07130099_2

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/25/2019 07130099_2

    1/107

    18

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    A. Pengertian Strategi Pemasaran

    1. Pengertian Strategi

    Istilah strategi berasal dari kata Yunani yaitu strategia(stratos: militer, ag:

    memimpin), yang artinya seni atau ilmu untuk menjadi seorang jenderal. strategi

    juga bisa diartikan sebagai suatu rencana untuk pembagian dan penggunaan

    kekuatan militer dan material pada daerah-daerah tertentu untuk mencapai tujuan

    tertentu.

    Sedangkan menurut Stoner, Freeman, dan Gilbert, strategi lebih diarahkan

    pada pengelolaan kegiatan dan operasi suatu bisnis tertentu dan berupaya

    menentukan pendekatan yang sebaiknya digunakan oleh suatu bisnis terhadap

    pasarnya dan melaksanakan pendekatan tersebut dengan memanfaatkan

    sumberdaya yang ada dan dalam kondisi pasar tertentu.13

    Menurut Fandy Tjiptono, strategi dapat didefinisikan sebagai program untuk

    menentukan dan mencapai tujuan organisasi dan mengimplementasikan misinya,

    atau dapat diartikan sebagai pola tanggapan atau respon organisasi terhadap

    lingkungannya sepanjang waktu.14

    Pernyataan strategi secara eksplisit merupakan kunci keberhasilan dalam

    menghadapi perubahan lingkungan bisnis. Strategi memberikan kesatuan arah bagi

    semua anggota organisasi. Bila konsep strategi tidak jelas, maka keputusan yang

    13Fandy Tjiptono, op. cit., hlm. 3

  • 7/25/2019 07130099_2

    2/107

    14 Ibid..

  • 7/25/2019 07130099_2

    3/107

    19

    diambil akan bersifat subjektif atau berdasarkan intuisi belaka dan mengabaikan

    keputusan yang lain.

    Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dengan adanya strategi-strategi

    yang kita terapkan, diantaranya:

    a. Pedoman yang konsisten bagi pelaksanaan keputusan-keputusan dalam

    perusahaan

    b. Perusahaan menjadi lebih peka terhadap lingkungan

    c. Membantu dalam mengambil keputusan

    d. Menekan terjadinya peluang-peluang kesalahan dalam penerapan tujuan

    e. Meminimalkan efek-efek dari kondisi dan perubahan yang merugikan.

    2. Pengertian Pemasaran

    Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan yang dilakukan oleh para

    produsen dalam upaya mempertahankan kelangsungan hidupnya. Untuk

    berkembang serta mendapatkan keuntungan atau laba. Walaupun pemasaran

    bukanlah satu-satunya faktor penyebab keberhasilan usaha, namun merupakan

    faktor kunci. Dalam pandangan modern, pemasaran bukanlah hanya sekedar

    menciptakan penjualan, namun mempunyai makna yang lebih luas lagi yaitu

    bagaimana cara untuk memuaskan kebutuhan pelanggan.

    Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis

    uang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan

  • 7/25/2019 07130099_2

    4/107

    20

    mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan, baik kepada

    pembeli yang ada maupun pembeli potensial.15

    AMA (American Marketing Association) memberikan definisi pemasaran

    sebagai proses perencanaan, penentuan harga, promosi, dan distribusi ide, barang,

    dan jasa untuk untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan individu

    ataupun organisasi. Jadi tujuan pemasaran di sini adalah memuaskan pihak yang

    membeli maupun pihak yang menjual ide, barang, dan jasa.16

    Menurut Philip Kotler pemasaran (marketing) adalah kegiatan manusia yang

    diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran.17

    Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok

    mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan,

    menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain.18

    Dalam buku prinsip-prinsip pemasaran, Kotler berpendapat bahwa

    pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana seseorang atau kelompok

    memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan

    pertukaran produk dan nilai.19

    Stanton, merumuskan pemasaran sebagai suatu sistem keseluruhan dari

    kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga,

    mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan

    kebutuhan pembeli yang ada maupun pembeli potensial.20

    15Muhammad Aziz Hakim,Menguasai Pasar Mengeruk Untung(Jakarta: Renaisans IKAPI,

    2005), hlm. 22

    16 E. Catur Rismiati dan Ig. Bondan Suratno, Pemasaran Barang dan Jasa(Yogyakarta:Kanisius, 2001), hlm. 1817 Philip Kotler,Marketing(Jakarta: Erlangga, 1999), hlm. 2

    18Ibid., hal. 9

    hal. 100-101

    20 E. Catur Rismiati dan Ig. Bondan Suratno, loc. cit.

  • 7/25/2019 07130099_2

    5/107

    21

    Arti pemasaran menurut Swasta adalah suatu usaha untuk memuaskan

    kebutuhan pembeli dan penjual.21

    Sedangkan menurut William J Stanton dalam Swasta, pemasaran adalah

    sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan,

    menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang

    dapat memuaskan kebutuhan kepada pembeli yang ada maupun yang potensial.22

    Assauri, mendefinisikan pemasaran sebagai kegiatan yang diarahkan untuk

    memenuhi dan memuaskan kebutuhan melalui proses pertukaran.23

    Jadi pemasaran adalah merupakan suatu sistem kegiatan yang saling

    berhubungan, ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan

    dan mendistribusikan barang dan jasa kepada kelompok pembeli.

    Berdasarkan definisi tersebut, proses pemasaran dimulai dari menemukan

    apa yang diinginkan oleh konsumen. Mengetahui apa saja yang diinginkan oleh

    konsumen yang berkenaan dengan produk, kinerja serta kualitas adalah tahap

    pertama yang sangat penting dari kegiatan pemasaran. Dan kiranya dapat ditarik

    kesimpulan bahwa ada dua tujuan dari dua pihak yang berbeda (pembeli dan

    penjual) yang harus dicapai oleh pemasaran. Oleh karena itu, pemasaran dilakukan

    untuk:

    a. Menilai kebutuhan dari pembeli potensial, dan

    b. Memuaskan kebutuhan.24

    21Basu Swasta, Saluran Pemasaran(Yogyakarta: Penerbit BEFE-UGM, 1979), hlm.16

    22Ibid., hlm. 7Grafindo, 1999), hlm. 5

  • 7/25/2019 07130099_2

    6/107

    24 E. Catur Rismiati dan Ig. Bondan Suratno, loc. cit.

  • 7/25/2019 07130099_2

    7/107

    22

    Adapun yang disebut sebagai calon pembeli atau pembeli potensial adalah

    para individu yang melakukan pembelian untuk dikonsumsi sendiri (dengan

    keluarganya) dan organisasi-organisasi yang membeli sesuatu untuk kelancaran

    usaha mereka (misalnya perusahaan manufaktur) atau untuk dijual kembali

    (misalnya pedagang besar dan pengecer).

    Gambar 2.1

    Konsep Pemasaran

    Kebutuhan, Produk (Ide,Nilai, Biaya &

    PertukaranKeinginan & Barang, dan &

    Permintaan Jasa) Kepuasan Transaksi

    Pemasar &

    Calon Pasar

    Pembeli

    Perlu disadari pemasaran adalah bagian dari jual beli yang sebagian dari

    pekerjaan bisnis masyarakat kita, bahwa jika berdagang selalu ingin mencari laba

    yang besar. Jika ini menjadi tujuan usahanya, maka seringkali mereka

    menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam hal ini sering

    terjadi perubahan negatif yang akhirnya menjadi kebiasaan. Misalnya, melakukan

    penipuan, praktek riba, monopoli, dan sebagainya, dan ini merupakan hal yang

    tidak pernah diinginkan.

    Dalam hubungan ini Al Quran dan Al Hadits sebagai sumber dari etika

    bisnis, dimana sumber etos kerja Islam telah memberikan khitab antara yang halal

  • 7/25/2019 07130099_2

    8/107

    dan haram, dan antara yang terpuji dan tercela.

  • 7/25/2019 07130099_2

    9/107

  • 7/25/2019 07130099_2

    10/107

    24

    Kegiatan perdagangan (bisnis) dalam pandangan Islam merupakan tuntutan

    kehidupan. Disamping itu juga merupakan anjuran yang memiliki dimensi ibadah.

    Hal ini dapat dibuktikan dengan ungkapan firman Allah dalam surat Al A raaf ayat

    10, sebagai berikut:

    Artinya:

    Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu sekalian di muka bumi dan

    Kami adakan bagimu di muka bumi itu (sumber) penghidupan. Amat

    sedikitlah kamu bersyukur.

    Dalam perintah untuk melakukan aktivitas yang produktif bagi pemenuhan

    kehidupan manusia Allah SWT menjelaskan dalam surat Al Jumu ah ayat 10,

    sebagai berikut:

    Artinya:

    Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi;dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu

    beruntung.

