127496886 Makalah Sistem Kendali Iqbal Fasya

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/13/2019 127496886 Makalah Sistem Kendali Iqbal Fasya

    1/49

    MAKALAH

    SISTEM KENDALI CLOSE LOOP

    DISUSUN OLEH :

    IQBAL FASYA

    2212122002

    PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK ELEKTRO

    FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS JENDRAL AHMAD YANI

    BANDUNG

    2012

  • 8/13/2019 127496886 Makalah Sistem Kendali Iqbal Fasya

    2/49

  • 8/13/2019 127496886 Makalah Sistem Kendali Iqbal Fasya

    3/49

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Sistem kendali atau sistem kontrol merupakan hal yang penting di era

    teknologi informasi maupun di dunia industri yang modern ini. Proses produksi

    dan manufacturing dituntut kestabilannya dan setiap perubahan dapat direspon

    secara cepat dan real time. Di dalam dunia industri, dituntut suatu proses kerja

    yang aman dan berefisiensi tinggi untuk menghasilkan produk dengan kualitas

    dan kuantitas yang baik serta dengan waktu yang telah ditentukan.

    Kegiatan pengontrolan dan monitoring yang biasa dilakukan manusia bisa

    digantikan perannya dengan menerapkan prinsip otomasi. Kegiatan kontrol yang

    dilakukan secara berulang-ulang, kekurang-presisi-an manusia dalam membaca

    data, serta resiko yang mungkin timbul dari sistem yang dikontrol semakin

    menguatkan kedudukan alat/mesin untuk melakukan pengontrolan secara

    otomatis.

    Piranti-piranti pengontrol otomatis ini sangat berguna bagi manusia. Apalagi

    jika ditambah dengan suatu kecerdasan melalui program yang ditanamkan dalam

    sistem tersebut akan semakin meringankan tugas-tugas manusia. Akan tetapi

    secerdas apapun sebuah mesin tentu masih membutuhkan peranan manusia

    untuk mengatur dan mengontrol piranti-piranti ini. Otomasi kontrol bukan untuk

    menggantikan sepenuhnya peranan manusia, tetapi mengurangi peranan dan

    meringankan tugas-tugas manusia dalam pengontrolan suatu proses.

    Dengan adanya perkembangan teknologi, maka mata kuliah Analisis Sistem

    Teknik Kendali (control automatic)memberikan kemudahan dalam :

    1. Mendapatkan performansi dari sistem Dinamik,

    2. Dapat mempertinggi kualitas produksi

    3. Menurunkan biaya produksi,

    4. Mempertinggi laju produksi,

    5. Dan meniadakan pekerjaan- pekerjaan rutin yang membosankan, yang harus

    dilakukan oleh manusia.

  • 8/13/2019 127496886 Makalah Sistem Kendali Iqbal Fasya

    4/49

    BAB II

    PEMBAHASAN

    II.1. Sistem Kontrol

    Sejarah Perkembangan Teknik Kendali :

    Perkembangan teknik kendali begitu sangat pesat dimulai dari :

    1. Karya pertama dimulai abad 18, control automatic, governor sentrifugal, sebagai

    pengatur kecepatan mesin uap oleh James Watt

    2. Pada tahun 1922, control automatic pengemudi kapal laut oleh Minosky

    3. Pada tahun 1932, Kestablilan system loop tertutupdan terbuka terhadap

    masukkan tunak( steady state) sinusoidal

    4. Pada tahun 1934, Diperkenalkan istilah servomekanis untuk system control

    posisi, dalam hal ini membicarakan desain servo mekanis relay dengan

    masukkan yang berubah-ubah.

    5. Selama dasawarsa 40 tahun hingga 50 tahun kemudian, metoda dalam system

    desain system control linear berumpan balik benar-benar telah berkembang.

    6. Pada tahun 1960 an, kemudian dikembangkan kedalam bentuk multimasukkan

    /keluaran karena kompleknya Plant modern dan persyaratan yang keras pada

    tingkat ketelitian.

    Sistem kontrol adalah proses pengaturan ataupun pengendalian terhadap

    satu atau beberapa besaran (variabel, parameter) sehingga berada pada suatu

    harga atau dalam suatu rangkuman harga (range) tertentu. Di dalam dunia industri,

    dituntut suatu proses kerja yang aman dan berefisiensi tinggi untuk menghasilkan

    produk dengan kualitas dan kuantitas yang baik serta dengan waktu yang telah

    ditentukan. Otomatisasi sangat membantu dalam hal kelancaran operasional,

    keamanan (investasi, lingkungan), ekonomi (biaya produksi), mutu produk, dll.

    Ada banyak proses yang harus dilakukan untuk menghasilkan suatu produk

    sesuai standar, sehingga terdapat parameter yang harus dikontrol atau di kendalikan

    antara lain tekanan (pressure), aliran (flow), suhu (temperature), ketinggian (level),

    kerapatan (intensity),dll. Gabungan kerja dari berbagai alat-alat kontrol dalam proses

  • 8/13/2019 127496886 Makalah Sistem Kendali Iqbal Fasya

    5/49

    produksi dinamakan sistem pengontrolan proses (process control system).

    Sedangkan semua peralatan yang membentuk sistem pengontrolan disebut

    pengontrolan instrumentasi proses (process control instrumentation). Dalam istilah

    ilmu kendali, kedua hal tersebut berhubungan erat, namun keduanya sangat

    berbeda hakikatnya. Pembahasan disiplin ilmu Process Control Instrumentation lebih

    kepada pemahaman tentang kerja alat instrumentasi, sedangkan disiplin ilmu

    Process Control System mengenai sistem kerja suatu proses produksi.

    II.2. Prinsip Pengontrolan Proses

    Ada 3 parameter yang harus diperhatikan sebagai tinjauan pada suatu sistem

    kontrol proses yaitu :

    - cara kerja sistem kontrol

    - keterbatasan pengetahuan operator dalam pengontrolan proses

    - peran instrumentasi dalam membantu operator pada pengontrolan proses

    Empat langkah yang harus dikerjakan operator yaitu mengukur, membandingkan,

    menghitung, mengkoreksi. Pada waktu operator mengamati ketinggian level, yang

    dikerjakan sebenarnya adalah mengukur process variable (besaran parameter

    proses yang dikendalikan).

    Contohnya proses pengontrolan temperatur line fuel gas secara manual, proses

    variabelnya adalah suhu. Lalu operator membandingkan apakah hasil pengukuran

    tersebut sesuai dengan apa yang diinginkan. Besar proses variabel yang diinginkan

    tadi disebut desired set point. Perbedaan antara process variabel dan desired set

    point disebut error.

