34
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dimulai dari 25.000 tahun SM dimana hiduplah orang-orang yang hidupnya nomaden dan sebagian besar bermata pencaharian sebagai pemburu, melakukan komunikasi dengan objek-objek binatang, peristiwa pemburuan dan bentuk- bentuk lain. Pada masa perkrmbangannya lama-kelamaan bangsa Mesir mulai mengenal kertas papirus sebagai media untuk menulis, sementara pada waktu itu orang China masih menggunakan tulisan yang menggunakan lebih dari 40.000 karakter. Contoh buku Mesir pada jaman dahulu adalah Book of the Death yang diteribitkan pada abad ke 15 SM. Peristiwa yang paling bersejarah adalah pada tahun 1450, saat seorang penemu berkebangsaan Jerman bernama Johann Guterberg mengembangkan suatu sistem percetakan yang dapat memproduksi ribuan hasil cetakan di atas kertas dalam waktu singkat. Teknologi yang terus berkembang menjadikannya surat kabar, jurnal-jurnal dan akhirnya terciptalah buku hingga sekarang. (Surianto Rustan, S.Sn, Layout dan dasar penerapannya, 2009: 2-8). Buku adalah hasil karya yang ditulis atau dicetak dengan halaman- halaman yang dijilid pada satu sisi ataupun juga merupakan suatu hasil karya yang ditujukan untuk penerbitan (Oxford Dictionary Online). Jenis buku terbagi menjadi dua macam yaitu buku fiksi dan buku non fiksi. Buku fiksi adalah buku cerita ciptaan seseorang pengarang berdasarkan khayalan (Perpustakaan Nasional RI, 1992: 19). Jenis buku fiksi merupakan slaah satu jenis buku yang banyak diterbtkan di dunia. Novel merupakan contoh nyata yang banyak diminati oleh remaja, contohnya novel, cerpen, komik dan lain-lain. Buku non fiksi adalah mereka yang ditulis berdasarkan fakta atau kenyataan alam dan budaya sekitar kita (Yusuf, 2005: 10). Jenis buku ini banyak digunakan sebagai buku referensi ataupun buku ensiklopedia. Contoh dari buku Non Fiksi adalah dictionary, buku sekolah, atlas, laporan tahunan, dan lain-lain.

1.pdf

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 1.pdf

  1  

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dimulai dari 25.000 tahun SM dimana hiduplah orang-orang yang hidupnya

nomaden dan sebagian besar bermata pencaharian sebagai pemburu, melakukan

komunikasi dengan objek-objek binatang, peristiwa pemburuan dan bentuk-

bentuk lain. Pada masa perkrmbangannya lama-kelamaan bangsa Mesir mulai

mengenal kertas papirus sebagai media untuk menulis, sementara pada waktu itu

orang China masih menggunakan tulisan yang menggunakan lebih dari 40.000

karakter. Contoh buku Mesir pada jaman dahulu adalah Book of the Death yang

diteribitkan pada abad ke 15 SM. Peristiwa yang paling bersejarah adalah pada

tahun 1450, saat seorang penemu berkebangsaan Jerman bernama Johann

Guterberg mengembangkan suatu sistem percetakan yang dapat memproduksi

ribuan hasil cetakan di atas kertas dalam waktu singkat. Teknologi yang terus

berkembang menjadikannya surat kabar, jurnal-jurnal dan akhirnya terciptalah

buku hingga sekarang. (Surianto Rustan, S.Sn, Layout dan dasar penerapannya,

2009: 2-8). Buku adalah hasil karya yang ditulis atau dicetak dengan halaman-

halaman yang dijilid pada satu sisi ataupun juga merupakan suatu hasil karya

yang ditujukan untuk penerbitan (Oxford Dictionary Online).

Jenis buku terbagi menjadi dua macam yaitu buku fiksi dan buku non fiksi.

Buku fiksi adalah buku cerita ciptaan seseorang pengarang berdasarkan khayalan

(Perpustakaan Nasional RI, 1992: 19). Jenis buku fiksi merupakan slaah satu jenis

buku yang banyak diterbtkan di dunia. Novel merupakan contoh nyata yang

banyak diminati oleh remaja, contohnya novel, cerpen, komik dan lain-lain. Buku

non fiksi adalah mereka yang ditulis berdasarkan fakta atau kenyataan alam dan

budaya sekitar kita (Yusuf, 2005: 10). Jenis buku ini banyak digunakan sebagai

buku referensi ataupun buku ensiklopedia. Contoh dari buku Non Fiksi adalah

dictionary, buku sekolah, atlas, laporan tahunan, dan lain-lain.

Page 2: 1.pdf

  2  

Masih kurangnya minat membaca buku di Indonesia juga sangat

mempengaruhi perkembangan buku. Membaca adalah suatu kegiatan memahami

yang bertujuan untuk membentuk hubungan-hubungan yang bermakna (Ehlers,

1992: 4). Masyarakat di Indonesia lebih suka bercerita dibandingkan dengan

membaca, gejala ini tidak bisa terlepas dari masa lalu dimana tradisi lisan masih

menguasai Indonesia. Menurut BPS (Badan Pusat Statistik, 2006) minat

masyarakat Indonesia belum menjadikan kegiatan membaca sebagai sumber untuk

mendapatkan informasi. Buku yang paling diminati masyarakat umumnya buku

fiksi seperti novel, dongeng, komik, dll. Dengan adanya internet, e-book, televisi,

minat membaca semakin berkurang.

Mengingat membaca merupakan kegiatan yang positif bagi generasi muda

dan suatu bentuk kegiatan budaya maka sangat disayangkan dalam hal ini jika

anak-anak pada jaman sekarang lebih tertarik pada bacaam yang kurang bermutu,

seperti komik dan buku lain yang tidak menumbuhkan kecintaan terhadap

Indonesia. (Tilaar, 1999: 381). Adapun salah satu buku yang membahas tentang

budaya Indonesia adalah buku "30 Dongeng Asli Nusantara" karangan Imam

Khoiri, SPd. Buku ini penting untuk dibaca oleh anak-anak karena selain

mengenalkan cerita rakyat dari berbagai daerah juga mengenalkan seni, budaya,

bahasa khas dan pakaian tradisional Indonesia. Buku ini juga dapat menjadi

pendamping bagi anak-anak untuk mempelajari nilai-nilai hidup yang ada

didalamnya.

Dongeng adalah cerita jaman dulu yang berbentuk prosa, yaitu cerita khayal

dan penuh keajaiban. Dongeng itu disampaikan dari mulut ke mulut sehingga

tidak mengherankan jika kebenaran isinya semakin berkurang . Di dalam

pembicaraan sehari-hari dalam bahasa inggris dongeng disebut folklore (Sutjipto,

1996: 43). Dongeng merupakan cara yang efektif untuk mengembangkan aspek-

aspek kognitif (pengetahuan) dan afektif (perasaan sosial) anak-anak. Selain itu

dongeng pun dapat membawa anak-anak pada pengalaman-pengalaman baru yang

Page 3: 1.pdf

  3  

belum pernah dialaminya (Alfandiyar, 2007: 23-24). Illustrasi yang

ditampilkanpun harus menarik perhatian anak-anak agar ingin membaca. Dalam

proses mengajar ilustrasi merupakan bagian yang menarik untuk belajar melalui

gambar-gambar (Sudjana, 2001: 12).