    Berdasarkan ungkapan Al Quran tersebut, jelas menunjukkan bahwa harta

    (kekayaan materi) merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan kaum

    muslim. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Islam tidak menghendaki

    umatnya hidup dalam ketertinggalan dan keterbelakangan ekonomi. Dan pokok

  • 7/25/2019 07130099_2

    11/107

    25

    etika dalam berbisnis yang telah ditetapkan Islam, mengenai perdagangan dan niaga

    adalah tolok ukur dari kejujuran, kepercayaan, dan ketulusan.

    Dewasa ini banyak ketidaksempurnaan pasar yang seharusnya dapat

    dilenyapkan bila dasar pokok beretika dalam bisnis ini diterima oleh masyarakat

    bisnis dari bangsa-bangsa yang ada di dunia.25

    Sistem inilah yang membimbing kelakuan dan tindakan orang atau pelaku

    bisnis. Disinilah etika memegang peranan penting untuk membedakan yang baik

    dan buruk. Agama menjadi kerangka acuan bagi pengembangan sistem nilai dan

    tolok ukur yang baik dan yang buruk, dan yang patut maupun yang tidak patut.

    Jadi, bisnis yang benar-benar sukses menurut pandangan Al Quran dan As

    Sunnah adalah bisnis yang membawa keuntungan para pelakunya dalam dua fase

    kehidupan manusia yang fana dan terbatas (yakni dunia) dan abadi serta tak terbatas

    (yakni akhirat).

    3. Pengertian Strategi Pemasaran

    Setiap fungsi manajemen memberikan kontribusi tertentu pada saat

    penyusunan strategi pada level yang berbeda. Pemasaran merupakan fungsi yang

    memiliki kontak paling besar dengan lingkungan eksternal, padahal perusahaan

    hanya memiliki kendali yang terbatas terhadap lingkungan eksternal. Oleh karena

    itu pemasaran memainkan peranan penting dalam pengembangan strategi.

    Strategi pemasaran merupakan rencana yang menjabarkan ekspektasi

    perusahaan akan dampak dari berbagai aktivitas atau program pemasaran terhadap

    permintaan produk atau lini produknya di pasar sasaran tertentu. Setiap perusahaan

  • 7/25/2019 07130099_2

    12/107

    25M. Nastagin, Teori dan Praktek Ekonomi Islam(Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf, 1997), hlm.

    228

  • 7/25/2019 07130099_2

    13/107

    26

    memiliki strategi yang mantap dan matang untuk tetap menang dan dapat

    menguasai pasaran, serta dapat memperkokoh kedudukannya dalam pasar. Tujuan

    dari strategi tersebut adalah untuk mendapatkan apa yang ingin dicapai dan apa

    yang telah direncanakan.

    Perusahaan dapat menggunakan satu atau lebih program pemasaran secara

    bersamaan, sebab setiap jenis program (periklanan, promosi, penjualan, layanan

    pelanggan, dan lain-lain) memiliki pengaruh yang berbeda terhadap permintaan.

    Oleh sebab itu, dibutuhkan, mekanisme yang dapat mengkoordinasi program-

    program pemasaran agar program itu sejalan dengan tujuan, yang mana mekanisme

    ini disebut dengan strategi pemasaran.26

    Tull dan Kahle, mendefinisikan strategi pemasaran sebagai alat fundamental

    yang direncanakan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan mengembangkan

    keunggulan bersaing yang berkesinambungan melalui pasar sasaran tersebut.27

    Strategi pemasaran merupakan bagian integral dari strategi bisnis yang memberikan

    arah pada semua fungsi manajemen suatu organisasi.28

    Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan, strategi pemasaran

    adalah serangkaian tindakan terpadu menuju keunggulan kompetitif yang

    berkelanjutan.

    Islam adalah agama yang komprehensif, termasuk aspek bisnis mendapat

    perhatian dalam Al Quran. Agar kita tergolong orang yang menang, umatnya

    diperintahkan untuk giat bekerja. Allah SWT berfirman dalam QS. Al Shaffat: 61,

    sebagai berikut:

    26Gregorius Chandra, loc. cit.

    27Fandy Tjiptono, op. cit., hlm. 6

  • 7/25/2019 07130099_2

    14/107

    28Ibid..

  • 7/25/2019 07130099_2

    15/107

    27

    Artinya:

    Untuk kemenangan serupa ini hendaklah berusaha orang-orang yangbekerja.

    Ayat tersebut berhubungan dengan ayat berikutnya (QS. Al Shaffat: 62)

    yang mengilustrasikan kenikmatan jenis makanan surga. Hal ini menggambarkan

    bekerja tidak hanya untuk orientasi jangka pendek, tetapi juga untuk orientasi masa

    depan. Oleh karena itu, bekerja keras saja tidaklah cukup, tetapi juga harus bekerja

    secara cerdas dan strategis agar menang.

    Hal ini berkaitan dengan strategi bisnis dalam pemasaran atau strategi

    pemasaran yang berorientasi pada pasar atau konsumen. Suatu perusahaan akan

    memperoleh keuntungan yang stabil dalam jangka panjang jika kita bekerja keras

    dan menciptakan strategi pemasaran yang tepat untuk menumbuhkan usahanya dari

    posisi yang belum pasti tanda tanya , star,sampai ke posisi yang bagus dan

    sampai pada puncak (cow).29

    Posisi tersebut merupakan posisi dalam usaha atau

    bisnis yang mampu memberikan keuntungan yang positif bagi perusahaan. Ayat

    berikut menjelaskan tentang betapa pentingnya kekuatan (giat bekerja) dan

    kepercayaan (amanah) dalam suatu pekerjaan.

    Dalam surat Al Insyiqaaq: 6 menegaskan bahwa:

    Artinya:

    Orang yang bekerja sungguh-sungguh menuju Tuhannya, pasti orang ituakan menemuinya

  • 7/25/2019 07130099_2

    16/107

    29Muh. Yunus,Islam dan Kewirausahaan Inovatif(Malang: UIN Press, 2008), hlm. 232

  • 7/25/2019 07130099_2

    17/107

    28

    Maksud ayat tersebut bahwa manusia di dunia ini baik disadari atau tidak

    adalah perjalanan dalam menuju Tuhannya, dan tidak dapat tidak ia akan menemui

    Tuhannya untuk menerima pembalasannya, baik dari perbuatannya yang baik

    maupun buruk. Pesan ayat ini berkaitan dengan strategi meraih masa depan yang

    lebih baik.

    Oleh karena itu, seorang wirausahawan atau pebisnis dilarang melakukan

    perbuatan-perbuatan yang dapat merugikan konsumennya dalam melakukan

    kegiatan pemasaran produk yang dimilikinya, seperti curang atau mengurangi

    timbangan. Hal ini mengisyaratkan dengan jelas bahwa perusahaan atau suatu usaha

    harus menggunakan strategi pemasaran yang baik untuk mengutamakan kepuasan

    pelanggannya.

    Dalam perspektif manajemen pemasaran strategis, strategi merupakan salah

    satu faktor kunci dan fokus pada pelanggan. Ketika keadaan pasar berubah dengan

    pesat dan pesaing bergerak terlalu cepat, suatu perusahaan apalagi perusahaan kecil

    sering menggunakan jalur strategi pemasaran untuk meningkatkan daya saingnya.

    Strategi pemasaran, antara lain ditandai oleh kemampuan pemasar atau

    marketer dalam memasarkan produk, harga, promosi, dan saluran atau distribusi

    pemasaran. Komponen-konponen tersebut merupakan salah satu bagian penting dari

    elemen-elemen marketing strategicyang sering dikaji dalam literatur manajemen

    pemasaran.

    Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan, bahwa strategi pemasaran

    adalah serangkaian tindakan terpadu menuju keunggulan kompetitif yang

    berkelanjutan. Sehingga, dalam kesempatan ini, penulis hendak meminjam strategi

  • 7/25/2019 07130099_2

    18/107

    pemasaran yang tidak lain adalah bauran pemasaran (marketing mix) untuk

  • 7/25/2019 07130099_2

    19/107

    29

    dijadikan bahan kajian. Untuk lebih jelasnya mengenai pengertian bauran

    pemasaran dan komponen yang bersangkutan akan dijelaskan lebih mendalam

    dalam sub bab berikut ini.

    B. Strategi Pemasaran Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

    Keadaan dunia yang dinamis dengan perubahan yang sangat drastis dari waktu

    ke waktu, dan adanya keterkaitan antara satu dengan yang lainnya, maka memerlukan

    strategi yang tepat. Strategi pemasaan mempunyai peranan yang sangat penting untuk

    keberhasilan usaha perusahaan umumnya, dan bidang pemasaran khususnya.

    Disamping itu, strategi pemasaran yang ditetapkan harus ditinjau dan dikembangkan

    sesuai dengan perkembangan pasar dan lingkungan pasar.