    Dalam sistem kontrol suhu di atas dapat dirumuskan secara matematis:

    Error = Set Point Process Variabel

    Process variabel bisa lebih besar atau bisa juga lebih kecil daripada desired

    set point. Oleh karena itu error bisa diartikan negatif dan juga bisa positif.

    II.3. Sistem Kontrol Otomatis

    Suatu sistem kontrol otomatis dalam suatu proses kerja berfungsi

    mengendalikan proses tanpa adanya campur tangan manusia (otomatis). Ada dua

    sistem kontrol pada sistem kendali/kontrol otomatis yaitu :

  • 8/13/2019 127496886 Makalah Sistem Kendali Iqbal Fasya

    6/49

    A. Open Loop (Loop Terbuka)

    Suatu sistem kontrol yang keluarannya tidak berpengaruh terhadap aksi

    pengontrolan. Dengan demikian pada sistem kontrol ini, nilai keluaran tidak di

    umpan-balikkan ke parameter pengendalian.

    Gambar II.3.1. Diagram Blok Sistem Pengendalian Loop Terbuka

    Adapun keunggulan dan kerugiannya pada open loop adalah :

    Keunggulannya:

    - Konstruksinya sederhana

    - Lebih murah dari system tertutup

    - Tidak ada masalah dengan ketidakstabilan

    - Ketelitian kerjanya ditentukan oleh kaliberasi

    Kerugiannya:

    - Gangguan dan perubahan kaliberasi, akan menimbulkan kesalahan,

    sehingga keluaran tidak seperti yang dikehendaki.

    - Untuk menjaga kualitas yang diperlukan pada keluaran diperlukan

    kaliberasi ulang pada setiap waktu tertentu.

    Contoh dari sistem loop terbuka adalah operasi mesin cuci. Penggilingan

    pakaian, pemberian sabun, dan pengeringan yang bekerja sebagai operasi mesin

    cuci tidak akan berubah (hanya sesuai dengan yang diinginkan seperti semula)

    walaupun tingkat kebersihan pakaian (sebagai keluaran sistem) kurang baik akibat

    adanya faktor-faktor yang kemungkinan tidak diprediksikan sebelumnya.. Diagram

    kotak pada Gambar II.3.2 memberikan gambaran proses ini.

  • 8/13/2019 127496886 Makalah Sistem Kendali Iqbal Fasya

    7/49

    Gambar II.3.2 Operasi mesin cuci

    B. Close Loop (Loop Tertutup)

    Suatu sistem kontrol yang sinyal keluarannya memiliki pengaruh langsung

    terhadap aksi pengendalian yang dilakukan. Sinyal error yang merupakan selisih

    dari sinyal masukan dan sinyal umpan balik (feedback), lalu diumpankan pada

    komponen pengendalian (controller) untuk memperkecil kesalahan sehingga nilai

    keluaran sistem semakin mendekati harga yang diinginkan.

    Adapun keunggulan dan kerugiannya pada close loop adalah :

    Keunggulannya:

    - Mampu untuk meningkatkan ketelitian, sehingga dapat terus

    menghasilkan kembali inputnya.

    - Dapat mengurangi kepekaan perbandingan keluaran terhadap

    masukkan untuk perubahan cirri-ciri system.

    - Mengurangi akibat ketidaklinearan dan distorsi.

    Kerugiannya:

    - Tidak dapat mengambil aksi perbaikan terhadap suatu gangguan

    sebelum gangguan tersebut mempengaruhi nilai prosesnya.

  • 8/13/2019 127496886 Makalah Sistem Kendali Iqbal Fasya

    8/49

    Gambar II.3.3. Diagram Blok Sistem Pengendalian Loop Tertutup

    Input ( Masukkan ) :Rangsangan atau perangsangan yang diterapkan

    ke suatu sistem pengendalian dari sumber energi,

    biasanya agar menghasilkan tanggapan tertentu

    dari system yang dikendalikan.

    Output (keluaran) :Tanggapan sebenarnya yang diperoleh dari

    sebuah sIstem pengendalian.

    Plant ( Proses ) :Seperangkat peralatan yang terdiri dari atau

    sebagian mesin yang bekerja secara bersama-sama dan digunakan untuk suatu Proses.

    Proses :Merupakan suatu bagian operasi atau

    perkembangan alamiah, yang berlangsung secara

    kontinyu ( Continue ), yang ditandai oleh suatu

    deretan perubahan kecil yang berurutan, dengan

    cara yang relative tetap, untuk mendapatkan suatu

    ahkiran yang dikehendaki.

    Gangguan :gangguan bila ada, memungkinkan suatu sinyal

    yang cendearung mempunyai pengaruh yang

    merugiakan pada harga keluaran system.

    PROSES

    "PLANT"

    ELEMENT

    PENGUKUR

    PENGONTROL

    INPUT OUTPUT

    GANGGUAN

  • 8/13/2019 127496886 Makalah Sistem Kendali Iqbal Fasya

    9/49

    Didalam analisis biasanya digambarkan sebagaimana diagram bolk /kotak sbb:

    Gambar II.3.4 diagram bolk

    Dimana :

    R(s) = Input Laplace transform

    C(s) = Output Laplace transform

    G(s) = Transfer function forword element

    H(s) = TF. Feedback element

    E(s) = Error sinyal

    II.4. Definisi Istilah

    Ada beberapa definisi istilah yang sering dipakai antara lain :

    a. Sistem (system) adalah kombinasi dari komponen-komponen yang bekerja

    bersama-sama membentuk suatu obyek tertentu.

    b. Variabel terkontrol (controlled variable) adalah suatu besaran (quantity) atau

    kondisi (condition) yang terukur dan terkontrol. Pada keadaan normal merupakankeluaran dari sistem.

    c. Variabel termanipulasi (manipulated variable) adalah suatu besaran atau

    kondisiyang divariasi oleh kontroler sehingga mempengaruhi nilai dari variabel

    terkontrol.

    d. Kontrol (control) mengatur, artinya mengukur nilai dari variabel terkontrol dari

    sistem dan mengaplikasikan variabel termanipulasi pada sistem untuk

    mengoreksi atau mengurangi deviasi yang terjadi terhadap nilai keluaran yangdituju.