Di dalam buku dongeng ilustrasi menjadi suatu bagian yang penting.

illustrasi gambar adalah gambaran singkat alur cerita guna lebih menjelaskan

salah satu adegan dan selalu dikaitkan dengan menjelaskan suatu cerita

(Kusmiyati, 1996: 46). Selain ilustrasi yang mendukung minat membaca anak

juga ada alternatif yang bisa digabungkan yaitu dengan pop-up. Pop up dapat

memberikan visualisasi cerita yang semakin menarik karena memberikan kejutan-

kejutan disetiap halamannya. Pembaca seperti menjadi andil ketika mereka

membuka halaman buku. (Sabuda, 1994: 1). Buku pop up mempunyai

kemampuan yang kuat untuk mengkomunikasikan visual dengan pembacanya.

Jenis cerita yang disampaikan juga bisa beragam dan bisa diterima semua umur.

Di dalam buku 30 Dongeng Terbaik Sebelum Tidur Ahli Nusantara

berisikan tentang dongeng-dongeng asli dari Indonesia. Buku ini menampilkan

dongeng dari berbagai daerah contohnya Aceh, Sumatera Utara, Riau, Jambi dan

lain-lain. Buku Dongeng ini menampilkan cerita yang sangat mendidik dan kreatif

disertai dengan kata mutiara di akhir cerita. Buku 30 Dongeng Terbaik Sebelum

Tidur Ahli Nusantara karya Imam Khoiri, SPd tetapi mempunyai kekurangan

pada aspek Design. Kekurangan tersebut berada pada kover buku, ilustrasi yang

tidak menarik, layout, dan juga buku dongeng yang ditujukan kepada anak kecil

ini tidak berwarna.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan penelitian, buku 30 Dongeng Terbaik Sebelum Tidur Ahli Nusantara

karya Imam Khoiri, SPd mempunyai kekurangan di dalam bidang Design

Komunikasi Visual, antara lain:

Page 4: 1.pdf

  4  

- masih rendahnya minat membaca buku di kalangan anak-anak. Pada masa yang

sudah modern ini anak-anak cenderung lebih menggunakan televisi dan komputer

sebagai media untuk mengahabiskan waktu luang dan hiburan. Dengan

berkembangnya film-film sinetron, kartun, dan acara komedi televisi membuat

anak kecil menjadi malas untuk membaca. Padahal membaca merupakan salah

satu fungsi yang paling penting dalam hidup, bahwa semua proses belajar

didasarkan pada kemampuan membaca. (Gleen Dooman, 1991, 19).

- Buku ini termasuk dalam buku fiksi, berupa buku cerita dongeng yang

mengandung nilai-nilai kehidupan, nilai-nilai penting bagi anak-anak sebagai

acuan hidup yang sekarang ini menjadi semakin ditinggalkan, dan menjadikan

novel dan komik semakin populer. Pada era globalisasi ini komunikasi orang tua

dengan anak semakin minim, dengan menyerahkan tanggung jawab sebagai orang

tua kepada lembaga pengasuhan anak yang cenderung menimbulkan problem

kejiwaan kepada anak maka kegiatan mendongeng harus kembali ditingkatkan.

(Seto Mulyadi).

- Tampilan cover memiliki beberapa kelemahan visual antara lain, cover kurang

diperhatikan para bagian pemilihan visual utama, dari penyusunan tipografi,

maupun pemotongan gambar pada cover buku. Cover yang merupakan bagian

terluar harus diperhatikan dengan sangat baik. Cover pada buku memiliki fungsi

untuk memperlihatkan judul, nama pengarang, penerbit buku, melalui pemilihan

material yang digunakkan, cover buku juga dapat berfungdi sebagai pelindung

maupun menjadi aspek designbuku itu sendiri (Safanayong Yongky, Dessain

Komunikasi Visual Terpadu). Cover menurut Robin Landa dari buku Graphic

Designer Solution adalah bahwa cover harus dapat mengambil perhatian

seseorang dan mengkomunikasikan buku kepada pembaca. Ada dua fungsi dari

cover yaitu fungdi promosional dan fungsi editorial, keduanya harus

diperhatikan.

Page 5: 1.pdf

  5  

- Layout yang digunakkan monoton dari awal sampan akhir, hal tersebut membuat

pembaca menjadi bosan ataupun jenuh. Layout seharusnya dibuat semenarik

mungkin agar pembaca tidal merasa monoton para setiap halaman, tata layout

pada buku ini masih kurang di eksplorasi secara maksimal, padahal layout yang

menarik bisa menarik minat pembaca khususnya anak kecil yang lebih imajinatif.

- Ilustrasi yang ada di dalam buku ini mempunyai beberapa kelemahan yaitu,

kurang diolahnya gambar dan gambar yang disajikan tidak berwarna. Padahal

ilustrasi merupakan salah satu cara untuk mengkomunikasikan pesan dengan

tepat, cepat, dan tegas. Illustrasi diharapkan dapat membentuk suasana penuh

emosi dan menjadikan gagasan seakan-akan nyata dengan bantuan Pop-up

didalamnya.. Adanya interaksi gambar dengan teks terbukti dapat mendorong

pembaca pada tingkatan yang lebih dalam cerita dan membangun seorang secara

intelektual maupun tingkat emosional yang lebih jauh. (Huck, 1997: 199).

-Terbatasnya sarana buku dongeng yang berasal dari Indonesia yang mempunyai

kualitas yang baik dari segi design komunikasi visual, jika dibandingakan dengan

buku dongeng luar negeri. Di luar negeri banyak buku cerita rakyat yang

diterbitkan khusus untuk para kolektor buku. Di Indonesia perkembangan

dongeng tidak begitu pesat, dankualitasnya masih kurang diperhatikan baik dari

segi layout, ilustrasi dan tata penataan tipografi sehingga membuat pembaca tidak

terlalu puas.

- Buku yang hitam putih tanpa warna membuat anak kurang menikmati saat

membaca. Pengalaman tentang warna lebih cepat dan langsung daripada

pengalaman tentang bentuk. (Darmaprawira, 2002: 30-38).

Page 6: 1.pdf

  6  

1.3. Batasan Masalah

- Kover buku yang kurang diolah, warna yang dipilih sudah menarik dan sesuai

dengan psikologi anak tetapi kurang diolah tata letak tipografi dan setiap gambar

yang ditampilkan sama dari segi ukuran sehingga tidak ada yang menarik secara

langsung. Anak usia 5-8 tahun cenderung memilih suatu objek berdasarkan

warna, dan warna yang disukai anak adalah warna-warna muda dan cerah yang

dapat merangsang anak ( Pamilu, 2009: 62).

- Layout yang monoton, dan tata penulisan yang sama dari awal hingga akhir

membuat pembaca merasa bosan. dengan layout yang berberda di setiap

halamannya membuat pembaca lebih penasaran tentang ada apa lagi di balik

halaman.

