180
KERJASAMA PEMBIAYAAN MULTIJASA DANA PENDIDIKAN ANTARA BSM DENGAN MADRASAH PEMBANGUNAN UIN JAKARTA Disusun Oleh: Nelisa Agustina 207046100607 KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAH (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/2011 M

102326 Nelisa Agustina Fsh

Embed Size (px)

DESCRIPTION

SBSN

Citation preview

Page 1: 102326 Nelisa Agustina Fsh

KERJASAMA PEMBIAYAAN MULTIJASA DANA PENDIDIKANANTARA BSM DENGAN MADRASAH PEMBANGUNAN UIN

JAKARTA

Disusun Oleh:

Nelisa Agustina 207046100607

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAH (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432 H/2011 M

Page 2: 102326 Nelisa Agustina Fsh

KERJASAMA PEMBIAYAAN MULTIJASA DANA

PENDIDIKAN ANTARA BSM DENGAN MADRASAH PEMBANGUNAN UIN JAKARTASKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh

NELISA AGUSTINA NIM. 207046100607

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Euis Amalia, M.AgNIP. 197107011998032002

Mu’min Rauf, M.ANIP. 197004161997031004

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAH (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432 H/2011 M

Page 3: 102326 Nelisa Agustina Fsh

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul KERJASAMA PEMBIAYAAN MULTIJASA DANA PENDIDIKAN ANTARA BSM DENGAN MADRASAH PEMBANGUNAN UIN JAKARTA telahdiujikan dalam Sidang Munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada 22 September 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam).

Jakarta, 22 September 2011 Mengesahkan,Dekan Fakultas Syariah dan Hukum

Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, M.A, M.M NIP. 195505051982031012

PANITIA SIDANG MUNAQASYAH

1. Ketua : Drs. H. Ahmad Yani, M.Ag. NIP. 196404121994031004

2. Sekretaris : Moh. Syafi’i, S.E.i

3. Pembimbing I : Dr. Euis Amalia, M.Ag. NIP. 197107011998032002

4. Pembimbing II : M u’min Rauf, M.A NIP. 197004161997031004

5. Penguji I : Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 195505051982031012

6. Penguji II : Fahmi Muhammad Ahmadi, S.Ag, M.Si NIP. 197412132003121002

Page 4: 102326 Nelisa Agustina Fsh

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 12 September 2011

Nelisa Agustina

Page 5: 102326 Nelisa Agustina Fsh

ABSTRAK

Penelitian ini merupakan studi pada Bank Syariah Mandiri dan Madrasah Pembangunan UIN Jakarta dengan judul “Kerjasama Pembiayaan Multijasa Dana Pendidikan antara BSM dengan Madrasah Pembangunan UIN Jakarta”. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji apakah pembiayaan multijasa yang dijalankan oleh BSM Kcp Ciputat sudah sesuai dengan prinsip akad tersebut, kemudian apakah kerjasama/perikatan yang terjalin antara BSM dengan Madrasah Pembangunan UIN Jakarta sudah sesuai dengan perjanjian menurut hukum islam. Metode penelitian yang digunakan adalah metode normatif, yaitu metode penelitian hukum yang dilakukan dengan meneliti bahan pustaka atau data sekunder belaka.

Hasil analisis menyatakan bahwa akad yang digunakan oleh BSM dalam pembiayaan multijasa dana pendidikan ini sudah sesuai dengan prinsip akad dan kerjasama yang terjalin antara BSM dengan Madrasah Pembangunan UIN Jakarta juga sudah sesuai dengan perjanjian menurut hukum islam.

Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis menyarankan agar jalinan kerjasama antara BSM dengan Madrasah Pembangunan UIN Jakarta tetap terus dipertahankan, karena banyaknya jumlah anggota Madrasah Pembangunan yang diharapkan akan dapat memanfaatkan pelayanan jasa perbankan.

i

Page 6: 102326 Nelisa Agustina Fsh

KATA PENGANTAR

الرحيم بسم الرمحن اهلل

Assalamu’alaikum

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Shalawat

serta salam senantiasa tercurah kepada baginda Rasulullah SAW yang telah

memberikan tuntunan dan bimbingan kepada umat manusia untuk kehidupan yang

lebih baik serta kepada keluarganya, para sahabatnya, dan umatnya.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari terdapat banyak kendala

yang menghambat langkah penulis untuk merampungkan skripsi ini. Namun, berkat

bimbingan, arahan, dan motivasi dari berbagai pihak. Alhamdulillah, pada akhirnya

skripsi yang berjudul “Kerjasama Pembiayaan Multijasa Dana Pendidikan

antara BSM dengan Madrasah Pembangunan UIN Jakarta” dapat diselesaikan

oleh penulis dengan baik. Dengan penuh kesadaran penulis menyadari bahwa skripsi

ini jauh dari kesempurnaan dan tidak akan selesai tanpa dukungan dari berbagai pihak

baik dukungan moril maupun materil. Penghargaan yang tidak dapat terlukiskan,

penulis berikan kepada orang-orang tersayang dan pihak-pihak yang telah

memberikan dukungan, do’a, dan pengorbanan demi selesainya skripsi ini. Ucapan

terima kasih yang mendalam penulis sampaikan kepada:

ii

Page 7: 102326 Nelisa Agustina Fsh

1. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak Prof. Dr.

H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM.

2. Dr. Euis Amalia, M. Ag dan Mu’min Rauf, MA pembimbing skripsi yang telah

sabar membimbing, memberikan arahan, dan meluangkan waktunya disela-sela

kesibukannya kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

3. Drs. H. Ahmad Yani, M. Ag, Koordinator Teknis Program Non Reguler

sekaligus selaku dosen penguji seminar proposal.

4. Bapak Ah. Azharudin Lathif, M. Ag Dosen Penasihat Akademik yang telah

membimbing dan memberikan banyak informasi dalam membuat proposal

skripsi ini.

5. Para Dosen yang telah mengajarkan ilmunya kepada Penulis dari Semester awal

hingga akhir, para staff perpustakaan yang telah membantu Penulis dalam

mendapatkan data-data yang dibutuhkan dalam skripsi ini.

6. Bapak Ahmad Sofyan, selaku Direktur Madrasah Pembangunan UIN Jakarta,

bapak Sartana selaku kepala Tata Usaha dan para staff, atas segala bantuannya

kepada penulis dalam proses penyelesaian penelitian di Madrasah Pembangunan

UIN Jakarta. Serta bapak Hendri Fadilla selaku kepala Bank Syariah Mandiri

KCP Ciputat yang telah memberi izin kepada penulis, Bapak Budi, Bapak Andi,

Bapak Adi dan para staff, atas kesediaanya membantu penulis dalam proses

penelitian.

7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, untuk semua

bantuan serta perhatian yang diberikan kepada penulis.

iii

Page 8: 102326 Nelisa Agustina Fsh

Akhirnya, hanya kepada Allah semua amal baik tersebut penulis kembalikan, semoga

mendapat balasan yang berlipat ganda. Hanya kepada Allah penulis berserah diri dan memohon ridha-Nya dalam menggapai masa depan yang cerah. Amin.Jazakumullah Khairan Katsira Wassalamu’alaikum Wr. WbJakarta, 12 September 2011

Nelisa Agustina

iv

Page 9: 102326 Nelisa Agustina Fsh

DAFTAR ISI

ABSTRAK.....................................................................................................................i

KATA PENGANTAR.................................................................................................ii

DAFTAR ISI................................................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah..................................................................1

B. Perumusan Masalah.........................................................................6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian........................................................7

D. Metodologi Penelitian......................................................................8

E. Review Studi Terdahulu................................................................10

F. Sistematika Penulisan....................................................................13

BAB II PEMBIAYAAN MULTIJASA

A. Produk Pembiayaan Multijasa.......................................................15

B. Skema Akad yang Digunakan.......................................................20

C. Teknik Perhitungannya..................................................................28

BAB III GAMBARAN UMUM BANK SYARIAH MANDIRI DAN

MADRASAH PEMBANGUNAN UIN JAKARTA

A. Profil Bank Syariah Mandiri..........................................................32

1. Sejarah Singkat........................................................................32

2. Visi dan Misi............................................................................34

3. Struktur Organisasi..................................................................36

v

Page 10: 102326 Nelisa Agustina Fsh

4. Produk Pembiayaan Eduka Pada Bank Syariah Mandiri.......37

B. Madrasah Pembangunan UIN Jakarta...........................................38

1. Sejarah Singkat........................................................................38

2. Visi, Misi dan Tujuan..............................................................41

3. Struktur Organisasi..................................................................44

BAB IV KERJASAMA PEMBIAYAAN MULTIJASA DANA

PENDIDIKAN ANTARA BSM DENGAN MADRASAH

PEMBANGUNAN UIN JAKARTA

A. Mekanisme pembiayaan Multijasa BSM dengan Madrasah

Pembangunan UIN Jakarta ........................................................... 45

B. Analisa terhadap Pembiayaan Multijasa antara BSM dengan

Madrasah Pembangunan UIN Jakarta .......................................... 51

1. Analisis Produk........................................................................51

2. Analisis Akad...........................................................................53

3. Analisis Kerjasama BSM dengan Madrasah Pembangunan . 58

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan....................................................................................63

B. Saran..............................................................................................65

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................66

LAMPIRAN-LAMPIRAN

vi

Page 11: 102326 Nelisa Agustina Fsh

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Layanan perbankan kepada nasabah tidak pernah berhenti. Salah satu

layanan yang dihadirkan yakni produk pembiayaan. Pembiayaan ijarah dengan

akad sewa-menyewa di bank syari’ah merupakan akad yang sangat fleksibel

dalam penerapannya sangat meringankan dan memberi kemudahan bagi para

nasabahnya, nasabah yang memerlukan suatu barang atau jasa untuk memenuhi

kebutuhannya baik kebutuhan konsumtif atau bisnis. Pertumbuhan pinjaman

konsumtif tiap tahun mengalami peningkatan karena pinjaman konsumtif ini

paling banyak dicari nasabah karena dari sisi kemudahan dan kenyamanan yang

ditawarkan.1

Secara definisi, pembiayaan konsumtif syariah adalah kebutuhan individual

meliputi kebutuhan baik barang maupun jasa yang tidak dipergunakan untuk

tujuan usaha. Menurut jenis akadnya dalam produk pembiayaan syariah,

pembiayaan konsumtif dapat dibagi menjadi 5 bagian yaitu:

a. Pembiayaan konsumen akad murabahah

b. Pembiayaan konsumen akad IMBT

c. Pembiayaan konsumen akad ijarah

d. Pembiayaan konsumen akad istishna

e. Pembiayaan konsumen akad Qard+ijarah

2011.

1May. “Pinjaman Konsumtif Naik 35 Persen”. Bangka Pos. (Pangkalpinang). 10 Februari

1

Page 12: 102326 Nelisa Agustina Fsh

2

Dalam menetapkan akad pembiayaan konsumtif, ada beberapa langkah

yang harus dilakukan bank yaitu:

1. Apabila kegunaan pembelian yang dibutuhkan nasabah adalah untuk

kebutuhan konsumtif semata, harus dilihat dari sisi apakah pembiayaan

tersebut berbentuk pembelian barang atau jasa.

2. Jika untuk pembelian barang, faktor selanjutnya yang harus dilihat adalah

apakah barang tersebut berbentuk ready stock, pembiayaan yang diberikan

adalah pembiayaan murabahah. Namun, jika berbentuk goods in process,

yang harus dilihat berikutnya adalah dari sisi apakah proses barang tersebut

memerlukan waktu dibawah 6 bulan atau lebih. Jika dibawah 6 bulan,

pembiayaan yang diberikan adalah pembiayaan salam. Jika proses barang

tersebut memerlukan waktu lebih dari 6 bulan, pembiayaan yang diberikan

adalah istishna.

3. Jika pembiayaan tersebut dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan nasabah

di bidang jasa, pembiayaan yang diberikan adalah ijarah.2

Bank adalah suatu lembaga yang di mana kegiatan usahanya adalah

menyimpan atau menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali

kepada masyarakat. Sampai saat ini, mayoritas produk pembiayaan bank syariah

masih terfokus pada murabahah, pembiayaan murabahah sebenarnya memiliki

kesamaan dengan pembiayaan ijarah. Keduanya termasuk dalam kategori natural

2 Ahmad Ifham Solihin, Buku Pintar Ekonomi Syariah, (PT Gramedia pustaka utama, 2010) hal. 612-613.

Page 13: 102326 Nelisa Agustina Fsh

3

certainty contracts,3 dan pada dasarnya adalah kontrak jual beli. Yang

membedakan keduanya hanyalah objek transaksi yaitu barang, misalnya rumah,

mobil dan sebagainya. Sedangkan dalam pembiayaan ijarah, objek transaksinya

adalah jasa, baik manfaat atas barang maupun manfaat atas tenaga kerja. Dengan

pembiayaan murabahah, bank syariah hanya dapat melayani kebutuhan nasabah

untuk memiliki barang, sedangkan nasabah yang membutuhkan jasa tidak dapat

dilayani. Dengan skim ijarah, bank syariah dapat pula melayani nasabah yang

hanya membutuhkan jasa.4 Salah satu bentuk pelayanan jasa keuangan yang

menjadi kebutuhan masyarakat adalah pembiayaan multijasa, yaitu pembiayaan

yang diberikan oleh bank syariah kepada nasabah dalam memperoleh manfaat

atas suatu jasa. Melalui pembiayaan multijasa ini bank syariah mendapatkan

kemudahan dalam mengelola likuiditasnya, karena dapat menyalurkan

pembiayaan dengan memenuhi kebutuhan nasabah terhadap jasa-jasa yang

dibenarkan secara syariah.5 Produk Ijarah Multijasa muncul karena adanya

permintaan dari bank untuk mengembangkan produk pembiayaan pada tiga

macam keperluan: pembiayaan untuk upacara perkawinan, pembiayaan untuk

wisata ibadah (umrah) dan pembiayaan untuk studi tingkat lanjut. Dalam

perkembangannya, ia bermutasi menjadi produk yang meliputi berbagai produk

3 Natural Certainty Contracts adalah kontrak atau akad dalam bisnis yang memberikan kepastian pembayaran, baik dari segi jumlah maupun waktunya.

4 Adiwarman Karim, Bank Islam : Analisis Fiqh dan Keuangan, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2006) edisi ke-3. hal. 137.

5 Http://Ahmadifham.Files.Wordpress.Com diakses tanggal 15 Maret 2011.

Page 14: 102326 Nelisa Agustina Fsh

4

pembiayaan yang melayani semua jasa, seperti jasa atas manfaat layanan

pendidikan.

Pembiayaan multijasa hukumnya boleh (jaiz) dengan menggunakan akad

ijarah atau kafalah. Kalau bank syariah menggunakan akad ijarah, maka harus

mengikuti semua ketentuan yang ada dalam fatwa ijarah. Kalau bank syariah

menggunakan akad kafalah, maka harus mengikuti semua ketentuan yang ada

dalam fatwa kafalah. Dalam kedua pembiayaan multijasa tersebut, bank syariah

dapat memperoleh imbalan jasa (ujrah).6 Produk-produk pembiayaan yang

ditawarkan oleh perbankan syariah Indonesia cukup banyak dan bervariasi untuk

memenuhi kebutuhan usaha maupun pribadi.7

Produk yang lahir dari Fatwa DSN-MUI No. 44/DSN-MUI/ VIII/2004

tentang Pembiayaan Multijasa itu kini berkembang biak menjadi produk

pembiayaan multiguna untuk jenis jasa. Idealnya sebuah produk multijasa

dilaksanakan seperti pembiayaan Ijarah, dimana bank membeli/menyewa aset

dan menyewakannya kepada nasabah, lalu nasabah menyewanya secara cicilan.

