26
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Alat dan Bahan yang digunakan 5.1.1. Alat Berikut ini peralatan yang digunakan untuk identifikasi bakteri dengan metode konvensional terdapat pada Tabel 2. Tabel 2. Peralatan yang Digunakan Pada Persiapan dan Pemeriksaan di Laboratorium Bakteriologi 1 Autoclave basah 12 Mikroskop trinokuler 2 Autoclave kering 13 Nampan bedah 3 Botol semprot 14 Object glass 4 Cawan petri 15 Peralatan bedah (diseting set) 5 Cover glass 16 Peralatan gelas meliputi Gelas ukur, Erlenmmayer, Beaker Glass. 6 Inkubator 17 Pipet tetes 7 Jarum ose 18 Rak tabung reaksi 8 Hot plate and stirer magnetic 19 Timbangan digital 9 Laminar air flow 20 Oven

5_Hasil Dan Pembahasan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

metodelogi riset

Citation preview

Page 1: 5_Hasil Dan Pembahasan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Alat dan Bahan yang digunakan

5.1.1. Alat

Berikut ini peralatan yang digunakan untuk identifikasi bakteri dengan

metode konvensional terdapat pada Tabel 2.

Tabel 2. Peralatan yang Digunakan Pada Persiapan dan Pemeriksaan di Laboratorium Bakteriologi

1 Autoclave basah 12 Mikroskop trinokuler

2 Autoclave kering 13 Nampan bedah

3 Botol semprot 14 Object glass

4 Cawan petri 15 Peralatan bedah (diseting set)

5 Cover glass 16 Peralatan gelas meliputi Gelas

ukur, Erlenmmayer, Beaker Glass.

6 Inkubator 17 Pipet tetes

7 Jarum ose 18 Rak tabung reaksi

8 Hot plate and stirer magnetic 19 Timbangan digital

9 Laminar air flow (safety cabinet) 20 Oven

10 Lampu bunsen 21 Peralatan cuci

11 Lemari pendingin

Sumber: Data Primer (2013)

Peralatan yang digunakan untuk pemeriksaan harus steril, maka

dilakukan proses sterilisasi baik basah maupun sterilisasi kering. Alat yang harus

disterilisasi antara lain: cawan petri, tabung reaksi, erlenmeyer.

Page 2: 5_Hasil Dan Pembahasan

46

Proses sterilisasi alat.

1. Mencuci alat hingga bersih dan kering.

2. Menutup mulut tabung reaksi menggunakan kapas kemudian

membungkus cawan petri,tabung reaksi, dan erlenmayer dengan kertas.

3. Memasukkan peralatan dalam autoclave untuk sterilisasi basah. Sebelum

mengaktifkan autoclave, periksa dulu air dalam autoclave tersebut.

4. Jika air yang digunakan tidak ada atau kurang maka ditambahkan dengan

memutar tombol pengeluaran air.

5. Menyalakan autoclave dan mengatur suhu pada 121OC dan tekanan 1

atm selama 15 menit.

6. Setelah autoclave mati maka masukkan peralatan tersebut dalam oven

yang sudah dalam keadaan menyala untuk sterilisasi kering, sterilisasi

kering pada suhu 100 OC selama 30 menit.

5.1.2. Bahan

Berikut ini bahan yang digunakan untuk identifikasi bakteri dengan

metode konvensional terdapat pada Tabel 3.

1 Akuades 15 Medium Malonate

2 Alumunium foil 16 Medium Nutrient Agar

3 Etanol 70% 17 Medium OF

4 Kapas 18 Medium Triple Suger Iron Agar

(TSIA)

5 Kertas label 19 Medium TSA

6 Kertas oksidase 20 Medium Simmons Citrate Agar

7 Larutan H2O2 3% (Hidrogen 21 Paraffin oil steril

Page 3: 5_Hasil Dan Pembahasan

47

Peroksida)

8 Larutan KOH 3% (Kalium

Hidroksida)

22 Medium Gula-gula

9 Medium Arginin Dehychrolysin 23 Reagen Kovacs

10 Medium Christensen’s urea 24 Reagen pewarnaan Gram

11 Medium Bila Aesculin Agar (BAA) 25 Reagen oksidase

12 Medium Lysin Iron Agar (LIA) 26 O/129 disc test

13 Medium motility Indol Ornithin

(MIO)

27 Novobicin disc test

14 Medium MRVP

Sumber: Data Primer

Bahan diatas digunakan untuk mendeteksi jenis bakteri yang terdapat

pada contoh uji yang terindikasi terserang penyakit jenis bakteri. Semua bahan

yang berupa medium rata-rata masih berbentuk padatan jadi harus dibuat dalam

bentuk larutan dan akan membentuk non-agar, semi agar, dan agar. Semua

proses tersebut dilakukan pada ruangan bahan.

