Upload
abdul-wahid
View
48
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
5/16/2018 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/25572002449795991699ee082 1/9
KARAKTERISASlCABAI RAWIT (Capsicum jrutescens L.)
YANG DITUMBUHKAN SECARA HIDROPONIK
L.Hartanto Nugroho', Heni Tri Hastuti, Triwi Astutiningsih, dan Issirep Sumardl'
INTISARINugroho, L.H.,H.T. Hastuti, T. Astutiningsih, dan I. Sumardi. 2006. Karakterisasi cabai rawit (Capsicumjrutescens
L.) yang ditumbuhkan secara hidreponik, Berkala Dmiah Biologi 5 (1) : 13 - 21.
Telah dilakukan penelitian tentang karakterisasi cabai rawit (Capsicumfrutescens L.) yang ditumbuhkan secara
hidroponik. Semai cabai rawit ditumbuhkan pada media pasir, arang sekam, sabut kelapa, serb uk gergaji dan tanah
sebagi kontrol dengan variasi konsentrasi pupuk NPK 0,5, 10, dan 15mlIL air. Sejumlah 100ml pupuk disiramkan setiap
hari pada semai cabai rawit setelah semai dipindahkan ke dalam media tumbuh. Konsentrasi pupuk NPK ditingkatkan
dua kali setiap 14hari perlakukan. Pengamatan karakter fisiologi dan anatomi dilakukan pada saat tanaman berumur 30
harl, sedangkan produksi cabai dan kadar kapsaisin diamati saat tanaman berumur 3 bulan. Parameter untuk karakter
fisiologi dan anatomi yang diamati adalah tinggi tanaman, ukuran (panjang dan lebar) daun, diameter dan jumlah
persatuan luas trakea batang dan akar, ukuran dan jumlah persatuan luas stomata pada epidermis daun, jumlah buah
dan kadar kapsaisin. Karakter yang meliputi diameter dan jumlah trakea dipersiapkan dengan membuat preparat antomi
dengan metode free hand section, jumlah dan ukuran stomata dipersiapkan dengan metode leaf clearing, sedang
kadar kapsaisin dianalisis dengan kromatografi lapis tipis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya pasir dan tanah yang menunjukkan hasil optimal dan mampu
menghasilkan buah. Peningkatan pertumbuhan oleh karena pengaruh pemberian pupuk NPK seiring dengan peningkatan
jumlah dan diameter trakea akar dan batang. Demikian pula halnya dengan stomata, peningkatan pertumbuhan juga
seiring dengan peningkatanjumlah dan ukuran stomata. Kadar Kapsaisin diduga tidak dipengaruhi oleh peningkatan
konsentrasi pupuk. Secara keseluruhan, pasir dengan 15mlIL air pupuk NPK memberikan hasil yang optimum terhadap
budidaya cabai rawit secara hidroponik.
Kata kunci: cabai rawit, pupuk, hidroponik, kapsaisin.
ABSTRACT
Nugroho, L.H., H.T. Hastuti, T . Astutiningsih, and I. Sumardi. 2006. Characterization of red paper (Capsicum
frutescens L) grown hydroponically. Berkala Ilmiah Biologi 5 (1):13- 21.
Research on characterization of red pepper grown hydroponically has been carried out. Red pepper seed-
lings were grown on sand, husk charcoal, coconut fibre, sawdust, and soil as a control with various concentration
of NPKfertilizer. The NPK concentrations are 0,5, 10, 15mIlL water. One hundred ml offertilizers were applied
every day after the plants were removed to the hydroponic media. The concentration offertilizer was increased twice
every 14 days applications. The physiological dan anatomical characters were assesed after 30 days growing.
Moreover, the fruit production and capsaicin content were assesed after 3months growing. The parameter assessed
were plant height, leaf size, number and diameter of stem and root tracheas, number and size of leaf stomata, fruit
number, and capsaicin content. The number and diameter of stem and root tracheas were analysed by preparing
slide using free hand section method. Moreover, the size and number of leaf stomata were analysed using leaf
clearing method. Capsaicin contents were analysed using Thin Layer Chromatography.
