Upload
chandra-n-saragih
View
137
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
Tujuan antar kerja adalah mempertemukan pencari kerja yang membutuhkan pekerjaan
dengan pemberi kerja yang membutuhkan tenaga kerja yang finalnya penempatan kerja,
Salah satu program pemerintah yang dilakukan oleh Departemen Tenaga Kerja dan
Transmigrasi adalah memberikan pelayanan kepada masyarakat khususnya di bidang
ketenagakerjaan, yang wilayahnya mencakup Republik Indonesia. Pada hakekatnya
Indonesia merupakan satu wilayah kesatuan pasar kerja yang tidak terpisahkan satu
sama lain. Untuk itu mutu pelayanan antar kerja harus dioptimalkan sehingga dapat
tercipta pelayanan prima di seluruh negeri ini.
Pelayanan antar kerja sangat dibutuhkan kecepatan, keterbukaan dan keprofesionalan,
karena masyarakat akan melihat dan menilai langsung, untuk itu pelayanan antar kerja
sudah selayaknya ditingkatkan sesuai dengan dinamika masyarakat. Khusunya bagi
pemangku kepentingan (stake holder) baik pelaksana penempatan pemerintah maupun
swasta.
Antar Kerja Antar Daerah (AKAD) merupakan salah satu bentuk mekanisme pelayanan
penempatan tenaga kerja lintas Provinsi di wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia, sesui dengan sejarah bahwa penempatan TK-AKAD sudah ada pada saat
Indonesia dijajah oleh bangsa Belanda, Pemerintah Belanda mengadopsi pola tersebut
dari Pemerintah Inggris yang selanjutnya diimplementasikan di Indonesia, awalnya
penempatan TK-AKAD dari penduduk Pulau Jawa ditempatkan ke Pulau Sumatera
untuk dipekerjakan di sector perkebunan, selanjutnya diikuti penempatan Antar Kerja
Antar Negara (AKAN) dari masyarakat Jawa Indonesia ke Negara Suriname. Pada saat
itu belum ada peraturan yang baku tentang penempatan tenaga kerja dalam negeri
maupun ke luar negeri, sebenarnya filosofis penempatan TK-AKAD pada awal orde
baru adalah untuk menunjang program transmigrasi (penyebaran penduduk) yang ketika
itu penduduk di Pulau Jawa dan Bali sudah cukup padat, sedangkan di Sumatera,
Kalimantan dan Sulawesi masih sangat sedikit sekali penduduknya. Dengan pola
penempatan AKAD selama waktu tertentu, tenaga kerja setelah selesai menyelesaikan
kontrak kerjanya maka diharapkan tenaga kerja tersebut bersedia untuk menetap dan
tinggal didaerah penempatan tersebut.
Pelaksana Penempatan :
Perarturan perundangan yang terkait langsung dengan pelayanan penempatan TK-
AKAD adalah Undang Undang Nomor : 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Bab
VI Penempatan Tenaga Kerja, dan Permenakertrans RI Nomor : Per. 07/Men/IV/2008
Tentang Penempatan Tenaga Kerja serta Keputusan Dirjen Binapenta Depnakertrans RI
No. Kep. 258/DPPTK/IX/2008 Tentang Tata Cara Penempatan Tenaga Kerja Antar
Kerja Antar Daerah, pada prinsipnya telah diatur dan ditetapkan peran dan fungsi
masing-masing pemangku kepentingan (stake holder) baik pemerintah, pelaksana
penempatan dan pengguna tenaga kerja.
Yang dapat melaksanakan penempatan tenaga kerja melalui mekanisme AKAD terdiri
dari :
a.Lembaga Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja ( LPTKS-AKAD ) berbadan hukum
dan memiliki Ijin dari Menteri Tenaga Kerja dan Trasmigrasi RI, untuk memenuhi
kebutuhan sendiri atau pihak lain ( labour supply) berdasarkan job order;
b.Perusahaan Pemberi Kerja yang membutuhkan tenaga kerja.
Termasuk kategori penempatan TK-AKAD adalah Penempatan diperairan lepas pantai
dan Pelayaran antar pulau dalam wilayah NKRI.