5.2. Prosedur Pemeriksaan Contoh uji

Alur proses yang terdapat pada Laboratorium Bakteriologi di BKIPM

Kelas I Surabaya II.

Contoh Uji

Sterilkan Contoh uji dengan Iodine 2%

Isolasi bakteri dari organ target (Ginjal, Hati, Limpa, Ingsang, dan atau

Luka) pada plate TSA

Inkubasi pada suhu 27-30OC selama 24 jam

Page 4: 5_Hasil Dan Pembahasan

48

Murnikan plate TSA dan Media TSIA

Inkubasi pada suhu ruang 27-30OC selama 24 jam

Pewarnaan Gram morfologi sel bakteri

Uji biokimia

Identifikasi

Pada skema diatas contoh uji setelah di sterilkan dengan iodine maka dilakukan

isolasi dari organ target pada plate TSA. Lalu diinkubasi selama 24 jam. Pada

waktu isolasi keadaan harus steril agar bakteri dapat tumbuh sesuai habitatnya.

Orang yang melakukan isolasi harus bermain bakteri di belakang api akar tidak

kontam lingkungan sekitanya. Melakukan isolasi dilakukan pada Laminar Air flow

(safety cabinet). Sebelum melakukan isolasi Laminar air flow harus dilakukan

steril tempat kerja. Pada Laboratorium di BKIPM Kelas I Surabaya II Laminar Air

flow (safety cabinet) sudah dilengkapi dengan sinar UV yang mampu membunuh

pathogen agar tidak menkontaminasi hasil pemneriksaan laboratorium. Cara

penggunaan laminary air flow sebagai berikut:

1. Pertama tutup tempat kerja dengan penutup Laminar Air flow.

2. Lalu tombol sinar UV dinyalakan.

3. Secara otomatis bila tempat kerja sudah steril maka akan mati sendiri

sinar UV yang memancar.

4. Setelah itu penutup tempat kerja dilepas dan nyalakan tombol sirkulasi

udara yang ada dalam Laminar Air Flow, secara otomatis akan mati

dengan sendirinya dan lapu pada meja kerja akan menyala. Dan isolasi

dapat dilakukan.

Page 5: 5_Hasil Dan Pembahasan

49

Prosedur tersebut selalu dilakukan sebelum melakukan kerja pada meja

kerja. Agar meja kerja beserta lingkungan disekitarnya dalam keadaan steril.

Isolasi dilakukan pada plate TSA. Alat dan bahanyang digunakan pada

meja kerja yaitu jarum ose, Bunsen, Iodine 2 %, plate TSA, contoh uji. Adapun

gambar isolasi pada plate terdapat pada Gambar 17.

Gambar 17. Isolasi pada plate TSA.Sumber: Data Primer

Isolasi dilakukan juga teknik menggores yang baik dan benar. Adapun

gambar menggores terdapat pada Gambar 18.

Gambar 18. Teknik menggores

Sumber: http://www.microbelibrary.org

Setelah 24 jam, dilakukan pemurnian pada plate TSA dan TSIA pada tabung

miring. Koloni pemurnian yang diambil adalah koloni yang dominan yang paling

jauh dari goresan. Secara abstrak itu adalah koloni yang diduga HPI/HPIK.

Page 6: 5_Hasil Dan Pembahasan

50

Adapun gambar pemurnian koloni diduga HPI/HPIK pada media TSIA terdapat

pada Gambar 19.