The results showed that only the plant grown in sand and soil medium with various concentrations of NPK
fertilizer were able to grow well and produce fruits. The increasing plant growth was concomitant with the increas-
ing diameter of stem and root tracheas, and the number and size of leaf stomata. The content of capsaicin were not
affected by the concentration of NPKfertilizer. Overall, sand with 15mIlL water was the best medium for the growth
and the production of red pepper grown hydroponically.
Keywords: red pepper, fertilizer, hydroponic, capsaicin.
Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada, JI . Teknika Selatan, Yogyakarta 55281.
Email: [email protected]
13
5/16/2018 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/25572002449795991699ee082 2/9
Berkala Ilmiah Biologi, Volume 5, Nomor 1, Juni 2006, him. 13-21
PENDAHULUAN
Cabai rawit (Capsicum frutescens L.)
merupakan salah satu tanaman penting yang
dimanfaatkan buahnya untuk berbagai mac am
keperluan, an tara lain bumbu masak, bahan
campuran industri makanan, obat-obatan dan bahankosmetika (Anonim, 2000). Rasa pedas pada buah
cabai rawit disebabkan oleh kandungan zat
kapsaisin sehingga cabai rawit sering juga
dimanfaatkan sebagai campuran makanan burung
. ocehan, burung hias maupun ayam (Witt, 2006).
Disamping zat kapsaisin, buah cabai rawit juga
mengandung lemak, karbohidrat, mineral dan
vitamin serta zat-zat yang berkasiat obat (Zang et
al., 1994).
Budidaya cabai rawit yang selama ini
dilakukan oleh para petani adalah dengan cara
mananam di lahan persawahan. Salah satu altematif
budidaya cabai rawit yang efisien dalam
menggunakan lahan adalah teknik hidroponik.
Hidroponik yangjuga dikenal dengan istilah bercocok
tan am tanpa tanah, dalam penerapannya tidak
hanya menggunakan air tetapi didukung me-
dia lain yang bukan tanah sebagai penopang
tanaman, seperti pasir, kerikil, sabut kelapa, dan
arang sekam (Morgan, 1999). Pada teknik
hidroponik, pemberian pupuk/zat hara mutlak
diperlukan karena media dalam teknik hidroponik
hanya merupakan penopang tumbuhnya suatu
tanaman. Hal ini sangat berbeda dengan media tanah
karena tanah selain sebagai penopang tumbuhnya
. suatu tumbuhan juga mengandung berbagai nutrisi
yang berguna dalam pertumbuhan tanaman.
Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui karakter fisiologi,
anatomi dan fitokimia pada tanaman cabai yang
ditumbuhkan secara bidroponik sebingga diharapkan
akandidapatkan suatu formula barn dalam budidaya
cabai rawit yang lebih efisien.
. Dalam penelitian ini tanaman cabai rawit
ditumbuhan pada 4 macam media bidroponik, yaitu
pasir, arang sekam, sabut kelapa, danserbuk gergaji.
Media tanah dipergunakan sebagai kontrol.
Penambahan pupuk NPK dengan variasi
konsentrasi diberikan dalam interval waktu tertentu.
Bebagai macam karakter, yaitu pertumbuhan,
struktur anatomi, produksi dan kadar kapsaisindiamatipada penelitian ini.