Itulah fungsi sebenarnya dari intermediary institution seperti bank. Produk bank

syariah memang banyak, beragam, dan mudah dilaksanakan, karena seirama dan

sejalan dengan transaksi di sektor riil. Tapi ia memiliki karakter, prosedur dan

teknik yang harus diikuti dengan disiplin. Mungkin satu-satunya kiat

6 Ahmad Ifham Solihin, Ini lho, Bank Syariah, (Jakarta : PT Grafindo Media Pratama, 2006) hal .143.

7 Ascarya. Akad dan Produk Bank Syariah, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,2008) hal.243.

Page 15: 102326 Nelisa Agustina Fsh

5

menjalankan Ijarah Multijasa dengan benar dan aman dari sisi syariah, maupun

risk management, adalah mendorong bank untuk menciptakan kerjasama

sebanyak-banyaknya dengan penyedia jasa, seperti sekolah, rumah sakit, agen

perjalanan (untuk umroh) dan lain-lain. Jika program-program kerjasama ini

dilaksanakan, tentu jaringan keuangan perbankan syariah dengan sekolah, rumah

sakit, klinik, agen perjalanan dan sebagainya akan kuat. Dengan demikian

stabilitas sistem keuangan dalam skala mikro akan terbangun.

Dalam konteks perbankan syariah, maka bank bertindak sebagai muajjir

dan nasabah sebagai musta'jir. Jadi, keuntungan bagi bank terletak pada nilai

sewa yang dibayarkan oleh nasabah. Penggunaan akad ijarah pada pembiayaan

multijasa dana pendidikan BSM KCP Ciputat ini pada dasarnya adalah jenis

pembiayaan dalam bentuk sewa-menyewa. Bank dapat memperoleh ujrah (fee)

atas manfaat barang/jasa yang disewakannya. Besar ujrah atau fee harus

disepakati di awal dan dinyatakan dalam bentuk nominal bukan dalam bentuk

persentase. Apakah jenis pembiayaan multijasa yang dijalankan oleh bsm KCP

Ciputat sudah sesuai dengan prinsip akad tersebut, kemudian kerjasama/perikatan

yang terjalin antara BSM dengan Madrasah Pembangunan UIN Jakarta sudah

sesuai dengan perjanjian menurut hukum Islam.

Dengan mengacu pada uraian diatas, maka penulis tertarik untuk

mengadakan penelitian lebih tentang masalah tersebut dalam skripsi yang

berjudul : “ Kerjasama Pembiayaan Multijasa Dana Pendidikan Antara BSM

Dengan Madrasah Pembangunan UIN Jakarta”.

Page 16: 102326 Nelisa Agustina Fsh

6

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dideskripsikan di atas maka

penulis perlu melakukan pembahasan yang mempunyai maksud dan tujuan yang

terarah dan jelas, supaya tidak terjadi perbedaan masalah dalam penulisan skripsi

ini. Serta pokok permasalahan yang terkait didalamnya dengan tujuan agar dapat

diperoleh gambaran yang lebih jelas dalam menguraikan masalah tersebut dalam

penulisan skripsi ini.

1. Bagaimana mekanisme Pembiayaan Multijasa dana pendidikan antara BSM

dengan Madrasah Pembangunan UIN Jakarta ?

2. Bagaimana analisa kerjasama penyaluran pembiayaan Multijasa dana

pendidikan BSM dengan Madrasah Pembangunan UIN Jakarta ?

C. Tujuan dan manfaat penelitian

Bertitik tolak pada permasalahan diatas, maka yang menjadi tujuan

penulisan ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis mekanisme Pembiayaan Multijasa BSM ke Madrasah

Pembangunan UIN Jakarta

2. Untuk menganalisis kerjasama penyaluran pembiayaan Multijasa antara BSM

dengan Madrasah Pembangunan UIN Jakarta

Adapun hasil dari penelitian dan penulisan skripsi ini diharapkan dapat

memberikan manfaat bagi perbankan syariah, pembaca maupun pribadi, selain itu

juga diharapkan dapat bermanfaat:

Page 17: 102326 Nelisa Agustina Fsh

7

1. Bagi penulis sendiri

Penelitian ini sangat bermanfaat karena dapat menambah wawasan

ilmu pengetahuan di bidang kerjasama bank dalam pembiayaan Multijasa

dana pendidikan.

2. Bagi objek penelitian (Madrasah Pembangunan UIN)

Dapat menjadi rujukan dan perbandingan dalam menerapkan kerja

sama pembiayaan Multijasa dana pendidikan dengan bank syariah biar lebih

efektif.

3. Bagi Pembaca

Dapat memberikan alternatif pilihan bagi masyarakat dalam

menentukan lembaga keuangan bank yang sesuai dengan prinsip syariat

islam.

4. Bagi Kalangan Akademisi

Dengan adanya skripsi ini diharapkan dapat lebih bermanfaat bagi kita

semua dan bisa menjadi sumber referensi dan acuan yang jelas didalam

memilih pembiayaan Multijasa.

5. Bagi Dunia Pustaka

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumbangan

yang berguna dalam memperkaya koleksi dan ruang lingkup karya-karya

penelitian lapangan

Page 18: 102326 Nelisa Agustina Fsh

8

D. Metode Penelitian

Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu yang

mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu

pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan suatu metode. Dengan

demikian, metode penelitian ialah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-

peraturan yang terdapat dalam penelitian.8 Penelitian ini menggunakan metode

normatif, metode penelitian hukum yang dilakukan dengan meneliti bahan

pustaka atau data sekunder belaka. Penelitian ini dilakukan untuk

mengidentifikasi konsep dan asas-asas serta prinsip-prinsip syariah yang

digunakan untuk mengatur perbankan syariah, khususnya sistem pembiayaan

ijarah. Metode berpikir yang digunakan adalah metode berpikir deduktif (cara

berpikir dalam penarikan kesimpulan yang ditarik dari sesuatu yang sifatnya

umum yang sudah dibuktikan bahwa dia benar dan kesimpulan itu ditujukan

untuk sesuatu yang sifatnya khusus). Ruang lingkup metode penelitian dari karya

akhir ini akan membahas berbagai aspek yang berkaitan dengan kerjasama

pembiayaan multijasa antara bank syariah dengan lembaga penyedia jasa.

Selanjutnya dalam penulisan hasil karya ini akan digunakan metodologi penelitian

yang terdiri dari beberapa unsur, yaitu sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian yang

bersifat deskripktif analisis, yakni penelitian yang menggambarkan data dan

8 Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: Bumi Aksara, 1998), Cat. II, hal. 42.

Page 19: 102326 Nelisa Agustina Fsh

9

informasi yang diperoleh peneliti di lapangan mengenai kerjasama

pembiayaan Multijasa antara BSM dengan Madrasah Pembangunan UIN.

2. Sumber Data

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan sumber data

yaitu:

a. Data primer, yaitu data yang diperoleh dari hasil wawancara dari salah

satu pejabat Madrasah Pembangunan UIN.

b. Data sekunder, yaitu catatan-catatan laporan pembiayaan Multijasa dan

dari literatur-literatur kepustakaan seperti buku-buku serta sumber lainnya

yang berkaitan dengan materi penulisan ini.

3. Objek Penelitian

Objek penelitian ini ditetapkan secara khusus pada Madrasah

Pembangunan UIN dan diarahkan untuk mengumpulkan data yang

mendukung untuk menjawab permasalahan yang telah diungkapkan diatas.

Penelitian ini khususnya diarahkan pada bidang-bidang pembiayaan.

Untuk kepentingan penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan

teknik:

a. Kepustakaan (library research), dilakukan untuk memperoleh dan

memahami konsep-konsep dan teori serta ketentuan-ketentuan tentang

pembiayaan Multijasa. Penelitian kepustakaan, yaitu mencari data-data

yang diperoleh, literatur dan referensi yang berhubungan dengan judul

skripsi di atas. Dari penelitian ini diharapkan dapat memperoleh kerangka

teori yang relevan dengan pokok bahasan dalam operasi penelitian ini.

Page 20: 102326 Nelisa Agustina Fsh

10

b. Lapangan (field research), yaitu melakukan pencarian data-data dan

informasi mengenai permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini melalui

wawancara, studi dokumentasi, observasi.

4. Metode Analisis

Dalam mengolah dan menganalisa data, digunakan metode yang

bersifat normatif, yaitu dengan cara menggambarkan kondisi yang ada melalui

data-data yang didapat dari lapangan kemudian diterjemahkan dalam keadaan

sebenarnya.

5. Teknik Penulisan Skripsi

Teknik penulisan skripsi ini berdasarkan pada buku “Pedoman

Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah”,

Jakarta, Tahun 2010.

E. Review Studi Terdahulu

Adapun studi terdahulu untuk penelitian yang akan saya lakukan

melihat kepada beberapa penelitian skripsi terdahulu, yaitu :

Penelitian lain 1 Penelitian lain 2 Skripsi Saya

Judul Konsep Ijarah Terhadap

Jasa Pelayanan Pada

Koperasi Maju Bersama

kec. Bekasi Selatan kab

Bekasi

Konsep Ijarah dan

Aplikasinya dalam

Pembiayaan

Multijasa pada

BPRS Wakalumi

Kerjasama Pembiayaan

Multijasa Dana

Pendidikan antara BSM

dengan Madrasah

Pembangunan UIN

Jakarta

Page 21: 102326 Nelisa Agustina Fsh

11

Focus Menjadi focus kajian

skripsi ini, yaitu

membahas jasa-jasa

koperasi maju bersama

dengan melihat praktek

yang ada di koperasi maju

bersama

lebih

memfokuskan

aplikasi yang

dilakukan oleh

nasabah

pembiayaan

multijasa tersebut

dan kaitannya

dengan

penggunaan akad

ijarah itu sendiri.

Jadi lebih

memfokuskan

pada aplikasi yang

dilakukan oleh

nasabah

pembiayaan

multijasa di BPRS

Wakalumi.

Pada penelitian ini

penulis lebih

memfokuskan pada

kerja sama antara BSM

dengan Madrasah

Pembangunan UIN

Jakarta yang berkaitan

dengan aplikasi yang

dilakukan oleh BSM

dalam pembiayaan

Multijasa Dana

Pendidikan.

Metode Penelitian ini

menggunakan metode

deskriptif kualitatif

Penelitian ini

menggunakan

metode deskriptif

kualitatif

menggabungkan

penelitian

kepustakaan dan

observasi lapangan

Penelitian saya

menggunakan metode

normatif

menggabungkan

penelitian kepustakaan,

wawancara dan

observasi lapangan

Page 22: 102326 Nelisa Agustina Fsh

12

Obyek Koperasi Maju Bersama

kec. Bekasi Selatan kab

Bekasi

BPRS Wakalumi Bank Syariah Mandiri

dan Madrasah

Pembangunan UIN

Jakarta

Pendekatan Pendekatan deskriptif

kualitatif

Pendekatan

deskriptif

kualitatif

Pendekatan normatif

Kesimpulan Dalam skripsi ini dapat di

simpulkan bahwa masih

kurangnya pemahaman

para pelaku di koperasi

maju bersama terhadap

perekonomian syariah,

yang juga mempunyai

kontrak (akad) yang lebih

transparan, seperti ijarah

sehingga masih

menggunakan bunga

dalam aktifitasnya dan

kurang detailnya isi-isi

dalam pelayanan, yang

dikhawatirkan

menimbulkan masalah di

masa yang akan datang.

Dalam skripsi ini

dapat disimpulkan

dalam prakteknya

di BPRS

Wakalumi, produk

IB Multijasa

menggunakan

akad wakalah dan

ijarah, dimana

BPRS memberikan

jasa dalam

memenuhi

kebutuhan

nasabahnya

dengan

memberikan kuasa

kepada nasabah

untuk

membayarkannya

kepada pihak

ketiga

Kesimpulan dari skripsi

ini pembiayaan

multijasa dana

pendidikan ini

mempunyai beberapa

keunggulan yaitu

mekanisme pencairan

yang sangat mudah dan

cepat dengan

menggunakan akad

ijarah dan kontrak

kerjasama antara BSM

dengan Madrasah

Pembangunan UIN

Jakarta sesuai dengan

pandangan hukum

islam.

Page 23: 102326 Nelisa Agustina Fsh

13

F. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini diperlukan adanya suatu uraian mengenai

susunan dari tulisan yang dibuat agar pembahasan menjadi teratur dan terarah

pada permasalahan yang sedang dibahas. Untuk itu skripsi ini akan di bagi ke

dalam lima bab, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab pendahuluan, yang mencakup latar belakang masalah,

perumusan masalah, manfaat penelitian, tujuan penelitian, review studi

terdahulu, metode penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II PEMBIAYAAN MULTIJASA

Pada bab ini penulis menjelaskan tentang produk pembiayaan

multijasa, Skema Akad yang Digunakan dan Teknik Penghitungannya.

BAB III GAMBARAN UMUM BANK SYARIAH MANDIRI DAN

MADRASAH PEMBANGUNAN UIN JAKARTA

Melanjutkan dari bab II selanjutnya penulis mencoba menjabarkan

tentang objek penelitian yaitu pada Madrasah Pembangunan UIN

Jakarta dari sejarah singkat, visi, misi, tujuan Madrasah Pembangunan

UIN Jakarta, struktur organisasinya serta BSM.

BAB IV KERJASAMA PEMBIAYAAN MULTIJASA DANA

PENDIDIKAN ANTARA BSM DENGAN MADRASAH

PEMBANGUNAN UIN JAKARTA

Pada bab ini penulis menguraikan tentang analisis Mekanisme

pembiayaan Multijasa BSM dengan Madrasah Pembangunan UIN

Page 24: 102326 Nelisa Agustina Fsh

14

Jakarta, analisa terhadap Pembiayaan Multijasa antara BSM dengan

Madrasah Pembangunan UIN Jakarta meliputi: Analisis Produk, Analisis Akad dan Analisis Kerjasama BSM dengan Madrasah PembangunanBAB VPENUTUPMerupakan bagian penutup dikemukakan kesimpulan dari semua permasalahan yang dibahas dan memberikan saran-saran

Page 25: 102326 Nelisa Agustina Fsh

BAB II

PEMBIAYAAN MULTIJASA

A. Produk Pembiayaan Multijasa

1. Pengertian Ijarah Multijasa

Secara terminologi atau menurut bahasa multijasa terdiri dari dua kata,

multi yaitu banyak, bermacam-macam dan kata jasa yang berarti perbuatan

yang berguna atau bernilai bagi orang lain. Jadi multijasa adalah sebuah

perbuatan atau manfaat yang bermacam-macam gunanya bagi orang lain.

Menurut terminologi istilah pembiayaan ijarah multijasa adalah pembiayaan

yang diberikan oleh lembaga keuangan syariah, baik perbankan atau non

perbankan kepada nasabah dalam memperoleh manfaat dan jasa1. Pembiayaan

ijarah multijasa merupakan fasilitas biaya konsumtif yang tidak bertentangan

dengan syariah seperti biaya pendidikan, kesehatan, pernikahan, naik haji dan

umroh2. Pada umumnya pembiayaan multijasa yang terjadi di lembaga

keuangan syariah yaitu membeli jasa manfaat dari penyedia jasa, kemudian

nasabah akan membayar ujrah (fee) sebagai kompensasi atas manfaat yang

diperolehnya dengan cara mengangsur atau langsung melunasi sekaligus

sesuai dengan kesepakatan dalam perjanjian di awal akad.

1 Serambi Indonesia, “Hukum Transaksi Pembiayaan Ijarah Multijasa”,artikel di akses pada 7 Mei 2011 dari http:// www.serambinews.com /

2 ISM, “BNI Syariah Luncurkan Multijasa iB”, artikel di akses pada 12 Mei 2011 dari http://www.niriah.com/

15

Page 26: 102326 Nelisa Agustina Fsh

16

2. Landasan Hukum Pembiayaan Ijarah Multijasa

a. Al-qur‟an

Ada beberapa ayat yang menegaskan dibolehkannya pembiayaan

multijasa. Contohnya terdapat pada surat yusuf ayat 72 yang berbunyi :

Artinya : “penyeru-penyeru itu berkata : “kami kehilangan piala raja, dan barang siapa yang dapat mengembalikannya akan memperoleh bahan makanan (seberat) beban unta, dan aku menjamin terhadapnya”.

Ayat ini menjelaskan tentang ujrah dari jualah (sayembara), ketika

seseorang dapat melakukan sesuatu yang bisa melakukan sesuatu yang

diinginkan, maka ia dapat mendapatkan imbalan sebagai pengganti jasa

tersebut.