    G(s

    H(s)

    R(s) E(s) C(s)

    + -

  • 8/13/2019 127496886 Makalah Sistem Kendali Iqbal Fasya

    10/49

    e. Plant (Plant) adalah sesuatu obyek fisik yang dikontrol.

    f. Proses (process) adalah sesuatu operasi yang dikontrol. Contoh : proses kimia,

    proses ekonomi, proses biologi, dll.

    g. Gangguan (disturbance) adalah sinyal yang mempengaruhi terhadap nilai

    keluaran sistem.

    h. Kontrol umpan balik (feedback control) adalah operasi untuk mengurangi

    perbedaan antara keluaran sistem dengan referensi masukan.

    i. Kontroler (controller) adalah suatu alat atau cara untuk modifikasi sehingga

    karakteristik sistem dinamik (dynamic system) yang dihasilkan sesuai dengan

    yang kita kehendaki.

    j. Sensor adalah peralatan yang digunakan untuk mengukur keluaran sistem dan

    menyetarakannya dengan sinyal masukan sehingga bisa dilakukan suatu operasi

    hitung antara keluaran dan masukan.

    k. Aksi kontrol (control action) adalah besaran atau nilai yang dihasilkan oleh

    perhitungan kontroler untuk diberikan pada plant (pada kondisi normal

    merupakan variabel termanipulasi).

    l. Aktuator (actuator), adalah suatu peralatan atau kumpulan komponen yang

    menggerakkan plant.

    Gambar II.4.1. memberikan penjelasan terhadap beberapa definisi istilah di atas.

    Gambar II.4.1. Sistem Kontrol Secara Lengkap

  • 8/13/2019 127496886 Makalah Sistem Kendali Iqbal Fasya

    11/49

    Contoh dari system close loop banyak sekali, salah satu contohnya adalah

    operasi pendinginan udara (AC). Masukan dari sistem AC adalah derajat suhu yang

    diinginkan si pemakai. Keluarannya berupa udara dingin yang akan mempengaruhi

    suhu ruangan sehingga suhu ruangan diharapkan akan sama dengan suhu yang

    diinginkan. Dengan memberikan umpan balik berupa derajat suhu ruangan setelah

    diberikan aksi udara dingin, maka akan didapatkan kesalahan (error) dari derajat

    suhu aktual dengan derajat suhu yang diinginkan. Adanya kesalahan ini membuat

    kontroler berusaha memperbaikinya sehingga didapatkan kesalahan yang semakin

    lama semakin mengecil. Gambar II.4.2 memberikan penjelasan mengenai proses

    umpan balik sistem AC ini.

    Gambar II.4.2 Proses Umpan Balik Pendingin Udara (AC)

    II.5. perancangan sistem kontrol umpan balik

    Ada tiga hal yang diperlukan dalam perancangan sistem kontrol umpan balik :

    Respon transien

    respon transien yaitu setiap system pengendalian/pengaturan diharapkan

    mempunyai transient time (waktu untuk gejala peralihan ) sekecil mungkin,

    artinya dapat proses sesingkat-singkatnya, sehingga harga keluarannya

  • 8/13/2019 127496886 Makalah Sistem Kendali Iqbal Fasya

    12/49

    sesuai dengan yuang diinginkan. Tetapim dengan transient time yang kecil,

    keluaran dakan mempunyai simpangan dan atau osilasi yang besar dalam

    menuju harga yana lebih besar ( semakin meningkat ).

    Stabilitas

    Stabilitas merupakan spesifikasi sistem yang paling penting. Jika suatu sistem

    tidak stabil, kinerja transien dan steady-state errors menjadi inti masalah.

    Sistem yang tidak stabil tidak dapat didisain agar memiliki respon-transien

    dan steady-state errorstertentu.

    steady-state error ( setelah wahtu gejala peralihan dianggap selesai ), disini

    ada 2 hal yang sangat penting yaitu:

    Adanya kesalahan (steady state error ) ialah output yag sebenarnya

    tidak sama dengan output yang diinginkan.

    Besarnya kesalahan steady state error dari kedua system tersebut

    sangat dipengaruhi oleh type system dan macam input

    II.6. Analisis dan Disain Sistem Umpan-BalikUmpan balik (feedback) membentuk topologi sistem kontrol seperti

    ditunjukkan oleh gambar II.6.1. yang kemudian disederhanakan menjadi gambar

    II.6.2.

    Gambar II.6.1. Bentuk umpan balik pada topologi sistem control

    Untuk sistem yang disederhanakan

  • 8/13/2019 127496886 Makalah Sistem Kendali Iqbal Fasya

    13/49

    gambar II.6.2. Topologi sistem kontrol umpan balik yang disederhanakan

    dibawah ini adalah diagram blok sistem kontrol "closed loop" tereduksi.

    gambar II.6.2. Sistem kontrol umpan balik tereduksi.

    1. Interpretasi fungsi transfer closed-looptergeneralisasi

    Komponen persamaan (1) diinterpretasikan sebagai berikut :

    Fungsi transfer G(s)H(s) dinamakan "fungsi transfer loop"

  • 8/13/2019 127496886 Makalah Sistem Kendali Iqbal Fasya

    14/49

    1 + G(s)H(s) = 0 dinamakan "persamaan karakteristik closed-loop" /

    "closed

    loop characteristic equation" (CLCE)

    Gc(s) dinamakan "fungsi transfer closed-loop"2. Umpan balik unity-gain

    Bentuk kanonik dari "umpan balik unity-gain" ditunjukkan oleh gambar 2.1

    gambar 2.1 Bentuk kanonik umpan balik unity-gain

    Go(s) dinamakan "fungsi transfer open-loop".

    Bandingkan dengan model terdahulu, H(s) =1, sehingga dari persamaan (1)

    diperoleh :

    3. Kinerja transien closed-loop

    Gambar 3.1 berikut menunjukkan contoh mekanisme servo.

    Gambar 3.1 contoh mekanisme servo

  • 8/13/2019 127496886 Makalah Sistem Kendali Iqbal Fasya

    15/49

    Untuk sistem diatas :

    Terlihat bahwa fungsi transfer order-dua, yang dapat memiliki

    beberapa bentuk peredaman, bergantung pada nilai K. Jika Kberubah, pole

    closed-loop bergerak menuju tiga bentuk perilaku, dari respon overdamped,

    ke critically-damped, hingga underdamped.

    Pada K = 0, pole-pole akan sama seperti open-loop, yaitu p1,2 = 0,-a

    (ditandai dengan s1pada gambar 4.1)

    gambar 4.1 Lokasipoleuntuk sistem contoh

    Untuk 0 < K< a2/4,pole-poleterletak pada (ditandai dengan s2pada gbr 4.1)

    Jika K naik, pole bergerak saling men-dekati di sepanjang sumbu-real dan

    responnya adalah overdamped(meskipun rise-dan settling-timeber-kurang),

    hingga kedua polesampai pada p1,,2 = -a/2, ketika K = a2/4 dan responnya

    adalah critically-damped (s3pada gambar 4.1)

    Jika Kterus naik,polemenjadi bilangan kompleks, dengan bagian real

  • 8/13/2019 127496886 Makalah Sistem Kendali Iqbal Fasya

    16/49

    d= -a/2 dan bagian imajiner :

    yang akan meningkat dari sisi ukuran, pada saat Knaik (s4pada gambar 6).

