Upload
adier-putra
View
159
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
5/10/2018 2-PENDAHULUAN 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/2-pendahuluan-1 1/34
UNJUK KERJA ISOLATOR 20 KV AKIBATPENGARUH POLUTAN TAK LARUT (STUDI KASUSGARDU DISTRIBUSI PT. SEMEN TONASA II)
HERMAN NAUWIRP2202201003
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
5/10/2018 2-PENDAHULUAN 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/2-pendahuluan-1 2/34
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS
HASANUDDIN MAKASSAR2004
MAKASSAR2004
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kondisi kota Kabupaten Pangkep yang berdebu dan letaknya yang
pinggir pantai telah menyebabkan polusi pada jaringan transmisi PLN.
Pada kasus di Gardu Distribusi PT. Pabrik Tonasa, polusi ini menjadi lebih
berat karena lokasinya yang dikelilingi atau di sekitar pabrik semen.
Sistem transmisi dan distribusi tenaga listrik merupakan ujung
tombak unit perusahaan PT. PLN untuk pengiriman daya listrik dari pusat-
pusat pembangkit ke pusat-pusat beban, karena keandalan sistem
transmisi dan distribusi haruslah mendapat perhatian agar kontinuitas
pelayanan terjamin. Salah satu komponen yang memegang peranan
penting adalah isolator sebagai peralatan pemisah bagian-bagian yang
bertegangan serta penahan dan penopang kawat saluran.
Masalah utama pada polusi jaringan ini adalah terbentuknya lapisan
polutan pada permukaan isolator. Dengan terbentuknya lapIsan polutan ini
2
5/10/2018 2-PENDAHULUAN 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/2-pendahuluan-1 3/34
dapat mengakibatkan terjadinya tegangan lewat denyar sehingga akan
mengganggu fungsi isolator sebagai isolator listrik.
Tegangan lewat denyar pada isolator terpolusi merupakan parameter
yang penting dalam perancangan saluran transmisi. Pengujian isolator
terpolusi buatan telah banyak dilakukan dengan tujuan untuk
mengevaluasi karakteristik tegangan lewat denyar. Isolator terpolusii
buatan dipengaruhi tidak hanya oleh deposit polutan larut (ESDD) tetapi
juga oleh deposit polutan tak larut (NSDD).
Polutan tak larut merupakan bahan yang menyerap air dan mengikat
polutan garam di permukaan isolator, hal ini menghambat proses
pembersihan isolator oleh air hujan. Aspek lain yang penting dalam
polutan tak larut yaitu pada waktu pembasahannnya berjalan lambat
seperti kondisi berkabut atau hujan gerimis, hal ini bersama dengan
garam yang telah terkait akan menyebabkan pembentukan lapisan
konduktif, dan lapisan ini sangat mempengaruhi besarnya tegangan dari
isolator terpolusi.
Penelitian dilakukan yaitu memfokuskan pada pengaruh besarnya
polutan tak larut terhadap konduktifitas permukaan tegangan lewat denyar
dari isolator terpolusi. Penelitian ini mengambil studi kasus GD PT. Pabrik
Semen Tonasa.
B. Rumusan Masalah
3
5/10/2018 2-PENDAHULUAN 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/2-pendahuluan-1 4/34
1. Bagaimana mengenali sifat-sifat kimia dari polutan GD PT. Semen
Tonasa.
2. Bagaimana mengenali sifat-sifat fisika dari polutan GD PT. Semen
Tonasa.
3. Bagaimana mengukur sifat-sifat listrik dari polutan GD PT. Semen
Tonasa.
A. Tujuan dan Manfaat
Penelitian yang dilakukan penulis mempunyai tujuan dan Mamfaat
sebagai berikut :
C.1. Tujuan
1. Mengenali sifat-sifat kimia dari polutan GD PT. Semen Tonasa
yang dilaksanakan melalui analisa komposisi unsur dan analisa
konduktifitas larutan polutan.
2. Mengenali sifat-sifat fisika dari polutan GD PT. Semen Tonasa yang
meliputi ukuran polutan dan sudut kontak permukaan.
3. Mengukur sifat-sifat listrik dari polutan GD PT. Semen Tonasa yang
meliputi konduktifitas permukaan serta tegangan lewat denyar dari
isolator terpolusi pada kondisi kering dan basah.
C.2. Manfaat
Dari hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat untuk :
4
5/10/2018 2-PENDAHULUAN 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/2-pendahuluan-1 5/34
1. Kalangan Industri, seharusnya industri PT. Semen Tonasa dan
industri lainnya dalam mengoperasikan peralatan listrik yang
berhubungan dengan isolator.
2. Kalangan akademis sebagai sarana praktikum laboratorium
mahasiswa.
3. Kalangan peneliti sebagai bahan referensi dalam mengembangkan
material peralatan tegangan tinggi.
