18
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II PERCOBAAN II KEKUATAN ASAM DALAM MEDIUM AIR OLEH : NAMA : LA ODE AGUS SALIM NIM : F1C1 13 068 KELOMPOK : I (SATU) ASISTEN : EFRAIM TASIK RAMMANG JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Document1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

laporan

Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK IIPERCOBAAN IIKEKUATAN ASAM DALAM MEDIUM AIR

OLEH :NAMA: LA ODE AGUS SALIMNIM: F1C1 13 068KELOMPOK: I (SATU)ASISTEN: EFRAIM TASIK RAMMANG

JURUSAN KIMIAFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS HALU OLEOKENDARI2015I. PENDAHULUANA. Latar belakangDalam setiap praktikum kita melakukan pengukuran suatu larutan dengan menggunakan pH. pH atau derajat keasaman digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman suatu larutan. Asam dan basa merupakan dua golongan zat kimia yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, larutan dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu bersifat asam, basa dan netral. Asam adalah senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7 atau suatu zat yang dapat memberi proton (ion H) kepada zat lain (yang disebut basa), atau dapat menerima pasangan elektron bebas dari suatu basa. Basa adalah senyawa kimia yang menyerap ion hidronium ketika dilarutkan dalam air. Basa memiliki pH lebih besar dari 7 atau basa adalah senyawa ionik yang terdiri dari ion positif (kation) dan ion negatif (anion), sehingga membentuk senyawa netral (tidak bermuatan).Teori asam basa yang banyak digunakan dalam mempelajari kimia antara lain teori asam-basa Arrhenius, teori asam-basa Bronsted-lawry, dan teori asam basa G.N.Lewis. Menurut Bronsted-Lawry, asam adalah suatu spesies kimia (molekul atau ion) yang dapat mendonorkan suatu proton kepada spesies kimia yaang lain atau dengan kata lain sebagai proton donor. Basa adalah suatu spesies kimia (molekul atau ion) yang dapat menerima suatu proton dari spesies kimiayang lain atau dengan kata lain sebagai akseptor. Menurut Lewis, asam adalah suatu spesies yang dapat menerima elektron bebas, sedangkan basa adalah suatu spesies yang dapat mendonorkan pasangan elektron bebas. Sedangkan menurut Arrhenius, asam adalah suatu zat yang apabila terlarut dalam air dapat menghasilkan ion H+ (atau H3O+). Basa adlah suatu zat yang apabila terlarut dalam airdapat mengahasilak ion OH-. Sifat asam-basa suatu larutan dapat ditunjukkan dengan mengukur pH-nya. pH adalah parameter yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman larutan. Larutan asam mempunyai pH < 7, larutan basa mempunyai Ph > 7, sedangkan larutan netral mempunyai pH = 7. pH larutan dapat ditentukan dengan menggunakan (indikator universal atau dengan pH-meter). Berkenaan dengan teori asam-basa, sifat larutan yang penting adalah kekuatan asam dan kekuatan basa. Kekuatan asam dan basa dapat diketahui dari ph larutan atau dengan menggunakan indikator asam-basa. Berdasarkan uraian tersebut maka dilakukan percobaan kekuatan asam dalam medium air.

B. Rumusan masalahRumusan masalah dalam percobaan kekuatan asam dalam medium air adalah bagaimana menentukan konstanta disosiasi asam, Ka sebagai ukuran kekuatan asam?