    Bagian real akan bernilai konstan sementara rasio peredaman berkurang.

    Jadi, %OS akan meningkat sementara nilai settling-time tidak mengalami

    perubahan.

    Hasil-hasil ini terangkum pada tabel berikut ini:

    Contoh soal 1

    Hitung Tp, %OSdan Tsuntuk sistem kontrol umpan-balik pada gambar berikut

    ini.

    Jawab :

  • 8/13/2019 127496886 Makalah Sistem Kendali Iqbal Fasya

    17/49

    2n= 5,

    n=K , sehingga

    Untuk overshootsebesar 10%,

    Contoh soal 2

    Untuk sistem pada gambar di bawah ini, tentukan gainKyang diperlukan

    untuk menghasilkan %OSsebesar 10%.

    Jawab :

    Catatan :

    Untuk sistem ini, settling-timeadalah Ts= 4/() = 4/(2.5) = 1.6 detik. Sistem

    dengan settling-timeyang lebih kecil tidak dapat didisain, karena bagian real

    daripolebernilai tetap dantidak dapat diatur melalui gain K. Diperlukankomponen tambahan untuk memperoleh settling-timekurang dari 2 detik

    4. Root-Locus

    Kembali pada sistem di gambar 3.1. Sistem tersebut memiliki fungsi transfer

    closed-loop :

  • 8/13/2019 127496886 Makalah Sistem Kendali Iqbal Fasya

    18/49

    Pada gambar 4.1 di bawah ini, diperlihatkan hasil plot dua "kurva" kontinu

    melalui pole-pole untuk menunjukkan gerakan pole yang merupakan fungsi

    kontinu dari K

    gambar 4.1 Gerakanpoleclosed-looppada system kontrol dengan fungsi

    transfer : Go(s) = K/ (s(s+ a))

    Kurva-kurva ini menggambarkan "locus" daripole-poleclosed-loop

    pada saat Kmengalami kenaikan. "Root Locus" ini dapat dibuat untuk semua

    sistem yang fungsi transfer open-loop-nya diketahui.

    Pembuatan root locusdengan menggunakan Matlab untuk sistem yang

    memiliki fungsi transfer Go(s) = 1/s(s+ 5) dan umpan balik unity-gainadalah

    sbb. :

    >> Go = tf([1],[1. 5. 0]) % Go(s) = 1/(s^2 + 5s) !

    >> rlocus(Go)

    Gambar 4.2 Hasil eksekusi pada Matlab.

  • 8/13/2019 127496886 Makalah Sistem Kendali Iqbal Fasya

    19/49

    II.7. Stabilitas closed-loop

    Sistem kontrol closed-loopadalah stabil jika seluruhpoleberada pada

    bidang kiri

    Contoh :

    Tentukan stabilitas sistem kontrol closed-loopseperti pada gambar berikut ini.

    Jawab :Fungsi transfer closed-loop

    Pole-poledan zeros(akar-akar) dari persamaan karakteristik closed-loop

    Jadi

  • 8/13/2019 127496886 Makalah Sistem Kendali Iqbal Fasya

    20/49

    Jawab :

    Fungsi transfer closed-loopsistem:

    Pole-n a sekaran adalah : s = -3.087, +0.0434 1.505

    Karena terdapat duapole pada bidang kanan, maka respon sistem instabil.

    Jika terdapat dua atu tigapoledi sumbu imajiner, bentuk respon adalah :

    Atncos(t + ); n= 1,2, ... . Respon seperti ini juga terus membesar, karena

    tnjika t

    1. Instabilitas

    Sistem dapat dinyatakan tidak stabil (instabil) jika fungsi transfernya paling

    tidak memiliki satu pole di bidang kanan dan/atau pole dengan nilai > 1 pada

    sumbuimajiner.

    Contoh 1.1

    Hitung kestabilan sistem kontrol closed-looppada gambar berikut ini :

  • 8/13/2019 127496886 Makalah Sistem Kendali Iqbal Fasya

    21/49

    1.2. Stabilitas Marginal

    Sistem yang memiliki sepasangpolepada sumbu imaginer, ataupoletunggal

    pada titik origin, disebut sebagai sistem stabil marginal. Sistem ini memiliki

    respons natural yang terdiri dari osilasi tanpa redaman atau nilai konstan pada

    t

    2. Uji Stabilitas

    Dalam sekilas, pengujian stabilitas sistem terlihat mudah, yaitu cukup melalui

    pencarian lokasipolefungsi transfer. Namun, kenyataannya tidak selalu mudah.

    Contoh 2.1

    Tentukan kestabilan sistem closed-looppada gambar di bawah ini :

    Menemukan lokasipolesistem open-loopdi sini bukan merupakan masalah.

    Tapi tidak demikian denganpolesistem closed-loop. Tidak ada cara analitis

    yang bisa digunakan untuk mencari akar CLCE. Salah satu cara untuk

    menyelesaikannya adalah dengan menggunakan algoritma "roots" yang ada

    di Matlab. Cara lain untuk menyelesaikan masalah ini adalah dengan

    menggunakan metode yang dinamakan "tes Hurwitz".

    Jawab :Fungsi transfer closed-loop

  • 8/13/2019 127496886 Makalah Sistem Kendali Iqbal Fasya

    22/49

    3. Kriteria Hurwitz

    Jika terdapat polinom karakteristik closed-loopdalam bentuk terfaktorisasi sbb

    denganpiadalah zero P(s) (yaitu akar CLCE). Jika seluruh poleberada di LHP

    (left-half plane), maka faktornya akan memiliki bentuk (s+ pi) (karena setiap pi

    akan memiliki bagian real yang negatif). Dengan demikian, koefisien polinom

    terekspansi hanya akan memiliki tanda positif. Hal ini tetap berlaku, walaupun

    beberapa faktorpimerupakan bilangan kompleks.

    Karena faktor kompleks selalu muncul dalam bentuk pasangan konyugasi, maka:

    yang juga memiliki koefisien positif. Di sini tidak boleh ada koefisien yang hilang,

    karena akan mengubah akar positif dan negatif, atau akar-akar pada sumbu

    imajiner. Jadi, hal yang penting bagi suatu sistem untuk menjadi stabil adalah

    seluruh koefisien CLCE-nya dalam bentuk sn,sn-1,...,s0ada dan bernilai positif.