    Strategi pemasaran dapat memberikan gambaran yang jelas dan terarah tentang

    apa yang akan dilakukan perusahaan dalam menggunakan setiap kesempatan atau

    peluang pada beberapa pasar sasaran.

    Kegiatan dalam pemasaran sebenarnya menyangkut empat jenis tindakan, yaitu

    tindakan mengenai produk, harga, promosi, dan distribusi.30

    Dari keempat jenis

    tindakan tersebut, di dalamnya perlu dipikirkan strategi-strategi yang berkaitan dengan

    keempat kegiatan tersebut, baik secara individual maupun secara keseluruhan.

    Menurut Basu Swastha, dalam bukunya Azas-Azas Marketing, salah satu

    variabel intern dalam sistem pemasaran dalah marketing mix(bauran pemasaran).

    Maketing mix adalah kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti

  • 7/25/2019 07130099_2

    20/107

    30E. Catur Rismiati dan Ig. Bondan Suratno, op. cit.,hlm. 190

  • 7/25/2019 07130099_2

    21/107

    30

    dari sistem pemasaran perusahaan, yakni produk, struktur harga, kegiatan promosi, dan

    sistem distribusi (tempat).31

    Menurut Kotler, marketing mix(bauran pemasaran) adalah serangkaian variabel

    pemasaran terkendali yang dipakai perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang

    dikehendaki perusahaan dari pasar sasarannya.32

    Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa marketing mix (bauran

    pemasaran) merupakan kombinasi variabel atau kegiatan yang dapat dikendalikan oleh

    perusahaan untuk mempengaruhi reaksi para pembeli atau konsumen. Dengan

    demikian perusahaan tidak hanya sekedar memiliki kombinasi kegiatan yang terbaik

    saja, akan tetapi dapat mengkoordinasi berbagai variabel marketing mixtersebut untuk

    melaksanakan program pemasaran secara brilian.

    Marketing mix terdiri dari segala hal yang bisa dilakukan perusahaan untuk

    mempengaruhi permintaan atas produk. Di dalam pengambilan keputusan di bidang

    pemasaran hampir selalu berkaitan dengan variabel-variabel marketing, karena itu

    marketing mix sangat penting sebagai alat yang dapat dipakai dalam pemasaran praktis.

    Di dalam marketing mixterdapat empat kelompok variabel yang dikenal sebagai 4P ,

    yaituproduct, price, place,danpromotion, yang tergambar di bawah ini.33

    Gambar 2.2

    VariabelMarketing Mix

    Marketing Mix

    Product

    Place

    Price

    Promotion

    31Basu Swastha,Azas-azas Marketing(Yogyakarta: Liberty, 1984), hlm. 42

  • 7/25/2019 07130099_2

    22/107

    32Philip Kotler, op. cit., hlm. 41

    33 Ibid..

  • 7/25/2019 07130099_2

    23/107

    31

    Empat variabel bauran pemasaran (marketing mix) tersebut, akan penulis

    uraikan sebagai berikut:

    1. Produk (Product)

    Dalam kehidupan sehari-hari manusia atau organisasi dihadapkan pada

    kegiatan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Upaya dalam pemenuhan

    kebutuhan dan keinginan berhubungan dengan produk yang harus dibeli dan

    dikonsumsi atau diproses kembali dari bahan baku menjadi barang jadi oleh pihak

    pembeli yang ada di pasar.

    Semua kegiatan pemasaran ditujukan pada usaha agar produk dapat diterima

    di pasar. Kegiatan tersebut harus melalui perencanaan sehingga produk sesuai

    dengan tingkat kebutuhan pasar. Melalui perencanaan produk akan mampu

    menghasilkan produk yang siap diterima pasar dengan memperhatikan hal-hal yang

    berhubungan dengan kebijakan produk.

    a. Kebijakan Produk

    Perusahaan memutuskan membuat suatu barang yang telah ditentukan

    kualitas, bentuk, berat, susunan kimiawi, dan sebagainya adalah tugas yang

    diberikan kepada bagian produksi. Menentukan wujud, kualitas, desain, dan

    bentuk barang yang dibutuhkan oleh pembeli merupakan tugas dari bagian

    pemasaran. Bagian pemasaran yang selalu berhubungan dengan pembeli harus

    mengetahui barang yang dibutuhkan oleh pembeli dan menyediakan di pasaran.

    Menurut Hadiyati, kebijakan produk menjadi pedoman untuk

  • 7/25/2019 07130099_2

    24/107

    menentukan golongan barang yang akan dibuat atau diproses dan sifat-sifat

  • 7/25/2019 07130099_2

    25/107

    32

    yang diisyaratkan. Kebijakan produk memberikan arah bagi product planning

    dan product development yang digunakan sebagai dasar dari ketetapan-

    ketetapan tentang barang yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat

    yang memberikan dampak keuntungan bagi perusahaan.34

    Kebijakan produk mengikuti perkembangan yang hidup dalam

    masyarakat, mengikuti selera yang sudah tumbuh, agar dapat menentukan dan

    membuat produk yang digemari masyarakat secara terus-menerus. Tidak jarang

    sebuah perusahaan bisa berhasil dengan advertisingyang menarik pembeli, akan

    tetapi pembelian hanya terjadi satu dua kali saja, karena barangnya tidak sesuai

    dengan selera.

    b. Pengertian Produk

    Menurut Kotler produk adalah setiap apa saja yang dapat ditawarkan ke

    pasar untuk mendapat perhatian, pembelian, atau konsumsi yang dapat

    memenuhi keinginan atau kebutuhan. Meliputi benda fisik, jasa, orang, tempat,

    organisasi dan gagasan.35

    Dalam penelitian ini, produk yang dipasarkan dan dijual oleh para

    pedagang adalah produk barang makanan tradisional Trenggalek seperti, alen-

    alen, manco, sale pisang, geti, tempe kripik, dan lain-lain.

    c. Penggolongan Barang

    Golongan barang yang dipasarkan merupakan barang-barang ekonomis

    yang dapat dibagi dalam dua golongan, yaitu: barang industri (industrial goods)

    34Ernani Hadiyati, op. cit., hlm. 120

  • 7/25/2019 07130099_2

    26/107

    35 Ibid., hlm. 432

  • 7/25/2019 07130099_2

    27/107

    33

    dan barang konsumsi (consumer goods). Barang industri (industrial goods) atau

    barang bisnis (business goods). Pembagian menurut cara lain misalnya menurut

    asal, cara produksi, cara pembelian, atau cara-cara lainnya. Namun dalam teori

    pemasaran secara umum dibagi menurut pemakaiannya ke dalam dua golongan

    tersebut.

    1) Barang Konsumsi (Consumer Goods)

    Barang konsumsi ialah barang-barang yang dipakai oleh konsumen

    akhir individual tanpa processingkomersial lebih lanjut. Barang itu tidak

    harus berupa barang jadi (finished goods) melainkan barang tinggal dipakai

    atau dimakan. Consumer goodsdapat dibedakan ke dalam tiga golongan

    menurut kebiasaan membelinya, yaitu:36

    a) Barang Konvenien (Convenience Goods)

    Adalah barang-barang konsumsi yang biasanya dibeli berulang

    kali, mudah diperoleh, dan dengan pengorbanan usaha yang paling

    minimum.

    b) Barang Belanja (Shopping Goods)

    Adalah barang-barang yang oleh pembelinya diperbandingkan

    atas dasar kesesuaian, kualitas, harga, dan style sebelum diputuskan

    untuk membeli.

    c) Barang yang Bersifat Khas (Specialty Goods)

    Adalah barang-barang istimewa dalam segi kualitas, pelayanan

    yan diberikan, atau karena keadaan yang khas, dan bukan karena harga.

  • 7/25/2019 07130099_2

    28/107

    36Ernani Hadiyati, Op. Cit.,hlm. 121

  • 7/25/2019 07130099_2

    29/107

    34

    2) Barang Industri (Industrial Goods)

    Barang industri atau barang bisnis adalah barang-barang yang

    dipakai untuk membuat barang konsumsi untuk industrial goods lainnya,

    untuk jasa atau untuk melancarkan pekerjaan perusahaan lain.

    Barang-barang industri dibedakan menjadi barang-barang berikut:

    bahan baku, bahan pembantu, bahan pelincir, onderdil, barang instalasi,

    barang perlengkapan, perlengkapan pembantu atau tambahan, dan mesin-

    mesin.

    Pemisahan kedalam dua golongan sebagai barang industri dan

    barang konsumsi disebabkan oleh tiga perbedaan, yaitu pasar, tujuan untuk

    apa barang itu dibeli, dan metode, yaitu bagaimana cara barang itu

    dipasarkan.

    d. Pengembangan Produk (Product Development)

    Pengembangan produk atau disebut juga merchandiseing/product

    planning adalah kegiatan memproduksi barang (manufacturer) atau perantara

    (middlemen) dengan tujuan melakukan penyesuaian barang-barang yang dibuat

    atau ditawarkan untuk dijual atas permintaan pembeli.