B. Batasan Masalah
Untuk membatasi masalah maka diambil asumsi-asumsi sebagai
berikut
1. Kelembaban dianggap tersebar merata di dalam ruang kabut
2. Suhu di setiap bagian ruang kabut dianggap sama dan tetap
3. Pada penelitian hanya menggunakan isolator Pin Pos 20 kV.
5
5/10/2018 2-PENDAHULUAN 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/2-pendahuluan-1 6/34
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Polusi Pada Isolator
Isolator pasangan luar dalam pengoperasiannya tidak terlepas dari
pengaruh lingkungan di sekitarnya. Kondisi lingkungan seperti jenis polusi
disekitar pemasangan Isolatorr sangat berpengaruh dalam pemilihan jenis
isolator dan cara perawatannya.
Pada umumnya, polusi pada isolator menurut sumbernya dapat
dibagi dalam empat kategori.
1. Polusi dari laut. Tingkat polusi maksimum dari isolator sangat
berhubungan dengan jarak lokasi dari laut. Makin jauh dari laut
makin sedikit penumpukan yang terjadi. Polusi ini terbawa ke
permukaan isolator oleh angin. Pada kondisi tertentu seperti
angin typhoon atau badai, sering terjadi penumpukan polutan
dalam jumlah yang sangat besar pada permukaan isolator.
2. Polusi dari industri. Komposisi kimia dari polutan jenis ini
sangat beragam dan bisa membentuk lapisan yang menempel
kuat pada permukaan isolator, seperti : jelaga dan asap dari
cerobong pabrik, debu polusi dari pabrik semen.
6
5/10/2018 2-PENDAHULUAN 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/2-pendahuluan-1 7/34
3. Polusi dari daerah padang pasir. Timbunan polutan tak larut
(NSDD=Non solube Deposit Density ) pada daerah padang
pasir pada umumnya lebih banyak dari pada di daerah polusi
laut. Pada daerah tertentu seringkali terjadi kombinasi dari
keduanya, seperti pada daerah berpasir yang dekat pantai.
Garam laut yang menempel pada permukaan isolator terlapisi
oleh debu yang terbawa dari padang pasir, pada daerah
tersebut besarnya ESDD dan NSDD bisa mencapai di atas 1,0
mg/cm2.
4. Polusi dari gunung berapi. Polutan dalam bentuk debu-debu dari
berbagai ukuran dengan senyawa utama silikat (SiO2) dan
alumina (Al2O3).
Secara kualitatif tingkat polusi bisa dibagi dalam empat tingkat, mulai
dari polusi ringan sampai polusi berat. Berdasarkan hal tersebut, PLN
telah membuat klasifikasi tentang tingkat polusi (SPLN 10-3B: 1993).
Klasifikasi tersebut bisa dilihat pada Tabel A.1. dibawah :
Tabel A.1.Pembagian Tingkat Polusi
Tingkat Polusi Contoh ciri lingkungan yang khas
I. Ringan
Kawasan tanpa industri dan dengan kepadatan rumah
yang rendah yang dilengkapi sarana pembakaran.
Kawasan dengan kepadatan industri yang rendah
atau kepadatan rumah yang rendah tetapi sering
terkena angin dan/atau hujan.
Kawasan pertanian
Kawasan pegunungan
Semua kawasan ini harus terletak paling sedikit 10 km
7
5/10/2018 2-PENDAHULUAN 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/2-pendahuluan-1 8/34
sampai 20 km dari laut dan bukan kawasan terbuka bagi
hembusan angin langsung dari laut.
Kawasan dengan industri yang tidak secara khusus
menghasilkan asap polusi dan atau dengan kepadatan
rumah yang sedang dan dilengkapi sarana
pembakaran.
II. Sedang Kawasan dengan kepadatan rumah yang tinggi dan
atau kepadatan industri yang tinggi, tetapi sering
terkena angin dan atau hujan.
Kawasan terbuka bagi angin dari laut tetapi tidakterlalu dekat dengan pantai (paling sedikit berjarak
beberapa kilometer).
III. Berat Kawasan dengan kepadatan industri yang tinggi dan
pinggiran kota besar dengan kepadatan sarana
pembakaran tinggi yang menghasilkan polusi.
Kawasan dekat laut atau pada setiap keadaan terbuka
bagi hembusan angin yang kencang dari laut.
IV. SangatBerat
Kawasan yang umumnya cukup luas, terkena debukonduktif dan asap industri yang khususnya
menghasilkan endapan konduktif yang tebal.
Kawasan yang umumnya cukup luas sangat dekat
dengan pantai dan terbuka bagi semburan air laut atau
hembusan angin yang sangat kencang dan terpolusi
dari laut.
Kawasan padang pasir, yang ditandai dengan tidak
adanya hujan untuk jangka waktu lama, terbuka bagi
angin kencang yang membawa pasir dan garam serta
terkena kondensasi yang tetap.