- Ilustrasi yang kurang diperhatikan dan sedikit. Adanya interaksi gambar dengan

teks terbukti dapat mendorong pembaca pada tingkatan yang lebih dalam cerita

dan membangun seorang secara intelektual maupun tingkat emosional yang lebih

jauh. (Huck, 1997: 199). Ilustrasi yang dilengkapi dengan adanya teknik pop up

membuat anak lebih semangat membaca karena ada kejutan di setiap halamannya.

Dengan adanya dimensi-dimensi gambar dari pop-up anak tidak akan bosan untuk

membuka-buka halaman sampai habis.

- Pemilihan font yang digunakan memiliki keterbacaan yang kurang karena

dicetak di atas kertas buram dengan tinta hitam. Jenis huruf yang dipilih juga

kurang mewakili pesan dari cerita rakyat tersebut.

1.4. Tujuan

Tujuan dari redesign buku 30 Dongeng Terbaik Sebelum Tidur Ahli Nusantara

karya Imam Khoiri, SPd adalah:

Page 7: 1.pdf

  7  

1.4.1. Tujuan Umum

1) Meningkatkan minat membaca pada kalangan anak-anak untuk

sekaligus mengenal ragam kebudayaan dan secara tidak langsung

menambah rasa cinta terhadap Indonesia sejak dini.

2) Menginformasikan kepada anak sejak dini bahwa Indonesia

mempunyai beragam adat istiadat yang patut dilestarikan.

3) Membantu anak agar lebih imajnatif dalam membaca dongeng dengan

ilustrasi yang mendukung.

1.4.2. Tinjauan Khusus

1) Mengenalkan berbagai macam cerita rakyat dengan menggunakan

serangkaian media interaktif agar buku lebih diminati oleh sasaran

pembaca.

2) Memperkuat kemampuan berkomunikasi antara buku dengan audience

agar mampu memberikan visual yang mampu memberikan

pengalaman membaca yang berbeda dari membaca buku biasa.

3) Menjadikan media sebagai buku yang dapat dikoleksi dan disimpan

dalam jangka waktu lama.

Page 8: 1.pdf

  8  

BAB II

KERANGKA TEORI DAN KONSEP DESAIN

2.1. Teori Utama

2.1.1. Teori Komunikasi

Manusia membutuhkan orang lain dikehidupannya, maka itu

manusia disebut makhluk sosial yang saling berinteraksi satu sama lain.

Interaksi ini direalisasikan lewat bentuk-bentuk komunikasi yang mereka

lakukan, baik secara intrapersonal (terjadi di dalam diri komunikator

sendiri), interpersonal (interaksi dengan orang lain), small group, maupun

mass communication. (Adler&Rodman, 2006: 6-9). Menurut Poppy Evans

dan Mark. A. Thomas, adanya fungsi komunikasi di dalam desain grafis

dan ilustrasi membedakan ilmu tersebut dengan ilmu visual. Membuat

sebuah desain yang efektif berarti menciptakan elemen-elemen visual yang

memiliki objektif komunikasi.

2.1.2. Teori Desain Komunikasi Visual

2.1.2.1. Pengertian Desain Komunikasi Visual

Istilah desain komunikasi visual terdiri dari tiga kata, Desain

sendiri diambil dari kata designo (itali) yang berati gambar. sedangkan

dalam bahasa Inggris desain diartikan sebagai merancang. Kemudian

kata komunikasi .berati menyampaikan suatu pesan dari komunikator

(penyampai pesan) kepada komunikan (penerima pesan) dengan suatu

media. Komunikasi sendiri berasal dari bahasa Inggris communication

yang diambil dari bahasa Latin “communis” yang berarti “sama”

(dalam Bahasa Inggris:common). Kemudian komunikasi kemudian

dianggap sebagai proses menciptakan suatau kesamaan (commonness)

Page 9: 1.pdf

  9  

atau suatau kesatuan pemikiran antara pengirim (komunikator) dan

penerima (komunikan). Sementara kata visual sendiri diambil dari

bahasa Latin videre yang artinya melihat yang kemudian dimasukan

ke dalam bahasa Inggris menjadi visual.

Jadi Desain Komunikasi Visual dapat diartikan sebagai seni

menyampaikan pesan (arts of commmunication) dengan menggunakan

bahasa rupa (visual language) yang disampaikan melalui media

berupa desain yang bertujuan menginformasikan, mempengaruhi

hingga merubah perilaku target audience sesuai dengan tujuan yang

diinginkan. (Kismiaji, S.Sn, 2008) Kegiatan Desain Komunikasi

Visual merupakan proses pemecahan masalah, metode kreativitas dan

evaluasi bentuk interdisiplin dengan bidang-bidang lain (Safanayong

Yongki, 2009,p.3). Berikut adalah fungsi dasar Desain Komunikasi

Visual atau Desain Grafis:

1. untuk memberi tahu atau memberi informasi (to inform),

mencakup: menjelaskan, menerangkan dan mengenalkan.

2. untuk memberi penerangan (enlighten), mencakup: membuka

pikiran dan menguraikan

3. untuk membujuk (to persuade), mencakup: menganjurkan

(umumnya pada periklanan, komponen-komponennya termasuk

kepercayaan, logika dan daya tarik.

4. untuk melindungi (to protect), fungsi khusus untuk desain kemasan

dan kantong belanja

Pekerjaan desain yang baik memerlukan penyelidikan dan

penelitian, penelitian memerlukan rencana tertentu berdasarkan

Page 10: 1.pdf

  10  

pernyataan yang jelas tentang suatu masalah dari mana proses

pencarian solusi itu berlangsung. Tidak semua karya dua dimensi

berdasarkan metoda-metoda yang jelas dan teramati seperti yang

dipakai pada ilmu pengetahuan. Paul Rand (1914 - 1996), desainer

Amerika memahami intuisi sebagai suatu kilasan wawasan dan

menegaskan bahwa kebanyakan ide yang cemerlang dalam bidang

komunikasi visual timbul dalam bidang komunikasi visual timbul

dalam intuisi.

Ada dua macam analisis yang dipakai yaitu: analisis kualitaif,

Analisis yang didasari respon atau reaksi pada bentuk-bentuk dan

verbal oleh pelihat atau khalayak sasaran. Seringkali ini dikerjakan

oleh desainer sendiri dalam bentuk membaca image dan tanda visual

melalui analisis semiotik adalah suatu tindakan kualitatif, Walaupun

respon atau reaksi dapat dievaluasi secara statistik sebagai suatu

bentuk analisis kuantitatif, data inti yang dikumpulkan berdasarkan

reaksi manusia terhadap bentuk-bentuk visual dan eksperimen. Kedua,

analisis Kuantitatif, berdasarkan asas-asas yang terukur atau matematis

terutama metoda statistik, mengadakan survey dan data interogasi.

Dengan memakai sejjumlah bentuk visual sebagai tes seorang desainer

dapat menempatkan objek-objek tersebut dibeberapa lokasi untuk

mendapatkan dan menghitung jumlah respon positif dan negatif dari

target sasaran. Analisis ini bertujuan untuk mendapatkan bentuk visual

yang paling sukses. (Safanayong, 2006: 5).

