08E00486

Embed Size (px)

Citation preview

  • LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI FARMASI APOTEK

    di

    APOTEK WAHYU MEDAN

    Disusun Oleh :

    Emil Salim, S. Farm. 073202024

    FAKULTAS FARMASI

    UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

    MEDAN

    2008

    Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • Lembaran Pengesahan

    LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI FARMASI APOTEK

    di

    APOTEK WAHYU MEDAN

    Laporan ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Apoteker pada Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara Medan

    Disusun oleh:

    Emil Salim, S. Farm. 073202024

    Apotek Wahyu Medan

    Pembimbing,

    Drs. H. Ismail, M. Si., Apt NIP. 130 810 738

    (Apoteker Pengelola Apotek)

    Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara

    Dekan,

    Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt NIP : 131 283 716

    Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT dan shalawat

    beriring salam kepada Nabi Muhammad SAW, atas segala rahmat dan anugerah

    yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan

    Praktek Kerja Profesi di apotek Wahyu. Penulisan laporan ini berdasarkan teori

    dan hasil pengamatan dan pengembangan apotek.

    Pelaksanaan Praktek Kerja profesi ini tidak lepas dari bantuan berbagai

    pihak, oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-

    besarnya kepada:

    1. Bapak Drs. H. Ismail, M. Si., Apt. sebagai pembimbing sekaligus

    Apoteker Pengelola Apotek.

    2. Bapak Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt. selaku dekan Fakultas

    Farmasi USU Medan.

    3. Bapak Drs. Wiryanto, M. S., Apt. selaku Koordinator Program Pendidikan

    Profesi Apoteker Fakultas Farmasi USU Medan.

    4. Seluruh Asisten apoteker dan karyawan Apotek Wahyu Medan.

    Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari

    sempurna, untuk itu penulis mengharapkan saran dan masukan yang berguna

    untuk menyempurnakan laporan ini. Pada akhirnya, penulis berharap Praktek

    Kerja Profesi ini dapat bermanfaat untuk menambah wawasan terutama dalam

    bidang perapotekan.

    Medan, Maret 2008

    Penulis

    Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • DAFTAR ISI

    Halaman

    LEMBAR PENGESAHAN ................................................................ i

    KATA PENGANTAR ......................................................................... ii

    DAFTAR ISI ........................................................................................ iii

    DAFTAR GAMBAR............................................................................. v

    BAB

    I. PENDAHULUAN....................................................................... 1

    A. Latar Belakang....................................................................... 1

    B. Tujuan.................................................................................... 3

    II. TINJAUAN UMUM APOTEK................................................. 4

    2.1 Apotek dan Peran Apoteker Pengelola apotek..................... 4

    2.2 Pengertian dan Fungsi Manajemen...................................... 5

    2.2.1 Sumber Daya Manusia..................................................... 6

    2.2.2 Sarana dan Prasarana........................................................ 6

    2.2.3 Sediaan Farmasi dan Perbekalan Kesehatan Lainnya....... 7

    2.3 Studi Kelayakan................................................................... 9

    2.3.1 Survei dan Pemilihan Lokasi............................................ 10

    2.3.2 Analisis Perbelanjaan....................................................... 10

    2.3.3 Target yang akan Dicapai................................................. 13

    2.4 Pengelolaan Obat/ Perbekalan Farmasi............................... 13

    2.4.1 Pembelian......................................................................... 14

    2.4.2 Penyimpanan dan Penataan............................................. 14

    2.4.3 Penjualan/ Pelayanan....................................................... 15

    2.4.4 Administrasi..................................................................... 15

    2.5 Perpajakan........................................................................... 16

    2.5.1 Pajak Penghasilan (PPh pasal 21).......................................... 17

    2.5.2 Pajak Penghasilan Badan (PPh pasal 25)............................. 18

    2.5.3. Pajak Pertambahan Nilai (PPn)........................................... 18

    III. TINJAUAN KHUSUS APOTEK WAHYU................................ 19

    3.1. Letak dan Luas Bangunan..................................................... 19

    Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • 3.2. Strutur Organisasi................................................................. 20

    3.3 Bentuk Kegiatan di Apotek Wahyu...................................... 21

    3.3.1 Pembelian (Pengadaan) perbekalan Farmasi..................... 21

    3.3.2 Penyimpanan...................................................................... 23

    3.3.3 Penjualan (Pelayanan)........................................................ 24

    3.3.4 Administrasi...................................................................... 25

    IV. PEMBAHASAN........................................................................ 27

    V. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................ 30

    5.1. Kesimpulan........................................................................... 30

    5.2. Saran.................................................................................... 30

    DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 31

    Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • DAFTAR GAMBAR

    Gambar Halaman

    1 Denah Bangunan Apotek Wahyu Medan 19

    2 Struktur Organisasi Apotek Wahyu........................................ 20

    Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran Halaman

    1 FormulIr Surat Pemesanan................................................ 32

    2 Formulir Surat Pemesanan Narkotik................................. 33

    3 Formulir Surat Pemesanan Psikotropik.............................. 34

    4 Laporan Penggunaan Sediaan Jadi Narkotika................... 35

    5 Laporan Penggunaan Psikotropika.................................... 36

    6 Buku Pembelian dengan PPN............................................ 37

    7 Buku Pembelian Non-PPN............................................... 38

    8 Kartu Stok Obat................................................................ 39

    Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • RINGKASAN

    Telah selesai dilakukan Praktek Kerja Profesi (PKP) farmasi komunitas di

    apotek Wahyu Medan. PKP ini dilaksanakan dalam upaya memberikan perbekalan,

    keterampilan dan keahlian kepada calon apoteker dengan melihat secara langsung

    pengelolaan suatu apotek serta melihat peran dan tugas Apoteker Pengelola Apotek

    (APA) dalam melaksanakan pelayanan kefarmasian di apotek. PKP dilaksanakan pada

    tanggal 26 November 2007 23 Februari 2008 dengan jumlah jam efektif 225 jam.

    Kegiatan PKP di apotek Wahyu meliputi: melihat dan mempelajari sistem penyusunan

    obat di apotek, mempelajari item obat yang ada di apotek beserta indikasinya,

    pendataan perbekalan farmasi dan masa kadaluarsa obat di apotek, tata cara penerimaan

    barang dari PBF dan pencatatan ke dalam buku pembelian. Selain itu juga ikut berperan

    dalam pelayanan swamedikasi dan informasi obat kepada pasien serta pelayanan obat

    dalam bentuk resep.

    Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Berdasarkan Undang-Undang No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan, yang

    dimaksud dengan pekerjaan kefarmasian adalah pembuatan termasuk

    pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan

    distribusi obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

    informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat, dan obat tradisional.

    Berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, tempat dilakukan

    pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi, perbekalan kesehatan

    lainnya kepada masyarakat adalah apotek, dimana mereka yang berhak melakukan

    pekerjaan kefarmasian di Indonesia adalah apoteker.

    Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor

    1027/Menkes/SK/IX/2004 tentang pelayanan kefarmasian di apotek, dinyatakan

    bahwa pelayanan kefarmasian pada saat ini telah mengacu pada pelayanan

    kefarmasian (pharmaceutical care). Kegiatan pelayanan kefarmasian yang semula

    hanya berfokus kepada pengelolaan obat sebagai komoditi menjadi pelayanan

    yang komprehensif yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup dari

    pasien.

    Sebagai konsekuensi perubahan orientasi tersebut, apoteker dituntut untuk

    meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan perilaku untuk dapat melaksanakan

    interaksi langsung dengan pasien. Bentuk interaksi tersebut antara lain adalah

    melaksanakan pemberian informasi mengenai obat, konseling pasien serta monitoring

    Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • penggunaan obat untuk mengetahui tujuan akhirnya sesuai harapan dan terdokumentasi

    dengan baik.

    Untuk dapat memberikan pelayanan yang baik kepada pasien di apotek,

    seorang Apoteker tidak hanya dituntut dari segi teknis kefarmasian saja, tetapi

    juga harus memiliki keahlian manajemen karena mengelola sebuah apotek sama

    halnya dengan mengelola sebuah perusahaan. APA dituntut pengetahuannya

    untuk dapat menguasai produk yang dijual dan teknis pelayanan kefarmasian serta

    harus dapat merencanakan, melaksanakan, mengendalikan dan menganalisis hasil

    kinerja operasional. Apoteker Pengelola Apotek (APA) mempunyai tanggung

    jawab untuk menyeimbangkan dua fungsi tersebut demi terpeliharanya martabat

    dan tradisi luhur profesi farmasi.

    Dengan demikian, calon Apoteker perlu dibekali ketrampilan dan keahlian

    dalam mengelola apotek melalui Praktek Kerja Profesi di apotek swasta agar

    calon Apoteker dapat mengetahui dan melihat secara langsung pengelolaan suatu

    apotek serta melihat peran dan tugas Apoteker Pengelola Apotek (APA) dalam

    melaksanakan pelayanan kefarmasian di apotek, sehingga kelak mampu melaksanakan

    tugas dan fungsi sebagai apoteker pengelola apotek yang profesional sesuai dengan

    kode etik serta undang-undang yang berlaku dalam sistem pelayanan kesehatan di

    Indonesia.

    Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • B. Tujuan

    1. Agar calon apoteker dapat memberikan pelayanan yang bertujuan untuk

    meningkatkan kualitas hidup pasien.

    2. Agar calon apoteker dapat mengetahui dan melihat secara langsung peran dan tugas

    apoteker pengelola apotek (APA), sehingga kelak mampu melaksanakan tugas dan

    fungsi sebagai apoteker pengelola apotek yang profesional sesuai dengan kode etik

    serta undang-undang yang berlaku dalam sistem pelayanan kesehatan di Indonesia.

    Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • BAB II

    TINJAUAN UMUM APOTEK

    2.1. Apotek dan Peran Apoteker Pengelola Apotek

    Apotek adalah suatu tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan

    kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya

    kepada masyarakat. Sediaan farmasi yang dimaksud adalah obat, bahan obat, obat

    tradisional dan kosmetik. Perbekalan farmasi adalah semua bahan selain obat dan

    peralatan yang diperlukan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan (Keputusan

    Menkes RI nomor 1027/Menkes/SK/IX/2004).

    Pengelolaan apotek menurut Permenkes nomor 1332/Menkes/SK/X/2002

    yakni:

    1. Pembuatan, pengelolaan, peracikan, pengubahan bentuk, pencampuran,

    penyimpanan dan penyerahan obat atau bahan obat

    2. Pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan penyerahan perbekalan farmasi

    lainnya

    3. Pelayanan informasi mengenai perbekalan farmasi

    Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus pendidikan profesi dan

    telah mengucapkan sumpah berdasarkan peraturan perundang-undangan yang

    berlaku dan berhak melakukan pekerjaan kefarmasian di Indonesia sebagai

    apoteker. Apoteker Pengelola Apotek (APA) adalah apoteker yang telah diberi

    Surat Izin Apotek (SIA). Izin apotek berlaku untuk seterusnya selama apotek yang

    bersangkutan masih aktif melakukan kegiatan dan APA dapat melaksanakan

    pekerjaannya dan masih memenuhi persyaratan.

    Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • Apoteker merupakan tenaga kesehatan yang profesional yang banyak

    berhubungan langsung dengan masyarakat sebagai sumber informasi obat. Oleh

    karena itu, informasi obat yang diberikan pada pasien haruslah informasi yang

    lengkap yang mengarah pada orientasi pasien bukan pada orientasi produk. Dalam

    hal sumber informasi obat, seorang apoteker harus mampu memberi informasi

    yang tepat dan benar sehingga pasien memahami dan yakin bahwa obat yang

    digunakannya dapat mengobati penyakit yang dideritanya dan merasa aman

    menggunakannya. Dengan demikian peran seorang apoteker di apotek sungguh-

    sungguh dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

    Selain memiliki fungsi sosial, sebagai tempat pengabdian dan

    pengembangan jasa pelayanan pendistribusian dan informasi obat dan perbekalan

    farmasi, apotek juga memiliki fungsi ekonomi yang mengharuskan suatu apotek

    memperoleh laba untuk meningkatkan mutu pelayanan dan menjaga kelangsungan

    usahanya. Oleh karena itu apoteker sebagai salah satu tenaga profesional

    kesehatan dalam mengelola apotek tidak hanya dituntut dari segi teknis

    kefarmasian saja tapi juga dari segi manajemen.

    2.2. Pengertian dan Fungsi Manajemen

    Manajemen dapat diartikan sebagai salah satu usaha atau kegiatan yang

    dilaksanakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan yang telah

    ditetapkan dengan bantuan orang lain.

    Prinsip-prinsip dasar manajemen dapat dipelajari tetapi hasil yang

    diperoleh dalam penerapannya masih banyak tergantung pada bakat-bakat

    Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • perorangan. Manajemen yang baik akan memberikan hasil yang memuaskan

    sesuai harapan.

    Berdasarkan Keputusan Menkes RI Nomor 1027/Menkes/SK/IX/2004,

    Apoteker sebagai manajer atau pengelola apotek harus mempunyai kemampuan

    sebagai pengelola apotek, apoteker harus memiliki kemampuan dalam mengelola :

    1. Sumber daya manusia

    2. Sarana dan prasarana

    3. Sediaan Farmasi dan perbekalan kesehatan lainnya

    4. Administrasi

    2.2.1 Sumber Daya Manusia

    Dalam pengelolaan apotek, apoteker harus memiliki kemampuan

    menyediakan dan memberikan pelayanan yang baik dan bermutu, dapat

    mengambil keputusan yang tepat, kemampuan dalam berkomunikasi antar profesi,

    menempatkan diri sebagai pimpinan yang multidispliner, kemampuan mengelola

    SDM secara efektif, belajar sepanjang karir, dan membantu memberi pendidikan

    dan memberi peluang untuk meningkatkan pengetahuan.

    2.2.2 Sarana dan Prasarana

    Apotek berlokasi pada daerah yang mudah dikenali oleh masyarakat. Pada

    halaman terdapat papan petunjuk yang dengan jelas tertulis kata apotek. Apotek

    harus dapat dengan mudah diakses oleh masyarakat.

    Pelayanan produk kefarmasian diberikan pada tempat yang terpisah dari

    aktivitas pelayanan dan penjualan produk lainnya. Hal ini berguna untuk

    menunjukkan integritas dan kualitas produk serta mengurangi resiko kesalahan

    Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • penyerahan. Masyarakat harus diberi akses untuk memberi informasi dan

    konseling tentang obat.

    Lingkungan apotek harus dijaga kebersihannya, bebas dari hewan pengerat

    dan serangga. Memiliki suplai listrik yang konstan, terutama untuk lemari

    pendingin.

    Apotek harus memiliki :

    1. Ruang tunggu yang nyaman bagi pasien

    2. Tempat untuk mendisplai informasi bagi pasien, termasuk penempatan

    brosur/materi informasi

    3. Ruang racikan

    4. Ruangan tertutup untuk mengadakan konseling yang dilengkapi dengan

    meja dan kursi serta lemari untuk menyimpan catatan medis pasien

    5. Keranjang sampah yang tersedia untuk staf maupun pasien.

    2.2.3 Sediaan Farmasi dan Perbekalan Kesehatan lainnya

    Pengelolaan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan lainnya dilakukan

    sesuai ketentuan perundangan yang berlaku, meliputi : perencanaan, pengadaan,

    penyimpanan, dan pelayanan. Pengeluaran obat memakai sistem FIFO (First in

    First out) dan FEFO (First Expired First Out).

    Apoteker sebagai seorang pengelola apotek harus juga memiliki kemampuan

    dalam 4 hal yaitu:

    1. Perencanaan (planning)

    Sebelum menjalankan suatu usaha sebaiknya dibuat suatu perencanaan,

    baik itu rencana jangka pendek maupun jangka panjang. Tanpa

    perencanaan yang baik tidak akan tercapai tujuan yang diharapkan.

    Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • Perencanaan ini mencakup pemilihan lokasi, studi kelayakan, perhitungan

    sumber modal dan waktu Return on Investment (ROI), serta rencana

    anggaran belanja.

    2. Pengorganisasian (organizing)

    Pengorganisasian adalah fungsi yang mempersatukan sumber-sumber daya

    pokok dengan sistem yang teratur dan mengatur orang-orang dalam suatu

    pola yang harmonis sehingga mereka dapat melaksanakan aktivitas-

    aktivitas untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.

    Kemampuan mengorganisir meliputi pembagian aktivitas-aktivitas pada

    setiap karyawan, penentuan tugas tiap-tiap kelompok, pemilihan orang-

    orang sesuai dengan tingkat pendidikan, pendelegasian wewenang,

    pemberian tanggung jawab pengkoordinasian macam-macam aktivitas,

    hubungan-hubungan dan tanggung jawab manusia-manusianya secara

    sadar.

    3. Kepemimpinan (actuating)

    Kepemimpinan adalah kemampuan menggerakkan pelaksanaan tindakan-

    tindakan bawahannya agar mereka bekerja atas kesadaran sendiri tanpa

    merasa dipaksa. Dalam hal ini diperlukan bakat kepemimpinan dan

    kewibawaan sehingga dapat mengaktifkan semua karyawan untuk bekerja

    sesuai dengan bidangnya.

    4. Pengawasan (controlling)

    Agar fungsi di atas berjalan lancar dan efektif perlu adanya pengawasan.

    Pengawasan adalah proses pengamatan, penelitian, penilaian dari

    pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi yang sedang atau sudah berjalan

    Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • untuk dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Fungsi utama dari

    pengawasan adalah memastikan apakah semua sudah berjalan dengan

    memuaskan sesuai dengan arah tujuan

    2.3. Studi Kelayakan

    Studi Kelayakan merupakan suatu kajian sebagai bagian dari perencanaan

    yang dilakukan menyeluruh mengenai suatu usaha dalam proses pengambilan

    keputusan investasi yang mengawali resiko yang belum jelas. Melalui studi

    kelayakan berbagai hal yang diperkirakan dapat menyebabkan kegagalan, dapat

    diantisipasi lebih awal.

    Dalam mengelola suatu apotek kegagalan dapat saja terjadi pada berbagai

    tahap yaitu pada saat pendirian apotek atau pada saat apotek melakukan kegiatan.

    Beberapa faktor yang dapat menyebabkan kegagalan pada proses pendirian suatu

    apotek antara lain :

    - APA tidak memahami tentang bidang usaha perapotekan

    - Modal yang dibutuhkan ternyata lebih tinggi dari dana yang

    diperkirakan

    Kegagalan suatu apotek pada saat melakukan kegiatan dapat disebabkan

    minimnya masyarakat yang datang ke apotek sehingga kapasitas kerja jauh

    melebihi pekerjaan yang ada sehingga kegiatan berlangsung tidak efisien. Selain

    faktor diatas, dapat juga disebabkan oleh kesulitan likuiditas akibat gagalnya

    efisiensi penggunaan modal.

    Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • 2.3.1. Survei dan Pemilihan Lokasi

    Sebelum mendirikan suatu apotek, sangat penting untuk terlebih dahulu

    melakukan survei dan pemilihan lokasi. Lokasi sangat mempengaruhi kemajuan

    suatu usaha apotek dan merupakan pemikiran awal yang paling penting, oleh

    karena itu pemilihan lokasi harus benar-benar diperhitungkan sebelum apotek

    berdiri. Agar usaha apotek dapat hidup secara berkesinambungan, apotek harus

    berada pada lokasi yang memungkinkan untuk memperoleh pelanggan yang terus

    bertambah. Dengan kata lain, lokasi apotek harus strategis sehingga menjadi

    pilihan konsumen.

    Lokasi yang baik harus memenuhi kriteria-kriteria diantaranya terjamin

    keamanannya, ramai, mudah terjangkau, dekat dengan tempat pelayanan

    kesehatan seperti rumah sakit, praktek dokter, klinik dan tempat pelayanan

    kesehatan lainnya Dengan lokasi yang demikian diharapkan apotek sebagai

    tempat usaha akan dapat terus bertahan dan meningkatkan pelayanannya.

    2.3.2. Analisis Perbelanjaan

    a. Modal minimal

    Modal minimal adalah modal yang diperlukan untuk pengadaan

    sarana dan prasarana sebagai syarat untuk diperolehnya izin apotek. Modal

    minimal digunakan untuk tujuan pengadaan aktiva tetap, aktiva lancar, biaya

    awal yang dibutuhkan untuk pendirian dan kas yang berupa uang kontan

    baik di tangan maupun di bank.

    b. Sumber modal

    Kesulitan modal merupakan masalah yang sangat sering dijumpai

    bagi seorang apoteker sewaktu mendirikan apotek sendiri. Untuk itu,

    Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • seorang apoteker harus mempunyai keberanian dan mau bekerja keras untuk

    mengusahakan modal dari berbagai sumber.

    Sumber-sumber modal yang dibutuhkan dapat diperoleh dari:

    1. Modal sendiri yaitu modal yang tidak mempunyai jangka waktu

    pengembalian, misalnya modal milik apoteker sendiri atau keluarga.

    2. Modal kredit yaitu modal yang diperoleh dari pembeli kredit (kreditur)

    kepada penerima kreditur (debitur). Dalam hal ini ada hubungan

    kepercayaan antara kedua pihak bahwa dimasa mendatang debitur akan

    sanggup memenuhi segala sesuatu sesuai perjanjian. Sumber-sumber

    modal kredit ini antara lain adalah bank, teman sejawat, PBF yang

    umumnya berupa sediaan farmasi bersifat fast moving.