Gambar 19. Pemurnian pada TSIA

Setelah pemurnian dan diinkubasi selama 24 jam, dilakukan pengamatan

morfologi koloni bakteri secara makroskopis. Pengamatan morfologi koloni ini

bertujuan untuk mengetahui karakteristik koloni bakteri yang terdapat pada hasil

pemurnian. Pengamatan meliputi warna, bentuk tepi, elevasi dan struktur dari

koloni yang tumbuh. Dari hasil pengamatan maka didapat hasil pada Tabel 4

berikut:

Tabel 4. Hasil morfologi Aeromonas hydrophila.Morfologi Warna Krem

Bentuk Tepi Rata

Elevasi Cembung

Struktur dalam Transparan

Sumber: Data Primer

Setelah melakukan pengamatan warna, bentuk dan struktur dari koloni

terduga HPI/HPIK dilakukan uji pewarnaan Gram bakteri dengan reagen Kristal

Violet, reagen Iodine 5%, reagen 95% ethyl Alkohol, dan reagen Safranin.

Adapun hasil yang diperoleh pada pewarnaan Gram pada Tabel 5.

Tabel 5. Hasil dari beberapa Reagen.Pewarnaan Gram

Bentuk Batang

Page 7: 5_Hasil Dan Pembahasan

51

warna Merah/-Sumber: Data Primer

Adapun gambar pewarnaan Gram setelah dilihat pada mikroskop

trinokular terdapat pada Gambar 20. Hasil pewarnaan Gram Aeromonas

hydropila adalah Gram negatif.

Gambar 20. Bakteri Aeromonas hydrophila dalam mikroskopSumber: Data Primer (2013)

Hal ini sesuai dengan pernyataan Waluyo (2008) dalam Nurhaidi (2013)

bahwa Perbedaan hasil dalam pewarnaan tersebut disebabkan perbedaan

struktur dinding sel dan komposisi dinding sel dari kedua kelompok bakteri

tersebut, karena kemampuannya membedakan suatu kelompok bakteri tertentu

dengan kelompok lainnya. Dan sesuai dengan tahapan pewarnaan Gram secara

manual.

Selain dengan pewarnaan Gram, uji Gram dapat dilakukan dengan

menggunakan reagen KOH 3% dengan cara :

- meneteskan KOH 3% di atas object glass

- mengambil sedikit koloni kemudian dihomogenkan dengan cara mengaduk

menggunakan jarum ose

- Apabila larutan menjadi kental maka bakteri yang diduga termasuk dalam

Gram negatif dan apabila tidak kental maka bakteri yang diduga temasuk

dalam Gram positif.

Page 8: 5_Hasil Dan Pembahasan

52

Selain dilakukan pewarnaan Gram juga dilakukan uji biokimia. Jenis – jenis uji

biokimia yang dilakukan yaitu: uji katalase , uji oksidase, uji TSIA, uji Oksidastif-

Fermentatif (OF), uji gula-gula/ fermentasi karbohidrat, uji nitrat, uji gelatinase, uji

MRVP, uji malonate, uji motilitas, uji indol, uji delkarboksilase ornithin, uji

dehydrolisi arginin, uji deaminase fenilalanin, uji hydrolisis aesculin, uji urease, uji

sitrat, uji dekarboksilase lysin, serta uji sensitivitas terhadap Novobiocin dan

O/129. Seluruh pengerjaan mikrobiologi begitu pula sebelum dan sesudah isolasi

dilakukan pembakaran mulut tabung dilakukan di balik nyala api bunsen,

tujuannya agar memperkecil kontaminasi. Isolasi menggunakan jarum ose yang

ditusuk pada media solid dan semi solid, sedangakan dicelup pada media cair.

Pada TSIA dan LIA dilakukan dengan cara gores tusuk.

A. Uji katalase

Uji katalase dengan menggunakan larutan H2O2 3%. Caranya

dengan mengambil sedikit koloni yang ada pada plate pemurnian lalu

tetesi dengan larutan H2O2 3% tunggu 10-30 detik. Bila ada gelembung

maka + katalase, bila tidak ada gelembung maka – katalase. Pada

pengujian contoh uji ini didapat hasil bahwa contoh uji tersebut positif(+)

terbukti dengan adanya gelembung.

Hal ini sesuai dengan peryataan Fardiaz (1992) dalam Nurhaidin

(2013) bahwa Katalase merupakan salah satu enzim yang digunakan

mikroorganisme untuk menguraikan hidrogen peroksida, enzim lainnya yang

dapat menguraikan hidrogen peroksida adalah peroksidase. Pada penguraian

hidrogen peroksida oleh peroksidase tidak dihasilkan gas atau gelembung

oksigen. Penentuan adanya katalase diuji dengan larutan 3% H2O2 pada koloni

Page 9: 5_Hasil Dan Pembahasan

53

terpisah. Pada bakteri yang bersifat katalase-positif terlihat pembentukan

gelembung udara sekitar koloni.