Desain grafis berhubungan erat dengan Design Komunikasi

Visual, tetapi juga ada perbedaan sehingga dikelompokan menjadi

Desain Komunikasi Visual dan Desain Grafis.

Page 11: 1.pdf

  11  

2.1.2.2. Pengertian Desain Grafis

Desain Grafis adalah suatu proses pemikiran yang diwujudkan

dalam gambar atau grafis. (Endang Endratman, S.T., 2008). Desain

grafis berasal dari dua kata yaitu desain dan grafis. Kata Desain

berarti proses atau perbuatan dengan mengatur segala sesuatu sebelum

bertindak atau merancang. Sedangkan Grafis adalah titik atau garis

yang berhubungan dengan cetak mencetak. Jadi dengan demikian

Desain Grafis adalah kombinasi kompleks antara kata-kata, gambar,

angka, grafik, foto dan ilustrasi yang membutuhkan pemikiran khusus

dari seorang individu yang biasa menggabungkan elemen-elemen ini,

sehingga mereka dapat menghasilkan suatu karya khusus dan berguna

dalam bidang gambar. Secara umum desain grafis merupakan

kumpulan dari elemen-elemen grafis yang disusun mengikuti pola

atau tema tertentu dengan pesan yang ingin disampaikan. (Thabrani,

Suryanto, 2003: 14). Seiring perkembangannya desain grafis juga ikut

berkembang di media elektronik yang disebut sebagai desain interaktif

atau desain multimedia.

2.1.2.3. Prinsip desain grafis

Ada beberapa prinsip dasar dalam membuat sebuah desain

menurut

Robin Landa, yaitu: (Landa, 2011: 24).

1. Format: desainer harus mampu menyusun setiap elemen desain

sehingga membangun keselarasan yang luar biasa di dalam

batas-batas format yang telah ditentukan.

2. Balance: keseimbangan digunakan untuk menciptakan stabilitas

elemen desain dan memberikan harmoni dalam desain.

3. Hierarchy: hierarki digunakan untuk membantu

Page 12: 1.pdf

  12  

menidentifikasikan suatu desain sehingga memiliki alur yang baik

untuk dilihat, yang mana yang lebih ditekankan pada elemen

desain.

4. Emphasis: desainer perlu menekankan unsur desain untuk menarik

pehatian. Sehingga penekanan langsung terkait untuk menciptakan

titik fokus dari sebuah desain.

5. Rhythm: irama adalah pengulangan elemen visual dan variasi

pattern dan perubahan elemen yang membuat mata audience untuk

melihat secara keseluruhan. Irama yang kuat di dalam desain akan

menciptakan stabilitas.

6. Unity: desaner harus mampu menciptakan kesatuan saat membuat

desaun, untuk menghubungkan seluruh elemen desain saling

terkait dan membentuk sesuatu yang mencapai estetika.

7. Scale: skala sangat penting di dalam desain, skala di dalam desain

dapat memberikan kesan dinamis yang dapat menciptakan

berbagai jenis komposisi.

8. Proporsi: proporsi digunakan desainer untuk

membuat/menggabungkan elemen-elemen desain yang harmonis

berdasarkan arahan estetik.

2.1.3. Teori Persepsi

2.1.3.1. Pengertian Persepsi

Kata persepsi berasal dari bahsaa inggris yaitu perception; dari

Latin perceptio dari kata percipere yaitu menerima. Persepsi adalah

gambaran indrawi atas ciri-ciri struktural luar dari objek-objek dan proses-

proses dunia material yang langsung mempengaruhi organ-organ indrawi.

Objek persepsi adalah apa saja yang hadir pada kesadaran, termasuk data

indrawi, gambaran (image), ilisi, visi, ide dan konsep. Persepsi visual

melibatkan sesuatu yang saling mempengaruhi yang kompleks dari

Page 13: 1.pdf

  13  

tanggapan baik lahiriah maupun yang dipelajari terhadap stimulus vital.

Beberapa teori persepsi adalah: (Safanayong, 2006: 36).

1. Teori Kausal

Persepsi mempunyai dan disebabkan oleh objek-objek yang ada secara

eksternal yang merangsang organ-organ indra kita.

2. Teori kreatif, konstruktif

Persepsi-persepsi disebabkan oleh pikiran dan hanya sejauh pikiran

memilikinya.

3. Teori selektif

Persepsi merupakan kompleks sensa (kumpulan hasil pengindraan) yang

diseleksi oleh pikiran secara sadar atau tidak sadar dan dijadikan teratur.

2.1.3.2 Prinsip-prinsip persepsi

Manusia di dalam kehidupannya banyak berhadapan dalam simbol

dan metafor yang beragam kemungkinan interpretasi. Dilingkungan hidup

dan kerja juga banyak sekali ditemukan pernyataan-pernyataan visual dan

pesan dalam media cetak seperti iklan, televisi, internet, rambu-rambu, dan

media seperti billboard. Tanda-tanda visual tersebut memiliki makna yang

menimbulkan bermacam-macam tanggapan dari penglihat. Pengalaman

pengamat sebelumnya, semua berperan dalam menentukan tanggapan

pengamat. Kemampuan untuk menyampaikan pesan yang baik,

memerlukan ketrampilan dalam menyusun hirarki pesan atau proses

pembentukan. Guna membantu dalam proses pembentukan yang kreatif

diperlukan prinsip-prinsip organisasi visual untuk menyusun hubungan

antara unsur-unsur visual bentuk, unsur-unsur komposisi dan pesan yang

diinginkan.

Pemahaman konsep-konsep dan prinsip-prinsip tidak menjamin

bahwa setiap orang bisa menciptakan pesan visual yang menarik, tetapi

paling tidak dapat menghasilkan susatu solusi yang dapat diterima dengan

Page 14: 1.pdf

  14  

kesatuan visual dan logis. Identifikasi teori-teori, prinsip dan teknik-teknik

yang membantu dalam pemecahan masalah-masalah visual yaitu:

1. Teori komunikasi

Membantu dalam menyusun masalah yang dihadapi dalam

hubungannya dengan pesan yang dimaksud dengan khalayak sasaran.

2. Teori Semiotika

Membantu dalam menerangkan hubungan antara tanda dan

pertaliannya.

3. Teori Persepsi

Membantu dalam membentuk dasar strukturan dengan

mengidentifikasikan dan mewujudkan menjadi bentuk atau figur yang

dapat dikenali.

4. Prinsip Organisasi Visual

Membantu dalam membangun hubungan antara unsur-unsur visual

(titik, garis, bidang, dan sebagainya) dalam proses penciptaan pesan

yang diinginkan.

5. Estetika Bentuk

Terdiri dari kualitas bentuk-bentuk intrinsik, seperti ukuran, proporsi,

tekstur, warna.

Istilah proporsi di dalam desain berkenaan dengan hubungan

ukuran antara bagian-bagian suatu bentuk. Lebar dan tinggi dapat

dibandingkan untuk menentukan proporsi dalam bentuk dua dimensi.