14
BAHAN DAN CARA KERJA
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini
meliputi biji cabai rawit (CapsicumJrutescens L.),
pupuk NPK Hortigrorv.serta media tumbuh, yaitu
pasir, arang sekam, sabut kelapa, serbuk gergaji dan
tanah.Biji cabai rawit di semai di atas tanah yang di
campur pupuk kompos. Setelah 4 hari, semai
dipindahkan ke dalam polybag yang masing-masing
telah diisi media tumbuh, yaitu pasir, arang sekam,
sabut kelapa, serbuk gergaji dan tanah, dengan 4
kali ulangan untuk setiap media tumbuh. Pada setiap
polybag ditumbuhkan dua semai cabai rawit
dengan tujuan satu tumbuhan untuk analisis karakter
anatomi dan tumbuhan yang lain untuk analisis
fitokimia. Pupuk NPK dengan 4 tingkat konsentrasi
yaitu 0, 5, 10, dan 15 mll L air diberikan sebanyak
100 mllharilpolybag, kemudian setiap 14 hari
dilakukan penambahan konsentrasi pupuk yaitu
sejumlah 2X konsentrasi pupuk sebelumnya. Pada
perlakuan variasi pupuk juga dilakukan 4 kali ulangan
sehingga total sampel ada 5 X 4 X 4 = 80 polybag.
Rancangan percobaan yang digunakan adalah Ran-
domized Complete Block Design (RCBD)
(Gomez &Gomez, 1983).
Pada saat tanaman berumur 30 hari dilakukan
pengamatan karakter fisiologi yang meliputi
pengukuran tinggi tanaman, serta pengukuran
panjang dan lebar daun pada daun ke tujuh dari
pucuk. Karakter anatomi yang diamati adalah
panjang dan lebar stomata pada epidermis daun,
jurnlah sel trakea persatuan luas pada penampang
melintang batang dan akar, serta diamater masing-
masing sel trakea pada penampang melintang
batang dan akar. Sel trakea pada penampang
melintang batang dan akar diamati dengan cara
membuat preparat anatomi dengan metode free
hand section (Johansen, 1940), sedangkan panjang
dan lebar stomata serta jurnlah stomata persatuan
luas diamati dengan cara membuat preparat anatomi
dengan menggunakan metode leaf clearing (Ruzin,
1999). Produksi diamati dengan menghitungjumlah
buah saat cabai rawit berumur 3 bulan. Karakter
fitokimia khususnya senyawa kapsaisin dianalisis
dengan metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
dilanjutkan dengan kuantifikasi kandungan kapsaisin
menggunakan Thin Layer ChromatographyScanner (TLC Scanner).
Untuk mengetahui letak perbedaanantar
perlakuan, data kuantitatif di analisis dengan uji
5/16/2018 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/25572002449795991699ee082 3/9
Nugroho, LH., et.al- Karakterisasi CabeRawit (Capsicum frutescens L)
ANAVAdan dilanjutkan dengan uji LSD pada taraf
ketelitian 99% (Gomez &Gomez, 1983)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Salah satu parameter tingkat keberhasilan
suatubudidaya pertanian dapat dilihat dari tingkat
kesuburan suatu tanaman pada fase pertumbuhan
vegetatif dan pada fase pertumbuhan generatif.
Tingkat kesuburan tanaman dapat diketahui dari
data nominal tinggi tanaman dan ukuran daun.
Beberapa data seperti warna daun dan ketebalan
daun juga merupakan hal yang penting dalam
menganalisis kesuburan tanaman,sedangkan
keberhasilan produksi hasil pertanian dapat
diketahui dari datajumlah buah yang dihasilkan oleh
suatu tanaman.
Berdasarkan pengamatan morfologi
tanaman cabai rawit yang ditumbuhkan pada
berbagai media hidroponik dengan variasi
konsentrasi pupuk NPK didapatkan hasil sebagai
berikut.
Tinggi tanaman, panjang dan lebar daun, serta
jumlah buah cabai rawit.