B. Uji oksidase

Uji oksidase dengan menggunkana kertas oksidase yang telah dicampur

dengan larutan tetra metal diamin. Masukkan kertas dalam plate TSA dan tunggu

10-30 menit. Lalu hasil dapat dilihat. Bila warna kertas ungu maka + oksidase,

bila kertas tidak ada perubahan maka – oksidase. Pada pengujian contoh uji ini

didapat hasil bahwa posifif (+) oksidase yang ditandai dengan warna kertas

berubah menjadi ungu.

Hal ini sesuai dengan pernyataan Lay (1994) dalam Nurhaidin (2013)

bahwa uji ini akan memberikan hasil uji positif yang ditunjukkan dengan

perubahan warna koloni bakteri menjadi hitam dalam waktu 30 menit setelah

penambahan reagen uji. Perubahan warna ini disebabkan sitokrom oksidase

mengoksidasikan larytan reagen. Pada mikroorganisme anaerobik obligat akan

memberikan hasil uji negatif yang ditandai dengan tidak terjadi peruabahan

warna.

C. Uji TSIA

Uji TSIA dilakukan dengan menganmbil koloni dari plate pemurnian lalu

tusuk gores atau gores tusuk. Lalu dinikubasi dalam suhu ruang selama 24 jam.

Lalu dilakukan pengamatan maka didapat hasil Alkaline/Acid (K/A) yang artinya

pada bagian atas atau yang bagian yang miring tabung ditandai dengan warna

merah tua yang bersifat basa sedangkan pada bagian dasar tabung berwarna

kuning yang bersifat asam pada dasar tersebut. Dalam TSIA juga dapat diamati

bagian dasar tabung yang berubah warna atau tidak, ini menunjukkan adanya

kandungan H2S ada atau tidak dalam koloni terduga bakteri tersebut. Pada

Page 10: 5_Hasil Dan Pembahasan

54

contoh uji diatas didapatkan hasil pada bagian dasar tabung tidak ada perubahan

warna maka pada koloni terduga tidak mengandung H2S. Hal ini sesuai dengan

pendapat Lay (1994) dalam Nurhaidin (2013) menyatakan bahwa dalam hal ini

dapat digunakan media TSIA (Triple Sugar Iron Agar). Pada media ini H2S akan

bereaksi dengan Fe menjadi FeS yang berwarna hitam. Jika medium yang

digunakan adalah lead asetat agar maka H2S bereaksi dengan Pb menjadi PbS

yang berwarna hitam.

D. Uji Oksidatif-Fermentatif (OF)

Uji OF dilakukan dengan mengambil koloni dari plate pemurnian lalu

gores. Lalu dinikubasi dalam suhu ruang selama 24 jam. Adapun gambar OF

yang positif terdapat pada Gambar 21.

Gambar 21. OF setelah inkubasi 24 jam.

Sumber: Data Primer (2013)

Pada pengujian ini didapat hasil bahwa fermentative posifif (+) yang

ditandai dengan contoh uji berwarna kuning baik yang ditutup paraffin maupun

yang tidak ditutup paraffin.

E. Uji gula-gula

Uji gula-gula dilakukan untuk mengidentifikasi bakteri uang mampu

memerfentasi karbohidrat. Pada uji biasanya digunakan media gula (glukosa,

Page 11: 5_Hasil Dan Pembahasan

55

laktosa, sukrosa, manitol, inositol, arabinosa, dan lain-lain). Lalu dilakukan

pengamatan warna. Apabila terjadi perubahan warna kuning berarti koloni bakteri

terduga dapat melakukan fermentasi glukosa. Berikut ini hasil uji gula-gula

terdapat pada Tabel 6.

Tabel 6. Hasi uji gula-gulaUji Gula Hasil Uji Gula Hasil

Glukosa + Rhamnosa -

Laktosa - Xylosa -

Sukrosa + Raffinosa -

Maltosa + Adonitol Tidak dikerjakan

Manitol + Dulcitol -

Arabinosa + Trehalosa +

Inositol - Salicin +

Sorbitol -

Sumber: Data Primer

Hal ini sesuai dengan pendapat Lay (1994) dalam Nurhaidin (2013)

menyatakan bahwa karbohidrat yang sering dipakai adalah glukosa, sukrosa,

laktosa, manitol dan maltosa. Pada uji ini gula-gula hanya terjadi perubahan

warna pada media glukosa yang berubah menjadi kuning, artinya bakteri ini

menbentuk asam dari fermentasi glukosa. Jika tidak terjadi perubahan maka

tidak mampu membentuk fermentasi glukosa.