Selain dapat mampu membuat suatu bentuk lebih menarik secara visual,

juga dapat meningkatkan fungsi dan komunikasi makna dan juga dapat

digunakan untuk membujuk atau menciptakan impresi tertentu.

(Safanayong, 2006: 39).

Page 15: 1.pdf

  15  

2.1.3.3 Persepsi Visual Anak

Persepsi anak dan orang dewasa berbeda. Walaupun seorang anal

dapat menerima informasi visual yang sama dengan orang dewasa, namun

persepsi informasi tersebut akan berbeda Antara lain interpretasi suatu

informasi visual berdasarkan pengalaman dalam memahami dan

menginterpretasi suatu image atau bentuk.

Dalam kegiatan membaca, anak mengalami prose’s pengolahan

informasi yang terdiri atas informasi visual dan informasi non visual

(Smith, 1985: 12). Informasi visual merupakan informasi yang dapat

diperoleh melalui indera penglihatan, sedangkan informasi non visual

merupakan informasi yang sudah ada dalam benak pembaca. Karena setiap

pembaca memiliki pengalaman yang berbeda-beda dan dia menggunakan

pengalaman itu untuk menafsirkan informasi visual dalam bacaan, maka

isi bacaan itu akan berubah-ubah sesuai dengan pengalaman penafsirannya

(Anderson, 1972: 211)

2.1.4 Teori Layout

2.1.4.1 Golden Section

Sebuah sistem proporsi yang disebut Golden Section pertama

diterapkan arsitek Yunani pada abad 5 SM. Sistem proporsi ini digunakan

untuk mencapai keindahan dan harmoni pada arsitektur, patung dan

lukisan. Pemakaian geometri dalam desain bentuk fungsional dalam

sejarah yang paling signifikan ini disebut juga sebagai Golden Mean atau

Golden Mean Rectangle. Hubungan proposional Golden Section telah

dipakai secara sengaja atau tidak sengaja dalam desaun dua dan tiga

dimensional.

Page 16: 1.pdf

  16  

Sistem Proporsi ini diterapkan pada Parthenon, bangunan pada masa

Yunani. Arsitek dan artis pada masa Reinassance yang menerapkan sistem

proporsi ini antara lain: Leonardo Da Vinci, Albrscht Durer, juga pada

abad ke 20 seperti Le Corbusier dan Salvador Dali.

sebuah bujursangkar dibagi untuk menemukan titik tengah (a), dari mana ditemukan panjang

(a,b). Dari titik (a) dibuat garis melengkung ke titik (c) dan diciptakan sebuah empat persegi

panjang dengan proporsi Golden Section.

Golden Section dapat dilihat dalam beberapa bentuk alami dan

dianggap menyenangkan secara visual bagi beebrapa budaya, tetapi The

Modulor , yang diciptakan Le Corbusier memadukan logis, fungsi dan

estetis. Proporsi matematis dengan proporsi manusia. The Modulor telah

mendukung desain komunikasi visual modern dalam dua hal:

1. Dapat diaplikasikan secara langsung pada desain halaman

2. Mengembangkan desain asimetris dari bentuk simetris menjadi aspirasi

bagi desainer grafis untuk perancangan sistem grid dalam layout

halaman cetak.

Page 17: 1.pdf

  17  

2.1.3.4 The Secret of Page Construction

Harmonisasi propose Canons of Page Construction adalah prinsip

yang menentukan konstruksi dati proprsi bidang, margin, dan area teks

pada sebuah buku. Diassal mulai oleh Van de Graaf yang kemudian

disebut "The Secret Canon". Van de Graaf terinspirasi dari alkitab yang

dibuat oleh Johannes Guttenberg tahun 1455 abad ke 15 dan dipopulerkan

oleh Jan Tschihild pada abad pertengahan ke 20. Proporsi ini didasari oleh

Golden Section, sebuah konsep dasar yang digunakan untuk

menghasilkan proporsi sempurna.

Van de Graaf menemukan bahwa tidak peduli berapapun ukuran halaman

yang digunakan , atau berapa skala rasio , proporsi Canons akan selalu

menghasilkan pembagian grid 9x9, dengan skala 1/9 blok teks dari atas

dan dalam, dan 2/9 dari luar dan bawah.

Page 18: 1.pdf

  18  

menentukan proporsi bidang, pertama-tama yang perlu diketahui adalah

dua jenis proporsi ideal, yaitu proporsi sederhana dan proporsi irasional.

Proporsi sederhana antara lain 1:2, 2:3, 5:9. Sedangkan proporsi irasional

dicapai dengan perbandingan 1:1.538, 1:1.628, dab 1:1.732. Diluar dari

kedua proporsi di aras dianggap proporsi yang dibuat secara sembarangan.

2.1.3.5 Villard de Honneticourt's Diagram

Diagram Villard adalah sebuah kanon untuk mencapai harmoni

yang diberi nama sesuai dengan penemunya, Villard de Honnercourt,

seorang arsitek dari Picardy, Perancis Utara. Diagram Villard

memudahkan perancang untuk membagi bidang menjadi bagian-bagian

yang proporsional tanpa perlu menggunakan perhitungan rumit.

2.1.3.6 Raul Rosarivo's Guttenberg Canon

Skala proporsi sama seperti Van de Graaf, namun dikembangkan

jauh setelah itu yaitu pada tahun1947. Pada saat itu Rosarivo melihat buku

dari Guttenberg pada zamannya untuk menemukan rahasia dari proporsi

halaman tersebut. Pengukuran Rosarivo hanya menggunakan alat kompas,

penggaris. Ia menemukan bahwa ada sebuah sistem untuk buku Gutenberg

Page 19: 1.pdf

  19  

yang dapar dilihat, dipahami dan diterapkan pada proporsi halaman lain

Secara singkat sistem dibuat lebih mudah dengan membagi tinggi

dan lebar halaman menjadi 9 grid dan garis diagonal. Proporsi yang

dihasilkan juga rasio 2:3.

2.1.3.7 Tshichold's Secret Canon Tschichold melakukan penelitian lebih lanjut mengenaoi proporsi

Canon pada tahun 1953 dari cerminan dari hasil yang telah ditemukan

sebelumnya. Dimasa itu Tshichold memiliki keunggulan dari pemanfaatan

dari alat-alat modern dan sistem gambar. Tshichold lah yang menetapkan

dan mempopulerkan aturan proporsi halaman yang paling baik adalah 2:3.

Page 20: 1.pdf

  20  

2.1.4 Gestalt

2.1.4.1 Gestalt dan Persepsi Visual

Gerakan Gestalt dimulai tahun 1920-an di Jerman dan selama

kurang lebih 25 tahun diadakan eksperimen yang mendalam. Teori Gestalt

melibatkan masalah atau isu tentang persepsi visual, memori dan asosiasi

pikiran dan pengetahuan, psikologi sosial dan psikologi seni. Gestalt

adalah sebuah kata dari bahasa Jerman yang berati bentuk, tidak dapat

diterjemahkan ke bahasa Inggris tetapi secara bebas artinta "utuh" (whole),

"konfigurasi" atau "bentuk".

