40
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat hamil, kondisi kesehatan ibu akan menentukan sehat-tidaknya pertumbuhan janin. Namun sebetulnya, kehamilan itu sendiri bisa menjadi penyebab menurunnya daya tahan ibu yang kemudian memicu munculnya beberapa penyakit. Apa saja aneka penyakit yang kerap muncul dan bagaimana hal tersebut bisa terjadi? Pendarahan Tidak sedikit wanita hamil mengalami perdarahan. Kondisi ini terjadi di awal masa kehamilan (trimester pertama), tengah semester (trimester kedua) atau bahkan pada masa kehamilan tua (trimester ketiga). Perdarahan pada kehamilan merupakan keadaan yang tidak normal sehingga harus diwaspadai. Ada beberapa penyebab perdarahan yang dialami oleh wanita hamil. Setiap kasus muncul dalam fase tertentu. Ibu hamil yang mengalami perdarahan perlu segera diperiksa untuk mengetahui penyebabnya agar bisa dilakukan solusi medis yang tepat untuk menyelamatkan kehamilan. Adakalanya kehamilan bisa diselamatkan, namum tidak jarang yang gagal. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi pemeriksaan kandungan disertai dengan 1

3_ISI

  • Upload
    hinata

  • View
    212

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

a

Citation preview

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat hamil, kondisi kesehatan ibu akan menentukan sehat-tidaknya

pertumbuhan janin. Namun sebetulnya, kehamilan itu sendiri bisa menjadi

penyebab menurunnya daya tahan ibu yang kemudian memicu munculnya

beberapa penyakit. Apa saja aneka penyakit yang kerap muncul dan

bagaimana hal tersebut bisa terjadi? Pendarahan Tidak sedikit wanita hamil

mengalami perdarahan. Kondisi ini terjadi di awal masa kehamilan

(trimester pertama), tengah semester (trimester kedua) atau bahkan pada

masa kehamilan tua (trimester ketiga). Perdarahan pada kehamilan

merupakan keadaan yang tidak normal sehingga harus diwaspadai. Ada

beberapa penyebab perdarahan yang dialami oleh wanita hamil. Setiap kasus

muncul dalam fase tertentu. Ibu hamil yang mengalami perdarahan perlu

segera diperiksa untuk mengetahui penyebabnya agar bisa dilakukan solusi

medis yang tepat untuk menyelamatkan kehamilan. Adakalanya kehamilan

bisa diselamatkan, namum tidak jarang yang gagal. Pemeriksaan yang

dilakukan meliputi pemeriksaan kandungan disertai dengan pengajuan

beberapa pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan terjadinya

perdarahan. Bila perlu dilakukan pemeriksaan penunjang seperti

ultrasonographi (USG) dan pemeriksaan laboratorium. 

1.2 Rumusan masalah

1.2.1 Apa sajakah penyakit yang dialami oleh ibu selama kehamilan ?

1.2.2 Apa sajakah penanganan penyakit – penyakit yang di derita ibu

selama hamil ?

1

1.3 Tujuan

1.3.1 Umum : Untuk mengetahui apa saja penyakit – penyakit yang di

derita ibu selama hamil dan ntuk mengetahui penanganan

penyakit – penyakit yang di derita ibu selama hamil.

1.3.2 Khusus : Untuk memenuhi tugas mata kuliah asuhan neonatus

tentang penyakit – penyakit yang di derita ibu selama

hamil.

2

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Hipertensi Dalam Kehamilan

2.2.1 Hipertensi esensial

Adalah hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya dan ini

termasuk juga hipertensi ringan.

Gejalanya :

Biasanya tidak terasa ada keluhan dan pusing atau berat ditekuk

kepala.

a. Tekanan darah sistolenya antara 140-160 mmhg

b. Tekanan darah diastolenya antara 90-100 mmhg

c. Tekanan darahnya sukar diturunkan

Penanganannya :

Memantau tekanan darah apabila diketahui tinggi dan mengurangi

segala sesuatu yang bisa menyebabkan tekanan darah naik seperti :

gaya hidup, diet dan psikologis.

2.1.2 Hipertensi Karena Kehamilan

Adalah hipertensi yang disebabkan atau muncul selama kahamilan

1). Terjadi pertama kali sesudah kehamilan 20 minggu, selama

persalinan dan 48 jam pasca persalinan.

2). Lebih sering pada primigravida

3). Risiko meningkat pada :

a. Masa plasenta besar (gamelli, penyakit trofoblas)

b. Diabetes mellitus

c. Faktor herediter

d. Masalah vaskuker

4). Ditemukan tanpa protein dan oedema, tekanan darah meningkat.

3

5). Kenaikan tekanan diastolik 15 mmhg atau > 90 mmhg dalam

pengukuran berjarak 1 jam atau tekanan diastolik sampai 110

mmhg.

Penanganan :

1). Pantau tekanan darah, proteinuria, reflek dan kondisi janin

2). Jika tekanan darah meningkat tangani sebagai preeklampsia

3). Jika kondisi janin memburuk atau terjadi pertumbuhan janin

terhambat, rawat dan pertimbangan terminasi kehamilan.