Dokumen / persyaratan yang diperlukan dalam penempatan TK-AKAD bagi pelaksana
penempatan, yakni :
1.Memiliki Surat Persetujuan Penempatan (SPPTK-AKAD) yang diterbitkan oleh
Dirjen Binapenta Depnakertrans RI, dilampiri : Daftar Isian Kegiatan Rencana
Kebutuhan Tenaga Kerja (DIK-RKTKAD) dan Rancangan Perjanjian Kerja yang telah
disahkan oleh Dinas yang membidangi Ketenagakerjaan Kabupaten / Kota daerah tujuan
penempatan.
2.Memiliki Surat Rekomendasi rekrut dan seleksi dari Dinas yang membidangi
Ketenagakerjaan Provinsi asal tenaga kerja.
Tahapan penempatan TK-AKAD :
1.Pelaksana Penempatan mengurus dokumen / persyaratan administrasi yang telah
ditentukan, yakni SPP-AKAD dari Depnakertrans RI dan Surat Rekomendasi rekrut dan
seleksi dari Dinas yang membidangi ketenagakerjaan Provinsi daerah asal tenaga kerja..
2.Penyediaan Calon TK-AKAD melalui rekrutmen dan seleksi;
3.Penandatangan Perjanjian Penempatan bagi LPTKS.
4.Persiapan Pemberangkatan / Orientasi Pra Pemberangkatan (OPP);
5.Penandatanganan Perjanjian Kerja;
6.Pembayaran perlindungan asuransi;
7.Penampungan sementara dan pemberangkatan / Pengiriman TK-AKAD;
8.Penempatan TK-AKAD;
9.Pembinaan dan Pengawasan;
10.Pemulangan TK-AKAD;
11.Kedatangan kembali TK-AKAD.
12.Laporan :Pengiriman dan kedatangan (AKAD2), Pemulangan (AKAD-3), Permitaan
TK-AKAD Provinsi (AKAD-4), Pemenuhan TK-AKAD Provinsi (AKAD-5)
Kewajiban & kewenangan dalam penempatan TK-AKAD :
a. Pemerintah Pusat ( Depnakertrans RI) :
1. Menerbitkan Surat Persetujuan Penempatan AKAD (SPP AKAD).
2. Memperpanjang SPP AKAD, bila calon TK yang dibutuhkan belum terpenuhi.
b. Dinasyang membidangi ketenagakerjaan Propinsi (daerah Asal TK ) :
1. Menerbitkan Rekomendasi rekruit dan seleksi TK-AKAD.
3. Melakukan pembinaan ke TK-AKAD dan Penyalur / Pengguna TK agar tercipta
hubungan yang harmonis dan dinamis.
3. Mempersiapkan dan mengatur pelaksanaan Orientasi Pra Pemberangkatan (OPP).
4. Melakukan pengawasan langsung / tak langsung ( monitoring dan evaluasi )
mengenai syarat syarat kerja dan jaminan sosial ( sesuai Perjanjian Kerja yang ada).
5. Melaporkan ke Direktur Penempatan Tenaga Kerja Dalam Negeri Depnakertrans RI
tentang permintaan dan pemenuhan TK-AKAD ( AKAD-4,5).
c. Dinas yang membidangi Ketenagakerjaan Kabupaten / Kota Asal TK :
1.Menyiapkan calon TK-AKAD melalui Rekruit dan seleksi dengan petugas
perusahaan.
2.Menetapkan calon TK yang diterima dan mengumumkan ke calon TK. serta
mendaftar ulang.
3.Menyiapkan daftar pengiriman TK-AKAD ( AKAD-2).
4.Mempersiapkan dan mengatur pelaksanaan Orientasi Pra Pemberangkatan (OPP).
5.Mengesahkan perjanjian kerja, yang sudah ditandatangani TK dan Pengguna.
6.Melakukan pembinaan ke TK dan Pengguna TK agar tercipta hubungan yang
harmonis dan dinamis.
7.Melakukan pengawasan langsung / tak langsung ( monev) mengenai syarat syarat
kerja dan jaminan sosial ( sesuai PK yang ada ).
8.Membuat berita acara kepulangan TK-AKAD (form AKAD 3).
9.Melaporkan ke Dinas Provinsi tentang keberangkatan dan kepulangan TK-
AKAD setiap bulan dan setiap terjadi keberangkatan / kepulangan.
d.Pelaksana Penempatan ( Pengguna / LPTKS ) :
1.Memiliki SPP AKAD dari Menakertrans RI..
2.Memiliki Rekomendasi Rekruit dan seleksi dari Dinas Provnsi daerah asal TK.
3.Menunjuk dengan SPT, Petugas Pelaksana Rekruit, seleksi s/d penempatan.