. Gambar 1. dan 2. menunjukkan bahwa pasir
merupakan media yang paling baik diantara keempat media hidroponik yang dipergunakan dalam
. penelitian inibahkan pada parameter tinggi tanaman
menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan
dengan pertumbuhan pada media tanah, sedangkan
penggunaan pupuk NPK sebagai sumber nutrisi
menunjukkan trend peningkatan dari kontrol sampai
. konsentrasi 15mlNPKIL air. Hal ini diduga bahwa
pada media sekam, sabut kelapa dan serbuk gergaji
masih terkandung senyawa metabolit sekunder yang
bersifat racun terhadap pertumbuhan tanaman cabai
rawit sehingga pupuk NPK tidak dapat berperan
dalam pertumbuhan tanaman cabai rawit. Produksi
cabai rawit, seperti ditampilkan pada Gambar 3.
menunjukkan bahwa hanya media pasir dan mediatanah yang mampu menghasilkan buah sedangkan
cabai rawit yang ditumbuhkan pada media sekam,
sabut kelapa dan serbuk gergaji tidak mampu
mencapai fase pertumbuhan reproduktif. Pada media
pasir menunjukkan hasil yang lebih banyak
dibandingkan dengan media tanah. Hal ini diduga
bahwa pada media pasir tidak terkandung senyawa
kimia tertentu yang bersifat menghambat
pertumbuhan generatif pada tanaman cabai rawit
mengingat bahwa sebelum digunakan sebagai me-dia hidroponik media pasir di cuci terlebih dahulu
pada air mengalir sehingga semua senyawa kimia
yang menempel pada butiran pasir sudah tercuci
oleh aliran air.
Jumlah sel trakea batang dan akar, serta
panjang dan lebar stomata pada epidermis atas
daun
Aspek petumbuhan vegetatif maupungeneratif, selain dipengaruhi oleh ketersediaan
nutrisi pada media tumbuh juga dipengaruhi oleh
struktur anatomi pada setiap organ tumbuhan,
mengingat bahwa nutrisi yang diambil dari tanah
oleh akar di angkut ke daun untuk proses
fotosintesis. Struktur anatomi yang relatif paling
berpengaruh adalah jaringan yang berperan dalam .
40 ~------------------------------~
E 35
. e . 30c:
~ 25
: g 20
. ! ! ! 15.0,
'" 10. =I- 5
o
Tanah Pasir Sekam Sabut kip Srbk grgj
Media
Gambar 1~ Histogram tinggi tanaman cabai rawit umur 30 hari, ditumbuhkan pada media serta konsentrasi
pupuk NPK yang bervariasi. KO:tanpa pupuk, K5:konsentrasi 5 mll Lair, KI0: konsentrasi 10
ml/ Lair, K15: konsentrasi 5 mll L air. LSD (0,01): 3,95.
15
5/16/2018 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/25572002449795991699ee082 4/9
Berkala Ilmiah Biologi, Volume 5, Nomor 1, Juni 2006, him. 13-21
A
2,5
E~ 2
c:~ 1.5"C
~c o.0C D
. . .J 0,5
o
Tanah Pasir Sekam Sabut kip Srbk grgj
Media
B
E~ 2
c:
. ~ 1,5"C
~c o.0
C D
. . .J 0,5
2,5
o
Tanah Pasir Sekam Sabut kip Srbk grgj
Media
Gambar 2. Panjang daun (A) dan lebar daun (B) tanaman cabai rawit umur 30 hari, ditumbuhkan pada
media serta konsentrasi pupuk NPK yang bervariasi. KO: tanpa pupuk, K5: pupuk konsentrasi
5 mll Lair, KI0: konsentrasi 10 mll Lair, K15: konsentrasi 15 mll L air. LSD (0,01) A: 1,26.
LSD (0,01) B: 0,36
80
70
60s:
c o50
"0s: 40. ! ! !
E 30
". .,20
10
0
Tanah Pasir Sekam Sbt kip Srbk grgJ
Media
Gambar 3. Jumlah buah tanaman cabai rawit umur 3 bulan, ditumbuhkan pada media serta konsentrasi
pupuk NPK yang bervariasi. KO: tanpa pupuk, K5: konsentrasi 5 mlILair, KI0: konsentrasi
10 mll Lair, K15: konsentrasi 15 mll L air. LSD (0,01): 6,53.