Catatan
* Penggunaan pupuk dengan penyemprotan, atau pembakaran sisa
panen dapat mempertinggi tingkat polusi karena hembusan angin.
8
5/10/2018 2-PENDAHULUAN 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/2-pendahuluan-1 9/34
Jarak dari garis pantai tergantung pada topografi kawasan pantai
dan tergantung pada kondisi angin yang ekstrim.
B. Polutan Larut dan Tak Larut
Zat polutan yang mempengaruhi ketahanan permukaan suatu
isolator dapat digolongkan menjadi dua komponen : komponen yang
bersifat larut merupakan komponen konduktif yang terdiri dari garam-
garam yang dapat terurai menjadi ion-ion dalam suatu larutan, seperti
Natrium (NaCl), Magnesium Chlorida (MgCl) dan Natrium Nitrat (NaNO3).
Polutan jenis ini diwakili oleh parameter ESDD (Equivalent Salt Deposit
Density) yang menyatakan banyaknya deposit polutan larut per luas area
(mg/cm2).
S.V. Fukuda melaporkan pengaruh dari beberapa jenis garam yang
dapat larut terhadap tegangan lewat denyar. Dalam penelitiannya dipakai
beberapa jenis garan : Natrium Chlorida (NaCl), Magnesium Chlorida
(MgCl), Natrium Nitrat (NaNO3), Natrium Sulfat (Na2SO4) dan Magnesium
Sulfat (MgSO4). Hasil dari penelitiannya disajikan pada gambar di bawah.
Gambar.1.Tegangan lewat denyar sebagai fungsi dari ESDD
9
5/10/2018 2-PENDAHULUAN 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/2-pendahuluan-1 10/34
Untuk setiap jenis garam, terlihat ada penurunan tingkat tegangan
lewat denyar dengan bertambahnya kerapatannya deposit garam
(ESDD). Nilai penurunan tegangan lewat denyar bervariasi tergantung
dari jenis garam, hal ini dikarenakan daya larut yang tinggi dari beberapa
jenis garam membuat larutan lebih konduktif dan cenderung menghasilkan
tegangan lewat denyar yang lebih rendah.
Komponen tak larut adalah bagian dari zat padat yang tidak dapat
terurai menjadi ion-ion dalam larutan, tetapi komponen ini dapat
mengurangi ketahanan listrik pada isolator, seperti debu, kaolin, tonoko
dan bentonit. Polutan jenis ini diwakili oleh parameter NSDD (Non Soluble
Deposit Density) yang menyatakan banyaknya deposit polutan tak larut
per luas area (mg/cm2).
Ryosuke Matsuoka et al Tahun 1993, dalam penelitiannya
menyebutkan bahwa tidak hanya tegangan ketahanan Isolasi DC dari
Isolator terpolusi buatan yang dipengaruhi oleh jenis polutantak larut
( Kaolin, Tonoko ).
R. Bosignoli et.al Tahun 1993 mengevaluasi efek dari polutan tak
larut (Kaolin) pada tegangan lewat denyar AC dan DC. Penelitiannya
menggunakan Roger’s dan Kaolin yang didapatkan pada industri di
Brasil.
K. Kondo et.al tahun 1995 meneliti pengaruh dari berbagai jenis
polutan tak larut pada tegangan lewat denyar isolator terpolusi.
10
5/10/2018 2-PENDAHULUAN 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/2-pendahuluan-1 11/34
Digunakan Tonoko dan berbagai jenis Kaolin (Roger, Georgia, Italy,
Mexico & Brasil) sebagai polutan tak larut. Hasilnya penelitiannya
diilustrasikan pada gambar berikut :
Gambar.2.Hasil test tegangan lewat denyar DC dari isolator Dengan berbagaipolutan tak larut (NSDD = 0.1 mg/cm2), SDD = 0,03 mg/cm2)
Terdapat perbedaan yang signifikan pada tegangan lewat denyar
dari berbagai jenis Kaolin. Perbedaan tegangan lewat denyar ini
berhubungan dengan ukuran partikel, keseragaman lapisan polutan pada
permukaan isolator dan jenis dari mineral utama dari Kaolin. Proses
terbentuknya lapisan polutan sangat dipengaruhi oleh keadaan udara
seperti kabut, embun, serta hujan rintik-rintik. Polutan seperti SiO2, debu
dan semen Portland, dapat membentuk ikatan mekanis yang mengikat
komponen konduktif. Pada beberapa kasus, ikatan mekanis ini membuat
polutan menempel kuat pada permukaan isolator sehingga pencucian
11
5/10/2018 2-PENDAHULUAN 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/2-pendahuluan-1 12/34
sendiri oleh hujan sulit. Ilustrasi dari lapisan polutan pada permukaan
isolator seperti terlihat pada Gambar B3.