4.Melaksanakan OPP dan menyiapkan Naskah Perjanjian Kerja dan
menandatanganinya.
5.Menyediakan akomodasi dan konsumsi (tempat penampungan), bila TK harus
menunggu lebih dari 6 jam.
6. Memasukan TK- AKAD dalam program asuransi TK sejak PK
ditandatangani.
7.Melaksanakan PK yang telah dibuat dan bertanggung jawab keberangkatan,
penempatan s/d pemulangan secara tertib dan aman.
8.Melaporkan ke Dinas setempat daerah penempatan tentang kedatanan TK dengan
formulir AKAD-2.
9.Melaporkan kepulangan TK ke dinas setempat dengan formulir AKAD3.
Lokasi Transmigrasi di Kab. Boalemo Gorontalo
Pelaksanaan Penempatan di Jawa Timur:
Pada tahun 2008 kebutuhan tenaga kerja AKAD sebanyak 4.632 orang yang terdiri dari
laki-laki sebanyak 3.392 orang dan wanita sebanyak 1.240 orang, sedangkan jumlah
penempatan yang dilaporkan ke Disnaker Propinsi Jawa Timur sebanyak 2.020 orang
( 44 % ) yang terdiri dari laki-laki 1.420 orang dan wanita 600 orang.
Permintaan kebutuhan tenaga kerja tersebut dilakukan oleh LPTKS yang mendapatkan
job order dari perusahaan pengguna tenaga kerja atau Pengguna langsung. Adapun
lembaga penyalur tersebut antara lain PT. Hanindo Inti Trada, PT. Tunas Karya
Indoswasta, PT. Cakra Karya Gemilang, PT. Fuji Bijak Lestari, dan PT. Cipta Karya
Inti Semesta yang disalurkan pada perusahaan kawasan industri di Pulau Batam, Bintan,
Tanjung Pinang dan Kepulauan Karimun, sedangkan Perusahaan Pengguna langsung
TK AKAD tersebut antara lain PT. UNISEM Batam, PG Bone Sulawesi Selatan, PG.
Gorontalo, yang merekrut TK-AKAD untuk penebang dan muat tebu.
Potensi TK AKAD.
Di beberapa Kabupaten / Kota di Jawa Timur, tidak semuanya pencari kerja berminat /
bersedia untuk mengisi lowongan kerja dengan mekanisme AKAD, terutama pencari
kerja di Kabupaten / Kota daerah industri misalnya Surabaya, Gresik, Sidoarjo,
Mojokerto dan Pasuruan, hal ini disebabkan beberapa faktor antara lain :
1.Perbedaan Upah Pokok Kabupaten / Kota (UMK) daerah penempatan tidak terlalu
jauh dengan UMK per bulan di daerahnya, contoh di Kota Batam tahun 2009 sebesar
Rp. 1.045.000,- Sedangan di Surabaya sebesar Rp. 945.500,-dengan upah yang hampir
sama pencari kerja lebih senang bekerja di daerahnya sendiri tiap hari dapat berkumpul
dengan keluarga, disamping pertimbangan pertimbangan lain biaya hidup di Kota
Batam jauh lebih tinggi dibanding dengan Kota Surabaya.
2.Bidang pekerjaan / jabatan yang ditawarkan kurang bervariasi, umumnya lowongan
kerja sebagai tenaga operator produksi di Kota Batam dan tenaga kerja kasar di Pabrik
Gula Gorontalo, Bone, Takalar, Ogan Ilir dan Jambi, dengan pola kerja kontrak 2 tahun
dan dapat diperpanjang 1 tahun, walaupun ada peluang untuk dapat diangkat sebagai
karyawan permanent, tetapi jumlahnya sangan sedikit.
3.Khusus Kota Batam, umumnya mensyaratkan umur calon tenaga kerja relatif muda
antara 18 sampai dengan 23 tahun, belum menikah, jenis kelamin wanita dan belum
berpengalaman, konon dengan persayaratan demikian tenaga kerja belum banyak
terkomtaminasi problem ketenagakerjaan, sehingga lebih mudah diarahkan dan
dikondisikan dalam bekerja. Persyaratan kerja tersebut apabila ditinjau dari aspek
ketenagakerjaan sebenarnya kurang fair, karena asas penempatan tenaga kerja adalah
terbuka, obyektif, adil dan setara tanpa diskriminasi, walaupun konsep penempatan
sendiri harus sesuai antara persyaratan kerja dan kompetensi yang dimiliki pencari kerja.