2.1.3 Preeklampsia

Adalah bila ditemukannya hipertensi yang ditambah dengan

proteinuria dan oedema. Proteinuria adalah tanda yang penting pada

preeklampsia, tidak adanya tanda ini akan membuat diagnosa

preeklampsia dipertanyakan. Proteinuria jika kadarnya lebih dari 300

mg dalam urine 24 jam atau lebih dari 100 mg dalam urin 6 jam.

Ibu hamil mana pun dapat mengalami preeklampsia.

Tapi,umumnya ada beberapa ibu hamil yang lebih berisiko, yaitu :

1) Ibu hamil untuk pertama kali

2) Ibu dengan kehamilan bayi kembar

3) Ibu yang menderita diabetes

4) Memiliki hipertensi sebelum hamil

5) Ibu yang memiliki masalah dengan ginjal

6) Hamil pertama di bawah usia 20 tahun atau di atas 35 tahun.

7) Ibu yang pernah mengalami preeklampsia pada kehamilan

sebelumnya akan ada kemungkinan berulang pada kehamilan

berikutnya

Sayangnya penyebab preeklampsia sampai saat ini masih

merupakan misteri. Tak bisa diketahui dengan pasti, walaupun

penelitian yang dilakukan terhadap penyakit ini sudah sedemikian

4

maju. Yang jelas, preeklampsia merupakan salah satu penyebab

kematian pada ibu hamil, di samping infeksi dan perdarahan.

Gejala Yang Muncul :

1) Kondisi preeklampsia sangat kompleks dan sangat besar

pengaruhnya pada ibu maupun janin. Gejalanya dapat dikenali

melalui pemeriksaan kehamilan yang rutin. Kendati tak jarang si

ibu merasa dirinya sehat-sehat saja.

2) Adanya preeklampsia bisa diketahui dengan pasti, setelah pada

pemeriksaan didapatkan hipertensi, bengkak, dan protein dalam

urin

3) Preeklampsia biasanya muncul pada trimester ketiga kehamilan.

Tapi bisa juga muncul pada trimester kedua. Bentuk nonkompulsif

dari gangguan ini terjadi pada sekitar 7 % kehamilan. Gangguan

ini bisa terjadi sangat ringan atau parah.

Aspek Klinik Dari Preeklampsia :

1) Gambaran klinik : Dua gejala yang sangat penting preeklampsia

adalah hipertensi dan proteinuria

2) Tekanan darah : Kelainan dasar pada preeklampsia adalah

vasospasme arteriol, peningkatan tekanan darah adalah tanda

peringatan awal dari preeklampsia. Tekanan diastolik lebih

bermakna dari pada tekanan sistolik, tekanan diastolik sebesar 90

mmhg atau lebih yang menetap menunjukkan keadaan abnormal.

3) Kenaikan Berat Badan : Peningkatan berat badan yang tiba-tiba

dapat mendahului serangan preeklampsia, peningkatan BB lebih

dari 1 kg perminggu atau 3kg perbulan kemungkinan terjadinya

preeklampsia.

4) Proteinuria : Merupakan indikator penting untuk menentukan

beratnya preeklampsia

5

5) Nyeri kepala : Sering didaerah frontal dan kadang-kadang

oksipital yang tidak sembuh dengan analgetik biasa

6) Nyeri epigastrium : Sering merupakan gejala preeklampsia berat

7) Gangguan penglihatan : Disebabkan vasospasme, iskemia dan

perdarahan petekie pada korteks oksipital atau spasme arteriol.

Perbedaan preeklampsia ringan dan preeklampsia berat

1) Preeklampsia ringan

a. Kenaikan tekanan diastolik 15 mmhg atau > 90 mmhg dalam 2

pengukuran berjarak 1 jam atau tekanan diastolik sampai 110

mmhg

b. Proteinuria (+)

2) Preeklampsia berat

a. Tekanan diastolik > 110 mmhg

b. Proteinuria (++)

c. Oliguria

d. Hiperrefleksia

e. Gangguan penglihatan

f. Nyeri epigastrium

2.1.4 Penanganan Preeklampsia Ringan

Jika kehamilan < 37 minggu dan tidak ada tanda-tanda perbaikan

lakukan penilaian 2 kali seminggu secara rawat jalan :

1) Pantau tekanan darah, proteinuria, refleks, dan kondisi janin.

2) Lebih banyak istirahat

3) Diet biasa

4) Tidak perlu diberi obat-obatan

5) Jika rawat jalan tidak mungkin, rawat dirumah sakit :

6

a. Diet biasa

b. Pantau tekanan darah 2 x sehari, proteiuria 1x sehari

c. Tidak perlu obat-obatan

d. Tidak perlu diuretik, kecuali jika terdapat oedema paru,

dekompensasi kordis atau gagal ginjal akut

e. Jika tekanan diastolik turun sampai normal pasien dapat

dipulangkan

f. Nasehatkan untuk istirahat dan perhatikan tanda-tanda

preeklampsia

g. Kontrol 2 kali seminggu

h. Jika tekanan diastolik naik lagi rawat kembali

i. Jika tidak ada tanda-tanda perbaikan tetap dirawat

j. Jika terdapat tanda-tanda pertumbuhan janin terhambat

pertimbangan terminasi kembali

k. Jika protein meningkat tangani sebagai preeklampsia berat

Jika kehamilan > 37 minggu, pertimbangkan terminasi

2.1.5 Penanganan Preeklampsia Berat

1) Penanganan aktif

Adalah kehamilan diakhiri atau diterminasi bersamaan dengan

pemberian obat kejang (sama dengan pengobatan kejang pada

eklampsia). Penderita harus segera dirawat dan sebaiknya dirawat

diruangan khusus di daerah kamar bersalin, tidak diperlukan

ruangan yang gelap tetapi rungan dengan penerangan yang cukup.