Sedangkan pembiayaan ijarah multijasa tidak diperbolehkan

dalam hal kemaksiatan atau yang diluar syariat islam, ini ditegaskan

dalam surat al- maidah ayat 2:

Artinya : “dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran dan bertakwalah kamu kepada allah, sesungguhnya allah amat berat siksa-Nya.”

Page 27: 102326 Nelisa Agustina Fsh

17

b. Hadis

Selain dalil-dalil dari al-qur‟an, ada juga beberapa hadis yang

membolehkan dan menjelaskan sebagai pendukung atau pegangan dalam

bertransaksi menggunakan akad ijarah multijasa. Seperti hadis riwayat

tirmidzi di bawah ini.

3

Artinya: “perjanjian boleh dilakukan di antara kaum muslimin kecuali perjanjian yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram, dan kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram.”

Sesuai dengan hadis di atas, bahwa rasulullah SAW membolehkan

umatnya untuk menolong satu sama lain dengan melakukan perjanjian

atau mengikat akad, asalkan tidak menghalalkan yang haram dan

mengharamkan yang halal.

c. Kaidah fiqh

Pada dasarnya semua bentuk muamalah adalah boleh dilakukan,

kecuali ada dalil yang mengharamkannya. Jadi, pembiayaan ijarah

multijasa juga boleh oleh agama islam, karena belum ada dalil yang

mengharamkannya.

3 Abdul Qadir Syaibah Al-Hamd, Fiqh Islam: Syarah Bulughul Maram, (Jakarta: Darul Haq, 2005) h 310

Page 28: 102326 Nelisa Agustina Fsh

18

Ketentuan berkaitan dengan ijarah multijasa didasarkan kepada fatwa

DSN-MUI No: 44/DSN-MUI/VII/2004 tentang pembiayaan multijasa.

Menurut pasal 17 PBI No.7/46/PBI/2005, yaitu PBI yang telah dicabut dengan

PBI No. 10/16/PBI/2008, kegiatan penyaluran dana dalam bentuk pembiayaan

berdasarkan ijarah untuk transaksi multijasa berlaku persyaratan paling

kurang sebagai berikut :

a. Bank dapat menggunakan akad ijarah untuk transaksi multijasa dalam

jasa keuangan antara lain dalam bentuk pelayanan pendidikan,kesehatan,

ketenagakerjaan, dan kepariwisataan

b. Dalam pembiayaan kepada nasabah yang menggunakan akad ijarah untuk

transaksi multijasa, bank dapat memperoleh imbalan jasa (ujrah) atau fee

c. Besar ujrah atau fee harus disepakati di awal dan dinyatakan dalam bentuk

nominal bukan dalam bentuk persentase4.

Menurut fatwa DSN-MUI No. 44/DSN-MUI/VII/2004 tersebut,

ketentuan dari pembiayaan multijasa adalah sebagai berikut :

a. Pembiayaan multijasa hukumnya boleh (jaiz) dengan menggunakan akad

ijarah atau kafalah

b. Dalam hal LKS menggunakan akad ijarah, maka harus mengikuti semua

ketentuan yang ada dalam fatwa ijarah

c. Dalam hal LKS menggunakan akad kafalah, maka harus mengikuti semua

ketentuan yang ada dalam fatwa kafalah

4 Peraturan bank Indonesia No 7/46/PBI/2005 tentang akan penghimpunan dan penyalyur dana bagi yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah pasal 17 ayat 1, 2, dan 3

Page 29: 102326 Nelisa Agustina Fsh

19

d. Dalam kedua pembiayaan multijasa tersebut, LKS dapat memperoleh

imbalan jasa (ujrah) atau fee

e. Besar ujrah atau fee harus disepakati di awal dan dinyatakan dalam bentuk

nominal bukan dalam bentuk persentase

Berdasarkan fatwa DSN dan ketentuan PBI tersebut, pembiayaan

ijarah multijasa dijalankan oleh bank syariah dengan prosedur sebagai

berikut:

a. Pelaksanaan ijarah multijasa dituangkan dalam akad ijarah dengan objek

manfaat atas suatu jasa

b. Bank diperkenankan memperoleh imbalan jasa atau fee atas jasa yang

diberikan

c. Besarnya imbalan jasa atau fee disepakati diawal5.

Objek Ijarah Multijasa :

Bank dapat menggunakan akad ijarah untuk transaksi multi jasa

dalam jasa keuangan antara lain dalam bentuk pelayanan :

1) Pendidikan

2) Kesehatan

3) Ketenagakerjaan

4) Kepariwisataan

5 Sutan Remy Syahdeini. Perbankan Syariah : Produk-Produk dan Aspek-Aspek Hukumnya, (Jakarta: PT Jayakarta Agung) cet 1, hal. 253.

Page 30: 102326 Nelisa Agustina Fsh

20

d. Besarnya ujrah dan jangka waktu

Nasabah membayar uang upah/ujrah sesuai dengan kesepakatan.

Jangka waktu maksimum Ijarah Multijasa adalah 3 tahun Besarnya

upah/ujrah harus disepakati diawal dan dinyatakan dalam bentuk tabel

yang sudah ditentukan pada SOP Multijasa.

B. Skema Akad Yang digunakan

1. Pengertian ijarah

Lafaz al-ijarah dalam bahasa arab berarti upah, sewa, jasa, atau

imbalan.

Secara terminologi, ada beberapa definisi ijârah yang dikemukakan para

ulama fiqh :

Pertama, Ulama Hanâfiyah mendefinisikannya dengan: “ transaksi

terhadap suatu manfaat dengan imbalan”.

Kedua, ulama syafi’iyah mendefinisikannya dengan “Akad terhadap

manfaat yang dituju, tertentu, bersifat mubah dan boleh dimanfaatkan dengan

imbalan tertentu”.

Ketiga, ulama malikiyah dan hanabilah mendefinisikannya dengan:

“Pemilikan manfaat sesuatu yang dibolehkan dalam waktu tertentu dengan

suatu imbalan”.

Berdasarkan beberapa definisi diatas, maka akad al-ijarah tidak boleh

dibatasi oleh syarat. Akad al-ijarah juga tidak berlaku pada pepohonan untuk

Page 31: 102326 Nelisa Agustina Fsh

21

diambil buahnya, karena buah itu sendiri adalah materi, sedangkan akad al-

ijarah itu hanya ditujukan kepada manfaat. Demikian juga halnya dengan

kambing tidak boleh dijadikan sebagai obyek al-ijarah untuk diambil susu

atau bulunya, karena susu dan bulu kambing termasuk materi.6

Menurut penjelasan atas peraturan bank Indonesia no 9/19/PBI/2007,

ijarah adalah transaksi sewa menyewa atas suatu barang dan atau jasa antara

pemilik objek sewa termasuk kepemilikan hak pakai atas objek sewa dengan

penyewa untuk mendapatkan imbalan atas objek sewa yang disewakan7. Jadi

pada prinsipnya ijarah sama saja dengan prinsip jual beli, tapi perbedaannya

terletak pada objek transaksinya. Bila pada jual beli objek transaksinya adalah

barang, pada ijarah objek transaksinya adalah barang maupun jasa, baik

manfaat atas barang maupun manfaat atas tenaga kerja.

Sedangkan arti dari pembiayaan ijarah adalah pembiayaan berupa

talangan dana yang dibutuhkan nasabah untuk memiliki suatu barang/jasa

dengan kewajiban menyewa barang tersebut sampai jangka waktu tertentu

sesuai dengan kesepakatan. Inti dari suatu perjanjian sewa-menyewa adalah

perjanjian yang berkaitan dengan pemberian manfaat kepada pihak penyewa

dengan kontraprestasi berupa biaya sewa8.

6 Nasrun Haroen. Fiqh Muamalah, (Jakarta: PT Gaya Media Pratama, 2007) hal. 228-229.

7 Undang-Undang Perbankan Syariah (No 21 Tahun 2008), hal. 102.

8 Abdul Ghofur Anshori, Perbankan Syariah di Indonesia, (PT Gajah Mada Universitas Press), 2007 cet 1 h 117

Page 32: 102326 Nelisa Agustina Fsh

9

22

2. Landasan Hukum Ijarah

a. Al-quran

Artinya: “Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada allah dan ketahuilah bahwa allah maha melihat apa yang kamu kerjakan.”(Al-Baqarah : 233)

Dalil dari ayat tersebut adalah ungkapan “apabila kamu

memberikan pembayaran yang patut”. Ungkapan tersebut menunjukkan

adanya jasa yang diberikan (menyusukan anak) berkat kewajiban

membayar upah (fee) secara patut.

b. Hadis

Salah satu hadis yang menjelaskan tentang ijarah adalah

Artinya: “berikanlah upah atau jasa kepada orang yang kamu pekerjakan sebelum kering keringat mereka”. (HR. Ibnu Majah dari Abdillah bin Umar).

Rukun dan Syarat Ijarah

Rukun dari akad ijarah yang harus dipenuhi dalam transaksi ada

beberapa, yaitu:

Page 33: 102326 Nelisa Agustina Fsh

9 Abu „Abdullah Muhammad Ibn Yazis Al-Qazumi, Kitab Sunan Ibn Majah, (Beirut: Darul Fikr, 1995), Jilid 2 Hadist 2443. Hal. 20.

Page 34: 102326 Nelisa Agustina Fsh

23

a. Kedua orang yang berakad. Pelaku akad, yaitu musta’jir (penyewa) adalah

pihak yang menyewa asset, dan mu’jir (pemilik) adalah pihak yang

menyewakan asset. Jumhur ulama sepakat bahwa syarat utama pelaku

akad adalah orang yang sudah baligh dan berakal.10

b. Objek akad, yaitu ma’jur ( asset yang disewakan), menurut jumhur ulama

asset yang disewakan haruslah bermanfaat dan merupakan barang yang

halal

Sedangkan menurut fatwa DSN-MUI no 9/DSN-MUI/IV/2000 objek akad

dalam ijarah dibagi menjadi dua yaitu :

1) Manfaat barang dan sewa

2) Manfaat jasa dan upah

c. Ujrah (harga sewa/imbalan)

d. Shighat yaitu ijab dan qabul berupa pernyataan dari kedua belah pihak

yang berkontrak.

Sedangkan syarat akad ijarah adalah :

a. Syarat bagi kedua orang yang berakad, adalah telah baligh dan berakal.

Dengan demikian, apabila orang yang belum atau tidak berakal, seperti

anak kecil atau orang gila, menyewakan hartanya, atau diri mereka

sebagai buruh (tenaga dan ilmu boleh disewa) maka ijarahnya tidak sah.

10 M. Ali Hasan. Berbagai Macam Transaksi Dalam Islam : Fikih Muamalat, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2004), ed 1 cet ke 2, hal. 231.

Page 35: 102326 Nelisa Agustina Fsh

24

b. Kerelaan kedua belah pihak dalam melakukan akad ijarah. Apabila ada

salah satu diantara keduanya terpaksa melakukan akad ijarah, maka

akadnya tidak sah.

c. Jasa dan manfaat harus diketahui dengan jelas oleh kedua belah pihak,

sehingga tidak terjadi perselisihan di belakang hari

d. Kepemilikan asset tetap pada pihak yang menyewakan yang bertanggung

jawab atas pemeliharaannya agar objek tetap bermanfaat11.

e. Akad ijarah dapat dihentikan apabila asset atau objek ijarah tidak lagi

memberikan manfaat kepada penyewa. Jika asset tersebut itu rusak dalam

periode kontrak, maka akad ijarah tetap berlaku.

f. Uang dan sewa haruslah bernilai dana jelas12.

3. Ketentuan Objek Ijarah

Objek ijarah adalah manfaat dari penggunaan barang dan jasa.

Manfaat yang menjadi objek ijarah harus diketahui secara sempurna,

sehingga tidak muncul perselisihan di kemudian hari. Apabila manfaat yang

akan menjadi objek ijarah itu tidak jelas, maka akadnya tidak sah. Kejelasan

manfaat itu dapat dilakukan dengan menjelaskan jenis manfaatnya, dan

penjelasan berapa lama manfaat di tangan penyewa.

Pembagian Ketentuan Objek Ijarah:

11 Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, hal. 101.

12 Hamzah Ya‟kub, Fiqh Muamalah : Kode Etik Dagang Menurut Islam, Pola Pembinaan Hidup Dalam Berekonomi, ( Bandung : CV Diponegoro, 1992), cet ke 2, hal. 322-323.

Page 36: 102326 Nelisa Agustina Fsh

25

a. Objek ijarah harus diketahui secara sempurna, sehingga tidak muncul

perselisihan di kemudian hari. Apabila manfaat yang akan menjadi objek

ijarah itu tidak jelas, maka akadnya tidak sah. Kejelasan manfaat itu dapat

dilakukan dengan menjelaskan jenis manfaatnya, dan penjelasan berapa

lama manfaat di tangan si penyewa.

b. Objek ijarah itu boleh diserahkan dan dipergunakan secara langsung dan

tidak bercacat. Oleh karena itu, para ulama fikih sepakat menyatakan

bahwa tidak boleh menyewakan sesuatu yang tidak boleh diserahkan dan

dimanfaatkan langsung oleh penyewa.

c. Objek ijarah itu sesuatu yang dihalalkan oleh syara‟. Oleh sebab itu, para

ulama fikih sepakat menyatakan tidak boleh menyewa seseorang untuk

mengajarkan ilmu sihir, menyewa orang untuk membunuh orang lain, dan

orang islam tidak boleh menyewakan rumah kepada non muslim untuk

dijadikan tempat ibadah mereka. Kaidah fikih menyatakan “sewa

menyewa dalam masalah maksiat tidak boleh”.

d. Objek ijarah itu merupakan sesuatu yang biasa disewakan, seperti rumah,

mobil, dan hewan tunggangan.

e. Objek ijarah adalah manfaat dari penggunaan barang dan atau jasa

f. Manfaat barang harus bisa dinilai dan dapat dilaksanakan dalam kontrak

g. Pemenuhan manfaat harus yang bersifat dibolehkan

h. Kesanggupan memenuhi manfaat harus nyata dan sesuai dengan syariah

Page 37: 102326 Nelisa Agustina Fsh

Akad Pembiayaan Ijarah

Permohonan Pembiayaan Ijarah

A. Nasabah

26

i. Manfaat harus dikenali secara spesifik sedemikian rupa untuk

menghilangkan jahalah (ketidaktahuan) yang akan mengakibatkan

sengketa

j. Spesifikasi manfaat harus dinyatakan dengan jelas, termasuk jangka

waktunya.

k. Sewa adalah sesuatu yang dijanjikan dan dibayar nasabah kepada LKS

sebagai pembayaran manfaat. Sesuatu yang dapat dijadikan harga dalam

jual beli dapat pula dijadikan sewa (ujrah) dalam ijarah.

l. Pembayaran sewa boleh berbentuk jasa (manfaat lain) dari jenis yang

sama dengan objek kontrak

m. Kelenturan dalam menentukan sewa dapat diwujudkan dalam ukuran

waktu, tempat, dan jarak.

4. Skema dan Pola Pembiayaan Ijarah

Skema pembiayaan ijarah

B. Bank Syariah

2. Menyewa/membeli objek Ijarah

4. Ijarah

C. Supplier/Penjual/PemilikD. Objek Ijarah

Page 38: 102326 Nelisa Agustina Fsh

27

Keterangan :

1) Nasabah mengajukan pembiayaan ijarah ke bank syariah

2) Bank syariah membeli/menyewa barang yang diinginkan oleh nasabah

sebagai objek ijarah, dari supplier/penjual/pemilik

3) Setelah dicapai kesepakatan antara nasabah dengan bank mengenai

barang objek ijarah, tarif ijarah, periode ijarah dan biaya

pemeliharaannya, maka akad pembiayaan ijarah ditandatangani.

Nasabah diwajibkan menyerahkan jaminan yang dimiliki.