16
5/16/2018 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/25572002449795991699ee082 5/9
Nugroho, L.H., et.aZ - Karakterisasi Cabe Rawit (Capsicum frutescens L)
A
E45
2- 40
C)
35:a s
iii 30
.aa s
25·
C D
20
~ 15
Q ;10
1 iiE 5
a s'0
0. Tanah Pasir Sekam Sabut kip Srbk grgj
Media
B
E45
2- 40
C)
35:a s
iii 30
.aa s
25
C D
20
~ 15. . .C D 10
1 iiE 5
.~ 0C
Tanah Pasir Sekam Sabut kip Srbk grgj
Media
Gambar 4. Histogram jumlah trakea batang (A) dan diamater trakea batang (B) pada tanaman cabai rawit
umur 30 hari, ditumbuhkan pada media serta konsentrasi pupuk NPK yang bervariasi. KO:tanpa
pupuk NPK, K5: pupuk NPK konsentrasi 5 mIl Lair, K1O : pupuk NPK konsentrasi 10 mIl L air,
K15: pupuk NPKkonsentrasi 15mIlL air. LSD (0,01) A: 7,52. LSD (0,01) B: 1,62.
proses transpor zat hara dari akar ke daun yaitu
berkas pengangkut khususnya sel trakea pada akar
dan batang (Salibury &Ross, 1992), sehingga dalampenelitian ini jumlah dan diameter sel trakea pada
akar dan batang merupakan parameter yang diamati
guna mendukung data pertumbuhan vegetatif.
Gambar 4., 5. dan 6. menunjukkan bahwa
diameter dan jumlah trakea persatuan luas
meningkat dengan meningkatnya konsentrasi pupuk
pada semua media.
Hal ini menunjukkan adanya trend yang sama
antara diameter dan jumlah sel trakea batang dan
akar dengan morfologi luar tanaman cabai rawit
yaitu peningkatan kesuburan tanaman didukung
oleh peningkatan diameter dan jumlah alat trans-
port zat hara dari akar ke daun yang disebut jaringan
pengangkut khususnya sel-sel trakea (Esau, 1977).
Transpirasi juga merupakan suatu proses
yang berpengaruh pada transpor zat hara dari akar
ke daun. Transpirasi dikendalikan oleh sel-sel sto-mata pada epidermis daun, untuk itu jumlah dan
ukuran stomata juga merupakan parameter yang
diamati dalam penelitian ini. Dengan demikian akan
melengkapi data tentang karakter anatomi yang
mempengaruhi pertumbuhan tanaman khususnya
cabai rawit. Semakin banyak dan besar ukuran sto-
mata daun semakin tinggi laju transpirasi pada daun
sehingga mempengaruhi laju transpor zat hara dari
akar ke daun (Pandey & Sinka, 1972).
Hal ini menunjukkan bahwa kesuburan
tanaman cabai rawit pada media pasir dan tanah
dengan pemberian pupuk NPK, selain dipengaruhi
oleh ketersediaan nutrisi juga didukung oleh
lancarnya transpor zat hara dari akar ke daun dan
17
5/16/2018 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/25572002449795991699ee082 6/9
Berkala Ilmiah Biologi, Volume 5, Nomor 1, Juni 2006, him. 13-21
A
45
40
: u35
.>t!
o s 30
o s. ,25>t!
ss:
20
. ! ! !15
E:::I,
10
5
0
Tanah Pasir Sekam Sab ut kip SrbkgrgJ
Media
B
Pasir Sekam SabutkIp Srbkgrgj
Media
Gambar 5. Histogram jumlah trakea akar (A) dan diamater trakea akar (B) pada tanaman cabai rawit
umur 30 hari, ditumbuhkan pada media serta konsentrasi pupuk NPK yang bervariasi. KO:
tanpa pupuk NPK, K5: pupuk NPK konsentrasi 5mIl L air, K10: pupuk NPK konsentrasi 10mIl L
air, K15: pupuk NPK konsentrasi 15mIl L air. LSD (0,01) A: 5,99. LSD A (0,01) B: 1,99.
tingginya laju transpirasi, sedangkan pada media lain
diduga NPK tidak efektif diangkut dari akar ke daun
oleh karena rendahnya laju transpirasi yang
disebabkan oleh rendahnya jumlah dan ukuran sto-
mata karena adanya pengaruh zat-zat kimia yang
terkandung dalam media tersebut.