Gambar 3 Lapisan polutan pada permukaan isolator
1. Permukaan
Hydrophilic dan
Hidrophobic
Dalam evaluasi pembahasan (wettability) dari suatu material padat,
pengukuran sudut kontak permukaan merupakan suatu besaran yang
bisa mewakili derajat pembasahan tersebut.
C.1.Tetes air pada permukaan zat padat
Berdasarkan responnya terhadap tetesan air, bisa dibagi dalam dua
jenis, permukaan material padat bisa diklasifikasi dalam dua jenis yaitu
permukaan hydrophobic dan permukaan hydrophilic. Sudut kontak pada
dua jenis permukaan tersebut secara teoritis bisa digambarkan sepertii
pada Gambar C.1.1 dan Gambar C.1.2. berikut .
12
5/10/2018 2-PENDAHULUAN 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/2-pendahuluan-1 13/34
Gambar.3 Bentuk butiran air pada permukaan hydrophobic
Gambar 4. Bentuk butiran air pada Permukaan hydrophilic
Sudut kontak digunakan secara umum untuk merepresentasikan
derajat pembahasan, karena cara pengukurannya yang muda. Dari hal di
atas terlihat bahwa semakin besar sudut kontak maka permukaan
tersebut semakin hydrophobic. Isolator keramik permukaan bersifat
hydropnilic sedangkan isolator polymer permukaannya bersifat
hydrophobic.
Sudut kontak permukaan dan energi bebas permukaan dari suatu
material pada secara kuantitatif berhubungan dengan persamaan Young.
Ys = Ys1 + Y1 cos∅ ........................................................(C.1)
Dengan ∅ adalah sudut kontak. Sedangkan Ys, Y1 dan Ys1 berturut-turut
adalah energi bebas permukaan per unit area dari material padat, material
13
5/10/2018 2-PENDAHULUAN 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/2-pendahuluan-1 14/34
cair dan material padat-material cair. Gambar C.1.3 menunjukkan Ys Y1
dan Ys1 pada permukaan hydrophobic dan hydrophilic.
Persamaan C.1 menunjukkan keseimbangan dari Ys Y1 dan Ys1 pada
bidang kontak. Tetesan air dapat mengatur bentuknya secara otomatis
dengan cara mengatur besarnya sudut kontak sampai tercapai
keseimbangan.
Gambar C.1.3. Keseimbangan energi pada permukaan hydrophobic
Gambar 5. Keseimbangan energi pada permukaan hydrophilic
Sebagai contoh, pada suatu permukaan dengan energi bebas
permukaan yang tinggi seperti pada permukaan logam, gelas dan
porselin, komponen Ys lebih besar daripada Ys1. Tetes air akan
14
5/10/2018 2-PENDAHULUAN 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/2-pendahuluan-1 15/34
menyebar secara perlahan dan menurunkan sudut kontak sampai jumlah
dari Ys1 dan Y1 cos ∅ sama dengan Ys seperti yang ditunjukkan pada
gambar C.1.4. Sebaliknya pada permukaan dengan energi bebas
permukaan rendah, seperti pada permukaan silicon rubber, Ys lebih kecil
dari pada Ys1. Tetes air akan mengumpulkan dan menaikkan sudut kontak
untuk merubah arah proyeksi dari Y1 sampai jumlah Ys dan harga mutlak
dari Y1 cos ∅ sama dengan Ys1 seperti yang ditunjukkan pada gambar C.1.4
di atas.
C.2. Metode Pengukuran Sudut Kontak
Dalam pengukuran sudut kontak antara tetes air dan permukaan
horizontal material padat, ada tiga metode yang sering digunakan.
Metode pertama adalah mengukur sudut kontak ∅ langsung dengan
menggambar garis singgung pada titik seperti pada gambar. Metode
kedua dengan mengukur tinggi tetesan h dan diameter dasar dari tetesan
d seperti gambar. Dan selanjutnya sudut kontak ∅ dan volume tetesan V
dapat dihitung dengan rumus :
∅ = 2 tg-1 (2h/d)...................................................................(C.2)
V = 3.14 h2 (3r – h)/3.........................................................(C.3)
dengan r = d / 2 sin ∅. Metode ketiga dengan mengukur sudut ∅1 dan ∅2
seperti gambar. Dan selanjutnya sudut ∅ dapat dihitung dengan
menjumlahkannya.
∅ = ∅1 + ∅2..................................................................................(C.4)
15
5/10/2018 2-PENDAHULUAN 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/2-pendahuluan-1 16/34
Gambar 6.Tiga metoda untuk pengukuran sudut konta
Metoda pertama didasarkan pada definisi dari sudut kontak. Namun
akurasinya kurang dibandingkan dua metode yang lain, dikarenakan sulit
menggambar suatu garis singgung secara akurat. Pada penelitian ini
digunakan metoda kedua karena mudah pengukurannya dan dengan
ketelitian yang memadai.