Penderita yang ditangani dengan aktif bila didapatkan satu atau

lebih keadaan yaitu :

a. Ibu dengan kehamilan 35 minggu atau lebih

b. Adanya tanda-tanda impending eklampsia

c. Adanya syndrome HELLP (haemolysis elevated liver enzymes

and low platelet) atau kegagalan penanganan konservatif

7

d. Adanya gawat janin atau IUGR

2) Penanganan konservatif

Adalah kehamilan tetap dipertahankan bersamaan dengan

pemberian pengobatan kejang (sama dengan penanganan kejang

pada eklampsia).

Pada kehamilan < 35 minggu tanpa disertai tanda-tanda

impending eklampsia dengan keadaan janin baik dilakukan

penanganan secara konservatif.

2.1.6 Eklampsia

Eklampsia didiagnosa jika kejang yang timbul dari hipertensi yang

diinduksi dengan kehamilan atau hipertensi yang diperberat dengan

kehamilan.

Tanda dan Gejala :

Pada umumnya kejang didahului oleh makin memburuknya

preeklampsia dan terjadinya gejala-gejala nyeri kepala dibagian

frontal, gangguan penglihatan, mual, nyeri epigastrium dan

hiperrefleksia.

1) Penyebab kematian ibu : Perdarahan otak, dekompensasi kordis

dan edema paru

2) Penanganan Eklampsia : Tujuannya untuk menghentikan dan

mencegah kejang, mencegah dan mengatasi timbulnya penyulit

khususnya krisis hipertensi sebagai penunjang untuk stabilisasi

keadaan ibu seoptimal mungkin.

3) Sikap obstetrik : Mengakhiri kehamilan dengan trauma seminimal

mungkin untuk ibu.

8

Penanganan kejang :

1) Beri obat antikonvulsan

2) Perlengkapan untuk penanganan kejang (jalan nafas, sedotan,

masker oksigen, oksigen).

3) Lindungi pasien dari kemungkinan trauma.

4) Aspirasi mulut dan tenggorokan.

5) Baringkan pasien pada sisi kiri, posisi trendelenburg untuk

mengurangi resiko aspirasi.

6) Beri O2 4-6 liter/ menit

Akibat Hipertensi dalam Kehamilan Pada Janin

1) Janin yang dikandung ibu hamil pengidap preeklampsia akan

hidup dalam rahim dengan nutrisi dan oksigen di bawah normal.

Keadaan ini bisa terjadi karena pembuluh darah yang

menyalurkan darah ke plasenta menyempit.

2) Karena buruknya nutrisi, pertumbuhan janin akan terhambat

sehingga terjadi bayi dengan berat lahir yang rendah. Bisa juga

janin dilahirkan kurang bulan (prematur), biru saat dilahirkan

(asfiksia), dan sebagainya.

3) Pada kasus preeklampsia yang berat, janin harus segera dilahirkan

jika sudah menunjukkan kegawatan. Ini biasanya dilakukan untuk

menyelamatkan nyawa ibu tanpa melihat apakah janin sudah

dapat hidup di luar rahim atau tidak. Tapi, adakalanya keduanya

tak bisa ditolong lagi.

4) Dokter tak akan membiarkan penyakit ini berkembang makin

parah. Bila perlu, tanpa melihat usia kehamilan, persalinan dapat

dianjurkan atau kehamilan dapat diakhiri. Tergantung keadaan,

persalinan dilakukan dengan induksi atau bedah caesar.

9

2.1 Anemia Dalam Kehamilan

2.2.1 Pengertian

Anemia ialah suatu keadaan yang menggambarkan kadar

hemoglobin atau jumlah eritrosit dalam darah kurang dari nilai

standar (normal).

Ukuran haemoglobin normal :

1) Laki-laki sehat mempunyai Hb: 14 gram – 18 gram

2) Wanita sehat mempunyai Hb: 12 gram – 16 gram

Tingkat pada anemia :

1) Kadar Hb 8 gram – 10 gram disebut anemia ringan

2) Kadar Hb 5 gram – 8 gram disebut anemia sedang

3) Kadar Hb kurang dari 5 gram disebut anemia berat

Pada kehamilan jumlah darah bertambah banyak, yang disebut

hidremia dan hipervolemia pertambahan dari sel-sel darah kurang,

bila dibanding dengan bertambahnya plasma sehingga terjadi

pengenceran darah. Pertambahan tersebut berbanding sebagia berikut:

Plasma 30 %, sel darah 18% dan haemoglobin 19%.