    Termasuk dalam kegiatan product development atau merchandising

    adalah penentuan kualitas, ukuran, bentuk, daya tarik lahiriah, labeling, cap

    tanda (branding), pengemasan (packing), dan sebagainya untuk menyesuaikan

    selera pasar yang sedang tumbuh. Product development danproduct planning

    harus menjamin, bahwa:

  • 7/25/2019 07130099_2

    30/107

    1) Kualitas barangnya adalah baik

  • 7/25/2019 07130099_2

    31/107

    35

    2) Desing barangnya baik

    3) Barang baru dapat ditambahkan bila diperlukan

    4) Barang sekarang dapat dikurangi bila diperlukan

    5) Manfaat baru selalu diusahakan

    6) Bungkusnya adalah sesuai

    7) Barang diberi cap (merek) yang pantas.37

    Penanganan yang cermat terhadapproduct developmentdanproduct

    planning itu dipengaruhi oleh tiga faktor yang selalu berubah:

    1) Jumlah pembeli-pembeli potensial

    2) Kebutuhan dan preferensi para pembeli

    3) Daya beli para pembeli.38

    e. Penentu-penentu Kualitas (Quality Determinants)

    Pembeli biasanya tidak segera mengetahui mutu barang yang akan

    dibelinya. Oleh karena itu merek dan label yang dipasang harus dapat member

    jawaban atas pertanyaan-pertanyaan misalnya sampai kapan keawetannya,

    apakah kuat, apakah tidak molor atau mengerut, dari bahan apa dibuat dan

    sebagainya.

    Mutu suatu barang ditentukan oleh beberapa hal, diantaranya adalah:

    1) Material, bumbu-bumbu, atau component parts

    2) Teknik atau cara pembuatan

    3) Tingkat keahlian dari pada orang yang mengerjakan

    37Ibid., hlm. 123

  • 7/25/2019 07130099_2

    32/107

    38 Ibid., hlm. 124

  • 7/25/2019 07130099_2

    33/107

    36

    4) Engineering design danspecification

    5) Daya tarik.39

    Pada produk makanan, komposisi bumbu adalah unsur-unsur yang

    sangat menentukan. Demikian pula dengan kemasan. Bahkan warna turut

    memegang peranan dalam menentukan manfaat dan kesesuaian. Sehubungan

    dengan qualityitu, maka perlu didengar pandangan dan pendapat dari beberapa

    golongan, antara lain:

    1) Organisasi-organisasi swasta

    2) Perkumpulan-perkumpulan dagang

    3) Lembaga-lembaga pemerintah

    4) Golongan-golongan konsumen.40

    f. Desain Produk (Product Design)

    Desain suatu produk merupakan salah satu faktor yang harus

    dipertimbangkan dalam menentukan kualitas produk. Desain produk yang

    berwujud fisik mengandung komposisi garis, bentuk, dan warna. Tiga unsur

    tersebuat harus dibuat sedemikian harmonis untuk mendapatkan keindahan dan

    kesesuaian produk.

    Pada situasi sekarang desain produk sangat memegang peranan,

    sehingga orang selalu berganti pada desain baru yang disebut modern design.

    Contoh jelas terdapat pada mobil, sepeda motor, alat-alat musik, alat rumah

    tangga, dan barang-barang lain yang tahan lama. Istilah modern design39

    Ibid., hlm. 125

  • 7/25/2019 07130099_2

    34/107

    40 Ibid., hlm. 125

  • 7/25/2019 07130099_2

    35/107

  • 7/25/2019 07130099_2

    36/107

    42 Ibid., hlm. 131

  • 7/25/2019 07130099_2

    37/107

    38

    itik besar, yang terjadi di salah satu kota besar di Jawa Tengah telah

    mengakibatkan sengketa hukum.

    Merek yang digunakan oleh perusahaan ternyata memberikan akibat

    yang baik dan akan dipertahankan dalam jangka waktu yang relatif panjang,

    maka sebaiknya perusahaan yang menggunakannya segera mengajukan

    permohonan hak merek ke Departemen Kehakiman.

    h. Pembungkusan/ Pengemasan

    Saat ini, sesuatu yang disebut bungkus, pakaian, wadah, atau penutup

    mempunyai arti penting. Perasaan sedap atau tidak sedap, enak atau tidak enak,

    menarik atau tidak menarik terhadap suatu obyek pada suatu benda atau

    makanan akan dipengaruhi oleh wadah, bungkus, pakaian, dan penutupnya.

    Makanan yang disajikan dengan piring porselin mungkin akan

    mengakibatkan selera makan yang berbeda dari pada makanan yang disajikan

    dengan piring yang terbuat dari tanah liat atau cobek. Demikian pula pandangan

    atau sikap seseorang terhadap orang lain yang sedang dihadapi, sedikit banyak

    akan terpengaruh oleh pakaian yang digunakan. Apalagi apabila baru bertemu

    satu kali dan belum pernah mengenalnya sebelumnya.

    Dalam dunia perdagangan atau bisnis yang disebut bungkus atau wadah,

    pakaian atau penutup turut ambil bagian dalam menentukan kesuksesan

    perusahaan. Oleh sebab itu, produsen dan pemasar hendaknya memperhatikan

    pula hal ini.

    Pengemasan (packaging) adalah kegiatan penempatan produk ke dalam

  • 7/25/2019 07130099_2

    38/107

    wadah (container), tempat isi, atau yang sejenis yang terbuat dari timah, kayu,

  • 7/25/2019 07130099_2

    39/107

    39

    gelas, besi, baja, plastik, kain, karton, atau material lainnya yang dilakukan oleh

    produsen atau pemasar untuk disampaikan kepada konsumen. Pengemasan

    (packaging) berbeda arti dengan pengepakan (packing), karena pengepakan

    ialah kegiatan penempatan kedalam wadah atau kemasan yang ditujukan untuk

    memudahkan pengiriman atau pengangkutan dengan maksud untuk melindungi

    atau menjaga barang itu selama dalam perjalanan saja.43

    Arti kemasan dalam pemasaran dilihat dari sisi sumbangannya terhadap

    besarnya volume penjualan yang menghasilkan keuntungan, disebabkan karena

    konsumen lebih tertarik kepada barang melalui kemasannya. Hal ini penting

    sekali terutama yang bagi konsumen baru melakukan pembelian untuk pertama

    kalinya. Oleh sebab itu kemasan, wadah, atau penutup dengan mengingat

    bendanya, harus memenuhi syarat-syarat atau maksud-maksud berikut:

    1) Memberikan perlindungan terhadap barang yang dikemas

    2) Dengan kemasan atau wadah, konsumen merasa mudah penggunaannya,

    mudah dibawa, serta mudah disimpan

    3) Dengan kemasan tersebut, konsumen menjadi tertarik, baik karena

    warna, gambar, tulisan, tanda, dan keterangan-keterangan yang ada pada

    kemasan

    4) Dengan kemasan tertentu orang akan sekaligus dapat mengenal isinya

    5) Dengan kemasan tertentu orang akan mengetahui mutu barang yang ada

    di dalamnya, mengetahui jaminan yang diberikan, serta dapat

    mengetahui produsennya

  • 7/25/2019 07130099_2

    40/107

    43Ibid., hlm. 134

  • 7/25/2019 07130099_2

    41/107

    40

    6) Dengan kemasan tersebut, produsen atau pemasar dapat sekaligus

    menggunakan sebagai alat advertensi, dengan memberikan tanda simbol,

    tulisan, keterangan, dan lainnya yang bersifat membujuk, mempengaruhi

    atau memberikan informasi kepada calon pembeli supaya melakukan

    pembelian barang itu atau di tempat penjual/ toko tertentu.44

    2. Harga (Price)

    a. Pengertian Harga

    Menurut Swasta harga adalah jumlah uang yang dibutuhkan untuk

    mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya.45

    Pendapat ahli ekonomi tentang harga, nilai, dan faedah (utility)

    merupakan konsep-konsep yang sangat berkaitan. Utilityadalah atribut suatu

    produk yang dapat memuaskan kebutuhan. Nilai adalah ungkapan secara

    kuantitatif tentang kekuatan barang untuk menarik barang lain dalam

    pertukaran.46

    Dalam perekonomian saat ini untuk mengadakan suatu pertukaran

    atau untuk mengukur nilai suatu produk menggunakan uang. Jumlah uang yang

    digunakan dalam proses pertukaran tersebut mencerminkan tingkat harga dari

    suatu barang.

