Document2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

biar

Citation preview

2.5Metodologi Perancangan Pengujian Terinci Saldo Untuk Hutang Usaha/DagangKarena semua transaksi siklus perolehan dan pembayaran biasanya mengalir melalui hutang dagang/usaha, maka akun ini sangat menentukan keberhasilan audit manapun atas siklus perolehan dan pembayaran.Hutang dagang adalahkewajiban yang belum dibayarkanatas barang dan jasa yang diterima dalam kegiatan usaha normal perusahaan. Terkadang sulit untuk membedakan antara hutang usaha dan kewajiban yang masih harus dibayar, tetapi ada manfaatnya untuk mendefinisikan kewajiban sebagai hutang usaha kalau keseluruhan kewajiban itusudah diketahui dan terhutang pada tanggal neraca.Jadi, akaun hutang usaha mencakup kewajiban karena perolehan bahan baku, peralatan, prasaran, perbaikan, dan banyak lagi jenis barang dan jasa yang telah diterima sebelum akhir tahun.Penggunaan prosedur analitik dalam siklus perolehan dan pembayarab adalah sama pentingnya seperti dalam siklus lain, khususnya untuk mengungkap salahMetodologi perencangan pengujian terinci atas saldo untuk hutang usaha diikhtisrkan dalam gambar 18-3.GAMBAR 18-3Metodologi Perancangan Pengujian Terinci Atas Saldo Hutang Usaha

Identifikasi risiko bisnis klien yang mempengaruhi akun hutang usaha

Tahap I

Tentukan salah saji yang dapat ditolerir dan taksirlah risiko bawaan akun hutang usaha

Tahap I

Tahap I

Tahap II

Tahap III

Rancangan pengujian terinci atas saldo akun untuk memenuhi tujuan audit terkait-saldo

Prosedur Audit

Besar Sample

Unsur yang dipilih

Penetapan waktu

Signifikan risiko bisnis klien mungkin timbul karena perubahan-perubahan tersebut tadi, misalnya, pemasok mempunyai akses yang makin besr ke catatan hutang usaha, yang memudahkan untuk terus menerus memonitor status saldo hutang usaha dan melaksanakan rekonsiliasi terinci atas transaksi. Auditor harus memahami sifat perubahan atas sistem guna mengidentifikasi apakah risiko bisnis klien dan pengendalian manajemen terkait mempengaruhi kemungkinan salah saji material atas hutang usaha.Sebagaimana yang disajikan dalam Gambar 18-3, setelah auditor menetapkan salah saji yang dapat ditoleransi dan risiko bawaan untuk hutang usaha, maka auditor menggunakan pemahamannya mengenai pengendalian intern itu untuk menilai risiko pengendalian. Uji substantif terakhir bagi auditor itu tergantung pada efektivitas relative pengendalian internal yang terkait dengan hutang dagang.Penggunaan prosedur analitik dalam siklus perolehan dan pembayaran adalah sama pentingnya seperti dalam siklus lain, khususnya untuk mengungkap salah saji dalam hutang usaha. Table 18-4 mengillustrasikan prosedur analitik untuk akaun neraca dan laporan rugi-laba dalam siklus perolehan dan pembayaran yang bermanfaat untuk mengungkap bidang yang memerlukan investigasi tambahanSalah satu dari prosedur analitik utnuk mengungkap salahsaji hutang dagang yaitu dengan bmembadingkan total beban tahun berjalan dengan tahun lalu.

Gambar 18-4Prosedur Analitik untuk Siklus Perolehan dan Pembayaran

Prosedur AnalitikBandingkan Saldo akun beban terkait perolehan dengan tahun laluTelaah daftar hutang usaha atas kewajiban yang tidak biasa, yang pemasoknya fiktif, dan yang berbungaBandingkan masing-masing hutang usaha dengan tahun laluKalkulasi rasio seperti pembelian disbanding dengan hutang usaha, dan hutang usaha disbanding dengan hutang lancarKemungkinan Salah SajiSalah saji akun hutang usaha dan beban

Klasifikasi salah saji untuk hutang non-usaha

Akun yang tidak dibukukan atau akun fiktif, atau salah sajiAkun yang tidak dibukukan atau akun fiktifatau salah saji

Perbedaan penekanan dalam auditing aktiva dan kewajiban ini secara langsung dipengaruhi oleh kewajiban hukum akuntan publik. Kalau investor, kreditor, dan pemekai lainnya menetapkan, setelah penerbitan laporan keuangan yang diaudit, bahwa ekuitas pemegang saham lebih saji secara material, tuntutan terhadap kantor akuntan public yang bersangkutan mungkin merupakan hal yang wajar.