    Dalam bentuk yang lebih formal :

    Kriteria Hurwitz

    Kriteria Hurwitz menyatakan bahwa sebuah sistem disebut instabil jika

    terdapat banyak koefisien negatif atau koefisien hilang pada persamaan

    karakteristik closed-loop. Uji stabilitas yang dinamakan Tes Hurwitz ini sangat

    mudah untuk digunakan :

    s3 + 27s2 - 26s + 24 bersifat instabil karena koefisien salah satu sukunya

    negatif.

    s3 + 27s2 + 26s bersifat instabilkarena suku s0nya hilang, tetapi

    s3 + 27s2 + 26s + 24 bisa jadi stabil

  • 8/13/2019 127496886 Makalah Sistem Kendali Iqbal Fasya

    23/49

  • 8/13/2019 127496886 Makalah Sistem Kendali Iqbal Fasya

    24/49

    Langkah selanjutnya adalah menginsialisasi Routh arraydengan mengisi dua

    baris

    pertama dengan koefisien polinom karakteristik sbb. :

    1. Untuk baris s4, elemen pertamanya adalah a4, yaitu koefisien s4. Elemen

    berikutnya adalah a2dan elemen terakhir adalah a0. Jadi, baris pertama

    adalah :

    s4: a4 a2 a0

    Perhatikan bahwa pada langkah ini, s4 hanya diisi oleh koefisien genap,

    karena n= 4 (genap). Jika nganjil, maka baris diisi dengan koefisien ganjil.

    2. Untuk baris ke dua (s3),dilakukan pengisian elemen yang tersisa. Jadi

    s3: a3 a1 0

    Angka 0 digunakal untuk menyamakan jumlah kolom.

    Setelah inisialisasi selesai, diperoleh

    matriks seperti di samping ini.

  • 8/13/2019 127496886 Makalah Sistem Kendali Iqbal Fasya

    25/49

    1. Dimulai dengan pembentukan matriks 2 x 2 dengan mengambil elemen kiri-

    atas dari matriks. Matriks 2 x2 ini dinamakan matriks R1.

    Elemen pertama dari baris ke-3 Routh Arraydinamakan b1, dimana

    b1= -det(R1)/R1(1,2)

    dengan kata lain :

    2. Elemen ke-2 dari baris ke-3, b2, dihitung dengan cara yang sama. R2dibuat

    dengan mengganti elemen kolom-2 dengan elemen kolom-3, sementara

    elemen kolom-1 dibiarkan tetap.

    3. Langkah ini diteruskan hingga determinan bernilai nol, dimana selanjutnya

    elemen baris-3 diisi dengan nilai 0.

    4. Seluruh proses diulangi hingga seluruh matriks terisi. Tabel berikut

    menunjukkan keseluruhan perhitungan elemen matriks Routh array

  • 8/13/2019 127496886 Makalah Sistem Kendali Iqbal Fasya

    26/49

    Routh Arrayyang sudah terisi lengkap

    4.2 Tes Routh-Hurwitz

    Dengan kriteria Routh-Rouwitz dapat dilakukan pengujian terhadap

    sistem, yang karakteristik closed-loop-nya telah lulus uji kriteria Hurwitz.

    Kriteria Routh-Hurwitz :

    Jumlah akar polinom karakteristik yang berada pada right-half-planesama

    dengan jumlah perubahan signpada kolom pertama Routh Array

    Contoh 4.2.1

    Akan dilakukan uji kestabilan untuk sistem tergambar di bawah ini.

    Jawab :

    Karena koefisien persamaan sudah lengkap, maka sistem lulus tes Hurwitz.

    Dilakukan pengujian lebih lanjut dengan kriteria Routh-Hurwitz. Hasil

    inisialisasi adalah sbb. :

  • 8/13/2019 127496886 Makalah Sistem Kendali Iqbal Fasya

    27/49

    Routh Array tidak akan berubah karena perkalian suatu baris dengan

    suatu konstanta. Ini bisa digunakan untuk menyederhanakan langkah.

    Sebagai contoh, pada baris ke-dua terlihat bahwa baris bisa disederhanakan

    dengan mengalikannya dengan 1/10. Jadi :

    Kemudian dilakukan langkah-langkah untuk melengkapi isi tabel. Hasilnya

    sbb. :

    Jadi matriksnya adalah

  • 8/13/2019 127496886 Makalah Sistem Kendali Iqbal Fasya

    28/49

    dan isi kolom ke-1 adalah

    Pada kolom-1 terjadi dua kali perubahan sign(dari 1 ke -72 dan dari -72 ke

    103). Dengan demikian, sistem tidak stabil dan memiliki duapolepada RHP.

    5. Kasus-kasus khusus

    Dua kasus khusus dapat terjadi pada saat pembuatan Routh array

    Nilai nol bisa muncul pada kolom pertama array.

    Seluruh elemen pada satu baris bernilai nol.

    5.1 Nilai nol di kolom pertama

    Jika kolom pertama memiliki elemen bernilai nol, maka akan terjadi

    operasi "pembagian dengan nol" pada langkah pencarian elemen untuk baris

    berikutnya. Untuk menghindari-nya, digunakan satu nilai kecil e(epsilon)

    sebagai pengganti nilai nol di kolom pertama.

    Contoh 5.1

    Diketahui sebuah sistem kontrol memiliki fungsi transfer closed-loopsebagai

    berikut.

    Buatlah Routh-arraysistem tersebut dan interpretasikan kestabilan sistem

    tersebut.

    Jawab :

    Polinom karakteristiknya adalah

    sehingga Routh array-nya menjadi seperti yang terlihat pada tabel kiri. Pada

    tabel kanan, terlihat hasil analisis perubahan sign.

  • 8/13/2019 127496886 Makalah Sistem Kendali Iqbal Fasya

    29/49

    Jika e dipilih bernilai +, akan terdapat dua perubahan sign. Jika e dipilih

    bernilai - ,juga terdapat dua perubahan sign. Jadi, tidak jadi masalah apakah

    e dipilih bernilai+ atau -. Hasil analisis adalah : sistem di atas memiliki dua

    polepada RHP.

    5.2 Seluruh elemen pada baris bernilai nol

    Hal ini bisa terjadi untuk polinom genap

    Contoh 5.2

    Buat Routh arrayuntuk sistem dengan fungsi transfer closed-loop sbb. :

    Jawab :

    Routh arraydari sistem adalah:

  • 8/13/2019 127496886 Makalah Sistem Kendali Iqbal Fasya

    30/49

    Perhitungan tidak bisa dilanjutkan dengan cara biasa karena seluruh elemen

    baris ke-3 bernilai nol. Agar perhitungan bisa berlanjut, digunakanpolinom

    auksiliari Q(s), yang dibentuk dari baris sebelum baris nol, Q(s) = s4+ 6s2 + 8

    Selanjutnya, dilakukan diferensiasi Q(s) terhadap s:

    dan baris ke-3 diganti dengan koefisien hasil derivatif (setelah

    disederhanakan melalui pembagian dengan 4), seperti terlihat pada tabel kiri

    di bawah ini.