Proses bertambahnya jumlah darah dalam kehamilan sudah mulai

sejak kehamilan umur 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam

kehamilan antara 32-36 minggu.

Seorang wanita hamil yang memiliki Hb < 11gr% dapat disebut

penderia anemia dalam kehamilan. Pemeriksaan hemoglobin harus

menjadi pemeriksaan darah rutin selama pengawasan antenatal.

Sebaiknya pemeriksaan dilakukan setiap 3 bulan atau paling sedikit 1

kali pada pemeriksaan pertama pada triwulan pertama dan sekali lagi

pada triwulan akhir

10

2.2.2 Pengaruh Anemia terhadap Kehamilan, Persalinan dan Nifas

1) Keguguran

2) Partus prematurus

3) Partus lama karena inersia uteri

4) Perdarahan post partum karena atonia uteri

5) Syok

6) Infeksi, baik intrapartum maupun postpartum

7) Anemia yang sangat berat adalah Hb dibawah 4 gr% terjadi payah

jantung, yang bukan saja menyulitkan kehamilan dan persalinan,

bahkan bisa fatal

2.2.3 Pengaruh Anemia Terhadap Hasil Konsepsi :

Hasil konsepsi (janin, placenta, darah) membutuhkan zat besi

dalam jumlah untuk pembuatan butir-butir darah merah besar dan

pertumbuhannya, yaitu sebanyak berat besi. Jumlah ini merupakan

1/10 dari seluruh besi dalam tubuh. Terjadinya anemia dalam

kehamilan bergantung dari jumlah persediaan zat besi dalam hati,

limpa, dan sum-sum tulang. Selama masih mempunyai cukup

persediaan zat besi, Hb tidak akan turun dan bila persediaan ini habis,

Hb akan turun. Ini terjadi pada bulan ke 5-6 kehamilan, pada waktu

janin membutuhkan zat besi. Bila terjadi anemia, pengaruhnya

terhadap konsepsi ádalah :

a Kematian mudigah (Keguguran)

b IUFD

c Prematuritas

d Kematian janin waktu lahir (stillbirth)

e Dapat terjadi cacat-bawaan

Klasifikasi Anemia Dalam Kehamilan

1) Anemia defisiensi besi (62,3%)

Anemia dalam kehamilan yang paling sering dijumpai adalah

anemia akibat kekurangan besi. Kekurangan ini dapat disebabkan

11

karena kurangnya masukan unsur besi dalam makanan karena

gangguan resorpsi, gangguan penggunaan atau karena terlampau

banyaknya besi keluar dari badan, misalnya karena perdarahan.

Kebutuhan zat besi bertambah dalam kehamilan, terutama dalam

trimester terakhir. Apabila masuknya zat besi tidak ditambah,

maka akan mudah terjadi anemia defisiensi besi, lebih-lebih pada

kehamilan kembar

Pencegahan :

Didaerah-daerah dengan frekuensi kehamilan yang tinggi

sebaiknya wanita hamil diberi sulfasferosus cukup 1 tablet sehari.

Selain itu wanita dinasehatkan pula untuk makan lebih banyak

protein dan sayur –sayur yang banyak mengandung mineral dan

vitamin

2) Anemia megaloblastik (29,0%)

Biasanya berbentuk makrositik atau pernisiosa. Terjadi akibat

kekurangan asam folat, jarang sekali akibat karena kekurangan

Vitamin B12. Biasanya karena malnutrisi dan infeksi yang kronik.

Penanganan :

a. Pemberian asam folat, biasanya bersamaan dengan pemberian

Sulfas ferosus

b. Diet makanan yang bergizi (tinggi kalori dan protein)

Ditemukan pada wanita yang tidak mengkonsumsi sayuran

segar atau kandungan protein tinggi

3) Anemia hipoplastik (8,0%)

Disebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang, membentuk

sel-sel darah merah baru. Untuk diagnosis diperlukan

12

pemeriksaan-pemeriksaan darah tepi lengkap, pemeriksaan pungsi

sternal, pemeriksaan retikulosit, dan lain-lain.

Terapi dengan obat-obatan tidak memuaskan, mungkin

pengobatan yang paling baik yaitu tranfusi darah, yang perlu

sering diulang.

4) Anemia hemolitik (sel sickle) (0,7%)

Disebabkan penghancuran / pemecahan sel darah merah

yang langsung cepat dari pembuatannya. Misalnya disebabkan

karena malaria, racun ular.

Wanita dengan anemia hemolitik sukar menjadi hamil.

Apabila ia hamil maka anemianya biasanya menjadi lebih berat.

Sebaliknya mungkin pula bahwa kehamilan menyebabkan krisis

hemolitik pada wanita yang sebelumnya tidak menderita anemia.

Gejala utama adalah anemia dengan kelainan-kelainan

gambaran darah, kelelahan, kelemahan, serta gejala komplikasi

bila terjadi kelainan pada organ-organ vital.