    Berdasarkan pada penggunaannya, modal dapat dibagi atas:

    1. Modal tetap (aktiva tetap), yaitu modal yang keadaannya relatif tetap

    misalnya gedung, tanah, mesin-mesin, kendaraan.

    2. Modal lancar (aktiva lancar) yaitu modal yang sewaktu-waktu dapat

    berubah misalnya uang tunai (kas/bank), piutang, barang dagangan, uang

    muka.

    c. Analisis impas

    Analisis impas adalah suatu cara yang digunakan untuk

    mempelajari hubungan antara penjualan, biaya dan laba. Melalui analisis

    impas, dapat diketahui berapa omset yang harus dicapai agar suatu usaha

    dapat hidup dengan layak atau agar suatu usaha dapat mencapai laba

    tertentu. Secara umum suatu kegiatan dikatakan impas atau omsetnya berada

    pada titik impas apabila si pelaku kegiatan tidak merasa diuntungkan atau

    Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • dirugikan. Apabila kegiatan itu merupakan proses jual beli maka si penjual

    akan merasa impas apabila nilai penjualan = nilai pembelian + biaya yang

    dikeluarkan atau apabila laba = biaya yang telah dikeluarkan.

    Rumus umum yang digunakan untuk menentukan titik impas adalah:

    Titik impas

    PenjualanBV

    BT

    =

    1

    Titik impas

    OmzetHPP

    BT

    =

    1

    Keterangan:

    BT : Biaya tetap yaitu biaya yang besarnya tidak tergantung pada jumlah

    barang yang tidak terjual

    BV : Biaya variabel yaitu biaya yang besarnya tergantung pada jumlah

    barang yang terjual. Untuk apotek BV adalah nilai pembelian dari

    barang yang terjual

    Penjualan : Nilai penjualan dari barang yang terjual. Nilai penjualan adalah nilai

    pembelian + margin keuntungan

    HPP : Harga pokok penjualan yaitu nilai pembelian dari barang yang terjual

    pada kurun waktu tertentu, merupakan hasil perhitungan harga

    pokok dari persediaan awal + pembelian barang pada kurun waktu

    tertentu persediaan barang akhir

    Omset : Nilai penjualan dari barang yang terjual pada kurun waktu tertentu.

    Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • 2.3.3. Target yang akan dicapai

    Setelah mendapatkan nilai titik impas, kita akan mengetahui posisi kita

    dalam suatu usaha ataupun sasaran (target) yang akan dicapai. Untuk menjaga

    kelangsungan hidup apotek, target yang direncanakan harus tercapai. Pencapaian

    target ditentukan oleh kebijakan apoteker dalam melakukan upaya-upaya

    pengelolaan apotek. Upaya yang dilakukan dapat berupa manajemen personil,

    pengadaan perbekalan farmasi, menekan biaya pengeluaran seminimal mungkin,

    memberikan pelayanan yang baik sehingga meningkatkan volume penjualan.

    2.4. Pengelolaan Obat/Perbekalan Farmasi

    Masalah pengelolaan yang dimaksud adalah segala pekerjaan yang mengarah

    pada dapatnya dijamin ketersediaan obat dan perbekalan farmasi lainnya dengan

    kualitas yang benar, termasuk juga sistem pengendalian keuangan beserta sumber

    daya manusianya.

    Perencanaan pengadaan obat/perbekalan farmasi lainnya, akan dapat lebih

    terarah dan efisien bila dilakukan oleh tenaga yang terlatih yang didukung oleh

    wawasan-wawasan ilmu yang terkait. Dilapangan, perencanaan pengadaan perlu

    didukung oleh data analisis pasar antara lain jumlah penduduk, susunan

    demografi, kondisi sosial ekonomi dan geografis, masalah kesehatan di

    lingkungan sekitar, persepsi masyarakat terhadap kesehatan dan pola penggunaan

    obat.

    Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • Pengelolaan obat/perbekalan farmasi di apotek akan mempengaruhi

    kelengkapan, harga, pelayanan dan persediaan obat serta keuangan yang pada

    akhirnya akan menentukan citra suatu apotek.

    2.4.1. Pembelian

    Secara umum komoditi di apotek dapat berupa obat, bahan obat dan alat

    kesehatan yang pengadaannya dilakukan sewaktu pembelian. Pembelian

    perbekalan farmasi didasarkan atas kebutuhan penjualan melalui resep dan

    penjualan bebas. Pembelian harus direncanakan dengan baik untuk mencegah

    terjadinya kekosongan ataupun penumpukan barang sehingga perputaran barang

    tidak mengalami hambatan.

    Dalam proses pembelian, banyak pertimbangan-pertimbangan yang

    diperlukan untuk menentukan keputusan yang terbaik. Salah satu pertimbangan

    tersebut tentunya adalah dari visi farmasis yakni pengadaan yang mengarah pada

    terjaminnya ketersediaan obat yang tepat baik dari sisi kualitas maupun

    kuantitasnya.. Misalnya perlu diperhatikan keabsahan sumber, jaminan kualitas,

    pelayanan purna jual, jangka waktu pelayanan dan sebagainya.

    2.4.2. Penyimpanan dan penataan

    Untuk kegiatan penyimpanan tentunya difokuskan pada tujuan agar tetap

    terjaminnya kualitas obat sekaligus mendukung jalannya proses pelayanan sesuai

    yang ditetapkan. Jelas hal ini juga memerlukan wawasan pendukung yang

    memadai serta tenaga yang cukup terlatih.

    Prosedur dan administrasi penyimpanan barang persediaan diatur dengan

    memperhatikan sistem First In First Out (FIFO), First Expired First Out (FEFO),

    bentuk dan jenis obat.

    Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • Penataan dilakukan dengan memperhatikan efektivitas dan efisiensi

    pelayanan, pembagian farmakologis dan urutan abjad. Keterbatasan seringkali

    bisa disiasati dengan optimalisasi penggunaan ruang yang ada serta

    menyederhanakan jalur pelayanan.

    2.4.3. Penjualan/pelayanan

    Penjualan perbekalan farmasi dapat berupa pelayanan resep dan penjualan

    obat bebas, kosmetik dan alat kesehatan. Dalam memberikan pelayanan kepada

    konsumen ada beberapa hal yang harus diperhatikan:

    1. Kelengkapan obat, obat-obat yang dibutuhkan oleh konsumen hendaknya

    tersedia dengan lengkap sehingga dapat melayani dan memenuhi kebutuhan

    konsumen baik obat bebas, bebas terbatas maupun obat keras.

    2. Harga obat merupakan faktor yang mempengaruhi pelayanan kefarmasian di

    apotek. Pelayanan harga obat yang wajar bagi kemampuan masyarakat sekitar

    apotek perlu dipertimbangkan sehingga masyarakat dapat memperoleh obat

    dengan harga yang terjangkau dan kualitas yang terjamin.

    3. Pelayanan, pelayanan yang baik dari apotek terhadap konsumen sangat

    diperlukan dan keadaan tempat yang mendukung penjualan dari suatu apotek

    seperti kemudahan parkir, keamanan, kenyamanan ruang tunggu dan faktor

    lain yang dapat memberikan nilai tambah bagi apotek sehingga apotek

    tersebut menjadi pilihan para konsumen yang membutuhkan obat.

    2.4.4. Administrasi

    Administrasi merupakan proses pencatatan seluruh kegiatan teknis yang

    dilakukan oleh suatu perusahaan, seperti juga sistem usaha lain kegiatan

    pengendalian operasional di apotek harus dilakukan secara cermat demi

    Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • tercapainya tertib administrasi dan manajemen yang baik. Administrasi sangat

    diperlukan dalam pengelolaan suatu apotek untuk memperoleh sumber informasi

    yang dapat dipercaya dalam rangka pengambilan keputusan oleh apoteker

    pengelola apotek. Oleh sebab itu, diperlukan strategi khusus yang terencana

    dengan mantap sehingga proses pengelolaan bisa berjalan dengan baik.

    Administrasi yang dilakukan di apotek meliputi:

    1. Administrasi pembukuan yaitu pencatatan seluruh informasi mengenai

    arus uang dan barang meliputi buku kas, bank, pembelian penjualan dan

    lain-lain

    2. Administrasi pelaporan yaitu pencatatan seluruh kegiatan yang mencakup

    obat-obat narkotika dan psikotropika.

    2.5. Perpajakan

    Apotek sebagai tempat usaha, sudah pasti harus membayar pajak. Pajak adalah suatu

    kewajiban setiap warga negara untuk menyerahkan sebagian dari kekayaannya atau

    penghasilannya (hasil pendapatan) kepada negara menurut peraturan perundang-

    undangan yang ditetapkan oleh pemerintah dan dipergunakan untuk kepentingan

    masyarakat.

    Jenis-jenis pajak di apotek antara lain :

    1. Pajak yang dipungut oleh daerah yaitu :

    Pajak Reklame/Iklan (papan nama apotek) SKITU (Surat Keterangan Izin Tempat Usaha)

    2. Pajak yang dipungut oleh negara (pemerintah pusat) yaitu :

    Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

    Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • Pajak Penghasilan (PPh) Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

    2.5.1 Pajak Penghasilan (PPh pasal 21)

    Pajak penghasilan adalah pajak atas gaji, upah, honorarium, imbalan jasa dan

    kenikmatan lain yang dibayarkan kepada orang pribadi, terhutang kepada pemberi kerja

    (majikan, bendaharawan pemerintah dan perusahaan) sehubungan dengan pekerjaan,

    jabatan dan hubungan kerja lainnya yang dilakukan di Indonesia. Besarnya Penghasilan

    Tidak Kena Pajak (PTKP) untuk wajib pajak orang pribadi berdasarkan Peraturan

    Direktur Jenderal Pajak No. Kep-139/PJ./2005 mengenai Surat Pemberitahuan

    Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak pasal 21 tahun 2005 adalah sebagai berikut:

    a. Rp 12.000.000,00 untuk Wajib Pajak.

    b. Rp 1.200.000,00 tambahan untuk Wajib Pajak yang kawin.

    c. Rp 12.000.000,00 tambahan untuk seorang isteri, yang diberikan apabila ada

    penghasilan isteri yang digabung dengan penghasilan suami.

    d. Rp 1.200.000,00 tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga

    semenda dalam garis keturunan lurus serta anak angkat, yang menjadi tanggungan

    sepenuhnya, paling banyak 3 (tiga) orang untuk setiap keluarga

    Sedangkan penghasilan kena pajak didasarkan pada tarif pajak penghasilan

    menurut Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. Kep-139/PJ./2005 mengenai Surat

    Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak pasal 17 UU PPh dapat dilihat

    pada tabel 1 sebagai berikut:

    Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • Tabel 1. Penghasilan kena pajak didasarkan kepada tarif pajak penghasilan.