Beberapa literatur telah membahas tentang pengaruh polutan tak
larut pada tegangan lewat denyar isolator yang terpolusi buatan antara
lain:
Masaru Ishii et. al. 1991, melaporkan bahwa tegangan lewat denyar
DC dari isolator yang terpolusi buatan dipengaruhi oleh jenis dari polutan
tak larut (Kaolin).
Ryosure Matsuoka et.al. pada ISH ke 8 tahun 1993, dalam
penelitiannya menyebutkan bahwa tidak hanya tegangan ketahanan
isolasi DC tetapi juga tegangan ketahanan isolasi AC dari isolasi terpolusi
buatan yang dipengaruhi oleh jenis polutan tak larut (Kaolin).
K. Kondo et. al. tahun 1995, membahas pengaruh dari berbagai
jenis Kaolin, Italian Koalin, Mixecan Kaolin, sebagai pembanding
digunakan Tonoka.
16
5/10/2018 2-PENDAHULUAN 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/2-pendahuluan-1 17/34
Gamyasla Rudana Putra tahun 1998, dalam penelitiannya bahwa
tegangan lewat denyar AC dari isolator yang terpolusi buatan di pengaruhi
oleh jenis dari polutan teklarut.
Penelitian yang dilakukan oleh keempat penelititersebut
menggunakan polutan tak larut murni,bukan suatu polutan nyata diambil
dari lapangan. Penelitian yang dilaporkan dalam tulisan ini merupakan
simulasi fenomena lewat denyar yang terjadi pada Isolator 20 kV pada
Gardu Distribusi PT Semen Tonasa lankah simulasi dilakukan dengan
cara :
1. Pengambilan sampel dan data lingkungan (suhu, kelembaban, lokasi)
di GD PT. Semen Tonasa.
2. Analisis sifat-sifat kimia, Analisis sifat-sifat fisik dan analisis sifat-sifat
listrik dari polutan GD PT. Semen Tonasa.
3. Pemilihan metode dan perancangan eksperimen yang diperlukan untuk
Analisis di atas.
Penelitian menggunakan polutan tak larut Kaolin (polutan tak larut
standard IEC 507 – 91) sebagai pembanding.
17
5/10/2018 2-PENDAHULUAN 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/2-pendahuluan-1 18/34
BABIII
METODE PENELITIAN
A.Tempat Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan di dua temapat yaitu
pengambilansampel di GD PT. Semen Tonasa dan dianalisa dii
Laboratorium Teknik Tegangan Tinggi dan Teknik Kimia Politeknik Negeri
Ujung Pandang.
Metode dan prosedur yang digunakan dalam menganalisa polutan
GD PT. Semen Tonasa meliputi tiga hal :
a. Analisa sifat kimia
b. Analisa sifat fisika
c. Analisa sifat listrik
Untuk lebih jelasnya ketiga jenis analisa yang digunakan
digambarkan seperti pada gambar A.1.
18
5/10/2018 2-PENDAHULUAN 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/2-pendahuluan-1 19/34
Gambar 7 Skema diagram Eksperimen
B.Eksperimen Sifat Kimia
B.1. Eksperimen A.1 : Komposisi Unsur Polutan GD PT.Semen Tonasa
Analisa sampel dibutuhkan untuk mendapatkan komposisi kimia dari
kontaminan, untuk tujuan tersebut digunakan AAS-Atomic-Absorbtion
Spectroscopy. Prinsip dari ASS didasarkan pada prinsip atom-atom akan
mengalami transisi bila menyerap energi. Energi akan dipancarkan ketika
atom yang tereksitasi kembali ke tingkat energi dasar. Detektor akan
mendeteksi energi terpencar tersebut. Dengan metode ini, dapat
ditentukan konsentrasi Ion Logam yang rendah sampai ppm termasuk
alkali dan alkali tanah dalam waktu cepat.
19
Polutan GI.
Petro
A. AnalisaKimia
B. Analisa
Fisika
C. AnalisaListrik
A. 1. Komposisi unsur
2.Konduktivitas larutan
B. 1. Sudut Kontak
C. 1. Konduktivitas permukaan unsur 2. Tegangan lewat denyar isolator
5/10/2018 2-PENDAHULUAN 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/2-pendahuluan-1 20/34
Metode dan prosedur eksperimen bisa dijelaskan sebagai berikut :
Proses Keluaran1. Pengambilan polutan di GD
PT. Semen Tonasa
2. Digunakan Kaolin sebagai
pembanding
3. Analisa polutan GD PT. Semen
Tonasa Tonasa dan Kaolin
dengan menggunakan AAS di
Laboratorium Teknik Kimia
Politeknik Negeri Ujung
Pandang
20
Data
Komposisi
Unsur
5/10/2018 2-PENDAHULUAN 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/2-pendahuluan-1 21/34
B.2. Eksperimen A-2 : Pengukuran konduktivitas larutanpolutan
Pengukuran konduktivitas dilakukan dengan alat ukur konduktivitas
TDScan IV. Alat ini mempunyai daerah pengukuran mulai dari 0,1 mS,
sampai 19,9 mS dengan resolusi 0,1 mS dan kesalahan 2%. Alat ini telah
dilengkapi dengan koreksi temperatur berupa ATC – Automatic
Temperatur Compensation, sehingga data yang didapat tidak perlu
dikonversikan lagi. Metode dan prosedur dari eksperimen dijelaskan
seperti di bawah ini.