4) Bank menyerahkan objek ijarah kepada nasabah sesuai akad yang

disepakati. Setelah periode ijarah berakhir, nasabah mengembalikan

objek ijarah tersebut kepada bank.

a) bila bank membeli objek ijarah tersebut (al-bai’ wal ijarah),

setelah periode ijarah berakhir objek ijarah disimpan oleh bank

sebagai asset yang dapat disewakan kembali.

b) Bila bank menyewa objek ijarah tersebut (al-ijarah wal ijarah,

atau ijarah parallel), setelah periode ijarah berakhir objek ijarah

tersebut dikembalikan oleh bank kepada supplier/penjual/pemilik.

a. Jenis Barang atau Jasa Yang Dapat Disewakan

1) barang modal : asset tetap, misalnya bangunan, gedung, kantor, ruko,

dan lain-lain.

2) barang produksi : mesin, alat-alat berat, dan lain-lain.

3) barang kendaraan transportasi : darat, laut dan udara

Page 39: 102326 Nelisa Agustina Fsh

28

4) jasa untuk membayar ongkos :

a) uang sekolah/kuliah

b) tenaga kerja

c) hotel

d) angkut dan transportasi dan sebagainya13.

5. Pembatalan ijarah yang dibenarkan

Mazhab Hanafi berpendapat bahwa sebuah kontrak ijarah boleh

dibatalkan sepihak kalau ada alasan yang kuat dan sangat substansial. Alasan

tersebut biasanya berhubungan dengan tidak dimungkinkannya pemanfaatan

dari asset sewa itu. Ada pertimbangan khusus mengapa pembatalan kontrak

sewa dengan alasan yang kuat dibenarkan. Salah satu yang memiliki alasan itu

akan dirugikan oleh sesuatu yang ia tidak setujui dalam kontrak. Maka

bolehnya pembatalan kontrak dalam kondisi seperti itu dimaksudkan untuk

mencegah salah satu pihak menderita kerugian secara terpaksa14.

C. Teknik Penghitungan

Dalam pembiayaan multijasa, lembaga keuangan syariah dapat

memperoleh ujrah. Ujrah adalah imbalan yang diberikan atau yang diminta atas

13 Adiwarman Karim, Bank Islam : Analisis Fiqh dan Keuangan, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,2009), cet ke 3, hal. 146-147.

14 Muhammad Syafi‟i Antonio, Bank Syariah : Wacana Ulama dan Cendekiawan, (Jakarta : Tazkia Institute,1999), cet 1, hal. 162-163.

Page 40: 102326 Nelisa Agustina Fsh

29

suatu pekerjaan yang dilakukan.15 Dalam ujrah disyaratkan diketahui jumlahnya

oleh kedua belah pihak, baik dalam sewa-menyewa maupun dalam upah

mengupah16.

Kebutuhan masyarakat untuk memperoleh manfaat suatu barang sering

memerlukan pihak lain melalui akad Ijarah. Ujrah dalam Ijarah harus disepakati

pada saat akad. Akan tetapi, dalam kondisi tertentu terkadang salah satu atau para

pihak memandang perlu untuk melakukan review atas besaran ujrah yang telah

disepakati tersebut.

Ketentuan Hukum

1. Review Ujrah boleh dilakukan antara para pihak yang melakukan akad Ijarah

apabila memenuhi syarat sebagai berikut :

a. Terjadi perubahan periode akad Ijarah

b. Ada indikasi sangat kuat bahwa bila tidak dilakukan review maka akan

timbul kerugian bagi salah satu pihak

c. Disepakti oleh kedua belah pihak

2. Review atas besaran ujrah setelah periode tertentu :

a. Ujrah yang telah disepakati untuk suatu periode akad Ijarah tidak boleh

dinaikkan

b. Besaran ujrah boleh ditinjau ulang periode berikutnya dengan cara yang

diketahui dengan jelas oleh kedua belah pihak

15 Ascarya, Akad dan Produk Bank Syaria, hal. 110.

16 Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, (Jakarta : PT Raja Grafindo, 2007), hal. 118.

Page 41: 102326 Nelisa Agustina Fsh

30

c. Peninjau kembali besaran ujrah setelah jangka waktu tertentu harus

disepakati kedua belah pihak sebelumnya dan disebutkan dalam akad

d. Dalam keadaan sewa yang berubah-ubah, sewa untuk periode akad

pertama harus dijelaskan jumlahnya. Untuk periode akad berikutnya boleh

berdasarkan rumusan yang jelas dengan ketentuan tidak menimbulkan

perselisihan.17

Contoh penghitungan akad ijarah:18

Bapak Ahmad hendak menyewa sebuah ruang perkantoran disebuah gedung

selama 1 tahun mulai dari tanggal 1 Mei 2010. Pemilik gedung menginginkan

pembayaran sewa secara tunai dimuka sebesar Rp. 240.000.000,-. Dengan

pola pembayaran tersebut, kemampuan keuangan Bpk. Ahmad tidak

memungkinkan. Bpk. Ahmad hanya dapat membayar sewa secara angsuran

per bulan. Untuk memecahkan masalah ini, Bpk. Ahmad mendatangi sebuah

bank syariah untuk meminta pembiayaan, dengan memaparkan kondisi

kebutuhan dan keuangannya.

Analisa bank : berikut adalah analisa bank dalam memberikan pendanaan

dengan memperhitungkan kebutuhan dan kemampuan financial/keuangan

nasabah serta required rate of profit bank (sebesar 20%) :

a. Harga sewa 1 tahun (tunai dimuka) : Rp. 240.000.000,-

b. Required rate of profit bank (20%) : Rp. 48.000.000,-

17 Ahmad Ifham Sholihin, Buku Pintar Ekonomi Syariah, (Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama,2010), hal. 724.

18 Adiwarman Karim, Bank Islam : Analisis Fiqh dan Keuangan, hal. 155.

Page 42: 102326 Nelisa Agustina Fsh

31

c. Harga sewa kepada nasabah Rp. 288.000.000,-

d. Periode pembiayaan : 12 bulan (=360 hari)

e. Besarnya angsuran nasabah per bulan : Rp. 24.000.000,-

Dengan analisa tersebut maka bentuk pembiayaan yang diberikan oleh bank

kepada Bpk. Ahmad adalah:Pembiayaan ijarah, harga sewa Rp. 288.000.000,- jangka waktu 12 bulan, angsuran per bulan Rp. 24.000.000,-/bulan.

Page 43: 102326 Nelisa Agustina Fsh

BAB III

GAMBARAN UMUM BANK SYARIAH MANDIRI DAN MADRASAH

PEMBANGUNAN UIN JAKARTA

A. Profil Bank Syariah Mandiri

1. Sejarah Singkat Bank Syariah Mandiri

Krisis ekonomi dan moneter sejak Juli 1997, yang disusul dengan

krisis multi-dimensi termasuk di panggung politik nasional, telah

menimbulkan beragam dampak negatif yang sangat hebat terhadap seluruh

sendi kehidupan masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha. Dalam kondisi

tersebut, industri perbankan nasional yang didominasi oleh bank-bank

konvensional mengalami krisis luar biasa. Pemerintah akhirnya mengambil

tindakan dengan merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian bank-bank di

Indonesia.1

Salah satu bank konvensional, PT Bank Susila Bakti (BSB) yang

dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang

Negara dan PT Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis. BSB berusaha

keluar dari situasi tersebut dengan melakukan upaya merger dengan beberapa

bank lain serta mengundang investor asing.

Pada saat bersamaan, pemerintah melakukan penggabungan (merger)

empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim, dan

2011

1 http://www.syariahmandiri.co.id/category/info-perusahaan/ diakses pada tanggal 24 Mei

32

Page 44: 102326 Nelisa Agustina Fsh

33

Bapindo) menjadi satu bank baru bernama PT Bank Mandiri (Persero) pada

tanggal 31 Juli 1999. Kebijakan penggabungan tersebut juga menempatkan

dan menetapkan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. sebagai pemilik mayoritas

baru BSB.

Sebagai tindak lanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri melakukan

konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan Perbankan Syariah.

Pembentukan tim ini bertujuan untuk mengembangkan layanan perbankan

syariah di kelompok perusahaan Bank Mandiri, sebagai respon atas

diberlakukannya UU No. 10 tahun 1998, yang memberi peluang bank umum

untuk melayani transaksi syariah (dual banking system).2

Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa

pemberlakuan UU tersebut merupakan momentum yang tepat untuk

melakukan konversi PT Bank Susila Bakti dari bank konvensional menjadi

Bank Syariah. Oleh karenanya, Tim Pengembangan Perbankan Syariah segera

mempersiapkan sistem dan infrastrukturnya, sehingga kegiatan usaha BSB

berubah dari bank konvensional menjadi bank yang beroperasi berdasarkan

prinsip syariah dengan nama PT Bank Syariah Mandiri sebagaimana

tercantum dalam Akta Notaris: Sutjipto, SH, No. 23 tanggal 8 September

1999.

Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah

dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI No.

2 Ibid

Page 45: 102326 Nelisa Agustina Fsh

34

1/24/ KEP.BI/1999, 25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat Keputusan

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/ 1999, BI

menyetujui perubahan nama menjadi PT Bank Syariah Mandiri. Menyusul

pengukuhan dan pengakuan legal tersebut, PT Bank Syariah Mandiri secara

resmi mulai beroperasi sejak Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1

November 1999.3

PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil dan tumbuh sebagai bank

yang mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang

melandasi kegiatan operasionalnya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-

nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri

dalam kiprahnya di perbankan Indonesia. BSM hadir untuk bersama

membangun Indonesia menuju Indonesia yang lebih baik.

2. Visi dan Misi

Visi

Menjadi Bank Syariah Terpercaya Pilihan Mitra Usaha.4

Misi

a. Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan yang berkesinambungan

b. Mengutamakan penghimpunan dana konsumer dan penyaluran

pembiayaan pada segmen UMKM

2011

3 http://www.syariahmandiri.co.id/category/info-perusahaan/ diakses pada tanggal 24 Mei

4 Ibid

Page 46: 102326 Nelisa Agustina Fsh

35

c. Merekrut dan mengembangkan pegawai profesional dalam lingkungan

kerja yang sehat

d. Mengembangkan nilai-nilai syariah universal

e. Menyelenggarakan operasional bank sesuai standar perbankan yang

sehat.5

PT Bank Syariah Mandiri sebagai bany yang beroperasi atas dasar

prinsip syariah menetapkan budaya perusahaan yang mengacu kepada

akhlakul karimah yaitu sikap pribadi kaum muslimin. Sikap tersebut

terangkum dalam sikap dasar yang disingkat dengan kata SIFAT yaitu:6

a. Siddiq (integritas)

b. Istiqomah (kesabaran)

c. Fathonah (profesionalisme)

d. Amanah (terpecaya)

e. Tabligh (kasih sayang)

Selain itu, dalam operasionalnya, PT Bank Syariah Mandiri

mempunyai prinsip-prinsip sebagai berikut:

a. Keadilan

b. Kemitraan

c. Transparansi

d. Universal dalam kemitraan.

5 Ibid6 Ibid

Page 47: 102326 Nelisa Agustina Fsh

36

3. Struktur organisasi

Page 48: 102326 Nelisa Agustina Fsh

37

4. Produk Pembiayaan Edukasi Pada Bank Syariah Mandiri

Pembiayaan Edukasi BSM adalah pembiayaan jangka pendek dan

menengah yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan uang masuk

sekolah/perguruan tinggi/lembaga pendidikan lainnya atau uang pendidikan

pada saat pendaftaran tahun ajaran/semester baru berikutnya dengan akad

ijarah.

Fitur:

1. Untuk membiayai dana pendidikan di sekolah/perguruan tinggi yang

telah melakukan kerjasama dengan BSM

2. Plafon pembiayaan mulai dari Rp5 juta hingga Rp250 juta, dengan maksimum

pembiayaan sebesar 80% dari harga perolehan manfaat layanan pendidikan

3. Bisa diangsur mulai dari 1 tahun hingga 3 tahun

4. Besar angsuran tidak melebihi 40% dari pendapatan bersih bulanan nasabah.

Persyaratan:

1. Kriteria nasabah:

a. merupakan orang tua/wali dari pelajar/mahasiswa

b. pelajar/mahasiswa dan telah memiliki penghasilan sendiri

2. Usia nasabah minimal 21 tahun dan pada saat jatuh tempo fasilitas

pembiayaan usia maksimal 55 tahun atau belum pensiun, khusus untuk

wiraswasta dan professional pada saat jatuh tempo fasilitas pembiayaan usia

maksimal 60 tahun.

3. Karyawan dengan masa kerja minimal 2 tahun

4. Profesional/wirausaha berpengalaman di bidangnya minimal 2 tahun.

Page 49: 102326 Nelisa Agustina Fsh

38

Benefit/manfaat:

1. Sesuai prinsip syariah

2. Angsuran ringan dan tetap

3. Proses cepat dan mudah

4. Biaya administrasi ringan

5. Bebas agunan sampai Rp250 juta khusus untuk karyawan dengan persyaratan

tertentu.7

B. Profil Madrasah Pembangunan UIN Jakarta

1. Sejarah Singkat Madrasah Pembangunan

Madrasah Pembangunan lahir berawal dari keinginan tokoh-tokoh di

Departemen Agama dan IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta akan adanya

pendidikan Islam yang representatif. Pada awal tahun 1972, Panitia

Pembangunan Gedung Madrasah Komprehensif dibentuk oleh Rektor IAIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. H.M. Toha Yahya Omar (alm). Bulan Juni

1972, bertepatan dengan Lustrum III IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

dimulai pembangunan gedung madrasah yang ditandai dengan peletakan batu

pertama oleh Menteri Agama RI pada masa itu, yaitu Prof. H.A. Mukti Ali

dan Rektor IAIN Syarif Hidayatullah.

7 http://www.syariahmandiri.co.id/category/consumer-banking/pembiayaan- consumer/syariah-mandiri-pembiayaan-konsumer/pembiayaan-edukasi-bsm/ diakses tanggal 24 Mei 2011

Page 50: 102326 Nelisa Agustina Fsh

39

Tanggal 17 November 1973, gedung madrasah diserah terimakan dari

Pimpinan Bagian Proyek Pembinaan Bantuan Untuk Madrasah Swasta Pemda

DKI Jakarta kepada IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tahun 1974, pertama

kali Madrasah Pembangunan membuka tingkat Ibtidaiyah. Jumlah muridnya

baru 58 orang, terdiri dari Kelas I: 43 orang, Kelas II: 8 orang, dan Kelas III: 7

orang. Permulaan kegiatan belajar mengajar dimulai pada tanggal 7 Januari

1974. Tanggal inilah yang kemudian ditetapkan sebagai "Hari Kelahiran"

Madrasah Pembangunan.8

Pada awal tahun 1977, Madrasah Pembangunan membuka tingkat

Tsanawiyah. Siswa angkatan pertama berjumlah 19 orang. Bulan Juli 1991,

dibuka kelas jauh tingkat Ibtidaiyah di Pamulang, bekerja sama dengan

Yayasan Al Hidayah sebagai penyedia lahan. Sesuai dengan keputusan Rektor

IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sejak awal September 1974 pembinaan

Madrasah Pembangunan dilaksanakan oleh Tim Pembinaan yang dipimpin

oleh Dekan Fakultas Tarbiyah. Tugas tim ini di antaranya adalah menyiapkan

Madrasah Pembangunan sebagai 'madrasah laboratorium' FTIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Pada tahun 1978, Madrasah Pembangunan ditetapkan sebagai

Madrasah Pilot Proyek Percontohan oleh Departemen Agama RI melalui

Surat Keputusan Dirjen Bimas Islam Depag RI Nomor: Kep/D/03/1978.

Berdasarkan keputusan tersebut, kemudian diselenggarakan kegiatan

8 Madrasah Pembangunan, Panduan Siswa, Jakarta, 2009.

Page 51: 102326 Nelisa Agustina Fsh

40

penataran penulisan modul dan uji coba pembelajaran dengan sistem modul.

Empat modul bidang studi Alquran Hadits, Bahasa Arab, Bahasa Indonesia,

dan Matematika telah diujicobakan sampai dengan tahun 1985.