    Penghasilan Kena Pajak (PKP) Tarif Pajak

    Sampai dengan Rp 25.000.000,00 5%

    Rp 25.000.000,00 s/d Rp 50.000.000,00 10%

    Rp 50.000.000,00 s/d Rp 100.000.000,00

    Rp 100.000.000,00 s/d Rp 200.000.000,00

    Di atas Rp 200.000.000,00

    15%

    25%

    35%

    2.5.2 Pajak Penghasilan Badan (PPh pasal 25)

    Pajak penghasilan badan pasal 25 adalah pajak yang dipungut dari perusahaan

    atas laba yang diperoleh perusahaan tersebut. Penentuan besar pajak ini didasarkan

    pada penghasilan bersih.

    2.5.3. Pajak Pertambahan Nilai (PPn)

    Menurut Undang-Undang PPn tahun 1984 bahwa tarif pajak secara umum

    adalah 10% untuk semua Barang Kena Pajak (BKP). PPn yang harus disetor ke kas

    negara oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP) merupakan selisih dari pajak masukan

    dengan pajak keluaran.

    Jika pajak masukan lebih besar daripada pajak keluaran maka selisih

    merupakan kelebihan pajak yang terhutang dalam masa berikutnya atau dapat diminta

    kembali. Tetapi apabila pajak keluaran lebih besar daripada pajak masukan maka

    selisihnya merupakan pajak yang harus disetor ke kas negara selambat-selambatnya

    tanggal 10 setiap bulannya dan dilaporkan ke kantor pelayanan pajak.

    Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • BAB III

    TINJAUAN KHUSUS APOTEK WAHYU

    3.1 Letak dan Luas Bangunan

    Apotek Wahyu terletak di Jl. Pinang Baris No. 5 Kampung Lalang Medan,

    luas bangunan 9 x 16 m2 bertingkat dua terdiri dari ruang tunggu, bagian

    penjualan obat bebas/kasir, ruang peracikan, gudang dan kamar mandi/WC.

    Denah bangunan dapat dilihat pada gambar berikut ini:

    Gambar 1. Denah Bangunan Apotek Wahyu Medan

    Gambar 1. Denah Bangunan Apotek Wahyu Medan A

    B D

    C

    E

    F

    HG

    E

    I

    J

    Gambar 1. Denah bangunan Apotek Wahyu Medan

    Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • Keterangan:

    A = Halaman parkir F = Ruang peracikan = Lemari obat ethical

    B = Praktek Dokter G = Gudang = Etalase obat bebas

    C = Ruang tunggu H = Tempat pencucian = Lemari buku

    D = Kasir I = Ruang Apoteker/Administrasi = Meja peracikan

    E = Penjualan bebas J = Kamar mandi = Meja Apoteker

    Lokasi Apotek Wahyu sangat strategis yaitu terletak di pemukiman yang

    sangat ramai, di persimpangan jalan yang ramai dilalui oleh kendaraan umum dan

    mudah dijangkau, selain itu di lingkungan sekitar apotek terdapat beberapa tempat

    praktek dokter.

    3.2 Struktur Organisasi

    Apotek Wahyu didirikan pada tahun 1983 dengan No. SIA: 1525/SIA/1983

    oleh Drs. Ismail, M.Si, Apt. sebagai Apoteker Pengelola Apotek (APA) sekaligus

    sebagai Pemilik Sarana Apotek (PSA). Apotek Wahyu berdiri berdasarkan atas

    keberanian dan kemauan, dimana modal diperoleh dari pinjaman bank, perbekalan

    farmasi dari apotek teman sejawat dan modal sendiri. Struktur organisasi Apotek

    Wahyu adalah sebagai berikut:

    APOTEKER PENGELOLA APOTEK (APA)/ PEMILIK SARANA APOTEK (PSA)

    ADMINISTRASI KASIR

    ASISTEN APOTEKER

    (shift pagi) ASISTEN APOTEKER

    (shift sore)

    Gambar 2. Struktur Organisasi Apotek Wahyu

    Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • Dalam melaksanakan kegiatan apotek ini dibuka setiap hari mulai pukul

    08.00 hingga pukul 22.00 WIB. Kegiatan dibagi dua shift yakni pagi dan sore.

    Pertukaran shift dilakukan pada pukul 15.00 WIB. Tenaga kerja di Apotek Wahyu

    sebanyak 8 orang dengan perincian sebagai berikut:

    Apoteker = 1 orang Asisten apoteker = 3 orang Penjualan obat bebas = 1 orang Kasir = 2 orang Kebersihan = 1 orang

    3.3 Bentuk Kegiatan di Apotek Wahyu

    3.3.1. Pembelian (Pengadaan) Perbekalan Farmasi

    Proses pembelian/pengadaan perbekalan farmasi meliputi perencanaan,

    pelaksanaan pembelian dan pemantauan hasil pembelian.

    c Perencanaan Pembelian Perbekalan Farmasi

    Perencanaan pembelian dilakukan dengan menetapkan jumlah

    barang yang akan dibeli dengan memperhatikan kebutuhan, menentukan

    pemasok dengan mempertimbangkan kecepatan pelayanan, potongan

    harga yang diberikan dan kondisi pembayaran yang dibayarkan.

    Perencanaan pembelian dilakukan dengan cara sebagai berikut:

    Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • 1. Setiap perbekalan farmasi yang berkurang atau telah habis dicatat dalam

    buku kosong yang diketahui dari pemeriksaan rutin setiap hari terhadap

    resep dan penjualan bebas.

    2. Dicek apakah ada atau tidak stok barang di gudang.

    3. Menetapkan jumlah barang yang akan dibeli sesuai dengan laku atau

    tidaknya barang di apotek.

    4. Barang yang sudah dipastikan untuk dibeli dicatat dalam buku

    pemesanan.

    c Pengadaan barang

    Pada pagi hari salesman datang ke apotek untuk memilih barang-

    barang yang terdapat dalam buku pemesanan dan diparaf oleh asisten

    apoteker. Pada sore hari salesman datang membawa obat yang dipesan,

    bila ada barang dalam buku pemesanan yang tidak diambil oleh

    salesman maka asisten apoteker menghubungi melalui telepon.

    Khusus untuk pembelian narkotik pemesanan dilakukan langsung ke

    Pedagang Besar Farmasi (PBF) PT. Kimia Farma Medan dengan

    menggunakan surat pesanan narkotik (Formulir N-9) rangkap 5 yang

    ditandatangani oleh APA. Pemesanan dan penerimaan barang dilakukan

    oleh apoteker.

    c Pemantauan hasil pembelian

    Pemantauan hasil pembelian dilakukan sebagai berikut:

    1. Memeriksa jenis, jumlah, kondisi fisik barang dan tanggal kadaluarsa

    yang disesuaikan dengan buku pesanan.

    Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • 2. Memeriksa faktur-faktur yang diterima dari pemasok terhadap

    kelengkapan barang yang sudah dipesan dan kebenaran

    harga/potongan harga yang telah disepakati.

    3. Segera memberitahukan kepada pemasok bila harga/potongan harga

    tidak sesuai dengan perjanjian dan meminta untuk segera dikoreksi.

    Apabila barang ada yang tidak dikirim maka diminta penjelasan

    dari pemasok tersebut bila perlu membatalkannnya agar bisa dipesan

    dari pemasok lain.

    3.3.2. Penyimpanan

    Apotek Wahyu mempunyai gudang yang berfungsi untuk menyimpan

    perbekalan farmasi sebelum disalurkan ke ruang peracikan dan penjualan obat

    bebas. Gudang berada didalam ruang peracikan dibuat tersendiri, penyimpanan

    barang dilakukan berdasarkan bentuk sediaan dan alfabetis serta dibedakan antara

    obat bebas dan obat di ruang peracikan.

    Penyimpanan barang dagangan di ruang peracikan dan di ruang etalase

    depan disusun berdasarkan bentuk sediaan dan alfabetis dengan prinsip FIFO

    (first in first out) yaitu barang yang lebih dulu masuk akan keluar lebih dulu.

    Barang dagangan yang terdapat di etalase depan adalah obat-obat yang

    dapat dijual bebas tanpa resep dokter, obat tradisional, sediaan kosmetik dan alat-

    alat kesehatan. Pada ruang peracikan obat-obat ditempatkan pada kotak obat

    dimana tertulis nama dan harga obat.

    Untuk obat narkotik dan psikotropik disimpan di lemari khusus sedangkan

    obat-obat seperti serum, vaksin, insulin dan suppositoria disimpan dalam lemari

    Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • es. Bahan baku obat disimpan dalam wadah tertutup rapat, diberi label dan etiket

    yang jelas.

    3.3.3. Penjualan (pelayanan)

    Penjualan (pelayanan) di Apotek Wahyu dilakukan dengan cara melayani

    pasien yang memerlukan obat bebas maupun obat yang ditebus dengan resep

    dokter. Kegiatan penjualan perbekalan farmasi di apotek ini berupa pelayanan

    resep dan penjualan bebas.

    a. Pelayanan resep

    Pelayanan resep di Apotek Wahyu dilakukan dengan cara sebagai berikut:

    1. Petugas penjualan bebas menerima resep dari pasien.

    2. Resep diberikan ke petugas peracikan kemudian petugas peracikan

    memeriksa kelengkapan obat yang terdapat dalam resep, jika lengkap

    maka resep diberi harga dan diinformasikan kepada pasien.

    3. Jika pasien setuju dengan harga yang telah ditetapkan maka pasien diberi

    nomor resep untuk pengambilan obat. Kemudian obat dan etiket

    disiapkan oleh petugas peracikan.

    4. Obat yang telah siap diperiksa kembali, kemudian obat diserahkan pada

    pasien dengan memanggil nama pasien dan diberikan informasi

    seperlunya mengenai pemakaian obat. Kopi resep dan kuitansi dapat

    diberikan pada pasien jika diperlukan.

    5. Pasien setelah menerima obat, langsung membayar di kasir.

    6. Resep asli disimpan dan diarsipkan.

    7. Resep yang mengandung narkotik harus diperhatikan kelengkapan resep

    seperti nama dan alamat dokter, nomor izin praktek dan tanda tangan

    Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • atau paraf dokter yang bersangkutan serta nama, umur dan alamat pasien

    yang lengkap. Resep diarsipkan tersendiri untuk memudahkan

    pembuatan laporan tentang pemakaian narkotik setiap bulannya.

    b. Pelayanan penjualan bebas

    Pelayanan penjualan bebas di Apotek Wahyu dengan cara sebagai berikut:

    1. Petugas penjualan bebas maupun asisten apoteker menerima permintaan

    barang dari pasien dan menginformasikan harga.

    2. Bila harga sesuai maka barang diserahkan dan pasien membayarnya

    dikasir.

    3. Petugas penjualan bebas maupun asisten apoteker mencatat barang yang

    dijual pada buku khusus penjualan bebas.