C. TujuanTujuan dalam percobaan kekuatan asam dalam medium air adalah untuk menentukan konstanta disosiasi asam, Ka sebagai ukuran kekuatan asam.II. TINJAUAN PUSTAKAAsam dan basa sudah dikenal sejak zaman dahulu. Istilah asam (acid) berasal dari bahasa latin acetum yang berarti cuka. Sepert diketahui, zat utama dalam cuka adalah asam asetat. Istilah basa (alkali) berasal dari bahasa Arab yang berarti abu. Juga sudah lama diketahui bahwa asam dan basa saling menetralkan. Sejak berbad-abad yang lalu, para pakar mendefinisikan asam dan basa berdasarkan sifat larutan airnya. Larutan asam mempunyai rasa asam dan bersifat korosif (merusak logam,marmer,dan berbagai bahan lain). Sedangkan larutan basa berasa agak pahit dan bersifat kaustik licin seperti sabun) (Karyanti, 2010).Sifat pertama kali menerangkan sifat asam basa dan basa adalah teori Arhenius. Teori ini dikemukakan oleh Svante August Arhenius. Arhenius mendefinisikan bahwa asam adalah senyawa yang dilarutkan dalam air akan membebaskan ion hydrogen (H+), sedangkan basa adalah senyawa yang dilarutkan dalam air akan membebaskan ion hidroksida (OH-). Teori Arhenius memiliki kelemahan, yaitu teori ini hanya terbatas pada larutan dengan pelarut air. Asam dapat didefinisikan menjdi asam mineral dan asam organik. Asam organik merupakan asam yang lemah dan kurang korosif, tetapi masih mempunyai rasa asam. Asam mineral lebih kuat daripada asam organik. Asam mineral merupakan larutan asam yang dibuat dilaboratorium atau industri. Umumnya, asam mineral memiliki molekul yang lebih sederhana daripada asam organik (Abdriansyah, dkk., 2009).Menurut konsep Bronsted Lowry mengenai asam basa, suatu asam adalah zat yang dapat memberikan ion hidrogen yang bermuatan positif atau proton (H+). Dua contoh dari asam adalah HCl dan HNO3. sedangkan basa adalah zat yang dapat menerima H+. Contohnya adalah OH- dan NH3. Kekuatan asam atau basa masing-masing dilaporkan sebagai Ka (atau pKa), atau sebagai Kb (atau pKb). Asam yang lebih kuat mempunyai nilai Ka yang lebih besar dan nilai pKa lebih kecil, basa yang lebih lemah mempunyai Kb yang lebih besar dan pKb yang lebih kecil. Basa konjugat dari asam kuat adalah basa lemah sedangkan basa konjugat dari asam yang sangat lemah adalah basa kuat (Petrucci, 1987). Titrasi ini berdasarkan netralisasi asam dengan basa. Pada titik eqivalen, jumLah yang dititrasi eqivalen dengan jumLah basa yang dipakai. Untuk menentukan titik eqivalen ini dipakai suatu indikator asam basa yaitu zat yang dapat berubah warnanya tergantung pada pH larutan. Macam indikator yang kita pilih harus sedemikian sehingga pH titik eqivalen titrasi terdapat pada daerah perubahan warna indikator. Jika pada suatu titrasi dengan indikator tertentu timbul perubahan warna, maka titik akhir telah tercapai. Jadi titik akhir titrasi ialah saat timbulnya warna indikator yang dipakai. Titik akhir titrasi tidak semua berimpit dengan titik eqivalen dengan selisihnya disebut kesalahan titrasi. Dengan pemilihan indikator yang tepat, kita dapat memperkecil kesalahan titrasi (Robby, 2008).Basa memiliki sifat kebalikan dari asam. Menurut Arrhenius jika basa ini dilarutkan akan terjadi reaksi ionisasi dan terjadi ion OH-, oleh karena itu ion OH- merupakan pebawa sifat basa. Bassa dapat dikelompokkan berdasarkan jumLah ion OH- yang dilepaskannya dan kekuatannya. Berdasarkan ion OH- yang dilepaskan di dalam larutannya, basa dibagi menjadi basa monohidroksi dan basa polihidroksi. Basa monohidroksi yaitu basa yang melepaskan satu ion OH- dalam larutannya sedangkan basa polohidroksi yaitu basa yang melepaskan dua ion OH- dalam larutannya (Sumarni, 2007).

III. METODE PERCOBAANA. Waktu dan TempatPraktikum kekuatan medan ligan dilaksanakan pada hari Kamis, 19 Maret 2015, pada pukul 10.00 s/d 13.00, di Laboratorium Riset Terpadu Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo, Kendari.

B. Alat dan Bahan

1. Alat Alat-alat yang digunakan pada percobaan kekuatan asam dalam medium air adalah 1 Set pH Meter Dilengkapi dengan Elektroda Gelas, Gelas Kimia, Buret 50 mL, Statif dan Klem, Pipet ukur

2. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan kekuatan asam dalam medium air adalah Larutan 0,2 M KNO3, Larutan 0,5 M NaOH, Larutan 0,2 M HCOOH, Larutan 0,2 M CH3COOH, Larutan 0,2 M C2H5COOH, Kristal Asam Oksalat H2C2O4.5H2O.