    44

    Ibid., hlm. 134-135(Yogyakarta: Liberty, 1990), hlm. 147

  • 7/25/2019 07130099_2

    42/107

    46 Ernani Hadiyati, op. cit., hlm. 142

  • 7/25/2019 07130099_2

    43/107

    41

    Menurut Hidayati, definisi harga adalah uang (ditambahkan beberapa

    produk kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah

    kombinasi dari produk dan pelayanannya.47

    Dari definisi tersebut dapat digambarkan bahwa harga yang dibayar oleh

    pembeli sudah termasuk pelayanan yang diberikan oleh penjual dan penjual

    menginginkan sejumlah keuntungan dari harga tersebut.

    Harga adalah nilai suatu barang dan jasa yang diukur dengan sejumlah

    uang.48

    Berdasarkan nilai tersebut seseorang atau perusahaan bersedia

    melepaskan barang atau jasa yang dimiliki kepada pihak lain. Di dalam

    perusahaan, harga suatu barang atau jasa merupakan penentuan bagi permintaan

    pasar. Harga dapat mempengaruhi posisi persaingan perusahaan. Keputusan

    tentang harga tidak pernah boleh dilakukan secara kebetulan. Pada produk yang

    umum, penurunan harga dapat menaikkan penjualan, sedangkan pada produk

    yang membawa citra bergengsi, kenaikan harga akan menaikkan penjualan

    karena produk dengan harga tinggi akan menunjukkan prestasi seseorang.

    Dalam penelitian ini, para pedagang melakukan penetapan harga, tujuan

    dan orientasi pada peningkatan volume penjualan, dimana harga ditetapkan

    sedimikian rupa guna mencapai target yang telah ditetapkan.

    b. Tujuan Penetapan Harga

    Setiap barang yang dihasilkan perusahaan, akan ditentukan atau

    diputuskan tingkat harga yang diterima oleh pasar. Beberapa tingkat harga yang

    47

    Ibid., hlm. 143

    48 I Gusti Ayu Ketut Sri Ardani, Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran TerhadapPenjualan pada Toko Cendera Mata di Objek Wisata Tanah Lot, Kabupaten Tabanan

  • 7/25/2019 07130099_2

    44/107

  • 7/25/2019 07130099_2

    45/107

    42

    ditetapkan pada suatu barang (jasa) dilandasi oleh tujuan yang ingin dicapai

    oleh perusahaan. Ada beberapa tujuan perusahaan menetapkan harga jual

    produk yang dihasilkan meliputi:

    1) Untuk mendapatkan rate of return on investment atau rentabilitas

    tertentu

    2) Untuk mencapai volume penjualan atau hasil penjualan nettotertentu

    3) Untuk menstabilkan jumlah permintaan dan penawaran

    4) Untuk memperoleh atau menguasai bagian tertentu dari pasar

    5) Untuk menghadapi atau mencegah persaingan

    6) Untuk dapat masuk pasar lebih dalam

    7) Untuk menguji pasar (market test).49

    c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Harga

    Dalam kenyataanya tingkat harga yang terjadi, dipengaruhi oleh

    beberapa faktor, yaitu:

    1) Keadaan perekonomian

    2) Penawaran dan permintaan

    3) Elastisitas permintaan

    4) Persaingan

    5) Biaya

    6) Tujuan perusahaan.50

    49Ernani Hadiyati, op. cit., hlm. 143

  • 7/25/2019 07130099_2

    46/107

    50 Ibid..

  • 7/25/2019 07130099_2

    47/107

    43

    d. Orientasi Penetapan Harga

    Perusahaan atau penjual sebelum menetapkan harga jual produk, terlebih

    dahulu akan melakukan orientasi. Ada tiga macam orientasi, yaitu:51

    1) Orientasi pada Harga Pokok

    Dalam menetapkan harga dengan orientasi pada hargaa pokok

    seorang pengusaha selalu menanyakan terlebih dahulu harga pokoknya,

    kemudian menetapkan harga jualnya.

    2) Orientasi pada Permintaan Pasar

    Perusahaan dan penjual melihat kekuatan pasar dalam menerima

    tingkat harga dan jumlah produk yang dibutuhkan. Apabila sudah diketahui

    banyaknya barang yang diperlukan, maka dapat diperkirakan kemampuan

    untuk membayar pada tingkat pasar tertentu.

    3) Orientasi pada Persaingan

    Ini dilihat oleh penjual bukan pada harga pokok atau harga

    permintaan pasar, melainkan tingkat harga yang ditetapkan oleh pesaing.

    Ada dua cara yang dapat ditempuh, yaitu going rate pricing (mengikuti

    harga yang sudah berlaku atau harga yang dipasang oleh pesaing) dan

    sealed bid pricing (harga yang ditetapkan lebih rendah dari pada yang

    ditawarkan/ditetapkan oleh pesaing).

  • 7/25/2019 07130099_2

    48/107

    51Ibid., hlm. 145-148

  • 7/25/2019 07130099_2

    49/107

  • 7/25/2019 07130099_2

    50/107

  • 7/25/2019 07130099_2

    51/107

  • 7/25/2019 07130099_2

    52/107

    55 Ibid..

  • 7/25/2019 07130099_2

    53/107

    46

    b. Fungsi Promosi

    Kotler menyatakan bahwa tujuan promosi dalam praktiknya dapat

    dilakukan dengan mendasarkan pada tujuan-tujuan berikut:

    1) Modifikasi tingkah laku, orang-orang yang melakukan komunikasi itu

    mempunyai beberapa alasan dan tujuan.

    2) Memberitahu, kegiatan promosi itu dapat ditujukan untuk memberitahu

    pasar yang dituju tentang penawaran perusahaan.

    3) Membujuk, diarahkan untuk mendorong pembelian.

    4) Mengingatkan, untuk mempertahankan merek produk di hati

    masyarakat, dan perlu dilakukan selama tahap kedewasaan di dalam

    siklus kehidupan produk.56

    c. Tujuan Promosi

    Menurut Tjiptono, ada beberapa tujuan yang terdapat dalam promosi,

    yaitu:

    1) Menginformasikan, memberikan informasi kepada pasar tentang produk

    baru, manfaat produk, harga, dan bagaimana produk tersebut bekerja.

    2) Menarik perhatian konsumen terhadap produk yang dipromosikan.

    3) Membujuk, yaitu mengubah persepsi mengenai atribut produk agar

    diterima oleh pembeli.

    4) Mengingatkan, agar produk yang ditawarkan tetap diingat sepanjang

    masa dan mempertahankan kesadaran akan produk yang paling

    mendapat perhatian.57

  • 7/25/2019 07130099_2

    54/107

  • 7/25/2019 07130099_2

    55/107

    47

    d. Bauran Promosi

    Menurut Kotler dan Gary A, dalam Hadiyati, mendefinisikan bahwa

    bauran promosi adalah ramuan khusus dari iklan pribadi, promosi penjualan dan

    hubungan masyarakat yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan iklan

    dan pemasarannya.58

    Menurut Basu Swastha,promotional mixadalah kombinasi strategi yang

    paling baik dari variabel-variabel periklanan,personal selling, dan alat promosi

    lainnya, yang kesemuanya direncanakan untuk mencapai tujuan program

    penjualan.59

    Adapun bauran promosi (promotional mix) meliputi:60

    1) Pengiklanan (Advertising), pengiklanan adalah semua bentuk presentasi

    non-personal dan promosi ide, barang, atau jasa oleh sponsor yang

    ditunjuk dengan mendapat bayaran.

    2) Promosi penjualan (Sales promotion), promosi penjualan merupakan

    insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan mencoba atau

    pembelian produk atau jasa.

    3) Penjualan perseorangan (Personal selling), merupakan interaksi

    langsung antara satu atau lebih calon pembeli dengan tujuan melakukan

    penjualan.

    4) Hubungan Masyarakat (Public relation), merupakan berbagai program

    yang dirancang untuk mempromosikan atau melindungi citra perusahaan

    atau produk individualnya.

    57Ibid., hlm. 19258

    Ibid., hlm. 194

    59Ibid..

  • 7/25/2019 07130099_2

    56/107

    60 Ibid., hlm. 194-195

  • 7/25/2019 07130099_2

    57/107

    48

    Pada penjualan makanan khas Trenggalek, para penjual melakukan

    bentuk promosi, bentuk promosi yang digunakan adalah personal sellingyaitu

    komunikasi secara langsung antara penjual dan calon pelanggan untuk

    memperkenalkan suatu produk kepada calon pelanggan dan membentuk

    pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga mereka akan mencoba serta

    membeli produk tersebut. Selain itu juga menggunakan brosur dan juga

    memasang iklan dan reklame.