    3.3.4. Administrasi

    Kegiatan administrasi di Apotek Wahyu meliputi:

    a. Administrasi pembukuan yaitu pencatatan pembelian dan penjualan

    terdiri dari:

    1. Kartu stok obat, mencatat pemasukan dan pengeluaran obat

    sehingga dapat diketahui berapa sisa obat dan berapa obat yang

    harus dipesan. Kartu stok obat ada dua yaitu kartu stok obat yang

    mencatat obat-obat yang ada di gudang dan kartu stok obat yang

    mencatat obat-obat yang ada di ruang peracikan.

    2. Buku pemesanan barang, mencatat barang yang diperlukan untuk

    dipesan ke distributor.

    3. Buku pembelian, buku pembelian ada tiga yaitu:

    Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • Mencatat semua barang-barang yang diterima dari distributor dengan faktur yang disertai Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

    Mencatat semua barang-barang yang diterima dari distributor dengan faktur yang tidak disertai PPN.

    Mencatat semua barang-barang yang diterima dari toko obat. 4. Buku laporan penjualan, mencatat semua penjualan barang setiap

    hari baik dari resep, barang bebas depan dan belakang sehingga

    dapat diketahui jumlah totalnya setiap harinya.

    b. Administrasi pelaporan

    Untuk obat-obat golongan narkotik, pelaporan dilakukan sekali

    sebulan selambat-lambatnya tanggal 5 setiap bulannya sedangkan

    untuk psikotropika, pelaporan dilakukan setahun sekali dan laporan

    ditanda tangani oleh APA.

    Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • BAB IV

    PEMBAHASAN

    Ditinjau dari lokasinya, Apotek Wahyu tergolong strategis karena dekat

    dengan daerah pemukiman, praktek dokter, rumah sakit, dan pusat perbelanjaan.

    Jumlah apotek yang berada di sekitar Apotek Wahyu relatif banyak sehingga

    mengakibatkan persaingan dalam memperoleh pelanggan. Dalam hal ini, APA

    tuntut untuk menjalankan fungsi manajemen dengan baik agar dapat

    meningkatkan mutu pelayanan demi kelangsungan operasional apotek. Salah satu

    tanggung jawab dari apoteker di apotek adalah memberikan informasi obat kepada

    pasien mau pun kepada profesi kesehatan lainnya. Di apotek Wahyu hal ini belum

    dilaksanakan secara optimal. Pemberian informasi obat biasanya dilaksanakan

    oleh asisten apoteker.

    Hasil pengamatan yang dilakukan di Apotek Wahyu Medan, pelayanan

    sudah baik meliputi penyiapan resep yang cepat dan tepat, harga obat bersaing,

    karyawan yang cukup ramah, dan keadaan apotik yang bersih dengan susunan

    obat yang cukup teratur. Pelayanan resep dan kelengkapan obat di Apotek Wahyu

    sudah baik walaupun kadang-kadang ditemukan obat yang tidak ada tapi hal ini

    dapat diatasi dengan membeli obat pada apotek relasinya. Kerjasama ini juga

    dibutuhkan khususnya pada kondisi saat ini dimana harga obat-obatan melonjak

    tinggi yang menimbulkan kesulitan bagi apotek untuk menyediakan seluruh item

    obat karena memerlukan biaya yang besar.

    Untuk itu perlu diadakan perbaikan dalam pelayanan kefarmasian saat ini.

    Pelayanan kefarmasian saat ini telah bergeser orientasinya dari orientasi produk

    Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • ke orientasi pasien yang mengacu pada pelayanan kefarmasian (pharmaceutical

    care). Kegiatan pelayanan kefarmasian yang semula hanya berfokus pada

    pengelolaan obat sebagai komoditi menjadi pelayanan yang komprehensif yang

    bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.

    Apoteker harus memahami dan menyadari kemungkinan terjadinya

    kesalahan pengobatan (medication error) dalam proses pelayanan. Oleh sebab itu,

    apoteker dalam menjalankan praktek, harus sesuai standar yang ada untuk

    menghindari terjadinya hal tersebut. Apoteker harus mampu berkomunikasi

    dengan tenaga kesehatan lainnya dalam menetapkan terapi untuk mendukung

    penggunaan obat yang rasional.

    Pengadaan dan penjualan obat-obatannya telah terkoordinasi dengan baik.

    Dalam pengadaan obat lebih diutamakan obat-obat yang fast moving sehingga

    mencegah penumpukan obat dan kadaluarsa. Setiap penjualan obat tercantum

    dalam buku penjualan dan penataan obat di etalase khususnya obat-obat di ruang

    peracikan dan gudang dilengkapi kartu stok.

    Pembelian perbekalan farmasi di Apotek Wahyu dilakukan oleh apoteker

    pengelola apotek dan dibantu oleh asisten apoteker melalui salesman yang datang

    ke apotek ataupun langsung dipesan ke PBF. Apoteker menetapkan jumlah

    pembelian dan menentukan pemasok. Harga jual dipengaruhi oleh perbedaan

    harga antara pembelian tunai dengan kredit dan pembelian jumlah besar dengan

    jumlah kecil. Khusus untuk pembelian narkotika, pemesanan dilakukan langsung

    ke PBF Kimia Farma Medan dengan menggunakan surat pemesanan narkotika

    yang ditandatangani oleh Apoteker Pengelola Apotek. Untuk pembelian

    psikotropika menggunakan surat pemesanan psikotropika. Barang yang telah

    Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • dipesan oleh petugas pembelian akan diantarkan ke apotek siang atau sore

    harinya.

    Di Apotek Wahyu penyimpanan obat sudah cukup baik. Obat disimpan

    dan disusun berdasarkan bentuk sediaan, efek farmakologi dan diurutkan

    berdasarkan abjad dengan sistim FIFO (First In First Out) dan FEFO (First

    Expire First Out). Obat-obat di ruang peracikan ditampatkan pada kotak-kotak

    yang mencantumkan nama obat dan harga obat. Obat-obat yang termostabil

    seperti suppositoria, vaksin, serum disimpan dalanm lemari pendingin. Obat-obat

    golongan narkotika dan psikotropika disimpan dalam lemari khusus.

    Penjualan/pelayanan di Apotek Wahyu meliputi pelayanan resep, obat bebas,

    kosmetika, alat-alat kesehatan, suplemen makanan dan susu.

    Hubungan yang baik antar karyawan dan APA sangat menunjang kegiatan

    apotek dimana karyawan bekerja dengan kesadaran yang cukup tinggi untuk

    memajukan apotek dan meningkatkan pelayanannya kepada pasien/pelanggan.

    Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 KESIMPULAN

    1. Manajemen Apotek Wahyu telah berjalan dengan baik sehingga dapat

    meningkatkan mutu pelayanan kepada pasien.

    2. Pelayanan yang dilakukan di apotek Wahyu mencakup pelayanan resep,

    penjualan obat bebas, kosmetik, alat kesehatan, suplemen makanan, dan

    susu.

    3. Pelaksanaan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) pada pasien belum

    maksimal dilaksanakan dan perlu ditingkatkan.

    4. Hubungan antar karyawan, apotek relasi, dokter, dan APA sudah terjalin

    dengan baik sehingga pengadaan dan pelayanan obat pada pasien dapat

    berjalan secara efektif dan efisien.

    5.2 SARAN

    1. Untuk meningkatkan pelayanan informasi obat kepada pasien diharapkan

    supaya Apotek Wahyu melaksanakan KIE.

    2. Bagi mahasiswa yang melaksanakan LKP diharapkan memanfaatkan waktu

    dengan baik untuk berdiskusi dengan karyawan atau APA sehingga lebih

    memahami manajemen apotik.

    Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • DAFTAR PUSTAKA

    Anief, M.. (1995). Manajemen Farmasi. Edisi I, Penerbit Gajah Mada University

    Press, Yogyakarta.

    Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Undang-Undang Kesehatan No. 23

    Tahun 1992.

    Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Keputusan Menteri Kesehatan No.

    1332/Menkes/SK/X/2002 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin

    Apotek.

    Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Menteri Kesehatan

    Republik Indonesia. Nomor 1027/Menkes/SK/IX/2004. Tentang Standar

    Pelayanan Kefarmasian di Apotek.

    Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun

    1980 Tentang Tugas dan Fungsi Apotik.

    Martono, W, dkk. (2005). Informasi Spesialite Obat Indonesia. Volume 40. Ikatan

    Sarjana Farmasi Indonesia, Jakarta.

    Pemerintah RI. (2000). Lima (5) Undang-Undang Tahun 2000 Tentang

    Perpajakan. PT. Mitra Info, Jakarta.

    Swastha, B., dan Sukkotjo, W. (1995). Pengantar Bisnis Modern. Edisi III.

    Penerbit Liberty, Yogyakarta.

    Wahyu, U, (1999). Pengelolaan Apotek Oleh Apoteker, Harapan, Kendala dan

    Tantangannya. Sumbangsih Praktisi PIMFI, Surabaya.

    Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • Lampiran 1. Surat Pemesanan

    APOTEK WAHYU

    No. SIA : PO. 00. 02. 5. 2709

    Nama APA : Drs. H. Isma il MSi, Apt

    No SIK : 276/SU

    Alamat : Jl. Pinang Baris No. 5 Medan

    Telp : 8451217

    Kepada Yth:

    Pimpinan PBF

    di

    .........................

    Dengan Hormat,

    Bersama ini kami memesan obat sbb:

    No

    Nama Obat Satuan Jumlah Keterangan

    Demikian dan terima kasih atas perhatian saudara.

    Medan,

    Apoteker Pengelola Apotek

    Drs. H. Ismail, MSi, Apt

    Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • Lampiran 2. Surat Pemesanan Narkotika

    Rayon :

    No. SP : Model N 9

    Lembar ke 1/2/3/4/5

    SURAT PEMESANAN NARKOTIK

    Yang bertanda tangan dibawah ini:

    Nama : Drs. H. Ismail MSi, Apt

    Alamat : Jl. Pinang Baris No 5 Medan

    Jabatan : Apoteker Apotek Wahyu

    Mengajukan permohonan kepada:

    Nama distributor :

    Alamat & No Telp :

    Sebagai berikut :

    Narkotik tersebut akan dipergunakan untuk keperluan:

    Apotek

    Lembaga

    Medan,

    Pemesan

    Drs. H. Ismail, MSi, Apt

    SIK: 276/SU

    Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • Lampiran 3. Surat Pemesanan Psikotropika

    NAMA SARANA : APOTEK WAHYU

    NO. SURAT IZIN : PO. 00. 02. 5. 2709

    ALAMAT & TELP : Jl. Pinang Baris No. 5 Medan & 8451217

    Nomor :

    SURAT PEMESANAN PSIKOTROPIKA

    Yang bertanda tangan dibawah ini:

    Nama : Drs. H. Ismail MSi, Apt

    Alamat : Jl. Pinang Baris No 5 Medan

    Jabatan : Apoteker Apotek Wahyu

    Mengajukan permohonan kepada:

    Nama Perusahaan :

    Alamat :

    Jenis Psikotropika sebagai berikut:

    Untuk keperluan Pedagang Besar Farmasi/ Apotek/ Rumah Sakit/

    Puskesmas/ Balai Pengobatan/ Sarana Penyimpanan Sediaan Farmasi

    Pemerintah/ Lembaga penelitian dan/atau Lembaga Pendidikan.

