantaranya adalah perilaku yang mengundang resiko dan berdampak negatif pada remaja. Perilaku yang mengundang resiko pada masa remaja misalnya seperti penggunaan alkohol, tembakau dan zat lainnya, aktivitas sosial yang bergantiganti pasangan dan perilaku menentang bahaya seperti balapan, selancar udara, dan layang gantung. Alasan perilaku yang mengundang resiko adalah bermacammacam dan berhubungan dengan dinamika fobia balik ( conterphobic dynamic ), rasa takut dianggap tidak cakap, perlu untuk menegaskan identitas maskulin dan dinamika kelompok seperti tekanan teman sebaya. (Widianti, 2009).

E. Tinjauan Umum tentang Media

Iklan yang berarti pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat melalui suatu media. Iklan merupakan sarana komunikasi terhadap produk yang disampaikan melalui berbagai media dengan biaya pemrakarsa agar masyarakat tertarik untuk menyetujui dan mengikut (Pujiyanto.2001).

Iklan merupakan media informasi yang dibuat sedemikian rupa agar dapat menarik minat khalayak, original, serta memiliki karakteristik tertentu dan persuasif sehingga para konsumen atau khalayak secara suka rela terdorong untuk melakukan sesuatu tindakan sesuai dengan yang diinginkan pengiklan (Jefkins, 1997).

Tujuan iklan menurut Philip (1990) dalam Pujiyanto (2001), biasanya dibangun atas empat komponen, yaitu: 1) Aspek perilaku, merupakan tindakan-tindakan yang diharapkan pada calon pembeli, 2) Sikap yang diharapkan, yang menyangkut sikap atau keistimewaan produk, 3) Kesadaran, dalam mengembangkan produk-produk baru di pasaran merebut calon pembeli, 4) Positioning, sasaran konsumen.Beberapa tendapat tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian periklanan dapat ditinjau dari media, proses, gaya komunikasi, dan reaksi konsumen, yaitu:

1. Media informasi: Iklan merupakan suatu media informasi produk yang disampaikan kepada konsumen.

2. Proses iklan: Penyampaian informasi produk yang diprakarsai produsen untuk disampaikan melalui iklan ditujukan kepada konsumen sebagai penerima pesan.

3. Komunikasi persuasif: Gaya bujuk rayunya (persuasi) yang diterapkan pada iklan mengakibatkan konsumen terbius masuk lingkaran konotasi positif terhadap produk yang diinformasikan.

4. Reaksi Konsumen: Informasi yang jelas melalui iklan akan membuahkan reaksi atau tindakan hingga kesadaran untuk mengkonsumsi produk yang diinformasikan.

Iklan merupakan media komunikasi persuasif yang dirancang sesuai dengan karakter media, segmen pasar, dan kebutuhan masyarakat untuk mendapat tanggapan. Banyaknya iklan rokok di media cetak, elektronik, dan media luar ruang telah mendorong rasa ingin tahu remaja tentang produk rokok. Salah satu iklan yang dianggap cukup berbahaya dan paling sering melanggar etika periklanan adalah iklan rokok. Berdasarkan PP No. 81 tahun 1999, semua iklan rokok di Televisi dilarang. Namun, karena pihak Televisi memprotesnya, muncul PP No.38 Tahun 2000 tentang Pengamanan Rokok bagi Kesehatan.

Rokok digambarkan sebagai lambang kejantanan, kesuksesan, kenikmatan, kebebasan, kedewasaan dan lain-lain. yang kesemuanya merupakan buaian yang mengajak masyarakat untuk merokok. Berdasarkan informasi yang ada saat ini, Setiap harinya 80-100 ribu remaja di dunia menjadi pecandu dan ketagihan rokok. Bila pola ini terus menetap maka sekitar 250 juta anak-anak yang hidup sekarang ini akan meninggal akibat yang berhubungan dengan kebiasaan rokok. Alasan itulah, yang setidaknya mendasari pentingnya aturan iklan rokok, karena bila tidak ada aturan yang tegas akibatnya akan mengarah kesesuatu yang tidak dapat bayangkan dalam iklan rokok. Pengambaran tokoh serta adegan-adegan yang menantang membuat para masyarakat khususnya remaja dan anak-anak menirunya, iklan-iklan yang ada merangsang mereka untuk merokok dengan bujukan yang berbeda walau dalam iklan rokok tidak digambarkan orang merokok akan tetapi adegan-adegan yang identik denagn keperkasaan atau kebebasan mempengaruhi mereka untuk mengkonsumsi rokok .