    Baris-baris lain dibuat dengan cara biasa, yang hasilnya terlihat di atas pada

    tabel kanan.

    Terlihat tidak adanya perubahan signpada Routh array. Jadi, sistem stabil.

    5.2 Interpretasi baris nol

    Baris nol akan muncul pada Routh arrayjika polinom genap murni merupakan

    factor dari polinom karakteristik. Sebagai contoh, polinom s4+ 5s2+ 7 adalah

    polinom genap murni, yang hanya memiliki pangkat genap untuk s. Polinom

  • 8/13/2019 127496886 Makalah Sistem Kendali Iqbal Fasya

    31/49

    genap memiliki akar-akar simetris terhadap sumbu imajiner. Beberapa kondisi

    simetri dapat terjadi :

    Adalah polinom genap yang menimbulkan baris nol pada Routh array.

    Dengan demikian, baris nol mengindikasikan adanya akar-akar simetris

    terhadap origin.Beberapa akar dapat berada pada sumbu imajiner (simetri

    jenis B). Sebaliknya,jika kita tidak mendapatkan baris nol, kemungkinan kita

    tidak memiliki akar padasumbuj.

    Karakteristik lain dari Routh array untuk kasus di atas yang masih perlu

    diperta-nyakan adalah apakah baris sebelum baris nol mengandung polinom

    genap, yangmerupakan faktor polinom asalnya. Pada contoh yang lalu,

    polinom s4+ 6s2+ 8 adalah faktor dari polinom asal. Akhirnya, uji Routh, dari

    baris yang mengan-dung polinom genap hingga baris terakhir, hanya menguji

    polepada polinom genap.Contoh berikut dapat menjelaskan hal ini.

    Contoh 5.2

    Hitung berapa pole yang berada pada RHP, LHP, dan di sumbu j untuk

    sistem dengan fungsi transfer closed-loopsebagai berikut :

    1. akar-akar real dan simetris terhadap

    sumbu imajiner (A)2. akar-akar imajiner dan simetristerhadap sumbu real (B), atau

    3. akar-akar bersifat kuadrantal (C)

    Ketiga kondisi di atas dapat meng-hasilkan polinom genap.

  • 8/13/2019 127496886 Makalah Sistem Kendali Iqbal Fasya

    32/49

    Jawab :

    Dari persamaan dapat dibuat Routh arraysbb.

    Untuk mempermudah, baris s6dikalikan dengan 1/10 dan baris s4dikali 1/20.

    Terdapat baris nol pada baris s3. Kembali ke baris s4, ekstraksi polinom genap

    dan dibuat derivatifnya.

    Baris nol diganti dengan 4, 6, 0 = 2, 3, 0 dan Routh arraydapat dilengkapi :

  • 8/13/2019 127496886 Makalah Sistem Kendali Iqbal Fasya

    33/49

  • 8/13/2019 127496886 Makalah Sistem Kendali Iqbal Fasya

    34/49

    Jika K= 1386, maka baris s1menjadi baris nol. Baris sebelumnya adalah

    Q(s) = 18s2 + 1386 dan derivatifnya adalah 36s, sehingga Routh array

    barunya adalah :

    Untuk polinom Q(s) tidak terdapat perubahan signdari s1hingga s0,

    sehingga pasti ada dua akar imajiner dan sistem bersifat stabil marginal.

    Untuk kontrol azimuth antena pada gambar di samping ini, fungsi trans-

    fernya adalah :

    Hitung gain pre-amplifierKdimana sistem closed-loop stabil.

    Jawab:0 < K < 2623.29

    7. Stabilitas Relatif

    Pengujian stabilitas sistem kontrol berdasarkan sejumlah parameter adalah

    hal yang sangat penting. Namun dalam perancangan sistem kontrol,

    stabilitas absolut bukan- lah sesuatu yang menarik. Pada contoh

    sebelumnya, gain Kmaksimum yang diperoleh adalah 2623.29. Jika kita

    menginginkan "margin of safety" (margin aman) untuk memastikan bahwa

    sistem tidak akan pernah instabil. Sebagai contoh, untuk kasus di atas kita

    bisa batasi gain K maksimum sebesar 2620.29, yang berarti kita

    memberikan marginuntuk gain sebesar 3. Gain margin(GM) adalah

    contoh parameter disain yang memastikan telah tercapainya "stabilitasrelatif" dalam disain.

  • 8/13/2019 127496886 Makalah Sistem Kendali Iqbal Fasya

    35/49

    II.8 Steady-state erro rs

    Kesalahan sistem (system error) :

    untuk sistem kontrol umpan-balik didefinisikan sebagai selish antara

    keluaran yang diharapkan (r(t)) dan keluaran aktuan (c(t)).

    Steady-state error:

    didefinisikan sebagai selisih antara keluaran yang diharapkan dan keluaran

    actual pada t

    Dari sejumlah sinyal uji (test input) untuk analisis sistem kontrol, yang telah

    dibahas sebelumnya, yaitu impuls, step, ramp, parabola, dan sinusoidal,

    akan digunakan tiga sinyal uji untuk menilai kinerja steady-state sistem

    kontrol dan hubungannya dengan steady-state error. Ketiga sinyal input

    tersebut adalah

    input step

    input ramp, dan

    input parabolik

    Input Step

    Sinyal input ini merepresentasikan kebutuhan akan posisi yang konstan

    dan sangat berguna untuk melihat kemampuan sistem kontrol dalam

    memposisikan dirinya relatif terhadap "target" stasioner, seperti satelit

    geostasioner.

  • 8/13/2019 127496886 Makalah Sistem Kendali Iqbal Fasya

    36/49

    Input Ramp

    Sinyal input ini merepresentasikan kebutuhan akan kecepatan dan sangat

    berguna untuk melihat kemampuan sistem kontrol dalam melacak target

    yangbergerak dengan kecepatan konstan. Sebagai contoh, pesawat ruang

    angkasa yang bergerak dengan kecepatan konstan di orbit.

    Input Parabolik

    Sinyal input ini merepresentasikan kebutuhan akan akselerasi dan

    pengujian kemampuan sistem kontrol untuk melacak obyek yang bergerak

    dengan kece-patan berubah-ubah. Sebagai contoh, pelacakan peluru

    kendali yang sedang terbang.

  • 8/13/2019 127496886 Makalah Sistem Kendali Iqbal Fasya

    37/49

    Karena yang menjadi perhatian di sini adalah selisih antara keluaran aktual

    dan keluaran yang diharapkan setelah kondisi steady-statetercapai, kita

    hanya dapat menghitung steady-state errorsistem yang respon naturalnya

    mencapai zeropada t

    8.1 Bentuk-bentuk Steady-State Error s

    Berikut ini akan diuraikan bentuk-bentuk steady-state erroruntuk input step

    danramp.