    Nama : Apotek Wahyu

    Alamat : Jl. Pinang Baris No. 5 Medan

    Medan,

    Penanggung Jawab

    Drs. H. Ismail, MSi, Apt

    SIK: 276/SU

    Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • Lampiran 8. Kartu Stok Obat

    Stok Obat Apotek Wahyu

    Jl. Pinang Baris 5 Kp. Lalang

    Nama Obat :

    Tgl Ket + - Sisa Tgl Ket + - Sisa

    Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • RESEP 1

    Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • KASUS 1

    1. RESEP Dokter : Drg. Wa Tjun

    Drg. Yenny Widjaja

    R/ Prolic 300 No. X

    Da Clindamycin

    S3 dd 1

    R/ Eflagen 50 No.VI

    S1 dd I

    R/ Megazing No.V

    S1 dd I

    Pro : G. Ginting

    Umur : 57 (laki laki)

    2. KASUS

    Berdasarkan komposisi obat yang ada pada resep, dapat diduga bahwa

    pasien menderita radang gigi dan gusi.

    3. THREE PRIME QUESTION

    Apa yang sudah dikatakan dokter mengenai penyakit Bapak? Apa Bapak

    mempunyai alergi terhadap obat tertentu? Atau Bapak sedang menggunakan obat

    lain? Dokter memberikan obat Clindamisin sebagai antibiotik diminum 3 x sehari,

    dokter juga memberikan obat Eflagen sebagai mengurangi radang dan rasa sakit

    diminum 1 x sehari dan terakhir Megazing sebagai suplemen vitamin dan mineral

    untuk meningkatkan daya tahan tubuh diminum 1 x sehari, semoga ibu cepat

    sembuh, terima kasih

    4. SPESIALITE OBAT PADA RESEP

    No Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat

    1. Klindamisin Klindamisin HCl

    300 mg Reclisin

    (Heroic)

    K Antibiotik

    Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • 2. Eflagen

    (Sanbe

    Farma)

    Kalium Diklofenak

    50 mg Cataflam

    (Novartis)

    Kaflam

    (Dankos)

    K Analgetik-

    Antiinflamasi

    3. Megazing

    (Lapi)

    Vit E 30 iu, vit C

    750 mg, vit B1 15

    mg, B2 15 mg, vit

    B6 25 mg, vit B12

    12 mg,

    nikotinamida 100

    mg,

    asam folat 0,4 mg,

    kalsium 20 mg,

    asam pantotenat 20

    mg, seng 20 mg.

    Geriavita

    (Pharos)

    Biofem

    (Medikon

    Prima)

    B Defisiensi

    vitamin dan

    mineral serta

    meningkatkan

    metabolisme

    tubuh.

    a. Klindamisin Kegunaan: Infeksi saluran nafas, tulang, kulit dan jaringan lunak.

    Bentuk obat: tablet.

    Cara pemakaian: 3 x sehari 1 tablet.

    Hal-hal yang perlu diinformasikan:

    - Obat dikonsumsi sampai habis

    - Minum obat ini setengah sampai 1 jam setelah makan dan obat diminum

    secara teratur.

    Keterangan :

    Klindamisin memiliki sifat bakteriostatis terutama terhadap kuman gram

    positif dan anaerob. Khasiatnya 4 x lebih kuat dibanding linkomisin.

    Reabsorbsinya juga jauh lebih baik, sampai 90 %, juga pada lambung terisi.

    Banyak digunakan secara topikal pada jerawat karena efek penghambatannya

    terhadap Propionibacterium acnes. Bekerja melalui pengikatan reversibel

    pada ribosom kuman, sehingga sintesa proteinnya terganggu.

    Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • b. Eflagen

    Kegunaan: Analgetik-antiinflamasi.

    Bentuk obat: tablet.

    Cara Pemakaian: 2 kali sehari 1 tablet.

    Hal-hal yang perlu diinformasikan:

    Efek samping yang ditimbulkan kadang mual, muntah, diare, sakit kepala. Jangan mengemudikan kendaraan bermotor atau menjalankan mesin

    karena dapat menyebabkan pusing.

    Hati-hati penggunaan obat pada penderita gangguan fungsi ginjal, jantung, hati, dan gangguan saluran pencernaan.

    Obat disimpan pada tempat yang sejuk dan terlindung dari cahaya.

    c. Megazing

    Kegunaan: Defisiensi vitamin dan mineral sera meningkatkan metabolisme.

    Bentuk obat : kaplet.

    Cara Pemakaian : 1 kali sehari 1 kaplet.

    Hal-hal yang perlu diinformasikan :

    Bila suplementasi tidak diperlukan lagi, hentikan penggunaan. Hati-hati penggunaan pada penderita gangguan fungsi ginjal.

    Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • RESEP II

    Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • KASUS II

    1. RESEP Dokter : Dr. Rudianto

    R/ Vosedon Tab X

    S3 dd 1 jam ac

    R/ Lapraz cap IV

    S1 dd I malam

    R/ Lagesil Syr Fls I

    S3 dd Cth II

    2 jam pc

    Pro : Darto

    Umur : 27 tahun

    2. KASUS

    Berdasarkan komposisi obat yang ada pada resep, dapat diduga bahwa

    pasien menderita tukak lambung.

    3. THREE PRIME QUESTION

    Apa yang sudah dikatakan dokter mengenai penyakit Bapak? Apa Bapak

    mempunyai alergi terhadap obat tertentu? Atau Bapak sedang menggunakan obat

    lain? Dokter memberikan obat Vosedon untuk mengurangi gejala mual dan

    muntah diminum 3 x sehari jam sebelum makan, dokter juga memberikan obat

    Lapraz obat antitukak diminum 1 x sehari pada malam hari, dan terakhir Lagesil

    syrup untuk melindungi lambung dari asam serta menetralkan asam lambung

    diminum 2 x sehari 2 sendok teh 2 jam setelah makan, semoga ibu cepat sembuh,

    terima kasih

    4. SPESIALITE OBAT PADA RESEP

    No. Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol. Khasiat

    1 Vosedon

    (Sanbe

    Farma)

    Domperidon 10 mg Vomitas

    (Kalbe

    Farma)

    K Mengurangi

    gejala mual

    dan muntah

    Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • 2. Lapraz

    (Sanbe

    farma)

    Lansoprazole 30 mg Inhipraz

    (Bernofarm)

    Laproton

    (Tempo Scan

    Pasific)

    K Anti tukak

    lambung

    3. Lagesil

    (Lapi)

    Simetikon 50 mg,

    Mg(OH)2 250 mg,

    Al(OH)3 250 mg

    Lambucid

    Lexacrol /

    Lexacrol

    Forte

    (Molex Ayus)

    T Untuk perut

    kembung,

    hiperasiditas

    lambung

    5. PELAYANAN INFORMASI

    a. Vosedon

    Kegunaan : Mengurangi gejala mual dan muntah akut

    Bentuk obat : Tablet.

    Cara Pemakaian : 1 kali sehari 1 tablet jam sebelum makan

    Hal-hal yang perlu diinformasikan:

    Obat diminum sebelum makan. Pemakaian obat dihentikan bila mual dan muntah sudah hilang.

    Keterangan :

    Vosedon mengandung domperidon yaitu golongan benzamid yang dapat

    bekerja sebagai antiemetik. Domperidon bekerja secara selektif mengatur

    gerakan gastrointestinal (stimulasi gerakan peristaltik dan pengosongan

    lambung), juga berkhasiat sebagai antiemetik dengan perintangan resepor

    dopamin di CTZ oleh karena itu sangat tepat digunakan pada pengobatan

    terhadap gangguan gastrointestinal.

    b. Lapraz

    Kegunaan : Anti tukak lambung.

    Bentuk obat : kapsul.

    Cara Pemakaian : 1 kali sehari 1 kapsul pada malam hari.

    Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • Hal-hal yang perlu diinformasikan:

    Hati-hati bila diberikan pada penderita gangguan hati, usia lanjut. Tidak dianjurkan pemberian pada wanita menyusui, karena

    Lansoprazole diekskresikan ke dalam air susu, bila pemberian sangat

    diperlukan, maka menyusui harus dihentikan.

    Penggunaan pada wanita hamil sebaiknya dihindarkan. Antasida dan sukralfat akan mempengaruhi bioavailabilitas lansoprazole dan

    sebaiknya dapat diberikan 1 jam atau lebih setelah minum

    Lansoprazole.

    Keterangan :

    Obat ini mengurangi sekresi asam dengan jalan menghambat enzim

    H+/K+-ATPase secara selektif dalam sel-sel parietal.

    c. Lagesil

    Kegunaan : Untuk perut kembung, hiperasiditas lambung.

    Bentuk obat : suspensi.

    Cara Pemakaian : 3 kali sehari 2 sendok teh 2 jam sesudah makan.

    Hal-hal yang perlu diinformasikan:

    Kocok dahulu sebelum diminum. Pada penggunaan yang lama dapat meyebabkan diare dan konstipasi. Keterangan :

    Antasida adalah obat yang mengembalikan pH lambung ke keadaan pH

    normal lambung. Antasida tidak mengurangi volume HCl yang

    dikeluarkan tetapi peninggian pH akan menurunkan aktivitas pepsin.

    Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • RESEP III

    Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • KASUS III

    1. RESEP Dokter : Dr. Rudianto

    R/ Sumagesic Tab XII

    S4 dd 1

    R/ Enerplus tab VII

    S3 dd I

    R/ Imunos tab IV

    S1 dd I malam

    Pro : Safrida Hanum

    Umur : -

    2. KASUS

    Berdasarkan komposisi obat yang ada pada resep, dapat diduga bahwa

    pasien menderita pilek disertai demam.

    3. THREE PRIME QUESTION

    Apa yang sudah dikatakan dokter mengenai penyakit Ibu? Apa Ibu

    mempunyai alergi terhadap obat tertentu? Atau Ibu sedang menggunakan obat

    lain? Dokter memberikan obat Sumagesic sebagai penurun suhu tubuh diminum 4

    x sehari, dokter juga memberikan Enerplus untuk mengurangi kelelahan fisik

    diiminum 3 x sehari, dan terakhir Imunos yang membantu meningkatkan daya

    tahan tubuh diminum 1 x sehari pada malam hari, semoga ibu cepat sembuh,

    terima kasih.

    4. SPESIALITE OBAT PADA RESEP

    No Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat

    1. Sumagesic

    (United

    American)

    Parasetamol

    500 mg Sanmol

    (Sanbe Farma)

    Ottopan

    (Otto)

    B Analgesik-

    Antipiretik

    Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • 2. Enerplus

    (Soho)

    Adenosin

    Triphosphat

    20 mg, Vit B1

    100 mg,VitB6

    200 mg, Vit

    B12 200 mg,

    Vit E 30 mg.