F. Uji nitrate reduction

Pada pengujian nitrat(cairan berwarna bening) dilakukan dengan

meneteskan reagen A dan reagen B sulfani acid @5 tetes, maka akan diperoleh

hasil perubahan warna menjadi merah atau positif (+).

Page 12: 5_Hasil Dan Pembahasan

56

Hal ini sesuai dengan pendapat Lay (1994) dalam Nurhaidin (2013)

menyatakan bahwa kemampuan mereduksi nitrat dapat digunakan sebagai ciri

dalam identifikasi bakteri. Keberadaan nitrit dalam media dapat diuji dengan

penambahan asam sulfanilat dan α-naftilamin yang akan bereaksi dengan nitrit

yang ditunjukkan dengan perubahan warna media menjadi merah atau merah

muda.

G. Uji Gelatinase

Pengujian gelatin dilakukan pengamatan setelah disimpan selama 24-48

jam setelah penanaman. Pada saat pengujian disimpan dalam lemari es selama

10 menit pada suhu 5OC. setelah itu dapat dilihat hasilnya. Pada koloni terduga

Aeromonas hydrophila diperoleh hasil tabung tetap cair atau positif (+).

Hal ini sesuai dengan pernyataan Gupte (1990) dalam Nurhaidin (2013)

menyatakan bahwa uji gelatin di laboratorium digunakan dengan cara

menusukkan mikroorganisme yang diuji ke dalam media semi padat yang

mengandung kaldu nutrien dan gelatin. Media ini diinkubasi dan diamati

kemampuan mikroorganisme mencairkan gelatin. Gelatin yang telah dicerna

oleh mikroba tidak dapat membentuk gel dan akan berwujud cair.

H. Uji MRVP

Pengujian MR dilakukan untuk mengetahui pH koloni bakteri terduga

Aeromonas hydrophila dan diperoleh hasil adanya warna merah pada MR yang

berarti uji MR positif (+).

Sedangkan pengujian Voges-Proskauer dilakukan menggunkan dua jenis

reagen. Reagen pertama dengan VP1 Naphitol 5% dan VP2 KOH 40% dengan

perbandingan 0,5 : 0,25 atau dengan kata lain VP2 setengah dari VP1. Lalu

Page 13: 5_Hasil Dan Pembahasan

57

digoyang perlahan tabung tersebut. Maka akan diperoleh hasil warna merah

yang berarti uji VP tersebut positif (+). Adapun hasil MRVP terdapat pada

Gambar 22.

Gambar 22. Hasil uji MRVPSumber: Data Primer`(2013)

Hal ini seseuai dengan pendapat Waluyo (2008) dalam Nurhaidin (2013)

Uji methyl red (MR) dilakukan untuk mengetahui apakah bakteri dapat

membentuk asam campuran dan asam yang sedemikian banyaknya sehingga

dapat mengubah indikator metil merah menjadi merah. Pada pengujian dengan

reagen Kovacs, terbentuknya indol ditandai dengan terbentuknya warna merah

pada lapisan larutan reagen.

Uji Voges-Proskauer digunakan untuk membedakan antara organisme yang

menghasilkan asam dalam jumlah yang besar dan yang menghasilkan nonasidik

atau produk netral seperti asetilmetilkarbinol (asetoin) dari hasil metabolisme

glukosa. Produk netral ini membuat bakteri dapat memfermentasi karbohidrat

dalam jumlah yang besar. Adanya kandungan asetoin yang diproduksi dalam

larutan ditandai dengan perubahan warna larutan dari kuning menjadi merah

muda hingga merah tua.

Page 14: 5_Hasil Dan Pembahasan

58

I. Uji Malonate

Pengujian malonate (hijau cair) bertujuan untuk mengetahi pH koloni

terduga Aeromonas hydrophila. Maka dapat diperoleh hasil positif (+). Adapun

gambar malonate positif terdapat pada Gambar 23.