Pengujian kewajiban sudah lewat waktu.Karena akaun kewajiban menenekankan pada kurang saji, maka pengujian kewajiban yang sudah lewat waktu (out of period liability)penting untuk hutang usaha.Periksa dokumentasi yang mendasari pengeluaran kas periode akuntansi berikutnya.Tujuan prosedur audit ini adalah menemukan pembayaran dalam periode akuntansi berikutnya yang merupakan kewajiban pada tanggal neraca.Periksa dokumentasi yang mendasari tagihan yang belum dibayarkan beberapa minggu setelah akhir tahun. Prosedur ini dilakukan dengan cara yang sama seperti prosedur diatas dan untuk maksud yang juga sama. Perbedaan satu-satunya adalah bahwa prosedur ini dilakukan untuk kewajiban yang dibayarkan hingga mendekati akahir pemeriksaan dan bukan untuk kewajiban yang telah dibayar.Telusuri laporan penerimaan yang dibuat sebelum akhir tahun ke faktur pemasoknya.Semua barang dagangan yang diterima sebelum akahir periode akuntansi, yang ditunjukan oleh pembuatan laporan penerimaan barang harus dimasukkan sebagai hutang usaha.Telusuri laporan pemasok yang memperliahatkan saldo terhutang ke neraca saldo.Apabila klien menyimpan arsip akun tagihan pemasok, maka laporan yang menunjukan adanya saldo terhutang pada tanggal neraca dapat ditelusuri ke jurnal atau daftar tersebut unutk memastikan bahwa saldo-saldo tersebut sudah termasuk dibukukan sebagai hutang usaha.Kiriman konfirmasi ke Pemasok yang Melakukan Bisnis dengan Klien.Walaupun penggunaan konfirmasi untuk hutang usaha kurang umum dibandingkan untuk pituang usaha, akan tetapi hal ini sering dilakukan untuk menguji adanya pemasok yang dihilangkan dari daftar hutang usaha, penghilangan transaksi, dan salah saji saldo akun.Pengujian pisah batas.Pengujian pisah batas(out-off)untuk hutang usaha dimaksudkan untuk menentukan apakah transaksi yang dibukukan beberapa hari sebelum dan setelah tanggal neraca telah dimasukan ke dalam periode yang sesuai .Hubungan pisah batas dengan observasi pisik persediaan.Dalam menentukan apakah pisah batas hutang usaha sudah benar, adalah penting bahwa pengujian pisah batas ini dikoordinasikan dengan observasi pisik persediaan.Persediaan masih dalam perjalanan. Dalam hutang usaha harus dibedakan antara perolehan persediaan berdasarka franko gudang pembelian (FOB destination) dan fanko gudang penjual (FOB origin). Pada yang pertama, hak pemilik beralih ke pihak pembeli saat barang tersebtu telah diterima sebagai persediaan. Oleh karena itu, hanya persediaan yang diterima sebelum tanggal neraca saja yang dimasukan sebagai persediaan dan hutang usaha pada akhir tahun.Perbedaan antara faktur pemasok dan laporan tagihan pemasok.Dalam memberikan berifikasi penilaian atas saldo akun, auditor harus membedakan antara faktur pemasok dengan akun tagihan pemasok. Dalam memeriksa faktur pemasok dan dokumen pendukungnya seperto laporan penerimaan barang dan pesanan pembelian, auditor mendapakanbahwa bukti penilaian atas masing-masing transaksiyang andal.Perbedaan antar laporan tagihn pemsok dan konfirmasi.Perbedaan utama antara laporan tagihan pemasok dan konfirmasi hutang usaha terletak pada sumber informasinya. Laporan tagihan pemasok telah disiapkan oleh pihak ketiga yang independen, tetapi laporan tersebut sudah berada di tangan klien pada waktu auditor memeriksanya.