    - B Mengurangi

    kelelahan fisik

    3. Imunos

    (Lapi)

    Echinacea

    500 mg, Zn

    picolinat 10

    mg, Selenium

    15 mcg, Asam

    askorbat 50

    mg

    - K Suplemen

    membantu

    meningkatkan

    daya tahan

    tubuh

    5. PELAYANAN INFORMASI

    a. Sumagesic

    Kegunaan: analgesik-antipiretik.

    Bentuk obat: kaplet.

    Cara Pemakaian: 3 kali sehari 1 tablet.

    Hal-hal yang perlu diinformasikan:

    Pemakaian dihentikan jika demam sudah turun. Jangan digunakan dalam jangka waktu yang lama. Hati-hati penggunaan pada penderita gangguan ginjal dan hati. Obat disimpan di tempat yang sejuk dan terlindung dari cahaya.

    b. Enerplus

    Kegunaan: Mengurangi kelelahan.

    Bentuk obat: Tablet.

    Cara Pemakaian: 3 kali sehari 1 tablet.

    Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • c. Imunos

    Kegunaan: Suplemen membantu meningkatkan daya tahan tubuh.

    Bentuk obat : tablet.

    Cara Pemakaian: 1 kali sehari 1 tablet pada malam hari.

    Hal-hal yang perlu diinformasikan:

    Obat disimpan pada tempat yang sejuk dan terlindung dari cahaya.

    Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • RESEP IV

    Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • KASUS IV

    1. RESEP Dokter : Dr. Rudianto

    R/ Tremenza Tab VI

    S2 dd 1

    R/ Cerini tab IV

    S1 dd I malam

    Pro : Bi Thing

    Umur : -

    2. KASUS

    Berdasarkan komposisi obat yang ada pada resep, dapat diduga bahwa

    pasien menderita pilek disertai demam.

    3. THREE PRIME QUESTION

    Apa yang sudah dikatakan dokter mengenai penyakit Ibu? Apa Ibu

    mempunyai alergi terhadap obat tertentu? Atau Ibu sedang menggunakan obat

    lain? Dokter memberikan obat Tremenza untuk mengobati flu karena alergi

    diminum 2 x sehari, dan Cerini sebagai antialergi diminum 1 x sehari pada malam

    hari, semoga ibu cepat sembuh, terima kasih.

    4. SPESIALITE OBAT PADA RESEP

    No Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat

    1. Tremenza

    (Sanbe

    Farma)

    Pseudoepedrin

    HCl 30 mg

    dan

    tripolidina-

    HCl 1,25 mg

    Mecofed

    (Mecosin)

    Lapifed (Lapi)

    T Obat flu karena

    alergi saluran

    napas atas.

    2. Cerini

    (Sanbe

    Farma)

    Cetrizine HCl

    10 mg Betarhin

    (Mahaka Beta

    farma)

    K Antihistamin

    Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • 5. PELAYANAN INFORMASI

    a. Tremenza Kegunaan: Obat flu karena alergi saluran napas atas.

    Bentuk obat: tablet.

    Cara pemakaian: 2 kali sehari 1 tablet.

    Hal-hal yang perlu diinformasikan:

    Hati-hati bila mengendarai kendaraan bermotor atau menjalankan mesin. Bila demam belum turun dalam waktu 2 hari, konsultasikan ke

    dokter.

    Hentikan penggunaan obat bila terjadi sukar tidur, jantung berdebar-debar atau pusing.

    Selama minum obat ini, jangan minum minuman yang mengandung alkohol, obat penenang dan obat lain yang menyebabkan rasa kantuk.

    b. Cerini

    Kegunaan: Antihistamin.

    Bentuk obat : tablet.

    Cara Pemakaian: 1 kali sehari 1 tablet pada malam hari.

    Hal-hal yang perlu diinformasikan:

    - Menjaga agar rmah tetap bersih dan bebas alergen setiap saat.

    - Jangan mengemudi kendaraan atau mengoperasikan mesin.

    Keterangan:

    Obat ini memblokir resepor H1 dengan menyaingi histamin pada

    reseptornya di otot licin dinding pembuluh dan dengan demikian

    menghindarkan timbulnya reaksi alergi.

    Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • KASUS V

    Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • KASUS V

    1. RESEP Dokter : Prof. dr. DD PhD

    R/ Tab Becombion forte No XXX

    3 dd 1

    R/ Tab Glibenklamid No XXX

    1 tab mlm pc

    1 tab siang

    R/ Tab Diamicron No. XXX

    1 tab mlm pc

    1 tab siang

    R/ Tab Tensivask No XX

    2 dd 1

    R/ Tab Adalat OROS XX

    1 dd 1

    R/ Tab Cholespar No XXX

    2 dd 1

    R/ Tab Simvastatin No. XX

    2 dd 1

    R/ Tab Lasix No.X

    1 tab pagi

    Pro : Hj. Jamilah

    Umur : -

    2. KASUS Berdasarkan komposisi obat yang ada pada resep, dapat diduga bahwa

    pasien menderita hipertensi.

    3. THREE PRIME QUESTION

    Apa yang sudah dikatakan dokter mengenai penyakit Ibu? Apa Ibu

    mempunyai alergi terhadap obat tertentu? Atau Ibu sedang menggunakan obat

    lain?

    Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • 4. SPESIALITE OBAT PADA RESEP

    No Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat

    1. Becombion

    (Merck)

    Vit B1 5 mg,

    Vit B2 2 mg,

    Vit B6 2,5

    mg, Vit B12 3

    mcg,

    nicotinamid

    20 mg, Ca

    panthotenate

    25 mg, biotin

    150 mcg

    Enkabec

    (Kimia

    Farma),

    Makro B

    (Idaman

    Abadi)

    B Kekurangan

    vitamin B

    2. Glibenklamid

    (Indofarma)

    Glibenklamid

    5 mg Daonil

    (Aventis)

    K Mengobati DM

    tipe 2

    3 Diamicron

    (Servier)

    Glikklazid 80

    mg Freedam

    (Novell

    Pharma)

    K Mengobati DM

    tipe 2

    4 Tensivask

    (Dexa

    Medica)

    Amlodipine

    besylate 5 mg Norvask

    (Pfizer)

    K Hipertensi,Angi

    na

    5 Adalat

    OROS

    (Bayer)

    Nifedipine 20

    mg Carvas

    (Meprovarm),

    Cordalat

    (Kimia

    Farma)

    K Angina pectoris

    kronik

    stabil,angina

    pektoris pasca

    infark(pasca

    operasi),

    hipertensi

    6 Cholespar

    (Pharos)

    Pravastatin

    Na 10 mg

    - K Memperlambat

    terjadinya

    aterosklerosis

    koroner,

    menurunkan

    Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • insiden penyakit

    jantung pada

    pasien dengan

    hiperkolesterole

    mia

    7 Simvastatin Simvastin Cholestat

    (Kalbe

    Farma)

    K Hiperkolesterol

    mia

    8 Lasix

    (Sanofi

    Aventis)

    Furosemida Impugan

    (Alpharma)

    K Hipertensi

    5. PELAYANAN INFORMASI

    a. Becombion

    Kegunaan: Kekurangan vitamin B

    Bentuk obat: Tablet.

    Cara pemakaian: 3 kali sehari 1 tablet.

    b. Glibenklamid

    Kegunaan: Mengobati DM Tipe 2

    Bentuk obat : tablet

    Cara Pemakaian: 1 tablet pada siang hari dan 1 tablet pada malam hari.

    Hal-hal yang perlu diinformasikan:

    - Hentikan sementara jika terjadi hipoglikemik

    Keterangan:

    Merupakan golongan sulfonilurea bekerja dengan menstimulasi sel sel

    beta pulau langerhans, sehingga sekresi insulin ditingkatkan.

    c Diamicron

    Kegunaan: Mengobati DM tipe 2

    Bentuk obat: Tablet.

    Cara pemakaian: 2 kali sehari 1 tablet malam dan siang hari.

    Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • Keterangan :

    Mengandung gliklazid yang merupakan golongan sulfonilurea bekerja

    dengan menstimulasi sel sel beta pulau langerhans, sehingga sekresi

    insulin ditingkatkan.

    d. Tensivask

    Kegunaan: Hipertensi, Angina

    Bentuk obat : tablet

    Cara Pemakaian: 2 kali sehari 1 tablet.

    Hal-hal yang perlu diinformasikan:

    Harus diminum teratur, jangan berhenti menkonsumsi dengan tiba tiba,

    karena dapat menyebabkan kondisi semakin buruk.

    Keterangan:

    Mengandung Amlodipine besylate yang merupakan antagonis Ca.

    e. Adalat OROS

    Kegunaan: Angina pectoris kronik stabil, angina pektoris pasca infark

    (pasca operasi), hipertensi

    Bentuk obat: Tablet.

    Cara pemakaian: 1 kali sehari 1 tablet.

    Hal-hal yang perlu diinformasikan:

    Jangan menghentikan konsumsi obat secara tiba tiba, ada kemungkinan timbul rasa pusing, kesadaran berkurang, rasa letih

    terutama bila bangkit secara mendadak dari posisi berbaring.

    Maka bangunlah secara perlahan lahan, bertahap. Jangan minum alkohol karena dapat menimbulkan penurunan tekanan

    darah secara mendadak.

    Bila mau olahraga konsultasikan dulu kepada dokter. Keterangan:

    Mengandung Nifedipine yang merupakan antagonis Ca.

    Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • f. Cholespar

    Kegunaan: Memperlambat terjadinya aterosklerosis koroner, menurunkan

    insiden penyakit jantung pada pasien dengan hiperkolesterolemia

    Bentuk obat : tablet

    Cara Pemakaian: 2 kali sehari 1 tablet.

    Keterangan :

    Mengandung Pravastatin Na yang bekerja dengan cara menghambate nzim

    HMG-CoA-reduktase yang bekerja untuk mengubah HMG-CoA menjadi

    asam mevalonat yang akan membentuk kolesterol.

    g. Simvastatin Kegunaan: Menurunkan kadar kolesterol.

    Bentuk obat : tablet

    Cara Pemakaian: 2 kali sehari 1 tablet.

    Keterangan :

    Bekerja dengan cara menghambate nzim HMG-CoA-reduktase yang

    bekerja untuk mengubah HMG-CoA menjadi asam mevalonat yang akan

    membentuk kolesterol.

    h. Lasix

    Kegunaan: Hipertensi

    Bentuk obat : tablet

    Cara Pemakaian: 1 kali sehari 1 tablet pagi hari.

    Hal-hal yang perlu diinformasikan:

    Akan banyak berkemih, jangan dimakan sewaktu mau tidur, jauhkan dari

    jangkauan anak.

    Keterangan :

    Mengandung furosemida bekerja pada lengkungan henle nefron dengan

    cara menghambat transpor Cl- dan reabsorbsi Na+.Pengeluaran K juga

    diperbanyak.

    Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • SWAMEDIKASI

    Kasus 1

    Seorang pasien wanita dewasa datang ke apotek dengan keluhan sakit kepala

    dan pusing. Berdasarkan keluhan pasien tersebut maka obat yang diberikan

    Panadol Kaplet.

    1. Spesialite Obat No Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat

    1 Panadol

    (Sterling)

    Parasetamol 500

    mg

    Biogesic

    (Biomedis)

    Pamol

    (Interbat)

    Sanmol (Sanbe

    Farma)

    B Analgetik,

    antipiretik

    2. Pelayanan Informasi

    1. Kegunaan : Meringankan sakit kepala, sakit pada gigi, nyeri sendi dan

    nyeri otot

    2. Bentuk obat : Kaplet

    3. Cara pemakaian : 3 - 4 kali sehari 1- 2 Kaplet

    4. Hal yang perlu diinformasikan :

    Obat diminum setelah makan Jangan dipakai terus-menerus dari 10 hari. Kalau sakit sudah hilang sebaiknya dihentikan Bila rasa sakit tidak sembuh selama 5 hari segera periksakan ke dokter Obat dihentikan jika terjadi kemerah-merahan pada kulit Jangan menggunakan obat dalam dosis tinggi karena dapat

    menyebabkan kerusakan hati.

    Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • Kasus 2

    Seorang ibu bersama dengan anaknya berumur 4 tahun datang ke apotek

    dengan keluhan anak tidak nafsu makan, sering menagis, menggaruk-garuk dubur.

    Berdaarkan keluhan tersebut, maka si anak diberi obat cacing Combantrin

    tablet.

    1. Spesialite Obat

    Nama Obat Komposisi Produk lain Gol Khasiat

    Combantrin

    (Pfizer)

    Pirantel pamoat

    setara pirantel

    125 mg.

    Pyrantin

    (mecosin)

    pyrantel

    (Indofarma)

    T Antelmintika

    2. Pelayanan Informasi 1. Indikasi : antelmintika

    2. Bentuk sediaan : tablet

    3. Cara pemakaian : 1 tablet dalam waktu 6 bulan

    4. Hal-hal yang perlu diinformasikan :

    Sebaiknya digunakan setiap 6 bulan sekali. Pemberian obat hanya 1 tablet sekali minum Sebaiknya digunakan pada waktu malam sebelum tidur. Jika tinja berwarna merah tidak perlu dikhawatirkan. Obat dapat menimbulkan efek mual, muntah, sakit kepala pada

    penderita yang alergi terhadap obat ini.

    Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • Kasus 3

    Seorang pria dewasa mengalami badan letih, lesu dan loyo Obat yang

    diberikan Fatigon .

    1. Spesialite obat

    Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat

    Fatigon

    (Kalbe Farma)

    Vit B1 100 mg, vit

    B6 50 mg, Vit B12

    100 mcg, Vit E 30

    iu, K l-aspartate 10

    mg, Mg l-aspartat

    100 mg.

    - T Membuat badan

    segar,

    menghilangkan

    rasa letih dan

    kekakuan pada

    otot.

    2. Informasi Obat

    1. Kegunaan : Membuat badan segar, menghilangkan rasa letih dan

    kekakuan pada otot.

    2. Bentuk obat : Kaplet

    3. Cara pakai : 1 kali sehari 1 Kaplet.

    4. Hal-hal yang perlu diinformasikan :

    Gunakan sesuai aturan pakai. Simpan pada suhu kamar dan hindarkan dari cahaya matahari langsung

    Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • Kasus 4

    Seorang ibu mengeluh sukar buang air besar. Berdasarkan keluhan

    tersebut, obat yang diberikan adalah Dulcolax tablet.

    1. Spesialite Obat

    Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat

    Dulcolax

    (Boeringer

    Ingelheim)

    Bisacodyl 5

    mg

    Laxacod

    (Yupharin)

    Laxamex

    (Konimex)

    Prolaxan

    (Harsen)

    T Sembelit,

    menghilangkan rasa

    nyeri pada saat

    buang air besar

    2. Pelayanan Informasi

    1. Kegunaan : Untuk sembelit, menghilangkan rasa nyeri pada saat

    buang air besar.

    2. Bentuk sediaan : Tablet salut enterik

    3. Cara pemakaian : 1 x sehari 1-2 tablet, jika perlu 4 tablet.

    4. Hal-hal yang perlu diinformasikan :

    Sebaiknya diminum malam hari sebelum tidur untuk mendapatkan hasil evaluasi pada keesokan paginya.

    Tablet harus ditelan dalam keadaan utuh dengan air secukupnya dan jangan diminum bersama susu atau antasida.

    Jangan digunakan setiap hari dan lebih dari satu minggu. Jangan meminum obat ini bila terjadi nyeri pada perut, mual, dan

    muntah kecuali atas petunjuk dokter.

    Penggunaan pada anak-anak dibawah 6 tahun dan wanita hamil harus berdasarkan anjuran dokter.

    Jangan diberikan pada wanita yang menyusui. Sebaiknya banyak mengkonsumsi makanan berserat tinggi seperti

    sayuran, olahraga secara teratur, dan mengkonsumsi air minimal 8-10

    gelas perhari.

    Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • Kasus 5

    Seorang pria dewasa mengalami pilek dan bersin terus menerus, hidung

    tersumbat, disertai sakit kepala. Obat yang diberikan Decolgen FX.

    1. Spesialite Obat

    Nama Obat Produk Lain Komposisi Gol Khasiat

    Decolgen

    FX

    (Westmont)

    Inza Forte

    (Konimex)

    Actifed (Glaxo

    Wellcome)

    Asetaminofen

    650 mg

    Pseudoefedrina-

    HCl 30 mg

    Klorfeniramina

    maleat 2 mg

    T

    Meringankan

    gejala flu

    2. Pelayanan Informasi

    1. Kegunaan : meringankan gejala flu seperti demam, sakit kepala,

    hidung tersumbat dan bersin-bersin

    2. Bentuk obat : tablet

    3. Cara pakai : 3 kali sehari 1 tablet

    4. Hal-hal yang perlu diinformasikan :

    Gunakan sesuai dosis dan indikasi Jangan mengendari kendaraan bermotor atau mengoperasikan mesin. Bila setelah 3 hari gejala flu tidak berkurang atau makin bertambah,

    periksakan ke dokter.

    Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • Kasus 6

    Seorang pria dewasa datang ke Apotek dengan keluhan mencret (diare)

    obat yang diberikan adalah Neoenterostop.

    1. Spesialite Obat

    Nama obat Produk Lain Komposisi Gol Khasiat

    Neoenterostop

    (Kalbe Farma)

    New Diatabs

    (Medifarma)

    Attapulgid koloid

    aktif 650 mg,

    pectin 50 mg

    B Antidiare

    2. Pelayanan Informasi 1. Kegunaan : Antidiare

    2. Bentuk obat : Tablet

    3. Cara pemakaian : 2 tablet tiap Buang air besar

    4. Hal hal yang perlu diiformasikan:

    Gunakan sesuai dosis dan indikasi Kalau diare sudah sembuh sebaiknya dihentikan Jauhkan dari jangkauan anak-anak dan jangan diberikan pada anak-

    anak < 8 tahun

    Simpan ditempat kering dan sejuk.

    Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • Kasus 7

    Seorang wanita dewasa mengalami rasa perih di lambung, lambung terasa

    perih, mual, dan perut kembung. Obat yang diberikan Mylanta.

    1. Spesialite Obat

    Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat

    Mylanta

    (Pfizer)

    Al-hidroksida

    gel kering 200

    mg

    Mg-hidroksida

    200 mg

    Simetikon 20

    mg

    Plantacid

    (Kalbe Farma)

    Mylacid (Emba

    Megafarma)

    Dexanta (Dexa

    Medica)

    B Obat maag

    2. Pelayanan Informasi

    1. Kegunaan : mengurangi gejala yang berhubungan dengan kelebihan

    asam lambung, gastritis, tukak lambung, tukak usus.

    2. Bentuk obat : tablet

    3. Cara pakai : 3 4 kali 1 2 tablet sehari.

    4. Hal-hal yang perlu diinformasikan :

    Tablet harus dikunyah dahulu sebelum ditelan. Obat diminum saat perut kosong yaitu 1 jam sebelum makan atau 1 2

    jam setelah makan dan menjelang tidur.

    Penggunaan bersama obat lain harus dihindari karena dapat mengganggu penyerapan obat tersebut, seperti tetrasiklin dan simetidin

    oral. Harus diberikan dengan interval 2 jam.

    Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • Kasus 8

    Seorang pasien dewasa datang keapotek keluhan gatal pada tenggorokan

    dan frekuensi batuk yang tinggi tanpa dahak, maka obat yang diberikan adalah

    Vicks Formula 44.

    1. Spesialite Obat

    Nama Obat Produk lain Komposisi Gol Khasiat

    Vicks

    Formula 44

    (Procter &

    Gamble)

    Sanadryl DPM

    (Sanbe farma)

    Benadryl DMP

    (Parke Davis)

    Dextromethopran

    Hbr 5 mg,

    Doxylamine

    succinate 3 mg

    B Meredakan batuk

    kering,

    melegakan

    tenggorokan,

    mengurangi

    bersin dan hidung

    berair karena flu

    dan filek yang

    menyertainya.

    2. Pelayanan informasi 1. Kegunaan : meredakan batuk kering, melegakan gangguan

    tenggorokan, mengurangi bersin dan hidung berair karena flu dan filek

    yang menyertainya.

    2. Bentuk Obat : Sirup

    3. Cara pemakaian : 2 sendok 3-4 kali sehari

    4. Hal hal yang perlu diinformasikan :

    Sirup diminum langsung jangan sampai diencerkan, dan sebaiknya setelah minum sirup ini jangan minum air

    Jangan mengemudikan kendaraan karena dapat menyebabkan kantuk.

    Emil Salim: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Apotek Apotek Wahyu Medan, 2008. USU e-Repository 2008

  • Kasus 9

    Seorang pria dewasa mengalami keluhan gatal-gatal di sela-sela jari kaki

    akibat kutu air. Obat yang diberikan Fungiderm.

    1. Spesialite Obat Nama Obat Produk Lain Komposisi Gol Khasiat Fungiderm

    (Konimex)

    Canesten (Bayer)

    Neo Ultrasiline

    (Henson Farma)

    Klotrimazol 1% T Fungisid

    2. Pelayanan informasi

    1. Kegunaan : mengatasi dermatomikosis kulit karena dermatofilia, ragi

    kapang dan penyakit kulit karena infeksi sekunder oleh jamur.

    2. Bentuk obat : krim

    3. Cara pakai : dioleskan pada daerah yang terinfeksi jamur

    4. Hal-hal yang perlu diinformasikan :

    Hanya untuk obat luar. Sebelum dioleskan sebai