Tujuan utama penelitian yang diadakan oleh psikologi Gestalt

adalah untuk menganalisis dan mendefinisikan cara-cara manusia

berpresepsi. Penelitian tersebut menekankan pada aspek-aspek konfigurasi

bentuk perspektif, demi memahami bagaimana dan mengapa konfigurasi

bentuk dicerap secara berbeda apabila terlihat secara total atau terpisah.

Kecenderungan untuk mencerap bentuk dua dimensional dan tiga

dimensional tidak sebagaimana adanya, tetapi dalam bentuk modifikasi.

Hal ini telah dibuktikan oleh Gestalt Max Wertheimer, Wolfgang kohler

dan Kurt Koffka.

Dasar pemikiran utama Gestalt adalah bahwa eksperimen persepsi

visual dan penelitian perlu mempertimbangkan lebih dari sekedar unsur

yang terpisah yang menjadikan suatu pengalaman, oleh karena efek total

suatu pengalaman visual berbeda dengan efek penghimpunan atau

pengumpulan dari bagian-bagian yang terpisah. Ada beberapa daerah

persepsi visual yang sapat dipakai untuk mencipta desain bentuk dua

dimensional atau tiga dimensional yang baik dengan memakai penelitian

Gestalt. Dalam menentukan bagaimana seseorang mencerap bentuk tiga

dimensional (forms), beberapa generalisasi telah diciptakan oleh psikolog

Page 21: 1.pdf

  21  

persepsi:

1. Apabila bentuk tiga dimensional tidak dapat terlihat secara jelas,

bentuk-bentuk tak berwujud disebut "berkabt" atau "berkabut tebal"

2. Konfigurasi bentuk tiga dimensional atau dua dimensional yang

dicerap, dipengaruhi pleh karakter fisik bentuk tiga dimensional.

3. Orang cenderung menyederhanakan sifat-sifat sebenarnya atau aktual

bentuk yang dicerap, terutama jika bidang penglihatan merupakan

bentuk yang tak berati atau bentuk abstrak.

4. Dalam proses membedakan, menggambarkan dan klasifikasi /

penggolongan bentuk, si pengamat hanya akan mencerap detil-detil

yang diperlukan untuk melihat dan interpretasi dan akan mengabaikan

detil lainnya.

Studi tentang prinsip-prinsip yang telah ditetapkan melalui uji

tanggapan pelihat, membuktikan bahwa kecenderungan manusia adalah

melihat dan mengingat stimulus visual dalam bentuk yang paling

sederhana. Ketika mata dan otak mengalami suatu objek atau lingkungan,

mereka dapat mengingat kesan (image)dengan pengelompokan inforasi

visual secara mental mrnurut karakteristik-karakteristik tertentu, dikenal

sebagai aturan pengelompokan (grouping laws) Gestalt. Berikut aturan-

aturan dasar mengenai komposisi seni visual sebagai oengelompokan

(grouping laws):

1. Kemiripan (Similarity)

objek yang mirip satu dengan yang lain cenderung dulihat sebagai

kesatuan bentuk. (empat buah segitiga yang identuk lebih mirip sebuah

persegi empat yang terpotong dari pada segitiga yang beda). Kemiripan

Page 22: 1.pdf

  22  

mempermudah pengelompokan.

2. Kedekatan (Proximity)

Objek yang ditempatkan secara berdekatan akan membentuk suatu bentuk

(contoh: formasi rasi bintang adalah contoh yang dapat diidentifikasikan

karena masing-masing bintang tersebut bercahaya dan berdekatan).

3. Penutupan (closure)

Suatu bentuk memperlihatkan closure apabila unsur-unsur yang terpisah

ditempatkan sebagai suatu kesatuan daripada bagian-bagian yang berlainan.

Page 23: 1.pdf

  23  

4. Kontinuitas (Continuity)

Kontinuitas terjadi apabila sebagian dari bentuk saling tumpang tindih atau

dalam bentuk bersentuhan, Mata kita mengikuti bentuk yang dominan

melintasi bentuk lainnya tanpa terputus.

5. Figur-latar (Figure-ground)

Ada kecenderungan untuk menginterpretasi data visual sebagai objek

dengan latar belakang atau lebih tepat figur dengan latar (contoh: gambar

tersebut seolah-olah penonjolan tiga dimensional daripada suatu garis lurus

dan lengkung yang datar).

Aspek-aspek Gestalt diatas secara individual atau olektif membantu untuk

memahami bentuk sebagai suatu kesatuan yang penuh arti dan tidak sebagai

bagian yang terpisah, dengan kata lain bahwa unsur tidak berdiri sendiri,

tetapi merupakan kesatuan yang utuh.

Page 24: 1.pdf

  24  

2.1.5 Teori Warna

2.1.5.1 Pengertian Warna

Warna merupakan unsur desain yang menarik perhatian di

dalam kondisi apapun. Warna adalah elemen desain yang langsung

dapat berkomunikasi secara instan melebihi elemen lain seperti

Tipografi dan gambar. Maria L.David menggolongkan warna menjadi

dua, warna eksternal dan warna internal. Warna eksternal adalah

warna yang bersifat fisik sedangkan warna internal adalah warna

persepsi manusia, cara manusia melihat warna kemudian mengolahnya

di otak dan cara mengekspresikannya. (Darmaprawira, 2002: 30).

2.1.5.2 Fungsi Warna

1. Fungsi praktis

warna berfungsi untuk mengarahkan ke suatu jurusan: memberikan

instruksi; memperingatkan; keselamatan dan pelayanan, yang pada

dasarnya lebih ditunjukan untuk kepentingan umum.

2. Fungsi Artistik

Fungsi menghendaki warna, demikian juga sebaliknya.

3. Fungsi Simbolik

Warna di setiap tempat memiliki arti dan fungsi simbolik,

berdasarkan aspirasi kebudayaan dan keseniannya. Warna-warna

yang memiliki arti atau fungsi simbolik: merah (gairah, menawan,

lincah, memikat), hijau (rileks, damai, keduniawian, ketenangan).

Dalam hal ini nilai emosional dari warna adalah efek psikologis

dari suatu warna.

Fungsi warna secara umum, antara lain:

Page 25: 1.pdf

  25  

1. Memberikan kesan ruang pada bidang gambar

2. Menciptakan suasana dan melambangkan ide-ide

3. Sebagai alat pengungkapan ekspresi dan emosi pribadi

4. Menarik dan mengarahkan perhatian pada suatu komposisi dan

sebagai alat penyusunan komposisi.

5. Menimbulkan kesan estetis pada susunan warna yang baik

6. Mengidentifikasikan objek atau fungsi berbeda

7. Memberikan kesan empati atau mempengaruhi emosi, dapat

menimbulkan kesan berat / ringan pada suatu benda.