Pada tahun 1988, berdasarkan Surat Keputusan Rektor IAIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Nomor: 06 Tahun 2008, wewenang pembinaan dan

pengelolaan Madrasah Pembangunan dilimpahkan kepada Yayasan Syarif

Hidayatullah Jakarta. sedangkan Pengembangan sebagai 'madrasah

laboratorium' dilaksanakan bersama-sama dengan FTIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.9

Kini diusianya yang ke-35 tahun, siswa madrasah pembangunan UIN

Jakarta berjumlah 2.574 orang, yang terdiri atas siswa tingkat ibtidaiyah

sebanyak 1.711 orang, siswa tingkat tsanawiyah sebanyak 734 orang dan

tingkat aliyah 129 orang.

Prestasi-prestasi yang telah diraih baik dalam bidang akademik

maupun nonakademik serta kepercayaan masyarakat yang begitu besar untuk

menyekolahkan putra-putrinya di Madrasah Pembangunan UIN Jakarta

membuktikan bahwa Madrasah Pembangunan UIN Jakarta memiliki mutu

yang dapat diandalkan. Hal lain yang cukup membanggakan adalah

ditetapkannya MI dan MTS pembangunan UIN Jakarta sebagai Madrasah

Standar nasional oleh kanwil depag DKI Jakarta dengan nomor : 150

kw.09.4/4/5/hk.005/2081/2008.

9 http://www.mpuin-jkt.sch.id/content/view/12/74/ diakses tanggal 24 Mei 2011

Page 52: 102326 Nelisa Agustina Fsh

41

2. Visi, Misi, Dan Tujuan

a. Visi10

Menjadikan madrasah pembangunan UIN sebagai jenjang

pendidikan dasar dan menengah yang unggul dan terkemuka dalam

pembinaan keislaman, keilmuan dan keindonesiaan, dengan mengapresiasi

potensi-potensi anak serta perkembangan era globalisasi dan

perkembangan zaman.

b. Misi11

1) Menyelenggarakan pendidikan dasar dan menengah yang akan

melahirkan lulusan beriman dan bertaqwa serta memiliki kemampuan

kompetitif dan keunggulan komparatif;

2) Melakukan pembinaan kesehatan fisik sehingga terbentuk

keseimbangan antara kekuatan keilmuan dengan perkembangan

jasmani peserta didik serta dapat melahirkan lulusan yang cerdas,

kuat dan sehat;

3) Melakukan inovasi kurikulum dengan aksentuasi pada pembinaan

keislaman, sains dan ateknologi serta apresiatif terhadap

kecenderungan globalisasi dengan tetap berpijak pada kepribadian

Indonesia;

10 Ibid hal. 311 Ibid

Page 53: 102326 Nelisa Agustina Fsh

42

4) Melakukan pembinaan tenaga pendidik sebagai tenaga

professional yang menguasai aspek keilmuan, keterampilan mengajar,

kepribadian pedagogis serta komunikasi global yang dijiwai akhlak

mulia;

5) Melakukan pembinaan tenaga kependidikan yang profesional, yang

menguasai bidang ilmu yang mendukung tugasnya, etos kerja yang

tinggi, serta kepribadian yang Islami.

6) Mengupayakan tersedianya sarana prasarana dan fasilitas belajar

mengajar yang dapat memberikan kesempatan kepada para peserta

didik untuk dapat mengikuti kegiatan belajar seluas-luasnya, sehingga

madrasah benar-benar berfungsi sebagai pusat pembelajaran.

7) Melakukan pembinaan kemandirian dan team work melalui berbagai

aktifitas belajar baik intra maupun ekstrakurikuler.

c. Tujuan 12

Madrasah pembangunan UIN Jakarta mempunyai tujuan:

1) Terciptanya pendidikan yang dapat melahirkan lulusan yang beriman

dan bertakwa dengan kemampuan kompetitif serta memiliki

keunggulan komparatif.

2) Terwujudnya kurikulum yang memiliki kekuatan pada pembinaan

keislaman, sains dan teknologi serta apresiatif terhadap kecenderungan

12 Ibid hal 4

Page 54: 102326 Nelisa Agustina Fsh

43

globalisasi dengan tetap berpijak pada kepribadian Indonesia dan

kemampuan potensi anak.

3) Tersedianya pendidikan sebagai tenaga profesional yang menguasai

bidang keilmuan yang diasuhnya secara luas, mendalam dan

komprehensif serta memiliki kemampuan untuk mengajarkannya

(teaching skill) berkepribadian pedagogis dan berakhlak mulia.

4) Tersedianya tenaga pendidikan profesional yang dalam melaksanakan

tugasnya didukung oleh ilmu pengetahuan yang relevan, memiliki etos

kerja, loyalitas dan dedikasi yang tinggi yang dilandasi akhlak mulia.

5) Tersedianya sarana prasarana dan fasilitas sumber belajar yang dapat

memberi kesempatan kepada siswa untuk dapat belajar seluas-luasnya,

sehingga sekolah benar-benar berfungsi sebagai Center For

Learning.

6) Terwujudnya siswa yang memiliki keseimbangan antara kekuatan

jasmani dan rohani serta kepekaan dan kepedulian social.

7) Terwujudnya siswa yang mandiri dan mampu melakukan teamwork

melalui berbagai aktivitas belajar baik intra maupun ekstrakurikuler.

Page 55: 102326 Nelisa Agustina Fsh

44

3. Struktur Organisasi

Page 56: 102326 Nelisa Agustina Fsh

BAB IV

KERJASAMA PEMBIAYAAN MULTIJASA DANA PENDIDIKAN

ANTARA BSM DENGAN MADRASAH PEMBANGUNAN UIN JAKARTA

A. Mekanisme Pembiayaan Multijasa Dana Pendidikan BSM ke Madrasah

Pembangunan UIN Jakarta

Kerjasama yang dilakukan antara BSM dengan Madrasah Pembangunan

UIN Jakarta dilaksanakan dalam rangka penyaluran pembiayaan dana pendidikan

kepada calon siswa/pelajar sekolah Madrasah Pembangunan. Pembiayaan dana

pendidikan ini bertujuan untuk membantu dan meringankan biaya pendidikan

bagi orang tua siswa. Selain itu juga guna meningkatkan kualitas bidang

pendidikan melalui penyelenggaraan layanan administrasi keuangan siswa.

Kerjasama yang terjalin antara BSM dengan Madrasah Pembangunan dilatar

belakangi oleh berbagai hal di antaranya :

1. Bagi Madrasah Pembangunan, BSM merupakan salah satu dari bank terbesar

di Indonesia, profesional dan murni syariah. Hal tersebut sebagai acuan bagi

Madrasah Pembangunan untuk menjalin kerjasama untuk memperoleh

pembiayaan dana pendidikan. 1

2. Bagi BSM, kerjasama ini dilatarbelakangi adanya harapan agar brand BSM

sebagai salah satu dari bank syariah yang ada dapat terangkat terlebih lagi.

1 Wawancara pribadi dengan Ahmad Sofyan, Direktur Madrasah Pembangunan UIN Jakarta, Tangerang, 9 Juni 2011.

45

Page 57: 102326 Nelisa Agustina Fsh

46

Madrasah Pembangunan merupakan sebuah lembaga pendidikan sekolah

swasta yang bergerak di bidang pendidikan yang cukup memiliki potensi yang

baik. Selain itu, prestasi-prestasi yang telah diraih baik dalam bidang

akademik maupun nonakademik serta kepercayaan masyarakat yang begitu

besar untuk menyekolahkan putra-putrinya di Madrasah Pembangunan UIN

Jakarta membuktikan bahwa Madrasah Pembangunan UIN Jakarta memiliki

mutu yang dapat diandalkan.2 Pada sisi lain, BSM sebagai perusahaan yang

bergerak di bidang jasa keuangan dapat memperoleh keuntungan dengan

jasanya dalam menyalurkan pembiayaan.

Pihak Bank Syariah Mandiri memiliki beberapa proses pembiayaan

multijasa dana pendidikan bagi para wali orang tua murid (nasabah) untuk

mendapatkan pembiayaan tersebut. Penulis akan memaparkan sesuai dengan hasil

wawancara dengan pihak Bank Syariah Mandiri yaitu sebagai berikut:

1. Nasabah yang membutuhkan/kekurangan dana akan mendatangi BSM untuk

mengajukan permohonan pembiayaan. Tahap pertama yang harus dipenuhi

oleh nasabah adalah pemenuhan dokumen yang tertuang dalam formulir

pembiayaan yang telah disediakan oleh bank. Adapun syarat-syarat

permohonan pembiayaan dana pendidikan yaitu:

a. Asli formulir permohonan pembiayaan yang telah diisi lengkap dan

ditandatangani

b. Foto kopi KTP/Kartu identitas nasabah+suami/istri

2 Wawancara dengan Account Officer BSM kcp Ciputat Pamungkas Setyo Budi, pada tanggal 23 Juni 2011

Page 58: 102326 Nelisa Agustina Fsh

47

c. Foto kopi Kartu Keluarga

d. Foto kopi akte nikah/cerai

e. Asli surat persetujuan suami/istri

f. Asli bukti penerimaan calon pelajar dari sekolah/lembaga pendidikan

berikut perincian biayanya

g. Asli slip gaji/surat keterangan penghasilan terakhir

h. Foto kopi rekening tabungan/Koran (3 bulan terakhir)3

Jumlah pembiayaan yang ditetapkan pada pembiayaan multijasa dana

pendidikan ini mulai dari Rp 5 juta sampai dengan Rp 20 juta, dengan

jangka waktu pembiayaan 1 sampai dengan 3 tahun atau selama masa

pendidikan yang akan ditempuh. Maksimum pembiayaan yang akan

dibiayai oleh pihak Bank Syariah Mandiri sebesar 80% dari harga

perolehan manfaat layanan pendidikan. Biaya-biaya yang terkait dengan

proses pembiayaan tersebut yaitu:

1) Biaya administrasi

2) Biaya penjaminan pembiayaan

3) Biaya administrasi keterlambatan pembayaran angsuran

4) Biaya materai

Selain itu juga nasabah harus menjelaskan maksud dan tujuan pembiayaan,

berapa jumlah yang diinginkan serta untuk jangka waktu berapa lama.

Sebelum pembiayaan multijasa dana pendidikan disetujui oleh pihak Bank

3 Wawancara pribadi dengan Andi Priadi Suhariatmo, Assistant Account Officer Bank Syariah Mandiri, Tangerang, 8 Juni 2011.

Page 59: 102326 Nelisa Agustina Fsh

48

Syariah Mandiri, maka BSM mengadakan uji kelayakan bagi nasabah. Uji

kelayakan yang pertama adalah tentang karakteristik calon nasabah,

pengujian ini dilakukan dengan interview langsung dari pihak bank kepada

pihak nasabah, selain itu dilakukan pengecekan SID (Sistem Informasi

Debitur) dari Bank Indonesia. Setelah lulus uji kelayakan secara karakter

maka uji kelayakan berikutnya adalah Kapasitas (kemampuan bayar).

Dihitung berdasarkan pendapatan yang diterima dikurangi dengan

pengeluaran. Perhitungan kewajiban angsuran:

1) Besarnya angsuran perbulan tidak melebihi 40% dari pendapatan

bersih bulanan nasabah

2) Autodebet rekening tabungan Syariah Mandiri tabungan

Data pencairan nasabah Madrasah Pembangunan UIN di Bank Syariah

Mandiri Ciputat tahun 2011.

Pembiayaan yang

dicairkan

(Rupiah)

Jangka waktu Angsuran per bulan

(Rupiah)

8.000.000 24 bulan 472.379

6.000.000 24 bulan 354.284

8.000.000 24 bulan 472.379

8.000.000 24 bulan 472.379

8.000.000 24 bulan 472.379

6.000.000 36 bulan 274.823

6.000.000 24 bulan 354.284

6.000.000 12 bulan 602.773

6.000.000 12 bulan 602.773

Sumber: Madrasah Pembangunan

Page 60: 102326 Nelisa Agustina Fsh

49

2. Jika sudah terpenuhi semua persyaratan dan bank setuju untuk memberikan

pembiayaan multijasa dana pendidikan, maka terjadilah akad pembiayaan

ijarah. Nasabah kemudian menandatangani sejumlah dokumen pembiayaan

multijasa dana pendidikan (pada tahap ini juga bank mengadakan akad ijarah,

dimana nasabah ditunjuk sebagai musta’jir (pihak yang menyewa) atas ma’jur

(objek ijarah). Adapun syarat-syarat penandatanganan akad yang harus

dipenuhi nasabah yaitu:

a. Nasabah (orang tua/wali murid) telah mengembalikan asli surat penegasan

persetujuan pembiayaan yang telah ditandatangani oleh nasabah dan

suami.

b. Telah menyetorkan dana untuk membayar biaya administrasi, biaya premi

asuransi dan biaya lainnya sehubungan dengan fasilitas pembiayaan yang

diberikan.

c. Telah menyerahkan surat pernyataan dan kuasa yang telah ditandatangani

di atas materai secukupnya bahwa nasabah bersedia membayar biaya

administrasi dan seluruh biaya-biaya yang timbul sehubungan dengan

penandatanganan akad dan menyetor dana cadangan untuk pembiayaan

biaya-biaya yang timbul.

d. Memberikan surat pernyataan bahwa suami dan ahli waris mengetahui,

menyetujui dan turut bertanggung jawab atas kelancaran pembayaran

angsuran pembiayaan sesuai dengan ketentuan BSM.

Page 61: 102326 Nelisa Agustina Fsh

50

e. Putra/putri nasabah termasuk kedalam daftar hasil seleksi penerimaan

peserta didik baru pada madrasah pembangunan UIN dan dinyatakan lulus

oleh pihak sekolah.

3. Selanjutnya tahap terakhir, bank akan mencairkan sejumlah dana yang

dibutuhkan melalui rekening nasabah di BSM dan langsung dipindahbukukan

ke rekening penyedia jasa (Madrasah Pembangunan). Sebelum pencairan dana

ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh nasabah yaitu:

a. Nasabah telah menandatangani akad perjanjian al-ijarah serta

menandatangani dokumen lainnya yang terkait dengan fasilitas yang

diterima nasabah.

b. Nasabah telah membayar biaya administrasi, biaya premi asuransi dan

biaya lainnya sehubungan dengan fasilitas pembiayaan yang diberikan.

c. Nasabah telah menandatangani tanda terima uang dan surat aksep.

d. Nasabah telah menutup asuransi jiwa atas nama nasabah sampai dengan

jatuh tempo.

e. Syarat penarikan dana pelunasan fasilitas pembiayaan digunakan dengan

tujuan pembiayaan tersebut diatas.

f. Mengetahui dan bersedia bilamana terjadi gagal bayar/wanprestasi

terhadap kewajiban nasabah di bank syariah mandiri maka raport/ijazah

dari putra/putri nasabah ditahan oleh pihak sekolah.

Page 62: 102326 Nelisa Agustina Fsh

51

Prosedur yang dilalui untuk mendapatkan pembiayaan dana pendidikan di

Bank Syariah Mandiri selain cepat juga sangat mudah didapatkan. Karena

persyaratannya yang mudah dan proses pencairan dananya juga cepat. Seperti

dikatakan Ibu Herlis “Saya mengajukan pembiayaan untuk biaya sekolah anak

saya, dengan melengkapi beberapa persyaratan. Beberapa hari kemudian

dilakukan survey dan dana tersebut langsung cair.”4

Sama halnya yang dikatakan Account Officer BSM Bapak Pamungkas

Setyo Budi apabila setelah dianalisa dan ternyata nasabah ini layak, maka paling

lambat seminggu dana tersebut sudah bisa cair,5 walaupun tidak 100% dipenuhi,

lanjutnya. Karena boleh jadi ketika nasabah mengajukan pembiayaan untuk

merencanakan sesuatu, maka nasabah tersebut otomatis sudah memiliki kesiapan

dana, dari asumsi itu pihak bank menggunakan kisaran 80% untuk memenuhi

kebutuhan nasabah.