PROSES KELUARAN
1. PENYIAPAN LARUTAN POLUTAN
PELARUT : AIR AQUA SATU
LITER DENGAN
KONDUKTIVITAS
ZAT TERLARUT : POLUTAN
GI. PETRO & KAOLIN DENGAN
KONSENTRASI :
20,40,60,80,100,120,140,160,180,
200,200,220,240,260,280,300
Gram per liter
2. PENGUKURAN KONDUKTIVITAS
LARUTAN DENGAN
MENGGUNAKAN TDSCAN 4
21
DATA
KONDUKTIVITAS
LARUTAN
5/10/2018 2-PENDAHULUAN 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/2-pendahuluan-1 22/34
Gambar 8 Skema Pengukuran Konduktivitas larutan polutan
Untuk menjaga harga konduktivitas yang akurat, digunakan pelarut
berupa air mineral kemasan dengan nama dagang ”Aqua”. Dari hasil
pengukuran didapatkan harga konduktivitas dari ”Aqua” yaitu 0,2 mS
(air PDAM harga konduktivitas berubah antara 0,2 – 0,4 mS).
Larutan yang terbentuk merupakan suatu suspensi dimana antara
pelarut (air aqua) dan polutan akan terpisah kalau didiamkan. Walaupun
terjadi pemisahan, konduktivitas suatu larutan hanya dipengaruhi oleh
komponen yang larut menjadi ion-ion saja tidak tergantung pada
pengendapan yang terjadi. Dengan demikian saat pengukuran tidak
mempengaruhi harga konduktivitas. Skema dari pengukuran
konduktivitas ditunjukkan pada gambar.
22
5/10/2018 2-PENDAHULUAN 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/2-pendahuluan-1 23/34
C.Eksperimen Sifat Fisika
C.1. Eksperimen B-1 : Pengukuran sudut kontak
Eksperimen ini bertujuan untuk mengetahui besarnya sudut kontak
yang terjadi antara tetes air dan permukaan material yang telah dilapisi
polutan.
Sudut kontak permukaan merupakan suatu besaran yang bisa mewakili
derajat kebebasan (wettability) dari suatu material.
Prosedur dan metode kesperimen seperti dibawah.
PROSES KELUARAN
1. PERSIAPAN LAPISAN POLUTAN(POLUTAN GI. PETRO DANKAOLIN PADA ISOLATORKERAMIK; POLUTAN GI. PETRODAN KAOLIN PADA PERMUKAANSILICONE RUBBER)
2. PEMBERIAN TETES AIR PADASETIAP LAPISAN POLUTAN
3. PENGAMBILAN FOTO UNTUKPENGUKURAN SUDUT KONTAK
4. PENGUKURAN SUDUT KONTAKUNTUK MASING-MASING KONDISILAPISAN.
Permukaan isolator dengan bahan keramik bersifat hydrophilic, sifat
dari permukaan ini ditunjukkan dengan harga sudut kontak yang rendah.
Sebagai perbandingan digunakan silicon rubber, silicon rubber merupakan
suatu material yang bersifat hydrophobic, hal ini ditunjukkan dengan harga
sudut kontak yang besar. Pembentukan kemampuan hydrophobic silicon
rubber tergantung pada waktu.
23
DATA
SUDUT
KONTAK
5/10/2018 2-PENDAHULUAN 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/2-pendahuluan-1 24/34
Skema pengukuran sudut kontak ditunjukkan pada gambar di bawah:
Gambar 9 skema pengukuran sudut kontak
D.Eksperimen Sifat Listrik
D.1. Eksperimen C-1 Konduktivitas permukaan isolator terpolusi
Pengukuran konduktivitas dilakukan untuk empat kondisi keadaan,
yaitu :
1. Kondisi bersih-kering (tanpa polutan dan tanpa pembahasan)
2. Kondisi bersih-basah (tanpa polutan dan dengan pembahasan)
3. Kondisi terpolusi-kering (dengan polutan dan tanpa pembahasan)
4. Kondisi terpolusi-basah (dengan polutan dan dengan pembahasan)
bila tegangan diterapkan pada isolator, arus akan mengalir melalui
permukaannya. Arus ini disebut arus bocor permukaan. Pada kondisi
permukaan terpolusi, arus bocor terjadi dapat dipergunakan sebagai
indikator tingkat polusi suatu daerah.