2.1.5.3 Warna bagi anak-anak

Secara umum, anak-anak cenderung memiliki reaksi yang lebih

kuat terhadap warna dibandingkan orang dewasa karena anak lebih

emosional. Pada dasarnya anak-anak lebih tertarik pada warna terang

(bright) dan mencolok daripada warna-warna pastel. Konsep

keindahan untuk memilih gambar lebih dipengaruhi oleh warna dari

pada bentuk. Mereka akan memilih gambar dengan warna yang lebih

terang dan menganggap warna-warna pastel tidak menarik. Sebagai

contoh mereka mengartikan warna kuning sebagai warna cerah yang

menggembirakan, Sebaliknya mereka menganggap warna hitam

sebagai warna yang mencerminkan kesedihan. (Hurlock, 1992: 370).

Anak umur 4-10 tahun biasanya lebih menyukai warna biru dan

merah. Warna favorit juga dipengaruhi gender: anak laki-laki akan

menyukai warna (secara urutan) biru, merah, hijau, ungu, orange,

kuning. Anak perempuan menyukai biru, hijau, orange, ungu, merah,

kuning, dan putih.

Warna di dalam desain merupakan hal yang penting, warna

dapat membangkitkan emosi dari sebuah hasil visual sehingga pesan

Page 26: 1.pdf

  26  

dari visual tersebut dapat lebih mudah dimengerti oleh audience.

Selain itu warna juga dapat mempengaruhi psikologis seseorang.

Warna pada desain memiliki fungsi estetik, simbolik, ekspresi,

ungkapan perasaan dan personal expression.

2.2 Konsep Desain

2.2 Konsep dan teori Layout

Layout adalah tata letak elemen-elemen desain terhadap suatu

bidang dalam media tertentu untuk mendukung konsep/desain terhadap

suatu bidang dalam media tertentu untuk mendukung konsep/pesan yang

dibawanya. (Surianto Rustan, S.Sn, 2009: 0). Namun definisi layout dalam

perkembangannya sudah sangat meluas dan melebur dengan definisi

desain itu sendiri, sehingga banyak orang mengatakan bahwa melayout itu

sama dengan mendesain.

Prinsip-prinsip layout dapat dianalogikan sebagi suatu formula

untuk membuat suatu layout yang baik. Formula ini akan bekerja dan

memberkan hasil yang maksimal bila diterapkan dengan seksama dan

ditambah dengan latihan yang terus-menerus. (Surianto Rustan, S.Sn,

2009, 73). Prinsip dasar layout juga merupakan prinsip dasar desain grafis,

antara lain adalah:

1. Sequence/urutan

Kita harus menentukan yang mana yang harus dibaca duluan dan

terakhir karena bila semua informasi itu ditampilkan sama kuat

pembaca akan kesulitan menerima pesannya. Dengan adanya sequence

kita dapat mengurutkan pandangan pembaca secara otomatis sesuai

dengan yang kita inginkan. Berdasarkan penelitian dari Dr. Marior.

Page 27: 1.pdf

  27  

Garcia dan Pegie Stark tahun 2007, di wilayah-wilayah pengguna

bahasa dan tulisan latin orang membaca dari kiri ke kanan dan dari

atas ke bawah, dan karena itu pada materi publikasi alur pembacaan

didasarkan pada hasil penelitian tersebut. Faktor lain yang

mempengaruhi alur membaca adalah pemberian warna, ukuran, style

dan lain-lain.

2. Emphasis

salah satu pembentuk emphasis adalah kontras. kontras tersebut

digunakan untuk membangun sequence. Cara menciptakan kontras

bisa melalui ukuran, posisi, warna, bentuk,dll. Selain itu Emphasis

juga bisa diciptakan dengan elemen layout yang mengandung pesan-

pesan yang unik, emosional atau kontroversial, dan efeknya kaan lebih

menarik orang untuk membacanya.

3. Balance

Ada dua macam balance, yaitu balance simetris dan balance asimetris.

Balance yang dicapai secara simetris adalah dengan pencerminan,

keseimbangan yang simetris dapat dibuktikan dengan tepat secara

sistematis, sedangkan asimetris keseimbangannya lebih bersifat optis

atau terlihat seimbang. Keseimbangan simetris dapat dilihat pada

kupu-kupu dan jam pasir. Jan Tshichold seorang tipographer, desainer,

guru dan penulis, pernah mengatakan: layout yang asimetris punya

kelebihan , secara optis keseluruhan penanpilannya jauh lebih efektif

daripada layout yang simetris. Layout dengan keseimbangan asimetirs

memberi kesan adanya movement sehingga lebih dinamis dan tidak

kaku. Keseimbangan simetris biasanya digunakan untuk desain yang

membawa pesan konvensional, berpengalaman, terpercaya, kokoh

sedangkan keseimbangan asimetris cocok untuk desain yang muda, hi-

tech, modern, dan bersahabat.

Page 28: 1.pdf

  28  

4. Unity

Unity merupakan kesatuan antara yang fisik dan yang non-fisik, yaitu

pesan/komunikasi yang dibawa dalam konsep desain tersebut.

(Surianto Rustan, S.Sn, 2009, 84).

Menurut Frank. F. Jefkin ada beberapa patokan dasar yang dapat

dikemukakan dalam perancangan desain:

1. The Law of Unity (kesatuan)

Adalah cara pengorganisasian yang membentuk kesatuan diantara

unsur-unsur pendukung, layout yang dirancang sedemikian

rupasehingga menghasilkan suatu kesatuan komposisi yang baik dan

enak dipandang.

2. The Law of Variety

Untuk menghindari kesan monoton salah satu unsur dapat ditampilkan

lebih menonjol daripada unsur lainnya.

3. The Law of Balance

Suatu keseimbangan dalam layout dapat dicapau bila unsur-unsurnya

disusun secara sepadan, serasi, dan selarasatau dengan pengertian lain,

bobot setiap elemen layout iru setelah diorganisasi menghasilkan

kesan yang mantap. Terdapat dua jenis keseimbangan, yaitu:

- formal balance, apabila unsure-unsur bentuknya sama

posisinya pada kedua belah sisi dari garis poros ruang layout

- informal balance, apabila unsur-unsur pendukung bentuk

layout oada kedua belah sisinya sdikit tidak sama dari garis

poros ruang layout.

Page 29: 1.pdf

  29  

4. The Law of Rhythm (Irama)

Irama perlu diperhatikan dalam perancangan layout sebab suatu irama

diperlukan untuk mencapai kesatuan irama. Dapat dicapai dengan:

- Kesamaan pengulangan-pengulangan unsur-unsurlayout

- Pengulangan bentuk atau unsur-unsur layout

- Pengulangan warna

5. The Law of Harmony

Adalah keselarasan dan keserasian hubungan antara unsur-unsur layout

yang memberikan kessan kenyamanan dan keindahan. Nilai harmoni

dapat dicapai dengan pengulangan bentuk unsur-unsur layout baik itu

bidang garis huruf, gambar, warna dan lainnya. Bagian dari suatu

layout sebaiknya dirancang secara harmonis tetapi tidak monoton.

Harmonis dapat digolongkan sebagai wajah manusia yang dilihat dari

arah depan. Seseorang akan tampak dan tidak memiliki tiga buah mata

atau tiga buah mulut.