Pengobatan bergantung pada jenis anemia hemolitik serta

penyebabnya, bila disebabkan oleh infeksi maka infeksinya

diberantas dan diberikan obat-obatan penambah darah. Namun,

pada beberapa jenis obat-obatan, hal ini memberi hasil. Maka

darah berulang dapat membantu penderita ini.

2.3 Penyakit Jantung

Kehamilan dan penyakit jantung akan saling mempengaruhi pada

individu yang bersangkutan. Kehamilan akan memberatkan penyakit

jantung. Sebaliknya, penyakit jantung akan mempengaruhi pertumbuhan

dan perkembanganjanin dalam kandungan, lain halnya pada kehamilan

dengan jantung yang normal. Tubuh dapat menyesuaikan diri terhadap

13

perubahan sistem jantung dan pembuluh darah. Jika seorang wanita hamil

mengidap penyakit jantung akan terjadi perubahan-perubahan berikut:

1. Meningkatnya volume jantung, yang dimulai sejak kehamilan 8

minggu dan mencapai puncaknya pada kehamilan 32 minggu, lain

menetap. Kondisi ini bertujuan untuk mencukupi kebutuhan tubuh

ibu dan janin yang dikandungnya.

2. Jantung dan diafragma (sekat rongga dada) terdorong ke atas karena

pembesaran rahim.

Dengan demikian. cukup jelas bahwa kehamilan dapat memperberat

penyakit jantung. Kemungkinan timbulnya payah jantung (dekompensasi

cordis) pun dapat terjadi. Keluhan-keluhan yang sering muncul adalah:

Cepat merasa lelah

Jantung berdebar-debar

Sesak napas, kadang-kadang disertai kebiruan di sekitar mulut

(sionosis)

Bengkak pada tungkai atau terasa berat pada kehamilan muda.

Klasifikasi penyakit jantung dalam kehamilan :

a) Kelas I

Tanpa pembatasan kegiatan fisik

Tanpa gejala penyakit jantung pada kegiatan biasa

b) Kelas II

Sedikit pembatasan kegiatan fisik

Saat istirahat tidak ada keluhan

Pada kegiatan fisik biasa timbul gejala isufisiensi jantung seperti:

kelelahan, jantung berdebar (palpitasi cordis), sesak nafas atau

angina pectoris

c) Kelas III

14

Banyak pembatasan dalam kegiatan fisik

Saat istirahat tidak ada keluhan

Pada aktifitas fisik ringan sudah menimbulkan gejala-gejala

insufisiensi jantung

d) Kelas IV

Tidak mampu melakukan aktivitas fisik apapun

Komplikasi :

Komplikasi pada ibu dapat terjadi : gagal jantung kongestif, edema paru,

kematian, abortus.

Komplikasi pada janin dapat terjadi : prematuritas, BBLR, hipoksia, gawat

janin, APGAR score rendah, pertumbuhan janin terhambat.

Penatalaksanaan :

Sebaiknya dilakukan dalam kerjasama dengan ahli penyakit dalam atau ahli

jantung. Secara garis besar penatalksanaan mencakup mengurangi beban

kerja jantung dengan tirah baring, menurunkan preload dengan deuretik,

meningkatkan kontraktilitas jantung dengan digitalis, dan menurunkan after

load dengan vasodilator.

Penatalaksanaan dilakukan berdasarkan klasifikasinya yaitu :

a. Kelas I :

Tidak memerlukan pengobatan tambahan

b. Kelas II :

Umumnya tidak memerlukan pengobatan tambahan, hanya harus

menghindari aktifitas yang berlebihan, terutama pada UK 28-32

minggu. Pasien dirawat bila keadaan memburuk.

Kedua kelas ini dapat meneruskan kehamilan sampai cukup bulan

dan melahirkan pervaginam, namun harus diawasi dengan ketat.

15

Pasien harus tidur malam cukup 8-10 jam, istirahat baring

minimal setengah jam setelah makan, membatasi masuknya cairan

(75 mll/jam) diet tinggi protein, rendah garam dan membatasi

kegiatan. Lakukan ANC dua minggu sekali dan seminggu sekali

setelah 36 minggu. Rawat pasien di RS sejak 1 minggun sebelum

waktu kelahiran.

c. Kelas III :

Dirawat di RS selam hamil terutama pada UK 28 minggu dapat

diberikan diuretic

d. Kelas IV :

Harus dirawat di RS. Kedua kelas ini tidak boleh hamil karena resiko

terlalu berat. Pertimbangkan abortus terapeutik pada kehamilan kurang dari

12 minggu. Jika kehamilan dipertahankan pasien harus terus berbaring

selama hamil dan nifas. Bila terjadi gagal jantung mutlak harus dirawat dan

berbaring terus sampai anak lahir. Dengan tirah baring, digitalis, dan

diuretic biasanya gejala gagal jantung akan cepat hilang.

2.4 DM

Diabetes mellitus pada kehamilan adalah intoleransi karbohidrat

ringan (toleransi glukosa terganggu) maupun berat (DM), terjadi atau

diketahui pertama kali saat kehamilan berlangsung. Definisi ini mencakup

pasien yang sudah mengidap DM (tetapi belum terdeteksi) yang baru

diketahui saat kehamilan ini dan yang benar-benar menderita DM akibat

hamil.