B. Analisa Pembiayaan Multijasa Dana Pendidikan antara BSM dengan

Madrasah Pembangunan UIN Jakarta

1. Analisa Produk

Menurut Phillip Kotler, produk adalah setiap apa saja yang dapat

ditawarkan dipasar untuk mendapatkan perhatian, permintaan, pemakaian atau

4 Wawancara dengan Ibu Herlis, (nasabah BSM sub Produk Ijarah Multijasa) pada tanggal 26 Juni 2011.

5 Wawancara dengan Account Officer BSM kcp Ciputat Pamungkas Setyo Budi, pada tanggal 23 Juni 2011.

Page 63: 102326 Nelisa Agustina Fsh

52

konsumsi yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan.6 Ijarah multijasa

yang berasal dari kata ijarah dan multijasa, atau lebih tepatnya produk

multijasa yang berakadkan Ijarah. Produk ini merupakan fasilitas pembiayaan

konsumtif yang tidak bertentangan dengan syariah yang berjangka sekitar

satu sampai tiga tahun. Pembiayaan multijasa ini dapat digunakan untuk biaya

pendidikan, biaya kesehatan rawat inap maupun general check up, biaya

pernikahan, biaya naik haji dan umrah. Dengan produk ini mereka yang butuh

dana untuk biaya pendidikan dapat memperoleh pembiayaan melalui produk

multijasa ini. Sumber dana dari pembiayaan ini berasal dari beberapa pihak

yaitu tentunya para nasabah, partisipasi modal berbagi hasil dan investasi

khusus. Produk seperti ini bisa bermacam-macam namanya. Bank syariah

mandiri menamakannya pembiayaan multiguna dana pendidikan. Adapun

keunggulan pada pembiayaan ini yaitu:

a. Sesuai prinsip syariah

b. Angsuran ringan dan tetap dengan jangka waktu maksimal 3 tahun

c. Proses cepat dan mudah

d. Biaya administrasi ringan

e. Bebas agunan

Dalam hal ini pihak BSM mempunyai alasan tersendiri mereka

menamakannya pembiayaan multiguna. Menurut hasil wawancara dengan

Ahmad Irsyadi ada beberapa alasan mengapa dinamakan multiguna:

6 Phillip Kotler, Dasar-Dasar Manajemen, (Jakarta: FEUI,1987) edisi ke-3

Page 64: 102326 Nelisa Agustina Fsh

53

a. Untuk menghindari dari ketidaksalahpahaman persepsi masyarakat

(nasabah) tentang pembiayaan ini.

b. Untuk memudahkan nasabah mengenal produk ini karena namanya sama

dengan produk konvensional tetapi pengaplikasiannya berdasarkan

syariah.

Alasan Bank Syariah Mandiri mengeluarkan produk ini di antaranya adalah:

a. Melihat kebutuhan masyarakat, permintaan akan jasa yang semakin

meningkat. Dalam hal ini BSM menilai seiring berjalannya waktu adanya

kebutuhan masyarakat (nasabah) untuk mengajukan pembiayaan untuk

memenuhi kebutuhan akan jasa-jasa seperti pendidikan, umrah, dan

kebutuhan jasa lainnya.

b. Dikeluarkannya peraturan tentang pembiayaan multijasa baik berupa

fatwa tentang pembiayaan multijasa maupun peraturan yang lain

2. Analisis Akad Ijarah Dalam Pembiayaan Multijasa Dana Pendidikan

Ijarah, sebagaimana telah dibahas pada bab sebelumnya, pada

dasarnya merupakan salah satu bentuk dari akad tijarah, yaitu suatu jenis akad

dalam transaksi perjanjian antara dua orang atau lebih yang dilakukan dengan

tujuan mencari keuntungan, karena bersifat komersil. Dalam skim

pembiayaan multijasa di BSM menggunakan akad ijarah, yaitu akad sewa-

menyewa antara muajjir (pemilik obyek sewa) dengan musta’jir (pihak yang

menyewa) atas ma’jur (obyek sewa) untuk mendapat imbalan atas barang/jasa

Page 65: 102326 Nelisa Agustina Fsh

54

yang disewakannya, dengan menggunakan akad ijarah, nasabah (wali/orang

tua siswa) memberikan imbalan sebagai kompensasi atas pelayanan berupa

pembayaran yang dilakukan oleh LKS kepada pihak ketiga. Setelah itu

nasabah membayar kepada LKS dengan cara mengangsur atau sekaligus

sesuai dengan kesepakatan dalam perjanjian. Angsuran yang disepakati pada

tahap awal pembiayaan tidak akan berubah selama jangka waktu pembiayaan.

Dengan demikian, angsuran pembiayaan multijasa ini besarnya tetap kendati

terjadi fluktuasi suku bunga di pasar konvensional. Adapun penetapan ujrah

keuntungan bagi bank dilakukan berdasarkan kesepakatan antara bank dengan

nasabah.

Penggunaan akad ijarah dalam pembiayaan multijasa didasarkan pada

fatwa DSN-MUI/VIII/2004 dalam ketentuan umum poin 2 yang berbunyi

dalam LKS menggunakan akad ijarah, maka harus mengikuti semua

ketentuan yang ada dalam fatwa ijarah.7

Menurut ulama Hanâfiyah, rukun al-ijârah itu hanya satu, yaitu ijab

(ungkapan menyewakan) dan kabul persetujuan terhadap sewa-menyewa.

Ulama Hanâfiyah menyatakan bahwa orang yang berakad, sewa atau imbalan,

dan manfaat, termasuk syarat-syarat ijârah, bukan rukunnya. Sebagai sebuah

transaksi umum, ijarah baru dianggap sah setelah memenuhi rukun dan

7 Fatwa DSN-MUI No.44/DSN-MUI/VIII/2004 tentang Pembiayaan Multijasa (Terlampir)

Page 66: 102326 Nelisa Agustina Fsh

55

syaratnya. Sebagaimana yang berlaku secara umum dalam transaksi lainnya.

Jumhur ulama menyatakan bahwa rukun akad ijârah itu ada empat, yaitu:8

a. Sighat ijarah (ijab dan kabul), dalam rangka memperoleh manfaat layanan

pendidikan, khususnya terkait transaksi penyewaan jasa layanan pendidikan,

diperlukan beberapa dokumen hukum sebagai berikut:

1. Perjanjian sewa menyewa. Perjanjian ini mengatur kesepakatan antara

BSM sebagai pemberi sewa dan nasabah (orang tua/wali calon pelajar)

selaku penyewa.

2. Perjanjian pembiayaan ijarah. Perjanjian ini mengatur mengenai

kesepakatan antara BSM sebagai pemberi sewa dan nasabah (orang

tua/wali calon pelajar) selaku penyewa bahwa nasabah membayar sewa

atas manfaat jasa layanan ini kepada bank dalam jangka waktu tertentu

dengan harga yang telah yang disepakati oleh kedua belah pihak, tidak

termasuk biaya-biaya yang timbul sehubungan dengan pelaksanaan akad

ini.

b. Orang yang berakad, dalam hal ini BSM sebagai pemberi sewa atas manfaat

layanan pendidikan, dan nasabah (orang tua/wali calon pelajar) selaku

penyewa.

c. Manfaat, nasabah (orang tua/wali calon pelajar) dalam hal ini sebagai

penyewa mendapatkan manfaat berupa falisitas untuk memperoleh layanan

pendidikan.

8 Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah, (Jakarta:PT Gaya Medika Pratama, 2007), hal. 231.

Page 67: 102326 Nelisa Agustina Fsh

56

d. Sewa/imbalan (ujrah)

1) Imbalan berupa sewa yang jumlah pembayarannya bersifat tetap.

2) Imbalan yang diperoleh berkisar 20.55% per tahun yang dibayar setiap

bulan.

3) Frekuensi imbalan. Imbalan dibayarkan secara periodik setiap bulan

terhitung dari tanggal akad ini ditandatangani, dengan cara membayar

sewa pada tiap—tiap bulan sesuai dengan jadwal sewa yang ditetapkan

dalam surat sanggup untuk membayar dan lunas pada saat jatuh tempo.

Dalam hal tanggal pembayaran imbalan jatuh pada bukan hari kerja, maka

pembayaran imbalan dilakukan pada hari kerja berikutnya. Hari kerja

adalah hari pada saat operasional system pembayaran diselenggarakan

oleh Bank Indonesia.

Apabila dilihat dari standarisasi akad, berdasarkan fatwa DSN

pembiayaan ijarah multijasa dana pendidikan yang dijalankan oleh Bank

Syariah Mandiri sudah sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Karena semua

rukun dan syarat yang ada pada akad ijarah telah terpenuhi, yaitu : orang yang

berakad, sewa/imbalan, manfaat, dan shighat (ijab dan qabul). Dengan skema

sebagai berikut

Page 68: 102326 Nelisa Agustina Fsh

57

4. Nasabah membayar secara cicil+fee

BANK 1. Nasabah mengajukanpembiayaan multijasa

NASABAH

2.Akad Ijarah

3. Melakukan pencairan dan langsung dipindah

bukukan

MADRASAHPEMBANGUNAN

Keterangan :

1. Nasabah mengajukan permohonan pembiayaan dana pendidikan kepada bank

syariah disertai kelengkapan administrasi.

2. Sebelumnya pihak bank terlebih dahulu menganalisa permohonan pengajuan

tersebut. Bila pembiayaan tersebut layak Bank syariah akan membantu

mengurus biaya-biaya yang harus dibayar kepada lembaga yang bersangkutan.

Setelah dicapai kesepakatan antara nasabah dan pihak Bank Syariah Mandiri

mengenai jumlah dana dan masa cicilannya, maka akad pembiayaan dana

pendidikan dengan akad ijarah ditandatangani.

Page 69: 102326 Nelisa Agustina Fsh

58

Bank syariah melakukan pencairan ke rekening anggota/nasabah dan langsung

dipindah bukukan.

Nasabah/ anggota membayar angsuran ke bank sesuai jadwal angsuran berikut

fee.

Contoh perhitungan:Limit pembiayaan Jangka waktu : Rp.6.000.000,00

: 12 bulan (1 tahun)

3. Analisis Kontrak Kerjasama BSM dengan Madrasah Pembangunan

Biaya sekolah : Rp. 12.500.000,00Imbal jasa : Rp. 1.233.270,15Total hutang sewa : Rp. 13.733.270,15Angsuran pendahuluan : Rp. 6.500.000,00Pembayaran yang diangsur : Rp. 7.233.270,15Angsuran/bulan : Rp. 602.772,51Biaya administrasi : Rp. 60.000,00Biaya angsuran jiwa : Rp. 23.992,00Blokir 1x angsuran : Rp. 602.772,51

Dalam hukum perikatan Islam, terdapat rukun dan syarat yang harus

dipenuhi. Kalau kita melihat kontrak perjanjian antara BSM dengan Madrasah

Pembangunan, maka kita dapat mengetahui bahwa kontrak tersebut telah

memenuhi rukun dan syarat suatu akad. Keempat hal yang telah dipenuhi

adalah :9

a. Shighat ‘aqad (pernyataan untuk mengikat diri)

Shighat al-‘aqad adalah cara bagaimana pernyataan pengikatan diri itu

dilakukan. Shighat al-„aqad ini merupakan rukun akad terpenting. Dalam

9 Gemala Dewi dkk, Hukum Perikatan Islam di Indonesia,(Jakarta: Kencana,2006) cet k 2 h51-63

Page 70: 102326 Nelisa Agustina Fsh

59

hal ini, dimana telah ditandatangani perjanjian kerjasama oleh kedua belah

pihak, yaitu antara pihak BSM dan Madrasah Pembangunan UIN Jakarta,

yang berarti kedua belah pihak secara tidak langsung telah melakukan ijab

dan qabul. Dengan perjanjian ini, kedua belah pihak mempunyai kuasa

dan wewenang serta menjalankan hak dan kewajiban dengan mematuhi

semua hukum yang berlaku di Republik Indonesia.

b. Mahallul ‘aqad (objek akad)

Objek dari perjanjian ini adalah manfaat atas layanan pendidikan. Dalam

hukum perjanjian islam objek akad dapat berupa benda, manfaat benda,

jasa atau pekerjaan, atau suatu yang lain yang tidak bertentangan dengan

syariah.10 Dalam kerjasama ini, Bank Syariah Mandiri mendapatkan

keuntungan dari nasabah pembiayaan berupa fee atau ujrah, sedangkan

bagi Madrasah Pembangunan dapat memperoleh dana cash dan bagi wali

murid mendapatkan pembiayaan dana pendidikan yang meringankan

mereka.

c. Al-‘aqidain (pihak-pihak yang berakad)

Islam mengatur bahwa dalam sebuah perjanjian masing-masing pihak

harus memenuhi persyaratan kecakapan melakukan tindakan hukum tanpa

ada paksaan dari pihak manapun, serta perjanjian tersebut dilandasi oleh

saling percaya antara masing-masing pihak. Dalam perjanjian ini yang

menjadi para pihak adalah Bank Syariah Mandiri dan Madrasah

10Syamsul Anwar, Hukum Perjanjian Syariah: Studi tentang Teori Akad dalam Fikih Muamalat, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007) hal.190.

Page 71: 102326 Nelisa Agustina Fsh

60

Pembangunan UIN Jakarta. Dimana pihak pertama dari Madrasah

Pembangunan UIN Jakarta yang diwakilkan oleh Ahmad Sofyan selaku

direktur dari Madrasah Pembangunan UIN Jakarta dan pihak kedua dari

Bank Syariah Mandiri yang diwakilkan oleh Hendri Fadilla selaku kepala

cabang pembantu PT Bank Syariah Mandiri cabang pembantu Ciputat.

d. Maudhu’ al-‘aqad (tujuan akad)

Tujuan dari perjanjian ini adalah selain menjalin koordinasi untuk

memberikan fasilitas pembiayaan menyangkut kriteria pemohon, jumlah

pembiayaan, dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh pemohon. Tujuan akad

ini telah sah karena memenuhi syarat:

a. Tujuan ini baru ada pada saat akad diadakan yaitu pada saat pengisian dan

penandatanganan formulir pengajuan pembiayaan dana pendidikan.

b. Tujuan dari akad ini tetap berlangsung hingga berakhirnya pelaksanaan

akad yaitu jika salah satu pihak memutuskan atau mengakhiri kerjasama

ini.

c. Tujuan akad ini tidak bertentangan menurut

syara‟ Adapun tata cara kerjasama sebagai

berikut:

a. Jangka waktu perjanjian

Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu 1 tahun, terhitung sejak 08

maret 2010 atau sejak ditandatanganinya perjanjian ini dan akan berakhir

pada tanggal 07 maret 2011, perjanjian ini akan otomatis diperpanjang

untuk jangka waktu yang sama. Apabila salah satu pihak dalam perjanjian

tersebut bermaksud memutuskan atau mengakhiri perjanjian, maka pihak

Page 72: 102326 Nelisa Agustina Fsh

61

yang akan memutuskan atau mengakhiri perjanjian wajib memberitahukan

kepada pihak lainnya mengenai maksud tersebut paling lambat 2 bulan

sebelum pemutusan atau pengakhiran dilaksanakan.

Jika perjanjian ini berakhir dan atau diputuskan masih terdapat hak-hak

dan kewajiban-kewajiban yang telah timbul dan belum

dilaksanakan/dipenuhi oleh para pihak sampai saat

pemutusan/pengakhiran perjanjian ini, maka ketentuan-ketentuan dalam

perjanjian akan tetap berlaku sampai seluruh hak-hak dan kewajiban-

kewajiban para pihak tersebut terpenuhi/diselesaikan.

b. Pengajuan pinjaman dana pendidikan

Pengajuan pinjaman dana pendidikan oleh nasabah/orang tua/wali calon

pelajar, dengan besar pinjaman yang dapat diberikan antara Rp 5.000.000

(lima juta rupiah) sampai dengan Rp 10.000.000 (sepuluh juta rupiah).