K adar kapsaisin pada buah cabai raw it
Kualitas cabai rawit selain ditunjukkan
dengan besarnya volume cabai rawit dan penampilan
yang segar, rasa pedas juga ikut menunjukan
kualitas. Hal ini mengingat bahwa pada umumnya
masyarakat mengkonsumsi cabai rawit karena
rasanya yang pedas. Rasa pedas pada cabai rawit
disebabkan oleh adanya kandungan senyawa alka-loid yang lazim disebut kapsaisin (Morrow, 1999).
Kadar kapsaisin pada penelitian ini disajikan pada
Gambar9.
18
Oleh karena hanya tanaman cabai rawit yang
ditumbuhkan pada media pasir dan tanah yang
mampu mencapai fase pertumbuhan generatif
sampai menghasilkan buah maka data kandungan
kapsaisin media yang lain tidak dapat disajikan.
Gambar 9. menunjukkan bahwa pupuk NPK tidak
berpengaruh terhadap kadar kapsaisin cabai rawit.
Hal ini diduga karena kapsaisin merupakan
metabolit sekunder yang pembentukanya tidak
sangat bergantung pada suplai nutrisi. Lebih lanjut,
cabai yang ditumbuhkan pada media pasir akan
mempunyai kandungan kapsaisin yang jauh lebih
sedikit dibanding cabai rawit yang ditumbuhkan
pada media tanah. Hal ini mungkin dikarenakan
salah satu fungsi metabolit sekunder pada tanaman
adalah sebagai senyawa pertahanan (Nugroho &
Verpoorte, 2002; Ramawat &Merillon, 1999).
Tanah lebih banyak mengandung
5/16/2018 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/25572002449795991699ee082 7/9
Nugroho, L.H., et.al - Karakterisasi Cabe Rawit (Capsicum frutescens L.)
Gambar 6. Penampang melintang batang (A) dan akar (B) cabai rawit yang ditumbuhan pada media
tanah (difoto dengan mikrofotograf merek Olympus tipe BHB dengan kamera foto merekOlympus tipe BM-lOA). a: sel trakrea
A
35
E 30
2-c:
25::I
c a
"0
c a 20
1 iiE
15BIn
'"10
c:c a·2
5an,
0
Tanah Pasir Sekam Sabut kip Srbk grgj
Media
B
25
~ 20
c::::I
c a
"0 15
c a
1 iiEB 10
InC>c:c a 5·2c a
n,
0
Tanah Paslr Sekam Sabul kip S,bkg'gj
Media
Gambar 7. Histogram panjang stomata (A) dan lebar stomata (B) pada epidermis daun cabai rawit umur
30 hari, ditumbuhkan pada media serta konsentrasi pupuk NPK yang bervariasi. KO : tanpa
pupuk, K5: konsentrasi 5 mll Lair, K10: konsentrasi 10 mll Lair, K15: konsentrasi 15 mll L
air. LSD (0,01) A: 2,15. LSD A (0,01) B: 1,87
19
5/16/2018 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/25572002449795991699ee082 8/9
BerkalaIlmiah Biologi, Volume 5, Nomor 1, Juni 2006, hlm. 13-21
a b
Gambar 8. Stomata pada epidermis daun cabai
rawit yang ditumbuhkan pada media
tanah (difoto dengan mikrofotograf
merek Olympus tipe BHB dengan
kamera foto merek Olympus tipe BM-lOA).