    4. Distribusi (Place)

    a. Pengertian Distribusi

    Saluran distribusi merupakan penghubung antara produsen dengan

    konsumen. Menurut Philip Kotler saluran distribusi atau pemasaran adalah

    serangkaian organisasi yang saling tergantung yang terlibat dalam proses untuk

    menjadikan suatu produk atau jasa siap untuk digunakan atau dikonsumsi.61

    Menurut Tjiptono pendistribusian dapat diartikan sebagai kegiatan

    pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian

    barang dan jasa dari produsen kepada konsumen, sehingga penggunaannya

    sesuai dengan yang diperlukan (jenis, jumlah, harga, tempat, dan saat

    dibutuhkan).62

    Dengan kata lain, proses pendistribusian merupakan aktivitas

    pemasaran yang mampu:

    1) Menciptakan nilai tambah produk melalui fungsi-fungsi pemasaran yang

    dapat merealisasikan kegunaan/utilitas bentuk, tempat, waktu, dan

    kepemilikan.

    61Philip Kotler, op. cit., hlm. 140

  • 7/25/2019 07130099_2

    58/107

    62Fandy Tjiptono, op. cit., hlm. 185

  • 7/25/2019 07130099_2

    59/107

    49

    2) Memperlancar arus saluran pemasaran (marketing channel flow) secara

    fisik dan non fisik. Yang dimaksud dengan arus pemasaran adalah aliran

    kegiatan yang terjadi diantara lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat

    dalam proses pemasaran. Arus pemasaran tersebut meliputi arus barang

    fisik, arus kepemilikan, arus informasi, arus negoisasi, arus pembayaran,

    arus pendanaan, arus penanggungan resiko, dan arus pemesanan.63

    Distribusi adalah bagaimana produk anda dapat sampai pada pengguna

    terakhir (end-user) yang dalam hal ini adalah pelanggan anda dengan biaya

    yang seminimal mungkin tanpa mengurangi kepuasan pelanggan dan apa

    pengaruhnya pada keseimbangan perusahaan.64

    Distribusi dapat juga diartikan

    sebagai pemilihan tempat atau lokasi usaha. Perencanaan pemilihan lokasi yang

    baik tidak hanya berdasarkan istilah strategis, dalam artian pada jauh dekatnya

    pada pusat kota atau mudah tidaknya akomodasi menuju tempat tersebut.

    Memanfaatkan kelebihan perusahaan adalah inti dari distribusi.65

    b. Pengertian Saluran

    Istilah saluran (channel) adalah berasal dari bahasa latin canalis ,

    yang berarti kanal . Suatu saluran pemasaran dapat dilihat sebagai suatu

    kanal yang besar atau saluran pipa yang di dalamnya mengalir sejumlah produk,

    63

    Ibid..

    64 Gunara dan Utus Hardiono Sudibyo,Marketing Muhammad(Bandung: Madania Prima, 1997),

  • 7/25/2019 07130099_2

    60/107

  • 7/25/2019 07130099_2

    61/107

    50

    kepemilikan, komunikasi, pembiayaan, dan pembayaran, serta resiko yang

    menyertai mengalir ke pelanggan.66

    Menurut Revzan dalam Basu Swasta saluran merupakan suatu jalur yang

    dilalui oleh arus barang-barang dari produsen ke perantara dan akhirnya sampai

    pada pemakai.67

    The American Marketing Assosiation mengatakan bahwa saluran

    merupakan suatu struktur organisasi dalam perusahaan dan luar perusahaan

    yang terdiri atas agen, dealer, pedagang besar, dan pengecer, melalui mana

    sebuah komoditi produk atau jasa dipasarkan.68

    Sedangkan menurut Walters, saluran adalah sekelompok pedagang dan

    agen perusahaan yang mengkombinasikan antara pemindahan fisik dan nama

    dari suatu produk untuk menciptakan kegunaan pasar tertentu.69

    Dari definisi tersebut, dapat diketahui adanya beberapa unsur penting

    yaitu:70

    1) Saluran merupakan sekelompok lembaga yang ada diantara berbagai

    lembaga yang mengadakan kerjasama untuk mencapai suatu tujuan.

    2) Karena anggota-anggota kelompok terdiri atas beberapa pedagang dan

    beberapa agen, maka ada sebagian yang ikut memperoleh nama dan

    sebagian yang lain tidak. Tidak perlu bagi setiap saluran untuk

    menggunakan sebuah agen, tetapi pada setiap prinsipnya setiap saluran

    harus memiliki seorang pedagang. Alasannya hanya pedagang saja yang

    66Tamb dkk, Pemasaran Buku 2,(Jakarta: Salemba Empat, 2001), hlm. 8

    67 Basu Swasta, op. cit.,hlm. 368

    Ibid., hlm. 3-469

    Ibid., hlm. 4

  • 7/25/2019 07130099_2

    62/107

    70 Ibid., hlm. 4-5

  • 7/25/2019 07130099_2

    63/107

  • 7/25/2019 07130099_2

    64/107

    52

    tingkat efisien akan relatif lebih kecil dibandingkan dengan menggunakan

    perantara.

    Saluran distribusi dapat menjadi saluran langsung atau tidak langsung.

    Dalam saluran langsung dari distribusi tidak terdapat perantara, perantara secara

    langsung berpindah dari produsen ke pengguna. Saluran tidak langsung dari

    distribusi memiliki satu atau dua perantara diantara para produsen dan

    pengguna.71

    Pengguna atau pemanfaatan penyalur atau perantara untuk suatu

    perusahaan harus dapat ditentukan dengan tepat, karena penyalur yang sesuai

    untuk suatu perusahaan akan membawa suatu dampak yang sangat besar bagi

    perusahaan itu sendiri.

    Gambar 2.3

    Saluran Pemasaran Barang Konsumsi

    Saluran

    Nol Tingkat

    Saluran PengecerSatu Tingkat

    Saluran Pedagang Pengecer

    Dua Tingkat Besar

    SaluranPedagang Pemborong Pengecer

    Tiga TingkatBesar

    (Sumber: Kotler, 1997: 143)

  • 7/25/2019 07130099_2

    65/107

  • 7/25/2019 07130099_2

    66/107

    53

    Gambar 2.4

    Saluran Distribusi Alternatif

    SaluranSaluran Tidak Langsung

    Langsung

    Saluran Pedagang Saluran Pedagang Saluran AgenEceran Besar (Pialang)

    Produsen Produsen Produsen Produsen

    Agen atau

    Pialang

    Pedagang

    Besar

    PedagangEceran

    Pedagang Pedagang Pedagang

    Eceran Eceran Eceran

    atau atau atau

    Distributor Distributor Distributor

    Para Para Para Para

    Konsumen Konsumen Konsumen Konsumen

    atau atau atau atau

    Pengguna Pengguna Pengguna Pengguna

    Industri Industri Industri Industri

    (Sumber: Justin G. Longenecker, 2001, 434)

    C. Makanan Tradisional

    1. Pengertian Makanan Tradisional

  • 7/25/2019 07130099_2

    67/107

    Makanan tradisional itu adalah makanan yang bahannya berasal dari

    lingkungan kita sendiri. Memiliki dua fungsi, yaitu sebagai ketahanan pangan dan

  • 7/25/2019 07130099_2

    68/107

  • 7/25/2019 07130099_2

    69/107

  • 7/25/2019 07130099_2

    70/107

  • 7/25/2019 07130099_2

    71/107

    76Ibid..

  • 7/25/2019 07130099_2

    72/107

    56

    e. Sesuai dengan selera masyarakat.77

    Pengolahannya relatif sulit karena membutuhkan banyak waktu. Dengan

    adanya ciri-ciri seperti tersebut diatas, yaitu dengan beragam dan bervariasinya

    bahan dasar, maka dapat dihasilkan bermacam-macam jenis makanan tradisional

    yang sedemikian rupa sehingga menjadi makanan yang lezat dan gizi seimbang.

    Demikian juga cara pengolahannya dilakukan dengan beragam dan bervariasi

    seperti: Dengan membakar/memanggang, pengasapan, pemepesan, pengukusan,

    menggoreng dan menumis.

    3. Keunggulan dan Kelemahan Makanan Tradisional

    Makanan tradisional memiliki keunggulan tersendiri, antara lain:

    a. Diolah dari bahan segar dan alami

    b. Kandungan lemak relatif rendah

    c. Tidak menggunakan zat aditif (pewarna dan pengawet)

    d. Relatif aman bagi kesehatan

    e. Sesuai dengan selera dan kebiasaan

    f. Biaya relatif murah, juga mudah didapat

    g. Sangat bervariasi.78

    Disamping keunggulan-keunggulan dimiliki makanan tradisional, namun

    terdapat juga kekurangan pada makanan tradisional antara lain:

    a. Pengolahan relatif sulit dan perlu waktu lama77

    Ibid..

  • 7/25/2019 07130099_2

    73/107

    78 Ibid..

  • 7/25/2019 07130099_2

    74/107

  • 7/25/2019 07130099_2

    75/107

  • 7/25/2019 07130099_2

    76/107

    58

    D. Persaingan Usaha

    1. Pengertian Persaingan dan Daya Saing

    Persaingan adalah inti dari keberhasilan atau kegagalan perusahaan.