      Dalam kehamilan terjadi perubahan metabolisme endokrin dan

karbohidrat yang menunjang pemasokan makanan bagi janin serta

persiapan untuk menyusui. Glukosa dapat berdifusi secara tetap melalui

plasenta kepada janin sehingga kadarnya dalam darah janin hampir

menyerupai kadar darah ibu. Insulin ibu tidak dapat mencapai janin

16

sehingga kadar gula ibu yang mempengaruhi kadar pada janin.

Pengendalian kadar gula terutama dipengaruhi oleh insulin, disamping

beberapa hormon lain : estrogen, steroid dan plasenta laktogen. Akibat

lambatnya resopsi makanan maka terjadi hiperglikemi yang relatif lama dan

ini menuntut kebutuhan insulin.

Diagnosis :

Deteksi dini sangat diperlukan agar penderita DM dapat dikelola sebaik-

baiknya. Terutama dilakukan pada ibu dengan factor resiko berupa

beberapa kali keguguran, riwayat pernah melahirkan anak mati tanpa sebab,

riwayat melahirkan bayi dengan cacat bawaan, melahirkan bayi lebih dari

4000 gr, riwayat PE dan polyhidramnion.

Juga terdapat riwayat ibu : umur ibu > 30 tahun, riwayat DM dalam

keluarga, riwayat DM pada kehamilan sebelumnya, obesitas, riwayat BBL

> 4500 gr dan infeksi saluran kemih berulang selama hamil.

Klasifikasi :

Tidak tergantung insulin (TTI), Non Insulin Dependent diabetes

mellitus (NIDDN) yaitu kasus yang tidak memerlukan insulin dalam

pengendalian kadar gula darah.

Tergantung insulin (TI), Insulin dependent Diabetes Melitus yaitu

kasus yan memerlukan insulin dalam mengembalikan kadar gula

darah.

Komplikasi :

Komplikasi maternal : infeksi saluran kemih, hydramnion, hipertensi

kronik, PE, kematian ibu.

17

Komplikasi fetal : abortus spontan, kelainan congenital, insufisiensi

plasenta, makrosomia, kematian intra uterin.

Komplikasi Neonatal : prematuritas, kematian intra uterin, kematian

neonatal, trauma lahir, hipoglikemia, hipomegnesemia, hipokalsemia,

hiperbilirubinemia, syndroma gawat nafas, polisitemia.

Penatalaksanaan :

 Prinsipnya adalah mencapai sasaran normoglikemia, yaitu kadar

glukosa darah puasa < 105 mg/dl, 2 jam sesudah makan < 120 mg/dl, dan

kadar HbA1c<6%. Selain itu juga menjaga agar tidak ada episode

hipoglikemia, tidak ada ketonuria, dan pertumbuhan fetus normal. Pantau

kadar glukosa darah minimal 2 kali seminggu dan kadar Hb glikosila.

Ajarka pasien memantau gula darah sendiri di rumah dan anjurkan untuk

kontrol 2-4 minggu sekali bahkan lebih sering lagi saat mendekati

persalinan.  Obat hipoglikemik oral tidak dapat dipakai saat hamil dan

menyusui mengingat efek teratogenitas dan dikeluarkan melalui ASI,

kenaikan BB pada trimester I diusahakan sebesar 1-2,5 kg dan selanjutnya

0,5 kg /minggu, total kenaikan BB sekitar 10-12 kg.

Penatalaksanaan Obstetric :

Pantau ibu dan janin dengan mengukur TFU, mendengarkan DJJ,

dan secara khusus memakai USG dan KTG. Lakukan penilaian setiap

akhir minggu sejak usia kehamilan 36 minggu. Adanya makrosomia

pertumbuhan janin terhambat dan gawat janin merupakan indikasi SC.

Janin sehat dapat dilahirkan pada umur kehamilan cukup waktu (40-42

minggu) dengan persalinan biasa.

Ibu hamil dengan DM tidak perlu dirawat bila keadaan diabetesnya

terkendali baik, namun harus selalu diperhatikan gerak janin (normalnya

>20 kali/12 jam). Bila diperlukan terminasi kehamilan, lakukan

amniosentesis dahulu untuk memastikan kematangan janin (bila UK <38

18

minggu). Kehamilan dengan DM yang berkomplikasi harus dirawat sejak

UK 34 minggu dan baisanya memerlukan insulin.

2.5 BBLR

2.5.1 Pengertian

Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) adalah neonatus dengan berat

badan saat lahir kurang dari 2500 gr. Dahulu disebut dengan

prematur, Pada tahun 1961 (WHO) semua bayi yang baru lahir

kurang atau sama dengan 2500 gr disebut Low Birt Weightinfant

atau disebut dengan BBLR . Untuk mendapatkan keseragaman pada

kongres Eoeropean Perinatal Medicine ke II diLondon tahun 1970

disusun sebagai berikut yaitu: bayi kurang bulan adalah bayi dalam

masa kehamilan kurang dari 37 minggu.

Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah dapat dibagi menjadi 2 yaitu

:

a. Prematuritas murni

Yaitu neonatus dengan usia kehamilan kurang dari 37

minggu dan mempunyai berat badan sesuai masa

kehamilan

b. Dismaturitas

Adalah bayi dengan berat badan kurang dari berat badan

seharusnya untuk masa kehamilan, hal ini dikarenakan bayi

mengalami gangguan pertumbuhan dan merupakan bayi yang

kecil untuk masa kehamilannya.

19

2.5.2 Etiologi

BBLR dapat di sebabkan oleh beberapa faktor yaitu : faktor ibu, janin,

faktor lingkungan, faktor uterus dan placenta.

a. Faktor ibu meliputi penyakit yang di derita olah ibu misalnya

toksemia gravidarum, perdarahan antepartum, trauma fisik, dan

psikologis, nefritis akut, dan lain-lain. Usia saat hamil dari umur 16

tahun atau lebih dari 35 tahun, multigravida yang jaraknya

kehamilan terlalu dekat dan lain-lain. Keadaan sosial ekonomi,

golongan sosial ekonomi, perkawinan yang tidak syah, sebab lain

karena ibu perokok, peminum alkohol atau narkotik.

a. Faktor janin meliputi hidramnion, kehamilan ganda, kelainan

kromosom.

b. Faktor lingkungan meliputi tempat tinggal, radiasi zat-zat beracun.

c. Faktor uterus dan placenta meliputi gangguan pembuluh darah,

gangguan insersi tali pusat, kelainan bentuk placenta, pekapuran

placenta.

2.5.3 Karakteritis

1. Berat kurang dari 2.500 gram

2. Panjang badan kurang dari 45 cm

3. Lingkar dada kurang dari 30 cm.

4. Lingkar kepala kurang dari 33 cm

5. Usia kehamilan kurang dari 37 minggu

6. Kepala relatif besar, kepala tidak mampu tcgak

7. Kulit tipis, transparan, rambut lanugo banyak, lemak kulit kurang,

otot hipotonik- lemah

8. Pernafasan tidak teratur dapat terjadi gagal nafas, pernafasan

sekitar 40- 50 kali per menit.

20

9. Frekuensi nadi 100-140 kali per menit

2.5.4 Penilaian bayi untuk tanda-tanda kegawatan

a. BBL dinyatakan sakit apabila mempunyai salah satu atau beberapa

tanda berikut :

1. Sesak nafas

2. Frekuensi pernafasan 60×/ menit

3. Gerak retraksi dada

4. Malas minum

5. Panas / suhu badan bayi rendah

6. Kurang aktif

7. BBLR

b. BBL dinyatakan sakit berat apabila di temukan tanda-tanda sebagai

berikut :

1. Sulit minum

2. Sianosis sentral

3. Perut kembung

4. Periode apnoe

5. Kejang atau periode kejang-kejang kecil

6. Perdarahan

7. Sangat kuning

8. BBL < 1500 gram

2.5.5 Klasifikasi BBLR

Klasifikasi di tentukan dengan cara menimbang bayi baru lahir dan

sesuai dengan beratnya, maka bayi akan di golongkan dalam :

a. BBLR, berat lahir 1500-2500 gram

b. BBLSR, berat badan lahir <1500 gram

c. BBLER, berat lahir < 1000 gram

Kasus Fiktif

21

Data Subjektif (S)

Ibu mengatakan HPHT 18-12-2012.

Ibu mengatakan melahirkan tanggal 10-09-2012.

Ibu memeriksakan kehamilan di BPS Titiek Markarmah sebanyak 4 kali.

Ibu mengatakan selama kehamilan tidak ada riwayat penyakit jantung,

hipertensi, DM, dan lain-lain.

Ibu mengatakan persalinannya berlangsung normal.

GI PO AO.

Data Objektif (O)

Bayi lahir segera menangis.

Respon terhadap rangsangan baik.

Tanda-tanda vital :

1. Suhu                   : 36,5 OC

2. Pernapasan         : 48 x / m

3. Denyut jantung  : 130 x / m

BBL : 2.400 gram, PBL : 48 cm, AS : 8/10

Rambut tebal, hitam, wajah simetris kiri dan kanan, sutura menyatu saling

berhubungan, tidak ada caput.

Mata simetris kiri dan kanan, conjungtiva merah muda, sklera tidak

ikterus.

Telinga simetris kiri dan kanan, tidak ada sekret.

Fontonella anterior (mayor) dan fontanella posterior (minor) belum

menutup.

Bibir tidak pucat, refleks isap kurang baik, palatum terbentuk dengan baik.

Tonus otot leher baik, tidak ada benjolan dan nyeri tekan.

Dada simetris kiri dan kanan, puting susu terbentuk, lingkar dada 31 cm

(Normal 30 – 38 cm).

Lila : 10 cm (Normal 10 – 11 cm).

22

Jari-jari lengkap.

Tali pusat masih basah.

Lingkar perut 29 cm.

Kulit kemerah-merahan, terdapat verniks dan lanugo.

Tidak ada cekungan dan benjolan pada punggung.

Labia mayor dan labia minor terbentuk.

Anus terbentuk.

Tungkai dan kaki simetris kiri dan kanan, pergerakan aktif, jumlah jari

kaki lengkap.