Mekanisme dan tata cara nasabah/orang tua/wali calon pelajar dalam

mengajukan pembiayaan dana pendidikan yaitu:

1) Nasabah dapat mengajukan pembiayaan dana pendidikan di kantor-

kantor cabang BSM yang sudah ditentukan sebelumnya

2) Sekolah menyerahkan surat pengantar kepada calon pelajar (adalah

nasabah/orang tua/wali calon pelajar) yang menerangkan bukti

penerimaan dan perincian biaya

3) Sekolah menyerahkan rekap calon pelajar (adalah nasabah/orang

tua/wali calon pelajar) yang berniat untuk mengajukan pembiayaan

Page 73: 102326 Nelisa Agustina Fsh

62

kepada BSM berikut masing-masing perincian biayanya untuk

diverifikasi oleh pihak BSM dengan pengajuan yang ada

4) BSM melakukan analisa terhadap kemampuan nasabah dan verifikasi

atas kelengkapan dokumen.

c. Penyelesaian perselisihan

Mengenai penyelesaian perselisihan yang mungkin timbul di antara para

pihak di dalam pelaksanaan kerjasama berdasarkan perjanjian terlebih

dahulu akan diselesaikan secara musyawarah untuk mencapai mufakat,

dan apabila cara musyawarah untuk mencapai mufakat tersebut tidak

tercapai maka langkah selanjutnya untuk menyelesaikannya di pengadilan

negeri dengan memilih tempat kedudukan yang umum dan tetap pada

kantor pengadilan negeri tangerang. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat

disimpulkan bahwa kerjasama antara Bank Syariah Mandiri dengan

Madrasah Pembangunan UIN Jakarta sesuai dengan pandangan hukum

islam, dimana telah terpenuhinya rukun dan syarat sahnya perjanjian

menurut hukum islam, yaitu pernyataan untuk mengikatkan diri, objek

akad, pihak-pihak yang berakad maupun tujuan akad.

Page 74: 102326 Nelisa Agustina Fsh

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dan didukung dengan teori-

teori yang dijadikan landasan dalam memahami permasalahan-permasalahan,

maka kesimpulan yang penulis buat adalah sebagai berikut:

1. Mekanisme pembiayaan Multijasa BSM ke Madrasah Pembangunan UIN

Jakarta, yaitu nasabah (orang tua/wali murid) datang langsung ke Bank

Syariah Mandiri dengan maksud untuk mengajukan permohonan pembiayaan

dana pendidikan, nasabah (orang tua/wali murid) mengisi formulir

permohonan pembiayaan dan disertai dengan fotokopi KTP, kartu keluarga,

akte nikah, rekening tabungan, asli surat persetujuan suami/istri, bukti

penerimaan calon pelajar dari sekolah, dan slip gaji. Apabila semua

persyaratan sudah terpenuhi dan bank setuju untuk memberikan pembiayaan

dana pendidikan maka kemudian bank membuat form perjanjian akad

pembiayaan atas manfaat layanan pendidikan. Selanjutnya kedua belah pihak

sepakat menuangkan akad ini dalam akad pembiayaan Ijarah dan

ditandatangani oleh keduanya. Tahap terakhir bank syariah mandiri akan

mencairkan sejumlah dana yang dibutuhkan melalui rekening nasabah (orang

tua/wali murid) dan langsung dipindahbukukan ke rekening penyedia jasa

(Madrasah Pembangunan).

63

Page 75: 102326 Nelisa Agustina Fsh

64

2. Kerjasama penyaluran pembiayaan Multijasa antara BSM dengan Madrasah

Pembangunan UIN Jakarta

a. Analisa produk, produk pembiayaan multijasa ini merupakan fasilitas

pembiayaan konsumtif yang tidak bertentangan dengan syariah yang

berjangka sekitar satu sampai tiga tahun. Produk ini mempunyai beberapa

keunggulan seperti prosesnya relatif cepat dan mudah, sesuai prinsip

syariah, angsuran ringan dan tetap, biaya administrasi ringan dan bebas

agunan.

b. Analisa akad, pada pembiayaan multijasa ini Bank Syariah Mandiri pada

prakteknya menggunakan akad Ijarah, dimana bank hanya mendapatkan

ujrah (fee) dari penggunaan akad Ijarah. Dalam pembiayaan multijasa ini

Bank Syariah Mandiri atas permintaan nasabah akan membeli jasa

manfaat jasa dari penyedia jasa kemudian nasabah membayar biaya ujrah

atau fee berupa margin (mark up) sebagai kompensasi atas manfaat yang

diperolehnya secara angsuran atau sekaligus sesuai dengan kesepakatan

dalam perjanjian. Penetapan ujrah/fee keuntungan bagi bank ini

dilakukan secara negosiasi antara bank dengan nasabah sehingga lebih

kompetitif.

c. Analisa Kontrak Kerjasama BSM dengan Madrasah Pembangunan, kerjasama

antara Bank Syariah Mandiri dengan Madrasah Pembangunan UIN Jakarta

sesuai dengan pandangan hukum islam, dimana telah terpenuhinya rukun

dan syarat sahnya perjanjian menurut hukum islam, yaitu pernyataan

Page 76: 102326 Nelisa Agustina Fsh

65

untuk mengikatkan diri, objek akad, pihak-pihak yang berakad maupun

tujuan akad.

B. Saran

Merujuk pada hasil penelitian, maka peneliti dapat memberikan saran-

saran sebagai berikut:

1. Bagi Bank Syariah Mandiri, khususnya kerjasama dengan Madrasah

Pembangunan UIN Jakarta harus tetap dipertahankan, karena banyaknya

jumlah anggota Madrasah Pembangunan yang diharapkan akan dapat

memanfaatkan pelayanan jasa perbankan. Selain itu, kerjasama serupa juga

harus dikembangkan kepada institusi lainnya.

2. Bagi Madrasah Pembangunan UIN Jakarta, dapat lebih meningkatkan lagi

kualitas pendidikan dan menciptakan generasi penerus bangsa yang beriman

dan bertaqwa dengan kemampuan kompetitif serta keunggulan komparatif.

Page 77: 102326 Nelisa Agustina Fsh

DAFTAR PUSTAKA

Al Qur‟an Al-Karim

Anshori, Abdul Ghofur, Perbankan Syariah di Indonesia. Yogyakarta: PT Gajah Mada Universitas Press, 2007.

Antonio, M. Syafi‟i, Bank Syariah: Dari Teori ke Praktek. Jakarta: Gema Insani Press, 2001.

Antonio, Muhammad Syafi‟i. Bank Syariah : Wacana Ulama dan Cendekiawan,Jakarta : Tazkia Institute,1999.

Anwar, Syamsul. Hukum Perjanjian Syariah: Studi tentang Teori Akad dalam Fikih Muamalat, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007.

Artikel diakses pada tanggal 24 Mei 2011dari http://www.syariahmandiri.co.id/category/info-perusahaan/

Artikel diakses pada tanggal 24 Mei 2011 dari http://www.syariahmandiri.co.id/category/consumer-banking/pembiayaan- consumer/syariah-mandiri-pembiayaan-konsumer/pembiayaan-edukasi-bsm/

Artikel diakses pada tanggal 24 Mei 2011 dari http://www.mpuin- jkt.sch.id/content/view/12/74/

Ascarya. Akad dan Produk Bank Syariah. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2008.

Dewi, Gemala. Aspek-aspek Hukum dalam Perbankan dan Perasuransian Syariah diIndonesia. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006.

Hamd al, Abdul Qadir Syaibah Fiqh Islam: Syarah Bulughul Maram, Jakarta: Darul Haq, 2005.

Haroen, Nasrun. Fiqh Muamalah, Jakarta: PT Gaya Media Pratama, 2007.

Hasan M. Ali. Berbagai Macam Transaksi Dalam Islam : Fikih Muamalat. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2004.

ISM, “BNI Syariah Luncurkan Multijasa iB”, artikel di akses pada 12 Mei 2011 dariwww.niriah.com.

Kamus besar Bahasa Indonesia

66

Page 78: 102326 Nelisa Agustina Fsh

67

Karim, Adiwarman. Bank Islam : Analisis Fiqh Dan Keuangan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2006.

Kotler, Phillip. Dasar-Dasar Manajemen, Jakarta: FEUI,1987.

Kountur, Ronny. Metode Penelitian: Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis, Jakarta: PPM, 2005.

Lathief, A.H Azharuddin. Fiqh Muamalat. Jakarta: UIN Press, 2005.

Pembangunan, Madrasah. Panduan Siswa. Jakarta, 2009.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta : Balai Pustaka, 2005.

Qazuni al, Abu „ Abdullah Muhammad Ibn Yazis, Kitab Sunan Ibnu Majah, Penerbit Beirut Darrul Fikhr, 1995.

Remy, Sutan Syahdeini. Perbankan Syariah : Produk-Produk dan Aspek-Aspek Hukumnya. Jakarta: PT Jayakarta Agung, 2010.

Serambi Indonesia, “Hukum Transaksi Pembiayaan Ijarah Multijasa”,artikel di akses pada7 Mei 2011 dari www.serambinews.com.

Solihin, Ahmad Ifham. Ini lho, Bank Syariah. Jakarta : PT Grafindo Media Pratama, 2006.

Solihin, Ahmad Ifham, Buku Pintar Ekonomi Syariah, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 2010.

Suhendi, Hendi. Fiqh Muamalah. Jakarta : PT Raja Grafindo, 2007.

Undang-Undang Perbankan Syariah 2008 (UU RI no 21 Tahun

2008).

Usman, Husaini dan Setiady Purnomo. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara, 1998.

Wawancara pribadi dengan Andi Priadi Suhariatmo, Assistant Account Officer Bank Syariah Mandiri, Tangerang, 8 Juni 2011

Wawancara dengan Ibu Herlis, (nasabah BSM sub Produk Ijarah Multijasa) pada tanggal 26 Juni 2011.

Page 79: 102326 Nelisa Agustina Fsh

68

Wawancara dengan Account Officer BSM kcp Ciputat Pamungkas Setyo Budi, padatanggal 23 Juni 2011.

Ya‟kub, Hamzah. Fiqh Muamalah : Kode Etik Dagang Menurut Islam, Pola Pembinaan Hidup Dalam Berekonomi. Bandung : CV Diponegoro, 1992.

Yusak, Lakmana. Tanya Jawab : Cara Mudah Mendapatkan Pembiayaan di Bank Syariah. Jakarta : PT Elex Media Komputindo, 2009.

Page 80: 102326 Nelisa Agustina Fsh

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 81: 102326 Nelisa Agustina Fsh
Page 82: 102326 Nelisa Agustina Fsh
Page 83: 102326 Nelisa Agustina Fsh
Page 84: 102326 Nelisa Agustina Fsh
Page 85: 102326 Nelisa Agustina Fsh
Page 86: 102326 Nelisa Agustina Fsh
Page 87: 102326 Nelisa Agustina Fsh
Page 88: 102326 Nelisa Agustina Fsh
Page 89: 102326 Nelisa Agustina Fsh
Page 90: 102326 Nelisa Agustina Fsh

FATWADEWAN SYARI’AH NASIONAL

NO. 44/DSN-MUI/VIII/2004

Tentang

PEMBIAYAAN MULTIJASA

رلا نمحلرا هللا مسبميح

Dewan Syariah Nasional setelah,

Menimbang : a. bahwa salah satu bentuk pelayanan jasa keuangan yang menjadi kebutuhan masyarakat adalah pembiayaan multi jasa, yaitu pembiayaan yang diberikan oleh Lembaga Keuangan Syariah (LKS) kepada nasabah dalam memperoleh manfaat atas suatu jasa;

b. bahwa LKS perlu merespon kebutuhan masyarakat yang berkaitan dengan jasa tersebut;

c. bahwa agar pelaksanaan transaksi tersebut sesuai dengan prinsip syariah, Dewan Syariah Nasional MUI memandang perlu menetapkan fatwa tentang pembiayaan multijasa untuk dijadikan pedoman.

Mengingat : 1. Firman Allah SWT; antara lain:a. QS. al-Baqarah [2]: 233:

اوعضرتست نأ متدرأ نإو... مكيلع احنج الف مكدالوأساذإ ملتم متاآيتم ملابعروف، معتامب هللا نأ اوملعاو ،هللا اوقتاونول.ريصب

“…Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, tidak dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertaqwalah kepada Allah; dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.”

b. Firman Allah QS. al-Qashash [28]: 26:

تسا نم ريخ ترجأ

يوقلا

تبأآي امهادحإ تلاقن إ ،هرجأتسا

ن.يمألا“Salah seorang dari kedua wanita itu berkata, ‘Hai ayahku! Ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena

Page 91: 102326 Nelisa Agustina Fsh

sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) adalah orang yang kuat lagi dapat dipercaya.’”

Page 92: 102326 Nelisa Agustina Fsh

44 Pembiayaan Multijasa 2

c. QS. Yusuf [12]: 72::

ج نملو كلملا عاوص دقفن اولاق.م يعز هب انأو ريعب لمح هب ءا

“Penyeru-penyeru itu berseru: ‘Kami kehilangan piala Raja; dan barang siapa yang dapat mengembalikannya, akan memperoleh bahan makanan (seberat) beban unta, dan aku menjamin terhadapnya.”

d. Firman Allah QS. al-Ma’idah [5]: 2:

الو ،ىوقتلاو ربلا ىلع اونواعتو.انودعلاو مثإلا ىلع اونواعت

“Dan tolong-menolonglah dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan janganlah tolong-menolong dalam (mengerjakan) dosa dan pelanggaran.”

e. QS. al-Ma’idah [5]:1:

وأ اونآم نيذلا اهيأاي… دوقعلاب اوف

“Hai orang yang beriman! Penuhilah aqad-aqad itu…”.

f. QS. al-Isra’ [17]: 34:

دهعلا نإ ،دهعلاب اوفوأو… م ناكسوئال.

“…Dan penuhilah janji; sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggunganjawabannya.”

2. Hadis-hadis Nabi s.a.w.; antara lain:a. Hadis riwayat Ibn Majah dari Ibnu Umar, bahwa Nabi

bersabda:

بق هرجأ ريجألا اوطعأه.قرع فجي نأ ل

“Berikanlah upah pekerja sebelum keringatnya kering.”b. Hadis riwayat ‘Abd ar-Razzaq dari Abu Hurairah dan Abu

Sa’id al-Khudri, Nabi s.a.w. bersabda:

اريجأ رجأتسا نمه.رجأ هملعيلف

“Barang siapa mempekerjakan pekerja, beritahukanlah upahnya.”

c. Hadis riwayat Abu Daud dari Sa`d Ibn Abi Waqqash, ia berkata:

يقاوسلا ىلع امب ضرألا يركن انكءاملاب دعسامو عرزلا نم

و هلآوس نع مل

كلذ

Page 93: 102326 Nelisa Agustina Fsh

ص هللا لوسر اناهنف ،اهنمهيلع هللا ىل

اهيركن نأ انرمأو.ةضف وأ بهذب

“Kami pernah menyewankan tanah dengan (bayaran) hasil pertaniannya; maka, Rasulullah melarang kami melakukan hal tersebut dan memerintahkan agar kami menyewakannya dengan emas atau perak.”

Dewan Syariah Nasional MUI

Page 94: 102326 Nelisa Agustina Fsh

44 Pembiayaan Multijasa 3

d. Hadis Nabi riwayat Tirmidzi dari ‘Amr bin ‘Auf al-Muzani:

احلص الإ ملسملا نيب زئاج حلصلاامارح لحأ وأ الالح مرح اطرش الإ مهطورش ىلع نوملسملاو.امارح لحأ وأ الالح مرح

“Perjanjian boleh dilakukan di antara kaum muslimin kecuali perjanjian yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram; dan kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram.”

e. Hadis Nabi riwayat Bukhari:

ىلص يبنلcا نأ عوألكا نب ةمسل نعبيتأ ملسو هلآو هيلع هللا ةزانج هيلع له :لاقف ،اهيلع يلصيلىلصف ،ال :اولاق ؟نيد نم

نم هيلع له:اولاق ؟نيد

ةازنجب يتأ مث:لاقف ،ىرخأ

،هيلع

هنيد يل ع مكبحاص ىلع اولص:ةداتق وبأ لاق ،

،معن:لاق.هيلع ىلصف ،هللا لوساري

“Telah dihadapkan kepada Rasulullah SAW jenazah seorang laki-laki untuk disalatkan. Rasulullah saw bertanya, ‘Apakah ia mem-punyai utang?’ Sahabat menjawab, ‘Tidak’. Maka, beliau men-salatkannya. Kemudian dihadapkan lagi jenazah lain, Rasulullah pun bertanya, ‘Apakah ia mempunyai utang?’ Sahabat menjawab, ‘Ya’. Rasulullah berkata, ‘Salatkanlah temanmu itu’ (beliau sendiri tidak mau mensalatkannya). Lalu Abu Qatadah berkata, ‘Saya menjamin utangnya, ya Rasulullah’. Maka Rasulullah pun menshalatkan jenazah tersebut.” (HR. Bukhari dari Salamah bin Akwa’).

f. Hadits Nabi riwayat Imam Ibnu Majah, al-Daraquthni, dan yang lain, dari Abu Sa’id al-Khudri, Nabi s.a.w. bersabda:

. اررضالو ررضال“Tidak boleh membahayakan (merugikan) diri sendiri maupun orang lain.”

g. Hadits Nabi riwayat Abu Daud, Tirmizi dan Ibn Hibban:ب سنأ نعو يلهابلا ةمامأ يبأ نعاسبع نب هللا دبعو كلام ن

Page 95: 102326 Nelisa Agustina Fsh

و هلآوسمل: ميعزلا

.مارغh. Sabda Rasulullah SAW :

ىلص هللا لوسر القهيلع هللا

علا ناكام دبعلا نوع يف هللاو.هيخأ نوع يف دب

“Allah menolong hamba selama hamba menolong saudaranya.”