    Persaingan menentukan ketepatan aktivitas perusahaan yang dapat menyokong

    kinerjanya, seperti inovasi, budaya kohesif, atau pelaksanaan/implementasi yang

    baik.

    Strategi bersaing adalah pencarian posisi bersaing yang menguntungkan di

    dalam suatu industri, arena fundamental tempat persaingan terjadi.81

    Strategi

    bersaing bertujuan untuk menegakkan posisi yang menguntungkan dan dapat

    dipertahankan terhadap kekuatan-kekuatan yang menentukan persaingan industri.

    Dalam ekonomi, daya saing pada tingkat mikro sering diartikan sebagai

    kemampuan suatu perusahaan dalam menguasai, meningkatkan, dan

    mempertahankan suatu posisi pasar. Kemampuan suatu perusahaan mengatasi

    perubahan dan persaingan pasar dalam memperbesar dan mempertahankan

    keuntungannnya, pangsa pasar, dan ukuran bisnisnya (skala usahanya).82

    Suatu perusahaan dikatakan mempunyai keunggulan bersaing bila memiliki

    sesuatu yang lebih dari pesaingnya dalam menarik konsumen dan mempertahankan

    diri atas kekuatan persaingan yang mencoba menekankan perusahaan. Sumber

    keunggulan bersaing dapat berupa produk terbaik di pasar, memberikan pelayanan

    yang paling hebat, memberikan harga jual yang paling murah, lokasi yang paling

    strategis, teknologi yang tepat guna, atribut yang sesuai dengan kehendak

    konsumen, memasarkan produk baru paling cepat, merek dan reputasi yang sudah

    81Michael E. Porter, op. cit., hlm. 13

  • 7/25/2019 07130099_2

    77/107

    82 Daya Saing Perusahaan (http: Sistem Inovasi.blogspot.com), diakses 21 Januari 2011

  • 7/25/2019 07130099_2

    78/107

    59

    teruji, dan memberikan nilai barang yang lebih besar dari pada uang yang

    dikeluarkan konsumen.83

    Islam sebagai sebuah aturan hidup yang khas, telah memberikan aturan-

    aturannya yang rinci untuk menghindarkan munculnya permasalahan akibat praktik

    persaingan yang tidak sehat. Minimal ada tiga unsur yang perlu dicermati dalam

    membahas persaingan bisnis menurut Islam, yaitu (1) pihak-pihak yang bersaing,

    (2) cara persaingan, dan (3) produk atau jasa yang dipersaingkan.84

    a. Pihak-pihak yang Bersaing

    Manusia merupakan pusat pengendali persaingan bisnis. Ia akan

    menjalankan bisnisnya terkait dengan pandangannya tentang bisnis yang

    digelutinya. Hal terpenting yang berkaitan dengan faktor manusia adalah segi

    motivasi dan landasan ketika ia menjalankan praktik bisnisnya, termasuk

    persaingan yang terjadi didalamnya.

    Bagi seorang muslim, bisnis yang dia lakukan adalah dalam rangka

    memperoleh dan mengembangkan kepemilikan harta. Harta yang dia peroleh

    tersebuta adalah rezeki yang merupakan karunia yang telah ditetapkan Allah.

    Rezeki tidak akan lari kemana-mana. Bila bukan rezekinya, sekuat apapun

    orang mengusahakan, ia tidak akan mendapatkannya. Begitupun sebaliknya,

    seorang manusia tidak akan menemui ajalnya kecuali ia telah dicukupkan atas

    rezekinya. Tugas manusia adalah melakukan usaha untuk mendapatkan rezeki

    dengan cara sebaik-baiknya. Salah satunya dengan jalan berbisnis. Ia tidak takut

    sedikitpun akan kekurangan rezeki atau kehilangan rezeki hanya karena83

    Bambang Hariadi, op. cit., hlm. 99

  • 7/25/2019 07130099_2

    79/107

    84 Muhammad Ismail Yusanto dan Muhammad Karebet Widjajakusuma, Menggagas BisnisIslami(Jakarta: Gema Insani Press, 2002), hlm. 92

  • 7/25/2019 07130099_2

    80/107

    60

    anggapan rezeki itu diambil pesaingnya. Sebagaimana dijelaskan dalam Q.S

    Al Mulk: 15, sebagai berikut:

    Artinya:

    Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah

    di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezeki-Nya. Danhanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.

    Keyakinan bahwa rezeki semata-mata datang dari alah SWT akan

    menjadi kekuatan ruhiyah bagi seorang pebisnis muslim. Keyakinan itu menjadi

    landasan sikap tawakal yang kokoh dalam berbisnis. Selama berbisnis, ia

    senantiasa sandarkan segala sesuatunya kepada Allah. Manakala bisnisnya

    memenangkan persaingan, ia bersyukur. Sebaliknya, ketika terpuruk dalam

    bersaing, ia bersabar. Intinya, segala keadaan ia hadapi dengan sikap positif

    tanpa meninggalkan hal-hal prinsip yang telah Allah perintahkan kepadanya.

    Insyaallah perasaan stres atau tertekan semestinya tidak menimpa pebisnis

    muslim.

    Seorang muslim akan memandang berbisnis sebagai pelaksanaan

    perintah Allah untuk bertebaran di muka bumi dalam mencari karunia-Nya.

    Karena itu, tidak terpikir olehnya untuk menghalalkan segala cara untuk sekedar

    memenangkan persaingan. Baginya, yang disebut persaingan adalah berebut

    menjadi yang terbaik. Terbaik dihadapan Allah yang dicapai dengan cara sekuat

    tenaga untuk tetap setia menaati setiap aturan-Nya dalam berbisnis, sedangkan

  • 7/25/2019 07130099_2

    81/107

    terbaik di hadapan manusia dengan menjalankan bisnis dengan produk yang

  • 7/25/2019 07130099_2

    82/107

    61

    bermutu, harga bersaing, dan dengan pelayanan total. Sebagaimana firman

    Allah dalam surat An Naba ayat 10-11 berikut:

    Artinya:

    Dan Kami jadikan malam sebagai pakaian, dan Kami jadikan siang

    untuk mencari penghidupan.

    Dalam hal kerja, Islam memerintahkan setiap muslim untuk memiliki

    etos kerja yang tinggi, sebagaimana telah memerintahkan umatnya untuk

    berlomba-lomba dalam kebaikan. Dengan landasan ini persaingan tidak lagi

    diartikan sebagai usaha mematikan pesaing lainnya, tetapi dilakukan untuk

    memberikan sesuatu yang terbaik dari usaha bisnisnya.

    b. Segi Cara Bersaing

    Berbisnis adalah bagian dari muamalah. Karenanya, bisnis juga tidak

    terlepas dari hukum-hukum yang mengatur masalah muamalah. Persaingan

    bebas yang menghalalkan segala cara merupakan praktik yang harus

    dihilangkan karena bertentangan dengan prinsip-prinsip muamalah islami.

    Dalam berbisnis, setiap orang akan berhubungan dengan pihak-pihak

    lain seperti rekanan bisnis dan pesaing bisnis. Sebagai hubungan interpersonal,

    seorang pebisnis muslim tetap harus berupaya memberikan pelayanan terbaik

    kepada mitra bisnisnya. Hanya saja, tidak mungkin bagi pebisnis muslim bahwa

    pelayanan terbaik itu diartikan juga memberikan servis dengan hal yang

    dilarang syariah.

  • 7/25/2019 07130099_2

    83/107

    62

    Rasulullah SAW memberikan contoh bagaimana bersaing dengan baik.

    Ketika berdagang, Rasul tidak pernah melakukan usaha untuk menghancurkan

    pesaing dagangannya. Walaupun ini tidak berarti Rasulullah berdagang

    seadanya tanpa memperhatikan daya saingnya. yang beliau lakukan adalah

    memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya dan menyebutkan spesifikasi

    barang yang dijual dengan jujur, termasuk jika ada cacat pada barang tersebut.

    Secara alami, hal-hal seperti ini ternyata justru mampu meningkatkan kualitas

    penjualan dan menarik para pembeli tanpa menghancurkan pedagang lainnya.

    c. Produk (Barang dan Jasa) yang Dipersaingkan

    Beberapa keunggulan produk yang dapat digunakan untuk

    meningkatkan daya saing adalah sebagai berikut:

    1) Produk. Produk usaha bisnis yang dipersaingkan baik barang maupun

    jasa harus halal. Spesifikasinya harus sesuai dengan apa yang

    diharapkan konsumen untuk menghindari penipuan. Kualitasnya

    terjamin dan bersaing.

    2) Harga. Bila ingin memenangkan persaingan, harga produk harus

    kompetitif. Dalam hal ini tidak diperkenankan membanting harga

    dengan tujuan menjatuhkan pesaing.