Assesment (A)

Bayi Ny.A dengan BBLR usia 1 hari

Planning (P)

Membersihkan jalan napas. Tidak terdapat lendir pada hidung.

Merawat tali pusat. Tali pusat bersih tidak ada tanda-tanda infeksi.

Memasang pakaian bayi dan membungkus bayi dengan kain yang kering.

Bayi terbungkus dan memakai pakaian dengan rapi.

Mengganti pakaian / popok bayi setiap kali basah. Bayi memakai pakaian /

popok yang kering bersih.

Memonitor tanda-tanda vital

Menimbang berat badan bayi setiap hari. Berat badan bayi bertambah.

Mengobservasi tanda-tanda infeksi. Tidak ada tanda-tanda infeksi.

Menginjeksi Vit-K 0,5 mg / im. Tidak terjadi perdarahan otak.

BAB III

PENUTUP

23

3.1 Kesimpulan

Penyakit yang diderita ibu selama kehamilan lain :

1). Hipertensi Dalam Kehamilan

a. Hipertensi esensial : Hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya dan

ini termasuk juga hipertensi ringan.

b. Hipertensi Karena Kehamilan : Hipertensi yang disebabkan atau

muncul selama kahamilan

c. Preeklampsia : Bila ditemukannya hipertensi yang ditambah dengan

proteinuria dan oedema

d. Eklampsia : Didiagnosa jika kejang yang timbul dari hipertensi yang

diinduksi dengan kehamilan atau hipertensi yang diperberat dengan

kehamilan.

2). Anemia Dalam Kehamilan

suatu keadaan yang menggambarkan kadar hemoglobin atau jumlah

eritrosit dalam darah kurang dari nilai standar (normal).

Ukuran haemoglobin normal :

a. Laki-laki sehat mempunyai Hb: 14 gram – 18 gram

b. Wanita sehat mempunyai Hb: 12 gram – 16 gram

Tingkat pada anemia :

a. Kadar Hb 8 gram – 10 gram disebut anemia ringan

b. Kadar Hb 5 gram – 8 gram disebut anemia sedang

c. Kadar Hb kurang dari 5 gram disebut anemia berat

Klasifikasi Anemia Dalam Kehamilan

a. Anemia defisiensi besi (62,3%) : anemia akibat kekurangan besi

b. Anemia megaloblastik (29,0%) : Terjadi akibat kekurangan asam

folat

24

c. Anemia hipoplastik (8,0%) : Disebabkan oleh hipofungsi

sumsum tulang, membentuk sel-sel darah merah baru

d. Anemia hemolitik (sel sickle) (0,7%) : Disebabkan penghancuran /

pemecahan sel darah merah yang langsung cepat dari

pembuatannya.

3.2 Saran

Adapun saran yang diajukan dalam makalah ini, yaitu:

a. Dalam mempelajari asuhan neonatus, seorang calon bidan diharapkan

mengetahui penyakit yang diderita ibu selama kehamilan sehingga

mampu memberikan asuhan neonatus dengan baik dan sesuai dengan

kewenangan profesi.

b. Kepada pembaca, jika menggunakan makalah ini sebagai acuan dalam

pembuatan makalah atau karya tulis yang berkaitan dengan judul

makalah ini, diharapkan kekurangan yang ada pada makalah ini dapat

diperbaharui dengan lebih baik

Soal PG

1. Apa yang dimaksud dengan hipertensi esensial . . .

a. hipertensi yang disebabkan atau muncul selama kahamilan

25

b. hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya dan ini termasuk juga

hipertensi ringan.

c. bila ditemukannya hipertensi yang ditambah dengan proteinuria dan

oedema

d. didiagnosa jika kejang yang timbul dari hipertensi yang diinduksi

dengan kehamilan atau hipertensi yang diperberat dengan kehamilan.

e. tanda yang penting pada preeklampsia

Jawab : B

2. Kenaikan tekanan diastolik 15 mmhg atau > 90 mmhg dalam pengukuran

berjarak 1 jam atau tekanan diastolik sampai 110 mmhg adalah cirri dari . .

.

a. Preeklampsia

b. hipertensi esensial

c. Eklampsia

d. Hipertensi Karena Kehamilan

e. Salah semua

Jawab : D

3. Dibawah ini yang bukan merupakan aspek klinik dari preeklamsia adalah .

. .

a. Nyeri sendi

b. Nyeri epigastrium

c. Gangguan penglihatan

d. Kenaikan Berat Badan

e. Proteinuria

Jawab : A

26

4. Apa yang dimaksud dimaksud dengan HELLP (haemolysis elevated liver

enzymes and low platelet) . . .

a. kegagalan penanganan konservatif

b. Adanya gawat janin atau IUGR

c. Sikap obstetrik

d. nyeri epigastrium dan hiperrefleksia

e. Syok

Jawab : A

5. Bagaimana cara penanganan kejang pada eklampsia . . .

a. Pemberian asam folat

b. Diet makanan yang bergizi

c. diberi sulfasferosus cukup 1 tablet sehari

d. pemberian oksitosin

e. Beri obat antikonvulsan

Jawab : E

27