Remaja juga dikesankan lebih hebat bila merokok. Idola para remaja, mulai dari penyanyi, grup hingga bintang film dilibatkan sebagai model. Industri rokok paham betul bahwa remaja sedang berada pada tahap mencari identitas, melalui iklan ditelevisi biasanya para Remaja meniru dan mengikuti gaya hidup idolanya. Industri rokok juga sangat paham mengondisikan perasaan positif pada benda yang diiklankan di televisi. Tema iklan rokok selalu menampilkan pesan positif seperti macho, bergaya, peduli, dan setia kawan. Citra itulah yang membangun persepsi bahwa merokok bukan hal televisi. Efek kultivasi memberikan kesan bahwa televisi mempunyai dampak yang sangat kuat pada diri individu. Bahkan orang-orang yang terkena efek ini menganggap bahwa lingkungan disekitar sama seperti yang tergambar dalam media televisi (Pujiyanto, 2009).

F. Tindakan Pencegahan Merokok

Banyak perokok tidak menyadari bahwa nikotin termasuk zat adiktif yang menyebabkan ketergantungan layaknya heroin, kokain dan lain sebgainya. Bahaya konsumsi rokok telah disampaikan dengan sangat jelas pada setiap bungkus rokok. Akan tetapi konsumen rokok mengkonsumsi rokok, meski telah mengetahui bahaya penyakit-penyakit maupun gangguan-gangguan yang disebabkan oleh rokok. Suatu modifikasi perilaku untuk mengurangi perilaku tidak efektif, yaitu merokok.

Teknik yang digunakan untuk berhenti merokok adalah cognitive behavior, dengan membentuk suatu group therapy cognitive behavior. Terapi ini terdiri dari beberapa sesi, yang terdiri dari alasan merokok, ketergantungan fisik pada nikotin, dan efikasi diri untuk berhenti merokok. Perokok mengontrol sendiri perilaku merokok dengan mengidentifikasi pemicu merokok, mengembangkan kontrak perilaku yang telah dibuat dan mempraktikkan stimulus kontrol dan coping strategy untuk mengatur pencabutan simtom-simtom dan kerinduan pada rokok. Selanjutnya adalah pencegahan untuk kembali merokok, atau bila berhenti merokok tidak tercapai, maka dibuat tahapan dari awal lagi (Widjayanti, 2009).

Upaya prevensi berupa motivasi untuk menghentikan perilaku merokok penting untuk dipertimbangkan dan dikembangkan. Dengan menumbuhkan motivasi dalam diri remaja berhenti atau tidak mencoba untuk merokok, akan membuat remaja mampu untuk tidak terpengaruh oleh godaan merokok yang datang dari teman, media massa atau kebiasaan keluarga/orangtua.

Upaya pencegahan merokok dapat dilakukan dengan melakukan kampanye anti rokok. Kampanye anti merokok ini dilakukan dengan cara membuat berbagai poster, film dan diskusi-diskusi tentang berbagai aspek yang berhubungan dengan merokok. Lahan yang digunakan untuk kampanye ini adalah sekolah-sekolah, televisi atau radio.

Agar remaja dapat memahami pesan-pesan yang disampaikan, maka dalam kampanye anti merokok perlu disertai dengan beberapa pelatihan, seperti:

a. Ketrampilan berkomunikasi.

b. Kemampuan untuk membuat keputusan sendiri.

c. Kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan rasa cemas/anxietas.

d. Pelatihan untuk berperilaku assertif.

e. Kemampuan untuk menghadapi tekanan dari kelompok sebaya, dan lain-lain.

Pesan-pesan yang disampaikan melalui cara-cara diatas, remaja akan diajak untuk dapat memiliki kemampuan dan kepercayaan diri dalam menolak berbagai godaan untuk merokok, baik yang datang dari media massa, teman sebaya maupun dari keluarga. Melarang, menghukum, atau pun memaksa remaja untuk tidak merokok hanya akan memberikan dampak yang relatif singkat karena tidak didasari oleh motivasi internal si remaja (William, 2009).

G. Kerangka Konseptual

Merokok merupakan salah satu kebiasaan yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Gaya hidup ini menarik sebagai suatu masalah kesehatan, minimal dianggap sebagai faktor risiko dari suatu penyakit tidak menular. Menjadi perokok berat merupakan hasil dari proses eksperimen yang umumnya dimulai sejak masa remaja. Ada banyak alasan yang melatar belakangi perilaku merokok pada remaja. Secara umum perilaku merokok merupakan fungsi dari lingkungan dan individu. Artinya perilaku merokok selain disebabkan oleh faktor-faktor dari dalam diri, juga disebabkan faktor lingkungan.

Adapun penjabaran dari hal tersebut diatas dapat dilihat dalam bagan sebagai berikut :

Keterangan:

= Variabel diteliti

Gambar 2. Bagan Kerangka Konseptual

Jumlah Rokok Yang Dihisap

Mulai Merokok

Alasan Merokok

Lingkungan Sosial

Jumlah Siswa yang Merokok

Psikologis

Kebiasaan Merokok

8

PAGE