    Step Error

    Observasi step error

    Pada kasus 1, e1() = 0 karena output 1 = input pada t= . Steady-

    state errorbernilai nol.

    Pada kasus 1, e2() 0 karena output 2 = input pada t. Steady

    state errorbernilai tidak nol.

    Ramp Error

  • 8/13/2019 127496886 Makalah Sistem Kendali Iqbal Fasya

    38/49

    Observasi ramp error

    Pada kasus 1, e1() = 0. Steady-state error bernilai nol.

    Pada kasus 2, respon memiliki gradien yang sama, tetapi e2() 0

    Pada kasus 3, selisih berubah pada saat input berubah. Respon memiliki

    gradient berbeda sehingga e3()

    8.2 Perspektif diagram blok

    Dengan definisi error sistem, kita dapa mengekspresikan error sistem

    dalam bentuk varaiabel ter-transformasi (berguna dalam diagram blok) :

    Untuk sistem kontrol umum, dimana fungsi transfernya adalah Gc(s), error

    harus di-dapatkan melalui diagram blok seperti pada gambar berikut.

    Gambar 1. Erroruntuk sistem closed-loopumum

    Untuk sistem umpan-balik unity-gain (gambar 2), keluaran dari blok

    penjumlah jelas merupakan error sistem E(s). Selanjutnya konsentrasi

    akan diarahkan padapenurunan steady-state erroruntuk kasus khusus ini,

    tetapi ini juga bersifat umum, karena bisa diaplikasikan pada rancangan

    sistem lain Jika dalam steady-statec= r, maka errore() = 0.

    Gambar 2. Erroruntuk sistem umpan-balik dengan unity-gain

  • 8/13/2019 127496886 Makalah Sistem Kendali Iqbal Fasya

    39/49

    Contoh 8.1

    Gambar 3 menunjukkan sistem dengan gainpada forward loop.

    Bagaimana steady- stateerror-nya untuk input step.

    Gambar 3. Sistem closed-loopdengan gaindalam forward-loop

    Jawab :

    Digunakan input step r(t) = u(t), c(t) = Kc(t), sehingga steady-state error0

    jika c(t) 0. Semakin besar nilai K, semakin kecil steady-state error (1/(1 +

    K)), tetapi tidak pernah menjadi nol. Dengan demikian, untuk system

    dengan gainmurni pada arah maju (forward), steady-state-errortidak nol

    untuk input step.

    Contoh 8.2

    Integrator dalam forward-loop terlihat pada gambar 4. Tentukan steady-

    state error-nya.

    Gambar 4. Sistem closed-loopdengan integrator dalam forward loop

    Jawab :

    Digunakan input step. Steady-state-errorsekarang bernilai nol. Ini karena

    keluaranblok, c(t) = Ke(t) dt, dapat bernilai bukan nol, meskipun inputnya

    bernilai nol.Jika c(t) naik, c(t) = r(t) - c(t) turun. Jika c(t) = 0, masih bisa

    terdapat ouput untukc(t) (K0 dt = 0+ bil.konstan). Sebaliknya, jika tidak

    ada error, integrator akanmembentuk lerengan naik dan turun (Kadt = at

    + bil. konstan), meningkatkan c(t) yang kembali akan menurunkan e(t)

    hingga nol.

  • 8/13/2019 127496886 Makalah Sistem Kendali Iqbal Fasya

    40/49

    Model motor yang paling sederhana adalah integrator. Jika diberikan

    tegangan konstanakan terjadi perubahan posisi - dengan kecepatan

    konstan. Jika tegangan dihilangkan, motor berhenti, tapi posisi akhirnya

    tidak harus nol ! Meskipun demikian, jika sebuahmotor digunakan dalam

    sistem closed-loop, ia akan berhenti pada nilai yang sama dengan

    inputnya. Dengan demikian, sistem kontrol dengan integrator dalam

    forward loop akan selalu memiliki steady-state error bernilai nol untuk

    posisi.

    8.3 Steady-State Error untuk sistem dengan umpan balik unity-gain

    Di sini digunakan kembali sistem kanonik seperti pada gambar 1 di bawah

    ini.

    Untuk sistem ini :

    Teorema Nilai-Akhir(final value theorem)menyatakan bahwa

    sehin a

  • 8/13/2019 127496886 Makalah Sistem Kendali Iqbal Fasya

    41/49

    8.3.1Inputstep

    Dari persamaan 3, lims 0G0(s) adalah steady-state gain dari fungsi

    transfer open-loop.Untuk mendapatkan steady-state step errorsebesar

    nol, diperlukan lims 0G0(s) = . Dengan demikian G0(s) harus memiliki

    bentuk sbb.:

    dimana jika s 0, penyebut akan bernilai nol sehingga G0(s) = .

    Dengan demikian, untuk mendapatkan steady-state step error sebesarnol, paling tidak harus ada satu pole pada origin s = 0 (yaitu n > 1).

    Faktor s pada penyebut dari fungsi transfer open-loop

    merepresentasikan integrator pada arah maju. Dengan demikian, untuk

    mendapatkan steady-state step errorsebesar nol, paling tidak kita harus

    memiliki satu integrator di dalam fungsi transfer open-loop.

    Jika tidak ada penyebut dengan faktor snberarti n= 0 dan diperoleh

    Untuk input step satuan (unity step input) r(t) = u(t),dimana :

    u(t) = 1 untuk t> 0= 0 di tem at lain

  • 8/13/2019 127496886 Makalah Sistem Kendali Iqbal Fasya

    42/49

    yang bersifat terhingga (finite) dan menghasilkan steady-state step error

    terhingga.

    Untuk mendapatkan steady-state ramp error bernilai nol, lims 0sG(s) = .

    Untuk itu, n > 2, sehingga paling tidak harus ada dua integrator di dalam

    fungsi transfer open-loop. Jika hanya ada satu integrator, n= 1, maka

    yang bersifat terhingga dan oleh karena itu akan terdapat steady-state ramp

    erroryang terhingga.

    Jika tidak ada integrator, maka n= 0 dan akan diperoleh :

    8.3.2 In ut

    Untuk input r(t) = tu(t) dengantu(t) = tuntuk t> 0

    = 0 di tempat lain

    sehingga

  • 8/13/2019 127496886 Makalah Sistem Kendali Iqbal Fasya

    43/49

    Sehingga kita mendapatkan steady-state velocity errortak terhingga

    8.3.3 Input Parabolik

    Untuk input parabolic dimana.