Kabupaten / Kota di Jawa Timur, yang berpontensi AKAD sesuai data penempatan yang
dirilis tahun 2008 antara lain Kabupaten / Kota : Malang, Madiun, Kediri, Kabupaten
Banyuwangi untuk penempatan ke Pulau Batam sebagai Operator Produksi, daerah
tersebut cukup banyak peminat kerja dengan pola AKAD terutama kota-kota
kecamatan, karena daerah tersebut bukan daerah indsutri dan UMK lebih kecil
dibanding dengan UMK daerah penempatan.
Untuk penempatan tenaga kerja kasar dari Kabupaten Pacitan dikenal sebagai kantong
pekerja pembalak kayu yang memiliki fisik kuat dan tangguh serta mahir dan
berpengalaman untuk mengelola hutan, dari penanaman, perawatan dan penebangan
kayu, daerah yang banyak meminta tenaga kerja dengan persyaratan seperti ini adalah
Propinsi Jambi yang dipekerjakan sebagai pembalak kayu di PT. Karya Wira Sakti.
Sedangkan Kabupaten : Magetan, Jember, Malang dikenal sebagai basisnya tenaga
kerja penebang / muat tebu yang diyakini sudah cukup profesional, memang daerah
tersebut banyak berdiri pabrik gula yang sekitarnya banyak pekerja / petani tebu,
adapun penempatannya di Pabrik Gula Gorontalo, Bone dan Takalar sebagai
penebang / muat tebu. Penempatan TK-AKAD untuk penebang tebu biasanya
dilakukan pasca musim giling di Jawa, sehingga banyak penebang tebu yang
menganggur dan direkruit untuk penebangan tebu musim giling di luar Jawa. Biasanya
antara pabrik gula di luar Jawa dengan yang berada di Jawa sudah saling koordinasi
untuk mengatur musim giling masing-masing, sehingga tenaga kerja dapat diatur sesuai
kebutuhan.
Untuk penempatan tenaga kerja pembalak / penebang kayu dan tebu biasanya pihak
pengguna cukup mempersyaratkan kemampuan fisik dan ketrampilan saja, dan upah
kerja dengan menggunakan pola borongan per kwintal / ton yang dikerjakan secara
kelompok.
Manfaat :
Seorang teman yang ahli dibidang ketenagakerjaan mengatakan bahwa kebijakan
penempatan AKAD merupakan kebijakan dan keputusan yang tepat alasannya adalah
kesempatan kerja yang ada di Jawa Timur belum sebanding dengan jumlah angkatan
kerja yang ada, maka diperlukan solusi untuk mengatasi permasalahan pengangguran
walaupun implementasinya belum setertib kalau dibandingkan dengan penempatan ke
luar negeri melalui mekanisme Antar Kerja Antar Negara (AKAN).
Kebijakan dan keputusan penempatan tenaga kerja dengan mekanisme AKAD
mempunyai alasan khusus yakni pertimbangan social - ekonomis dan politis. Secara
social ekonomis bahwa penganggur dapat ditekan dan bagi tenaga kerja yang berhasil
ditempatkan akan meningkat status social ekonominya, karena tenaga kerja telah
mendapatkan pekerjaan dan mendapatkan penghasilan yang dapat digunakan untuk
menopang kehidupannya beserta keluarganya. Sedangkan bagi pemerintah Jawa Timur
berdampak pada peningkatn devisa bagi Jawa Timur walaupun jumlahnya tidak
sebanyak devisa TKI yang bekerja di luar negeri. Pertimbangan politis bahwa
penganggur perlu dibantu untuk segera mendapatkan pekerjaan, karena orang terlalu
lama menganggur akan berdampak pada kerawanan keamanan bagi Jawa Timur.
Manfaat lain yang dirasakan di daerah penempatan, dengan kedatangan ribuan tenaga
kerja AKAD dari luar daerahnya juga akan berpengaruh terhadap peningkatan roda
perekonomian, pasar – pasar, transportasi, hiburan dan lain-lain yang ada di daerah
sekitar penempatan akan lebih hidup. Karena daerah penempatan khususnya untuk
penemptan AKAD sektor perkebunan memang relatif berpenduduk sedikit dan sepi.