Prosedur dan skema eksperimen pengukuran konduktivitas permukaan
isolator pada kondisi bersih-kering dan bersih-basah ditunjukkan seperti
24
5/10/2018 2-PENDAHULUAN 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/2-pendahuluan-1 25/34
Tegangan kV
dibawah. Pengukuran pada dua buah isolator Pin post, dan diambil harga
rata-ratanya.
Gambarr 10 kema rangkaian pengukuran konduktivitas permukaan kondisi Bersih-Kering dan bersih-basah
Keterangan simbol pada gambar D.1.1.
Tr : trafo tegangan tinggi, 220 V/100 kVC : capasitor tegangan tinggi, 100 pFCF : alat ukur tegangan puncak Chubb & FortesqueSB : sela bola untuk proteksi tegangan lebih, jarak 1 cmR1 : tahanan pelindung trafo jika terjadi hubung singkat, 10 M ohm
µ A : mikro amperemeter digital bolak-balikRK : ruang kabut dilengkapi dengan injeksi uapITR : isolator uji, PIN Post 20 kV.
Proses Keluaran1. Pengukuran pada kondisi bersih-kering2. Persiapan isolator pin post (pencucian &
pengeringan agar bersih dari debu danminyak).
25
KERI
NG
KonduktivitasPermukaan Isolator Bersih
5/10/2018 2-PENDAHULUAN 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/2-pendahuluan-1 26/34
3. Penempatan isolator pada ruang kabut danpencatatan suhu serta kelembabannya.
4. Penerapan tegangan secara bertahap mulaidari 5 kV – 60 kV.5. Dicatat besar arus bocor yang terjadi6. Pengukuran pada kondisi bersih-basah,
pengkondisian kelembaban ruang kabutmelalui injeksi uap (90-95%)
7. Langkah selanjutnya sama dengan langkah2 - 5
Uraian dibawah merupakan prosedur dan skema eksperimen
pengukuran konduktivitas permukaan isolator pada kondisi terpolusi-
basah. Pengukuran dilakukan pada dua buah isolator Pin-Post, dan
diambil harga rata-ratanya.
Digunakan dua polutan (polutan GD. Semen Tonasa dan Kaolin),
konsentrasi dari polutan dimulai dari harga 100 gram/liter sampai 300
gram/liter. Pembentukan lapisan polutan melalui penyemprotan
(”spraying”) sesuai dengan IEC-507, dipilih metode ini dikarenakan lebih
efisien dalam penggunaan polutan dibandingkan pencelupan (”dipping”)
atau pengaliran. (”flowing”). Penyemprotan lapisan polutan dilakukan
pada tiga buah isolator Pin Post, dua buah untuk uji arus kocor
sedangkan isolator ketiga untuk pengukuran NSDD.
26
5/10/2018 2-PENDAHULUAN 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/2-pendahuluan-1 27/34
Tegangan kV
Gambar 11 .Skema rangkaian pengukuran konduktivitas permukaan kondisi
terpolusi-kering dan t erpolusi-kering dan terpolusi-basah
PROSES KELUARAN1. Pengukuran pada kondisi terpolusi-kering2. Persiapan isolator pin post (pencucian &
pengeringan agar bersih dari debu danminyak).
3. Penempatan isolator pada ruang kabutdan pencatatan suhu sertakelembabannya.
4. Penerapan tegangan secara bertahapmulai dari 5 kV – 60 kV.
5. Dicatat besar arus bocor yang terjadi6. Pengukuran pada kondisi bersih-basah,pengkondisian kelembaban ruang kabutmelalui injeksi uap (90-95%)
7. Langkah selanjutnya sama denganlangkah
Catatan
Untuk menguji pengaruh dari kelembaban, digunakan dua kondisi
kelembaban 80 – 85% dan 90 – 95%.
D.2. Eksperimen C-2 Tegangan lewat denyar
Dalam pengukuran tegangan lewat denyur pada kondisi basah
percikan bisa timbul dari ujung-ujung tetes air ke body isolator. Percikan
27
KERI
NG
Konduktivitas
Permukaan Isolator Terpolusi
5/10/2018 2-PENDAHULUAN 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/2-pendahuluan-1 28/34
Tegangan kV
yang diamati adalah percikan timbul karena pelepasan muatan dari
bagian ”kering” (tanpa tetes air). Level ketahanan isolator dari isolator
(whithstand voltage) merupkan tegangan kritis, yaitu tegangan maksimum
yang masih dapat ditahan oleh isolator sebelum lewat denyur.