    Agar steady-state parabolic errorbernilai nol, lims0s2G0(s) = . Untuk itu, n

    > 3.Berarti harus ada tiga integrator di dalam fungsi transfer open-loop. Jika

    hanya ada dua integrator, n = 2, terdapat steady-state parabolic error

    terhingga. Jika n< 2, terdapat steady-state parabolic errortak hingga.

  • 8/13/2019 127496886 Makalah Sistem Kendali Iqbal Fasya

    44/49

    8.4 Definisi Konstanta Galat Statik dan Jenis Sistem

    8.4.1 Konstanta Galat Statik (Stat ic Error Constants)Dari perhitungan-

    perhitungan di atas, kita dapatkan definisi steady-state error

    untukgalat step, ramp, dan parabolik, sbb. :

    Konstanta-konstanta di atas dapat bernilai nol, terhingga, atau tak

    terhingga, tergantungpada sifat G0(s). Dalam kenyataannya, mereka

    bergantung pada jumlah faktor spadapenyebut G0(s) atau jumlah integrator

    pada alur maju. Berikut ini adalah konstantagalat statis (static error

    constants).

  • 8/13/2019 127496886 Makalah Sistem Kendali Iqbal Fasya

    45/49

    8.4.2 Nomor jenis system

    Perhatikan gambar di atas. Nomor jenis sistem didefinisikan berdasarkan

    nilai n, yang berarti menurut jumlah integrator di dalam G0(s).

    Sistem dengan n= 0 dinamakanjenis 0 Sistem dengan n= 1 dinamakanjenis 1 Sistem dengan n= 2 dinamakanjenis 2 dst.Jelas bahwa nilai konstanta galat statis berhubungan dengan nomor jenis

    sistem. Hubungan ini secara eksplisit digambarkan pada bagian berikut.

    Nomor jenis sistem dan konstanta galat statisnya

    Jenis sistem dan steady -state error

  • 8/13/2019 127496886 Makalah Sistem Kendali Iqbal Fasya

    46/49

    8.5 Spesifikasi Steady-State Erro r

    Contoh 8.1

    Tentukan spesifikasi Kv= 1000. Apa yang ditunjukkannya mengenai

    sistem kontrol ?

    Jawab :

    1. Sistem stabil

    2. Sistem tipe 1

    3. Input sistem adalah ramp

    4. Steady-state error-nya adalah 1/Kvper unit gradien ramp

    Contoh 8.2

    Untuk sistem kontrol azimuth antena berikut ini

    1. Carilah steady-state errordalam Kuntuk input step, ramp, danparabolik

    2. Cari nilai Kyang menghasilkan steady-state error10%. Apakah sistem

    stabil ?

    Jawab :

    1.

    Sistem tipe 1, berarti

    2. Galat 10% berlaku untuk ramp. Jadi untuk galat 10% :

  • 8/13/2019 127496886 Makalah Sistem Kendali Iqbal Fasya

    47/49

    K= 257,9. Nilai ini berada dalam rentangan 0

  • 8/13/2019 127496886 Makalah Sistem Kendali Iqbal Fasya

    48/49

    BAB III

    Penutup

    A. Kesimpulan

    Dalam perancangan sistem kontrol, langkah pertama yang harus dilakukan

    adalah menganalisa sistem yang akan dikontrol terlebih dahulu. Pembuatan

    model yang lebih sederhana akan mempermudah kita dalam menganalisa sistem

    tersebut. Kemudian pemodelan tersebut dapat kita nyatakan dalam suatu

    persamaan matematis, sehingga aplikasi perhitungan matematis akan sangat

    memungkinkan dalam menganalisa sistem tersebut.

    Dalam perancangan sistem kontrol umpan balikAda tiga hal yang diperlukan

    dalam perancangan sistem kontrol umpan balik diantaranya :

    Respon transien

    Stabilitas

    steady-state eror

  • 8/13/2019 127496886 Makalah Sistem Kendali Iqbal Fasya

    49/49

    Daftar Pustaka

    http://subali.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/2042/Bab4_part3_Lec09.ppt

    http://subali.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/2040/Bab4_Part1_Eval_o_Sist_R

    es_lec050607.ppt

    http://subali.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/2043/Bab5_Lec10.ppt

    http://subali.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/2044/Bab6_Lec11.ppt

    http://subali.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/2045/Bab6_part2_Lec12.ppt

    http://subali.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/2046/Bab7_part1_Lec13.ppt

    http://subali.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/2047/Bab7_part2_Lec14.ppt

    http://kk.mercubuana.ac.id/files/14021-1-973447051328.doc

    http://202.91.15.14/upload/files/4616_Pendahuluan.doc

    http://subali.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/2042/Bab4_part3_Lec09.ppthttp://subali.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/2042/Bab4_part3_Lec09.ppthttp://subali.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/2040/Bab4_Part1_Eval_o_Sist_Res_lec050607.ppthttp://subali.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/2040/Bab4_Part1_Eval_o_Sist_Res_lec050607.ppthttp://subali.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/2040/Bab4_Part1_Eval_o_Sist_Res_lec050607.ppthttp://subali.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/2043/Bab5_Lec10.ppthttp://subali.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/2043/Bab5_Lec10.ppthttp://subali.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/2044/Bab6_Lec11.ppthttp://subali.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/2044/Bab6_Lec11.ppthttp://subali.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/2045/Bab6_part2_Lec12.ppthttp://subali.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/2045/Bab6_part2_Lec12.ppthttp://subali.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/2046/Bab7_part1_Lec13.ppthttp://subali.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/2046/Bab7_part1_Lec13.ppthttp://subali.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/2047/Bab7_part2_Lec14.ppthttp://subali.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/2047/Bab7_part2_Lec14.ppthttp://kk.mercubuana.ac.id/files/14021-1-973447051328.dochttp://kk.mercubuana.ac.id/files/14021-1-973447051328.dochttp://202.91.15.14/upload/files/4616_Pendahuluan.dochttp://202.91.15.14/upload/files/4616_Pendahuluan.dochttp://202.91.15.14/upload/files/4616_Pendahuluan.dochttp://kk.mercubuana.ac.id/files/14021-1-973447051328.dochttp://subali.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/2047/Bab7_part2_Lec14.ppthttp://subali.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/2046/Bab7_part1_Lec13.ppthttp://subali.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/2045/Bab6_part2_Lec12.ppthttp://subali.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/2044/Bab6_Lec11.ppthttp://subali.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/2043/Bab5_Lec10.ppthttp://subali.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/2040/Bab4_Part1_Eval_o_Sist_Res_lec050607.ppthttp://subali.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/2040/Bab4_Part1_Eval_o_Sist_Res_lec050607.ppthttp://subali.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/2042/Bab4_part3_Lec09.ppt