a: sel penutup stomata,
b: porus stomata
0,5
0,45 --
- ; ! <0,4
l i ! . . -0,35
<:
0 0,3·iiiUJ 0,25Co< II
o 0,2
m 0,15"'C< II
0,1l.::
0,05
0
Tanah
-_.------ --------------_-.K5
---_---___----.------
~K10---------------_--_- ------
. . ~K15 __
Pasir Sekam Sbt kip S rbk grgj
Gambar 9. Histogram kadar kapsaisin (%) pada buah cabai rawit, ditumbuhkan pada media serta
konsentrasi pupuk NPK yang bervariasi. KO: tanpa pupuk, K5: konsentrasi 5 mll Lair, K10:
konsentrasi 10 mllL air, K15: konsentrasi 15 mllL air. LSD (0,01): 6,53.
mikroorganisme dibanding pada pasir yang sebelum
dipergunakan sebagai media tanam dicuci dengan
. a ir mengalir, sehingga cabai rawit yang ditumbuhkan
pada media tanah lebih banyak memproduksi
metabolit sekunder khususnya kapsaisin dibanding
cabai rawit yang ditumbuhkan pada media pasir.Untuk itu, bagi masyarakat yang in gin
memanfaatkan cabai rawit hanya dipakai sebagai
hiasan pada hidangan makan, media pasir
merupakan media yang paling tepat untuk budidaya
cabai rawit.
Media
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan sebagai berikut.
1. Media pasir dengan pemberian pupuk NPK
konsentrasi 15 mlIL air menunjukkan hasilyang optimal terhadap pertumbuhan vegetatif,
jumlah buah, diameter dan j umlah trakea akar
dan batang, jumlah dan ukuran stomata epi-
dennis atas daun, dan kadar kapsaisin buah
cabai rawit dibanding media hidroponik yang
5/16/2018 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/25572002449795991699ee082 9/9
Nugroho, LB .•et.al - Karakterisasi Cabe Rawit (COJlsicumfrutescens L)
lain, yaitu arang sekam, serbuk gergaji, sabut
kelapa dan tanah.
2. Cabai rawit yang ditumbuhkan pada media
pasir mampu menghasilkan buah lebih banyak
dibanding buah cabai rawit yang ditumbuhkan
pada media tanah tetapi mengandungkapsaisin yang lebih rendah dibanding buah
cabai rawit yang ditumbuhkan pada media
tanah.
PUSTAKA ACUAN
Anonim, 2000. 1001 herbs for a healty life.
http://www.1001herbs.com/capsicum. akses
. Januari 2006.
Esau, K. 1977. Anatomy of seed plants. 2nd
edition, John Willey and Sons, Inc. USA
Gomez, K.A., and A.A. Gomez. 1983._Statistical
procedures for agricultural research. John
Wiley &Sons. Singapore.
Johansen, D.A. 1940. Plant microtehnique. 1"t
edition. McGraw-Hill. New York.
Morgan, L. 1999. Hydroponic Lettuce Production.
Casper Publication.
Morrow, W. 1999. The nature of capsaicin.
http:// www.fiery-foodl dave.capsaicin.asp.,
akses Januari 2005.
Nugroho, L.H., and R. Verpoorte. 2002, Secondary
metabolism in tobacco. Plant Cell, TIssue
and Organ Culture 68: 105 - 125.
Pandey, S.N., and B.K. Sinha. 1972. Plant
Physiology. 2nd edition. Vikas Publishing
house PVT LTD. New Delhi.
Ramawat, K.G, and J.M. Merillon. 1999. Bio-
technology secondary metabolism. Science
Publisher. USA.
Ruzin, S. E. 1999. Plant microtechnique andmicroscopy. Oxford University Press. New
York.
Salisbury, F.B., and W. Ross. 1992. Plant
Physiology. 4thedition. Wadsworth Pub-
lishing Company. Belmont. California.
Witt, D.D. 2006. Creams, sprays, gells, slichs,
powders, and compounds: A capsaicin
Update 2000. http://www.fiery-foods.com/
Dave/Cap2000.htlm. akses Januari 2006.
Zang, W.Y., Li, and P.A. Wan. 1994. The effec-tiveness of topically applied capsaicin. A
meta-analyses. European Journal for
Clinical Pharmacology 46:517-522.