Gambar 23. Hasil uji malonateSumber: Data Primer (2013)

J. Uji Arginine Dehydrolase

Pengujian arginin (ungu cair) untuk mengidentifikasi adanya proses

pembentukan amoniak (NH3) dalam koloni terduga Aeromonas hydrophila maka

diperoleh hasil adanya perubahan warna menjadi merah atai positif (+).

Hal ini sesuai dengan pendapat Akhdiya (2003) dalam Nurhaidin (2013)

menyatakan bahwa uji protease bertujuan untuk mengidentifikasi mikroba yang

dapat menghasilkan enzim protease atau mikroba yang dapat menghidrolisis

protein menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana seperti peptida-peptida

kecil dan dari peptida-peptida kecil menjadi asam amino.

Page 15: 5_Hasil Dan Pembahasan

59

K. Uji MIO

Pengujian Motility Indol Ornithine (MIO) dapat juga untuk menguji pH

dalam koloni terduga Aeromonas hydrophila. Pengujian Motil dapat dilihat pada

bekas tusukan jarum ose apakah tusukan tersebut melebar atau tidak. Dan pada

contoh uji terduga tersebut diperoleh hasil positif (+).

Sedangkan pada uji idol bertujuan untuk menentukan kemampuan bakteri

dalam memecah asam amino triptofan, dilakukan uji dengan meneteskan reagen

Kovacs sebanyak 4-5 tetes ke dalam tabung tunggu beberapa menit makan akan

muncul cincin merah melingkar pada tabung tersebut bila positif indol, dan

apabila tidak terjadi perubahan maka tidak terdapat indol. Pada hasil contoh uji

yang terduga Aeromonas hydrophila terdapat ciicin merah melingkar pada

permukaan tabung sehingga dapat diperoleh hasil positif (+). Adapun gambar

hasil indol terdapat pada Gambar 24.

Gambar 24. Hasil tes indol.Sumber: Data Primer (2013)

Sedangkan untuk mengetahui Ornithin dapat dilakukan pengamatan

perubahan warna pada tabung. Apabila warna tabung yang semula berwarna

perak ungu berubah menjadi ungu tua maka positif (+) ornithin. Sedangkan bila

terjadi perubahan warna kuning maka negatif (-) ornithin. Pada hasil koloni yang

terduga Aeromonas hydrophila diperoleh hasil positif (+) ornithin.

Page 16: 5_Hasil Dan Pembahasan

60

Hal ini sesuai dengan Volk (1988) menyatkan bahwa kemampuan suatu

organisme untuk bergerak sendiri disebut motilitas. Hampir semua sel bakteri

spiral dan sebagian dari sel bakteri basil bersifat motil, sedangkan bakteri yang

berbentuk kokus bersifat immotil. Sifat ini diakibatkan oleh adanya alat motor

cambuk yang disebut flagela sehingga sel bakteri dapat berenang di dalam

lingkungan air.

L. Uji Phenylalanine Deaminase

Pada pengujian Phenilalanine Deaminase dilakukan dengan reagen

FeCl3 10% ditetesi sebanyak 4-5- tetes lalu ditunggu 1-5 menit setelah itu akan

diperoleh hasil. Apabila ada perubahan warna dari putih tulang menjadi hijau

maka contoh uji tersebut positif (+). Pada contoh uji yang terduga Aeromonas

hydrophila dapat diperoleh hasil positif (+), yaitu dengan adanya perubahan

warna pada tabung tersebut.

Hal ini sesuai dengan pendapat Akhdiya (2003) dalam Nurhaidin

(2013)menyatakan bahwa uji protease bertujuan untuk mengidentifikasi mikroba

yang dapat menghasilkan enzim protease atau mikroba yang dapat

menghidrolisis protein menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana seperti

peptida-peptida kecil dan dari peptida-peptida kecil menjadi asam amino

M. Uji Christensen’s urease

Pengujian contoh uji menggunakan Christensen’s urease dan dapat

dilakukan pengamatan perubahan warna yang awalnya menjadi merah muda

berarti contoh uji tersebut positif (+) mengandung urea. Sedangakan bila

perubahan warna menjadi kuning maka contoh uji tersebut negatif (-). Pada

koloni yang terduga Aeromonas hydrophila diperoleh hasil positif (+)

mengandung urea.