B. Pembahasan Kekuatan asam basa berguna untuk mempertimbangkan reaksi asam-basa sebagai suatu kompetisi terhadap proton. Dari sudut pandang ini dapat disusun asam dan basa berdasarkan kekuatan relatifnya. Asam yang lebih kuat adalah asam yang melepaskan protonnya lebih mudah daripada asam lainnya. Hal ini serupa, basa kuat adalah basa yang dapat menarik proton lebih kuat dari yang lainnya. Suatu asam atau basa dikaakan kuat apabila terionisasi sempurna di dalam air. kekuatan asam bergantung pada bagaimana proton H+ secara mudah dari ikatan H--X dalam spesi asam. Umumnya reaksi asam-basa berlangsung ke arah pembentukan asam lemah Ketika asam dilarutkan dalam air, sebuah proton (ion hidrogen) ditransferkan ke molekul air untuk menghasilkan ion hidroksonium dan sebuah ion negatif tergantung pada asam yang anda pakai. Sedangkan asam lemah adalah salah satu yang tidak terionisasi seluruhnya ketika asam lemah tersebut dilarutkan dalam air.Posisi kesetimbangan reaksi antara asam dan air bervariasi antara asam lemah yang satu dengan asam lemah yang lainnya. Selanjutnya bergeser ke arah kiri, ke sisi asam yang lebih lemah. kita dapat memperoleh ukuran posisi kesetimbangan dengan menuliskan tetapan kesetimbangan untuk reaksi. Tetapan yang memiliki harga lebih rendah, kesetimbangan bergeser ke arah kiri. Disosiasi (ionisasi) asam adalah contoh reaksi homogen. Semuanya berada pada fasa yang sama. Titrasi merupakan suatu metode untuk menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan zat lain yang sudah diketahui konsentrasinya. Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses titrasi, sebagai contoh bila melibatkan reaksi asam basa maka disebut sebagai titrasi asam basa, titrasi redoks untuk titrasi yang melibatkan reaksi reduksi oksidasi.Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun titran. Titrasi asam basa berdasarkan reaksi penetralan. Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa dan sebaliknya. Titran ditambahkan titer sedikit demi sedikit sampai mencapai keadaan eqivalen ( artinya secara stoikiometri titran dan titer tepat habis bereaksi). Keadaan ini disebut sebagai titik eqivalen. Pada saat titik eqivalen ini, maka proses titrasi dihentikan. Kemudian kita mencatat volume titer yang diperlukan untuk mencapai keadaan tersebut. Dengan menggunakan data volume titran, volume dan konsentrasi titer maka kita bisa menghitung kadar titran.Larutan asam bila direaksikan dengan larutan basa akan menghasilkan garam dan air. Sifat asam dan sifat basa akan hilang dengan terbentukanya zat baru yang disebut garam yang memiliki sifat berbeda dengan sifat zat asalnya. Karena hasil reaksinya adalah air yang memiliki sifat netral yang artinya jumLah ion H+ sama dengan jumLah ion OH- maka reaksi itu disebut dengan reaksi netralisasi atau penetralan. Pada reaksi penetralan, jumLah asam harus eqivalen dengan jumLah basa. Untuk itu perlu ditentukan titik eqivalen reaksi. Titik eqivalen adalah keadaan dimana jumLah mol asam tepat habis bereaksi dengan jumLah mol basa. Untuk menentukan titik eqivalen pada reaksi asam-basa dapat digunakan indikator asam-basa. Ketepatan pemilihan indikator merupakan syarat keberhasilan dalam menentukan titik eqivalen. Pemilihan indikator didasarkan atas pH larutan hasil reaksi atau garam yang terjadi pada saat titik eqivalen. Untuk menentukan konsentrasi suatu larutan asam basa yang merupakan larutan baku sekunder diperlukan larutan baku primer. Larutan baku primer yaitu larutan yang konsentrasinya tidak berubah-ubah sedangkan larutan baku sekunder adalah larutan yang konsentrasinya berubah-ubah. Di mana pada percobaan kali ini, larutan baku primer yang digunakan adalah larutan baku asam oksalat. Pada percobaan kali ini kita dapat mengetahui titik eqivalen dengan memakai indikator asam basa. Indikator ditambahkan pada titran sebelum proses titrasi dilakukan. Indikator ini akan berubah warna ketika titik ekuivalen terjadi, maka pada saat inilah titrasi kita hentikan dan diharapkan titik akhir titrasi sama dengan titik eqivalen. Semakin jauh titik akhir titrasi dengan titik eqivalen maka semakin besar kesalahan titrasi dan oleh karena itu, pemilihan indikator menjadi sangat penting agar warna indikator berubah saat titik eqivalen tercapai. Kebanyakan asam terionisasi sedikit dalam air. Asam seperti ini digolongkan kedalam asam lemah. Pada kesetimbangan, larutan berair dari asam lemah mengandung campuran antara molekul asam yang tidak terionisasi, ion H3O+, dan basa konjugat. H3O+ merupakan asam terkuat yang berada dalam larutan berair. Asam asam yang lebih kuat daripada H3O+ bereaksi dengan air menghasilkan H3O+ dan basa konjugatnya. Kita dapat menghitung Ka dari konsentrasi awal asam dan pH larutan, dan kita dapat menggunakan Ka dan konsentrasi awal asam untuk menghitung konsentrasi kesetimbangan semua spesi dan pH larutan.

V. KESIMPULAN Berdasarkan tujuan dan hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa Kita dapat menghitung Ka dari konsentrasi awal asam dan pH larutan, dan kita dapat menggunakan Ka dan konsentrasi awal asam untuk menghitung konsentrasi kesetimbangan semua spesi dan pH larutan.

DAFTAR PUSTAKAPetrucci, 1987. Kimia Dasar. Erlangga. Jakarta.Sumarni, et al., 2007. Larutan Asam Basa. Jurnal Asam-Basa.