Dewan Syariah Nasional MUI

Page 96: 102326 Nelisa Agustina Fsh

44 Pembiayaan Multijasa 4

3. Kaidah fiqh; antara lain:

نأ الإ ةحابإلا تالماعملا يف لصألا.اهميرحcت ىلع ليلد لدي

“Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya.”

“Bahaya (beban berat) harus dihilangkan.”

زي ررضلالا

“Kesulitan dapat menarik kemudahan”

بلجت ةقشملار.يسيتلا

ثل ا تباثلاك فر علاب تبا.عرشلاب

“Sesuatu yang berlaku berdasarkan adat kebiasaan sama dengan sesuatu yang berlaku berdasarkan syara’ (selama tidak bertentangan dengan syari’at).”

Memperhatikan : 1. Pendapat para ulama; antara lain:a. Kitab I’anah al-Thalibin, jilid III/77-78 :

و ...عcقيس )ضرق نيدك بجيس امب ال(اهذ ضرقأ :لاق نأك كذل

مض حص ي الف ،اهنم اض انأوئةا منها ألهنيرغ ت باث.

مدقت دقوسملا ههذ ركذ ضرقلcا لصف يف حراشلل

.اهيف انامض نcوكي هنأو ةلأ اذه ضرقأ : لاق ولو :اكنه هتاربعو

هضرقأف نماض اهل انأو ...ةئامىلع انم اض انك اهضعب وأ ةئاملا

مدع نم انه ام نوكيف جه.وألا هنع رم امل ايفانم نامضلا ةحص

.نامضلا هجوألا نأ نم“Tidak sah akad penjaminan [dhaman] terhadap sesuatu yang akan menjadi kewajiban, seperti utang dari akad qardh) yang akan dilakukan…. Misalnya ia berkata: ‘Berilah orang ini utang sebanyak seratus dan aku menja-minnya.’ Penjaminan tersebut tidak sah, karena utang orang itu belum fix. Dalam pasal tentang Qardh, pensyarah telah menuturkan masalah ini

Page 97: 102326 Nelisa Agustina Fsh

--penjaminan terhadap suatu kewajiban (utang) yang belum fix-- dan menyatakan bahwa ia sah menjadi penjamin. Redaksi dalam fasal tersebut adalah sebagai berikut: ‘Seandainya seseorang berkata, Berilah orang ini utang sebanyak seratus … dan aku menjaminnya. Kemudian orang yang diajak bicara memberikan utang kepada orang dimaksud sebanyak seratus atau sebagiannya, maka orang tersebut menjadi penjamin menurut pendapat yang paling kuat (awjah).’ Dengan demikian, pernyataan pensyarah di sini (dalam pasal tentang dhaman) yang menyatakan dhaman (terhadap sesuatu yang akan menjadi kewajiban) itu tidak sah bertentangan dengan pernyataannya

Dewan Syariah Nasional MUI

Page 98: 102326 Nelisa Agustina Fsh

44 Pembiayaan Multijasa 5

sendiri dalam pasal tentang qardh di atas yang menegaskan bahwa hal tersebut adalah (sah sebagai) dhaman.”b. Kitab Mughni al-Muhtajj, jilid II: 201-202:

لاح )تباث

حقا

)هنوك (

…ني دلا وهو

ىف طرتشيو()نومضملا

ي ملام انمض حص يال ف ،د قعلcاام انمض ميدقلا ححصو( ب…جيسام وأ هعيبيسام نمثك )بجيس.هيلإ وعدت دق ةجاحلا نأل ،هضرق

(Hal yang dijamin) yaitu utang disyaratkan harus berupa hak yang bersifat fix pada saat akad. Oleh karena itu, tidak sah menjamin utang yang belum menjadi kewajiban… (Qaul qadim -- Imam al-Syafi’i-- menyatakan sah pen-jaminan terhadap utang yang akan menjadi kewajiban), seperti harga barang yang akan dijual atau sesuatu yang akan diutangkan. Hal itu karena hajat -- kebutuhan orang-- terkadang mendorong adanya penjaminan tersebut.”c. Kitab al-Muhadzdzab, juz I Kitab al-Ijarah hal. 394:

حابملا عcفانملا ىلع ةارجإلا دقع ىلإ عفانملا ىلإ ةجاحلا نألو ...ةع عcيبلا دقع ازج املف ،نايعألا

حلاك زوج ينأ بجو انيعألا ىلةجا

ع ةارجإلا دقع زوجي.عcفانملا ىل

“Boleh melakukan akad ijarah (sewa menyewa) atas manfaat yang dibolehkan… karena keperluan terhadap manfaat sama dengan keperluan terhadap benda. Oleh karena akad jual beli atas benda dibolehkan, maka sudah seharusnya boleh pula akad ijarah atas manfaat.”

2 Substansi Fatwa DSN No. 09/DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan Ijarah.

3. Substansi Fatwa DSN No. 11/DSN-MUI/IV/2000 tentang Kafalah.

4. Hasil Rapat Pleno DSN-MUI, hari Rabu, 24 Jumadil Akhir 1325 H/11 Agustus 2004.

5. Surat Permohonan Fatwa DSN tentang Pembiayaan Multi Jasa dari Bank Rakyat Indonesia tanggal 28 April 2004.

Page 99: 102326 Nelisa Agustina Fsh

Dengan memohon taufiq dan ridho Allah SWT

MEMUTUSKAN

Menetapkan : FATWA TENTAG PEMBIAYAAN MULTI JASA

Pertama : Ketentuan Umum1. Pembiayaan Multijasa hukumnya boleh (jaiz) dengan

menggunakan akad Ijarah atau Kafalah.

Dewan Syariah Nasional MUI

Page 100: 102326 Nelisa Agustina Fsh

44 Pembiayaan Multijasa 6

2. Dalam hal LKS menggunakan akad ijarah, maka harus mengikuti semua ketentuan yang ada dalam Fatwa Ijarah.

3. Dalam hal LKS menggunakan akad Kafalah, maka harus mengikuti semua ketentuan yang ada dalam Fatwa Kafalah.

4. Dalam kedua pembiayaan multijasa tersebut, LKS dapat memperoleh imbalan jasa (ujrah) atau fee.

5. Besar ujrah atau fee harus disepakati di awal dan dinyatakan dalam bentuk nominal bukan dalam bentuk prosentase.

Ketiga : Penyelesaian PerselisihanJika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi perselisihan di antara kedua belah pihak, maka penyelesaiaannya dilakukan melalui Badan Arbitrasi Syariah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah.

Keempat : Ketentuan PenutupFatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan, jika di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diubah dan disempurnakan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : JakartaTanggal : 24 Jumadil Akhir 1425 H

11 Agustus 2004 M

DEWAN SYARI’AH NASIONALMAJELIS ULAMA INDONESIA

Ketua, Sekretaris,

K.H.M.A. Sahal Mahfudh Prof. Dr. H.M. Din Syamsuddin

Dewan Syariah Nasional MUI

Page 101: 102326 Nelisa Agustina Fsh

FATWADEWAN SYARI’AH NASIONAL

NO: 09/DSN-MUI/IV/2000

Tentang

PEMBIAYAAN IJARAH

رلا نمحرلا هللا مسبميح

Dewan Syari’ah Nasional setelah

Menimbang : a. bahwa kebutuhan masyarakat untuk memperoleh manfaat suatu barang sering memerlukan pihak lain melalui akad ijarah, yaitu akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang dalam waktu tertentu dengan pembayaran sewa (ujrag), tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan barang itu sendiri;

b. bahwa kebutuhan masyarakat untuk memperoleh jasa pihak lain guna melakukan pekerjaan tertentu melalui akad ijarah dengan pembayaran upah (ujrah/fee);

c. bahwa kebutuhan akan ijarah kini dapat dilayani oleh lembaga keuangan syari’ah (LKS) melalui akad pembiayaan ijarah;

d. bahwa agar akad tersebut sesuai dengan ajaran Islam, DSN memandang perlu menetapkan fatwa tentang akad ijarah untuk dijadikan pedoman oleh LKS.

Mengingat : 1. Firman Allah QS. al-Zukhruf [43]: 32:

حن ،كبر تمحر نومسقي مهأ يف مهتشيعم مهنيب انمسق ناةايحلا مهضعب انعفرو ،ايندل هضعب ذختيل تاجرد ضعب قوفاضعب م

يخ كبر تمحرو ،ايرخس.نوعمجي امم ر

“Apakah mereka yang membagi-bagikan rahmat Tuhanmu? Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar seba- gian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.”

2. Firman Allah QS. al-Baqarah [2]: 233:

مكدالوأ اوعضرتست نأ متدرأ نإو...

Page 102: 102326 Nelisa Agustina Fsh

متملcس اذإ مكيلع حانج الف ملعاو ،هللا اوقتاو ،فورعملاب متيتاآم

.ريصب نولمعتامب هللا نأ او“…Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, tidak dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran

Page 103: 102326 Nelisa Agustina Fsh

09 Pembiayaan Ijarah 2

menurut yang patut. Bertaqwalah kepada Allah; dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.”

3. Firman Allah QS. al-Qashash [28]: 26:

سا نم ريخcتجأرت يوcقلا

تبآأي امهادحإ تلاقنإ ،هرجأتسا

ن.يمألا“Salah seorang dari kedua wanita itu berkata, ‘Hai ayahku! Ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) adalah orang yang kuat lagi dapat dipercaya.’”

4. Hadis riwayat Ibn Majah dari Ibnu Umar, bahwa Nabi bersabda:

بق هرجأ ريجألا اوطعأ.هقرع فجي نأ ل

“Berikanlah upah pekerja sebelum keringatnya kering.”

5. Hadis riwayat ‘Abd ar-Razzaq dari Abu Hurairah dan Abu Sa’id al-Khudri, Nabi s.a.w. bersabda:

اريجأ رجأتسا نم.هرجأ هملعيلف

“Barang siapa mempekerjakan pekerja, beritahukanlah upahnya.”

6. Hadis riwayat Abu Daud dari Sa`d Ibn Abi Waqqash, ia berkata:

ءاملاب دعسامو وسلا ىلعزلا نم يقا

عر

رألا يركن انكامب ض

انرمأو كلذ نع

هلآو سو

مل

هللا ىلصهيلع

ر اناهنفهللا لوس

،اهنم

.ةضف وأ بهذب اهيركن نأ“Kami pernah menyewankan tanah dengan (bayaran) hasil pertaniannya; maka, Rasulullah melarang kami melakukan hal tersebut dan memerintahkan agar kami menyewakannya dengan emas atau perak.”

7. Hadis Nabi riwayat Tirmidzi dari ‘Amr bin ‘Auf:

Page 104: 102326 Nelisa Agustina Fsh

امارح لحأ أو

حالال

ملسملا نيب زئاج حلصلامرح احلص الإ

اطرش الإ مهطورش ىلع نوملسملاو.امارح لحأ وأ الالح مرح

“Perdamaian dapat dilakukan di antara kaum muslimin kecuali perdamaian yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram; dan kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram.”

Dewan Syariah Nasional MUI

Page 105: 102326 Nelisa Agustina Fsh

09 Pembiayaan Ijarah 3

8. Ijma ulama tentang kebolehan melakukan akad sewa menyewa.

9. Kaidah fiqh:

نأ الإ ةحابإلا تالماعملا يف لصألا.اهميرحت ىلع ليلد لدي

“Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya.”

ع مدقم دسافملا ءردحلاصملا بلج ىل

“Menghindarkan mafsadat (kerusakan, bahaya) harus didahulukan atas mendatangkan kemaslahatan.”

Memperhatikan : Pendapat peserta Rapat Pleno Dewan Syari'ah Nasional pada hari Kamis, tanggal 8 Muharram 1421 H./13 April 2000.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : FATWA TENTANG PEMBIAYAAN IJARAH

Pertama : Rukun dan Syarat Ijarah:1. Sighat Ijarah, yaitu ijab dan qabul berupa pernyataan dari

kedua belah pihak yang berakad (berkontrak), baik secara verbal atau dalam bentuk lain.

2. Pihak-pihak yang berakad: terdiri atas pemberi sewa/pemberi jasa dan penyewa/pengguna jasa.

3. Obyek akad ijarah adalah :a. manfaat barang dan sewa; ataub. manfaat jasa dan upah.

Kedua : Ketentuan Obyek Ijarah:1. Obyek ijarah adalah manfaat dari penggunaan barang dan/atau

jasa.2. Manfaat barang atau jasa harus bisa dinilai dan dapat

dilaksanakan dalam kontrak.3. Manfaat barang atau jasa harus yang bersifat dibolehkan (tidak

diharamkan).4. Kesanggupan memenuhi manfaat harus nyata dan sesuai

dengan syari’ah.5. Manfaat harus dikenali secara spesifik sedemikian rupa untuk

menghilangkan jahalah (ketidaktahuan) yang akan mengakibatkan sengketa.

6. Spesifikasi manfaat harus dinyatakan dengan jelas, termasuk jangka waktunya. Bisa juga dikenali dengan spesifikasi atau identifikasi fisik.

7. Sewa atau upah adalah sesuatu yang dijanjikan dan dibayar nasabah kepada LKS sebagai pembayaran manfaat. Sesuatu yang dapat dijadikan harga dalam jual beli dapat pula dijadikan sewa atau upah dalam Ijarah.

Dewan Syariah Nasional MUI

Page 106: 102326 Nelisa Agustina Fsh

Ketua, Sekretaris,

Drs. H.A. Nazri Adlani

09 Pembiayaan Ijarah 4

8. Pembayaran sewa atau upah boleh berbentuk jasa (manfaat lain) dari jenis yang sama dengan obyek kontrak.

9. Kelenturan (flexibility) dalam menentukan sewa atau upah dapat diwujudkan dalam ukuran waktu, tempat dan jarak.

Ketiga : Kewajiban LKS dan Nasabah dalam Pembiayaan Ijarah

1. Kewajiban LKS sebagai pemberi manfaat barang atau jasa:a. Menyediakan barang yang disewakan atau jasa yang

diberikanb. Menanggung biaya pemeliharaan barang.c. Menjamin bila terdapat cacat pada barang yang disewakan.

2. Kewajiban nasabah sebagai penerima manfaat barang atau jasa:a. Membayar sewa atau upah dan bertanggung jawab untuk

menjaga keutuhan barang serta menggunakannya sesuai kontrak.

b. Menanggung biaya pemeliharaan barang yang sifatnya ringan (tidak materiil).

c. Jika barang yang disewa rusak, bukan karena pelanggaran dari penggunaan yang dibolehkan, juga bukan karena kelalaian pihak penerima manfaat dalam menjaganya, ia tidak bertanggung jawab atas kerusakan tersebut.

Keempat : Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi perselisihan di antara para pihak, maka penyelesaiannya dilakukan melalui Badan Arbitrasi Syari’ah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah.

Ditetapkan di : JakartaTanggal : 08 Muharram 1421 H .

13 April 2000 M

DEWAN SYARI’AH NASIONALMAJELIS ULAMA INDONESIA

Prof. KH. Ali Yafie

Dewan Syariah Nasional MUI