    3) Tempat. Tempat usaha harus baik, sehat, bersih, dan nyaman. harus juga

    dihindarkan melengkapi tempat usaha itu dengan hal-hal yang

    diharamkan (misalnya gambar porno, minuman keras, dan sebagainya)

    untuk sekedar menarik pembeli.

  • 7/25/2019 07130099_2

    84/107

    63

    4) Pelayanan, harus diberikan dengan ramah, tapi tidak boleh dengan cara

    yang mendekati maksiat. Misalnya dengan menempatkan perempuan

    cantik berpakaian seksi.

    5) Layanan purna jual merupakan servis yang akan melanggengkan

    pelanggan. Akan tetapi, ini diberikan dengan cuma-cuma atau sesuai

    dengan akad.85

    Harga jual beberapa macam barang, sering dipengaruhi keadaan pesaing

    yang ada. Dalam persaingan murni (pure competetion), penjual yang berjumlah

    banyak akan aktif menghadapi pembeli yang banyak pula.86

    Seperti yang ada pada

    ciri-ciri persaingan sempurna.

    2. Pasar Persaingan Sempurna

    Pasar persaingan sempurna adalah pasar dimana terdapat banyak pembeli

    dan banyak penjual barang yang sama, sehingga tidak ada pihak yang bisa

    mempengaruhi pasar. Akibatnya, penjual tidak bisa seenaknya menentukan harga.87

    Karena ketidakmapuan menentukan harga pasar, kedua belah pihak disebut sebagai

    penerima harga (price taker).

    Di pasar persaingan sempurna, pemain juga bebas keluar masuk pasar.

    Pembeli juga bebas memilih barang yang ingin dibeli (meskipun dimana-mana

    barang yang dijual adalah sama). Karena barang yang tersedia banyak, distribusi

    barang relatif lancar.

    85Muhammad Ismail Yusanto dan Muhammad Karebet Widjajakusuma, op. cit.hlm. 96-97

    86E. Catur Rismiati dan Ig. Bondan Suratno, op. cit., hlm. 220

  • 7/25/2019 07130099_2

    85/107

    87 Tim Abdi Guru,Ekonomi SMA untuk Kelas X(Jakarta: Erlangga, 2004), hlm. 113

  • 7/25/2019 07130099_2

    86/107

  • 7/25/2019 07130099_2

    87/107

  • 7/25/2019 07130099_2

    88/107

  • 7/25/2019 07130099_2

    89/107

    90 Ibid., hlm. 115

  • 7/25/2019 07130099_2

    90/107

  • 7/25/2019 07130099_2

    91/107

    91Mora Harahap, op. cit..

  • 7/25/2019 07130099_2

    92/107

    67

    E. Usaha Kecil

    1. Definisi Usaha Kecil

    Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 tahun 1995 tentang

    Usaha Kecil pasal 1 menyebutkan usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang

    berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

    serta kepemilikan sebagaimana diatur dalam undang-undang ini. Yang dimaksud

    dengan usaha kecil dalam pasal ini meliputi juga usaha kecil informal dan usaha

    kecil tradisional.

    Usaha kecil memiliki arti yang berbeda-beda dalam berbagai konteks dan

    lembaga yang menggunakannya. Definisi usaha kecil yang disampaikan berbeda-

    beda antara lembaga satu dengan lainnya.92

    Macam-macam definisi usaha kecil

    adalah sebagai berikut:

    a. Berdasarkan Undang-Undang (UU) Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM)

    No. 20 tahun 2008 bab I Ketentuan Umum Pasal 1, usaha kecil adalah usaha

    ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang

    perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau

    bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik

    langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar

    yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-

    Undang ini.93

    b. Badan Pusat Statistik (BPS) memberikan definisi UKM berdasarkan

    kuantitas tenaga kerja. Usaha kecil identik dengan industri kecil dan industri

    92Arif Rahmana, Keragaman Definisi UKM Indonesia (http://ismadjid.com/umkm/?p=90-

    keragaman-definisi-ukm-di-indonesia), diakses 22 November 2010

    http://ismadjid.com/umkm/?p=90-http://var/www/apps/conversion/tmp/scratch_3/keragaman-definisi-ukm-di-indonesiahttp://var/www/apps/conversion/tmp/scratch_3/keragaman-definisi-ukm-di-indonesiahttp://ismadjid.com/umkm/?p=90-http://var/www/apps/conversion/tmp/scratch_3/keragaman-definisi-ukm-di-indonesiahttp://var/www/apps/conversion/tmp/scratch_3/keragaman-definisi-ukm-di-indonesia
  • 7/25/2019 07130099_2

    93/107

    93Ernani Hidayati, op. cit., hlm. 17-18

  • 7/25/2019 07130099_2

    94/107

  • 7/25/2019 07130099_2

    95/107

    96 Ibid..

  • 7/25/2019 07130099_2

    96/107

    69

    Pengertian usaha kecil dapat dilihat dari berbagai segi,

    yaitu:97

    a. Berdasarkan Total Asset

    Berdasarkan total asset, pengusaha kecil adalah pengusaha yang

    memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta

    rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat membuka usaha.

    b. Berdasarkan Total Penjualan Bersih per Tahun

    Berdasarkan total penjualan bersih per tahun, pengusaha kecil adalah

    pengusaha yang memiliki total penjualan bersih per tahun paling banyak Rp.

    1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah).

    c. Berdasarkan Status Kepemilikan

    Berdasarkan status kepemilikan, usaha kecil adalah usaha berbentuk

    perorangan, bisa berbadan hukum atau tidak berbadan hukum, yang didalamnya

    termasuk koperasi.

    Klasifikasi yang dikemukakan oleh Stanley dan Morse, bahwa industri yang

    menyerap tenaga kerja 1-9 orang termasuk industri rumah tangga. Industri kecil

    menyerap 10-49 orang, industri sedang menyerap 50-99 orang, dan industri besar

    tenaga kerja 100 oarang lebih. Komisi untuk Perkembangan Ekonomi (Community

    for Economic Development, CED), mengemukakan kriteria usaha kecil sebagai

    berikut:

    a. Manajemen berdiri sendiri, manajer adalah pemilik

  • 7/25/2019 07130099_2

    97/107

    97M. Tohar, op. cit,hlm. 2

  • 7/25/2019 07130099_2

    98/107

  • 7/25/2019 07130099_2

    99/107

    99 Subanar Harimurti, Penggolongan Usaha Kecil(1985), hlm. 15

  • 7/25/2019 07130099_2

    100/107

  • 7/25/2019 07130099_2

    101/107

  • 7/25/2019 07130099_2

    102/107

  • 7/25/2019 07130099_2

    103/107

    73

    5) Berbentuk usaha orang perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan

    hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi.

    b. Departemen Perdagangan

    Perusahaan kecil didasarkan jumlah modal yang tidak melebihi Rp.

    25.000.000,- per tahun.

    c. Departemen Keuangan

    Perusahaan kecil berdasarkan jumlah kekayaan dan omset penjualan,

    yakni kekayaan tidak melebihi Rp. 300.000.000,- dan omset penjualan tidak

    melebihi Rp. 300.000.000,- per tahun.

    d. Biro Pusat Statistik

    Industri kecil berdasarkan jumlah karyawan, yaitu yang berjumlah antara

    5-19 orang, dan mempunyai modal tetap yang lebih kecil dari Rp.

    100.000.000,-.

    Pada umumnya industri kecil mempunyai ciri-ciri tertentu. Hasil lokakarya

    Regional Peluang Industri Kecil di Sumatra dalam Pasar Regional, memberikan

    suatu pengertian tentang ciri-ciri dari industri kecil, yaitu:

    a. Lahir dari nilai-nilai budaya setempat

    b. Merupakan usaha-usaha kekeluargaan

    c. Tekhnologi tersedia di tempat dan berorientasi pada pola tata nilai yang

  • 7/25/2019 07130099_2

    104/107

    dimiliki.

  • 7/25/2019 07130099_2

    105/107

  • 7/25/2019 07130099_2

    106/107

  • 7/25/2019 07130099_2

    107/107

    75

    bentuk atau sifatnya dan mempunyai nilai tambah. Kegiatan ini dapat berupa

    produksi dan industri pangan, pakaian, peralatan rumah tangga, kerajinan, bahan

    bangunan, dan sebagainya. Dalam hal ini kegiatan dalam budidaya sektor

    pertanian, perikanan, perkebunan, dan kegiatan penangkapan ikan termasuk

    jenis usah produksi.

    c. Jenis Usaha Jasa Komersial

    Usaha jasa komersial merupakan usaha yang bergerak dalam kegiatan

    pelayanan atau menjual jasa sebagai kegiatan utamanya. Contoh usaha ini

    adalah asuransi, bank, konsultan, biro perjalanan, pariwisata, bengkel, salon

    kecantikan, penginapan, gedung bioskop dan sebagainya, termasuk praktek

    dokter dan perencanaan pembangunan.