Pengukuran tegangan lewat denyur dilakukan untuk dua tingkat
pengotoran (konsentrasi polutan 100 gr/l dan 300 gr/l). Prosedur dan
skema eksperimen seperti di bawah.
PROSES KELUARAN1. Penyemprotan isolator pin post dengan
larutan polutan (100 gr/l dan 300 gr/l)2. Penempatan isolator pada ruang kabut
dan pencatatan suhu dankelembabannya (90-95%).
3. Tegangan dinaikkan secara perlahansampai terlihat percikan ditunggu limamenit. Tegangan dinaikkan lagi perlahansampai lewat denyar terjadi.
28
BASA
Tegangan FO
5/10/2018 2-PENDAHULUAN 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/2-pendahuluan-1 29/34
Gambar 12 .Skema rangkaian pengukuran lewat denyar
Keterangan simbol pada gambar D.2.1.
Tr : trafo tegangan tinggi, 220 V/100 kV
C : capasitor tegangan tinggi, 100 pFCF : alat ukur tegangan puncak Chubb & FortesqueR1 : tahanan pelindung trafo jika terjadi hubung singkat, 10 M ohmITR : isolator uji, PIN Post 20 kV.
29
5/10/2018 2-PENDAHULUAN 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/2-pendahuluan-1 30/34
E.TAHAPAN PELAKSANAAN
30
MULAI
PERSIAPAN
PEMBUATAN
RANGKA
BENDA KERJA
PENGUJIAN
MENGANALIS
A POLUTAN GD
PT. SEMEN
TONASA
ANALISA
FISIKA
KESIMPULAN
SELESAI
ANALISA
LISTRIK
ANALISA
KIMIA
YA
TIDAK
5/10/2018 2-PENDAHULUAN 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/2-pendahuluan-1 31/34
DAFTAR PUSTAKA
1. Arismunandar A, 1975. Teknik Tenaga Listrik Jilid II . PradinyaParamita, Jakarta
2 Arismunandar A, 1979. Teknik Tenaga Listrik Jilid II . PradinyaParamita, Jakarta
3. Gonen Turan, 1978. Modern Power System Analisis New York.
4. Hutauruk, T.S. 1990. Transmisi Daya Listrik. Erlangga, Jakarta.
5. Solymer L, and D. Walsh, 1998. Electrical Properties of MaterialsUniversitas of oxford. New York.
6. Suwarno, 1999. Material Elektroteknik . ITB. Bandung.
7. William D and Stevenson Ir. 1996. Analisa Sistem Tenaga Listrik
8. Arismunandar A, 1978. Teknik Tegangan Tinggi , Bandung.
31
5/10/2018 2-PENDAHULUAN 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/2-pendahuluan-1 32/34
JUDUL :
UNJUK KERJA ISOLATOR 20 KV
AKIBAT PENGARUH POLUTAN TAK LARUT
PADA GARDU DISTRIBUSI PT. SEMEN TONASA II
(STUDI KASUS)
Disusun dan diajukan oleh :
Herman Nauwir P2202201003
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO/TEKNIK TENAGA
MenyetujuiKomisi Pembimbing
Prof. Dr. Ir. H. Muh. Arief. M. Eng
KetuaDr. Ir. Salama Manjang, MT
Anggota
Ketua Program Studi Teknik ElektroProgram Pascasarjana Unhas
Prof. Dr. Ir. Muh. Arief, M.Eng
32
5/10/2018 2-PENDAHULUAN 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/2-pendahuluan-1 33/34
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................... i
DAFTAR ISI ..................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN ........................................................ 1
A. Latar Belakang .................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................. 2
C. Tujuan Penelitian ................................................ 3
D. Manfaat Penelitian .............................................. 3
E. Batasan Masalah ................................................ 4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .............................................. 5
2.1. Polusi pada Isolator ............................................ 5
2.2. Polutan Larut dan Tak Larut ............................... 8
2.3. Permukaan Hidrophilic dan Hidrophobic ............ 11
2.3.1. Tetes Air pada Permukaan Zat Padat ............. 11
2.3.2. Metode Pengukuran Sudut Kontak ................. 14
BAB III. METODE DAN PROSES PENELITIAN .................... 18
3.1. Eksperimen Sifat Kimia ...................................... 19
3.1.1.Komposisi Unsur Polutan GD. PT. Semen Tonasa 19
3.2.1. Pengukuran Konduktivitas Larutan Palutan .. .. 20
3.2. Eksperimen Sifat Fisika ...................................... 22
3.2.1. Pengukuran sudut Kontak ............................... 22
3.3. Eksperimen Sifat Listrik ...................................... 23
33
5/10/2018 2-PENDAHULUAN 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/2-pendahuluan-1 34/34
3.3.1. Konduktivitas Permukaan Isolator Terpolusi ... 23
3.3.2. Tegangan Lewat Denyar ................................. 26
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 29
34