6. The Law of Proportion

Proporsi merupakan suatu perbandingan yang menujukan hubungan

antara satu unsur dengan unsur lainnya, serta hubungan antar unsir

layout dengan dimensi ruang layout. Buku, surat kabar, majalah,

katalog atau selebaran biasanya mempunyai ukuran yang lebih oanjang

pada satu sisinya baik horizontal maupun vertikal. Bentuk seperti ini

telah tampak lebih manis daripada sebuah bujursangkar yang keempat

sisinya sama pnajang.

7. The Law of Scale

Merupakan perpaduan antara warna gelap dan terang, hitam dan putih,

besar dan kecil dari unsur-unsur layout dalam suatu hubungan yang

tidak seimbang.

Page 30: 1.pdf

  30  

2.3 Konsep Tipografi

Tipografi merupakan representasi visual dari sebuah bentuk

komunikasi verbal dan merupakan properti visual yang pokok dan efektif

(Sihombing, 2001: 58). Tipografi dapat memiliki pengertian luas, yang

meliputi penataan dan pola halaman, atau setiap barang cetak atau dalam

pengertian yang lebih sempit hanya meliputi pemilihan, penataan, dan

berbagai hal bertalian pengaturan baris-baris susunan huruf (typeset), tidak

termasuk ilustrasi dan unsur lain bukan huruf pada halaman cetak. (Sudiana,

2001: 2).

Terdapat beberapa prinsip tipografi, antara lain:

- Legibility

Legibility berhubungan dengan kemudahan mengenali dan membedakan

masing-masing huruf/karakter. Legibility menyangkut desain/bentuk

huruh yang digunakan. Suatu jenis huruf dikatakan legible apabila masing-

masing huruf/karakter-karakternya mudah dikenali dan dibedakan dengan

jelas satu sama lain (Rustan, 2011, 74).

- Readibility

Readibility berkaitan dengan tingkay keterbacaan suatu teks. Teks yang

readible berarti keseluruhannya mudah dibaca. Apabila legibility tidak

menyangkut huruf/karakter satu persatu, ,elainkan keseluruhan teks yang

disusun dalam suatu komposisi. (Rustan, 2011: 74).

2.3.1 Tipografi bagi anak-anak

Menurut kutipan dari uku Tipografi dalam Desain Grafis

(Sihombing, 2001: 66) kita dapat menilai apakah sebuah font

Page 31: 1.pdf

  31  

nampak kekanak-kanakan, kaku, atau klasik. Penggunaan font

menurut buku Type Rules! The Designer;s Guide to Professional

Typography karya Ilene Strizver, apabila disesuaikan dengan anak-

anak, maka jenis huruf itu sebaiknya lebih cenderung memiliki

bentuk yang sederhana ujung yang bulat seperti Arial Rounded,

WAG Rounded, Comic Sans, berukuran besar, counter huruf

cenderung bulat dan terbuka serta tidak menggunakan tipe

condensed. Contoh yang baik adalah Sassoons Primary, Gill Sans

Schoolbook, dan Plantin Schoolbook yang disesuaikan khusus

untuk anak-anak dan lain sebagainya.

2.4 Konsep ilustrasi

2.4.1 Pengertian Ilustrasi

Ilustrasi adalah gambaran singkat alur cerita suatu cerita

guna lebih menjelaskan salah satu adegan. (Kusmiyati, 1996: 46). .

Ilustrasi bukan hanya gambar tetapi ilustrasi haris bersifat

informatif, komunikatif, dan merupakan titik pusat untuk mencapai

pesan yang akan disampaikan. Di dalam sebuah buku ilustrasi

sangatlah penting, dan dari hasil penelitian dari Seth Spaulding,

kesimpulan dari ilustrasi gambar adalah sebagai berikut: (Sudjana,

2001: 12).

- Ilustrasi gambar merupakan perangkat pelajaran yang sangat

menarik minat belajar anak-anak.

- Ilustrasi gambar membantu anak membaca dalam penafsiran

dan mengingat isi materi teks yang menyertainya.

- Pada umumnya anak-anak lebih menyukai setengah/satu

halaman penuh bergambar dengan petunjuk yang jelas

Page 32: 1.pdf

  32  

- Ilustrasi gambar hendaknya ditata sedemikian rupa

Sebuah ilustrasi harus dapat merefleksikan isi dari sebuah

buku atau cerita. Media dan gaya ilustrasi merupakan hal yang

penting dalam kesuksesan desain buku secara keseluruhan. Sebuah

gambar bisa mengkomunikasikan lebih banyak daripada tulisan

atau kata-kata.

2.4.2 Fungsi Ilustrasi

Ilustrasi sangat berperan penting yang dapat membantu

anak mengerti isi dari buku dan mengingat informasi yang

diterima, beberapa fungsi khusus dari ilustrasi adalah:

- Memberikan bayangan setiap karakter di dalam cerita

- Memberikan bayangan bentuk alat-alat yang digunakan di

dalam tulisan ilmiah

- Memberikan bayangan langkah kerja

- Mengkomunikasikan cerita

- Menghubungkan tulisan dengan kreativitas dan individualitas

manusia

- Memberikan humor-humor tertentu untuk mengurangi rasa

bosan

- Dapat menerangkan konsep

Dendi Sudiana (1999:22) menerangkan funsi dari ilustrasi

sebagai berikut:

"Menarik perhatian, merangsang minat pembaca keseluruhan

pesan, menonjolkann salah satu keistimewaan produk, menjelaskan suatu

pernyataan, memenangkan suatu persaingan dalam menarik pembaca

diantara rentetan pesan lainnya dalam suatu media yang sama,

menciptakan suatu khas, mendramatisir pesan, menonjolkan suatu merek,

Page 33: 1.pdf

  33  

menunjang semboyan yang ditampilkan, dan mendukung judul"

2.4.3 Dasar Penggunaan Ilustrasi

Menurut Andrew Loomis, American Illustrator

mengungkapkan 5P dan 5C sebagai dasar dalam menggambar

objek atau illustrasi (Loomis, 1951: 18). 5P tersebut mencakup:

1) Propotion (proposional) : proporsi objek dalam tiga dimensi

(tinggi, kedalaman, dan ketebalan)

2) Placement (penempatan) : posisi objek didalam sebuah ruang.

3) Perspective (perspektif) : hubungan antara sudut pandang

dengan subjek

4) Planes (bidang) : penampakan permukaan yang terbentuk oleh

cahaya dan bayangan.

5) Pattern (pola) : pertimbangan akan penyusunan tones dari

subjek.

Sedangkan 5C mencakup:

1) Conception (konsep) : visualisasi atas sebuah ide (rough

sketch)

2) Construction (konstruksi) : sebuah upaya untuk

menyempurnakan bentuk dari kehidupan ataupun dari

pengetahuan dasar

3) Contour (kontur) : batas-batas dari bentuk dalam ruang,

berdasarkan sudut pandang.

4) Character (karakter) : kualitas yang khusus dari masing-masing

objek.

5) Consistency (konsistensi) : seluruh esensi dan konstruksi,

pencahayaan, dan pattern yang tergabung sebagai satu-kesatuan

Page 34: 1.pdf

  34