Manfaat juga dirasakan oleh tenaga kerja lokal, karena dengan kedatangan tenaga kerja
dari luar daerahnya maka akan menggugah semangat kerjanya, dicontohkan pada daerah
penempatan propinsi tertentu, masyarakat setempat bekerja di sector pertanian /
perkebunan kurang berminat, konon kultur pekerja dan masyarakat di daerah tersebut
masih mengganggap wajib tidur di siang hari, dengan kedatangan TK-AKAD dari Jawa
yang memiliki budaya kerja tinggi maka akan berpengaruh terhadap budaya lokal
tersebut.
Permasalahan :
Berdasarkan pengamatan, ada beberapa permasalahan mendasar terkait dengan
penempatan TK AKAD di Jawa Timur antara lain :
1.Dalam penempatan TK AKAD, Dinas / Kantor yang membidangi Ketenagakerjaan
Kabupaten / Kota di Jawa Timur belum seluruhnya dikoordinasikan dengan Dinas yang
membidangi ketenagkerjaan Provinsi Jatim sehingga rawan terjadi penyimpangan
peraturan dan pada gilirannya tenaga kerja kurang mendapatkan perlindungan yang
memadai, demikian juga dinas yang membidangi ketenagakerjaan daerah penempatan
tenaga kerja belum seluruhnya memanfaatkan jalur – jalur koordiasi yang seharusnya
dilakukan.
2.Pada umumnya Kab / Kota daerah asal maupun tujuan penempatan belum melaporkan
hasil penempatan / pemulangan TK AKAD ke Disnakertrasduk Provinsi Jatim, sehingga
jumlah penempatan / pemulangan TK-AKAD di Jatim sulit diketahui.
3.Disinyalir masih banyak oknum pengerah TK-AKAD secara illegal tanpa
sepengetahuan Dinas yang membidangi ketenagakerjaan, sehingga TK kurang
mendapatkan perlindungan yang memadai.
4.SPP dan Rekom AKAD telah diterima oleh Disnaker Kab/ Kota tetapi petugas
pengerah tidak datang untuk realisasi penempatannya.
5.Ada persepsi dari sebagian masyarakat sekalipun berangkat kerja AKAD, tanpa
prosedur yang benar (illegal) ternyata juga lancar dan berhasil.
6.Dari asil pantauan di daerah penempatan ada beberapa hal yang terkait dengan
ketenagakerjaan perlu adanya peningkatan, antara lain keselamatan kerja, kesejahteraan
, perlindungan, norma dan kesehatan kerja, hal tersebut merupakan tanggung jawab
Dinas daerah penempatan kerja dan perlu ada tindak lanjut kongkrit,
7.Proses rekruit yang kurang sempurna mengakibatkan ada beberapa TK yang tidak
betah bekerja di daerah penempatan.
TK-AKAD di Base Camp
Solusi
a.Adanya dukungan kebijakan pem -bangunan ketenagakerjaan yang bersifat
menyeluruh dan universal yang menggariskan pemberdayan dan peningkatan kualitas
tenaga kerja produktif dan serta peningkatan informasi pasar kerja.
b.Setiap stake holder dalam membuat kebijakan yang ramah penciptaan / penyerapan
tenaga kerja ( padat karya).
c.Penyempurnaan peraturan prosedur penempatan TK AKAD, karena peraturan yang
ada belum dapat mempresentasikan amanat yang seharusnya, dan penerapan sanksi
konkrit terhadap pelanggaran yang ada, sehingga tenaga kerja dan pengguna tenaga
kerja mendapat perlindungan yang memadai.
d.Membangun jaringan koordinasi yang mantap, seluruh pemangku kepentingan (stake
holder ) yang melibatkan pemerintah pusat, provinsi, Kabupaten / Kota daerah rekrut
dan asal tenaga kerja serta perusahaan penyalur / pengguna.
Saran
a.Adanya keterpaduan / sinergi antara program transmigrasi dan penempatan TK-
AKAD, khususnya Provinsi tertentu ternyata banyak transmigran dari Jawa Timur,
misal Provinsi Gorontalo.
b.Proses rekrut calon tenaga AKAD sesuai dengan peraturan yang mencakup sosialisai
yang konprehensif, sebelum pemberangkatan TK-AKAD wajib diberikan OPP yang
dihadiri oleh seluruh calon TK-AKAD dan mengkoordinasikan dengan instansi yang
berwenang. ( Penulis adalah Pegawai Fungsional Pengantar Kerja Bidang Penempatan
Disnakertrasnduk Prov. Jatim).
[zahara]