Page 17: 5_Hasil Dan Pembahasan

61

Hal ini sesuai pendapat Hadioetomo (1985) dalam Nurhaidin (2013)

menyatakan bahwa uji urease atau uji hidrolisis urea digunakan untuk

mengidentifikasi kelompok. Medium yang digunakan dalam uji ini adalah kaldu

urea yang merupakan larutan ekstrak khamir dan urea yang diberi larutan

penyangga. Medium tersebut juga mengandung merah fenol sebagai indikator

pH. Bila mikroba yang diidentifikasi menghasilkan urease, maka amonia yang

dilepaskan ke dalam medium akan menaikan pH. Bila pH menjadi makin tinggi

maka merah fenol akan berubah warna dari kuning menjadi merah keunguan.

N. Uji Simmons citrate

Pengujian menggunkan Simmons citrate. Pada contoh uji yang diduga

Aeromonas hydrophila terjadi perubahan warna yang tadinya hijau berubah

menjadi warna biru. Yang artinya positif (+) Simmons citrate. Adapun hasil uji

Simmons citrate terdapat pada Gambar 26.

Gambar 26. Hasil uji Simmons citrateSumber: Data Primer (2013)

Hal ini sesuai dengan pendapat Gupte (1990) dalam Nurhaidin (2013)

menyatakan bahwa penanaman dalam medium Simmon’s citrate agar (SCA)

dimaksudkan untuk mengetahui apakah senyawa sitrat dapat dipakai sebagai

satu-satunya sumber karbon bagi mikorganisme. Dalam medium ini digunakan

Page 18: 5_Hasil Dan Pembahasan

62

trinatrium sitrat sebagai sumber karbon. Bila trinatrium sitrat ini dapat diuraikan

maka amonium dihidrogenfosfat turut teruraikan dan akan melepaskan NH4+

sehingga menyebabkan medium menjadi alkalis, dan indikator brom timol biru

berubah dari hijau menjadi biru.

O. Uji Lysine Decarboxylase

Uji LIA dilakukan dengan mengambil koloni dari plate pemurnian lalu

tusuk gores atau gores tusuk. Lalu dinikubasi dalam suhu ruang selama 24 jam.

Setelah itu terjadi perubahan warna dari warna ungu menjadi kuning maka koloni

terduga tersebut negatif (-) mengandung lisin. Hasil koloni yang diduga

Aeromonas hydrophila diperoleh hasil tidak terjadi perubahan atau positif (+).

P. Uji Aesculine Hydrolisis

Uji Aesculine Hydrolisis dilakukan dengan mengambil koloni dari plate

pemurnian lalu gores pada permukaan. Lalu dinikubasi dalam suhu ruang selama

24 jam. Setelah itu terjadi perubahan warna dari putih tulang menjadi koclat

menuju hitam maka koloni terduga tersebut positif (+). Hasil koloni terduga

Aeromonas hydrophila diperoleh hasil positif (+).

Q. Uji Sensitivitas Novobiocin dan O/129

Pengujuan sensivitas menggunkan O/129 disc, bentuknya keping

lingkaran kecil yang diletakkan dalam cawan yang berisi bakteri pemurnian lalu

diinkubasi selama 24 jam. Setelah itu dilihat hasilnya. Pengamatan dilakukan

dibawah lampu. Apabila pada cawan ada bayangan pudar disekitar kepingan

(disc) berdiameter >4 cm maka bakteri terduga sensitive, tetapi kalau ada

bayangan hanya pudar disekitar kepingan (disc) berdiameter <1 cm maka bakteri

Page 19: 5_Hasil Dan Pembahasan

63

tersebut resistan. Pada hasil pengamatan bakteri yang diduga Aeromonas

hydrophila diperoleh hasil resistan terhadap O/129 dan Novobiocin.

Setelah rangkaian pengujian, maka akan didapat hasil yang akan

disesuaikan dengan buku petunjuk Identifikasi bakteriologi yang digunakan buku

panduan oleh BKIPM Kelas I Surabaya II yaitu Biochemical Tests for

Identification of Medical Bakteri karya Jean F. Mac Faddin (1980). Proses ini

merupakan proses terumit, hal ini karena proses ini memerlukan ketelitian yang

tepat untuk mengidentifikasi suatu bakteri. Selain itu juga memerlukan panduan

identifikasi yang sudah dimiliki standar yang sudah diakui dalam bakteriologi.